bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2011-2-00759-mc...

26
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Definisi Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis yang artinya bersama. Komunikator berusaha untuk mencari kebersamaan dengan si penerima pesan. Menurut Ivancevich, et. al., (2007) yang dikutip oleh Sunyoto dan Burhanudin dalam bukunya yang berjudul Perilaku Organisasional (2011, h70) “Komunikasi dapat didefenisikan sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol- simbol bersama dari satu orang atau kelompok pihak lain, simbol-simbol tersebut dapat verbal maupun non verbal”. Menurut Djoko Purwanto dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Bisnis (2006, h35), “Komunikasi adalah perekat yang memungkinkan kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama melakukan fungsinya dengan baik”. Menurut Greenberg dan Baron (2003) dalam Sunyoto dan Burhanudin (2011. h70), “Komunikasi adalah proses di mana individu, kelompok/group atau organisasi mengirimkan berbagai bentuk informasi atau pesan kepada orang lain, kelompok atau organisasi”. Berdasarkan definisi ini maka baik individu, kelompok atau organisasi dapat bertindak sebagai pengirim/sender maupun sebagai penerima/receiver.

Upload: vandieu

Post on 07-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Definisi Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis yang

artinya bersama. Komunikator berusaha untuk mencari kebersamaan

dengan si penerima pesan. Menurut Ivancevich, et. al., (2007) yang

dikutip oleh Sunyoto dan Burhanudin dalam bukunya yang berjudul

Perilaku Organisasional (2011, h70) “Komunikasi dapat didefenisikan

sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-

simbol bersama dari satu orang atau kelompok pihak lain, simbol-simbol

tersebut dapat verbal maupun non verbal”.

Menurut Djoko Purwanto dalam bukunya yang berjudul

Komunikasi Bisnis (2006, h35), “Komunikasi adalah perekat yang

memungkinkan kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama

melakukan fungsinya dengan baik”.

Menurut Greenberg dan Baron (2003) dalam Sunyoto dan

Burhanudin (2011. h70), “Komunikasi adalah proses di mana individu,

kelompok/group atau organisasi mengirimkan berbagai bentuk informasi

atau pesan kepada orang lain, kelompok atau organisasi”. Berdasarkan

definisi ini maka baik individu, kelompok atau organisasi dapat bertindak

sebagai pengirim/sender maupun sebagai penerima/receiver.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

9

Menurut Shannon dan Weaver (1949) dalam Cangara (2008, h20),

“Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh

memengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak

terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga

dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi”.

Menurut Bove dan Thill (2007, h4), “Komunikasi adalah proses

mengkirimkan dan menerima pesan-pesan”. Kemudian menurut

kelompok sarjana komunikasi yang memfokuskan diri pada studi

komunikasi antarmanusia yang dikutip oleh Dewi dalam bukunya yang

berjudul Komunikasi Bisnis (2007, h7) menyatakan bahwa “Komunikasi

adalah suatu pertukaran, proses simbolik yang menghendaki orang-orang

agar mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar

sesama manusia melalui pertukaran informasi untuk mengkuatkan sikap

dan tingkah laku orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan tingkah

laku itu”.

Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lainnya untuk

memberitahu, mengubah sikap, pendapat, tingkah laku baik secara lisan

(langsung) maupun tidak langsung (melalui media).

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

10

2.1.2 Proses Komunikasi

Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi bila didukung unsur-

unsur komunikasi, dan komunikasi memerlukan proses. Pembahasan

mengenai proses komunikasi akan dijelaskan melalui beberapa model

komunikasi.

Aristoteles dalam bukunya Rhetorica (Cangara, 2004, h3)

berpendapat bahwa setiap komunikasi terdiri atas 3 (tiga) unsur penting,

yaitu:

1. Pembicara, yakni sumber komunikasi atau orang yang

menyampaikan pesan

2. Apa yang dibicarakan

3. Penerima, yaitu orang yang menerima pesan.

Gambar 2.1 Model Komunikasi Aristoteles

Sumber : Cangana yang dikutip oleh Dewi dalam bukunya

Komunikasi Bisnis (2007, h4)

Secara umum proses komunikasi melibatkan unsur-unsur, yaitu

komunikator, pesan, media, penerima pesan, dan umpan balik. Proses

komunikasi dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

11

Komunikator Pesan MediaPenerima

Pesan

Umpan

Balik

Gambar 2. 2 Model Komunikasi Ivancevich, et. al., (2007)

Sumber : Ivancevich yang dikutip oleh Sunyoto dan Burhanudin dalam

bukunya Perilaku Organisasional (2011, h70)

Model proses komunikasi tersebut melibatkan lima unsur yaitu

komunikator/sender yaitu orang yang ingin menyampaikan

pesan/message, pesan yang akan disampaikan, media/medium penyampai

pesan, penerima pesan/receiver, dan umpan balik/feedback. Unsur-unsur

ini bisa juga disebut komponen atau elemen-elemen komunikasi.

Kemudian menurut Bovee dan Thill yang dikutip oleh Dewi

(2007, h6) dalam bukunya yang berjudul komunikasi bisnis

mengambarkan proses komunikasi sebagai berikut:

Gambar 2. 3 Model Komunikasi Bovee dan Thill

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

12

Sumber : Haryani 2001 yang dikutip oleh Dewi dalam bukunya

Komunikasi Bisnis (2007, h6)

Proses Komunikasi tersebut terdiri dari 5 (lima) tahap kegiatan,

yakni:

1. Pengirim memiliki ide/gagasan

Komunikasi diawali dengan adanya ide/gagasan dalam pikiran

seseorang (pengirim) dan kemudian ingin menyampaikannya

kepada orang lain (penerima).

2. Ide diubah menjadi pesan

Ide/gagasan yang ada dalam pikiran pengirim tidak mudah

dimengerti oleh orang lain. Agar dapat dimengerti atau

diterima dengan baik, ide/gagasan yang ada dalam pikiran

diubah menjadi pesan.

3. Pemindahan pesan

Setelah ide/gagasan diubah menjadi pesan, tahap selanjutnya

adalah memindahkan pesan kepada penerima melalui berbagai

bentuk komunikasi (verbal, nonverbal, lisa, atau tertulis).

4. Penerima menerima pesan

Penerima mengartikan atau menginterpretasikan pesan yang

diterima.

5. Penerima pesan bereaksi dan mengirimkan umpan balik

Sebagai tanggapan atas pesan yang diterima, penerima akan

memberikan sinyal (misalnya mengangguk, tersenyum, atau

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

13

secara tertulis). Umpan balik adalah tanggapan dari penerima

pesan dan merupakan elemen kunci dalam rantai komunikasi.

Proses komunikasi dimulai dari sumber yang menciptakan pesan,

komunikasi dimulai dari sumber yang menciptakan pesan, kemudian

ditransmit melalui saluran kawat atau gelombang udara. Pesan ditangkap

oleh pesawat penerima yang merekonstruksi kembali sinyal itu sampai

kepada tujuannya (destination). Tujuan di sini adalah penerima yang

menjadi sasaran pesan. Dalam proses komunikasi yang digambarkan

Shannon dan Weaver, salah satu unsur yang cukup penting ialah

gangguan (noise). Gangguan-gangguan di sini menunjukkan adanya

rintangan yang terjadi pada saluran, sehingga menghasilkan pesan yang

berbeda seperti yang ditransmit oleh sumber. Jadi dengan adanya noise

membuat isi pesan yang dikirimkan oleh sumber menjadi isi pesan

tersebut tidak sempurna. Gangguan-gangguan seperti ini dapat

menyebabkan kegagalan komunikasi.

INFORMATION

SOURCE TRANSMITTER

MESSAGE

RECEIVER DESTINATION

SIGNALRECEIVED

SIGNALMESSAGE

NOISE

SOURCE

Gambar 2. 4 Proses Komunikasi Menurut Shannon dan Weaver (1949)

dalam Cangara (2008, h44)

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

14

2.1.3 Definisi Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2003, h244) dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Sumber Daya Manusia, “Sumber daya manusia adalah

kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu.

Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya.

Sedangkan prestasi kerjannya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi

kepuasannya”.

Sumber daya manusia menurut Gomes (2000, h1) yang dikutip

oleh Darudianto dalam jurnalnya (2008) adalah “Salah satu sumber daya

yang ada dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan

aktivitas”.

Menurut Samsudin (2006, h20) dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Sumber Daya Manusia, “Sumber daya manusia adalah orang-

orang yang merancang dan menghasikan barang atau jasa, mengawasi

mutu, memasarkan produk, mengalokasikan sumber daya finansial, serta

merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah

salah satu sumber daya yang ada di dalam organisasi, mereka melakukan

berbagai aktivitas-aktivitas guna untuk mencapai tujuan organisasi.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

15

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi

Berdasarkan pendapat Redding dan Sanborn yang dikutip oleh

Masmuh dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Organisasi dalam

Perspektif Teori dan Praktek (2010, h5) mengatakan bahwa “Komunikasi

organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi

yang kompleks”.

Menurut Wursanto dalam bukunya yang bernama Dasar-Dasar

Ilmu Organisasi (2003, h157) “Komunikasi organisasi adalah suatu

proses penyampaian informasi, ide-ide, di antara para anggota organisasi

secara timbal-balik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Menurut Wiryanto (2004, h54) yang dikutip oleh dalam bukunya

yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi. “Komunikasi organisasi

adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam

kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi

formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan

sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Sedangkan komunikasi

informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya

bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual”.

Menurut Goldhaber (1986) yang dikutip oleh Ramli (2011, h13),

“Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar

pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama

lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu

berubah-ubah”.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

16

Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah

pengiriman dan penerimaan pesan berbagai pesan di dalam organisasi,

baik di dalam kelompok formal maupun informal.

2.2.2 Penggolongan Komunikasi dalam Organisasi

Menurut pendapat Masmuh (2010, h8-22) ada lima penggolongan

komunikasi dalam organisasi yang biasa dipakai, yaitu:

1. Komunikasi Lisan dan Tertulis

Dasar penggolongan komunikasi lisan dan tertulis ini adalah

bentuk pesan yang akan disampaikan. Banyak orang menyukai

komunikasi lisan karena situasi keakraban yang ditimbulkannya,

sedangkan orang lain berpendapat bahwa kecermatan dan ketepatan

biasanya lebih berhasil dicapai melalui komunikasi lisan maupun tertulis,

biasanya pada kesempatan atau saat yang berbeda dengan maksud untuk

meningkatkan kemungkinan pemahaman atas pesan-pesan yang

dikirimkan. Pada umumnya pesan-pesan lisan lebih mudah dan cepat

dikirimkan, dan biasanya lebih murah dibandingkan pesan-pesan yang

disampaikan secara tertulis.

2. Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Menurut Masmuh (2010, h9) jika dua orang berinteraksi, maka

informasi mengenai perasaan dan gagasan-gagasan dan ide-ide yang

timbul akan dikomunikasikan. Informasi mengenai perasaan seseorang

dikemukakan secara lisan melalui apa yang dikatakan dan bagaimana

mengatakannya. Arti dari kata atau kalimat diperjelas melalui tinggi

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

17

rendahnya nada suara, perubahan nada suara, keras tidaknya suara, dan

kapan komunikator berbicara. Perasaan seseorang juga dapat dinyatakan

melalui berbagai isyarat-isyarat atau signal-signal nonverbal dalam

percakapan tatap muka langsung, perasaan, keadaan jiwa, atau suasana

hati seseorang dinyatakan melalui gerakan isyarat (gesture), ekspresi

wajah, posisi dan gerakan badan, postur, kontak fisik, kontak pandangan

mata, dan stimulasi nonverbal lain yang sama pentingnya dengan kata-

kata yang diucapkan.

3. Komunikasi ke Bawah, ke Atas, dan ke Samping

Penggolongan komunikasi ke bawah, ke atas, dan ke samping

(lateral) ini didasarkan pada arah aliran pesan-pesan dan informasi di

dalam suatu organisasi. Untuk memperoleh pengertian yang lebih

mendalam, maka berikut ini akan diuraikan ketiga jenis komunikasi

tersebut sebagai berikut (Masmuh, 2010, h10-14);

a. Komunikasi ke Bawah

Aliran informasi dalam komunikasi ke bawah mengalir dari

tingkatan manajemen puncak ke manajemen menengah , manajemen

yang lebih rendah, dan akhirnnya sampai pada karyawan operasional.

Komunikasi ke bawah pada umumnya sangat cocok digunakan jika

manajemen hanya ingin menyampaikan informasi faktual dan

nonkontroversial (tidak menjadi pokok pertentangan), dan tujuannya

hanya semata-mata memberikan informasi, bukan membujuk

(persuasive). Komunikasi ke bawah mempunyai fungsi pengarahan,

perintah, indoktrinasi, inspirasi, dan evaluasi. Pertemuan tatap muka

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

18

langsung, pembicaraan lewat telephone, memo dan instruksi tertulis

merupakan media atau saluran yang banyak digunakan dalam komunikasi

ke bawah.

b. Komunikasi ke Atas

Aliran komunikasi ke atas dari hirarki wewenang yang lebih

rendah ke yang lebih tinggi biasanya mengalir di sepanjang rantai

komando. Fungsi utamanya adalah untuk memperoleh informasi

mengenai kegiatan, keputusan, dan pelaksanaan pekerjaan karyawan pada

tingkat yang lebih rendah. Komunikasi ke atas dapat berupa laporan

prestasi kerja (performance report), saran-saran dan rekomendasi, usulan

anggaran, pendapat atau opini, keluhan, permohonan bantuan, atau

instruksi.

c. Komunikasi ke Samping

Komunikasi ke samping (lateral communication) terjadi antara

dua pejabat atau pihak yang berada dalam tingkatan hirarki wewenang

yang sama (komunikasi horizontal) atau antara orang atau pihak pada

tingkatan yang berbeda yang tidak mempunyai wewenang langsung

terhadap pihak lainnya (komunikasi diagonal). Media komunikasi yang

banyak digunakan dalam komunikasi ke samping ini adalah pertemuan

tatap muka langsung (panitia dan konferensi), pembicaraan lewat telepon,

memo tertulis, perintah kerja dalam bentuk surat tugas, dan formulir

permohonan (requisation form).

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

19

4. Komunikasi Formal dan Informal

Komunikasi dalam organisasi juga dapat digolongkan menjadi

komunikasi formal dan komunikasi informal Masmuh (2010, h15-19)

a. Komunikasi Formal

Komunikasi formal terjadi di antara karyawan melalui garis

kewenangan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Komunikasi

formal juga menetapkan saluran dimana komunikasi ke atas

berlangsung, misalnya bawahan dapat didorong untuk

menyatakan ide-ide, sikap, dan perasaan mereka sendiri,

pekerjaan mereka, kebijaksanaan perusahaan, dan masalah-

masalah sejenis yang melibatkan mereka. Menurut Miftah Thoha

yang dikutip Masmuh (2010, h16) Proses komunikasi struktur

formal pada hakekatnya dapat dibedakan atas tiga dimensi sebagai

berikut :

• Dimensi vertikal, adalah dimensi komunikasi yang mengalir dari

atas ke bawah dan sebaliknya dari bawah ke atas.

• Dimensi horizontal, yakni pengiriman dan penerimaan berita atau

informasi yang dilakukan antara berbagai pejabat yang

mempunyai kedudukan sama. Tujuan dari komunikasi ini untuk

melakukan koordinasi. Komunikasi yang berdimensi horizontal

ini sebagian dapat dilakukan dengan tertu lis dan sebagian lain

dilakukan secara lisan.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

20

• Dimensi luar organisasi, dimensi komunikasi ini timbul sebagai

akibat dari kenyataan bahwa suatu organisasi tidak bisa hidup

sendirian. Karena itu organisasi membutuhkan berbicara atau

berkomunikasi dengan pihak luar yang berada dalam

lingkungannya tersebut.

b. Komunikasi Informal

Komunikasi informal terjadi di antara karyawan dalam suatu

organisasi yang dapat berinteraksi secara bebas satu sama lain

terlepas dari kewenangan dan fungsi jabatan mereka. Biasanya

komunikasi informal dilakukan melalui tatap muka langsung dan

pembicaraan lewat telepon. Komunikasi informal terjadi sebagai

perwujudan dari keinginan manusia untuk bergaul (sosialisasi)

dan keinginan untuk menyampaikan informasi yang dipunyainya

dan dianggap tidak dipunyai oleh rekan sekerjanya.

Dengan mempelajari komunikasi informal dapat dilakukan

penyesuaian-penyesuaian dalam organisasi formal guna

mendukung komunikasi dan pencapaian tujuan organisasi. Fungsi

utama dari komunikasi informal adalah memelihara hubungan

sosial seperti persahabatan dan kelompok informal dan

penyebaran informasi yang bersifat pribadi, gosip, dan desas-

desus. Di samping itu, komunikasi informal dapat bersifat

hubungan penugasan atau kedinasan (task related).

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

21

2.2.3 Saluran dan Media Komunikasi dalam Organisasi

Menurut Dewi (2007, h23-24) jika ditinjau dari sudut formalitas, saluran

komunikasi dalam organisasi terdiri atas :

• Saluran Komunikasi Formal

Saluran formal merupakan saluran komunikasi resmi yang mengikuti

rantai komando dalam struktur organisasi. Saluran itu pada umumnya

bisa diketahui dari struktur organisasi suatu peusahaan.

• Saluran Komunikasi Informal

Bagan informasi menunjukkan bagaimana seharusnya informasi mengalir

dalam organisasi atau perusahaan. Namun pada kenyataanya, sebagian

besar organisasi juga memiliki saluran komunikasi informal di samping

komunikasi formal. Komunikasi informal mengabaikan hierarki

organisasi. Komunikasi informal itu sering disebut desas-desus, atau

rumor.

Kemudian menurut Masmuh (2010, h23-35) saluran dan media

komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut :

a. Saluran dan Media Komunikasi Tertulis

Berdasarkan arah aliran informasinya, saluran dan media

komunikasi tertulis dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:

saluran dan media komunikasi ke bawah tertulis, ke atas

tertulis dan ke samping tertulis.

• Saluran dan media komunikasi ke bawah tertulis, seperti

deskripsi jabatan dan pedoman prosedur kerja, buku

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

22

pedoman (handbook), majalah dan buletin perusahaan,

memo, dan instruksi tertulis, papan pengumuman, dan

poster, laporan tahunan yang dipublikasikan, surat yang

dimasukkan dalam amplop gaji atau upah dan surat yang

dikirimkan langsung ke rumah karyawan.

• Saluran dan media komunikasi ke atas tertulis, seperti

kotak saran, program saran (suggestion program),

grievance procedure, survei semangat kerja dan sikap

karyawan, dan mekanisme penyusunan anggaran.

• Saluran dan media komunikasi ke samping tertulis,

mekanisme penyusunan anggaran di atas dapat juga

digunakan sebagai saluran dan media komunikasi ke

samping tertulis. Sedangkan media komunikasi lain adalah

memo antar departemen.

b. Saluran dan Media Komunikasi Lisan

Banyak organisasi modern telah memanfaatkan pemakaian

komunikasi lisan atau tatap muka langsung secara luas seperti

halnya komunikasi tertulis di depan.

Saluran dan media komunikasi lisan digolongkan sebagai

berikut :

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

23

• Saluran dan media komunikasi ke bawah lisan, seperti

pembicaraan lewat telepon, komunikasi tatap muka antara

bawahan dan atasan, dan tugas kepanitiaan.

• Saluran dan media komunikasi ke atas lisan, seperti

wawancara pemutusan hubungan kerja, dan kebijaksanaan

pintu terbuka.

• Saluran dan media komunikasi ke samping lisan, seperti

pembicaraan lewat telepon, panitia dan konferensi di

samping merupakan saluran dan media komunikasi ke

bawah dan ke atas lisan tetapi juga dapat berfungsi sebagai

saluran dan media komunikasi ke samping lisan.

2.2.4 Hambatan Komunikasi dalam Organisasi

Menurut Dewi (2007, h17) hambatan komunikasi dalam

organisasi adalah sebagai berikut :

• Kelebihan beban informasi dan pesan yang bersaing

Perkembangan teknologi telah menyebabkan jumlah pesan dalam

suatu organisasi meningkat tajam hingga kecepatan yang semakin

tinggi. Hal itu bisa berakibat pada adanya pesan yang tidak

ditanggapi, pesan yang dianggap tidak penting, atau pemberian

respon yang tidak akurat.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

24

• Penyaringan yang tidak tepat

Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain di dalam

organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan

memotong atau menyingkat pesan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak

sampai sebagian atau bahkan seluruhnya karena telah dipotong atau

dibuang.

• Iklim komunikasi tertutup atau tidak memadai

Pertukaran informasi yang bebas dan terbuka merupakan salah satu

ciri komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat terkait dengan

gaya manajemen. Gaya manajemen yang tertutup cenderung

menghambat pertukaran informasi. Demikian pula saluran yang

terlalu banyak bisa mengubah pesan ketika bergerak vertical atau

horizontal dalam sebuah organisasi.

Menurut Cangara yang dikutip Dewi dalam bukunya Komunikasi

Bisnis (2007, h17-18) hambatan komunikasi pada dasarnya terdiri atas

tujuh macam gangguan dan rintangan yaitu:

• Gangguan teknis, misalnya gangguan pada stasiun radio, jaringan

telepon, kerusakan pada alat komunikasi dan lain-lain.

• Gangguan semantik merupakan gangguan yang disebabkan karena

kesalahan pada bahasa yang digunakan. Misalnya, kata-kata yang

terlalu banyak memakai jargon asing, penggunaan bahasa yang

berbeda, dan penggunaan struktur bahasa yang tidak sebagaimana

mestinya.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

25

• Gangguan psikologis merupakan rintangan yang terjadi karena

adanya persoalan dalam diri individu. Misalnya, rasa curiga, situasi

berduka, atau gangguan kejiwaan

• Rintangan fisik atau organik merupakan rintangan karena letak

geografis. Misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai alat

transportasi dan komunikasi.

• Rintangan status merupakan rintangan yang terjadi karena

perbedaan status sosial dan senioritas. Misalnya antara raja dengan

rakyat, antara atasan dan bawahan atau antara dosen dengan

mahasiswa.

• Rintangan kerangka pikir merupakan rintangan yang terjadi karena

adanya perbedaan pola pikir. Perbedaan pola pikir bisa disebabkan

karena pengalaman dan latar belakang pendidikan yang berbeda.

• Rintangan budaya merupakan rintangan yang disebabkan oleh

perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut.

2.2.5 Cara Mengatasi Hambatan dan Memperbaiki Komunikasi

Menurut Bovee dan Thill yang dikutip oleh Dewi (2007, h18-19)

cara mengatasi hambatan dan memperbaiki komunikasi agar menjadi

efektifitas adalah :

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

26

• Memelihara iklim komunikasi terbuka

Iklim komunikasi merupakan campuran dari nilai, tradisi, dan

kebiasaan. Komunikasi terbuka akan mendorong keterusterangan dan

kejujuran serta mempermudah umpan balik.

• Bertekad memegang teguh etika berkomunikasi

Etika merupakan prinsip-prinsip yang mengatur seseorang untuk

bersikap atau membawa diri. Orang yang tidak etis biasanya egois

dan tidak peduli salah atau benar, serta menghalalkan segala cara

untuk mencapai tujuan.

• Memahami kesulitan komunikasi antarbudaya

Maju berkembangnya teknologi dan informasi telah menyebabkan

terjadinya interaksi antarbudaya, baik dalam lingkup regional,

nasional, maupun internasional. Memahami latar belakang,

pengetahuan, kepribadian, dan persepsi antarbudaya akan membantu

mengatasi hambatan komunikasi yang terjadi karena perbedaan

budaya.

• Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada

penerima

Menggunakan pendekatan yang bepusat pada penerima berarti tetap

mengingat penerima ketika sedang berkomunikasi

• Menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggung

jawab untuk memperoleh dan membagi informasi

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

27

• Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien. Hal

itu dapat dilakukan dengan cara :

� Memahami penerima pesan

� Menyesuaikan pesan dan menghubungkan gagasan

� Mengembangkan dan menghubungkan gagasan

� Mengurangi jumlah pesan

� Memilih saluran atau media yang tepat

� Meningkatkan keterampilan berkomunikasi

2.2.6 Kinerja

Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam

berbagai bentuk aktivitas. Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh

manusia baik secara alami (ada sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun

manusia mempunyai potensi untuk berperilaku tertentu tetapi perilaku itu

hanya diaktualisasi pada saat-saat tertentu saja.

Hasibuan dalam Sujak (1990) dan Sutiadi (2003:6) yang dikutip

oleh Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno dalam jurnalnya (2008)

mengemukakan bahwa ”Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai

seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta

waktu”. Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai

oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

28

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau apa yang

tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi

seberapa besar mereka memberikan kontribusi bagi perusahaan.

Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat

perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan (Mathis dan

Jackson, 2006, h113).

Menurut Simanjuntak (2005) yang dikutip oleh Mulyana (2009,

h86) ”Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atau pelaksaan tugas

tertentu dalam rangka mewujudkan sasaran dan tujuan perusahaan”.

Di sebagian perusahaan, kinerja karyawan individual merupakan

faktor utama yang menentukan sukses atau tidaknya suatu perusahaan.

Secara sederhana kinerja dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh

seorang karyawan selama kinerja yang tinggi dan baik dapat menunjang

tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk

dapat memiliki kinerja yang baik. Seorang karyawan dalam pekerjaan

harus memiliki ketrampilan dan keahlian sesuai dengan bidang pekerjaan

yang dia miliki.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah perilaku yang

ditunjukkan sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai

dengan perannya dalam perusahaan.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

29

2.2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2005, h113) tiga

faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu, yaitu:

a. Kemampuan individu untuk melakukan pekerjaan tersebut

b. Tingkat usaha yang dicurahkan

c. Dukungan organisasi.

Menurut Mitchell (1978) yang dikutip oleh Mulyana dalam

bukunya yang berjudul Sistem Manajemen Komunikasi (2009, h87)

menjelaskan kinerja kerja seseorang meliputi beberapa aspek, yaitu:

• Quality of work (kualitas pekerjaan), yaitu ukuran yang mengatakan

seberapa jauh telah dipenuhi berbagai persyaratan, spesifikasi, dan

harapan yang dihasilkan dari suatu pekerjaan.

• Promptness (kecepatan/ketepatan), menunjukkan waktu yang

diperlukan seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

• Initiative (inisiatif), menunjukkan apresiasi seseorang terhadap

pekerjaannya dengan berusaha mencari, menemukan, dan

mengembangkan metode-metode yang efektif untuk menyelesaikan

pekerjaan tersebut dengan hasil yang gemilang.

• Capability (kemampuan), potensi yang dimiliki seseorang dalam

menyelesaikan pekerjaannya dengan efisien dan efektif.

• Communication (komunikasi), kemampuan seseorang dalam

berinteraksi dengan sesama rekan sekerja maupun lingkungannya

yang berguna untuk mendukung aktivitas pekerjaannya.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

30

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2. 5 Kerangka Pemikiran

Sumber : Kompilasi dari hasil pemikiran penulis

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

31

Berdasarkan gambaran kerangka pikir yang dibuat oleh penulis,

dijelaskan bahwa komunikasi dalam organisasi dapat memberi dampak pada

kinerja IT Directorate BINA NUSANTARA. Dengan adanya komunikasi yang

baik, kinerja karyawan bisa menjadi baik dan sebaliknya, jika komunikasi tidak

berjalan dengan lancar maka akan menghambat kinerja karyawan karena terjadi

kesalahan komunikasi.

Bahwa dari permasalahan yang ada yakni adanya miss-communication

antar karyawan, dengan adanya miss-communication ini menimbulkan sikap

acuh dan sikap ketidakpedulian yang mengakibatkan kinerja IT Directorate

BINA NUSANTARA tidak dapat berjalan dengan optimal. Dan juga terdapat

beberapa karyawan yang sikap individualis dimana mereka masih belum bisa

berkomunikasi dengan baik dan cenderung tertutup. Maka dari itu dibutuhkan

strategi-strategi yang dilakukan oleh Community Development Coordinator dan

dibantu oleh kepala departemen masing-masing selaku pihak yang mempunyai

wewenang dan merasakan efek komunikasi internal serta mengetahui secara

kompleks masalah yang ada.

Untuk kegiatan komunikasi internal, penulis memilih untuk menganalisis

komunikasi kebawah, ke atas, dan ke samping yakni proses komunikasi antara

atasan dan bawahan baik dalam masing-masing departemen maupun antar

departemen dalam kegiatan lintas komunikasi. Keberhasilan dari strategi yang

digunakan akan memberikan feedback yang baik maupun buruk, karena feedback

dari karyawan akan mempengaruhi strategi yang dilakukan selanjutnya.

Berdasarkan teori-teori yang ada maka dapat dirumuskan suatu model kerangka

pemikiran yang akan digunakan pada penelitian ini.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

32

Dari strategi yang dijalankan tersebut difokuskan untuk mencapai tujuan

yakni guna meningkatkan kinerja IT Directorate BINA NUSANTARA. Dalam

proses analisis ini, penulis mengamati proses yang dijalankan secara rutin

tersebut dan selain mengamati proses dari data-data primer dan sekunder yang

ada akan di analisis dan ditarik kesimpulan mengenai tingkat keberhasilan dari

strategi yang dijalankan. Jika strategi yang dijalankan tersebut dianggap kurang

optimal dalam meningkatkan kinerja IT Directorate BINA NUSANTARA

berdasarkan dukungan data-data primer dan sekunder yang disajikan maka

strategi tersebut perlu dikaji ulang untuk menentukan pembaruan maupun

penggantian strategi melalui inovasi yang baru.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00759-MC Bab2001.pdf · sebagai transisi informasi dan pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol

33