bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2007-3-00452-ti bab 2.pdf ·...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Penjadwalan
Penjadwalan adalah aspek yang penting dalam pengendalian operasi baik
dalam industri manufaktur maupun jasa. Dengan meningkatkan titik berat kepada
pasar dan volume produksi untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Dengan
penjadwalan yang efektif dapat meningkatkan keuntungan dalam fungsi operasi
diwaktu yang akan datang.
Penjadwalan adalah suatu proses pengambilan keputusan yang memainkan
peranan penting dalam kebanyakan bidang manufaktur dan pelayanan industri.
Penjadwalan digunakan dalam pengadaan bahan dan produksi, dalam transportasi dan
distribusi dan dalam proses informasi dan komunikasi.
Ada beberapa tipe berbeda dari masalah penjadwalan yang dihadapi oleh
perusahaan adalah sebagai berikut [2,hlm 413]:
1. Job shop scheduling
Job shop scheduling secara umum lebih dikenal sebagai shop floor control,
yang merupakan kegiatan penyusunan input (memasang yang diperlukan)
menjadi output (produk).
30
2. Personnel scheduling
Personnel scheduling adalah hal yang penting dalam industri manufaktur dan
jasa. Walaupun penjadwalan pembagian waktu dalam lantai produksi lebih
diutamakan dari pengendalian dalam lantai produksi itu sendiri, tenaga kerja
juga dapat menjadi masalah yang besar. Sebagai contoh misalnya
penjadwalan tenaga medis dalam rumah sakit. Penentuan waktu seperti jam
kerja penuh, shift pagi/ malam dan subkontrak menjadi masalah dalam
penjadwalan tenaga kerja ini.
3. Facilities scheduling
Penjadwalan ini menjadi sangat penting ketika fasilitas menjadi hal yang
utama. Sebagai contoh adalah penjadwalan ruang operasi pada rumah sakit.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, beberapa rumah sakit
menggunakan fasilitas ini.
4. Vehicle scheduling
Perusahaan manufaktur harus mengirim produk mereka dengan biaya dan
waktu yang efisien. Contoh dari penjadwalan ini adalah penjadwalan
pengiriman peralatan, pos dan pengiriman untuk pelanggan ditempat yang
berbeda.
5. Vendor scheduling
Perusahaan dengan sistem JIT (just in time), penjadwalan pengiriman adalah
hal yang penting. Bagian penjualan harus mengkoordinasikan dengan sistem
31
dari jumlah produk yang akan dikirim untuk menjamin bahwa JIT berfungsi
dengan efisien.
6. Project scheduling
Rencana adalah penghubung dari tugas-tugas. Walaupun beberapa tugas dapat
dikerjakan bersama-sama, tetapi beberapa tugas tidak dapat mulai dikerjakan
hingga tugas yang sebelumnya selesai. Project yang kompleks mungkin
melibatkan ribuan tenaga kerja yang saling berkoordinasi melengkapi rencana
tersebut dengan waktu dan biaya. Penjadwalan ini merupakan komponen yang
penting dari fungsi perencanaan.
7. Dinamic versus static scheduling
Bermacam-macam pesanan datang secara simultan untuk diproses di sebuah
mesin. Dalam kenyataannya masalah penjadwalan yang ada bersifat dinamik
dalam arti job akan datang berkelanjutan sepanjang waktu.
Secara umum, penjadwalan merupakan suatu proses dalam perencanaan dan
pengendalian produksi yang merencanakan produksi serta pengalokasikan sumber
daya pada suatu waktu tertentu dengan memperhatikan kapasitas sumber daya yang
ada.
Menurut Ricard W. Conway, penjadwalan adalah suatu proses pengurutan
pembuatan produk secara menyeluruh pada beberapa mesin.
Menurut Roger Schroeder, penjadwalan adalah proses untuk menentukan:
1. Sequence, yang berarti pengurutan pekerjaan yang akan dilakukan
sebelumnya.
32
2. Timing, yang berarti menentukan saat mulai dan saat akhir setiap pekerjaan.
Menurut Baker, penjadwalan didefinisikan sebagai suatu proses
pengalokasian sumber daya/ mesin-mesin yang ada untuk melaksanakan tugas-tugas
yang ada dalam suatu waktu tertentu [3, hlm 2]. Definisi ini dapat dijabarkan menjadi
dua arti yaitu:
1. Penjadwalan sebagai fungsi dari pengambilan keputusan\
Penjadwalan merupakan suatu proses untuk menentukan sebuah urutan.
2. Penjadwalan merupakan suatu teori
Penjadwalan adalah kumpulan dari prinsip-prinsip, model, teknik dan
kesimpulan logis dalam pengambilan keputusan penjadwalan merupakan
bagian dari shop floor control.
Keputusan yang dibuat dalam penjadwalan meliputi pengurutan pekerjaan
(sequencing), waktu mulai dan selesai pekerjaan (timing), urutan operasi untuk suatu
pekerjaan (routing). Masalah penjadwalan selalu berkaitan dengan pengurutan
produksi (sequencing) yang didefinisikan sebagai penentu urutan-urutan kedatangan
dari bermacam-macam pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu
tertentu. Masalah penjadwalan seringkali muncul jika terdapat sekumpulan tugas
secara bersamaan, sedangkan peralatan yang dimiliki terbatas.
Masukkan dari suatu penjadwalan mencakup jenis dan banyaknya part yang
akan dioperasikan, urutan ketergantungan antar operasi, waktu proses untuk masing-
masing operasi, serta fasilitas yang dibutuhkan oleh setiap operasi. Keluaran
33
penjadwalan meliputi dispatch list (daftar urutan-urutan pemrosesan part serta waktu
mulai dan selesai dari pemrosesan part).
Dengan begitu, adalah sangat jelas bagi perusahaan akan pentingnya
penjadwalan [10, hlm 466]:
1. Dengan penjadwalan secara efektif, perusahaan menggunakan asetnya dengan
efektif dan menghasilkan kapasitas uang yang diinvestasikan menjadi lebih
besar, yang sebaliknya akan mengurangi biaya.
2. Penjadwalan menambah kapasitas dan fleksibilitas yang terkait memberikan
waktu pengiriman yang lebih cepat dan dengan demikian pelayanan kepada
pelanggan menjadi lebih baik.
3. Keuntungan yang ketiga dari bagusnya penjadwalan adalah keunggulan
kompetitif dengan pengiriman yang bisa diandalkan.
2.2 Tujuan Penjadwalan
Kebanyakan tujuan dari penjadwalan adalah meminimalkan total flow time,
total tardiness, maximum completion time, maximum tardiness, lateness atau jumlah
dari pekerjaan yang tepat waktu. Secara umum penjadwalan mempunyai tujuan
seperti:
1. Efisiensi pemakaian sumber daya dan minimasi makespan
2. Agar lebih responsive terhadap permintaan. Minimasi rata-rata flow time
atau rata-rata waktu menunggu (tardiness).
3. Memenuhi batas waktu (due date, tardiness, lateness).
34
Menurut Baker, penjadwalan memiliki beberapa tujuan yaitu [3, hlm 5]:
1. Meningkatkan produktivitas mesin, yaitu dengan mengurangi waktu
menganggur.
2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi (work in process inventory)
untuk mengurangi biaya penyimpanan dengan jalan mengurangi jumlah
rata-rata pekerjaan yang menunggu dalam antrian suatu mesin karena
masih terlalu sibuk.
3. Mengurangi waktu keterlambatan karena batas waktu (due date) telah
dilampaui dengan cara mengurangi maksimum keterlambatan maupun
dengan mengurangi jumlah pekerjaan yang terlambat.
4. Meminimasi ongkos produksi.
5. Pemenuhan due date, karena dalam kenyataannya apabila terjadi
keterlambatan pemenuhan due date yang telah ditetapkan dapat dikenakan
suatu denda/ pinalty.
Menurut Baker, jika makespan suatu penjadwalan adalah konstan, maka
urutan kerja yang tepat akan menurunkan flow time dan rataan work in process.
35
2.3 Fungsi Penjadwalan
Fungsi dari penjadwalan berbeda-beda, hal tersebut bergantung dari tipe
operasinya. Macam-macam tipe operasi adalah sebagai berikut [4, hlm 45]:
1. In process industries
Seperti di pabrik-pabrik kimia dan farmasi, penjadwalan bisa saja terdiri
dari pencampuran bahan-bahan, membersihkan kotoran, dan mulainya
memproduksi produk-produk lain. Program linear dapat menentukan biaya
termurah dari campuran bahan-bahan dan kuantitas pemesanan ekonomis
dengan dapat menentukan jangka waktu optimum dari suatu produksi
berjalan.
2. Untuk produk massal
Penjadwalan dari produksi akan sangat menentukan ketika jalur perakitan
telah dipasang. Keputusan penjadwalan dari hari ke hari terdiri dari
penentuan seberapa cepat waktu untuk menyelesaikan satu item dalam line
dan beberapa jam yang dibutuhkan per hari untuk menyelesaikan satu line.
3. Untuk proyek-proyek
Keputusan penjadwalan sangat banyak dan berhubungan dengan teknik
penjadwalan proyek seperti PERT dan CPM.
4. Untuk batch atau job shop production
Keputusan penjadwalan bisa menjadi sangat kompleks. Dalam kaitannya
dengan penjadwalan produksi, batch flow, job shop, dan cellular process
telah banyak ditemui. Dalam tiap kasus, jenis produk-produknya dibuat
36
secara normal dan banyak diantaranya make to order. Waktu yang
dibutuhkan untuk memproses masing-masing pekerjaan atau produk,
bervariasi dari pekerjaan satu ke pekerjaan lain karena perbedaan dalam
waktu set-up dan kebutuhan pemrosesan yang lain serta juga perbedaan
ukuran order pelanggan. Lingkungan batch production merupakan
lingkungan yang dinamis karena order-order dari pelanggan yang datang
secara berkesinambungan dan produk-produk yang telah jadi diproses
serta kemudian diantar ke pelanggan sepanjang waktu.
2.4 Permasalahan dalam Penjadwalan Produksi
Masalah penjadwalan seringkali muncul jika terdapat sekumpulan tugas yang
harus ditetapkan harus dikerjakan terlebih dahulu, bagaimana urutan kerja dari tugas-
tugas berikutnya, serta pengalokasian tugas pada mesin sehingga diperoleh suatu
proses yang terjadwal.
Pada umumnya persoalan penjadwalan ini dipecahkan dengan sendirinya
menurut kebiasaan tanpa memberikan perhatian yang lebih besar sehingga
pemecahan persoalan dengan suatu teknik baru akan lebih mudah dan lebih
menguntungkan. Cara yang umum dilakukan adalah cara yang didasarkan pada FCFS
(First Come First Serve), sehingga tugas yang datang lebih dahulu akan dilayani
lebih awal daripada tugas yang datang kemudian.
37
Secara umum, persoalan penjadwalan dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Misalkan α adalah risiko yang ditanggung karena mengerjakan tugas A
lebih dahulu daripada tugas B.
2. Misalkan β adalah risiko yang ditanggung karena mengerjakan tugas B
lebih dahulu dari tugas A.
3. Jika α lebih baik daripada β, maka tugas B dikerjakan lebih awal
kemudian diikuti tugas A.
Pemilihan α dan β ini dapat dikaikan dengan pemilihan kriteria optimalitas
yang diterapkan oleh pengambil keputusan.
2.5 Istilah-istilah dalam Penjadwalan Produksi
Dalam membahas masalah penjadwalan biasanya akan dijumpai beberapa
variabel dan istilah, dalam penulisan ini digunakan variabel j = job dan i = operasi.
Definisi dari istilah-istilah yang sering digunakan ialah:
a. Waktu proses ( ijt )
Adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu operasi j dari suatu
job i (termasuk waktu set up, penghentian mesin dan waktu pemindahan
bahan ke mesin).
38
b. Makespan ( sM ) [2, hlm 419]
Adalah jangka waktu penyelesaian suatu penjadwalan yang merupakan
jumlah seluruh waktu proses.
∑= is tM
c. Ready time ( ijR )
Menyatakan job j operasi ke-1 siap untuk dijadwalkan.
d. Waiting Time ( jW )
Adalah waktu tunggu seluruh operasi dari suatu job
∑= ijj WW
e. Flow Time ( jF ) [2, hlm 419]
Adalah waktu antara suatu saat dimana suatu pekerjaan dapat diproses dengan
suatu saat dimana pekerjaan tersebut telah selesai dikerjakan.
jjj WtF +=
f. Completion Time ( jC )
Adalah jangka waktu antara permulaan bekerja ada pekerjaan pertama,
dimana waktu tersebut ditunjuk oleh t = 0 dan waktu pada saat pekerjaan j
selesai.
g. Rata-rata flow time [4, hlm 254]
Fs = ∑ jFn1
39
h. Due date ( jD )
Adalah batas waktu akhir suatu job harus diselesaikan.
i. Lateness ( jL )
Adalah penyimpangan waktu penyelesaian suatu job ke–j hingga saat due
date.
jjj dCL −=
jL < 0 , jika penyelesaian memenuhi batas akhir
jL > 0 , jika penyelesaian melewati batas akhir
j. Earliness ( jE )
Adalah saat penyelesaian terlalu awal yaitu sebelum due date. Earliness juga
disebut sebagai lateness negatif.
{ }jj LE −= ,0max
k. Rata-rata Lateness
=sL ∑ − )(1jj dG
n
l. Tardiness ( jT )
Adalah keterlambatan penyelesaian suatu pekerjaan hingga saat due date.
{ }jj LT ,0max=
m. Rata-rata Tardiness
sT = ∑ jTn1
40
n. Number of Tardiness
TN = ∑ jδ
jδ = 1, jika Tj > 0
jδ = 0, jika Tj < 0
o. Slack Time (Sj)
Adalah waktu sisa yang tersedia bagi suatu job.
jjj tdS −=
p. Utilitas Mesin (U)
Adalah rasio dari seluruh proses yang dibebankan pada mesin dengan rentang
waktu untuk menyelesaikan seluruh tugas pada semua mesin.
U = maxFmt j
×∑
Dimana : m = mesin
F max = Flowtime max
q. Tmax or Lmax
Tmax = max {0, Lmax}
Lmax = max {Lj}
r. Critical ratio
CR = j
j
Pta )(
tdta jj −=)(
41
dimana : ja (t) = allowance
jd = Due date
jP = Waktu untuk menyelesaikan operasi j
Sehingga :
jj StajP −= )(
jS = Slack Time
2.6 Kendala-kendala dalam Penjadwalan Produksi
Dalam pelaksanaanya, penjadwalan proses produksi ditingkat shop floor akan
mengalami gangguan atau hambatan yang dapat terjadi antara lain :
a. Mesin rusak
Pada saat mesin rusak, maka operasi-operasi yang akan menggunakan mesin
tersebut tidak dapat dikerjakan dan harus menunggu sampai mesin selesai
diperbaiki. Hal ini mengakibatkan terhentinya proses produksi dan
penjadwalan produksi semula menjadi tidak terpenuhi. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penyesuaian pada jadwal semula sehingga diperoleh kembali
jadwal produksi yang feasible. Penjadwalan ulang ini dikenal dengan istilah
rescheduling. Informasi yang diperlukan adalah jenis dan nomor mesin yang
rusak, waktu terjadinya kerusakan, dan lamanya waktu perbaikan mesin.
42
b. Penambahan pesanan (order) baru
Pada saat produksi sedang berjalan, tidak tertutup kemungkinan bahwa terjadi
penambahan pesanan baru. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan penjadwalan
yang belum memperhitungkan pesanan baru tersebut akan mengalami
gangguan atau kekacauan. Oleh karena itu, diperlukan penjadwalan ulang
dengan mempertimbangkan pesanan baru tersebut, sehingga produksi akan
tetap berada pada kondisi yang optimal serta shop floor dapat segera
menyesuaikan diri dengan penjadwalan yang baru tersebut. Informasi yang
diperlukan dari adanya pesanan baru tersebut adalah jenis produk yang
dipesan, routing pekerjaannya, jumlah pesanan dan due date yang diminta
konsumen.
c. Perubahan prioritas
Penambahan prioritas pembuatan produk akan mempengaruhi penjadwalan
yang telah dilakukan.
d. Perubahan due date
Produk yang mengalami perubahan due date akan menyebabkan perubahan
pada jadwal produksi semula. Perubahan due date ada dua macam yaitu due
date semakin maju dan due date semakin mundur. Penjadwalan produksi yang
semakin mundur tidak akan mengubah penjadwalan produksi dan tidak akan
mengakibatkan perubahan pada performansi penjadwalan semula. Tetapi,
perubahan due date yang semakin maju akan mengubah penjadwalan produksi
43
awal agar kriteria performansi yang dipilih dapat tetap dipertahankan dengan
adanya perubahan due date tersebut.
Pada dasarnya seluruh gangguan dan hambatan dalam melaksanakan
penjadwalan produksi dapat terjadi secara bersamaan maupun sendiri-sendiri.
2.7 Kriteria Optimalitas
Berdasarkan beberapa variabel yang telah dijelaskan, para ahli memberikan
berbagai kriteria ukuran kinerja penjadwalan sebagai berikut:
Minimasi Makespan : { }jCC maxmax =
Minimasi Mean Flow Time : ∑= jFn
F 1
Minimasi Mean Tardiness : ∑= jTn
T 1
Minimasi Maksimum Flowtime : )max( jFF =
Minimasi Mean Lateness : ∑= jLn
L 1
Minimasi Maksimum Tardiness : }max{max jTT =
44
Beberapa kriteria optimalitas dalam proses penjadwalan adalah:
1. Berkaitan dengan waktu
Dalam kaitannya dengan waktu, beberapa kriteria optimalitas yang dapat
digunakan adalah :
• Minimasi mean flowtime, kriteria ini menunjukkan rata-rata waktu
yang dihabiskan setiap komponen di lantai pabrik.
• Minimasi makespan, makespan adalah jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan seluruh proses pada semua komponen yang
dijadwalkan mulai dari saat pemrosesan pertama sampai komponen
terakhir selesai diproses.
• Pemenuhan due date, due date merupakan batas waktu yang
ditetapkan konsumen agar seluruh produk yang dipesan sudah siap.
Pihak produsen selalu berusaha untuk memenuhi due date tersebut,
terutama untuk produk-produk yang kritis, misalnya produk yang akan
diproduksi oleh perusahaan lain dan produsen betindak sebagai
supplier bagi perusahaan lain. Dalam hal ini, keterlambatan yang
terjadi akan menyebabkan waktu menunggu (idle) bagi perusahaan
lain dan akan berdampak negatif yaitu hilangnya kepercayaan
perusahaan tersebut kepada produsen sebagai supplier.
45
2. Berkaitan dengan ongkos
Kriteria ini lebih mengarah ke biaya produksi seperti inventory cost, penalty
cost, dan lain sebagainya dan tidak memperhatikan kriteria waktu yang ada
sehingga dengan satu penjadwalan produksi tertentu diharapkan mendapat
ongkos yang minimal.
3. Kriteria gabungan
Beberapa kriteria optimalitas tersebut dapat digabungkan dan dikombinasikan
sehingga menjadi beberapa kriteria yang sesungguhnya (penjadwalan yang
multi kriteria)
4. Kriteria proses [10, hlm 467]
Teknik penjadwalan yang benar tergantung pada volume pesanan, ciri operasi
dan keseluruhan kompleksitas pekerjaan, sekaligus pentingnya tempat pada
masing-masing dari empat kriteria.
Empat kriteria tersebut adalah:
a. Meminimalkan waktu penyelesaian. Ini dinilai dengan menentukan rata-
rata waktu penyelesaian.
b. Memaksimalkan utilasi. Ini dinilai dengan menentukan persentase waktu
fasilitas itu digunakan.
c. Meminimalkan persediaan barang dalam proses. Ini dinilai dengan
menentukan rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem. Hubungan antara
jumlah pekerjaan dalam sistem dan persediaan barang dalam proses adalah
46
tinggi. Dengan demikian semakin kecil jumlah pekerjaan yangada dalam
sistem, maka akan semakin kecil persediaannya.
d. Meminimalkan waktu tunggu pelanggan. Ini dinilai dengan menentukan
rata-rata jumlah keterlambatan.
2.8 Klasifikasi Penjadwalan Produksi
Penjadwalan produksi dapat berbeda-beda dilihat dari kondisi yang
mendasarinya. Beberapa model penjadwalan yang sering terjadi didalam proses
produksi berdasarkan beberapa keadaan antara lain adalah:
1. Berdasarkan mesin yang dipergunakan dalam proses :
a. Penjadwalan pada mesin tunggal (single machine shop)
b. Penjadwalan pada mesin jamak (m machine)
2. Berdasarkan pola aliran proses:
a. Penjadwalan flow shop, proses produksi dengan aliran flow shop
berarti proses produksi dengan pola aliran identik dari satu mesin
ke mesin lain. Walaupun pada flow shop semua tugas akan
mengalir pada jalur produksi yang sama, yang biasa dikenal
sebagai pure flow shop, tetapi dapat pula berbeda dalam dua hal.
Pertama, jika flow shop dapat menangani tugas yang bervariasi.
Kedua, jika tugas yang datang kedalam flow shop tidak harus
dikerjakan pada semua jenis mesin. Jenis flow shop seperti ini
disebut general flow shop.
47
Gambar 2.1 Gambar Lintasan Proses Flow Shop
b. Penjadwalan job shop, proses produksi dengan aliran job shop
berarti proses produksi dengan pola aliran atau rute proses pada
setiap mesin yang spesifik untuk setiap pekerjaan, dan mungkin
berbeda untuk tiap job. Akibat aliran proses yang tidak searah ini,
maka setiap job yang akan diproses pada satu mesin dapat
merupakan job yang baru atau job dalam proses , dan job yang
keluar dari satu mesin dapat merupakan job jadi atau job dalam
proses.
Gambar 2.2 Gambar Lintasan Proses Job Shop
3. Berdasarkan pola kedatangan job:
a. Penjadwalan statis yaitu job yang datang bersamaan dan siap
dikerjakan pada mesin yang tidak bekerja.
48
b. Penjadwalan dinamis yaitu kedatangan job yang tidak menentu
4. Berdasarkan sifat informasi yang diterima:
a. Penjadwalan deterministic yaitu informasi yang diperoleh pasti,
misalnya informasi tentang pekerjaan dan mesin seperti waktu
kedatangan pekerjaan dan waktu proses.
b. Penjadwalan stokastik yaitu informasi yang diperoleh tidak pasti
tetapi memiliki kecenderungan yang jelas atau menyangkut adanya
distribusi probabilitas tertentu.
2.9 Teknik Penyusunan Penjadwalan
Penjadwalan produksi harus disusun dengan tepat agar proses produksi
berjalan dengan baik. Penjadwalan melibatkan pembebanan tanggal jatuh tempo atas
pekerjaan-pekerjaan khusus, tapi banyak pekerjaan yang bersaing secara simultan
untuk sumber daya yang sama. Untuk membantu mengatasi kesulitan yang melekat
pada penjadwalan, kita bisa mengelompokkan teknik penjadwalan sebagai berikut
[10, hlm 468]:
1. Penjadwalan ke depan
Penjadwalan ke depan memulai skedul/ jadwal segera setelah persyaratan
diketahui, penjadwalan ke depan digunakan di beragam organisasi seperti
rumah sakit, klinik, restoran untuk makan malam, dan perusahaan alat-alat
pemesinan. Skedul-skedul tersebut disusun berdasarkan tanggal permulaan
operasi yang diketahui dan kemudian bergerak ke muka dari operasi pertama
49
sampai operasi terakhir untuk menentukan tanggal penyelesaian. Atau proses
penjadwalan dimulai dengan tanggal permulaan order tertentu dan tanggal
penyelesaian diwaktu yang akan datang ditentukan berdasarkan siklus
pemrosesan dan keterbatasan kapasitas. Dalam fasilitas ini, pekerjaan
dilaksanakan atas pesanan pelanggan dan sesegera mungkin dilakukan
pengiriman. Penjadwalan ke depan biasanya dirancang untuk menghasilkan
jadwal yang bisa diselesaikan meskipun tidak berarti memenuhi tanggal jatuh
temponya. Di dalam beberapa keadaan, penjadwalan ke depan menyebabkan
penumpukan barang dalam proses. Pendekatan ini banyak digunakan dalam
industri kimiawi, pemroses makanan dan industri lainnya dimana keluarannya
sangat dibatasi dalam jangka pendek oleh kapasitas-kapasitas yang tersedia,
karena untuk mengubahnya diperlukan waktu yang lama.
2. Penjadwalan ke belakang
Penjadwalan ke belakang dimulai dengan tanggal jatuh tempo, menjadwal
operasi final dahulu. Tahap-tahap dalam pekerjaan kemudian dijadwal, pada
suatu waktu, dibalik. Dengan menggunakan lead time untuk masing-masing
item, akan didapatkan waktu awal. Namun demikian, sumber daya yang perlu
untuk menyelesaikan jadwal bisa jadi tidak ada. Penjadwalan ke belakang
digunakan di lingkungan perusahaan manufaktur, sekaligus lingkungan
perusahaan jasa seperti catering atau penjadwalan pembedahan.
50
Dalam praktik, seringkali digunakan penjadwalan ke depan dan ke belakang
untuk mengetahui titik temu yang beralasan antara apa yang bisa dicapai dengan
tanggal jatuh tempo pelanggan.
Kerusakan mesin, ketidakhadiran, masalah mutu, kekurangan dan faktor-
faktor lain membuat pejadwalan menjadi lebih kompleks. Konsekuensinya, tanggal
penugasan tidak meyakinkan bahwa pekerjaan akan dilakukan sesuai dengan jadwal.
Banyak teknik khusus yang telah dibuat untuk membantu kita dalam mempersiapkan
jadwal yang dihandalkan.
2.10 Penjadwalan Flow Shop
Sistem penjadwalan dalam flow shop adalah penjadwalan dari seluruh job
dalam urutan proses yang sama dan masing-masing job menuju ke masing-masing
mesin dalam satu waktu tertentu [1, hlm 437]. Sistem ini dapat digambarkan seperti
urutan linear pada mesin-mesin seperti pada lini perakitan. Setiap job diproses sesuai
dengan urutan prosesnya dan dari satu mesin ke mesin lainnya.
Penjadwalan yang memiliki urutan yang sama atas penggunaan masing-
masing mesin disebut dengan permutation schedules. Dalam kriteria pengukuran
diperlukan penjadwalan harus dipertimbangkan ketika didapatkan solusi yang optimal
dengan meningkatkan jumlah job atau mesin.
Pada umumnya, setiap operasi berikutnya berasal dari satu operasi yang
mendahuluinya dan operasi kedua dari terakhir mempunyai satu operasi yang
mengikutinya. Oleh karena itu, setiap job memiliki urutan operasi yang spesifik untuk
51
menyelesaikan job tersebut. Tipe struktur ini sering disebut sebagai linear predence
structure.
Gambar 2.3 Gambar Linear Predence Structure
Lantai produksi terdiri dari m mesin berbeda, dan setiap job terdiri dari m
operasi yang memerlukan mesin yang berbeda. Karakteristik flow shop dinyatakan
dengan aliran pekerjaan yang terarah. Pada pekerjaan flow shop, penomoran mesin
dimungkinkan sehingga jika operasi ke-j dari suatu job mendahului operasi ke-k,
maka mesin yang diperlukan dari operasi ke-j mempunyai nomor yang lebih kecil
dibandingkan dengan mesin yang dibutuhkan oleh operasi ke-k, mesin-mesin dalam
flow shop diberi nomor 1, 2, 3,…….., m; dan operasi job ke-i ditandai dengan (i,1),
(i,2),…….,(i,m).
Setiap job dapat diperlakukan seolah-olah job tersebut memiliki m operasi
yang tetap. Aliran pekerjaan flow shop terbagi menjadi dua, yaitu pure flow shop dan
general flow shop. Pada aliran pekerjaan pure flow shop, setiap job memiliki satu
operasi pada setiap mesin. Sedangkan pada general flow shop, suatu pekerjaan
dimungkinkan terdiri kurang dari m operasi dengan operasi-operasi pada mesin-mesin
yang tidak berdekatan (bersebelahan), dan operasi terakhir tidak selalu dimulai pada
mesin 1 dan diakhiri pada mesin m.
52
Karakteristik dasar penjadwalan flow shop adalah sebagai berikut:
a. Terdapat n job yang tersedia dan siap diproses pada waktu t = 0
b. Waktu set up independent terhadap urutan pengerjaan.
c. Terdapat m mesin berbeda, yang tersedia secara kontinu.
d. Operasi-operasi individual tidak dapat dipecah-pecah.
Teorema-teorema yang dapat digunakan untuk penjadwalan flow shop dengan
m mesin adalah:
a. Penjadwalan heuristic Campbell, Dudek and Smith (CDS).
Dalam prakteknya, masalah penjadwalan sering kali melibatkan sejumlah besar
pekerjaan yang harus diproses oleh banyak mesin. Penjadwalan heuristic CDS
adalah sebuah metode penjadwalan pada mesin seri yang merupakan pendekatan
dari Johnson’s rule. Johnson’s rule atau aturan Johnson merupakan algoritma
yang digunakan untuk menjadwalkan sejumlah pekerjaan pada dua mesin seri.
Algoritma ini bertujuan untuk meminimasikan nilai makespannya. Johnson’s rule
telah dikembangkan oleh Campbell, Dudek, and Smith dan digunakan untuk
menjadwalkan sejumlah pekerjaan (n job) yang dikerjakan pada mesin (m mesin)
yang memungkinkan untuk menghasilkan alternatif penjadwalan sebanyak jumlah
mesin - 1 penjadwalan, dan memilih yang terbaik untuk diimplementasikan.
Heuristic CDS dikembangkan sejak tahun 1970. Heuristic ini menghasilkan
urutan m – 1 dan pilihan dengan makespan terkecil [1, hlm 443]. Dalam
prakteknya, masalah penjadwalan seringkali melibatkan sejumlah besar job yang
harus diproses oleh banyak mesin. Untuk kasus seperti ini, aturan Johnson tidak
53
dapat digunakan. Pengembangan dari aturan Johnson ini disebut heuristic CDS.
Heuristic ini mengkombinasi mesin-mesin atau stasiun-stasiun kerja menjadi dua
mesin atau stasiun kerja dan selalu ditetapkan aturan Johnson ini disebut heuristic
CDS. Heuristic ini mengkombinasikan mesin-mesin atau stasiun-stasiun kerja
menjadi dua mesin atau stasiun kerja dan selalu diterapkan aturan Johnson.
Langkah-langkah penjadwalan heuristic CDS [ 4, hlm 559] :
1. Menentukan langkah alternatif yang akan diambil sebanyak jumlah mesin-
1.
2. Dari setiap langkah alternatif tersebut, kemudian dihitung waktu
prosesnya untuk 1t dan 2t .
3. Dari semua pekerjaan yang akan dijadwalkan, tentukan waktu proses
terkecil dari masing-masing pekerjaan tersebut.
4. Seperti aturan Johnson’ s Rule, tempatkan urutan pekerjaan dari sebelah
kiri jika terdapat waktu proses terkecil untuk mesin 1 ( 1t ), dan jika waktu
proses terkecil ada pada mesin 2 ( 2t ), tempatkan urutan pekerjaan dari
sebelah kanan. Ulangi urutan yang disebutkan di atas jika terdapat
pekerjaan-pekerjaan baru yang akan dijadwalkan.
5. Buatlah rangkaian urutan pekerjaannya di setiap alternatif yang ada.
6. Hitung total waktu penyelesaian (makespan) di setiap alternatif yang ada.
7. Pilihlah urutan di salah satu alternatif yang ada yang mempunyai
makespan terkecil.
54
b. Nawaz, Enscore, dan Ham (NEH) heuristic [1, hlm 443]
Heuristic NEH pertama kali digunakan dalam waktu proses untuk masing-masing
job dan untuk mengurangi waktu dari produksinya. Langkah-langkah dari
heuristic NEH adalah :
1. Lakukan pengurutan job berdasarkan aturan SPT (Short Processing Time)
2. Kemudian memulai dengan mencoba 2 urutan pertama tersebut (j1, j2)
dan (j2, j1). Hitung makespan dari kedua urutan tersebut dan pilih
makespan terkecil (misalnya j2, j1)
3. Perhitungan dilanjutkan berdasarkan job selanjutnya, misalnya j3. hitung
makespan dari ketiga urutan tersebut yaitu (j3, j2,j1), (j2,j3,j1), (j2,j1,j3)
dan pilih urutan makespan terkecil.
4. Lakukan terus perhitungan tersebut hingga didapatkan urutan dengan
makespan terkecil.
Dalam jurnal “Some Efficient Heuristic Methods for The Flow Shop
Sequencing Problem”, dilakukan penelitian perbandingan beberapa metode
penjadwalan job untuk menentukan yang terbaik dengan berbagai macam masalah
yang ada. Masalah penjadwalan yang biasa dihadapi adalah seperti adanya job
dengan jumlah besar yang datang secara bersamaan, jumlah mesin yang digunakan
dan problem yang akan dihadapi seperti mesin rusak, penambahan order baru,
perubahan prioritas dan lain-lain. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari metode
penjadwalan yang terbaik dalam meminimalkan waktu antara waktu mulai dari mesin
pertama sampai dengan waktu akhir yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
55
terakhir. Waktu ini disebut dengan makespan. Ada beberapa batasan yang diberikan
pada penelitian ini, seperti:
• Semua job harus diproses dalam setiap mesin.
• Semua mesin hanya melakukan satu pekerjaan dalam satu waktu.
• Waktu set up mesin termasuk dalam waktu proses.
• Urutan setiap operasi sama untuk setiap mesin dan urutan telah
ditentukan.
Metode penjadwalan yang diperbandingkan adalah metode penjadwalan
Gupta, Johnson, Rapid Access Procedure (RA), Palmer, CDS dan NEH. Hasil
penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perbandingan Metode Penjadwalan
Dari perhitungan tersebut didapat bahwa metode penjadwalan NEH adalah
metode penjadwalan yang paling optimal dibandingkan metode penjadwalan yang
lain.