bab 2 landasan teori 2.1 tinjauan umum 2.1.1 daerah ...dengan pengaruh kebudayaan, corak bangunan,...

74
9 BAB 2 Landasan Teori 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 2.1 Peta Kota Yogyakarta Sumber: www.google.com Daerah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan. Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menyebabkan sering terjadinya penyingkatan nomenkaltur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. DIY menjadi daerah istimewa karena peranan daerah ini begitu besar terhadap perjalanan sejarah bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya. Selain itu daerah ini istimewa karena Gubernurnya berasal dari Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat yang prosessnya melalui penetapan sesuai dengan UU Keistimewaan. Kota Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan Sungai Gajahwong. Kota ini terletak pada jarak 600 KM dari Jakarta, 116 KM dari

Upload: phungdan

Post on 04-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

9

BAB 2

Landasan Teori

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Daerah Istimewa Yogyakarta

Gambar 2.1 Peta Kota Yogyakarta

Sumber: www.google.com

Daerah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian

selatan. Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu

panjang menyebabkan sering terjadinya penyingkatan nomenkaltur menjadi DI

Yogyakarta atau DIY. DIY menjadi daerah istimewa karena peranan daerah ini

begitu besar terhadap perjalanan sejarah bangsa Indonesia dalam mencapai

kemerdekaannya. Selain itu daerah ini istimewa karena Gubernurnya berasal

dari Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat yang prosessnya melalui penetapan

sesuai dengan UU Keistimewaan.

Kota Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo,

Sungai Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan Sungai

Gajahwong. Kota ini terletak pada jarak 600 KM dari Jakarta, 116 KM dari

10

Semarang, dan 65 KM dari Surakarta, pada jalur persimpangan Bandung -

Semarang - Surabaya - Pacitan. Kota ini memiliki ketinggian sekitar 112 m

dpl.

Meski terletak di lembah, kota ini jarang mengalami banjir karena

sistem drainase yang tertata rapi yang dibangun oleh pemerintah kolonial,

ditambah dengan giatnya penambahan saluran air yang dikerjakan oleh Pemkot

Yogyakarta.l

Daerah Istimewa Yogyakarta dibagi menjadi 5 daerah tingkat II atau

yang biasa kita sebut dengan Kabupaten/Kota. Daerah tersebut yaitu:

a. Kotamadya Yogyakarta dengan ibukotanya di Kota Yogyakarta

b. Kabupaten Bantul dengan ibukotanya di Bantul

c. Kabupaten Sleman dengan ibukotanya di Sleman

d. Kabupaten Kulon Progo dengan ibukotanya di Wates

e. Kabupaten Gunung Kidul dengan ibukotanya di Wonosari

Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu

kota dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan dan 438

desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki jumlah penduduk

3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki dan 1.746.986 perempuan,

serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per kilometer persegi

dengan proporsi laki-laki dan perempuan yang hampir setara. Mayoritas

penduduk kota Yogyakarta beragama Islam. Dan sebagian besar penduduk di

Jawa masih mempertahankan tradisi Kejawen yang cukup kuat.

Kota Yogyakarta pun dikenal sebagai kota pelajar, karena hampir 20%

penduduk produktifnya adalah pelajar dan terdapat 137 perguruan tinggi. Kota

ini diwarnai dinamika pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah

di Indonesia. Perguruan tinggi yang dimiliki oleh pemerintah adalah

Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Seni

Indonesia Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dan Institut

Seni Indonesia Yogyakarta.

11

2.1.1.1 Kebudayaan Yogyakarta

DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang

tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang

tangible antara lain kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya

sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai

atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam

masyarakat.

Kota Yogyakarta memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar

Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. Keberadaan aset-

aset budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebut, dengan

Kraton sebagai institusi warisan adiluhung yang masih terlestari

keberadaannya, merupakan embrio, dan memberi semangat bagi

tumbuhnya dinamika masyarakat dalam berkehidupan kebudayaan

terutama dalam berseni budaya, dan beradat tradisi. Selain itu, Kota

Yogyakarta juga mempunyai 30 museum, yang dua di antaranya yaitu

Museum Ullen Sentalu, dan Museum Sonobudoyo diproyeksikan

menjadi museum internasional. Pada 2010, persentase benda cagar

budaya tidak bergeak dalam kategori baik sebesar 41,55%, seangkan

kunjungan ke museum mencapai 6,42%.

Gambar 2.2 Museum Ullen Sentalu

Sumber : www.google.com

12

Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawa. Budaya Jawa

secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 yaitu budaya Banyumasan,

budaya Jawa Tengah-DIY dan budaya Jawa Timur. Budaya Jawa

mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam

kehidupan sehari hari. Budaya Jawa menjunjung tinggi kesopanan dan

kesederhanaan. Di Kota Yogyakarta sendiri, seni dan budaya merupakan

bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta hingga

era modern ini tetap memiliki tradisi yang menarik. Tradisi juga pasti

tidak lepas dari kesenian yang disajikan dalam upacara-upacara tradisi

tersebut. Sehingga bagi masyarakat Yogyakarta seni dan budaya benar-

benar menjadi suatu bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.

Ciri khas yang suatu budaya merupakan nilai lebih untuk suatu

daerah karena hal terssebut menjadi keunikan yang dicari. Bahkan

budaya Jawa termasuk salah satu budaya di Indonesia yang paling

banyak diminati di luar negeri. Beberapa budaya Jawa yang diminati di

luar negeri adalah Wayang Kulit, Keris, Batik, Kebaya dan Gamelan. Di

Malaysia dan Filipina dikenal istilah keris karena pengaruh Majapahit.

Gamelan Jawa menjadi pelajaran wajib di AS, Singapura dan

Selandia Baru. Gamelan Jawa rutin digelar di AS dan Eropa atas

permintaan warga AS dan Eropa. Sastra Jawa Negarakretagama menjadi

satu satunya karya sastra Indonesia yang diakui UNESCO sebagai

Memori Dunia. Menurut Guru Besar Arkeologi Asia Tenggara National

University of Singapore John N. Miksic jangkauan kekuasaan Majapahit

meliputi Sumatera dan Singapura bahkan Thailand yang dibuktikan

dengan pengaruh kebudayaan, corak bangunan, candi, patung dan seni.

Bahkan banyak negara di dunia terutama Amerika dan Eropa menyebut

Jawa identik kopi.

2.1.1.2 Pariwisata Yogyakarta

Kota Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata di

Indonesia yang banyak menarik perhatian wisatawan domestik maupun

wisatawan asing. Yogyakarta sebagai kota kreatif dan mampu

menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata menjanjikan. Begitu

13

banyak peninggalan budaya seperti Museum Hamengku Buwono IX di

dalam kompleks Keraton Yogyakarta, Museum Batik Yogyakarta yang

saat ini mengoleksi sekitar 1.000 jenis kain batik dari berbagai daerah di

Pulau Jawa dan lainnya. Selain itu, terdapat sekitar 91 desa wisata

dengan 51 di antaranya yang layak dikunjungi.

Gambar 2.3 Jalan Malioboro

Sumber : www.google.com

Salah satu ikon yang terkenal adalah Jalan Malioboro. Merupakan

nama salah satu jalan dari tiga jalan di Yogyakarta membentang dari

Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Jalan

Malioboro ini terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan

kerajinan khas Yogja dan warung lesehan di malam hari menjual

makanan gudeg khas Yogja. Tidak hanya itu, di sini juga tempat

berkumpulnya para seniman yang sering mengekpresikan kemampuan

mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan

lain-lain di sepanjang jalan ini.

Lokasi wisata budaya lainnya di Kraton Yogyakarta yang sangat

diminati wisatawan adalah Tamansari. Sebuah taman air dimana pada

14

jaman dahulu keluarga dan tamu-tamu penting kerajaan menghabiskan

waktu luang disini. Di dalam Tamansari terdapat ruangan untuk

beristirahat dan kolam renang . Tamansari ini dahulu didesain oleh orang

Portugis.

Gambar 2.4 Tamansari

Sumber foto : Data Pribadi

2.1.1.3 Transportasi Yogyakarta

Kota ini sangatlah strategis karena terletak di jalur-jalur utama,

yaitu Jalan Lintas Selatan yang menghubungkan Yogyakarta, Bandung,

Surakarta, Surabaya, dan kota-kota di selatan Jawa, serta jalur

Yogyakarta – Semarang yang menghubungkan Yogyakarta, Magelang,

Semarang, dan kota-kota di lintas tengah Pulau Jawa. Karena itu,

angkutan di Yogyakarta cukup memadai untuk memudahkan mobilitas

antara kota-kota tersebut. Kota ini mudah dicapai oleh transportasi darat

dan udara, sedangkan karena lokasinya yang cukup jauh dari laut (27 - 30

KM) menyebabkan tiadanya transportasi air di kota ini.

Terdapat beberapa jenis transportasi yang digunakan di dalam kota

Yogyakarta, yaitu bus kota, trans jogja, ojeg, becak, andong dan taksi.

15

Gambar 2.5 Becak

Sumber : www.google.com

Kota ini merupakan salah satu kota yang tidak mengenal istilah

angkutan kota (angkot dengan armada minibus).transportasi di dalam

kota dilayani dengan menggunakan sejumlah bus kota. Terdapat jalur bus

yang dioprasikan oleh koperasi masing-masing yang melayani rute-rute

tertentu.

Sejak Maret 2008, sistem transportasi bus yang baru, bernama

Trans Jogja hadir melayani sebagai transportasi massal yang cepat, aman

dan nyaman. Trans Jogja merupakan bus 3/4 yang melayani berbagai

kawasan di Kota, Sleman dan sebagian Bantul. Hingga saat ini (Tahun

2014), telah ada 8 (delapan) trayek yang melayani berbagai sarana vital

di Yogyakarta.

Sedangkan transportasi antar kota dengan Yogyakarta dapat

menggunakan kereta api dari Jakarta, Bandung, Surabaya atau Malang,

pemberangkatan dan kedatangan kereta api (KA) kelas eksekutif dan

bisnis dilayani Stasiun Yogyakarta, juga dikenal sebagai Stasiun Tugu

sedangkan KA kelas ekonomi dilayani di Stasiun Lempuyangan. Ada

pula kereta api komuter cepat yang menghubungkan Kutoarjo dengan

Surakarta melewati stasiun Lempuyangan, kereta tersebut bernama

Prameks.

16

Bus AKAP tersedia dari dan ke semua kota di Pulau Jawa, datang

dan berangkat dari Terminal Penumpang Yogyakarta, yang berada di

Jalan Imogiri Timur, Giwangan, berada di tepi Jalan Lingkar Luar

Selatan Yogyakarta, di batas wilayah antara Kota Yogyakarta dengan

Kabupaten Bantul.Terminal lain yang lebih kecil seperti Terminal

Jombor yang melayani antara lain rute Magelang dan Semarang dan

Terminal Condong Catur ke arah Kaliurang.

Pada transportasi udara dari dan ke Yogyakarta dilayani oleh

Bandara Internasional Adisutjipto yang terletak di tepi Jalan Adisucipto

KM 9, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

Bandara ini melayani penerbang domestik ke kota-kota besar di Pulau

Jawa (Jakarta, Bandung, Surabaya), Sumatra (Batam), Bali, Kalimantan

(Pontianak, Banjarmasin, dan Balikpapan), dan Sulawesi (Makassar).

Selain itu, bandara ini juga melayani penerbangan harian ke Singapura

dan Kuala Lumpur dengan Malaysia Airlines dan Singapore Airlines.

2.1.2 Defini Hotel

Secara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa Latin yaitu Hospitium, yang

artinya ruang tamu. Kata ini kemudian mengalami proses perubahan pengertian

dan untuk membedakan Guest House dengan Mansion House yang

berkembang saat itu, maka rumah besar disebut hostel. Rumah – rumah besar

atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan

beristirahat sementara waktu, dan selama menginap itu para penginap di

koordinir oleh seorang pengurus rumah, dan semua tamu yang menginap harus

mematuhi kepada peraturan yang dibuat oleh pengurus rumah.

Hostel disewakan pada masyarakat umum untuk menginap

dan beristirahat sementara waktu, dan dikoordinir oleh seorang pengurus

rumah. Seiring perkembangan dan adanya tuntutan terhadap kepuasan, di mana

orang tidak menyukai peraturan yang terlalu banyak pada hostel, maka kata

hostel kemudian mengalami perubahan, yakni penghilanganhuruf “s” pada kata

hostel sehingga menjadi hotel.

17

Pengertian hotel berdasarkan beberapa definisi menurut para ahli :

An inn is an establishment held by the proprietor as offering food, drink

and sleeping accommodation without special contract to any traveller, able

and willing to pay a reasonable sum, who is fit to be received.

(Hotel Proprietors Ac, 1956)

“Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial,

disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut

makan dan minum.”

(Surat Keputusan Mentri Perhubungan No.: PM 10/PW-301/Phb.77,

tanggal 12 Desember 1977)

"Suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh

bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta

jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.”

(SK Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. KM 37/PW.

340/MPPT-86 dalam Sulastiyono (2011:6))

Berdasarkan definisi para ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa

hotel adalah sebagai suatu usaha jasa yang merupakan sarana pendukung

kegiatan pariwisata, dimana pengelolaannya dilakukan secara professional dan

didukung oleh tenaga kerja yang memiliki keterampilan baik dalam bidang

perhotelan. Dengan bentuk sebuah bangunan besar dengan memiliki banyak

kamar yang tersusun.

2.1.2.1 Klasifikasi Hotel Berdasarkan Ukuran / Jumlah Kamar

Berdasarkan Knowledge on Hotel Operation oleh Balai Pendidikan

dan Latihan Kepariwisataan. Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran /

jumlah kamar, yaitu :

a. Small hotel

Jumlah kamar antara kurang dari 25 kamar.

b. Average hotels

Jumlah kamar antara 25 – 100 kamar.

18

c. Above average hotels

Jumlah kamar antara 100 – 300 kamar.

d. Large hotels

Jumlah kamar lebih dari 300 kamar.

2.1.2.2 Klasifikasi Hotel Berdasarkan Jenis Pengunjungnya

Klasifikasi hotel berdasarkan jenis pengunjungnya, yaitu :

a. Family hotels

Hotel untuk tamu yang menginap bersama keluarga.

b. Business hotels

Hotel untuk pengusaha.

c. Tourist hotels

Hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan, baik

domestik maupun luar negri.

d. Cure hotels

Hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau

penyembuhan penyakit.

2.1.2.3 Klasifikasi Hotel Berdasarkan Lamanya Menginap

Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya menginap, yaitu :

a. Transient hotels

Menyediakan akomodasi dan fasilitas lainnya bagi pengunjung

yang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu relatif singkat.

Umumnya terletak di kota-kota besar dan lokasinya berada di

dekat stasiun atau transportasi terminal.

b. Semi resident hotels

Merupakan hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari

tetapi dalam jangka waktu pendek, berkisar dua minggu sampai

satu bulan.

c. Resident hotels

Merupakan hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama, berkisar

paling sedikit satu bulan.

19

2.1.2.4 Klasifikasi Hotel Berdasarkan Kelas Bintang

Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/ll/88

tentang pelaksanaan ketentuan usaha dan penggolongan hotel. Star

system, klasifikasi hotel menurut kelas bintang sebagai simbol kualitas

a. Hotel bintang satu : minimal 15 kamar

b. Hotel bintang dua : minimal 20 kamar

c. Hotel bintang tiga : minimal 30 kamar

d. Hotel bintang empat : minimal 50 kamar

e. Hotel bintang lima : minimal 100 kamar

f. Hotel bintang lima + diamond : hotel dengan kualitas lebih

baik dari hotel bintang lima.

2.1.2.5 Klasifikasi Hotel Berdasarkan Lokasi

Berdasarkan Introduction to Hospitality Management klasifikasi

hotel berdasarkan lokasi, yaitu :

a. Resort hotels

lokasi Resort Hotels tidak jauh dari tempat vakansi dan rekreasi.

Tamu yang datang sangat menikmati waktu senggangnya untuk

bersantai juga berekreasi. Untuk menaikan ramainya pengunjung,

resort terkadang menyediakan fasilitas seperti ruang meeting

untuk bisnis dan group, fasilitas olahraga dan rekreasi, spa, dan

lainnya.

b. Mountain hotels

Lokasi hotel yang berada di pegunungan. Melayani tamu yang

ingin menikmati suasana pegunungan.

c. Beach hotels

hotel yang berada di pantai. Melayani tamu yang bersantai dan

berekreasi di daerah pesisir.

d. City hotels

hotel yang berada di tengah kota. Melayani tamu berkunjung di

kota.

e. Highway hotel

20

hotel yang berada di jalur highway.

f. Airport HotelsBanyak

Airport Hotels sudah memiliki banyak pengunjung, dikarenakan

banyak tamu yang datang terutama wisatawan, yang dikarenakan

penundaan penerbangan, penukaran penerbangan, juga wisatawan

yang baru tiba, dikarenakan Airport Hotel berjarak tidak jauh dari

landasan udara.

g. Freeway Hotels and Motels

Freeways atau jalan raya dalam bahasa Indonesia. Freeway Hotel

and Motels bertujuan untuk membantu aktifitas pada jalan raya.

Tamu yang datang untuk beristirahat dari perjalanan jauh.

h. Casino HotelsCasino Hotels

merupakan hotel yang berdekatan dengan tempat rekreasi kasino.

Sebagai tempat perisirahatan para tamu pengunjung kasino juga

tamu yang sekedar ingin menginap pada hotel ini. Casino Hotels

juga membuat sistem pelayanan dengan “family-friendly” atau

“keluarga-pertemanan”. Dengan sistem pelayanan seperti ini

Casino Hotel mengharapkan tamu hotel dapat tinggal lebih lama.

i. Convention Hotels

Convention Hotels mengutamakan fasilitas dan kebutuhan

kelompok yang akan menghadiri konvensi atau rapat. Biasanya

hotel ini memiliki 500 kamar juga area publik yang besar serta

akomodasi untuk ratusan orang dalam waktu yang bersamaan.

j. Full-Service Hotels

Cara untuk memastikan hotel ini adalah dengan tingkat pelayanan

yang di berikan. Full-Service Hotel sangat mengutamakan

fasilitas dan pelayanan yang akan di berikan pada tamu.

k. Economy/Budget Hotels

Hotel ini dibilang juga sebagai hotel kelas ekonomi. Persaingan

ketat dalam hotel ekonomi sangat ketat belakangan ini. Hotel ini

tidak memiliki restoran di dalamnya hanya saja menyediakan

sarapan pagi untuk tamu pada lobi hotel.

l. Butique Hotels

21

Butik hotel menawarkan penawaran yang berbeda dan

pengalaman yang berbeda. Butik hotel memiliki arsitektur,

konsep, desain, yang unik. Dengan kapasitas 25-125 kamar dan

pelayanan yang sangat baik.

2.1.2.6 Jenis Tamu Hotel

Tamu adalah bagian yang tak terpisahkan dari sebuah usaha hotel.

Oleh karena itu, seorang tamu layak mengharapkan dan mendapatkan

pelayanan yang profesional dari sebuah hotel. Setiap tamu ingin

memperoleh sesuatu yang melebihi nilai yang diharapkannya dari harga

yang melebihi nilai yang diharapkannya dari biaya yang mereka

keluarkan.

Umumnya jenis-jenis tamu yang menginap di suatu hotel dapat di

klasifikasikan sebagai berikut:

a. Domestic Tourist

Yaitu wisatawan lokal/daerah dimana dia tinggal/menginap pada

suatu hotel, misalnya pada waktu weekend, special function dan

atau untuk aktivitas lain.

b. FITs (Free Independent Travellers)

Yaitu wisatawan internasional yang melakukan perjalanan secara

individual dan tidak terikat dalam suatu rombongan /

grup. Biasanya jenis tamu FITs melakukan reservasi kamar

secara langsung ke hotel dan umumnya hanya memesan kamar

(room only).

c. GITs (Group Inclusive Tours)

Yaitu rombongan wisatawan yang melakukan perjalanan secara

bersamaan dalam suatu package tour. Biasanya tamu jenis ini

melakukan perjalanan dengan perantara travel agent.

d. SITs (Special Interest Tours)

Yaitu suatu rombongan yang berkunjung ke suatu tempat,

biasanya dengan tujuan khusus seperti mengunjungi candi

Borobudur dan sebagainya.

e. CIPs (Commercially Important Persons)

22

Yaitu para tamu atau executive dari suatu perusahaan besar yang

selalu bepergian dan menginap di hotel mewah. Biasanya

reservasi kamarnya dilakukan oleh sekretaris atau asistennya.

f. SPATTs (Special Attention Guests)

Yaitu tamu-tamu yang membutuhkan perhatian lebih/khusus,

seperti tamu yang sudah tinggal lama dalam sebuah hotel, tamu

yang sakit, tamu yang sudah lanjut usia, tamu cacat, dan lain

sebagainya.

g. VIPs (Very Important Persons)

Yaitu tamu-tamu yang dianggap penting dalam sebuah hotel,

seperti selebritis, tamu yang menginap di kamar mahal, para

pejabat pemerintahan, pimpinan perusahaan, langganan tetap dan

lain sebagainya.

h. Regular Guest

Yaitu tamu biasa yang menginap di sebuah hotel. Umumnya

tamu tersebut menginap pada sebuah hotel tanpa membuat

reservasi terlebih dulu. Regular guest sering disebut Walking

guest.

i. Corporate

Tamu yang datang dari sebuah perusahaan yang sudah

mempunyai kontrak harga sendiri (kerja sama) dengan hotel.

j. Embassy

Tamu yang datang dari kedutaan atau ada hubungan dengan pihak

kedutaan.

k. Airline crew

Tamu yang bekerja sebagai awak penerbangan.

l. Airline passenger

Tamu dari pengguna pesawat terbang (penumpang).

m. Stranded passenger

Penumpang yang menginap di hotel karena kerusakan pesawat

dan merupakan fasilitas akomodasi dari perusahaan penerbangan.

n. Weekend rate

Harga dari sebuah hotel khususnya pada hari, jumat, sabtu,

minggu dan tanggal merah.

23

o. Airport rep

Hotel di wilayah bandara dan disediakan untuk tamu yang butuh

penginapan saat landing, harganya lebih murah dan biasanya

untuk transit.

p. Membership card

Tamu yang datang menggunakan kartu member. Ada ketentuan

tertentu dari hotel baik harga maupun fasilitas tidak dapat dialih

tangankan. Min 1 th dan max. 3 th.

q. Hotelier

Tamu yang datang / harga yang diberikan pada karyawan sebuah

hotel. Diskon 40-60%.

r. Press

Tamu yang datang berkerja sebagai wartawan.

s. Government

Tamu dari pemerintahan. System pembayarannya dilakukan

setelah selesai acara. Jangka waktunya 1-3 bulan (LS).

t. Long stay

Tamu yang menginap di hotel lebih dari 8 minggu.

u. Cetain package

Harga yang ditawarkan pada tamu yang berupa paket.

v. Honey Moon

Tamu yang datang berbulan madu, biasanya diberikan harga

khusus

Walaupun ada perbedaan istilah jenis tamu, seperti yang diuraikan

di atas bukan berarti untuk membedakan perlakuan dalam melayani

tamu. Setiap tamu yang datang untuk check in ke hotel layak untuk

mendapatkan pelayanan prima oleh pihak hotel.

2.1.2.7 Definis Hotel Butik

Seperti kebanyakan orang pahami mengenai butik, sebuah toko

yang memperjualkan belikan pakaian dan aksesoris dengan standar toko

itu sendiri. Bila dimengerti lebih jauh, hotel butik merupakan jenis

akomodasi yang menyediakan sarana tempat tinggal, pelayanan terhadap

24

pengunjung di sebuah bangunan dengan konsep penginapan yang

berbeda dari hotel pada umumnya. keunikan pada hotel butik sebagai non

bintang dengan kualitas hotel bintang.

Butik hotel juga memiliki pengertian, yaitu: (Definition of Boutique

Hotel in Recent Years by Lucienne Anhar)

1. Kecil, memiliki fasilitas hanya 50-150 kamar, kapasistas

tergantung dari wilayah hotel tersebut.

2. Asli, Butik hotel biasanya memiliki konsep hotel yang berbeda

dengan hotel berbintang lainya, karena biasanya hotel ini

menyesuaikan literatur wilayah dengan konsepnya.

3. Sustainable architecture, biasanya hotel ini juga memberikan

arsitektur yang memanage enerji sekitar demi meminimalisir

pengeluaran.

4. Mewah, konsep hotel ini yang mengesankan mewah terbawa

dari segi pelayanan, interior dan furnitur hanya penunjang.

5. Low profile, biasanya hotel ini pun mempromosikan diri

dengan cara memberikan yang terbaik terhadap pengunjung tidak

melalui iklan ataupun yang lain. Mereka member kesan, pengunjung

yang mengincar kita.

Dititik berangkat pada proses perancangan yang dijadikan acuan

dasar para arsitek dan desainer agar dapat menemukan pemecahan desain

yang lebih kreatif. Konsep sebuah hotel menjadi aspek yang

membedakan hotel yang satu dengan hotel yang lainnya. Sedangkan gaya

dari suatu rancangan merupakan ekspresi arsitektural.

Persaingan pasar industri usaha perhotelan menyebabkan terjadinya

diferensiasi produk dan segmentasi pasar yang mengakibatkan gaya dan

jenis hotel butik terus berkembang. Pertumbuhan dan perkembangnya

hotel-hotel di Indonesia menyebabkan hotel butik menjadi trend.

2.1.2.8 Definisi Restoran

Usaha restoran bisa berdiri sendiri (freestanding restaurant)

maupun berada di dalam hotel. Menurut Suartana (2006 :23) restoran

25

adalah: “tempat usaha yang komersial yang ruang lingkup kegiatannya

menyediakan pelayanan makanan dan minuman untuk umum di tempat

usahanya.”

Sedangkan menurut Sihite (2000:16) restoran adalah “suatu tempat

dimana seseorang yang datang menjadi tamu yang akan mendapatkan

pelayanan untuk menikmati makanan, baik pagi, siang maupun malam

sesuai dengan jam bukanya dan oleh tamu yang menikmati hidangan itu

harus membayar sesuai dengan harga yang ditentukan sesuai daftar yang

disediakan di restoran ini.”

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa restoran adalah

tempat usaha yang melayani tamu yang datang dengan ruang lingkup

kegiatannya menyediakan makanan dan minuman yang bersifat

komersial.

2.1.2.8.1 Klasifikasi Restoran

Wojowasito dan Poerwodarminto (Marsyangm, 1999:71)

mengklasifikasikan restoran atau rumah makan menjadi beberapa

tipe, antara lain:

a. A’la Carte Restaurant

adalah restoran yang mendapatkan izin penuh untuk menjual

makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas

memilih sendiri makanan yang mereka inginkan. Tiap-tiap

makanan di dalam restoran ini memiliki harga sendiri-sendiri.

b. Table D ‘hote Restaurant

adalah suatu restoran yang khusus menjual menu table d’hote,

yaitu suatu susunan menu yang lengkap (dari hidangan

pernbuka sampai penutup) dan tertcntu, dengan harga yang

telah ditentukan pula.

c. Coffe Shop atau Brasserei

adalah suatu restoran yang pada umumnya berhubungan

dengan hotel, suatu tempat dimana tamu biasanya

berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu bias

26

mendapatkan makan pagi. makan siang dan makan malam

secara cepat dengan harga yang cukupan. Pada umumnya

system pelayanannya adalah dengan American service dimana

yang diutamakan adalah kecepatannya. Ready on plate service,

artinya makanan sudah dtatur dan disiapkan diatas piring.

Kadang-kadang penyajiannya dilakukan dengan cara buffet

atau prasmanan.

d. Cafelaria atau Cafe

adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan

cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan

makanannya terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol.

e. Canteen

adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, dan

sekolah, tempat dimana para pekerja atau pelajar biasa

mendapatkan makan siang atau coffe break, yaitu acara minum

kopi disertai makanan kecil atau selingan jam kerja, jam

belajar ataupun dalam acara rapat-rapat dan seminar.

f. Continental Restaurant

suatu restoran yang menitik beratkan hidangan continental

pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah. Suasananya

santai, susunannya agak rumit, disediakan bagi tamu yang

ingin makan secara santai.

g. Carvery

adalah suatu restoran yang berhubungn dengan hotel dimana

para tamu dapat mengisi sendiri hidangan panggang sebanyak

yang mereka inginkan dengan harga hidangan yang sudah

ditetapkan.

h. Dining Room

terdapat dihotel kecil, motel atau inn. merupakan tempat yang

tidak lebih ekonomis dari pada tempat makan biasa. Dining

room pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal

di hotel itu, namun yang terbuka bagi para tamu dari luar.

i. Discotheque

27

ialah suatu restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat

dansa sambil menikmati alunan musik. Kadang-kadang juga

menampilkan live band. Bar adalah salah satu fasilitas utama

untuk sebuah discotheque. Hidangan yang tersedia umumnya

berupa snack.

j. Fish and Chip Shop

ialah suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris, dimana

kita dapat membeli macam-macam kripik (chips) dan ikan

goreng, biasanya berupa ikan Cod, dibungkus dalam kertas

dan dibawa pergi . jadi rnakanannya tidak dinikmati di tempat

itu.

k. Grill Room (Rotisserie)

adalah suatu restoran yang menyedikan bermacam-macam

daging panggang. Pada umumnya antara restoran dengan

dapur dibatasi dcngan sekat dinding kaca sehingga para tamu

dapat memilih sendiri potongan daging yang dikehendaki dan

melihat sendiri bagaimana memasaknya. Grill room kadang-

kadang disebut juga sebagai steak house.

l. Inn Tavern

Inn tavern ialah suatu restoran dengan harga cukupan yang

dikelola oleh perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat dekat

dan ramah, dengan tamu-tamu. Sedangkan hidangannya lezat-

lezat.

m. Night Club/Super Club

adalah suatu restoran yang pada umumnya mulai dibuka

menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi

tamu-tamu yang ingin santai. Dekorasinya mewah,

pelayanannya megah. Band merupakan kelengkapan yang

diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian resmi dan rapi

sehingga manaikkan gengsi.

n. Pizzeria

adalah suatu restoran yang kusus menjual pizza. Kadang-

kadang juga ada spaghetty atau makanan khas Italia lainnya.

o. Pan Cake Hoii.se/Creperie

28

adalah restoran yang khusus menjual pun cake dan crepe yang

diisi dengan berbagai macam manisan didalamnya.

p. Pub

pada mulanya merupakan tempat hiburan umum yang mendpat

izin menjual minuman bir serta minuman beralkohol lainnya.

Para tamu mendapatkan minumannya dari counter (meja

panjang yang membatasi dua ruangan). Pengunjung dapat

menikmat; sambil duduk atau berdiri. Hidangan yang tersedia

berupa snack seperti pies dan sandwich. Sekarang kita bisa

mendapatkan banyak hidangan pengganti di pub.

q. Snack Bar/Cqfe/Milk Bar

adalah semacam restoran cukupan yartg sifatnya tidak resmi

dengan pelayanan cepat dimana para tamu mengumpulkan

makanan mereka diatas baki yang diambil dari atas kounter

dan kemudian membawanya kemeja makan. Para tamu bebas

memilih makanan yang disukainya. Makanan yang disediakan

biasanya adalah hamburger, sausages dan sawhvich.

r. Specialitiy Restaurant

adalah restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya

disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau

temanya. Restoran semacam ini menyediakan masakan Cina,

Jepang, Italia dan sebagainya. Pelayanannya sedikit banyak

berdasarkan tatacara negara tempat asal makanan spesial itu.

s. Terrace Restaurant

adalah suatu restoran yang terletak di luar bangunan, namun

pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun

restoran induk. Di negara-negara barat pada umumnya restoran

tersebut hanya buka pada waktu musim panas saja.

t. Gourmet Restoran

ialah suatu restoran yang menyelenggarakan pelayanan makan

dan minum untuk orang-orang yang berpengalaman luas dalam

bidang rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini

ialah makanan dan minumannya yang lezat-lezat,

pelayanannya megah dan harganya cukup mahal.

29

u. Family Type Restaurant

ialah suatu restoran sederhana yang menghidangkan makanan

dan minuman dengan harga tidak mahal, terutama disediakan

untuk tamu-tamu keluarga maupun kelompok.

v. Main Dining Room

ialah suatu restoran atau ruang makan utama yang pada

umumnya terdapat di hotel-hotel besar. dimana penyaji

makanannya secara resmi, pelan tapi masih terikat oleh suatu

peraruran yang ketat. Servisnya biasa menggunakan pelayanan

ala Perancis atau Rusia. Tamu-tamu yang hadir pun pada

umumnya berpakaian resmi atau formal.

2.1.2.8.2 Produk Restoran

Produk restoran adalah istilah yang digunakaan dalam

pemasaran yang mengacu pada sekumpulan produk yang memiliki

kesamaan karakteristik. Menurut Ditmer (2002:115-119) macam

produk dalam operasional makanan dan minuman lebih dari hanya

sekedar makanan dan minuman yang ditawarkan untuk dijual, tetapi

termasuk didalamnya pelayanan (service) dan suasana (ambience)

dari fasilitas yang ditawarkan. Hal ini dikarenakan pelanggan tertarik

untuk datang ke restoran dengan berbagai alasan. Komponen dari

produk operasional makanan dan minuman adalah:

a. Makanan dan minuman

b. Pelayanan (service) termasuk cara pelayanan,

keramahtamahan keryawan, valet parking, perhatian khusus

seperti acara pribadi, hiburan, dan komplimentari foto untuk

pelanggan.

c. Suasana (ambience), termasuk : tema, lighting, seragam,

furniture, kebersihan, perlengkapan, dekorasi, dan penataan

meja.

Menurut Cousin dkk (2002:48-53) menyatakan bahwa produk

restoran ditentukan oleh lima faktor yaitu :

30

a. Faktor makanan dan minuman terdiri atas variabel jenis/menu

masakan, variasi pilihan menu, rasa, tekstur, dan presentasi.

b. Faktor pelayanan (service) terdiri atas variabel pilihan jenis

pelayanan, fasilitas reservasi atau pemesanan tempat duduk,

ketersediaan pembayaran dengan kartu kredit, tersedianya pilihan

ukuran porsi, akses terhadap informasi kesehatan, dan

ketersediaan kursi untuk balita (highchairs).

c. Faktor kebersihan dan higienitas terdiri atas factor stuff

grooming, kebersihan pakaian makanan dan minuman, dan

kebersihan area keseluruhan.

d. Faktor harga terdiri atas kesesuaian antara kepuasan yang

diperoleh dengan sejumlah uang yang dikeluarkan pelanggan.

e. Faktor atmosfir/suasana terdiri atas desain, dekorasi,

pencahayaan, pengaturan suhu udara, furnishing, tingkat

kegaduhan (noise level), perilaku tamu-tamu yang ada di restoran,

dan perilaku karyawan. Atmosfir dalam operasional makanan dan

minuman dapat dibagi atas atmosfir yang dilihat, yang didengar,

disentuh, dirasakan, dan yang dibaui.

2.1.3 Definisi Furnitur

Kata furnitur berasal dari bahasa Prancis fourniture (1520-30 Masehi_.

Fourniture mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau prabot

rumah tangga. Sedangkan kata mebel berasal dari kata movable, yang artinya

bisa bergerak. Walaupun mebel dan furnitur punya arti yang beda, tetapi yang

ditunjuk sama yaitu meja, kursi, lemari, dan seterusnya.

Pada zaman dahulu, furnitur berbentuk besar dan menggunakan bahan

yang sangat kuat, dengan tujuan dipakai turun menurun di dalam rumah dan

tidak dipindah-pindah. Akibatnya furnitur pada zaman dahulu bentuknya besar-

besar dan berat. Seiring berjalannya waktu budaya orang menjadi lebih dinamis

dan sering berpindah-pindah tempat tinggal, manusia modern pun mulai

mengutamakan kepraktisan seperti tinggal di apartemen atau rumah susun dan

hal ini pula yang membuat berkembangnya desain dan fungsi furnitur.

31

Pada masa kini furnitur dibuat dari berbagai macam material bisa dengan

bahan ringan, praktis, bisa dilipat dan banyak yang menggunakan knockdown

atau do it yourself. Dahulu kursi dan meja menggunakan bahan yang kuat

sehingga bisa digunakan sebagai tempat tumpuan atau menjadi tempat berdiri

orang dewasa (misalnya jika ingin mengambil bola lampu yang berada di

langit-langit rumah), sedangkan saat ini meja dan kursi kebanyakan sudah

terbuat dari bahan yang lebih ringkih seperti kayu MDF atau particle board

yang fungsinya hanya sebagai meja makan dengan kekuatan terbatas.

Pergeseran pola penggunaan bahan pada furnitur mengakibatkan munculnya

dua jenis furnitur yaitu Modern Furniture dan High End Classic Furniture.

Menurut beberapa pengertian, furnitur dapat di artikan, sebagai berikut:

Mebel adalah perabotan yang memiliki tempat untuk menyimpan sesuatu

dengan posisi tetap atau memiliki tempat tertentu di dalam ruangan dari bahan

tertentu yang berdiri sendiri.

Jamaludin, (2007) Pengantar Desain Mebel, Kiblat.

Furnitur sendiri menurut Concise Oxford Dictionary diartikan sebagai: 1)

the movable articles that are used to make a room or building suitable for

living or working in, such as tables, chairs, or desk; 2) The small accessories

or fittings that are required for a particular task or function.

Jamaludin, (2007) Pengantar Desain Mebel, Kiblat.

Mebel atau furnitur adalah perabot yg diperlukan, berguna, atau disukai,

sepertit barang atau benda yg dapat dipindah-pindah, digunakan untuk

melengkapi rumah, kantor, dan bangunan lainnya.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia)

2.1.3.1 Klasifikasi Furnitur Berdasarkan Fungsi

Furnitur dari segi kegunaan atau fungsi, menurut Karl Mang dalam

History of Furniture (1978) dan Edward Lucie-Smith dalam Furniture: a

Concise History (1993) dalam buku Pengantar Desain Mebel oleh

(Jamaludin 2007) sesungguhnya bisa dikategorikan dalam 4 jenis yaitu

32

tempat untuk menyimpan sesuatu di dalamnya seperti lemari dan rak;

tempat menyimpan sesuatu di atasnya seperti segala macam meja; tempat

tidur yang ini untuk menyimpan tubuh kita selama tidur; dan mebel

untuk duduk alias kursi beserta turunannya seperti bangku, sofa, kursi

makan atau jok.

1. Tempat Penyimpan Sesuatu di Dalamnya

Fungsi sebagai tempat menyimpan ini merupakan kata lain dari

gudang bagi barng tertentu yang berukuran relatif kecil atau dapat

dilipat. Furnitur yang umum pada fungsi ini dulu berupa peti dan

sekarang dalam bentuk berbagai macam lemari. Masih termasuk

dalam jenis ini adalah berbagai jenis dan bentuk rak. Laci adalah jenis

mebel untuk penyimpanan barang-barang kecil, biasanya disatukan

pada meja kerja atau lemari.

2. Tempat Penyimpan Sesuatu di Atasnya

Jenis ini kita kenal dengan nama meja. Syaratnya adalah satu bidang

datar sebagai bagian utama dan kaki atau penyangga untuk

membuatnya berada pada ketinggian tertentu yang cocok dengan

posisi manusia untuk kegiatan yang memerlukan permukaan datar

yang dekat dengan tangan seperti makan-minum, menulis, atau

bekerja. Fungsi sebagai tempat menyimpan sesuatu di atasnya

berkembang menjadi berbagai macam meja yang menunjuk pada

fungsi khusus.

3. Tempat Untuk Tidur

Elemen penting tempat tidur adalah bidang datar (horizontal) tempat

tubuh telentang dengan luas minimal seukuran tubuh. Waktu tidur

yang relatif lama menciptakan lapisan pengempuk agar tulang

punggung atau bagian tubuh yang menerima beban berat badan terasa

nyaman. Lapisan pengempuk ini umumnya dikenal dengan nama

kasur atau matras.

33

4. Tempat Untuk Duduk

Duduk merupakan aktivitas pertengahan antara berdiri dan telentang

atau posisi ketiga setelah berdiri. Selain oleh manusia duduk juga

dilakukan oleh hewan berkaki dua lainnya seperti monyet, kera,

orangutan dan gorila. Hal itu disebabkan karena sama-sama memiliki

sendi lutut dan pinggul serta postur tubuh yang relatif vertikal. Kursi

sendiri memiliki simbol yang paling bergengsi yang tidak dimiliki

furniture lain atau artefak lain. “Kedudukan” yang berasal dari

“duduk” berarti kekuasaan. Tak heran bila kursi menjadi simbolnya.

2.1.3.2 Klasifikasi Furnitur Berdasarkan Tempat Pemakaian

1. Loose Furniture

Mebel siap pakai yang dapat dibeli dan tersedia di pasaran. Loose

Furniture biasanya digunakan untuk dirumah, restoran, hotel, dan

tempat umum lainnya. Contoh: kursi, meja, lemari, sofa.

2. Outdoor Furniture

Merupakan furniture yang berada di luar bagian bangunan, biasanya

menggunakan material tertentu seperti plastik, kayu, rotan sintetik,

alumunium. Outdoor furniture harus cukup kuat karena terpengaruh

dengan cuaca dan iklim.

3. Indoor Furniture

Merupakan furnitur yang berada di dalam ruangan. Furnitur dalam

ruangan dapat menggunakan material apa saja karena tidak

terpengaruh dengan cuaca dan iklim di luar bangunan.

4. Multifunction Furniture

Furnitur yang memiliki beberapa jenis fungsi, seperti meja lipat yang

bisa digunakan sebagai kursi, maupun tempat tidur yang dapat dilipat

menjadi kursi. Furnitur seperti ini biasanya digunakan untuk di

apartemen yang memiliki area yang kurang luas.

34

2.1.3.3 Klasifikasi Furnitur Berdasarkan Sistem Konstruksi

Berdasarkan buku “Pengantar Studi Perancangan Fasilitas Duduk”

Sriwarno Andar (1998), furnitur bisa dibedakan dalam sistem

konstruksinya yaitu :

1. Built in Furniture

Build in Furniture adalah suatu konstruksi furnitur yang

memanfaatkan bangunan rumah atau gedung sebagai bidang penguat

konstruksi. Konstruksi furniture menempel pada dinding yang khusus

dibangun untuk penempatan furnitur. Sepintas akan mnampak bahwa

furnitur tersebut rata dengan dinding dari langit-langit hingga lantai.

Umumnya dipakai untuk pembuatan lemari atau rak. Keuntungan dari

konstruksi ini adalah kemudahan perawatan dan kebersihan karena

sedikit sekali adanya celah yang terbuka. Namun kelemahannya

mudah terserang lapuk bila dinding bangunan terlampau lembab dan

berjamur.

2. Knock Up Furniture

Konstruksi furnitur ini menggunakan sistem sambungan konstruksi

mati (fixed construction). Seluruh sambungan tergabung secara

permanen oleh bahan lem, paku, atau bahkan tertanam dalam

konstruksi bangunan. Contohnya kursi tamu, bangku belajar di

sekolah, kursi panjang di ruang tunggu, dan street furniture. Dengan

teknik ini pemakai tidak memiliki peluang membongkar kembali

furnitur menjadi komponen-komponen lepas.

3. Knock Down Furniture

Keuntungan sistem knockdown adalah dapat dilepas pasang untuk

memudahkan penyimpanan dan pengemasan. Knockdown furniture

sangat efisien dalam penyimpanan atau pengiriman karena tidak

memakan banyak tempat dan bisa memuat banyak dalam pengiriman.

Untuk sistem konstruksinya dipusatkan pada kekuatan sekrup dan

35

baut yang digunakan sebagai penyambung bagian-bagian furnitur

tersebut.

4. Folding Furniture

Alternatif lain dalam penyelesaian problema ruang adalah dengan

pendekatan sistem lipat. Konstruksi yang dilipat, selain ringkas juga

dapat menghemat pemakaian ruang pada saat penyimpanan. Furnitur

yang paling sering menggunakan sistem konstruksi ini adalah kursi.

Dalam mendesain kursi lipat ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, antara lain :

a. Prosedur operasional melipat dan membuka kursi.

b. Keamanan dalam melipat dan membuka kursi agar

tidak terjadi resiko terjepitnya tangan atau kaki pemakai.

5. Stacking chair

Selain sistem lipat, konstruksi kursi dapat didesain dengan pendekatan

susun. Dalam sistem susun, bagian kaki kursi yang berada di atas

akan masuk ke bagian badan kursi yang berada dibawahnya. Desain

konstruksi stacking menuntut perhitungan yang presisi pada saat dua

atau lebih kursi disusun. Adapun kemungkinan penyusunannya adalah

a. Tumpukan mengarah keatas (vertical arrangement).

b. Tumpukan mengarah miring (diagonal arrangement).

c. Tumpukan mengarah ke sejajar permukaan lantai

(horizontal arrangement).

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam sistem susun adalah :

a. Kekuatan struktur kursi yang menghasilkan

perhitungan berapa jumlah maksimum kursi yang dapat

ditumpuk.

b. Pemilihan material dan finishing yang tepat agar

permukaan kursi yang ditumpuk tahan gores dan tidak terjadi

cacat.

36

2.1.4 Definisi Aksesoris Interior

Aksesoris interior adalah sebuah pelengkap yang berguna untuk

mempermanis dan melengkapi sebuah desain yang ada di suatu ruangan.

Aksesoris interior juga berguna sebagai aksen di dalam sebuah ruangan untuk

menonjolkan sesuatu unik baaik dari segi bentuk dan juga segi warna.

Menurut beberapa pengertian aksesoris yaitu

Aksesoris adalah: 1 barang tambahan; alat ekstra: radio pd mobil

merupakan -- yg digemari banyak konsumen; 2 barang yg berfungsi sbg

pelengkap dan pemanis busana: -- yg sedang digemari remaja saat ini adalah

jepit rambut dan peniti berwarna sama dng pakaian yg dikenakan; 3 Anat yg

merupakan tambahan (misal saraf aksesori, yakni otak ke-11). (Kamus Besar

Bahasa Indonesia)

2.1.4.1 Jenis Aksesoris Interior

Berikut ini adalah beberapa contoh aksesoris interior yang ada pada

sebuah lobi, yaitu:

1. Standing Lamp

Standing lamp adalah sebuah lampu yang memiliki kaki yang panjang

dan dapat berdiri sendiri.

2. Table Lamp

Table lamp adalah sebuah lampu yang berukuran tidak besar dan

peletakkannya berada di atas meja.

3. Hanging Lamp

Hanging lamp adalah lampu yang penerapannya secara digantung di

langit-langit sebuah ruangan.

4. Tempat Majalah

37

Tempat majalah digunakan untuk meletakan majalah dan Koran agar

lebih rapih dan teratur. Tempat majalah ini bisa dibuat dengan mudah

dan simple sesuai dengan konsep dari ruangan tersebut.

5. Tray

Tray adalah sebuah alas yang digunakan untuk menaruh benda –

benda yang biasanya diletakkan diatas meja. Biasanya tray digunakan

untuk menaruh buku, piring, gelas, catalog, dan juga barang – barang

lain yang berfungsi memperindah.

2.1.4.2 Prinsip Desain

Untuk dapat menciptakan desain perancangan yang lebih baik dan

menarik perlu diketahui tentang prinsip-prinsip desain. Adapun prinsip-

prinsip desain itu sendiri yaitu :

1. Harmoni

Harmoni adalah prinsip desain yang menimbulkan kesan adanya

kesatuan melalui pemilihan dan susunan objek atau ide atau adanya

keselarasan dan kesan kesesuaian antara bagian yang satu dengan

bagian yang lain dalam suatu benda, atau antara benda yang satu

dengan benda lain yang dipadukan. Dalam suatu bentuk, harmoni

dapat dicapai melalui kesesuaian setiap unsur yang membentuknya.

2. Proporsi

Proporsi adalah perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian

yang lain yang dipadukan. Untuk mendapatkan suatu susunan yang

menarik perlu diketahui bagaimana cara menciptakan hubungan jarak

yang tepat atau membandingkan ukuran objek yang satu dengan objek

yang dipadukan secara proporsional.

3. Balance

Balance atau keseimbangan adalah hubungan yang menyenangkan

antar bagian-bagian dalam suatu desain sehingga menghasilkan

susunanyang menarik. Keseimbangan ada 2 yaitu :

38

a. Keseimbangan simetris atau formal maksudnya yaitu sama

antara bagiankiri dan kanan serta mempunyai daya tarik yang

sama. Keseimbangan ini dapat memberikan rasa tenang, rapi,

agung dan abadi.

b. Keseimbangan asimetris atau informal yaitu keseimbangan

yang diciptakandengan cara menyusun beberapa objek yang

tidak serupa tapi mempunyai jumlah perhatian yang sama.

Objek ini dapat diletakkan pada jarak yang berbeda dari pusat

perhatian. Keseimbangan ini lebih halus dan lembut serta

menghasilkan variasi yang lebih banyak dalam susunannya.

4. Irama

Irama dalam desain dapat dirasakan melalui mata. Irama dapat

menimbulkan kesan gerak gemulai yang menyambung dari bagian

yang satu ke bagian yang lain pada suatu benda, sehingga akan

membawa pandangan mata berpindah-pindah dari suatu bagian ke

bagian lainnya. Akan tetapi tidak semua pergerakan akan

menimbulkan irama.

Irama dapat diciptakan melalui :

a. Pengulangan bentuk secara teratur

b. Perubahan atau peralihan ukuran

c. Melalui pancaran atau radiasi

5. Aksen/center of interest

Aksen merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata

pada sesuatu yang penting dalam suatu rancangan. Ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam menempatkan aksen :

a. Apa yang akan di jadikan aksen

b. Bagaimana menciptakan aksen

c. Berapa banyak aksen yang dibutuhkan

d. Dimana aksen ditempatkan

6. Unity

39

Unity atau kesatuan merupakan sesuatu yang memberikan kesan

adanya keterpaduan tiap unsurnya. Hal ini tergantung pada bagiamana

suatu bagian menunjang bagian yang lain secara selaras sehingga

terlihat seperti sebuah benda yang utuh tidak terpisah pisah.

2.1.4.3 Dasar Desain Kursi

Dalam perkembangan zaman sekarang ini, sudah banyak furnitur di

Indonesia khususnya kursi yang di produksi dengan memiliki fungsi

yang sangat beragam. Kursi untuk sekarang ini merupakan salah satu

kebutuhan dan memiliki hubungan yang sangat penting dalam

membangun sebuah desain interior sebuah ruangan baik itu publik

maupun pribadi.

Dalam membuiat sebuah kursi perlu adanya acuan yang menjadi

dasar dalam membuat sebuah kursi. Acuan tersebut berfungsinya untuk

memberikan kenyamanan bagi tubuh agar dapat stabil dan terjaga ketika

sedang duduk sehingga seseorang dapat menopang tubuhnya dengan

baik.

Adapun acuan yang menjadi tolak ukuran dalam mendesain sebuah

kursi, sebagai berikut:

1. Dinamika Posisi Duduk

Ada sebuah pengamatan yang dilakukan oleh Tichauer menghasilkan

2 buah hasil. Pengamatan pertama menunjukkan bahwa sekitar 75%

dari keseluruhan berat badan hanya disangga oleh daerah seluas 4 inci

persegi atau 26 cm persegi dari tulang duduk ini. Hal ini

mengungkapkan bahwa berat badan menghasilkan tekanan yang besar

pada daerah pantat dibawahanya. Tekanan ini menimbulkan perasaan

lelah dan tidak nyaman, serta menyebabkan seseorang mengubah

posisi duduknya agar mencapai kondisi yang nyaman. Pengamatan

kedua menunjukkan bahwa secara structural, tulang duduk

membentuk system penopang atas dua titik yang pada dasarnya tidak

stabil. Oleh karenanya, landasan tempat duduk saja tidak cukup untuk

menciptakan kestabilan. Secara teoritis, kaki, telapak kaki, dan

40

punggung, yang juga bersinggungan dengan bagian lain dari tempat

duduk selain dari bagian landasannya, seharusnya juga dapat turut

menciptakan kesetabilan yang dimaksud. Dari pernyataan tersebut

diperkirakan bahwa tititk pusat dari gaya berat dari tubuh pada posisi

duduk tegak lurus terletak 1 inci atau 2,5 cm di depan pusar.

Oleh karena itu, suatu perancangan tempat duduk harus diupayakan

sedemikian rupa sehingga berat badan dapat disangga oleh tulang

duduk dapat tersebar pada daerah yang cukup luas. Hal tersebut

diupayakan agar seseorang yang sedang duduk di atas tempat dududk

tersebut dapat mengubah-ubah posisi atau postur tubuhnya untuk

mengurangi rasa ketidaknyamanannya.

2. Tinggi Alas Duduk

Salah satu pertimbangan dalam merancang sebuah tempat duduk

adalah tingi permukaan bagian atas dari landasan tempat duduk

diukur dari permukaan lantai. Jika suatu tempat duduk terlalu tinggi

dapat menyebabkan paha tertekan dan peredaran darah terhambat.

Selain itu, posisi telapak kaki tidak dapat menapak dengan baik di atas

permukaan lantai yang mengakibatkan melemahnya stabilitas tubuh.

Dan jika suatu tempat duduk memiliki alas yang terlalu rendah dapat

menyebabkan kaki condong terjulur ke depan, menjauhkan tubuh dari

keadaan stabil. Selain itu, pergerakan tubuh ke depan akan

menjauhkan punggung dari sandaran sehingga penopangan punggung

tidak terjaga dengan tepat.

Karena adanya 2 hal tersebut, untuk mendapatkan kenyamanan yang

sesuai dengan menetapkan alas duduk yang mudah diatur. Adanya

perbedaan dimensi antara pria dan wanita, disarankan dalam

merancang sebuah kursi untuk menggunakan acuan ukuran pemakai

pendek. Dengan adanya hal tersebut ditetapkan bahwa tinggi dudukan

yang baik yaitu sekitar 45 - 40 cm, dengan adanya berbagai variasi

dalam tinggi landasan alas tempat duduk menjadi acuan yang baik

dalam merancang sebuah tempat duduk. Hasilnya telapak kaki dapat

diletakkan pada permukaan lantai dan tekanan pada saat duduk tidak

akan terjadi pada bagian bawah paha.

3. Kedalaman Alas Duduk

41

Kedalaman alas duduk adalah jarak yang diukur dari bagian depan

sampai bagian belakang sebuah tempat duduk. Bila bagian kedalaman

landasan tempat duduk terlalu besar, bagian depan ujun dari tempat

duduk tersebut akan menekan daerah tepat di belakang lutut,

memotong peredaran bagian darah di bagian kaki. Akibatnya

seseorang akan mengubah posisi duduk dengan memajukan

posisisnya membuat kelelahan dan sakit di bagian punggung. Jika

dudukan terlalu sempit akan membuat area dududkan menjadi sempit

dan menimbulkan perasaan ingin jatuh dari kursi. Adapun ukuran

yang ditetapkan sebagai tolak ukura dalam pengukuran kedalaman

alas duduk yaitu sekitar 55 sampai dengan 43 cm.

4. Sandaran Punggung

Sandara punggung merupakan pertimbangan utama yang diperlukan

untuk menentukan kesesuaian antara kursi dan pemakainya. Fungsi

utama dari sandaran punggung ini adalah sebagai penopang daerah

punggung, mulai dari bagian pinggang sampai dengan bagian tengah

punggung yang berbentuk cekungan. Dengan menyesuaikan hal

tersebut, pemakain menjadi tidak mengubah-ubah posisi duduk yang

dapat menyebabkan kelelahan. Adapun beberapa variasi sandaran

punggung yang dapat diterapkan ke dalam merancang sebuah kursi,

yaitu:

a. Sandaran lumbar (low-level back rest). Lumbar adalah

bagian tubuh yang terletak di daerah punggung bagian bawah

dan di atas pinggang. Umumnya, senderan ini digunakan pada

kursi kerja karena membuat posisi punggung cenderung tegak

dan tidak mudah membuat punggung merosot kearah depan

sehingga kerja menjadi lebih optimal.

b. Sandaran Bahu (medium level back rest). Sandaran

yang dirancang untuk menyangga punggung bagian bawah

sampai dengan sebatas bahu. Dan biasa digunakan dalam kursi

kerja dan kursi makan. Ukuran yang biasa di terapkan adalaah

60 – 45 cm dari alas dudukan.

42

c. Sandaran Penuh Bahu dan Kepala. Sandaran ini biasa

dipakai pada kursi santai dan eksekutif. Fungsinya untuk

mebuat pemakai dapat menyenderkan kepala nya untuk

istirahat dengan kondisi duduk yang sesuai. Ukuran yang biasa

di terapkan adalah 93 sampai dengan 75 cm dari alas dudukan.

5. Lebar Alas Duduk

Lebar alas duduk yaitu jarak yang menopang bagian lebar tunggu ke

arah samping. Fungsinya untuk memberikan kenyamanan pada

pemakai pada saat duduk sehingga bagian pinggang dan paha tidak

kelelahan akibat alas duduk yang kesempitan. Ukuran yang biasa

diterapkan adalah 50 sampai dengan 45 cm

6. Sudut Sandaran

Sudut pada sandaran berfungsi untuk membuat tubuh pemakai dapat

sedikit miring ke belakang. Tujuannya untuk membuat kenyaman

pada saat pemakai menyenderkan punggungnya, namun jika sudut

terlalu besar membuat pemakai akan sulit membangunkan tubuhnya

untuk berdiri sehingga pemakai harus menarika badannya kedepan

lebih dahulu.

7. Sudut Alas Duduk

Sudut alas duduk dibuat untuk memberikan kemiringan pada alas

duduk agar pemakai dapat lebih nyaman ketika menyenderkan

punggungnya pada bagian senderan dan membuat pemakai tidak

terjatuh kedepan ketika sedang duduk. Namun jika bagian sudut alas

duduk ini terlalu miring akan membuat pemakai mengalami kesulitan

pada saat berdiri sehingga membutuhkan bantuan dari lengan untuk

mendorong tubuhnya ke depan.

8. Sandaran Lengan

Sandarac lengan berfungsi untuk menopang berat dari lengan dan

membantu pemakai ketika ingin duduk dan bangkit dari tempat

duduk. Senderan lengan ini bukan merupakan komponen yang harus

43

ada pada sebuah kursi namun bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan

yang diinginkan. Sandaran lengan ini jika dibuat terlalu tinggi akan

membuat pemakai kelelahan pada bagian bahu karena membuat bahu

menjadi naik, sedangkan jika sandaran lengan terlalu rendah akan

membuat lenga menjadi pegal karena posisi duduk akan berubah-ubah

menyesuaikan dengan lengan. Ukuran yang biasa diterapkan pada

sandarac lengan ini adalah 20 sampai dengan 25 cm.

9. Bantalan

Bantalan pada dasarnya dibuat untuk memberikan penyeberan

tekanan, sehubungan dengan berat badan pada titik persinggungan

antar permukaan dengan daerah yang lebih luas. Dalam merancang

sebuah kursi, bantalan juga tidak dapat dibuat terlalu empuk

dikarenakan dapat membuat kelelahan, ketidaknyamanan, dan rasa

sakit. Ketebalan yang biasa digunakan adalah 3 sampai dengan 5 cm.

2.1.5 Definisi Antropometri dan Ergonomi Furnitur

Ergonomi adalah sebuah studi tentang aspek-aspek manusia dalam

lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,

rekayasa, manajemen, dan desain. Istilah “ergonomi berasal dari bahasa Latin

yaitu ergon ‘kerja’ dan nomos ‘hukum alam’ (Bridger,1995). Menurut

Grandjean (1980), inti ergonomi adalah kesesuaian antara karakter pekerjaan

dengan karakter manusia (fitting the task to the man) permasalahan aktivitas

manusia, di Amerika Serikat, ergonomi bisa pula disebut dengan istilah Human

Factors.

Antropometri menurut Bridger (1995) adalah ukuran tubuh manusia.

Antropometri berasal dari bahasa Yunani yaitu anthropos ‘manusia’ dan

metron ‘mengukur’. Antropometri merupakan kumpulan informasi dimensi

tubuh manusia yang diperlukan untuk mendesain sistem kerja agar didapat

suatu kondisi yang nyaman dan aman.

Sriwarno, Andar Bagus (2011) Pengantar Studi Perancangan Fasilitas

Duduk.

44

Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi

tubuh manusia. Pengukuran antropometri pada dimensi tubuh manusia

merupakan salah satu bagian dalam mewujudkan kondisi yang ergonomis.

Data dimensi manusia ini sangat berguna dalam desain produk dengan tujuan

mencari keserasian produk dengan manusia yang memakainya.

Santoso, Gempur (2013) Ergonomi terapan.

Adapun ukuran ergonomi dan antropometri yang di ambil dari buku

Dimensi Manusia & Dimensi Ruang sebagai berikut:

Gambar 2.6 Tampak Samping & Atas Kursi Umum

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

Gambar 2.7 Ukuran Kursi Umum

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

45

2.1.5.1 Data Ergonomi Dining Table Dalam Kegiatan Makan

Pada gambar berikut ini merupakan gambaran kegiatan makan di

atas meja untuk kapasitas 4 orang. Ukuran lebar dining table dapat

berpatokan pada huruf i dalam gambar, sebagai berikut:

Gambar 2.8 Tampak Atas Kegiatan di Meja Untuk Empat Orang

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

Gambar 2.9 Ukuran Kegiatan di Meja Untuk Empat Orang

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

46

Gambar 2.10 Jarak Bersih Untuk Kursi Tanpa Sirkulasi

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

Gambar 2.11 Jarak Bersih di Belakang Sebuah Kursi

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

Gambar 2.12 Ukuran di Sirkulasi Kursi

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

47

2.1.5.2 Data Ergonomi Bar Stool

Gambar 2.13 Tampak Samping & Atas Bar Stool

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

Gambar 2.12 Ukuran Bar Stool

Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior

48

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Sejarah Singkat Greenhost Boutique Hotel

Gambar 2.13 Logo Greenhost Boutique Hotel

Sumber : www.google.com

Greenhost Boutique Hotel adalah hotel butik dengan tempat yang

dinamis dimana penggabungan perhotelan yang santai dengan pengalaman

yang kreatif dalam bidang desain, seni, kerajinan dan kota pertanian. Greenhost

Boutique Hotel merupakan hotel butik pertama yang ramah lingkungan di

Indonesia dengan menawarkan fasilitas modern dengan sentuhan budaya lokal

di lingkungan yang tenang dan ramah.

Mengamplikasikan konsep eco-friendly dengan berbagai cara, sehingga

memiliki gayanya tersendiri yang menjadi daya tarik hotel ini. Greenhost

Boutique Hotel didirikan di Yogyakarta pada tahun 2014 oleh Paulus Mintarga,

Ananda Soewono, serta Santo. Sejak awal Greenhost Boutique Hotel telah

berkomitmen untuk keberlangsungan dan berkewajiban terhadap lingkungan

dan masyarakat sekitar. Melalui pertimbangan cermat pada dampaknya, bahwa

sistem pengoprasian, material dan kebijakan terhadap lingkungan, hotel ini

terus mengembangkan inisiatif dan prosedur baru untuk meminimalkan

dampak ekologi kita.

Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan membuat orang memilih

lebih bijak metode produksi dan mengurangi konsumsi energi yang berlebihan.

Hingga masalah kesehatan menyebabkan orang-orang perlu mengatur pola

hidup dan makan makanan yang sehat. Semua prinsip-prinsip ini diterapkan

49

pada setiap elemen di dalam Greenhost Boutique Hotel termasuk pada ruangan

dan produk yang digunakan, desain bangunan, makanan dan layanan.

Terletak di lokasi yang strategis menjadikan Greenhost Boutique Hotel

pilihan para turis untuk menginap atau sekedar berkunjung menikmati

hidangan yang disediakan Art Kitchen. Kegiatan-kegiatan yang bersifat umum

seperti seminar, workshop, live music dan acara-acara lainnya.

Pada bagian luar bangunan, Greenhost Boutique Hotel juga menjadi

salah satu bangunan yang menarik perhatian oleh orang – orang yang melintas

karena di bagian luar gedung yang begitu unik dengan bangunan bangunan

disekitarnya dan memiliki banyak tanaman di sekeliling bangunan.

Tidak kalah dengan bagian luar, di bagian dalam Greenhost Boutique

Hotel juga di desain dengan konsep eco-friendly, ini ditunjukkan dengan

penggunaan aksen-aksen pada interior yang natural ditimbulkan dari material-

material yang digunakan dengan perpaduan tanaman dan sayuran segar di

setiap area hotel serta di beberapa area hotel terdapat karya seni para seniman

Indonesia menjadikan Greenhost Boutique Hotel sangat menarik.

Hotel butik ini terdapat program untuk menghemat energi, penggunaan

kembali air untuk aplikasi menengah dan kembali siklus bahan limbah yang

dihasilkan oleh Greenhost Boutique Hotel. Sehingga terdapat area di dekat lobi

untuk memproses air terdebut dan menjadi bagian yang indah di lantai dasar.

Greenhost Boutique Hotel memiliki desain kamar yang menarik.

Terdapat 7 jenis desain kamar yang berbeda yang dirancangan khusus oleh

desainer asal Indonesia. Desainer yang terlibat pada perancangan kamar

Greenhost Boutique Hotel adalah Erick Dangian (tipe Erick Room dan Futura)

Paulus Mintarga dengan Tim Tiga Rempah Rumah Karya (tipe Rempah 1 dan

Rempah 2) kemudian Studio Kita (tipe Studio Kita 1, Studio 2 dan Studio Kita

3)

Greenhost Boutique Hotel juga berpendapat bahwa pada tahun 2020

orang-orang yang dianggap memiliki kehidupan yang baik adalah orang-orang

yang menghargai budaya, melestarikan lingkungan, gaya hidup sehat, dan

memiliki cita rasa tinggi atau menghargai desain yang baik dan seni rupa.

50

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Greenhost Boutique Hotel mengundang

semua orang dengan teman-teman, keluarga atau orang-orang terdekat untuk

datang dan berkolaborasi bersama-sama. Setiap kali tamu berada di

Yogyakarta selalu ada ruang dan teman-teman sedang menunggu di Greenhost

Boutique Hotel.

2.2.2 Data Greenhost Boutique Hotel

Greenhost Boutique Hotel

Alamat : Jalan Prawirotaman II No. 629 Brontokusuman,

Prawirotaman, DI Yogyakarta 55153

Gambar 2.14 Denah Lokasi

Sumber : Googlemaps

Telepon : +62274 389 777

Jumlah kamar : 96 kamar

Tipe kamar : Tipe Erick Room

51

Tipe Futura

Tipe Rempah 1

Tipe Rempah 2

Tipe Studio Kita 1

Tipe Studio Kita 2

Tipe Studio Kita 3

Jumlah lantai : 5 lantai

Total Karyawan : 70 orang

Sistem keamanan : Security card

Fasilitas : free Wi-fi

Roof top

Art Kitchen restaurant

Attic Bar & Lounge

Farm Area

Swimming pool

3 meeting rooms

Tea Spa

Mezzanine Tea Shop

Genetika Store

2.2.3 Data Kamar Greenhost Boutique Hotel

Katergori Kamar :

52

TIPE KAMAR FOTO RUANGAN KONSEP

Tipe Erick Room

Superior

Rp. 500.000

Erick Dangian

mengundang para

tamu untuk melihat

hasil dari ketidak

pedulian manusia

untuk menjaga

keseimbangan alam.

Apa yang berada

diluar akan terlihat

berbeda dengan di

dalam. Saat masuh

tidak ada udara segar,

cahaya minim,

material bekas karena

sumber daya yang

terbatas. Berbanding

terbalik dengan

kondisi di luar kamar

dengan udara segar

dan cahaya matahari

yang masuk ke hotel.

Desain oleh Fauzi

Erisa Dangian.

Tipe Futura

Superior

Rp. 500.000

Konsep futuristik

dengan menampilkan

kombinasikan metal

dengan bahan kayu.

Masih berkisar tema

sebagai akibat dari

ketidak pedulian

53

terhadap lingkungan

sehingga material

menjadi sangat

terbatas. Ruang

interior dengan

suasana futuristik

atau lebih memilih

untuk panggilan juga

"Apocalypse". Desain

oleh Fauzi Erisa

Dangian.

Tipe Rempah 1

Superior

Rp. 500.000

Mengacu pada aspek

green design yang

Fleksibelitas, efektif

dan optimal dengan

semangat kreativitas.

Tidak mengejar efek

“wow” semata,

namun lebih

mengutamakan

fleksibelitas

perawatan kamar.

Menggunakan

material yang ditolak

dan kayu sisa.

"Minimalis tidak

berarti sederhana atau

murah" kata Paulus

Mintarga. Sederhana

terkesan dan mudah

dalam proses tapi

54

furnitur kualitas

bahan membuat

tampilan akhir dari

ruangan ini sangat

maksimal.

Tipe Rempah 2

Superior

Rp. 500.000

Masih dengan ide

dasar yang sama tetap

mengacu pada aspek

green design yang

Fleksibelitas, efektif

dan optimal dengan

semangat kreativitas.

Jadi dengan

mempertimbangkan

dimensi material yang

digunakan juga

mengikuti yang ada

material. Itu pun

dianggap sebagai

faktor untuk

meminimalkan

limbah potongan

kayu. Bahan yang

digunakan adalah sisa

kayu pinus dengan

kombinasi bahan

bambu. desain oleh

Paulus Mintarga dan

"Tim Tiga Rempah

Rumah Karya"

55

Tipe Studio Kita 1

Superior

Rp. 500.000

Dengan

memanfaatkan bahan

limbah serta efisiensi

produksi dan

ketahanan bahan itu

sendiri. Kata kunci

utama adalah

"happiness". Dimana

respon proyek ini

adalah semua orang

yang terlibat adalah

merasa bahagia,

karena merupakan

konsep baru (dari

pemilik kepada

pekerja di lapangan).

Desainer interior

merespon konsep,

ruang, benda-benda

dan peristiwa ke

dalam desain yang

dipengaruhi dengan

rasa yang " happiness

" untuk menghasilkan

karya seni yang juga

menyenangkan dan

menggunakan bahan

limbah secara efisien

dan jujur. Desain oleh

STUDIO KITA

Tipe Studio Kita 2

Superior

Rp. 500.000

Tipe Studio Kita 3

Superior

Rp. 500.000

Tabel 2.1 Kategori Kamar

Sumber Foto : greenhosthotel.com

56

2.2.4 Data Perbandingan Greenhost Boutique Hotel, Kosenda Hotel, dan

Artotel Jakarta

Keterangan Greenhost Hotel Kosenda Hotel Artotel Jakarta

Bintang **** **** ***

Alamat Jalan Prawirotaman II

No. 629

Brontokusuman,

Prawirotaman, DI

Yogyakarta 55153

Jalan KH Wahid

Hasyim No.127,

Tanahabang,

Thamrin, DKI Jakarta

10240

Jalan Sunda No 3,

Thamrin, DKI

Jakarta 10350

Fasilitas

Hotel

1. 24-hour Front

Desk

2. Concierge

3. 24-hour room

service

4. Roof top

5. Art Kitchen 24-

hour restaurant

6. Bar & Lounge

7. Farm Area

8. Swimming pool

9. 3 meeting rooms

10. Laundry & dry

cleaning

11. Save deposit box

1. 24-hour Front

Desk

2. Concierge

3. Library

4. Save deposit

boxes

5. Smoking area

6. Airport transfer

7. Elevator

8. Newspaper

9. Shop

10. Free Wifi

11. Cafe 127 Coffee

shop

12. Laundry service

1. 24-hour Front

Desk

2. Art Gallery

3. Ruang Meeting

4. Art Shop

5. ROCA24 hours

Restaurant

6. Free Wifi

7. Tv cable

8. Laundry

service

9. Elevator

10. Newspaper

11. Smoking area

12. Room Service

57

12. Tea Spa

13. Mezzanine Tea

Shop

14. Free Wi-fi

15. 32inc LED TV

16. Cable TV

17. Air Condition

18. Antar jemput

bandara

19. Elevator

20. Smoking area

21. Car park

22. Valet parking

13. Waha Kitchen

restaurant

14. Shuttle service

15. Fitness center

16. Garden

17. Car park

18. Valet parking

24hr

13. Pijat

14. Penitipan bayi

15. Business center

16. Antar jemput

bandara

17. Car park

18. Valet parking

Tabel 2.2 Hasil Perbandingan Hotel

Sumber: Data Pribadi

2.2.5 Data Aktual Lapangan Greenhost Hotel, Kosenda Hotel, dan Artotel

Greenhost Hotel Kosenda Hotel Artotel Jakarta Analisa

Arsitektur

Arsitektur hotel

Greenhost berwarna

abu-abu, dikelilingi

58

dengan tanaman di

sekeliling gedung.

Arsitektur hotel

Kosenda berwarna

abu – abu tua,

dengan gaya modern

kontemporer yang

dipadukan dengan

bentuk diagonal.

Arsitektur hotel

Artotel berwarna

abu – abu, bergaya

modern dengan

sentuhan art berupa

mural.

Lobi

Lobi hotel

Greenhost tamu

akan disambut

dengan patung karya

Aria Panjalu dan

tepat dibelakangnya

terdapat 1 set coffee

table dengan kursi

yang terbuat dari

kayu dan rotan

kemudian terdapat

59

1 meja registrasi

yang memanjang

serta save deposit

box di sampingnya.

Lobi hotel Kosenda

memiliki 1 meja

registrasi yang

memanjang,

menggunakan gaya

modern

kontemporer dengan

konsep perpaduan

elemen grafis dan

juga era yang

digabungkan

menjadi satu.

Lobi hotel Artotel

memiliki 1 meja

registrasi panjang,

area lobi terbagi

menjadi dua area

tengah dan banquet

yang bersebelahan

langsung dengan

restoran,

keseluruhan dari

lobi hotel artotel

bergaya modern

kontemporer.

60

Restoran

Restoran pada hotel

Greenhost berada di

lantai dasar di

samping kolam

renang. dengan

konsep open kitchen

sehingga tamu dapat

melihat proses

memasak di dapur.

Di area restoran

menyatu dengan

artspace dimana

karya-karya

seniman Indoensia

dapat dinikmati

tamu sambil

menikmati makan.

Konsep restoran

memadukan eco-

friendly dengan

seni.

Restoran pada hotel

Kosenda berada

pada satu lantai

dengan area lobi

hotel Kosenda dan

terletak

bersebelahan

langsung dengan

area lobi yang di

61

batasi dengan rak

buku, bergaya

modern

kontemporer dengan

konsep memadukan

gaya modern dan

classic yang

dipadukan menjadi

satu.

Restotan pada hotel

Artotel berada pada

satu lantai dengan

area lobi hotel

Artotel dan terletak

bersebelahan

langsung dengan

pembatas berupa pot

tanaman yang

memanjang, bergaya

moden kontemporer

dengan konsep art

gallery yang

memadukan dengan

seni mural.

Tabel 2.3 Hasil Observasi Hotel

Sumber foto : Dolumentasi pribadi, www.kosendahotel.com, dan

www.artotelindonesia.com

Observasi ini mengambil 3 macam hotel butik yang berada di kota

Yogyakarta dan kota Jakarta. Ketiga hotel butik ini memiliki fungsi dan

kebutuhan yang hampir serupa, dimana keberadaan restoran pada butik hotel

62

bagaikan jantung pada hotel itu sendiri. Kesimpulan yang didapat dari hasil

data survei yaitu, pada Greenhost Boutique Hotel desain di area restoran Art

Kitchen belum di olah dengan maksimal sehingga Art Kitchen kurang

memiliki daya tarik sehingga kurang mengimbangi daya tarik hotel yang jauh

lebih menarik. Furnitur di restoran belum sepenuhnya membantu aktifitas

pengunjung.

Sedangkan pada hotel Kosenda restoran nampak sudah mencapai target

dari konsep yang dituju Waha Kitchen sendiri. Konsep dari Waha Kitchen

mengusung gaya vintage dengan perpaduan budaya betawi. Terdapat mural-

mural di setiap dinding dan furnitur dan aksesoris di area restoran bergaya

vintage membuat pengunjung merasa nyaman seperti di rumah. Hidangan di

restoran ini merupakan makanan asia yang modern. Area Waha Kitchen dibagi

4 yaitu area lounge, area dining, smoking area dan area 127 cafe. Seluruh area

Waha Kitchen merupakan non smoking area terkecuali smoking area yang

berada di luar gedung hotel. Pada area lounge pengunjung akan dimanjakan

dengan buku-buku desain.

Restoran di Artotel bernama Roca restaurant and bar yang berada di

samping area lobi Artotel. Area restoran dibagi menjadi 2 area yaitu smoking

area dan non smoking area. Pada keseluruhan interior Roca, restoran memiliki

aksen artistik yang di timbulkan dari grafiti yang sangat eyecatching.

Pengaplikasian warna pada interior restoran ini membuat suasana menjadi

playfull. Sedangkan furnitur pada area restoran bergaya modern kontenporer.

2.3 Data Aktual Lapangan

2.3.1 Data Lokasi dan Lingkungan Sekitar

Greenhost Boutique Hotel yang terletak di lokasi yang strategis juga

dekat dengan beberapa pusat perbelanjaan dan tempat wisata di Yogyakarta.

Berikut ini adalah data – data lingkungan sekitar Greenhost Boutique Hotel dan

juga tempat – tempat pusat keramaian yang dapat di jangkau dari Greenhost

Boutique Hotel dengan mudah, sebagai berikut:

Atraksi Turis

63

1. Museum Kereta Kraton (1,7 km )

2. Kids Fun Park (1,8 km)

3. Museum Sonobudoyo (2 km)

4. Taman Pintar Science Park (2,2 km)

5. Desa Turis Sosrowijayan (3,2 km)

6. Kursus Membantik (4,4 km)

Kawasan Populer

1. Alun-Alun Selatan (1,1 km)

2. Borobudur Temple (2,5 km)

3. Rumah Guides (2,5 km)

4. Kotagede (3,1 km)

Pusat Konferensi

Jogja Expo Center (4,4 km)

Landmark

1. Keraton Yogyakarta (1,8 km)

2. Fort Vredeburg (2,2 km)

3. Istana Kepresidenan (2,3 km)

4. Candi Plaosan (2,4 km)

5. Sambisari Temple (2,5 km)

Stasiun Kereta

Tugu Train Station ( 3,5 km)

Pusat Pembelanjaan

1. Desa Batik Prawirotaman (0,1 km)

2. Desa Keramik Kasongan (0,2 km)

3. Pusat Seni Gabusan (0,2 km)

4. Pasar Ngasem (1,5 km)

5. Pasar Burung (1,7 km)

6. Beringharjo Market (2,5 km)

7. Malioboro (2,5 km)

64

8. Pasar Klitikan (3,2 km)

9. Cokelat Monggo (3,5 km)

10. Mal Galeria (3,6 km)

Artspace

1. Cemeti Art House

2. Kedai Kebun

3. Langgeng Art Foundation

4. Ark Galerie

Restoran

1. Cafe janur (0,1 km)

2. Laba-laba Cafe (0.1 km)

3. Ministry of Coffee (0,2 km)

4. Riki French Grill Restaurant (0,5 km)

5. Restoran Kesuma (0,8 km)

6. De Javu Cafe (0,9 km)

7. Milas (0,9 km)

8. Ayam goring Mbok Berek (1,5 km)

9. Gudeg Yu Djum (1,7 km)

10. Bale Raos (1,8 km)

11. Nasi Goreng Beringharjo (2,3 km)

12. Gudeg Pawon ) 2,4 km)

13. Bedhot Resto (3 km)

14. Omah Dhuwur (3,1 km)

15. Atap (3,2 km)

16. Bintang Cafe (3,2 km)

17. New Superman’s (3,2 km)

18. Gudeg Bu Tjitro (3,3 km)

19. Angkringan Lik Man (3,5 km)

20. Lotek Tetg (3,7 km)

21. Bong Kopitown (4,2 km)

22. Gita Anjana Steak House (4,2 km)

23. Restoran Pesta Perak (4,2 km)

65

24. Bima Kroda (4,3 km)

25. Lotek & Gado-Gado Bu Ning (4,5 km)

26. Pecel Baywatch (4,6 km)

27. Rumah Makan Manggar Manding (1 km)

28. Oseng-Oseng Mercon Bu Hadi (2 km)

29. Bakpia Kurnia Sari (2 km)

30. The House of Raminten (4 km)

66

2.3.2 Data Denah dan Area Art Kitchen

Gambar 2.17 Denah Lantai Dasar Greenhost Boutique Hotel

Sumber : Data Pribadi

Pada area Art Kitchrn merupakan area yang terbuka sehingga

pengunjung yang bukan tamu yang menginap di Greenhost Boutique Hotel

dapat masuk ke area Art Kitchen. Pada bagian entrance hotel ini sangat luas

tanpa pintu sehingga tamu yang melewati hotel pun dapat melihat kebagian

dalam dan ketika masuk terasa disambut karena pintu terbuka lebar untuk

semua orang. Sirkulasi udara pun lebih terbuka hingga terasa sejuk walau tanpa

AC. AC pun hanya berada di dalam ruangan tertutup seperti kamar. Tamu pun

akan merasa nyaman karena dapat mengirup udara segar di hotel ini.

67

Dari bagian lobi Greenhost Boutique Hotel terdapa elevator di samping

front desk. Tepat di samping elevator terdapat Genetika Store kemudian Tea

Spa dibagian paling belakang di lantai dasar. Tepat di seberang Genetika Store

terdapat Art Kitchen.

Art Kitchen memiliki area yang terbagi 2 yaitu bar area dan dining area.

Pada bar area menyatu dengan dapur karena konsep dari restoran ini sendiri

pun merupakan open kitchen. Sedangkan di dining area terdapat kursi makan,

meja makan untuk 4 orang, meja makan untuk 8 orang, highchair, dan tempat

majalah/koran. Terdapat karya-karya seni di beberapa bagian tertentu di area

Art Kitchen.

2.3.3 Data Peogguna Hotel

2.3.3.1 Data Aktifitas Pengunjung Greenhost Boutique Hotel

Para pengunjung yang datang ke Greenhost Boutique Hotel

memiliki kegiatan yang beragam, namun tamu yang paling banyak

datang ke Greenhost Boutique Hotel adalah turis asing dengan tujuan

wisata dan pengusaha. Dikarenakan lokasi yang strategis di daerah wisata

sehingga memudahkan wisatawan. Dan banyak tamu yang datang

disebabkan ketertarikan pada konsep hotel.

Greenhost Boutique Hotel paling ramai di saat libur dan ada event.

Namun ketika sedang low season pun tamu yang menginap kurang lebih

paling rendah mencapai 25%. Berikut urutan kegiatan pengunjung yang

datang ke Artotel, sebagai berikut:

1. Menginap

2. Bisnis

3. Meeting

4. Liburan

5. Makan di restoran

6. Panen dan kelas memasak

7. Menghadiri acara yang diselanggarakan di Greenhost

Boutique Hotel seperti: seminar, workshop, live music, dan lain-

lain

68

2.3.3.2 Data Aktifitas Pengunjung Art Kitchen

Pengguna furnitur pada restoran Art Kitchen adalah pengunjung

yang menginap, para tamu pengunjung yang tidak menginap dan

pengunjung yang tidak menginap. Para pengunjung menggunakan area

restoran di pagi hari untuk sarapan yang di sediakan dalam bentuk buffet

di atas meja bar dan terdapat koki yang menyediakan omelette terpisah

dengan area buffet. Tamu yang menggunakan area restoran di pagi hari

biasanya sekitar 15 menit sampai dengan 45 menit. Kegiatan sarapan

mulai dari pukul 06.00 hingga 10.00.

Para pengunjung menggunakan area restoran di siang hari untuk

makan siang. Penggunaan restoran pada siang hari biasanya sekitar 45

menit sampai dengan 1 jam. Kegiatan makan siang bisa sampai dengan

sekitar jam 4 sore. Namun kegiatan di area restoran lebih ramai

pengunjungnya di malam hari. Penggunaan restoran pada malam hari

biasanya 1 jam sampai dengan 2 jam. Kegiatan pada malam hari bisa

hingga jam 11 malam.

Berikut ini adalah data hasil survei kegiatan yang dilakukan oleh

pengunjung saat sedang berada di restoran Art Kitchen, yaitu:

a. Sarapan

Gambar 2.18 Area Restoran

Sumber foto Dokumentasi Pribadi

69

b. Sarapan dengan sajian buffet

Gambar 2.19 Hidangan Buffet

Sumber foto: www.culturekitchenfoodlab.wordpress.com

c. Memesan makanan

Gambar 2.20 Buku Menu Art Kitchen

Sumber foto Dokumentasi Pribadi

70

d. Makan dan minum

Gambar 2.21 Hidangan makanan

Sumber foto: www.culturekitchenfoodlab.wordpress.com

e. Tempat bekumpul

Gambar 2.22 Pengunjung Art Kitchen

Sumber foto Dokumentasi Pribadi

71

f. Open kitchen

Gambar 2.23 Koki Menyiapkan Makanan

Sumber foto www.culturekitchenfoodlab.wordpress.com

g. Menunggu

Gambar 2.24 Menunggu Hidangan Makanan di Bar

Sumber foto Dokumentasi Pribadi

72

h. Mengisi batre handphone

Gambar 2.25 Mengisi Batre Handphone di Bar

Sumber foto Dokumentasi Pribadi

i. Menikmati karya seni

Gambar 2.27 Pameran Karya

Sumber foto Dokumentasi Pribadi

j. Mengambil foto di restoran

Gambar 2.28 Berfoto Bersama

Sumber foto : www.instagram.com

73

k. Baca majalah / buku / koran

Gambar 2.29 Rak Buku dan Majalah Pada Pondasi Bangunan

Sumber foto : Dokumentasi Pribadi

l. Membuang sampah

Gambar 2.30 Sampah Tidak Pada Tempatnya

Sumber foto : Dokumentasi Pribadi

74

m. Acara rutin

Gambar 2.31 Life Music

Sumber foto : www.instagram.com

n. Cooking Class

Gambar 2.29 Panen Sayuran Untuk Bahan Cooking Class

Sumber : foto : www.google.com

Setelah melakukan survei lapangan dan wawancara secara

langsung kepada bebrapa karyawan Art Kitchen serta juga para

pengunjung Art Kitchen dapat diambil beberapa kesimpulkan, yaitu :

75

a. Pengunjung Art Kitchen mayoritas merupakan turis asing yang

sedang berlibur dan bisnis.

b. Art Kitchen sering digunakan untuk acara pribadi, perayaan hari

besar, life music, pemotretan, pameran, meeting dan jamuan.

c. Penunjung yang datang adalah 40% wisatawan domestic dan 60%

wisatawan mancanegara.

d. Tipe pengunjung yang datang paling banyak merupakan business

travelers, pasangan, keluarga dengan anak kecil dan berkelompok.

e. Rata-rata usia pengunjung yang datang adalah 20 tahun keatas.

f. Pengunjung lebih ramai pada akhir pekan apalagi saat liburan.

g. Pada malam hari lebih banyak pengunjung dibandingkan siang hari.

h. Terdapat area open kitchen dengan bar.

i. Kurang diperhatikan faslitas untuk anak-anak.

2.3.4 Data Warna Greenhost Boutique Hotel

Gambar 2.30 Area Art Kitchen

Sumber foto : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.30 Warna Interior Art Kitchen

Sumber : Data Pribadi

76

Berikut ini merupakan data warna pada interior dan furnitur Art

Kitchen, Sebagai berikut:

1. Data Warna Interior

Art Kitchen pada warna interiornya memiliki warna hijau, coklat,

putih, abu-abu, dan hitam. Warna – warna ini hadir atas kejujuran

setiap elemen-elemen yang ada area ini. Walau warna abu-abu lebih

domina namun keberadaan warna lainnya menyeimbangkan suasana

ruang di restoran. Dari kombinasi antara seni dan teknik sehingga

menghasilkan nuansa industrial. Penempatan karya seni di area

restoran menjadi lebih menonjol di area ini sehingga dapat lebih fokus

menikmati seni di area ini

2. Data Warna Furnitur

pada furnitur di Art Kitchen masih senada dengan interio namun di

dominasi warna coklat. Tidak ada motif pada furnitur. Warna yang

digunakan cenderung warna yang tenang. Dan warna-warni pada

sandarannya.

2.3.5 Data Interior

Gambar 2.31 Interior Art Kitchen

Sumber foto Dokumentasi Pribadi

77

Interior dari Art Kitchen merupakan gaya kontemporer dan industrial.

Penggunaan material dan instalasi karya, penerapan eco-friendly membuat

interior pada Art Kitchen menjadi cukup menarik. Penerapan warna natural

memberi kesan apa adanya membuat suasana menjadi tidak kaku.

Pencahayaan matahari juga banyak yang masuk kedalam area Art kitchen

sehingga saat ada matahari di area Art Kitchen tidak ada penggunaan lampu

sama sekali. Pengaturan masuknya cahaya matahari yang baik membuat suhu

ruang menjadi setabil. Sirkulasi udara pun sangat baik. Meskipun matahari

begitu terik namun suhu di dalam ruangan sangat stabil sehingga sangat

nyaman berada di area Art Kitchen dalam jangka waktu yang lama meskipun

tidak ada pendingin ruangan.

2.3.6 Data Furnitur

Furnitur yang terdapat pada Art Kitchen memiliki peran yang cukup

penting, selain memberi kenyamanan, furniture pada restoran ini juga

memberika aksen dalam menyatukan dengan konsep dari Greenhost Boutique

Hotel. Pemilihan warna dan material juga cukup menentukan dalam area Art

Kitchen ini. Dari hasil survei secara langsung, penggunaan material kayu dan

penggunaan besi yang warna yang natural lebih dominan dalam lobi ini.

Berikut beberapa furnitur yang terdapat dalam restoran Art Kitchen

yaitu:

No. Furnitur Keterangan

1 Bar

Pada area bar digunakan untuk

makan dan minum pengunjung

dan dapat melihat kegiatan di

dalam dapur. Top table pada

meja bar terbuat dari kayu sisa di

kombinasikan dengan semen.

78

2 Stool

Stool ini digunakan di area bar.

Dikarenakan ketinggian meja

yang rendah sehingga

memerlukan stool untuk duduk

di area bar Art Kitchen. stool ini

terbuat dari kayu dan besi.

Dimensi : P x L x T = 40 x 40 x

40 cm

3 Kursi makan

Kursi makan digunakan untuk

kegiatan duduk selama berada di

Art Kitchen. Kursi ini terbuat

dari kayu dengan sambungan

terbuat dari metal. Kursi ini pun

dapat di lipat.

Dimensi : P x L x T = 45 x 50 x

42 cm

4 Meja makan untuk 4 orang

Meja makan ini untuk kapasitas

4 orang. Terbut dari bahan metal

bekas yg di sambung-sambung

dan bagian bawahnya ada bagian

yang terbuat dari kayu. Fungsi

bagian datar di bawah itu untuk

sebagai pijakan kaki dan tepat

pot tanaman yang besar. Meja ini

menggunakan roda yang dapat

79

di locked dan unlocked. Guna

roda ini untuk mempermudah

pergeseran meja saat ada

tanaman di dalam meja tersebut.

Dimensi : P x L x T = 70 x 65 x

75 cm

5 Meja makan untuk 8 orang

Meja makan ini untuk kapasitas

8 orang. Meja ini terbuat dari

kayu solid bekas tangga dan

metal. Dengan menggunakan

teknik inlay terdapat semen

kecil-kecil berbentuk persi

panjang. Meja ini lebih sulit

untuk dipindah - pindahkan

karena ukurannya yang besar dan

berat.

Dimensi : P x L x T = 70 x 65 x

75 cm

6 Tempat majalah/koran Tempat majalah menyatu dengan

dinding pada pondasi bangunan.

Bentuknya sangat sederhana.

Seperti rak namun build-in.

80

Terbuat dari material kayu sisa

dan besi siku. Dengan finishing

warna hitem.

Dimensi : P x L x T = 40 x 100 x

40 cm

7 High chair

High chair merupakan kursi

untuk anak dibawah usia 5

tahun. Kursi ini terbuat dari

plastik dan metal. Dibagian

dudukan terdapat sabuk

pengaman agar bayi dapat duduk

dengan aman. Kursi ini untuk

mempermudah tamu yang

membawa bayinya tidak perlu

memangku bayi saat sedang

makan.

Dimensi : P x L x T = 40 x 30 x

75 cm

Tabel 2.4 Data Furnitur Art Kitchen

Sumber : Data pribadi

81

2.3.7 Data Material

Gambar 2.36 Data material Furnitur

Sumber : Data Pribadi

Diagram lingkaran diatas dibuat berdasarkan jumlah material furnitur

yang ada pada restoran Art Kitchen. Pada restoran Art Kitchen menggunakan

material kayu 70% pada furnitur dan 30 % menggunakan material metal.

Dengan adanya data tersebut dapat disimpulkan material yang paling banyak

digunakan pada restoran Art Kitchen adalah kayu.

2.3.8 Data Finishing

Yang digunakan dalam finishing furnitur dan aksesoris interior yang

ada pada restoran Art Kitchen sebagian besar menggunakan pelapis water

base dan juga dilapis dengan resin pada beberapa furnitur. Dan menggunakan

cat duco untuk finishing meja.

2.3.9 Masalah Pada Lokasi

Setelah melakukan survei, terdapat beberapa masalah pada area duduk

di restoran Art Kitchen. Beberapa masalah tersebut, yaitu:

1. Kursi makan suka patah/lepas sambungannya karena

pengguna mayoritas adalah turis asing.

82

2. Top table pada meja makan untuk kapasitas 4 orang kurang

nyaman karena tidak rata dan terlalu sempit.

3. Meja makan kapasitas untuk 4 kurang nyaman karena roda

suka bergeser-geser meskipun roda sudah di locked.

4. Penutup tempat sampah tidak praktis sehingga masih ada

sampah yang tidak pada tempatnya.

5. Penataan majalah dan koran yang kurang menarik.

6. Meja bar terlalu rendah.

7. Area terbatas, sehingga pada saat breakfast kurang menarik.

8. Dikarena posisi restoran tepat berada di samping kolam

renang, pengguna kolam renang merasa kurang nyaman.

2.3.10 Furnitur yang Diterapkan

Diharapkan dalam perancangan furnitur dan aksesoris interior untuk

rerstoran Art Kitchen dapat menghasilkan furnitur yang dapat memenuhi

kebutuhuan kegiatan pengunjung pada area restoran dan juga dapat

menyesuaikan dengan konsep sehingga tetap menjaga karakteristik dari

Greenhost Boutique Hotel. Selain itu perancangan furnitur dan aksesoris

interior untuk restoran Art Kitchen ini diharapkan dapat menghasilkan furnitur

dan aksesoris interior yang dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama.

Dengan begitu, hasil dari perancangan furnitur dan aksesoris interior

pada restoran Art Kitchen di Greenhost Boutique Hotel ini dapat menghasilkan

furnitur dan aksesoris interior yang menambah kesan kepada pengunjung yang

datang tentang Art Kitchen.