bab 2 landasan teori 2.1 teori–teori dasarthesis.binus.ac.id/asli/bab2/2008-2-00451-sias bab...
TRANSCRIPT
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori–teori Dasar
Teori-teori berikut merupakan teori dasar yang diperoleh dari berbagai sumber
yang menjadi landasan dalam penulisan skripsi.
2.1.1 Data dan Informasi
2.1.2 Definisi Data
Data adalah fakta mentah (kasar) atau deskripsi dasar tentang suatu hal, kejadian,
dan transaksi yang diambil, direkam, disimpan, dan diklasifikasikan, tetapi tidak diatur
untuk memberikan arti yang lebih khusus. (Turban 2001, p131).
Data merupakan fakta-fakta atau observasi mengenai fenomena fisik atau
transaksi bisnis. Lebih jauh lagi, data adalah ukuran objektif dari atribut (karakteristik)
dari entitas seperti orang-orang, tempat, benda, atau kejadian. (O’brien 2006, p38).
2.1.3 Definisi Informasi
Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti. (McLeod
2001, p15). Sedangkan menurut O’Brien (2003, p13) Informasi adalah data yang diubah
kedalam konteks yang berarti dan berguna bagi penggunaan akhir. Jadi informasi adalah
data yang telah diolah, memiliki arti dan berguna bagi penggunanya.
10
2.1.4 Sistem dan Sistem Informasi
2.1.5 Sistem
Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama
untuk mencapai tujuan. Dimana unsur-unsur dari sistem meliputi input, transformasi,
output, mekanisme pengendalian, tujuan dan umpan balik. (McLeod 2001, p11)
Menurut O’Brien (2003, p8) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling
berhubungan yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan dengan
menerima input dan menghasilkan output melalui proses tertentu. Dapat disimpulkan
bahwa pengertian sistem adalah kumpulan beberapa elemen atau komponen yang saling
terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama, yang didalamnya harus
terdapat proses input-proses-output.
2.1.6 Sistem Informasi
O’Brien (2003, p7) berpendapat bahwa sistem informasi adalah kombinasi dari
manusia, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi,
dan sumber data yang dapat mengumpulkan dan memindahkan informasi dalam sebuah
organisasi.
Sebuah sistem dapat mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganaliasa,
dan menyebarkan informasi untuk tujuan spesifik (Turban, Rainer, Potter, 2001, p17).
Sistem informasi menurut O'Brien (2003, G-10) adalah kumpulan orang,
prosedur dan sumber daya yang mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan informasi
dalam perusahaan; sistem yang menerima data sebagai input dan mengolahnya menjadi
informasi sebagai output.
11
Sistem informasi menurut Turban (2001, G-8) adalah sistem yang
mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menganalisa data, dan menyebarkan
informasi untuk tujuan-tujuan tertentu.
2.1.7 Teknologi Informasi
Menurut Alter (1999, p42) teknologi informasi merupakan perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan oleh seperangkat sistem
informasi.
Sedangkan menurut Haag, Cummings, McCubbrey (2005, p14) teknologi
informasi adalah komputer apa saja yang berbasiskan perangkat yang digunakan oleh
orang (people) untuk bekerja dengan informasi dan mendukung informasi dan
kebutuhan proses informasi dari sebuah organisasi.
Teknologi informasi menurut O'Brien (2003, G-10) adalah hardware, software,
jaringan, manajemen database dan teknologi pengolah informasi lainnya yang
digunakan dalam sistem informasi berbasis komputer.
Teknologi informasi menurut Turban (2001, G-9) adalah komponen-komponen
tertentu dalam sistem informasi berbasis komputer.
2.1.8 Proses Bisnis
Business process is a group of logically related activities that uses the resources
of the organization to provide defined result in supports of the organization ’s
objectives.
12
Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, proses bisnis adalah sebuah
kelompok aktivitas yang saling berkaitan yang menggunakan sumber daya organisasi
untuk mendukung hasil yang telah menjadi tujuan organisasi.
Sebuah proses bisnis yang baik tidak hanya sebuah proses bisnis yang
menghasilkan biaya yang lebih murah, proses yang lebih cepat, dan hasil yang lebih
terpercaya. Afiliasi perusahaan dengan pihak lain juga memegang peranan dalam proses
bisnis, afiliasi yang baik akan menunjang proses bisnis yang semakin baik, afiliasi yang
buruk akan memberikan nilai minus terhadap proses bisnis yang bernilai plus.
2.1.9 Investasi Teknologi Informasi
Investasi menurut Reily (1986, p708) adalah komitmen pendanaan untuk periode
waktu tertentu yang akan memberikan hasil sebagai kompensasi bagi investor selama
selang waktu tersebut, tingkat inflasi selama periode waktu tersebut dan resiko yang
termasuk di dalamnya.
Investasi (http://www.rms.net) adalah biaya yang jarang terjadi (misalnya
mendirikan gedung), dan menawarkan manfaat jangka panjang (misalnya menigkatkan
kepuasan pelanggan). Investasi Teknologi informasi adalah perangkat keras dan piranti
lunak yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk menyelesaikan fungsi bisnis terlepas
dari teknologi yang dilibatkan baik itu komputer, telekomunikasi, ataupun lain-lainnya.
Suatu investasi teknologi informasi (TI) merupakan pengeluaran yang dilakukan
organisasi berupa pengeluaran untuk sistem operasi, software, telekomunikasi, jaringan,
operasi dan pemeliharaan terhadap infrastruktur dan pusat data yang tersedia, yang dapat
mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai visi dan misi, meningkatkan
performa proses dan operasi bisnis, dukungan pengambilan keputusan bagi pihak
13
manajemen, dan mendukung berbagai strategi bisnis untuk mencapai keunggulan
kompetitif.
Investasi TI bermanfaat untuk menekan biaya-biaya operasional bisnis dan
menyelesaikan masalah bisnis yang spesifik. Untuk menjustifikasi investasi TI yang
dibuat, salah satu pendekatan yang dilakukan adalah mengadopsi langkah logis dalam
kerangka yang berulang (reputable framework), yang sering disebut sebagai metodologi
valuasi. Pendekatan valuasi tersebut dapat dilihat dalam kerangka Justification Options
dan Merits yang ditawarkan oleh Gartner serta klasifikasi metodologi valuasi TI yang
tersedia (Ipung,2004,p170).
Menurut e-bursa.com, investasi diartikan sebagai suatu bentuk penundaan
konsumsi dari masa sekarang untuk masa yang akan datang, yang di dalamnya
terkandung risiko ketidakpastian. Untuk itu dibutuhkan suatu kompensasi atas
penundaan tersebut yang biasa dikenal dengan istilah keuntungan dari investasi atau
gain. Menurut Simarmata (1995, p155), investasi merupakan pengertian yang luas,
terutama bila dikaitkan dengan kegiatan pasar modal yang sekarang. Setiap kegiatan
yang hendak menanamkan uang dengan aman termasuk investasi. Tetapi dalam
kebiasaan umum, pembicaraan pengertian investasi dikaitkan dengan penggunaan uang
bagi peningkatan kapasitas sistem produksi atau dengan kata lain peningkatan asset
capital. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), investasi diartikan sebagai
penanaman modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk memperoleh keuntungan.
Wainright E. Martin (2002, pl), mendefinisikan teknologi informasi
sebagai”Computer Technology (either H/W and SW) for processing and storing
information, as well as communications tech for transmitting information. Definisi
14
tersebut diterjemahkan sebagai teknologi komputer untuk memproses dan menyimpan
informasi, sama baiknya dengan teknologi komunikasi untuk transmisi informasi.
Investasi TI merupakan keputusan yang diambil oleh organisasi untuk
meningkatkan sumberdaya dari pengeluaran biaya yang nyata dari IT dengan harapan
manfaat dari pengeluaran tersebut bertemu / mencapai nilai dari apa yang diharapkan.
(www.statestreet.ch/en/products/capabilities_information/overview.html)
Jadi dapat disimpulkan investasi teknologi informasi adalah cara penanaman
modal di bidang teknologi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam memproses
dan menyimpan informasi, sehingga bisa didapatkan manfaat tertentu sebagai hasil
penanaman modal tersebut.
2.1.10 Pilihan Justifikasi
Menurut Gartner ada lima dasar pilihan justifikasi investasi TI untuk
meyakinkan manajemen perusahaan yang merupakan pengkondisian terhadap justifikasi
TI. Gambar 2.1 mengilustrasikan tingat kesulitan dari justifikasi tersebut dan tingkat
kemudahan manajemen untuk menyetujuinya.
15
Gambar 2.1 Ilustrasi Tingkat Kesulitan Justifikasi
Justifikasi ini tidak mutual exclusive, tetapi bisa dalam bentuk kombinasi, adanya
perubahan lingkungan bisnis dalam menentukan langkah apa yang ditempuh.
a. Legal Requirement (persyaratan legal), investasi yang harus dilakukan sesuai
dengan permintaan dari pemerintah, asosiasi, lembaga, dan sebagainya di
mana jika persyaratan ini tidak dipenuhi akan ada sanksi atau publisitas
negatif.
b. Revenue Enhancement (perbaikan pendapatan), strategi justifikasi yang
mengkoreasikan biaya investasi dengan potensi peningkatan pendapatan.
Pendekatan ini memerlukan bukti-bukti dari peningkatan pemasukan atau
pangsa pasar. Secara umum, pendekatan ini tergantung pada analisa financial
standar seperti NPV, ROI/ROA, EVA, dan IRR.
c. Cost Avoidance (penghindaran biaya), metode ini mengkalkulasikan
penghematan langsung baik dalam bentuk penghindaran maupun
16
pengurangan biaya yang merupakan dampak dari suatu investasi. Justifikasi
ini dapat dipakai untuk situasi di mana manajemen tidak melihat adanya
penghematan yang dijanjikan, dikarenakan hal ini belum terjadi sebelumnya.
Salah satu cara adalah melakukan benchmarking dengan industry yang
sejenis dan mendemonstrasikan potensi penghematan atau peningkatan
produktifitas yang telah tercapai. Teknik yang sama dapat dipakai pada kasus
perbaikan pendapatan tetapi lebih menekankan pada kecepatan pengembalian
modalnya.
d. Risk Mitigation (pengurangan resiko), hal ini seperti asuransi dan biasanya
terdapat pada strategi bisnis yang beresiko tinggi. Karena lebih bersifat sepeti
asuransi, maka penekanan lebih pada industry benchmark dan studi kasus
worst-case scenario.
First Mover Advantage (keuntungan pelopor), investasi yang memungkinkan
pelaksanaan visi dan objektif strategis di dalam ketidakpastian lingkungan bisnis
perusahaan. Hal ini seperti berjudi pada masa depan perusahaan.
2.1.11 Metoda Valuasi TI
Pemilihan metode yang sesuai untuk menjustifikasikan pendekatan secara sesuai
memerlukan pengujian terhadap bagaimana organisasi menghargai investasi mereka.
Pendekatan ekonomika informasi sering dipakai sebagai salah satu cara untuk
menyerasikan antara strategi bisnis dengan investasi TI yang diperlukan di mana
ditentukan prioritas investasi TI mana yang akan didahulukan dilihat dari strategi
bisnisnya.
17
Agar lebih akurat dalam menjustifikasikan nilai TI maka pendekatannya dapat
dipecah ke dalam segi: nilai TI, nilai teknologi, dan nilai organisasi TI. Hal ini
didasarkan pada bahwa nilai informasi dan teknologi yang terpasang bisa dijudtifikasi
dengan baik, tetapi dari segi pemanfaatan TI mungkin terabaikan sehingga
menghasilkan kualitas layanan yang rendah terhadap perusahaan.
2.1.12 Kategori Valuasi TI
Kategori metode valuasi yang dapat digunakan secara umum dibagi tiga, yaitu
tradisional, probabilistik, dan kualitatif (heuristic).
a. Metode Valuasi Tradisional
Metode financial TI tradisional memiliki akar di dalam dunia financial,
penggunaannya di dalam TI memakai IT Metrics dan lebih mrngarah kepada penilaian
resiko. Metode yang termasuk dalam gologan ini antara lain:
• EVA (Economics Value Added), merupakan laba bersih operasi (Net
Operation Profit) dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan (Capital
Charge).
• TCO (Total Cost of Ownership), merupakan ukuran efisiensi penggunaan
asset TI, lebih ditujukan kepada unit yang berorientasi pada layanan seperti
halnya departemen TI untuk menekan proses bisnis utama seperti operasi TI,
disaster recovery dan dukungan teknis di dalam TI itu sendiri.
• TEI (Total Economic Impact), merupakan metode yang mengaitkan langsung
antara biaya dengan hasil. Analisa biayanya mirip dengan pendekatan TCO,
pengkajian keuntungannya lebih melihat pada kontribusi TI dari segi bisnis
dan nilai dari proyek ini terhadap bisnis.
18
• REJ (Rapid Economics Justification), intinya adalah penekanan pada TCO
dengan menyesuaikan biaya-biaya TI dengan prioritas bisnis secara
langsung.
b. Metode Probabilistik
Metode probabilistic valuasi TI menggunakan model-model matematika dan
statistik untuk menilai resiko-resiko investasi di dalam kerangka probabilitas.
Penekanannya lebih seperti valuasi saham atau probabilistik. Ini lebih tepat untuk
digunakan dalam situasi ketika teknologi yang dipakai masih dalam tahap awal, atau
inovasi baru di mana belum namuak bukti-bukti pemakaian teknologi ini seperti pada
situasi First-Mover Advantage. Metode yang termasuk dalam golongan ini antara lain:
• ROV (Real Options Valuation), merupakan metode yang melakukan
penilaian terhadap fleksibilitas.
• AIE (Applied Information Economics), merupakan metode yang diterapkan
untuk mengetahui tingkat kesuksesan proyek TI yang relative baru. AIE
merupakan kombinasi dari teori opsi, teori portfolio modern, akuntasi
tradisional seperti NPV, ROI dan IRR, serta statistik.
Metode ini berusaha melakukan pengukuran kuantitatif terhadap nilai dari
sumber daya manusia dan proses bisnis atas dasar masukan-masukan subjektif dan
kualitatif. Beberapa metode yang digunakan dalam golongan ini antara lain:
• Balance Scorecard dan IT Scorecard. Balance scorecard memerlukan
pemetaan strategi sedangkan unutk TI sebagian besar dari operasionalnya
lebih bersifat taktikal.
19
• Information Economics (IE), memberikan metode yang netral dalam
mengevaluasi portfolio dari suatu proyek dan sumber daya yang diperlukan
untuk menghasilkan keuntungan yang terbesar, di mana pada intinya adalah
suatu mekanisme untuk prioritas.
2.1.13 Enterprise Resource Planning
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah sistem terkomputerisasi
yang pada umumnya terdapat pada perusahaan besar yang dapat menghubungkan
seluruh proses didalam perusahaan tersebut dari awal proses hingga menghasilkan
sesuatu yang merupakan akhir proses (end to end) dan membuat kerja dan kinerja
perusahaan tersebut menjadi lebih efisien dan efektif.
ERP berfungsi mengintegrasikan proses-proses pencipataan produk atau jasa dari
perusahaan, mulai dari pemesanan bahan-bahan mentah dan fasilitas produksi sampai
dengan terciptanya produk jadi yang siap ditawarkan kepada pelanggan (Indrajit,
Djokopranoto 2002). Selain itu ERP juga membantu mengintegrasikan data-data
didalam sebuah platform yang umum (ERP Fundamentals, ERP Wire 2006).
Sejarah dari sis tem ERP mulai dikenal sekitar tahun 1960. Sistem tersebut pada
waktu itu didesain untuk mendukung proses manufacturing. Perangkat lunak yang
dikembangkan pertama disebut sebagai MRP (Material Resource Planning) pada tahun
1975. Kemudian diikuti oleh versi yang lebih advanced yaitu dikenal dengan MRP2,
singkatan dari Manufacturing Resource Planning. Kedua perangkat lunak tersebut telah
banyak membantu dan member manfaat pada proses manufacturing, tetapi tidak kepada
proses lainnya. Kemudian ERP dikembangkan sebagai perangkat lunak yang berangsur-
angsur mengembangkan keterbatasannya untuk menangani bidang-bidang lain seperti
20
human resource, finance, marketing, dan lain-lain. Lebih lanjut ERP memerikan
kemudahan operasional dan mampu menekan biaya secara besar apabila dibandingkan
dengan perangkat-perangkat lunak sebelumnya (ERP Evolution, ERP Wire 2006).
Keuntungan dan kerugian menggunakan ERP masih merupakan kajian yang
menarik. Salah satu keuntungan terbesar dari implementasi ERP adalah mampu
menekan biaya dan menghemat waktu yang berharga ketika suatu proses atau manufer
prosedur menjadi boros dan juga terdapatnya penundaan-penundaan waktu yang tidak
diinginkan. Memelihara dua atau lebih program perangkat lunak pada tiap departemen
telah terbukti merupakan kegiatan yang lebih berat. Ketika ERP menjadi platform yang
standar, hal ini dapat memastikan bahwa ketidakselarasan dalam pemrosesan informasi
akan dihilangkan. Contoh-contoh keuntungan ERP pada beberapa bidang perusahaan
adalah sebagai berikut:
a. Bidang manufakturing, akan mempercepat proses manufakturing secara
keseluruhan
b. Pada bidang distribusi dan ritel pertokoan. Dapat mengakses stok dan status barang
dengan cepat dan akurat
c. Pada bidang transportasi. Dapat mengirimkan informasi transaksi komoditas secara
online
d. Industri service. Dapat mempercepat penyediaan laporan yang telah disiapkan.
Disamping penerapan ERP yang banyak memberikan kelebihan, ternyata
penerapannya tidak terbebas dari segala kekurangan-kekurangannya. ERP dapat
dikatakan memerlukan investasi yang sangat besar dan memakan waktu yang tidak
sedikit dalam penerapannya. Sejumlah dana yang diperlukan akan selalu berkembang
21
tetapi tidak sejalan dengan keuntungan yang didapat. Hal ini telah banyak menjadi
kendala dalam penerapan ERP.
Dalam era infromasi yang semakin berkembang, banyak organisasi berusaha
meningkatkan kinerja sistem informasinya, termasuk ERP didalamnya. Pihak
manajemen mencurahkan tenaga dan memerlukan waktu yang begitu panjang untuk
mengimplementasikan sistem ini kedalam perusahaan. Hal ini berarti banyak pegawai
memerlukan pelatihan dan ini tidak hanya menggangu fungsional organisasi namun juga
dapat menempatkan perusahaan dalam posisi dimana mereka menghadapi resiko besar
kehilangan bisnis yang potensial dalam satu periode tertentu.
Namun demikian, keuntungan yang didapat dari sistem masih lebih banyak
dibandingkan kerugiannya jika salah penerapan dan perencanaan. Di lain pihak, saat
suatu informasi penting berada ditangan mereka yang tidak berhak yang dapat
melakukan penyalahgunaan, jelas bahwa tak ada satu carapun untuk memastikan
keamanan dan kerahasiaan informasi tersebut, dengan demikian timbul kemungkinan
resiko yang lebih besar lagi selama informasi berada di domain publik.
Dengan pertimbangan diatas setiap perusahaan yang akan menerapkan ERP
dianjurkan tidak saja menimbang dari segi keuntungannya, tetapi juga menimbang
kekurangan-kekurangannya. Suatu perusahaan harus secara teliti menimbang
keuntungan dan kekurangan dalam penerapan ERP sebelum memutuskan untuk
membeli dan menerapkannya. Jadi penerapan ERP dapat dinilai dari analisa
perbandingan keuntungan terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan.
22
2.1.14 SAP R/3
SAP (System Application and Product in data processing) adalah perangkat
lunak yang dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya secara lebih efisien dan efektif. SAP merupakan perangkat
lunak Enterprise Resources Planning (ERP), yaitu suatu tools IT dan manajemen untuk
membantu perusahaan merencanakan dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
SAP menjadi perangkat lunak yang banyak dipakai di perusahaan besar untuk
mendukung integrasi proses bisnis. Lima tahun terakhir, di perusahaan negara-negara
Asia, termasuk Indonesia, sedang gencar-gencarnya mengimplementasikannya.
Perangkat lunak buatan Jerman ini telah lama dipakai di perusahaan besar Eropa dan
Amerika. Di Indonesia, banyak perusahaan besar yang telah mengimplementasikan
SAP, misalnya Astra International, Toyota Astra Motor, Toyota Motor Manufacturing
Indonesia, Bentoel Prima, United Tractor, Daihatsu Motor, Pertamina, Aqua, Telkomsel,
Auto 2000, Blue Bird dan masih banyak perusahaan lagi yang tidak mungkin disebutkan
satu persatu. Modul yang diimplementasikan tiap perusahaan pun beragam. Ada yang
hanya memakai untuk keperluan area tertentu seperti Financial Accounting saja atau
Sales and Distributon saja, namun banyak pula yang mengintegrasikan beberapa modul.
SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan
mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi
bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat
bekerja secara terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya.
23
SAP terdiri dari modul-modul aplikasi sebagai berikut:
SD-Sales & Distribution: membantu meningkatkan efisiensi kegiatan
operasional berkaitan dengan proses pengelolaan customer order (proses
sales, shipping dan billing).
MM-Materials Management: membantu menjalankan proses pembelian
(procurement) dan pengelolaan inventory.
PP-Production Planning: membantu proses perencanaan dan kontrol
daripada kegiatan produksi (manufacturing) suatu perusahaan.
QM-Quality Management: membantu men-cek kualitas proses-proses di
keseluruhan rantai logistik.
PM-Plant Maintenance: suatu solusi untuk proses administrasi dan
perbaikan sistem secara teknis.
HR-Human Resources Management: mengintegrasikan proses-proses HR
mulai dari aplikasi pendaftaran, administrasi pegawai, manajemen waktu,
pembiayaan untuk perjalanan, sampai ke proses pembayaran gaji pegawai.
FI-Financial Accounting: Mencakup standard accounting cash management
(treasury), general ledger dan konsolidasi untuk tujuan financial reporting.
CO-Controlling: Mencakup cost accounting, mulai dari cost center
accounting, cost element accounting, dan analisa profitabilitas
AM-Asset Management: Membantu pengelolaan atas keseluruhan fixed
assets, meliputi proses asset accounting tradisional dan technical assets
management, sampai ke investment controlling.
24
PS-Project System: Mengintegrasikan keseluruhan proses perencanaan
proyek, pengerjaan dan kontrol
Gambar 2.2 Modul-modul aplikasi SAP
2.1.15 Sales
Alur kerja modul Sales and Distribution aplikasi SAP memiliki langkah –
langkah proses tertentu. Dimulai dari pembuatan contract order dan sales order, proses
pengiriman barang (shipping) sampai penagihan (billing). Alur proses yang dijelaskan
apabila digambarkan secara umum adalah sebagai berikut:
25
Gambar 2.3 Alur kerja modul Sales aplikasi SAP secara umum
2.1.16 SWOT Analysis
SWOT analysis adalah sebuah proses atau metode dalam menghasilkan sebuah
informasi yang bermanfaat dalam membantu organisasi untuk mencocokkan antara
tujuan, program, dan kapasitas perusahaan terhadap lingkungan sosial perusahaan
(www.businessballs.com). SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats.
Strengths
• Merupakan nilai positif dari tengibel maupun intengible dari internal
perusahaan
• Merupakan sesuatu yang dikendalikan oleh perusahaan.
Weaknesses
• Merupakan faktor internal yang dapat menghambat perusahaan dalam
mencapai sebuah tujuan
26
• Merupakan sesuatu yang ingin ditingkatkan oleh perusahaan.
Opportunities
• Merupakan faktor eksternal dari perusahaan yang memberikan alasan
agar perusahaan dapat tetap berjalan dan berkembang
• Merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan agar dapat
terus berkembang.
Threats
• Merupakan faktor eksternal yang dapat memberikan resiko terhadap misi
dan operasi sebuah perusahaan
• Merupakan faktor eksternal yang dapat menghambat perusahaan dalam
mencapai sebuah tujuan.
2.2 Teori – teori Pendukung
Teori berikut merupakan teori pendukung dari berbagai sumber yang menjadi
landasan analisa.
2.2.1 Information Economics
Information economics (IE) merupakan sekumpulan alat hitung untuk mengukur
manfaat dan biaya dari proyek teknologi informasi (Parker, 1988, p5). Information
economics merupakan dasar dari Traditional Cost Benefit Analysis (analisis biaya-
manfaat tradisional) yang berhubungan dengan value (nilai) berdasarkan pada kinerja
bisnis untuk menangani hal-hal yang memberikan dampak strategis pada perusahaan.
Information economics juga menangani infrastruktur teknologi informasi yang
merupakan investasi sampingan dalam infrastruktur.
27
Pada tingkat awal, Information Economics adalah sebuah kumpulan dari
peralatan komputasional untuk mengkuantifikasikan manfaat-manfaat dan biaya-biaya
proyek sistem informasi (Parker et al., 1988, p5). Ini adalah peran tradisional dari
analisis biaya manfaat. Information Economics melihat jauh ke dalam analisis biaya-
manfaat untuk memasukkan nilai yang didasarkan pada kinerja bisnis, untuk menangani
hal-hal yang memiliki dampak strategis terhadap perusahaan.
Pada tingkat lebih lanjut, Information Economics adalah sebuah proses pembuatan
keputusan. Setiap investasi (pemrogram, aplikasi, perangkat keras) harus dijustifikasi,
tetapi setiap investasi yang potensial memiliki karakteristik yang unik dan berbeda
terhadap nilai, biaya, dan risikonya.
Gambar 2.4 Information Economics (Parker, 1988, p6)
Dalam analisa information economics digunakan analisa dua segi, yaitu segi
bisnis dan segi teknologi, sehingga dapat dibedakan dari justifikasi biaya tradisional
yang berangkat dari analisa biaya dan manfaat (Cost and Benefit Analysis).
28
Pengaplikasian Cost-Benefit Analysis (CBA) berkaitan erat dengan tiga hal
penting yang saling berhubungan yaitu:
1. Biaya (Cost) Domain Teknologi adalah berupa biaya tetap dan biaya variabel yang
diperlukan untuk membangun sistem
2. Manfaat (benefit) Domain Bisnis adalah berwujud penurunan biaya dan atau
peningkatan kinerja atau revenue
3. Nilai (Value) adalah manfaat yang diperoleh atas pembangunan TI, yang tercermin
pada peningkatan kinerja organisasi pada saat sekarang maupun masa mendatang.
Menurut Parker (1988, p15), alasan digunakannya Information Economics
dalam melakukan penilaian investasi TI adalah:
1. Jenis dan tingkat nilai-nilai yang diperoleh melalui investasi TI pada suatu
perusahaan bervariasi
2. Adanya keterbatasan sumber daya dalam melakukan investasi TI yang dikaitkan
dengan aspek-aspek bisnis lainnya atau diantara proyek-proyek TI itu sendiri
3. Perusahaan perlu melakukan alokasi keputusan dengan efektif dan juga
mempertimbangkan hasil yang akan di dapat (baik langsung maupun tidak langsung)
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan
4. Analisis Biaya dan Manfaat tradisional (CBA) tidak cukup untuk memperhitungkan
semua aspek dan dampak dari TI sehingga dibutuhkan perangkat lain yang memadai.
Information Economics dapat digunakan sebagai kerangka dasar untuk membantu
pihak manajemen dalam membuat keputusan investasi TI sesuai dengan
kelayakannya.
29
Istilah Information Economics mengacu pada pendekatan atau metode yang
digunakan untuk mengevaluasi proyek sistem informasi dengan penilaian menggunakan
skor, sampai analisa biaya dan manfaat, dengan menghitung biaya dan manfaat, tangible
maupun intangible, dari segi teknologi dan segi bisnis perusahaan (Parker, Trainor, and
Benson , Information Strategy and Economics, 1989).
Dalam metode Information Economics dikenal empat tahapan yang dapat
dilakukan dalam mendapatkan keputusan terbaik untuk investasi produk IT (Parker,
1988: 11), yaitu:
1. Identifikasi nilai dan total biaya dari setiap proyek
2. Menerapkan kriteria ekonomi sementara dalam proses pembuatan keputusan
3. Memperkirakan alternatif-alternatif yang mungkin terjadi
4. Alokasi sumber daya yang berharga untuk proyek yang berharga.
2.2.2 Cost and Benefit
Cost (biaya) merupakan sejumlah sumber daya yang dikeluarkan / dihabiskan
untuk membiayai proyek yang dibangun. Menurut Parker (1988, p90) biaya (cost)
merupakan suatu pengukuran atas jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk
memperoleh sebuah produk. Dalam IE terdapat 2 jenis biaya, yaitu biaya pengembangan
(development cost) dan biaya berjalan (ongoing cost). Biaya pemeliharaan
(maintenance) termasuk dalam biaya berjalan.
Terdapat 2 jenis biaya yang dihitung dengan metode Information Economics
(Parker, 1988, p92), yaitu:
1. Biaya pengembangan sistem (development cost) dan
2. Biaya pemeliharaan atau biaya berjalan (maintenance / on going expenses).
30
Benefit (manfaat) lebih berupa suatu bentuk penghematan, pengurangan biaya,
perolehan keuntungan, peningkatan efektifitas atau produktivitas kerja para karyawan.
Menurut Remenyi (1995, p40) manfaat (benefit) dari teknologi informasi merupakan
suatau keuntungan atau kelebihan yang diperoleh dengan teknologi informasi terhadap
suatu perusahaan yang bersedia untuk membayar atas penggunaan teknologi informasi
tersebut.
Kategori Manfaat (Parker, 1988, p92):
1. Tangible Benefits
Merupakan keuntungan nyata yang dapat dikalkulasikan secara keuangan
(keuntungan ini lebih mengarah pada sisi bisnis perusahaan).
2. Quasi-tangible Benefits
Merupakan keuntungan yang lebih mengacu kepada peningkatan efisiensi proses
kerja yang sudah diterapkan dalam perusahaan.
3. Intangible Benefits
Merupakan keuntungan yang lebih mengacu kepada efektifitas proses kerja yang
sudah diterapkan dalam perusahaan.
Gambar 2.5 Relevansi antara IT Benefit Matrix (Remenyi) dan Tiga Tipe Manfaat (Parker)
(Remenyi, 1995, p40)
31
Manfaat dapat dikategorikan menjadi 4 jenis (Remenyi, 1995, p42), yang dibagi
berdasarkan 2 kriteria yaitu: tangible dan measurable. Tangible dibagi menjadi high
tangible (tangible) dan low tangible (intangible), sedangkan measurable dibagi menjadi
high measurable (measurable) dan low measurable (unmeasurable).
Gambar 2.6 Matriks Benefit (Remenyi, 1995, p42)
Keempat jenis manfaat yang berdasarkan 2 kategori dapat dijabarkan sebagai
berikut ini :
1. Tangible measurable merupakan manfaat yang membawa dampak langsung
terhadap keuntungan organisasi dan efek tersebut dapat diukur secara objektif.
Sebagai contoh, pengurangan biaya atau aset atau peningkatan pendapatan
organisasi.
2. Tangible unmeasurable merupakan manfaat yang membawa dampak
langsung terhadap keuntungan organisasi tetapi sulit untuk langsung diukur.
Sebagai contoh, informasi yang lebih baik dengan menggunakan TI,
meningkatnya keamanan dari organisasi.
32
3. Intangible measurable merupakan manfaat yang dapat diukur tetapi tidak
membawa dampak langsung terhadap keuntungan organisasi. Sebagai contoh,
penyampaian informasi yang lebih cepat, peningkatan kepuasan konsumen
atau kepuasan karyawan.
4. Intangible unmeasurable merupakan manfaat yang tidak dapat diukur dengan
mudah dan tidak membawa dampak langsung terhadap keuntungan
organisasi. Sebagai contoh, peningkatan reaksi pasar terhadap organisasi,
persepsi yang baik dari konsumen atau calon karyawan terhadap produk dari
organisasi.
Sesuai teori information economics, maka manfaat tangible measureable dapat
dikategorikan sebagai manfaat tangible; manfaat tangible unmeasureable dan intangible
measureable dikategorikan sebagai manfaat quasi-tangible; dan manfaat intangible
unmeasureable dikategorikan sebagai manfaat intangible.
Untuk biaya pada kelompok quasi-tangible berkemungkinan mempunyai
beberapa elemen manfaat yang bisa diukur langsung (di samping elemen yang tidak
dapat diukur maupun elemen yang dapat diukur secara tidak langsung). Biaya-biaya
tersebut akan dihitung dengan menggunakan lembar kerja biaya pengembangan dan
lembar kerja berjalan. Sedangkan manfaat akan dihitung dengan menggunakan teknik-
teknik Value Linking, Value Acceleration, Value Restructuring dan Innovation
Valuation.
2.2.3 Value
Value (nilai) dapat dikatakan sebagai subtitusi untuk manfaat (benefit). Nilai
didasarkan atas keuntungan yang diperoleh atas persaingan yang direfleksikan dan
33
kinerja bisnis sekarang dan dimasa mendatang (Parker, 1988, p64). Keuntungan yang
akan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan merupakan nilai dimana
perusahaan bersedia berinvestasi untuk mencapainya.
Parker (1988, p12) rnengklasifikasikan nilai ke dalam beberapa kategori, yaitu:
1. Return on Investment, diperoleh dari analisis biaya-manfaat tradisional dan
merefleksikan usul-usul lanjut dalam menggambarkan efek-efek finansial
(baik biaya dan manfaat) dan teknologi informasi.
2. Strategic Match, mnerupakan nilai yang diperoleh dan strategi unit bisnis
saat ini yang didukung secara langsung.
3. Competitive Advantage, merupakan nilai yang diperoleh dan menciptakan
strategi bisnis baru, produk baru, atau pendekatan baru dalam menghadapi
tekanan persaingan.
4. Management Information Support, merupakan nilai yang diperoleh dan
dukungan informasi terhadap critical success factor (CSF) perusahaan atau
lini bisnis perusahaan.
5. Competitive Response, merefleksikan proyek teknologi informasi yang
bertujuan untuk mengejar pesaing.
6. Strategic IS Architecture, merupakan investasi yang memungkinkan
munculnya proyek lain.
2.2.4 Analisa Dua Domain
Perusahaan digambarkan dalam dua bagian yaitu aktivitas bisnis dan aktivitas
teknologi pendukung. Istilah “domain” digunakan untuk mengkarakteristikkan kedua
aktivitas yang berbeda tersebut. Tujuan pembagian ini adalah untuk menekankan
34
perbedaan peran manajemen dan perencanaan dalam bisnis dan teknologi. Domain
bisnis adalah pengguna teknologi informasi (user). Domain teknologi adalah penyedia
layanan teknologi informasi.
Information Economics mendasari justifikasinya dalam domain-domain secara
vertikal, memisahkan justifikasi dan kelayakan domain bisnis dan justifikasi dan
viabilitas domain teknologi.
Analisa dua domain merupakan model yang menekankan perbedaan biaya (cost)
dan nilai (value) dalam dua domain. Dari perspektif domain bisnis, value diciptakan
dengan penggunaan teknologi informasi untuk menghasilkan pendapatan, mengurangi
biaya, meningkatkan keefektifan. Dari perspektif domain teknologi, value merupakan
investasi pada domain teknologi yang dibutuhkan untuk menciptakan layanan.
Biaya dalam domain bisnis didefinisikan sebagai pembayaran untuk penggunaan
surnber daya teknologi yang diaplikasikan untuk memproduksi value, termasuk risiko.
Biaya yang dimaksud dalam domain bisnis adalah biaya atas sumber daya proyek yang
digunakan bersama dengan proyek lainnya (shared resource), rnisalnya penggunaan
jaringan komunikasi data atau komputer main-frame.
Sedangkan biaya dalam domain teknologi didefinisikan sebagai biaya atas
penggunaan sumber daya sebenarnya yang digunakan langsung untuk layanan ke
domain bisnis, termasuk risiko.
Biasanya setelah melewati waktu 1 tahun total biaya dari domain teknologi
diharapkan dapat seimbang dengan kredit (credits) biaya pemulihan yang dibebankan
(charges) kepada pengguna bisnis. Pengeluaran biaya yang dilakukan oleh domain
bisnis harus menyesuaikan dengan kebutuhan domain teknologi.
35
Pertama yang dilakukan dalam analisa ini adalah substitusikan nilai untuk
manfaat, dan kedua, pisahkan biaya aktual dari pelayanan yang berlangsung dalam
domain teknologi dengan distribusi biaya dalam domain bisnis. Maka para manajer
bisnis dapat menjustifikasi domain bisnis, dan para manajer TI dapat mengatur
ketersediaan teknologi.
Perbedaan nilai dan biaya di dalam kedua domain terlihat pada gambar di bawah.
Dari perspektif domain bisnis, nilai diciptakan dengan menggunakan TI untuk
menciptakan keuntungan, mengurangi biaya, meningkatkan efektifitas atau nilai.
Sedangkan dari perspektif domain teknologi, nilai-nilai pada domain bisnis adalah sama
seperti untuk manfaat yang diperoleh para pengguna TI.
Gambar 2.7 Model Dua Domain Information Economics (Parker, 1988, p76)
Hubungan antara biaya Domain Teknologi yang terkait erat dengan manfaat
Domain Bisnis (seperti ditunjuk pada Gambar 2.7) merupakan cerminan value yang
36
diperoleh atas pengaplikasian TI. Pada Gambar 2.7 ini, menjelaskan pula adanya
perbedaan antara biaya (cost) dan nilai (value) dalam kedua domain tersebut.
Dari sisi Domain Bisnis, value dapat tercipta dengan adanya penggunaan TI
yang menghasilkan revenue, menurunkan biaya, dan meningkatkan kinerja. Sedangkan
dari sisi Domain Teknologi, value dilihat dari manfaat dalam domain bisnis, yaitu
adanya pembiayaan kembali atau investasi lebih lanjut terhadap teknologi informasi.
Value ini kemudian digunakan kembali untuk menciptakan manfaat terhadap domain
bisnis.
Biaya (cost) dalam domain bisnis merupakan semacam pembayaran atas
digunakannya pelayanan dari suatu domain teknologi (merupakan nilai bagi domain
teknologi) dan biaya pada domain teknologi merupakan penggunaaan sumber daya
teknologi informasi
2.2.4.1 Domain Bisnis
Business domain adalah variabel yang ditambahkan dalam menghitung nilai total
dari sebuah proyek TI dalam membuat ranking keseluruhan dari proyek menjadi
realistis. Variabel ini di tambahkan untuk menghitung faktor-faktor yang tidak dapat
secara langsung dihitung oleh ROI sederhana dengan kata lain untuk menghitung
manfaat-manfaat yang bersifat intangible.
37
Faktor–faktor dalam business domain antara lain:
A. Strategic Values
1. Strategic Match (SM)
SM lebih fokus pada keterkaitan antara IT dalam pencapaian tujuan strategis
perusahaan. Nilai ini menyediakan sebuah jalan dalam meningkatkan nilai dari aplikasi
inovatif yang menjadi pendukung langsung dalam pencapaian tujuan bisnis.
2. Competitive Advantage (CA)
CA termasuk strategi utama yang di ikuti oleh bisnis dan termasuk sebuah
implementasi dari cost leadership, differentiation atau fokus. Gradasi penilaian sangat
berbeda untuk setiap tipe strategi.
Ada 3 tujuan dasar yang harus dicapai perusahaan, jika perusahaan
menginginkan peningkatan CA :
a. Perusahaan harus memposisikan diri untuk mengubah struktur industri. Contoh :
mengubah kapasitas industri.
b. Perubahan harus memperbaiki posisi perusahaan dalam bisnis dijalani. Perushaan
harus mendukung inisiatif yang dapat membedakan produk perusahaan atau
pelayanan atau bahkan merubah lingkup persaingan dari bisnis, Contoh :
menciptakan sebuah produk yang unik dan keunikan tersebut harus menjadi nilai
utama dimata pelanggan.
c. Perusahaan harus menciptakan kesempatan bisnis baru. Ada beberapa cara yang
dapat di kontribusikan oleh sebuah inisiatif untuk CA, termasuk inisiatif TI untuk
menjual atau menggunakan informasi sebagai by-product (hasil tambahan) dari
bisnis sekarang ini.
38
3. Competitive Response (CR)
CR mengukur akibat atau kerugian dari di tundanya implementasi proyek IT
terhadap posisi kompetitif perusahaan. Hal ini dapat muncul dikarenakan pesaing telah
lebih dulu menyediakan pelayanan, produk, pertukaran data, kapasitas yang dibutuhkan
oleh industri, serta beberapa etoritas dalam menjalankan sistem sebagai kondisi dari
jalannya suatu aktivitas bisnis.
4. Management Information for CSF’s (MI)
MI berfokus pada seberapa jauh proyek TI atau SIM akan menyediakan
informasi manajemen kepada kegiatan inti perusahaan atau Line of Business
perusahaan. (Management Information Support of Core Activities). Penilaian (skor)
dalam kategori ini tergantung dari derajat dimana inisiatif dalam menyediakan informasi
manajemen yang mengijinkan pembuat keputusan untuk menaksir operasi dan untuk
membuat mereka menjadi lebih efektif, dan menguntungkan bagi perusahaan secara
materiil.
B. Stakeholder Values
1. Service and Quality (SQ)
SQ berfokus pada peningkatan pelayanan dan kualitas perusahaan. Pada awal
1990, bermunculan buku yang berisi tentang pentingnya inisiatif SQ. Dalam setiap
perusahaan, inisiatif yang bertujuan untuk memperbaiki tingkatan SQ sangat banyak.
Masalahnya adalah perusahaan bekerja terisolasi, masing-masing fungsi, departemen,
bekerja sendiri-sendiri. Kurangnya koordinasi antar departemen tersebut dapat
mengakibatkan penurunan pelayanan terhadap pelanggan dan penurunan kualitas kerja
perusahaan.
39
2. Agility, Learning & Empowerment (ALE)
ALE memfokuskan diri dalam membuat pekerja dan proses bisnis menjadi lebih
fleksibel dan lebih murah beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi didalam
perusahaan. Tingkat kecerdasan dan pengetahuan para pekerja sangatlah penting.
Mengapa demikian? Karena tinggi rendahnya tingkat ALE pekerja dapat mempengaruhi
kemampuan kompetitif atau bersaing perusahaan. Oleh karena itu, perlu selalu diadakan
training kualitas pengetahuan pekerja bisa menjadi semakin baik.
3. Cycle Time (CT)
CT memfokuskan diri pada setiap elemen dalam proses, dari menciptakan
sebuah budaya inovatif yang menstimulasi ide adanya produk baru sampai dengan
pengembangan sukses, produksi, dan delivery ke pelanggan pada sekali waktu yang
akan menciptakan standar industri baru atau pelatihan yang terbaik. Hal ini
diterjemahkan kedalam produk yang bergerak dari R&D kedalam produksi yang lebih
cepat, produk yang bergerak dari produsen sampai dengan ini produksi menuju
permintaan pelanggan lewat teknis mass customization lebih cepat daripada supplier
pesaing. Semua elemen dari CT memfokuskan diri pada CT sebagai strategi kompetitif.
C. Competitive Strategy Risk
1. Business Strategy Risk (BSR)
BSR berfokus pada identifikasi resiko bisnis yang muncul akibat suatu
implementasi TI. Resiko ini bersifatt jangka panjang yang dapat mempengaruhi strategi
dan proses bisnis yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
40
D. Organization Strategy Risk & Uncertainty
1. Business Organization Risk (BOR)
BOR memfokuskan diri pada kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan
perubahan atas perencanaan bisnis organisasi BOR ini merupakan resiko jangka pendek
yang cocok dengan BPR (Business Proses Reenginering) dan restrukturasi organisasi.
Hal tersebut merefleksikan tingkatan dari sejumlah komponen bisnis organisasi yang
terkait. Ini termasuk rencana bisnis in-place, erubahan sistem manajemen, rencana
kontigensi, dan kebutuhan pasar yang telah didefinisikan dan dimengerti dengan baik.
2.2.4.2 Domain Teknologi
Variabel yang terdapat dalam domain teknologi lebih membahas pada resiko dan
keuntungan yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi pada sebuah proyek. Menurut
Parker (1996, p324), terdapat 4 variabel dalam domain teknologi yang digunakan untuk
menghitung manfaat-manfaat maupun resiko yang bersifat intangible yaitu :
A. Strategic Values
1. Strategic IT Architecture (SITA)
SITA berfokus pada keterkaitan antara implementasi TI yang sudah dilakukan
dengan perencanaan strategis TI perusahaan secara keseluruhan. Aliansi ini
direfleksikan dalam perencanaan TI (blueprint), yang menyediakan struktur kedalam
data masa depan, sistem, kecocokan inisiatif dan mengidentifikasikan prioritas. Suatu
implementasi TI yang baik harus mampu menunjang strategi sistem informasi secara
keseluruhan untuk merefleksikan rencana TI yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
41
B. Competitive Strategy Risk
1. IT Strategic Risk (ITSR)
ITSR memfokuskan diri pada competitive strategy risk yang ada sebagai hasil
dari perubahan struktur bisnis, termasuk aliansi, joint venture, dan kebutuhan untuk
mendukung perusahaan selama menyesuaikan dengan permintaan baru dari pasar. ITSR
menila resiko yang mungkin terjadi dari strategi resiko jangka panjang, dilihat dari segi
arsitektur, ketergantungan sistem, dan perubahan bisnis. Ketepatan pengaturan strategi
TI sangat dibutuhkan agar jika sewaktu-waktu terjadi perubahan atas struktur
perusahaan atau proses bisnis, TI tersebut bisa beradaptasi dengan baik.
C. Organization Strategy Risk & Uncertainty
1. IT Definitional Uncertanty (ITDU)
ITDU berfokus pada resiko yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian
akan kebutuhan. Umumnya, ITDU mendefinisikan ketidakpastian yang membebani
spesifikasi dari tujuan perusahaan (user atau bisnis) yang dikomunikasikan pada staf
proyek TI. Ketika user tidak dapat mendeskripsikan masalah dengan baik, atau masalah
terus berubah secara konstan, kelompok TI ditekan untuk menjawab dengan jawabab
yang benar dan layak.jika kebutuhan sudah ditetapkan dengan tepat tanpa terjadi
perubahan lagi, maka akan lebih mudah bagi staf TI untuk menyediakan sistem yang
sesuai dengan kebutuhan para user.
2. IT Technical and Implementation
Faktor ini digunakan untuk mengetahui kesiapan teknis dalam
mengimplementasikan proyek teknologi informasi, ada 5 komponen utama dalam IT
42
technical and implementation risk (ITTR) yaitu : keterampilan yang dibutuhkan,
ketergantungan perangkat keras, ketergantungan piranti lunak (selain piranti lunak
aplikasi), ketergantungan piranti lunak aplikasi, dan ketergantungan implementasi
aplikasi itu sendiri.
3. IT Service Delivery Risk (ISDR)
ISDR memfokuskan diri pada rencana jangka pendek organisasi dalam computer
service delivery. ISDR ini berfokus untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar
resiko yang akan dihadapu perusahaan dengan adanya sistem baru. Resiko ini bersifat
jangka pendek dan bisa terjadi karena kegagalan dari sistem baru tersebut maupun
karena belum beradaptasinya user terhadap sistem yang baru.
2.2.5 Analisa Biaya Manfaat
Analisis biaya manfaat merupakan langkah awal untuk Information Economics
dalam menetapkan alternatif-alternatif dan mengukur pengeluaran.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis biaya manfaat ini.
Pertama adalah studi kelayakan untuk proyek. Kedua, pada tahap akhir proyek. Dan
terakhir kepentingan bagi proyek besar. Analisis biaya manfaat ini dikerjakan setelah
pengimplementasian untuk menilai keberhasilan finansial suatu proyek.
Analisis cost-benefit merupakan teknik yang paling umum digunakan untuk
mengkuantifikasi biaya dan manfaat suatu proyek TI. Untuk melakukan analisis cost-
benefit, harus terlebih dahulu menentukan biaya dan manfaat apakah yang layak untuk
diperhitungkan, bagaimana biaya dan manfaat dibobot, dan untuk mencapai itu semua,
hambatan apa saja yang kiranya muncul.
43
Analisa biaya manfaat dapat digunakan dalam dua cara, yang pertama adalah
sebagai alat perencana yang membantu dalam pengambilan keputusan apakah suatu
sistem layak atau tidak layak. Kedua, analisa biaya manfaat digunakan sebagai alat
evaluasi apakah proyek sistem informasi sudah sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan sebelumnnya.
Biaya (Cost) merupakan sejumlah sumber daya yang dikeluarkan atau
dihabiskan untuk membiayai proyek yang dibangun. Manfaat lebih berupa suatu bentuk
penghematan, pengurangan biaya, perolehan keuntungan, peningkatan efektifitas atau
produktivitas kerja para karyawan.
Terdapat 2 jenis biaya yang dihitung dengan metode Information Economics
(Parker, 1988, p92), yaitu:
1. Biaya pengembangan sistem (development cost)
2. Biaya pemeliharaan atau biaya berjalan (maintenance / on going expenses).
Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan hubungan
antara biaya dan manfaat, di antaranya: Simple Return on Investment (Simple ROI),
Discounted Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), dan lain–lain.
2.2.5.1 Simple Return on Investment (Simple ROI)
Teknik ini disebut juga dengan accounting rate of return. Simple ROI adalah
rasio pendapatan bersih rata-rata proyek terhadap investasi internal proyek itu. Metode
ini sangat baik untuk proyek pemrosesan data atau sistem informasi. Biaya implementasi
dan operasional serta manfaat yang diharapkan akan ditentukan untuk tahun-tahun
mendatang. Titik ketika akumulatif manfaat melebihi akumulatif biaya adalah titik
dimana dasar ROI diperoleh.
44
2.2.5.2 Lembar Kerja untuk Menghitung ROI
Untuk menghitung ROI sederhana, digunakan tiga lembar kerja :
1. Development Cost Worksheet (Lembar Kerja Biaya Pengembangan)
Lembar kerja berisi semua biaya awal pembangunan proyek pada tahun pertama.
Dalam lembar kerja biaya pengembangan ini, terdiri atas lima kategori:
1. Development Effort (usaha pengembangan), mencakup biaya peningkatan
sistem dan pemrograman, biaya peningkatan adanya tambahan karyawan, seperti
administrasi data.
2. New Hardware (perangkat keras baru), mencakup biaya-biaya tambahan
untuk berbagai peralatan, misalnya terminal, printer, monitor, jaringan
komunikasi, dan sebagainya.
3. New Purchased Software ( pembelian perangkat lunak baru), mencakup
semua biaya yang berkaitan dengan adanya tambahan software baru dalam
perusahaan.
4. User Training (pelatihan user), mencakup keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk memberikan pelatihan bagi pengguna dengan adanya suatu
sistem yang baru.
5. Other Costs (biaya lain-lain), mencakup semua biaya lain yang
dikeluarkan, termasuk juga biaya pengujian sistem baru pada saat sistem tersebut
diimplementasikan.
Usaha pengembangan meliputi biaya penambahan sistem dan programming, dan
dukungan staf tambahan seperti data administration. Perangkat keras baru
merefleksikan biaya tambahan untuk sambungan, printer, dan komunikasi. Perangkat
45
lunak baru meliputi pembelian perangkat lunak atau penyewaan perangkat lunak baru,
dan pelatihan user merefleksikan biaya pendidikan dan pembelajaran. Untuk biaya lain-
lain, termasuk testing, merupakan kategori yang terakhir. Lembar kerja harus
dikembangkan setiap tahunnya dengan pengadaan biaya pengembangan.
Gambar 2.8 Development Cost Worksheet (Parker, 1988, p96)
46
2. Ongoing Expenses Worksheet (Lembar Kerja Biaya Berjalan)
Lembar kerja berisi biaya berjalan dan biaya yang akan datang dari awal proyek
hingga tahun terakhir proyek. Untuk biaya berjalan, dibagi menjadi enam kategori,
yaitu :
(1) Apllication Software Maintenance (pemeliharaan aplikasi perangkat lunak)
(2) Incramental Data Storage Expanses (penambahan biaya data storage)
(3) Incramental Communications (penambahan komunikasi)
(4) New Software and Hardware Leases (penyewaan perangkat lunak dan
perangkat keras)
(5) Supplies (persediaan)
(6) Others (lainnya).
Biaya pemeliharaan aplikasi perangkat lunak diperoleh dari penghitungan
jumlah hari pengembangan (dari lembar kerja biaya pengembangan). Biaya
penambahan data storage adalah hasil dari penghitungan jumlah megabytes dengan
penghitungan biaya megabytes. Biaya penambahan komunikasi adalah biaya yang
berhubungan dengan sambungan telepon, pesan-pesan, dan sebagainya. Biaya yang
berhubungan dengan penyewaan perangkat lunak dan perangkat keras yang baru
diketahui bersamaan dengan pasokan dan biaya-biaya lainnya. Seperti lembar kerja
biaya pengembangan, lembar kerja biaya berjalan harus dikembangkan setiap tahunnya,
sehingga biaya diharapkan dapat diperoleh.
47
Gambar 2.9 Ongoing Expenses Worksheet (Paker, 1988, p96)
3. Economic Impact Worksheet (Lembar Kerja Dampak Ekonomis)
Lembar kerja ke tiga merangkum dampak ekonomis dari proyek. Penilaian
dampak ekonomis didasarkan pada hubungan garis lurus untuk menghitung ROI
sederhana dari periode aliran kas bersih selama 5 tahun.
Bagian utama lembar kerja ini adalah pertama, membuat biaya bersih investasi
yang dibutuhkan (net investment required) yang diambil langsung dari Development
Cost Worksheet. Kedua, membuat alur dana tahunan (yearly cash flows) yang didapat
langsung dari manfaat ekonomis bersih (net economic benefit), dijumlahkan dengan
pengurangan biaya operasional (operating cost reduction) menghasilkan pendapatan
sebelum pajak (pre tax income). Lalu di kurangi ongoing expenses. Simple ROI
48
dikalkulasi dari pembagian rata-rata net cash flow selama 5 tahun dibagi net investment
required. Setelah mendapat simple ROI, maka skor proyek dapat ditentukan
Gambar 2.10 Economic Impact Worksheet (Parker, 1988, p97)
2.2.5.3 Faktor – faktor dalam Perhitungan Skor Proyek
Ada tiga variabel yang akan dijumlahkan untuk memperoleh skor proyek, yaitu
Weighted Simple ROI, Weighted Business Domain, dan Weighted Technology Domain
(Parker, 1988, p102).
49
Gambar 2.11 Faktor perhitungan skor sebuah proyek (Parker, 1988, p102)
Weighted Simple ROI merupakan teknik pembenaran keuangan yang digunakan
untuk mengukur dan menetapkan aplikasi teknologi informasi yang potensial. Lima
variabel yang dipertimbangkan dalam menghitung Simple ROI, yaitu Traditional Cost
Benefit Analysis (TCBA), Value Linking, Value Acceleration, Value Restructuring,
Innovation Valuation.
Traditional Cost Benefit Analysis mutlak dilakukan, sedangkan empat variabel
lainnya dapat dilakukan setelah proyek TI diimplementasikan.
Gambar 2.12 Perhitungan ROI (Parker, 1988, p102)
Untuk mendapatkan bobot domain bisnis, meliputi penentuan yang Management
Information, Competitive Response, dan Organizational Risks.
Sedangkan untuk mendapatkan bobot domain teknologi meliputi faktor-faktor
penentuan seperti nilai dan resiko untuk Strategic IS Architecture, Definiton
Uncertainty, Technical Uncertainty dan IS Infrastructure Risk.
Untuk mendapatkan skor domain bisnis dan teknologi, terdapat beberapa
variabel yang perlu dibobot, dievaluasi dan diformulasikan melalui lembaran kuesioner
maupun wawancara.
50
Variabel-variabel dapat dilihat pada gambar 2.13 di bawah ini.
Category Business Domain Technology Domain
Financial Values • ROI
Strategic Values
• Stratetic Match
• Competitive
Advantage
• Competitive Response
• Management
Information for
Critical Success
Factor
• Strategic IT
Architecture
Stakeholder Values
• Service and Quality
• Agility, Learning, and
Empowerment
• Cycle Time
• Environtment Quality
• Mass Communication
Competitive Strategy
Risk • Business Strategy Risk • IT Strategy Risk
Organizzation Risk
and Uncertainly
• Business Organizaton
Risk
• IT Definitional
Uncertainly
• IT Technical and
Implementation Risk
• IT Service Delivery
Risk Gambar 2.13 Variabel-variabel Domain Bisnis dan Domain Teknologi
51
2.2.6 Value Linking and Value Acceleration
Value linking dan value acceleration adalah teknik dan konsep yang saling
berkaitan. Kedua teknik ini membantu dalam mengidentifikasi efek samping dan
perubahan teknologi di organisasi. Value linking digunakan untuk mengevaluasi secara
finansial dampak kombinasi dan peningkatan performa suatu fungsi terhadap fungsi
yang lain. Value acceleration digunakan untuk mengevaluasi secara finansial percepatan
waktu yang terjadi dan manfaat karena mengaitkan (linking) dua departemen atau fungsi
dalam hubungan sebab akibat.
2.2.7 Value restructuring
Value restructuring mengevaluasi nilai (va1ue) yang terjadi karena
restrukturisasi sebuah fungsi pekerjaan atau departemen. Value restructuring mengukur
nilai dan peningkatan produktivitas yang dihasilkan dan perubahan organisasional. Salah
satu contoh dari value restructuring ini adalah terjadinya peningkatan produktifitas
dalarn suatu fungsi atau departemen karena penerapan aplikasi office automation.
Peningkatan produktifitas merupakan perpindahan kemampuan organisasi dan kegiatan
yang bernilai lebih rendah ke nilai yang lebih tinggi.
2.2.8 Innovation Valuation
Innovation Valuation menciptakan fungsi-fungsi baru dalam organisasi. Inovasi
rnerubah pola atau cara bagairnana organisasi menjalankan bisnisnya. Aplikasi
teknologi informasi yang inovatif merupakan alat untuk merubah strategi bisnis, jasa,
dan produk lini bisnis, dan domain bisnis organisasi. Akhimya, teknik innovation
valuation berfokus pada organisasional ketimbang biaya dan risiko teknologi.
52
2.2.9 Analisa Corporate Values
Menurut Parker (1996, p311), banyak nilai (value) penting yang terlewatkan jika
hanya menggunakan kuantifikasi seperti return on investment (ROI). Beberapa nilai
tersebut bersifat unik pada domain teknologi dan beberapa lainnya unik dalam domain
bisnis.
Category Business Domain Technology Domain
Financial Values Return On Investments
Strategic Values - Strategic Match
- Competitive Advantage
- Competitive Response
- Management Information
for CSF
Stakeholder Values - Service and Quality
- Environmental Quality
- Agility, Learning, and
Empowerment
- Cycle Time
- Mass Customization
Strategic IT Architecture
Competitive Strategy
Risk
Business Strategy Risk IT Strategy Risk
Operational Risk
and Uncertainty
Business Organization Risk - IT Definitional Uncertainty
- IT Technical and
Implementation Risk
- IT Services Delivery Risk Gambar 2.14 Corporate Value and Risk
1. Financial Values
Financial values merupakan manfaat yang dapat diukur dengan dasar akuntansi.
Nilai yang terdapat pada domain bisnis adalah business based financial value (nilai
53
keuangan berbasis bisnis). Business based financial value memperhitungkàn biaya dan
manfaat yang tangible. Manfaat dan biaya yang diharapkan dalam implementasi suatu
sistem harus ditentukan. Sedangkan untuk hubungan antara manfaat dan biaya
ditentukan pada simple ROI (Parker, 1996, p312).
2. Strategic Values
Strategic values merupakan ni1ai yang didapat dari tindakan yang
mengkontribusi pencapaian tujuan perusahaan yang bersifat eksternal. Nilai-nilai ini
adalah orientasi pasar dan produk, yang sering kali dideskripsikan sebagai pangsa pasar,
penciptaan pasar, diferensiasi produk, hubungan dengan pelanggan, dan lain-lain.
Strategic values berfokus pada pencapaian pasar-pasar spesifik, strategi produk dan
pelanggan (strategic match), penciptaan pasar baru atau memperluas pangsa pasar yang
ada (competitive advantage), dan mempertahankan pangsa pasar yang ada (competitive
response), juga ketersediaan informasi berkualitas untuk pengambilan keputusan
(management information for CSFs).
• Strategic Match
Strategic match berfokus pada derajat dukungan perusahaan atau selaras dengan
tujuan perusahaan (lini bisnis). Nilai ini mendukung peningkatan skor dan
ap1ikasi inovatif yang secara langsung mendukung pencapaian tujuan- tujuan
perusahaan. Skor ini mempunyai rentang dari 0 (tidak ada hubungan dengan
tujuan strategis bisnis) sampai 5 (rnernpunyai hubungan langsung dengan tujuan
strategis bisnis).
54
• Competitive Advantage
Untuk memasukkan keunggulan bersaing (competitive advantage) sebagai
bagian dan nilai strategis (strategic values), perusahaan harus bisa memilih
strategi dan memperkirakan kontribusinya. Nilai skor atas competitive advantage
bergantung pada tingkat dimana tindakan yang diusulkan berpengaruh baik
langsung maupun tidak langsung terhadap kemampuan bersaing perusahaan.
• Competitive Response
Competitive response mengukur tingkat kegagalan yang berakibat terhadap
penurunan kemampuan bersaing perusahaan. Meskipun memiliki konsep yang
sama dengan competitive advantage, competitive response mengikutsertakan
risiko kehilangan pangsa pasar yang mana jika itu terjadi maka akan sangat sulit
atau bahkan tidak mungkin untuk rnendapatkanya kembali.
• Management Information for Critical Success Factors
Kemampuan manajemen untuk menyebarkan inforniasi tentang keputusan yang
diambil adalah sangat penting bagi perusahaan. Management Information for
CSFs merupakan perkiraan atas kontribusi tindakan terhadap kebutuhan
manajemen akan informasi tentáng aktivitas kritis.
Pemberian skor bergantung dari tingkat kemampuan dalam rnenyediakan
informasi yang membantu pengambil keputusan dan membuat mereka menjadi
lebih efektif dan menguntungkan bagi perusahaan. Pernberian skor juga
bergantung pada perluasan di mana manajemen informasi mendukung kunci-
kunci sukses yang telah ditetapkan sebelumnya dan aktivitas-aktivitas kunci.
55
3. Stakeholder Values
Stakeholder values didapat dari tindakan atau inisiatif yang memberikan
kontribusi terhadap pelaksanaan strategi-strategi perusahaan yang meningkatkan
ketertarikan stake holder dan mewakili perubahan transformasional. Setiap stake holder
tentu mempunyai pandangannya sendiri-sendiri terhadap nilai-nilai yang didapat tetapi
boleh dikatakan semua pandangan tersebut adalah sama saja (umum).
• Service and Quality
Pelayanan (service) dan kualitas (quality) yang baik sangat didambakan oleh
setiap pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan hal ini.
Tingkat kerusakan produk yang rendah atau bahkan tidak ada, penerimaan
barang atau layanan yang tepat pada waktunya, dan tidak ada kesalahan dalam
pengiriman produk atau layanan dan dengan harga yang tepat merupakan
indikator yang diperhatikan oleh pelanggan yang memperhatikan pelayanan dan
kualitas.
• Environmental Quality
Environmental quality berfokus pada tingkat keamanan lingkungan dimana para
stakeholder bekerja dan ini merupakan isu umum yang terjadi. Misalnya para
pekerja yang hanya msu bekerja pada lingkungan yang tidak beracun, dan
pelanggan yang menginginkan produk yang aman digunakan.
• Agility, Learning and Empowerment
Agility. learning, and empowerment menekankan pada membuat para pekerja
dan proses bisnis lebih fleksibel dan lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan.
56
Hal ini akan membuat perusahaan belajar dengan lebih cepat, juga memperkuat
pihak pengambil keputusan dengan adanya informasi yang diperlukan,
tanggungjawab, dan otoritas.
• Cycle Time
Cycle time menekankan pada semua elemen dalam proses, dan menciptakan
budaya inovatif yang akan menstirnulasi ide produk baru yang dicapai melaiui
pengembangan, produksi, dan pengiriman produk kepada pelanggan.
• Mass Customization
Mass customization mernbutuhkan kemampuan cepat untuk lebih melakukan
produksi melalui penyeragaman (customization). Biasanya mass customisation
diterapkan pada bagian produksi barang jadi saja. Konsep ini berkembang dari
mass production yaitu melakukan produksi dalam jumlah banyak.
• Strategic ITArchitecture
Strategic IT architecture rnengevaluasi tingkat dimana tindakan (inisiatif) selaras
dengan keseluruhan strategi teknologi. Keselarasan ini merefleksikan rencana IT
(blueprint) yang menyediakan struktur yang mana data, sistem, dan inisiatif yang
cocok dan mengidentifikasi prioritas.
4. Competitive Strategy Risk
Kata risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) sering digunakan secara
bergantian dan mengatakan bahwa kedua kata ini sama saja. Tetapi menurut Parker
(1996, p 235) kedua kata ini dibedakan pengertiannya.
57
Risk terjadi ketika hasil dari tindakan dan situasi tidak pasti, dimana rentang dan
hasil yang mungkin diketahui dan kemungkinan yang diasosiasikan dengan hasil ini
diketahui dan diperkirakan dengan tingkat keakuratan. Uncertainty berhubungan dengan
tindakan dan situasi ketika rentang hasil diketahui tetapi kemungkinan dari hasil adalah
sulit untuk diperkirakan secara akurat, atau dalam situasi ekstrim bahkan kemungkinan
hasil tidak diketahui sama sekali.
• Business Strategic Risk
Business strategy risk merefleksikan tingkat keberhasilan strategi bisnis,
dinamika pasar, dinamika perusahaan, dan waktu. Business strategy risk
memperhatikan risiko jangka panjang yang meliputi strategi bersaing dan
perubahan dalam lingkungan pasar sebagai akibat dan perubahan hubungan
konsumen-produsen, penyesuaian politik, demografis, dan peraturan.
• IT strategy risk
IT strategy risk berfokus pada risiko strategi bersaing sebagai akibat
merubah struktur perusahaan, termasuk aliansi, joint ventures, perusahaan maya,
dan dukungan terhadap perusahaan. IT strategy risk rnerefleksikan dampak
potensial atas strategi teknologi informasi (TI) dalam jangka panjang.
5. Organizational Strategy Risk and Uncertainty
Competitive strategy risk berfokus pada risiko yang bersifat eksternal sedangkan
organizational strategy risk and uncertanties berfokus pada risiko internal.
58
• Business Organisation Risk
Ketika orang atau proses bisnis semakin berkembang, keahlian yang ada
sekarang mungkin tidak cocok lagi untuk tingkat kesulitan karena perkembangan
ini. Karena itu, untuk menghadapi perkembangan proses bisnis yang terjadi
maka diperlukan adanya restrukturisasi organisasi, dan penataan ulang kembali
proses bisnis. Business organizational risk berfokus pada risiko jangka pendek
yang mungkin terjadi karena business process redesign atau strukturisasi
organisasi tersebut, misalnya perencanaan bisnis mendatang, sistem manajemen
bisnis dan perubahan, proses dan prosedur, pelatihan keahlian, dan kebutuhan
pasar yang terdefinisi dengan baik.
• IT Definitional Uncertainty
IT definitional uncertainty, bersamaan dengan IT technical and implementation
risk dan IT services delivery risk menekankan pada risiko implementasi dan
penyampaian dan mengekspresikan tingkat stabilitas dan lingkungan yang ada.
Pada umumnya, definisi ketidakpastian (definitional uncertainty)
memperkirakan spesifikasi tujuan organisasi (user atau business) yang
dikomunikasikan terhadap proyek personal teknologi informasi. Karena itu
ketika user dan bisnis tidak secara tepat mendefinisikan suatu masalah maka
pihak teknologi informasi pun tidak akan bisa mencarikan suatu solusi yang
tepat. :
• IT Technical and Implementation Risk :
IT technical and implementation risk menekankan pada risiko organisasional
jangka pendek yang berkembang di seputar keahlian yang ada, ketergantungan
59
terhadap teknologi baru atau yang belum pernah dicoba diterapkan yang
mungkin melibatkan teknologi tunggal atau kombinasi dan sekumpulan keahlian
teknis baru, dan peralatan perangkat keras dan lunak.
Risiko teknis dan implementasi merefleksikan 5 komponen risiko dalam proyek
IT, yaitu:
a. Kebutuhan, keahlian rnerefleksikan tingkat keahlian kritis yang
diperlukan terhadap ketersediaan manajemen dan staf
b. Ketergantungan perangkat keras, merefleksikan kebutuhan perangkat
keras terhadap yang tersedia sekarang atau yang sedang digunakan
c. Ketergantungan perangkat lunak (selain aplikasi perangkat lunak),
memperkirakan secara langsung terhadap kemajuan teknologi
d. Aplikasi perangkat lunak, merefleksikan keadaan yang secara komersial
tersedia atau yang ada terhadap keadaan baru, walaupun didapat melalui
subkontrak
e. Ketergantungan imp1ementasi aplikasi, merefleksikan tingkat
kompleksitas implementasi termasuk lama proyek, teknologi baru,
keakurasian perkiraan, dan kompleksitas dan pelaksanaan organisasi.
Bisnis dapat (bisa tidak) rnemasukkan risiko ini sebagai bagian dan
kriteria dalam pengambilan keputusan dalam membuat strategi. namun,
apapun keputusan bisnis tersebut, organisasi IT harus memasukkan penilaian
ini dalam pembangunan strateginya.
60
• IT Service Delivery Risk
Fokus IT service delivery risk adalah risiko organisasional jangka pendek dan
penyampaian layanan TI. Risiko ini ditekankan pada tingkat perubahan yang
diperlukan organisasi. Penyampaian, termasuk biaya awal, integrasi, manajemen
pelatihan, kebutuhan organisasi, dan ancaman terhadap ekuilibrium yang telah
ada.