bab 2 landasan teori 2.1 konsep dasar sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2009-2-00224-if...

36
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Prahasta (2005) mendefinisikan sistem sebagai suatu sekumpulan obyek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Menurut Ladjamudin (2005) Sistem adalah kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem terdiri dari komponen - komponen yang saling berinteraksi satu sama lain, dalam menerima masukan, pemrosesan serta menampilkan keluaran yang dimaksud untuk mencapai tujuan sistem itu. M enurut Ladjamudin (2005) suatu sistem mempunyai karkteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu: 1. Komponen sistem, sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama membentuk suatu sistem kesatuan. 2. Batasan sistem, daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

Upload: nguyentruc

Post on 29-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem

2.1.1 Pengertian Sistem

Prahasta (2005) mendefinisikan sistem sebagai suatu sekumpulan obyek, ide,

berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran

bersama.

Menurut Ladjamudin (2005) Sistem adalah kumpulan komponen yang saling

berkaitan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem terdiri dari komponen -

komponen yang saling berinteraksi satu sama lain, dalam menerima masukan,

pemrosesan serta menampilkan keluaran yang dimaksud untuk mencapai tujuan sistem

itu.

Menurut Ladjamudin (2005) suatu sistem mempunyai karkteristik atau sifat-sifat

tertentu, yaitu:

1. Komponen sistem, sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi

dan bekerjasama membentuk suatu sistem kesatuan.

2. Batasan sistem, daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang

lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

8

3. Lingkungan luar sistem, apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi

operasi sistem.

4. Penghubung sistem, media yang menghubungkan antara suatu subsistem dengan

subsistem yang lainnya.

5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.

6. Keluaran sistem, merupakan energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi

keluran yang berguna.

7. Pengolahan sistem, sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu

sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran atau tujuan sistem, merupakan apa yang harus dicapai sebuah sistem.

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut O’Brien (2003, p13) informasi adalah data yang telah diubah menjadi

bentuk yang memiliki arti dan berguna dalam konteks tertentu bagi pemakainya.

Menurut McLeod (2001, p12) adalah data yang telah diproses, atau data yang

telah memiliki arti.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan

hasil dari pengolahan data dalam suatu sistem, yang bermanfaat bagi penerimanya,

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

9

sehingga dapat digunakan untuk bertindak atau mengambil keputusan, sesuai dengan

konteks informasi yang diterima dan tujuan sistem.

Menurut McLeod (2001, p148) nilai suatu informasi ditentukan oleh :

1. Relevansi

Informasi harus bermanfaat bagi pemakainya dan berkaitan langsung dengan

permasalahan yang ada.

2. Keakuratan

Informasi harus bebas dari kesalahan yang menyesatkan dan harus mencerminkan

maksud yang dikandungnya. Idealnya semua informasi harus akurat.

3. Ketepatan Waktu

Informasi yang dibuat harus sesuai dengan saat kebutuhannya. Informasi tidak

boleh terlambat diterima, bahkan informasi harus tersedia bagi pemecahan masalah

sebelum situasi yang kritis menjadi tidak terkendali.

4. Kelengkapan

Informasi yang disampaikan pada penerima harus menyajikan gambaran lengkap

dari suatu permasalahan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

10

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2003, p7), Sistem Informasi adalah kombinasi yang terhubung

antara pengguna, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber

data yang mengumpulkan, mentransformasi, dan menyebarkan informasi dalam suatu

organisasi.

Menurut Laundon (2002, p7), sistem informasi adalah komponen yang saling

berhubungan, yang mengumpulkan atau menampilkan, memproses, menyimpan dan

mendistribusikan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan,

koordinasi dan kontrol di dalam organisasi.

Adapun menurut Prahasta (2002) sistem informasi adalah kesatuan formal yang

terdiri dari berbagai sumberdaya fisik maupun logika.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah

sistem yang berguna untuk menghasilkan informasi dari data yang tersedia untuk

mendukung tindakan dan pengambilan keputusan dalam organisasi.

2.2 Geografi

2.2.1 Pengertian Geografi

Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geos dan graphein. Geos berarti bumi

atau permukaan bumi, sedangkan graphein menceritakan atau melukiskan. Berdasarkan

asal katanya, geografi dapat diartikan pencitraan bumi.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

11

Dalam arti yang lebih luas, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan timbal balik antara

keduanya. Permukaan bumi ialah tempat makhluk hidup yang meliputi daratan, air atau

perairan, dan udara atau lapisan udara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997, secara harfiah geografis adalah

ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh

dari bumi. Sedangkan kata geografis artinya adalah segala sesuatu yang bersangkut paut

dengan geografi.

2.2.2 Pengertian Peta

Peta adalah suatu alat peraga untuk menyampaikan suatu ide berupa sebuah

gambar mengenai tinggi rendahnya suatu daerah (topografi), penyebaran penduduk,

jaringan jalan, dan hal lainnya yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang. Peta

dilukiskan dengan skala tertentu, dengan tulisan atau simbol sebagai keterangan yang

dapat dilihat dari atas. Peta dapat meliputi wilayah yang luas, dapat juga hanya

mencakup wilayah yang sempit. Ilmu pengetahuan yang mempelajari peta disebut

kartografi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peta adalah gambar atau lukisan pada

kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan

sebagainya; representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat-sifat

seperti batas daerah yang menyatakan sifat-sifat seperti batas daerah, sifat permukaan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

12

2.2.3 Jenis Peta

Ada beberapa jenis peta menurut kegunaannya yang terdapat dalam The World

Encyclopedia (1991):

1. General Reference Map (Peta Referensi Umum)

Peta ini digunakan untuk mengidentifikasi dan verifikasi macam-macam bentuk

geografi termasuk fitur tanah badan air, perkotaan, jalan, dan sebagainya.

2. Mobility Map (Peta Mobilitas)

Peta ini bermanfaat dalam membantu masyarakat dalam menentukan jalur dari

suatu tempat ke tempat lainnya, digunakan untuk perjalanan di darat, laut, dan

udara.

3. Thematic Map (Peta Tematik)

Peta ini menunjukkan penyebaran dari objek tertentu seperti populasi, curah

hujan, sumber daya alam.

4. Inventory Map (Peta Inventaris)

Peta ini menunjukkan lokasi dari fitur khusus, misalnya: posisi semua gedung di

wilayah Jakarta Barat.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

13

Jenis-jenis peta berdasarkan isi:

1. Peta Umum

Melukiskan semua kenampakan pada suatu wilayah secara umum.

Kenampakan adalah keadaan alam atau daerah dengan berbagai bentuk

permukaan bumi, yaitu gunung, dataran, lembah, sungai, dan sebagainya yang

merupakan suatu kesatuan. Contoh: Peta Indonesia, Peta Asia, Peta Dunia.

2. Peta Tematik atau Peta Khusus

Melukiskan kenampakan tertentu atau menonjolkan satu macam data saja

pada wilayah yang dipetakan. Contoh: peta iklim, peta perhubungan.

Jenis-jenis peta berdasarkan skala:

1. Peta Kadaster/teknik: berskala antara 1 : 100 – 1 : 5.000

2. Peta Skala Besar: berskala antara 1 : 5.000 – 1 : 250.000

3. Peta Skala Sedang: berskala antara 1 : 250.000 – 1 : 500.000

4. Peta Skala Kecil: berskala antara 1 : 500.000 – 1 : 1.000.000

5. Peta Geografi: berskala lebih dari 1 : 1.000.000

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

14

Jenis-jenis peta berdasarkan keadaan objek:

1. Peta Stasioner

Menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan tetap atau stabil. Contoh:

peta persebaran gunung berapi.

2. Peta Dinamis

Menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan mudah berubah. Contoh:

peta urbanisasi, peta arah angin, peta ketinggian aliran sungai.

2.2.4 Bentuk Peta

Bentuk peta dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Peta timbul (relief), yang dibuat sesuai dengan kenampakan relief (tinggi-

rendahnya) permukaan bumi. Contoh: Maket.

2. Peta datar yang dilukis dalam suatu bidang datar. Contoh: Atlas.

2.2.5 Penggunaan Peta

Pada umumnya peta dapat digunakan untuk mengetahui berbagai kenampakan

pada suatu wilayah yang dipetakan, yakni:

1. Memperlihatkan posisi suatu tempat di permukaan bumi;

2. Mengukur luas dan jarak suatu daerah di permukaan bumi berdasarkan skala dan

ukuran peta;

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

15

3. Memperlihatkan bentuk suatu daerah yang sesungguhnya dalam skala tertentu;

4. Menghimpun data suatu daerah yang disajikan dalam bentuk peta.

Adapun peta khusus digunakan untuk tujuan tertentu yang menonjolkan satu

jenis data saja. Misalnya, peta iklim, peta curah hujan, peta penyebaran penduduk, dan

sebagainya.

2.2.6 Syarat-syarat Peta

Peta yang ideal mempunyai luas, bentuk, arah, dan jarak yang benar. Peta yang

baik dan lengkap harus mencantumkan judul peta, tahun pembuatan, skala, petunjuk

arah, legenda, dan garis astronomis, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Judul Peta

Judul suatu peta harus memuat jenis peta dan daerah yang dipetakan.

Termasuk jenis peta, misalnya, peta pertambangan, peta iklim, peta

perhubungan. Daerah yang akan dipetakan, misalnya, peta Indonesia, peta dunia.

Contoh: Peta hasil tambang di Indonesia. Judul peta diletakkan di tengah atas.

2. Tahun pembuatan

Tahun pembuatan diletakkan di kanan bawah atau kiri bawah.

Pencatuman tahun pembuatan ini penting karena dapat dipakai untuk

memastikan bahwa peta tersebut masih baik digunakan saat itu.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

16

3. Skala Peta

Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di

permukaan bumi. Ada tiga macam skala, yaitu skala angka, skala inci, dan skala

garis.

a. Skala angka adalah skala pada peta yang dinyatakan dengan angka atau

numerik. Contoh: 1 : 500.000, artinya 1 cm dipeta = 500.000 di permukaan

bumi.

b. Skala inci adalah skala pada peta yang dinyatakan dalam satuan inici

(biasanya digunakan di luar negeri). Satu inci = 2,539 cm

c. Skala garis adalah skala pada peta berupa garis yang menunjukkan jarak yang

sesungguhnya pada permukaan bumi.

4. Petunjuk Arah (Orientasi)

Pada setiap pembuatan peta perlu dicantumkan orientasi atau arah mata

angin sebagai petunjuk arah dari daerah atau wilayah yang dipetakan. Pembuatan

orientasi atau petujuk arah perlu memperhatikan pedoman berikut:

a. Indonesia menggunakan orientasi utara

b. Petunjuk arah ditempatkan pada bagian kosong agar tidak mengganggu peta

induk.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

17

5. Legenda

Peta memuat informasi yang padat, namun tidak mungkin semua data

diberi keterangan rinci. Oleh karena itu, keterangan tentang simbol-simbol pada

suatu peta disebut legenda. Ada dua macam simbol dalam peta, yaitu simbol

kualitatif, dan simbol kuantitatif.

a. Simbol kualitatif digunakan untuk melukiskan bentuk-bentuk dipermukaan

bumi. Simbol kualitatif meliputi simbol titik, simbol garis, dan simbol warna.

b. Simbol kuantitatif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang diwakili,

misalnya untuk menggambarkan jumlah peduduk di daerah tertentu:

: 1.000 jiwa

: 2.000 jiwa

: 3.000 jiwa

6. Garis Astronomis

Setiap peta harus mencantumkan garis astronomis, yaitu garis lintang dan

garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melintangi permukaan bumi.

Sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara

dan Kutub Selatan, serta digambarkan membujur. Karena merupakan garis

khayal, kedua garis itu sesungguhnya tidak ada dan hanya ada dalam peta. Garis-

garis itu berfungsi meperjelas kita dalam membaca peta.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

18

Ditinjau dari sifat-sifat asli yang akan dipertahankan, penggambaran dari

peta ke bidang datar, berupa proyeksi meiliki syarat sebagai berikut:

a. Peta harus konform, artinya bentuk peta yang tergambar harus sebangun

dengan keadaan sebenarnya, meskipun gambar itu kecil, tidak boleh merubah

bangun-bangun kenampakan yang ada.

b. Peta harus ekuidistan, artinya setiap jarak-jarak yang tergambar pada peta

harus sesuai dengan keadaan sebenarnya, seperti menggambarkan jarak dari

satu kota ke kota lain, disesuaikan dengan jarak sebenarnya dibagi dengan

skala peta.

c. Peta harus ekuivalen, artinya harus sesuai dengan skala yang sudah

dicantumkan didalamnya.

2.3 Sistem Informasi Geografi (SIG)

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)

Menurut Rice (2002) (dikutip dalam Prahasta 2002, hal 54) Sistem Informasi

Geografis (SIG) adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan,

menyimpan, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di

permukaan bumi.

Sedangkan menurut Gistut (1994) (dikutip dalam Prahasta 2002, hal 55) SIG

adalah sistem yang mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

19

mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena

yang ditemukan di lokasi tersebut.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan Sistem Informasi Geografis (SIG)

adalah sistem yang memasukkan, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi,

menganalisis, dan menampilkan keluaran informasi geografis berikut data-data

atributnya sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat dimanfaatkan untuk

pengambilan keputusan.

2.3.2 Komponen SIG

Komponen – komponen dalam SIS adalah sebagai berikut :

1. Perangkat Keras

Dalam SIG, perangkat keras digunakan sebagai alat untuk

mengumpulkan data melalui proses digitasi peta, menyimpan, memproses data

dan peta, serta menampilkan hasil analisa. Perangkat keras terdiri dari :

a. Perangkat untuk mengumpulkan data, berguna untuk mengkoversi data

analog dalam peta menjadi data digital yang digunakan dalam SIG. Jenis

perangkat tersebut antara lain :

1. Digitizer : Alat yang mengkombinasikan cara memposisikan secara

manual dengan penginderaan secara elektromagnetik pada permukaan

bidang datar, yang berisi kabel-kabel tipis bermuatan arus listrik.

Pengkonversian koordinat pada peta analog menjadi peta digitaldapat

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

20

dilakukan digitizer melalui sebuah sensor kecil yang mendeteksi medan

elektromagnetik pada permukaan bidang datar.

2. Scanner : Sistem elektromekanis yang dapat mengubah suatu gambar ke

bentuk titik-titik raster.

3. Pendeteksi garis otomatis : Digitizer otomatis, yang bekerja dengan

menggunakan sensor pintar otomatis untuk mengikuti garis pada

peta/layer.

b. Perangkat penyimpanan, berguna untuk menyimpan data peta dan atribut,

program, hasil masukan atau proses, dan lain-lain. Sifat penyimpanannya

ada yang permanen dan tidak permanen. Contoh perangkat penyimpanan

yang tidak permanen adalah memori komputer, cache memory, dan register.

Sedangkan contoh perangkat penyimpan yang permanen adalah disket, hard

disk, pita magnetik, dan optical disc.

c. Perangkat pemroses, berfungsi untuk mengartikan dan mengeksekusi

instruksi program, manipulasi data dan peta, dan mengontrol peralatan

keluaran dan masukan.

d. Perangkat untuk menampilkan hasil pemrosesan dalam bentuk visual atau

cetakan dapat berupa layar/monitor, plotter dan printer.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

21

2. Perangkat Lunak

Perangkat lunak membantu perangkat keras untuk memasukkan,

memanipulasi, menyimpan serta mengatur data geografi. Menurut Burrough

(1987, p8), terdapat lima modul utama dalam perangkat lunak SIG :

a. Masukan dan pengecekan data, meliputi pengubahan data konvensional

dalam bentuk peta analog hasil pengamatan lapangan, sensor satelit, dan foto

udara menjadi data digital.

b. Menyimpan dan mengatur data, berhubungan dengan struktur dan aturan data

posisi/topologi dan atribut elemen geografi, dapat berupa titik, garis, dan area

yang menggambarkan objek-objek di dunia nyata.

c. Mengatur cara menampilkan data dan pelaporan hasil analisa ke pengguna

dalam bentuk peta, tabel, laporan, dan sebagainya.

d. Memproses data, mencakup kegiatan mengurangi kesalahan akibat

pemasukan data atau hasil proses yang kurang baik, menganalisa data,

mengatur data, misalnya perubahan skala peta, menghubungkan data

geometris dengan atribut, melaksanakan logika untuk memproses data

geometridengan data atribut, menampilkannya, dan lain-lain.

e. Melakukan interaksi dengan pengguna untuk menentukan apakah perangkat

lunak SIG itu dapat diterima atau tidak. Dapat dilakukan melalui penggunaan

menu, format perintah, window, query, dan lain-lain.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

22

Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tools yang mampu

melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis.

Elemen-elemen yang harus terdapat dalam software GIS adalah :

a. Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis

b. Sistem manajemen basis data (DBMS)

c. Tools yang mendukung query geografis, analisis, dan visualisasi

d. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tools

geografis.

3. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia berfungsi untuk mendefinisikan proses produksi,

menentukan sistem berkas/file, mendeskripsikan data, menentukan aliran data,

komunikasi antar proses, otorisasi pengguna, menentukan cara pemrosesan dan

pemeliharaan data.

4. Data

Merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam SIG. Data ini

diperoleh dengan mengintegrasikan data spasial dengan sumber-sumber data

lainnya (data non spasial).

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

23

2.3.3 Sumber Data SIG

Data SIG didapat melalui berbagai sumber yang dikutip dalam Gumelar (2007),

yaitu:

1. Citra satelit, data ini menggunakan satelit sebagai wahananya. Kelebihannya

adalah kemampuan merekam cakupan wilayah yang luas dan tingkat resolusi

dalam merekam obyek yang sangat tinggi.

2. Peta analog, merupakan bentuk tradisional dari data spasial, data ditampilkan

dalam bentuk kertas atau film. Peta analog dapat di scan menjadi format digital

dan disimpan di basisdata.

3. Foto udara, merupakan sumber data yang banyak digunakan untuk

menghasilkan data spasial selain dari citra satelit.

4. Data tabular, data ini berfungsi sebagai atribut bagi data spasial, data ini

umumnya berbentuk tabel.

5. Data survei, data ini dihasilkan dari hasil survei atau pengamatan di lapangan

2.3.4 Jenis Data

Menurut Prahasta (2002) data yang digunakan dalam SIG dapat dibagi menjadi

dua jenis yaitu:

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

24

C  D 

1. Data Atribut

Data yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena yang dikandung

pada satu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan posisi

geografis. Contohnya, data atribut sebuah lautan berupa kedalaman, kualitas air,

habitat, komposisi kimia, konfigurasi biologis, dan lain-lain.

2. Data Spasial

Merupakan data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang. Data

spasial memiliki komponen-komponen sebagai berikut:

a. Titik, merupakan penggambaran yang sederhana untuk suatu obyek.

Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi diatas

peta dan dapat ditampilkan diatas layar monitor dengan menggunakan

simbol-simbol.

Gambar 2.1 Data Spasial berupa titik

b. Garis, merupakan bentuk linier yang menghubungkan paling sedikit dua

titik dan digunakan untuk merepresentasikan obyek satu dimensi.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

25

Jl. Panjang 

Jakarta 

Bogor 

Tanggerang 

Gambar 2.2 Data Spasial berupa garis

c. Poligon, digunakan untuk merepresentasikan obyek-obyek dua dimensi.

Gambar 2.3 Data Spasial berupa polygon

2.3.5 Fungsi Analisis Spasial SIG

Fungsi analisis spasial SIG terdiri dari :

1. Klasifikasi (reclassify)

Fungsi ini mengklasifikasikan atau mengklasifikasikan kembali suatu data

spasial atau atribut menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan

kriteria tertentu.

2. Overlay

Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang

jadi masukkannya.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

26

3. Buffering

Fungsi ini akan menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon

dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukkannya.

2.3.6 Model Data Spasial / Keruangan

Menurut Prahasta (2002) ada dua model data spasial yaitu:

1. Model Raster

Model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data

spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang

membentuk grid. Setiap piksel atau sel ini memiliki atribut tersendiri,

termasuk koordinatnya yang unik (di sudut grid (pojok), di pusat grid, atau

ditempat yang lainnya).

Model raster memberikan informasi spasial apa yang terjadi dimana

saja dalam bentuk gambaran yang digeneralisir. Dengan model ini, dunia

nyata disajikan sebagai elemen matriks atau sel-sel grid yang homogen.

Dengan model data raster, data geografi ditandai oleh nilai-nilai (bilangan)

elemen matriks persegi panjang dari suatu objek. Dengan demikian, secara

konseptual, model data raster merupakan model data spasial yang paling

sederhana.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

27

2. Model Vektor

Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data

spasial dengan menggunakan titik, garis-garis, atau poligon beserta atribut-

atributnya. Model ini didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua

dimensi (x,y).

2.4 Basis Data

2.4.1 Pengertian Basis Data

Menurut Connolly (2005, p15) basis data adalah kumpulan bersama dari data-

data logikal yang saling terkait, dan deskripsi dari data tersebut, dibuat untuk memenuhi

kebutuhan informasi dari suatu organisasi. (Basis Data, menurut McLeod, adalah

kumpulan data komputer yang terintegrasi, diatur dan disimpan berdasarkan suatu cara

yang memudahkan pengambilan kembali. Basis Data merupakan sebuah gudang data

tunggal dan besar yang di-sharing dan dapat digunakan secara simultan oleh banyak

departemen dan banyak user).

2.4.2 Pengertian Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)

Menurut Connolly (2005, p16) DBMS adalah sebuah sistem perangkat lunak

yang memungkinkan user untuk menentukan, menciptakan, memelihara dan mengontrol

akses ke basis data. Sebuah DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas berupa:

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

28

1. Data Definition Language (DDL) yang memungkinkan user menentukan basis

data, misalnya jenis data, struktur data, dan batasan-batasan pada data yang

hendak disimpan dalam basis data.

2. Data Manipulation Language (DML) yang memungkinkan user untuk

memungkinkan, meng-update, menghapus dan me-retrieve data dari basis data.

3. Akses terkontrol ke basis data, contohnya:

a. Sistem keamanan yang mana mencegah user yang tidak berhak untuk akses

ke basis data.

b. Sistem terintegrasi yang mana memelihara konsistensi data yang disimpan

c. Sistem kontrol konkuren yang mana memperbolehkan akses bersama

terhadap basis data

d. Sistem kontrol pengembalian data yang mana dapat mengembalikan data

keadaan sebelumnya apabila terjadi kegagalan perangkat keras atau

perangkat lunak

e. Katalog yang dapat diakses user yang mana berisi deskripsi data dalam basis

data

2.4.3 Perancangan Basis Data

Menurut Fathansyah (1999) (dikutip dari Prahasta 2002, hal 190) sistem

basisdata merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan file (tabel) yang saling

berhubungan dan sekumpulan program yang memungkinkan beberapa pemakai dan

program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file tersebut.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

29

Data dalam sebuah basisdata disusun berdasarkan hierarki data, yaitu:

1. Basisdata, merupakan kumpulan file yang saling terkait satu sama lain misalnya file

karyawan, file jabatan, dan lain-lain.

2. File dan Tabel, file adalah kumpulan semua kejadian dan struktur record yang

ditentukan record, sedangkan tabel adalah ekuivalen database relasional dari

sebuah file. Beberapa tipe dan tabel konfensional antara lain:

a. Master file, tabel yang terdiri dari record-record permanen.

b. Transaction file, sebuah tabel yang terdiri dari record-record yang

mendeskripsikan kejadian-kejadian bisnis.

c. Document file, tabel yang terdiri dari data histories.

d. Archival file, tabel yang berisi record-record file master dan transaksi yang

telah dihapus dari penyimpanan online.

e. Table look-up file, tabel yang berisi data statis yang dapat dipakai bersama.

f. Audit file, tabel yang berisi record-record pembaruan untuk file-file lain.

3. Record, merupakan kumpulan field yang disusun dalam format yang telah

ditetapkan sebelumnya.

4. Field, merupakan unit terkecil dari data yang berarti untuk disimpan pada sebuah

file atau basisdata. Field memiliki 4 tipe, yaitu:

a. Primary key, field yang secara unik mengidentifikasi record pada file.

b. Secondary key, sebuah field yang mengidentifikasi record tunggal atau sebuah

subset dari record-record yang terkait.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

30

c. Foreign key, field yang menunjuk kepada record pada file lain pada sebuah

database.

d. Description key, field nonkey.

2.4.4 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model data yang menggunakan

beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang

dideskripsikan oleh data tersebut (Whitten et al. 2004).

Komponen-komponen ERD adalah:

1. Entitas

Adalah kelompok orang, tempat, kejadian, atau konsep tentang apa yang kita

perlukan untuk menangkap dan menyimpan data.

2. Atribut

Adalah sifat atau karakteristik suatu entitas. Contoh atribut dari entitas Pelanggan

seperti ID_Pelanggan, Nama_Pelanggan, dan lain-lain.

3. Relasi (Relationship)

Relasi adalah hubungan alami yang ada diantara satu atau lebih entitas.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

31

4. Kardinalitas (Cardinality)

Kardinalitas adalah jumlah maksimum dan minimum kemunculan satu entitas yang

mungkin dihubungkan dengan kemunculan tunggal dari entitas lain.

Jenis-jenis hubungan entity atau multiplicity menurut Connoly dan Begg (2002,

p345), yaitu :

1. One to One (1..1)

Sebuah entity A hanya bisa diasosiasikan dengan maksimal satu entity di B atau

sebaliknya.

Gambar 2.4 One to One Relationship

2. One to Many (1..*)

Sebuah entity di A diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di B, namun entity

di B hanya bisa diasosiasikan dengan maksimal satu entity di A.

1 11 1Relate to

A B

Multiplicit

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

32

Gambar 2.5 One to Many Relationship

3. Many to One (*..1)

Sebuah entity di A hanya diasosiasikan dengan maksimal satu entity di B,

sedangkan entity di B bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di A.

Gambar 2.6 Many to One Relationship

4. Many to Many (*..*)

Sebuah entity di A bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di B dan

sebuah entity di B juga bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di A.

Gambar 2.7 Many to Many Relationship

0..* 1..1 Relate to ►

A B

Multiplicity

1..1 0..* Relate to ►

A B

Multiplicity

1..* 0..* Relate to ►

A B

Multiplicity

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

33

2.5 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui

sistem atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut (Whitten et al. 2004).

2.5.1 Komponen DFD

DFD mempunyai 4 komponen, yaitu external entity, data flow, process, dan data

store.

1. External Entity (Kesatuan Luar)

Merupakan entity di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang,

organisasi, atau sistem lain yang berada di lingkungan luarnya yang akan

memberikan masukan (input) atau menerima keluaran (output) dari sistem. External

entity disimbolkan dengan suatu kotak.

2. Aliran data

Aliran data adalah data yang menjadi masukan (input) atau keluaran (output)

menuju atau dari proses. Arus data diberi simbol dengan suatu panah.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

34

3. Proses

Proses adalah kerja yang dilakukan oleh sistem sebagai respon terhadap aliran

data masuk. Suatu proses ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau empat persegi

panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul.

4. Data store (penyimpanan data)

Penyimpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa file,

database, arsip, tabel, suatu legenda atau buku.

Simpanan data disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup

disalahsatunya.

2.5.2 Levelisasi DFD

Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka penggambaran DFD disusun

berdasarkan level dari atas ke bawah, yaitu:

1. Diagram konteks

Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan

lingkup proses. Diagram konteks menggambarkan input dan output dari sistem

secara global.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

35

2. Diagram 0

Merupakan diagram yang berada diantara diagram konteks dan diagram detail serta

menggambarkan proses utama dari DFD. Diagram Nol memberikan pandangan

secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani.

3. Diagram detail

Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam Diagram 0. Diagram yang

paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi.

2.6 State Transition Diagram (STD)

Menurut Pressman (2002) State Transition Diagram (STD) merupakan suatu alat

pemodelan yang menggambarkan sifat ketergantungan dari suatu sistem. State adalah

suatu kumpulan dari tingkah laku yang dapat diobservasi. STD mewakili suatu tingkah

laku dari suatu sistem dengan menggambarkan state dan kejadian yang menyebabkan

sistem ke state yang lain.

STD menggambarkan sifat suatu sistem informasi, menjelaskan cara sistem

melakukan suatu tindakan untuk setiap kejadian dan bagaimana kejadian mengubah state

suatu sistem (Yourdon, 1989, p260).

STD memiliki komponen-komponen utama yaitu state dan arrow yang mewakili

sebuah perubahan state. Setiap gambar persegi panjang mewakili sebuah state dimana

sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut-atribut atau

keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

36

Tujuan dari STD adalah mewakili sistem dengan sejumlah state dan serangkaian

aktivitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan antar state, menunjukkan

bagaimana sistem bergerak dari suatu state ke state yang lain dan mendokumentasikan

urutan dan prioritas dari state.

2.7 Shortest Path Finding

Penggunaaan shortest path finding adalah untuk menentukan lintasan terpendek

dan termurah yang mungkin dari verteks awal ke verteks akhir. Jika edge tidak memiliki

nilai, maka shortest path adalah path dengan jumlah edge yang paling sedikit. Jika edge

memiliki nilai, maka shortest path merupakan path dengan nilai akumulasi minimum

dari semua edge pada path.

Shortest path problem berbeda dengan minimum spanning tree problem.

Minimum spanning tree problem bertujuan untuk mencari tree termurah yang

menghubungkan semua verteks dalam tree. Sedangkan, shortest path problem bertujuan

untuk mencari lintasan termurah diantara beberapa verteks. Permasalahan yang terjadi

pada network dapat ditransformasikan ke dalam shortest path problem, seperti

permasalahan transportasi dan komunikasi di dalam network.

Secara umum algoritma shortest path finding dapat digolongkan menjadi dua

jenis yaitu:

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

37

1. Algoritma uniformed search

Merupakan algoritma yang tidak memiliki keterangan tentanng jarak atau biaya dari

path dan tidak memiliki pertimbangan akan path mana yang lebih baik. Yang termasuk

dalam algoritma ini antara lain algoritma breath-first search.

2. Algoritma informed search

Merupakan algoritma yang memiliki keterangan tentang jarak atau biaya dari path

dan memiliki pertimbangan berdasarkan pengetahuan akan path mana yang lebih baik.

Yang termasuk algoritma ini antara lain algoritma Djikstra dan A Star.

2.8 Algoritma Djikstra

Menurut Wiitala (1987, p240), Algoritma Djikstra pertama kali ditemukan oleh

E.Djikstra pada tahun 1959, dan merepresentasikan sebuah shortpath. Ide dibalik

algoritma Djikstra ini cukup pintar. Algoritma ini membuat dua track yang berisi

verteks, yang satu berisi verteks yang memiliki path terpendek dari verteks awal/verteks

yang diberikan, dan track ke dua berisi sisa verteks yang lainnya. Saat algoritma

dimulai, track pertama hanya berisi verteks awal, kemudian dengan proses iterasi dalam

algoritma, sebuah verteks akhir yang diharapkan masuk ke dalam track kedua maka

proses berhenti.

2.8.1 Cara Kerja Algoritma Djikstra

Algoritma Djikstra merupakan algoritma untuk menemukan path terpendek dari

verteks awal s, ke semua verteks dalam graph (V-1). V adalah semua verteks yang

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

38

terdapat dalam graph. Algoritma djikstra membagi verteks-verteks yang pernah

ditelusuri menjadi S dan F. S terdiri dari verteks-verteks yang telah didapatkan rute

terpendeknya, sedangkan F terdiri dari verteks-verteks yang path terpendeknya belum

ditemukan. Verteks-verteks yang tidak termasuk S dan F adalah verteks yang belum

pernah ditelusuri (V-(S+F)).

Algoritma djikstra terus meng-update d, yang berisi jarak terpendek yang terbaru

dari s ke mas ing-masing verteks. Jika sebuah verteks V termasuk dalam S, maka d[v]

sudah pasti merupakan jarak terpendek (masih bisa berubah). Selain itu, jika v tidak

termasuk S maupun F maka d[v] belum bernilai.

Dibawah ini diberikan pseudocode dari algoritma Djikstra. L(u, v) adalah

panjang edge dari u ke v.

Prosedur Djikstra:

S = {s};

F = OUT(s);

For v in OUT(s) {d[v] = length (s,v);}

While F is not empty {

V = u such that d[u] is minimum among u in F;

F = F – {v};

S = S + {v};

For w in OUT(v) {

If w is not in S {

New_dist = d[v] + L(v,w);

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

39

If w is in F {d[w] = min (d[w], New_dist);}

Else {

D[w] = New_dist;

F = F + {w};

}

}

}

}

2.9 Listrik

2.9.1 Pengertian Listrik

Pengertian listrik itu sendiri adalah kondisi dari partikel sub-atomik tertentu,

seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di

antaranya. Atau dengan kata lain pengertian listrik adalah sumber energi yang disalurkan

melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke

saluran negatif.

Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang

dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena

fisika yang dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan

dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

40

Listrik secara harfiah dapat dikatakan dengan bahan isolator yang masih

berkaitan dengan konsep listrik, karena pada prinsipnya semua atom adalah bergerak,

bergetar dan mempunyai sifat kelistrikan.

2.9.2 Jaringan Listrik

Jaringan adalah keseluruhan rangkaian yang terdiri dari hantaran atau saluran

(bawah tanah dan udara) berikut gardu-gardunya. Berikut adalah macam-macam

saluran:

1. Saluran keluar adalah saluran distribusi yang keluar dari gardu induk menuju ke

rangkaian gardu-gardu distribusi.

2. Saluran masuk adalah saluran yang menuju ke rel distribusi di gardu induk.

3. Saluran udara adalah saluran yang menggunakan hantaran yang melalui udara

terbuka / melalui tiang.

4. Saluran bawah tanah adalah saluran dengan hantaran kabel berada di dalam

tanah.

2.9.3 Komponen-komponen Listrik

1. Gardu Listrik

Gardu adalah tempat atau bangunan dimana dilakukan transformasi

tegangan (dengan trafo), atau pekerjaan-pekerjaan manufer (dengan

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

41

menggunakan peralatan pemisah atau pemutus), selain sebagai penurun dan

penaik tegangan gardu juga berguna sebagai pendistribusian tegangan.

Gardu Induk Distribusi dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Gardu Induk (GI)

Gardu induk berfungsi menerima daya listrik dari jaringan subtransmisi

dan menurunkan tegangannya menjadi tegangan jaringan distribusi

primer (Jaringan Tegangan Menengah/ JTM). Jadi pada bagian ini terjadi

penurunan tegangan dari tegangan tinggi ataupun tegangan extra tinggi ke

tegangan menengah 20 kv.

b. Gardu Hubung (GH)

Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang

telah diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau

membagi daya listrik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan

distribusi primer (JTM) menuju gardu atau transformator distribusi.

2. Tiang Listrik

Tiang Listrik terbuat dari pipa besi / plate, biasa digunakan untuk

menyangga antar kabel listrik satu dengan kabel listrik lainnya dan juga

merupakan tempat terhubungnya saluran-saluran listrik dari berbagai macam

bangunan pelanggan.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00224-IF Bab 2.pdf5. Masukan sistem, adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. 6. Keluaran

 

 

 

42

3. Jaringan Tegangan Menengah (JTM)

Jaringan Tegangan Menengah berfungsi menyalurkan daya listrik,

menjelajahi daerah asuhan ke gardu / transformator distribusi. Jaringan ini

dilayani oleh gardu hubung atau langsung dari gardu induk atau dari pusat

pembangkit.

4. Jaringan Tegangan Rendah (JTR)

Jaringan Tegangan Rendah berfungsi untuk menyalurkan/

menghubungkan sisi tegangan rendah transformator distribusi ke konsumen

mengunakan jaringan hantaran udara 3 fasa 4 kawat dengan tegangan 127/

220 Volt atau 220/ 380 Volt. Kecuali untuk daerah-daerah khusus dengan

pertimbangan keindahan, keselamatan dan keandalan yang tinggi

dipergunakan sistem kabel bawah tanah.

5. Sambungan Rumah (SR)

Pada sambungan rumah, biasanya tegangan yang diterima sebesar

110-400 volt, yaitu tegangan saluran beban menghubung kepada peralatan.

Pada sambungan rumah, tegangan yang diterima disesuaikan antara 220/380

volt.