bab 2 landasan perancangan · tipografi dalam desain komunikasi visual bekerja sebagai ilmu atau...
TRANSCRIPT
-
3
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Teori Layout
Menurut Ambrose, G., & Harris, P.A. (2015:9) dalam buku berjudul
Basics Design: Layout, layout atau tata letak adalah penataan elemen-elemen
desain dalam kaitannya dengan ruang yang ditempati dan sesuai dengan skema
estetika keseluruhan.
Tujuan utama dari tata letak adalah untuk menyajikan elemen-elemen
visual dan tekstual yang akan dikomunikasikan agar memungkinkan pembaca
untuk menerimanya dengan baik. Dengan tata letak yang baik, jika ada
informasi yang cukup kompleks, pembaca dapat dinavigasi dan dibantu dengan
adanya tata letak.
Dalam membuat layout juga harus mengatur hierarki sebuah elemen.
Dimana hirarki dalam tata letak bisa mempengaruhi visual serta membuat
prioritas entah itu elemen, informasi atau juga gambar.
Gambar 2.1 Contoh Sketsa Layout
Sumber: interaction-design.org
Menurut Dabner, D., Stewart, S., & Vickress, A. (2017:43) David
Dabner, Sandra Stewart, Eric Zempol dan Abbie Vickress dalam buku berjudul
-
4
Graphic Design School A Foundation Course for Graphic Designers Working
in Print, Moving Image and Digital Media, grid dapat membagi area menjadi
unit yang proporsional, membuat visual keseluruhan berstruktur, dan
membantu menyatukan semua elemen visual sehingga menjadi suatu kesatuan
yang baik.
Pada perancangan publikasi buku ini, penulis menggunakan sistem
modular grid, terbentuk dari 6 kolom dan 7 baris.
Gambar 2.2 Modular Grid
Sumber: Penulis
2.1.2 Teori Tipografi
Tipografi dalam desain komunikasi visual bekerja sebagai ilmu atau
strategi yang melibatkan metode kerja penataan layout, bentuk, ukuran dan sifat
yang semuanya memiliki tujuan tertentu terutama estetika. Menurut Dabner,
D., Stewart, S., & Vickress, A. (2017: 62) tipografi adalah proses mengatur
huruf, kata, dan teks untuk hampir semua konteks, dan merupakan salah satu
alat paling penting yang dikuasai desainer untuk komunikasi visual yang
efektif. Dalam desain, tipografi adalah manifestasi visual dari bahasa,
memanfaatkan semua kualitas ekspresif dan praktisnya, dan memberikan
keunikan di mana seni, sains, dan komunikasi terhubung. Menurut Anggraini
S., L. & Nathalia, K. (2014) pada buku Desain Komunikasi Visual: Dasar-
-
5
Dasar Panduan untuk Pemula mereka menjelaskan bahwa penggunaan tipografi
yang kurang diperhatikan dapat mempengaruhi desain yang indah, terlebih juga
tidak komunikatif. Dalam membuat perencanaan suatu karya desain,
keberadaan elemen tipografi harus diperhitungkan karena dapat mempengaruhi
susunan kuasa (hierarki) dan keseimbangan karya desain.
Dalam pemilihan huruf, setidaknya harus memperhatikan dua hal yang
mendasar, yaitu karakter produk yang akan ditonjolkan dan karakter segmen
pasarnya. Sebagai contoh, publikasi buku yang akan penulis buat bertemakan
minimalis maka dari itu, saya menggunakan jenis huruf yang menggambarkan
karakteristik sekaligus memberikan kesan minimalis.
Menurut Kliever J. (2019) minimalis menemukan pergerakannya
sebagai desain pada awal era 20-an. Pernyataan terkenal untuk desain
minimalis berasal dari seorang arsitek bernama Ludwig Mies van der Rohe:
“Less Is More”. Seni minimalis berkembang di tahun 1960an di Amerika.
Mirip dengan gerakan seni De Stijl (yang mendorong kesederhanaan dan
abstraksi dengan mengurangi desain hanya pada bentuk dan warnanya yang
esensial), pelukis bereaksi terhadap seni “abstrak-ekspresionisme” hingga
akhirnya hanya menggunakan bentuk geometris yang belum sempurna dalam
karya seninya dan tidak menambahkan hiasan apapun atau elemen-elemen
lainnya. Bersamaan dengan itu, pengaruhnya mulai masuk di berbagai lapangan
desain, dari arsitektur dan mebel sampai pembuatan film dan desain cetak.
Sekarang minimalis sudah menemukan popularitasnya, terlihat pada
produk-produk Apple dan cara kemasannya, serta pada logo Google yang baru.
Penggunaan font pada produk Apple memiliki desain yang minimalis dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
• Garis yang bersih dan ujung yang tumpul, bentuk geometris;
• Keterbacaannya baik; yang dimaksud disini adalah bentuk huruf
secara keseluruhan, huruf kecil yang cukup tinggi, dan bentuk
huruf yang mudah dikenali;
-
6
Gambar 2.3 Tipografi Pada Produk Apple
Sumber: developer.apple.com
Gambar 2.4 Tipografi Pada Produk Apple Iphone
Sumber: learnui.design.com
Gambar 2.5 Tipografi Pada Logo Baru Google
Sumber: designforhackers.com
2.1.2.1 Legibility dan Readability
Kedua prinsip pokok desain tipografi mempunya tujuan utama,
yaitu untuk memastikan agar informasi yang ingin disampaikan melalui
-
7
suatu karya desain komunikasi visual dapat tersampaikan dengan tepat
kepada pembaca.
Menurut Lieberman, J. B. (1978) mengatakan ada dua hal yang
akan menentukan kesuksesan desain terkait dengan penggunaan
tipografi yaitu legibility dan readability.
Legibility adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu
karakter atau huruf tanpa harus bersusah payah. Legibility suatu kata
atau kalimat dapat dilihat dari kerumitan desain huruf dan penggunaan
warna.
Dan menurut Lieberman, J. B. (1978:85) readability adalah
kemudahan dimana mata dapat menyerap pesan dan bergerak sepanjang
garis. Readability juga merupakan penggunaan huruf dengan
memperhatikan hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat
jelas. Jarak antar huruf tidak dapat diukur secara matematika, tetapi
harus dilihat dan dirasakan. Ketidaktepatan penggunaan spasi dapat
mengurangi kemudahan membaca informasi sehingga mengakibatkan
pesan yang disampaikan tidak seluruhnya ditangkap oleh pengamat.
Gambar 2.6 Legibility dan Readability
Sumber: medium.com
2.1.3 Teori Warna
Menurut Dabner, D., Stewart, S., & Vickress, A. (2017: 96) warna
adalah alat yang ampuh, terutama dalam mendesain informasi, di mana warna
digunakan untuk membantu perancangan mengatur data ke dalam berbagai
struktur, dan untuk membantu ‘pengalaman’ membaca suatu desain. Psikolog
telah membuktikan bahwa warna dapat menangkap suatu objek sebelum
melihat bentuk dan detailnya. Karena warna bekerja pada level dasar tersebut,
-
8
warna sangat baik dalam menjaga hal-hal yang telah ditetapkan, memperkuat
hierarki informasi, membimbing mata melalui sistem dan data yang kompleks,
dan membantu navigasi melalui ruang fisik.
Warna merupakan unsur penting dalam objek desain. Warna dapat
menyampaikan pesan atau membedakan sifat secara jelas. Warna dapat
menarik perhatian dan meningkatkan mood. Pemakaian warna yang kurang
tepat dapat mengurangi nilai keterbacaan, dan bahkan menghilangkan minat
untuk membaca. Jika digunakan dengan tepat, warna dapat membantu
menciptakan mood dan membuat elemen lebih bermakna. Pada pembuatan
publikasi buku ini saya akan menggunakan warna cokelat muda, cream dan
pastel pink, dan biru.
Menurut Gengli, L. (2018:27) warna cokelat adalah warna yang earthy
yang memancarkan stabilitas dan keandalan akal. Ini juga memunculkan
asosiasi dengan hal-hal organik dan alami, seperti tekstur kayu dan batu.
Dengan makna, dapat diandalkan, stabil, alami, organik, serius dan hangat.
Warna cokelat juga menenangkan pikiran sekaligus menciptakan perasaan
earthiness.
Gambar 2.7 Color Palette
Sumber: Penulis
Warna biru melambangkan ketenangan, sensitif, dan kepercayaan.
Sedangkan warna hijau melambangkan alam, kehidupan, dan symbol
kesehatan, serta natural. Dan juga warna cokelat muda memberikan kesan
fleksibel, tenang, damai, menenangkan pikiran, memiliki sifat seimbang,
natural dan dekat dengan lingkungan.
-
9
Warna pastel terasa ringan, lembut, dan menenangkan. Mereka bekerja
dengan baik dengan warna-warna netral untuk menciptakan perasaan
earthiness.
2.1.4 Teori Semiotika
Menurut Dabner, D., Stewart, S., & Vickress, A. (2017: 23) disebutkan
bahwa semiotika adalah sistem yang menghubungkan benda, kata, dan gambar
dengan makna melalui petanda dan ditandakan.
Dabner, D., Stewart, S., & Vickress, A. (2017: 23) mengatakan bahwa
Ferdinand de Saussure umumnya diakui sebagai bapak semiotika. Teorinya
membagi tanda atau semua hal yang mewakili makna, terbagi dalam dua
kategori: petanda dan penanda. Petanda adalah simbol yang mewakili sesuatu
yang dapat menggali makna; yang ditandakan adalah objek atau makna actual
yang diwakilinya. Misalnya, simbol universal, atau penanda untuk toilet umum
pria dan wanita memiliki pengenalan instan yang melampaui bahasa, dan yang
ditandakan adalah toilet yang sebenarnya. Jenis kosa kata non-verbal dari
tanda-tanda ini memiliki relevansi yang meningkat dalam jangkauan global
komunikasi kontemporer dan ketika dirancang dengan baik, dapat
memerintahkan pengakuan instan.
Thabroni G. (2018) mengatakan semiotika diambil dari kata bahasa
Yunani: semeion, yang berarti tanda. Tanda adalah sesuatu yang mewakili
sesuatu; metafora. Proses mewaikili itu terjadi pada saat tanda itu ditafsirkan
hubungannya dengan yang diwakilinya, bisa berupa bentuk atau warna dalam
karya senirupa. Proses tersebut disebut semiosis.
Semiosis adalah suatu proses dimana suatu tanda berfungsi sebagai
perwakilan dari apa yang ditandainya. Hal yang menjadi fokus dalam kajian
semiotika disini adalah semiosis itu sendiri, yaitu proses yang memadukan
entitas yang disebut sebagai representasi dari entitas yang diwakili tersebut
yang disebut objek. Proses semiosis sering disebut sebagai signifikansi.
2.1.5 Teori Desain Minimalis
Berikut ini merupakan teori tentang Less Is More menurut Gengli, L.
& Sundae L. (2014: 20), Less, menghilangkan apa pun yang tidak memiliki
-
10
alasan untuk berada pada suatu karya. Less, lebih efisien. Tidak mengalihkan
keindahan dan kegairahan produk di dalamnya. Tidak mencoba membodohi
pelanggan dengan janji yang tidak jelas dan rumit untuk mencemari desain.
Less, membentuk pandangan yang jelas dan jujur tentang siapa klien melalui
analisis, melibatkan perasaan pemirsa, dan menyampaikan esensi secara
langsung. Dan berikut ini akan dijabarkan lanjutan teori Less Is More :
1. Kurang itu menyenangkan. Sangat mengesankan. Merupakan pemilihan
warna yang cermat.
2. Kurang adalah menghilangkan semua elemen yang tidak perlu. Mengirim
pesan dengan cara yang paking ringkas.
3. Kurang itu menjauhi objek dari detail dan elemen yang di hiasi.
4. Kurang adalah cara komunikasi. Memungkinkan warna yang kaya dari
produk berbicara sendiri.
5. Desain minimal memberikan istirahat bagi pikiran yang kelelahan. Jika
dieksekusi dengan baik, itu mungkin juga menambah rasa keanggunan.
Kesederhanaan dalam desain akan memfasilitasi kelayakan aplikasi di
semua jenis media, dengan nilai estetika dan fungsional dipertahankan.
6. Desainer yang minimalis adalah orang yang memberikan alat berpikir untuk
memulai pikiran mereka. Jika desainer memberi lebih sedikit, pemirsa
memiliki lebih banyak ruang untuk menangkap pesan dengan cara mereka
sendiri.
7. “Sederhana” seperti yang terlihat, untuk mencapai desain minimal yang
memadai sebenarnya menantang karena keterbatasan jumlah elemen.
Adalah bijaksan untuk fokus pada satu titik dalam desain daripada
menggabungkan berbagai ide. Untuk mencapai intensitas, elemen lain
diperlukan untuk memperkuat efeknya. Tipografi dan “ruang putih” penting
untuk menciptakan desain elegan yang cerdas.
Yana H. (2020) mengatakan gerakan minimalis dimulai pada abad ke-
20 dan dapat ditemukan dalam semua bentuk seni. Idenya adalah memiliki
karya seni dengan jumlah, warna, bentuk, tekstur dan garis yang minim.
Seorang arsitek bernama Ludwig Mies van der Rohe mengungkapkan
“Less Is More” yang artinya kesederhanaan memiliki nilai yang lebih. Desain
-
11
dibuat hanya untuk komponen yang diperlukan, menggunakan palet yang
netral, tipografi yang kuat sehingga menjadi titik fokus.
Menurut Kay-Kok S. (2019), fotografi minimalis dapat dirangkum
dalam satu kutipan dari Leonardo da Vinci: “Kesederhanaan adalah
kecanggihan tertinggi”. Dengan mengupas foto hingga ke esensi yang kosong,
fotografer minimalis menunjukkan betapa dahsyatnya kesederhanaan. Tidak
ada kekacauan yang mengalihkan perhatian penonton dari subjek utama.
Mereka melihat persis apa yang diinginkan oleh fotografer.
Dengan memilih elemen dengan hati-hati, agar tetap minim dan harus
mencerminkan sesuatu yang menarik dan indah, seperti objek-objek sederhana,
yakni batu di pasir atau kayu di dalam air, dan bahkan benda-benda biasa dapat
digunakan untuk mencapai beberapa bidikan indah. Berikut adalah contoh
fotografi minimalis :
Gambar 2.8 Seni Fotografi Minimalis 1
Sumber: noupe.com
Gambar 2.9 Seni Fotografi Minimalis 2
Sumber: noupe.com
-
12
Gambar 2.10 Seni Fotografi Minimalis 3
Sumber: noupe.com
2.1.6 Teori Publikasi Buku
Menurut Safanayong, Y. (2006:78) selain pemilihan material, teknik
cetak dan finishing, berikut ini akan dijabarkan pemaparan bagian-bagian yang
penting dari proses kreatif dalam membuat sebuah publikasi buku.
• Cover
Hardcover dan Softcover (paperback)
o Jaket Buku (untuk hardcover)
o Cover Depan atau Muka
- Judul, subjudul, pengarang atau penulis atau
editor
- Logo penerbit, judul seri
o Punggung (tulisan dibaca dari atas kebawah)
- Judul, penulis
- Logo penerbit
o Cover Belakang
- Biografi penulis dan blurb
- Barcode dan ISBN atau ISSN
o Flap Jaket
- Uraian singkat atau teaser copy (pada flap depan)
-
13
- Biografi penulis dan potret (pada flap belakang)
- ISBN
o Endpaper atau inside cover depan dan belakang
• Halaman-halaman pendahuluan (preliminary)
o Preliminary blank
o Half title atau bastard
- Judul (biasanya ditempatkan setelah endpaper)
- Review, uraian singkat penulis atau teaser copy
o Frontispiece (contoh: left of title page)
- Sebuah gambar dengan keterangan (caption)
- Setelah half title
o Judul halaman (title page)
- Judul, subjudul, judul seri dan penulis
- Penerbit, tempat publikasi
o Hal imprint (verso of title page)
- © copyright nama pemilik, tahun publikasi
- Informasi reprint : nomor reprint, tanggal
- ISBN
- Detail produksi, seperti nama-nama : editor,
desainer, manajer produksim percetakan.
- Colophon : detil tipografis dan reproduksi, seperti
jenis huruf dan kertas yang digunakan, proses
pencetakan yang dipilih, edisi, fotografi, desain
(colophon bisa pada halaman bagian depan atau
belakang).
- Dedikasi atau kuotasi
- Foreword (oleh penulis tamu)
- Daftar isi, daftar ilustrasi, daftar tabel (diawali
dengan angka romawi pada halaman isi)
- Kata pengantar (disampaikan oleh penulis atau
penulis tamu mengapa buku ini eksis)
-
14
- Penghargaan (penulis atau penerbit
berterimakasih pada kontributor atau penasehat)
- Introduksi (biasanya oleh penulis)
• The endmatter
o Informasi tambahan (supplement)
o Appendix
o Referensi (atau pada akhir tiap bab)
o Sumber ilustrasi (atau dibawah acknowledgments) atau
dalam keterangan
o Glosari (opsional dan letak lebih tradisional)
o Bibliografi
o Indeks
o Colophon (menerangkan detil produksi-peletakan
opsional)
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Data Khusus
2.2.1.1 Pengertian Minimalis oleh Leo Babauta
Menurut Babauta, L. (2019:8), ia mengatakan bahwa hidup minimalis
adalah menyingkirkan apa-apa yang tidak perlu, untuk memberi ruang kepada
apa yang memberi anda kebahagiaan. Hidup minimalis adalah menghapus
kekacauan dalam segala bentuknya, sehingga anda merasa damai dan bebas
serta tak terbebani. Orang minimalis menjauhi pola pikir yang lebih banyak
dalam artian cara pandang yang melihat bahwa makin banyak mendapatkan dan
mengonsumsi serta belanja barang-barang maka akan makin baik; bahwa lebih
besar itu lebih baik, sehingga terkubur dalam tumpukan barang-barang. Orang
minimalis lebih memilih merangkul keindahan yang ditimbulkan oleh
kepemilikan barang yang sedikit, estetika hidup hemat, hidup puas dengan
memiliki apa-apa yang dibutuhkan dan apa-apa yang benar-benar
membahagiakan. Orang minimalis pun sadar, memiliki barang yang banyak
tidak akan membuat kita bahagia. Memiliki banyak dan itu sungguh membuat
hidup menjadi makin tidak bermakna. Alhasil, mengisi hidup dengan apa-apa
yang ramai dan ingar bingar tidak lagi diinginkan, tetapi justru dihindari. Nilai-
-
15
nilai minimalis itu terletak pada kualitas, bukan pada kuantitas, dalam semua
bentuk.
Gambar 2.11 Leo Babauta
Sumber: richroll.com
Prinsip-prinsip minimalis antara lain adalah :
• Menghilangkan hal-hal yang tidak perlu
• Kenali hal-hal yang penting bagi hidup kita
• Perhitungkan semuanya
Apa pun yang dilakukan atau yang selalu anda lakukan dalam
hidup, jadikan itu layak untuk dilakukan. Jadikan itu sebagai
sesuatu yang benar-benar berarti bagi diri sendiri.
• Isi hidup dengan kegembiraan
• Pilah-pilah
Bersikap minimalis bukan lah titik akhir dalam hidup.
Melainkan ini adalah proses pemilahan yang konstan, meninjau
kembali dengan memilah-milah ulang.
-
16
2.2.1.2 Pengertian Minimalis oleh Fumio Sasaki
Gambar 2.12 Buku Goodbye Things (kiri) dan Fumio Sasaki (kanan)
Sumber: apartmenttheraphy.com
Menurut Sasaki, F. (2018:15) ia mengatakan bahwa minimalis
adalah orang yang bisa membedakan kebutuhan dan keinginan-
keinginan karena ingin menampilkan cerita tertentu serta tidak takut
mengurangi benda-benda yang termasuk keinginan. Mengurangi jumlah
barang kepemilikan bukanlah tujuan akhir itu sendiri.
Bagi Sasaki, minimalisme adalah metode bagi tiap orang untuk
mengenali hal-hal apa yang sungguh-sungguh penting baginya.
Menganggap proses itu sebagai awal perjalanan menyusun kisah
kehidupan kita sendiri. Minimalisme adalah upaya memangkas hal-hal
yang tidak esensial agar bisa sepenuhnya menghargai hal-hal yang
memang berharga bagi kita. Minimalisme adalah gagasan sederhana
yang bisa diterapkan di setiap tahap kehidupan. Minimalisme harus
timbul bukan karena ilham sesaat atau sekedar ingin mengikuti gaya
hidup baru, melainkan niat yang tulus dan kebutuhan membara untuk
memaknai ulang kehidupan kita.
-
17
Gambar 2.13 Fumio Sasaki dan Lemari Pakaiannya
Sumber: japantimes.co.jp
Gambar 2.14 Furnitur di Rumah Fumio Sasaki
Sumber: haaretz.com
2.2.1.3 55 Kiat Berpisah dari Barang
Menurut Sasaki, F. (2018:55-109), berikut ini merupakan 55 kiat untuk
berpisah dari barang :
1. Buang jauh-jauh pikiran bahwa kita tidak mampu membuang barang.
2. Membuang barang membutuhkan keterampilan.
3. Dengan membuang, sebetulnya ada yang bertambah.
4. Tanyakan pada diri sendiri, mengapa sulit berpisah dari barang.
5. Minimalisasi memang tidak mudah, tapi tidak mustahil.
6. Kapasitas benak, energy, dan waktu kita terbatas.
-
18
7. Buang satu barang sekarang juga.
8. Tidak ada satu barang pun yang akan membuat kita menyesal setelah
kita membuangnya.
9. Mulailah dengan membuang barang yang jelas-jelas merupakan
sampah.
10. Kurangi barang-barang kembar.
11. Buang barang yang sudah setahun menganggur.
12. Buang barang yang dibeli hanya demi citra diri.
13. Bedakan keinginan dan kebutuhan.
14. Dokumentasikan barang yang sulit dibuang.
15. Beralih ke foto digital untuk memudahkan mengenang sesuatu.
16. Barang bagaikan teman sekamar, tapi kita yang membayar sewa
tinggalnya.
17. Merapikan tidak sama dengan meminimalkan.
18. Berantas dulu tempat penyimpanannya, baru kemudian keadaannya
19. Biarkan ruangan tak terpakai tetap kosong.
20. Berhenti berpegang pada kata “kelak”
21. Ucapkan selamat tinggal pada diri yang dulu.
22. Buang barang yang sudah dilupakan.
23. Tidak perlu mencoba cara-cara kreatif saat hendak membuang barang.
24. Tidak perlu memikirkan nilai uang yang sudah dibelanjakan.
25. Tidak perlu membeli barang sebagai stok.
26. Merasa bahagia membantu kita tetap berfokus.
27. Layanan lelang, cara cepat berpisah dengan barang.
28. Metode lelang sebagai cara untuk sekali lagi melihat barang.
29. Gunakan layanan antar-jemput untuk membuang barang.
30. Tidak perlu memikirkan harga yang sudah dibayarkan.
31. Bayangkan toko sebagai gudang pribadi.
32. Kota sebagai ruang pribadi.
33. Buang barang yang tidak membangkitkan minat.
34. Jika barang ini hilang, apakah akan dibeli lagi?
35. Tidak perlu cemas akan hadiah yang diterima kalau kita sendiri tidak
ingat pernah memberikan apa saja.
36. Coba pikirkan apa sebetulnya yang diinginkan almarhum?
-
19
37. Membuang memorabilia tidak sama dengan membuang kenangan.
38. Semakin besar barang, semakin banyak bedan lain yang terakumulasi.
39. Rumah bukan museum; tidak perlu ada benda koleksi.
40. Jadilah makhluk sosial, jadilah peminjam barang.
41. Sewalah yang bisa di sewa.
42. Media sosial untuk meningkatkan motivasi menjadi minimalis.
43. Bagaimana kalau kita mulai dari awal?
44. Ucapkan “sampai ketemu” sebelum “selamat tinggal”
45. Buang barang yang menimbulkan kebisingan visual
46. Satu masuk, satu keluar
47. Jangan ulangi “kesalahan concorde”
48. Cepat mengakui kesalahan agar kita terus tumbuh.
49. Berpikirlah bahwa membeli adalah menyewa.
50. Tidak perlu membeli karena murah.
51. Jika jawabannya bukan sangat butuh, katakana tidak.
52. Barang kita butuhkan akan kembali pada kita.
53. Bersyukurlah.
54. Membuang barang bisa dianggap mubazir. Namun, mubazir
merupakan rasa bersalah yang membuat kita menahan barang.
55. Barang yang dilepaskan adalah barang yang akan diingat selamanya.
2.2.1.4 Ciri Hidup Orang Minimalis
• Mengubah Pola Pikir
Hidup di jaman sekarang yang semua serba mudah untuk
dijangkau sangat berpengaruh pada sikap dan pola pikir
seseorang. Yang seharusnya barang tersebut tidak perlu dibeli
tapi terlanjur sudah dibeli, sedangkan untuk membayar sesuatu
yang merupakan kebutuhan malah tidak mampu, dan itu karena
hanya memikirkan citra diri. Dengan hidup minimalis, pola pikir
yang impulsif tidak akan muncul.
• Pengendalian Diri
Tahap kedua setelah mengubah pola pikir. Pengendalian
diri adalah kemampuan diri dalam mengendalikan perilaku
untuk mencapai tujuan tertentu. Mengambil sikap untuk
-
20
menahan diri, tidak mengikuti nafsu dapat membantu untuk
mengambil keputusan dan membedakan mana yang kebutuhan
dan mana yang keinginan.
• Fokus
Kemampuan konsentrasi pada tingkat kepekaan pada
suatu objek tanpa menambahkan hal lainnya yang bisa
mengurangi bahkan menghilangkan kualitas konsentrasi.
• Sehat
Kesehatan bersifat menyeluruh mengandung empat
aspek. Perwujudan dari masing-masing aspek tersebut dalam
kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut :
1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan
mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang
secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh
berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni
pikiran, emosional, dan spiritual.
a. Pikiran yang sehat tercermin dari cara berpikir atau
jalan pikiran.
b. Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan
seseorang untuk mengekspresikan emosinya,
misalnya takut, gembira, kuatir, sedih, dan
sebagainya.
c. Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang
dalam mengekspresikan rasa syukur pujian.
Dengan kata lain, sehat spiritual adalah keadaan
dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua
aturan-aturan agama yang dianutnya.
3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu
berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara
baik, tanpa membedakan ras, suku, agama, kepercayaan,
status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling
toleran dan menghargai.
-
21
4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang
(dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang
menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap
hidupnya sendiri atau keluargnya secara finansial. Bagi
mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia
lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak
berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang
berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai
kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti,
misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan
kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan
lainnya bagi usia lanjut.
• Bahagia
Bahagia adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang
ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan,
kenikmatan, atau kegembiraan yang intens.
• Positif
• Minimalis menjauhi pola pikir yang lebih banyak dalam artian
cara pandang yang melihat bahwa makin banyak mendapatkan
dan mengonsumsi serta belanja barang-barang maka akan makin
baik; bahwa lebih besar itu lebih baik, sehingga terkubur dalam
tumpukan barang-barang. Orang minimalis lebih memilih
merangkul keindahan yang ditimbulkan oleh kepemilikan
barang yang sedikit, estetika hidup hemat, hidup puas dengan
memiliki apa-apa yang dibutuhkan dan apa-apa yang benar-
benar membahagiakan. Orang minimalis pun sadar, memiliki
barang yang banyak tidak akan membuat kita bahagia. Memiliki
banyak dan itu sungguh membuat hidup menjadi makin tidak
bermakna. Alhasil, mengisi hidup dengan apa-apa yang ramai
dan ingar bingar tidak lagi diinginkan, tetapi justru dihindari.
Nilai-nilai minimalis itu terletak pada kualitas, bukan pada
kuantitas, dalam semua bentuk.
-
22
2.2.2 Hasil Wawancara
2.2.2.1 Hasil Wawancara Konten
Penulis melakukan wawancara dengan seorang minimalis
Indonesia bernama Lia Rifany Sebayang. Penulis menjelaskan bahwa
tujuan penulis melakukan wawancara ini adalah sebagai salah satu
syarat untuk tugas akhir ini. Penulis juga menjelaskan bahwa tugas
akhir penulis adalah perancangan publikasi hidup minimalis.
Penulis bertanya apakah yang menginspirasi Fany untuk
memilih hidup sebagai minimalis, dan jawaban Fany adalah gaya hidup
minimalis sangat berpengaruh positif pada hidupnya. Selain itu Ia
merasakan lebih banyak bersyukur dengan apa yang dia punya. Serta
dapat menabung untuk keperluan masa depan. Yang diperlukan pemula
untuk melakukan hidup minimalis adalah sadar diri atau mawas diri,
jangan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, saat
membeli barang selalu bertanya pada diri sendiri “Apakah barang
tersebut bermanfaat untuk saya sekarang sampai dikemudian hari?”
Lalu penulis bertanya apa tanggapan Fany tentang gaya hidup
zaman sekarang, lalu Fany menjawab, bahwa di era digital ini orang
gampang sekali untuk mendapatkan informasi. Dengan informasi yang
didapat dengan mudah dan cepat itu berpengaruh menumbuhkan
keinginan seseorang untuk memiliki barang. Apalagi dengan adanya
influencer di sosial media, jika kita follow influencer di Instagram, dan
saat influencer tersebut menggunakan produk tertentu, rasanya kiat
ingin juga memiliki produk tersebut. Bisa dibilang sosial media
membuat orang zaman sekarang lebih konsumtif dan cenderung ingin
menampilkan eksistensinya, dan ada juga yang membeli barang hanya
demi gengsi yang tinggi”
Dapat disimpulkan bahwa pengaruh influencer di sosial media
sangat berdampak dan dapat mempengaruhi pengikutnya.
2.2.2.2 Hasil Wawancara Teknis
Penulis melakukan wawancara dengan illustrator bernama
Dicky Saputra dan Dwie Judha Satria dari Studio Kancata. Penulis
menjelaskan bahwa tujuan penulis melakukan wawancara ini adalah
-
23
sebagai salah satu syarat untuk tugas akhir ini. Penulis juga
menjelaskan bahwa tugas akhir penulis adalah perancangan publikasi
hidup minimalis.
Dicky dan Dwie memberikan saran kepada penulis, sebelum
kearah visual harus mengenali isi konten buku, informasi yang banyak
dan tujuan buku akan berat di konten atau ilustrasi. Jika ingin lebih
banyak pada konten, ilustrasi tidak perlu detail, agar pembaca
berimajinasi lewat teks. Jika ingin lebih banyak pada visualnya, maka
kebutuhannya harus tepat. Dengan mengenali anatomi buku, lalu
dilanjutkan buat dummy lalu sketsa. Penulis disarankan juga untuk
wawancara orang minimalis Indonesia, karena penulis membuat
publikasi buku dan akan dipasarkan kepada warga Indonesia. Agar bisa
menyampaikan pesan tentang hidup minimalis tanpa miskonsepsi dan
serta pengalaman-pengalaman seorang minimalis dari Indonesia. Dan
bisa memberitahu bahwa hidup minimalis bisa diterapkan di Indonesia.
2.2.3 Struktur Buku
1. Cover Buku (Depan dan Belakang)
2. Daftar Isi
3. Prakata
4. BAB 1 : Apa Itu Hidup Minimalis?
5. BAB 2 : Kenali Barang Yang Anda Miliki
6. BAB 3 : 26 Kiat Berpisah Dengan Barang
7. BAB 4 : Dari Kita Untuk Alam
8. Penutup
2.2.4 Data Pembanding
Berikut ini adalah analisa contoh buku pembanding yang bertemakan
minimalis :
Buku Seni Hidup Minimalis oleh Francine Jay
-
24
Gambar 2.15 Cover Buku Seni Hidup Minimalis
Sumber: ebooks.gramedia.com
Judul Buku : Seni Hidup Minimalis
Penulis : Francine Jay
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-602-03-9844-0
Jumlah Hal. : 278 Halaman
Tanggal Terbit : Januari 2019
Buku ini berisikan bagaimana cara hidup minimalis, tips-tips menjadi
seorang minimalis, memberikan saran, memulai indahnya kehidupan
minimalis, membagikan materi berdasarkan pengalaman hidup Francine.
Visual dari cover buku Seni Hidup Minimalis sangat sederhana,
dengan menggunakan ilustrasi berbasis vector yang menggambarkan
sebuah bunga dandelion, dengan adanya ilustrasi bunga dandelion dengan
harapan memiliki pesan bermakna seperti bunga dandelion tersebut walau
-
25
tangkainya kecil dan nampak sederhana, namun serpihan-serpihan kecil
bunganya yang ringan akan terbang terbawa angin dan dapat menyebar
kemana pun dan akhirnya dapat tumbuh menjadi bunga yang baru di tempat
serpihan tersebut jatuh yang membawa kehidupan baru.
Gambar 2.16 Isi Buku, Bagian Satu
Sumber: Difoto oleh Penulis
Tipografi yang digunakan untuk judul buku Seni Hidup Minimalis
adalah typeface sans serif, bold, berwarna hitam yang membuatnya menjadi
fokus utama saat melihat cover buku ini dan memiliki tingkat legibility dan
readability yang tinggi. Serta finishing emboss pada tulisan Seni Hidup
Minimalis dan nama penulis buku Francine Jay juga ilustrasi bunga
dandelion yang membuat huruf dan ilustrasi menjadi timbul. Nama penulis
buku, bunga dandelion, dan logo Gramedia menggunakan warna putih yang
membuat fokus kedua, ketigas dan keempat. Latar belakang menggunakan
warna bright PANTONE Primrose Yellow.
Pada pembagian materi, bagian satu sampai dengan bagian empat
menggunakan ilustrasi 12 helai daun yang diilustrasikan seperti tertiup
angin dan juga ada beberapa yang diletakkan diujung bawah seperti daun
yang gugur namun tidak ada pohonnya. Latar belakang dua halaman
menggunakan warna bright PANTONE Sun Orange.
-
26
Gambar 2.17 Isi Buku
Sumber: Difoto oleh Penulis
Headline atau judul yang sangat sederhana dengan menggunakan
persegi panjang dengan warna PANTONE Sun Orange, dan menggunakan
huruf sans serif untuk membuat dan menandakan sebuah judul. Seluruh
bagian isi hanya menggunakan teks dan kurang layout membuat mata lelah
saat membaca. Ukuran body text dalam buku sudah baik.
2.2.5 Tentang Penerbit
Gambar 2.18 Logo Gramedia
Sumber: gramedia.com
-
27
Gramedia Pustaka Utama adalah anak perusahaan dari Kelompok
Kompas Grameida yang bergerak di bidang penerbitan buku yang didirikan
sejak 25 Maret 1974.
Gramedia Pustaka Utama selalu menerbitkan buku-buku bermutu baik
terjemahan maupun karya asli dalam negeri, diantaranya jenis fiksi adalah
Harry Potter karya JK Rowling, dan untuk nonfiksi adalah karya Robert
Kiyosaki, Stephen Covey, Freddy Rangkuti dan lain-lain.
2.2.6 Analisa SWOT
• Strength
Pembahasan dalam buku dibuat straight to the point atau
langsung pada intinya. Visual dibuat menarik dan relevan
dengan konsep minimalis.
• Weakness
Isi buku banyak white space, dimana orang bisa saja berpikir
bahwa buku ini hanya memboros tinta juga kertas.
• Opportunity
Menjadikan buku dengan kategori self-improvement yang lebih
menarik sehingga mampu mengajak pembaca untuk melakukan
suatu kegiatan.
• Threat
Di zaman sekarang yang sangat canggih ini, ada fitur atau
program internet bernamakan Podcast yang berisikan tentang
rekaman asli audio atau video yang juga merupakan rekaman
program radio, pertunjukan, atau acara.