bab 2 landasan perancangan - library.binus.ac.id fileperanan peta rute jalur transjakarta sangat...
TRANSCRIPT
11
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum
Transjakarta merupakan moda transportasi umum khusus diperuntukan bagi
masyarakat yang ingin menjelajahi Jakarta tampa perlu khawatir akan kemacetan
karena busway memiliki jalur khusus yang hanya dapat dilewati oleh bus
Transjakarta, Transjakarta memiliki hampir 12 koridor yang juga akan bertambah
lagi seiring makin tingginya mobilitas masyarakat Jakarta dan sekitarnya sehingga
akan sangat membingungkan bagi masyarakat terutama masyarakat pendatang dan
masyarakat awam yang baru beberapa kali menaiki Transjakarta sehingga karena itu
peranan peta rute jalur Transjakarta sangat diperlukan sebagai sarana informasi,
namun peta yang ada sekarang hanya sebagai penunjuk arah tampa ada komunikasi
visual yang menyangkut kota Jakarta tersebut karena seiring berjalannya waktu
Transjakarta sudah menjadi sebuah treadmark kota Jakarta.
Sekarang orang sudah tahu apabila ingin ke Jakarta menggunakan fasilitas umum
Transjakarta merupakan pilihan nomer satu karena kelebihan bus Transjakarta
memiliki fasilitas yang nyaman dan tidak berdampak langsung kepada
kemacetan.Namun keterbatasan sebuah informasi menjadi kendala untuk peta ini
sehingga ada beberapa masyarakat yang kurang memahami mekanisme peta
sehingga menjadi kendala mereka untuk menemukan tempat dan lokasi. Karena
beberapa masyarakat hanya mengetahui tempat – tempat yang sudah terkenal dan
umum dikenal seperti contohnya Monas dan Pekan Raya Jakarta (PRJ) tanpa adanya
petunjuk seperti itu di peta menjadi kendala bagi sebagian morang untuk
menentukan tujuan mereka.
Lokasi - lokasi tersebut merupakan lokasi yang familiar di telinga dan ingatan
masyarakat terutama masyarakat Jakarta, sehingga akan sangat bai apabila
12
penyempurnaan peta mencakup pula pembagian wilayah dan tempat - tempat yang
memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Gambar 2.1 Penumpang Transjakarta dari berbagai golongan.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Riset umum talah dilakukan dengan mengedepankan metode komunikasi atau pesan
yang disampaikan apakah masyarakat dapat menterjemahkan peta dengan mudah
hanya dengan melihanya saja dan tentusaya metode dasain visalnya apakah struktur
yang dipergunakan tepat dan dapat dimengerti dengan baik olah masyarakat, penulis
mendapatkan beberapa tanggapan dari masyarakat tentang peta tersebut. Dari
beberepa orang yang penulis wawancara mengenai peta tersebut beberapa orang
yang berda di dalam golongan B memahami dan mengerti informasi yang ada dalam
peta tersebut namun struktur dan penerapan yang terlalu rumin menjadi kendala
untuk dapat kangsung menangkap informasi dalam peta tersebut lalu dalam segi
desain orang – orang pada golongan ini menganggap desain yang disuguhkan
standard an biasa saja sehingga kurang menarik perhatian mereka. Karena sesuai
pengamatan juga dalam 10 menit kurang lebih peta hanya dilihat oleh satu orang saja
13
sehingga dapat disimpulkan tidak adanya factor penarik dalam hal ini adalah visual
yang baik sehingga peta tersebut sepi peminat dan orang – orang malah ebih memilih
untuk bertanya kepada petuga daripada melihat peta.
Pada saat ini peta rute Transjakarta hanya sebagai media informasi arah jalan dan
halte selanjutnya sehingga sangat disayangkan karena masyarakat hanya mengetahui
kemana ia akan pergih dan akan turun namun mereka tidak mengetahiu apa yang
menarik dari perjalanan yang mereka lalui. Karena pengguna Transjakarta bukan
hanya untuk orang - orang yang ingin berangkat dan pulang bekerja namun juga
sebagai moda alternatif untuk memasarkan kota Jakarta tersebut.
Hal visual menjadi faktor penarik bagi pengguna bus Transjakarta karena dengan
visual yang baik informasi yang disampaikan jelas. Massimo Vignelli
mengungkapkan bahwa "50% manusia di dunia berorientasikan visual dan 50% lagi
berorientasi verbal", orang - orang yang berorientasi visual tidak akan mendapatkan
masalah melihat sebuah peta walaupun desain yang dihasilkan biasa - biasa saja
dengan batas kewajaran yang wajar namun orang - orang dengan yang cenderung
berorientasi verbal sedikit kesulitan menterjemahkan sebuah desain sehingga apabila
peta tidak didesain dengan baik maka akan menjadi sebuah masalah terutama untuk
orang - orang yang berorientasi verbal.
2.1.1 Sejarah Busway
Transjakarta atau Busway adalah sebuah sistem transportasi Bus Rapid Transit
(BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang telah beroprasi sejak tahun 2004
di Jakarta. Sistem ini dipengaruhi oleh kesuksesan Transmiliano di Bogota,
Kolombia. Transjakarta merupakan moda transportasi alternatif untuk menunjang
aktivitas warga Jakarta yang padat. Transjakarta merupakan transportasi BRT yang
memiliki rute terpanjang yakni 208 km, dengan 12 koridor dan akan bertambah 3
koridor lagi seiring perkembangan kota.
Transjakarta pertama kali diprakarsai oleh gubernur Jakarta terdahulu bapak
Letjen TNI (Purn.) Dr.(H.C.) H. Sutiyoso. Bus Transjakarta pertama kali beroprasi
14
melalui koridor 1 dari Halte Blok M pada tahun 2004. Diiringi dengan makin
berkembangnya moda Transportasi ini setiap tahun koridor Transjakarta semakin
bertambah seperti.
• Koridor 2 dan 3 diresmikan pada tangggal 15 Januari 2006.
• Koridor 4, 5, 6, dan 7 diresmikan pada tanggal 27 Januari 2007.
• Koridor 8 diresmikan pada tanggal 21 Februari 2009.
• Koridor 9 dan 10 diresmikan pada tanggal 31 Desember 2010.
• Koridor 11 diresmikan pada tanggal 28 Desember 2011.
• Koridor 12 diresmikan pada tanggal 14 Februari 2013.
Dengan perkembangan yang sangat pesat Transjakarta menjelma bukan hanya
sebagai alat transportasi saja, namun juga sebagai trademark kota Jakarta.
2.1.2 Sejarah Peta Trasportasi
Peta transportasi sudah ada sejak tahun 1900-an di London, Inggris. peta tersebut
pertama kali digunakan untuk angkutan kereta bawah tanah London yang sekarang
terkenal dengan London Underground.
Gambar 2.2 Peta London Tube 1908.
15
(Sumber: http://homepage.ntlworld.com/clive.billson/tubemaps/1908.html)
Peta tersebut masih mnggunakan peta korografi namun disesuaikan dengan rute jalur
kereta yang ada. Pada tahun 1933 Harry Beck membuat sebuah terobosan yang
sangat brilian dengan menggunakan konsep diagram, penyderhanaan garis dan letak
sangat terasa namun dengan metode tersebut masyarakat London sangat terbantu
dengan sangat mudah karena peta tersebut sangat mudah untuk dimengerti.
Gambar 2.3 Peta desain Harry Beck 1933.
(Sumber: http://britton.disted.camosun.bc.ca/beck_map.jpg)
Dalam perkembangannya peta rute Beck menginspirasi pembuatan peta rute di
seluruh dunia salah satu peta yang terkenal adalah peta New York Subway buatan
Massimo Vignelli.
16
Gambar 2.4 New York subway map karya Massimo Vignelli.
(Sumber: http://www.nycsubway.org/perl/caption.pl?/img/mapsystem_1972.jpg )
Pada kenyataannya peta tersebut tidak berjalan baik di New York karena masyarakat
di sanan kurang memahami desain yang dinuat. Menurut Massimo peta tersebut
berkerja baik untuk orang - orang yang memiliki kesadaran akan visual namun tidak
untuk orang orang dengan orintasi verbal yang masih bingung untuk mencerna
informasi yang sudah didesain dengan sangat cantik ini.
2.1.3 Peta Pembanding
17
Peta pembanding yang akan diangkat adalah peta rute Tranjakarta yang didevelip
oleh Intitute of Transportation and Development Policy (ITDP). Dari konsep yang
penulis tangkap, peta tersebut mengambil konsep yang diterapkan Peta Harry Beck,
namun masih banyak kekurangan terutama dari segi desain yang akan dieksplorasi
kebih dalam.
Gambar 2.5 Peta Transjakarta developed by ITDP.
(Sumber: http://aris.syach.my.id/?p=549)
2.2 Sumber Data
a. DinasPerhubungan DKI Jakarta dan Institute for Transportacy and
Development Policy.
b. Data pengamatan lapangan dan interview.
c. Data buku, artikel jurnal, disertasi dan internet.
18
2.3 Data Khalayak
Berikut merupakan target sasaran penulis dalam Penerapan Disain Pada Peta Rute
Jalur Transjakata Sebagai Sarana Komunikasi Visual:
2.3.1 Target Primer
Target primer untuk penerapan desain ini adalah kalangan masyarakat Jakarta dan
sekitarnya dengan ketentuan kalangan menengah dengan profesi sebagai pekerja
kantoran yang berusia 22 hingga 30 tahun karena usia tersebut usia dimana moda
transportasi umum digunakan sebagai sarana alternative dengan demografi tempat
tinggal di daerah Jakarta dan sekitar Jakarta seperti Tangerang dan Depok karena
kebanyakan kariawan kantor - kantor di sekitar Jakarta berasal dari sana, dan orang -
orang dengan hobby bepergian dan Hangout menjadi target sasaran yang sangat
berpotensi.
2.3.2 Target Sekunder
Target sekunder adalah pengguna bus Transjakarta dari golongan B (-) atau
menengah kebawah yang berusia 30 hingga 35 tahun yang masih menggunakan
moda trasportasi umum.
2.4 Analisa Kasus
2.4.1 Faktor Pendukung
• Desain
Faktor pendukung untuk kemajuan projek ini yang pertama adalah faktor desain
terutama desain grafis karena desain merupakan komponen yang paling
mendasar untuk mengkomunikasikan informasi yang tercantum di dalam peta
tentu dengan desain yang baik dengan mengacu pada teori desain dan consumer
behaviour menjadi faktor utama untuk projek ini.
19
• Demografi
Rute Transjakarta melawati jalan - jalan protokol yang banyak melewati tempat -
tempat umum yang banyak dikenal masyarakat sehingga akan sangat mendukung
desain.
• Media
Media merupakan penunjang yang tidak akan lepas dari sebuah desain terutama
desain grafis. Media akan sangat berguna untuk mendukung projek ini yakni
media cetak dan tentu saja media digital yang menjadi faktor plus untuk
mendorong projek ini menlaju lebih jaul lagi.
2.4.2 Faktor Penghambat
• Masyarakat
Mengapa masyarakat menjadi faktor penghambat? masyarakat disini bukan
hanya sekedar masyarakat kebanyakan namun yang ingin penulis paparkan
adalah masyarakat yang hanya berorientasi verbal yang tidak begitu terpengaruh
dengan desain yang dijual kepada mereka. Masyarakat seperti ini bisa menjadi
threat atau ancaman untuk projek ini.
• Lingkungan
Faktor ini sangat fleksibel dan sangat riskan karena banyak sekali tempat umum
yang diketahui masyarakat yang ada di sekitar halte, penulis hanya mengambil
gambaran besar dari tempat tersebut yang akan dijadikan icon direktori maka
dari itu hal tersebut bisa menjadi faktor penghambat bagi desain kelak.
2.4.3 Faktor S.W.O.T
Strength
20
Design yang baik dan memudahkan bagi masyarakat untuk dapat melihat jalur tujuan
yang akan dituju dan menarik sehingga orang tidak bosan menggunakan
Transjakarta sebagai moda transportasi karena banyak media penyaring yang
digunakan.
Weakness
Keterbatasan jalur Transjakarta yang hanya mencakup wilayah wilaya yang besar
sehingga jalur yang ditunjukkan hanya itu - itu saja.
Oppurtunity
Sebagai alat alternatif penunjuk jalan juga sebagai media komunikasi untuk
mempromosikan kota Jakarta dan terlebih dapat menjadi alternativ pendorong
masyarakat untuk lebih menggunakan bus Transjakarta.
Treat
Mayoritas masyarakat jakarta dan sekitarnya hanya menggunakan Transjakarta
sebagai moda transportasi untuk pergi dan pulang kantor saja.
2.5 Tinjauan Khusus
2.5.1 Teori Grid
Grid adalah elemen dasar dalam mendesain sebuah karya dan menjadi fundamental
untuk membuat sebuah karya yang baik.
Making and Breaking the Grid oleh Timothy Samara. (2002:25) Menegaskan
beberapa macam basic grid.
• Kolom adalah kesejajaran vertikal dari type yang menciptakan perpecahan
horisontal antara margin.
• Modul adalah unit ruang individu yang dipisahkan oleh interval yang teratur,
kerika diulang di berbagai halam sehingga menciptakan kolom dan baris.
21
• Margin adalah ruang negatif antara tepi format dan konten.Margin dapat
digunakan untuk memfokuskan perhatian, berfungsi sebagai tempat
peristirahatan bagi mata, atau bertindak sebagai area untuk informasi
bawahan.
• Flowline (Aliran Garis) are allignments yang memecahkan ruang menjadi
ikatan horizontal. Flowlines membantu menuntun mata melintasi format
konten dan dapat digunakan untuk menentukan pemberhentian dan memulai
untuk teks dan gambar.
• Zona Tata Ruang adalah kelompok modul yang bersama-sama membentuk
bidang yang berbeda. Setiap bidang bisa diberi peran khusus untuk
menampilkan informasi; misalnya, horizontal panjang mungkin disediakan
untuk gambar, dan bidang di bawah ini mungkin akan disediakan untuk
serangkaian kolom teks.
• Marker merupakan indikator penempatan untuk bawahan atau teks yang
konsisten muncul.
• Grid Manuskrip secara struktural jenis grid paling sederhana. Seperti
namanya, struktur dasarnya adalah area persegi besar yang mengambil
sebagian besar halaman.
• Grid Kolom sangat fleksibel dan dapat digunakan untuk memisahkan
informasi yang berbeda.
• Grid Modular pada dasarnya adalah sebuah kotak kolom dengan sejumlah
besar flowline horizontal yang membagi kolom menjadi baris, menciptakan
kotak matriks yang disebut Modul.
• Kadang Grid Hirarki menyatukan elemen berbeda atau menciptakan
bangunan yang menentang elemen organik dalam format satu perumpamaan
seperti poster.
Dalam desain yang dikerjakan penulis banyak mendapat reverensi terutama reverensi
grid yang dapat dipergunakan, namun pada dasarnya banyak desain dipentukuan
untuk masyarakat luas yang bukan hanya masyarakat golongan A dan B yang sadar
dengan desain, namun masyarakat B- yang kurang peka terhadap desain. Sehingga
22
penulis mengambil beberapa teori bentuk grid yang simpel an rapi dengan
menggunakan Grid Kolom.
Grid Kolom merupakan basic grid yang banyak dipegunakan contohnya pada
majalah dn koran, dengan grid ini semua tata letak dapat layout dengan rapih tanpa
mengurangi esensi desain yang ada dan dengan grid ini maka penumpang busway
dapat dengan mudah memahami. Dengan hirarki yang baik maka mata tidak dibuat
lelah.
Gambar 2.2 Contoh Column Grid
(Sumber: http://www.vanseodesign.com/blog/wp-content/uploads/2011/05/column-
grid.png)
2.5.2 Teori Warna
Projek ini sangat erat hubunganny dengan warna karena warna merupakan salah satu
elemen yang sangat penting dalam peta. Penggunaan warna yang tepat akan
menghasilkan kontras yang baik, sehingga yang melihat desain tersebut dapat
membedakan sebuah objek.
23
The Complete Color Harmony oleh Tina Sutton, Brad M. Whelan. (2004:154)
Menegaskan tentang psikologi warna, sebagai berikut:
Dimulai dengan ilmu di paling sederhana, retina berfokus pada warna sinar
cahaya yang Memiliki berbagai panjang dan derajat pembiasan, refleksi dan
penyerapan tergantung pada rona. Persepsi mata pada masing-masing warna
memicu reaksi sesaat di otak dan sistem saraf otonom.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bagaimana besarnya peranan warna
pada psikologi manusia. Masing - masing warna yang diterapkan harus dapat
menarik mood seseorang untuk dapat melihat desain yang dibuat. Dari mood
tersebut maka desain dapat mengkomunikasikan lebih pada masyarakat yang
melihat.
2.5.3 Teori Tipografi
Tipografi merupakan elemen penting dalam desain karena huruf merupakan elem
pelengkap dan sangat berpengaruh untuk memberikan informasi.
Tipografi Dalam Desain Grafis oleh Danton Sihombing. (2001:58) Menjelaskan
Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal
dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif.
Dengan pemilihan huruf yang baik maka desain yang dihasilkan akan baik pula,
huruf harus memiliki tingkat keterbacaan dan legibilitas yang tinggi.
Hadirnya tipografi dalam medi visual merupakan faktor yang membedakan antara
desain grafis dan media ekspresi visual. Tipografi merupakan representasi visual deri
sebuah bentuk komunikasi verbalden merupakan properti visual yang pokok dan
aktif.
Dalam desain tipografi, legibility memiliki pengertian sebagai kualitas huruf atau
naskah dalam tingkat kemudahan untuk dibaca. tingkat keterbacaan ini tergantung
24
pada bentuk fisik huruf itu sendiri. Maka dari itu penulis memikirkan berbagai
macam bentuk huruf yang memiliki tingkat legibility yang baik karena dengan hal
tersebut dapat memudahkan keterbacaan sebuah desain dan tidak melelahkan mata.
Tipografi Dalam Desain Grafis oleh Danton Sihombing. (2001:61) menjelaskan
mengenai tata ruang antar huruf, sebagai berikut.
Interval ruang antar huruf atau kata memiliki dampak yang sangat berarti
terhadap legibility. Susunan huruf yang terlalu rapat akan mengaburkan bentuk
huruf, sedangkan susunan huruf yang terlalu renggang akan sangat
mempengaruhi kecepatan membaca.
Gambar 2.4 Font Avenir
(Sumber: Dok. Pribadi)
25
Avenir merupakan sebuah font yang memiliki struktur dan tingkat keterbacaan yang
baik dan legibilitas yang memadai dengan bentuk yang sangat bagus dan fleksibel
dalam desain.
2.5.2 Teori Sign
Penggunaan simbol dan tanda dalam pemetaan merupakan hal yang penting karena
simbol merupakan alat bantu untuk dapat mengetahui lokasi dari tempat tersebut.
Ilmu pengkajian mengenai simbol dan tanda dan pengaruhnya kepadakomunikasi
dan bahasa adalah ilmu semiotika.
The Complete Graphic Design oleh Ryan Hambre. (2008:16) Menegaskan mengenai
tiga tipe sign.
• Ikon merupakan representasi yang realistik dari objek atau benda yang
mengalami penyederhanaan bentuk dengan illustrasi maupun fotografi
dengan tujuan agar informasi dapat ditangkap dengan cepat.
• Simbol adalah tanda yang dibuat dengan sembarang tanpa kemiripan yang
jelas dengan objek atau benda sehingga hanya dapat diterjemahkan dengan
kesamaan dalam hal bahasa dan kepercayaan.
• Index adalah dimana pembaca dapat mencari sebuah informasi tertentu
dengan cepat. Dalam semiotika, index mengacu pada materi subjek atau
objek.
Penggunaan simbol dan tanda sudah sangat lama dipergunakan dan seiring dengan
perkembangan jaman simbol dan tanda sangat berpengaruh dalam memberikan
informasi dengan singkat dan mudah seperti contohnya rambu lalu - lintas.