bab 2 gambaran umum lokasi studi
TRANSCRIPT
II - 1
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
BAB IIGAMBARAN UMUM
DAERAH STUDI
2.1 Kondisi Geografi
Kabupaten Tanah Laut dengan ibukota Kabupaten di Kota
Pelaihari di batasi sebelah Barat dan sebelah Selatan oleh Laut
Jawa, sebelah Timur oleh Kabupaten Kotabaru dan sebelah Utara
oleh Kabupaten Banjar dari propinsi Kalimantan Selatan. Posisi
geografis berada pada :
1140 30’ 20’’ sampai 1150 23’ 31’’ Bujur Timur
30 30’ 33’ sampai 40 11’ 38’’ Lintang Selatan
Kabupaten Tanah Laut meliputi 9 kecamatan, yang mempunyai
luas desa, dan penduduk masing-masing :
No KecamatanLuas
Jumlah DesaJumlah
PendudukKm2 %
1 Panyipatan 336,00 9,34 10 18.556
2 Takisung 343,00 9,54 12 24.877
3 Kurau 268,50 7,46 22 22.813
4 Bati-Bati 234,25 6,51 22 28.903
5 Tambang Ulang 130,72 3,63 10 12.279
6 Pelaihari 570,05 15,85 28 60.849
7 Batu Ampar 549,55 15,28 14 18.990
8 Jorong 628,00 17,46 10 21.244
9 Kintap 537,00 14,93 14 25.742
Kab. Tanah Laut 3.597,07 100 142 61.270Sumber : BPS, Registrasi Penduduk Kab. Tanah Laut , 2002
II - 2
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
2.2 Kondisi Topografi
Ditinjau dari segi topografinya, Wilayah Kabupaten Tanah Laut
didominasi oleh dataran rendah yang landai, yang membentang
dari Barat ke Timur, mulai dari arah Selatan (Pantai Laut Jawa)
kearah Utara (pedalaman), dan bergelombang hingga bergunung
di daerah pedalaman yang berbatas dengan Kabupaten Banjar.
Secara umum dapat dikatakan bahwa topografi wilayah
Kabupaten Tanah Laut dapat di bagi atas 2 (dua) bagian besar,
yaitu :
a. Bagian selatan merupakan dataran rendah yang landai hingga
berombak. Bentangan daerah ini memanjang dari Timur ke
Barat dengan lebih melebar di bagian Barat yang terdiri dari
rawa-rawa dan daerah aliran sungai, muara sungai dan Pantai
Laut Jawa.
b. Bagian utara, merupakan daerah yang bergelombang, berbukit
dan bergunung sampai ke perbatasan dengan Kabupaten
Banjar. Pada wilayah ini terdapat beberapa puncak, yaitu :
Puncak Gunung Kemuning (750 m dpl)
Puncak Gunung Batu Karo (621 m dpl)
Puncak Gunung Batu Belerang (921 m dpl)
Puncak Gunung Kematian (951 m dpl)
Puncak Gunung Batu Mandi (901 m dpl)
Puncak Gunung Sekupang (1.051 m dpl)
Puncak Gunung Haur Bonak (744 m dpl)
Puncak Gunung Aur Bunek (1.150 dpl)
Puncak Gunung Condong (553 m dpl)
Ditinjau dari sudut ketinggian tempat (elevasi), wilayah
Kabupaten Tanah Laut dibagi 6 (enam) kelas elevasi , yaitu
kelas 0 - 7 meter, 7 - 25 meter, 25 - 100 meter, 100 - 500 meter,
II - 3
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
500 – 1000 meter dan diatas 1000 meter. Kelas ketinggian
(elevasi) lahan yang paling luas di Kabupaten Tanah Laut adalah
kelas elevasi 0 - 7 meter dpl, yaitu mencapai 58.240 Ha (15.6 %
dari luas daratan). Sedangkan kelas ketinggian yang paling kecil
luasnya adalah kelas elevasi di atas 1.000 meter dpl, yaitu
13.661 Ha (3,7% dari luas daratan). Kelas elevasi ketinggian 0-7
meter dpl terdapat di seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan
Batu Ampar dan Kecamatan Tambang Ulang sedangkan kelas
elevasi ketinggian di atas 500 meter terdapat di Kecamatan
Kintap, Jorong, Pelaihari dan Bati-Bati.
2.3 Kemiringan Lahan (Lereng)
Kemiringan/kelerengan suatu lahan berkaitan dengan kepekaan
tanah terhadap erosi tanah, Semakin tinggi/terjal lerengnya maka
tanah semakin peka terhadap erosi. Bila dilihat dari kemiringan
tanahnya, wilayah Kabupaten Tanah Laut dapat dibedakan dalam
6 (enam) kelompok, yaitu sebagai berikut :
a. 0 – 3 %, sebagian besar tersebar di wilayah Timur
membentang dari bagian Barat hingga Timur, mulai dari
Selatan (pantai) ke Utara (pedalaman) dengan luas 250.460 Ha
(67,16 % dari luas total daratan)
b. 3 – 8 %, sebagian besar tersebar di wilayah bagian Tengah,
membentang dari bagian Barat hingga Timur, dengan luas
44.830 Ha (12,02 % dari luas total daratan).
c. 8 – 15 %, sebagian besar tersebar di wilayah bagian Tengah,
membentang dari bagian Barat hingga Timur, dengan luas
31.600 Ha (8,47 % dari luas total daratan).
d. 15 – 25 %, sebagian besar tersebar di wilayah bagian Tengah,
membentang dari bagian Barat hingga Timur, dengan luas
21.805 Ha (5,85 % dari luas total daratan).
II - 4
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
e. 25 – 40 %, sebagian besar tersebar di wilayah bagian Tengah
dan Utara, membentang dari bagian Barat hingga Timur,
dengan luas 10.690 Ha (2,87 % dari luas total daratan).
f.> 40 %, sebagian besar tersebar di wilayah bagian Tengah dan
Utara, membentang dari bagian Barat hingga Timur, dengan
luas 13.545 Ha (3,63 % dari luas total daratan).
Terlihat bahwa wilayah Kabupaten Tanah Laut didominasi oleh
kelas lereng 0 – 3% yaitu sebesar 77,80% dari luas total wilayah
daratan. Kelas lereng tersebut selain potensial untuk tanaman
pangan lahan basah (padi sawah) berpotensi juga untuk
perikanan tambak bagi wilayah yang ada di sepanjang pantai.
2.4 Kondisi Geologi
Berdasarkan tinjauan terhadap peta geologi Propinsi Kalimantan
Selatan di Kabupaten Tanah Laut berumur antara mesozoik,
tersier dan kuarter.
Secara fisiografis Kabupaten Tanah Laut terletak di bagian ujung
Barat Daya Pegunungan Meratus dan di bagian Selatan Cekungan
Barito dan Anak Cekungan Asam-Asam. Pegunungan Meratus
terutama ditempati oleh batuan pra tersier, sedangkan Cekungan
Barito dan Anak Cekungan Asam-Asam ditempati oleh batuan
sediment tersier.
Morfologi wilayah di Kabupaten Tanah Laut dapat dibagi menjadi
4 (empat) satuan morfologi yaitu Satuan Morfologi Dataran,
dataran bergelombang, perbukitan dan pegunungan. Satuan
Morfologi Dataran menempati bagian ujung Selatan dan ujung
Barat. Ketinggian berkisar antara 0 – 10 m dpl. Satuan ini berupa
endapan alluvium rawa dan pantai yang tersusun dari batuan
sediment kwarter. Satuan Morfologi Dataran Bergelombang
menempati bagian Barat dan Selatan, yaitu sekitar jalur jalan raya
II - 5
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
Bati-bati – Pelaihari – Asam-asam; Pelaihari – Batakan dan
Pelaihari – Takisung. Ketinggian berkisar antara 10 – 50 m dpl.
Satuan ini tersusun oleh batuan sediment kwarter dan tersier.
Satuan Morfologi Perbukitan menempati bagian tengah
merupakan kaki dari Pegunungan Meratus. Ketinggian berkisar
antara 50 – 250 m dpl. Satuan ini tersusun oleh batuan metamorf
dan sediment serta sebagian kecil batuan beku. Satuan Morfologi
Pegunungan menempati bagian Utara, dicirikan oleh lereng yang
terjal dengan ketinggian puncak lebih dari 250 m dpl. Beberapa
puncaknya seperti Gunung Kematian (951 m dpl), Gunung Batu
Belerang (921 m dpl), Gunung Batu Karo (621 m dpl).
2.5 Jenis Tanah
Jenis Tanah yang ada di Wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah
jenis tanah podsolik, latosol, alluvial dan gleisol. Yang
mendominasi wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah jenis tanah
Alluvial, Podsolik dan Laotosol. Sedangkan jenis tanah Gleisol
hanya sebagian kecil saja, dan tersebar di 6 (enam) kecamatan,
yaitu Kecamatan Kurau, Bati-Bati, Takisung, Tambang Ulang,
Pelaihari dan Panyipatan.
Jenis tanal latosol memiliki solum tanah tebal sampai sangat
tebal, kandungan bahan organic 3 – 9 %, pH tanah antara 4,5 –
6,5 yaitu dari masam sampai agak masam, struktur tanahnya
lemah dan konsistennya gembur. Secara keseluruhan tanah ini
mempunyai sifat fisika dan sifat kimia yang baik, sehingga
produktivitas lahannya sedang sampai tinggi, menempati areal
seluas 108.780 Ha (29,17 % dari luas daratan seluruhnya).
Jenis tanah Alluvial disebut juga sebagai tubuh tanah endapan,
kandungan bahan organiknya rendah, reaksi tanahnya masam
sampai netral, struktur tanahnya pejal atau tanpa struktur dan
II - 6
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
konsistensinya keras waktu kering, teguh waktu lembab,
kandungan unsur haranya relatif kaya dan banyak tergantung
pada bahan induknya. Secara keseluruhan tanah alluvial
mempunyai sifat fisika kurang baik sampai sedang, sifat kimia
sedang sampai baik, sehingga produktivitas tanahnya sedang
sampai tinggi, menempati areal seluas 120.290 Ha (32,26 % dari
luas lautan).
Jenis tanah podsolik memiliki solum tanah yang paling tebal yaitu
90 – 180 cm, tekstur tanahnya lempung berliat hingga liat,
konsistensinya gembur di bagian atas dan teguh di lapisan bawah,
kandungan bahan organiknya kurang dari 5 %, kandungan unsure
hara tanaman rendah, reaksi tanah (pH) sangat masam sampai
sangan masam yaitu 4 – 5,5. Secara keseluruhan tanah ini
memiliki sifat kimia kurang baik, sifat fisika tidak mantap karena
sifat agregratnya kurang baik, sehingga mudah terkena erosi.
Produktivitasnya adalah rendah sampai sedang, menempati areal
satuan 123.010 Ha (32,98 % dari luas total daratan)
2.6 Tekstur Tanah
Tekstur tanah di wilayah Kabupaten Tanah Laut diklasifikasikan
menjadi 3 (tiga), yaitu tekstur halus (lempung berliat hingga liat),
tekstur sedang (lempung sampai lempung liat berdebu) dan
tekstur kasar (lempung berpasir sampai berkerikil). Tekstur tanah
akan berpengaruh terhadap kesuburan fisik tanah, kemampuan
menyerap dan menyimpan air dan kepekaan terhadap erosi
Sifat tanah yang bertekstur halus baik untuk budidaya maupun
non budidaya. Pada tanah yang bertekstur halus semua tanaman
dapat tumbuh dengan baik dan tahan terhadap erosi. Sedangkan
pada tanah yang bertekstur sedang tanaman masih dapat
tumbeuh dengan baik, tetapi harus dengan perlakuan khusus
II - 7
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
untuk mencegah erosi, karena bertekstur sedang lebih peka
terhadap erosi. Tanah dengan tekstur kasar memerlukan air
sangat tinggi, sehingga daya simpan airnya sangat rendah,
akibatnya kurang cocok untuk tanaman pangan lahan kering.
Pada umumnya tanah di Kabupaten Tanah Laut ini bertekstur
sedang yang meliputi jenis tanah alluvial, latosol dan podsolik
yaitu 297,285 Ha (79,91 % dari luas total daratan), tanah
bertekstur halus meliputi jenis tanah gleisol dan podsonik seluas
46.750 Ha (12.54 % dari luas total daratan) dan tanah yang
bertekstur kasar meliputi jenis tanah alluvial seluas 28.915 Ha
(7.75 % dari luas total daratan). Dengan demikian, di Kabupaten
Tanah laut sedikitnya terdapat 28.915 Ha (7.75 % dari luas total
daratan) mempunyai kendala dalam pengembangan kawasan
budidaya dengan faktor pembatas tekstur tanah yang kasar.
2.7 Kedalaman Efektif Tanah
Kedalaman efektif tanah di wilayah Kabupaten Tanah Laut di
klasifikasikan kedalam 4 (empat) kelas kedalaman efektif tanah
yaitu dalam (lebih dari 90 cm) sedang (80 – 90 cm), dangkal (30 –
60 cm) dan sangat dangkal (kurang dari 30 cm). Kedalaman
efektif tanah akan berpengaruh terhadap wilayah perakaran
tanaman, jenis tanaman/tumbuhan dan tegakan tanaman.
2.8 Kondisi Sumber Daya Air
Di Kabupaten Tanah Laut keadaan hidrologi atau sumber daya air
dapat dikelompokkan atas 3 (tiga) bagian, yaitu :
a. Sungai atau Danau
Keadaan hidrologi sungai dan danau sebagai sumber daya air
permukaan di Kabupaten Tanah Laut atas sungai-sungai besar
II - 8
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
dan kecil yang bermuara di Laut Jawa. Sungai-sungai besar
antara lain Sungai Maluka (640 Km2), Sungai Tabanio (770
Km2), Sungai Sabulur (190 Km2), Sungai Sawarangan (580
Km2). Fungsi-fungsi sungai tersebut adalah untuk sumber air
minum, pengairan, usaha perikanan dan sebagai sarana
transportasi antara daerah/daerah timur dengan daerah-
daerah Barat di Kabupaten Tanah Laut. Adapun danau-danau
(rawa) yang terdapat di Kabupaten Tanah Laut yaitu Rawa
Benua Raya (6.600 Ha), Rawa Panjaratan (2.500 Ha) dan Rawa
Sanipah (5.600 Ha). Pada musiman hujan terdapat wilayah
yang terkena banjir, baik terus menerus tergenang maupun
tergenang secara periodik. Wilayah yang selalu tergenang
adalah daerah Benua Raya dan Panjaratan.
b. Air Tanah
Kedalaman air tanah di suatu wilayah antara lain ditentukan
oleh tinggi wilayah dari permukaan laut, jenis batuan induk dan
sebagainya. Wilayah Kabupaten Tanah Laut tersusun dari
batuan induk yang bervariasi dan terletak pada ketinggian 0 –
1000 m dpl. Oleh sebab itu kedalaman air tanahnya akan
bervariasi, dari dangkal (daerah pantai hingga perbukitan dan
pegunungan).
c. Curah Hujan
Curah hujan sebagai faktor fisik bersifat dinamis karena di
pengaruhi oleh waktu. Curah hujan dimasukkan sebagai faktor
fisik karena besar kecilnya curah hujan akan mempengaruhi
faktor fisik yang lain, seperti menyebabkan terjadinya erosi,
adanya genangan air pada daerah-daerah tertentu. Dengan
pengaruh kedua faktor fisik tersebut sekaligus akan
II - 9
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
mempengaruhi tindakan budidaya baik terhadap teknik
pengolahan tanah maupun pemilihan jenis komoditi yang akn
dibudidayakan dalam bidang pertanian.
Kabupaten Tanah Laut termasuk daerah beriklim tropis bash
karena tidak terdapat perbedaan musim yang jelas. Hujan
turun merata sepanjang tahun denga bulan-bulan relatif basah
antara Bulan Desember – Februari dan bulan-bulan relatif
kering antara bulan Juni – Agustus. Berdasarkan hasil
penelitian antara 1915 – 1941, curah hujan bagian
Timur/pantai sebesar 2,324 mm/tahun dengan rata-rata hari
hujan 150 hari/tahun dan di bagian Barat sampai dengan
perbatasan kabupaten. Curah hujan berkisar antara 2.500 –
3.000 mm/tahun dan di wilayah Timur berkisar antara 2.000 –
2.500 mm/tahun.
Berdasarkan data curah hujan rata-rata bulanan dan
perhitungan evapotranspilasi bulanan, maka Kabupaten Tanah
laut setiap bulannya tidak mengalami kekurangan air.
Tanaman tahunan tidak memerlukan adanya air irigasi pada
bulan-bulan yang water balance-nya kurang dari 100 mm akan
mengalami kekurangan air.
2.9 Kependudukan
Penduduk kabupaten Tanah Laut tahun 2002 berjumlah 234.253
jiwa dan jumlah rumah tangga adalah 61.270 rumah tangga.
Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanah Laut per
tahun adalah 0,333 persen.
Kepadatan penduduk per km2 di kabupaten Tanah Laut adalah 64
jiwa per km2, dimana Kecamatan Bati-Bati adalah yang terpadat
dengan 123 jiwa per km2 disusul Kecamatan Pelaihari 106 jiwa
per km2, sedangkan Kecamatan Jorong dan Batu Ampar yang
II - 10
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
terjarang penduduknya yaitu 34 jiwa per km2. Secara garis besar
banyaknya desa/kelurahan, rumah tangga dan penduduk
Kabupaten Tanah Laut disajikan pada Tabel 2.1. dan rata-rata
banyaknya penduduk tiap desa/kelurahan, rumah tangga
disajikan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.1Banyaknya Desa/Kelurahan, Rumah Tangga dan
Penduduk Kabupaten Tanah Laut
BanyaknyaNo Kecamatan Desa/ Rumah Penduduk
Kelurahan Tangga (Jiwa) 1. Panyipatan 10 4.755 18.5562. Takisung 12 6.314 24.8773. Kurau 22 5.677 22.8134. Bati-Bati 22 7.733 28.9035. Tambang Ulang 10 3.187 12.2796. Pelaihari 28 16.013 60.8497. Batu Ampar 14 5.039 18.9908. Jorong 10 5.703 21.2449. Kintap 14 6.849 25.742
Kab. Tanah Laut 142 61.270 234.253
Sumber : BPS, Registrasi Penduduk Kabupaten Tanah Laut 2002
Tabel 2.2Rata-rata Banyaknya Penduduk tiap Desa/Kelurahan
Per Km2 dan Rumah Tangga setiap Kecamatan
Rata - rata Penduduk
II - 11
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
No Kecamatan Desa/ Rumah Km2
Kelurahan Tangga 1 Panyipatan 1.854 4 552 Takisung 2.073 4 343 Kurau 1.036 4 344 Bati-Bati 1.313 4 485 Tambang Ulang 1.227 4 1056 Pelaihari 2.173 4 727 Batu Ampar 1.356 4 1248 Jorong 2.124 4 769 Kintap 1.838 4 84
Kab. Tanah Laut 1.649 4 64Sumber : BPS, Registrasi Penduduk Kabupaten Tanah Laut 2002
II - 12
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
2.10 Kondisi Sosial Ekonomi
2.10.1 Pendapatan Rata-rata
PDRB perkapita atas dasar harga berlaku tahun 2000 sebesar Rp.
7.347.598,- naik dari tahun sebelumnya yaitu Rp. 6.184.505,-.
Sedangkan pendapatan regional perkapita tahun 2000 sebesar Rp.
5.823.205,- naik dari tahun sebelumnya yaitu Rp. 4.901.417,-. Hal ini
menandakan bahwa tingkat produktivitas dan tingkat kemakmuran
masyarakat Tanah Laut saat ini terjadi peningkatan yang cukup
berarti. Secara garis besar PDRB perkapita atas dasar harga berlaku
dan pendapatan regional perkapita disajikan pada Tabel 2.3.
Masyarakat Kabupaten Tanah Laut secara umum bermata
pencaharian di bidang pertambangan dan penggalian, yaitu dengan
120 % disusul bidang jasa lainnya seperti perdagangan, industri
pengolahan, pengangkutan/ telekomunikasi. Sedangkan mata
pencaharian pertanian hanya menempati 93,19 % lebih kecil
dibandingakan dengan bidang usaha lainnya. Tingkat pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Tanah Laut disajikan pada Tabel 2.4.
Banyaknya perusahaan industri formal di Kabupaten Tanah laut
adalah 113 buah dan perusahaan industri non formal adalah 2.172
buah dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 6.067 orang.
Secara garis besar data-data tersebut ditunjukkan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.3PDRB Perkapita atas dasar Harga Berlaku
dan Pendapatan Regional 1997-1999
No Tahun PDRB Atas Dasar PendapatanHarga Berlaku Regional
1. 1997 1.718.316 357.505.9572. 1998 1.484.854 311.396.8743. 1999 1.449.036 308.684.693
Sumber : BPS Kabupaten Tanah Laut 2001
II - 13
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
Tabel 2.4.Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan Kabupaten Tanah Laut 1997-1999
No Lapangan Usaha 1997 1998 1999
1. Pertanian 99.37 85.17 93.19
2. Pertambangan dan Penggalian 112.06 364.59 120.00
3. Industri Pengolahan 105.22 88.02 102.88
4. Listrik, Gas dan Air Minum 107.79 103.51 113.26
5. Bangunan 97.94 70.79 106.18
6. Perdagangan, Restoran dan hotel 94.34 104.14 108.13
7. Pengangkutan dan Komunikasi 113.84 83.74 104.87
8. Bank dan Lembaga Keuangan 104.06 91.71 100.59
9. Jasa-jasa 103.85 75.89 104.64
Produk Domestik Regional 100 100 100
Bruto Sumber : BPS Kabupaten Tanah Laut 2001
Tabel 2.5.Banyaknya Usaha Industri Formal dan Non Formal Tenaga
Kerja Tahun 2001
Jenis IndustriUnit Usaha
Tenaga KerjaFor Non Jummal Formal Lah (orang)
1. Industri Hasil Pertanian dan 65 4.050 4.070 10.155
Kehutanan (IHPK)
2. Industri Logam Mesin dan 25 995 1.020 2.349
Kimia (ILMK)
3. Industri Aneka (IA) 3 40 43 67
Kabupaten Tanah Laut 113 2.172 2.286 6.067
Sumber : BPS KabupatenTanah Laut 2001
II - 14
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
2.10.2 Prasarana dan Sarana
1. Jalan
Guna menunjang kelancaran lalu lintas sekaligus perekonomian
daerah Kabupaten Tanah Laut, terlihat bahwa pada tahun 2000
tercatat sarana jalan dengan panjang jalan negara sepanjang 136
km, jalan propinsi 32 dan jalan kabupaten 689 km.
2. Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Jumlah pelanggan PLN selama tahun 2000 tercatat sebanyak
27.454 pelanggan dimana pelanggan terbanyak terdapat pada
pelanggan rumah tangga sebanyak 25.977 pelanggan atau 94,62
%.
3. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Jumlah pelanggan PDAM akhir tahun 2000 tercatat sebanyak 4.206
pelangan meningkat sebesar 11,00 % dari tahun sebelumnya.
Total produksi air minum adalah 915.191 m3 dan konsumsi rata-
rata air bersih penduduk Kota Tanah Laut sebesar 99,5
liter/orang/hari untuk sambungan rumah tangga, 26 m³/unit/bulan
Hidran Umum.
2.10.3 Kesehatan
Air dengan kualitas dan kuantitas yang cukup sangat penting untuk
menghindari terjadinya ancaman atau bahaya terhadap kesehatan
masyarakat. Hal tersebabkan 2 (dua) hal, pertama air sangat dekat
dengan manusia karena penggunaannya yang sangat luas dalam
aktifitas dan kegiatan manusia; kedua karena di dalam air dapat
terkandung mikroorganisme dan kuman-kuman penyakit yang
berbahaya (mikroorganisme pathogen) yang dapat menyebabkan
manusia terinfeksi penyakit.
II - 15
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
Kualitas air yang jelek (tidak laik minum) dan kurangnya jumlah air
yang dikonsumsi bisa mengakibatkan berbagai macam penyakit.
Penyakit yang terjadi akibat kualitas dan kuantitas air yang kurang
yang tercatat di Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan yaitu penyakit
diare, dengan jumlah penduduk yang terkena diare terutama di musim
kemarau yang tercatat di 14 Puskesmas di Kabupaten Tanah Laut ada
841 jiwa, dengan jumlah penderita terbanyak di kecamatan Pelaihari
135 jiwa dan terkecil di kecamatan Takisung.
2.11 Kondisi Eksisting Penyediaan Air Bersih
2.11.1 Wilayah Pelayanan PDAM
PDAM Kabupaten Tanah Laut memiliki tujuh cabang/unit wilayah baik
di pusat kota maupun di Ibukota Kecamatan yang terdiri dari :
No Wilayah Pelayanan Tahun Dibangun
1. BNA Pelaihari 1983a. Instalasi IPA Bajuinb. Instalasi Air terjun bajuinc. Instalasi sumur bor (Deep Will) Parit Mas & Angsau- Kota Pelaihari
2. IKK Panyipatan 1991 - Kecamatan Panyipatan
3. IKK Batu Ampar 1991 - Kecamatan Batu Ampar
4. IKK Jorong 1993 - Kecamatan Jorong
5. IKK Bati-Bati 1992 - Kecamatan Bati-Bati
6. IKK Takisung 2000 - Kecamatan Takisung
Sumber : Corporate Plan PDAM Tanah Laut, 2001 – 2005
II - 16
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
2.11.2 Persentase Penduduk Terlayani PDAM
Cakupan Pelayanan PDAM/IK Kabupaten Tanah Laut umumnya daerah
terdekat dengan instalasi pengolahan air (IPA), atau ibukota
kecamatan masing-masing IKK. Persentase penduduk Kabupaten
Tanah laut yang sudah terlayani perpipaan PDAM sebesar 13,03.
Secara rinci persentase pelayanan PDAM/IKK seperti tertera sebagai
berikut :
No.
PDAM/IKKJumlah
PendudukJumlah
TerlayaniProsentase
1. BNA Pelaihari 60.293 17.570 29,14
2. IKK Penyipatan 18.535 1.670 9,00
3. IKK Batu Ampar 18.852 1.351 7,17
4. IKK Bati-Bati 29.143 4.653 19,96
5. IKK Jorong 21.241 1.722 8,11
6. IKK Takisung 24.845 850 3,42
Jumlah 213.440 27.816 13,03
Sumber : Corporate Plan PDAM Tanah Laut, 2001 – 2005
2.11.3 Sumber Air Baku
Sumber air baku yang digunakan di PDAM Tanah Laut pada umumnya
adalah air permukaan dari air sungai Tabonio, sungai Pandahan,
sungai Jorong dan sungai-sungai lainnya. Selain itu sumber air baku
lainnya diambil dari air tanah dalam (sumur bor) dan air gunung.
Secara rinci sumber air baku yang digunakan PDAM kabupaten Tanah
Laut seperti tertera sebagai berikut :
II - 17
LAPORAN PENDAHULUANPEMBUATAN DED IKK KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT
No PDAM/IKKSumber Kapasitas Sistem
Air (Lt/dt) Pengambilan
1. BNA Pelaihari Sei. Tabonio 25 PompaAir tanah dalam 2 + 3 PompaAir Terjun Bajuin 15 Grafitasi
2. IKK Panyipatan Air gunung Birah dan 5 + 5 GrafitasiAir gunung Kauyuhan
3. IKK Batu Ampar Air gunung Paikat 5 + 5 Grafitasi
4. IKK Bati-Bati Sei. Pandahan 10 Pompa
5. IKK Jorong Sei. Jorong 5 + 5 Pompa
6. IKK Takisung Bendung Sungai 5 PompaTakisung
Jumlah 90 L/dtSumber : Corporate Plan PDAM Tanah Laut, 2001 – 2005
2.11.4 Sarana Penyediaan Air Bersih Pedesaan
Sarana air bersih pedesaan menggunakan teknik teknologi yang
dikelola oleh masyarakat setempat dengan dibantu oleh PDAM.
Sarana-sarana tersebut antara lain :
1. Terminal Air
2. Hidran Umum
3. Gapura (Tandon Air)
4. Sumur Gali
5. Sumur Bor