bab 2 aset financial yang tersedia untuk investor

10
BAB II ASET FINANCIAL YANG TERSEDIA UNTUK INVESTOR A. Mengelompokkan Aset Finansial Penekanan pada bab ini adalah mengenai aset financial yaitu klaim financial pada pihak yang mengeluarkan sekuritas. Klaim tersebut adalah sekuritas yang dapat diperdagangkan dapat dijual dalam berbagai pasar. Pada dasarnya, rumah tangga memiliki tiga pilihan yang dapat dipertimbangkan untuk tujuan berjaga-jaga yaitu : Memegang kewajiban dari perantara yang konvensional seperti bank, koperasi, asuransi; Memegang sekuritas yang bersifat langsung seperti saham dan obligasi; Memegang sekuritas yang bersifat tidak langsung seperti mutual fundsatau dana pensiun. Sejak berakhirnya Perang Dunia II minat rumah tangga beralih dari kegiatan investasi secara langsung pada kegiatan investasi secara tidak langsung. Kegiatan investasi secara tidak langsung merupakan alternatif yang sangat penting bagi investor dan menjadi sangat pouler bagi investor individual dalam beberapa tahun ini. Tingginya minta terhadap investasi yang bersifat tidak langsung juga terjadi pada AS dan Indonesia, dimana sekuritas berupa dana pensiun yang paling banyak dinikmati. 1. Kegiatan Investasi secara Langsung Dalam kegiatan investasi secara langsung, kegiatan investor tidak hanya terbatas pada menjual dan membeli sekuritas saja, tetapi juga memegang kendali langsung. Dalam diskusi ini akan dibahas bentuk investasi secara langsung berupa sekuritas yang dapat diperdagangkan yang diklasifikasikan dalam tiga jenis pasar yaitu pasar uang, pasar modal, dan pasar derivatif. Secara sederhana sebagai contoh, berikut akan disajikan jenis dari aset finasial di Indonesia : 1

Upload: kira-jd-yamato

Post on 29-Nov-2015

298 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

Bab 2 Aset Financial Yang Tersedia Untuk Investor

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 Aset Financial Yang Tersedia Untuk Investor

BAB IIASET FINANCIAL YANG TERSEDIA UNTUK INVESTOR

A. Mengelompokkan Aset Finansial

Penekanan pada bab ini adalah mengenai aset financial yaitu klaim financial pada pihak yang mengeluarkan sekuritas. Klaim tersebut adalah sekuritas yang dapat diperdagangkan dapat dijual dalam berbagai pasar. Pada dasarnya, rumah tangga memiliki tiga pilihan yang dapat dipertimbangkan untuk tujuan berjaga-jaga yaitu : Memegang kewajiban dari perantara yang konvensional seperti bank, koperasi,

asuransi; Memegang sekuritas yang bersifat langsung seperti saham dan obligasi; Memegang sekuritas yang bersifat tidak langsung seperti mutual fundsatau dana

pensiun.Sejak berakhirnya Perang Dunia II minat rumah tangga beralih dari kegiatan investasi secara langsung pada kegiatan investasi secara tidak langsung. Kegiatan investasi secara tidak langsung merupakan alternatif yang sangat penting bagi investor dan menjadi sangat pouler bagi investor individual dalam beberapa tahun ini. Tingginya minta terhadap investasi yang bersifat tidak langsung juga terjadi pada AS dan Indonesia, dimana sekuritas berupa dana pensiun yang paling banyak dinikmati.

1. Kegiatan Investasi secara Langsung

Dalam kegiatan investasi secara langsung, kegiatan investor tidak hanya terbatas pada menjual dan membeli sekuritas saja, tetapi juga memegang kendali langsung. Dalam diskusi ini akan dibahas bentuk investasi secara langsung berupa sekuritas yang dapat diperdagangkan yang diklasifikasikan dalam tiga jenis pasar yaitu pasar uang, pasar modal, dan pasar derivatif. Secara sederhana sebagai contoh, berikut akan disajikan jenis dari aset finasial di Indonesia : Kegiatan Investasi secara Langsung :

Sekuritas yang Tidak Diperjualbelikan : deposito dan tabungan Sekuritas yang Diperjualbelikan pada Pasar Uang : SBI, commercial paper,

repurchase agreement, dsb. Sekuritas yang Diperjualbelikan pada Pasar Modal: SUN, ORI, saham biasa,

saham preferen, dsb. Sekuritas yang Diperjualbelikan pada Pasar Derivatif: hak opsi dan kontrak

masa depan untuk komoditas tertentu. Kegiatan Investasi secara Tidak Langsung : unit dana investasi, close end,

exchange trade fund, dsb

2. Kegiatan Investasi secara Langsung

Sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab I, investor juga perlu memiliki perspektif secara global dalam membuat keputusan investasi. Alternatif investasi yang akan dianalisis dalam bab ini adalah investasi yang tersedi dalam pasar uang, saham, obligasi, dan investasi lain yang tersedia di luar negeri dari perspektif investor dari AS.

1

Page 2: Bab 2 Aset Financial Yang Tersedia Untuk Investor

B. Aset Finansial yang Tidak Diperdagangkan

Aset finansial yang tidak diperdagangkan (non-marketable financial assets) merupakan bentuk investasi yang paling sederhana karena investasi tersebut hampir dimiliki setiap orang. Karakteristik yang berbeda dari aset ini adalah adanya transaksi yang bersifat personal antara pemilik investasi dan penerbit investasi. Jenis investasi ini bersifat aman karena adanya penjaminan, seperti contohnya di Indonesia adalah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Jenis investasi ini juga merupakan instrumen dalam mencapai tingkat likuiditas tertentu, dimana likuiditas sendiri merupakan tingkat kemudahan dan seberapa cepat sebuah aset untuk dikonversikan menjadi kas.

C. Sekuritas Pasar Uang

Sekuritas dalam pasar uang memiliki beberapa karakteristik antara lain berjangka pendek, tingkat likuiditasnya yang tinggi, merupakan instrumen utang yang bersiko rendah dan dikeluarkan oleh Pemerintah. Pasar Uang sendiri didominasi oleh institusi keuangan seperti Bank dan Pemerintah. Beberapa instrumen dalam pasar ini bersifat negotiable dan diperdagangkan secara aktif, namun beberapa diantaranya bersifat sebaliknya. Beberapa investor melakukan investasi dalam bentuk instrumen di pasar uang secara langsung, namun beberapa yang lain tidak seperti itu. Investor yang dalam pasar uang melakukan investasi secara tidak langsung melakukannya melalui Mutual Funds yaitu perusahaan yang mengurusi kepemilikan investasi dan melakukan pengelolaan portofolio yang dimiliki investor.

1. Treasury Bill (Sertifikat Bank Indonesia).

Treasury Bill atau SBI merupakan sekuritas yang paling populer dalam pasar uang karena menawarkan sebuah benchmark. SBI merupakan sekuritas yang bebas resiko sehingga menjadi sebuah proxy untuk mengukur tingkat pengembalian kepada investor yang bebas resiko. SBI ditatawarkan melalui pelelangan dan dijual pada harga tertentu yang disebut nilai nominal dengan nilai minimal Rp 100 juta. SBI akan dilunasi sebesar nilai nominalnya sehingga ada keuntungan dari tingkat suku bunga efektif pada saat dibelinya SBI tersebut. Beberapa formula perhitungan yang berkaitan dengan SBI ini adalah :

Tingkat Diskonto

=Nilai Nominal-Harga Beli

x360

Nilai Nominal Jangka waktu (dalam hari)

Tingkat Keuntungan

Investasi=

Nilai Nominal-Harga Belix

365

Harga Beli Jangka waktu (dalam hari)

2. Tingkat Suku Bunga pada Pasar Uang

Tingkat suku bunga pada pasar uang cenderung bergerak secara bersamaan dan perbedaaan antara satu suku bunga dengan suku bunga yang lain dalam masa jatuh tempo yang sama tidak terlau jauh. Dengan sifatnya yang bebas resiko, instrumen

2

Page 3: Bab 2 Aset Financial Yang Tersedia Untuk Investor

pada pasar uang merupakan instrumen yang memiliki tingkat suku bunga paling rendah diantara pasar keuangan yang lainnya.

D. Fixed-Income Securities

Pasr modal mencakup fixed-income securities dan equity securities dengan waktu jatuh tempo lebih dari satu tahun. Resiko yang ada pada pasar modal lebih tinggi daripada resiko di pasar uang karena waktu jatuh tempo yang lebih tinggi dan sifat dari sekuritas dalam pasar modal itu sendiri. Namun demikian, dalam beberapa hal, kemampuan sekuritas di pasar modal untuk dijual kembali lebih rendah daripada sekuritas di pasar uang. Pembahasan akan dimulai pada Fixed-Income Secuities yaitu sekuritas yang memiliki waktu dan jumlah tingkat pengembalian tertentu, dalam hal ini adalah Obligasi (Bonds).

1. Obligasi (Bonds)

Obligasi merupakan instrumen utang jangka panjang yang memuat kewajiban kontraktual dari pihak yang menerbitkan obligasi tersebut. Obligasi merupakan fixed-income securities karena adanya pembayaran berupa bunga dan pembayaran pokok. Pembayaran bunga pada obligasi didasarkan pada satu tingkat suku bunga yang telah disepakati di awal. Dalam hal pemilik obligasi ingin menjual obligasinya, kas yang diperoleh akan bergantung pada suku bunga pada saat itu. Dalam hal penerbit obligasi tidak mampu untuk membayar bunga atau pokok pada pemilik obligasi, maka azaz hukum diberlakukan berupa penerbit obligasi dinytakan mengalami kebangkrutan.

a. Karaktersitik Obligasi Karaktersitik utama dari obligasi adalah nilai par atau nilai nominal, atau nilai pokok obligasi yang harus dilunasi. Di Indonesia sebagian besar obligasi memiliki nilai nominal tidak kurang dari Rp 1 juta. Selain itu karakteristik lainnya dari obligasi adalah tanggal jatuh tempo pembayaran pokok dan bunga serta tingkat suku bunga. Adapun periode pembayaran dari sebagian besar obligasi adalah semesteran.

b. Harga Obligasi Harga obligasi dicatat sebesar persentase dari nilai nominal obligasi tersebut

c. Bunga AkrualPembayaran bunga pada obligasi didasarkan pada basis bunga akrual yaitu adanya kewajiban penerbit obligasi membayar bunga sejak pembayaran terakhir. Dengan demikian, pemilik obligasi dapat menjual obligasinya di antara periode pembayaran bunga tanpa harus kehilangan pendapatan bunga yang diperoleh dari penerbit obligasi.

d. Diskonto dan PremiumNilai jual obligasi tidak selalu sama dengan nilai nominalnya. Selisih antara nilai jual dan nilai nominal disebut diskonto atau premium. Jika selisih tersebut bernilai positif maka disebut premium dan apabila sebaliknya disebut diskonto.

e. Callable BondsBeberapa obligasi memiliki call provisions yaitu hak yang ada pada penerbit obligasi untuk melunasi obligasinya sewaktu-waktu. Namun demikian pelunasan

3

Page 4: Bab 2 Aset Financial Yang Tersedia Untuk Investor

sewaktu-waktu tersebut dikenai biaya yang terdiri atas call premium dan biaya administrasi.

f. Zero Coupon BondsZero coupon bonds adalah obligasi yang dijual tanpa kupon atau tingkat bunga tertentu, namun demikian obligasi tersebut dijual secara diskonto (dalam hal ini harga jual lebih rendah dari nilai nominal).

2. Jenis-jenis Obligasi

Di Indonesia dikenal dua jenis obligasi yaitu obligasi pemerintah dan obligasi swasta.

a. Sekuritas Pemerintah Sekuritas yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia bersifat low risk karena dijamin sepenuhnya oleh Pemerintah. Bentuk dari sekuritas pemerintah itu sendiri adalah Surat Utang Negara (SUN) yang memiliki jangka waktu 5 -15 tahun dan Obligasi Negara Ritel (ORI) yang memiliki jangka waktu 3-4 tahun. Untuk di AS, sekuritas pemerintah disebut Mortgage Backed Secutirties.

b. Municipal SecuritiesMunicipal securities adalah instrumen yang diterbitkan oleh negara bagian, kabupaten, kota/kotamadya, dan entitas politis lainnya selain Pemerintah Pusat.

c. Obligasi SwastaSelain pemerintah, terdapat obligasi yang dikeluarkan oleh pihak swasta. Obligasi yang dikeluarkan oleh pihak swasta juga sering disebut Senior Securities atau dikenal juga sebagai saham preferen yang memiliki hak dividen dan keistimewaan apabila emitem mengalami kebangkrutan dan dilikuidasi. Selain itu juga dikenal istilah Debenture yaitu bentuk obligasi yang memiliki resiko tinggi. Di AS, terdapat jenis atau varian baru dari obligasi swasta yaitu Direct Access Notes (DANs) yaitu instrumen dengan nilai nominal $ 1.000 yang memiliki tingat bunga yang tetap dan waktu jatuh tempo yang berkisar 9 bulan sampai 30 tahun. Isitlah convertible bonds dikenal sebagai jenis obligasi yang memiliki opsi kepada pemilik obligasi jika ingin melakukan konversi obligasinya menjadi saham biasa. Pada obligasi swasta juga dikenal peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh tiga agensi di AS yaitu S&P Corporation, Moody’s Investor Service Inc., dan Fitch Inc. dan di Indonesia yaitu Pefindo dan Kasnic. Peringkat ini menggambarkan pendapat terkini dari para ahli mengenai kemampuan relatif perusahaan penerbit obligasi dalam pembayaran pokok dan bunga. Kisaran peringkat dari yang paling baik adalah AAA, AA, A, BBB, dan seterusnya hingga yang terendah adalah D. Di Indonesia sendiri menurut data pada tahun 2008, dari 240 perusahaan yang menerbitkan obligasi, 75% di antaranya memiliki peringkat A atau yang lebih baik. Obligasi yang memiliki tingkat resiko yang tinggi biasa disebut dengan Junk Bonds.

3. Asset-Backed Securities

Asset-Backed Securities (ABS) merupakan bentuk dari proses sekuritisasi yaitu proses transformasi untuk merubah instrumen yang bersfifat tidak likuid dan bersiko tinggi menjadi instrumen yang lebih likuid dan berisiko lebih rendah. Untuk membuat

4

Page 5: Bab 2 Aset Financial Yang Tersedia Untuk Investor

sebuah ABS, sebuah perusahaan membuat sebuah afiliasi dan menjual sekelompok aset. Dengan trend sekuritisasi, asset-backed securities dapat berkembang sebagai institusi keuangan yang dapat melakukan sekuritisasi berbagai jenis pinjaman dengan cepat. ABS dapat dibangun ke dalam golongan-golongan yang berbeda yang dinilai berdasarkan tingkat resiko.

4. Tingkat Bunga pada Fixed-Income Securities

Tingkat suku bunga pada Fixed-Income Securities berfluktuasi dari tahun ke tahun dengan nilai inflasi yang diharapkan dan kondisi permintaan-penawaran dari instrumen jangka panjang.

E. Equity Securities

Berbeda dari fixed-income securities, bentuk imbalan yang ditawarkan oleh equity securities berupa kepemilikan atau kepentingan dalam sebuah perusahaan

1. Saham Preferen

Klaim pada saham preferen bersifat intrmediary antara klaim pemegang obligasi dan klaim pemegang saham biasa. Sebagai sebuah equity securities, saham preferen memiliki jangka waktu yang tidak menentu dan menerima dividen, sedangkan sebagai sebuah fixed-income securities, saham preferen menerima dividen yang jumlahnya tetap. Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit dan dilikuidasi, pembayaran kepada pemegang obligasi paling didahulukan disusul pemegang saham preferen dan selanjutnya pemegang saham biasa. Sebagian besar saham preferen yang beredar memiliki variable-rate preferred yang artinya mengikuti tingkat suku bunga saat ini. Trend yang saat ini muncul ialah mengkombinasikan saham preferen dan obligasi swasta yang banyak dipasarkan pada Bursa Efek New York.

2. Saham Biasa

Saham biasa merepresentasikan kepemilikan pemegangnya pada sebuah perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki beberapa hak seperti memilih dewan direksi dan hak suara dalam RUPS. Selain itu pemegang saham biasa juga memiliki kewajiban yang terbatas dalam arti kerugian atas investasi mereka akan lebih kecil daripada modal yang ditanamkan.

a. Karakteristik Saham BiasaSaham biasa memiliki nilai par dan nilai buku. Perlu diingat nilai par meskipun nilai par merupakan nilai per lembar saham biasa, nilai par bukan merupakan variabel ekonomi yang signifikan. Nilai buku merupakan perbandingan nilai pos ekuitas pada laporan posisi keuangan (neraca) dengan jumlah saham biasa yang beredar. Selain kedua nilai tersebut juga dikenal nilai pasar yaitu nilai per lembar saham yang dijual di pasar modal.

b. Dividen Tunai Dividen tunai adalah sejumlah kas yang dibayarkan secara teratur kepada pemegang saham biasa. Beberapa istilah yang berkaitan dengan dividen adalah : Dividend Yield : perbandingan antara dividen yang dibagikan dengan harga

saham biasa

5

Page 6: Bab 2 Aset Financial Yang Tersedia Untuk Investor

Payout Ratio : perbandingan antara dividen yang dibagikan dengan laba bersihc. Bagaimana Dividen Dibayarkan

Di AS, dividen di umumkan dan dibayarkan setiap tiga bulan, meskipun beberapa perusahaan menerapkan kebijakan pembayaran dividen secara tahunan. Di Indonesia, kebijakan pembayaran dividen adalah semesteran

d. Dividen Saham dan Pemecahan SahamDividen saham merupakan bentuk pembayaran dividen berupa saham biasa, sedangkan pemecahan saham adalah perubahan nilai per lembar saham tanpa merubah struktur ekuitas sehingga saham yang beredar jumlahnya akan lebih banyak.

e. P/E Ratio (Earnings Multiplier)P/E Ratio (Earning Multiplier) adalah rasio yang mengindikasikan seberapa banyak sebuah pasar akan membayar setiap dollar dari laba. Rasio ini sering digunakan oleh investor untuk mengklasifikasikan saham dalam beberapa kategori.

3. Berinvestasi secara Internasional pada Ekuitas

Investor dari Indonesia memiliki kemungkinan untuk dapat membeli saham dari emiten luar negeri. Di AS sendiri, dikenal American Depository Receipts (ADRs) yaitu cara yang populer bagi warga AS untuk membeli kepemilikan pada perusahaan asing.

6