bab 2 · 2019-08-10 · bab 2 - perkembangan ekonomi beberapa negara dan kawasan 17 yaitu net...

74
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai 0,6%, lebih besar dibandingkan fixed investment yang hanya 0,18%. Pergerakan harga relatif melemah dan menjauhi target, mengonfirmasi konsumsi yang tertahan. Inflasi personal consumption expenditure (PCE) core 1 yang menjadi acuan menurun menjadi 1,55% yoy, dari level yang hampir mendekati target pada Desember 2018 (1,95%). Inflasi harga konsumen Maret 2019 relatif stabil sebesar 1,9%. Tekanan inflasi yang mereda sejalan dengan kenaikan upah yang moderat dan pelemahan sejumlah komponen harga seperti apparel dan energi. Tekanan inflasi yang mereda serta pertumbuhan ekonomi yang berpotensi melambat di tengah dorongan fiskal yang berkurang membuka peluang penerapan kebijakan moneter yang lebih longgar. Peranan fiskal pada perekonomian akan mereda dengan berkurangnya dampak stimulus dari program tax cut serta beban pembayaran bunga utang yang meningkat. Di 1 PCE core adalah di luar harga makanan dan energi. 2.1. Amerika Serikat Perekonomian Amerika Serikat (AS) pada triwulan awal 2019 kembali membaik meski terjadi partial government shutdown dan ketegangan perdagangan dengan negara mitra. Penutupan sebagian layanan pemerintah terlama sepanjang sejarah pada Desember 2018 dan Januari 2019 tidak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Pada TW1-19, AS justru berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,2% yoy (2 nd estimate), meningkat dari pencapaian TW4-18 sebesar 3,0%. Kinerja ekonomi tersebut dikontribusi oleh konsumsi, investasi, belanja pemerintah dan net ekspor. Meskipun membaik, kinerja perekonomian AS tersebut terindikasi ditopang faktor nonfundamental. Pada pertumbuhan ekonomi AS TW1-19 (qoq annualized) sebesar 3,1% yoy (yang naik dari 2,2% pada TW4-18), komponen konsumsi mengalami penurunan. Konsumsi berkontribusi sebesar 0,9% (TW1-19), dan dalam tren menurun sejak TW3-18 (2,37%). Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh faktor yang bersifat volatile Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan BAB 2

Upload: others

Post on 31-Dec-2019

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

17

yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi

persediaan dalam komponen investasi bahkan

mencapai 0,6%, lebih besar dibandingkan

fixed investment yang hanya 0,18%.

Pergerakan harga relatif melemah dan

menjauhi target, mengonfirmasi konsumsi

yang tertahan. Inflasi personal consumption

expenditure (PCE) core1 yang menjadi acuan

menurun menjadi 1,55% yoy, dari level yang

hampir mendekati target pada Desember

2018 (1,95%). Inflasi harga konsumen Maret

2019 relatif stabil sebesar 1,9%. Tekanan

inflasi yang mereda sejalan dengan kenaikan

upah yang moderat dan pelemahan sejumlah

komponen harga seperti apparel dan energi.

Tekanan inflasi yang mereda serta

pertumbuhan ekonomi yang berpotensi

melambat di tengah dorongan fiskal yang

berkurang membuka peluang penerapan

kebijakan moneter yang lebih longgar.

Peranan fiskal pada perekonomian akan

mereda dengan berkurangnya dampak

stimulus dari program tax cut serta beban

pembayaran bunga utang yang meningkat. Di

1 PCE core adalah di luar harga makanan dan energi.

2.1. Amerika Serikat

Perekonomian Amerika Serikat (AS)

pada triwulan awal 2019 kembali membaik

meski terjadi partial government shutdown

dan ketegangan perdagangan dengan

negara mitra. Penutupan sebagian layanan

pemerintah terlama sepanjang sejarah pada

Desember 2018 dan Januari 2019 tidak

berdampak signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi AS. Pada TW1-19, AS justru berhasil

mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar

3,2% yoy (2nd estimate), meningkat dari

pencapaian TW4-18 sebesar 3,0%. Kinerja

ekonomi tersebut dikontribusi oleh konsumsi,

investasi, belanja pemerintah dan net ekspor.

Meskipun membaik, kinerja

perekonomian AS tersebut terindikasi

ditopang faktor nonfundamental. Pada

pertumbuhan ekonomi AS TW1-19 (qoq

annualized) sebesar 3,1% yoy (yang naik

dari 2,2% pada TW4-18), komponen

konsumsi mengalami penurunan. Konsumsi

berkontribusi sebesar 0,9% (TW1-19), dan

dalam tren menurun sejak TW3-18 (2,37%).

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga

ditopang oleh faktor yang bersifat volatile

Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

BAB

2

Page 2: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

18

pemerintahan dan menunda pembayaran gaji

pegawai federal. Pertumbuhan ekonomi AS

TW1-19 di luar prediksi tumbuh meningkat

menjadi 3,2% yoy (2nd estimate), dari

pencapaian TW4-18 (3,0%), dan di atas

ekspektasi (2,8% yoy).2 Kinerja ekonomi

ditopang oleh pertumbuhan konsumsi yang

sejalan dengan perbaikan sektor tenaga kerja,

dan diikuti oleh pengeluaran pemerintah serta

net ekspor.3 Konsumsi memberikan kontribusi

terbesar (1,9%) diikuti oleh investasi (1%) dan

pengeluaran pemerintah (0,3%). Net ekspor

memberikan kontribusi yang netral (0,0%),

namun membaik dari -0,3% pada TW4-18.

Peningkatan ekspor di tengah terjadinya

perlambatan impor memperbaiki kontribusi

net ekspor pada PDB.

Sumber: Bureau of Economic Analysis

3,2

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q12013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy GDP, lhs Konsumsi Swasta, lhsPengeluaran Pemerintah, rhs Investasi, rhs

Ekspor, rhsImpor, rhs

Grafik 2.1 Pertumbuhan PDB

2 Estimasi CF April 2019.3 Pertumbuhan konsumsi TW1-19 sebesar 2,8%

yoy (naik dari 2,6% pada TW4-18), diikuti oleh pengeluaran pemerintah yang tumbuh 1,8% (naik dari 1,5%), net ekspor (-0,1% membaik dari -6,3%). Net ekspor merupakan perbaikan dari peningkatan ekspor (2,6% dari 2,3), dan penurunan impor (2,0% dari 3,4%). Sementara itu, investasi tumbuh melambat (5,5% dari 6,8%).

sektor moneter, kebijakan the Fed cenderung

bergeser menjadi lebih dovish dengan

mempertahankan Fed Fund Rate/FFR (2,25%-

2,5%) –dari rencana semula menaikkan

FFR–, patient dalam menaikkan FFR, dan ingin

mengakhiri proses pengurangan balance

sheet pada September 2019. Sejumlah pelaku

pasar bahkan memprediksi the Fed justru

akan menurunkan FFR pada 2019.

Pertumbuhan ekonomi AS

diprakirakan melambat sejalan dengan

pudarnya dorongan fiskal. The Fed pada

Maret 2019 memperkirakan pertumbuhan

ekonomi AS 2019 hanya akan mencapai

2,1% yoy dan berlanjut menurun ke 2,0%

pada 2020, lebih rendah dari pencapaian

2018 (2,9%). Sejalan dengan itu, IMF

(WEO April 2019) juga memperkirakan

pertumbuhan PDB AS akan melambat

menjadi hanya 2,3% (2019) dan 1,9%

(2020). Ekonomi AS masih akan menghadapi

risiko penurunan peran fiskal, ketidakpastian

anggaran pemerintah, produktivitas rendah

dan aging population, serta faktor geopolitik.

Ketegangan perdagangan dengan Tiongkok

yang terindikasi makin meningkat menjadi

faktor risiko terbesar bagi perekonomian AS.

Tren perbaikan ekonomi AS masih

terus berlanjut di tengah terjadinya

government shutdown pada awal tahun

dan risiko trade tension. Ekonomi tetap

tumbuh meningkat meski mengalami partial

government shutdown terlama sepanjang

sejarah yang melumpuhkan sebagian kegiatan

Page 3: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

19

Konsumsi domestik yang tertahan

terindikasi dari penjualan ritel yang

tumbuh melambat. Rerata bulanan

penjualan ritel pada TW1-19 menurun

menjadi hanya 2,9% yoy, dibandingkan

3,4% yoy pada TW4-18. Pelemahan pada

triwulan awal 2019 tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti partial government

shutdown yang menunda pembayaran gaji

pegawai federal5, penurunan real disposable

income, dan penerimaan tax refund yang

terlambat. Penurunan konsumsi juga

dipengaruhi oleh penyerapaan tenaga kerja

(change in non farm payroll) yang berkurang

akibat shutdown. Rerata NFP TW1-19 turun

menjadi 185,7 ribu orang, dari 233,3 ribu

(TW4-18). Selain itu, tingkat bunga kredit –

termasuk bunga credit card– yang meningkat

turut menurunkan kemampuan belanja

masyarakat.

Sumber: US Census Bureau

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-10

-5

0

5

10

15

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy Penjualan Kendaraan, lhs Penjualan Ritel, rhs

Grafik 2.3 Aktivitas Konsumsi

5 Partial Government Shutdown terjadi pada periode 22 Desember 2018 s.d. 25 Januari 2019 (terlama sepanjang sejarah AS) dipicu penolakan kongres atas usulan anggaran pembangunan tembok Meksiko yang diajukan Presiden Trump senilai USD5,7 miliar.

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q12015 2016 2017 2018 2019

% PCEFixed InvestmentPerubahan PersediaanNet EksporPengeluaran Pemerintah PDB (qoq annualized)

Sumber: Bureau of Economic Analysis

Grafik 2.2 Kontribusi PDB (qoq annualized)

Peningkatan pertumbuhan

ekonomi AS pada TW1-19 terindikasi

belum didukung oleh faktor fundamental

yang kuat. Hal ini terlihat dari pergerakan

komponen pendukung PDB TW1-19 yang

tumbuh 3,1% qoq annualized (naik signifikan

dari 2,2% pada TW4-18). Komponen

konsumsi telah menurun dalam tiga kuartal

terakhir menjadi hanya 0,9%, terendah

sejak TW2-18 (2,57%). Dengan pangsa

konsumsi yang cukup besar (sekitar 70%),

pelemahan konsumsi berpotensi menahan

kinerja ekonomi AS ke depan. Pertumbuhan

PDB lebih ditopang oleh faktor yang bersifat

volatile yaitu net ekspor (kontribusi 0,96%,

naik dari -0,08% pada TW4-18) dan

perubahan persediaan (0,6%, naik dari 0,11%

pada TW4-18).4 Komponen persediaan pada

investasi yang cukup mendominasi investasi

mengonfirmasi terjadinya pelemahan

konsumsi pada perekonomian AS.

4 Perubahan persediaan merupakan bagian dari komponen investasi yang makin mendominasi. Sementara kontribusi komponen fixed investment pada TW1-19 menurun menjadi hanya 0,18% (dari 0,54% pada TW4-18).

Page 4: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

20

melambat ke 57,5 (dari 59,5 pada TW4-

18). Trade tension dengan Tiongkok serta

pelemahan demand domestik dan global

menahan optimisme pelaku usaha. Namun

demikian, perlambatan ekspansi diperkirakan

tidak terjadi secara drastis. Ekonomi AS akan

mendapat dorongan dari investasi intellectual

property (research and development,

software dan information processing

equipments) yang masih terus berkembang.

Peningkatan pada sektor tersebut diharapkan

dapat mengompensasi penurunan investasi di

sektor lain, seperti pada produksi peralatan

dan mesin produksi.

Sumber: Federal Reserves

65

67

69

71

73

75

77

79

81

83

-06

-04

-02

00

02

04

06

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

%% yoyProduksi Industri, lhs Utilisasi Kapasitas, rhs

Grafik 2.4 Aktivitas Produksi

Sumber: Institute of Supply Management

45

47

49

51

53

55

57

59

61

63

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

Indeks ISM Manufacturing ISM Non-Manufacturing

Grafik 2.5 Keyakinan Bisnis

Aktivitas konsumsi diprakirakan

masih tertahan sejalan dengan

kepercayaan konsumen yang menurun.

Rerata bulanan indeks kepercayaan

konsumen pada TW1-19 turun cukup tajam

menjadi 125,8 (dari 133,6 pada TW4-18).

Penurunan tajam terjadi pada Januari 2019

menjadi hanya 91,2 (dari 98,3 pada Desember

2018), seiring meningkatnya kekhawatiran

dampak government shutdown. Penundaan

pengenaan kenaikan tarif impor terhadap

produk Tiongkok oleh AS belum dapat

menumbuhkan optimisme konsumen.

Kegiatan produksi dan sentimen

bisnis tertahan akibat melemahnya

permintaan global dan domestik. Rerata

bulanan produksi industri TW1-19 tumbuh

melambat menjadi hanya 2,9% yoy, dari

4,0% pada TW4-18. Perlambatan produksi

terjadi secara merata pada manufaktur,

pertambangan dan utilitas. Penurunan

produksi manufaktur disebabkan oleh

pelemahan permintaan global dan domestik,

kenaikan suku bunga FFR, pelemahan

ekonomi Tiongkok dan ketegangan

perdagangan dengan Tiongkok. Sejalan

dengan itu, capacity utilization juga melemah

menjadi 78,6%, cukup drastis dibandingkan

79,4% pada TW4-18.

Indeks keyakinan bisnis yang

mencerminkan rencana ekspansi

perusahaan juga tertahan. Ekspansi pada

sektor manufaktur (ISM manufaktur) TW1-

19 terjadi pada tingkatan yang lebih soft

yaitu 55,4, menurun dibandingkan 56,9

pada TW4-18. Ekspansi nonmanufaktur juga

Page 5: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

21

Pertumbuhan impor sempat terkontraksi

-0,5% yoy pada Februari 2019, lalu kembali

tumbuh positif 2,1%. Penurunan impor

cukup tajam terjadi pada produk dari

Tiongkok yang menjadi lebih mahal akibat

kenaikan tarif. Dengan kinerja perdagangan

tersebut, defisit neraca perdagangan AS

membaik dan menyempit menjadi -USD150,4

miliar, dari -USD167 miliar pada TW4-18.

Eskalasi trade tension pada TW1-

19 relatif mereda setelah AS menunda

kenaikan tarif impor pada akhir 2018

(trade truce) dan membuka ruang

dialog dengan Tiongkok. Dialog intensif

antara kedua negara besar tersebut berhasil

mencapai beberapa kemajuan. Tiongkok

bersedia membuka pasar domestik yang

lebih luas bagi produk AS, serta mengimpor

lebih banyak produk pertanian, industri dan

energi dari AS. Komitmen Tiongkok tersebut

meningkatkan ekspor AS ke Tiongkok dan

sebaliknya menurunkan impor AS dari

Tiongkok.6 Namun demikian, perundingan

dagang dua negara adidaya tersebut belum

menemukan kata sepakat untuk masalah yang

lebih struktural seperti intellectual property

protection, kewajiban transfer teknologi, dan

pencabutan subsidi industri oleh Tiongkok.

AS justru kembali menaikkan tarif dari 10%

menjadi 25% terhadap produk Tiongkok

senilai USD200 miliar, dan mengancam akan

memberlakukannya pada produk impor

6 Rerata ekspor AS ke Tiongkok pada TW1-19 membaik dengan kontraksi menyempit menjadi -19,1% yoy dibandingkan -31,5% (TW4-19). Sementara impor AS dari Tiongkok menurun menjadi -14,2% yoy (dari tumbuh 2,9% pada TW4-18).

Sumber: US Census Bureau

-15

-10

-5

0

5

10

15

-70

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoyMiliar USDTrade Balance, lhs Exports, rhs Imports, lhs

Grafik 2.6 Neraca Perdagangan

-50,0

-45,0

-40,0

-35,0

-30,0

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

-40,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3

2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy USD BioTrade Balance, rhsExports to China

Imports from China

Sumber: US Census Bureau

Grafik 2.7 Transaksi Perdagangan

AS-Tiongkok

Pelemahan permintaan global dan

domestik yang diikuti dengan pelemahan

aktivitas produksi menurunkan

pertumbuhan ekspor dan impor. Rerata

pertumbuhan ekspor TW1-19 melambat

2,3% yoy (dari 3,2% pada TW4-18). Selain

pelemahan demand global, perlambatan

pertumbuhan ekspor juga diakibatkan oleh

apresiasi USD yang mengurangi daya saing

produk AS, serta peningkatan tarif impor

Tiongkok atas produk AS. Kinerja impor juga

melambat pada TW1-19 dengan tumbuh

hanya 1,1% yoy, dari 5,2% pada TW4-18.

Page 6: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

22

Sementara inflasi di tingkat konsumen (CPI)

Maret 2019 tercatat sebesar 1,9%, relatif

stabil dengan Desember 2018. Pelemahan

harga apparel, transport, medical, dan energi

terkompensasi oleh kenaikan harga bahan

makanan, pendidikan dan rekreasi.

Sumber: US Bureau of Labor Statistics

0

1

2

3

4

5

6

61,8

62

62,2

62,4

62,6

62,8

63

63,2

63,4

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

%% Unemployment rate, rhsLabor force participation rates, lhs

Grafik 2.10 Sektor Tenaga Kerja

Sumber: Federal Reserves

02

02

03

03

04

21

22

23

24

25

26

27

28

29

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy USD Avg hourly earnings (all employees) private nonfarm (USD)-lhsAvg hourly earnings (all employees) private nonfarm (% yoy)-rhs

Grafik 2.11 Average Weekly Earning

Inflasi yang mereda sejalan

dengan kenaikan upah yang moderat,

meski tingkat pengangguran terus

menurun. Tingkat upah (average hourly

earning) relatif stabil dengan tumbuh 3,3%

pada TW4-18 dan TW1-19. Sementara tingkat

pengangguran terus menurun menjadi 3,8%

Tiongkok senilai USD325 miliar (lihat artikel

Trade Diversion, Peluang di Tengah Eskalasi

Tensi Perdagangan).

Sumber: Bureau of Labor Statisticcs

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

-1

-1

0

1

1

2

2

3

3

4

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy CPI Core CPI CPI Food CPI Energy, rhs

Grafik 2.8 Inflasi

Sumber: Bureau of Labor Statisticcs

00

01

01

02

02

03

03

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy PCE Deflator PCE Core Target

Grafik 2.9 Inflasi Personal Consumption

Expenditure (PCE)

Tekanan inflasi AS cenderung

melemah dan menjauhi target. Inflasi

personal consumption expenditure (PCE)

Maret 2019 kembali menurun menjadi 1,5%

yoy, dari akhir Desember 2018 (1,8%) yang

hampir mendekati target. Searah dengan

itu, PCE core (yang menjadi acuan) juga

turun menjadi 1,55% (dari 1,95% pada

akhir Desember 2018) –menjauhi target 2%.

Page 7: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

23

Langkah pengurangan normalisasi

balance sheet semakin jelas pada FOMC

Maret 2019. Pengurangan neraca bank

sentral (balance sheet reduction) dilakukan

melalui penurunan kepemilikan UST dan MBS

menuju target balance sheet yang konsisten

dengan aktivitas perekonomian. The Fed

akan mengurangi batas maksimal pelepasan

US Treasuries menjadi USD15 miliar (dari

USD30 miliar) per bulan sejak Mei 2019.

Proses balance sheet reduction akan diakhiri

pada September 2019 (untuk US Treasuries

dan MBS). Selanjutnya, mulai Oktober 2019,

principal payment yang diterima dari agency

debt dan agency MBS akan direinvestasikan

pada treasury securities maksimal USD20

miliar per-bulan. Sementara sisanya akan

tetap diinvestasikan pada agency MBS.

Sumber: Congressional Budget Office

-5

-4,5

-4

-3,5

-3

-2,5

-2

-1,5

-1

-0,5

0

-400

-200

0

200

400

600

800

1000

1200

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% PDB Miliar USD RevenueExpenditure

Govt Budget BalanceGovt Budget Balance to GDP (rhs)

Grafik 2.13 Anggaran Pemerintah

Peranan fiskal dalam perekonomian

akan berkurang sejalan dengan dampak

positif kebijakan pemotongan pajak yang

mulai pudar. Rerata pengeluaran pemerintah

selama TW1-19 tumbuh melambat menjadi

hanya 1,3% yoy (dari 10,1% pada TW4-

(Maret 2019) dari 3,9% (Desember 2018).

Penyerapan tenaga kerja sempat terkendala

oleh government shutdown sehingga change

in non farm payroll melambat menjadi 185,7

ribu orang pada TW1-19, setelah mencapai

233,3 ribu orang pada triwulan lalu.

Risiko pelemahan ekonomi AS

pada paruh kedua serta tekanan inflasi

yang mereda mendasari langkah the Fed

untuk lebih dovish. Selain mempertahankan

FFR, the Fed juga mengindikasikan

perubahan rencana pengurangan balance

sheet. Pada FOMC Januari 2019, the Fed

mempertahankan suku bunga FFR pada

kisaran 2,25%-2,50%, dari sebelumnya ingin

menaikkan FFR. The Fed menekankan akan

lebih patient dalam menetapkan tingkat

FFR ke depan, serta memberi sinyal akan

lebih fleksibel dalam menurunkan derajat

normalisasi balance sheet. Sebelumnya the

Fed secara konsisten mengurangi reinvestasi

pembelian surat berharga US Treasury (UST)

dan Mortgage Backed Securities (MBS) sesuai

besaran yang telah ditetapkan.

Sumber: Federal Reserves

0,25

0,50

0,75 1,00

1,25

1,50

1,75

2,00

2,25

2,50

0,20

0,70

1,20

1,70

2,20

2,70

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

%

Grafik 2.12 Fed Fund Rate

Page 8: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

24

akan terkendala oleh proses di parlemen

yang berjalan alot antara partai Demokrat

dan Republik. Selain itu, pemerintah masih

memiliki permasalahan debt ceiling (batas

utang). Pemerintah baru mengatasi isu debt

ceiling yang jatuh waktu pada 1 Maret 2019

dengan temporary measures untuk membayar

kewajiban utang, sehingga masih menyisakan

persoalan debt ceiling pada September 2019.

Pertumbuhan ekonomi AS

ke depan diperkirakan mengalami

perlambatan. Dorongan stimulus fiskal

pada 2019 yang mulai mereda, serta

terjadinya government shutdown pada

Januari 2019 menyebabkan IMF –WEO April

2019– menurunkan prakiraan pertumbuhan

ekonomi AS pada 2019 menjadi 2,3% yoy

(melambat dari pencapaian 2018 sebesar

2,9%), dan lebih rendah dari perkiraan

Januari 2019 (3,1% yoy). Pertumbuhan

ekonomi AS pada 2020 diperkirakan semakin

18), meski penerimaan mengalami kenaikan

(tumbuh 3,4% yoy, dari 0,7% pada TW4-18).

Penurunan pengeluaran diakibatkan oleh

pengeluaran pemerintah yang berkurang

untuk belanja energi, komunikasi, veteran

benefit dan medicare. Peranan fiskal ke

depan akan menurun seiring kenaikan beban

bunga utang sebagai imbas dari peningkatan

pinjaman untuk mengompensasi penurunan

penerimaan pemerintah akibat kebijakan

pemangkasan pajak.

Peranan fiskal terhadap ekonomi

AS ke depan menghadapi beberapa

tantangan. Anggaran pemerintah

berpotensi mengalami pemangkasan secara

otomatis jika tidak tercapai kesepakatan

untuk menambah anggaran. Hal tersebut

merupakan konsekuensi dari persetujuan

pengurangan anggaran sebesar USD1,1 triliun

selama periode 2013-2021. Pembahasan

anggaran tahun fiskal 2020 (FY2020) juga

Realisasi

2018 2019 2020 2021 Longer Run 2019 2020

PDB Riil (% yoy) 2,9 2,1 1,9 1,8 1,9 2,6 1,9Estimasi Sebelumnya 2,3 2,0 1,8 1,9 2,4 2,0Inflasi PCE (% yoy) 2,1 1,8 2,0 2,0 2,0 N/A N/AEstimasi Sebelumnya 1,9 2,1 2,1 2,0 N/A N/AInflasi PCE Core (% yoy) 1,9 2,0 2,0 2,0 N/A 1,8 2,1Estimasi Sebelumnya 2,0 2,0 2,0 N/A 1,9 2,1Inflasi CPI (% yoy) 2,4 N/A N/A N/A N/A 1,9 2,1Estimasi Sebelumnya N/A N/A N/A N/A 1,9 2,2Tingkat Pengangguran (%) 3,9 3,7 3,8 3,9 4,3 3,7 3,6Estimasi Sebelumnya 3,5 3,6 3,8 4,4 3,7 3,6Fed Fund Rate 2,5 2,4 2,6 2,6 2,8 N/A N/AEstimasi Sebelumnya 2,9 3,1 3,1 2,8 N/A N/ASumber: Federal Reserves, IMF, Concensus Forecast1. Data the Fed: estimasi sebelumnya adalah Desember 20182. Consensus Forecast: estimasi sebelumnya adalah April 20193. Data IMF WEO sebelumnya adalah Januari 2019* Data inflasi IMF WEO April 2019 adalah Consumer Price Index.

IndikatorThe Fed-FOMC Maret 2019 (Median)

Consensus Forecast Mei 2019

Tabel 2.1 Outlook Ekonomia AS

Page 9: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

25

pasar tenaga yang masih solid, stimulus fiskal

di sejumlah negara anggota, dan kebijakan

moneter akomodatif ECB. Perlambatan

ekonomi yang tertahan tersebut dialami oleh

seluruh negara inti. PDB Jerman tumbuh

sedikit meningkat ke 0,7% (dari 0,6%),

Spanyol ke 2,4% (dari 2,3%), Perancis tetap

1,2%, sementara Italia tumbuh terkontraksi

-0,1% (dari 0,0%).

Perbaikan konsumsi belum cukup

kuat untuk mendorong kenaikan laju inflasi.

Inflasi Maret 2019 turun ke 1,4% yoy (dari

1,5% pada Desember 2018), diantaranya

dikontribusi oleh harga minyak yang lebih

rendah dibandingkan periode sebelumnya.

Inflasi inti turut melemah sejalan dengan inflasi

headline. Mempertimbangkan pertumbuhan

ekonomi dan inflasi yang tetap lemah,

ECB mempertahankan kebijakan moneter

akomodatif melalui suku bunga rendah. Arah

kebijakan moneter ECB bahkan menjadi lebih

akomodatif pada akhir triwulan, dengan

memundurkan ekspektasi timing kenaikan

suku bunga dan memperkenalkan kembali

kebijakan Targeted Longer-Term Refinancing

Operations (TLTRO) untuk menjaga likuiditas

dan kredit perbankan.

Ekonomi Kawasan Euro diperkirakan

masih berlanjut lemah hingga akhir 2019,

seiring ketidakpastian kondisi domestik dan

global yang masih tinggi. Setelah tumbuh

1,8% yoy pada 2018, ECB memperkirakan

pertumbuhan ekonomi 2019 melemah lebih

dalam menjadi 1,1% yoy (lebih rendah dari

estimasi sebelumnya 1,7%). IMF dalam

WEO April 2019 juga menurunkan proyeksi

melambat menjadi 1,9% (revisi ke atas dari

1,8%). Dengan tertahannya stimulus fiskal,

diperlukan kebijakan moneter yang lebih

akomodatif untuk mengatasi perlambatan

ekonomi 2020. Sejalan dengan perkiraan IMF,

the Fed juga memperkirakan pertumbuhan

ekonomi AS akan melambat di kisaran 1,9%-

2,2% dan berlanjut ke 1,8%-2,0%.

Sejumlah faktor risiko membayangi

kinerja perekonomian AS. Risiko yang masih

tetap membayangi perekonomian antara lain

penurunan peranan fiskal dan ketidakpastian

anggaran pemerintah, produktivitas rendah

dan aging population, serta faktor geopolitik.

Risiko lain yang perlu dicermati antara

lain adalah meningkatnya ketegangan

perdagangan dengan Tiongkok dan beberapa

negara lainnya. Perundingan dagang dengan

Tiongkok tidak semulus ekspektasi, dan

masih memerlukan waktu lebih panjang

dan willingness dari kedua negara untuk

mencapai kesepakatan. Kesepakatan dagang

AS-Tiongkok memiliki arti penting karena

akan memengaruhi kinerja perdagangan dan

pertumbuhan ekonomi dunia ke depan.

2.2. Kawasan Euro

Pertumbuhan ekonomi Kawasan

Euro masih berlanjut lemah. PDB TW1-19

tumbuh tetap 1,2% yoy, stabil dari capaian

triwulan sebelumnya, namun masih termasuk

rendah secara historis. Sentimen ekonomi

dan bisnis yang masih rendah disertai kinerja

sektor eksternal yang tetap tertekan, berhasil

diimbangi oleh perbaikan konsumsi seiring

Page 10: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

26

Perbaikan daya serap tenaga kerja dan

tingkat upah menopang kinerja konsumsi

tetap kuat di negara inti Kawasan Euro.

Kebijakan moneter akomodatif yang diadopsi

ECB turut menjaga kondisi finansial sekaligus

mendukung ekspansi aktivitas ekonomi.

Namun demikian, materialisasi downside

risks terhadap Kawasan Euro masih cukup

besar. Ketidakpastian global terkait geopolitik

(Brexit, sanksi Iran), kebijakan proteksionisme

(negosiasi dagang AS-Tiongkok, ancaman

tarif otomotif oleh AS), dan risiko

spillovers dari kerentanan ekonomi negara

berkembang, berlanjut membebani ekonomi

domestik melalui jalur ekspor maupun

sentimen. Di sisi domestik, Kawasan Euro juga

masih terkendala oleh isu temporer (seperti

kendala produksi otomotif) dan gejolak

politik (isu fiskal Italia, keberlanjutan demo

buruh di Perancis). Sebagai konsekuensi,

sentimen negatif berlanjut membayangi

prospek pertumbuhan kawasan sehingga

menyebabkan pelaku ekonomi menahan

aktivitas, khususnya di sektor manufaktur.

Sumber: Bloomberg

2,42,2

1,6

1,2 1,2

0

2

4

6

8

10

12

14

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy GDP, lhs Household, rhsGovernment, rhs GFCF, rhs Exports, rhs

Imports, rhs

Grafik 2.14 Pertumbuhan PDB

pertumbuhan 2019 menjadi 1,3% yoy (dari

1,6% pada rilis Januari 2019), dan 2020

menjadi 1,5% (dari 1,7%).

Pesimisme outlook ekonomi Kawasan

Euro dipengaruhi oleh imbangan risiko

yang tetap bias ke bawah. Ketidakpastian

prospek perdagangan dunia tetap menjadi

risiko terbesar bagi ekonomi domestik,

karena kontribusinya yang cukup besar

terhadap pelemahan ekonomi saat ini baik

dari jalur perdagangan maupun sentimen.

Perlambatan ekonomi Tiongkok yang lebih

buruk dari ekspektasi berpotensi menekan

kinerja ekspor untuk periode yang lebih

lama. Pasar keuangan global masih rentan

terekspos risiko, sehingga sewaktu-waktu

dapat menekan pasar dan ekonomi domestik.

Di sisi domestik, gejolak politik masih belum

surut di negara inti dan dapat berdampak

negatif terhadap sentimen lebih lanjut.

Ketidakpastian negosiasi Brexit masih tinggi,

baik antara Inggris-Uni Eropa maupun

pemerintah-parlemen Inggris, sehingga

berpotensi terus menekan sentimen bisnis

dan ekspor. Pemulihan ekonomi domestik

juga dapat tertahan jika hambatan temporary

factors bertahan lebih lama dari perkiraan.

Ekonomi Kawasan Euro tumbuh

stabil pada TW1-19, namun masih

pada level yang rendah. Perekonomian

TW1-19 tumbuh sebesar 1,2% yoy, tidak

berubah dibandingkan TW4-18 yang juga

mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,2%

(revisi ke atas dari rilis sebelumnya 1,1%).

Page 11: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

27

tinggi menjadi 3,0% yoy (dari 2,9%) terbantu

oleh perbaikan sentimen prospek ekonomi ke

depan. Belanja pemerintah tumbuh tetap di

level 1,5% yoy. Net ekspor masih berkontribusi

negatif terhadap pertumbuhan sejalan dengan

permintaan impor yang terakselerasi lebih

tinggi (4,2%, dari 3,2%) dibandingkan ekspor

(1,6%, dari 0,3%) yang masih tertahan oleh

pelemahan permintaan global.

Ekonomi Perancis tumbuh stabil,

ditopang stimulus fiskal yang berhasil

meningkatkan konsumsi. PDB Perancis

TW1-19 tumbuh 1,2% yoy, tidak berubah

dibandingkan TW4-18. Aksi protes buruh

secara masal pada TW4-18 yang telah

menekan aktivitas ekonomi, mendorong

respons pemerintah untuk mengadopsi

Emergency Economic and Social Measures

(MUES), diantaranya adalah pemberian bonus

pendapatan tambahan serta pembebasan

pajak dan kontribusi sosial bagi pekerja di

bawah upah minimum. Kebijakan tersebut

berhasil mendongkrak daya beli masyarakat,

tercermin dari akselerasi konsumsi menjadi

0,8% yoy (dari 0,7%), dan belanja pemerintah

menjadi 0,8% (dari 0,6%). Investasi juga

tumbuh meningkat menjadi 3,0% (dari

2,4%). Aktivitas produksi –meski masih lemah

dan dibayangi keberlanjutan aksi protes– juga

mulai kembali normal dan bergerak membaik,

rerata menjadi 0,7% yoy dari sebelumnya

terkontraksi -1,8% pada TW4-18. Di sektor

eksternal, sama seperti Jerman, ekspor dan

impor Perancis tumbuh meningkat masing-

masing menjadi 3,6% (dari 2,8%) dan

3,1% (dari 1,0%). Namun akselerasi impor

Sumber: Bloomberg

-01

00

01

01

02

02

03

03

04

04

05

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy Kawasan Euro Jerman Perancis Italia Spanyol

Grafik 2.15 Pertumbuhan PDB

Beberapa Negara Kawasan Euro

Tren perlambatan ekonomi

tertahan di seluruh negara inti. Jerman

yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar

di kawasan, masih tumbuh lemah sebesar

0,7% yoy pada TW1-19, meskipun sedikit

lebih baik dari TW4-18 sebesar 0,6%.

Kinerja tersebut ditopang oleh one-off

effect perbaikan konsumsi domestik yang

terakselerasi cukup tinggi (1,6% yoy, dari

0,6%), dipengaruhi perbaikan tenaga kerja dan

stimulus fiskal (a.l. kenaikan upah minimum)

yang memberi kelonggaran tambahan bagi

belanja konsumen. Perbaikan konsumsi juga

berasal dari kenaikan penjualan kendaraan

seiring mulai membaiknya minat konsumen,

setelah pada periode sebelumnya konsumen

cenderung menahan pembelian akibat

terbatasnya varian dan supply kendaraan yang

ditawarkan.7 Investasi tumbuh sedikit lebih

7 Pada TW4-18, industri otomotif menghadapi tantangan dari prosedur uji emisi baru (Worldwide Harmonised Light Vehicles Test Procedure: WLTP) yang diimplementasikan mulai September 2018. Produsen otomotif mengalami kesulitan untuk memenuhi standar baru bagi seluruh model kendaraannya, sehingga penjualan dan produksi otomotif turun signifikan.

Page 12: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

28

oleh indikator PMI Italia yang masih berada

di bawah threshold, menandakan ekspansi

aktivitas bisnis masih tertahan.

Ekonomi Spanyol berlanjut tumbuh

stabil terbantu oleh pemburukan impor.

PDB Spanyol tumbuh sebesar 2,4% yoy pada

TW1-19, sedikit lebih baik dibandingkan TW4-

18 sebesar 2,3%, namun masih termasuk

rendah untuk pertumbuhan selama empat

tahun terakhir. Ekonomi Spanyol yang relatif

masih lemah tersebut tidak terlepas dari

imbas external shock perlambatan global yang

berdampak negatif terhadap kinerja ekspor.

Pertumbuhan ekspor TW1-19 terkontraksi

sebesar -0,5% yoy (dari 1,0% pada TW4-

18). Impor turut terkontraksi, bahkan lebih

dalam, menjadi -1,2% (dari 1,7%), sehingga

net ekspor secara keseluruhan berkontribusi

positif 0,2% terhadap PDB (dari hanya -0,1%

pada TW4-18). Di sisi konsumsi, permintaan

domestik terindikasi belum solid dan tumbuh

melambat menjadi 1,4% yoy (dari 2,2%).

Meski demikian, konsumsi diyakini akan

membaik bertahap seiring rencana stimulus

fiskal pemerintah untuk mendorong daya beli

masyarakat.9 Sebaliknya, investasi tumbuh

terakselerasi sebesar 4,7% (dari 4,4%), namun

tetap dibayangi oleh ketidakpastian global yang

9 Stimulus mencakup kenaikan upah minimum pekerja publik sebesar 2,5-2,75% mulai 2019 (berdasarkan anggaran 2018). Pada rancangan anggaran 2019, pemerintah mengajukan rencana kenaikan upah secara signifikan sebesar 22% pada 2019, namun rencana anggaran tersebut ditentang oleh parlemen Spanyol pada Februari 2019 dan memicu pelaksanaan snap election pada April 2019. Snap election berhasil dimenangkan kembali oleh Perdana Menteri petahana, sehingga rencana kenaikan upah tersebut berpotensi tetap diimplementasikan.

yang lebih tinggi akibat perbaikan daya beli

konsumen di tengah permintaan global yang

masih lemah, mengakibatkan kontribusi net

ekspor turun menjadi 0,2% terhadap PDB

(dari sebelumnya 0,6% pada TW4-18).

Ekonomi Italia melambat lebih

dalam, dipengaruhi konsumsi yang

persisten lemah. PDB Italia TW1-19

terkontraksi -0,1% yoy, setelah tumbuh

stagnan (0%) pada TW4-18. Konsumsi

domestik masih belum menunjukkan

pemulihan, dipengaruhi pesimisme konsumen

terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ke

depan. Penjualan kendaraan juga masih rendah

dan tetap tumbuh terkontraksi –meskipun

sedikit lebih baik dibandingkan triwulan

lalu. Investasi tertahan seiring sentimen yang

masih rendah akibat ketidakpastian dari

pelemahan ekonomi, isu politik (konflik fiskal

dengan European Commission), serta tensi

perdagangan global. Kinerja perdagangan juga

masih lemah karena penurunan permintaan

global, terutama dari Jerman dan Tiongkok.

Berdasarkan sektor, terdapat indikasi ekspansi

pada aktivitas di sektor perindustrian, namun

sektor jasa dan konstruksi tetap lemah.

Kontraksi pertumbuhan TW1-19 tersebut

sejalan dengan pergerakan indikator Ita-coin

yang makin negatif (rerata -0,3; dari 0,1),

mencerminkan underlying ekonomi domestik

masih lemah.8 Hal tersebut juga dikonfirmasi

8 Ita-coin merupakan cyclical coincidental indicator yang dipublikasi Bank of Italy, yang menyediakan estimasi tren aktivitas ekonomi bulanan yang didasarkan dari sejumlah variabel kuantitatif (produksi industri, inflasi, penjualan ritel, arus perdagangan, indeks pasar saham) dan kualitatif (kepercayaan konsumen dan bisnis, PMI).

Page 13: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

29

Perancis, Spanyol, dan Italia.

Kinerja konsumsi ditopang

oleh ketenagakerjaan Kawasan Euro

yang masih solid. Tingkat pengangguran

melanjutkan tren penurunan, menjadi

7,7% pada TW1-19, dari 7,9% pada TW4-

18. Pertumbuhan tingkat upah TW1-19

terakselerasi menjadi 2,4% (dari TW4-18

sebesar 2,3%), seiring kenaikan minimum

upah pada sejumlah negara anggota

Kawasan Euro. Ketenagakerjaan di kawasan

masih menghadapi slack tenaga kerja yang

terindikasi dari tingginya pekerja paruh

waktu dan jumlah pekerja yang tidak aktif

mencari pekerjaan.10 Selain itu, risiko tensi

perdagangan yang menekan permintaan

eksternal terindikasi masih berdampak negatif

pada penyerapan tenaga kerja.11

Sumber: Bloomberg

-30

-20

-10

00

10

20

30

40

50

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Penjualan Ritel, lhs New Passenger Vehicle Sales, rhsCons. Confidence, rhs Retail trade confidence, rhs

Grafik 2.16 Indikator Konsumsi

10 Underemployed part-time workers sebesar 4,0% dari total angkatan kerja pada TW4-18, lebih tinggi dari TW3-18 (3,8%). Rasio Persons Available to Work but not Seeking sebesar 3,5% dari active population pada TW4-18, turun dari TW3-18 (3,8%), namun masih tinggi secara historis.

11 Employment tumbuh tetap pada TW1-19 sebesar 1,3% yoy (sama dengan TW4-18), terendah sejak TW4-15.

membebani aktivitas bisnis sektor manufaktur.

Sementara sektor jasa cenderung lebih resilien

karena konsumsi yang relatif masih solid dan

pemulihan kinerja sektor pariwisata.

Pada perekonomian Kawasan Euro,

konsumsi tetap berkontribusi paling besar

terhadap pertumbuhan. Penjualan ritel –

leading indicators konsumsi– cenderung

bergerak fluktuatif sepanjang TW1-19, namun

mencatatkan rerata sebesar 2,4% yoy, lebih

baik dibandingkan TW4-18 sebesar 1,8%.

Perbaikan tersebut diantaranya dipengaruhi

kenaikan permintaan barang non-food,

khususnya barang tekstil yang mulai tumbuh

positif dari sebelumnya terkontraksi sejak

November 2018. Penjualan bahan bakar juga

mulai pulih seiring harga energi yang lebih

rendah di awal 2019. Secara keseluruhan,

konsumsi TW1-19 ditopang oleh pemulihan

sentimen konsumen dan perbaikan prospek

ketenagakerjaan.

Sentimen konsumen relatif

membaik seiring ketidakpastian

perdagangan dunia yang mereda.

Consumer confidence TW1-19 masih

terkontraksi dan secara rerata tercatat sebesar

-7,5, lebih dalam dibandingkan TW4-18

sebesar -6,9. Kendati demikian, pergerakan

kontraksi consumer confidence sepanjang

triwulan menunjukkan tren yang semakin

menyempit, diantaranya disebabkan perbaikan

sentimen atas negosiasi perdagangan AS-

Tiongkok (trade truce). Selain itu, prospek

keuangan rumah tangga turut membaik

seiring kebijakan kenaikan upah mulai 2019

di sejumlah negara anggota, seperti Jerman,

Page 14: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

30

Sumber: Bloomberg, German Association of the Automotive Industry (VDA)

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoy % yoy New Registrations (lhs) Production (rhs)

Grafik 2.18 Produksi dan Penjualan

Kendaraan Jerman

Sumber: Bloomberg

42

46

50

54

58

62

66

98

99

100

101

102

103

104

105

106

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

Indeks Indeks Ifo Business Climate PMI Composite, rhsPMI Manufacturing, rhs

Grafik 2.19 Indikator Sentimen Bisnis

dan PMI Jerman

Sumber: BloombergGrafik ... Indikator Investasi

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

Indeks

Produksi Industri (% yoy), lhsIndustrial Confidence (Indeks), lhsBusiness Clim. Indicator, rhs

Grafik 2.20 Indikator Investasi

Sumber: BloombergGrafik ... Tingkat Pengangguran dan Upah

8,58,2

8 7,97,7

2

2,2

2,5

2,3

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2

2,2

2,4

2,6

7,5

8

8,5

9

9,5

10

10,5

11

11,5

12

12,5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12014 2015 2016 2017 2018 2019

% Unemployment Rate, lhs Labour Costs, rhs % yoy

Grafik 2.17 Tingkat Pengangguran dan Upah

Perbaikan konsumsi turut

terindikasi dari penjualan kendaraan

yang meningkat. Registrasi mobil baru

masih berada di zona kontraksi, namun

menyempit menjadi rerata -3,8% yoy pada

TW1-19, dari -7,9% pada TW4-18. Kenaikan

penjualan kendaraan dipengaruhi appetite

belanja otomotif yang mulai pulih, setelah

konsumen cenderung menahan pembelian

pada TW4-18 akibat terbatasnya varian dan

supply kendaraan yang ditawarkan, terutama

di Jerman. Kendati penjualan Jerman mulai

meningkat, produksi otomotif Jerman masih

berada di bawah ekspektasi, sehingga

menjadi indikasi bahwa belum terdapat

tanda-tanda kinerja otomotif mengarah ke

fase recovery. Kinerja sektor manufaktur dan

sentimen bisnis Jerman yang terus memburuk

secara persisten juga menjadi indikasi awal

bahwa belum terdapat pemulihan produksi

otomotif Jerman yang signifikan pada

triwulan mendatang.

Page 15: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

31

Sumber: Bloomberg

100

102

104

106

108

110

112

114

116

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

Indeks

Industrial Confidence, lhsServices Confidence, lhsConsumer Confidence, lhsConstruction Confidence, lhsRetail Trade Confidence, lhsEconomic Sentiment Indicator, rhs

Grafik 2.22 Indikator Keyakinan Ekonomi

Sejalan dengan produksi yang

lemah, ekspansi bisnis melambat lebih

dalam pada TW1-19. Sejak mencapai

puncaknya pada akhir 2017, PMI Komposit

Kawasan Euro turun secara bertahap sampai

dengan TW1-19 dengan rerata sebesar 51,5,

lebih rendah dibandingkan TW4-18 sebesar

52,3, sekaligus merupakan yang terendah

sejak 2013. Kinerja tersebut disebabkan

oleh penurunan lebih lanjut pada new

export orders akibat aktivitas perdagangan

global yang masih lesu. Employment growth

melambat sebagai dampak penurunan

workloads pada perusahaan. Perlambatan

permintaan eksternal terindikasi lebih

terkonsentrasi pada manufaktur, tercermin

dari PMI Manufaktur yang terus menurun

dengan rerata TW1-19 di bawah threshold

sebesar 49,113, lebih buruk dari TW4-18

sebesar 51,7. PMI Manufaktur bahkan jatuh

hingga 47,5 pada Maret 2019, terendah

dalam enam tahun terakhir. Sementara itu,

13 PMI memiliki indeks threshold pada level 50, dimana indeks di atas 50 menggambarkan bisnis mengalami ekspansi dan sebaliknya.

Aktivitas produksi masih lemah

di tengah permintaan global yang tetap

rendah. Rerata produksi industri masih

terkontraksi pada TW1-19 sebesar -0,3% yoy.

Namun kontraksi tersebut jauh menyempit

dibandingkan rerata TW4-18 yang mencapai

-2,0%. Diantara jenis barang produksi,

durable goods membaik paling signifikan,

diantaranya terbantu oleh produksi kendaraan

yang mulai meningkat. Produksi capital goods

juga mulai tumbuh positif mulai Februari

2019 (setelah secara persisten terkontraksi

sejak November 2018 seiring sentimen yang

terus memburuk)12, indikasi bahwa minat

investasi pelaku usaha mulai pulih. Kendati

demikian, permintaan eksternal (ekspor)

yang masih rendah di tengah prospek global

yang gloomy menyebabkan korporasi masih

menahan aktivitas produksi.

Sumber: BloombergGrafik ... Indikator PMI

47

50

53

56

59

62

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

PMI CompositePMI ManufakturPMI Services

Indeks

Grafik 2.21 Indikator PMI

12 Produksi capital goods mulai terkontraksi pada November 2018 sebesar -4,4% yoy, melebar pada Desember 2018 menjadi -5,0%. Memasuki 2019, kontraksi tersebut menyempit menjadi -2,4% pada Januari 2019 dan kemudian berhasil tumbuh positif pada Februari 2019 sebesar 1,0%.

Page 16: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

32

meski sedikit lebih membaik dari TW4-18

sebesar 3,8%. Berdasarkan produk, ekspor

barang manufaktur khususnya permesinan

dan transportasi masih cukup rendah sehingga

menahan pertumbuhan keseluruhan ekspor.

Berdasarkan negara tujuan, pelemahan ekspor

terjadi kepada AS, Tiongkok, India, dan Rusia.

Di sisi lain, impor juga melambat namun masih

tumbuh lebih tinggi dari ekspor, sebesar 4,9%

(dari 7,7%). Leading indicators yaitu PMI

Export Orders mengonfirmasi kinerja ekspor

yg masih lemah sekaligus memberi indikasi

bahwa ekspor masih tertahan di awal TW2-19.

Sumber: Bloomberg

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

EUR Bn % yoy Trade Balance, rhs Exports, lhs Imports, lhs

Grafik 2.23 Neraca Perdagangan

Sumber: Bloomberg

-30

-10

10

30

50

70

90

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

Miliar EUR Barang Jasa Primary IncomeSecondary Income Current Account

Grafik 2.24 Neraca Transaksi Berjalan

PMI Jasa juga melemah namun cenderung

lebih resilien dibanding manufaktur, dengan

rerata TW1-19 sebesar 52,4, sedikit lebih

rendah dari TW4-18 (52,8). Perlambatan

ekspansi bisnis terjadi pada Jerman, Perancis,

dan Italia. Rerata PMI Komposit Perancis dan

Italia TW1-19 berada di bawah threshold,

dipengaruhi kondisi domestik yang masih

dibayangi demo buruh pada tiap akhir pekan

(Perancis) dan ketidakpastian fiskal (Italia).

Sedangkan PMI Komposit Spanyol masih

mampu untuk ekspansi, terbantu oleh sektor

jasa seiring pemulihan sektor pariwisata.14

Kinerja sektor eksternal Kawasan

Euro berlanjut melemah di tengah produksi

domestik dan permintaan global yang

masih rendah. Surplus neraca perdagangan

pada TW1-19 menyempit menjadi EUR43,4

miliar, dari USD49,8 miliar pada TW4-18.

Kinerja ekspor belum menunjukkan indikasi

pemulihan, masih terimbas dampak negatif

dari pengaruh ketidakpastian perdagangan

dunia (antara lain negosiasi dagang AS-

Tiongkok dan ancaman tarif impor otomotif

Uni Eropa oleh AS) yang menyebabkan

permintaan ekspor turun signifikan. Produksi

otomotif juga masih rendah (meski mulai pulih)

dan turut berkontribusi terhadap lemahnya

ekspor. Secara tahunan, pertumbuhan ekspor

cenderung masih subdued sebesar 3,9% yoy,

14 Jerman TW1-19: PMI Komposit (52,1 dari 52,4), Manufaktur (47,1 dari 51,8), Jasa (54,6 dari 53,3). Perancis TW1-19: PMI Komposit (49,2 dari 52,3), Manufaktur (50,8 dari 50,6), Jasa (49,0 dari 53,1). Italia TW1-19: PMI Komposit (49,9 dari 49,5), Manufaktur (47,6 dari 49,0), Jasa (51,1 dari 50,0). Spanyol TW1-19: PMI Komposit (54,5 dari dari 53,7), Manufaktur (51,1 dari 51,8), Jasa (55,3 dari 54,0).

Page 17: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

33

Sumber: Bloomberg

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Inflasi, lhs Inflasi Inti, lhs Food, lhsServices, lhs Energy, rhs

Grafik 2.25 Inflasi Kawasan Euro

Sumber: Bloomberg

-02

-01

-01

00

01

01

02

02

03

03

04

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoyKawasan Euro Jerman Perancis Italia Spanyol

Grafik 2.26 Inflasi Headline Negara Inti

Sumber: BloombergGrafik ... Producer Price Index

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoy % yoy

PPIDurable Cons. GoodsNondurable Consumer GoodsCapital GoodsIntermediate Goods, rhsEnergy, rhs

Grafik 2.27 Producer Price Index

Pemburukan neraca perdagangan

berkontribusi terhadap penyusutan

surplus neraca transaksi berjalan. Current

account surplus TW1-19 sebesar EUR62,8

miliar, turun cukup signifikan dibandingkan

TW4-18 sebesar EUR104,2 miliar. Penurunan

terutama dipicu oleh pelemahan neraca barang

(akibat ekspor yang masih lemah) dan neraca

pendapatan primer (pengaruh penerimaan

investasi dan bunga utang dari eksternal yang

cukup besar pada TW4-18). Sedangkan neraca

jasa dan pendapatan sekunder juga memburuk

namun lebih moderat.

Tingkat inflasi termoderasi seiring

harga minyak dunia yang lebih rendah

dibandingkan akhir 2018. Inflasi headline

sedikit melambat menjadi 1,4% yoy pada

TW1-19 (Maret 2019), dari 1,5% pada

TW4-18 (Desember 2018). Tingkat inflasi

tersebut juga lebih rendah dari target inflasi

ECB close to but below 2%. Perlambatan

laju inflasi dipengaruhi oleh harga energi

(5,3% dari 5,5%) –khususnya harga minyak

dunia– yang berada di tingkat jauh lebih

rendah dibandingkan TW4-18. Harga

makanan TW1-18 cenderung stabil di level

1,8% dibandingkan TW4-18. Tekanan dari

kenaikan biaya upah belum tercerminkan

pada akselerasi harga domestik karena ter-

offset oleh marjin profit yang lebih rendah.

Sedangkan harga jasa juga sedikit melemah

(1,1% dari 1,3%) diantaranya karena

penurunan harga jasa travel, sehingga core

inflation tetap rendah dan turun tipis menjadi

0,8% (dari 0,9%), indikasi bahwa konsumsi

domestik belum cukup kuat.

Page 18: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

34

19 secara rerata tumbuh 2,6% yoy, lebih

rendah dari TW4-18 (2,8%), disebabkan oleh

perlambatan kredit kepada non-financial

counterparties (NFC) (menjadi 2,4% yoy, dari

2,9%). Laju pertumbuhan kredit ke NFC telah

berada dalam tren moderasi sejak beberapa

bulan terakhir, sejalan dengan lagged

reaction terhadap perlambatan ekonomi

yang terjadi mulai awal 2018. Sementara itu,

pinjaman ke rumah tangga (RT) tetap tumbuh

solid pada 3,2% (dari 3,1% pada TW4-18),

ditopang oleh kredit perumahan RT yang

masih kuat. Kredit ke sektor swasta ke depan

masih ditopang oleh suku bunga rendah

dan stimulus moneter ECB, perbaikan pasar

tenaga kerja, dan pasar perumahan yang

solid.

Di tengah ekonomi yang masih

melemah, ECB mengadopsi kebijakan

moneter yang lebih akomodatif untuk

menopang aktivitas ekonomi. Pada

pertemuan Governing Council 24 Januari

2019, ECB mempertahankan suku bunga

rendah, yaitu main refinancing operations

(MRO) pada 0,0%; marginal lending facility

rate pada 0,25%; dan deposit facility rate pada

-0,4%. ECB mengonfirmasi telah mengakhiri

stimulus Asset Purchase Program (APP)

mulai 2019. ECB juga kembali menegaskan

(i) melanjutkan stimulus moneter kebijakan

reinvesting maturing debt untuk menjaga

likuiditas dan kecukupan akomodasi moneter

hingga setelah ECB memutuskan untuk mulai

menaikkan suku bunga15; dan (ii) forward

15 Reinvesting maturing debt merupakan instrumen kebijakan ECB yang me-reinvestasikan aset yang

Sumber: Bloomberg

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

3 6 9 12 3 36 9 12 3 6 9 122016 2017 2018 2019

% yoy

Loans Made by MFI, lhsLoans to Non-Financial Corporation, lhsLoans to Household, rhs

Grafik 2.28 Pertumbuhan Kredit Perbankan

Perlambatan inflasi headline

terjadi pada sebagian besar negara inti.

Perancis mengalami penurunan paling besar

diantara negara lainnya, menjadi 1,1% yoy

pada Maret 2019 (dari 1,6% pada Desember

2018). Perlambatan inflasi di Jerman dan

Italia lebih moderat, masing-masing menjadi

1,3% dan 1,0%, dari sebelumnya 1,6% dan

1,1%. Sementara inflasi Spanyol tumbuh

sedikit meningkat menjadi 1,3% (dari

1,2%) diantaranya karena kenaikan harga

transportasi dan obat-obatan. Di sisi produsen,

Producer Price Index (PPI) turut menunjukkan

perlambatan, menjadi 2,9% pada Maret 2019

(dari sebelumnya 3,0%). Namun perlambatan

tersebut lebih dipengaruhi oleh penurunan

harga intermediate goods (1,3% dari 2,1%)

dan non-durable goods (0,1% dari 0,2%),

sementara harga energi cenderung stabil di

level 7,8%.

Pertumbuhan kredit ke sektor

swasta termoderasi sejalan dengan

perlambatan ekonomi domestik.

Penyaluran kredit oleh lembaga keuangan

(Monetary Financial Institution/MFI) TW1-

Page 19: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

35

Sumber: Bloomberg

0

20

40

60

80

100

-0,5

-0,25

0

0,25

0,5

0,75

1

1,25

1,5

Sep-

14N

ov-

14Ja

n-15

Mar

-15

May

-15

Jul-

15Se

p-15

No

v-15

EUR Bil.%

Refinancing Rate (0,00%)

Deposit Facility (-0,4%)Marginal Lending Facility (0,25%)

Asset Purchase Target, rhs

Jan-

16M

ar-1

6M

ay-1

6Ju

l-16

Sep-

16N

ov-

16

Jan-

19M

ar-1

9

Jan-

18M

ar-1

8M

ay-1

8Ju

l-18

Sep-

18N

ov-

18

Jan-

17M

ar-1

7M

ay-1

7Ju

l-17

Sep-

17N

ov-

17

Grafik 2.29 Suku Bunga ECB

Sejalan dengan kebijakan moneter

ECB, kebijakan fiskal secara agregat

turut lebih ekspansif. Belanja pemerintah

terakselerasi sebesar 3,8% yoy pada TW4-

18, lebih tinggi dibanding TW3-18 (3,1%).

Sedangkan penerimaan pemerintah agregat

melambat menjadi 3,1% yoy, dari 3,8%

pada TW3-18. Dengan dinamika tersebut,

defisit fiskal TW4-18 mencatat pelebaran

lebih dalam menjadi -1,0% terhadap PDB

(seasonally adjusted), dari -0,5% PDB pada

TW3-18. Kendati defisit fiskal melebar, rasio

utang pemerintah terhadap PDB menurun

lebih lanjut. Utang pemerintah TW4-18

tercatat sebesar 85,2% PDB, lebih rendah

dari TW3-18 sebesar 86,5% PDB. Yunani,

Italia, dan Portugal, tetap menjadi tiga

negara pengutang terbesar dengan rasio

utang terhadap PDB masing-masing sebesar

181,1%, 132,2%, dan 121,5%.

Ke depan, defisit fiskal diprediksi

makin melebar seiring arah kebijakan

yang memiliki net lending tinggi (stock of eligible loans melebihi 2,5%).

guidance bahwa tingkat suku bunga rendah

akan dipertahankan setidaknya hingga

setelah musim panas 2019.

Namun demikian, ECB mengubah

forward guidance tersebut pada

pertemuan Governing Council 7

Maret 2019, bahwa suku bunga akan

dipertahankan pada level yang sama

hingga setelah akhir 2019 dan sepanjang

tingkat inflasi terjangkar sesuai target

ECB. Selain itu, ECB juga memperkenalkan

kembali kebijakan Targeted Long-Term

Refinancing Operations (TLTRO), yang akan

dimulai pada September 2019 dan berakhir

pada Maret 2021, dengan maturity dua tahun,

untuk menjaga kondisi kredit perbankan dan

memastikan kelancaran transmisi kebijakan

moneter ECB. TLTRO ini merupakan seri ketiga

dari yang pernah diterapkan ECB sebelumnya.16

Di bawah kebijakan TLTRO-III, perbankan

berhak untuk melakukan pinjaman hingga

30% dari stok eligible loans per 28 Februari

2019, dengan tingkat suku bunga yang

diindeks pada main refinancing operations

(0%). Sebagaimana TLTRO sebelumnya,

TLTRO-III juga memberikan built-in incentives

untuk menjaga kondisi kredit tetap favorable.

Insentif tersebut akan dikomunikasikan ECB

pada kesempatan berikutnya.17

diperoleh dari program pembelian aset (APP) yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan, dengan mengalirkannya kembali ke pasar obligasi, yang ditujukan untuk menjaga tingkat borrowing cost dan likuiditas.

16 Sebelumnya, seri pertama TLTRO diluncurkan pada 5 Juni 2014, dan seri kedua (TLTRO-II) pada 10 Maret 2016.

17 Pada TLTRO sebelumnya, insentif tersebut berupa fleksibilitas suku bunga yang dapat lebih rendah/setara dengan deposit facility rate (-0,4%), bagi perbankan

Page 20: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

36

(i) perkembangan indikator makroekonomi

yang masih terus memburuk di awal 2019; (ii)

dampak negatif dari beberapa faktor spesifik

negara anggota yang dapat berlangsung lebih

lama dari perkiraan; dan (iii) peningkatan

ketidakpastian global (yaitu kebijakan

proteksionisme, risiko geopolitik, dan

kerentanan ekonomi negara berkembang).

Sumber: Bloomberg

-0,3 -0,3

-0,5

-1

-03

-02

-02

-01

-01

00

43

44

45

46

47

48

49

50

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q4Q1 Q2 Q32015 2016 2017 2018

% GDP

Govt. Revenue Govt. ExpenditureFiscal Balance (RHS)

% GDP

Grafik 2.30 Rasio Defisit Fiskal Terhadap PDB

Sumber: BloombergGrafik ... Rasio Utang Publik Terhadap PDB

87,286,6 86,5

85,2

9,2

9,3

9,4

9,5

9,6

9,7

9,8

9,9

10

85

87

89

91

93

95

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q4Q1 Q2 Q32015 2016 2017 2018

EUR Tn% GDP

Govt Debt, rhs Debt to GDP, lhs

Grafik 2.31 Rasio Utang Publik Terhadap PDB

Sedangkan proyeksi jangka

menengah ECB relatif tidak berubah,

dengan asumsi bahwa tantangan global

dan domestik akan mereda secara

bertahap sehingga dapat memicu

ekspansi ekonomi Kawasan Euro untuk

fiskal yang lebih ekspansif untuk

menopang perekonomian yang sedang

lemah. Jerman, Perancis, Italia, Spanyol,

dan beberapa negara anggota lainnya

memutuskan untuk menaikkan upah mulai

2019. Sementara itu, penerimaan berpotensi

menyusut karena rencana penurunan

kontribusi sosial dan beberapa kebijakan

spesifik negara, seperti penurunan pajak, yang

juga dimulai pada awal 2019. Berdasarkan

proyeksi ECB (edisi Maret 2019), defisit fiskal

Kawasan Euro diproyeksi melebar dari -0,5%

PDB pada 2018, menjadi -1,0% PDB pada

2019, dan stabil -1,0% pada 2020.18 Meski

defisit fiskal melebar, rasio utang pemerintah

diperkirakan turun dari 85,0% PDB pada

2018 menjadi 83,8% PDB pada 2019, dan

82,3% pada 2020.

Perlambatan ekonomi Kawasan

Euro diperkirakan berlanjut seiring

ketidakpastian kondisi domestik dan

global yang masih tinggi. Pada rilis proyeksi

ECB edisi Maret 2019, pertumbuhan ekonomi

domestik pada 2019 diperkirakan melemah

lebih lanjut menjadi 1,1% yoy, jauh di bawah

capaian 2018 (1,9%) maupun proyeksi ECB

sebelumnya (Desember 2018) sebesar 1,7%.

Keputusan tersebut mempertimbangkan

pertumbuhan TW4-18 yang melemah

cukup signifikan dan asesmen prospek

jangka pendek yang diyakini less favourable,

dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:

18 ECB juga memperkirakan pertumbuhan komponen belanja pemerintah dalam PDB terakselerasi menjadi 1,7% yoy pada 2019 (dari 1,1% yoy pada 2018), dan perlahan turun menjadi 1,6% pada 2020 dan 1,4% pada 2021.

Page 21: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

37

moderat, serta ketidakpastian pass-through

kenaikan upah ke tekanan harga.

Pesimisme outlook ekonomi

Kawasan Euro dipengaruhi oleh

imbangan risiko ke depan yang tetap

didominasi oleh downside risks. Mayoritas

risiko bersumber dari faktor eksternal, antara

lain: (i) ketidakpastian prospek perdagangan

dunia, termasuk perkembangan negosiasi

dagang AS-Tiongkok dan ancaman tarif oleh

AS terhadap impor barang (otomotif) dari Uni

Eropa; (ii) konflik politik AS yang berpotensi

memicu ketidakpastian kebijakan fiskal AS ke

depan; (iii) perlambatan ekonomi Tiongkok

yang lebih buruk dari ekspektasi; serta (iv)

volatilitas pasar keuangan global dan potensi

dampaknya terhadap ekonomi negara

berkembang yang masih rentan terhadap

perubahan persepsi dan risk appetite investor.

Risiko domestik sebagian besar

berasal dari ketidakpastian kondisi

politik di negara anggota. Stance fiskal

Pemerintahan Italia yang makin ekspansif

berpotensi menimbulkan ketegangan

negosiasi fiskal lebih lanjut dengan European

Commission. Aksi demo buruh di Perancis

masih tetap berlangsung hingga TW1-

19 sebagai respons penolakan terhadap

rebound menjadi 1,6% yoy pada 2020

dan 1,5% pada 2021.19 Sejalan dengan

ECB, European Commission (EC) juga

memperkirakan perlambatan lebih dalam

pada 2019 menjadi 1,2% yoy (rilis Mei 2019;

revisi ke bawah dari 1,3%), kemudian rebound

1,5% pada 2020. IMF pada WEO April 2019

menurunkan proyeksi pertumbuhan 2019

menjadi 1,3% yoy (dari 1,6% pada rilis

Januari 2019), dan outlook 2020 menjadi

1,5% (dari 1,7%).

Inflasi HICP 2019 juga diperkirakan

masih lemah. ECB merevisi ke bawah

outlook inflasi 2019 menjadi 1,2% (dari 1,6%

pada estimasi sebelumnya), karena asumsi

harga minyak dunia dan ekspektasi inflasi inti

yang lebih rendah. Penurunan core inflation

merupakan cerminan dari dampak penurunan

harga energi (melalui efek tidak langsung),

pelemahan data-data makroekonomi terkini,

outlook perekonomian domestik yang lebih

19 Asumsi yg digunakan ECB dalam medium-term outlook yaitu (i) tidak terjadi disorderly Brexit; (ii) ketidakpastian perdagangan global dan kebijakan domestik ternormalisasi; (iii) kebijakan moneter ECB berlanjut akomodatif; (iv) kredit sektor swasta tetap resilien ditopang oleh suku bunga rendah; (v) pertumbuhan upah dan penurunan unemployment mendukung perbaikan konsumsi; (vi) ekspor membaik seiring pemulihan permintaan eksternal; (vii) stance fiskal berubah dari netral (2018) menjadi ekspansif.

% yoy

2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2018 2019 2020

GDP (% yoy) 1,9 1,1 1,6 1,5 1,9 1,2 1,5 1,8 1,3 1,5

Estimasi Sebelumnya 1,9 1,7 1,7 1,5 1,9 1,3 1,6 1,8 1,6 1,7

HICP (% yoy) 1,7 1,2 1,5 1,6 1,8 1,4 1,4 1,8 1,3 1,6

Estimasi Sebelumnya 1,8 1,6 1,7 1,8 1,7 1,4 1,5 1,7* 1,7* 1,8*

Ket. estimasi sebelumnya: ECB (Desember 2018), EC (Februari 2019), IMF (WEO Januari 2019)*merujuk ke estimasi WEO Oktober 2018

EstimasiEC (Mei 2019) IMF (WEO April 2019)ECB (Maret 2019)

Tabel 2.2 Estimasi Pertumbuhan PDB dan Inflasi

Page 22: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

38

1,8% yoy, terakselerasi dari 1,4% pada TW4-18.

Namun perbaikan kinerja tersebut terindikasi

bersifat temporer karena lebih dipengaruhi

oleh upaya menumpuk persediaan (stockpiling)

untuk mengantisipasi potensi gangguan

pasokan apabila Inggris keluar dari Uni Eropa

(UE) yang semula dijadwalkan pada 29 Maret

2019. Sejalan dengan kegiatan stockpiling,

investasi Inggris menguat signifikan, diikuti

oleh pengeluaran pemerintah dan konsumsi

rumah tangga. Belanja rumah tangga yang

meningkat ditopang oleh perbaikan sektor

tenaga kerja serta cuaca yang lebih hangat

sehingga mendorong minat belanja. Upaya

menumpuk persediaan dipenuhi dengan

impor terutama dari UE sehingga defisit neraca

perdagangan melebar.

Tekanan inflasi Inggris masih di

bawah target 2%. Inflasi Maret 2019 sebesar

1,9% yoy, turun (dari 2,1% pada Desember

2018), terutama disebabkan penurunan

harga perumahan. Di sisi ketenagakerjaan,

tingkat pengangguran terus menurun hingga

menyentuh rekor terendah (3,8%), sejalan

dengan peningkatan penyerapan tenaga

kerja. Kondisi pasar tenaga kerja yang ketat

dan pertumbuhan upah yang stabil menjadi

penopang peningkatan konsumsi.

Bank of England (BoE) mempertahankan

kebijakan pemerintah, serta semakin

menurunkan popularitas Presiden Perancis

(Macron). Gejolak politik Spanyol meningkat

pasca parlemen menolak rencana anggaran

yang diajukan pemerintah dan memicu snap

election pada 28 April 2019. Pemulihan

ekonomi domestik juga dapat tertahan jika

hambatan temporary factors bertahan lebih

lama dari perkiraan. Negosiasi Brexit, baik

antara Inggris-Uni Eropa maupun pemerintah-

parlemen Inggris, masih diselimuti

ketidakpastian, bahkan telah menyebabkan

pengunduran diri PM May pada 24 Mei 2019.

Kendati demikian, masih terdapat beberapa

faktor upside risks yang dapat mendorong

pemulihan, diantaranya yaitu perbaikan

ketenagakerjaan lebih lanjut yang dapat

menopang perbaikan permintaan domestik,

hambatan pertumbuhan dari faktor temporer

memudar lebih cepat dari ekspektasi, serta

kebijakan fiskal sejumlah negara anggota yang

makin ekspansif sebagai upaya mendorong

aktivitas perekonomian domestik.

2.3. Inggris

Di tengah ketidakpastian penyelesaian

Brexit, kinerja ekonomi Inggris masih

menunjukkan performa yang membaik.

Pertumbuhan PDB pada TW1-19 mencapai

% yoy

2017 2018 2018 2019 2020 2018 2019 2020 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4Kawasan Euro 2,5 1,9 1,8 1,3 1,5 1,8 1,1 1,3 2,1 2,5 2,8 2,7 2,4 2,2 1,6 1,2 1,2 1,0 1,3 1,4 1,5 1,4 1,3 1,2Jerman 2,4 1,5 1,5 0,8 1,4 1,4 0,8 1,5 2,1 2,2 2,6 2,8 2,1 2,0 1,1 0,6 0,7 0,5 1,0 1,3 1,3 1,2 1,1 1,0Perancis 2,3 1,6 1,5 1,3 1,4 1,6 1,3 1,3 1,4 2,3 2,7 2,8 2,2 1,7 1,4 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,4 1,3 1,2 1,2Italia 1,8 0,7 0,9 0,1 0,9 0,9 0,1 0,5 1,5 1,7 1,7 1,6 1,4 1,0 0,5 0,0 0,1 -0,2 0,2 0,6 0,7 0,7 0,6 0,6Spanyol 3,0 2,6 2,5 2,2 1,9 2,6 2,2 1,8 2,9 3,1 2,9 3,1 2,9 2,6 2,5 2,3 2,4 2,3 2,2 1,9 1,9 1,9 1,9 1,9

Keterangan: cetak miring dan biru merupakan angka proyeksi Consensus Forecast Mei 2019

NegaraRealisasi

IMF WEOApril 2019

CFMei 2019

Realisasi/Proyeksi2017 2018 2019 2020

Tabel 2.3 Realisasi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Page 23: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

39

Inggris berhasil mencatatkan

peningkatan pertumbuhan ekonomi

pada triwulan awal 2019, di tengah

ketidakpastian penyelesaian Brexit.20

Pertumbuhan PDB TW1-19 terakselerasi

sebesar 1,8% yoy (preliminary data),

meningkat dari TW4-18 (1,4%) dan juga

lebih baik dari ekspektasi pasar (1,4%).

Kendati meningkat, pertumbuhan ekonomi

Inggris terindikasi bersifat temporer karena

lebih dipengaruhi oleh penumpukan

persediaan (stockpiling) untuk mengantisipasi

disrupsi pasokan pasca Brexit. Pelaku usaha

mengubah waktu/periode aktivitas produksi

untuk mengantisipasi rencana keluarnya

Inggris dari Uni Eropa (UE) yang semula

dijadwalkan pada 29 Maret 2019.

Pertumbuhan PDB Inggris TW1-19

ditopang oleh peningkatan pertumbuhan

investasi, pengeluaran pemerintah

dan konsumsi rumah tangga.21 Sejalan

dengan kegiatan stockpiling, investasi (Gross

Fixed Capital Formation/GFCF) tumbuh

signifikan sebesar 1,7% yoy, setelah pada

triwulan sebelumnya terkontraksi -1,1%

akibat ketidakpastian negosiasi dan politik

terkait Brexit.22 Sementara itu, pengeluaran

20 Brexit (British Exit) adalah keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) yang didasarkan pada hasil referendum 23 Juni 2016. Inggris dijadwalkan akan keluar dari UE pada 31 Oktober 2019, setelah mengalami penundaan dari tanggal awal 29 Maret 2019, yaitu dua tahun sejak Perdana Menteri Theresa May menyampaikan Article 50 kepada UE.

21 Konsumsi rumah tangga masih memberikan sumbangan terbesar yaitu 1,2% (naik dari 1,1% pada TW4-18). Sementara, investasi GFCF berkontribusi (0,3%), dan pengeluaran pemerintah (0,4%).

22 Upaya stockpiling merupakan langkah contingency plan pelaku usaha dalam menghadapi Brexit dengan

tingkat suku bunga pada level 0,75%. BoE

juga memutuskan mempertahankan jumlah

kepemilikan surat berharga pemerintah dan

obligasi korporasi dalam program pembelian

aset masing-masing sebesar GBP435 miliar

dan GBP10 miliar. Sementara, anggaran

pemerintah mengalami surplus sejalan dengan

peningkatan pendapatan pajak (faktor

seasonal).

Ekonomi Inggris ke depan diprediksi

membaik namun masih dalam level

yang relatif lemah. BoE merevisi ke atas

pertumbuhan outlook PDB 2019 menjadi

1,5% yoy (revisi dari 1,2% pada estimasi

Februari 2019), dan meningkat dari 1,4%

pada 2018. BoE juga merevisi ke atas outlook

PDB 2020 menjadi 1,6% (dari 1,5%). Namun

IMF lebih pesimis dengan merevisi ke bawah

estimasi PDB 2019 dan 2020 masing-masing

menjadi 1,2% dan 1,4% (WEO April 2019),

dari estimasi sebelumnya (WEO Januari 2019)

sebesar 1,5% untuk kedua periode tersebut.

Sejumlah risiko membayangi kinerja

ekonomi Inggris ke depan. Dari sisi internal,

Inggris menghadapi risiko ketidakpastian

negosiasi Brexit, dan berlarutnya polemik

politik dalam memutuskan kesepakatan

Brexit. Sementara dari sisi eksternal, Inggris

menghadapi tantangan perlambatan

perekonomian global dan ketegangan

perdagangan Tiongkok-AS, yang juga

merupakan faktor risiko lama yang semakin

tereskalasi.

Page 24: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

40

besar (79,6% PDB), sektor jasa memainkan

peran penting dalam pertumbuhan ekonomi

Inggris. Sektor jasa tumbuh relatif stabil sebesar

2% yoy dalam dua triwulan terakhir. Tindakan

pelaku usaha yang memupuk persediaan turut

menggerakkan jasa pengiriman barang dan

penyimpanan (gudang). Sementara itu, sektor

industri tumbuh meningkat sebesar 0,6%

yoy, setelah terkontraksi -0,7% pada TW4-

18. Aktivitas manufaktur menjadi pendorong

utama sektor industri, seiring dengan

meningkatnya tingkat output karena aksi

(79,6% PDB)

pemerintah TW1-19 tumbuh sebesar

2,2% yoy (dari 1,0% pada TW4-18) yang

mengindikasikan bahwa stockpiling juga

dilakukan oleh lembaga pemerintah.

Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar

1,9% yoy (naik dari 1,7% pada TW4-18)

ditopang oleh perbaikan sektor tenaga

kerja yang terindikasi dari penurunan

tingkat pengangguran dan stabilitas tingkat

upah. Namun demikian, kinerja net ekspor

memburuk dan berkontribusi negatif

terhadap pertumbuhan ekonomi. Impor

melonjak tinggi mencapai 10,2% yoy (TW1-

19) dari hanya 2,6% (TW4-18) sebagai imbas

aktivitas stockpiling –terutama impor dari UE.

Akselerasi ekspor yang tumbuh 1,5% yoy

(TW1-19), dari kontraksi -0,2% (TW4-18),

belum mampu mengimbangi kenaikan impor.

Sumber: Bloomberg

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q12013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy

GDP, lhs Household, rhsGovernment, rhs Gross Fixed Capital Form, rhsExports, rhs Imports, rhs

Grafik 2.32 Pertumbuhan PDB

Secara sektoral, kinerja ekonomi

Inggris terutama ditopang oleh sektor

jasa, diikuti dengan sektor industri dan

konstruksi. 23 Dengan pangsa yang relatif

meningkatkan impor barang dari UE.23 Sektor konstruksi memiliki pangsa 5,6% PDB,

sementara sektor industri (13,6% PDB) dan jasa

Sumber: Bloomberg

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-4,0

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q12013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy GDP, lhs Industry, rhs Services, rhsAgriculture, rhs Construction, rhs

Grafik 2.33 Pertumbuhan PDB sektoral

Sumber: ONS

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy%yoy Retail Sales Food Stores Department StoreOnline Stores, rhs Automotive fuel, rhs

Grafik 2.34 Penjualan Ritel

Page 25: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

41

hangat –mendorong minat masyarakat untuk

bepergian dan berbelanja. Rerata penjualan

ritel TW1-19 tumbuh 3,9% yoy, menguat dari

2,5% pada TW4-18, antara lain didukung

penjualan e-commerce.25 Peningkatan

penjualan terjadi pada bahan bakar otomotif,

serta tekstil dan alas kaki. Selain itu, penjualan

kendaraan baru juga membaik dipengaruhi

sektor ketenagakerjaan yang robust.

Registrasi mobil baru TW1-19 membaik meski

masih di zona kontraksi -1,2% yoy (dari -3,8%

pada TW4-18). Konsumen juga terindikasi

melakukan pembelian kendaraan baru di

awal tahun untuk menghindari pelemahan

pound apabila terjadi no-deal Brexit. Tindakan

front loading tersebut sejalan dengan indeks

kepercayaan konsumen yang menunjukkan

kekhawatiran ketidakpastian negosiasi Brexit

(rerata indeks turun ke -13,3, dari -12,3 pada

TW4-18, dan terendah sejak TW3-13).

Perbaikan konsumsi dan

upaya memupuk persediaan untuk

mengantisipasi dampak Brexit telah

meningkatkan aktivitas produksi. Rerata

produksi industri TW1-19 meningkat ke

level 0,6% yoy (dari terkontraksi -0,7%

pada TW4-18). Peningkatan terjadi pada

produk manufaktur dan konstruksi, di tengah

perlambatan output pertambangan. Output

manufaktur terakselerasi sebesar 1,2% (dari

-1,3%), terutama pada produk tekstil, kulit,

dan pakaian; farmasi; kimia; serta karet dan

plastik. Output konstruksi juga meningkat

25 Penjualan e-commerce pada TW1-19 mengalami kenaikan pertumbuhan menjadi 16,8% yoy dari 9,2% di TW4-18).

stockpiling.24 Sektor konstruksi juga tumbuh

cukup impresif mencapai 2,8% yoy (dari

0,3% pada TW4-18), seiring peningkatan

pembangunan rumah baru. Cuaca yang lebih

kondusif dibandingkan triwulan sebelumnya,

memudahkan proses pembangunan rumah.

Sumber: ONS

-20

-15

-10

-5

0

5

10

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

INDEKS % yoy

New Car Registration (% yoy), rhsGfk Consumer Confidence Index, rhs

Grafik 2.35 Registrasi Mobil Baru dan

Tingkat Kepercayaan Konsumen

Sumber: Bloomberg

-7

-2

3

8

13

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

3 6 9 121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy Industrial ProductionManufacturing Production

Construction Output

Grafik 2.36 Produksi Industri

Aktivitas konsumsi secara umum

menguat, terindikasi dari peningkatan

penjualan ritel dan kendaraan. Kenaikan

penjualan ritel dipengaruhi oleh perbaikan

sektor tenaga kerja dan cuaca yang lebih

24 Rerata IP Manufacturing Inggris mencapai 1,02% (TW1-19), meningkat pesat dari -0,2% (TW4-18).

Page 26: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

42

hambatan pasokan apabila terjadi no-deal

Brexit. Rerata impor pada TW1-19 tumbuh

meningkat menjadi 11,8% yoy (dari 6,3%

pada TW4-18), dan tertinggi dalam enam

triwulan. Peningkatan impor barang terutama

bahan kimia, manufaktur, mesin dan alat

transportasi.

Sumber: BoE Inflation Report

4

3

2

1

0

1

2

3

4

Percentage point

Import growth (per cent)

EU

Non-EU

Jan July2018

Jan2019

Grafik 2.39 Pertumbuhan Impor

Sejalan dengan impor,

pertumbuhan ekspor juga meningkat

dengan akselerasi yang terbatas. Rerata

ekspor TW1-19 tumbuh 3,8% yoy (naik

dari 3,7% pada TW4-18), terutama produk

makanan dan minuman. Kenaikan tersebut

merupakan hasil positif dari upaya peningkatan

produktivitas pada sektor makanan dan

minuman yang diupayakan oleh Food and

Drink Sector Council.27 Ekspor makanan dan

minuman terutama ditujukan ke negara non-

Uni Eropa. Food and Drink Sector Council

berhasil mengidentifikasi lima target pasar

(Tiongkok, Kawasan Teluk Persia, AS, Jepang,

27 Food and Drink Sector Council adalah kerja sama antara industri dengan Pemerintah Inggris yang dibentuk pada Januari 2018 untuk meningkatkan produktivitas dan keberlangsungan industri makanan dan minuman Inggris.

sebesar 2,9% (dari 1,2%), namun output

produk pertambangan menurun 6% (dari

9,5%), terutama batubara. Penurunan output

produk pertambangan tersebut sejalan

dengan komitmen untuk menghentikan

penggunaan batu bara pada 2025.26

Sumber: Bloomberg

45

50

55

60

65

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

Indeks PMI Composite PMI ManufacturingPMI Services PMI Construction

Grafik 2.37 Purchasing Manager Index

Sumber: Bloomberg

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-8

-7

-6

-5

-4

-3

-2

-1

0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy Miliar GBP Trade Balance, lhs Exports, rhs Imports, rhs

Grafik 2.38 Neraca Perdagangan

Kinerja perdagangan melemah

terimbas upaya stockpiling yang

dipenuhi dari impor. Pelaku bisnis

melakukan stockpiling dengan mengimpor

barang terutama dari negara-negara UE.

Kalangan usaha berupaya mengantisipasi

26 Komitmen tersebut dicanangkan pada 2015.

Page 27: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

43

Penurunan harga rumah dikarenakan

berkurangnya demand akibat ketidakpastian

Brexit, perubahan kebijakan pemerintah,

dan peningkatan supply rumah. Pemerintah

meningkatkan pajak pembelian rumah kedua

dan menurunkan pembebasan tax relief pada

mortgage interest rate sehingga menurunkan

permintaan rumah. Penurunan harga juga

terjadi pada komponen transportasi –terimbas

penurunan harga minyak dunia– serta harga

rekreasi dan restoran. Inflasi inti pada Maret

2019 juga melemah menjadi 1,8% yoy,

biaya perumahan transportasi, rekreasi dan restoran.

dan India) yang dinilai menawarkan potensi

pertumbuhan yang signifikan untuk industri

makanan dan minuman Inggris. Seiring laju

akselerasi impor yang melebihi ekspor, defisit

neraca perdagangan pada TW1-19 melebar

menjadi –GBP18,3 miliar, dari defisit –GBP9,4

miliar pada TW4-18.

Sumber: BloombergSumber: Bloomberg

-2

-1

0

1

2

3

4

-10

-5

0

5

10

15

20

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy

Food & Non-Alcoholic Beverage, lhsHousing & Household Services, lhsTransport, lhsRestaurants and Hotels, lhsRecreation & Culture, lhsCPI, rhsCore CPI, rhs

Grafik 2.40 Inflasi IHK

Sumber: Bloomberg

-18,0

-12,0

-6,0

0,0

6,0

12,0

18,0

24,0

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy

PPI Output Prices, lhsPPI Output Core, lhsPPI Input Prices, rhs

Grafik 2.41 Inflasi PPI

Tekanan inflasi melemah

dipengaruhi penurunan harga

perumahan. Inflasi headline (IHK) pada

Maret 2019 sebesar 1,9% yoy, turun

dibandingkan Desember 2018 (2,1%).28

28 Inflasi inti turun pada level 1,8% pada Maret 2019 (dari 1,9% pada Desember 2018), karena penurunan

Sumber: Bloomberg

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

5,5

6,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018

% yoy % Unemployment Rate, lhs Average Weekly Earnings, rhsReal Wage, rhs

Grafik 2.42 Tingkat Pengangguran dan Upah

Sumber: Bloomberg

330

360

390

420

450

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

Miliar GBP

% BoE Asset Purchase Target, rhsBoE Corp Bond Purchase Target

Bank Rate, lhs

Grafik 2.43 Kebijakan Moneter

Page 28: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

44

bahwa arah kebijakan ke depan akan sangat

dipengaruhi oleh perkembangan penyelesaian

Brexit. Apabila ekonomi berkembang sejalan

dengan proyeksi MPC, pengetatan kebijakan

moneter secara bertahap hingga batas

tertentu dinilai tepat untuk mengembalikan

inflasi menuju target sebesar 2%.

Sumber: ONS

76,0

78,0

80,0

82,0

84,0

86,0

88,0

0,6

0,8

1,0

1,2

1,4

1,6

1,8

2,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% GDP Miliar GBP Utang Pemerintah Net Debt (% GDP), rhs

Grafik 2.44 Utang Pemerintah

Sumber: ONS

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

-15,0

-12,0

-9,0

-6,0

-3,0

0,0

3,0

6,0

9,0

12,0

15,0

18,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy Miliar GBP

Budget BalanceTotal Revenue, rhs

Total Expenditure, rhs

Grafik 2.45 Keseimbangan Fiskal

Di sisi fiskal, pemerintah berhasil

membukukan surplus anggaran seiring

kenaikan penerimaan pajak. Anggaran

pemerintah TW1-19 mengalami surplus sebesar

GBP16,5 miliar, membalikkan defisit GBP16,4

pembelian obligasi pemerintah sebesar GBP435 miliar.

dibandingkan 1,9% pada Desember 2018.

Pelemahan IHK juga sejalan dengan inflasi di

tingkat produsen yang turun menjadi 2,2%

yoy (Maret 2019) dari sebelumnya 2,4%

(Desember 2018) akibat penurunan harga

komoditas global.

Pasar tenaga kerja makin ketat

akibat keterbatasan tenaga kerja dari

UE. Keketatan sektor tenaga kerja tercermin

dari tingkat pengangguran Maret 2019 yang

turun ke rekor terendah sebesar 3,8%, dari

4,0% pada Desember 2018. Penyerapan

tenaga kerja meningkat seiring kenaikan

jumlah pekerja full-time. Pekerja dari UE

yang menurun akibat ketidakpastian Brexit

menambah keketatan pasar tenaga kerja

Inggris, di tengah tingkat upah yang stabil.

Rerata upah mingguan TW1-19 tumbuh

stabil 3,4% yoy –tertinggi sejak TW2-08–

sama dengan TW4-18). Sebaliknya, upah riil

melambat ke 1,3% yoy dari 1,5%.

BOE mempertahankan suku bunga

kebijakan untuk merespons tekanan

inflasi yang masih di bawah target, serta

ketidakpastian prospek ekonomi akibat

Brexit. Pada pertemuan Monetary Policy

Committee (MPC) 6 Februari 2019 dan 21 Maret

2019, BoE secara aklamasi mempertahankan

Bank Rate sebesar 0,75% dan melanjutkan

program pembelian aset (Asset Purchase

Program).29,30 BoE kembali menekankan

29 Suku bunga kembali dipertahankan pada MPC tanggal 2 Mei 2019.

30 Program APP BoE terdiri dari: (i) mempertahankan stok pembelian obligasi korporasi nonkeuangan berperingkat kredit layak investasi (investment-grade) pada level GBP10 miliar, dan (ii) mempertahankan stok

Page 29: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

45

Bank sentral Inggris tetap

optimis terhadap kinerja perekonomian

domestik dan merevisi ke atas proyeksi

pertumbuhan PDB 2019-2020. BoE (pada

meeting Mei 2019) memprediksi ekonomi

Inggris 2019 akan tumbuh sebesar 1,5% yoy

(revisi ke atas dari 1,2% pada estimasi Februari

2019), meningkat dari 1,4% pada 2018. Revisi

tersebut dilatarbelakangi oleh asumsi bahwa

dampak dari ketidakpastian Brexit mereda

secara bertahap dan berhasil menghindari

hard Brexit, yang akan berdampak positif

terhadap permintaan. BoE juga merevisi ke

atas outlook PDB 2020 menjadi 1,6% (dari

1,5%). Revisi outlook PDB 2020 tersebut

berdasarkan asumsi bahwa investasi akan

kembali pulih, serta peningkatan konsumsi

rumah tangga dan pengeluaran pemerintah.

BoE menekankan bahwa ekonomi Inggris

ke depan akan dipengaruhi oleh kelancaran

proses Brexit terutama terkait kesepakatan

perdagangan pasca Brexit. Berbeda dengan

BoE, IMF cenderung lebih pesimis dan

merevisi ke bawah proyeksi PDB Inggris 2019

dan 2020 masing-masing menjadi 1,2% dan

1,4% dalam WEO April 2019, dari estimasi

sebelumnya (WEO Januari 2019) sebesar

1,5% untuk kedua periode tersebut.

miliar pada TW4-18. Surplus dihasilkan dari

penerimaan anggaran yang tumbuh 6,0%

yoy (GBP218,9 miliar), meningkat dari 2,9%

(GBP185,2 miliar) pada Desember 2018 dipicu

kenaikan penerimaan pajak pendapatan dan

pajak tak langsung.31 Sementara itu, belanja

pemerintah turun 2,7% yoy (GB201,0 miliar)

dari 4,7% (GBP202,0 miliar) imbas dari

penurunan belanja rutin dan belanja modal.

Prospek ekonomi Inggris diprediksi

membaik meski pada kisaran yang masih

lemah. Dalam jangka pendek, konsumsi

diprediksi masih menjadi pendorong utama

pertumbuhan ekonomi seiring berlanjutnya

stockpiling guna mengantisipasi disrupsi

pasokan pasca Brexit, serta ditopang sektor

ketenagakerjaan yang solid. Investasi bisnis

dan properti diperkirakan tetap lemah karena

perusahaan memilih menunda proyek seiring

dengan meningkatnya ketidakpastian Brexit.

Kontribusi net ekspor terhadap PDB diprediksi

masih negatif seiring peningkatan impor

untuk stockpiling.

31 Periode TW1-19 adalah masa wajib setoran pajak dan melaporkan SPT sehingga anggaran mengalami surplus. SPT disampaikan paling lambat 31 Januari setiap tahun.

Tabel 2.4 Estimasi Pertumbuhan dan Inflasi

Realisasi

2018 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020Estimasi

Keterangan referensi:Estimasi terkini: IMF-WEO April 2019, BoE Inflation Report Mei 2019, EC Spring Forecast 2019, CF Mei 2019Estimasi sebelumnya: IMF-WEO Januari 2019, BoE Inflation Report Februari 2019, EC Winter Forecast 2019, CF April 2019.

IMF BoE European Commission (EC)

Consensus Forecast (CF)

GDP (%yoy) 1,4 1,2 1,4 1,5 1,6 1,3 1,3 1,4 1,4Estimasi Sebelumnya - 1,5 1,5 1,2 1,5 1,3 1,3 1,3 1,5CPI (%yoy) 2,1 1,8 2,0 1,6 2,0 2,0 2,1 2,0 2,0Estimasi Sebelumnya - 2,2 2,2 2,0 2,1 1,8 2,0 2,0 2,1

Page 30: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

46

Sejumlah risiko domestik dan

eksternal membayangi ekonomi Inggris ke

depan. Dari sisi domestik, Inggris menghadapi

risiko ketidakpastian negosiasi Brexit yang

berkepanjangan, dan berlarutnya polemik

politik dalam memutuskan kesepakatan Brexit.

Risiko Brexit tereskalasi pasca pengunduran

diri PM May pada 24 Mei 2019, yang makin

menambah ketidakpastian. Inggris harus

melalui proses pemilihan pemimpin baru untuk

melanjutkan negosiasi dengan UE. Sedangkan

risiko dari eksternal yang perlu dicermati

adalah perlambatan perekonomian global

dan ketegangan perdagangan Tiongkok-AS,

yang juga merupakan faktor risiko lama yang

semakin tereskalasi.

Harga minyak dunia yang berlanjut

menurun menyebabkan tekanan inflasi

dalam jangka pendek diperkirakan masih

lemah. BoE (pada Mei 2019) memperkirakan

inflasi 2019 sebesar 1,6%, revisi ke bawah

dari proyeksi Februari 2019 (2,0%). Kemudian

inflasi diperkirakan meningkat mencapai target

2% yoy pada 2020. Peningkatan demand

domestik yang sejalan dengan kenaikan

upah –imbas dari ketatnya pasar tenaga

kerja-, berkurangnya pass-through depresiasi

GBP terhadap demand, dan meredanya

ketidakpastian Brexit, melatarbelakangi

prakiraan inflasi tersebut.

BoksPerjalanan Panjang Negosiasi Brexit

Proses negosiasi Brexit

penuh tantangan dan belum

mencapai kesepakatan meski

sejumlah perundingan telah

digelar. Upaya pemerintah Inggris, di

bawah kepemimpinan PM May, untuk

mendapatkan persetujuan parlemen atas

draft Withdrawal Agreement (WA) yang

telah disepakati dengan 27 negara UE

menemui jalan buntu. Melalui voting pada

15 Januari, 12 Maret dan 29 Maret 2019,

Parlemen Inggris telah menolak WA yang

diajukan PM May.32

Withdrawal Agreement –

disebut Brexit Deal– merangkum

kesepakatan Inggris dan UE untuk

menyelesaikan masalah Brexit. Kedua

pihak menyepakati deklarasi politik

framework future relationship pada 22

November 2018, yang akan menjadi basis

kerja sama ekonomi. Dokumen tersebut

disahkan pada EU Summit (25 November

32 Pada 14 November 2018, UE dan Inggris merilis draft Withdrawal Agreement yang telah disepakati oleh 27 pemimpin UE dan Pemerintah Inggris (Perdana Menteri Theresa May).

Page 31: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

47

2018) serta akan dilanjutkan dengan

proses ratifikasi WA oleh parlemen UE

(European Parliament) dan parlemen

Inggris (House of Commons).

Proses ratifikasi WA oleh

parlemen Inggris tidak berjalan mulus

karena mayoritas anggota parlemen

menolak usulan penyelesaian

backstop Irlandia Utara.33 Parlemen

Inggris memandang Brexit Deal belum

memuat jaminan jangka waktu penerapan

backstop, serta kemampuan Inggris untuk

menghentikan backstop secara sepihak.

Hal tersebut menyebabkan Irlandia

Utara berisiko terikat dalam peraturan

single market UE dalam jangka waktu

tidak terbatas. Merespons pembahasan

pada Parlemen Inggris yang alot, UE

menekankan bahwa substansi utama

dari withdrawal agreement tersebut

tidak dapat direnegosiasikan, namun UE

menekankan kesiapan untuk berkoordinasi

dengan Pemerintah Inggris.

Sejalan dengan alotnya proses

persetujuan oleh parlemen Inggris, PM

May, pada 5 April 2019, mengajukan

pengunduran batas waktu keluarnya

Inggris dari UE. Pertemuan EU Summit

yang diselenggarakan untuk membahas

permintaan Inggris tersebut menghasilkan

33 Klausul backstop: menjaga perbatasan Irlandia Utara (yang termasuk wilayah Inggris Raya) dengan Republik Irlandia (UE) tetap open border.

keputusan: (i) Perpanjangan Brexit hanya

selama diperlukan dan tidak lebih dari

31 Oktober 2019 (Brexit Day) untuk

memungkinkan ratifikasi perjanjian Brexit;

(ii) Inggris harus mengikuti pemilihan

EU Parliament pada 23 Mei 2019. Jika

menolak, Inggris akan keluar dari UE pada

1 Juni 2019; dan (iii) European Council

menegaskan bahwa tidak terdapat

pembukaan kembali negosiasi withdrawal

agreement.

Proses persetujuan Brexit yang

berlarut-larut dan menemui jalan

buntu menyebabkan PM Theresa

May mengundurkan diri. PM May

menyatakan mundur sebagai Pemimpin

Partai Konservatif (24 Mei 2019), dan

sebagai Perdana Menteri (7 Juni 2019)

–setelah menerima kunjungan Presiden

Trump. Kesulitan mendapatkan dukungan

Parlemen Inggris untuk meratifikasi WA

yang telah disetujui dengan UE, serta

kegagalan upaya kompromi dengan

oposisi Partai Buruh melatarbelakangi

keputusan tersebut.

Inggris melakukan proses politik

pemilihan pemimpin Partai Konservatif

dan Perdana Menteri. Partai Konservatif

melaksanakan leadership contest pada

Juni-Juli 2019, dan diharapkan pada akhir

Juli 2019 telah terpilih pemimpin baru

yang akan melanjutkan proses negosiasi

Brexit. Dengan pengunduran diri PM

Page 32: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

48

May, kemungkinan terjadinya no-deal/

hard Brexit meningkat seiring pandangan

kandidat pengganti PM May yang

cenderung Pro-Brexit dan menjanjikan

Brexit Day pada 31 Oktober 2019 dengan

atau tanpa kesepakatan.

Peluang terjadinya Brexit

semakin besar. Dua kandidat terkuat

yaitu Boris Johnson (backbencher Partai

Konservatif) dan Jeremy Hunt (foreign

secretary) berkomitmen mewujudkan

Brexit dan tidak menutup kemungkinan

terjadinya no-deal Brexit sebagai alternatif

terakhir. Berbeda dengan Boris Johnson

yang menetapkan 31 Oktober 2019 sebagai

hard-deadline Brexit, Jeremy Hunt tidak

menutup kemungkinan perpanjangan

deadline Brexit apabila diperlukan.

Seiring berlarutnya proses penyelesaian

Brexit yang menimbulkan ketidakpastian

global maka perkembangan negosiasi

Brexit antara pemimpin Inggris yang baru

dengan UE perlu tetap dicermati.

2.4. Jepang

Kinerja ekonomi Jepang tumbuh

meningkat dan di atas ekspektasi.

Pertumbuhan PDB TW1-19 sebesar 0,9%

yoy, membaik dari 0,3% pada TW4-18, serta

lebih tinggi dari ekspektasi (0,5%). Performa

tersebut terutama ditopang oleh peningkatan

aktivitas investasi dan perbaikan net ekspor,

sehingga dapat mengompensasi perlambatan

konsumsi dan pengeluaran pemerintah.

Perbaikan investasi terutama ditopang oleh

investasi pemerintah sejalan dengan kegiatan

rekonstruksi pasca bencana. Sementara

perbaikan net ekspor -yang dipengaruhi

penurunan impor lebih tajam dari pelemahan

ekspor- tetap perlu dicermati karena juga

mengindikasikan pelemahan permintaan

domestik yang dalam.

Konsumsi tumbuh melambat seiring

pertumbuhan upah riil yang lemah, kendati

sektor ketenagakerjaan mengetat. Tingkat

upah terkoreksi akibat profit perusahaan

yang tertahan, terdampak eskalasi konflik

perdagangan. Sementara pengeluaran

pemerintah melambat seiring berkurangnya

belanja untuk pendidikan dan social security.

Inflasi merambat naik meski masih

jauh dari target. Kenaikan inflasi dipengaruhi

oleh akselerasi harga makanan dan furnitur.

Sejalan dengan itu, kenaikan harga bahan

input di tingkat produsen memaksa beberapa

perusahaan produsen makanan dan minuman

untuk menaikkan harga jual.

Ekonomi Jepang pada 2019 dan 2020

diprediksi tumbuh sedikit membaik. BOJ

memperkirakan ekonomi FY 2019 tumbuh

sebesar 0,8% yoy, revisi ke bawah dari

proyeksi Januari 2019 (0,9%), dan lebih tinggi

dari pertumbuhan ekonomi FY 2018 (0,7%

yoy). BOJ optimis bahwa ekonomi pada FY

2020 dan FY 2021 akan membaik, masing-

masing tumbuh sebesar 0,9% dan 1,2%.

Page 33: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

49

atas perkiraan. Pertumbuhan ekonomi

Jepang TW1-19 meningkat menjadi 0,9%

yoy (2nd preliminary), di atas ekspektasi

pelaku pasar (0,5%), setelah tumbuh 0,3%

yoy pada TW4-18.34 Performa positif negara

matahari terbit tersebut terutama ditopang

oleh aktivitas investasi dan net ekspor,

yang dapat mengompensasi perlambatan

konsumsi dan pengeluaran pemerintah.

Kendati membaik, kinerja net ekspor lebih

dipengaruhi oleh penurunan impor yang lebih

tajam dibandingkan ekspor, mengindikasikan

pelemahan permintaan domestik.

Sumber: Bloomberg

-8,0

-4,0

0,0

4,0

8,0

12,0

16,0

20,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy

GDP, lhs Government Consumption, rhsExports, rhs Imports, rhs

GFCF, rhsHousehold Consumption, rhs

Grafik 2.46 Pertumbuhan PDB

Sumber: Bloomberg

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% Household Government ConsumptionGross Fixed Capital Form Exports

Grafik 2.47 Grafik Kontribusi Komponen PDB

34 Perkiraan Consensus Forecast, Juni 2019.

Kinerja tersebut didorong oleh investasi dan

konsumsi –seiring perbaikan di pasar tenaga

kerja, dan investasi pemerintah. Sementara

IMF memprediksi ekonomi 2019 tumbuh

1% yoy (revisi ke bawah dari proyeksi Januari

2019 sebesar 1,1%), namun membaik

dibandingkan 2018 (0,8%). Pada 2020, IMF

memprakirakan ekonomi Jepang tumbuh

melambat menjadi 0,5%.

Dalam upaya mencapai level

pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,

terdapat sejumlah risiko yang perlu

diperhatikan. Upside risk yang mengemuka

antara lain, sentimen positif dari dunia usaha

dan masyarakat terhadap keberhasilan

upaya pemerintah dalam (i) memitigasi risiko

terkait dampak kenaikan pajak konsumsi,

(ii) melaksanakan reformasi di bidang

ketenagakerjaan, kependudukan, dan inovasi

industri, serta (iii) menjaga kesinambungan

fiskal. Sementara, downside risk yang

mengemuka antara lain, (i) ketidakpastian

arah kebijakan makroekonomi AS dan

dampaknya terhadap pasar keuangan global,

(ii) kebijakan proteksionisme perdagangan,

(iii) pelemahan kinerja ekonomi di negara

berkembang dan negara eksportir komoditas,

(iv) ketidakpastian negosiasi Brexit, (v) risiko

geopolitik, dan (vi) pelemahan permintaan

terhadap komoditas komponen elektronik

dan kelistrikan, akibat global adjustment pada

industri teknologi informasi berlangsung lebih

lama dari ekspektasi.

Kinerja ekonomi Jepang pada

triwulan awal 2019 diluar dugaan

mengalami perbaikan dan tumbuh di

Page 34: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

50

Konsumsi pada TW1-19 sebesar 0,4% yoy,

tumbuh melambat dari 0,5% pada TW4-

18. Meski melambat, konsumsi masih

berkontribusi positif terhadap pertumbuhan

ekonomi (0,2%, sama dengan TW4-18).

Sejalan dengan itu, pengeluaran pemerintah

juga tumbuh melambat 0,9% yoy (dari

1,3% pada TW4-18), seiring penyaluran

dana untuk anggaran daerah, anggaran

pendidikan, dan social security yang lebih

rendah dibanding triwulan sebelumnya.

Kendati demikian, alokasi anggaran untuk

public works meningkat cukup tajam (1,8%

dari -6,7%) terutama untuk rekonstruksi

pasca bencana pada TW3-18.

Sumber: Bloomberg

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46Penj. Ritel Consumer Confidence, rhs Belanja RT

Grafik 2.48 Indikator Daya Beli Masyarakat

Sumber: Bloomberg

PMI!A1

44

46

48

50

52

54

56

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

Indeks % yoy IP, rhsIP-Shipment

IP-InventoryPMI Manufaktur, rhs

PMI Jasa

Grafik 2.49 Produksi Industri dan PMI

Aktivitas investasi dan net

ekspor berkontribusi positif terhadap

pertumbuhan PDB. Komponen Investasi

TW1-19 tumbuh 1,2% yoy, dari 0,9%

yoy pada TW4-18.35 Kenaikan terutama

ditopang oleh investasi pemerintah (kontraksi

menyempit ke -2,9% yoy, dari -5,7% yoy)

sejalan dengan rekonstruksi pasca bencana.

Investasi perumahan swasta membaik (0,6%

yoy dari -2,2% yoy), antara lain dipicu front

loading sebelum kenaikan pajak perumahan.36

Net ekspor berperan mendorong pertumbuhan

PDB seiring pelemahan impor yang lebih tajam

dibandingkan penurunan ekspor.37 Pelemahan

ekspor disebabkan oleh penurunan permintaan

dari Tiongkok, sedangkan penurunan impor

dipicu oleh pelemahan permintaan domestik.

Pertumbuhan PDB yang didorong oleh net

ekspor tersebut mencerminkan bahwa

ekonomi Jepang belum tumbuh solid.

Konsumsi rumah tangga menurun

seiring penurunan upah riil yang disertai

perlambatan pengeluaran pemerintah.

35 Investasi TW1-19 berkontribusi sebesar 0,3% (naik dari 0,2% pada TW4-18).

36 Harga properti residensial diperkirakan akan meningkat signifikan pasca kenaikan pajak konsumsi Oktober 2019, sebagaimana terjadi pada 1997 dan 2014. Konsumen akan melakukan front loading. Saat ini, terdapat tambahan pajak konsumsi (8%) atas pembelian properti residensial baru (newly built) dan re-sale residential property dari corporate owner, yang akan ditingkatkan menjadi 10% pada Okt-19. Sementara re-sale residential property yang dimiliki individu tidak dikenakan pajak (Japan External Trade Organization dan www.realestate.co.jp).

37 Net ekspor TW1-19 berkontribusi -0,2% (membaik dari -0,5% pada TW4-18). Kinerja ekspor TW1-19 terkontraksi ke level terendah dalam 23 triwulan menjadi -2,7% yoy dari 1% yoy pada TW4-18. Impor turun lebih tajam (-1,9% yoy dari 4,1%).

Page 35: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

51

dalam jangka panjang, belanja rumah

tangga berpotensi terimbas perlambatan

pertumbuhan upah.

Kinerja investasi sektor manufaktur

terkontraksi akibat pelemahan permintaan

domestik dan global. Rerata pertumbuhan

produksi industri TW1-19 terkontraksi -1,6%

yoy (dari tumbuh 1,4% pada TW4-18) terutama

produksi manufaktur. Pengiriman barang yang

tercermin dari IP shipment terkontraksi -1,5%

(dari 1,2%) dipicu permintaan internasional

yang lemah, terutama dari Tiongkok. Kinerja

industri teknologi informasi juga mengalami

kelesuan.

Sumber: Bloomberg

-100,0

-50,0

0,0

50,0

100,0

150,0

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy

Cap. Utilization

Total Machine OrderManuf. Machine Orders,

Non-Manuf Machine Orders, rhs

Grafik 2.50 Machine Orders

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

18,0

20,0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2015 2016 2017 2018 2019

%

Bussiness Condition: All Industries

Sumber: Bloomberg

Business Condition: ManufacturingBusiness Condition: Non-Manufacturing

Grafik 2.51 Survei Tankan BOJ

Penurunan konsumsi terindikasi

dari pelemahan penjualan ritel dan

penurunan kepercayaan konsumen.

Penjualan ritel TW1-19 tumbuh 0,7% yoy,

melambat dari 2,1% (TW4-18). Penurunan

penjualan terjadi hampir di seluruh komoditas,

kecuali machinery and equipment –terutama

mesin non-manufaktur yang justru meningkat

akibat mulainya aktivitas rekonstruksi pasca

bencana. Selain itu, penjualan kendaraan

terkontraksi (-0,2%, dari 6,5%) baik pada

kendaraan penumpang maupun kendaraan

komersial, terdampak pelemahan daya

beli konsumen dan kinerja sektor industri.

Pelemahan daya beli konsumen tersebut

dipicu oleh kontraksi upah riil (-1,40%) dari

0,43% pada TW4-18. Aktivitas konsumsi ke

depan masih menghadapi tantangan sejalan

dengan kepercayaan konsumen menjadi yang

menurun ke 41,3 pada TW1-19 (dari 42,8

pada TW4-18).

Di tengah perlambatan konsumsi,

rerata belanja rumah tangga TW1-19

masih membaik (1,9% dari -0,2% pada

TW4-18). Peningkatan terutama pada semi-

durable goods (seperti pakaian dan furnitur),

serta belanja jasa –terutama transportasi,

komunikasi dan pariwisata– sejalan dengan

puncak musim wisata ski (Desember 2018–

Maret 2019), dan musim plum blossom

atau Sakura (Maret-April 2019). 38 Namun

38 Rerata pertumbuhan pengeluaran untuk sektor transportasi dan komunikasi pada TW1-19 meningkat menjadi 5,4% yoy dari 2,4% pada TW4-18. Sementara, rerata pertumbuhan pengeluaran untuk sektor pariwisata mengalami rebound, tumbuh menjadi 2% pada TW1-19 dari -0,4% pada TW4-18.

Page 36: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

52

wisatawan asing TW1-19 meningkat 5,7%

yoy, dari 3,1% pada TW4-18.

Sentimen bisnis pada sektor jasa

juga tetap positif. Hal tersebut tercermin

dari kenaikan PMI Jasa TW1-19 yang naik

menjadi 52% (dari 51,9%) dan Business

Conditions non-manufaktur Tankan yang

stabil pada 15% (sama dengan TW4-18).

Investasi di sektor jasa, terutama konstruksi

juga meningkat terutama pembangunan

residensial menjadi 7,8% yoy, dari 1,2%

pada TW4-18. Masyarakat melakukan front

loading sebelum kenaikan pajak konsumsi

pada Oktober 2019. Investasi publik oleh

pemerintah juga naik seiring rekonstruksi

pasca bencana yang terjadi pada TW3-18.

Kinerja perdagangan melemah

seiring dengan aktivitas ekspor dan

impor yang terkontraksi. Ekspor TW1-19

terkontraksi -4% yoy (dari 1,5% pada TW4-

18) akibat penurunan permintaan eksternal.

Pelemahan ekspor terutama ke Tiongkok yang

terkontraksi -5,8% yoy (TW1-19) dari 0,8%

(TW4-18), diikuti oleh penurunan ekspor

ke AS, Uni Eropa, dan negara-negara Asia.

Penurunan ekspor terutama pada barang

manufaktur, bahan mentah, dan barang-

barang terkait teknologi dan informatika –

seperti semikonduktor, integrated circuit, dan

peralatan audiovisual. Pertumbuhan impor

TW1-19 terkoreksi lebih dalam ke -0,2% yoy,

dari 11,5% TW4-18 –terutama mineral fuels,

electrical machinery, dan barang-barang

manufaktur –seiring pelemahan kinerja

sektor manufaktur. Penurunan kebutuhan

bahan bakar mineral untuk pemanas ruangan

Sumber: Bloomberg

40

42,5

45

47,5

50

52,5

55

57,5

60

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

Indeks % yoy PMI Jasa Sektor JasaAkomodasi dan Restoran Pembangunan Residensial

Grafik 2.52 Perkembangan

Sektor Jasa dan Konstruksi

Sejalan dengan kinerja sektor

manufaktur yang melemah, investasi mesin

TW1-19 melambat menjadi -8,1% yoy, dari

-0,5%. IP inventory meningkat ke 0,9% (dari

0,4%) mengindikasikan penumpukan stok

barang, akibat pelemahan daya beli domestik

karena kontraksi pertumbuhan upah.

Pelemahan industri manufaktur tercermin

dari penurunan utilisasi kapasitas TW1-19

menjadi -0,7% (dari 0,9% pada TW4-18),

dan hasil survei kondisi bisnis Tankan sektor

manufaktur BOJ yang menurun ke (7% dari

16%). Sejalan dengan itu, PMI Manufaktur

(turun menjadi 49,5 dari 52,6).

Sektor non-manufaktur (jasa)

tumbuh melambat meski masih

tergolong cukup tinggi. Kinerja sektor

jasa tumbuh 1,1% yoy (TW1-19), sedikit

melambat dibanding TW4-18 (1,7%), namun

jauh di atas rata-rata pertumbuhan selama

5 tahun terakhir (0,6%). Penyediaan jasa

akomodasi dan restoran yang menopang

sektor pariwisata, tumbuh 0,6% pada TW1-

19, naik dari -0,3% pada TW4-18. Jumlah

Page 37: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

53

Selain itu, surplus Capital dan Financial

Account naik menjadi JPY9,04 triliun, dari

JPY2,7 triliun akibat peningkatan inflow

investasi portofolio dan direct investment.

Sumber: Bloomberg

-30

-20

-10

0

10

20

30

-2.000

-1.500

-1.000

-500

0

500

1.000

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoyMiliar JPY Trade Balance Ekspor, rhs Impor, rhs

Grafik 2.53 Neraca Perdagangan

Sumber: Bloomberg

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

JPY Triliun Goods & Services Primary IncomeSecondary Income Current Account

Grafik 2.54 Neraca Transaksi Berjalan

Pasar ketenagakerjaan Jepang tetap

ketat. Rasio jobs-to-applicant Maret 2019

tetap tinggi (1,63), level yang sama dengan

Desember 2018.41 Pengetatan sektor tenaga

kerja meningkatkan optimisme pegawai untuk

41 Rasio jobs-to-applicants tersebut mengindikasikan bahwa terdapat 163 lowongan kerja bagi setiap 100 orang pelamar. Rasio jobs-to-applicants Maret 2019 sama dengan posisi pada Desember 2018, bertahan pada level 1,63 (tergolong tinggi secara historis).

akibat cuaca yang lebih hangat dan mulai

dioperasikannya kembali sembilan reaktor

nuklir di luar Fukushima menurunkan impor

mineral fuels.39,40 Pelemahan kinerja industri

manufaktur yang terimbas tensi perdagangan

juga menyebabkan impor barang-barang

manufaktur turun.

Defisit neraca perdagangan

menyempit seiring aktivitas impor yang

terkontraksi lebih dalam dibandingkan

ekspor, sehingga mendorong perbaikan

surplus neraca pembayaran. Defisit neraca

perdagangan pada TW1-19 turun menjadi

–JPY563,5 miliar, dari –JPY1,25 triliun (TW4-

18). Bahkan pada Februari dan Maret 2019,

neraca perdagangan telah mengalami surplus,

masing-masing JPY331,6 miliar dan JPY522,7

miliar. Perbaikan neraca perdagangan

mendorong kenaikan surplus current account

(CA). Surplus CA TW1-19 naik menjadi

JPY6,13 triliun (dari JPY2,6 triliun pada TW4-

18), didorong oleh penyempitan defisit neraca

perdagangan barang dan jasa, serta kenaikan

pendapatan primer –khususnya pendapatan

investasi perusahaan Jepang di luar negeri.

39 Pasca bencana Fukushima 2011, Jepang menghentikan operasi reaktor nuklir di seluruh Jepang untuk memeriksa aspek keamanan (Jepang memiliki 54 reaktor nuklir yang tersebar di berbagai wilayah). Sejak 2018, lima reaktor nuklir di Jepang (di luar Fukushima) mulai dioperasikan secara bertahap dan akan menjadi sembilan reaktor pada 2019. (World Nuclear Association, US Energy Information Administration).

40 Impor mineral fuels mendominasi pangsa impor Jepang (21%), sejalan dengan mulai dioperasikannya kembali sembilan reaktor nuklir, kebutuhan mineral fuels Jepang menurun tajam sebab pasokan listrik yang sebelumnya diperoleh dari pembangkit bertenaga bahan bakar fosil dapat disubstitusi oleh pasokan dari pembangkit tenaga nuklir dan batubara yang biayanya lebih murah.

Page 38: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

54

Sumber: Bloomberg

-3,75

-3,00

-2,25

-1,50

-0,75

0,00

0,75

1,50

2,25

3,00

3,75

0,0

100,0

200,0

300,0

400,0

500,0

600,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoyRibu JPY Base PayOvertime Pay

BonusNominal Wage, rhs

Real Wage, rhs

Grafik 2.56 Perkembangan Upah

Keketatan pasar ketenagakerjaan

belum diikuti dengan peningkatan upah.

Rerata pertumbuhan upah nominal TW1-

19 terkontraksi -0,6% yoy (dari 1,4% pada

TW4-18), sementara upah riil terkontraksi

-1,4% yoy (dari 0,4%). Target pemerintah

untuk meningkatkan upah hingga 3% masih

sulit dicapai. Pengusaha enggan menaikkan

upah karena menggerus profit dan

meningkatkan ongkos produksi. Pemerintah

Jepang menghimbau kalangan pengusaha

menaikkan upah untuk mendorong konsumsi

untuk mengantisipasi rencana kenaikan

pajak konsumsi pada Oktober 2019.

Upaya pemerintah untuk

mengurangi keketatan sektor tenaga

kerja kurang mendapat respons positif

dari pengusaha. Jepang telah membuka

akses bagi tenaga kerja asing semi-terampil

dengan merevisi aturan visa kerja yang mulai

diimplementasikan pada April 2019. Namun

demikian, hasil survei Nikkei Research untuk

Reuters menunjukkan 41% responden

perusahaan tidak ingin mempekerjakan

pekerja asing, 34% tidak ingin melakukan

mencari pekerjaan yang lebih baik, sehingga

tingkat pengunduran diri sukarela meningkat.

Pegawai yang berhenti bekerja pada Maret

2019 naik menjadi 1,74 juta orang, dari 1,59

juta orang pada Desember 2018. Angka

tersebut didominasi oleh pegawai yang sukarela

mengundurkan diri (naik ke 790.000 orang

pada Maret 2019 dari 730.000 orang pada

Desember 2018). Namun perusahaan menahan

perekrutan pegawai baru seiring perekonomian

yang belum solid. Tingkat pengangguran Maret

2019 naik tipis ke 2,5% dari 2,4% (Desember

2018). Pelonggaran aturan pembatasan

jumlah pekerjaan yang dapat dimiliki pegawai,

mendorong meningkatnya jumlah pekerjaan

paruh waktu.42 Jumlah pekerja paruh waktu

naik menjadi 25,7% dari total pada Maret

2019, dibandingkan 25,4% pada Desember

2018.

Sumber: Bloomberg

57,5

58

58,5

59

59,5

60

60,5

61

61,5

62

62,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4Unemployment Rate, rhsJobs-to-Applicants Ratio, rhs

LFPR

Grafik 2.55 Tingkat Pengangguran

dan Jobs-to-Applicants Ratio

42 Sejak Januari 2018, pemerintah memperkenankan pegawai perusahaan untuk mengisi waktu luang dengan bekerja di perusahaan lain, namun harus atas persetujuan perusahaan utama. Sebelumnya, pemerintah hanya memperkenankan pegawai untuk memiliki satu pekerjaan.

Page 39: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

55

pelemahan harga minyak dunia dan batubara.

Namun demikian, IHP yang tergolong tinggi

sejak 2017 akibat peningkatan harga bahan

input dan biaya distribusi makin membebani

produsen.45 Sebagai implikasi kenaikan

tekanan IHP, beberapa produsen utama

produk makanan dan minuman menaikkan

harga penjualan kepada konsumen.

Realisasi inflasi yang

masih undershoot mendasari BOJ

mempertahankan stance kebijakan

moneter akomodatif. BOJ melanjutkan

kebijakan Qualitative and Quantitative Easing

yang dikombinasikan dengan yield curve

control (QQE with YCC) pada Monetary

Policy Meeting (MPM) 24-25 April 2019

dan 19-20 Juni 2019. Suku bunga jangka

pendek dipertahankan sebesar -0,1%. BOJ

melanjutkan pembelian JGB dalam jumlah

yang fleksibel sehingga yield JGB tenor 10-

year berada di kisaran 0%.46 Target kenaikan

outstanding JGB tetap dipertahankan sebesar

JPY80 triliun per tahun. BOJ juga melanjutkan

pembelian ETF dan J-REITS sehingga

outstanding ETF dan J-REITS pada neraca

BOJ meningkat masing-masing sebesar JPY6

triliun dan JPY90 miliar per tahun. Sementara

itu, jumlah outstanding commercial paper

dan corporate bonds tetap dipertahankan

pada level JPY2,2 triliun dan JPY3,2 triliun.

45 IHP tinggi karena keterbatasan jumlah pengemudi.46 Yield JGB tenor 10 tahun merepresentasikan suku

bunga jangka panjang.

rekrutmen sama sekali, dan hanya 26% yang

menyatakan ingin memanfaatkan program

pemerintah tersebut.43 Kendala penguasaan

bahasa, perbedaan latar belakang budaya,

tingginya biaya pelatihan, ketidaksesuaian

keterampilan, dan aturan yang menyatakan

bahwa pekerja hanya dapat tinggal sementara

di Jepang (lama tinggal 3 hingga 5 tahun)

menjadi faktor penghambat.

Tingkat inflasi TW1-19 meningkat,

meski masih jauh dari target 2%. Inflasi

headline (IHK) Maret 2019 naik tipis menjadi

0,5% yoy, dari 0,3% yoy pada Desember

2018, terutama inflasi harga makanan dan

produk furnitur. Core inflation (inflasi yang

mengeluarkan fresh food) Maret 2019 naik

ke 0,8% (dari 0,7% pada Desember 2018)

dan core core inflation (mengeluarkan fresh

food dan energi) naik menjadi 0,3% (dari

0,1% pada Desember 2018). Inflasi yang

masih terlalu rendah mengindikasikan minat

konsumsi yang masih lemah.

Indeks harga produsen (IHP) turun

tipis, namun kenaikan biaya distribusi

dan bahan input mendorong produsen

menaikkan harga di tingkat konsumen.

IHP pada Maret 2019 turun tipis menjadi

1,3% yoy, dari 1,5% pada Desember 2018.44

Penurunan IHP terutama dipengaruhi oleh

43 26% perusahaan yang ingin memanfaatkan program pemerintah tersebut, berdasarkan survei menyatakan bahwa mereka tidak berencana untuk memberikan dukungan perumahan, kursus bahasa Jepang, maupun informasi mengenai tempat dan tatacara tinggal di Jepang.

44 IHP mencerminkan harga barang yang ditransaksikan antarkorporasi.

Page 40: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

56

FY2021 masih dibawah target 2% yang juga

menegaskan bahwa target inflasi belum dapat

tercapai hingga FY2021 (Outlook Report

Januari 2019). 47,48 BOJ tetap berkomitmen

mencapai target inflasi dengan mereiterasi

forward guidance, dengan sedikit revisi

bahwa tingkat suku bunga jangka pendek

dan jangka panjang yang rendah akan

dipertahankan dalam jangka waktu yang

relatif panjang, setidaknya sampai musim

semi 2020 dan akan melakukan operational

tweaks. 49 Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda,

menyatakan bahwa revisi artikulasi forward

guidance ditujukan sebagai klarifikasi bahwa

BoJ tidak akan melakukan normalisasi

kebijakan moneter pasca kenaikan pajak

konsumsi Oktober 2019 atau musim semi

2020, tetapi cenderung data dependent.

BOJ akan mengimplementasikan

beberapa operational tweaks untuk

mendukung kelanjutan ekspansi moneter

yang lebih powerful. Operational tweaks

yang ditempuh terdiri dari: (i) perluasan eligible

collateral; (ii) perpanjangan penggunaan

program Fund-Provisioning Measure sampai

dengan 30 Juni 2021; (iii) relaksasi syarat dan

ketentuan untuk fasilitas pinjaman sekuritas

47 Sumber Outlook Report April 2019.48 Proyeksi pada Outlook Report Januari 2019 tersebut

merevisi proyeksi MPM 30-31 Oktober 2018 yang memperkirakan target inflasi dapat dicapai pada FY2020.

49 “The Bank intends to maintain the current extremely low levels of short- and long-term interest rates for an extended period of time, at least through around spring 2020, taking into account uncertainties regarding economic activity and prices including developments in overseas economies and the effects of the scheduled consumption tax hike” (Monetary Policy Release BOJ, 25 April 2019 dan 20 Juni 2019).

Sumber: Bloomberg

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy

CPI excl. Food & Energy, rhsCPI excl. Fresh Food, rhs CPI, rhs

Food, rhsTransport & Communication, rhsFurniture

Grafik 2.57 Inflasi

Sumber: Bloomberg

-12,0

-10,0

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy PPI Input Price PPI Output Price PPI

Grafik 2.58 Indeks Harga Produsen

Sumber: Bloomberg

80,3 78,6

57,9

37,6 41,1

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

90,0

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

JPY triliun JPY triliun

Net Pembelian JGBTotal Pembelian Tahunan JGB, rhs

Grafik 2.59 Pembelian JGB oleh BOJ

BOJ tetap berkomitmen mencapai

target inflasi. BOJ memperkirakan inflasi

Page 41: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

57

Sumber: Bloomberg

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

40,0

0

100

200

300

400

500

600

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy JPY triliun

JGB T-Bills CPCorporate Bonds Pecuniary Stocks ETFsREITs BoJ Balance Sheet Pertumbuhan B/S, rhs

Grafik 2.60 Balance Sheet BOJ

Sumber: Bloomberg

-0,25

-0,2

-0,15

-0,1

-0,05

0

-0,1

-0,05

0

0,05

0,1

0,15

0,2% 10Y 1Y

Grafik 2.61 Yield JGB 1-year dan 10-year

Anggaran Pemerintah Fiscal Year

(FY) 2019 naik.52 Pada Desember 2018,

Cabinet Office telah menyetujui kenaikan

anggaran fiskal pemerintah FY 2019 menjadi

JPY101,5 triliun dari JPY97,7 triliun pada FY

2018. Social security ditingkatkan terutama

untuk penyediaan pendidikan usia dini secara

gratis, peningkatan sistem jaringan sosial

dan ketahanan ekonomi menjelang kenaikan

pajak konsumsi, serta alokasi dana ketahanan

bencana. Pemerintah berupaya menyesuaikan

postur alokasi belanja dan pendapatan

seiring upaya konsolidasi fiskal dalam jangka

52 Tahun fiskal Jepang berlangsung dari April tahun berjalan hingga Maret tahun berikutnya.

(SLF); dan (iv) introduksi fasilitas peminjaman

ETF. Dukungan terhadap kelanjutan ekspansi

moneter yang lebih powerful diharapkan

dapat menjaga output gap pada teritori yang

positif. BOJ juga akan berupaya mencapai

target stabilitas harga secepatnya, sembari

menjaga stabilitas kondisi ekonomi dan

keuangan.

Seiring perkembangan kebijakan

moneter yang ditempuh oleh BOJ, rerata

laju ekspansi uang beredar (monetary

base) selama TW1-19 termoderasi ke

4,5% yoy, dari 5,9% pada TW4-18. Laju

pembelian JGB oleh BOJ juga melambat

menjadi 5,5% yoy (JPY3,5 triliun), dari 6,3%

(JPY8,8 triliun). Total pembelian JGB oleh BOJ

hingga akhir TW1-19 sebesar JPY41,1 triliun,

naik dari realisasi akhir TW4-18 (JPY37,6

triliun) –masih di bawah target tahunan

kenaikan outstanding JGB BOJ (JPY80

triliun).50 Sebagaimana sasaran kebijakan BOJ

untuk menjaga 10-year JGB yield di kisaran

0% dan disertai dengan sentimen negatif

pelemahan ekonomi dunia, untuk pertama

kalinya sejak September 2017 yield 10-year

JGB secara point-to-point (ptp) turun ke

teritori negatif (-0,045% pada akhir April

2019), melanjutkan tren penurunan sejak

November 2018.51

50 Meski pembelian JGB BOJ naik, namun share JGB dalam neraca BOJ sedikit menurun menjadi 82,5% pada akhir Mar-19, dari 82,6% pada akhir Des-18. Posisi total kepemilikan obligasi pemerintah oleh BOJ masih yang tertinggi dibandingkan bank sentral lainnya.

51 Secara rerata yield 10-year JGB selama Januari-April 2019 juga turun menjadi -0,021% dari 0,104% pada TW4-18.

Page 42: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

58

pajak sebesar JPY43 triliun per tahun.54

Sumber: JMOF

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

JPY Triliun Revenue ExpenditureRevenue (% yoy), rhs Expenditure (% yoy), rhs

Grafik 2.62 Penerimaan dan

Belanja Pemerintah

Sumber: CEIC

192,0

194,0

196,0

198,0

200,0

202,0

204,0

206,0

9.200

9.400

9.600

9.800

10.000

10.200

10.400

10.600

10.800

11.000

11.200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% PDBTriliun JPY

Utang PemerintahUtang Pemerintah (% PDB), rhs

Grafik 2.63 Utang Pemerintah

Kinerja ekonomi Jepang pada

2019 dan 2020 di prediksi tumbuh sedikit

membaik. BOJ memperkirakan ekonomi FY

2019 tumbuh sebesar 0,8% yoy, revisi ke

bawah dari proyeksi Januari 2019 (0,9%),

namun lebih baik dari FY 2018 (0,7%).

BOJ optimis bahwa ekonomi pada FY 2020

dan FY 2021 membaik, masing-masing

54 “Sayonara Tax” sebesar JPY1.000 diterapkan kepada penumpang pesawat udara dan kapal laut yang meninggalkan Jepang, efektif berlaku sejak 7 Januari 2019.

menengah-panjang guna memulihkan

kesehatan fiskal. Peningkatan pendapatan

bersumber dari kenaikan pendapatan

pajak (menjadi 62,9% pada FY 2019, dari

60,5% pada FY 2018), dan secara simultan

menurunkan ketergantungan pemerintah

pada penerbitan surat utang (menjadi 32,1%

pada FY 2019 dari 34,5% pada FY 2018).

Jepang mengoptimalkan tambah-

an pendapatan yang bersumber dari

pajak. Akselerasi penerimaan pajak FY

2019 terutama berasal dari kenaikan pajak

konsumsi yang akan diterapkan pada Oktober

2019 dari 8% menjadi 10%. Pemerintah

Jepang juga mengasumsikan kenaikan pajak

pendapatan dari kenaikan upah pekerja,

seiring dengan kondisi pasar tenaga kerja yang

ketat.53 Selain itu, kenaikan pendapatan juga

diperkirakan berasal dari pajak pendapatan

perusahaan, dengan asumsi dampak

trade tension dan geopolitik akan mereda,

dan permintaan domestik tetap terjaga.

Optimisme terhadap permintaan domestik

mengemukan sejalan akan berlangsungnya

upacara pergantian Kaisar, kegiatan G20,

serta persiapan Olimpiade 2020. Asumsi

kenaikan pendapatan pajak juga diperkirakan

berasal dari penerapan Sayonara Tax yang

diperkirakan meningkatkan penerimaan

53 Meski demikian, hingga akhir TW1-19 pengusaha masih enggan menaikkan upah karena akan berimbas kepada profit dan ongkos produksi di tengah melambatnya permintaan internasional. Oleh karena itu, Pemerintah Jepang kembali mengimbau kalangan pengusaha untuk menaikkan upah untuk mendorong konsumsi dan mengantisipasi rencana kenaikan pajak konsumsi pada Oktober 2019.

Page 43: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

59

dapat menekan pertumbuhan ekonomi Jepang

(downside risk) antara lain, (i) ketidakpastian

arah kebijakan makroekonomi AS dan

dampaknya terhadap pasar keuangan global,

(ii) kebijakan proteksionisme perdagangan,

(iii) pelemahan kinerja ekonomi di negara

berkembang dan negara eksportir komoditas,

(iv) ketidakpastian negosiasi Brexit, (v) risiko

geopolitik, dan (vi) pelemahan permintaan

terhadap komoditas komponen elektronik

dan kelistrikan, akibat global adjustment pada

industri terkait teknologi informasi berlangsung

lebih lama dari ekspektasi.

Tabel 2.6 Realisasi dan Proyeksi

Pertumbuhan PDB dan Inflasi Triwulanan

CF (Juni-19)2019

I II III IV

GDP Growth (% yoy) 0,5 0,4 1,5 0,3

Inflation (% yoy) 0,4 0,6 0,5 1,1

Sumber: Consensus Forecast Juni 2019

tumbuh 0,9% dan 1,2%. Kinerja tersebut

didorong oleh investasi dan konsumsi –

seiring perbaikan di pasar tenaga kerja–,

dan investasi pemerintah. Sementara IMF

memprediksi ekonomi 2019 tumbuh 1% yoy

(revisi ke bawah dari proyeksi Januari 2019

sebesar 1,1%), meningkat dibandingkan

pertumbuhan 2018 (0,8%). Pada 2020, IMF

memprakirakan ekonomi Jepang tumbuh

melambat menjadi 0,5%.

Risiko terhadap kondisi ekonomi

ke depan masih mixed. Risiko yang dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi (upside

risk) antara lain, sentimen positif dari dunia

usaha dan masyarakat terhadap keberhasilan

upaya pemerintah dalam (i) memitigasi risiko

terkait dampak kenaikan pajak konsumsi,

(ii) melaksanakan reformasi di bidang

ketenagakerjaan, kependudukan, dan inovasi

industri, serta (iii) menjaga kesinambungan

fiskal. Sementara, risiko yang diperkirakan

InstitusiPDB (% yoy) Inflasi (% yoy)

2018 2019 2020 2018 2019 2020

BOJ (April 2019) - FY0,7

(FY18)0,8

(FY19)↑ 0,9

(FY20)↑ 0,5

(FY18)1,1

(FY19)↑ 1,4

(FY20)↑

BI Tokyo(April 2019)

0,8

0,7 ↓ 0,4 ↓

0,3

0,8 ↑ 1,3 ↑

CF (Juni 2019) 0,6 ↓ 0,5 ↓ 0,6 ↑ 1,0 ↑

IMF WEO (April 2019) 1,0 ↑ 0,5 ↓ 1,1 ↑ 1,5 ↑

Tabel 2.5 Realisasi dan Proyeksi Pertumbuhan PDB & Inflasi

Sumber: BOJ Outlook for Economic Activity and Prices April 2019, KEKG KPw BI Tokyo Mei 2019, IMF WEO April 2019, Consensus Forecast Juni 2019.

Page 44: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

60

Boks

Ancaman Kenaikan Tarif Impor pada Produk Otomotif Jepang

Presiden Trump pada

pertengahan Mei 2018 meng-

umumkan rencana pemberlakuan

tarif impor otomotif sebesar 25%

dan memerintahkan Departemen

Perdagangan AS melakukan

investigasi. Penyelidikan dilakukan

terhadap kemungkinan penerapan tarif

atau bentuk restriksi lain terhadap impor

kendaraan untuk melindungi industri

dalam negeri. Merespons permintaan

Trump, Departemen Perdagangan

AS menyampaikan laporan “Section

232 National Security Report” pada

17 Desember 2018. Laporan tersebut

memuat dampak impor otomotif

dan komponennya terhadap national

security. Tarif impor sebesar 20%-25%

berpotensi diterapkan atas produk

otomotif, termasuk impor yang berasal

dari Jepang, jika Trump menyetujui

proposal tersebut.

Jepang mulai membuka diri

untuk berunding dengan AS, setelah

sebelumnya lebih ingin mengajak

AS kembali bergabung dalam

Comprehensive and Progressive

Agreement for Trans-Pacific

Partnership (CPTPP)- yang tetap

ditolak AS.55 Di tengah upaya negosiasi,

pada September 2018, AS justru

mengenakan tarif impor sebesar 25%

terhadap produk baja dan 10% terhadap

produk aluminium dari Jepang. Langkah

AS tersebut menjadi pertimbangan

Jepang untuk melakukan trade talks

dengan otoritas AS.

Trade talks juga memiliki

arti penting bagi AS untuk

menggairahkan kembali sektor

pertaniannya yang terdampak

ketegangan perdagangan dengan

Tiongkok. Ekspor produk pertanian

AS juga tertahan oleh penerapan tarif

impor pemerintah Jepang yang lebih

tinggi dibandingkan kesepakatan CPTPP

dan EU-Japan EPA. Jepang menerapkan

tarif impor 38,5% atas produk pertanian

dari AS. Sementara pada kerja sama

CPTPP, tarif impor produk agrikultur

telah diturunkan menjadi 27,5%

(dari sebelumnya 38,5%), dan secara

55 CPTPP adalah kesepakatan perdagangan bebas antara Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam yang ditandatangani pada 8 Maret 2018 di Santiago, Chile dan efektif berlaku sejak 30 Desember 2018.

Page 45: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

61

bertahap diturunkan kembali menjadi

9% dalam 16 tahun sejak CPTPP berlaku

efektif. Bahkan, kerja sama EU-Japan

EPA membebaskan tarif impor beberapa

produk pertanian. Trade talks telah

berlangsung pada April dan Mei 2019,

dan akan kembali berunding pada Juli

2019.

Tingkat inflasi pada triwulan laporan

meningkat menjadi 2,3% pada Maret 2019

(dari 1,9% pada Desember 2018) akibat

kendala suplai makanan, meskipun masih di

bawah target pemerintah (3%). Suplai sayuran

terhambat oleh cuaca dingin, sementara suplai

daging babi terkendala wabah swine flu fever.

Harga pada level produsen juga cenderung

menurun, terimbas pelemahan demand

domestik, yang pada gilirannya menekan profit

dan mengganggu kemampuan pembayaran

utang korporasi.

People’s Bank of China (PBC)

menempuh kebijakan moneter akomodatif

untuk mencegah pelemahan ekonomi lebih

dalam. Bank Sentral menurunkan giro wajib

minimum bagi perbankan yang mendukung

pembiayaan investasi swasta. Peningkatan

likuiditas jangka panjang juga ditempuh

melalui fasilitas Targeted Medium-term

Lending Facility (TMLF) bagi perbankan. Di

tengah kebijakan akomodatif tersebut, PBC

masih mempertahankan suku bunga kebijakan

(7-Days Reverse Repo Rate/7DRRR) pada level

2,55%. Pada saat yang sama, pemerintah

juga menempuh kebijakan ekspansif dengan

meningkatkan belanja infrastruktur dan

menurunkan tingkat pajak.

2.5. Tiongkok

Tren pelemahan ekonomi Tiongkok

yang berlangsung sejak TW2-18 mulai

tertahan, seiring berbagai langkah kebijakan

akomodatif yang diluncurkan pemerintah.

PDB TW1-19 tumbuh pada level yang sama

dengan TW4-18 yaitu sebesar 6,4% yoy,

setelah selama tiga triwulan terakhir konsisten

tumbuh melambat. Realisasi pertumbuhan

PDB TW1-19 tersebut lebih baik dari perkiraan

(6,3%) dan masih dalam rentang target

pemerintah (6%-6,5%). Penurunan konsumsi

dan investasi swasta yang dapat diimbangi oleh

perbaikan net ekspor melatarbelakangi kinerja

tersebut. Secara sektoral, akselerasi pada

sektor sekunder juga dapat mengompensasi

perlambatan pada sektor primer dan tersier.

Konsumsi masyarakat terus melemah

akibat ketidakpastian penyelesaian konflik

perdagangan, pelemahan permintaan global,

dan kenaikan tingkat pengangguran di

perkotaan. Kondisi tersebut menyebabkan

aktivitas investasi swasta melambat dan

menurunkan margin keuntungan. Kinerja

perdagangan juga masih menghadapi

tantangan dari trade tensions dengan AS

sehingga ekspor dan impor tumbuh melambat.

Page 46: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

62

pemburukan kinerja investasi swasta. Namun

sebaliknya, kontribusi net ekspor meningkat

(1,4%, dari -0,6%), meski belum dapat

mencerminkan kinerja yang solid karena lebih

dipengaruhi oleh penurunan ekspor yang lebih

dalam dibandingkan ekspor. Impor bahkan

terkontraksi akibat pelemahan permintaan

domestik dan konflik perdagangan dengan AS.

Sumber: Bloomberg

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12015 2016 2017 2018 2019

% Konsumsi Investasi Net Ekspor PDB (% yoy)

Grafik 2.64 Kontribusi PDB Menurut Pengeluaran

Sumber: Bloomberg

2

3

4

5

6

7

8

9

Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q12013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy PDB Primer Sekunder Tersier

Grafik 2.65 Pertumbuhan PDB

Menurut Sektoral

Pergerakan ekonomi Tiongkok

pada TW1-19 dipengaruhi oleh akselerasi

pada sektor sekunder, yang dapat

mengimbangi perlambatan pada sektor

primer dan tersier. Aktivitas sektor sekunder

TW1-19 terakselerasi sebesar 6,1% yoy (dari

Aktivitas ekonomi Tiongkok masih

diliputi ketidakpastian terutama dari tensi

perdagangan dengan AS. IMF memprakirakan

ekonomi Tiongkok tumbuh sebesar 6,3%

yoy (2019) dan 6,1% (2020), melambat dari

6,6% pada 2018. Dalam mencapai level

pertumbuhan tersebut, terdapat beberapa

faktor downside risks. Risiko dari sisi internal

antara lain kebijakan tax cut yang belum

terlalu berdampak pada ekonomi, disinflasi

harga produsen menekan kinerja korporasi

swasta, tingkat utang korporasi yang masih

relatif tinggi, dan tertahannya proses reformasi

struktural seiring pergeseran prioritas kebijakan

pemerintah. Sementara risiko dari eksternal

antara lain eskalasi konflik perdagangan

dengan AS, pelemahan permintaan global,

ketidakpastian kebijakan ekonomi AS, dan

risiko geopolitik.

Pada triwulan pertama 2019,

ekonomi Tiongkok tumbuh stabil di

level yang rendah (6,4% yoy), akibat

perlambatan konsumsi dan investasi.

Pertumbuhan PDB tersebut merupakan yang

terendah sejak TW1-09, meski masih di atas

perkiraan (6,3%).56,57 Kinerja konsumsi –

kontribusi terbesar PDB– terus menurun sejak

TW2-18. Kontribusi konsumsi (pemerintah dan

rumah tangga) TW1-19 turun menjadi 4,2%

(dari 4,9% pada TW4-18). Kontribusi investasi

(GCF) juga turun menjadi hanya 0,8% pada

TW1-19 (dari 2,1% pada TW4-18) seiring

56 Pertumbuhan PDB pada TW1-09 sebesar 6,4% yoy.57 Consensus Forecast Februari 2019.

Page 47: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

63

pemerintah untuk mengurangi polusi

dan terjadi perubahan gaya hidup

dalam menggunakan kendaraan. Rerata

penjualan kendaraan TW1-19 terkontraksi

-11,5% yoy, meski membaik dari -12,9%

pada TW4-18 dengan tren yang positif.

Pembelian kendaraan menurun seiring

pembatasan produksi kendaraan yang tidak

ramah lingkungan. Selain itu, masyarakat –

terutama di wilayah pedesaan– menunggu

insentif subsidi/pajak pembelian kendaraan,

serta kecenderungan penggunaan jasa ride-

hailing di perkotaan dan tren pembelian

kendaraan bekas pada konsumen usia muda.

Sumber: Bloomberg

8

9

10

11

12

13

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% ytd yoy Retail Sales Urban Rural

Grafik 2.66 Penjualan Ritel

Sumber: Bloomberg

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Penjualan Kendaraan Passenger Car (PC)Commercial Vehicle (CV)

Grafik 2.67 Penjualan Kendaraan

5,8% pada TW4-18) seiring peningkatan sektor

konstruksi (6,2%, dari 6,1%) dan manufaktur

(6,5%, dari 5,7%).58 Namun demikian,

pertumbuhan sektor primer (pertanian dan

pertambangan) melemah ke 2,7% yoy, dari

3,5% pada TW4-18, karena proses produksi

terganggu cuaca (musim dingin). Sektor tersier

(penopang utama ekonomi Tiongkok) turut

melambat ke 7,0% yoy (dari 7,6% pada TW4-

18) –terendah dalam sejarah. Meski tumbuh

melambat, sektor tersier masih menjadi motor

utama ekonomi Tiongkok dengan kontribusi

sebesar 3,9% dari PDB.

Konsumsi masyarakat terus

melemah akibat perlambatan ekonomi

dan ketidakpastian penyelesaian

ketegangan perdagangan dengan

AS. Pelemahan konsumsi terindikasi dari

penjualan ritel TW1-19 yang tumbuh

8,4% yoy ytd, turun dari 9,1% pada TW4-

18, baik di kawasan urban maupun rural.

Penurunan laju penjualan terjadi pada produk

garmen, perhiasan, dan kebutuhan sehari-

hari. Perlambatan tersebut dipengaruhi

oleh pelemahan laju pertumbuhan

ekonomi, ketidakpastian penyelesaian

konflik perdagangan, dan kenaikan tingkat

pengangguran di perkotaan. Masa liburan

Lunar Year bahkan tidak memberikan

kenaikan signifikan terhadap aktivitas

konsumsi.

Penjualan kendaraan masih

terkontraksi seiring ketentuan

58 Sektor primer dan sekunder berkontribusi masing-masing sebesar 0,1% dan 2,4% terhadap pertumbuhan PDB TW1-19.

Page 48: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

64

Rerata ekspor selama TW1-19 sebesar

0,9% yoy, turun dari 5,5% pada TW4-18

akibat perlambatan demand global dan

tensi perdagangan dengan AS. Ekspor

bahkan terkontraksi -20,7% yoy pada

Februari 2019 akibat pergeseran libur

tahun baru, berakhirnya frontloading untuk

mengantisipasi kenaikan tarif impor oleh AS,

dan high base effect.59 Penurunan ekspor

terjadi pada memori IC, produk aluminium,

penyejuk udara, peralatan pencahayaan, dan

bahan bakar; khususnya ke AS, Hong Kong,

India, Indonesia, dan Italia.

Aktivitas impor selama TW1-19

terkontraksi tajam. Rerata pertumbuhan

impor terkontraksi -4,8% yoy, dari tumbuh

5,6% pada TW4-18, akibat pelemahan

demand domestik dan pengaruh kenaikan

tarif impor dari AS. Penurunan impor terutama

terjadi pada petroleum, mesin listrik, dan

kimia organik, dari Rusia, Korea, AS, Arab,

dan Vietnam. Dengan impor yang terkontraksi

melebihi penurunan ekspor, surplus neraca

perdagangan TW1-19 menyempit menjadi

USD75,9 miliar, dari USD136,7 miliar pada

TW4-18. Pada saat yang sama, surplus neraca

perdagangan bilateral Tiongkok dengan

AS turut menyempit menjadi USD62,5

miliar setelah mencatat rekor pada TW4-18

(USD97,2 miliar).

59 Hari Raya Imlek bergeser dari 16 Februari 2018, menjadi 5 Februari 2019, sehingga perayaan liburan pasca-Imlek menyebabkan kegiatan ekspor sepanjang Februari 2019 relatif tertahan dibandingkan Februari 2018.

Di sektor properti, penjualan

properti residensial tumbuh melambat.

Rerata penjualan properti TW1-19 melambat

menjadi sebesar 7,2% yoy, setelah tumbuh

double digit sejak TW3-15 dan tumbuh 14,8%

pada TW4-18). Perlambatan ini disebabkan

pengetatan ijin pembelian properti untuk

mengurangi spekulasi di pasar properti,

sehingga pembeli properti pertama (first-time

buyers) harus membayar uang muka yang

lebih tinggi.

Pelemahan konsumsi domestik

dan ekspor menurunkan investasi dan

profit industri swasta. Rerata investasi aset-

tetap swasta (private fixed asset investment,

FAI) TW1-19 menurun cukup tajam menjadi

7,3% ytd yoy, dari 8,7% pada TW4-18).

Penurunan investasi terjadi pada sektor primer

(pertanian) akibat faktor cuaca dan wabah

swine flu pada babi. Sektor manufaktur

turut menurun akibat stagnasi harga pada

tingkat produsen yang mengurangi margin

keuntungan. Likuiditas masih ketat bagi

perusahaan swasta, sehingga laba sektor

industri terkontraksi -3,3% pada TW1-19 (dari

10,3%). Namun, perlambatan signifikan pada

investasi sektor swasta terkompensasi oleh

akselerasi tajam pada investasi pemerintah

(BUMN) yang naik 5,3% (dari 2,0%). Kondisi

tersebut mendorong headline FAI tumbuh

6,1% (dari 5,8%) –meskipun masih jauh di

bawah rerata historis sebesar 10,3% pada

2014-2017.

Kinerja perdagangan Tiongkok

mendapat tantangan dari ketegangan

perdagangan dengan Amerika Serikat.

Page 49: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

65

Sumber: Bloomberg

-35,0

-17,5

0,0

17,5

35,0

52,5

70,0

-30,0

-15,0

0,0

15,0

30,0

45,0

60,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

Miliar USD

% yoy

Trade Balance, rhs Impor Ekspor

Grafik 2.70 Neraca Perdagangan

Sumber: Bloomberg, CEIC

-150

-100

-50

0

50

100

150

200

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12014 2015 2016 2017 2018 2019

Miliar USD

Neraca Barang Neraca JasaPendapatan Primer Pendapatan Sekunder

Neraca Transaksi Berjalan (CA)

Grafik 2.71 Neraca Transaksi Berjalan

Tekanan inflasi meningkat akibat

kendala suplai makanan, walaupun masih

di bawah target (3%). Inflasi headline pada

Maret 2019 tercatat naik menjadi 2,3% yoy

dari 1,9% pada Desember 2018. Kenaikan

inflasi dipicu oleh harga kelompok makanan

yang meningkat 4,1% yoy (tertinggi dalam

13 bulan) dari Desember 2018 sebesar 2,5%.

Kendala suplai menyebabkan lonjakan harga

sayuran (akibat musim dingin) dan daging babi

(akibat wabah swine fever sejak Agustus 2018).

Konsumsi daging babi yang tinggi mendorong

pemerintah meningkatkan impor daging babi

dari Eropa, sedangkan impor dari AS terkendala

Sumber: Bloomberg

47

48

49

50

51

52

53

54

55

-18

-12

-6

0

6

12

18

24

30

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

Indeks % ytd yoyProfit Industri PMI Manufaktur (versi pemerintah), rhs

Grafik 2.68 Profit Industri dan

PMI Manufaktur

Sumber: Bloomberg, diolah

-8

0

8

16

24

32

40

-5

0

5

10

15

20

25

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% ytd yoy % ytd yoy FAI BUMN SwastaTertiary, rhsPrimary, rhs Secondary, rhs

Grafik 2.69 Fixed-Asset Investment (FAI)

Di tengah penurunan surplus

neraca perdagangan, surplus neraca

transaksi berjalan (current account)

masih melebar. Surplus CA pada TW1-19

kembali meningkat menjadi USD58,6 miliar

(1,9% PDB) dari USD54,6 miliar (1,5% PDB)

pada TW4-18. Kondisi tersebut didorong

oleh pendapatan primer yang mencatatkan

surplus terbesar dalam sejarah (USD25,4

miliar pada TW1-19, dari –USD22,8 miliar)

dan penyempitan defisit neraca perdagangan

jasa.

Page 50: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

66

Berlawanan dengan peningkatan

tekanan harga konsumen, harga produsen

cenderung menurun. Indeks harga

produsen Maret 2019 turun menjadi 0,4%

yoy, dari 0,9% pada Desember 2018 karena

demand domestik yang lemah. Pelemahan

harga produsen tersebut dikontribusi oleh

penurunan harga producer goods (barang

mentah dan barang industri) dan consumer

goods (barang kebutuhan sehari-hari dan

barang tahan lama). Tren disinflasi harga

produsen selama setahun terakhir telah

menurunkan profit perusahaan dan menekan

kemampuan membayar utang perusahaan.

PPI diperkirakan masih berada pada level yang

rendah, seiring penurunan harga komoditas

akibat peningkatan ketidakpastian global.

Kinerja sektor tenaga kerja

memburuk di tengah pertumbuhan

ekonomi yang relatif rendah.

Tingkat pengangguran (surveyed urban

unemployment rate) meningkat tajam hingga

mencapai 5,2% pada Maret, dari 4,9% pada

Desember 2018.61 Sejumlah perusahaan

melakukan PHK dan membatasi lowongan

kerja baru. Untuk meningkatkan penyerapan

tenaga kerja, pemerintah memberikan subsidi

pada sektor pendidikan kejuruan, mendukung

kewirausahaan massal dan mendorong inovasi

usaha dengan memberikan pinjaman lunak

dan penyediaan inkubator bisnis. Pemda di

beberapa wilayah juga menawarkan subsidi

61 Surveyed urban unemployment rate adalah indikator yang dirilis oleh Biro Statistik Tiongkok (NBS) sejak April 2018, dan disusun berdasarkan hasil survei kepada pekerja migran dari daerah (rural) yang mencari pekerjaan di perkotaan.

tarif impor sebesar 62%. Impor daging babi

2019 diprediksi meningkat 100% menjadi 2 juta

ton, sehingga turut mendorong kenaikan harga

daging babi di pasar global.60 Sementara itu,

harga nonpangan relatif stabil. Inflasi inti TW1-

19 masih stabil di level 1,8%. Inflasi diprediksi

dalam tren meningkat akibat faktor outlier

(penyebaran swine flu) –namun masih jauh di

bawah target pemerintah (3%)– sehingga bank

sentral masih memiliki ruang untuk menempuh

pelonggaran kebijakan moneter.

Sumber: Bloomberg

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

0

1

2

3

4

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoy % yoy CPICore CPI

Clothing Education Culture & EntertainmentFood, lhs Transportation & Com., rhs

Grafik 2.72 Inflasi CPI

Sumber: Bloomberg

-0,6

-0,3

0,0

0,3

0,6

0,9

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoy % yoy PPI Producer Goods Consumer Goods, rhs

Grafik 2.73 Inflasi PPI

60 Produksi daging babi Tiongkok terkontraksi -5% pada TW1-19, dan diperkirakan makin dalam pada triwulan mendatang. Persediaan daging babi Tiongkok menurun -18,8% pada Maret 2019, mengindikasikan impor belum mencukupi.

Page 51: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

67

senilai USD116 miliar. Perkembangan terkini,

pada 6 Mei 2019, PBC melakukan targeted

easing dengan menurunkan GWM bagi

1.000 bank berskala kecil-menengah (dengan

aset di bawah CNY10 miliar) menjadi 8%,

dari sebelumnya berkisar 10-11,5%.64

Sumber: Bloomberg

60

70

80

90

100

110

120

130

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

Indeks% yoy

M2 Shadow BankingKredit Perbankan Monetary Conditions Index, rhs

Grafik 2.75 Monetary Condition Index,

M2, Shadow Banking, Kredit Perbankan

Sumber: Bloomberg

-2

-1

0

1

2

3

4

5

-20

-10

0

10

20

30

40

50

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

Triliun RMB % yoy Keseimbangan Primer, rhsPenerimaan FiskalBelanja Fiskal

Grafik 2.76 Keseimbangan Fiskal

64 Penurunan diumumkan tepat setelah Presiden Trump menyatakan akan menaikkan tarif menjadi 25% atas USD200 impor dari Tiongkok. Penurunan GWM ini diimplementasikan dalam tiga fase yaitu 15 Mei 2019, 17 Juni 2019 dan 15 Juli 2019. Suntikan likuiditas setara USD41 miliar tersebut bertujuan untuk menurunkan funding cost bagi UMKM.

untuk masa percobaan kerja, dan merelaksasi

aturan pinjaman bagi pengembangan startup

untuk membuka lapangan kerja.

Sumber: Bloomberg

4,7

4,8

4,9

5

5,1

5,2

5,3

5,4

5,5

3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019

% Surveyed Unemployment Rate in Urban Areas

Grafik 2.74 Tingkat Pengangguran

Bank sentral menerapkan ke-

bijakan moneter akomodatif untuk

meningkatkan likuiditas bagi perbankan,

dan mendorong stabilitas pertumbuhan.

Selama TW1-19, People’s Bank of China (PBC)

mempertahankan suku bunga kebijakan (7-

Days Reverse Repo Rate) pada level 2,55%.62

Sementara itu, untuk meningkatkan likuiditas

perbankan, PBC kembali menurunkan

Giro Wajib Minimum (GWM) dengan

total penurunan masing-masing sebesar

100 bps menjadi 13,5% (dari 14,5%)

untuk perbankan besar, dan 11,5% (dari

12,5%) untuk perbankan kecil-menengah

pada 4 Januari 2019.63 Kebijakan tersebut

diperkirakan memberikan tambahan likuiditas

62 PBC terakhir kali menaikkan suku bunga operasi moneter 7DRRR sebesar 5 bps pada 22 Maret 2018 sebagai respons terhadap kenaikan FFR.

63 Penurunan akan dilakukan secara bertahap: masing-masing 50 bps, efektif pada 15 dan 25 Januari. Penurunan juga mengantisipasi perayaan Tahun Baru yang memerlukan likuiditas tunai.

Page 52: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

68

pinjaman baru (44,4% pada TW1-19, dari

22,1% pada TW4-18).

Dari sisi fiskal, Pemerintah

Tiongkok menempuh kebijakan fiskal

ekspansif untuk menahan perlambatan

ekonomi lebih lanjut. Di satu sisi, belanja

pemerintah pada TW1-19 terakselerasi hingga

15,4% yoy, dari rerata 10,0% pada TW4-18.67

Pemerintah melaksanakan sejumlah proyek

pembangunan di daerah yang dibiayai oleh

frontloading penerbitan Local Government

Special Bond, serta meningkatkan belanja

social security. 68 Sementara penerimaan

pemerintah tumbuh 4,0% yoy pada TW1-

19, naik dari rerata -2,2% pada TW4-18,

dengan peningkatan pemasukan dari pajak

korporasi, tarif, dan VAT.69 Kebijakan fiskal

ekspansif menyebabkan defisit keseimbangan

primer pada TW1-19 melebar menjadi –

CNY1,0 triliun, dari rerata –CNY0,7 triliun

per bulan pada TW4-18.70 Pemerintah telah

mengantisipasi kebijakan fiskal proaktif

ini dengan melebarkan target defisit fiskal

menjadi -2,8% PDB pada 2019 (dari -2,6%

pada 2018).71

67 Data TW1-19 menggunakan data Maret 2019 sesuai ketersediaan data.

68 Special local government bond issuance quota 2019 meningkat ke RMB2,15 triliun (dari realisasi penerbitan sebesar RMB1,35 triliun pada 2018). Kuota telah terpakai sebesar CNY1,63 triliun hingga April (dibandingkan CNY0,52 triliun pada April 2018). Langkah ini menunjukkan stance fiskal yang makin ekspansif.

69 Keputusan pemerintah untuk menurunkan pajak VAT bagi korporasi, UMKM, dan personal income tax, baru efektif mulai 1 April 2019. Data TW1-19 menggunakan data Maret 2019 sesuai ketersediaan data.

70 Data TW1-19 menggunakan data Maret 2019 sesuai ketersediaan data.

71 Kemenkeu memproyeksikan pendapatan fiskal dan

Selain menggunakan instrumen

moneter konvensional, PBC melakukan

inovasi menggunakan targeted tools

untuk meningkatkan likuiditas secara

terukur. Fasilitas Targeted Medium-term

Lending Facility (TMLF) bagi perbankan yang

diluncurkan pada Desember 2018, merupakan

fasilitas pendanaan jangka panjang PBC

dengan suku bunga 15 bps di bawah fasilitas

Medium-term Lending Facility (MLF).65

Fasilitas tersebut diberikan bagi lembaga

keuangan yang memenuhi persyaratan

makroprudensial, untuk mendorong ekspansi

kredit dengan tetap mencegah akumulasi

risiko yang menyertainya.

Kombinasi easing tools PBC mulai

berdampak terhadap pertumbuhan

kredit dan likuiditas perbankan. Likuiditas

perekonomian riil sedikit melonggar, ditandai

dengan rerata jumlah uang beredar (M2)

yang meningkat menjadi 8,3% pada TW1-19

(dari 8,0% pada TW4-18) –sejalan dengan

Monetary Conditions Index (MCI) yang sedikit

turun ke level 86,5 pada TW1-19 (dari 87,7

pada TW4-18).66 Rerata pertumbuhan total

kredit meningkat menjadi 13,5% yoy pada

TW1-19 (dari 13,2%), dengan mayoritas

kredit baru ditujukan bagi non-financial

business. Indikasi pemulihan kredit korporasi

juga tercermin dari peningkatan share

pinjaman korporasi jangka panjang dari total

65 TMLF bertenor satu tahun dan dapat di-roll over hingga dua tahun berikutnya.

66 MCI merupakan alat bantu untuk mengukur tingkat kelonggaran/keketatan moneter. Penurunan MCI mengindikasikan pelonggaran kondisi moneter pada perekonomian riil.

Page 53: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

69

mempertahankan supportive stance dan

menyuntikkan likuiditas jangka panjang

bagi perusahaan kecil dan swasta, termasuk

melalui broad-based tools (penurunan GWM)

dan targeted tools (TMLF, central bank loans,

dan penurunan GWM targeted).

Outlook jangka pendek dibayangi

ketidakpastian yang tinggi, terutama

bersumber dari potensi eskalasi konflik

perdagangan dengan AS. Konsumsi

diperkirakan masih tertahan meski

pemerintah telah menurunkan pajak impor

sejumlah produk konsumsi dan mengurangi

pajak pendapatan.75,76 Selain itu, masyarakat

terindikasi masih akan menahan pembelian

non-necessity goods. Sentimen konsumen

masih memburuk akibat ekspektasi future

income yang lemah, lonjakan tingkat

pengangguran, dan negative wealth effect

dari volatilitas pasar saham Tiongkok akibat

isu konflik perdagangan.

Kinerja investasi juga diliputi

ketidakpastian sehingga bergerak

variatif. Industri infrastruktur akan tumbuh

akseleratif didukung stimulus pemerintah.

National Development and Reform

Commission (NDRC) telah melakukan

perusahaan kecil. Bank BUMN cenderung memberikan pinjaman kepada BUMN/proyek pemerintah berskala besar.

75 Pada Juli 2018, pemerintah menurunkan pajak impor produk apparel, kitchenware, dan fitness products menjadi rata-rata 7,1% (dari 15,9%) dan household appliances menjadi rata-rata 8% (dari 20,5%).

76 Sejak Oktober 2018, PTKP naik menjadi CNY5.000/bulan (dari CNY3.500/bulan). Sejak 2019, terdapat taxable expense deduction untuk pengeluaran pendidikan, bunga hipotek, sewa perumahan, dan perawatan bagi penyakit kritis.

Kinerja ekonomi Tiongkok masih

rentan dan memerlukan dukungan

kebijakan akomodatif, meski PDB TW1-

19 tumbuh di atas perkiraan. Pertumbuhan

ekonomi TW1-19 patut dicermati karena

dilandasi oleh data yang terbatas dan volatil

akibat libur Tahun Baru Imlek yang cukup

panjang, sehingga menyulitkan asesmen

terhadap ekonomi Tiongkok.72 Pemerintah

telah mengidentifikasi potensi perlambatan

ekonomi dan meluncurkan stimulus yaitu: a)

tax cut hingga CNY2 triliun untuk mendukung

pertumbuhan sektor manufaktur, transportasi

dan konstruksi; b) targeted RRR cuts untuk

bank kecil-menengah, c) mematok mandatory

target bagi bank BUMN untuk memberikan

pinjaman kepada perusahaan berskala

kecil senilai 30%, dan d) melonggarkan

kebijakan ekonomi dengan menargetkan

pertumbuhan M2 money supply dan total

social financing sejalan dengan pertumbuhan

PDB nominal.73,74 PBC diperkirakan masih

belanja pemerintah masing-masing meningkat sebesar 5% yoy dan 6,5% pada 2019.

72 Contoh, profit industri tumbuh 13,9% yoy (Maret 2019, data Jan-Feb tidak tersedia), namun secara kuartalan terkontraksi (-3,3% ytd yoy pada TW1-19). Investasi swasta melambat menjadi 6,4% ytd yoy pada Maret (dari 8,7% pada Desember 2018), meskipun headline FAI terakselerasi 6,3% ytd yoy pada Maret 2019 (dari 5,9%).

73 Value-added tax (VAT) perusahaan manufaktur diturunkan menjadi 13% (dari 16%) dan VAT perusahaan transportasi dan konstruksi menjadi 9% (dari 10%) – efektif April 2019. Selain itu, pemerintah juga menurunkan rasio kontribusi social security (16%, dari 20%) untuk meringankan beban perusahaan mulai Mei 2019.

74 Regulasi ini mulai berlaku sejak Maret 2019 dan akan menyuntikkan dana senilai CNY2,8 triliun pada 2019 bagi perusahaan kecil dan mikro (riset S&P Global). Sebelumnya, dari total pinjaman yang dikeluarkan lima bank terbesar, hanya 2%-6% yang diberikan bagi

Page 54: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

70

yang terdampak konflik perdagangan,

belum memadai untuk mengimbangi

major headwinds yang bersumber dari

ketidakpastian konflik perdagangan.

Sejalan dengan berbagai dinamika

tersebut, pertumbuhan PDB Tiongkok

pada 2019-2020 diprediksi melanjutkan

tren perlambatan hingga turun ke level

terendah dalam hampir tiga dekade.

IMF dan consensus forecast memprakirakan

ekonomi Tiongkok tumbuh 6,3% yoy (2019)

dan 6,1% (2020), turun dari pencapaian

6,6% pada 2018. Sementara itu, pemerintah

menetapkan target pertumbuhan ekonomi

2019 pada kisaran 6,0%–6,5% (dari target

6,5% pada 2018), dan target inflasi di bawah

3,0%. Dukungan stimulus fiskal dan beragam

instrumen moneter akan digunakan untuk

mencapai target tersebut.

Ekonomi Tiongkok ke depan

dibayangi sejumlah risiko, baik dari

domestik maupun eksternal. Pertama,

risiko dari sisi domestik antara lain berasal

dari (a) dampak tax cut terhadap perbaikan

ekonomi belum terlalu signifikan karena

memerlukan waktu (lag); (b) berlanjutnya

frontloading persetujuan proyek pada awal

2019 dengan menyetujui 16 proyek senilai

total CNY1,1 triliun (akan dimulai pada TW2-

19). Dana proyek mayoritas dibiayai oleh

penerbitan obligasi Pemda yang jumlahnya

meningkat tajam pada 2019.77 Selain itu,

pemerintah telah berkomitmen untuk

menginvestasikan sekitar USD119 miliar

untuk membangun 6.800 km railway pada

2019 (40% lebih panjang dibandingkan

dengan 2018) untuk menjangkau wilayah

terluar dan terpencil.

Berbeda dengan industri

infrastruktur, investasi manufaktur

diperkirakan memburuk akibat eskalasi

konflik perdagangan. Ketegangan

perdagangan dan pelemahan ekonomi

global telah menahan kinerja ekspor

sehingga menekan margin keuntungan dan

meningkatkan ketidakpastian iklim investasi.

Langkah pemerintah yang meluncurkan

targeted policy measures untuk membuka

keran pendanaan bagi perusahaan swasta

77 Sekitar 80% belanja infrastruktur 2018 dibiayai oleh penerbitan local governments special bonds senilai CNY1,35 triliun –yang ditingkatkan menjadi CNY2,15 triliun pada 2019.

Tabel 2.7 Outlook PDB dan Inflasi (2019-2020)

Realisasi

2018 2019 2019 2020 2019 2020Estimasi

TargetOtoritas

Keterangan referensi:Sumber estimasi terkini: IMF-WEO April 2019, Consensus Forecast Mei 2019.Sumber estimasi sebelumnya: IMF-WEO Januari 2018, Consensus Forecast April 2019.

IMF CF

PDB (%yoy) 6,6 6,0-6,5 6,3 6,1 6,3 6,1Estimasi Sebelumnya - - 6,2 6,2 6,2 6,2In�asi (%yoy) 2,1 3,0 2,3 2,5 2,3 2,2Estimasi Sebelumnya - - - - 2,1 2,1

Page 55: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

71

Pelemahan konsumsi tercermin dari

kontraksi penjualan kendaraan di pedesaan

akibat penurunan daya beli masyarakat dan

tingkat pengangguran yang masih relatif

tinggi. Kondisi tersebut juga berimbas pada

perlambatan aktivitas produksi. Kinerja ekspor

juga tertahan oleh pelemahan permintaan

global dan eskalasi ketegangan perdagangan.

Sementara itu, belanja pemerintah meningkat

seiring kenaikan pengeluaran menjelang

Pemilu Mei 2019 sehingga berimbas pada

pelebaran defisit fiskal.

Perlambatan kegiatan ekonomi juga

tercermin pada tekanan inflasi yang masih

jauh dari target (4%±2%). Inflasi masih pada

level yang rendah, meski meningkat ke 2,9%

(Maret 2019), dari 2,1% (Desember 2018).

Merespons inflasi yang mereda, Reserve

Bank of India (RBI) menurunkan suku bunga

acuan menjadi 5,75% dan mengubah stance

kebijakan menjadi akomodatif (sebelumnya

netral). Ruang fiskal untuk mendorong

pertumbuhan makin terbatas, sehingga

terdapat kemungkinan pemerintah merevisi

target defisit fiskal FY19/20.

Kinerja ekonomi India pada FY18/19

diprakirakan membaik, meski pertumbuhan

PDB TW1-19 melambat. RBI dan Central

Statistics Office (CSO) India memprakirakan

ekonomi India tumbuh 7% yoy, lebih baik

dari 2018 sebesar 6,8%. Selanjutnya RBI

memprediksi ekonomi pada semester I-2020

dapat tumbuh 6,4%-6,7%, dan meningkat ke

kisaran 7,2-7,4% pada semester II-2020. IMF

lebih optimis dan memprakirakan ekonomi

disinflasi harga produsen akan semakin

menekan kinerja korporasi swasta; (c)

leverage (tingkat utang) korporasi yang masih

relatif tinggi dapat berdampak pada stabilitas

keuangan; dan (d) kenaikan utang pemerintah

dan penurunan sustainabilitas fiskal seiring

berbagai stimulus yang diluncurkan (akan

berdampak pada depresiasi nilai tukar); serta

(e) tertahannya proses reformasi struktural

seiring pergeseran prioritas kebijakan

pemerintah. Kedua, risiko dari eksternal

antara lain terdiri dari (a) eskalasi konflik

perdagangan dengan AS yang dapat berujung

pada tarif atas seluruh ekspor Tiongkok; (b)

pelemahan permintaan global (khususnya

Eropa); (c) dinamika kebijakan ekonomi AS

serta dampaknya terhadap pasar keuangan

global; serta (d) risiko geopolitik lainnya,

antara lain ketegangan hubungan diplomatik

AS-Korea Utara, ketegangan militer Laut Cina

Selatan dan Samudera Pasifik, serta sanksi AS

terhadap Iran dan Venezuela yang termasuk

10 besar pemasok minyak Tiongkok.

2.6. India

Ekonomi India pada triwulan awal

2019 secara mengejutkan tumbuh melambat

dan lebih rendah dari prediksi. Pertumbuhan

ekonomi TW1-19 melambat menjadi 5,8%

yoy (setelah tumbuh 6,6% pada TW4-

18). Pelemahan tersebut disebabkan oleh

penurunan kinerja konsumsi, investasi dan

perdagangan, yang tidak dapat dikompensasi

oleh peningkatan belanja pemerintah

menjelang Pemilu.

Page 56: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

72

ke 6,8%, dibandingkan 7,2% periode yang

sama tahun lalu.79 Dari sisi penawaran,

pelemahan ekonomi terutama terjadi pada

sektor pertanian, manufaktur, dan konstruksi.80

7,06,6

-15

-5

5

15

25

35

0

2

4

6

8

10

Q1 Q2 Q3 Q3 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoyPDB

Konsumsi Swasta, rhsBelanja Pemerintah, rhs

PMDB, rhsEkspor, rhsImpor, rhs

5,8

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.77 PDB Berdasarkan Pengeluaran

% yoy% yoy

Pertanian

Sumber: Bloomberg

Mining ManufacturingElectricity Construction HotelsReal Estate Public Administration PDB 0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Q1Q2Q3Q3Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik 2.78 Pertumbuhan PDB Sektoral

79 Gross Value Added (GVA), yaitu GDP tidak termasuk pajak, pada TW1-19 tumbuh 5,7%, turun dari 6,3% pada TW4-18. Dengan penurunan pertumbuhan tersebut, share masing-masing indikator terhadap PDB juga berubah. Share konsumsi rumah tangga TW1-19 menjadi 56,8% PDB (dari 58,9% pada TW4-18); gross fixed capital formation sebesar 30,7% (dari 33,4%); pengeluaran pemerintah sebesar 9,9% (dari 9,7%); ekspor sebesar 20% (dari 21,8%), sedangkan impor sebesar -23,3% (dari -25,7%).

80 Sektor pertanian pada TW1-19 terkontraksi -0,02% dari sebelumnya tumbuh 0,5% pada TW4-18, manufaktur melambat ke 0,6% dari 1,1% dan konstruksi juga melambat ke 0,5% dari 0,8%.

India tumbuh 7,3% pada 2019 dan membaik

ke 7,5% pada 2020.

Perekonomian India masih akan

menghadapi sejumlah faktor risiko. Faktor

yang dapat menekan ekonomi (downside

risks) antara lain kinerja ekspor yang menurun

dan tingkat pengangguran yang masih

relatif tinggi. Sementara faktor yang dapat

memperkuat pertumbuhan ekonomi (upside

risks) antara lain potensi perbaikan konsumsi

rumah tangga dan publik, stimulus moneter

dan fiskal, dan ekspektasi terpilihnya kembali

PM Modi.

Ekonomi India TW1-19 di luar

dugaan menurun tajam menjadi hanya

5,8% yoy, (dari 6,6% pada TW4-18).

Pertumbuhan ini jauh di bawah prediksi sebesar

6,6%.78 Pelemahan terjadi pada hampir semua

komponen kecuali pengeluaran pemerintah.

Konsumsi rumah tangga TW1-19 tumbuh

melambat menjadi 8,1% yoy (dari 8,4% pada

TW4-18) dan gross fixed capital formation

turun ke 10% (dari 10,6% pada TW4-18).

Sementara itu, pengeluaran pemerintah

meningkat menjadi 9,2% dari 6,5% pada

TW4-18 sejalan stimulus yang diluncurkan

pemerintah dalam rangka persiapan Pemilu.

Net ekspor juga melemah akibat penurunan

pertumbuhan ekspor (12,5% dari 14,6% pada

TW4-18), di tengah kenaikan impor sebesar

15,4% (dari 14,7% pada TW4-18). Dengan

kinerja tersebut, pertumbuhan ekonomi India

tahun fiskal April 2018-Maret 2019 melambat

78 Consensus Forecast (CF) Mar-19.

Page 57: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

73

dengan itu, sentimen konsumen TW1-19

menurun akibat ketidakpastian menjelang

Pemilu menjadi 100,46, dari 100,56 pada

TW4-18.

Pelemahan konsumsi juga

dipengaruhi oleh angka pengangguran

yang masih relatif tinggi. Tingkat

pengangguran pada Maret 2019 masih di

level tinggi 6,7%, meski telah menurun dari

Desember 2018 sebesar 7,4%. Penurunan

pengangguran tersebut dipengaruhi oleh

perbaikan labor participation rate yang

meningkat sebesar 42,6%, dari Desember

2018 sebesar 42,5%.

-9

-6

-3

0

3

6

9

12

15

18

21

24

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy IP Index IP Mining IP Manufacturing IP Electricity

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.81 Produksi Industri

44

46

48

50

52

54

56

3 6 9 12 3 6 9 12 32017 2018 2019

Indeks PMI Komposit

Sumber: Bloomberg

PMI Manufaktur PMI Jasa

Grafik 2.82 Purchasing Manager Index

-50

-25

0

25

50

75

100

-25

-13

0

13

25

38

50

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy

Motor Vehicle SalesPassenger Vehicle

Two Wheelers

Sumber: CEIC

Commercial Veh., rhs

Three Wheelers, rhs

Grafik 2.79 Penjualan Kendaraan

Sumber: Centre for Monitoring Economy

41

42

43

44

45

46

47

48

49

3

4

5

6

7

8

9

10

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

%% Unemployment Rate Labour Participation Rate, rhs

Grafik 2.80 Ketenagakerjaan

Perlambatan konsumsi India

dipengaruhi oleh pelemahan daya beli

masyarakat dan kepercayaan konsumen.

Pada TW1-19, rerata penjualan kendaraan

bermotor terkontraksi -7,5% yoy (dari 5,8%

pd TW4-18). Penurunan terjadi pada semua

jenis kendaraan (pribadi, bisnis, roda dua

dan roda tiga di pedesaan dan perkotaan).

Kontraksi konsumsi disebabkan pelemahan

daya beli masyarakat khususnya di pedesaan,

akibat kondisi keuangan yang mengetat

sejalan dengan pendapatan hasil panen yang

tidak sesuai harapan akibat monsoon. Sejalan

Page 58: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

74

dunia. Penurunan terutama dari Tiongkok

sebagai main trading partner India. Namun

keragaman produk ekspor India –terutama

dari keragaman produk aksesoris/perhiasan–

mampu membatasi dampak negatif tersebut.

Impor juga terkontraksi relatif dalam yaitu

-1,3% (dari 6,5% pada TW4-18) akibat

permintaan domestik yang terus melemah, baik

consumption goods maupun input products

khususnya produk manufaktur. Penurunan

impor yang lebih tajam dibandingkan

pelemahan ekspor menyebabkan defisit neraca

perdagangan TW1-18 menyempit menjadi

INR35 miliar (dari INR47 miliar pada TW4-18).

-20

-18

-16

-14

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32015 2016 2017 2018 2019

Miliar USD% yoy Trade Balance, rhs Exports Imports

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.83 Neraca Perdagangan

-25

-20

-15

-10

-5

0

-3,5

-3

-2,5

-2

-1,5

-1

-0,5

0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42014 2015 2016 2017 2018

MiliarUSD% GDP Series1 Series2

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.84 Current Account (% PDB)

Pelemahan konsumsi berimplikasi

pada perlambatan aktivitas produksi.

Rerata produksi industri TW1-19 turun tajam

menjadi 0,5% (dari 3,7% pada TW4-18).

Produksi industri sektor manufaktur (share

78% dari total produksi industri) melemah

menjadi 0,1% dari 3,5% pada TW4-18,

terendah sejak Juni 2017, pasca kenaikan

pajak GST. Kinerja yang melambat juga

ditunjukkan oleh rerata pertumbuhan delapan

industri pokok yang tumbuh 2,81% (TW1-19)

dari 3,4% (TW4-18). Pelemahan juga terjadi

pada sektor industri lainnya, a.l. barang modal,

listrik, dan barang primer. Produksi tertahan

sejalan dengan sentimen yang belum pulih

akibat ketidakpastian hasil Pemilu pada April

2019, serta penurunan kredit pada sektor

manufaktur dan infrastruktur.

Sejalan dengan produksi, sentimen

bisnis juga melemah. Rerata indeks

Purchasing Manager Index (PMI) komposit

pada TW1-19 menurun menjadi 53,7 (dari

53,4 pada TW4-18), tertekan oleh PMI Jasa

yang termoderasi (menjadi 52,2 dari 53,0 pada

TW4-18). Penurunan permintaan jasa domestik

dan eksternal terjadi di tengah ketidakpastian

hasil Pemilu 2019. Sementara indeks PMI

Manufaktur masih meningkat menjadi 53,6

(dari 53,4 pada TW4-18), yang menunjukkan

prospek pemulihan sektor manufaktur ke

depan.

Kinerja perdagangan tertahan

sejalan dengan pelemahan ekonomi

global. Kinerja ekspor TW1-19 menurun

tajam ke 5,7% yoy (dari 6,3% pada TW4-

18) terdampak penurunan permintaan

Page 59: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

75

meningkat dari 2,1% pada Desember 2018.

Meski meningkat, level inflasi masih jauh dari

target (4%+2%). Kenaikan inflasi terutama

didorong oleh akselerasi harga makanan

dan minuman yang naik mencapai 0,7%,

setelah terdeflasi selama lima bulan terakhir,

serta pengaruh low-base effect. Sementara

inflasi fuel and light turun ke 2,42% karena

efek lag penurunan drastis harga minyak

pada TW4-18.81 Inflasi inti (core inflation)

pada Maret 2019 mencapai 4,53%, turun

dari 4,99% pada Maret 2019, terdampak

oleh ketersediaan perumahan dengan harga

terjangkau dan penurunan harga minyak.

Performa ekonomi India yang

melemah dan inflasi masih di bawah

target melatarbelakangi kebijakan RBI

untuk mulai menurunkan suku bunga

acuan. RBI menurunkan suku bunga repo

rate pada Monetary Policy Committee (MPC)

meeting Februari dan April 2019 masing-

masing sebesar 25 bps. Penurunan suku bunga

bahkan berlanjut pada MPC Juni 2019 sebesar

25 bps sehingga menjadi 5,75%. RBI juga

mengubah arah kebijakan dari netral menjadi

akomodatif. Frontloaded easing pada 2019

dilakukan untuk mengembalikan inflasi ke

target (4%+2%), serta mempertimbangkan

perlambatan pertumbuhan ekonomi (negative

output gap).

Pemerintah India menempuh

kebijakan fiskal yang longgar seiring

kenaikan pengeluaran pemerintah

81 Harga minyak WTI pada TW4-18 dan TW3-18 berturut-turut 59.01 dan 69,51.

Defisit neraca transaksi berjalan

(current account deficit) juga menyempit.

Defisit neraca transaksi berjalan pada TW4-

18 menyusut menjadi USD16,9 miliar (2,5%

dari PDB), dibandingkan 2,9% PDB pada

TW3-18. Penyempitan current account deficit

merupakan implikasi dari penyempitan defisit

investment income seiring tekanan outflow

pada pasar keuangan yang mereda.

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoyCPI Food & Beverages Tobacco & AlcoholFuel & Light Housing Clothing Misc.

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.85 Inflasi

63,7

65,2

68,8

72,6

74,4

69,4

69,2

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

Jan-

18

Feb-

18

Mar

-18

Apr

-18

May

-18

Jun-

18

Jul-1

8

Aug

-18

Sep-

18

Oct

-18

Nov

-18

Dec

-18

Jan-

19

Feb-

19

Mar

-19

Rupee/USD

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.86 Pergerakan Nilai Tukar

Tekanan inflasi masih di bawah

target Reserve Bank of India (RBI) meski

mengalami peningkatan. Inflasi IHK pada

Maret 2019 mencapai 2,9% yoy, yaitu

Page 60: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

76

kontraksi -3,4% pada TW4-18. Kenaikan

belanja terutama untuk pemberian income

support bagi petani, pembayaran bunga dan

internal security. Sementara, laju penerimaan

TW1-19 hanya meningkat tipis sebesar 3%

yoy, dari kontraksi -5,3% pada TW4-19

akibat pendapatan pajak yang jauh di bawah

target pemerintah (hanya 73,7% dari target

FY18/19). Kondisi tersebut menyebabkan

defisit fiskal Januari-Februari 2019 melebar

menjadi INR1,5 triliun (dari INR1,1 triliun pada

TW4-18).

Di tengah terjadinya pelemahan

ekonomi, pemerintah tetap optimis

bahwa ekonomi India akan membaik.

RBI memprediksi pertumbuhan PDB pada

FY2018/2019 akan mencapai 7,0% yoy,

lebih tinggi dari 6,8% pada FY2017/2018.

Prakiraan tersebut juga sejalan dengan Central

Statistics Office India yang memperkirakan

pertumbuhan PDB 2019 sebesar 7,0% –meski

direvisi ke bawah dari proyeksi sebelumnya

(7,2%). Sedikit berbeda, IMF (WEO April

2019) memprediksi ekonomi India 2019 akan

tumbuh sebesar 7,3%. Faktor pendorong

pertumbuhan diprakirakan berasal optimisme

terpilihnya kembali Presiden Modi sehingga

mendorong konsumsi dan investasi. Namun

seiring dengan meningkatnya eskalasi trade

tensions dengan AS dan pelemahan ekonomi

dunia, aktivitas perdagangan diperkirakan

belum dapat berkontribusi signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Kinerja ekonomi India pada

2019/2020 diprediksi tumbuh lebih

baik dibandingkan 2019. RBI pada MPC

menjelang pemilu. Union budget yang

diumumkan Februari 2019 menetapkan

defisit anggaran FY2019/2020 sebesar

3,4% dari PDB. Target tersebut lebih tinggi

dibandingkan FY 2018/2019 sebesar 3,3%

dari PDB. Untuk state budget, target defisit

FY2018/2019 ditetapkan sebesar 2,9%

PDB, direvisi dari target sebelumnya (2,6%

PDB), dan diprediksi akan menyempit pada

FY2019/2020 menjadi 2,5% dari PDB.

Sumber: Bloomberg

5,5

6

6,5

7

7,5

8

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 69 12 32015 2016 2017 2018 2019

5,75

%

Grafik 2.87 Suku Bunga Kebijakan

Sumber: Bloomberg

-160

-120

-80

-40

0

40

80

120

-2500

-2000

-1500

-1000

-500

0

500

1000

1500

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoy Miliar INR Keseimbangan Fiskal Receipt Growth, rhsExpenditure Growth, rhs

Grafik 2.88 Keseimbangan Fiskal

Belanja Pemilu mendorong ke-

naikan belanja fiskal TW1-19 (Januari-

Februari 2019) menjadi 18,9% yoy, dari

Page 61: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

77

memperkuat pertumbuhan ekonomi

(upside risks) antara lain potensi perbaikan

konsumsi rumah tangga dan publik sehingga

mendorong pertumbuhan, stimulus moneter

dan fiskal untuk mendorong likuiditas

keuangan dan pertumbuhan ekonomi, dan

ekspektasi terpilihnya kembali PM Modi

menumbuhkan optimisme yang dapat

mendorong konsumsi dan pertumbuhan

ekonomi, serta menciptakan lapangan kerja.

2.7. ASEAN-582

Perekonomian negara ASEAN-5 pada

TW1-19 melemah, terdampak perlambatan

ekonomi global dan tensi perdagangan.

Vietnam menjadi negara ASEAN-5 yang

mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi,

meski melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya. Pertumbuhan PDB Vietnam

TW1-19 mencapai 6,8% yoy, menurun dari

7,3% (TW4-18). Perlambatan pertumbuhan

82 Negara ASEAN-5 pada publikasi PEKKI terdiri dari Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam.

Februari 2019 memprediksi ekonomi India

akan kembali tumbuh 6,4%-6,7% (Semester

I-2019) dan 7,2%-7,4% (Semester II-2019).

Sementara poyeksi IMF untuk FY2019/2020

cenderung lebih optimis di kisaran 7,5%.

Dari sisi harga, inflasi diperkirakan

sedikit termoderasi pada 2019, dan

kembali meningkat pada 2020. IMF

memprakirakan inflasi 2019 akan mencapai

4,1%, dan meningkat pada 2020 ke level

4,3%. RBI menilai terdapat beberapa risiko

inflasi pada 2019 antara lain deflasi kelompok

sayuran, ketidakpastian harga minyak, risiko

geopolitik dan perdagangan, serta volatilitas

pasar keuangan.

Sejumlah risiko membayangi

kinerja perekonomian India. Risiko yang

dapat menurunkan perekonomian (downside

risks) antara lain adalah ketidakpastian

ekonomi pascapemilu, pelemahan ekspor

akibat penurunan pertumbuhan ekonomi

dunia, tingkat pengangguran yang masih

relatif tinggi, dan eskalasi trade tensions

dengan AS. Sementara faktor yang dapat

RealisasiFY17/18 FY18/19 FY19/20 2019 2020 2019 2020

7,0

7,0

H1: 6,4-6,7H2: 7,2-7,5

H2: 3,4-3,7

H1: 7,2-7,5Q3: 7,5

Q3: 3,9

7,4H2: 7,2-7,3

H1: 3,0-3,1

RBI IMF Consensus Forecast

PDB (% yoy) 6,7 6,8 7,3 7,5 7,2 7,3

Estimasi sebelumnya 7,5 7,7 7,2 7,3

Inflasi (% yoy) 3,6 Q4: 2,5 3,9 4,3

Estimasi sebelumnya Q4: 3,8 H1: 3,2-3,4 - -

4,1 4,3

3,9 4,3

Keterangan: Sumber: Reserve Bank of India Bulletin June 2019, IMF-WEO April 2019, Consensus Forecast Mei 2019Estimasi sebelumnya menggunakan data dari RBI MPC Februari 2019, IMF-WEO Januari 2019, Consensus Forecast April 2019

Tabel 2.8 Proyeksi Pertumbuhan PDB dan Inflasi (%)

Page 62: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

78

inflasi terjadi di Thailand (karena kenaikan

harga makanan dan bahan bakar), serta

Singapura (dipicu kenaikan harga akomodasi,

jasa dan makanan pada musim liburan).

Tekanan inflasi yang terkendali

memberi ruang bagi Filipina dan Malaysia

untuk menurunkan suku bunga kebijakan.

Langkah Bank Negara Malaysia tersebut juga

ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Sementara Bank of Thailand

mempertahankan suku bunga, dan Bank

Sentral Singapura mempertahankan slope

apresiasi SGD.

Pertumbuhan ekonomi Malaysia,

Singapura, Thailand dan Vietnam diprediksi

akan termoderasi, berbeda dengan PDB

Filipina yang diprakirakan membaik didorong

oleh belanja fiskal. Tantangan ekonomi ke

depan juga makin berat. Dari sisi domestik,

sumber risiko berasal dari tingkat utang

rumah tangga yang relatif tinggi (Malaysia),

kekeringan akibat El Nino dan pelaksanaan

pemilu (Filipina), moderasi kinerja sektor

manufaktur dan jasa (Singapura), keketatan

keuangan domestik (Thailand), serta kinerja

BUMN yang lemah, problem infrastruktur

dan korupsi (Vietnam). Dari sisi eksternal,

ASEAN-5 akan menghadapi tantangan dari

perlambatan ekonomi global dan pelemahan

ekonomi Tiongkok, eskalasi konflik

perdagangan, serta tensi geopolitik.

Kinerja ekonomi seluruh negara

ASEAN-5 melemah, terdampak oleh

pelemahan permintaan eksternal

ekonomi juga dialami oleh Filipina (5,6% dari

6,3%), Malaysia (4,5% dari 4,7%), Thailand

(2,8% dari 3,6%) dan Singapura (1,2% dari

1,3%). Eskalasi ketegangan perdagangan

Tiongkok–AS yang menurunkan permintaan

produk ekspor ASEAN-5 menjadi salah satu

faktor yang menurunkan kinerja ekonomi

ASEAN-5.

Aktivitas konsumsi mayoritas ASEAN-5

melemah, kecuali Singapura. Kinerja

konsumsi Malaysia, Thailand, Vietnam, dan

Filipina melambat dipengaruhi sejumlah

faktor idiosyncratic dan pelemahan sentimen

konsumen. Perbaikan konsumsi hanya terjadi

di Singapura, terdorong perayaan Tahun Baru

Imlek dan Singapore Motorshow.

Konsumsi yang tertahan dan

perlambatan ekonomi global menyebabkan

pelemahan aktivitas produksi ASEAN-5.

Aktivitas produksi Singapura dan Thailand

menurun akibat berkurangnya produksi

sektor manufaktur terutama produk

elektronik. Eskalasi ketegangan perdagangan

AS-Tiongkok yang mengganggu supplai

chain telah berdampak negatif pada ekspor.

Kinerja perdagangan Vietnam juga tertekan,

meski menerima benefit dari trade diversion

–dialihkannya impor AS dari Tiongkok ke

Vietnam– untuk menghindari kenaikan tarif

impor.

Tekanan inflasi di negara ASEAN-5

bergerak variatif. Inflasi Filipina dan Vietnam

menurun seiring pelemahan harga makanan.

Tekanan inflasi Malaysia stabil pada level yang

sangat rendah (0,2%). Sementara kenaikan

Page 63: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

79

Pertumbuhan ekonomi Filipina

TW1-19 juga melambat menjadi 5,6% yoy

(dari 6,3% pada TW4-18) akibat kontraksi

belanja pemerintah dan ekspor. Belanja

pemerintah terkontraksi tajam -7,4% yoy

(dari 12,6%) karena penundaan persetujuan

anggaran nasional yang menghentikan proyek

infrastruktur pemerintah. Sektor eksternal

juga terkontraksi -2,5% yoy (dari 2,0%) pada

TW4-18 akibat ekspor yang terkontraksi

sebagai imbas trade tension. Kontraksi ekspor

terutama terjadi pada produk semikonduktor

dan permesinan dari Tiongkok. Sebaliknya,

konsumsi swasta tumbuh menguat (6,3% dari

5,3%) didukung tekanan inflasi yang mereda

serta peningkatan remitansi.86 Investasi juga

tumbuh 6,8% yoy, meningkat dari 4,9%

pada TW4-18.

Pertumbuhan ekonomi Malaysia

TW1-19 kembali melambat setelah

sempat pulih pada TW4-18. PDB Malaysia

tumbuh 4,5% yoy, dari 4,7% pada TW4-18,

akibat kontraksi investasi (-3,5% dari 0,6%) di

tengah sentimen bisnis domestik yang suram.

Konsumsi swasta juga melemah (7,6% dari

8,4%) terimbas sentimen konsumen yang

memburuk. Sebaliknya, belanja pemerintah

meningkat (6,3% dari 4%) seiring dengan

dimulainya kembali beberapa proyek publik

skala besar seperti East Coast Rail Link.

Sektor eksternal tumbuh positif terhadap PDB

sebesar 1,5% dari 1,3% seiring penurunan

pemulihan dari banjir di Bangladesh yang menurukan demand terhadap beras Vietnam

86 Remitansi dari Overseas Filipino Workers (OFW) mencapai USD 2,5 miliar pada Maret 2019, naik 6,6% yoy.

akibat perlambatan ekonomi global

dan ketegangan perdagangan. Vietnam

masih menjadi top performer dengan

mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi

dibandingkan negara ASEAN lainnya, yaitu

6,8% yoy pada TW1-19, meski melambat

dari 7,3% pada TW4-18. Sejalan dengan

itu, pelemahan ekonomi dengan tingkat

penurunan yang lebih moderat terjadi pada

Filipina menjadi 5,6% yoy (dari 6,3%),

Malaysia (4,5% dari 4,7%), Thailand (2,8%

dari 3,6%) dan Singapura (1,2% dari 1,3%).

PDB Vietnam TW1-19 tumbuh

sebesar 6,8% yoy, dari 7,3% pada TW4-

18, akibat penurunan kinerja sektor jasa,

industri dan pertanian.83 Sektor jasa tumbuh

melambat 6,4% yoy (dari 7,0%) terutama

pada subsektor perdagangan grosir dan ritel,

serta layanan akomodasi dan katering yang

lebih rendah terdampak perlambatan ekonomi

global. Sektor industri melambat tipis (8,8%

yoy dari 8,9%), terutama pada subsektor

manufaktur karena penurunan ekspor

smartphone akibat demand global yang

menurun.84 Sektor pertanian dan peternakan

bahkan turun 2,9% yoy (dari 3,8%) karena

penyebaran wabah African swine fever yang

menurunkan produksi daging babi, serta

permintaan dari tiga negara pengimpor beras

utama (Tiongkok, Indonesia dan Bangladesh)

yang jauh lebih sedikit.85

83 Vietnam tidak merilis data PDB berdasarkan pengeluaran.

84 Smartphone merupakan hasil ekspor utama Vietnam, dan sebagian besar diproduksi oleh Samsung Electronics.

85 Pada awal tahun 2019, terdapat persediaan beras yang tinggi di Tiongkok, tahun pemilihan di Indonesia, dan

Page 64: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

80

akibat pelemahan net ekspor dan belanja

pemerintah. Net ekspor terkontraksi cukup

dalam menjadi 0,5% dari 5,6% seiring

penurunan permintaan global termasuk

Tiongkok untuk produk semikonduktor.

Belanja pemerintah menurun (2,9% yoy dari

3,8%) terutama pengeluaran transportasi

akibat penangguhan proyek kereta api

berkecepatan tinggi yang menghubungkan

Kuala Lumpur dan Singapura. Sebaliknya,

konsumsi swasta tumbuh menguat (4,2% yoy

dari 2,2% pada TW4-18) dipicu perbaikan

kondisi pasar tenaga kerja. Investasi juga

membaik meski masih kontraksi (-0,4%

yoy dari -4,4%) seiring perlambatan sektor

manufaktur yang terdampak pelemahan

ekonomi global.

Sumber: Bloomberg

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12016 2017 2018 2019

% yoy Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam

Grafik 2.89 Pertumbuhan PDB

Secara umum kinerja konsumsi di

kawasan melemah, kecuali di Singapura.

Rerata penjualan ritel Malaysia pada TW1-19

menurun 8,7% yoy dari 12,1% pada TW4-

18, sejalan dengan penurunan sentimen

konsumen karena perlambatan ekonomi.

Rerata penjualan ritel Filipina pada TW1-

19 menurun menjadi 1,6% dari 3,5%.

impor yang lebih tajam dari penurunan

ekspor, terutama untuk impor produk-produk

elektronik dan minyak sulingan.

Ekonomi Thailand melemah

tajam terdampak pelemahan ekonomi

global dan tensi perdagangan yang

menghambat konsumsi dan investasi

swasta. PDB Thailand TW1-19 tumbuh

sebesar 2,8% yoy (turun dari 3,6% pada

TW4-18). Penurunan tersebut disebabkan

perlambatan konsumsi swasta (4,6% yoy dari

5,4%) terdampak penurunan daya beli akibat

tingkat utang swasta yang tinggi.87 Investasi

juga turun ke 3,2% yoy (dari 4,2%) akibat

perlambatan sektor konstruksi dan mesin.

Sebaliknya, belanja pemerintah menguat

(3,3% yoy dari 1,4%) dipicu peningkatan

pembelian barang dan jasa pemerintah, serta

peningkatan insentif pegawai dan sosial

menjelang pemilihan umum.88 Net ekspor

sedikit membaik (-4,7% dari -5,0%) meski

masih negatif akibat penurunan permintaan

global.89 Perbaikan net ekspor tersebut

terutama akibat Impor yang terkontraksi

terutama bahan bakar, bahan setengah jadi

non-agrikultur, dan peralatan transportasi.

Ekonomi Singapura melemah

dengan laju yang lebih moderat.

Pertumbuhan ekonomi Singapura TW1-19

sebesar (1,2% yoy, menurun tipis dari 1,3%)

87 Per Maret 2019, utang rumah tangga Thailand mencapai USD410,2 miliar. Pada Desember 2018, rasio tersebut telah mencapai 78,6% dari PDB.

88 Thailand melaksanakan pemilihan umum pada 24 Maret 2019.

89 Net ekspor membaik seiring penurunan impor yang lebih tajam dari ekspor.

Page 65: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

81

Thailand, Singapura dan Vietnam cenderung

stabil. Angka pengangguran Malaysia pada

Maret 2019 meningkat 3,4% yoy dari 3,3%

pada Desember 2018 terdampak kondisi

bisnis Malaysia yang lesu akibat trade

tension AS-Tiongkok. Tingkat pengangguran

Filipina pada Maret 2019 juga meningkat ke

5,2% yoy dari 5,1% pada Desember 2018,

terutama pada sektor pertanian. Sementara

itu, tingkat pengangguran Thailand stabil

pada level 0,9%, seiring aturan tenaga kerja

yang ringan dan pajak rendah di sektor

wiraswasta. Unemployment rate Singapura

stabil pada 2,2% akibat penurunan lapangan

kerja di sektor manufaktur yang dapat

diimbangi oleh peningkatan lapangan kerja

pada sektor konstruksi. Pengangguran

Vietnam juga tetap sebesar 2,2% sebagai

dampak dari penerbitan undang-undang

ketenagakerjaan terkait pemberian izin atas

layanan outsourcing, pembayaran upah

outsourcing, dan perluasan daftar pekerjaan

outsourcing.

Sumber: Bloomberg, Tradingeconomics

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2.0

2,5

3,0

3,5

4,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3

2016 2017 2018 2019

%% Malaysia Thailand Singapura Vietnam Filipina, rhs

Grafik 2.91 Tingkat Pengangguran

Pelemahan konsumsi tersebut disebabkan

oleh penurunan upah sehingga daya beli

tertahan. Pelemahan konsumsi tersebut,

terutama pada penjualan makanan;

minuman dan tembakau; bahan mentah;

bahan kimia; barang-barang manufaktur;

mesin dan peralatan transportasi. Rerata

penjualan ritel Thailand TW1-19 melambat

(9,0% yoy dari 14,5%) dipicu ketidakpastian

politik menjelang Pemilu 24 Maret 2019.

Sementara rerata penjualan ritel Vietnam

melambat (11,9% dari 12,4%) dikarenakan

penurunan jumlah kunjungan turis asing.

Sebaliknya, penjualan ritel Singapura pada

TW1-19 membaik meski masih negatif,

yaitu -1,1% yoy dari -2,5% pada TW4-18.

Lonjakan penjualan ritel terjadi pada Januari

2019 seiring perayaan Tahun Baru Imlek dan

kenaikan penjualan kendaraan bermotor

dengan diselenggarakannya Singapore

Motorshow.

Sumber: Bloomberg, CEIC

16

14

12

10

8

6

4

2

0-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoy% yoy Filipina, lhs Singapura, lhs Thailand, rhsVietnam, lhs Malaysia, rhs

Grafik 2.90 Penjualan Ritel

Aktivitas konsumsi yang tertahan

dipengaruhi oleh kinerja sektor tenaga

kerja ASEAN-5. Tingkat pengangguran di

Malaysia dan Filipina meningkat, sementara

Page 66: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

82

juga termoderasi menjadi (-1,1% dari

2,6%) sejalan dengan perlambatan ekspor

khususnya sektor manufaktur, a.l. elektronik,

besi dan karet di tengah ketidakpastian trade

tension AS-Tiongkok. Aktivitas produksi

Vietnam termoderasi pada (9,1% yoy dari

9,6%) akibat perlambatan sektor manufaktur

dan penurunan pasokan listrik dan gas.

Kinerja perdagangan seluruh

negara ASEAN-5 melemah, terpengaruh

eskalasi ketegangan dagang Tiongkok–

AS yang mengganggu supply chain. Rerata

pertumbuhan ekspor Singapura terkoreksi

tajam menjadi 0,1% yoy pada TW1-18, dari

7,3% pada TW4-18 –seiring penurunan

permintaan dari Australia, Indonesia, dan

Jepang, baik untuk komoditas oil maupun

non-oil. Penurunan produk non-oil, terendah

sejak TW1-16, terutama dipengaruhi oleh

jatuhnya ekspor barang elektronik, akibat

disrupsi rantai pasokan produk komponen

elektronik internasional dan siklus bisnis

industri teknologi yang ditengarai telah

mencapai titik puncak (maturity).91 Ekspor

elektronik terkontraksi menjadi -16,9% yoy,

dari -3,5% pada TW4-18 (terendah dalam

delapan tahun terakhir). Sementara, impor

TW1-19 terkoreksi menjadi 4,6%, dari 11,6%

pada TW4-18 –terutama bahan bakar mineral,

dan -40,3%, memberikan kontribusi terbesar terhadap penurunan NODX elektronik.

91 Siklus bisnis industri teknologi telah mencapai titik puncak (maturity) dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain (i) faktor struktural, seperti kejenuhan pada pasar smartphone global dan perpindahan data centres, (ii) mini-cycle akibat peluncuran berbagai model terbaru produk teknologi, dan (iii) perubahan siklus bisnis industri teknologi karena telah mencapai titik jenuh (saturity). (ECB Economic Bulletin, April 2019)

Sumber: Bloomberg, Tradingeconomics

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Filipina, lhs Singapura, lhs Vietnam, lhsMalaysia, rhs Thailand, rhs

Grafik 2.92 Produksi Industri

Aktivitas produksi pada TW1-18

melemah di seluruh negara ASEAN-5.

Aktivitas produksi Malaysia termoderasi

(2,7% yoy dari 3,2%) karena pertumbuhan

produksi manufaktur yang melemah terimbas

penurunan ekspor akibat perdagangan

global yang lesu. Aktivitas produksi Filipina

masih negatif (-3,9% yoy dari -0,8%) karena

higher  base effects. Di samping itu, tren

inflasi yang menurun mendorong perusahaan

manufaktur menunda produksi hingga suku

bunga diturunkan untuk mengurangi biaya

pinjaman. Aktivitas produksi Singapura

terkontraksi pada (-0,1% yoy dari 4,6%)

karena perlambatan produksi pada sektor

manufaktur terutama barang elektronik dan

mesin di tengah ketidakpastian trade tension

AS-Tiongkok.90 Aktivitas produksi Thailand

90 Menurut Enterprise Singapore, pertumbuhan NODX (Non-Oil Domestic Exports) elektronik Singapura terkontraksi sejak Desember 2018. Bahkan pada Maret 2019, pertumbuhan NODX elektronik Singapura terkontraksi ke titik terendah dalam 7 tahun terakhir menjadi -26,7% dari -8,2% pada Februari 2019. Pertumbuhan ekspor Integrated Circuit, Personal Computer, dan produk media disk pada Maret 2019 masing-masing terkontraksi menjadi -22,2%, -46,3%,

Page 67: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

83

92,93 Sementara, rerata pertumbuhan impor

TW1-19 turun lebih dalam dari ekspor (7%

dari 10,6%), sehingga neraca perdagangan

Vietnam TW1-19 melebar menjadi USD1,7

miliar, dari USD331,8 juta pada TW4-18.

Kinerja eksternal Vietnam tetap mengalami

pelemahan meski trade tension AS-Tiongkok

memberikan sejumlah benefit dari terjadinya

fenomena trade diversion. Sejumlah pelaku

usaha di AS telah mengalihkan permintaan

impornya dari Tiongkok ke Vietnam untuk

menghindari kenaikan tarif impor.

Perlambatan ekspor juga

dialami oleh Filipina. Pada TW1-19 rerata

pertumbuhan ekspor Filipina terkontraksi

lebih dalam (-2,9%, dari -1,5% pada TW4-

18). Kontraksi terutama dipengaruhi oleh

penurunan ekspor semikonduktor dan

permesinan akibat pelemahan permintaan

dari Tiongkok. Sementara, pertumbuhan

impor TW1-19 terkoreksi cukup dalam

menjadi 4,6%, dari 10,3% pada TW4-18.

Seiring dengan perkembangan tersebut,

defisit neraca perdagangan Filipina TW1-19

menyempit menjadi –USD9,8 miliar dari –

USD12,7 miliar pada TW4-18.

92 Komoditas mobile phone dan komponen mobile phone mendominasi ekspor Vietnam dengan pangsa sebesar 21% dari total ekspor.

93 Tiongkok memberlakukan pengetatan aturan impor produk pertanian Vietnam antara lain mewajibkan pencantuman informasi pada kemasan, pendaftaran petani dan perusahaan pemrosesan sebelum melakukan ekspor, dan pengetatan pengawasan di perbatasan dengan Vietnam agar dapat melakukan kontrol kualitas dan penelusuran asal barang. Sementara, EU menerapkan standar tingkat higienitas, keamanan pangan, dan product traceability.

bahan kimia, serta suku cadang transportasi

dan permesinan. Sejalan dengan nilai impor

yang terkoreksi lebih dalam dibanding ekspor,

surplus neraca perdagangan Singapura TW1-

19 masih meningkat menjadi SGD10,7 miliar,

dari SGD9,04 miliar pada TW4-18.

Pertumbuhan ekspor Thailand

turut terkontraksi akibat kenaikan harga

minyak dan tensi perdagangan. Ekspor

terkontraksi -1,5% yoy pada TW1-18, dari

2% pada TW4-18. Kontraksi terutama

dipengaruhi oleh permintaan ekspor

petroleum, petrokimia, dan barang elektronik

yang menurun –imbas kenaikan harga

minyak dan penurun permintaan produk

elektronik. Impor Thailand terkontraksi tajam

menjadi -1,2% yoy, dari 5,9% pada TW4-

18 –terutama impor bahan bakar, bahan

setengah jadi non-agrikultur, dan peralatan

transportasi. Dengan demikian, surplus

neraca perdagangan Thailand pada TW1-19

mengalami rebound, naik menjadi USD2,01

miliar, setelah mencatat defisit selama dua

triwulan terakhir.

Kinerja ekspor Vietnam melambat

terdampak pelemahan ekonomi global.

Pertumbuhan ekspor Vietnam pada TW1-19

turun menjadi 4,3% yoy, dari 6,7% pada

TW4-18 terutama produk mobile phone

dan komponennya –seiring pelemahan

permintaan akibat disrupsi pada rantai

pasokan di industri ini–, serta pelemahan

ekspor pertanian terutama dari Tiongkok

dan EU akibat pengetatan aturan impor.

Page 68: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

84

Februari 2019, terutama produk elektronik

dan hasil penyulingan minyak dari Singapura.

Tekanan inflasi negara ASEAN-5

bergerak variatif. Tekanan inflasi headline

Filipina Maret 2019 melanjutkan tren

penurunan menjadi 3,3% yoy, dari 5,1%

(Desember 2018) –terendah sejak Januari

2018. Langkah pengetatan kebijakan moneter

oleh otoritas Filipina mulai menunjukkan hasil,

sehingga inflasi kembali berada pada rentang

target 2019.94 Selain itu, tekanan inflasi

juga mereda seiring penurunan harga beras

serta makanan dan minuman non-alkohol.

Tekanan inflasi inti juga turun menjadi 3,5%

pada Maret 2019, dari 4,7% pada Desember

2018.

Sejalan dengan Filipina, tekanan

inflasi juga menurun di Vietnam –

terendah dalam 3 tahun terakhir. Inflasi

headline Vietnam turun menjadi 2,7% yoy

(Maret 2019), dari 3% (Desember 2018).

Penurunan terutama disebabkan oleh

pelemahan harga makanan, terutama daging

babi –akibat penyebaran wabah African

swine fever– serta harga bahan bakar dan

gas. Sementara, inflasi inti justru meningkat

menjadi 1,8% (Maret 2019), dari 1,7%

(Desember 2018) –akibat kenaikan tarif listrik

dan perayaan tahun baru Imlek.

Tekanan inflasi Thailand TW1-

19 meningkat akibat kenaikan harga

makanan dan bahan bakar. Pada Maret

2019, inflasi headline Thailand naik menjadi

1,2% yoy, dari 0,4% pada Desember

94 Target inflasi Filipina 2019 adalah sebesar 2%-5%.

Sumber: CEIC

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoy Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam

Grafik 2.93 Ekspor

Sumber: CEIC

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoy Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam

Grafik 2.94 Impor

Kinerja ekspor Malaysia menurun

akibat perlambatan permintaan global.

Rerata pertumbuhan ekspor Malaysia TW1-

19 terkontraksi -0,9% yoy (dari 8,2% pada

TW4-18), karena penurunan permintaan

produk petroleum, kelapa sawit, dan karet

–terutama dari Tiongkok dan Singapura.

Rerata pertumbuhan impor TW1-19 juga

turun signifikan menjadi -2,9% yoy (dari 5,7%

pada TW4-18) sehingga, neraca perdagangan

Malaysia TW1-19 naik menjadi USD37 miliar

dari USD34,8 miliar pada TW4-18. Penurunan

impor signifikan terjadi pada Januari dan

Page 69: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

85

efek temporer puncak musim liburan.

Inflasi headline Singapura naik menjadi

0,6% yoy pada Maret 2019, dari 0,5% pada

Desember 2018 –seiring kenaikan inflasi

pada akomodasi, produk jasa, dan makanan

yang terjadi pada musim liburan. Sebaliknya,

inflasi inti turun menjadi 1,4% pada Maret

2019, dari 1,9% pada Desember 2018) –

karena menghilangnya efek kenaikan cukai

tembakau dan tarif listrik yang turun.96,97

Inflasi Malaysia stabil dan tertahan

di bawah target otoritas.98 Inflasi headline

Malaysia stabil pada level 0,2% pada Maret

2019 (sama dengan posisi Desember 2018),

di bawah target otoritas sebesar 0,7%-1,7%.

Inflasi pada Maret 2019 tersebut merupakan

rebound dari deflasi pada Januari–Februari

2019, terutama didorong oleh kenaikan

biaya transportasi akibat tren kenaikan harga

minyak internasional. Sementara, inflasi inti

naik tipis menjadi 0,5% yoy pada Maret

2019, dari 0,4% pada Desember 2018.

Kebijakan moneter negara

ASEAN-5 variatif sesuai kondisi masing-

96 Sebagaimana diumumkan pada APBN Singapura 2018, cukai untuk semua produk tembakau dinaikkan sebesar 10% –berlaku sejak 19 Februari 2018. Kenaikan tersebut berkontribusi pada peningkatan inflasi untuk produk-produk tembakau antara Februari 2018 dan Februari 2019, tetapi tidak lagi berpengaruh pada inflasi produk tembakau pada Maret 2019.

97 Singapura melakukan liberalisasi sektor kelistrikan melalui peluncuran Open Electricity Market yang diluncurkan secara bertahap berdasarkan pembagian area tertentu pada April 2018, November 2018, Januari 2019, dan masih terus berlanjut. Peluncuran OEM diperkirakan dapat menurunkan biaya kelistrikan swasta hingga 20% - 30%.

98 Target inflasi Malaysia tahun 2019 adalah sebesar 1,5%-2,5%.

2018 –kenaikan terutama pada komoditas

sayuran yang pasokannya berkurang akibat

kekeringan.95 Selain itu, kenaikan harga

minyak internasional juga mendorong

kenaikan harga bahan bakar di Thailand

untuk pertama kali dalam empat bulan. Di

tengah kenaikan inflasi headline, inflasi inti

justru turun menjadi 0,6% yoy pada Maret

2019, dari 0,7% pada Desember 2018.

Sumber: Bloomberg

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoy Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam

Grafik 2.95 Inflasi Headline

Sumber: Bloomberg

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 32016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Malaysia Filipina Singapura Vietnam Thailand, rhs

Grafik 2.96 Inflasi Inti

Tekanan inflasi di Singapura masih

sangat rendah, kendati meningkat seiring

95 Inflasi Thailand masih dalam rentang target 2019 sebesar 1%-4%.

Page 70: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

86

Bank of Thailand (BoT)

mempertahankan suku bunga dan

menjaga stabilitas. Suku bunga kebijakan

one day repurchase rate dipertahankan

sebesar 1,75% pada MPC 8 Mei 2019, setelah

naik untuk pertama kalinya sejak 2011 pada

MPC 19 Desember 2018. BoT memandang

stance kebijakan moneter akomodatif masih

memadai untuk beberapa waktu ke depan,

dan tetap dapat mendukung pertumbuhan

ekonomi, stabilitas keuangan dan inflasi.

Keputusan tersebut juga ditempuh untuk

menjaga policy space, khususnya di tengah

ketidakpastian hasil pemilihan umum, dan

mempertahankan inflasi pada kisaran target.99

Otoritas moneter Singapura

mempertahankan kebijakan moneter.

Monetary Authority of Singapore (MAS)

mempertahankan slope apresiasi SGD NEER,

yang telah dinaikkan pada MPC 12 Oktober

2018.100 Langkah tersebut dilatarbelakangi

oleh kinerja ekonomi Singapura yang

cenderung melambat, serta tekanan inflasi

99 Hasil Pemilu Thailand masih menyisakan ketidakpastian, sebab pada pengumuman 8 Mei 2019, tidak terdapat partai politik yang memenangkan mayoritas suara. Kondisi tersebut memperpanjang ketidakpastian dan perpecahan politis, sebab penentuan Perdana Menteri masih akan ditentukan oleh suara dari lower house dan perwakilan senat yang saat ini jumlah kursinya hampir sama kuat antara pendukung petahana dan calon lawannya.

100 MAS menggunakan target NEER (Nominal Effective Exchange Rate) sebagai sasaran operasional kebijakan moneter. Kenaikan slope apresiasi SGD NEER mencerminkan pengetatan kebijakan. Sebelumnya, MAS menaikkan slope laju apresiasi SGD NEER secara terbatas (slightly) pada MPC 12 Oktober 2018, namun lebar (width) dari policy band serta titik tengah policy band tetap dipertahankan.

masing negara. Banko Sentral ng Pilipinas

(BSP) menurunkan suku bunga acuan sebesar

25 bps menjadi 4,5% pada 9 Mei 2019,

seiring inflasi Filipina yang telah terkendali

dan berada pada rentang target otoritas.

Langkah yang sama ditempuh Bank Negara

Malaysia (BNM) yang menurunkan suku

bunga kebijakan 25 bps menjadi 3,0% pada

Monetary Policy Meeting (MPC) tanggal 7 Mei

2019, pertama kali sejak 2016. Penyesuaian

suku bunga kebijakan juga ditempuh untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi yang

terdampak trade tension.

Sumber: Tradingeconomics

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 52016 2017 2018 2019

% Malaysia Filipina Thailand Vietnam

Grafik 2.97 Suku Bunga Kebijakan

Sumber: Bloomberg dan MAS

119

121

123

125

127

129

Jan-

15M

ar-1

5M

ay-1

5Ju

l-15

Sep-

15No

v-15

Jan-

16M

ar-1

6M

ay-1

6Ju

l-16

Sep-

16No

v-16

Jan-

17M

ar-1

7M

ay-1

7Ju

l-17

Sep-

17No

v-17

Jan-

18M

ar-1

8M

ay-1

8Ju

l-18

Sep-

18No

v-18

Jan-

19M

ar-1

9

Indeks

Pelonggaran Jan-2015: slope S$NEER diubah menjadi1% dari 2%

Pelonggaran Apr -2016:slope S$NEER diubah menjadi netral (0%)

Pengetatan Apr-2018: slope S$NEER ditingkatkan

Pelonggaran Okt -2015: slope S$NEER diubah menjadi 0,5% dari 1%

Pengetatan Okt -2018 : slope S$NEER kembali

ditingkatkan

appreciation

depreciation

Grafik 2.98 Kebijakan Moneter Singapura

Page 71: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

87

yang tumbuh 7,1% karena momentum

ekonomi global yang lebih lemah. Pemerintah

Vietnam menargetkan PDB 2019 akan

tumbuh di kisaran 6,6%-6,8%, sejalan

dengan prakiraan IMF sebesar 6,5%.

Sebaliknya, ekonomi Filipina

diperkirakan akan membaik pada 2019.

Pertumbuhan ekonomi didorong oleh

peningkatan belanja pemerintah, yang

diharapkan dapat mendorong investasi

dan konsumsi swasta. Selain itu, kebijakan

pelonggaran bank sentral diharapkan dapat

menekan biaya pinjaman. Pemerintah

menargetkan PDB Filipina 2019 sebesar 6%-

7% yoy, sementara IMF memprakirakan akan

mencapai 6,5%, lebih tinggi dari pencapaian

2018 sebesar 6,2%.

Inflasi ASEAN-5 diperkirakan

bergerak variatif pada 2019, sesuai

dengan kebijakan domestik di beberapa

negara dan dinamika harga komoditas

global. Inflasi Malaysia diperkirakan

meningkat secara moderat. Kenaikan tekanan

harga bersumber dari akselerasi permintaan

domestik seiring perbaikan upah, kenaikan

tarif listrik untuk industri, dan terbatasnya

pasokan bahan makanan yang diimpor dari

negara lain, seperti jagung. Namun demikian,

tekanan kenaikan tersebut juga akan sedikit

dikompensasi oleh ekspektasi penurunan

harga bahan bakar –sejalan dengan outlook

harga minyak yang melemah– dan kebijakan

managed float harga bahan bakar.

Inflasi Singapura diprediksi juga

naik moderat, sementara Vietnam stabil.

yang mild dan terkendali.101

Kinerja ekonomi ASEAN-5 –kecuali

Filipina– diprakirakan kembali melambat.

Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh

pelemahan permintaan ekspor, tensi

perdagangan, serta ketidakpastian ekonomi

global. Otoritas Malaysia menargetkan

pertumbuhan PDB 2019 sebesar 4,9%

yoy, sementara IMF memprediksi ekonomi

tumbuh 4,7%, lebih rendah dari 4,8% pada

2018. Ekonomi Malaysia diperkirakan akan

terbebani oleh perlambatan permintaan

global atas produk teknologi, yang menahan

investasi dan pembukaan lapangan kerja.

Pelemahan permintaan produk teknologi juga

akan menghambat pertumbuhan ekonomi

Singapura 2019. Pemerintah menargetkan

ekonomi Singapura tumbuh 2%-3% yoy

pada 2019, lebih rendah dari 3,3% pada

2018. Sementara IMF memprediksi ekonomi

Singapura hanya akan tumbuh 2,3%.

Pertumbuhan ekonomi Thailand

diproyeksi termoderasi karena pelemahan

permintaan domestik, meskipun terdapat

dorongan dari proyek infrastruktur

pemerintah. Pemerintah Thailand

menargetkan ekonomi tumbuh 3,8% yoy

pada 2019, sementara IMF memprakirakan

sebesar 3,5%, lebih rendah dari realisasi PDB

2018 (4,2%). Ekonomi Vietnam diprediksi

akan melambat dibandingkan tahun 2018

101 Pada Monetary Policy Statement April 2019, MAS merevisi proyeksi inflasi inti menjadi 1%-2% dari sebelumnya 1,5%-2,5% –seiring dengan ekspektasi penurunan harga minyak internasional dan biaya listrik akibat kebijakan Open Electricity Market (OEM).

Page 72: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

88

produksi. Sementara pelemahan inflasi Filipina

dipengaruhi oleh pengetatan kebijakan

moneter dan pasokan bahan makanan yang

mencukupi –terutama beras. Meski demikian,

terdapat potensi risiko yang berasal dari

kenaikan harga minyak dan kekeringan akibat

El Nino yang dapat meningkatkan tekanan

inflasi.

Kinerja ekonomi ASEAN-5

dihadapkan pada sejumlah risiko. Dari

sisi domestik, risiko ekonomi Malaysia

berasal dari tingkat utang rumah tangga

yang relatif tinggi yang dapat menghambat

pengeluaran rumah tangga.102 Di Filipina,

terdapat risiko kekeringan akibat El Nino

yang dapat meningkatkan inflasi. Filipina

juga akan melaksanakan pemilu pada 13 Mei

2019 yang dapat memicu ketidakpastian.

102 Per Desember 2018, utang rumah tangga Malaysia mencapai USD 294,4 miliar (82,1% dari PDB).

Hal tersebut dipengaruhi oleh akselerasi minyak

internasional secara terbatas (diperkirakan

tidak akan lebih tinggi dibanding rerata tahun

sebelumnya). Namun demikian, Pemerintah

Singapura memperkirakan tekanan inflasi

dapat mereda, seiring penurunan harga

listrik sebagai dampak dari penerapan

Open Electricity Market (OEM). Sementara

itu, tekanan inflasi Vietnam diperkirakan

cenderung stabil, di bawah target otoritas

tahun 2019 (4%) . Dampak penyebaran virus

African Swine Fever terhadap deflasi harga

daging babi diperkirakan masih akan terasa

setidaknya hingga triwulan II 2019. Namun,

deflasi tersebut akan sedikit terkompensasi

dengan tren harga minyak internasional yang

masih dalam tren kenaikan.

Inflasi Thailand dan Filipina

diperkirakan menurun. Di Thailand,

peningkatan peran e-commerce dan

produktivitas dapat menurunkan biaya

Tabel 2.9 Proyeksi PDB ASEAN-5 (% yoy)

Tabel 2.10 Proyeksi Inflasi ASEAN-5 (% yoy)

Target

Pemerintah

2019 2019 2020 2019 2020 2019 2020

Malaysia 4,8 4,9 4,3-4,8 - 4,7 4,8 4,4 4,5

Filipina 6,2 07-Jun - - 6,5 6,6 6,0 6,1

Singapura 3,3 03-Feb - 2,3 2,4 2,3 2,4

Thailand 4,2 3,8 3,8 3,9 3,5 3,5 3,5 3,5

Vietnam 7,1 - - 6,5 6,5 6,5 6,3Sumber: Otoritas, IMF World Economic Outlook April 2019, Consensus Forecast June 2019

NegaraRealisasi

2018

Bank Sentral IMF-WEO (Apr-19) CF (Juni-19)

Target

Pemerintah

2019 2019 2020 2019 2020 2019 2020

Malaysia 1 - 0,7-1,7 - 2 2,6 1,1 2,1

Filipina 5,2 2,0 - 4,0 2,9 3,1 3,8 3,3 3,0 3,2

Singapura 0,4 0,5 - 1,5 1,1 1,5 1,3 1,4 0,8 1,2

Thailand 1,1 0,7 - 1,7 1 1,1 1 1,3 1,0 1,2

Vietnam 3,5 4 - - 3,1 3,3 3 3,8Sumber: Otoritas, IMF World Economic Outlook April 2019, Consensus Forecast June 2019

NegaraBank Sentral IMF-WEO (Apr-19) CF (Juni-19)Realisasi

2018

Page 73: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

89

Sumber risiko di Singapura berasal dari

moderasi kinerja sektor manufaktur, seiring

penurunan perdagangan elektronik global.

Sektor jasa yang berorientasi ke luar negeri

seperti perdagangan grosir serta transportasi

dan penyimpanan juga berisiko termoderasi

seiring dengan perlambatan ekonomi global

dan tensi perdagangan. Di Thailand, risiko

berasal dari kondisi keuangan domestik yang

lebih ketat sebagai akibat dari utang rumah

tangga dan non-performing loan (NPL) yang

tinggi.103 Ekonomi Vietnam masih dibayangi

oleh kinerja keuangan BUMN yang lemah dan

tidak efisien, pemasalahan infrastruktur dan

korupsi. Sementara risiko bagi perekonomian

ASEAN-5 dari sisi eksternal secara umum

berasal dari perlambatan ekonomi global

dan ekonomi Tiongkok, eskalasi konflik

perdagangan, serta tensi geopolitik.

103 Rasio Non Performing Loans (NPL) Thailand sebesar 3,0% pada Maret 2019. NPL Thailand dilaporkan sebesar USD13,584 miliar pada Desember 2018.

Page 74: BAB 2 · 2019-08-10 · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 yaitu net ekspor dan persediaan. Kontribusi persediaan dalam komponen investasi bahkan mencapai

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

90