bab 12.-kepribadian-islam

20
KEPRIBADIAN ISLAM

Upload: faldzata-ruhiy

Post on 12-Aug-2015

38 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 12.-kepribadian-islam

KEPRIBADIAN ISLAM

Page 2: Bab 12.-kepribadian-islam

PERBANDINGAN Paradigma Metodologi Penelitian

BARAT : Thales (650 SM) orang pertama yg berpikir serius dalam mencari kebenaran dg pertanyaan “Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?” lantas muncul pertanyaan tentang manusia :

ISLAM : Iqra’ berarti telitilah, bacalah, pelajarilah.

Allah mentakdirkan bahwa manusia harus belajar, harus meneliti maka akan menemukan kebenaran.

Page 3: Bab 12.-kepribadian-islam

“Seperti apa manusia yang baik?” terakumulasi dalam pertanyaan tentang apa bijaksana Inilah akar filsafat.

Saat itu ajaran nabi Musa blm sampai Yunani dan ajaran Isa belum turun, maka disepakati yang benar adalah yang kita sepakati benar.

Apa objek penelitian kita ? Allah menjawab bahwa yang wajib diteliti dan dipelajari ada dua sumber yaitu Al Qur’an yang tertulis dan al Kaun yang terhampar.

Dari Al Qur’an akan diperoleh pengetahuan filsafat, sain, seni, etika dan hal ghaib.

Page 4: Bab 12.-kepribadian-islam

Barat : Bagaimana memunculkan kebenaran? Kebenaran harus muncul dari kita, sesuatu yang ada pada kita dan ukurannya sama. Yang disepakati adalah AKAL sebagai alat penemu kebenaran.

Tekniknya : ditentukan dengan suara terbanyak inilah akar demokrasi di Barat : kebenaran dibuat oleh manusia ditentukan dengan suara terbanyak.

Al Qur’an berisi teori-teori buatan Allah, ilmu Allah, hukum Allah. Al Kaun juga berisi pengetahuan Allah, ilmu Allah dan hukum Allah. Hukum Allah pada al Kaun disebut SUNNATULLAH. Hukum Allah dalam Al Qur’an juga boleh disebut SUNNATULLAH.

Page 5: Bab 12.-kepribadian-islam

Barat : Muncul jaman sains setelah orang memahami positivisme August Compte Pemikiran logis adalah kebenaran yang masih hipotetis (ini menurut sarjana sain), pemikiran logis itu sifatnya spekulatif, maka perlu dibuktikan kebenarannya AC : kebenaran pertama adalah kebenaran berdasar keyakinan (theologis) kebenaran tingkat terendah.

Mengkaji Al Qur’an dan Al Kaun telah dilakukan manusia, manusia muslim juga telah melakukannya.

Kajian terhadap al Kaun (terutama oleh Barat) telah menghasilkan pengetahuan filsafat, sain, seni, etika dan mistik. Orang Islam selama ini mengutamakan mengkaji Al Qur’an dan dihasilkanlah pengetahuan juga aqidah, fiqih, tasauf, kalam (filsafat, sain, seni, etika dan mistik).

Page 6: Bab 12.-kepribadian-islam

Lanjutan….Barat : Kebenaran level

kedua adalah kebenaran logis, tapi ini belum positif; kebenaran paling tinggi ialah kebenaran yang positif yaitu kebenaran logis-empiris inilah jantung ajaran positivisme.

Sebagian hasil kajian saling bertentangan antara hasil kajian al Kaun dengan hasil kajian Al Qur’an, contohnya : Filsafat hasil kajian al Kaun Tuhan tidak ada, hasil kajian Al Qur’an Tuhan ada, demikian juga yang lain.

Page 7: Bab 12.-kepribadian-islam

Caranya : gunakan metode ilmiah logico-hypothetico-verivicatif (buktikan bahwa perkataan anda itu logika, tariklah hipotesis, lantas buktikan secara empiris operasinya disebut Metodologi Penelitian Ilmiah.

Pertentangan itu tidak boleh terjadi karena akan melawan kaidah : Tidak ada pertentangan dalam pengetahuan Allah.

Mengapa tidak boleh berlawanan ? Karena pengetahuan dari Al Qur’an adalah sekedar mengungkapkan, menuliskan dan menuturkan pengetahuan Allah, sementara pengetahuan dari al Kaun juga sekedar mengungkapkan, menuliskan dan menuturkan pengetahuan Allah.

Page 8: Bab 12.-kepribadian-islam

RASIONALISME POSITIVISME METODE ILMIAH METODOLOGI PENELITIAN ILMIAH.

Dan ada kaidah : Tidak ada pertentangan dalam pengetahuan Allah, maka jika terjadi pertentangan itu berarti pengetahuan manusialah yang sering bertentangan/berlawanan.

Bila terdapat pertentangan, maka ada 3 kemungkinan :

- pengkajian terhadap Al Qur’an yang salah.

- pengkajian terhadap al Kaun yang salah

- dua-duanya salah.

Page 9: Bab 12.-kepribadian-islam

Kategorisasi Manusia Berdasarkan QS Fathir ayat 32 : “Maka di antara

mereka ada yang menganiaya (dzalim) diri mereka sendiri. Ada pula yang di tengah-tengah. Dan ada pula yang lebih dahulu berbuat kebajikan”.

QS Al Maidah : 66 “Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (al Qur’an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah mereka. Di antara mereka ada golongan pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka”.

Page 10: Bab 12.-kepribadian-islam

Berdasarkan ayat-ayat tersebut maka manusia digolongkan :Pertama, golongan yang dzalim terhadap diri

sendiri. Karakter dasarnya : buruk, jahat, durjana dan pendosa. Berkepribadian : Ammarah syirik, kufur, riya’, nifaq, bid’ah, sihir, membangga-banggakan kekayaan, mengikuti hawa nafsu dan syahwat, sombong dan ujub, membuat kerusakan, boros, memakan riba, mengumpat, pelit, durhaka, membangkang, benci, pengecut atau takut, fitnah, angan-angan/mengkhayal, hasud, khianat, senang dg duka orang lain, ragu-ragu, buruk sangka, rakus, marah, menipu, cerita kejelekan orang lain, jahat, dusta, sumpah palsu,keji, makar, bunuh diri, adu domba.

Page 11: Bab 12.-kepribadian-islam

Kedua, golongan yang di tengah-tengah antara baik dan buruk, antara berbuat dosa dan segera bertaubat. Kepribadian Lawwamah sulit ditentukan karena antara kepribadian ammarah dan muthmainnah. Bisa berarti :

(1) Pada dasarnya substansi perilaku tidak memiliki nilai baik atau buruk, namun dengan gesekan motivasi atau niat, maka perilaku itu akan menjadi buruk atau baik, Baik buruk nilainya tergantung pada kekuatan daya nafsani yang mempengaruhi.

(2) Ia bernilai baik menurut ukuran manusia, tetapi belum tentu baik menurut ukuran Allah, seperti rasionalitas, moralitas, dan sosialis yang dimotivasi oleh antroposentris (insaniyah)berpusat kpd manusia.

Page 12: Bab 12.-kepribadian-islam

Ketiga, golongan yang segera melaksanakan kebajikan. Karakter dasarnya adalah baik dan perilakunya bermuara pada ibadah yang berpahala. Kepribadiannya muthmainnah : ada 3 aspek yang menjadi sistem kepribadian Islam, yaitu : iman, islam, dan ihsan.

Page 13: Bab 12.-kepribadian-islam

Perilaku IMAN melahirkan kepribadian MUKMIN :

A. Karakter rabbani/ilahi dengan 99 sifat dasar seperti rahman, rahim, malik, quddus, salam, mu’min, muhaimin, lathif,wadud, ghafur, majid, halik, dst.

B. Karakter malaki dengan 10 sifat dasar : jibrili, mikaili, israfili, azraili, munkari, nakiri, raqibi, atidi, ridwani dan maliki.

C. Karakter qur’ani, yang mana tuntunan Al Qur’an menjadi petunjuk, hukum, obat, rahmat dan hidayah.

Page 14: Bab 12.-kepribadian-islam

Lanjutan …D. Karakter rasuli, dengan empat sifat dasar

yaitu shidiq, amanah, tabligh dan fathonah yang kemudian melahirkan sifat-sifat adami, ibrahimi, asmaili, musawi, isawi, muhammadi, dsb.

E. Karakter yawm akhiri dengan sifat dasarnya bahwa hidup untuk orientasi masa depan dan jangka panjang.

F. Karakter taqdiri dengan sifat dasar bahwa hidup penuh aturan, undang-undang, dan hukum yang harus dilalui.

Page 15: Bab 12.-kepribadian-islam

Perilaku ISLAM melahirkan kepribadian MUSLIM yang memiliki

Karakter musyahadatain dengan sifat dasarnya integritas diri (al-tawhid).

Karakter mushalli, dengan sifat dasarnya : Pertama, dimensi afektif (infi’aliy), satu kepribadian mushalli yang dibentuk dari pengalaman afektif shalat, sehingga menimbulkan perasaan-perasaan dan daya emosi yang khas dan kuat. Kepribadian ini didapat dari niat dan kekhusyukan.

Page 16: Bab 12.-kepribadian-islam

Kedua, dimensi kognitif (ma’rifiy) : satu kepribadian mushalli yang dibentuk dari pengalaman kognitif shalat sehingga menimbulkan efek pengenalan, pikiran dan daya cipta yang luar biasa. Kepribadian ini didapat dari rukun qawliyah shalat seperti mengucapkan takbir,surat al-Fatihah, tasyahud dan shalawat Nabi pada tasyahud akhir dan salam.

Page 17: Bab 12.-kepribadian-islam

Ketiga, dimensi psikomotorik (nafsiy harakiy), satu kepribadian mushalli yang dibentuk dari pengalaman psikomotorik shalat, sehingga menimbulkan kemauan, gerak, dan daya karsa yang mantap. Kepribadian ini didapat dari rukun fi’liyah shalat, seperti berdiri, ruku’, sujud dan duduk dalam shalat.

Page 18: Bab 12.-kepribadian-islam

Karakter shaim, dengan sifat dasarnya yang mampu menahan dan mengendalikan diri atas hal-hal yang haram dan dilarang.

Karakter muzakki, dengan sifat dasarnya yang dermawan dan loyal terhadap lingkungan sekitar.

Karakter haji dengan sifat dasarnya egaliter (sederajat), bersatu dan inklusifisme.

Page 19: Bab 12.-kepribadian-islam

Perilaku IHSAN melahirkan kepribadian MUHSIN memiliki:

A. Karakter muttaqi dengan sifat dasarnya hanya takut kepada Allah dan selalu waspada dalam bertindak.

B. Karakter mukhlis dengan sifat dasarnya kerja tanpa pamrih selain karena Allah.

C. Karakter syakir dengan sifat dasarnya mudah berterima kasih dan tidak mudah mengeluh.

D. Karakter mutawaddi’ dengan sifat dasarnya yang rendah hati tidak sombong.

Page 20: Bab 12.-kepribadian-islam

Karakter shabir dengan sifat dasarnya yang mampu mengendalikan diri apabila terdapat hal-hal buruk yang menimpanya.

Karakter qani’ dengan sifat dasarnya menerima apa adanya sehingga tidak terobsesi apa yang tidak realistik baginya.

Karakter muqtashid dengan sifat dasarnya yang sederhana dan ekonomis.

Karakter ‘afif dengan sifat dasarnya yang pemaaf dan tidak dendam.