bab 10 hammer test

7
BAB 5 PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN HAMMER TEST 5.1. Dasar Teori Alat Hammer Test ini memakai prinsip pantulan pukulan (rebound), makin besar reaksi pantulan makin keras benda uji tersebut. Hasil pengukuran rebound terhadap sebuah benda uji dapat bervariasi jika pada benda uji yang permukaanya langsung berupa agregat, maka rebound yang dihasilkan akan lebih besar jika dibanding benda uji yang permukaanya berupa pasta semen pasir. 5.2. Tujuan Umum Setelah akhir praktikum mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan uji Hammer Test. 5.3. Tujuan Khusus Setelah akhir praktikum, diharapkan mahasiswa dapat: 1. Mengetahui kuat tekan beton dengan Hammer Test. 2. Mengetahui hasil kuat tekan beton pada konstruksinya apabila pengujian slinder beton tidak memenuhi syarat.

Upload: dikayanuar

Post on 30-Nov-2015

153 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 10 Hammer Test

BAB 5

PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN

HAMMER TEST

5.1. Dasar Teori

Alat Hammer Test ini memakai prinsip pantulan pukulan (rebound), makin besar

reaksi pantulan makin keras benda uji tersebut. Hasil pengukuran rebound

terhadap sebuah benda uji dapat bervariasi jika pada benda uji yang permukaanya

langsung berupa agregat, maka rebound yang dihasilkan akan lebih besar jika

dibanding benda uji yang permukaanya berupa pasta semen pasir.

5.2. Tujuan Umum

Setelah akhir praktikum mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan uji Hammer

Test.

5.3. Tujuan Khusus

Setelah akhir praktikum, diharapkan mahasiswa dapat:

1. Mengetahui kuat tekan beton dengan Hammer Test.

2. Mengetahui hasil kuat tekan beton pada konstruksinya apabila pengujian

slinder beton tidak memenuhi syarat.

3. Mengetahui pengujian prosedur pemeriksaan kuat tekan beton.

5.4. Alat dan Bahan

5.4.1. Alat:

a. Hammer Test.

b. Timbangan.

c. Mistar.

d. Ballpoint.

Page 2: BAB 10 Hammer Test

5.4.2. Bahan:

Sampel beton kubus 1 buah dengan ukuran 15 x 15 cm.

Skets Gambar Alat :

Gambar 5.1 Beton Kubus

5.5. Langkah Kerja

1. Menentukan daerah uji pada konstruksi yang akan diuji dan membagi daerah

tersebut. Dan setiap bidangnya dibuat ukuran 15x15 cm.

2. Membersihkan daerah 15x15 cm tersebut dari plesteran, retakan di atas

permukaan benda uji tersebut.

3. Rebound bidang daerah 15x15 cm, tentukan jarak antar titik 2 cm dengan

menggunakan Hammer Test, minimal 15 tembakan uji dan harus tegak lurus

ke bawah (α = -900).

4. Meratakan hasil percobaan.

5. Menetukan harga kuat tekan dari benda uji.

6. Mencatat masing – masing rebound number atau pantulan pukulan dari

masing – masing pukulan dan konversikan kedalam kuat tekan kg/cm2.

7. Hitung kuat tekan rata–rata dan standart deviasinya.

Page 3: BAB 10 Hammer Test

Menentukan harga kuat tekan dari benda uji

5.6. Alur Kerja

Gambar 5.1. Diagram Alur Kerja Pengujian Kuat Tekan Dengan Hammer Test

Mulai

Menentukan daerah uji pada konstruksi yang akan diuji dan membagi daerah tersebut. Dan setiap bidangnya dibuat ukuran 15x15 cm

Membersihkan dan meratakan benda uji

Memukul benda uji menggunakan Hammer Test yang tegak lurus ke bawah (α = -900)

Meratakan hasil percobaan

Selesai

Page 4: BAB 10 Hammer Test

5.7. Data Hasil Percobaan

Tabel 5.1. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton dengan Hammer Test

NoNo.

TembakanRebound

( )

Kuat Tekan ( )(Mpa)

Kuat Tekan Rata-Rata

( )(Mpa)

1 1 24 19

19,23

-0,23 0,0529

2 2 25 21 1,77 3,1329

3 3 26 22,5 3,27 10,8241

4 6 25 21 1,77 3,1329

5 7 24 19 -0,23 0,0529

6 8 21 15,5 -3,73 13,9129

7 13 28 25 5,77 33,2929

8 15 22 17 -2,23 4,9729

9 17 21 15,5 -3,73 13,9129

10 18 24 19 -0,23 0,0529

11 19 24 19 -0,23 0,0529

12 21 23 18 -1,23 1,5129

13 22 23 18 -1,23 1,5129

14 23 23 18 -1,23 1,5129

15 24 25 21 1,77 3,1329

Total 288,5 91,0647

Page 5: BAB 10 Hammer Test

Gambar 5.2. Daerah Uji pada Benda Uji

5.8. Analisis Data

Standard Deviasi (S) =

=

= 6,50

Kuat tekan beton karakteristik ( ) =

=

= 19,23 – 10,66

= 8,57 Mpa

5.9. Kesimpulan

Dari hasil perhitunganan pengujian kuat tekan beton dengan Hammer Test,

didapat kuat tekan beton karakteristik = 8,57 Mpa.

1 2 3 4 5

10 9 8 7 6

11 12 13 14 15

20 19 18 17 16

21 22 23 24 25