bab 1 referat tht

3
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek dokter sehari-hari, bahkan dianggap salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia. Sinusitis merupakan suatu peradangan membran mukosa yang dapat mengenai satu ataupun beberapa sinus paranasal. Sinus paranasal merupakan rongga disekitar hidung dengan bentuk bervariasi dan terdiri dari empat pasang sinus, yaitu sinus maksilaris, sinus frontalis, sinus etmoidalis dan sinus sfenoidalis. Berdasarkan perjalanan penyakitnya, infeksi dapat berlangsung akut maupun kronis dengan batasan waktu kurang atau lebih dari 12 minggu dan penyebab utamanya ialah selesma yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti dengan infeksi bakteri (Mangunkusumo&Soetjipto, 2007). Data dari DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan bahwa penyakit hidung dan sinus berada pada urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat utama atau sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit. Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran 1996 yang diadakan oleh Binkesmas bekerja sama dengan PERHATI dan Bagian THT RSCM mendapatkan data penyakit hidung dari 7 propinsi. Data dari Divisi Rinologi Departemen THT RSCM Januari-Agustus 2005 menyebutkan jumlah pasien 1

Upload: evans-oktora

Post on 25-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

NK

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek dokter sehari-hari, bahkan dianggap salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia. Sinusitis merupakan suatu peradangan membran mukosa yang dapat mengenai satu ataupun beberapa sinus paranasal. Sinus paranasal merupakan rongga disekitar hidung dengan bentuk bervariasi dan terdiri dari empat pasang sinus, yaitu sinus maksilaris, sinus frontalis, sinus etmoidalis dan sinus sfenoidalis. Berdasarkan perjalanan penyakitnya, infeksi dapat berlangsung akut maupun kronis dengan batasan waktu kurang atau lebih dari 12 minggu dan penyebab utamanya ialah selesma yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti dengan infeksi bakteri (Mangunkusumo&Soetjipto, 2007).

Data dari DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan bahwa penyakit hidung dan sinus berada pada urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat utama atau sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit. Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran 1996 yang diadakan oleh Binkesmas bekerja sama dengan PERHATI dan Bagian THT RSCM mendapatkan data penyakit hidung dari 7 propinsi. Data dari Divisi Rinologi Departemen THT RSCM Januari-Agustus 2005 menyebutkan jumlah pasien rhinologi pada kurun waktu tersebut adalah 435 pasien, 69%nya adalah sinusitis (PERHATI, 2006).

Bahaya dari sinusitis adalah komplikasinya ke orbita dan intracranial, komplikasi ini terjadi akibat tatalaksana yang inadekuat atau faktor predisposisi yang tidak dapat dihindari. Tatalaksana dan pengenalan dini terhadap sinusitis ini menjadi penting karena hal diatas. Terapi antibiotic diberikan pada awalnya dan jika telah terjadi hipertrofi, mukosa polipoid dan atau terbentuknya polip atau kista maka dibutuhkan tindakan operasi (Mangunkusumo&Soetjipto, 2007).

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin mengetahui mengenai anatomi, fisiologi sinus serta patofisiologi, gejala klinis, diagnosis dan penatalaksanaan pada sinusitis.

I.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui definisi, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, penatalaksanaan, dan komplikasi dari sinusitis.

I.4. Metode Penulisan

Referat ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan dengan mengacu kepada beberapa literatur.

PAGE 1