bab 1 pendahuluan.pdf

5
BAB I PENDAHULUAN Laporan Kerja Penelitian Ade Juniardi 114 10 2001 Nakita Eka Putri 114 10 2009 I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perekonomian di Indonesia ditandai dengan berkembangnya berbagai industri, salah satunya adalah industri elektroplating. Perkembangan industri elektroplating semakin tinggi seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan produk hasil elektropalting. Produk seperti kerajinan perak, pengemasan, dan suku cadang mesin merupakan beberapa contoh produk yang dihasilkan dari industri elektroplating. Seperti halnya industri lainnya, industri elektroplating juga menghasilkan limbah industri. Limbah yang dihasilkan dari proses elektroplating merupakan limbah logam berat yang termasuk dalam limbah B3 (Bahan Beracun Berbahaya). Ciri-ciri limbah B3 antara lain mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun dan korosif. Limbah logam berat ini diperoleh akibat penggunaan logam berat itu sendiri pada proses elektroplating. Beberapa unsur logam yang terdapat dalam limbah elektroplating antara lain Ag, Cd, Pb, Cr, Cu, Ni, Zn. Kuantitas limbah yang dihasilkan dalam proses elektroplating tidak terlampau besar tetapi tingkat toksiksitasnya sangat berbahaya, terutama krom (Cr 6+ ), nikel (Ni 2+ ), timbal (Pb 2+ ), kadmium (Cd 2+ ), seng (Zn 2+ ), sianida (CN - ). Gabungan dari air limbah elektroplating dari satu jenis instalasi dapat bersifat asam atau alkali. Limbah yang banyak mengandung logam berat ini akan terbawa melalui sungai dan udara menuju laut. Oleh karena itu, limbah industri elektroplating merupakan sumber pencemar logam berat yang potensial bagi perairan. Bahan logam dalam limbah B3 mempunyai sifat racun yang tidak mudah dirombak atau dihancurkan oleh organisme serta mempunyai pengaruh yang terus menerus (bahan kimia bersifat presisten), sehingga limbah ini dikatakan berbahaya bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Oleh karena itu, sebelum dibuang ke lingkungan diperlukan pengolahan yang tepat. Tujuan pengolahan ini

Upload: nakita-eka-putri

Post on 22-Jun-2015

33 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab 1 pendahuluan.pdf

BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kerja Penelitian

Ade Juniardi 114 10 2001

Nakita Eka Putri 114 10 2009

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya perekonomian di Indonesia ditandai dengan

berkembangnya berbagai industri, salah satunya adalah industri elektroplating.

Perkembangan industri elektroplating semakin tinggi seiring dengan

meningkatnya kebutuhan akan produk hasil elektropalting. Produk seperti

kerajinan perak, pengemasan, dan suku cadang mesin merupakan beberapa contoh

produk yang dihasilkan dari industri elektroplating. Seperti halnya industri

lainnya, industri elektroplating juga menghasilkan limbah industri. Limbah yang

dihasilkan dari proses elektroplating merupakan limbah logam berat yang

termasuk dalam limbah B3 (Bahan Beracun Berbahaya). Ciri-ciri limbah B3

antara lain mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun dan korosif.

Limbah logam berat ini diperoleh akibat penggunaan logam berat itu sendiri pada

proses elektroplating. Beberapa unsur logam yang terdapat dalam limbah

elektroplating antara lain Ag, Cd, Pb, Cr, Cu, Ni, Zn. Kuantitas limbah yang

dihasilkan dalam proses elektroplating tidak terlampau besar tetapi tingkat

toksiksitasnya sangat berbahaya, terutama krom (Cr6+

), nikel (Ni2+

), timbal (Pb2+

),

kadmium (Cd2+

), seng (Zn2+

), sianida (CN-).

Gabungan dari air limbah elektroplating dari satu jenis instalasi dapat

bersifat asam atau alkali. Limbah yang banyak mengandung logam berat ini akan

terbawa melalui sungai dan udara menuju laut. Oleh karena itu, limbah industri

elektroplating merupakan sumber pencemar logam berat yang potensial bagi

perairan. Bahan logam dalam limbah B3 mempunyai sifat racun yang tidak mudah

dirombak atau dihancurkan oleh organisme serta mempunyai pengaruh yang terus

menerus (bahan kimia bersifat presisten), sehingga limbah ini dikatakan

berbahaya bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Oleh karena itu, sebelum

dibuang ke lingkungan diperlukan pengolahan yang tepat. Tujuan pengolahan ini

Page 2: bab 1 pendahuluan.pdf

BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kerja Penelitian

Ade Juniardi 114 10 2001

Nakita Eka Putri 114 10 2009

I-2

adalah untuk mengurangi kadar logam dalam limbah tersebut atau bahkan

menghilangkan kandungan logam tersebut dalam limbah.

Pada awalnya metode yang digunakan dalam pengolahan limbah adalah

metode konvensional meliputi presipitasi, pertukaran ion dan koagulasi flokulasi.

Koagulasi adalah metode berdasarkan pada sifat koagulasi larutan melalui proses

netralisasi dengan cara penambahan garam untuk menaikkan pH sehingga

terbentuk koagulan. Kelemahan metode ini yaitu terjadi reaksi lebih lanjut akibat

penambahan materi sebagai presipitan akibatnya limbah semakin tercemar.

Pertukaran ion dapat digunakan dalam pengolahan limbah elektroplating dengan

cara menambahkan resin penukar anion atau kation. Kelemahan metode ini

kompleks yaitu memerlukan proses lebih lanjut untuk mengendapkan dan

membuang logam dari limbah plating tersebut. Sedangkan koagulasi dan flokulasi

merupakan metode tradisional dalam pengolahan limbah dan paling umum

digunakan. Dalam proses ini, pengkoagulasi (misalnya alum atau ferri klorida)

dan zat aditif yang lain (misalnya polielektrolit) ditambahkan untuk memproduksi

agregat yang lebih besar sehingga dapat dipisahkan secara fisik. Proses ini

memerlukan wadah yang luas dan supply pengkoagulasi secara kontinu. Namun,

secara teknis metode ini kurang efektif dalam pengolahan limbah berbasis logam.

Ada metode lain yang diketahui dapat digunakan untuk mengolah limbah

yang mengandung logam berat, yaitu penggunaan mikroorganisme bakteri seperti

Extracellular Polymeric Substance (EPS). Extracellular Polymeric Substance

sebagai komponen biosorben mampu mengikat kation dan anion melalui proses

adsorbsi, pertukaran ion, pembentukan kompleks, dan ikatan hidrogen.

Kemampuan tersebut dapat berlangsung karena EPS mengandung gugus

fungsional karboksilat (-COOH), fosfat (-OPO3H), sulfat (-OSO3H dan -

NHSO3H) dan lain-lain untuk pengikatan kation, dan hidroksil (-OH),

aminokarboksilat [-H(NH2)COOH], dan lain-lain untuk pengikatan anion.

Kemampuan biosorben EPS dalam pengikatan logam berat dan

radionuklida sangat menarik untuk diteliti guna pemanfaatan lumpur aktif hasil

pengolahan limbah. Lumpur aktif tersebut biasanya hanya dibuang begitu saja,

padahal mengandung EPS yang mempunyai sifat sorpsi, penukar ion, dan

Page 3: bab 1 pendahuluan.pdf

BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kerja Penelitian

Ade Juniardi 114 10 2001

Nakita Eka Putri 114 10 2009

I-3

pembentuk kompleks yang sangat bagus terhadap kation dan anion (Zainus S,

2012). Dalam penelitian ini, EPS akan digabungkan dengan metode koagulasi-

flokulasi.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah EPS dapat digunakan sebagai bahan alternatif dalam

pengolahan limbah cair dari industri elektroplating?

2. Bagaimanakah rasio pemakaian EPS dalam pengolahan limbah cair

dari industri elektroplating?

3. Pada pH berapa EPS akan memberikan pengaruh optimum terhadap

pengolahan limbah cair elekroplating?

1.3 Pembatasan Masalah

Dari rumusan masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka penelitian ini

terbatas pada:

1. Limbah Elektroplating yang digunakan adalah limbah dari PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., yang dilakukan dengan skala

Laboratorium.

2. Pengolahan limbah mengacu pada standar Kep-51/MENLH/10/1995

tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri Elektroplating.

3. Analisa limbah yang dilakukan adalah analisa logam berat pada limbah

cair industri elektroplating yang melampaui batas baku mutu.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Melihat pengaruh EPS untuk pengolahan limbah berbasis logam

khususnya limbah elektroplating.

Page 4: bab 1 pendahuluan.pdf

BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kerja Penelitian

Ade Juniardi 114 10 2001

Nakita Eka Putri 114 10 2009

I-4

2. Mengetahui kondisi operasi optimum penggunaan EPS dalam

pengolahan limbah cair elektroplating

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Memberikan solusi bagi industri berbasis logam untuk mengolah air

limbahnya dengan kadar polutan yang lebih kecil.

2. Memberikan informasi mengenai dosis EPS yang dibutuhkan sesuai

dengan karakteristik limbah cair elektroplating.

1.6 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini melipu ti ruang lingkup penelitian,

ruang lingkup waktu serta tempat dan ruang lingkup pembahasan.

1.6.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium dan menggunakan

limbah asli dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Penelitian ini

dilakukan dengan variasi pH dan rasio EPS.

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan selama beberapa bulan, yaitu dari

bulan Mei 2013 sampai dengan Agustus 2013 di Kampus ITI Serpong,

BATAN Serpong , maupun Laboratorium AAS Bintaro.

1.6.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah:

1. Menentukan rasio optimum penggunaan EPS dan koagulan

untuk menurunkan kadar logam pada limbah industri

elektroplating.

2. Menentukan pH optimum yang digunakan untuk menurunkan

kadar logam pada limbah industri elektroplating.

Page 5: bab 1 pendahuluan.pdf

BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kerja Penelitian

Ade Juniardi 114 10 2001

Nakita Eka Putri 114 10 2009

I-5

1.7 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah EPS memiliki kemampuan untuk

mensubtitusi koagulan lainnya dalam menyerap logam berat. Diduga seiring

bertambahnya konsentrasi EPS, efektifitas EPS dalam penyerapan logam berat

pada limbah cair electroplating akan semakin besar. Sehingga pada konsentasi dan

pada keadaan pH tertentu akan didapat konsentrasi optimum EPS dalam

penyerapan logam berat.