bab 1 - pendahuluan-latar belakang

2
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya terus mengalami peningkatan di dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang sehingga diabetes melitus merupakan masalah kesehatan atau penyakit global pada masyarakat. 1 Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit silent killer yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dan kegagalan sekresi hormon insulin atau kegagalan penggunaan hormone insulin dalam metabolism yang tidak adekuat. Kegagalan sekresi atau ketidak adekuatan penggunaan hormone insiulin dalam metabolism tersebut menimbulkan gejala hiperglikemik atau peningkatan kadar glukosa dalam darah, sehingga untuk mempertahankan kadar glukosa agar tetap stabil membutuhkan terapi insulin atau obat yang memacy sekresi insulin. 2 Jumlah penderita diabetes mellitus menurut data WHO (World Health Organization), Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia. Setelah india (31,7 juta jiwa), China (20,8 juta jiwa), dan Amerika Serikat (17,7 juta jiwa) (Darmono, 2007). Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita DM di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 % yang sadar mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar 30 % yang datang berobat teratur. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi dimasyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya (ADA, 2007). Individu tidak menyadari adanya gejala penyakit Diabetes Melitus (DM) pada awal perjalanan penyakitnya, tetapi individu tersebut mulai merasakan gejala saat sudah terjadi komplikasi. Komplikasi penyakit DM ini dapat bersifat akut atau kronis, makrovaskuler ataupun mikrovaskuler.Sebanyak 1785 penderita DM di Indonesia yangmengalami komplikasi: 16% penderita DM mengalamikomplikasi makrovaskuler, 27,6% komplikasimikrovaskuler, 63,5% mengalami neuropati, 42% retinopati diabetes, dan 7,3% nefropati ( Soewondo dkk, 2010). 4 Neuropati dalam diabetes mengacu kepada sekelompok penyakit yang menyerang semua tipe saraf, termasuk saraf perifer (sensorimotor), otonom, dan spinal. Dua tipe neuropati diabetik yang paling sering dijumpai adalah polineuropati sensorik (perifer) dengan gejala permulaannya adalah parestesia (rasa tertusuk-tusuk, kesemutan), rasa terbakar, kaki terasa baal

Upload: hellenmarsella

Post on 08-Jul-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

....

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 - Pendahuluan-Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya terus mengalami peningkatan di dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang sehingga diabetes melitus merupakan masalah kesehatan atau penyakit global pada masyarakat.1

Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit silent killer yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dan kegagalan sekresi hormon insulin atau kegagalan penggunaan hormone insulin dalam metabolism yang tidak adekuat. Kegagalan sekresi atau ketidak adekuatan penggunaan hormone insiulin dalam metabolism tersebut menimbulkan gejala hiperglikemik atau peningkatan kadar glukosa dalam darah, sehingga untuk mempertahankan kadar glukosa agar tetap stabil membutuhkan terapi insulin atau obat yang memacy sekresi insulin.2

Jumlah penderita diabetes mellitus menurut data WHO (World Health Organization), Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia. Setelah india (31,7 juta jiwa), China (20,8 juta jiwa), dan Amerika Serikat (17,7 juta jiwa) (Darmono, 2007). Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita DM di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 % yang sadar mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar 30 % yang datang berobat teratur. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi dimasyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya (ADA, 2007).

Individu tidak menyadari adanya gejala penyakit Diabetes Melitus (DM) pada awal perjalanan penyakitnya, tetapi individu tersebut mulai merasakan gejala saat sudah terjadi komplikasi. Komplikasi penyakit DM ini dapat bersifat akut atau kronis, makrovaskuler ataupun mikrovaskuler.Sebanyak 1785 penderita DM di Indonesia yangmengalami komplikasi: 16% penderita DM mengalamikomplikasi makrovaskuler, 27,6% komplikasimikrovaskuler, 63,5% mengalami neuropati, 42% retinopati diabetes, dan 7,3% nefropati ( Soewondo dkk, 2010). 4

Neuropati dalam diabetes mengacu kepada sekelompok penyakit yang menyerang semua tipe saraf, termasuk saraf perifer (sensorimotor), otonom, dan spinal. Dua tipe neuropati diabetik yang paling sering dijumpai adalah polineuropati sensorik (perifer) dengan gejala permulaannya adalah parestesia (rasa tertusuk-tusuk, kesemutan), rasa terbakar, kaki terasa baal (patirasa) dan neuropati otonom yang mengakibatkan berbagai disfungsi hampir seluruh organ tubuh seperti kardiovaskuler, gastrointestinal, urinarius, kelenjar adrenal, dan disfungsi seksual (Smeltzer & Bare, 2008).4 Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi diabetes melitus pada system integumen, diawali dengan adanya rasa baal atau kesemutan.

Terapi dan pencegahan terjadinya neuropati diabetik adalah dengan melakukan pengontrolan kadar gula darah secara teratur dan mencegah terjadinya luka pada kaki Karena adanya komplikasi yang disebut neuropati, pasien diabetes mengalami penurunan sensitivitas dan intoleransi terhadap dingin di kaki mereka. Neuropati terjadi ketika suplai darah ke ujung saraf kecil di kaki dan tangan berhenti atau berkurang (Echeverry, 2007).

Resiko Ulkus kaki dapat dicegah dengan latihan jasmani seperti senam diabetic. Latihan jasmani merupakan upaya awal dalam mencegah, mengontrol, dan mengatasi diabetes. Dijelaskan Chaveau dan Kaufman dalam Soegondo (2007) bahwa secara langsung latihan jasmani dapat menyebabkan penurunan glukosa darah karena latihan jasmani dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif. Lebih lanjut Ilyas dalam Soegondo (2007) menjelaskan latihan jasmani akan menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah, menyebabkan lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan reseptor menjadi lebih aktif yang akan berpengaruh terhadap penurunan glukosa darah pada pasien diabetes.

Page 2: BAB 1 - Pendahuluan-Latar Belakang

Senam diabetes bertujuan meningkatkan kesegaran jasmani atau nilai aerobic yang optimal untuk penderita diabetes, dengan olah gerak yang disesuaikan dengan kebutuhan penderita diabetes tanpa komplikasi-komplikasi yang berat (Santoso, 2006). Senam direkomendasikan dilakukan dengan intensitas moderat (60-70 maksimum heart rate), durasi 30-60 menit dengan frekuensi 3-5 kali/ minggu dan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut tidak melakukan senam (American DiabetesAssociation, 2006; Ilyas dalam Soegondo, 2007).