bab 1 pendahuluan didukung oleh data pada yaitu, menurut
TRANSCRIPT
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dilansir dari Kompas.com (2017), jumlah pengguna internet di Indonesia
sendiri telah mencapai 143,26 juta jiwa pada tahun 2017. Jika dibandingkan dengan
tahun 2016, angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya. Data tersebut juga
didukung oleh data pada Gambar 1. 1 yaitu, menurut We Are Social (2016)
pertumbuhan pengguna internet Indonesia pada tahun 2016 sejumlah 259.1 juta jiwa,
sebanyak 88.1 juta diantaranya merupakan pengguna aktif internet dengan penetrasi
34%.
Gambar 1. 1 Pertumbuhan Pengguna Internet 2016
Sumber: We are social 2016
Penggunaan internet saat ini tidak hanya dari sisi individual saja, tetapi tentu
saja untuk pelaku usaha. Dilansir dari finance.detik.com 2017, Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi di indonesia pada kuartal I di tahun 2017 naik
sebesar 5,01%. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut sangat dipengaruhi oleh
sektor industri informasi dan komunikasi, yang tumbuh pesat hingga sebesar 9,01%
2
(finance.detik.com, 2017). Pertumbuhan pada sektor ini sangat terbantu dikarenakan
banyaknya penggunaan internet salah satunya untuk bertransaksi secara online
Internet mampu menciptakan peluang yang sangat besar bagi pelaku usaha dan
salah satu pemanfaatannya adalah, internet dapat memberikan jangkauan pasar yang
lebih luas dibandingkan dengan konvensional. Selain itu, internet dapat menjadi
salah satu alat yang penting untuk melakukan program marketing dan advertising
dalam dunia bisnis. (www.cns-it.co.uk, 2014). Seiring berkembangnya internet dan
pasar jual - beli online di Indonesia, berbagai platform yang menjembatani pembeli
dan penjual secara online pun bermunculan, salah satunya adalah e-marketplace
(electronic marketplace).
Menurut M. Soledad Janita & F. Javier Miranda 2013, mengatakan bahwa
tidak ada konsensus yang jelas di antara para peneliti mengenai definisi e-
marketplace. Ada yang mengatakan sebuah tempat, meeting point, atau lokasi tempat
transaksi terjadi (M. Soledad Janita & F. Javier Miranda 2013). Sedangkan,
Sfenrianto S., Tendi W, Gunawan W. 2018 menyatakan bahwa electronic
marketplaces atau e-marketplace didefinisikan sebagai perantara online yang
dirancang untuk membangun hubungan pembeli-penjual dan memfasilitasi transaksi
di antara mereka (Sfenrianto S., Tendi W. , Gunawan W. , 2018). E-marketplace pun
hadir saat ini tidak hanya untuk segmen pasar B2C namun tentu saja untuk
memenuhi kebutuhan pebisnis. Sehingga, B2B e-marketplace pun hadir untuk
menjawab kebutuhan pasar saat ini.
Melihat dari karakteristik pasar yang ada, berikut perbandingan karakteristik
pasar B2B dan B2C pada Tabel 1. 1:
Tabel 1. 1 Perbedaan karakteristik pasar B2B dan B2C
Sumber: marketing-insider.eu, 2018
3
Menurut marketing-insider.eu 2018, Perilaku pebisnis dalam sektor B2B dan
B2C memiliki perbedaan yang signifikan, perbedaan tersebut dapat dilihat dari sisi
permintaan dan struktur pasar yang ada. untuk pasar B2B, B2B memiliki kuantitas
pembeli yang sedikit dengan nilai yang lebih besar. Sedangkan untuk untuk pasar
B2C, memiliki kuantitas yang lebih banyak dengan nilai yang lebih kecil. Kebutuhan
market B2B juga dapat dibandingkan dari keinginan konsumennya sedangkan jika
B2C lebih menunjukkan kebutuhan langsung. Kebutuhan untuk B2B lebih fluktuatif
karena dipengaruhi oleh bullwhip effect. Bullwhip effect adalah keadaan yang terjadi
akibat dari rantai suplai dimana permintaan dari customer mengalami perubahan
(distorsi). Untuk kebiasaan pembeliannya, dalam melakukan pembelian unit B2B
melibatkan banyak pembeli atau decision making unit (DMU) yaitu orang yang
memberikan keputusan untuk melakukan pembelian. sedangkan untuk B2C, lebih
melibatkan sedikit decision making unit (DMU). B2B juga melibatkan pembelian
yang bersifat lebih profesional, tidak heran jika perusahaan memiliki bagian khusus
untuk melakukan pembelian sendiri. jika dibandingkan B2C, B2C memiliki proses
pembelian yang jauh lebih sederhana. Tidak hanya itu, proses pembelian antar bisnis
juga jauh lebih formal dan fokus pada hubungan jangka panjang jika dibandingkan
dengan pembelian untuk kebutuhan pribadi.
Kesimpulannya, data perbandingan tersebut menunjukkan bahwa pasar B2B
memiliki karakteristik yang jauh berbeda dengan B2C, baik itu cari sisi permintaan
barang, cara pembelian maupun decision process yang dilakukan (marketing-
insider.eu, 2018 Pertumbuhan untuk sektor B2B saat ini tentu dapat dilihat dari
perkembangan UMKM (Unit Mikro Kecil Menengah) di Indonesia. Dapat
diidentifikasi bahwa UMKM, memiliki peran penting dalam perekonomian
masyarakat Indonesia. Kementerian Koperasi dan Unit Kecil Menengah menargetkan
pertumbuhan UMKM di Indonesia akan tumbuh hingga 5% di akhir tahun 2019
(Liputan6.com, 2018). Yang dimana, saat ini jumlah UMKM di Indonesia jumlahnya
telah mencapai 59, 2 Juta. Tidak hanya itu, Kementerian Koperasi Unit Kecil
Menengah (Kemenkop UKM) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kemkominfo) juga berupaya untuk membangun program berupa 8 Juta UMKM Go
Online (CNN Indonesia, 2017). Adanya pertumbuhan dan edukasi terhadap UMKM
untuk melakukan transaksi melalui media online merupakan pangsa pasar yang amat
potensial, terutama untuk B2B e-marketplace.
4
Gambar 1. 2 Pemetaan platform belanja online di Indonesia
Sumber: ecommerceiq.asia 2017
Berbeda dengan platform belanja B2C dan C2C, B2B memiliki target market
berupa pebisnis. Dapat dilihat dalam Gambar 1. 3 data pemetaan platform bisnis
online oleh ecommerceiq.asia (2017) menyatakan bahwa, Salah satu perusahaan di
Indonesia yang bergerak di bidang B2B marketplace adalah PT. Raksasa Laju
Lintang (commerceiq.asia, 2017).
PT. Raksasa Laju Lintang atau dikenal sebagai Ralali.com adalah B2B e-
marketplace terbesar di Indonesia yang menyediakan berbagai macam kategori
bisnis. Visi Ralali.com adalah “Menjadi B2B marketplace terbaik di Indonesia,
menghubungi bisnis Indonesia baik secara domestik maupun global melalui
teknologi digital”. Nilai tersebut disampaikan melalui tagline “Business Starts Here”
yang diusung untuk mengkomunikasikan pesan kepada penggunaanya bahwa
Ralali.com dapat menjadi sebuah platform yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan bisnis penggunanya.
Sejak tahun 2013, Ralali.com telah memiliki lebih dari 1200 vendor di seluruh
Indonesia, serta berbagai variasi produk mulai dari Automotive Equipment,
Electrical, Environmental, GPS, Machine Tools, Medical Devices, Power Tools,
5
Safety Equipment, Sanitary, Test and Measurement, Work Tools, dan Home and
Kitchen Appliances. Ralali.com juga memiliki layanan lainnya berupa R-billing yaitu
layanan pembayaran tagihan secara online
Namun, meskipun ekspetasi tujuan Ralali.com yaitu menjadi B2B e-
marketplace terbaik di Indonesia, fakta data user pada tahun 2018 pada Gambar 1. 4
menunjukkan bahwa saat ini user Ralali.com lebih banyak di dominasi oleh
Individual user
Gambar 1. 3 Grafik perbandingan tipe buyer di Ralali.com
Sumber: Ralali.com, 2018
Jika dilihat dari data user yang ada saat ini, dapat diidentifikasi bahwa 64%
dari total user yang ada saat ini yaitu sejumlah 14.910 user merupakan business user
sedangkan sejumlah 26.317 user lainnya teridentifikasi sebagai end user. Pemetaan
user yang merupakan business user dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 1. 4 Grafik tipe business user di Ralali.com
Sumber: Ralali.com, 2018
Dari data pada Gambar 1. 5, dapat teranalisa bahwa jumlah corporate user
yang dimiliki oleh Ralali.com adalah hanya sejumlah 1.272 user yang dimana
6
teridentifikasi 3% dari business user tersebut adalah Corporate, 11% Big retail dan
22% SME (Small Medium Enterprise) sedangkan 64% lainnya adalah end user.
Sehingga dapat disimpulkan, dari total user yang ada hanya 36% user yang sesuai
dengan target market yang diharapkan oleh Ralali.com sedangkan 64% lainnya tidak
sesuai dengan target market Ralali.com yaitu pelaku usaha.
Hal ini juga sangat tidak sesuai dengan keinginan Ralali.com yaitu sebagai
B2B e-marketplace dan menimbulkan image e-marketplace yang berbeda dari
ekspektasi. Ketidaksesuaian ini menimbulkan sebuah pertanyaan besar yaitu,
mengapa Ralali.com sebagai B2B e-marketplace di Indonesia memiliki audiens yang
didominasi oleh Individual user?
Padahal menurut Interview yang telah dilakukan oleh penulis dengan Lukas
Ferdinand, Head of Marketing di Ralali.com. Jika dibandingkan dengan pemain
platform belanja online lainnya, Ralali.com memiliki potensi yang lebih besar karena
diferensiasi yang sangat jauh berbeda serta pangsa pasar yang lebih luas.
Gambar 1. 5 Ekspetasi dan perbandingan perencanaan positioning Ralali.com
jika dibandingkan dengan kompetitor
Sumber: Ralali.com 2018
Besar potensi tersebut dapat dilihat dari perbandingan dalam Gambar 1. 5.
Jika dibandingkan dengan dengan kompetitor langsung maupun tidak langsung,
Ralali.com memiliki diferensisi yaitu lebih terfokus pada bisnis unit yang lebih
tersegmen dengan kategori penjual yang terpilih, yang dimana saat ini belum ada
7
pemain pemain besar yang bermain dalam segmen tersebut. Sehingga potensi pasar
pada segmen tersebut sangat menguntungkan untuk Ralali.com.
Akan tetapi menurut interview yang dilakukan oleh Penulis kepada responden
berlatar belakang 24 orang pebisnis, sebagian besar responden menyatakan bahwa
persepsi mereka terhadap platform Ralali.com adalah sebagai platform yang tidak
jauh berbeda dengan platform seperti pemain platform online lainnya. Responden
mengatakan bahwa marketing message yang ditampilkan masih cukup ambigu target
marketnya dan tidak langsung menjawab kebutuhan bisnis responden. Padahal fakta
sesungguhnya adalah, platform-platform tersebut memiliki target market yang
berbeda dengan Ralali.com. Berikut kutipan hasil dari interview yang telah Penulis
lakukan:
• “Sebenarnya saya tau Ralali udah dari beberapa tahun lalu, mungkin 2-3
tahun yang lalu, tapi sampai sekarang saya masih belum menangkap
konsepnya apa yang ditawarkan. Yang pasti sih dia jualan produk, tapi
saya gatau bedanya apa sapa Tokopedia, atau merek lainnya.” - Dedi,
Usaha Photographer.
• “... Online marketplace gitu sih kayak Tokopedia atau Shopee gitu ya?”
“Kayaknya semua orang deh (yang bisa membeli), soalnya kalo misalkan
buat bisnis juga menurut saya harganya kayak nggak yang murah-murah
banget gitu”- Claudia Arlene, Pemilik Warung Sembako.
• “Oh ini mah bukan buat pebisnis sih kayaknya ini mah, kalo di lihat itu..
Ini sama aja sih kayaknya kaya model-model marketplace yang lainnya
ya. Kayak model Lazada, Tokopedia, gitu gitu deh...” - Danang Priyo,
Pemilik Rental Mobil.
• “Jujur nih ya, Aku kan sebenarnya kan baru tau banget Ralali dari kamu,
Aku sih ngeliat slogannya itu B2B marketplace ya? Nah cuma kalo
menurut aku belum terlalu sesuai sih dengan slogannya.” Meisella
Wijaya, Pemilik Toko Kosmetik Online
Sehingga dapat disimpulkan, adanya kesalahan terhadap positioning yang ingin
disampaikan oleh Ralali.com. Jika di analisis lebih dalam lagi maka perceptual
mappng yang sesngguhnya terjadi di Ralali.com adalah sebagai berikut:
8
Gambar 1. 6 Realita Positioning yang diterima oleh market saat ini
Sumber: Ralali.com 2018
Faktanya, positioning yang di sampaikan oleh Ralali.com saat ini hanya mampu
memberikan nilai yaitu Ralali.com sebagai sebuah platform online yang tidak jauh
berbeda dengan platform B2C online di prespektif para konsumen. Sehingga hal ini
berimplikasi pada sebuah positioning yang bias.
Padahal, Menurut Akpoyomare, Adeosun dan Ganiyu 2013 mengatakan bahwa
“The long-term overall objective of positioning is to build a Brand equity, which
will, in turn, achieve a positive long-term purchase behavior” yaitu objektif jangka
panjang dari positioning adalah untuk membangun ekuitas merek yang dimana dapat
membangun perilaku pembelian jangka panjang yang positif (Akpoyomare, Adeosun
dan Ganiyu, 2013). Maka dapat disimpulkan bahwa positioning memiliki peranan
yang penting dalam membangun hubungan pembelian jangka panjang dengan
konsumen.
Kesalahan pada positioning Ralali.com tentu dapat di atasi dengan
repositioning. Menurut Sundus Zahid, Ms. Niantara S. R. (2014), repositioning
adalah suatu hal yang sangat berbeda dengan rebranding. Jika rebranding lebih
terfokus untuk membangun sebuah image produk yang berbeda dengan image
sebelumnya, repositioning dilakukan di dalam benak konsumen dengan tidak
mengganti Brand tersebut tetapi mengubah persepsi konsumen mengenai sebuah
Brand. Repositioning kerap digunakan jika sebuah perusahaan untuk mendapatkan
konsumen dan meningkatkan identitas di dalam pasar. (Sundus Zahid, Ms. Niantara
9
S.R., 2014). Hal ini dikonfirmasi oleh pihak Ralali sendiri. Dikutip dari wawancara
yang dilakukan terhadap Raditya Danu, Digital and Operational Manager
Ralali.com, mengatakan bahwa saat ini Ralali.com sangat membutuhkan
repositioning. Hal tersebut dikarenakan Ralali.com belum menjadi Top of Mind di
benak konsumen sebagai salah satu platform yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan bisnis.
Disisi lain, Ralali.com juga tidak dapat mengkomunikasikan value dari
positioning yang diekspektasikan melalui strategi komunikasi yang dilakukan saat
ini. Mengutip Marken dalam jurnal Partha Prasad Chowdhury (2013), menyatakan
bahwa advertising dan public relations memainkan peran yang penting, setiap
presentasi publikasi harus mendukung dan memperkuat posisi perusahaan dan
produk. Marken juga menyarankan perusahaan harus mengarahkan semua upaya
komunikasi ke posisi spesifik yang ingin dicapai dan memperkuatnya dengan semua
bauran promosi (misalnya PR, periklanan, promosi penjualan, kontak penjualan,
komunikasi online, dll.) (Partha Prasad Chowdhury, 2013). Tidak hanya itu, Kotler
& Keller (2016) mengatakan bahwa “Marketing communications activities must be
integrated to deliver a consistent message and achieve the strategic positioning’’
yang berarti aktivitas pemasaran harus saling terintegrasi sehingga dapat
menyampaikan pesan yang konsisten untuk mendapatkan positioning yang strategis.
Sehingga dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebuah
positioning harus disampaikan secara konsisten melalui sebuah program komunikasi
yang strategis. Sehingga salah satu cara untuk menyampaikan sebuah komunikasi
positioning yang baik dapat dilakukan melalui sebuah program Integrated Marketing
Communication (IMC).
Ditambahkan lagi oleh Philip J. Kitchen & Inga Burgmann (2015), IMC
diterapkan dengan maksud untuk menciptakan sinergi di antara elemen dalam bauran
promosi. Salah satu bauran yang terdapat dalam bauran promosi adalah sales
promotion. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu hal yang
mempengaruhi efektivitas komunikasi berupa penetapan positioning kepada
konsumen adalah program promosi yang dibuat. Jika kita melihat data yang sudah
ada saat ini, transaksi di Ralali.com lebih didominasi oleh transaksi yang
menggunakan promosi. Sejumlah 94% transaksi di Ralali.com selama tahun 2018
menggunakan Promosi sedangkan 6% lainnya tidak (Gambar 1. 4). Sehingga dapat
10
disimpulkan promosi merupakan salah satu bauran yang sangat mempengaruhi
penjualan di Ralali.com.
Gambar 1. 6 Grafik besar pengguna promo di Ralali.com
Sumber: Ralali.com, 2018
Namun meskipun promosi sangat mempengaruhi jumlah transaksi saat ini,
faktanya penggunaan promosi yang ada lebih didominasi oleh individual user dapat
dilihat dalam Gambar 1. 5. Menurut data transaksi di tahun 2018 dapat dianalisa
bahwa dari sebanyak 182.065 transaksi yang terjadi, sebanyak 170.352 transaksi
diantaranya merupakan transaksi yang menggunakan promo campaign. Akan tetapi,
dari transaksi yang menggunakan promo, terdapat sebanyak 68% dari total transaksi
yang ada merupakan transaksi yang dilakukan oleh Individual user. Sehingga dapat
dikatakan, salah satu faktor yang menunjang tingginya jumlah Individual user saat
ini adalah promo dari campaign yang tidak sesuai dengan kebutuhan target market
yang diinginkan. Padahal, jika melihat dari target market sesungguhnya, semestinya
yang tertarik untuk melakukan transaksi di Ralali.com adalah pebisnis.
Gambar 1. 7 Presentase pengguna promo di Ralali.com
Sumber: Ralali.com, 2018
11
Melihat permasalahan yang ada, Ralali.com memiliki visi yaitu menjadi B2B
e-marketplace yang dimana dapat memenuhi kebutuhan bisnis dari penggunanya.
Akan tetapi, saat ini Ralali.com memiliki buyer yang dimana didominasi oleh
individual buyer bukan pebisnis sesuai dengan ekspektasi Ralali.com.
Pada akhirnya, program komunikasi pemasaran yang bias ini membuat
Ralali.com belum mampu memperoleh positioning yang tepat pada target pasarnya,
sehingga diperlukan suatu strategi repositioning dan perencanaan program IMC yang
baru. Hal ini yang menjadi landasan bagi penelitian ini dengan judul
" REPOSITIONING STRATEGY DAN PERANCANGAN INTEGRATED
MARKETING COMMUNICATION (IMC) PLANNING UNTUK SEGMEN B2B
PADA PT. RAKSASA LAJU LINTANG (RALALI.COM)”.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan perkembangan dan potensi dari penggunaan teknologi internet dalam
bisnis, hal tersebut mendorong sebuah potensi yang besar untuk meningkatnya
perkembangan pasar dari e-marketplace, terutama untuk sektor pasar B2B. Akan
tetapi meskipun Ralali.com telah berdiri 5 tahun sebagai B2B e-marketplace,
masyarakat masih memiliki persepsi bahwa Ralali.com merupakan e-marketplace
yang tidak jauh berbeda dari platform jualan online lainnya, padahal fakta
sesungguhnya Ralali.com memiiliki diferensiasi yang sangat berbeda.
Hal tersebut juga didukung oleh berbagai data yang telah terlampirkan
sebelumnya baik dari interview yang dilakukan oleh Penulis, maupun data pemetaan
segmentasi tipe buyer yang bertransaksi, dan komparasi program promosi oleh
Ralali.com. Sehingga dalam penulisan skripsi ini, penulis tertarik untuk membuat
sebuah Repositioning Strategy dan Integrated Marketing Communication (IMC)
Planning pada segmen Ralali.com sesungguhnya yaitu Pebisnis terutama UMKM.
Dari latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, hal-hal yang
teridentifikasi sebagai pokok permasalahan dalam skripsi ini diantaranya adalah:
1. Bagaimana persepsi pasar terhadap PT. Raksasa Laju Lintang (Ralali.com) saat
ini?
2. Bagaimana rumusan strategi Repositioning yang sesuai dengan target pasar PT.
Raksasa Laju Lintang (Ralali.com)?
12
3. Bagaimana perancangan Integrated Marketing Communication (IMC) planning
yang efektif untuk dapat mengkomunikasikan positioning yang tepat bagi PT.
Raksasa Laju Lintang (Ralali.com)?
1.3 Tujuan dan Manfaat Tugas Akhir
1.3.1 Tujuan Tugas Akhir
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Analisa persepsi pasar terhadap Brand Ralali.com.
2. Untuk mengetahui rumusan strategi Repositioning yang sesuai
dengan target market PT. Raksasa Laju Lintang (Ralali.com).
3. Untuk mengetahui perancangan Integrated Marketing
Communication (IMC) planning yang efektif untuk dapat
mengkomunikasikan positioning yang tepat bagi PT. Raksasa Laju
Lintang (Ralali.com).
1.3.2 Manfaat Tugas Akhir
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan tugas akhir ini adalah:
A. Bagi Perusahaan
1. Mengetahui persepsi pasar saat ini terhadap PT. Raksasa Laju
Lintang (Ralali.com)
2. Mengetahui rumusan strategi Repositioning yang sesuai dengan
target market PT. Raksasa Laju Lintang (Ralali.com)
3. Perusahaan dapat memiliki sebuah perancangan Integrated
Marketing Communication (IMC) planning yang efektif untuk
target market PT. Raksasa Laju Lintang (Ralali.com) dan dapat
digunakan kedepannya.
B. Bagi Penulis
1. Dapat menambah wawasan dan memahami teori marketing
terutama mengenai strategi Repositioning dan Integrated
Marketing Communication (IMC) Planning yang tepat dan sesuai
dengan permasalahan yang ada.
2. Dapat mengaplikasikan teori marketing secara langsung yang
telah didapatkan selama bangku perkuliahan.
13
3. Merupakan salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar
sarjana di Universitas Bina Nusantara.
C. Bagi Pembaca
Dengan adanya tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi sebuah
referensi dan dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi Pembaca
maupun Penulis selanjutnya dalam hal Repositioning dan Integrated Marketing
Communication (IMC) Planning khususnya dalam bidang pemasaran.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup dalam penelitian ini adalah, mengenai bahasan positioning
Ralali.com saat ini dan menentukan strategi repositioning yang sesuai dengan target
pasar dari Ralali.com yaitu pasar B2B terutama untuk pebisnis UMKM, serta
merancang Integrated Marketing Communication (IMC) Planning yang efektif dan
menarik untuk target market Ralali.com. Pada tugas akhir ini, penulis menggunakan
data mengenai program komunikasi yang telah dijalankan oleh Ralali.com selama
kurang lebih 9 bulan terakhir. Selain itu, cakupan dari perancangan dalam tugas akhir
ini adalah:
1. Analisa dan perancangan strategi repositioning Ralali.com pada pembeli
dengan profil pebisnis di platform Ralali.com.
2. Mengevaluasi program Integrated Marketing Communication (IMC) yang telah
dijalankan oleh Ralali.com dari bulan Desember 2017 hingga September 2018.
3. Merancang Integrated Marketing Communication (IMC) planning untuk dapat
mengkomunikasikan positioning yang tepat bagi target market yang sesuai
dengan Ralali.com khususnya pada produk Marketplace (SKU).