bab 1 pendahuluan 1.1.latar belakang...

40
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Belakangan ini banyak bisnis yang semakin berfokus pada visi menjadi perusahaan berkelas dunia, termasuk di antaranya Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara XIII. Agar semakin kompetitif dalam pencapaian tujuannya tersebut, perusahaan perlu melakukan optimasi pada aspek biaya, kuantitas dan kualitas produk. Untuk itu banyak bisnis yang mengaplikasikan berbagai metode untuk perbaikan dalam hal pengurangan biaya, manajemen kualitas, pengaturan proses bisnis, dll. Dalam beberapa perusahaan, ada yang berfokus terhadap perbaikan aktivitas perawatan ( maintenance). Bagi perusahaan yang menempatkan produksi sebagai bidang utama dalam rantai nilainya, diperlukan perhatian besar terhadap proses-prosesnya agar dapat mendukung penuh tujuan perusahaan. Dalam produksi yang terhambat karena terjadinya kerusakan mesin yang digunakan, biaya kerugian yang disebabkan stagnasi produksi bisa sangat tinggi. Karena itulah aktivitas perawatan (maintenance) menjadi sesuatu yang penting. Selain itu, perawatan mesin yang baik akan meningkatkan keamanan ( safety) bagi karyawan karena mengurangi resiko kerusakan mesin yang berpengaruh terhadap resiko kecelakaan terhadap operator dan pekerja pabrik. PTPN XIII mengalami kesulitan dalam menentukan jadwal perawatan mesin produksi. Perawatan mesin seringkali lalai dilakukan sehingga mesin sering

Upload: ngothu

Post on 25-Jun-2018

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Belakangan ini banyak bisnis yang semakin berfokus pada visi menjadi

perusahaan berkelas dunia, termasuk di antaranya Perseroan Terbatas Perkebunan

Nusantara XIII. Agar semakin kompetitif dalam pencapaian tujuannya tersebut,

perusahaan perlu melakukan optimasi pada aspek biaya, kuantitas dan kualitas

produk.

Untuk itu banyak bisnis yang mengaplikasikan berbagai metode untuk

perbaikan dalam hal pengurangan biaya, manajemen kualitas, pengaturan proses

bisnis, dll. Dalam beberapa perusahaan, ada yang berfokus terhadap perbaikan

aktivitas perawatan (maintenance).

Bagi perusahaan yang menempatkan produksi sebagai bidang utama dalam

rantai nilainya, diperlukan perhatian besar terhadap proses-prosesnya agar dapat

mendukung penuh tujuan perusahaan. Dalam produksi yang terhambat karena

terjadinya kerusakan mesin yang digunakan, biaya kerugian yang disebabkan

stagnasi produksi bisa sangat tinggi. Karena itulah aktivitas perawatan

(maintenance) menjadi sesuatu yang penting.

Selain itu, perawatan mesin yang baik akan meningkatkan keamanan (safety)

bagi karyawan karena mengurangi resiko kerusakan mesin yang berpengaruh

terhadap resiko kecelakaan terhadap operator dan pekerja pabrik.

PTPN XIII mengalami kesulitan dalam menentukan jadwal perawatan mesin

produksi. Perawatan mesin seringkali lalai dilakukan sehingga mesin sering

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

2

mengalami kerusakan di tengah-tengah proses produksi. Kerusakan mesin tersebut

menyebabkan produksi harian terhambat karena memerlukan perbaikan terlebih

dahulu. Terhambatnya produksi harian menghambat terpenuhinya target produksi

harian (berdasarkan jumlah panen kebun) sehingga menyebabkan kerugian.

Dengan semakin majunya penggunaan teknologi informasi pada PTPN XIII,

permasalahan ini dibuat agar dapat diaplikasikan dengan baik melalui penggunaan

sistem informasi yang sesuai. Permasalahan akan dimodelkan dalam variabel

tertentu sebagai objek pada sistem yang akan mendukung proses produksi pabrik

kelapa sawit dalam segi penjadwalan perawatan mesin produksi.

1.2.Perumusan Masalah

Keterlambatan dalam produksi minyak sawit di pabrik pengolahan dapat

disebabkan karena berbagai faktor. Faktor-faktor terpenting yang menyebabkan

keterlambatan tersebut yaitu:

kerusakan mesin-mesin pabrik, terutama mesin kritis pabrik pengolahan minyak

sawit yaitu mesin kempa.

keterlambatan pengiriman tandan buah segar (TBS), salah satunya karena curah

hujan yang tinggi. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan rusaknya jalan

untuk distribusi dan menghambat proses panen.

Keterlambatan produksi di salah satu pabrik minyak sawit menyebabkan

berkurangnya jumlah total produksi minyak kelapa sawit. Di bawah ini disajikan

jumlah jam olah bruto per bulan di Pabrik Minyak Sawit Parindu untuk periode

Januari sampai Agustus 2007.

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

3

Tabel 1.1 Jam Olah Bruto Januari-Agustus 2007Bulan Jam Olah Bruto

Januari 2007 114.00Februari 2007 80.00Maret 2007 113.00April 2007 78.00Mei 2007 82.00Juni 2007 86.00Juli 2007 82.00Agustus 2007 103.00Total (s/d Agustus 2007) 738.00Sumber: PMS Parindu PTPN XIII, diolah

Seperti terlihat pada tabel di atas, jumlah jam olah bruto di PMS Parindu

tidak memenuhi perencanaan awalnya yaitu produksi selama 22 jam sehari. Jika

dilakukan selama Januari sampai Agustus 2007 berarti ada 243 hari sehingga total

jam pengolahan seharusnya 5346 jam.

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek pengamatan adalah sistem produksi

pada pabrik pengolahan kelapa sawit di PTPN XIII kebun Parindu yang terletak di

Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Kebun Parindu dipilih menjadi objek

pengamatan karena merupakan pabrik terbesar pada PTPN XIII yang memiliki

kapasitas pabrik terbesar.

Berikut ini masalah-masalah yang ingin dijawab melalui skripsi mengenai

penjadwalan maintenance mesin dengan reliability engineering pada PTPN XIII ini.

1. Bagaimana cara mengatasi keterlambatan produksi yang disebabkan oleh

kerusakan mesin?

2. Mesin apakah yang paling kritis dari pabrik minyak sawit PTPN XIII?

3. Komponen apakah yang paling kritis dari setiap mesin kritis?

4. Bagaimana menjadwalkan pemeliharaan (maintenance) mesin pada pabrik agar

memiliki kehandalan tinggi?

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

4

1.3.Ruang Lingkup

Untuk menjaga arah dari penulisan, dilakukan pembatasan-pembatasan dan

asumsi sebagai berikut.

Penelitian dilakukan pada produksi Crude Palm Oil (CPO) dengan bahan baku

Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di pabrik. Produksi CPO merupakan

aktivitas bisnis utama dari PTPN XIII.

Mesin yang diteliti untuk pembuatan jadwal perawatannya adalah mesin kempa

yang merupakan mesin paling kritis pada keseluruhan proses produksi CPO.

Jumlah mesin yang menjadi objek pengamatan adalah delapan buah.

Perhitungan penjadwalan waktu perawatan mesin dilakukan atas satu komponen

kritis masing-masing mesin.

Penelitian dilakukan dalam kondisi bahan baku produksi (tandan buah segar)

yang tergantung pada hasil panen.

Perhitungan waktu menggunakan satuan hari berdasarkan kenyataan bahwa

setiap kerusakan, perbaikan dan jarak waktu antar kerusakan membutuhkan

waktu lebih dari sehari.

Penelitian pada pabrik PMS Parindu melakukan produksi setiap hari selama 22

jam, dengan asumsi bahan baku yaitu TBS kelapa sawit tersedia secara cukup

untuk diolah.

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

5

1.4.Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan skripsi ini yaitu.

Menentukan mesin dan komponen kritis dari proses produksi Pabrik Minyak

Sawit Parindu.

Menghitung mean time to failure dan mean time to repair dari masing-masing

data kerusakan mesin.

Menentukan tenggang waktu preventive maintenance berdasarkan target

kehandalan reliability yang diharapkan.

Adapun manfaat yang diharapkan melalui tulisan ini adalah sebagai berikut.

Penjadwalan perawatan mesin yang sesuai akan menyebabkan produksi harian di

pabrik pengolahan kelapa sawit dapat berjalan dengan lancar.

Bahan baku produksi yaitu hasil panen dari perkebunan tidak sia-sia dan menjadi

busuk.

Kerugian penjualan akibat stagnasi produksi akan berkurang.

Perencanaan pemesanan komponen kritis mesin tidak terlambat dan perbaikan

mesin tidak terhambat.

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

6

1.5.Definisi Operasional

1.5.1. Pendahuluan

PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) selanjutnya disebut PTPN

XIII, didirikan pada tanggal 11 Maret 1996, merupakan Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) yang seratus persen sahamnya dimiliki oleh Pemerintah

Republik Indonesia.

PTPN XIII berkantor pusat di Pontianak (Kalimantan Barat) pada saat ini

memiliki 25 Unit Kerja yang tersebar pada 4 Propinsi di Kalimantan, ditambah

dengan 1 Kantor Perwakilan di Jakarta, dan 2 Kantor Penghubung masing-

masing di Balikpapan dan Banjarmasin.

Bidang usaha dari unit kerja tersebut meliputi Kebun Kelapa Sawit,

Kebun Karet, Pabrik Minyak Sawit, Pabrik Karet dan Rumah Sakit, yang

dikelompokkan menjadi 4 Distrik yaitu:

Distrik Manajer Kalimantan Barat 1(DMKB 1):

- Kebun dan Pabrik Karet Sintang (Sinta)

- Kebun Kelapa Sawit Rimba Belian (Rimba)

- Kebun Kelapa Sawit Sungai Dekan (Dekan)

- Kebun Kelapa Sawit Gunung Meliau (Gunme)

- Kebun Kelapa Sawit Gunung Emas (Gumas)

- Pabrik Minyak Sawit Rimba Belian (Parba)

- Pabrik Minyak Sawit Gunung Meliau (Pagun)

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

7

Distrik Manajer Kalimantan Barat 2 (DMKB 2):

- Kebun Kelapa Sawit Parindu (Parin)

- Kebun Kelapa Sawit Kembayan (Bayan)

- Kebun Kelapa Sawit Ngabang (Ngaba)

- Pabrik Minyak Sawit Parindu (Papar)

- Pabrik Minyak Sawit Ngabang (Panga)

- Rumah Sakit Parindu (RSPar)

Distrik Manajer Kalimantan Selatan/Tengah (DMKST):

- Kebun dan Pabrik Karet Danau Salak (Dasal)

- Kebun Karet & Kelapa Sawit Batulicin (Balin)

- Kebun Karet Kumai (Kumai)

- Kebun Kelapa Sawit Pelaihari (Pelai)

- Kebun & Pabrik Karet Tambarangan (Tamba)

- Rumah Sakit Danau Salak (RSDas)

Distrik Manajer Kalimantan Timur (DMKT):

- Kebun Kelapa Sawit & Karet Longkali (Lokal)

- Kebun Kelapa Sawit Tabara (Tabar)

- Kebun Kelapa Sawit Tajati (Tajat)

- Pabrik Minyak Sawit Longkali (Palka)

- Pabrik Minyak Sawit Semuntai (Pasam)

- Pabrik Minyak Sawit Long Pinang (Palpi)

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

8

1.5.2. Produk dan Mekanisme Penyampaiannya

Sebagai perusahaan perkebunan, komoditas yang dikembangkan PTPN

XIII saat ini adalah kelapa sawit dan karet. Tandan buah segar (Fresh Fruit

Bunch) yang dihasilkan kebun kelapa sawit diolah oleh Pabrik Minyak Sawit

(PMS) untuk menghasilkan Minyak Sawit (Crude Palm Oil / CPO) dan Inti

Sawit (Kernel). Hasil sadapan kebun karet diolah oleh Pabrik Karet menjadi

Karet Remah (Standard Indonesia Rubber / SIR) dan Karet Lembaran (Ribbed

Smoke Sheet / RSS).

Produk kernel, SIR dan RSS yang dihasilkan dipasarkan langsung kepada

pelanggan di dalam dan luar negeri melalui kontrak jangka panjang (Long Term

Contract / LTC) maupun kontrak jangka pendek dengan sistem penyerahan free

on board (FOB) pada dermaga atau gudang yang ada di dekat PMS atau Pabrik

Karet.

Khusus untuk CPO, produk tersebut ditawarkan kepada pelanggan

melalui tender yang difasilitasi Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PTPN 1-14 di

Jakarta, melalui sistem penyerahan FOB.

Mekanisme penyerahan untuk setiap produk disajikan pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 1.2 Pelanggan Utama dan Mekanisme PenyerahanProduk Pelanggan Utama Kategori

PelangganTujuan Akhir Mekanisme

PenyerahanCPO PT. Bukit Kapur

ReksaTrader & Processor

Domestik Melalui KPB

PT. Bintang Sinar Era Tama

Trader & Processor

Domestik Melalui KPB

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

9

Produk Pelanggan Utama Kategori Pelanggan

Tujuan Akhir Mekanisme Penyerahan

PT. Musim Mas Trader & Processor

Domestik Melalui KPB

United Oil Co. PTE

Trader Ekspor Melalui KPB

Kernel PT. Agro Jaya Perdana

Trader Domestik Langsung

PT. Bintang Sinar Era Tama

Trader & Processor

Domestik Langsung

RSS & SIR

PT. Bitung GS Trader Domestik Langsung

PT. Wilson Tunggal Perkasa

Trader Domestik dan Ekspor

Langsung

PT. Sampit Trader & Processor

Domestik dan Ekspor

Langsung

PT. Insan Bonavide

Trader & Processor

Domestik dan Ekspor

Langsung

Sumber: PTPN XIII

1.5.3. Budaya, Visi, Misi dan Values PTPN XIII

Menyadari akan beratnya tantangan persaingan di masa mendatang,

Manajemen PTPN XIII terus melanjutkan Program Transformasi Bisnis (PTB)

yang telah dicanangkan sejak tahun 2001.

PTB merupakan metode komprehensif yang dianggap mampu untuk

menuntun PTPN XIII dalam melakukan perubahan dan pembaruan yang sifatnya

mendasar, holistik dan strategic.

Dalam PTB, budaya yang dikembangkan di PTPN XIII yaitu Budaya

Profesional, Budaya Kewirausahaan, Budaya Inovasi dan Budaya Global dengan

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

10

dilandasi 13 Paradigma Bisnis, untuk pencapaian Visi, Misi dan Values

sebagaimana diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 1.3 Visi, Misi dan Values PTPN XIIIVisi

Menjadikan PTPN XIII sebagai perusahaan agribisnis berbasis pengetahuan (knowledge company) dengan standar kelas dunia pada tahun 2008.

MisiMenghasilkan produk dan jasa agribisnis dalam bidang kelapa sawit, karet dan produk turunannya yang mampu bersaing di pasar global serta bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar

Values1. Kami menomorsatukan Etika Bisnis.2. Kami selalu menghasilkan Produk Berkualitas.3. Kami menghargai Integritas.Sumber: PTPN XIII

Wujud nyata dari budaya yang sedang dikembangkan PTPN XIII antara

lain: promosi, rekruitmen, penghargaan, pengakuan karyawan berbasis

kompetensi dan kinerja, meningkatnya intensitas komunikasi vertikal dan

horizontal, knowledge & information sharing baik formal maupun informal,

terselenggaranya event innovation & creativity award yang diikuti oleh 52

proposal dan telah ditetapkan sebagai program tahunan PTPN XIII.

1.5.4. Teknologi, Fasilitas dan Peralatan

Untuk menjaga stabilitas produksi, kualitas produk, kepuasan pelanggan,

efektivitas biaya dan kelestarian lingkungan, maka teknologi, peralatan dan

fasilitas-fasilitas utama yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

11

1. Teknologi, fasilitas dan peralatan budi daya tanaman, mulai pembukaan

lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman sampai dengan

pemanenan.

2. Teknologi, fasilitas dan peralatan pengolahan kelapa sawit dan karet untuk

menghasilkan CPO, kernel, SIR-20 dan RSS.

3. Fasilitas, perangkat dan teknologi informasi, yang secara signifikan telah

membuka jalur informasi dari dan ke unit kerja yang hampir seluruhnya

berada di daerah terpencil.

4. Teknologi, fasilitas dan peralatan pengolahan limbah, untuk menjamin

kualitas limbah pabrik dan rumah sakit sesuai dengan standar baku mutu

limbah yang diperkenankan.

5. Fasilitas dan peralatan transportasi (truk) dan alat berat (traktor), yang

utamanya untuk menjamin kelancaran pengangkutan hasil kebun ke pabrik,

produksi pabrik ke gudang penimbunan serta memperlancar kegiatan

operasional perusahaan.

6. Fasilitas dan peralatan laboratorium, untuk menjamin kualitas produk yang

dihasilkan sesuai dengan standar mutu yang diinginkan oleh pelanggan.

7. Fasilitas dan peralatan rumah sakit.

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

12

1.5.5. Struktur Organisasi dan Tata Kelola Perusahaan

Manajemen PTPN XIII dipimpin oleh Kusumandaru sebagai Direktur

Utama yang didukung oleh 4 orang Direktur Bidang.

Direktur Utama dan Direktur Bidang disebut sebagai Direksi, dalam

menjalankan kegiatan operasional sehari-hari dibantu langsung oleh Manajer

Distrik dan Kepala Bagian.

Manajer Distrik membawahi beberapa Manajer Unit Kerja sesuai dengan

wilayahnya masing-masing.

Kepala Bagian berkedudukan di Kantor Direksi dan bertanggung jawab

langsung kepada Direktur Bidang.

Bagan lengkap struktur organisasi perusahaan dibuat di Lampiran 1.

1.5.6. Pelanggan, Pasar dan Produk

Nilai Penjualan, 85,4% diperoleh dari pasar domestik dan 14,6% dari pasar

ekspor ke negara tujuan yaitu: Australia, China, India, Pakistan, Korea,

Singapura, Amerika dan Jerman.

Tabel 1.4 Distribusi Pemasaran Produk

No. Produk

Pasar Lokal %

Eksport%

Jlh. Penjualan

(Rp. juta) (Rp. juta) (Rp. juta)

1. CPO 826993 97.1 24737.3 2.9 851730.32. Kernel 97460.6 100 0 0 97460.63. RSS 12561.7 100 0 0 12561.74. SIR 132295.9 45.5 158632 54.5 290927.9

Jumlah 1069311.2 85.4 183369 14.6 1252680.5Sumber: PTPN XIII

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

13

1.5.7. Pemasok

Klasifikasi pemasok dapat dibagi menjadi:

(1) Pemasok TBS dan Bokar adalah: Petani Plasma, Koperasi, Masyarakat

Pemilik Kebun, Perusahaan Perkebunan Swasta, Pedagang Pengumpul.

Pasokan TBS dan Bokar harus memenuhi standar kualitas bahan baku yang

berlaku di PTPN XIII. Hal tersebut dipastikan melalui proses sortasi dan

pemeriksaan Kadar Karet Kering pada saat proses penerimaan di pabrik.

Khusus untuk TBS, sebelum pemasok membuat kontrak jual beli, petugas

khusus PTPN XIII (dari Bidang Tanaman serta Teknik dan Pengolahan)

terlebih dahulu akan melakukan survey untuk melihat potensi produksi dan

tahun tanam, untuk memperkirakan potensi rendemen yang nantinya

dipergunakan dalam menentukan standar harga TBS per-kilogramnya.

(2) Pemasok mesin, peralatan listrik, kendaraan dan perangkat IT

(3) Pemasok material pembantu (bibit, pupuk, herbisida, bahan bakar, bahan

kimia, alat pertanian, alat teknik dan pertukangan, suku cadang, bahan

bangunan, bahan cetakan, peralatan tulis dan kantor, dll)

(4) Kontraktor pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur (jalan, jembatan,

pembukaan lahan, pabrik, perumahan, kantor, dan lain-lain), jasa konsultan,

penasehat hukum, processor, cleaning service, catering, dokter, dll. Alihdaya

yang dilakukan kepada kontraktor dilakukan dengan standar kerja tertentu

dan pelaksanaan pekerjaan selalu disupervisi oleh unit terkait.

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

14

(5) Logistik (transportasi dan pergudangan), untuk pengangkutan TBS ke pabrik,

CPO dari pabrik ke instalasi tangki timbun dan penimbunan kernel sebelum

dikapalkan.

Untuk mendukung proses bisnis di PTPN XIII, pemasok dituntut

harus mampu memasok barang/jasa yang dibutuhkan sesuai dengan kualitas

dan jumlah yang diperlukan serta melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

standar dan prosedur yang berlaku, contohnya:

- Pemasok pupuk. Saat ini pupuk yang digunakan merupakan pupuk

majemuk yang kandungan unsur-unsur kimianya sesuai dengan

kebutuhan tanaman berdasarkan rekomendasi dari balai penelitian (tailor

made). Disamping itu, pemasok pupuk harus mampu mendistribusikan

pupuk tersebut sampai ke seluruh kebun secara tepat waktu.

- Pemasok mesin dan peralatan serta suku cadang lainnya, pemesanan

dibuat dengan spesifikasi teknis yang jelas, sesuai dengan permintaan

serta disertai dengan rekomendasi kualitas dan keaslian barang dari

pabrik pembuat, terutama barang-barang dengan kualifikasi khusus.

Disamping itu pemasok juga dituntut dapat memberikan pelayanan purna

jual (after sales service).

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

15

1.5.8. Sistem Peningkatan Kinerja

Dalam upaya perbaikan kinerja perusahaan maka PTPN XIII melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

- Asset asessment, yaitu dengan melikuidasi aset non potensial dan menggali

potensi aset potensial

- Restrukturisasi unit kerja, seperti pembentukan Kebun Gunung Emas, Kebun

Pelaihari dan pemenuhan skala ekonomi unit-unit kerja.

- Sertifikasi ISO 9001:2000 untuk seluruh pabrik karet dan saat ini sedang dalam

proses sertifikasi untuk seluruh pabrik minyak sawit. Berkaitan dengan hal

tersebut telah diterbitkan Buku Pedoman Mutu Perusahaan yang menjelaskan

model yang digunakan untuk memelihara/melakukan perbaikan kinerja,

mengevaluasi serta memperbaiki kinerja proses-proses utama secara sistematis.

- Sejak tahun 2001 secara berkala dilakukan Asesmen Baldrige yang bertujuan

untuk mengevaluasi kinerja perusahaan secara komprehensif.

1.5.9. Pengolahan Kelapa Sawit

Tandan Buah Segar (TBS) hasil panen dari kebun harus segera dikirim ke

Pabrik Minyak Sawit (PMS) untuk selanjutnya diolah. Hasil akhir dari

pengolahan TBS ini adalah Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit/IS (Palm

Kernel/PK) yang mempunyai nilai jual. Di samping itu juga dihasilkan untuk

bahan bakar boiler, tandan kosong, cangkang, dan limbah cair.

Bidang Pengolahan PMS memiliki sasaran: mendapatkan mutu produk

CPO dan IS yang memenuhi standar, rendemen yang tinggi, dan biaya

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

16

pengolahan yang rendah dengan menggunakan proses pengolahan yang optimal,

efisien, dan efektif.

Mutu CPO dan IS

Parameter yang menunjukkan mutu CPO antara lain kadar asam

lemak bebas (ALB) dan kadar air. Sedangkan faktor yang menentukan mutu

CPO adalah kondisi dan mutu TBS yang diolah. Buah yang terlampau

masak, buah yang hampir busuk, buah yang diperam, bila diolah akan sangat

menurunkan mutu CPO yang dihasilkan.

Rendemen Minyak dan Inti yang Tinggi

1. Kondisi dan mutu TBS

Mutu TBS yang dikirim ke PMS dari kebun memiliki peranan

yang besar terhadap rendemen CPO dan IS. Buah sangat mentah dan

mentah mempunyai rendemen yang rendah (16%) sedangkan brondolan

merupakan bagian TBS yang memiliki rendemen terbesar (40%).

2. Pengolahan TBS

Pengolahan TBS di pabrik mempunyai peran yang besar dalam

penentuan rendemen. Faktor losses harus menjadi perhatian dalam

pengolahan, yaitu:

Fruit losses, dapat terjadi di stasiun penebah dan di loading ramp.

Oil losses, dapat terjadi di setiap stasiun pengolahan. Stasiun terakhir

dalam proses produksi minyak adalah drab separator. Oil losses

dalam drab yang ditolerir maksimum 0,5%.

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

17

Biaya Pengolahan yang Rendah

Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya olah:

Kapasitas olah per jam 90% dari kapasitas desain.

Losses CPO dan IS minimal.

Biaya listrik dan air sesuai kebutuhan.

Biaya pemeliharaan dan biaya operasional lainnya.

Pabrik minyak sawit secara umum dibagi menjadi 11 stasiun:

1. stasiun penerimaan buah (fruit reception station)

2. stasiun rebusan (sterilizer station)

3. stasiun penebah (thresing station)

4. stasiun kempa (pressing station)

5. stasiun pemurnian minyak (clarification station)

6. stasiun pabrik biji (kernel station)

7. stasiun pengolahan air (water treatment station)

8. stasiun ketel uap (boiler station)

9. stasiun pembangkit tenaga (power plant station)

10. stasiun pengolah limbah (effluent/waste treatment station)

11. stasiun penimbunan dan pengiriman CPO (storage and handling station).

Masing-masing stasiun mempunyai fungsi dan tugas sendiri, serta

merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan sehingga harus dimengerti dan

dipahami berbagai aspek operasional PMS termasuk pengendalian dan

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

18

pengawasan prosesnya. Pengendalian dan pengawasan proses yang baik akan

menghasilkan:

kontinuitas beroperasinya instalasi

hasil produk yang optimal dengan mutu yang memenuhi standar

kehilangan CPO dan IS sekecil mungkin.

1.5.9.1. Stasiun Penerimaan Buah

Fungsi:

sebagai tempat penerimaan dan penimbunan TBS sebelum buah diolah

lebih lanjut pada stasiun berikutnya

Sebagai tempat pengisian TBS ke lori

Sebagai tempat untuk melakukan sortasi TBS.

Peralatan utama:

(1) Jembatan timbangan

Fungsi:

Sebagai dasar untuk menghitung berat TBS yang diolah setiap hari.

Menghitung jumlah panen TBS setiap kebun atau unit dalam waktu satu

hari.

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

19

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Alat timbangan harus dalam keadaan baik.

Sebelum melakukan penimbangan jarum penunjuk timbangan harus

menunjuk angka nol atau indikator digital dalam keadaan ”OFF”.

Di dalam truk hanya boleh ada supir, penumpang lain harus turun

terlebih dahulu.

Pada waktu penimbangan tarra truk (berat truk), supir harus tetap

berada dalam truk.

Selama penimbangan, mesin truk harus dimatikan.

Sebelum melakukan penimbangan, maka platform harus dikunci dan

pelepasan kunci dilakukan pada saat kendaraan sudah berhenti.

Sebelum mesin truk dihidupkan atau kendaraan akan meninggalkan

platform, maka platform harus dikunci lagi.

Timbangan harus ditera oleh jawatan metrologi satu kali per tahun

untuk mengecek keakuratannya.

Lumpur atau tanah yang berada di atas platform harus selalu

dibersihkan. Demikian juga ducting dibersihkan setiap 3 bulan.

Minyak pelumas harus diganti apabila telah terdapat debu/pasir.

(2) Loading ramp

Fungsi:

Tempat pembongkaran/penimbunan dan sortasi TBS.

Alat pengisi TBS ke dalam lori.

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

20

Untuk mengurangi jumlah pasir dan kotoran lain yang terdapat pada

TBS.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Lori harus diisi penuh sesuai dengan kapasitasnya (�2,5 ton) sehingga

kapasitas pengolahan secara keseluruhan dapat tercapai.

Dalam pengisian TBS ke lori harus memperhatikan sistem First In First

Out (FIFO).

Brondolan yang tercecer di lantai atas dan bawah harus dikutip dan

dimasukkan ke dalam lori.

Pengoperasian pintu harus pelan-pelan agar roda gigi atau pipa hidrolik

tidak cepat rusak.

Sampah di bawah kisi-kisi harus dibuang agar tidak terikut ke dalam

lori.

(3) Lori

Fungsi:

Membawa TBS dari loading ramp ke ketel rebusan.

Tempat TBS yang sudah direbus untuk dimasukkan ke dalam alat

penebah.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Pelumasan as/bantalan roda harus dilakukan setiap hari.

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

21

Lori yang keranjangnya kembung melebihi standar tidak boleh

digunakan karena akan menggores dinding ketel rebusan.

Pemeriksaan/pelumasan bearing (bushing) roda lori dilakukan setiap

hari.

Pemeriksaan jalur ler, baik jara, bantalan rel, kemiringan tikungan,

maupun rata-rata air kepala rel dilakukan setiap hari.

(4) Capstand / Tracklier

Fungsi:

Menarik lori yang berisi TBS mentah ke dalam rebusan.

Menarik lori yang berisi TBS matang ke bawah hoisting crane.

Menarik lori kosong kembali ke loading ramp.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Gulungan tali / sling harus diatur dengan benar.

Sling yang telah aus harus diganti karena sangat berbahaya jika putus

ketika sedang dipakai.

Tidak menarik beban melebihi kapasitas karena akan mengakibatkan

terbakarnya elektro motor.

Page 22: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

22

1.5.9.2. Stasiun Rebusan

Fungsi:

Menghasilkan buah yang terebus secara optimal dengan waktu, tekanan, suhu,

dan sistem perebusan sesuai standar.

Tujuan:

Inaktivasi enzim lypase yang menyebabkan kenaikan kadar ALB.

Memperlemah ikatan antara brondolan dengan tandan sehingga dapat

dengan mudah terlepas pada waktu proses penebahan.

Agar minyak dapat diekstrasi secara maksimal sewaktu brondolan

dikempa.

Mengurangi kadar air dari inti sehingga mempermudah pelepasan inti dari

cangkang.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Sebelum dilakukan perebusan, pintu rebusan dalam keadaan terkunci

dengan baik.

Jika tersedia fasilitas automatic sterilization, maka proses perebusan

otomatik dapat dilaksanakan apabila kondisi tekanan uap BPV mencapai

norma dan persediaan TBS sudah mencukupi.

Jika terdapat kebocoran pada packing, harus segera diganti guna

mengurangi kerugian uap sehingga tekanan perebusan dapat tercapai.

Page 23: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

23

Alat-alat ukur seperti manometer harus diperhatikan dari mulai start

apakah menunjukkan angka secara normal.

Jarak rail track perlu diperhatikan apakah terjadi perubahan akibat

cembung keluar karena benturan.

Kondisi lori yang akan dimasukkan ke ketel rebusan harus dicek terlebih

dahulu. Hal ini mencegah agar lori tidak jatuh di dalam rel rebusan.

Pembuangan air kondesat harus betul-betul diperhatikan agar uah tidak

basah.

Tekanan kerja harus mencapai 2,8-3,0 kg/cm2.

Di sela-sela lori (di antara gandengan lori) tidak boleh terdapat janjangan.

Rebusan harus dicuci secara berkala terutama di dalam ketel / rel-rel agar

dapat dengan mudah diperiksa oleh bagian reparasi sehingga dapat

diketahui apakah terdapat kerusakan, penyumbatan pipa, dan sebagainya.

Ketel rebusan harus diperiksa setiap 4 tahun oleh Inspektur Pengawasan

Norma Keselamatan Kerja.

1.5.9.3.Stasiun Penebah

Fungsi:

Melepaskan/merontokkan semua brondolan dari tandan.

Peralatan utama:

a. Hoisting Crane

Fungsi:

Untuk mengangkat dan menuang buah masak ke dalam bak penebah.

Page 24: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

24

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Operator hoisting crane harus memeriksa kondisi sling setiap jam.

Penggantian sling sesuai dengan spesifikasi teknisnya.

b. Drum Thresher

Alat ini dilengkapi dengan automatic feeder yang berfungsi untuk

mengatur buah yang masuk ke dalam drum thresher. Pada drum thresher

ini terdapat plat kisi-kisi yang berfungsi untuk membanting tandan buah

agar brondolan dapat lepas.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

Tandan yang telah direbus, yang dimasukkan ke dalam drum sedapat

mungkin dalam jumlah yang konstan sehingga pemisahan brondolan

dari tandan berjalan baik.

Secara teratur, contoh tandan kosong diambil untuk mengamati jumlah

tandan yang tidak terbrondol (unstripped bunch). Tandan yang tidak

terbrondol tersebut dikumpulkan dan direbus kembali serta jumlahnya

diharapkan tidak lebih dari 6%.

Conveyor dan elevator yang mengangkat brondolan ke digester setelah

pengolahan harus dijalankan dalam keadaan kosong untuk menghindari

adanya sisa-sisa massa serta agar tidak terlalu penuh saat pengisian

pada pengolahan berikutnya.

Page 25: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

25

1.5.9.4. Stasiun Kempa

Fungsi:

Memeras CPO dari brondolan matang yang telah dilepaskan dari tandannya.

Peralatan utama:

a. Digester

Fungsi:

Melumatkan brondolan yang telah dirontokkan sehingga minyaknya

dapat diekstrasi di screw press secara maksimal dan bijinya dapat

terlepas.

Meniriskan minyak bebas, sehingga mengurangi volume massa yang

akan dikempa.

Menaikkan suhu massa guna memudahkan proses pengempaan (95˚C).

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Sebelum diisi dengan brondolan, maka dalam keadaan jalan kosong

diperiksa apakah ada kelainan.

Pastikan instalasi listrik dalam keadaan berfungsi baik terutama fungsi

trip dan overload.

Pada waktu pabrik tidak beroperasi harus dalam keadaan kosong.

Pada waktu operasi screw press, sedapat mungkin digester dalam

keadaan penuh (minimal 2/3 dari isi), massa harus panas (95˚C), dan

Page 26: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

26

waktu tinggal yang cukup (20-25 menit) serta pelumatan brondolan

yang sempurna.

Pada waktu pengeluaran massa, talang umpan (feed chutes) harus

terbuka penuh, dan kontrol pompa hidrolik (jika masih ada)

dilaksanakan secara manual sampai didapatkan kondisi ampas kempa

yang sesuai dengan persyaratan. Pengoperasian manual ini

dimaksudkan agar ampas tidak terlalu basah karena dapat menyulitkan

pengoperasian CBC atau terlalu kering yang dapat menyebabkan screw

press terhenti (jamming).

Temperatur massa harus dipertahankan 95˚C (tetapi massa buah tidak

sampai mendidih) agar pemecahan sel-sel minyak dapat maksimal.

Minyak yang keluar karena proses pelumatan harus dikeluarkan melalui

bagian bawah.

Massa adukan jangan terlampau lumat seperti bubur (serat-serat buah

harus masih terlihat jelas).

Pipa minyak keluar dari bottom harus tetap bersih.

Kebocoran uap dan minyak harus segera diperbaiki.

b. Screw press

Fungsi:

Mengambil minyak dari massa adukan buah yang berasal dari digester.

Page 27: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

27

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Tekanan hidrolik dari adjusting cones harus dijaga antara 30-50 kg/cm2

dengan melihat komposisi antara biji pecah (maksimum 15%) dan

kandungan minyak di dalam ampas kempa (maksimum 8%).

Penambahan air panas sebagai pengencer diatur sedemikian rupa

sehingga kadar air dalam crude oil maksimum 30%.

Press cake harus keluar merata di sekitar adjusting cones.

Membuka pintu massa masuk ke feed screw tidak terlalu besar sehingga

bebannya tidak terlalu besar.

Apabila massa di dalam digester kosong, maka pintu harus ditutup dan

arus ke kempa dimatikan serta adjusting cones dimundurkan lalu

dibersihkan.

Pada akhir pengoperasian ataupun terjadi kerusakan di mana screw

press harus berhenti untuk waktu yang lama, maka screw press harus

dikosongkan agar tidak memaksa beban pada start awal.

Minyak pelumas pada hidrolik dan gearbox harus diperiksa sebelum

screw press dioerasikan.

Pembersihan alat-alat dilakukan setiap hari.

Jika terjadi kebocoran-kebocoran agar segera dilakukan perbaikan.

Page 28: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

28

1.5.9. 5.Stasiun Pemurnian Minyak

Fungsi:

Untuk memisahkan minyak dari kotoran dan unsur-unsur lain yang dapat

mengurangi kualitas CPO dengan mengupayakan kehilangan minyak

seminimal mungkin.

Peralatan utama:

a. Vibro Separator

Fungsi:

Memisahkan serabut halus dan bahan-bahan kasar lainnya sebelum

dipompakan ke CST.

Mengurangi kekentalan crude oil dengan penambahan air panas.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Penambahan air panas harus diatur dan disesuaikan dengan

penambahan air panas pada screw press. Kadar air dalam crude oil

maksimum 30%.

Gerakan ampas di atas saringan harus berupa kurva yang mengarah ke

bagian pinggir.

Setiap selesai mengolah, minimum ditambah air �20 menit untuk

membersihkan saringan. Setiap minggu tiap saringan dibuka untuk

dibersihkan agar tidak terjadi penyumbatan.

Page 29: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

29

b. Continous Setting Tank (CST)

Fungsi:

Memisahkan minyak murni dan sludge berdasarkan prinsip perbedaan berat

jenis.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Penyetelan payung pengutipan harus sering dikontrol dan lumpur

dicegah agar tidak masuk ke oil tank.

Waktu tinggal yang terbaik untuk mendapatkan lapisan minyak yang

murni adalah 4-5 jam.

Temperatur crude oil yang masuk ke CST minimal 95˚C agar

pemisahan sludge dapat berlangsung secara efektif.

Apabila digunakan CST dengan fasilitas pengaduk yang berfungsi

untuk memecah sludge, maka pengaduk tersebut harus dioperasikan

secara terus-menerus.

Sludge dan pasir di dasar bejana harus dibuang secara periodik, agar

pemisahan minyak dapat berjalan dengan baik.

c. Oil Purifier

Fungsi:

Memproses minyak yang sudah diolah di CST menjadi minyak murni

dengan kadar air maksimal 0,1% dan kadar kotoran masimal 0,02%.

Page 30: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

30

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Dicuci dan dibersihkan setiap selesai operasi.

Strainer dibersihkan secara berkala.

Jika kapasitas kurang, diperiksa apakah pairing disc pump masih baik,

jika keropos segera diganti.

Jalannya purifier diperiksa dan diamati, apakah sudah seimbang dan

stabil. Jika goyang berarti alat sudah kotor, perlu segera dibersihkan

dan dicuci. Jika setelah dibersihkan masih goyang, diperiksa apakah

bowl shaft sudah rusak.

Minyak pelumas pada carter diperiksa, jika kurang segera ditambah.

Minyak pelumas tersebut diganti jika telah 1500 jam operasi.

Sebelum minyak dari oil tank dialirkan ke dalam alat ini, pastikan dulu

air di hot water tank telah panas dengan suhu minimal 85˚C agar

memudahkan pengenceran.

Apabila minyak yang telah diproses pada alat ini kotor, maka dapat

dipastikan lumpur masuk dari oil tank. Kran minyak masuk segera

ditutup dan dilakukan pembilasan (apabila telah lama maka segera

bongkar dan cuci) serta lakukan spui. Dan minyak yang berada di

dalam oil tank segera disepui sampai tidak nampak lumpur yang keluar.

Page 31: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

31

d. Sludge Separator

Fungsi:

Mengutip kembali minyak yang terkandung dalam sludge dari CST yang

dialirkan ke sludge tank.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Sebelum dihidupkan, bowl dalam keadaan benar-benar bersih.

Masukkan lebih dulu air panas untuk pengisian pertama ke dalam bowl,

baru setelah itu apabila kecepatan bowl sudah mulai naik dimasukkan

sludge.

Untuk memaksimalkan efisiensi pengutipan, sludge yang akan

disentrifugasi harus bebas dari serabut dan untuk memperpanjang umur

nozzle, sludge harus bebas dari pasir.

Penggunaan air untuk balancing harus dengan air panas (90 s/d 95 ˚C).

Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilaksanakan setiap hari.

e. Vacuum Dryer

Fungsi:

Mengeringkan minyak pada kondisi vacum melalui proses penguapan agar

kadar airnya lebih rendah dari 0,1%.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Ejector harus diperiksa secara berkala (3 bulan sekaliP

Page 32: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

32

f. Bak Fat Pit

Fungsi:

Mengambil minyak yang terdapat pada drab akhir sebelum dialirkan ke

deoiling pond.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Kuras bak fat pit secara berkala sehingga kapasitas tampungnya tetap

seperti semula.

Pengambilan minyak dari kompartemen terakhir harus dilakukan setiap

saat. Minyak dari fat pit dipompa ke crude oil tank melalui vibro

separator.

1.5.9.6.Stasiun Pabrik Biji

Fungsi:

Untuk mengolah ampas / press cake yang terdiri dari serabut dan biji. Serabut

dijadikan bahan bakar ketel, sedangkan biji diolah lebih lanjut menjadi kernel.

Peralatan utama:

a. Cake Breaker Conveyor

Fungsi:

Mengurangi kadar air pada ampas sehingga akan memudahkan proses

pemisahan serabut dan biji.

Page 33: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

33

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Kemiringan sirip pembawa harus diperiksa setiap hari, karena apabila

terlalu miring maka penguraian gumpalan serabut menjadi tidak

sempurna sehingga masih banyak serabut yang melekat pada bijinya.

Sebaliknya bila sirip ini terlalu tegak, biji yang dihasilkan akan menjadi

terlalu kering dan terjadi overload karena massa terlalu lama berada di

dalam talang.

Pemanas pada alat ini harus sering dikontrol dan dipastikan sistem

pengeluaran kondensat tidak tersumbat sehingga steam dapat mengalir

terus.

Bearing gantung dikontrol setiap hari.

b. Depericarper

Fungsi:

Memisahkan biji dari serabut berdasarkan prinsip perbedaan berat jenis.

Serabut yang lebih ringan akan terhisap oleh blower sedangkan biji akan

jatuh ke dalam polishing drum.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Daya hisap blower harus diatur agar serabut dan biji dapat terpisah

dengan baik.

Siklon dan air lock dibersihkan secara teratur agar serabut dapat jatuh

ke tempat penimbunan dengan lancar.

Page 34: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

34

c. Polishing Drum

Fungsi:

Membersihkan biji dari serat-serat yang masih menempel sehingga proses

pemecahan cangkang di nut cracker atau ripple mill tidak terganggu.

d. Nut Silo Dryer

Fungsi:

Mengurangi kadar air biji sebesar 10-12% dengan pengaliran udara panas

sehingga inti tidak melekat pada cangkang dan mempermudah pemecahan

biji pada alat nut cracker.

e. Pemecah Biji

(1) Nut cracker (pemecah biji)

Fungsi:

Memecahkan cangkang biji yang telah diperam dan dikeringkan dalam

nut silo dengan cara dilemparkan ke dinding (stator) menggunakan

gaya sentrifugal.

Hasil-hasil yang harus diperhatikan:

Hasil proses pemecahan biji ini harus dikontrol setiap hari.

Apabila persentase biji utuh tinggi, disebabkan oleh:

isian cracker terlalu penuh

putaran rotor kurang

Page 35: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

35

rotor dan stator aus

Apabila persentase biji utuh tinggi, disebabkan oleh:

Putaran rotor terlalu tinggi.

Isian pemecah biji terlalu sedikit.

(2) Ripple Mill

Fungsi:

Memecah cangkang biji dengan cara penggilasan biji di dalam plat besi

yang bergerigi dengan rotating drum.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Vibratory feeder magnet harus sering dibersihkan.

Pemeriksaan atas adanya kelainan bunyi dan keteraturan

pengumpanan biji.

Setiap 200 jam ripple plate di-rebuilt.

Jika autobar aus harus segera diganti.

Efisiensi ripple mill minimal 97%.

f. Pemisah Inti dan Cangkang

(1) Pneumatic Separator (LTDS I dan LTDS II)

Fungsi:

Memisahkan cangkang dan inti dengan menggunakan udara,

berdasarkan perbedaan berat jenis cangkang dan inti.

Page 36: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

36

(2) Claybath

Fungsi:

Memisahkan cangkang yang masih ada dalam produk inti dengan

menggunakan larutan kaolin (tanah liat), berdasarkan perbedaan berat

jenis.

(3) Hidrosiklon

Fungsi:

Memisahkan cangkang yang masih terikut dalam inti sawit dengan

menggunakan air yang dilewatkan melalui hidrosiklon berdasarkan

berat jenis.

g. Kernel Silo Dryer

Fungsi:

Mengeringkan inti yang telah dipisahkan dari cangkang sehingga kadar

airnya dapat mencapai norma 7% (maksimal).

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Blower harus dijalankan secara terus-menerus.

Elemen pemanas, shaking grate, dan kernel silo yang kotor harus

dibersihkan secara berkala (3 bulan sekali).

Lama pemanasan harus diperhatikan (8-9 jam) dan dijaga

temperaturnya.

Page 37: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

37

1.5.9.7. Stasiun Pengolahan Air

Fungsi:

Mengurangi atau menghilangkan garam-garam atau kotoran-kotoran dan gas-

gas yang terlarut ataupun tidak terlarut

Urutan pekerjaan mesin dalam mengolah minyak sawit dapat dilihat

dalam skema mesin pabrik berikut ini:

Sumber: PMS Parindu PTPN XIII

Gambar 1.1 Skema Mesin PMS

Keterangan gambar:

A. Loading Ramp & Ketel Rebusan

1. Loading Ramp

2. Lori Rebusan

Page 38: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

38

3. Rebusan

B. Hoisting Crane, Thresher, Press (Kempa)

1. Hoisting Crane

2. Auto Feeder

3. Thresher

4. Thresher Conveyor

5. Empty Bunch Conveyor (EBC) / Krapyak

6. Fruit Elevator / Timba Buah

7. Distributing Conveyor

8. Digester

9. Screw press

10. Vibro Separator

11. Cake Breake Conveyor (CBC)

C. Klarifikasi

1. CST

2. Oil Tank

a. Oil Purifier

b. Vacuum Drier

c. Tangki Timbun

3. Sludge Tank

a. Sludge Separator

b. Reclaim Tank

Page 39: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

39

D. Pabrik Biji

1. Depericarper Couloum

2. Polishing Drum

3. Timba Biji

4. Silo Biji

5. Cracker/Pemecah Biji

6. Timba Cracker Mixture

7. Separative Couloumn

8. Clay Bath Separator

9. Timba Inti

10. Silo Inti

11. Blower Pemanas Inti

E. Boiler, Kamar Mesin, Fibre Cyclone

1. Boiler/Ketel Uap

2. Turbin Uap

3. Bach Pressure Vessel (BPV)

4. Diesel Genset

5. Fibre Cyclone

6. LTDS

7. LTDS

8. Silo Cangkang

9. Conveyor Bahan Bakar.

Page 40: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2008-1-00474...Agro Jaya Perdana Trader Domestik Langsung PT. Bintang Sinar Era Tama Trader &

40

Mesin kempa merupakan mesin paling kritis dari keseluruhan urutan

proses produksi CPO. Kapasitas mesin kempa menentukan kapasitas keseluruhan

pabrik minyak sawit.

Gambar 1.2 Mesin Kempa Pabrik Minyak Sawit