bab 1 pendahuluan 1.1 latar...

12
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan bagian yang sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat sehingga akan menunjang pembangunan nasional. Tujuan pembangunan jembatan adalah sebagai akses bagi orang atau kendaraan supaya bisa melewati rintangan (sungai atau lembah). Selain itu, jembatan juga menjadi alternatif untuk menyambung ruas jalan sehingga dapat memperpendek arah. Berdasarkan bentangnya, jembatan dikategorikan sebagai jembatan bentang pendek apabila memiliki panjang kurang dari 40 m, jembatan bentang menengah apabila memiliki panjang antara 40 m sampai 125 m dan jembatan bentang panjang apabila memiliki panjang lebih dari 125 m. Selain berdasarkan bentangnya, jembatan juga dikategorikan berdasarkan fungsinya, diantaranya adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan baik kendaraan berat maupun ringan; jembatan penyeberangan yang difungsikan untuk penyeberangan jalan, memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati jembatan penyeberangan tersebut, memberikan keamanan, dan mengurangi faktor kecelakaan bagi penyeberang jalan; jembatan kereta api yang difungsikan untuk perlintasan kereta api; jembatan darurat yang difungsikan untuk kepentingan darurat yang biasanya hanya sementara; dan jembatan pejalan kaki yang hanya boleh dilewati oleh lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan ringan seperti sepeda, gerobak, kendaraan yang ditarik hewan, motor, dan kendaraan bermotor ringan dengan maksimum roda tiga. Di Indonesia, walaupun sarana untuk pejalan kaki sangat terbatas, tipe jembatan pejalan kaki juga dijumpai. Jembatan pejalan kaki tersebut banyak dijumpai terutama di daerah pedesaan yang lokasinya terpencil. Namun sayang, beberapa media melansir bahwa kondisi beberapa jembatan pejalan kaki tersebut sudah tidak layak fungsi.

Upload: dinhnhu

Post on 29-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85674/potongan/S1-2015... · adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan merupakan bagian yang sangat diperlukan dalam sistem jaringan

transportasi darat sehingga akan menunjang pembangunan nasional. Tujuan

pembangunan jembatan adalah sebagai akses bagi orang atau kendaraan supaya

bisa melewati rintangan (sungai atau lembah). Selain itu, jembatan juga menjadi

alternatif untuk menyambung ruas jalan sehingga dapat memperpendek arah.

Berdasarkan bentangnya, jembatan dikategorikan sebagai jembatan bentang

pendek apabila memiliki panjang kurang dari 40 m, jembatan bentang menengah

apabila memiliki panjang antara 40 m sampai 125 m dan jembatan bentang

panjang apabila memiliki panjang lebih dari 125 m. Selain berdasarkan

bentangnya, jembatan juga dikategorikan berdasarkan fungsinya, diantaranya

adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas

kendaraan baik kendaraan berat maupun ringan; jembatan penyeberangan yang

difungsikan untuk penyeberangan jalan, memberikan ketertiban pada jalan yang

dilewati jembatan penyeberangan tersebut, memberikan keamanan, dan

mengurangi faktor kecelakaan bagi penyeberang jalan; jembatan kereta api yang

difungsikan untuk perlintasan kereta api; jembatan darurat yang difungsikan untuk

kepentingan darurat yang biasanya hanya sementara; dan jembatan pejalan kaki

yang hanya boleh dilewati oleh lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan ringan

seperti sepeda, gerobak, kendaraan yang ditarik hewan, motor, dan kendaraan

bermotor ringan dengan maksimum roda tiga.

Di Indonesia, walaupun sarana untuk pejalan kaki sangat terbatas, tipe jembatan

pejalan kaki juga dijumpai. Jembatan pejalan kaki tersebut banyak dijumpai

terutama di daerah pedesaan yang lokasinya terpencil. Namun sayang, beberapa

media melansir bahwa kondisi beberapa jembatan pejalan kaki tersebut sudah

tidak layak fungsi.

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85674/potongan/S1-2015... · adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas

2

Dengan pentingnya jembatan dalam transportasi darat, ketidaklayakan fungsi

jembatan akan sangat mengganggu aktifitas masyarakat. Salah satu contoh

terganggunya aktifitas warga akibat jembatan rusak terjadi di Lahat. Seperti

dilansir dari Sindonews pada tanggal 20 April 2013, Jembatan Sungai Lematang,

seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, rusak karena alas jembatan tersebut

terlepas akibat hantaman angin kencang yang disertai hujan deras. Meskipun

kondisi jembatan yang sudah rusak berat, warga tetap melewati jembatan

sepanjang 140 m tersebut. Jembatan tersebut tetap dilalui warga karena apabila

warga memilih alternatif menyebrang sungai dengan perahu, terlebih pada saat

mengangkut hasil panen, dinilai memiliki resiko yang cukup besar mengingat

debit air sungai yang pada saat itu sedang pasang.

Gambar 1.1 Jembatan Sungai Lematang (Sindonews, 2013)

Selain Jembatan Sungai Lematang di Lahat, seperti dilansir dari Sindonews pada

8 April 2015, Jembatan gantung yang membentang di atas Sungai Cimuntur, Blok

Karangpaningan, Dusun Lintungpaku, Desa Karang Pawitan, Kecamatan Kawali,

Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, seperti tergambar pada Gambar 1.2, kondisinya

rusak berat dan memprihatinkan. Jembatan dari anyaman bambu tersebut

terancam putus karena tanggul penyangga fondasi di ujung jembatan gantung

mengalami longsor. Jembatan Sungai Cimuntur dengan bentang 25 m dan lebar 1

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85674/potongan/S1-2015... · adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas

3

m adalah akses warga menuju Desa Cintanagara, Kecamatan Jatinagara.

Akibatnya, jembatan tersebut menjadi rawan kecelakaan apabila ada yang

melewatinya. Banyak warga yang hendak melintas mengurungkan niatnya karena

takut jembatan putus pada saat mereka berada di tengah-tengah.

Gambar 1.2 Jembatan Cimuntur (Sindonews, 2015)

Peristiwa rusaknya jembatan pejalan kaki juga terjadi di Desa Rantau Serik,

Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut, Kabupaten Musi Rawas (Gambar 1.3).

Dilansir dari Sindonews pada tanggal 15 Oktober 2013, hancurnya beton

penyangga tali baja seling dipangkal jembatan gantung tersebut, mengakibatkan

ambrolnya jembatan sehingga menyebabkan satu korban jiwa dan 20 orang

terpental ke Sungai Muara Beliti. Padahal, jembatan gantung tersebut baru saja

direhab Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PUBM) dua bulan sebelum kejadian

tersebut. Diduga, rusaknya beton penyangga karena overload penyeberang

jembatan yang mobilitasnya sangat tinggi.

Dari kasus-kasus kerusakan jembatan pejalan kaki tersebut, dapat dilihat bahwa

pada kenyataannya jumlah kerusakan jembatan yang ada di Indonesia sangat

banyak dengan tingkat kerusakan yang berbeda-beda. Meskipun kondisi jembatan

sudah sangat mengkhawatirkan untuk dilalui, masyarakat tetap saja menggunakan

jembatan tersebut untuk mencapai tempat tujuan mereka. Hal itu menandakan

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85674/potongan/S1-2015... · adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas

4

Gambar 1.3 Jembatan gantung di Desa Rantau Serik yang ambrol (Sindonews,

2013)

bahwa keberadaan jembatan pejalan kaki sangat dibutuhkan bagi masyarakat

untuk menghubungkan tempat-tempat yang sulit dijangkau.

Upaya pembangunan jembatan-jembatan pejalan kaki yang sangat dibutuhkan

bagi masyarakat, meskipun terkadang kurang menjadi prioritas pemerintah

daerah, perlu digalakkan. Faktor utama yang perlu diperhatikan pada tahap

perencanaan jembatan pejalan kaki adalah apabila lokasi pembangunan jembatan

pejalan kaki susah untuk dijangkau, proses penyediaan alat dan material menjadi

terhambat dan akan sangat mahal. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut

adalah dengan penggunaan material lokal yang banyak terdapat di sekitar lokasi

pembangunan jembatan pejalan kaki sebagai bahan utama pembuatan jembatan.

Salah satu material yang banyak terdapat di daerah pedesaan adalah bambu.

Bambu adalah material yang makin diminati akibat kelangkaan kayu dan harga

besi yang semakin tinggi. Meskipun material bambu seringkali diasosiasikan

dengan material murah, namun saat ini bambu telah dan akan menjadi material

bangunan masa depan. Bambu memiliki nilai ekologis yang baik dan merupakan

material konstruksi yang berkelanjutan. Jika dibandingkan dengan kayu,

menanam bambu hanya membutuhkan waktu 3-6 tahun untuk dapat digunakan

sebagai material konstruksi. Bambu juga memiliki properti mekanikal yang baik.

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85674/potongan/S1-2015... · adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas

5

Seiring dengan perkembangannya, teknologi seputar bambu mulai berkembang,

seperti munculnya teknologi sambungan bambu yang dapat mengoptimalisasi

kekuatan bambu serta teknologi pengawetan bambu sehingga menjadikan bambu

sebagai material konstruksi lebih permanen.

Sebagai material ringan yang memiliki kekuatan yang tinggi, bambu berpotensi

dijadikan material struktur untuk bentang yang lebar. Selain itu, karakter bambu

yang fleksibel (mudah dibentuk), berpotensi untuk dibentuk dengan bentuk

lengkung dimana bentuk tersebut cukup sulit dicapai dengan material konstruksi

lainnya untuk dapat dimanfaatkan.

Pemanfaatan bambu sebagai material utama dari struktur jembatan sudah

digunakan dari struktur yang paling sederhana hingga seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi struktur yang rumit.

Menurut Emery (2003), jembatan bambu yang sederhana sudah pernah dibangun

di Ecuador, China, Peru, Cambodia, dan negara-negara lainnya.

Salah satu jembatan bambu yang pertama didirikan adalah Jembatan Anlan

(Gambar 1.4), yang disebut juga dengan "Jembatan Suami Istri". Jembatan ini

terletak di bendungan air pada Dujiangyan Dam, melintasi sungai dengan panjang

500 m. Saat ini jembatan ini sudah dipindah ke tempat yang lebih rendah sejarak

lebih dari 100 m dari lokasi awalnya, dengan struktur bambu yang digunakan pada

awalnya diganti dengan baja dan struktur kayu pada dermaga diganti dengan tiang

beton. Menurut catatan, jembatan ini dibangun lebih awal dari pada Dujiangyan

Dam itu sendiri.

Selain itu, The Bamboo Bridge and Koh Paen, berlokasi beberapa blok di selatan

Mekong, adalah satu dari jembatan bambu tertua di dunia. Jembatan ini terbuat

dari bambu yang menghubungkan pulau Koh Paen dengan Mekong (Gambar 1.5).

Di Indonesia sendiri jembatan bambu sudah pernah dibangun pada tahun 1910.

Jembatan bambu ini dibangun melintasi Sungai Serayu (Gambar 1.6).

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85674/potongan/S1-2015... · adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas

6

Gambar 1.4 Jembatan Anlan di China (Anlan Bridge.com)

Gambar 1.5 Jembatan bambu Kampong Cham, Kamboja (Wikimedia)

Gambar 1.6 Jembatan bambu melintasi Sungai Serayu

(http://luk.staff.ugm.ac.id/itd/bangunan)

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85674/potongan/S1-2015... · adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas

7

Jembatan bambu modern telah dibangun oleh beberapa arsitek bambu terkemuka

di dunia. Jembatan bambu modern tersebut diantaranya adalah Jembatan Guadua

di Colombia (Gambar 1.7) yang didesain oleh Jorg Stamm atau Jembatan bambu

di Crosswaters Ecolodge di Huizhou, China (Gambar 1.8) yang didesain oleh

Simon Velez. Di Indonesia, jembatan bambu modern sudah dibangun, yaitu

Jembatan Kulkul yang terletak di Green School, Bali (Gambar 1.9).

Gambar 1.7 Jembatan Guadua, Colombia (Emery, 2003)

Gambar 1.8 Jembatan bambu di Crosswaters Ecolodge di Huizhou, China

(Facebook)

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85674/potongan/S1-2015... · adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas

8

Gambar 1.9 Jembatan Kul Kul, Bali (Wikimedia)

Jembatan bambu pernah didesain oleh Morisco (1999) yang dibuat untuk

keperluan pameran di Universitas Mataram (Gambar 1.10). Jembatan bambu ini

memiliki lebar 2,5 m dan bentang 12 m terbuat dari Bambu Galah dengan

diameter 7-8 cm dan mampu dibebani dengan tiga buah mobil.

Dari berbagai jembatan bambu modern yang telah dibangun, dan dari jembatan

bambu yang selama ini sudah dirancang, belum ada yang dirancang menggunakan

standar perencanaan bambu yaitu ISO 22156:2004.

Gambar 1.10 Jembatan bambu Morisco (www.moriscobamboo.com)

Berdasarkan latar belakang tersebut, perencanaan jembatan untuk pejalan kaki

dilakukan pada tugas akhir ini. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi

mengenai perancangan jembatan untuk pejalan kaki dengan standar perencanaan

bambu ISO 22156:2004 yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Tipe jembatan

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85674/potongan/S1-2015... · adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas

9

yang dipilih dalam perencanaan jembatan bambu ini adalah tipe balanced arc

bridge dengan penggabungan dua buah desain jembatan yang didesain oleh Jorg

Stamm yaitu Jembatan Kul Kul di Bali dan Jembatan Guaua di Cucuta. Tipe ini

dipilih dengan alasan bahwa jembatan balanced arc bridge tersebut memiliki

estetika yang tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Tugas akhir ini mendesain jembatan dengan material utama bambu yang

memadukan dua buah desain yang telah dilakukan sebelumnya oleh arsitek Jorg

Stamm pada Jembatan Guadua di Cucuta dan Jembatan Kul Kul di Bali.

Selanjutnya, akan merumuskan tentang bagaimana karakter bambu untuk

jembatan dengan peraturan ISO 22156:2004.

1.3 Tujuan

Tujuan tugas akhir ini adalah untuk merencakan jembatan bambu balanced arc

bridge perpaduan desain Jembatan Guadua di Cucuta dengan Jembatan Kul Kul di

Bali oleh Jorg Stamm dengan bentang 20 m dengan menggunakan standard ISO

22156 : 2004.

1.4 Batasan

Batasan-batasan perancangan yang digunakan dalam tugas akhir ini antara lain:

1. Beban yang ditinjau sebagai dasar analisis berupa beban mati (DL), beban

hidup (LL), beban angin (W), serta beban kendaraan.

2. Analisis yang digunakan untuk jembatan berupa analisis tiga dimensi (3D).

Dalam perancangan ini, analisis menggunakan permodelan yang dibantu

dengan perangkat lunak SAP2000 V.11.

3. Jembatan pejalan kaki yang digunakan dalam perancangan ini adalah

jembatan bambu Jorg Stamm dengan lebar jembatan sebesar 2 m, tinggi

jembatan sebesar 2,5 m pada tengah bentang, dan panjang bentang sepanjang

20 m.

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85674/potongan/S1-2015... · adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas

10

4. Material utama jembatan adalah Bambu Petung (Dendrocalamus asper)

dengan diameter 8 cm dengan tebal 0,8 cm; 12 cm dengan tebal 1,2 cm; dan

19 cm dengan tebal 1,9 cm dengan perhitungan tegangan ijin menggunakan

ISO 22156:2004.

5. Sifat-sifat mekanika yang diperoleh dari data sekunder literatur dengan judul

Analisis Statistik Sifat Mekanika Bambu Petung oleh Saputra dan Irawati

(2012).

6. Lantai jembatan terbuat dari bambu.

1.5 Manfaat

Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia konstruksi dan

bagi masyarakat. Bagi dunia konstruksi, tugas akhir ini dapat menjadi referensi

bambu sebagai material utama konstruksi jembatan. Karena selain bambu mudah

didapatkan di lingkungan sekitar lokasi konstruksi jembatan, harganya yang relatif

murah dan kekuatan bambu yang kuat dapat memberikan keuntungan yang

signifikan bagi penyedia jasa konstruksi jembatan.

Bagi masyarakat, tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi referensi bahwa

jembatan bambu bukan jembatan dengan material konstruksi ekonomi kelas ke

bawah. Apabila jembatan bambu didesain dengan arsitektur yang baik, maka

jembatan bambu dapat menjadi jembatan “kelas mahal” yang memiliki nilai

estetika tinggi.

1.6 Keaslian Penelitian

Qoharrudin (2003) melakukan perancangan jembatan bambu serupa dengan judul

Perancangan Struktur Jembatan Rangka Bambu sebagai Prasarana Penunjang

Pengembangan Daerah Terpencil. Perancangan tersebut menggunakan Bambu

Wulung dengan diameter 8 cm sebagai material utama. Pembebanan oleh

Qoharrudin (2003) berupa beban primer dan beban sekunder, dimana beban

primer meliputi beban mati, beban hidup (beban kendaraan pick up), dan beban

kejut serta beban sekunder meliputi beban angin dan gaya akibat rem.

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85674/potongan/S1-2015... · adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas

11

Danastri (2013) melakukan perancangan jembatan bambu pejalan kaki struktur

rangka dengan judul Perancangan Jembatan Pejalan Kaki dengan Struktur Truss

Tipe Warren (with Verticals) Menggunakan Bambu Petung. Perancangan tersebut

meninjau tiga panjang bentang yaitu 10 m, 15 m, dan 20 m.

Pradana (2013) melakukan perancangan dek jembatan gantung pejalan kaki

dengan judul Perancangan Deck Jembatan Gantung Pejalan Kaki dengan

Struktur Truss Bambu Petung untuk Bentang 30, 40, dan 50 Meter. Jembatan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah jembatan pejalan kaki tipe bentang

luar bebas (side span free). Struktur deck yang ditinjau berupa struktur rangka

batang (truss) dengan bentang 30, 40, dan 50 m, lebar 2 m, dan tinggi 1,5 m.

Kabel utama (main cable) berdiameter 22 mm dan kabel penggantung (hanger)

berdiameter 16 mm digunakan pada ketiga bentang jembatan.

Wijaya (2013) melakukan analisis dan perancangan jembatan bambu

menggunakan tipe cable stayed dengan judul Analisis dan Perancangan Jembatan

Bambu dengan Struktur Tipe Cable Stayed. Dek jembatan dirancang

mengggunakan struktur bambu sedangkan pilon jembatan dan abutmen dirancang

menggunakan struktur beton bertulang. Jenis bambu yang digunakan adalah

Bambu Petung dengan lebar jembatan 1,8 m dan tinggi jembatan 2 m. Jembatan

didesain dengan panhang bentang 40 m, 50 m, dan 60 m.

Majid (2015) melakukan perancangan jembatan bambu pejalan kaki struktur

rangka dengan judul Perancangan Jembatan Pejalan Kaki Rangka Bambu Petung

Tipe Howe-Truss Bentang 20 Meter dengan Optimasi Ketinggian Camber. Pada

perancangan tersebut dilakukan perancangan jembatan penyeberangan pejalan

kaki rangka bambu petung tipe howe-truss dengan trial ketinggian camber yakni:

0; 0,5; 1,0 dan 1,5 m

Perancangan jembatan bambu pejalan kaki pada tugas akhir ini menggunakan

struktur tipe balanced arc bridge dari perpaduan rancangan arsitek Jorg Stamm

pada Jembatan Guadua di Cucuta dan Jembatan Kul Kul di Bali dengan tegangan

ijin yang digunakan menggunakan peraturan ISO 22156:2004 dan perhitungan

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85674/potongan/S1-2015... · adalah jembatan jalan raya yang difungsikan untuk memikul beban lalu lintas

12

detail penampang menggunakan SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Kayu untuk

Bangunan Gedung 2002 dengan nilai koefisien menurut Spesifikasi Desain Untuk

Konstruksi Kayu SNI 7973:2013. Jembatan bambu ini dirancang dengan Bambu

Petung. Perancangan ini belum pernah dilakukan sebelumnya berdasarkan

referensi sehingga bersifat asli.