bab 1. konsep dasar digital...bab 1. konsep dasar digital materi : 1.representasi bentuk digital dan...

471
BAB 1. KONSEP DASAR DIGITAL Materi : 1. Representasi Bentuk Digital dan Analog 2. Bentuk Sinyal Digital 3. Transmisi Serial & Paralel 4. Switch dalam Rangkaian Elektronika 5. Gerbang Logika Dasar 6. Tabel Kebenaran 7. Analisa Pe-waktu-an

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB 1. KONSEP DASAR DIGITAL

    Materi :1.Representasi Bentuk Digital dan Analog2.Bentuk Sinyal Digital3.Transmisi Serial & Paralel4.Switch dalam Rangkaian Elektronika5.Gerbang Logika Dasar6.Tabel Kebenaran7.Analisa Pe-waktu-an

  • Pendekatan Representasi Numerik

    Representasi ANALOG :Besarannya dinyatakan dalam tegangan, arus ataugerakan meter yang proporsional dengan nilai daribesaran itu sendiri.

    Contoh :Speedometer sepedamotor (kecepatan sepeda

    motor ditunjukkan oleh gerakan jarum)Thermostat ruangan (temperatur ruangan ditunjukkan

    oleh gerakan strip metalnya) Microfon pada peralatan audio

  • Representasi DIGITALBesarannya tidak hanya ditunjukkan dalam nilaiyang proporsional saja, tetapi juga dalam simbolyang dinamakan digit.

    Contoh :-Jam digital-Kalkulator-Counter pulsa telepon

  • Beda sistim Analog dan Digital

    Sistim DIGITALKombinasi dari sejumlah peralatan yang didisain untukmemanipulasi informasi logika atau besaran fisik yang dinyatakan dalam bentuk digital; nilainya berupa nilai-nilai diskrit. Sebagian besar berupa peralatan elektronik, juga bisa mekanik, magnetik atau pneumatik.Contoh : komputer, kalkulator, audio dan video digital, sistimtelepon.

    Sistim ANALOGTerdiri dari sejumlah peralatan untuk memanipulasi besaran fisikyang dinyatakan dalam bentuk analog. Besarannya bisabervariasi dalam rentang nilai yang kontinyu.Contoh : audio amplifier, magnetic tape recording, switch lampu

  • Keunggulan Sistem Digital

    1.Mudah dalam mendisain2.Mudah dalam penyimpanan informasi3.Ketepatan dan akurasi tinggi4.Pengoperasiannya dapat diprogram5.Lebih tahan terhadap noise6.Dapat dibuat dalam chip IC

  • Bagaimana mem-proses sistim analog menggunakan teknik digital ?

    Ada 3 langkah :1. Ubah input analog menjadi bentuk digital2. Lakukan pemrosesan informasi digital3. Ubah kembali output digital ke dalam bentuk analog

    PeralatanUkur

    A/D Converter

    DigitalProcessing

    D/A Converter Controller

    Analog Analog Digital

    Digital

    Analog

    temperatur

    Pengaturantemperatur

    Konversi A/D – D/A

  • Bentuk Sinyal Digital

    0 V0,8 V

    2 V

    5 V

    Biner ‘0’

    Biner ‘1’

    Tidak digunakan

    t0 t1 t2 t3 t40 0 0

    1 14 V

    t

    Vo(t)

    Alokasi tegangan dalam sistim digital Timing diagram sinyal digital

  • Rangkaian DigitalDidisain untuk menghasilkan output digital yang bervariasi, yaitu ‘0’ atau ‘1’

    0 V

    4 V

    vi

    vo

    5 V

    0 Vt

    Case 1

    0,5 V

    4 V

    vi

    vo

    3,7 V

    0 Vt

    Case 2

    RangkaianDigital

    vi vo

  • Transmisi SERIAL dan PARALEL

    Salah satu aspek penting dalam sistim digital adalahmemindahkan data / informasi digital dari satu tempat ketempat lainnya Transmisi

    Berdasarkan jumlah circuit/kabel yang menghubungkankedua tempat tersebut, ada 2 jenis transmisi :

    a. Transmisi Paralel jumlah circuit yang terhubung lebih dari 1b. Transmisi Serial jumlah circuit yang terhubung hanya 1

    Kelebihan/kekurangan :Transmisi Paralel waktu pengiriman cepat, cost mahal

    Contoh : DB-25 (printer)Transmisi Serial waktu pengiriman lambat, cost murah

    Contoh : internet (RJ-45), USB, DB 9

  • A4A3A2A1A0

    MSB

    LSB

    Circuit A

    B4B3B2B1B0

    Circuit B

    10

    0

    11

    Transmisi Paralel

    AOUT

    Circuit A

    BIN

    Circuit B

    Transmisi Serial

    T0 T3T2T1 T4

    0 01 1 1

  • SWITCH DALAM RANGKAIAN ELEKTRONIKA

    Transisi antara level digital ‘1’ dan ‘0’ dapat dibuat denganmen-switch dari level tegangan satu ke level teganganyang lain (biasanya 0V dan +5V).

    Komponen-komponen yang bisa dijadikan switch :-Dioda-Transistor

    Dioda sebagai switch

    5V

    Dioda

    K A5V arus I

    Dioda

    A K

    Forward Biased Reverse Biased

  • Transistor sebagai switch

    RB

    RC

    5 V

    2 V

    Vout = 0 V

    Transistor ON

    Sinyalinput

    RB

    RC

    5 V

    0 V

    Vout = 5 V

    Transistor OFF

  • GERBANG LOGIKA DASAR

    Gerbang Logika blok dasar untuk membentuk rangkaianelektronika digital

    Sebuah gerbang logika mempunyai satu terminal output dan satu atau lebih terminal inputOutput-outputnya bisa bernilai HIGH (1) atau LOW (0) tergantung dari level-level digital pada terminal inputnya.Ada 7 gerbang logika dasar : AND, OR, NOT, NAND, NOR, Ex-OR, Ex-NOR

    inputoutputGerbang

    logika

  • Gerbang AND

    Input AInput B

    Output X

    Simbol gerbang logika ANDOperasi AND :• Jika Input A AND B keduanya HIGH, maka output X akan HIGH• Jika Input A atau B salah satu atau keduanya LOW maka output X

    akan LOW

    A B0 0 00 1 01 0 01 1 1

    INPUT Output X

    Tabel Kebenarangerbang AND – 2 input

    X= A.B

  • Cara kerja Gerbang AND :

    1 1

    0 0

    A BX = A.B

    5 V

    Analogi elektrikal gerbang AND

    X=A.B

    +5V

    A

    B

    Gerbang AND dengan switch Transistor

  • Konfigurasi Pin

    QUAD 2-Input AND Gate (7408)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    14

    13

    12

    11

    10

    9

    8

    VCC

    GND

    Quad Ada 4 gerbang AND2 input AND gate gerbang AND 2 input7408 (74 = TTL), (08 = nomor urut)

  • Gerbang AND dengan banyak Input

    AX = A.B.C.DB

    CD

    AND – 4 inputX = A.B.C.D.E.F.G.H

    ABCD

    FE

    HG

    AND – 8 input

    A B C D0 0 0 0 00 0 0 1 00 0 1 0 00 0 1 1 00 1 0 0 00 1 0 1 00 1 1 0 00 1 1 1 01 0 0 0 01 0 0 1 01 0 1 0 01 0 1 1 01 1 0 0 01 1 0 1 01 1 1 0 01 1 1 1 1

    Output X

    INPUT

    Tabel Kebenaran AND-4 input

  • Konfigurasi Pin

    DUAL 4-Input AND Gate (7421)

    TRIPLE 3-Input AND Gate (7411)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    14

    13

    12

    11

    10

    9

    8

    VCC

    GND

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    14

    13

    12

    11

    10

    9

    8

    VCC

    GND

  • Gerbang OR

    Input AInput B

    Output X

    Simbol gerbang logika OR

    Operasi OR :• Jika Input A OR B atau keduanya HIGH, maka output X akan HIGH• Jika Input A dan B keduanya LOW maka output X akan LOW

    X= A+B

  • Konfigurasi PinTabel Kebenarangerbang OR – 2 input QUAD 2-Input OR Gate

    (7432)

    A B0 0 00 1 11 0 11 1 1

    INPUT Output X 1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    14

    13

    12

    11

    10

    9

    8

    VCC

    GND

  • Cara kerja Gerbang OR :

    1

    0

    A

    X = A+B5 V

    1

    0

    B

    Analogi elektrikal gerbang OR

    X=A+B

    +5V

    A

    B

    Gerbang OR dengan switch Transistor

  • Gerbang OR dengan banyak Input

    X = A+B+C+D+E+F+G+H

    ABCD

    FE

    HG

    OR – 8 input

    AX = A+B+CB

    C

    OR – 3 input

    Tabel Kebenaran OR-3 input

    A B C0 0 0 00 0 1 10 1 0 10 1 1 11 0 0 11 0 1 11 1 0 11 1 1 1

    Output X

    INPUT

  • Gerbang NOT / INVERTER

    Input A Output X

    Simbol gerbang logika NOT

    Operasi NOT :• Jika Input A HIGH, maka output X akan LOW• Jika Input A LOW, maka output X akan HIGH

    X=A

  • Konfigurasi PinTabel Kebenarangerbang NOT / INVERTER HEX Inverting Gate (7404)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    14

    13

    12

    11

    10

    9

    8

    VCC

    GND

    0 11 0

    INPUT A

    Output X

  • Gerbang NAND

    Simbol gerbang logika NAND

    Input AInput B

    Output X Input AInput B

    Output XATAU

    Operasi NAND :• Merupakan Inversi (kebalikan) dari operasi AND• Jika Input A AND B keduanya HIGH, maka output X akan LOW• Jika Input A atau B atau keduanya LOW, maka output X akan HIGH

    X= A.B

  • Konfigurasi PinTabel Kebenarangerbang NAND QUAD 2-input NAND Gate

    (7400)

    A B0 0 10 1 11 0 11 1 0

    INPUT Output X

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    14

    13

    12

    11

    10

    9

    8

    VCC

    GND

  • Gerbang NAND dengan banyak Input

    AX = A.B.CB

    C

    NAND – 3 inputX = A.B.C.D.E.F.G.H

    ABCD

    FE

    HG

    NAND – 8 input

    Tabel Kebenaran NAND-3 input

    A B C0 0 0 10 0 1 10 1 0 10 1 1 11 0 0 11 0 1 11 1 0 11 1 1 0

    Output X

    INPUT

  • Gerbang NOR

    Input AInput B

    Output X Input AInput B

    Output XATAU

    Simbol gerbang logika NOR

    Operasi NOR :• Merupakan Inversi (kebalikan) dari operasi OR• Jika Input A dan B keduanya LOW, maka output X akan HIGH• Jika Input A OR B salah satu atau keduanya HIGH, maka

    output X akan LOW

    X=A+B

  • Konfigurasi Pin

    QUAD 2-Input NOR Gate (7402)Tabel Kebenaran

    gerbang NOR1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    14

    13

    12

    11

    10

    9

    8

    VCC

    GND

    A B0 0 10 1 01 0 01 1 0

    INPUT Output X

  • Gerbang Ex-OR

    Input AInput B

    Output X

    Simbol gerbang logika Ex-OR

    Operasi Ex-OR :• Ex-OR adalah kependekan dari Exclusive OR • Jika salah satu dari kedua inputnya HIGH (bukan kedua-duanya),

    maka output X akan HIGH• Jika kedua inputnya bernilai LOW semua atau HIGH semua,

    maka output X akan LOW

  • Tabel Kebenaran Gerbang Ex-OROUTPUT

    A B X0 0 00 1 11 0 11 1 0

    INPUTPersamaan Logika Ex-OR

    X = A + B

    Berdasarkan Tabel Kebenaran di atas (yang bernilai output = 1), Ex-OR dapat disusun dari gerbang dasar : AND, OR dan NOT

    Persamaan EX-OR (dari AND, OR dan NOT) :X = AB + AB

    AB

    X

    A

    BX

    Gerbang Ex-OR dari AND, OR, NOT Simbol logika Ex-OR

  • Konfigurasi Pin

    QUAD 2-Input Exclusive OR Gate (7486)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    14

    13

    12

    11

    10

    9

    8

    VCC

    GND

  • Gerbang Ex-NOR

    Input AInput B

    Output X

    Simbol gerbang logika Ex-NOR

    Operasi Ex-NOR :• Ex-NOR merupakan kebalikan dari Ex-OR • Jika salah satu dari kedua inputnya HIGH (bukan kedua-duanya),

    maka output X akan LOW• Jika kedua inputnya bernilai LOW semua atau HIGH semua,

    maka output X akan HIGH

  • Tabel Kebenaran Gerbang Ex-NOROUTPUT

    A B X0 0 10 1 01 0 01 1 1

    INPUTPersamaan Logika Ex-NOR

    X = A + B

    Berdasarkan Tabel Kebenaran di atas (yang bernilai output = 1), Ex-NOR dapat disusun dari gerbang dasar : AND, OR dan NOT

    Persamaan EX-NOR (dari AND, OR dan NOT) :X = AB + AB

    AB

    X

    A

    BX

    Gerbang Ex-NOR dari AND, OR, NOT Simbol logika Ex-NOR

  • RINGKASAN JENIS GERBANG LOGIKA

    No NAMA Simbol LogikaTIPE IC Tabel KebenaranPersamaanA B0 0 00 1 01 0 01 1 1

    INPUT Output XA

    BXAND 74081 X=A.B

    4

    3 NOT

    NAND 7400

    7404

    2 OR 7432AB X X=A+B

    A B0 0 00 1 11 0 11 1 1

    INPUT Output X

    A X0 11 0

    INPUT A

    Output XX=A

    A B0 0 10 1 11 0 11 1 0

    INPUT Output XA

    BX X=A.B

  • RINGKASAN JENIS GERBANG LOGIKA……cont

    No NAMA Simbol LogikaTIPE IC Tabel KebenaranPersamaan

    5 NOR 7402AB

    XX=A+B

    A B0 0 10 1 01 0 01 1 0

    INPUT Output X

    7

    6 Ex-OR

    Ex-NOR

    7486OUTPUT

    A B X0 0 00 1 11 0 11 1 0

    INPUTAB

    XX=A + B

    X=A + BAB

    XOUTPUT

    A B X0 0 10 1 01 0 01 1 1

    INPUT

  • TABEL KEBENARAN

    • Sebuah Tabel yang digunakan untuk menganalisa respons output dari gerbang / rangkaian logika berdasarkan kombinasiinput-inputnya

    Terdiri dari 2 bagian : Input dan OutputBagian input bisa terdiri dua atau lebih variabel, baik variabel input gerbang maupun variabel kontrol (mis : enable, strobe, clock)Bagian output juga bisa terdiri dari satu atau lebih variabel

    OUTPUTX Y Z W0 0 0 10 0 1 00 1 0 00 1 1 11 0 0 11 0 1 11 1 0 01 1 1 1

    INPUT

    Ada 3 var. input (n=3, yaitu X,Y,Z)Jumlah data = 8 (=2n)(masing-masing 3 bit)

    Ada 1 var. output, dimanamasing-masing data mempunyai nilai “1” atau “0”

  • ANALISA PE-WAKTU-AN

    Cara penganalisaan response output terhadap kombinasi input-inputnyapada periode waktu tertentu, Cara penganalisaaan yang lain adalah dengan Tabel KebenaranPeralatan yang digunakan disebut : Timing Diagram (Diagram pe-waktu-an).

    Bentuk Timing Diagram :

    A

    B

    1

    0

    X1

    0

    1

    0

    t1 t2 t4t3 t5t0

    INPUT

    OUTPUT

  • Contoh :1. Buatlah timing diagram untuk mendapatkan output dari gerbang AND

    berikut ini :AB

    X

    Jawab :

    A

    B

    1

    0

    X1

    0

    1

    0

  • 2. Buatlah timing diagram untuk mendapatkan output dari gerbang Ex-OR berikut ini :

    AB

    X

    Jawab :

    A

    B

    1

    0

    X1

    0

    1

    0

  • Soal Latihan :

    1. Sebuah input data mempunyai urutan : 101110010. Gambarkan bentukgelombang dari data input tersebut dalam representasi sinyal digital.

    2. Sebutkan 3 jenis aplikasi yang menggunakan teknologi digital.

    3. Buat Tabel Kebenaran untuk gerbang AND-3 input berikut ini :ABC

    X

  • 4. Buat Tabel Kebenaran untuk gerbang NOR-4 input berikut ini :

    5. Buat Timing Diagram untuk output X dari gerbang OR-3 input berikut ini :

    ABCD

    X

    ABC

    XA

    B

    1

    0

    C1

    0

    1

    0

  • Rangk. Sekuensial 1

    I. DASAR RANGKAIAN SEKUENSIAL

    Tujuan :1. Memahami perbedaan antara rangkaian kombinasional dan

    sekuensial2. Mengerti State Diagram3. Mengerti maksud dan tujuan Elemen Penyimpan Biner4. Dapat membuat SR Flip-flop dari gerbang NOR5. Dapat membuat SR Flip-flop dari gerbang NAND6. Mengerti Elemen Penyimpan dengan Clock7. Dapat melakukan Analisa Rangkaian Sekuensial8. Dapat melakukan Sintesa Rangkaian Sekuensial

  • Rangk. Sekuensial 2

    RANGKAIAN KOMBINASIONAL

    INPUT OUTPUT

    a) Blok Diagram Rangkaian Kombinasional

    RANGKAIAN KOMBINASIONAL

    OUTPUTINPUT

    ElemenPenyimpan

    PresentState

    NextState

    b) Blok Diagram Rangkaian Sekuensial

  • Rangk. Sekuensial 3

    Fungsi Delay pada Elemen Penyimpan

    tPD

    1

    0

    0

    1

    1

    0

    1

    0

    1

    0

    1

    0

    2 7

    12

    3 8

    13

    X

    A

    B

    1

    2

    3

    3 8

    1

    0

    1

    0

    4

    5

    13

    4 9 14

    5

    2

    3

    4

    1

    X

    A

    B

    ),,( XBAF

    XBABXAXBAf ..),,( =

  • Rangk. Sekuensial 4

    BA

    C

    DG

    1

    0

    1

    0

    1

    0

    1

    0

    1

    0

    5 19

    6 9 12 201815

    7 10 13 16 19 21

    8 11 14 17 20 22

    9 12 15 18 21 23

    G

    A

    B

    C

    D

    OSILASI DARI 4 BUAH GERBANG NAND

  • Rangk. Sekuensial 5

    A

    B

    C

    ZX

    Y

    )().()()().()(

    tCtBtYtBtAtX

    =∆+=∆+

    )()()2( ∆++∆+=∆+ tYtXtZ[ ])()()()()()()( tCtAtBtCtBtBtA +=+=

    0

    0

    0

    01

    1

    1

    1

    5

    4

    7 12

    10

    12

    15

    18

    20 23

    23

    21

    A

    B

    C

    Z

    RANGKAIAN KOMBINASIONAL & TIMING DIAGRAM

  • Rangk. Sekuensial 6

    A

    B Zn

    X

    Y)()()2( ∆++∆+=∆+ tYtXtZ

    [ ])()()( tZtAtB +=

    0

    0

    0

    1

    1

    1

    5

    4

    7 14

    10

    12 18 21

    A

    B

    Zn

    RANGKAIAN SEKUENSIAL & TIMING DIAGRAM

  • Rangk. Sekuensial 7

    STATE DIAGRAM

    • Menggambarkan perubahan kondisi sebuah variabel (output) darikondisi sekarang (Present State) ke kondisi berikutnya (Next State).

    • Kondisi tersebut berubah karena adanya pengaruh input dari luar

    State diagram terdiri daria. Lingkaran (node) yang jumlahnya satu untuk tiap-tiap keadaan.b. Anak panah transisi, yang meninggalkan tiap-tiap keadaan

    dan berakhir pada keadaan berikutnya.

  • Rangk. Sekuensial 8

    A

    B

    A = Present input B = Present output

    AB

    Rangkaian sekuensialgerbang NAND

    011 00 1

    State Diagram untukrangkaian NAND di atas

  • Rangk. Sekuensial 9

    A

    B

    X

    Y

    Z

    000 001 010

    100 110

    111

    011

    101

    0-,-0

    -0

    01

    0-,-0

    110-,-0

    11

    1100

    0101

    111111

    1101

    11 0-,-0

    -0-0

    xyzAB xyz = present state

    AB = present input

    Tabel 8-1 Tabel Present state/next state untuk rangkaian gambar 8-9 Next State X(t + τ).Y(t + τ). Z(t + τ) Present

    State Present input A(t). B(t) X(t)Y(t)Z(t) 00 01 10 11

    000 001 010 011 100 101 110 111

    000 000 001 001 001 001 001 001

    000 010 001 011 001 011 001 011

    000 000 001 001 001 001 001 001

    100 110 101 111 101 111 101 111

    Tabel PS/NS utk rangkaian di atas

    State diagram utkrangkaian di atas

  • Rangk. Sekuensial 10

    ELEMEN PENYIMPAN BINER

    Bentuk sederhana dari elemen penyimpan biner adalah sebuahrangkaian yang dapat mengingat sebuah sinyal biner sebelumnya, terutama nilai logika.

    τ1

    S Y Zτ2

    Z(t) = 0 , t ≤ 0S(t) = 0 , t ≤ 0Y(t) = 0, t ≤ 0

    10

    10

    12

    t4t3t2t1

    t1 +τ1

    t1 +τ1+τ2

    S

    Y

    Z

  • Rangk. Sekuensial 11

    NOR SR FLIP-FLOP

    τ1τ2

    S Y

    RZ

    S(t) = 0Y(t) =1R(t) = 0Z(t) = 0, t ≤ 0τ1 = τ2 = 1 unit

    1

    0

    0

    1

    1

    0

    1

    0

    5 10

    15 20

    7

    6 17

    16

    S

    R

    Y

    Z

    ( ))()()(*

    )()(

    2

    1

    tRtYtZ

    tStZtY

    +=+

    +=+

    τ

    τ

    )()()( 1121 ττττ +++=++ tRtYtZ

    )()()( 1τ+++= tRtStZ

    [ ])()()( 1 tStZtR ++= τ

    Persamaan NOR SR Flip-flop

  • Rangk. Sekuensial 12

    Z

    Z

    1

    0

    S

    R

    S

    R

    1

    0Z

    Simbol Logika NOR SR Flip-flop

    S R Z* Z Kondisi0 0 Zn Zn Hold0 1 0 1 Reset1 0 1 0 Set1 1 0 0 Not used

    Tabel Kebenaran NOR SR Flip-Flop

  • Rangk. Sekuensial 13

    NAND SR FLIP-FLOP

    S(t) = 1R(t) = 1Z*(t) = 1Z(t) = 1

    S

    R

    Z*Z

    5 10

    15 20

    6 17

    7 16

    1

    0

    1

    0

    1

    0

    1

    0

    S

    R

    Z*

    Z

  • Rangk. Sekuensial 14

    S

    R

    Z

    Z

    S

    R

    1

    0

    Z *

    Simbol Logika NAND SR Flip-flop

    S R Z* Z Kondisi0 0 Zn Zn Hold0 1 0 1 Reset1 0 1 0 Set1 1 1 1 Not used

    Tabel Kebenaran NAND SR Flip-flop

  • Rangk. Sekuensial 15

    ELEMEN PENYIMPAN DENGAN CLOCKDi dalam sistem digital sering terjadi beberapa buah SR flip flop yang bekerja secara bersamaan (synchron). Untuk mengatasi hal itu, maka diperlukan suatu alat pengontrol yang bekerja untuk mengaturproses dari rangkaian tersebut.

    Clock SR flip flop yaitu menambahkan sinyal enable pada gerbang SR. Tujuan dari suatu sinyal clock adalah agar user dapat menahan danmengembalikan SR flip flop untuk berhenti sejenak (rest state) selama perubahan terjadi pada input SR.

    S

    C

    R

    Z

    Z*

    b

    R

    C

    S

    Z

    Z*

    a

    c

    S

    R

    1

    0C

    Simbol Logika SR-FF dengan Clock

    NAND SR-FF dengan ClockNOR SR-FF dengan Clock

  • Rangk. Sekuensial 16

    Persamaan output untuk gerbang NOR :

    Z(t + ∆) = [R(t) + C(t)][S(t)C(t) + Z(t)]

    Z(t + ∆) = [S(t) + C(t)][R(t)C(t) +Z(t)] Jika C(t) = 0

    Z(t + ∆) = Z(t), Z*(t + ∆) = Z*(t)

    Jika C(t) = 1Z(t + ∆) = R(t)[S(t) + Z(t)],Z(t + ∆) = S(t)[R(t) + Z*(t)]

  • Rangk. Sekuensial 17

    ANALISA RANGKAIAN SEKUENSIALDigunakan untuk mendapatkan hasil keluaran dari sebuahrangkaian sekuensial yang diketahui

    Langkah-langkah melakukan analisa :

    a. Tentukan persamaan logika kombinasional untuk input S dan R, serta anggap gerbangnya dalam keadaan ideal.

    b. Tentukan apakah S.R = 0Catatan : Jika S.R ≠ 0, prosedur harus dihentikan.

    c. Gunakan persamaan gerbang NAND atau NOR untukmenentukan persamaan next state.

    Z(t + ∆) = S(t) + (t)Z(t) NANDZ(t + ∆) = (t)[S(t) + Z(t)] NOR

    Catatan : Jika S.R = 0, kedua persamaan ini adalah ekivalen.

    RR

  • Rangk. Sekuensial 18

    Contoh 1 :Tentukan persamaan next state dan tabel present state/next state untuk clock SR flip flop di bawah ini.

    S

    R

    1

    0X

    C

    A

    Bclock

    Jawab :1. S(t) = A(t) , R(t) =2. S(t) . R(t) = A(t) . 3. X(t + ∆) = S(t) + (t)X(t)

    = A(t) + [A(t) + B(t)] X(t)= A(t) + B(t)X(t)

    B(t)A(t)B(t)A(t) ⋅=+0B(t)A(t) =

    R

  • Rangk. Sekuensial 19

    Tabel 8-8 Tabel PS/NS untuk gambar 8-20

    Present Input Present State

    Next State

    A(t) B(t) X(t) X (t + ∆) 0 0 0 0 1 1 1 1

    0 0 1 1 0 0 1 1

    0 1 0 1 0 1 0 1

    0 0 0 1 1 1 1 1

    Tabel Present State / Next State untuk soal contoh 1 :

    0 1 ABX0- 1- 1-,1-

    00

    State Diagram untuk soal contoh 1

  • Rangk. Sekuensial 20

    SINTESA RANGKAIAN SEKUENSIALDigunakan untuk mendisain sebuah rangkaian logika sekuensial, jika diberikan deskripsi dari fungsi rangkaian tersebut

    Prosedur sintesa dengan menggunakan clock SR flip flop :1. Dengan menggunakan persamaan next state yang diketahui,

    buatlah tabel present state/next state untuk rangkaian yang akan dibangun.

    2. Tambahkan kolom pasangan eksitasi SXi(t) dan RXi(t) untuk setiapvariabel keadaan. Masukkan ke dalam kolom ini, denganmenggunakan pasangan : [Xi(t), Xi(t + ∆) 3. Tuliskan persamaan logika untuk kolom eksitasi SQi(t) dan RQi(t).4. Buatlah tabel eksitasi dan persamaan outputnya.5. Periksa kembali dan analisa setiap flip flop dengan

    menggunakan persamaan umum next state, yaitu :Qi(t + ∆) = SQi(t) + Qi(t)Qi(t)

    Kemudian : SQi(t) . Qi(t) = 0R

    R

  • Rangk. Sekuensial 21

    Contoh 2 :Rancanglah rangkaian sekuensial dengan menggunakan clock SR flip flop dimana persamaan next statenya adalah :

    X(t + ∆) = A(t)X(t) + B(t)

    Jawab : Dengan menggunakan persamaan next state, maka dapatdibangun tabel present state/next statenya

    Tabel 8-12 Tabel present state/next state contoh 8-4

    Present Input Present State

    Next State

    Nilai eksitasi

    A(t) B(t) X(t) X(t + ∆) Sx(t) Rx(t) 0 0 0 0 1 1 1 1

    0 0 1 1 0 0 1 1

    0 1 0 1 0 1 0 1

    0 0 1 1 0 1 1 1

    0 0 1 d 0 d 1 d

    d 1 0 0 d 0 0 0

  • Rangk. Sekuensial 22

    Mencari persamaan logika menggunakan K-Map :

    X

    X

    A B A B A B A B

    1 1

    d d d

    X

    X

    A B A B A B A B

    1

    d d

    Untuk Sx Untuk Rx

    Sx(t) = B(t) Rx(t) = B(t)A(t)(t)B(t).A +=

    Bentuk rangkaian adalah sbb :

    S

    R

    1

    0X

    C

    B

    Aclock

  • 1

    ALJABAR BOOLEAN (1)

    Pokok Bahasan :1. Postulat Boolean2. Teorema Aljabar Boolean

    Tujuan Instruksional Khusus :1.Mahasiswa dapat menjelaskan dan mengerti

    Postulat dan Teorema Aljabar Boolean.2.Mahasiswa dapat mengimplementasikan Aljabar Boolean

    untuk penyederhanaan rangkaian.3.Mahasiswa dapat menuliskan persamaan Boolean

    untuk setiap gerbang logika dan rangkaian logika.

  • 2

    DASAR ALJABAR BOOLEAN

    Dalam mengembangkan sistem Aljabar BooleanPerlu memulainya dengan asumsi – asumsiyakni Postulat Boolean dan Teorema Aljabar Boolean.

    Postulat Boolean :

    1. 0 . 0 = 02. 0 . 1 = 0 di turunkan dari fungsi AND3. 1 . 0 = 04. 1 . 1 = 15. 0 + 0 = 06. 0 + 1 = 1 di turunkan dari fungsi OR7. 1 + 0 = 18. 1 + 1 = 19. 0 = 1 diturunkan dari fungsi NOT10. 1 = 0

  • 3

    TEOREMA ALJABAR BOOLEAN

    T1. COMMUTATIVE LAW :a. A + B = B + A b. A . B = B . A

    T2. ASSOCIATIVE LAW :a. ( A + B ) + C = A + ( B + C ) b. ( A . B) . C = A . ( B . C )

    T3. DISTRIBUTIVE LAW :a. A. ( B + C ) = A . B + A . C b. A + ( B . C ) = ( A+B ) . ( A+C )

  • 4

    T4. IDENTITY LAW:

    a. A + A = A b. A . A = A

    T5. NEGATION LAW:a.( A’ ) = A’b. ( A’’ ) = A

    T6. REDUNDANCE LAW :a. A + A. B = Ab. A .( A + B) = A

  • 5

    T8. :a. A’ + A = 1

    b. A’ . A = 0

    T9. :a. A + A’ . B = A + B

    b. A.( A’ + B ) = A . B

    T7. :a. 0 + A = A b. 1 . A = A c. 1 + A = 1d. 0 . A = 0

  • 6

    10. DE MORGAN’S THEOREM:

    a. (A + B ) = A . B

    b. (A . B ) = A + B

  • 7

    PEMBUKTIAN TEOREMA T6(a)

    TABEL KEBENARAN UNTUK A + A . B = A

    A B A . B A + A.B0 00 11 0 1 1

    0001

    0011

  • 8

    PEMBUKTIAN TEOREMA T9(a)

    TABEL KEBENARAN UNTUK A + A’ B = A+B

    A B A’ . B A + A’B A + B

    0 00 11 01 1

    0100

    0111

    0111

  • 9

    Aplikasi soal Aljabar Boole

    Dari Postulat dan Teorema Aljabar Boolean diatas tujuan utamanya adalah untuk penyederhanaan :- Ekspresi Logika- Persamaan Logika - Persamaan Boolean (Fungsi Boolean)yang inti-intinya adalah untuk mendapatkan Rangkaian Logika(Logic Diagram) yang paling sederhana.

    Contoh 1 Sederhanakan A . (A . B + C)

    Penyelesaian A . (A . B + C) = A . A . B + A . C (T3a)

    = A . B + A . C (T4b)

    = A . (B + C) (T3a)

  • 10

    Contoh 2 Sederhanakan A’. B + A . B + A’ . B’

    Penyelesaian A’ . B + A . B + A’ . B’ = (A’ + A) . B + A’ . B’ (T3a)

    = 1 . B + A’ . B’ (T8a)

    = B + A’ . B’ (T7b)

    = B + A’ (T9a)

    Contoh 3 Sederhanakan A + A . B’ + A’ . B

    Penyelesaian A + A . B’ + A’ . B = (A + A . B’ ) + A’ . B

    = A + A’ . B (T6a)

    = A + B (T9a)

  • 11

    Contoh 2 Sederhanakan A’. B + A . B + A’ . B’

    Penyelesaian A’ . B + A . B + A’ . B’ = (A’ + A) . B + A’ . B’ (T3a)

    = 1 . B + A’ . B’ (T8a)

    = B + A’ . B’ (T7b)

    = B + A’ (T9a)

    Contoh 3 Sederhanakan A + A . B’ + A’ . B

    Penyelesaian A + A . B’ + A’ . B = (A + A . B’ ) + A’ . B

    = A + A’ . B (T6a)

    = A + B (T9a)

  • 12

    Soal Latihan I :

    Sederhanakan ekspresi logika dibawah dengan Aljabar Boolean :

    1. AB’ + BC + C’A2. A’(BC + AB + BA’)3. ABC + AB +A 4. (A’ + AB ) (A’B)5. BC + AD + ABCD +ADC +A’

  • 13

    Soal Latihan II :

    BUATLAH TABEL KEBENARAN DARI PERSAMAAN LOGIKA DIBAWAH:

    (a) X . Y + X’ . Y + X’ . Y’ = X’ + Y

    (b) A . B . C + A . C + B . C = A + B + C

    (c) ( X’ . Y + Y’ . X ) + X . Y = ( X . Y’ )

    (d) A . B . D + A’ . B’ . D + A . B’ .D’ = A . ( B’.D’ + B.D )

  • 1

    FUNGSI CANNONICAL

    Pokok Bahasan :1. Komplemen, Duality, Lateral dan Term2. Maxterm dan Minterm3. Bentuk SOP dan POS

    Tujuan Instruksional Khusus :1.Mahasiswa dapat menjelaskan tentang komplemen,

    maxterm dan minterm serta bentuk SOP dan POS2.Mahasiswa dapat mengimplementasikan ke dalam bentuk

    rangkaian.3.Mahasiswa dapat menuliskan persamaan dan membuat

    diagram logika dalam bentuk SOP dan POS.

  • 2

    FUNGSI BOOLEAN

    PERSAMAAN ( EKSPRESI ) ALJABAR YANG DIBENTUK DARI VARIABEL

    - VARIABEL BINER, OPERATOR BINER (OR DAN AND) , OPERATOR UNARY (NOT) , DAN TANDA SAMA DENGAN ( = ).

    Contoh :

    F = AB’C F : fungsi BooleanF : bernilai 1 jika A , B dan C = 1 ,

    dan F=0 pada A , B’dan C yang lain.

  • 3

    DUALITY :

    METODE YANG BISA DILAKUKAN PADA PERSAMAAN BOOLEAN,DENGAN MENGGANTI NILAI ATAU OPERATOR :

    ‘0’ MENJADI ‘1’ ATAU ‘1’ MENJADI ‘0’‘AND’ MENJADI ‘OR’ ATAU ‘OR’ MENJADI ‘AND’

    CONTOH :X . 1 = X duality-nya X + 0 = X

    X . (Y + Z) duality-nya X + (Y . Z)

  • 4

    LATERAL & TERM

    Lateral = menyatakan input – input sebuah gerbang logika

    Term = menyatakan operasi yang dilakukan dalam sebuah gerbang

    Contoh :

    F = ABC’ + A’DE

    Persamaan Boolean di atas mempunyai 5 input (ada 5 lateral :

    A, B, C,D dan E)

    Ada 5 Term ( AND untuk ABC’, AND untuk A’DE, NOT untuk C,

    NOT untuk A dan OR untuk F), berarti ada 5 gerbang yang

    diperlukan.

  • 5

    Komplemen dari sebuah fungsi didasarkan pada aturan De Morgan dan prinsip Duality, dimana Fungsi NAND mempunyainilai yang sama dengan fungsi OR dari komplemen variabel -variabelnya, dan Fungsi NOR mempunyai nilai yang samadengan fungsi AND dari komplemen variabel – variabelnya.

    contoh :

    F = (A+B+C)

    maka

    F’ = (A+B+C)’ = A’ . B’. C’

    ( A + B + C + D + ….. + Z )’ = A’ . B’ . C’ . D’… .Z’

    ( A . B . C . D…Z )’ = A’ + B’ + C’ + D’… +Z’

    KOMPLEMEN

  • 6

    MINTERM DAN MAXTERM

    n variabel yang membentuk operasi AND menghasilkansuatu bentuk persamaan yang disebut MINTERM ataustandart product

    contoh :

    XYZ

    A’BC

    Minterm (dgn 3 variabel)

    n variabel yang membentuk operasi OR menghasilkansuatu bentuk persamaan yang disebut MAXTERM ataustandart sum

    contoh :

    X + Y + Z’

    A’ + B’ + C’

    Maxterm (dgn 3 variabel)

  • 7

    1111700116110150001401103001021100110000YCBAMap Value

    A’B’C’

    A’B’C

    AB’C

    ABC

    (A+B’+C)

    (A+B’+C’)(A’+B+C)

    (A’+B’+C)

    MINTERM

    MAXTERM

    Tabel Kebenaran MINTERM DAN MAXTERM

    MINTERM adalah komplemen dari MAXTERM dan sebaliknya

  • 8

    Bentuk SOP (Sum of Product) dari Tabel diatas adalah :

    A’B’C’ A’B’C AB’C ABCY(A,B,C) = +++atau

    Y(A,B,C) = Σ ( 0, 1, 5, 7)

    B’A

    C’A’

    CB’

    B’A

    CA

    CB

    YRangkaian

    Bentuk SOP

    PersamaanBentuk SOP

    SUM of PRODUCT (SOP) atau disebut juga SUM OF MINTERM

  • 9

    Bentuk POS (Product of Sum) dari Tabel diatas adalah :

    Y(A,B,C) = (A+B’+C) . (A+B’+C’) . (A’+B+C) . (A’+B’+C) atau

    Y(A,B,C) = π ( 2, 3, 4, 6)

    AB’C’A’BC

    A’B’C

    AB’C

    YRangkaian

    Bentuk POS

    PersamaanBentuk SOP

    PRODUCT of SUM (POS) atau disebut juga PRODUCT of MAXTERM

  • 10

    Buat Tabel Kebenaran dari fungsi di bawah ini dan ekspresikan setiap fungsi menjadi SOP dan POS :

    F = ( xy + z ).( y + xz )Jawab :

    F = Σ ( 3, 5, 6, 7 ) F = π ( 0, 1, 2, 4 )atau atauF = x’yz + xy’z + xyz’ + xyz F = (x+y+z)(x+y+z’)(x+y’+z)(x’+y+z)

    `

    SOP POS

    x y z F0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 1 0 1 1 0 0 0 00 1 0 0 0 0 0 1 1 00 1 1 0 1 1 1 1 1 01 0 0 0 0 0 0 0 0 01 0 1 0 1 1 1 0 1 11 1 0 1 1 0 1 1 1 01 1 1 1 1 1 1 1 1 1

    (xy + z) (y + xz)

  • 11

    Ekspresikan persamaan dibawah ini menjadi Sum of Product ( SOP ) dan Product of Sum ( POS )

    F(A, B, C, D ) = B’D + A’D + BDJawab :

    Persamaan diatas bernilai ‘1’ untuk nilai BD = 01, AD = 01, BD = 11.Berdasarkan Tabel Kebenaran 4 variabel ( A, B, C, D ) maka output ‘1’

    berlaku untuk minterm-minterm : A’B’C’D, A’B’CD, A’BC’D, A’BCD, AB’C’D, AB’CD, ABC’D, ABCD

    SOP : F ( A, B, C, D ) = Σ( 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15 )= A’B’C’D + A’B’CD + A’BC’D + A’BCD + AB’C’D + AB’CD + ABC’D + ABCD

    POS : F ( A, B, C, D ) = π( 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 )= ( A+B+C+D)(A+B+C’+D)(A+B’+C+D)(A+B’+C+D’)(A’+B+C+D)(A’+B+C’+D)(A’+B’+C’+D)

  • 12

    LANGKAH - LANGKAH DI DALAM PROSES DISAIN :

    f = u’xy + ux’y + uxy’ + uxy

    f = u’xy + ux’y + uxy’ + uxy= u’xy + uxy + ux’y + uxy + uxy’ + uxy= xy(u’ + u) + uy(x’ + x) + ux(y’ + y)= xy + uy + ux

    y

    xu f

    1. Buat Tabel Kebenarannya

    2. Tulis minterm-minterm pada output yang bernilai ‘1’

    3. Tulis persamaan SOP untuk output

    4. Sederhanakan persamaan output

    5. Implementasikan dalam bentuk rangkaian

    DISAIN RANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL

  • 13

    Latihan Soal I :

    Buat ekspresi logika dibawah kedalam bentuk SOP dan bentuk POS, serta gambar rangkaian logikanya :

    (a) F(a, b, c, d ) = AC’ + C’D + B’D’(b) F(x, y, z ) = X (Y’ +Z’) + Y+ Y’Z(c) F(a, b, c, d ) = B’C’ + AC’D + B’D

  • 14

    Latihan Soal II :

    Buat Tabel Kebenaran dari fungsi di bawah ini dan ekspresikansetiap fungsi menjadi SOP dan POS , serta rangkaian logikanya:

    F1=A(C’D+BD’).D(A’C+BD’)F2=(AC’+CD’).B(C’+AD)F3=(AB+C’)(A+CD’)

  • multivibrator 1

    BAB 5. MULTIVIBRATOR

    Materi :1. Dasar rangkaian Clock / Multivibrator2. Jenis-jenis multivibrator3. Laju Pengisian dan Pengosongan Kapasitor4. Multivibrator Astabil dari IC 5555. Multivibrator Monostabil dari IC 5556. IC Multivibrator Monostabil 741217. Crystal Oscillator

  • multivibrator 2

    1. PRINSIP DASAR MULTIVIBRATOR

    1. Multivibrator merupakan osilator. 2. Sedangkan osilator adalah rangkaian elektronika yang menghasilkan perubahan keadaan

    pada sinyal output. 3. Osilator dapat menghasilkan clock / sinyal pewaktuan untuk sistem digital seperti komputer. 4. Osilator juga bisa menghasilkan frekuensi dari pemancar dan penerima pada radio.

    Pada dasarnya ada 3 tipe dari multivibrator, yaitu :1. Multivibrator astabil2. Multivibrator monostabil3. Multivibrator bistabil

  • multivibrator 3

    2. LAJU PENGISIAN DAN PENGOSONGAN KAPASITOR

    Prinsip kerja dari sebuah rangkaian multivibrator dapat dijelaskan denganmodel pengisian dan pengosongan kapasitor yang berulang-ulang

    E+_

    12

    3+_

    R

    C VC

    SWSaat pengisian

    Saatpengosongan

    a

    VC

    Waktub

    VC

    Waktuc

    a. Rangkaian dasar RC saat pengisiandan pengosongan tegangan kapasitor

    b. Kurva saat pengisianc. Kurva saat pengosongan

  • multivibrator 4

    ( )t/RCe1EΔv −−=Diketahui :

    dimana : Δv = perubahan tegangan kapasitor.E = perbedaan tegangan antara tegangan kapasitor yang pertama dan tegangan total.e = ketetapan yang bernilai log (2,718)t = waktu saat pengisian kapasitorR = resistansi , ohmC = kapasitansi , farad

    Dari penurunan persamaan di atas, akan didapatkan nilai waktu pengisian kapasitor, t, yaitu :

    ⎟⎟⎟

    ⎜⎜⎜

    −=

    EΔv11ln RCt

  • multivibrator 5

    Contoh soal :

    5 V+_

    12

    3

    R

    C

    10 ΚΩ

    0,047 μF

    1. Berdasarkan gambar di atas, anggap bahwa mulanya tegangan pada kapasitor berisi sebesar 1 V. Berapa lama waktu yang dibutuhkan setelah saklar dirubah dari posisi 2 ke posisi 1 dantegangan kapasitor menuju 3 V.

    Jawab : Δv = 3 V − 1 V = 2 VE = 5 V − 1 V = 4 V, kemudian gunakan persamaan t :

    ⎟⎟⎟

    ⎜⎜⎜

    −=

    EΔv11ln RCt

    ( ) ( ) ⎟⎟

    ⎜⎜

    −⋅=

    421

    1ln F 0,04710KΩt μ

    Bentuk grafik dari tegangan kapasitor tersebut adalah:

    t = 0,326 ms0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    1.0

    2.0

    3.0

    4.0

    5.0

    0

    Toward+5 V

    t = 0.326 ms

    E = 4.0 Vv k

    ap (V

    )

    Waktu (ms)

    v = 2.0 V

  • multivibrator 6

    2. Berdasarkan gambar yang sama, anggap bahwa mulanya tegangan kapasitor berisi sebesar 4,2 V. Berapa lama waktu yang dibutuhkan jika saklar dirubah dari posisi 2 ke posisi 3 dan menyebabkantegangan pada kapasitor drop menjadi 1,5 V.

    Jawab : soal ini merupakan prinsip dari laju pengosongan tegangan pada kapasitor.Δv = 4,2 V − 1,5 V = 2,7 VE = 4,2 V − 0 V = 4,2 V, gunakan persamaan t:

    ⎟⎟⎟

    ⎜⎜⎜

    −=

    EΔv11ln RCt

    ( ) ( )⎟⎟⎟

    ⎜⎜⎜

    −⋅=

    4,2 2,71

    1ln F 0,04710KΩt μ

    Bentuk grafik dari tegangan kapasitor tersebut adalah :

    t = 0,484 ms

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    1.0

    2.0

    3.0

    4.0

    0

    Toward0 V

    t = 0.484 ms

    E = 4.2 Vv kap

    (V)

    Waktu (ms)

    v = 2.7 V

    5.0

  • multivibrator 7

    Multivibrator astabil adalah suatu rangkaian yang mempunyai dua state dan yang berosilasi secarakontinu guna menghasilkan bentuk gelombang persegi atau pulsa di outputnya. Pada multivibrator astabil, outputnya tidak stabil pada setiap state, tapi akan berubah secara kontinudari 0 ke 1 dan dari 1 ke 0. Prinsip ini sama dengan rangkaian osilator dan kondisi ini sering disebut dengan free running.

    3. JENIS MULTIVIBRATOR

    3a. MULTIVIBRATOR ASTABIL

    Saat pengisian

    Saat pengosongan

    Vout = 5 V/ 0 V

    R

    C 74HC14

    Rangkaian Multivibrator Astabil Schmitt Trigger

  • multivibrator 8

    Operasi dari osilator seperti pada gambar Rangkaian Multivibrator Astabil Schmitt Trigger adalah :

    1. Tegangan supply IC dalam keadaan hidup / ON, sehingga Vkap adalah 0 V dan Vout akan tinggi / sama dengan tegangan IC ≈ 5 V.

    2. Kapasitor akan mulai mengisi yang sama dengan tegangan Vout.3. Ketika Vkap menuju tegangan positif (VT+) dari schmitt trigger yaitu sebesar 5 V, maka output

    dari Schmitt akan berubah menjadi rendah (≈ 0 V).4. Karena Vout ≈ 0 V, maka akan terjadi pengosongan kapasitor terhadap 0 V.5. Ketika Vkap drop menuju tegangan negatif (VT-), maka output Schmitt akan kembali menjadi tinggi.6. Kejadian seperti ini akan terus berulang, dimana saat pengisian tegangan kapasitor menjadi VT+

    dan saat pengosongan tegangan kapasitor turun menjadi VT-.

    Bentuk gelombang dari Vout dan Vkap dapat dilihat pada gambar di bawah.

    0 V

    V T -

    V T +

    V OH

    V O L

    V out

    V kap

    V CC

  • multivibrator 9

    Contoh Soal :a. Buatlah bentuk gelombang dari rangkaian multivibrator astabil Schmitt trigger berdasarkan

    rangkaian Scmitt Trigger yang mempunyai spesifikasi CMOS 74HC14 (VCC = 5 V).VOH = 5 V, VOL = 0 VVT+ = 2,75 V, VT- = 1,67 V

    b.Hitunglah waktu yang dibutuhkan saat pengisian tegangan kapasitor (tHI), pengosongantegangan kapasitor (tLO), duty cycle dan rekuensi jika R = 10 KΩ dan C = 0,022 μF.

    Jawab:a.Bentuk gelombang dari rangkaian Schmitt Trigger Multivibrator Astabil adalah :

    0 V

    1,67 V

    2,75 V

    5 V

    5 V

    0 V

    Vout

    Vkap

    tHI tLOtLO

  • multivibrator 10

    b. Untuk mencari tHI adalah :ΔV = VT+ − VT-ΔV = 2,75 V − 1,67 V = 1,08 V

    E = 5 V − 1,67 V = 3,33 VtHI = RC ln = (10 KΩ).(0,022 μF) ln = 86,2 μs

    Untuk mencari tLO adalah :ΔV = 2,75 V − 1,67 V = 1,08 V

    E = 2,75 V − 0 V = 2,75 VtLO = RC ln = (10 KΩ).(0,022 μF) ln = 110 μs

    Untuk mencari duty cycle (perbandingan antara lebar waktu saat kondisi high/tinggi dengantotal perioda suatu gelombang) adalah :

    D = = = 0,439 = 43,9 %

    Untuk mencari frekuensi adalah :

    f = = = 5,10 KHz

    ⎟⎟⎟

    ⎜⎜⎜

    − EΔv11

    ⎟⎟⎟

    ⎜⎜⎜

    − 3,33V1,08V1

    1

    ⎟⎟⎟

    ⎜⎜⎜

    − EΔv11

    ⎟⎟⎟

    ⎜⎜⎜

    − 2,75V1,08V1

    1

    LOHI

    HI

    ttt+ 11086,2

    86,2+

    LOHI tt1+ 11086,2

    1+

  • multivibrator 11

    Multivibrator monostabil ini sering disebut dengan one shot. Multivibrator monostabil adalah suatu rangkaian yang banyak dipakai untuk membangkitkan pulsa output yang lebarnya dan amplitudonya tetap. Pulsa pada outputnya akan dihasilkan jika diberikan sebuah trigger pada inputnya. Multivibrator monostabil ini dapat dibuat dengan menggunakan komponen-komponen tersendiriatau dapat diperoleh dalam paket terintegrasi.

    3b. MULTIVIBRATOR MONOSTABIL

    1

    2

    Q

    QC

    R

    Vcc

    Pt. D

    74HC00A

    (Input trigger)

    Multivibrator monostabil yangdibangun dari gerbang NAND

  • multivibrator 12

    Cara kerja rangkaian tersebut adalah :

    1. Ketika tegangan diberikan, anggaplah bahwa dalam keadaan tinggi, Q = rendah, = tinggi danpada C terjadi pengosongan tegangan, sehingga titik D = tinggi.

    2. Jika diberikan pulsa negatif pada , maka Q menjadi tinggi dan = rendah.3. Tegangan kapasitor akan berubah dengan segera dan titik D akan drop menjadi 0 V.4. Karena pada titik d = 0 V, maka akan menyebabkan salah satu input pada gerbang 1 menjadi rendah,

    meskipun ditrigger menjadi tinggi. Oleh karena itu Q tetap dalam keadaan tinggi dan = rendah.5. Beberapa lama kemudian akan terjadi pengisian kapasitor terhadap VCC. Ketika tegangan kapasitor

    pada titik D menuju level tegangan input (VIH) dari gerbang 1 dalam keadaan tinggi, maka Q akanmenjadi rendah dan menjadi tinggi.

    6. Rangkaian kembali pada state yang stabil, sampai munculnya sinyal trigger dari . dan pada kapasitorterjadi lagi pengosongan tegangan ≈ 0 V.

    Bentuk gelombang pada gambar dibawah menunjukkan karakteristik input/output dari rangkaiandan akan digunakan untuk membangun suatu persamaan untuk menentukan tw.Pada kondisi state stabil ( = tinggi ), tegangan pada titik D akan sama dengan VCC.

    A Q

    A Q

    A Q

    QA

    Q

  • multivibrator 13

    0 V

    VCC

    A

    VCC

    VCC

    V1H

    0 V

    0 V

    tw tw2

    1

    3

    45

    Q

    D

    Bentuk gelombang input/output untuk rangkaian Multivibrator Monostabil dengan gerbang NAND

  • multivibrator 14

    3c. MULTIVIBRATOR BISTABIL

    Multivibrator ini disebut juga dengan flip flop atau latch (penahan) yang mempunyai dua state. Flip flop merupakan elemen dasar dari rangkaian logika sekuensial. Output dari flip flop tergantung dari keadaan rangkaian sebelumnya. Output dari flip flop terdiri dari Q dan . Dimana keadaan berlawanan dengan Q. Salah satu contoh dari triggered flip flop adalah RS flip flop.

    Q

    1 2 3 1 2 3Flip flop

    Diagram menunjukkantrigger pulsa 3 buahinput.Sesudah pulsa ke tigaoutputnya tetap tinggi

    input output

  • multivibrator 15

    4. MULTIVIBRATOR ASTABIL DARI IC 555

    +

    -

    -

    +Comp.

    1

    Comp.2

    RA

    RB

    5 k

    5 k

    5 k

    0.01 µF

    R

    S QOutput

    Output buffer(IOL=IOH=200ma)

    DischargeTransistor

    ResetGND

    VCC (4.8 V to 18 V)

    C

    DischargePath

    ChargingPath

    VCC

    FF

    Treshold

    ControlVoltage

    Trigger

    Discharge

    555

    (7)

    (6)

    (5)

    (2)

    (8)

    (1) (4)

    (3)

    Blok diagram dari IC pewaktu 555 dengan komponen eksternal

  • multivibrator 16

    IC pewaktu 555 sudah banyak dikenal sebagai suatu IC pewaktu yang general purpose.555 berasal dari tiga buah resistor yang terdapat pada rangkaian tersebut yang masing-masingnilainya adalah 5 KΩ. Resistor ini akan membentuk rantai pembagi tegangan dari VCC ke ground. Ada tegangan sebesar 1/3 VCC pada komparator 1 yang melewati resistor 5 KΩ yang pertama. dan tegangan 2/3 VCC pada komparator 2 yang melewati resistor 5 KΩ yang kedua. Komparator disini berfungsi untuk menunjukkan tinggi atau rendahnya output berdasarkanperbandingan level tegangan analog pada input. Jika input positif lebih besar dari input negatif maka outputnya akan bernilai tinggi. Sebaliknya jika input positif lebih kecil dari input negatif maka outputnya akan bernilai rendah.

    V C C - 1 .5 V

    V o u t

    0 .1 V

    0

    V C C

    1 /3 V C C

    V C

    2 /3 V C C

    tL O tH I

    V C tr ig g e r k o m p a ra to r 2

    V C tr ig g e r k o m p a ra to r 1

    τ = R B .CD τ = (R A + R B ) .CC

  • multivibrator 17

    Untuk menentukan tLO :

    tLO = 0,693 . RB.C

    Untuk menentukan tHI :

    tHI = 0,693 . (RA + RB)C

    Untuk menentukan Duty Cycle (D) dan frekuensi :

    D =

    f =

    LOHI

    HI

    ttt+

    LOHI tt1+

  • multivibrator 18

    Contoh Soal :Tentukan tHI, tLO, duty cycle dan frekuensi untuk rangkaian multivibrator 555 berdasarkan gambar di bawah ini :

    RA

    RB

    4.7 k

    10 k

    680 pF C

    VCC = 6 V

    1 5

    32

    7

    6

    8 4

    555 VOUT

    0.01 µF

    Jawab : a. tLO = 0,693 . RBC= 0,693 . (10 KΩ) . 680 pF= 4,71 μs

    b. tHI = 0,693 .(RA + RB)C= 0,693 . (4,7 KΩ + 10 KΩ) . 680 pF= 6,93 μs

    c. duty cycle =

    =

    = 59,5 %d. frekuensi

    =

    =

    = 85,9 KHz

    LOHI

    HI

    ttt+

    ss μμμ

    71,493,6s 6,93

    +

    LOHI tt1+

    71,493,61+

  • multivibrator 19

    RA10 k

    Trigger

    C

    VCC

    1 5

    6

    24 8

    555(Thres.)

    3

    7(Disch.)

    0.01µF

    5. MULTIVIBRATOR MONOSTABIL DARI IC 555

    Hubungan pin IC pewaktu 555 denganMultivibrator Monostabil

    Bentuk Gelombang pada masing-masingoutput/input

  • multivibrator 20

    6. IC MULTIVIBRATOR MONOSTABIL 74121

    T

    Q

    Q

    A1A2

    B

    Rint2 kΩ

    RextCext

    1543

    11109

    6

    Blok Diagram IC 74121

    A1 A2 B Q QL X H L HX L H L HX X L L HH H X L HH H

    H HH

    L XX L

    Tabel Fungsi

    Lebar pulsa output :

    2lnextextw CRt =

  • multivibrator 21

    Contoh Soal :Disain sebuah rangkaian menggunakan 74121 yang mengubah sebuah gelombang kotak 50 kHz, 80 % duty cycle, ke gelombang kotak 50 kHz, 50 % duty cycle.

    Jawab :Pertama kali, gambarkan gelombang kotak asal :

    kHzt

    501

    = = 20 μs, tHI = 80 % x 20 μs = 16 μs

    16 μs20 μs

    4 μs T

    Q

    Q

    A1A2

    B OUT

    Rext

    Cext

    11IN

    VCC

    14,4 kΩ 0,01 μF

    16 μs4 μsIN (A1)

    10 μs10 μsOUT(Q)

    50 % duty cycle

    )2ln(extextw CRt =)693,0(10 extextCRs =μ

    sCR extext μ4,14=

    FsRext μ

    μ001,0

    4,14=

    Anggap Cext = 0,001 μF, maka :

    = 14,4 kΩ

  • 1

    Karnaugh MAP (K-Map)

    Pokok Bahasan :1. K-map 2 variabel2. K-map 3 variabel3. K-map 4 variabel4. Penyederhanaan rangkaian dengan k-map

    Tujuan Instruksional Khusus :1.Mahasiswa dapat menerangkan dan memahami cara

    membuat k-map 2, 3, 4 variabel.2.Mahasiswa dapat menerangkan dan memahami cara

    peng-cover-an minterm dalam sebuah k-map..3.Mahasiswa dapat menyederhanakan persamaan logika

    melalui metode k-map.

  • 2

    Karnaugh Map (K-Map)

    •Suatu peralatan grafis yang digunakan untuk menyederhanakanpersamaan logika atau mengkonversikan sebuah tabel kebenaran menjadi sebuah rangkaian logika.

    •Salah satu metode yang paling mudah untuk penyederhanaan Rangkaian Logika.

  • 3

    Map Value A B Y0 0 0 A’B’

    1 0 1 A’B

    2 1 0 AB’

    3 1 1 AB

    Karnaugh Map 2 Variabel : ( A dan B )

    Tabel Kebenaran

    A

    AB3

    A’B1

    AB’2

    A’B’0

    0

    1

    0

    1

    B

    Model II

    AB3

    AB’2

    A’B1

    A’B’0

    0

    1

    0

    1

    AB

    Model I

    Map Value

  • 4

    Desain Pemetaan K- Map 2 Variabel

    0

    1

    0

    1

    AB

    A’ A

    B’

    B

  • 5

    Karnaugh Map 2 Variabel : dengan minterm-mintermnya

    x y F0 0 10 1 11 0 01 1 0

    0 1y

    x0

    1

    1

    0 0

    1

    0 1y

    x0

    1

    x’y’

    xy’ xy

    x’y

    x

    y F = Σ(m0,m1) = x’y + x’y’

  • 6

    0A

    1 01

    B 0 101

    F=AB ′+A’B 0A

    1 11

    B 0 101

    F=AB +A′B +AB ′

    0A

    1 01

    B 0 101

    F=AB ′+A’B 0A

    1 11

    B 0 101 F=A+B

    F=AB +A′B +AB ′

  • 7

    Contoh : 1

    1 0

    02

    01

    13

    AB 0

    Tabel Kebenaran 1

    0Map Value A B Y0 0 0 11 0 1 02 1 0 03 1 1 1

    1A’B’

    A’B’0

    01

    02

    AB3

    0

    1

    AB 0

    1AB

    Jadi Y = A’B’ + AB

  • 8

    Contoh : 2

    1 0

    11

    02

    03

    AB 0

    Tabel Kebenaran 1

    0Map Value A B Y0 0 0 11 0 1 12 1 0 03 1 1 0

    1A’B’

    A’B

    A’B’0

    A’B1

    02

    03

    0

    1

    AB 0

    1

    Jadi Y = A’

  • 9

    • 0 kotak terlingkupi = “0” (Low)• 1 kotak terlingkupi = 2 variabel output• 2 kotak terlingkupi = 1 variabel output• 4 kotak terlingkupi = “1” (High)• Melingkupinya harus posisi “Horisontal “

    atau “vertikal” , yang dilingkupi digit ”1” dan jumlah digit “1” yang dilingkupi 2n (1, 2,4,8,16, ...)

    Catatan untuk K-Map 2 Variabel

    1

    110 1

    1

    0

    AB

    B’ A

    0 1

    1

    0

    A

    1

    1 AB

    A’B’

    Y = AB + A’B’

    Y = B’ + A

  • 10

    Contoh 3:Dari Tabel Kebenaran dibawah, tulis persamaan logikanya dengan menggunakan K-map :

    11

    1

    0

    1

    0

    1

    AB

    A’ A

    B’

    B

    Map Value A B Y0 0 0 11 0 1 12 1 0 03 1 1 1 0

    1

    0

    1

    AB

    A’ A

    B’

    B

    1

    1 1 Jadi Y = A’ + B

  • Sederhanakan persamaan logika :Y = A + AB’ + A’B Menggunakan K- map :

    Contoh 4 :

    0

    1

    0

    1

    AB

    A’ A

    B’

    B1

    1

    111

    1

    0

    1

    0

    1

    AB

    A’ A

    B’

    B

    Jadi Y = A + B

    11

  • 12

    Karnaugh Map 3 Variabel : ( A, B dan C )

    11170116101500141103010210010000

    YCBAMap Value

    Tabel Kebenaran

    A

    00 01 11

    AB’C5

    ABC7

    A’BC3

    A’B’C1

    AB’C’4

    ABC’6

    A’BC’2

    A’B’C’0

    Model IIAB

    00 01 11

    ABC’6

    ABC7

    AB’C5

    AB’C’4

    A’BC’2

    A’BC 3

    A’B’C1

    A’B’C’0

    10

    0

    1

    10

    0

    Model IBC

    C

    Map Value

    1

  • 13

    Tabel Kebenaran

    11170116101500141103010210010000

    YCBAMap ValueModel III Model IV

    ABC7

    ABC’6

    AB’C5

    AB’C’4

    A’BC3

    A’BC’2

    A’B’C1

    A’B’C’0

    0 1

    00

    01

    10

    11

    A BC

    ABC7

    A’BC3

    ABC’6

    A’BC’2

    AB’C5

    A’B’C1

    AB’C’4

    A’B’C’0

    0 1

    00

    01

    10

    11

    B CA

    Map Value

  • 14

    Desain Pemetaan K- Map 3 Variabel

    00 01 11

    0

    1

    10ABC

    C

    C’

    BB’

    A

    A’

  • 15

    • 0 kotak terlingkupi = “0” (Low)• 1 kotak terlingkupi = 3 variabel output• 2 kotak terlingkupi = 2 variabel output• 4 kotak terlingkupi = 1 variabel output• 8 kotak terlingkupi = “1” (High)• Melingkupinya harus posisi “Horisontal “

    atau “vertikal” , yang dilingkupi digit ”1” dan jumlah digit “1” yang dilingkupi 2n (1, 2, 4, 8, ... )

    Catatan untuk K- Map3 Variabel

    00 01 110

    1 111110

    00 01 110

    1 1111

    10BC

    A

    A

    A

    B’

    00 01 11

    0

    1 11

    110A

    + A’BC’+ A’BCY = AB’C’

  • 16

    Contoh pengcoveran

    00 01AB

    C0

    1

    11 10

    C

    B

    A

    cab

    00 01 11 1001

    0 0 1 00 1 1 1

    cout = ab + bc + ac

    F(A,B,C) = Σm(0,4,5,7)

    G(A,B,C) = 0 0

    0 0

    1 1

    1 1CB

    A

    1 0

    0 0

    0 1

    1 1CB

    A

    A

    = AC + B’C’

    cab

    00 01 11 1001

    0 0 1 10 0 1 1

    f = a

  • 17

    0A

    1 11

    00 0101

    BC

    01 1

    111 10

    F=AB’C’ +AB ′C +ABC +ABC ′ + A’B’C + A’BC’

    A B C F0 0 0 00 0 1 10 1 0 10 1 1 01 0 0 11 0 1 11 1 0 11 1 1 1

    +

    F=A+B ′C +BC ′0

    A

    1 11

    00 0101

    BC

    01 1

    111 10

    F=AB’C’ +AB ′C +ABC +ABC ′ + A’B’C + A’BC’

  • 18

    Contoh 1 :Tabel Kebenaran Diketahui Tabel Kebenaran seperti disamping :

    Cari persamaan logikanya :

    1111710116110150001401103001021100110000YCBAMap Value

    00 01 11

    0

    1

    1 1

    1 1 1

    10BC

    A

    A’B’

    AB

    AC

    Jadi Y = AC + AB + A’B’

  • 19

    Contoh 2 :

    A

    Diketahui Persamaan Boolean :D = A’BC + A’BC’ + ABC’ + ABC + AB’CSederhanakan dengan metode K-map

    00 01 11

    0

    1

    1 1

    1 1 1

    10BCA’BC

    A’BC’

    ABC’

    ABCAB’C

    00 01 11

    0

    1

    1 1

    1 1 1

    10ABC

    B

    ACJadi D = B + AC

  • 20

    AB’CD’10

    ABCD’14

    A’BCD’6

    A’B’CD’2

    AB’CD11

    ABCD15

    A’BCD7

    A’B’CD3

    AB’C’D9

    ABC’D13

    A’BC’D5

    A’B’C’D1

    AB’C’D’8

    ABC’D’12

    A’BC’D’4

    A’B’C’D’0

    ABCD 00 01 11 10

    00

    01

    11

    10

    AB’CD’10

    AB’CD11

    AB’C’D9

    AB’C’D’8

    ABCD’14

    ABCD15

    ABC’D13

    ABC’D’12

    A’BCD’6

    A’BCD7

    A’BC’D5

    A’BC’D’4

    A’B’CD’2

    A’B’CD3

    A’B’C’D1

    A’B’C’D’0

    CDAB 00 01 11 10

    00

    01

    11

    10

    Map Value

    A B C D Y

    0 0 0 0 0

    1 0 0 0 12 0 0 1 03 0 0 1 14 0 1 0 05 0 1 0 16 0 1 1 07 0 1 1 18 1 0 0 09 1 0 0 110 1 0 1 011 1 0 1 112 1 1 0 013 1 1 0 114 1 1 1 015 1 1 1 1

    Model 1

    Model 2

    Tabel KebenaranKarnaugh Map 4 Variabel :

    ( A, B, C dan D )

  • 21

    Dengan wxyz input

  • 22

    Desain Pemetaan K- Map 4 Variabel

    ABCD 00 01 11 10

    00

    01

    11

    10

    A

    D

    C

    B

    C’

    D’

    A’

    B’

  • 23

    Catatan untuk K-Map4 Variabel

    • 0 kotak terlingkupi = “0” (Low)• 1 kotak terlingkupi = 4 variabel output• 2 kotak terlingkupi = 3 variabel output• 4 kotak terlingkupi = 2 variabel output• 8 kotak terlingkupi = 1 variabel output• 16 kotak terlingkupi = “1” (High)• Melingkupinya harus posisi “Horisontal “

    atau “vertikal” , yang dilingkupi digit ”1” dan jumlah digit “1” yang dilingkupi 2n ( 1,2, 4, 8, 16, ... )

    111111

    11111111

    ABCD 00 01 11 10

    00

    01

    11

    10

    11

    1111

    ABCD 00 01 11 10

    00

    01

    11

    10

    AC’

    A’

    ACD’

    B’C’

    ABCD’A’BCD

  • 24

    Contoh pengcoveran :

    A' B' D + A' C + B' C D

    B C' D' + A C' + A B D'

    LT =EQ =GT =

    K-map untuk LT K-map untuk GT

    0 0

    1 0

    0 0

    0 0D

    A

    1 1

    1 1

    0 1

    0 0B

    C

    K-map untuk EQ

    1 0

    0 1

    0 0

    0 0D

    A

    0 0

    0 0

    1 0

    0 1B

    C

    0 1

    0 0

    1 1

    1 1D

    A

    0 0

    0 0

    0 0

    1 0B

    C

    A'B'C'D' + A'BC'D + ABCD + AB'CD’

  • 25

    Contoh pengcoveran :

    F= A′BC ′+A′CD ′+ABC+AB ′C′D ′+ABC ′+AB ′C

    CD

    0AB

    1 10

    00 010001

    00 1

    111 10

    11 0

    11110

    11 1

    1F=BC ′+CD ′+ AC+ AD ′

  • 26

    C + B’D’

    Kalau digambarkan dengan system coordinate

    Contoh 1• F(A,B,C,D) =

    Σm(0,2,3,5,6,7,8,10,11,14,15)F =

    D

    A

    B

    AB

    CD

    0000

    1111

    1000

    01111 0

    0 1

    0 1

    0 0

    1 1

    1 1

    1 1

    1 1C

    + A’BD

  • 27

    111111

    1

    AB00 01 11 10

    00

    01

    11

    10

    CDA

    D

    C

    BA’C

    ABC’D’

    AB’D

    Contoh 2 : Diketahui Tabel Kebenaran , cari persamaan logikanya.

    Jadi Y = A’C + AB’D + ABC’D’

    C12 1

    113 111

    10

    AB00 01 11 10

    00

    01

    11

    10

    CDA

    D

    B

    Map Value

    A B C D Y

    0 0 0 0 0 01 0 0 0 1 02 0 0 1 0 13 0 0 1 1 14 0 1 0 0 05 0 1 0 1 06 0 1 1 0 17 0 1 1 1 18 1 0 0 0 09 1 0 0 1 110 1 0 1 0 011 1 0 1 1 112 1 1 0 0 113 1 1 0 1 014 1 1 1 0 015 1 1 1 1 0

  • 28

    111111

    11

    WXYZ 00 01 11 10

    00

    01

    11

    10

    Z

    111111

    11

    WXYZ 00 01 11 10

    00

    01

    11

    10

    W

    Y

    Z

    Y

    Y

    X

    W

    W’X’Y’Z’

    YZ

    WXZ’

    WX’Z

    Contoh 3 : Lingkarilah danTulis Persamaan Logikanya.

    Jadi M = W’X’Y’Z’ + WXZ’ + WXX’Z + YZ

  • 29

    Physical Implementasi

    A B C D

    EQ

    ° Step 1: Truth table° Step 2: K-map° Step 3: Minimized sum-of-

    products° Step 4: Implementasi dengan

    gates

    K-map untuk EQ

    1 0

    0 1

    0 0

    0 0D

    A

    0 0

    0 0

    1 0

    0 1B

    C

  • 30

    Poin-poin penggunaan K-map

    • Tulis persamaanlogika hasil peng-coveran.

    • Buat persamaan kebentuk SOP (melaluitabel kebenaran).

    • Minterm-mintermnyamasukkan ke k-map ( sesuaikan jumlah kotakatau variabel input).

    • Lingkari (pe-ngcover-an) yang benar.

  • 31

    Don’t Care • Kondisi don’t care merupakan kondisi dimana ada beberapa

    kombinasi variable input yang tidak selalu dapat dinyatakan nilaioutputnya.

    • Keadaan dimana nilai outputnya tersebut bisa berlogic ‘1’ atauberlogic ‘0’ yang disimbulkan dengan “X” atau “d”.

    • Kegunaan dari kondisi don’t care pada penyederhanaan fungsidapat dinyatakan pada fakta bahwa dapat diset dengan logic ‘1’atau logic ‘0’, berdasar kegunaannya untuk format kelompoklogic ‘1’ yang lebih besar.

  • 32

    Karnaugh maps: don’t cares (cont’d)• f(A,B,C,D) = Σ m(1,3,5,7,9) + d(6,12,13)

    – f = A'D + B'C'D tanpa don't cares– f = A’D + C’D dengan don't cares

    0 0

    1 1

    X 0

    X 1D

    A

    1 1

    0 X

    0 0

    0 0B

    C

    C f0 00 11 01 10 00 11 X100110011

    D0101010101010101

    10100XX00

    A0000000011111111

    +

    B0000111100001111

    +

  • 33

    Pengcoveran dengan Don’t Cares

    0AB

    x x1

    00 01

    00

    01

    CD

    0x 1

    011 10

    1x 0

    11110

    11 1

    x

    F=A′C′D+B+AC

  • 34

    Bentuk ilustrasi pengkoveran

    0 X

    1 1

    1 0

    1 0D

    A

    1 0

    0 0

    1 1

    1 1B

    C

    6 prime implicants:A'B'D, BC', AC, A'C'D, AB, B'CD

    minimum cover: AC + BC' + A'B'D

    essential

    minimum cover: 3 essential implicants

    0 0

    1 1

    1 0

    1 0D

    A

    0 1

    0 1

    1 1

    0 0B

    C

    5 prime implicants:BD, ABC', ACD, A'BC, A'C'D

    minimum cover: 4 essential implicants

    essential

    minimum cover: ABC’+ACD+A’BC+A’C’D

  • 35

    Aplikasi K-mapPada Rangkaian Full Adder

    Adder

    Cin

    Cout

    SB

    A

    A B Cin S Cout0 0 0 0 00 0 1 1 00 1 0 1 00 1 1 0 11 0 0 1 01 0 1 0 11 1 0 0 11 1 1 1 1

    +

    S = A’B’Cin + A’BCin’ + A’BCin + ABCin

    Cout = A’BCin + A B’Cin + ABCin’ + ABCin

    = A’BCin + ABCin + AB’Cin + ABCin + ABCin’ + ABCin

    = BCin + ACin + AB

    = (A’ + A)BCin + (B’ + B)ACin + (Cin’ + Cin)AB= 1·BCin + 1· ACin + 1· AB

    Metode Aljabar Boole

  • 36

    Aplikasi K-mapPada Rangkaian Full Adder

    Adder

    Cin

    Cout

    SB

    A

    A B Cin S Cout0 0 0 0 00 0 1 1 00 1 0 1 00 1 1 0 11 0 0 1 01 0 1 0 11 1 0 0 11 1 1 1 1

    +A

    B

    Cin

    0

    0

    0

    1 1 1

    01Pengisiaan digit 1 ke K-map

    Karnaugh Map for Cout

  • 37

    Aplikasi K-mapPada Rangkaian Full Adder

    A

    B

    Cin

    Adder

    Cin

    Cout

    SB

    A

    A B Cin S Cout0 0 0 0 00 0 1 1 00 1 0 1 00 1 1 0 11 0 0 1 01 0 1 0 11 1 0 0 11 1 1 1 1

    +

    0

    0

    0 01

    1 1 1Pengcoveran pertama.

    Cout = ACinKarnaugh Map untuk Cout

  • 38

    Aplikasi K-mapPada Rangkaian Full Adder

    A

    B

    Cin

    Adder

    Cin

    Cout

    SB

    A

    A B Cin S Cout0 0 0 0 00 0 1 1 00 1 0 1 00 1 1 0 11 0 0 1 01 0 1 0 11 1 0 0 11 1 1 1 1

    +

    0

    0

    0 01

    1 1 1Pengcoveran kedua.

    Cout = Acin + ABKarnaugh Map for Cout

  • 39

    Aplikasi K-mapPada Rangkaian Full Adder

    A

    B

    Cin

    Adder

    Cin

    Cout

    SB

    A

    A B Cin S Cout0 0 0 0 00 0 1 1 00 1 0 1 00 1 1 0 11 0 0 1 01 0 1 0 11 1 0 0 11 1 1 1 1

    +

    0

    0

    0 01

    1 1 1

    Karnaugh Map untuk Cout

    Pengcoveran ketiga (seluruhnya)

    Cout = ACin + AB + BCin

  • 40

    Aplikasi K-mapPada Rangkaian Full Adder

    A

    B

    Cin

    Adder

    Cin

    Cout

    SB

    A

    A B Cin S Cout0 0 0 0 00 0 1 1 00 1 0 1 00 1 1 0 11 0 0 1 01 0 1 0 11 1 0 0 11 1 1 1 1

    +

    0

    1

    1 10

    0 1 0

    S = A’BCin’Karnaugh Map untuk S

  • 41

    Aplikasi K-mapPada Rangkaian Full Adder

    A

    B

    Cin

    Adder

    Cin

    Cout

    SB

    A

    A B Cin S Cout0 0 0 0 00 0 1 1 00 1 0 1 00 1 1 0 11 0 0 1 01 0 1 0 11 1 0 0 11 1 1 1 1

    +

    0

    1

    1 10

    0 1 0

    S = A’BCin’ + A’B’CinKarnaugh Map untuk S

  • 42

    Aplikasi K-mapPada Rangkaian Full Adder

    A

    B

    Cin

    Adder

    Cin

    Cout

    SB

    A

    A B Cin S Cout0 0 0 0 00 0 1 1 00 1 0 1 00 1 1 0 11 0 0 1 01 0 1 0 11 1 0 0 11 1 1 1 1

    +

    0

    1

    1 10

    0 1 0

    S = A’BCin’ + A’B’Cin + ABCinKarnaugh Map untuk S

  • 43

    Aplikasi K-mapPada Rangkaian Full Adder

    Coba anda gambar rangkaian diagramnya ?

    A

    B

    Cin

    Adder

    Cin

    Cout

    SB

    A

    A B Cin S Cout0 0 0 0 00 0 1 1 00 1 0 1 00 1 1 0 11 0 0 1 01 0 1 0 11 1 0 0 11 1 1 1 1

    +

    0

    1

    1 10

    0 1 0

    S = A’BCin’ + A’B’Cin + ABCin + AB’Cin’Karnaugh untuk S Tidak bisa direduksi

  • 44

    Latihan Soal 1:

    Gambarlah K-map untuk setiap ekspresi logika dibawahserta sederhanakan dengan pengcoveran yang benar :

    1. AB + B’C + A’B’2. AC + AC’B + BC + B’C’3. XY + X’Z + Y’Z’4. XY +YZ + XZ +X’Y’

  • 45

    Latihan Soal 2 :

    Gambarlah K-map untuk setiap ekspresi logika dibawahserta sederhanakan dengan pengcoveran yang benar :

    1. A(BC’ + C) + B(A + A’C)2. (AC + AC’B). (BC + B’C’)3. Z(XY + X’Z) . Y’Z’(X+ Z)

    Catatan : cari minterm-mintermnya dulu (rubah kebentuk SOP)

  • TUJUAN :

    Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu :

    Menjelaskan prinsip dasar Counter

    Membuat Counter dasar dengan prinsip sekuensial

    Membedakan operasi dan karakteristik Counter Sinkron dan Asinkron

    Menganalisa Counter melalui timing diagram

    Membuat Counter Mod-N

    Mendisain bermacam-macam aplikasi Counter menggunakan eksternal gate

    Mengoperasikan IC Counter

    Mengoperasikan Up-Down Counter

    BAB IV. COUNTER

  • Counter :Sebuah rangkaian sekuensial yang mengeluarkan urutan state-state tertentu,yang merupakan aplikasi dari pulsa-pulsa inputnya

    Pulsa input dapat berupa pulsa clock atau pulsa yang dibangkitkan oleh sumber eksternal dan muncul pada interval waktu tertentu

    Counter banyak digunakan pada peralatan yang berhubungan dengan teknologi digital, biasanya untuk menghitung jumlah kemunculan sebuah kejadian/event atau untuk menghitung pembangkit waktu

    Counter yang mengeluarkan urutan biner dinamakan Biner Counter

    Sebuah n-bit binary counter terdiri dari n buah flip-flop, dapat menghitung dari 0 sampai 2n - 1

  • 22 21 20

    Q2 Q1 Q0 COMMENT

    0 0 0 Belum ada pulsa

    0 0 1 Setelah pulsa #1

    0 1 0 Setelah pulsa # 2

    0 1 1 Setelah pulsa # 3

    1 0 0 Setelah pulsa # 4

    1 0 1 Setelah pulsa # 5

    1 1 0 Setelah pulsa # 6

    1 1 1 Setelah pulsa # 7

    0 0 0 Setelah pulsa # 8 recycle ke 000

    0 0 1 Setelah pulsa # 9

    0 1 0 Setelah pulsa # 10

    0 1 1 Setelah pulsa # 11

    Operasi Counting

    Pulsa clock 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    Q0

    Q1

    Q2

  • PRESENT STATE NEXT STATE INPUT FLIP-FLOP

    A2 A1 A0 A2 A1 A0 TA2 TA1 TA0

    0 0 0 0 0 1 0 0 1

    0 0 1 0 1 0 0 1 1

    0 1 0 0 1 1 0 0 1

    0 1 1 1 0 0 1 1 1

    1 0 0 1 0 1 0 0 1

    1 0 1 1 1 0 0 1 1

    1 1 0 1 1 1 0 0 1

    1 1 1 0 0 0 1 1 1

    111

    000

    110

    101 100

    011

    010

    001

    Tabel Eksitasi

    3-bit Binari Counter

    Diagram State

    3-bit Binary Counter

    Counter dari Rangkaian Sekuensial

  • COUNTER SYNKRON & ASYNKRON

    Ada dua jenis counter yaitu :1. Asyncronous counter2. Syncronous counterAsyncronous couter disebut ripple trough counter/serial

    counter,karena output masing-masing flip-flop yang digunakan akan bergulingan(berubah kondisi dari 0 ke 1 atau sebaliknya)secara berurutan.Hal ini karena flip-flop yang paling ujung saja yang dikendalikan sinyalclock,sedangkan sinyal lainnya diambil dari masing-masingflip-flop sebelunmnya.

    Syncronous counter,output flip-flop yang digunakan bergulingansecara serempak.Hal ini disebabkan karena masing-masing flip-flop tersebut dikendalikan secara serempakoleh satu sinyal clock.Oleh sebab itu syncronous counter disebut pararel counter

  • Asyncronous Counter

    A B C D

    QA(LSB) QB QC

    Clock

    Clock

    QD(MSB)

    SyncronousSyncronous CounterCounterQA QB QC

    A B C D

    QD

  • ASYNCRONOUS COUNTER (RIPPLE COUNTER)

    Ripple Counter = Asynchronous CounterCounter terdiri dari beberapa Flip-Flop pada bit di-cascadekan.Pada Ripple Counter, output dari Flip-Flop pada bit dengan level yang lebihrendah menjadi input dari Fip-Flop pada bit berlevel lebih tinggi.Dengan kata lain, input clock dari masing-masing Flip-Flop berasal dari output Flip-flop yang lain.

    1A 2A0A

    I

    I

    I

    I

    I

    I

    JQ

    Q Q

    Q

    Q

    QJJ

    KKK

    3-bit binary Ripple Counter

    Clock input

  • ulsaClock 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    `

    000 001 010 011 100 101 110 111 000 001 0100 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2

    Timing diagram dari 3-bit binary Ripple Counter

    1 2 3 4 5 PulsaClock

    0A

    1A

    2A

    Delay Propagasi pada Ripple Counter

    0A

    1A

    2A 3PLHt

    3PLHt

    1PLHt1PLHt

    1PLHt

    2PLHt 2PLHt

    2PLHt

  • DECIMALCOUNT

    0 0 0 0 00 0 0 1 10 0 1 0 20 0 1 1 30 1 0 0 40 1 0 1 50 1 1 0 60 1 1 1 71 0 0 0 81 0 0 1 91 0 1 0 101 0 1 1 111 1 0 0 121 1 0 1 131 1 1 0 141 1 1 1 150 0 0 0 00 0 0 0 1

    3A 2A 1A 0ACounter Modulo N

    MOD bilangan≤ n2

    Dimana: N= jumlah Flip-Flop

    = jumlah bit input

    Contoh:

    Counter MOD 8 ada 3flip-flop

    Counter MOD 16 ada 4 flip-flop

    J J J J

    QQ

    Q

    Q

    Q

    Q

    Q QI

    I I

    I

    I

    I I

    IK K K K

    2A1A0A 3A

    Clock

    input

    Binary Ripple Counter MOD 16

  • MOD Bilangan <Contoh:

    Counter MOD menggunakan 3 FF Counter MOD menggunakan 4 FFmenggunakan tambahan gerbang-gerbang eksternal

    n2

    Cara 1: Mode Toggle

    • Buat input-input j dan k setiap flip-flop bernilai 1

    • Gunakan tabel kebenaran untuk menentukan hitungannya.

    • Jika counter mencapai nilai bilangan, harus di-reset ke nilai 0

    • Dengan gerbang-gerbang logika, masukkan input dari flip-flop yang bersesuaian ke input Clear (RD) dari seluruh FF.

    • Jika perlu, dapat ditambahkan rangkaian pemilih.

  • Contoh:Desain Binary Up Counter MOD 6

    • Pada hitungan 6 (110),counter kembalireset menjadi 0 (000).

    • Ada kondisi dimana A2 = A1=1 berubah menjadi A2 = 0 dan A1 = 0

    • Agar A2 dan A1 bersama-samamencapai nilai 0,maka harus di-NAND kan, dan hasilnya diberikan kepada input Clear dari seluruh Flip-Flop.

    J J J

    Q

    Q

    Q

    Q

    Q

    QI

    I I

    I

    I

    I

    K K K

    2A1A0A

    Clock

    input

    I II

    DECIMAL COUNT

    0 1 0 00 1 1 10 0 0 20 0 1 31 1 0 41 1 1 50 0 0 00 0 1 10 1 0 20 1 1 3

    2A 1A 0A

    2A 1A

  • Cara 2: Metode Sintesa Rangkaian

    1). Buat Tabel PS-NS dan Tabel eksitasi dari FF yang dipakai

    2). Gunakan langkah-langkah dalam sintesa rangkaian untuk mendapatkan input-input masing-masing Flip-Flop

    Contoh:

    Desain Binary Up Counter MOD 6

    PRESENR STATE NEXT STATE NILAI EKSTANSI

    0 0 0 0 0 1 0 d 0 d 1 d0 0 1 0 1 0 0 d 1 d d 10 1 0 0 1 1 0 d d 0 1 d0 1 1 1 0 0 1 d d 1 d 11 0 0 1 0 1 d 0 0 d 1 d1 0 1 0 0 0 d 1 0 d d 11 1 0 0 0 0 d 1 d 1 0 d1 1 1 0 0 0 d 1 d 1 d 1

    2A 1A 0A 2A 1A 0A 2JA 0JA 0KA1KA2KA 1JA

  • A2 00 01 11 10

    0 0 0 1 0

    1 d d d d

    A2 00 01 11 10

    0 0 1 d d

    1 0 0 d d

    A2 00 01 11 10

    0 1 d d 1

    1 1 d d 0

    A2 00 01 11 10

    0 d d d d

    1 0 1 1 1

    A2 00 01 11 10

    0 0 d 1 0

    1 d d 1 1

    A2 00 01 11 10

    0 d 1 1 d

    1 d 1 1 d

    JA1 = A’2A0

    JA2 = A1A0

    JA0 = A’1+A’2

    KA2 = A1+A0

    KA1 = A2+A1

    KA0 = 1K-Map untuk mendapatkan rangkaian Binary Up Conter MOD-6

    A1A0

    A1A0

    A1A0 A1A0

    A1A0

    A1A0

  • 2J

    K

    Q

    Q’> 0

    J

    K

    Q Q

    Q’ Q’

    J

    K> >1

    Up Counter MOD-6 (dengan metode sintesa rangk. Sekuensial)

    Cp

    A0A1

    A20 1 2 3 4 5 0 1 2 3

    A2A1A0

    Cp1

    0

  • UP counter (penyacah maju tak sinkron)

    clock J J J J

    k k k kA B C D

    UP Counter – 4 Bit

    Qd (MSB)

    1

    Qa (LSB) Qb Qc

  • 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

    0

    QA

    QB

    QC

    QD

    01 1

    110

    000

    0 0 0

    Gelombang Ouput Qa, Qb, Qc dan Qd

  • Qa = ½ frekuensi sinyal clockQb = ½ frekuensi Qa = ¼ frekuensi sinyal clockQc = ½ frekuensi Qb = 1/8 frekuensi sinyal clockQd = ½ frekuensi Qc = 1/16 frekuensi sinyal clock

    CARA KERJA : 1.Output flip-flop (Qa) akan berguling setiap pulsa clock

    (0 ke 1 atau 1 ke 0)2.Output flip-flop yang lain akan bergulingan bila output flip-flop

    sebelumnya berganti kondisi dari 1 ke 0

    Frekuensi Ouput Qa, Qb, Qc dan Qd

  • 3. Sebelum sinyal clock dijalankan, pertama kali masing-masing Flip-fliop di reset : 0000 .

    4. Setelah sinyal clock dijalankan, pulsa pertamamenyebabkan qA berguling dari “0” ke “1” sehinggarangkaian tersebut mulai menghitung : 0000

    5. Pulsa clock kedua menyebabkan gA berguling dari “1”ke “0” sehingga gB akan berguling dari “0” ke “1” danhitungan menjadi 0010 dan seterusnya

  • clock Qa Qb Qc Qd

    012345678910111213141516

    00000000111111110

    00001111000011110

    00110011001100110

    01010101010101010

    Tabel kebenaran up counter-4 bit

  • PENYACAH 8421 BCD (DECADE COUNTER)Penyacah 8421 BCD sering juga disebut decade counteryaitu penyacah yang akan menghasilkan bilangan sandi 0 sampai 9

    8421 BCD dari bilangan desimal :0,1,2,…9

    clock J

    K

    AK K K

    J J J

    B C D

    gA gB gCgD

    Reset/clear

  • clock gD gC gB gA

    0123456789

    10

    00000000110

    00001111000

    00110011000

    01010101010

    * Tabel kebenaran decade counter *

    Pada saat hitungan akan menuju 1010 maka counter akan menghitung:0000 lagi karena output gB = 1 dan gD=1 sehingga output NAND GATEAkan = “0” sehingga akan mereset counter menjadi : 0000

  • SELF STOPPING RIPPLE COUNTER(COUNTER YANG DAPAT MENGHITUNG SECARA OTOMATIS)

    clock

    Reset

    J

    K

    AK K K

    J J J

    B C D

    gA gB gCgD

  • SELF STOPPING RIPPLE COUNTER

    Rangkaian diatas akan berhenti secara otomatis padahitungan ke sepuluh : 1010.

    Hal itu dapat terjadi karena pada hitungan tersebut(pulsa clock ke-10) QD dan QB sama sama bernilailogika “1”, sehingga output pintu NAND adalah “0”.

    Logika “0” tersebut masuk sebagai input j-k flip-flop yang pertama akibatnya maka QA tetap pada kondisisemula (tidak berguling).

  • DOWN COUNTER (PENYACAH MUNDUR TIDAK SINKRON)

    J J J

    Q

    Q

    Q

    Q

    Q

    QI

    I I

    I

    I

    I

    K K K

    2A1A0A

    Clockinput

    J J J

    Q

    Q

    Q

    Q

    Q

    QI

    I I

    I

    I

    I

    K K K

    2A1A0A

    Clockinput

    A

    B

  • DECIMALCOUNT

    1 1 1 71 1 0 61 0 1 51 0 0 40 1 1 30 1 0 20 0 1 10 0 0 01 1 1 71 1 0 61 0 1 51 0 0 4

    2A 1A 0A

    J J J

    Q

    Q

    Q

    Q

    Q

    QI

    I I

    I

    I

    I

    K K K

    2A1A0A

    Down Counter

    Clockinput

    Binary Ripple Downn Counter MOD 8

    0A

    1A

    2A

    111 110 101 100 011 010 001 000 111 110 1017 6 5 4 3 2 1 0 7 6 5

    PulsaClock

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

  • UP-DOWN COUNTERPengontrol Up-Down

    Bila dioperasikan sebagai Up counter maka rangkain tersebut akan melewatkan output Q sebagai sinyal clock flip-flop berikutnya.Bila dioperasikan sebagai Down counter yang dilewatkan adalah Q’.

    KontrolUp

    KontrolDown

    QQ

  • Up counter bekerja bila input kontrol Up = ‘1’dan input kontrol Down = ‘0’.Down counter bekerja bila input kontrol Up = ‘0’ dan input kontrol Down = ‘1’.

    Rangkaian 3-bit Up/Down Counter Asynkronous

    J Q

    K Q

    J Q

    K Q

    J Q

    K QA0 A1 A2

    Clockinput

    up/down

    1

    1

    1

    1

    1

  • Aplikasi Ripple Counter

    1. Rangkaian Pembagi Frekuensi

    MOD – 8Counter

    (Divide-by-8)Clock in (f=24 khz) Output (f=3 khz)2. Rangkaian pembangkit pulsa

  • 2. Divide-by-12/Divide-by-ripple Counter (7492)

    7492 7492

    141312111098

    1234567

    Konfigurasi pin 7492 7492 sebagai pembagi frekuensi

    1234567

    141312111098

    Cp1NCNCNCVccMR1MR2

    CP0NCQ0Q1GNDQ2Q3

    Cp0NCQ0Q1GNDQ2Q3

    Cp1NCNCNCVccMR1MR2

    +5v

    F out

    (=f in)

    Clockinput

    IC Ripple Counter

  • 3. Devide-by-16/Devide-by-Ripple Counter (7493)

    7493 7493

    141312111098

    1234567

    1234567

    141312111098

    Cp1MR1MR2NCVccNCNC

    Cp0NCQ0Q3GNDQ1Q2

    Cp0NCQ0Q3

    Q1Q2

    GND

    Cp1MR1MR2NCVccNCNC

    Konfigurasi pin 7493 7493 sebagai MOD 12

    Q2Q3

    +5V

    Clockinput

  • 1. Decaade/BCD Counter (7490)

    7490 7490

    Konfigurasi pin 7490 7490 sebagai MOD 2

    14131211

    89

    10

    1234567

    Cp0NCQ0Q3GNDQ1Q2

    Cp1MR1MR2NCVccMS1

    MS2

    1234567

    Cp1MR1MR2NC

    MS1MS2

    Vcc

    141312111098

    Cp0

    NCQ0Q3GNDQ1Q2

    Clockinput

    +5V

    output

  • 7490 7490

    7490 sebagai MOD 5 7490 sebagai MOD 10

    141312111098

    1234567

    141312111098

    1234567

    Cp1MR1MR2NCVccMS1MS2

    Cp1MR1MR2NC

    VccMS1MS2

    Cp0NCQ0Q3GNDQ1

    Q2

    Cp0NCQ0Q3GNDQ1

    Q2

    Clockinput

    + 5V

    Clockinput

    +5V

    Elka-digit2

    outOutput

  • Presettable Ripple Counter

    Counter dimana proses penghitungannya dapat dimulai dari sembarang bilangan (untukUp Counter tidak harus dari 0000,dan untuk Down Counter tidak harus dari 111)

    Operasi Presetting –nya dinamakan Parallel Load ,dimana input – input asinkronnya diaktifkan

    Contoh :

    Disain Down counter yang dapat menghitung dalam urutan

    6-5-4-3-2-6-5-4-3-2-6-5-dst

    CpJ

    K

    Q

    Q

    1 1

    J

    K

    Q

    Q

    1 A0 Preset

    A1A2

    A1A2

    J

    K

    Q

    Q

    + 5V

  • SYNCHRONOUS COUNTER

    Synchronous counter = Parallel Counter

    Counter terdiri dari beberapa Flip-Flop yang saling di-cascadekan

    Pada Counter Sinkron, seluruh FF yang di-cascadekan di triggerBersama-sama(paralel) oleh sebuah sumber clock.

    Pada Counter Sinkron, delay propagasi dapat dihindari, karena input-Input clock dari seluruh FF diberi sumber yang sama.

    Penyacah sinkron responnya serempak dengan datangnya pulsa clock, sehingg a cocok untuk dioperasikan dalam kecepatan tinggi atau frekuensitinggi.

    Untuk menunjang operasinya yang cepat,penyacah sinkron masihmemerlukan gate-gate tambahan.

  • 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16Pulsaclock

    A0

    A1

    A2

    A3

    Timing diagram dari 4- bit binary Synchronous Counter

    0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 11110 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

    J Q

    K Q

    J Q

    K Q

    J Q

    K Q

    J Q

    K Q

    Rangkaian 4- bit binary Synchronous Counter

    1

    Clock

    input

    A0 A1 A2 A3

  • Synchronous Down Counter

    Pulsaclock

    A0

    A1

    A2

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    111 110 101 100 011 010 001 000 111 110 1017 6 5 4 3 2 1 0 7 6 5

    Timing diagram dari 3-bit binary Synchronous Down Counter

    J Q

    K Q

    J Q

    K Q

    J Q

    K QA0 A1 A2

    ClockInput

    1

    Rangkaian 3-bit binary Synchronous Down Counter

  • A0

    A1

    A2

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    Synchronous Up Down Counter

    UP DOWN

    Pulsaclock

    000 001 010 011 100 101 100 011 010 001 0000 1 2 3 4 5 4 3 2 1 0

    J Q

    K Q

    J Q

    K Q

    J Q

    K QA0 A1 A2A0

    A0

    Clockinput

    up/down Rangkaian 3-bit binary Synchronous Up/Down Counter

  • K-MAP untuk 3-bit binary Counter

    OO O1 11 1O

    O O 1 1 O1 O 1 1 O

    001 AAA

    01 ATA =

    OO O1 11 1O

    0 1 1 1 11 1 1 1 1

    001 AAA

    10 =TA

    0A2A 1A Rangkaian 3-bit Binary Counter (dengan T-FF)

    PulsaClock

    T Q

    Q QQ

    QQTT

    OO O1 11 1O

    O O 1 O1 O O 1 O

    001 AAA

    012 AATA =

  • J K Qn+1

    0011

    0101

    Qn01

    Qn

    Tabel Kebenaran J – K Flip Flop

    Soal Rancang Counter Modulo 6 dan Counter 2 4 2 1 Syncron dengan bantuan table J-K Flip-flop

  • Qn Qn+1 J K0011

    0101

    01XX

    XX10

    Dari Tabel Kebenaran diperoleh :

  • CLOCK A B C

    0123456

    0000110

    0011000

    0101010

    Contoh

    1. Rancang counter syncron MODULO-6

  • 0 0 X X0 1 X X

    X 0 X XX 1 X X

    0 X X 01 X X 0

    X X X 0X X X 1

    AB AB

    KA=CJA=BC

    AB AB

    JB=AC KB=C

    C

    C C

    C

  • 1 1 X 1X X X X

    X X X X1 1 X 1

    AB AB

    JC=1 KC=1

    Jadi Rangkaian : QA QB QC

    CLOCK

    C C

  • DESIMAL CLOCK A B C D

    012341112131415

    0123456789

    0000011111

    0000101111

    0011010011

    0101010101

    2. RANCANG COUNTER 2421 BCD

    Sebagaimana telah diketahui, sandi 2421 BCD menggantiangka-angka desimal dari 0, 1, 2, …. 9

    2 4 2 1

  • 0 1 X X0 X X X0 X X X0 X X X

    jA = B

    ABCD

    0 X X X0 X X X1 X X 10 X X X

    jB = CD

    CDAB

  • 0 1 0 X1 X 1 XX X X XX X X X

    jC = 0 + A B

    ABCD

    jD = 1

    CDAB

  • X0 X4 X12 X8X1 X5 X13 X9X3 X7 X15 X11X2 X6 X14 X10

    kA = BCD

    ABCD

    X 1 0 XX X 0 XX X 1 XX X 0 X

    kB = A + CD

    CDAB

  • X X X XX X X X1 X 1 10 X 0 X

    kC = D

    ABCD

    kD = 1

    CDAB

  • Jadi rangkaian counter sinkron 2421 :

    Clock

  • APLIKASI COUNTER

    PulsaShaper

    CTR DIV60

    MOD-2(1 FF)

    BCDCounter

    MOD-6Counter

    BCDCounter

    MOD-6Counter

    BCDCounter

    Display Display Display Display Display Display

    Satuan0-9

    Puluhan0-1

    Puluhan0-5

    Satuan0-9

    Puluhan0-5

    Satuan0-9

    Bagian ”J A M” Bagian “MENIT” Bagian “DETIK”

    60 pps60 Hz 1 pps1 pps

  • Latihan Soal :

    1.Dengan mengunakan metode Toggle, buatlahrangkaian dari ripple counter sebagai pembagifrekuinsi, dari frekuensi clock input 10 kHz menjadi 2 kHz.

    2.Buatlah sebuah ripple down Counter MOD-7 yang dapat menghitung dengan urutan10,9,8,7,6,5,4,10,9,8,7,…dst.

    3.Dengan menggunakan metode sintesarangkaian,selesaikan soal nomor 2.

  • 4. Buat sebuah counter sinkron yang berfun gsisebagai stop watch (dengan hitunganmaksimum 99)

    5. Disain sebuah Up/Down Counter MOD-16. Lengkapi dengan Tabel Kebenaran.

  • 1

    MULTILEVEL NAND DAN NOR

    Pokok Bahasan :1. Pendahuluan2. Implementasi teorema De Morgan 3. Konversi rangkaian AND, OR, NOT ke NAND dan NOR saja4. Cara cepat merubah rangkaian AND, OR, NOT menjadi

    NAND atau NOR saja

    Tujuan Instruksional Khusus :1. Mahasiswa mengerti cara meng-implementasikan teorema

    de Morgan ke bentuk NAND dan NOR2. Mahasiswa dapat membuat rangkaian pengganti AND, OR,

    NOT ke NAND dan NOR dengan persamaan de Morgan 3. Mahasiswa dapat merubah rangkaian AND, OR, NOT

    menjadi NAND atau NOR saja secara langsung

  • 2

    PENDAHULUAN

    Gerbang NAND dan NOR merupakan gerbang universal, artinya hanya dengan menggunakan jenis gerbang NAND sajaatau NOR saja dapat menggantikan fungsi dari 3 gerbang dasaryang lain (AND, OR, NOT).

    Multilevel, artinya : dengan mengimplementasikan gerbang NAND atau NOR, akan ada banyak level / tingkatan mulai dari sisi input sampai ke sisi output.

    Keuntungan pemakaian NAND saja atau NOR saja dalam sebuahrangkaian digital adalah dapat mengoptimalkan pemakaianseluruh gerbang yang terdapat dalam sebuah IC, sehinggamenghemat biaya

  • 3

    IMPLEMENTASI TEOREMA DE MORGAN

    AA

    X

    AA X

    XA

    X = A.A1.

    Teoremade Morgan

    X = A+A

    AturanBoolean No.6

    X = A

    AA XKeterangan

    A X

  • 4

    AA

    X

    AA X

    XA

    X = A+A2.

    Teoremade Morgan

    X = A.A

    AturanBoolean No.5

    X = A

    AA XKeterangan

    A X

  • 5

    XAB

    A.B

    AB

    X

    AB XA+B

    AB X

    X = A.B

    X = A.B

    Aturan Boolean No.10

    3.

    X = A+B4.

    Aturan Boolean No.10

    X = A+B

  • 6

    XA

    B

    AB

    X

    5.

    X = A.B

    X = A.B

    Aturan Boolean No.10

    X = A+BTeoremaDe Morgan

  • 7

    A

    BX

    AB X

    6.

    X = A+B

    X = A+B

    Aturan Boolean No.10

    X = A.BTeoremaDe Morgan

  • 8

    RINGKASAN PADANAN NAND dan NOR

    GERBANG NAND NOR

    XA A X A X

    AB X

    AB

    X AB

    X

    AB

    XAB

    XA

    BX

  • 9

    KONVERSI RANGKAIAN AND, OR, NOT KE NAND & NOR

    Konversi dapat dilakukan dengan 2 cara :1. Melalui penyelesaian persamaan logika / Boolean2. Langsung dari gambar padanan

    Melalui penyelesaian persamaan logikaContoh 1:Diketahui sebuah persamaan : Y = (A+B)C + ACSelesaikan persamaan tersebut hanya dengan gerbang NAND saja

  • 10