bab 1 - interpolasi dan ekstrapolasi - updated

16

Click here to load reader

Upload: ersyad-fikriansyah

Post on 21-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Geostatistik

TRANSCRIPT

  • Bab 1 Interpolasi dan Ekstrapolasi Nilai suatu fungsi y = f(x) diketahui berupa ordinat titik-titik x1, x2, x3, , xn yang diskontinu (discontinue) atau diskrit (discret). Ekspresi analitik y = f(x) tidak diketahui. Bab ini akan membahas perkiraan ordinat atau f(x) secara numerik untuk nilai x yang berlaku di dalam interval (interpolasi) maupun di luar interval titik-titik yang diketahui (ekstrapolasi). Permasalahan utama dalam interpolasi dan ekstrapolasi adalah akurasi nilai yang dihasilkannya. Fungsi interpolasi dan ekstrapolasi merupakan fungsi model dengan bentuk tertentu yang bersifat umum supaya dapat mendekati fungsi-fungsi yang dipakai secara luas. Sejauh ini fungsi yang umum digunakan adalah polinomial dan trigonometri. Proses interpolasi dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pertama, menentukan fungsi interpolasi yang merupakan kombinasi dari titik-titik (data) yang ada, dan kedua, mengevaluasi fungsi interpolasi tersebut. Interpolasi dapat dilakukan untuk kasus dengan dimensi lebih dari satu, misalnya fungsi f(x,y,z). Interpolasi multidimensi selalu diselesaikan dengan urutan mulai dari interpolasi satu dimensi. 1.1. Interpolasi Kedepan Cara Newton untuk

    Data dengan Interval Konstan Polinomial interpolasi kedepan Newton Ff(x) dengan x0, , xn-1 sebagai titik pusatnya yang mempunyai interval (x) tetap sebesar h dapat dinyatakan sebagai berikut:

    )1nxx)....(2xx)(1xx)(0xx(na

    .....)1xx)(0xx(2a)0xx(1a0a)x(fF

    ++++=

    (1-1)

    Koefisien a0, a1, a2, an tergantung dari x0, x1, x2, xn dan nilai f(x) di titik-titik tersebut. Dalam bentuk lebih rinci persamaan (1-1) dapat dinyatakan sebagai berikut:

    ++++=

    h1nxx.....

    h2xx

    h1xx

    h0xx

    !n0y

    n

    ..........h1xx

    h0xx

    20y

    2

    h0xx0y

    1)0x(f)x(fF

    (1-2)

    1y0, 2y0 ny0 disebut dengan perbedaan kedepan atau forward difference,

    sehingga interpolasi cara Newton yang didasarkan pada persamaan (1-2) disebut dengan interpolasi kedepan cara Newton. Perbedaan kedepan dihitung sebagai berikut:

    Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-1

  • Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-2

    (1-3)

    ecara skematis perbedaan kedepan diberikan dalam Tabel 1.1 berikut ini.

    Tabel 1.1: Tabel Perbedaan Kedepan untuk n = 6

    x f(x) 1y 2y 3y 4y 5y 6y

    ( ) ( )( ) ( )

    dst.....

    0y21y

    20y3

    )1f(x)2f(x)2f(x)3f(x1y12y

    11y2

    )0f(x)1f(x)1f(x)2f(x0y11y

    10y2

    )1f(x)2f(x1y1

    )0f(x)1f(x0y1

    =====

    ==

    S

    x f(x0) 0 1y0

    x1 f(x1) 2y0 1 3y01y

    x2 f(x2) 2y1 4y0 2 3y1 5y01y

    x3 f(x3) 2y2 4y1 6y0 1 3 3y2 5y1y

    x4 f(x4) 2y3 4y2 1 4 3y3y

    x5 f(x5) 2y4 1y5

    x6 f(x6)

    1.2. Interpolasi Kebelakang Cara Newton untuk

    olinomial interpolasi kebelakang Newton Fb(x) dengan x0, , xn-1 yang mempunyai

    Data dengan Interval Konstan Pinterval (x) tetap sebesar h dapat dinyatakan sebagai berikut:

    )1xx).....(2nxx)(1nxx)(nxx(na.....)1nxx)(nxx(2a)nxx(1a0a)x(bF

    ++++= (1-4)

    Koefisien fungsi interpolasi tergantung dari kombinasi data-data yang diketahui. Dalam bentuk lebih rinci persamaan (1-4) dapat dinyatakan sebagai berikut:

  • ++++=

    h1xx.....

    h2nxx

    h1nxx

    hnxx

    !nny

    n

    ..........h

    1nxxhnxx

    2ny

    2

    hnxxny

    1)nx(f)x(bF

    (1-5)

    1yn, 2yn nyn disebut perbedaan kebelakang atau backward difference, sehingga

    i

    nterpolasi cara Newton yang didasarkan pada persamaan (1-5) disebut dengan interpolasi kebelakang cara Newton. Untuk n = 6, maka persamaan (1-5) menjadi:

    ++++=

    h1xx.....

    h4xx

    h5xx

    h6xx

    !66y

    6

    ..........h5xx

    h6xx

    26y

    2

    h6xx6y

    1)6x(f)x(bF

    (1-6)

    erbedaan kebelakang dihitung sebagai berikut:

    )) (1-7)

    ecara skematis perbedaan kebelakang diberikan dalam Tabel 1.2 berikut ini.

    Tabel 1.2: Tabel Perbedaan Kebelakang untuk n = 6

    x f(x) 1y 2y 3y 4y 5y 6y

    P

    ( ) (( ) (

    dst.....

    5y2

    6y2

    6y3

    )3x(f)4x(f)4x(f)5x(f4y1

    5y1

    5y2

    )4x(f)5x(f)5x(f)6x(f5y1

    6y1

    6y2

    )4x(f)5x(f5y1

    )5x(f)6x(f6y1

    =====

    ==

    S

    x0 f(x0) x1 f(x1) 1y1 x2 f(x2) 1y2 2y2 x3 f(x3) 1y3 2y3 3y3 x4 f(x4) 1y4 2y4 3y4 4y4 x5 f(x5) 1y5 2y5 3y5 4y5 5y5 x6 f(x6) 1y6 2y6 3y6 4y6 5y6 6y6

    Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-3

  • Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-4

    .3. Interpolasi Cara Lagrange untuk n

    olinomial interpolasi Lagrange F(x) dengan x0, , xn-1 mempunyai interval (x) tidak

    (1-8)

    Koefisien a0, a1, a2, an tergantung dari x0, x1, x2, xn dan nilai f(x) di titik-titik

    1Data dengan Interval Tidak Konsta

    Pkonstan dapat dinyatakan sebagai berikut: ( )

    )1n-x(x...)x(x)x(x)0x(xa...)nx(x...)3x(x)x(x)0x(xa

    )nx(x...)x(x)x(x)x(xa)nx(x...)x(x)x(x)x(xaxF

    21n

    12

    3201

    3210

    ++

    ++=

    tersebut. Koefisien-koefisien tersebut dihitung sebagai berikut:

    ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )

    ( ) ( ) ( ) ( )1n-xnx...2xnx1xnx0xnx)nx(f

    na

    ...nx2x...3x2x1x2x0x2x

    )2x(f2a

    nx1x...3x1x2x1x0x1x)1x(f

    1a

    nx0x...3x0x2x0x1x0x)0x(f

    0a

    =

    ===

    (1-9)

    engan mensubstitusi persamaan (1-9) ke dalam persamaan (1-8), maka diperoleh Dpersamaan polinomial interpolasi Lagrange yang dinyatakan sebagai berikut:

    ( )

    )nx(f)1n-xn...(x)xn)(xxn(x)xn(x)1n-x(x...)3x)(xx(x)0x(x

    ...)2x(f)nx2...(x)3x2(x)x2(x)x2(x)nx(x...)3x(x)x(x)0x(x

    )x(f)nx1(x...)x1)(xx1(x)x1x(

    )nx(x...)3x)(xx(x)x(x

    )x(f)nx(x...)x)(xx(x)xx(

    )nx(x...)3x)(xx(x)x(xxF

    210

    1

    10

    1

    1320

    20

    00302010

    21

    ++

    +

    +=

    (1-10)

    Persamaan (1-10) dapat juga digunakan, jika varibel bebasnya adalah y, sedangkan variabel tak bebasnya adalah x.

  • Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-5

    .4. Interpolasi Cara Newton untuk stan

    olinomial interpolasi Newton F(x) untuk data dengan interval (x) tidak konstan

    1Data dengan Interval Tidak Kon

    Pdikembangkan dari polinomial interpolasi Lagrange dan Newton dan dinyatakan dengan:

    .....)1xx)(0xx(2b)0xx(1b0b)x(F ++++=)1nxx).....(2xx)(1xx)(0xx(nb

    (1-11)

    Koefisi

    en b0, b1, b2, bn tergantung dari nilai x0, x1, x2, xn dan ordinatnya, yaitu

    masing-masing adalah: f(x0 , f(x) 1), f(x2), f(xn) dan dihitung sebagai berikut:

    [ ][ ]

    [ ] [ ] [ ][ ] [ ] [ ]

    dst.....

    0x3x2x,1x,0x3x,2x,1x

    3x,2x,1x,0x3b

    0x2x0x1x

    )0x(f)1x(f

    1x2x)1x(f)2x(f

    0x2x1x,0x2x,1x

    2x,1x,0x2b

    0x1x)0x(f)1x(f

    1x,0x1b

    )0x(f0x0b

    ==

    =

    ==

    ==

    ==

    (1-12)

    ecara skematis harga koefisien-koefisien dalam persamaan (1-11) diberikan berikut ini.

    Tabel 1.3: Tabel Nilai Koefisien Persamaan (1-11) untuk n = 4

    0 1 2 3 4

    S

    x b b b b bx0 f )

    [xo, 1] x f( ) [xo, x x2]

    [x1, 2] [xo, x1, 2, x3] x f( ) [x1, x x3] [xo, x1, x x3, x4]

    [x2, 3] [x1, x2, 3, x4]

    x f( ) [x2, x x4]

    [x3, 4]

    x f( )

    (xo x

    1 x1 1,

    x x

    2 x2 2, 2, x x

    3 x3 3,

    x

    4 x4

  • Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-6

    .5. Interpolasi dengan Lengkung Kubik (Cubic Spline) untuk Data dengan Interval Sembarang

    Interpo rpolasi y = f(x), dengan kemiringan lope) dan kurvatur (curvature) yang sama di sekitar titik x interpolasi. Untuk interval

    1-13)

    adalah koe n yan tergantun

    terval xi-1 dan xi akan menghasilkan:

    1

    lasi lengkung kubik menghasilkan nilai inte

    (santara xi1 dan xi, polinomial orde tiga mempunyai turunan kedua sebagai berikut:

    )x("iy = ''1iy + "iy)1( , untuk xi-1 x xi (

    fisie g g dari nilai x. Penyelesaian persamaan di atas pada in

    ixx1ix,"iy

    1ixixxix''xix 11iy

    1ixixy"(x)

    + = untuk (1-14)

    Sedangkan pada interval xi dan xi+1 akan menghasilkan:

    1ixxix,''ixx"ixx 1iy

    ix1ixiy

    ix1ix-1y"(x) ++ +

    + += untuk (1-15)

    Jika persamaan (1-14) diintegrasi relatif terhadap interval (xi

    ersamaan berikut: - x) akan dihasilkan

    p

    ixx1ix

    1c"iy)1ixix(

    2)xix(21x-ix

    ''1iy)1ixix(

    2)xix(1 2

    y'(x)

    +

    =

    untuk

    (1-16)

    sedangkan integrasi persamaan (1-15) akan menghasilkan persamaan berikut:

    ( ) ( )1ixxix

    )ix1ix(2)ix1ix(2

    ++ +

    untuk

    (1-17)

    c1 dan c2 adalah konstanta integrasi. Integrasi sekali lagi akan menghasilkan:

    2c''1iy

    2ixx1"

    iy2ixx1-ixxy'(x) ++

    + =

    ( ) ( )sertauntuk ixx1ix

    3cxix1c"iy)1ixix(

    3)xx(13)xx(1 i-2xix36''1iy)1ixix(

    i6

    y(x)

    +

    +=

    (1-18)

  • ( ) ( ) ( ) ( )1ixxix

    4cixx2c''1iy)ix1ix(

    3ixx

    61"

    iyix1ix

    3ixx-2ixx36

    1y(x)

    +

    +++++

    +=

    untuk

    (1-19)

    Lengkung kubik pertama melalui titik (xi-1, yi-1) dan titik (xi, yi) mempunyai bentuk:

    ( ) ( ) ( )3ciy

    3c1i-xix1c"iy

    21i-xix3

    1''1i-y

    21i-xix6

    11i-y

    =++=

    (1-20)

    selanjutnya:

    ( )1i-xix1i-yiy"

    iy2''1iy1i-xix6

    1(-)'iy1c

    +

    +== (1-21) dimana y'(-)i adalah turunan di sebelah kiri titik x = xi. Demikian juga lengkung kubik kedua melalui titik (xi,yi) dan (xi+1,yi+1) mempunyai ekspresi:

    ( ) ( ) ( )4ciy

    4cix1ix2c''1iy

    2ix1ix6

    1"iy

    2ix1ix3

    11iy

    =+++++++=+ (1-22)

    selanjutnya:

    ( )ix1ixiy1iy''

    1iy"iy2ix1ix6

    1)'(iy2c +

    ++

    +++=+= (1-23) dimana y'(+)i adalah turunan di sebelah kanan titik x = xi. Turunan di sebelah kiri dan di sebelah kanan harus mempunyai harga yang sama di titik x = xi, sehingga:

    ( )( )

    ix1ixiy1iy''

    1iy''iy2ix1ix6

    11i-xix1i-yiy''

    iy2''1iy1i-xix6

    1

    +++

    +++

    =+

    (1-24)

    dengan pengaturan selanjutnya, maka akan diperoleh ekspresi berikut:

    +++

    =+++++

    ix1ixiy1iy6

    1i-xix1i-yiy6

    ''1iy)ix1ix(

    ''iy)1i-x1ix(2

    ''1iy)1i-xix(

    (1-25)

    Untuk titik (data) sebanyak n buah, persamaan sebanyak (n-1) buah, maka jumlah

    bilangan tidak diketahui akan berjumlah (n+1) buah , i = 0,n. Agar sistem persamaan dapat diselesaikan, maka dibutuhkan tambahan dua persamaan lagi, yang

    "iy

    Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-7

  • biasanya berhubungan dengan kondisi batas di titik i = 0 dan i = n. Kedua persamaan tersebut biasanya menspesifikasikan kondisi batas, dalam hal ini mengekspresikan kemiringan di titik i = 0 dan i = n sebagai berikut:

    ( )0x1x0y1y''

    1y''0y20x1x6

    1)'(0y

    +

    +=+ (1-26)

    ( )1n-xnx1n-yny''

    ny2''1ny1n-xnx6

    1)'(ny

    +

    += (1-27) Dalam bentuk matriks, sistem persamaan linier dapat dituliskan sebagai berikut: [ ]{ } { }DMA = (1-28)

    [A] adalah matriks koefisien aij berupa matriks tridiagonal yang elemen-elemennya didefinisikan sebagai berikut:

    ( )( )( )

    0ija1nxnx2nna

    0x1x200a

    1ix1ix2iia,ni0,ijix1ixija,ni0,1ij1ixixija,ni0,1ij

    ==

    =

    +=

  • ( ) ( ) ( )1ixxix

    3ixx

    ix1ix

    ''iy

    ''1iy

    612

    ixx"iy2

    1ixx

    )'(iyiyy(x)

    +

    ++++++=

    untuk

    (1-32)

    Turunan y'(-)i dan y'(+)i masing-masing dapat diperoleh dari persamaan (1-21) dan (1-23). Seringkali turunan lebih dipilih, daripada kurvatur, sebagai bilangan tidak diketahui. Transformasi kurvatur menjadi turunan mudah dilakukan. Langkah-langkah interpolasi dengan lengkung kubik:

    Step 1: membentuk matriks koefisien [A] berdasar persamaan (1-29). Step 2: membentuk vektor {D} berdasar persamaan (1-30). Step 3: menghitung vektor {M} atau vektor {y''i} dengan cara menyelesaikan sistem persamaan linier. Step 4: menghitung turunan pertama di sebelah kiri (y'(-)i) dan kanan x (y'(+)i)

    berdasar persamaan (1-21) dan (1-23). Step 5: menghitung nilai interpolasi untuk titik x tertentu berdasar persamaan

    (1-31) atau (1-32). 1.6. Interpolasi dengan Trigoneometri untuk Data Periodik Jika data-data yang diinterpolasi cenderung bersifat periodik, maka sebaiknya interpolasi dilakukan dengan menggunakan fungsi trigoneometri. Salah satunya dapat dinyatakan sebagai berikut:

    )xx(sin...)xx(sin)xx(sin)x(xsinnc...)xx(sin...)xx(sin)xx(sin)x(xsin1c

    )nxx(sin...)xx(sin)xx(sin)x(xsin0c)x(F

    1n210

    n320

    321

    ++

    += (1-33)

    Koefisien c0, c1, c2, cn tergantung dari nilai x0, x1, x2, xn dan ordinatnya, yaitu masing-masing adalah: f(x0), f(x1), f(x2), f(xn) dan dihitung sebagai berikut:

    )xx(sin...)xx(sin)xx(sin)xx(sin)x(f

    nc

    ...)xx(sin...)xx(sin)xx(sin)xx(sin

    )x(f1c

    )xx(sin...)xx(sin)xx(sin)xx(sin)x(f

    0c

    1nn2n1n0n

    n

    n1312101

    1

    n0302010

    0

    =

    ==

    (1-34)

    Persamaan (1-13) dapat juga digunakan, jika varibel bebasnya adalah y, sedangkan variabel tak bebasnya adalah x.

    Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-9

  • 1.7. Contoh Kasus Ekstrapolasi Kedepan Cara Newton untuk Data dengan Interval Konstan

    PersoalanPosisi planet Mars diukur setiap 10 hari seperti ditunjukkan pada Tabel 1.4. Dari data ini diminta untuk memperkirakan posisi panet Mars pada t = 1450.5. Jawaban: Persoalan ini merupakan masalah ekstrapolasi, karena harga yang diinginkan berada di luar interval data-data yang diketahui. Ekstrapolasi dilakukan berdasar 5 data terakhir, yaitu mulai t = 1300.5. Perhitungan perbedaan nilai kedepan diberikan berikut ini.

    Tabel 1.4: Tabel Koordinat Planet Mars dengan Interval 10 hari (Sumber: Conte & de Boor, 1981)

    dan Perbedaan Kedepan

    no t f(t) 1y 2y 3y 4y 0 1250.5 139140

    1 1260.5 137696

    2 1270.5 134783

    3 1280.5 130456 4 1290.5 124767

    5 1300.5 117862 -8086

    6 1310.5 109776 -1054 -9140 111

    7 1320.5 100636 -943 4 -10083 115

    8 1330.5 90553 -828 -10911

    9 1340.5 79642 Ekstrapolasi kedepan cara Newton berdasar persamaan (1-2) menghasilkan polinomial ekstrapolasi dan posisi planet Mars pada t = 1450.5 sebagai berikut:

    209302)5.1450(fF10

    5.1330x10

    5.1320x10

    5.1310x10

    5.1300x4

    ..........10

    5.1310x10

    5.1300x105410

    5.1300x8086117862)x(fF

    =

    ++=

    Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-10

  • 1.8. Contoh Interpolasi Kasus Kedepan Cara Newton untuk Data dengan Interval Tidak Konstan

    Persoalan: Dari pengukuran topografi didapatkan data ketinggian dan posisinya sebagai berikut:

    Tabel 1.5: Data Pengukuran Topografi

    Posisi (x) 1.1 2.3 3.2 4.4 5.0 6.0 7.0 8.2 9.3 10.1Elevasi (d.p.l.) 5.5 5.7 6.5 5.4 3.0 -1.0 -2.0 -3.0 -1.5 -1.0

    Dari data tersebut diminta membuat fungsi interpolasi kedepan cara Newton untuk elevasi topografi berdasar data pada x = 3.2, 4.4, 5.0, 6.0, 7.1 dan 8.2 (6 data). Selanjutnya dengan fungsi tersebut memperkirakan ketinggian di x = 5.5. Jawaban: Fungsi interpolasi kedepan cara Newton untuk data dengan interval tidak konstan dinyatakan dalam persamaan (1-11). Harga koefisien-koefisien dalam persamaan (1-11) dihitung dalam tabel berikut ini.

    Tabel 1.6: Harga Koefisien untuk Interpolasi Kedepan Cara Newton

    x b0 b1 b2 b3 b4 b53.2 6.5

    -0.92 4.4 5.4 -1.71

    -4.00 0.61 5.0 3.0 0.00 -0.01

    -4.00 0.58 -0.05 6.0 -1.0 1.50 -0.27

    -1.00 -0.45 7.0 -2.0 0.08

    -0.83 8.2 -3.0

    Polinomial interpolasi dengan koefisien seperti tercantum dalam Tabel 1.6 adalah:

    )0.7x)(0.6x)(0.5x)(4.4x)(2.3x(05.0)0.6x)(0.5x)(4.4x)(2.3x(01.0

    )0.5x)(4.4x)(2.3x(61.0)4.4x)(2.3x(71.1)2.3x(92.05.6)x(F

    +=

    Dengan demikian untuk x = 5.5, maka ketinggiannya adalah:

    = 5.6)5.5(F 2.12 4.33 + 0.77 + 0.01 0.05 = 0.79

    Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-11

  • 1.9. Contoh Interpolasi Kasus dengan Lengkung Kubik untuk Data dengan Interval Tidak Konstan

    Persoalan: Erupsi Gunung Piton de la Fournaise (Pulau Reunion) memuntahkan material dengan komposisi kimia yang berubah terhadap waktu. Pengukuran rasio (Ce/Yb)N selama interval 1948-1985 yang diambil dari lava erupsi diberikan dalam Tabel 1.7. Dari data ini diminta memperkirakan rasio (Ce/Yb)N pada tahun 1960.

    Tabel 1.7: Data Rasio (Ce/Yb)N Diukur pada Delapan Contoh Lava Hasil Erupsi Gunung Piton de la Fournaise (Albarede & Tamagnan, 1988)

    i 0 1 2 3 4 5 6 7

    Tahun 1948 1953 1956 1966 1972 1975 1981 1985 (Ce/Yb)N 20.9 21.2 22.0 20.8 21.7 22.4 21.3 18.9

    Jawaban: Langkah-langkah penyelesaian:

    Step 1: membentuk matriks koefisien [A] berdasar persamaan (1-29), misalnya:

    a00 = 2 x (1953-1948) = 10 a01 = 1953 - 1948 dst.

    Akhirnya matriks koefisien [A] mempunyai harga sebagai berikut:

    [ ]

    =

    8400000042060000006183000000318600000063210000000102630000003165000000510

    A

    Step 2: membentuk vektor {D} berdasar persamaan (1-30) dengan asumsi bahwa

    turunan pada titik akhir sama dengan nol, misalnya:

    Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-12

  • 24.160.136.0195319562.210.226

    194819539.202.2161d

    36.00194819539.202.2160d

    =+=

    ++

    =

    =

    =

    Setelah melengkapi semua perhitungan, maka vektor {D} akan berharga:

    { }

    +++++

    =

    66.350.250.250.062.132.224.136.0

    D

    Step 3: menyelesaikan sistem persamaan linier. Berdasar persamaan (1-28), maka sistem

    persamaan simultan akan mempunyai bentuk sebagai berikut:

    +++++

    =

    60.350.250.250.062.132.224.136.0

    MMMMMMMM

    8400000042060000006183000000318600000063210000000102630000003165000000510

    7

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    0

    Vektor {M} merupakan vektor bilangan yang tidak diketahui yang berupa turunan kedua atau {y''i}. Setelah penyelesaian sistem persamaan linier, maka diperoleh:

    =

    =

    5581.02161.00683.00085.00919.01371.01090.00185.0

    y

    y

    y

    y

    y

    y

    y

    y

    MMMMMMMM

    ''7

    ''6

    ''5

    ''4

    ''3

    ''2

    ''1

    ''0

    7

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    0

    Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-13

  • Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-14

    Step 4: menghitung turunan pertama di sebelah kiri dan kanan x berdasar

    persamaan (1-21) dan (1-23) yang diberikan dalam Tabel 1.8 berikut ini:

    Tabel 1.8: Turunan Kedua, Turunan Pertama di sebelah kiri dan kanan

    I "iy )('

    iy )(' +

    iy 0 -0.0185 0 0 1 0.1090 0.2262 0.2262 2 -0.1371 0.1840 0.1840 3 0.0919 -0.0423 -0.0423 4 0.0085 0.2589 0.2589 5 -0.0683 0.1693 0.1693 6 -0.2161 -0.6839 -0.6839 7 0.5581 0 0

    Step 5:

    menghitung nilai interpolasi untuk titik x, misal berdasar persamaan (1-31). Dalam hal ini i = 3 (1966), maka x3 x = 1966 - 1960 = 6, kemudian x3 x2 = 1966 - 1956 = 10., y3 = 20.8, = -0.0423 dan = 0.0919, - = 0.0919 (-0.1371) = 0.2290. Harga-harga ini disubstitusikan dalam persamaan berikut

    )('3y ''

    3y"3y "2y

    ( ) ( ) 3)x3x(2x3x

    "2y

    "3y

    612x3x

    "3y2

    1x3x)('

    3y3y)x(y

    +=

    ( ) ( ) ( ) 88.2136x102290.0

    6126x0919.0

    216x0423.08.201960ty =

    +==

  • 1.10. Contoh Kasus Ekstrapolasi Trigoneometri untuk Data dengan Interval Konstan

    PersoalanPosisi planet Mars secara berkala ditunjukkan pada Tabel 1.4. Dari data ini kita diminta memperkirakan posisi panet Mars pada t = 1450.5. Jawaban: Persoalan ini merupakan masalah ekstrapolasi data periodik, sehingga dapat dikerjakan menggunakan ekstrapolasi trigoneometri. Ekstrapolasi trigoneometri dilakukan berdasar 5 data terakhir, yaitu mulai t = 1300.5 (perhatikan kembali Tabel 1.4). Perhitungan koefisien-koefsien fungsi ekstrapolasi diberikan berikut ini.

    3.4172369)8t9(tsin)7t9(tsin)6t9(tsin)5t9(tsin/)9t(f4c3.17560654)9t8(tsin)7t8(tsin)6t8(tsin)5t8(tsin/)8t(f3c1.28530510)9t7(tsin)8t7(tsin)6t7(tsin)5t7(tsin/)7t(f2c4.21288509)9t6(tsin)8t6(tsin)7t6(tsin)5t6(tsin/)6t(f1c

    1.6174679)9t5(tsin)8t5(tsin)7t5(tsin)6t5(tsin/)5t(f0c

    ====

    ====

    ==

    Koefisien-koefsien tersebut disubstitusi ke dalam persamaan (1-33) akan menghasilkan persamaan ekstrapolasi berikut ini.

    127648)5.1450(f)8ttsin()7t(tsin)6t(tsin)5t(tsin4172369)9ttsin()7t(tsin)6t(tsin)5t(tsin17560654)9ttsin()8t(tsin)6t(tsin)5t(tsin28530510)9ttsin()8t(tsin)7t(tsin)5t(tsin21288509)9ttsin()8t(tsin)7t(tsin)6t(tsin6174679)t(f

    =

    ++

    =

    Hasil ekstrapolasi cara trigoneometri (127648) berbeda cukup jauh dengan hasil ekstrapolasi kedepan cara Newton (209302). Hal ini disebabkan oleh ketelitian masing-masing interpolator yang berbeda. Dari keduanya tidak dapat ditentukan mana yang lebih baik, karena keduanya tidak mempunyai mekanisme pengukuran kesalahan. Selain itu tidak ada informasi posisi planet Mars pada t = 1450.5 hasil observasi. Dengan memperhatikan latar belakang masalahnya, lintasan planet merupakan sesuatu yang sifatnya berkala atau periodik yang tidak dapat diantisipasi oleh ekstrapolasi kedepan cara Newton.

    Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-15

  • Catatan Kuliah Dr.Ir. Lilik Eko Widodo, MS

    I-16

    1.11. Komentar Interpolasi dan ekstrapolasi merupakan prosedur untuk memperkirakan nilai atau data yang tidak diketahui berdasar kombinasi beberapa nilai atau harga yang diketahui. Metode atau cara yang dipergunakan untuk itu banyak sekali. Beberapa metode yang diberikan dalam bab ini hanya sebagian diantaranya. Dalam bab ini hanya diberikan contoh fungsi interpolasi berupa polinomial dan trigoneometri satu dimensi. Pembaca dapat mencari sendiri beberapa metode lainnya. Kata kunci dalam masalah interpolasi dan ekstrapolasi adalah ketelitian interpolasi. Dalam bab ini hanya diberikan metode-metode klasik, padamana tidak disertakan hal-hal berikut ini: kriteria interpolasi, ekspresi dan optimasi ketelitian interpolasi. Satu-satunya metode interpolasi dalam bab ini yang menyertakan kriteria interpolasi adalah interpolasi lengkung kubik, dengan kriterianya adalah kesamaan kemiringan dan kurvatur di sebelah kiri dan kanan titik interpolasi. Masalah interpolasi dan ekstrapolasi dalam bab ini bertujuan hanya untuk memberi pemahaman kepada pembaca tentang adanya distribusi data dalam fungsi sederhana. Hasil interpolasinya sendiri bukan merupakan tujuan dari bab ini. Bagian III buku ini akan membahas pemodelan data yang berkenaan dengan masalah interpolasi dan ekstrapolasi menggunakan metode-metode mutakhir dan lebih baik yang didasarkan pada model deterministik maupun statistik (spasial statistik), baik untuk satu maupun multi dimensi. Hasil interpolasi dengan ketelitiannya yang optimal merupakan tujuan dari Bagian III. Dengan demikian keunggulan masing-masing metode-metode interpolasi dan ekstrapolasi dapat dianalisis dan dibandingkan secara kuantitatif. Dari beberapa fungsi interpolasi yang diberikan dalam Bab 1 dapat disimpulkan, bahwa rmasalah utama dalam penyusunan fungsi interpolasi adalah penentuan koefisien fungsi interpolasi. Dalam hal ini besarnya koefisien tersebut tidak ditentukan misalnya tergantung dari jarak antara titik interpolasi dan titik-titik lainnya. Dalam aplikasi ilmu-ilmu kebumian, data merupakan fungsi dari jarak. Jadi penentuan koefisien fungsi interpolasi atau kemudian disebut dengan bobot merupakan masalah yang sangat kritis dalam pemodelan data. Bobot titik-titik di sekitar titik interpolasi dengan demikian lebih besar dari bobot titik-titik yang lebih jauh dari titik interpolasi. Untuk keperluan interpolasi dan ekstrapolasi dalam bidang ilmu-ilmu kebumian disarankan menggunakan metode-metode yang akan diberikan dalam Bagian III, karena ketelitiannya dapat dipertanggungjawabkan dan diuji secara statistik serta sesuai untuk aplikasi ilmu-ilmu kebumian.

    Bab 1Interpolasi dan EkstrapolasiTabel 1.1: Tabel Perbedaan Kedepan untuk n = 6Tabel 1.2: Tabel Perbedaan Kebelakang untuk n = 6Tabel 1.3: Tabel Nilai Koefisien Persamaan (1-11) untuk n =

    Interpolasi lengkung kubik menghasilkan nilai interpolasi y = + , untuk xi-1 ( x ( xi (1-13)( adalah koefisien yang tergantung dari nilai x. Penyelesaian persamaan di atas pada interval xi-1 dan xi akan menghasilkan:(1-14)(1-28)

    Langkah-langkah interpolasi dengan lengkung kubik:Tabel 1.6: Harga Koefisien untuk Interpolasi Kedepan Cara Nei

    Tahun