bab 1. hukum ekonomi dan bisnis

20
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara harfiah kata bisnis berasal dari istilah Inggris “business” yang berarti kegiatan usaha. Menurut Richard Burton Simatupang kata bisnis sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha uang dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan barang-barang atas jasa-jasa maupun fasilitas untuk diperjualbelikan, dipertukarkan atau disewagunakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Adapun kegiatan bisnis secara umum dapat dibedakan 3 bidang usaha yaitu : 1. Bisnis dalam arti kegiatan perdangan (commerce), yaitu keseluruhan kegiatan jual beli yang dilakukan oleh orang-orang dan badan-badan, baik di dalam negeri maupun diluar negeri ataupun antara Negara tujuan memperoleh keuntungan. 2. Bisnis dalam arti kegiatan industry (Industry) yaitu kegiatan memproduksi atau menghasilkan barang-barang yang nilainya lebih berguna dari asalnya. 3. Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa (service), yaitu kegiatan yang menyediakan jasa-jasa yang dilakukan baik oleh orang maupun badan. Semua kegiatan-kegiatan dalam bisnis tentu memerlukan aturan dan peraturan yang mengatur tata cara melakukan 1

Upload: arie-swiftskandarians

Post on 12-Jan-2016

353 views

Category:

Documents


59 download

DESCRIPTION

Materi hukum bisnis

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Secara harfiah kata bisnis berasal dari istilah Inggris “business” yang berarti

kegiatan usaha. Menurut Richard Burton Simatupang kata bisnis sering diartikan

sebagai keseluruhan kegiatan usaha uang dijalankan oleh orang atau badan secara

teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan barang-barang atas

jasa-jasa maupun fasilitas untuk diperjualbelikan, dipertukarkan atau disewagunakan

dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

Adapun kegiatan bisnis secara umum dapat dibedakan 3 bidang usaha yaitu :

1. Bisnis dalam arti kegiatan perdangan (commerce), yaitu keseluruhan kegiatan

jual beli yang dilakukan oleh orang-orang dan badan-badan, baik di dalam

negeri maupun diluar negeri ataupun antara Negara tujuan  memperoleh

keuntungan.

2. Bisnis dalam arti kegiatan industry (Industry) yaitu kegiatan memproduksi

atau menghasilkan barang-barang yang nilainya lebih berguna dari asalnya.

3. Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa (service), yaitu kegiatan yang

menyediakan jasa-jasa yang dilakukan baik oleh orang maupun badan.

Semua kegiatan-kegiatan dalam bisnis tentu memerlukan aturan dan peraturan yang

mengatur tata cara melakukan kegiatan dalam bisnis demi kepentingan para pihak

dalam berbisnis. Dari penjelasan diatas, muncul suatu pertanyaan, kenapa hukum itu

diperlukan dalam bisnis. Sehingga untuk mengatur segala kegiatan-kegiatan dalam

bisnis maka diciptakan suatu hukum yang mengaturnya yaitu hukum ekonomi dan

bisnis.

1

Page 2: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

1.2  Rumusan Masalah

1. Apa pengetian dari Hukum Ekonomi dan Bisnis?

2. Apa saja sumber Hukum Ekonomi dan Bisnis?

3. Bagaimana peran Hukum Ekonomi dan Bisnis dalam kegiatan ekonomi?

4. Jenis Ruang Lingkup apa saja yang terkandung dalam Hukum Ekonomi dan

Bisnis?

5. Apa saja contoh kasus Hukum Ekonomi dan Bisnis?

1.3  Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Hukum Ekonomi dan Bisnis.

2. Untuk Mengetahui sumber-sumber Hukum Ekonomi dan Bisnis.

3. Mengetahui peran Hukum Ekonomi dan Bisnis terhadap Kegiatan ekonomi.

4. Untuk mengetahui jenis-jenis ruang lingkup yang terkandung dalam hukum

bisnis.

5. Untuk mengetahui contoh kasus dalam Hukum Ekonomi dan Bisnis

2

Page 3: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Ekonomi dan Bisnis

2.1.1 Hukum

Hukum adalah sekumpulan peraturan yang berisi perintah dan larangan yang

dibuat oleh pihak yang berwenang sehingga dapat dipaksakan pemberlakuannya

berfungsi untuk mengatur masyarakat demi terciptanya ketertiban disertai dengan

sanksi bagi pelanggarnya. Hukum terdiri dari dua bentuk yaitu hukum tertulis

(perundang-undangan) dan tidak tertulis (hukum kebiasaan/adat).

2.1.2 Ekonomi dan Bisnis

            Kata “ekonomi” berasal dari bahasa latin yaitu oikonomia yang mengandung

pengertian pengaturan rumah tangga. Pengaturan tersebut bertujuan untuk mencapai

kemakmuran. Sedangkan pengertian “bisnis” lebih tertuju pada usaha komersial dan

interaksi antar para pelakunya, yaitu berkaitan dengan ekonomi perusahaan atau

ekonomi mikro. Tujuan dari bisnis yaitu untuk pencapaian keuntungan.

2.1.3 Hukum Ekonomi

            Hukum Ekonomi adalah hukum yang berkaitan dengan berbagai aktivitas

ekonomi, sehingga ruang lingkup pengertiannya luas meliputi semua persoalan

berkaitan dengan hubungan antara hukum dan kegiatan-kegiatan ekonomi. Sunaryati

Hartono (1988 : 41) membedakan hukum ekonomi Indonesia ke dalam dua macam,

yaitu:

1.      Hukum ekonomi pembangunan, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran hukum

mengenai cara-cara peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonomi (misalnya,

hukum perusahaan dan hukum penanaman modal).

2.      Hukum ekonomi sosial, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran hukum mengenai

cara-cara pembagian hasil pembangunan ekonomi secara adil dan merata, sesuian

dengan hak asasi manusia (misalnya, hukum perburuhan).

3

Page 4: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

Hukum dibagi ke dalam dua kategori yaitu hukum privat yang mengatur

kepentingan pribadi dan hukum publik yang mengatur kepentingan umum. Hukum

ekonomi pembahasannya meliputi kedua kategori tersebut. Ruang lingkup hukum

ekonomi lebih luas dari pada hukum dagang karena hukum dagang hanya meliputi

hukum privat (perdata) saja.

Salah satu ciri penting hukum ekonomi adalah adanya keterlibatan negara

dalam pengaturan berbagai kegiatan perdagangan, industri, dan keuangan. Berbeda

dengan hukum dagang yang kaidahnya dibuat oleh publik yang berbentuk

perundang-undangan dibawah undang-undang, seperti peraturan pemerintah, Surat

Keputusan Bersama, Peraturan Menteri.

2.1.4 Hukum Bisnis

Dalam sistem perekonomian yang sehat seringkali bergantung pada sistem

perdagangan/bisnis/usaha yang sehat sehingga masyarakat membutuhkan

seperangkat aturan yang dengan pasti dapat diberlakukan untuk menjamin terjadinya

sistem perdagangan/bisnis tersebut.

Atuan-aturan hukum itu dibutuhkan karena hal-hal sebgai berikut :

a.       Para pihak terlibat dalam persetujuan bisnis itu membutuhkan sesuatu yang lebih

daripada sekedar janji serta iktikad baik saja.

b.      Adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum yang dapat digunakan

seandainya salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya, tidak memenuhi

janjinya.

Disini lah peran hukum bisnis tersebut. Istilah hukum bisnis sebagai

terjemahan dari “business law”. Hukum binis yaitu hukum yang berkenaan dengan

suatu bisnis. Dengan kata lain hukum bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum

yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industry

atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa

dengan menempatkan uang dari para entrepreneur dalam risiko tertentu dangan

usaha tertentu dengan motif adalah untuk mendapatkan keuntungan.

4

Page 5: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

Sedangkan menurut DR. Johannes Ibrahi, SH.,MHum, hukum bisnis adalah

seperangkat kaidah-kaidah hukum yang diadakan untuk mengatur serta

menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul dalam aktivitas antar manusia

khususnya dalam bidang perdagangan.

Berdasarkan hal diatas sangatlah terlihat bahwa hukum sangat penting dalam

dunia ekonomi/bisnis sebagai alat pengatur bisnis tersebut. Kemajuan suatu

ekonomi/bisnis tidak akan berarti kalau kemajuan tidak berdampak pada

kesejahteraan dan keadilan yang dinikmati secara merata oleh rakyat. Negara harus

menjamin semua itu. Agar tidak ada terjadi pengusaha kuat menindas pengusaha

lemah, yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin, sehingga tidak ada

keseimbangan dalam tatanan kehidupan masyarakat. Disinilah peran hukum

membatasi hal tersebut. Maka dibuat perangkat hukum yang mengatur dibidang

bisnis tersebut (hukum bisnis).

Dengan telah dibuatnya hukum bisnis tersebut (peraturan perundang-

undangan) imbasnya adalah hukum bisnis tersebut harus diketahui/dipelajari oleh

pelaku bisnis sehingga bisnisnya berjalan sesuai dengan koridor hukum dan tidak

mempraktikkan bisnis yang bisa merugikan masyarakat luas (monopoli dan

persaingan usaha tidak sehat). Bagaimanapun juga adanya pertumbuhan ekonomi

yang sangat pesat serta kompleks melahirkan berbagai bentuk kerjasama bisnis.

Kerjasama bisnis yang terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada bidang bisnis

apa yang sedang dijalankan. Keanekaragaman kerjasama bisnis ini tentu saja

melahirkan masalah serta tantangan baru karena hukum harus siap untuk dapat

mengantisipasi setiap perkembangan yang muncul.

2.1.5.  Fungsi dan Ruang Lingkup Hukum Bisnis

1. Fungsi Hukum Bisnis (Business Law).

Adapun fungsi dari hukum bisnis itu antara lain sebagai berikut :

1. Sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis,

2.  Untuk memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis,

5

Page 6: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

3. Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan,

wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum).

4. Ruang Lingkup Hukum Bisnis

Secara garis besar yang merupakan ruang lingkup dari hukum bisnis, antara

lain sebagai berikut :

1. Kontrak bisnis

2.  Bentuk-bentuk badan usaha (PT, CV, Firma)

3. Perusahaan go publik dan pasar modal

4. Jual beli perusahaan

5. Penanaman modal/investasi (PAM/PMDN)

6. Kepailitan dan likuidasi

7. Merger, konsolidasi dan akuisisi

8. Perkreditan dan pembiayaan

9. Jaminan hutang

10. Surat-surat berharga

11. Ketenagakerjaan/perburuhan

12. Hak Kekayaan Intelektual, yaitu Hak Paten (UU No. 14 tahun 2001, Hak

Merek UU No. 15 tahun 2001, Hak Cipta (UU No. 1 19 tahun 2002),

Perlindungan Varietas Tanaman (UU No. 29 tahun 2000), Rahasia Dagang

(UU No. 30 tahun 2000 ), Desain Industri, (UU No. 31 tahun 2000), dan

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (UU No. 32 tahun 2000).

13. Larangan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat

14. Perlindungan konsumen (UU No.8/1999)

15. Keagenan dan distribusi

16. Asuransi (UU No. 2/1992)

17. Perpajakan

18. Penyelesaian sengketa bisnis

19. Bisnis internasional

6

Page 7: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

20. Hukum pengangkutan (darat, laut, udara)

21. Alih Teknologi – perlu perlindungan dan jaminan kepastian hukum bagi

pemilik teknologi maupun pengguna teknologi seperti mengenai bentuk dan

cara pengalihan teknologi asing ke dalam negeri.

22. Hukum perindustrian/industri pengolahan.

23. Hukum Kegiatan perusahan multinasional (ekspor – inport)

24. Hukum Kegiatan Pertambangan

25. Hukum Perbankan (UU No. 10/1998) dan surat-surat berharga

26. Hukum Real estate/perumahan/bangunan

27. Hukum Perjanjian internasional/perdagangan internasional.

28. Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang (UU No. 15 tahun 2002)

2.1.6. Fungsi Dan Ruang Lingkup Hukum Ekonomi :

1. Ruang Lingkup Hukum Ekonomi

Ruang lingkup hukum ekonomi jika didasarkan pada klasifikasi internasional

pembagiannya sbb:

1. Hukum ekonomi pertanian atau agraria, yg di dalamnya termasuk norma-

norma mengenai pertanian, perburuan, peternakan, perikanan dan kehutanan.

2. Hukum ekonomi pertambangan.

3. Hukum ekonomi industri, industri pengolahan.

4. Hukum ekonomi bangunan.

5. Hukum ekonomi perdagangan, termasuk juga norma-norma mengenai

perhotelaan dan pariwisata.

6. Hukum ekonomi prasarana termasuk gas, listrik air, jalan.

7. Hukum ekonomi jasa-jasa, profesi dokter, advokad, pembantu rumah tangga,

tenaga kerja.

8. Hukum ekonomi angkutan.

9. Hukum ekonomi pemerintahan termasuk juga pertahanan dan keamanan

(hankam) dll.

10. Fungsi Hukum Ekonomi

7

Page 8: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

1. Sebagai sarana pemeliharaan ketertiban dan keamanan

2. Sebagai sarana pembangunan

3. Sebagai sarana penegak keadilan

4. Sebagai sarana pendidikan masyarakat

5. Keempat fungsi tersebut dapat diterapkan dalam hukum ekonomi yang

merupakan suatu sistem hukum nasional yang berorientasi kepada

kesejahteraan rakyat .

2.2    Sumber Hukum Ekonomi dan Bisnis

Sumber hukum terdiri dari perundang-undangan, perjanjian, traktat,

jurisprudensi, kebiasaan, dan pendapat sarjana.

1. Perundang-undangan

Perundang-undangan merupakan hukum tertulis yang diciptakan oleh pihak

yang berwenang untuk mengatur kehidupan masyarakat. Suatu hal yang khas pada

hukum ekonomi adalah banyaknya kaidah yang dibuat dalam bentuk peraturan

bawahan yang berada di bawah undang-undang, yang kadang-kadang bertentangan

dengan ketentuan yang lebih tinggi, misalnya undang-undang. Secara teoretis dengan

adanya tingkatan sistem hierarki perundang-undangan tersebut berarti tidak boleh

adanya pertentangan. Kalau seandainya terjadi pertentangan, maka yang belaku

adalah hukum yang lebih tinggi. Hal tersebut sesuai dengan asas hukum “lex

superior derogate legi infiriori” (hukum khusus mengalahkan hukum umum).

Apabila pertentangan terjadi antara peraturan setingkat misalnya, undang-undang

dengan undang-undang, maka penyelesaiannya dilakukan berdasarkan asas “lex

specialis derogate legi generali” (hukum khusus mengalahkan hukum umum).

Selain kedua asas tersebut, juga terdapat asa “lex posterior derogate legi

priori”(hukum baru mengalahkan hukum lama). Syarat dari asas tersebut adalah

kedua peraturan tersebut sederajat atau yang baru lebih tinggi derajatnya.

2. Perjanjian

Perjanjian (kontrak) mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan

perundang-undangan. Hal demikian dijamin oleh pasal 1338 KUH Perdata.

Pebedaan dengan perundang-undangan adalah dalam hal bahwa perjanjian hanya

8

Page 9: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

berlaku bagi pihak yang membuatnya saja, tidak mengikat orang lain pada

umumnya. Perjanjian yang baik dapat mengurangi risiko bisnis dan sampai pada

tingkat tertentu mencegah ketidakpastian.

3. Traktat

Traktat sering juga disebut perjanjian antarnegara. Traktat ini dapat dibuat

oleh dua negara (bilateral) atau lebih banyak negara (multilateral). Tujuan

dibentuknya traktat adalah supaya hukum tertentu berlaku di banyak negara terlebih

dahulu harus ada perjanjian negara. Karena setiap negara mempunyai hukumnya

sendiri-sendiri. Perjanjian antarnegara ini dimaksudkan untuk menerobos sifat

kedaulatan negara tersebut.

4. Jurisprudensi

Jurisprudensi adalah putusan-putusan pengadilan yang dapat dianggap suatu

sumber hukum karena bila sudah ada suatu jurisprudensi yang tetap, maka hal ini

akan selalu diikui oleh hakim-hakim dalam memberikan putusannya dalam soal yang

serupa. Di Indonesia jurisprudensi tidak mempunyai kekuatan hukum yang

mengikat, artinya hakim bebas untuk menggunakan atau tidak menggunakannya.

Hakim menggunakannya apabila hukum tersebut masih relevan terhadap situasi dan

kondisi sekarang.

5. Kebiasaan

Kebiasaan penting terutama di dalam perekonomian. Sebagaimana diketahui

bahwa kegiatan ekonomi dan bisnis itu tumbuh dan berkembang atas dasar

kebiasaan-kebiasaan yang kemudian sebagian diatur dalam perundang-undangan.

6. Pendapat Sarjana (Doktrin)

Pendapat sarjana berguna di dalam pengembangan ilmu dan praktek hukum.

Doktrin ini berbentuk asas-asas, prinsip-prinsip, atau teori-teori hasil pemikiran para

sarjana hukum sepanjang abad.

9

Page 10: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

2.3    Peran Hukum Ekonomi dan Bisnis Terhadap Kegiatan Investasi

Pembangunan ekonomi dilaksanakan untuk mencapai kemakmuran, namun

tingginya tingkat kemakmuran masyarakat saja tentu belum cukup tanpa diiringi

pemerataan dan keadilan bagi masyarakat. Sebab apabila hanya kemakmuran saja

yang diutamakan, dapat berakibat buruk bagi  pihak yang lebih lemah, mereka

merasa dirugikan oleh pihak tertentu yang lebih kuat dengan menggunakan kekuatan

atau sumber daya yang ada padanya melalui sistem persaingan liberal. Contohnya

saja seperti kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Oleh karena itu, perlu

diciptakan hukum ekonomi dan bisnis yang berperan mengatur perekonomian

dengan memberikan pembatasan- pembatasan tertentu kepada pihak yang lemah

dalam rangka mencapai keadilan. Berikut adalah perbedaan hukum ekonomi dan

bisnis yang memadai dan tidak memadai :

1. Hukum ekonomi dan bisnis yang memadai

Hukum ekonomi dan bisnis yang memadai akan menunjang pembangunan

ekonomi,karena melalui hukum yang memadai inilah masyarakat dibentuk atau

diarahkan untuk melakukan hal- hal tertentu atau tidak melakukan hal- hal tertentu,

untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang diinginkan. Selain itu, dapat

mencegah atau bahkan memberantas hambatan- hambatan pembanguan ekonomi

seperti KKN, birokrasi yang berlebihan, persaingan tidak sehat dan lain- lain. 

2. Hukum ekonomi dan bisnis yang tidak memadai

Hukum ekonomi dan bisnis yang tidak memadai akan dapat menciptakan hambatan

bagi pembangunan ekonomi, misalnya adanya hukum yang tidak jelas dan tidak

lengkap yang dapat meyebabkan terciptanya birokrasi yang panjang, tidak adil, atau

bahkan ketinggalan zaman sehingga tidak mampu menampung kebutuhan-

kebutuhan baru akibat perkembangan masyarakat.

Pembangunan ekonomi suatu negara tidak hanya dilaksanakan atas

partisipasi pihak pemerintah dan swasta nasional saja, tapi pihak asing juga

berpartisipasi. Apabila di suatu negara tersebut terdapat hukum ekonomi yang tiadak

menunjang, menghambat, atau bahkan menimbulkan risiko dan ketidakpastian yang

besar terhadap investasi, maka biasanya pihak asing enggan untuk berinvestasi atau

melakukan transaksi ekonomi di negara tersebut. Oleh karena itu, hukum ekonomi

10

Page 11: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

dan bisnis di suatu negara tersebut  harus memadai, agar pihak asing berminat untuk

berinvestasi di negara tersebut.

Untuk mengundang minat investor berinvestasi bukanlah hal yang semudah

membalikkan telapak tangan. Investor selalu melakukan kajian awal baik terhadap

aspek ekonomi, politik dan aspek hukum sebelum mengambil keputusan untuk

berinvestasi untuk memastikan keamanan investasi yang akan dilakukannya.

Pandangan lain disampaikan oleh Todung Mulya Lubis yang menyatakan bahwa

selain kurang memadainya infrastruktur investasi, maka hambatan utama investasi di

Indonesia adalah masalah kepastian hukum. Dikatakan bahwa pengadilan di

Indonesia khususnya Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi sering dengan

sengaja atau tidak mengabaikan isi perjanjian yang berlaku di antara pihak terkait,

termasuk dalam sejumlah kasus di mana transaksi sudah dilaksanakan. Sikap

lembaga peradilan yang kurang menghargai keabsahan kontrak kerja sama itu

memberi sinyal negatif atas komitmen Indonesia dalam melaksanakan reformasi

hukum dan penegakan keadilan. Kondisi ini menimbulkan dampak besar terhadap

tingkat risiko Indonesia di pasar modal internasional.

Pemerintah cukup memahami kondisi iklim investasi tersebut dan telah

melakukan upaya-upaya kearah perbaikan. Bahkan upaya yang terakhir dilakukan

cukup fundamental yakni dengan mengeluarkan undang-undang yang baru, UU No.

25 Tahun 2007, untuk menggantikan UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman

Modal Asing dan UU No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri

karena dipandang tidak sesuai lagi dengan kebutuhan percepatan perkembangan

perekonomian dan pembangunan hukum nasional, khususnya di bidang penanaman

modal. Hadirnya UU penanaman modal yang baru merupakan langkah maju yang

cukup signifikan dalam menarik minat investor. Namun meskipun demikian

kehadiran UU No. 25 Tahun 2007 tersebut tidak serta menjadikan seluruh

permasalahan hukum bidang penanaman modal di Indonesia menjadi terselesaikan.

Kegiatan penanaman modal bersifat sangat kompleks dan karenanya tidak hanya

terkait dengan satu undang-undang saja. Hukum tentang penanaman modal tidak

hanya terkait UU No. 25 Tahun 2007 dan peraturan pelaksananya, tetapi juga akan

terkait dengan bidang hukum lain seperti hukum perpajakan, hukum

ketenagakerjaan, hukum pertanahan, hukum perdagangan dan bidang hukum lain

terkait transaksi bisnis baik berdimensi nasional maupun internasional.

11

Page 12: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

Untuk menciptakan hukum ekonomi dan bisnis yang lebih baik, tentunya

perlu ada kerja sama antara ahli ekonomi dengan ahli hukum. Dalam hal ini, Kwik

Kian Gie (Saleh,1990: xii) menegaskan:

“…….namun hukum dengan ekonomi demikian erat hubungannya, terutama

ekonomi perusahaan dan ekonomi mikro yang ruang lingkupnya adalah interaksi

bisnis antara para pelaku bisnis. Interaksi yang demikian jelas sangat membutuhkan

aturan permainan. Penyusunan aturan permainan adalah urusan para sarjana

hukum sedangkan memberikan uraian mengenai mekanisme dari kekuatan- kekuatan

ekonomi yang bekerja secara natural adalah urusan para ekonom……”

12

Page 13: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

2.4 Contoh Kasus Hukum dalam Ekonomi :

1. Jika harga sembako atau sembilan bahan pokok naik maka harga-harga

barang lain biasanya akan ikut merambat naik.

2. Jika nilai kurs dollar amerika naik tajam maka banyak perusahaan yang

modalnya berasal dari pinjaman luar negeri akan bangkrut.

3. Semakin tinggi bunga bank untuk tabungan maka jumlah uang yang beredar

akan menurun dan terjadi penurunan jumlah permintaan barang dan jasa secara

umum.

Contoh Kasus Hukum: Masalah Hukum dalam Bisnis

Perusahaan X dan Perusaahaan Y bergerak dibidang jasa dan telekomunikasi.

Kedua perusahaan ini kalah bersaing dengan perusahaan Z  yang juga bergerak di

bidang jasa telekomunikasi. Untuk memenangi persaingan tersebut, perusahaan X

dan Y sepakat membuat perjanjian menetapkan harga pasar dan mempengaruhi

harga serta mengatur produksi dan pemasaran. Selain itu kedua perusahaan juga

sepakat untuk membagi wilayah pemasaran atau alokasi pasar atas produk jasa

masing-masing. Ini dimaksudkan untuk menyaingi perusahaan Z tersebut.

13

Page 14: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

BAB 3

KESIMPULAN

Hukum bisnis yaitu suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tentang tata

cara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industry atau keuangan yang

dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan

menempatkan uang dari para entrepreneur dalam resiko tertentu dengan usaha

tertentu untuk mendapatkan keuntungan tertentu

Dalam kegiatan-kegiatan bisnis, hukum jelas diperlukan demi kepentingan 

Para pihak Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas dibidang bisnis yang

berkeadilan, wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum). Dan

hukum bisnis tersebut harus diketahui/dipelajari oleh pelaku bisnis sehingga

bisnisnya berjalan sesuai dengan koridor hukum dan tidak mempraktikkan bisnis

yang bisa merugikan masyarakat luas (monopoli dan persaingan usaha tidak sehat).

14

Page 15: BAB 1. Hukum Ekonomi dan Bisnis

DAFTAR PUSTAKA

http://docstoc.com/docs/120004204/Hukum-Bisnis-%28PDF%29

Amirizal.1996.Hukum Bisnis.Bengkulu.Jambatan

www.shandyhumam.blogspot.com/2012/05/definisi-hukum-bisnis.htmlhttp://heyshanata.blogspot.com/2011/10/pengantar-hukum-ekonomi-dan-bisnis.html

http://ritongachandra.blogspot.com/2014/01/makalah-hukum-bisnis.html

http://ghoo.blog.com/2011/04/03/aspek-hukum-ekonomi/

http://www.penataanruang.net/taru/hukum/UU_No11-1967.html

http://ghoo.blog.com/2011/04/03/aspek-hukum-ekonomi/

15