bab 1 biasa, 4

6
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lata r Belak ang Pene litia n Sampa i saat ini peny akit Tuberk ulosis Paru masih menjadi masalah keseha tan yang utama di dunia maupun Indo nesia. Peny akit Tuberkulosis mer upaka n pen ye bab kematia n ter bes ar ket iga di dun ia sete lah penya kit  jantung dan saluran pernafasan dan dapat meny erang semua golongan umur . Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh  Mycobacterium tuberculose. Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien T baru dan ! juta kematian akibat T dise luruh dun ia. Diperk irakan 95" kasus T dan 9#" kematian akibat T didunia, terjadi Sekitar $5" pasien T adal ah kelo mpo k usia y ang pali ng pro duktif %15&5 ' tahu n(. Indo nesia merupakan negara dengan pasien T terbanyak ke&5 di dunia setelah India, )ina, * frika Selatan dan +igeria %-, /''9(. -asil Sur0ei Pre0alensi T di Indone sia tahun /'' men unj ukk an bah 2a ang ka pre 0al ens i T T *  positif se3ara +asional 11' per 1''.''' penduduk. Pada 4iskesdas /''$ kasus Tuberkulosis Paru ditemukan merata di seluruh pro0insi di Indonesia dan pada 4isk esda s /'1'  Periode Prevalence Tuberkulosis Paru +asional adalah $/5 per 1''.''' penduduk %Depkes, /'11(. Salah satu faktor yang paling penting yang menyebabkan kepatuhan yang rend ah adalah efek samping dari oba t. ebera pa dari mereka adal ah 1

Upload: ingetajalku

Post on 04-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bab 1 KTI OKI AAK 1436

TRANSCRIPT

2

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang PenelitianSampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru masih menjadi masalah kesehatan yang utama di dunia maupun Indonesia. Penyakit Tuberkulosis merupakan penyebab kematian terbesar ketiga di dunia setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan dan dapat menyerang semua golongan umur.Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculose. Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB diseluruh dunia. Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB didunia, terjadi Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif (15-50 tahun). Indonesia merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-5 di dunia setelah India, Cina, Afrika Selatan dan Nigeria (WHO, 2009). Hasil Survei Prevalensi TB di Indonesia tahun 2004 menunjukkan bahwa angka prevalensi TB BTA positif secara Nasional 110 per 100.000 penduduk. Pada Riskesdas 2007 kasus Tuberkulosis Paru ditemukan merata di seluruh provinsi di Indonesiadan pada Riskesdas 2010 Periode Prevalence Tuberkulosis Paru Nasional adalah 725 per 100.000 penduduk (Depkes, 2011).Salah satu faktor yang paling penting yang menyebabkan kepatuhan yang rendah adalah efek samping dari obat. Beberapa dari mereka adalah membatasi diri, namun beberapa memerlukan penghentian pengobatan. C.Difference in merugikan efek hepatoksisitas, reaksi hipersensitivitas, kehilangan penglihatan, kehilangan pendengaran, seperti flu sindrom, anemia hemolitik, gagal ginjal akut, shock, neuropati, arthalgia,dan trombositopenia. Meskipun jarang, trombositopenia berat mengancam nyawa.

Tuberkulosis dapat menimbulkan kelainan hematologi, baik sel-sel hematopoiesis maupun komponen plasma. Kelainan-kelainan tersebut sangat bervariasi kompleks. Kelainan-kelainan hematologis ini dapat merupakan bukti yang berharga sebagai petanda diagnosis, petunjuk adanya komplikasi atau merupakan komplikasi obat-obat anti tuberkulosis (OAT). Kelainan-kelainan hematologis ini dapat juga menimbulkan kesulitan dalam pengelolaan tuberkulosis karena akan mempengaruhi pemilihan (OAT). OAT juga dapat menimbulkan banyak efek samping kelainan hematologis. Pada prinsipnya kelainan hematologis pada tuberkulosis dapat disebabkan oleh proses infeksi Mycobacteriun tuberculose efek samping OAT, kelainan dasar hematologis yang mengalami infeksi tuberkulosis (J. Crofton, 2002).Pengobatan tuberkulosis bertujuan untuk menyebuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, menurunkan tingkat penularan. Prinsip pengobatan Tb adalah obat Tb diberikan dalam bentuk kombinasi, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, agar semua kuman termasuk kuman peresisten dapat dibunuh. Kemasan OAT terdiri dari berbagai macam obat tunggal diamana obat disajikan secara terpisah, masing-masing INH, Rifampisin, dan Etambutol. Walaupun obat anti tuberkulosis tersebut dapat di terima dalam terapi, tetapi semuanya mempunyai efek samping yang potensial diantaranya yaitu penurunan trombosit (trombositopenia) yang terjadi pada minggu kedua dan kedelapan setelah pengobatan di mulai (Departemen Farmakologi dan terapeutik. FK UI,2008)Kejadian adanya Drug Induced Trombositopenia (DIT) berdasarkan laporan survei nasional yang dikutip George dkk, inside Tahunan DIT berkisar antara 0,6-1,8 per 100.000 populasi. Meskipun insiden DIT relatif rendah, namun pada bulan agustus 2004, terdapat 964 artikel (berbahasa inggris) berisi laporan kasus DIT yang melibatkan 1316 pasien dan 281 jenis obat (R.D. Setiabudy,2009).Menurut hasil survei peneliti tidak menemukan penelitian pada jumlah trombosit pada pasien terapi obat anti tuberkulosis yang telah dilakukan penelitian sebelumnya hanya penelitian hematokrit, LED, SGPT, SGOT, Leukosit pada pasien tuberkulosis. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik mengambil judul karya tulis ilmiah gambaran jumlah trombosit pada pasien terapi obat anti tuberkulosis.Hal ini merupakan gambaran dimana banyak obat yang dapat mengakibatkan trombositopenia dan diperlukan penelitian dan pengkajian lengkap atau lebih lanjut mengenai masalah ini.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran Jumlah Trombosit Pada Pasien Terapi Obat Anti Tuberkulosis di Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat 1.2 Rumusan Masalah

Penurunan trombosit (trombositopenia) merupakan salah satu efek samping dari terapi obat antibiotika diantaranya yaitu obat anti tuberkulosis (OAT). Berdasarkan latar belakang tersebut maka timbulah permasalahan yaitu bagaimana gambaran jumlah trombosit pada pasien terapi obat anti tuberkulosis (OAT) itu.

1.2.1 Berapakah jumlah trombosit pada pasien terapi obat anti tuberkulosis di Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat ?1.2.2 Berapakah presentase jumlah trombosit yang menurun pada pasien terapi obat anti tuberkulosis di Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat?1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui jumlah trombosit pada pasien terapi obat anti tuberkulosis di Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat.1.3.2 Untuk mengetahui presentase jumlah trombosit yang menurun pada pasien terapi obat anti tuberkulosis di Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat.1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Merupakan pengalaman berharga, karya terbaik serta pelatihan untuk memperoleh wawasan dan sekaligus untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama menempuh pendidikan D III Analis Kesehatan.1.4.2 Bagi masyarakat umum

Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang jumlah trombosit, serta efek samping obat anti tuberkulosis. Sebagai bahan pertimbangan untuk pasien terapi obat anti tuberkulosis agar rutin mengontrol jumlah trombositnya.1.4.3 Bagi institusi

Menambah pembendaharaan buku referensi belajar dan inspirasi mahasiswa dalam membuat karya tulis ilmiah untuk yang akan datang.1.5 Batasan Masalah

Penulis dalam penelitian ini hanya melakukan penelitian pada pasien terapi obat anti tuberkulosis pada minggu kedua dan kedelapan yang akan mempengaruhi jumlah trombosit di Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat.1.6 Rancangan Penelitian

1.7 HipotesaH0 : Tidak terdapat pasien terapi obat anti tuberkulosis di Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat mengalami penurunan jumlah trombosit.H1 : Terdapat pasien terapi obat anti tuberkulosis di Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat mengalami penurunan jumlah trombosit.

Observasi

Pengambilan Data

Kuesioner

Persiapan sampel, alat dan bahan dan pengambilan darah

Pemeriksaan Trombosit

Hasil

Analisa Data

Kesimpulan

1