bab 02 -gambaran umum pasuruan

134
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN BUKU PUTIH 02 Gambaran Umum Kota Pasuruan 2.1 KONDISI FISIK KOTA PASURUAN 2.1.1. Profil Geografis Posisi Kota Pasuruan berada diantara garis 112 45’ hingga 112 55’ Bujur Timur dan 7 5’ sampai 7 45’ Lintang Selatan. Posisi Kota Pasuruan dalam pengembangan wilayah, termasuk strategis mengingat ia berada di persimpangan yang menghubungkan 3 kota besar, yakni: Surabaya - Bali dan Bali - Malang. Wilayah Kota Pasuruan merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 4 m di atas permukaan laut dengan kondisi permukaan tanah yang agak miring ke timur dan utara antara 0-3%. Keberadaan tersebut disamping menguntungkan juga merugikan karena di musim penghujan rawan banjir terutama di wilayah bagian Utara. Hal ini disebabkan karena daerah tersebut terdapat bagian yang cekung sehingga menghambat pembuangan air ke laut. Kota Pasuruan berbatasan dengan Selat Madura di sebelah Utara, yang memisahkan wilayah Kota dengan Pulau Madura. Di Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan. Sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kraton dan di sebelah Selatan berbatasan Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pasuruan Page II - 1

Upload: rifky-kurnia-putra

Post on 27-Nov-2015

46 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH

02

Gambaran Umum

Kota Pasuruan

2.1 KONDISI FISIK KOTA PASURUAN

2.1.1. Profil Geografis

Posisi Kota Pasuruan berada diantara garis 112 45’ hingga 112

55’ Bujur Timur dan 7 5’ sampai 7 45’ Lintang Selatan. Posisi Kota

Pasuruan dalam pengembangan wilayah, termasuk strategis mengingat

ia berada di persimpangan yang menghubungkan 3 kota besar, yakni:

Surabaya - Bali dan Bali - Malang.

Wilayah Kota Pasuruan merupakan dataran rendah dengan

ketinggian rata-rata 4 m di atas permukaan laut dengan kondisi

permukaan tanah yang agak miring ke timur dan utara antara 0-3%.

Keberadaan tersebut disamping menguntungkan juga merugikan karena

di musim penghujan rawan banjir terutama di wilayah bagian Utara. Hal

ini disebabkan karena daerah tersebut terdapat bagian yang cekung

sehingga menghambat pembuangan air ke laut.

Kota Pasuruan berbatasan dengan Selat Madura di sebelah Utara,

yang memisahkan wilayah Kota dengan Pulau Madura. Di Sebelah Timur

berbatasan dengan wilayah Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan.

Sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kraton dan di

sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pohjentrek Kabupaten

Pasuruan. Kota Pasuruan merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa

Timur yang memiliki luas wilayah administratif terkecil, yang terbagi atas

3 kecamatan dan 34 kelurahan.

Selayaknya wilayah perkotaan, sebagian besar luas wilayah

digunakan untuk permukiman. Lebih dari 50% luas lahan digunakan

untuk bangunan yaitu 1.909,94 Ha, sedangkan 30,58% luas lahan

digunakan untuk lahan sawah.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 1

Page 2: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.1.2. Profil Topografi

Bentang alam Kota Pasuruan bisa dikatakan relatif datar dengan

kemiringan antara 0 – 1%. Seluruh wilayah kota berada di dataran

rendah khas pesisir utara Jawa dengan ketinggian rata-rata 4 meter

diatas permukaan laut.

2.1.3. Profil Geohidrologis

Kota Pasuruan terbentang diatas dataran tanah aluvial yang

dibentuk dari campuran bahan-bahan endapan bersumber dari daerah

tuf vulkanis intermedier pegunungan Tengger di sebelah selatan, bukit

lipatan dan batuan endapan berkapur Raci di bagian barat dan Grati di

bagian timur.

Jenis tanah aluvial (secara harfiah berarti endapan) ini hanya

mungkin terbentuk di daerah yang sering atau baru saja mengalami

banjir. Tanah jenis ini masih muda riwayat umurnya hingga morfologinya

belum menampakkan lapisan-lapisan memanjang hasil perkembangan

tanah seturut waktu (sering disebut diferensiasi horison). Hal yang khas

pada pembentukan  tanah aluvial ialah bagian terbesar bahan kasar

akan diendapkan tidak jauh dari sumbernya, makin jauh dari sumbernya

makin halus butir yang diangkut.

Karena tanah aluvial terbentuk akibat banjir, maka sifat bahan–

bahannya juga tergantung pada kekuatan banjir, asal serta macam

bahan yang diangkut, sehingga menampakkan ciri morfologi berlapis

yang bukan horison karena bukan hasil perkembangan tanah.

Jenis tanah di Kota Pasuruan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

(1) Tanah hidromorfik kelabu, dengan daerah penyebaran terbatas di

sepanjang pesisir pantai, meliputi kurang lebih 15% dari luas areal

kota. Tanah jenis ini terbentuk dari bahan induk campuran endapan

baru dari sungai dan laut. Dalam keadaan basah ia mengembang dan

lengket, sebaliknya ketika kering ia jadi berkerut, bercelah dan keras.

Keasaman tanah netral sampai mendekati basa. Kadar hara N, F, K,

Ca dan Mg cukup tinggi namun kadar Na dan CI juga tinggi. Jadi

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 2

Page 3: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

sebenarnya ini tidak sesuai untuk lahan pertanian. Tanah ini lebih

sesuai untuk budidaya tambak dan ladang garam.

(2) Tanah alluvial, menyebar di daerah tengah hingga ke selatan kota.

Terbentuk dari bahan endapan yang asalnya di selatan kota. Belum

menampakkan perkembangan penampang, berwarna kelabu tua,

bertekstur liat berdebu sampai liat berat. Dalam keadaan basah

tanah mengembang dan melekat, apabila kering tanah akan berkerut

dan keras. Secara alami tanahnya agak kedap udara dan tata

aerasinya kurang lancar, sehingga drainase pada umumnya

terhambat. Tingkat keasaman tanahnya termasuk netral dengan pH

6.5 – 7.5, kadar hara N rendah, P2CO5 sedang dan K2O tinggi sekali.

Tanah jenis ini sesuai untuk budidaya tanaman dengan catatan perlu

perhatian khusus pada sistem pembuangan airnya.

Kota Pasuruan dilalui beberapa sungai, yaitu di sebelah barat

dilewati Sungai Welang, di tengah kota mengalir Sungai Gembong dan

Sungai Petung mengalir di bagian timur. Ketiga sungainya berfungsi

sebagai drainase alami yang seluruhnya bermuara di utara kota mengalir

bebas menuju lautan Selat Madura. Muara Sungai Gembong punya fungsi

lain yaitu sebagai pelabuhan pelayaran sungai yang hanya dapat

difungsikan ketika air sedang pasang naik.

Sungai-sungai itu memiliki daerah aliran yang sempit sehingga

sering terjadi banjir sebagai akibat luasan penampang sungai yang tak

memadai untuk menampung curah hujan. Tingkat kandungan sedimen

yang terlarut dalam air sungai Gembong dan Welang pada saat banjir

cukup besar.

Bila ditinjau dari potensi sumber air secara umum, di Kota

Pasuruan pada saat ini yang kondisinya tergolong baik terdapat di

wilayah selatan kota, karena pada umumnya bersumber dari mata air.

Sedangkan wilayah kota bagian barat, utara dan tengah pada umumnya

masih terdapat problem kesulitan air.

2.1.4. Profil Klimatologi

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 3

Page 4: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Iklim di Kota Pasuruan secara umum tidak berbeda dengan iklim

di Indonesia yang mempunyai iklim tropok basah yang dipengaruhi oleh

angin monsoon Barat dan Monsun Timur. Dari Bulan November hingga

Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dengan membawa banyak

uap air yang menyebabkan musim penghujan dimana-mana. Sedangkan

dari bulan Juni hingga Oktober, angin bertiup dari Selatan Tenggara

Kering dengan membawa sedikit uap air yang menyebabkan musim

kemarau dimana-mana.

2.2 PROFIL ADMINISTRATIF

Wilayah administrasinya dibatasi lautan Selat Madura di sisi utara

kota dan Kabupaten Pasuruan mengepung di sisi-sisi yang lain, yaitu

Kecamatan Rejoso di sebelah timur, Kecamatan Pohjentrek di selatan

dan Kecamatan Kraton di barat.

Kota seluas 36,58 Km2 ini dibagi dalam 3 kecamatan dan terbagi

lagi menjadi 34 kelurahan. Perinciannya sebagai berikut :

1) Kecamatan Purworejo seluas 8,39 Km2

2) Kecamatan Gadingrejo dengan luas wilayah 10,53 Km2

3) Kecamatan Bugul Kidul luasnya 17,66 Km2

Nama-nama kelurahan di Kota Pasuruan dirinci pada Tabel 2.1.

Sedangkan peta wilayahnya bisa dilihat pada Gambar 2.1.

Tabel 2.1.

Susunan Nama Kelurahan di Kota Pasuruan

Kec. Purworejo Kec. Gadingrejo Kec. Bugul Kidul

1. Ngemplakrejo

2. Mayangan

3. Bangilan

4. Kebonsari

5. Purworejo

6. Kebonagung

7. Tembokrejo

2. Karanganyar

3. Gadingrejo

4. Trajeng

5. Gentong

6. Tambaan

7. Karangketug

8. Sebani

1. Petamanan

2. Krampyangan

3. Pekuncen

4. Panggungrejo

5. Mandaranrejo

6. Bugul Lor

7. Kandangsapi

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 4

Page 5: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Kec. Purworejo Kec. Gadingrejo Kec. Bugul Kidul

8. Wirogunan

9. Purutrejo

10. Pohjentrek

9. Petahunan

10. Bukir

11. Randusari

12. Krapyakrejo

8. Bugul Kidul

9. Tapaan

10. Blandongan

11. Kepel

12. Sekargadung

13. Bakalan

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 5

Page 6: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Peta 2.1. Peta Orientasi Kota Pasuruan Terhadap Provinsi Jawa

Timur

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 6

Page 7: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Peta 2.2. Peta Administrasi Kota Pasuruan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 7

Page 8: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Lahan di Kota Pasuruan banyak dimanfaatkan sebagai

permukiman, pertanian, industri, perkantoran, sekolah, pasar dan

pekarangan.

Gambar 2.1. Wilayah permukiman (Sumber : wikimapia.org)

Di wilayah pesisir sebagian lahan digunakan untuk tambak yaitu

di sepanjang pantai bagian timur hingga barat.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 8

Page 9: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Gambar 2.2. Wilayah pesisir yang dimanfaatkan untuk tambak (Sumber : wikimapia.org)

Bagi lahan yang dimanfaatkan sebagai sawah biasanya telah

berpengairan teknis. Mutu airnya cukup baik mengingat sumbernya

berasal dari daerah vulkanis yang kaya mineral hara. Tanaman utama

adalah padi, yang ditanam pada musim penghujan maupun kemarau.

Untuk menanam palawija pada musim kemarau perlu perlakuan khusus,

sebab keadaan drainase umumnya kurang lancar.

Gambar 2.3. Wilayah yang dimanfaatkan untuk sawah (Sumber : wikimapia.org)

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 9

Page 10: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Di wilayah Kelurahan Blandongan, terdapat fasilitas Tempat

Pembuangan Akhir Sampah (TPA) seluas ± 2 hektar.

Gambar 2.4. Wilayah TPA Blandongan (Sumber : wikimapia.org)

a. Wilayah Terbangun

Dari total luas wilayah Kota Pasuruan, sekitar 65.85%-nya berupa

wilayah terbangun. Kecamatan Bugul Kidul adalah wilayah terbesar.

Luasnya hampir mencapai separuh luas wilayah kota dengan wilayah

terbangun hampir mendekati 70% dari luas wilayah kecamatannya.

Sedangkan Kecamatan Purworejo adalah kecamatan dengan luas

wilayah terkecil (tidak sampai seperempat luas wilayah kota) namun

wilayah terbangunnya hampir mencapai 70% dari luasnya.

b. Kerapatan Bangunan

Bila dianggap dalam satu keluarga berisi 5 jiwa, maka rumah di

Kecamatan Purworejo sejumlah 1.330 per km2, Kecamatan Gadingrejo

1.046 rumah/km2, sedangkan Kecamatan Bugul Kidul kepadatannya

541 rumah/km2. Jadi Kecamatan Purworejo-lah yang paling padat,

terutama di Kelurahan Karanganyar ( 331 rumah/km2 ). Data lengkap

dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 10

Page 11: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Tabel 2.2.

Penggunaan Lahan Per Kecamatan/Kelurahan (Ha) Tahun

2009

No. Kec./ Kel. Tanah

SawahTanah Kering

Bangunan

Lainnya Jumlah

I Gadingrejo 446,06 2,30 577,20 27,30 1.052,86

1 Krapyakrejo 128,63 - 45,85 - 174,48

2 Bukir 35,24 - 30,58 - 65,82

3 Sebani 49,50 - 37,46 - 86,96

4 Gentong 24,00 - 45,30 - 69,30

5 Karanganyar 6,00 - 50,20 - 56,20

6 Trajen - - 109,78 3,00 112,78

7 Tambaan - - 33,60 2,20 35,80

8 Gadingrejo 50,10 - 60,60 22,00 132,70

9 Petahunan 62,19 2,30 32,73 - 97,22

10 Randusari 10,80 22,70 0,10 33,60

11 Karangketug 79,60 108,40 - 188,00

II Purworejo 189,15 80,33 522,52 47,09 839,09

1 Pohjentrek 65,00 43,37 62,62 18,80 189,79

2 Wirogunan 30,30 5,00 25,69 - 60,99

3 Tembokrejo 32,40 30,36 37,15 3,29 103,20

4 Purutrejo 8,45 - 106,81 - 115,26

5 Kebonagung 25,00 - 61,12 - 86,12

6 Purworejo 28,00 1,60 74,90 - 104,50

7 Kebonsari - - 79,73 - 79,73

8 Bangilan - - 17,45 - 17,45

9 Mayangan - - 27,55 - 27,55

10 Ngemplakrejo - - 29,50 25,00 54,50

III Bugul Kidul 483,43 48,20 810,23 424,6

01.766,46

1 Sekargadung 75,00 - 75,98 - 150,98

2 Bakalan 115,50 3,20 59,50 - 178,20

3 Krampyangan 35,83 - 16,13 2,58 54,54

4 Blandongan - 20,00 110,00 267,00 397,00

5 Kepel 124,15 25,00 104,46 - 253,61

6 Bugul Kidul 29,21 - 66,19 - 95,40

7 Petamanan 18,75 - 23,45 - 42,20

8 Pekuncen 25,00 - 54,80 - 79,80

9 Kandangsapi - - 46,23 - 46,23

10 Bugullor 20,00 - 76,27 - 96,27

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 11

Page 12: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

No. Kec./ Kel. Tanah

SawahTanah Kering

Bangunan

Lainnya Jumlah

11 Tapaan 39,99 - 25,07 50,00 115,06

12 Mandaranrejo - - 41,00 17,02 58,02

13 Panggungrejo - - 111,15 88,00 199,15

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 12

Page 13: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Peta 2.3. Peta Penggunaan Lahan Kota Pasuruan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 13

Page 14: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.3 KONDISI KEPENDUDUKAN

2.3.1 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan

Umur

Berdasarkan Data dari Balai Pusat Statistik, Kota Pasuruan Dalam

Angka Tahun 2010, Jumlah penduduk Kota Pasuruan di tahun 2009

mencapai 175.932 jiwa. Penduduk perempuan ternyata lebih banyak

disini, yaitu sebesar 50,73% dari total jumlah penduduk kota atau

sebanyak 89.245 jiwa. Sedangkan 49,27% sisanya adalah penduduk laki-

laki yaitu 86.687 jiwa. Data yang lebih lengkap mencakup jumlah

penduduk per kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 14

Page 15: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Tabel 2.3.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kecamatan/Kelurahan

Tahun 2009

No. Kecamatan/Kelurahan Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa)Rasio jenis kelamin

I Gadingrejo 30.326 31.474 61.800 96.35

1 Krapyakrejo 2.140 2.525 4.665 84.75

2 Bukir 2.216 2.784 5.000 79060

3 Sebani 1.665 1.563 3.228 106.53

4 Gentong 2.163 2.164 4327 99.95

5 Karanganyar 4.789 5.201 9.990 92.08

6 Trajeng 3.909 4.057 7.966 96.35

7 Tambaan 1.603 1.562 3.165 102.62

8 Gadingrejo 5.152 4.925 10.077 104.61

9 Petahunan 2.351 2.186 4.537 107.55

10 Randusari 1.218 1.245 2.463 97.83

11 Karangketug 3.120 3.262 6.382 95.65

II Purworejo 29.618 30.357 59.975 97.57

1 Pohjentrek 4.634 4.345 8.979 106.65

2 Wirogunan 1.456 1.465 2.921 99.39

3 Tembokrejo 2.886 3.053 5.939 94.53

4 Purutrejo 2.949 3.054 6.003 96.56

5 Kebonagung 3.289 3.373 6.662 97.51

6 Purworejo 5.051 5.024 10.075 100.54

7 Kebonsari 3.920 4.475 8.395 87.60

8 Bangilan 834 843 1.677 98.93

9 Mayangan 1.281 1.299 2.580 98.61

10 Ngemplakrejo 3.318 3.426 6.744 98.85

III Bugul Kidul 26.743 27.414 54.157 97.55

1 Sekargadung 1.959 2.365 4.324 82.83

2 Bakalan 2.755 2.846 5.601 96.80

3 Krampyangan 1.381 1.438 2.819 96.04

4 Blandongan 1.755 1.797 3.552 97.66

5 Kepel 1.635 1.660 3.295 98.49

6 Bugul Kidul 4.276 4.202 8.478 101.76

7 Petamanan 1.918 1.950 3.868 98.36

8 Pekuncen 1.293 1.345 2.638 96.13

9 Kandangsapi 881 913 1.794 96.50

10 Bugullor 3.617 3.496 7.113 103.46

11 Tapaan 1.382 1.431 2.813 96.58

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 15

Page 16: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

No. Kecamatan/Kelurahan Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa)Rasio jenis kelamin

12 Mandaranrejo 2.468 2.508 4.976 98.41

13 Panggungrejo 1.423 1.463 4.976 97.27

Jumlah/Total 2009 86.687 89.245 175.932 97.13

2008 84.999 87.893 172.892 96.71

2007 81.870 84.847 166.717 96.49

2006 81.313 84.679 165.992 95.87

2005 80.465 83.838 164.406 95.87

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010, BPS Kota Pasuruan berdasarkan Reristasi Penduduk Akhir Tahun 2009

Kalau dikelompokkan berdasarkan umur datanya sebagai berikut:

Tabel 2.4.

Prosentase Penduduk Menurut Umur Kota Pasuruan Tahun 2009

Kelompok Umur

(1)

Laki-laki (%)

(2)

Perempuan (%)

(3)

0 - 4 54,20 45,80

5 - 9 54,82 45,18

10 - 14 53,68 46,32

15 - 19 53,89 46,11

20 -24 46,47 53,53

25 - 29 52,19 47,81

30 - 34 51,13 48,87

35 - 39 48,60 51,40

40 - 44 53,46 46,54

45 - 49 42,53 57,47

50 - 54 55,68 44,32

55 - 59 39,94 60,06

60 - 64 38,12 61,88

65+ 45,10 54,90

Rata-rata 49,27 50,73

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Di mana untuk usia wanita antara 60-64 tahun adalah komposisi yang

paling besar. Untuk jenis kelamin laki-laki komposisi terbesar adalah

golongan usia 50-54 tahun.

2.3.2Laju Pertumbuhan Penduduk

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 16

Page 17: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Laju pertumbuhan penduduk Kota Pasuruan rata-rata pertahun

mencapai 0,52%. Kecamatan tertinggi laju pertumbuhan penduduknya

adalah Purworejo yang rata-rata laju pertumbuhannya mencapai 0,88%

tiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk Kota Pasuruan dapat dilihat pada

Tabel 2.5.

Tabel 2.5.

Laju Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan di Kota Pasuruan

NoKecamat

an

Tahun Rata-rata2006 2007 2008 2009 2010

1Gadingrejo 57,751 57,756 59,991 61,800 62,401 1.97%

2 Purworejo 58,468 60,159 60,052 59,975 66,647 3.43%

3Bugul Kidul 48,773 48,802 52,849 54,157 57,214 4.12%

Jumlah164,992

166,717

172,892

175,932

186,262 3.09%

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

2.3.3. Sebaran dan Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk Kota Pasuruan di tahun 2009 mencapai

4.810 jiwa/Km2. Tertinggi diraih Kecamatan Purworejo yaitu 7,48

jiwa/Km2 , terendah di Kecamatan Bugul Kidul yaitu 3.067 jiwa/Km2. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.6

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 17

Page 18: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

.

Tabel 2.6.

Kepadatan Penduduk Kota Pasuruan Tahun 2009

No. Kecamatan/Kelurahan Penduduk(jiwa)

Luas Wilayah(Km2)

Kepadatan(Jiwa/Km2)

I Gadingrejo 61.800 10,53 5.868,951 Krapyakrejo 4.665 1,74 2.681,03

2 Bukir 5.000 0,66 7.575,76

3 Sebani 3.228 0,87 3.710,34

4 Gentong 4327 0,69 6.271.01

5 Karanganyar 9.990 0,56 17.839,29

6 Trajen 7.966 1,13 7.049,56

7 Tambaan 3.165 0,36 8.791,17

8 Gadingrejo 10.077 1,33 7.576,69

9 Petahunan 4.537 0,97 4.677,32

10 Randusari 2.463 0,34 7.244,11

11 Karangketug 6.382 1,88 3.394,68

II Purworejo 59.975 8,39 7.148,39

1 Pohjentrek 8.979 1,90 4.725,79

2 Wirogunan 2.921 0,61 4.788,52

3 Tembokrejo 5.939 1,03 911,65

4 Purutrejo 6.003 1,15 5.220

5 Kebonagung 6.662 0,86 7.746,51

6 Purworejo 10.075 1,05 9.595,24

7 Kebonsari 8.395 0,80 10.493,75

8 Bangilan 1.677 0,17 9.864,71

9 Mayangan 2.580 0,28 9.214,29

10 Ngemplakrejo 6.744 0,54 12.488,89

III Bugul Kidul 54.157 17,66 3.066,65

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 18

Page 19: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

No. Kecamatan/Kelurahan Penduduk(jiwa)

Luas Wilayah(Km2)

Kepadatan(Jiwa/Km2)

1 Sekargadung 4.324 1,51 2.863,58

2 Bakalan 5.601 1,78 3.146,63

3 Krampyangan 2.819 0,55 5.125,45

4 Blandongan 3.552 3,97 894,71

5 Kepel 3.295 2,54 1297,24

6 Bugul Kidul 8.478 0,95 8.924,21

7 Petamanan 3.868 0,42 9.209,52

8 Pekuncen 2.638 0,80 3.297,5

9 Kandangsapi 1.794 0,46 3.900

10 Bugullor 7.113 0,96 7.409,38

11 Tapaan 2.813 1,15 2.446,09

12 Mandaranrejo 4.976 0,58 8.579,31

13 Panggungrejo 4.976 1,99 2.500,50

Jumlah/Total 175.932 36,58 4.809,51Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Sedangkan persebaran penduduk Kota Pasuruan terbagi dalam 3

Wilayah Kecamatan, 34 kelurahan yang terbagi lagi dalam satuan

wilayah RT dan RW, sebagai berikut :

Tabel 2.7

Jumlah RT dan RW di Wilayah Kota Pasuruan Tahun 2009

Kecamatan KelurahanJumlah

RW RTI. Gadingrejo 1. Gadingrejo 5 28

2. Tambaan 4 203. Trajeng 11 314. Karanganyar 7 415. Karangketug 6 316. Sebani 6 187. Petahunan 5 248. Bukir 8 269. Randusari 8 2510. Krapyakrejo 6 2311. Gentong 7 23

Jumlah 73 290II. Purworejo 12. Ngemplakrejo 9 37

13. Mayangan 5 1614. Bangilan 4 1515. Kebonsari 12 4416. Purworejo 8 5617. Kebonagung 8 4018. Purutrejo 5 3519. Pohjentrek 5 4320. Wirogunan 7 2321. Tembokrejo 7 38

Jumlah 70 347III. Bugulkidul 22. Panggungrejo 4 9

23. Mandaranrejo 5 2324. Bugullor 8 45

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 19

Page 20: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

25. Kandangsapi 2 1426. Bugulkidul 6 4427. Pekuncen 3 1228. Petamanan 7 2429. Krampyangan 2 1430. Blandongan 7 2431. Kepel 6 2032. Tapaan 4 1433. Sekargadung 6 2634. Bakalan 9 26

Jumlah 69 290Jumlah seluruhnya 212 932

Sumber : Kota Pasuruan dalam Angka Tahun 2010

Peta 2.4. Peta Sebaran Kepadatan Penduduk kota Pasuruan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 20

Page 21: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.3.4. Jumlah Penduduk Miskin atau Pra Sejahtera

Tabel 2.8Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Tahun 2009

no Kecamatan/Kelurahan pra sejahtera keluarga sejahtera jumlah

1 2 3 I II III III+ KK

I Kecamatan Gadingrejo            

1 krapyakrejo 121 283 57 634 143 1238

2 bukir 94 140 538 245 16 1033

3 sebani 151 177 194 294 54 870

4 gentong 28 315 413 405 40 1201

5 karanganyar 241 480 705 818 54 2298

6 trajeng 303 387 323 1027 44 2084

7 tambaan 152 394 258 81 7 892

8 gadingrejo 400 526 999 432 31 2388

9 petahunan 27 263 420 456 87 1253

10 randusari 61 124 204 295 1 685

11 karangketug 196 204 239 866 179 1684

  Jumlah 1774 3293 4350 5553 656 15626

II Kecamatan Purworejo            

1 pohjentrek 266 543 817 419 96 2141

2 wirogunan 68 266 317 168 29 848

3 tembokrejo 133 348 465 524 194 1664

4 purutrejo 119 403 246 560 50 1378

5 kebonagung 290 437 460 1021 173 2381

6 purworejo 545 805 496 962 136 2944

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 21

Page 22: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

7 kebonsari 620 558 95 888 22 2183

8 bangilan 76 91 114 228 22 531

9 mayangan 128 278 177 996 13 1592

10 ngemplakrejo 114 231 626 423 89 1483

  Jumlah 2359 3960 3813 6189 824 17145

III Kecamatan Bugulkidul            

1 sekargadung 122 236 126 1025 9 1518

2 bakalan 139 295 538 485 83 1540

3 krampyangan 54 124 247 295 79 799

4 blandongan 118 359 433 231 25 1166

5 kepel 176 251 254 182 8 871

6 bugulkidul 77 356 216 1540 25 2214

7 petamanan 49 162 307 361 82 961

8 pekuncen 18 56 168 352 31 625

9 kandangsapi 19 57 211 178 27 492

10 bugullor 153 446 400 1048 58 2105

11 tapaan 145 259 193 176 12 785

12 mandaranrejo 64 499 452 230 45 1290

13 panggungrejo 83 323 244 164 16 830

  jumlah 1217 3423 3789 6267 500 15196

Jumlah Total 2009 5350 10676 11952 18009 1980 47967

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Berdasarkan data di atas, diperoleh kesimpulan bahwa penduduk

yang pra-sejahtera masih banyak terdapat di Kecamatan Purworejo,

yaitu sebanyak 18%, dibandingkan dengan kecamatan lainnya, yaitu

Kecamatan Gadingrejo (11%) dan Kecamatan Bugulkidul (8%).

Sedangkan untuk Kelompok Keluarga sejatera Kelas III banyak terdapat

di Kecamatan Bugul Kidul (41%). Secara garis besar persebaran

penduduk di Kota Pasuruan Merata dari sisi penduduk miskinnya di

seluruh kecamatan dan kelurahan.

2.4 PROFIL PENDIDIKAN

Pada tahun ajaran 2009/2010 siswa Taman Kanak-kanak (TK) di

Kota Pasuruan tercatat 5.087 siswa. Dibanding tahun sebelumnya, angka

ini mengalami penurunan sebesar 2,15% dengan rasio murid guru

sebesar 16.41. Di tahun ajaran 2010/2011 kenaikan jumlah murid juga

terjadi pada jenjang SD/MI dan SMU/SMK/MAsedangkan jumlah murid

SMP/MTs sedikit mengalami penurunan.

Di Kota Pasuruan terdapat dua perguruan tinggi , yaitu Universitas

Merdeka (Unmer) dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 22

Page 23: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

(STKIP). Fakultas ekonomi jurusan manajemen merupakan fakultas

dengan jumlah peminat terbanyak. Sedangkan untuk jurusan baru yaitu

Teknik Informatika pada tahun ajaran ini memiliki jumlah mahasiswa

terendah, hal ini diasumsikan karena jurusan ini baru saja dibuka.

Tabel 2.9

Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Per Kecamatan Tahun 2009

No.Kecamat

an Status

Tingkat Pendidikan

TK SD MI SLTP MTs SMU SMK M Aliyah

1Gadingrej

o

Negeri 0 5301 0 1794 0 2112 0 0

Swasta 1679 1136 145 807 205 110 0 0

2Purworej

o

Negeri 0 5236 0 2413 0 781 0 0

Swasta 2002 1648 826 657 266 188 831 0

3Bugul Kidul

Negeri 116 5276 547 2386 671 0 3073 638

Swasta 1381 625 937 526 460 472 2389 118

Jumlah/Total

Negeri 116 15813 547 6593 671 2893 3073 638

Swasta 5062 3409 1908 1990 931 770 3220 118

Kota Pasuruan2010/20

115178 19222 2455 8583 1602 3663 6293 756

   2009/20

105087 19213 2368 8682 1651 3558 6042 735

   2008/20

075199 19238 2260 8486 1630 3581 5944 730

   2007/20

085087 19213 685 6729 1651 3552 6042 735

sumber : Dinas Pendidikan Kota Pasuruan,2010

2.5 PROFIL KESEHATAN

Profil kesehatan Kota Pasuruan berisi data dan informasi kondisi

status kesehatan, kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan, pelayanan

kesehatan bagi masyarakat, sumberdaya kesehatan serta anggaran

kesehatan di wilayah kerjanya yang datanya berasal dari Puskesmas,

Rumah Sakit Daerah, Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan, Unit

Perbekalan Kefarmasian, unit lintas Sektor Terkait serta sarana

kesehatan lainnya.

Faktor indicator untuk menentukan derajad kesehatan antara

lain : angka kematian bayi, angka kematian balita,angka kematian ibu,

angka kesakitan. Pada studi Tahun 2010 didapatkan bahwa Kelurahan

Blandongan adalah daerah dengan angka kematian bayi terbesar yaitu 6

kasus. Disusul kemudian kelurahan Gadingrejo 5 kasus kematian bayi.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 23

Page 24: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Sampai dengan akhir 2010, terdapat sarana pelayanan

kesehatan Pemerintah meliputi 7 puskesmas (seluruhnya non perawatan

dan 1 diantaranya Puskesmas PONED yakni puskesmas Karangketug, 29

Pustu, 11 puskesmas keliling (pusling), 1 unit Perbekalan Kefarmasian

(UPK), 34 pos kesehatan kelurahan dan 266 Posyandu.

Sedagkan sarana kesehatan di Kota Pasuruan milik swasta, yaitu

meliputi 5 unit Rumah Bersalin (RB), 3 Unit Balai Pengobatan (BP)/Klinik,

1 unit klinik rawat inap pelayanan medic dasar, 41 unit praktek dokter

perorangan, 211 unit praktik pengobatan tradisional, 17 unit apotek, 4

unit took obat, 95 unit industry rumah tangga makanan/minuman (PM-

IRT) dan 1 unit industry alat kesehatan.

Seluruh sarana kesehatan yang disebutkan merupakan sarana

pelayanan kesehatan swasta yang berijin. Secara garis besar sarana

pelayanan kesehatan di Kota Pasuruan sudah memadai dan terjangkau

masyarakat.

Tabel 2.10

Jumlah RSU, Puskesmas, Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin per Kecamatan

Kecamatan

RSU PUSKESMAS

Balai Pengobatan

Rumah Bersalin

   Indu

kPemban

tuKelilin

g    Gadingrejo 0 2 11 2 3 -Purworejo 1 2 8 6 1 3Bugulkidul 0 3 10 3 - 2             Total 1 7 29 11 4 5Sumber ; Dinas Kesehatan Kota Pasuruan,2010

Tabel 2.11

Fasilitas dan Paramedis Menurut Jenisnya

Fasilitas Kesehatan 2006 2007 2008 2009puskesmas 6 6 6 7puskesmas pembantu 22 23 27 29Klinik KB 6 6 6 6Tempat Praktek Dokter 47 94 45 41

apotik 20 18 17 17laboratorium medis 3 3 3 4dokter spesialis - 19 7 16dokter umum 26 24 35 45

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 24

Page 25: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

dokter gigi 13 12 12 13sarjana farmasi 3 3 4 1penilik kesehatan 6 - 2 6analisis medis dan Anestesi 3 2 9 12ahli gizi 2 10 14 15Asisten Apoteker 3 8 12 13Sanitarian 8 5 10 11fisioterapi - - 1 3bidan - 50 89 89perawat 27 33 120 231perawat gigi 2 3 5 5penata RONTGEN - - 2 2

         SUMBER : Dinas Kesehatan Kota Pasuruan,2009

Tabel 2.12

Banyaknya Rumah Sakit dan Puskesmas Berdasarkan Kapasitas Tempat Tidur

Kecamatan Rumah Sakit PuskesmasBanyakn

yaTempat Tidur

Banyaknya

Tempat Tidur

         

Gadingrejo - - 2 8

         

Purworejo 1 216 2 -

         

Bugulkidul - - 3 7

         

jumlah/total 1 216 7 15

sumber ; Dinas Kesehatan Kota Pasuruan,2009

Dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kota Pasuruan tiap tahunnya

menunjukkan peningkatan kinerjanya di bidang kesehatan dengan

meningkatnya jumlah tenaga medis secara umum. Hal ini diharapkan

akan menunjang pula terhadap peningkatan angka kesehatan di Kota

Pasuruan.

2.6 PROFIL SOSIAL DAN BUDAYA

Kondisi kesejahteraan masyarakat di Kota Pasuruan berdasarkan

konsep kinerja pembangunan Negara dunia ketiga pada tataran yang

paling mendasar adalah merujuk pada indeks Pembangunan Manusia

(IPM) yang mencakup tiga indikator kinerja, yaitu angka harapan hidup,

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 25

Page 26: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

pencapaian pendidikan dan paritas daya beli (Human Development

Report, UNDP, 1990).

IPM Kota Pasuruan secara umum masih rendah (di bawah IPM rata-

rata Jawa Timur). Berturut-turut tahun 1999, 2002 dan 2005, IPM Kota

Pasuruan mencapai 63.6, 67.7 dan 71.4. Sementara IPM Jawa Timur pada

tahun yang sama berturut-turut 61.8, 64.1 dan 68.4

(http://www.datastatistik-indonesia.com/component/option,com_tabel/task,show/

Itemid,182/ ).

Ikatan adat dan budaya setempat masih cukup kuat di setiap

lingkungan kota. Selain itu suasana kehidupan masyarakat dalam kaitan

dengan bidang keagamaan (yang juga terkait moral motivasi dan etos

kerja) juga sangat mendukung.

Penduduk Kota Pasuruan mayoritas beragama Islam yaitu

sebanyak 166.679 jiwa tercatat pada tahun 2009.Urutan Kedua adalah

pemeluk agama Protestan sebanyak 5131, dan antara katholik, Hindu

dan Budha hampir sama banyak pemeluknya.

Tabel 2.13

Banyaknya Penduduk Menurut Agama dan Kecamatan/Kelurahan Tahun 2009

Kecamatan/Kelurahan Islam Protestan Katholik Budha Hindu

I. Kecamatan Gadingrejo 59527 777 742 291 413

krapyakrejo 4688 4 - - -

bukir 5003 - 2 - -

sebani 3026 13 5 -  

gentong 3929 315 75 35 42

karanganyar 9151 12 350 25 125

trajeng 8189 108 - - 8

tambaan 3141 5 - - 16

gadingrejo 9273 204 201 212 190

petahunan 4404 85 43 4 13

randusari 2489 - 3 - -

karangketug 6234 31 63 15 19

II. Kecamatan Purworejo 54727 3629 648 528 992

pohjentrek 6558 94 - - 8

wirogunan 6557 - 4 - -

tembokrejo 5156 46 47 - 4

purutrejo 4288 19 - 6 9

kebonagung 6877 50 40 4 4

purworejo 9517 718 74 69 23

kebonsari 6109 1576 464 424 819

bangilan 1362 1120 12 25 112

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 26

Page 27: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Kecamatan/Kelurahan Islam Protestan Katholik Budha Hindu

mayangan 2377 6 7 - 13

ngemplakrejo 5926 - - - -

III. Kecamatan Bugulkidul 52,425 725 304 240 205

sekargadung 4,103 24 - 2 -

bakalan 3,887 25 - 7 -

krampyangan 2,661 12 11 - 9

blandongan 3,288 11 - - -

kepel 3,135 9 - - 6

bugulkidul 7,892 193 28 23 16

petamanan 3,869 46 31 32 30

pekuncen 2,446 82 54 45 39

kandangsapi 2,865 113 42 4 54

bugullor 6,524 168 126 127 48

tapaan 2,625 18 - - 3

mandaranrejo 5,067 24 12 - -

panggungrejo 4,063 - - - -

Total 166,679 5,131 1,694 1,059 1,610

Sumber : Departemen Agama Kota Pasuruan,2009

Tabel 2.14

Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan/Krelurahan Kota Pasuruan

Kecamatan/Kelurahan 

Masjid 

Langgar 

Gereja Pura 

Vihara 

Protestan

Katholik

I. Kecamatan Gadingrejo 25 235 2 0 0 1

krapyakrejo 2 30 - - - -

bukir 4 17 - - - -

sebani 2 24 - - - -

gentong 2 18 - - - -

karanganyar 2 25 1 - - -

trajeng 2 26 1 - - 1

tambaan 1 12 - - - -

gadingrejo 3 29 - - - -

petahunan 2 18 - - - -

randusari 1 12 - - - -

karangketug 4 24 - - - -II. Kecamatan

Purworejo 30 245 2 0 0 0

pohjentrek 4 32 -   - -

wirogunan 2 15 -   - -

tembokrejo 4 24     - -

purutrejo 3 18     - -

kebonagung 5 26     - -

purworejo 5 44     - -

kebonsari 3 36 1   - -

bangilan - 20 1   - -

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 27

Page 28: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Kecamatan/Kelurahan 

Masjid 

Langgar 

Gereja Pura 

Vihara 

Protestan

Katholik

mayangan 1 13     - -

ngemplakrejo 3 17       -III. Kecamatan

Bugulkidul 34 245 2 4 0 0

sekargadung 4 18     - -

bakalan 4 25     - -

krampyangan 3 8     - -

blandongan 3 30     - -

kepel 2 25     - -

bugulkidul 3 26     - -

petamanan 2 19     - -

pekuncen 1 16     - -

kandangsapi 1 14 1 2 - -

bugullor 6 29 1 2 - -

tapaan 3 16     - -

mandaranrejo 1 10     - -

panggungrejo 1 9     - -

Jumlah Total 89 725 6 4 0 1sumber : Departemen Agama Kota Pasuruan, 2010

2.7 PROFIL EKONOMI

Pada tahun 2009, jumlah pencari kerja di Kota Pasuruan

mengalami penurunan sebesar 0,15% atau sebesar 3.246 orang

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Diasumsikan karena jumlah

pencari kerja sudah menempati jumlah lapangan kerja yang bisa

disediakan. Perkembangan ketenagakerjaan menurut jenis kelamin

tahun 2008-2009 dapat dilihat pada Tabel 2.15

Tabel. 2.15

Perkembangan Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-

2009

No.

Uraian2008 2009

L PJumla

hL P

Jumlah

1 Pencari Kerja5536

5141 10677

4995

5639 10634

2 Penempatan 215 204 419 186 378 564

3Penghapusan Pencari Kerja

1442 611 2053

1135 651 1786

4 Belum ditempatkan3879

4326 8205

3674

4607 8281

5 Permintaan lowongan 387 316 703 964 103 1996

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 28

Page 29: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

26 Dipenuhi 209 202 411 186 378 5647 Penghapusan lowongan 178 104 282 783 654 1437

8 Sisa lowongan     0     0

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Dari jumlah penduduk Kota Pasuruan tahun 2009 sebesar 166.537

jiwa, didominasi penduduk yang menggantungkan hidupnya pada usaha

perdagangan dan rumah makan, dari tahun 2005-2007 yang mengalami

peningkatan mencapai 28,79% atau sebesar 47.946 jiwa, kemudian

disusul dengan usaha jasa kemasyarakatan yang mencapai 26,35%.

Prosentase penduduk berumur 15 tahun keatas menurut lapangan

pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 2.16

Tabel 2.16

Prosentase Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan ( 2008-2010)

No.

Lapangan Pekerjaanjumlah

2008

2009

2010

1 Pertanian, Kehutanan, Perikanan 0 2 200

2 Pertambangan dan Penggalian 0 0 03 Industri Pengolahan 50 310 0

4 Listrik, Gas dan Air Minum 0 1 0

5 Konstruksi dan Bangunan 0 50 0

6 Perdagangan dan Rumah Makan 72 1.378

88

7Angkutan, Pergudangan & Komunikasi 1 107 200

8 Keuangan dan Asuransi 217 82 200

9 Jasa Kemasyarakatan 271 71 700

Jumlah/total261

6400

7339

5Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Pertumbuhan ekonomi dihasilkan dari kontribusi 9 sektor ekonomi.

Di antara kesembilan sektor tersebut, terdapat beberapa sektor yang

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 29

Page 30: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

memiliki kontribusi dominan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.

Identifikasi atas sektor-sektor dominan akan menghasilkan petunjuk

mengenai struktur perekonomian suatu daerah. Sektor-sektor dominan

dalam perekonomian umumnya memiliki forward linkages dan backward

linkages yang cukup panjang, sehingga mampu mendorong ataupun

menarik sektor lain untuk tumbuh. Oleh karena itu sektor-sektor ini

seringkali disebut sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah.

Data pada Tabel 2.17 menjelaskan kontribusi sektoral terhadap

pembentukan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tahun 2008–2009.

Tabel 2.17.

Peranan PDRB ADHB Sektoral Kota Pasuruan Tahun 2008-2009

No. SektorTahun

2008 2009

1

2

Sektor Primer:

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

43,157

1,431

44,033

1,448

1

2

3

Sektor Sekunder:

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Konstruksi

174,501

26,460

71,905

178,096

27,527

76,184

1

2

3

4

Sektor Tersier:

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan Jasa–jasa

356,873

131,666

83,041

117,788

371,204

144,775

89,500

124,680

Jumlah 1,006,82

4

1,057,44

6

Sumber : BPS Kota Pasuruan , Pasuruan Dalam Angka 2010

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 30

Page 31: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Tabel 2.18

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) Tahun

2008-2009

No Sektor 2008 2009  Sektor Primer:    1 Pertanian

88,904.00 95,168.00

2 Pertambangan dan Penggalian

2,065.00

2,122.00

  Sektor Sekunder:    1 Industri Pengolahan

373,499.00 411,420.00

2 Listrik, Gas dan Air Bersih

50,271.00

54,840.00

3 Konstruksi 166,120.00

187,417.00

  Sektor Tersier:    1 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 759,245.00

832,775.00

2 Pengangkutan dan komunikasi

259,693.00

294,460.00

3 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

167,507.00

191,920.00

4 Jasa–jasa 101,153.00

115,608.00

Jumlah 1,968,457.00

2,185,730.00

Sumber : BPS Kota Pasuruan , Pasuruan Dalam Angka 2010

Dari data Tabel 2.18 diatas dapat dilihat bahwa sector tersier

memberikan kontribusi terbesar pada PDRB ADHB tahun 2008-2009,

yaitu pada produk perdagangan dan komunikasi. Berpijak pada data-data

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa struktur ekonomi Kota

Pasuruan bertipe ekonomi sekunder-tersier. Artinya, sektor-sektor yang

dominan dalam perekonomian Kota Pasuruan adalah sektor perdagangan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 31

Page 32: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

(38%), sektor industri pengolahan (18,80%), dan sektor jasa angkutan

dan komunikasi (13.5%).

Diagram 2.1 Struktur Perekonomian Kota Pasuruan Tahun 2009

Struktur ekonomi sekunder-tersier memiliki keunggulan dalam

penciptaan nilai tambah, sebab aktivitas-aktivitas ekonomi tidak

dilakukan dengan mengambil langsung dari alam dan menjualnya dalam

bentuk bahan mentah. Artinya ada rantai nilai produksi yang panjang

untuk mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi/ jadi.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 32

Page 33: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Namun untuk itu diperlukan infrastruktur pendukung yang memadai

untuk menunjang aktivitas ekonomi dalam setiap mata rantai produksi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan representasi naik-turunnya nilai

produksi suatu daerah yang diukur dengan PDRB. Namun nilai tersebut

bisa mengalami bias akibat kenaikan harga semu. Artinya pertumbuhan

ekonomi bukan berasal dari kenaikan produktivitas, namun lebih

disebabkan karena kenaikan harga. Inflasi merupakan faktor penyebab

kenaikan harga barang secara umum.

Oleh karena itu angka inflasi menjadi indikator penting dalam

mengkaji pertumbuhan ekonomi daerah. Angka inflasi yang disusun

berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) per sektor ekonomi akan

membantu pemerintah dalam membuat keputusan di bidang ekonomi.

Angka IHK menginformasikan barang/jasa di sektor manakah yang

memiliki andil besar dalam membentuk inflasi di suatu daerah.

Berdasarkan informasi tersebut, pemerintah kota menyusun berbagai

program/kegiatan untuk mengendalikan inflasi.

Pendapatan per kapita (PKP) merupakan hasil bagi antara nilai

PDRB dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama. PKP merupakan

indikator kesejahteraan masyarakat secara individual. Walaupun harus

disadari bahwa pemerataan pendapatan yang kurang baik dan tingkat

inflasi yang tinggi, berpotensi menimbulkan bias pada informasi yang

terkandung dalam PKP. Untuk itu, perhitungan pendapatan per kapita

cenderung mengikutkan faktor inflasi guna mengetahui kemampuan

daya beli masyarakat yang mendekati kebenaran.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 33

Page 34: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.8 VISI DAN MISI KOTA PASURUAN

2.8.12.8.1 VisiVisi

Visi merupakan cara pandang sekaligus kondisi akhir yang ingin

diwujudkan dalam kurun waktu tertentu melalui pemberdayaan seluruh

potensi dan peluang yang dimiliki. Dalam kurun waktu 2006-2010

Walikota Pasuruan mencanangkan visi sebagai berikut:

“Terwujudnya Kota Pasuruan sebagai kota perdagangan, industri

dan jasa yang berlandaskan pada masyarakat yang beriman,

bertaqwa, berilmu, berbudi luhur dan sejahtera lahir batin

didukung dengan suasana dan kondisi yang damai, demokratis,

sadar hukum dan lingkungan, memiliki etos kerja yang tinggi

serta berdisiplin”.

Visi dimaksud akan diterjemahkan oleh setiap setiap satuan kerja

di lingkup kerja Pemerintah Kota Pasuruan (Bagian, Badan, Dinas dan

Kantor) dalam merumuskan visinya masing-masing. Sehingga

diharapkan akan timbul keharmonisan yang terbentuk melalui

kesepahaman visi di antara satuan kerja dalam mewujudkan Kota

Pasuruan sebagai kota industri, perdagangan dan jasa (RPJMD Kota

Pasuruan Tahun 2006-2010).

Oleh karena itu visi kota Pasuruan kemudian disempurnakan lagi

menurut RPJMD tahun 2011-2013 adalah

“Terwujudnya Kota Pasuruan sebagai Kota Industri,

Perdagangan dan Jasa yang dilandasi Iman dan Taqwa menuju

Masyarakat Sejahtera”.

Memperhatikan substansi yang terkandung dalam visi Kota Pasuruan

2006-2025, maka pada tahap jangka menengah kedua perlu dirumuskan

misi yang mengarah pada pencapaian kondisi sebagaimana

dipersyaratkan yakni :

a. Meningkatkan cakupan pelayanan dan kualitas kesehatan

masyarakat

b. Meningkatkan partisipasi dan kualitas pendidikan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 34

Page 35: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

c. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat secara

layak

d. Menciptakan kesempatan kerja dan iklim usaha yang kondusif

e. Menyediakan infrastruktur kota, sarana dan prasarana dasar serta

tat ruang/lingkungan yang nyaman

f. Mewujudkan pelayanan publik dantata pemerintahan yang baik

g. Meningkatkan kualitas iman dan taqwa

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 35

Page 36: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.8.22.8.2 MisiMisi

Upaya mewujudkan Kota Pasuruan sebagai kota industri,

perdagangan dan jasa sebagaimana yang terdapat dalam visi Kota

Pasuruan Tahun 2006-2010 harus ditunjang dengan rumusan misi yang

berperan sebagai grand objectives dalam rangka mewujudkan visi. Misi

merupakan pengejawantahan yang bersifat strategis dari visi yang ingin

diwujudkan.

Sebagai bagian dari upaya merealisasikan visi Kota Pasuruan,

maka misi Kota Pasuruan dirumuskan sebagai berikut (RPJMD Kota

Pasuruan Tahun 2006-2010):

1. mewujudkan pemberdayaan dan meningkatkan kualitas dan

meningkatkan kualitas aparatur pemerintah yang bertanggungjawab

serta berfungsi melayani masyarakat, pofesional, berdaya guna,

transparan, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta

menjamin terwujudnya kondisi aman, tertib dan tenteram.

2. mewujudkan dan melaksanakan otonomi daerah yang dilandasi oleh

pembangunan Kota Pasuruan dengan memperhatikan potensi dan

sumber daya alam, serta aparatur pemerintah yang bersih dan

bertanggung jawab (clean government and good governance).

3. mewujudkan kehidupan sosial budaya yang bertumpu pada

pengamalan ajaran agama, penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi, kepribadian, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia

(HAM) dan tegaknya supremasi hukum.

4. meningkatkan peran serta masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi

Kota Pasuruan, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi,

melalui pengembangan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu

pada mekanisme pasar yang berkeadilan dan berbasis pada

sumberdaya manusia yang produktif, mandiri, maju, memiliki etos

kerja, berdaya saing dan berwawasan lingkungan.

5. Mewujudkan pengelolaan potensi dan pelaksanaan pembangunan

yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan dalam rangka

peningkatan ekonomi masyarakat dand aerah.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 36

Page 37: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

6. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan hasil-hasil

pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat yang ditandai oleh

meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan tercukupinya

kebutuhan dasar masyarakat lapisan bawah.

7. Mewujudkan masyarakat Kota Pasuruan sebagai manusia yang

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mantapnya

persaudaraan umat beragama yang berwawasan luas, luwes, terbuka,

beraklak, toleran, rukun dan damai dalam nuansa kebhinekaan dalam

wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.9INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMDA

2.9.1 INSTITUSI

A. BAPPEDA KOTA PASURUAN

Berdasarkan Peraturan Walikota Pasuruan No. 44 Tahun 2008

tentang Tugas Pokok Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Pasuruan adalah membantu Kepala Daerah dalam merumuskan dan

melaksanakan kebijakan daerah bidang perencanaan pembangunan

daerah.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tercantum dalam

Peraturan Walikota Pasuruan No. 44 Tahun 2008, maka fungsi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pasuruan adalah untuk :

a. Menyusun perencanaan pembangunan daerah

b. Merumuskan kebijakan teknis perencanaan dan kerjasama

pembangunan daerah;

c. Mengkoordinasikan kerjasama pembangunan daerah;

d. Melaksanakan pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan

perencanaan pembangunan ekonomi, perencanaan pembangunan

prasarana perkotaan, perencanaan pembangunan sosial budaya

serta penelitian, pengembangan, data dan statistik;

e. Melaksanakan kegiatan penatausahaan Badan Perencanaan

Pembagunan Daerah;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 37

Page 38: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Guna kelancaran dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi, maka

diperlukan pembagian tugas dalam pelaksanaan pekerjaan yang

sekaligus harus ditunjang dengan pelimpahan wewenang. Sehubungan

dengan pembagian tugas, maka pembidangan Kota Bappeda Kota

Pasuruan terbagi dalam kelompok sebagai berikut:

1. Sekretariat

Memiliki tugas pokok untuk mengkoordinasikan penyusunan program

dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu serta tugas

pelayanan administrasi. Untuk melaksanakan tugas tersebut.

Sekretariat mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan;

b. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi kepegawaian;

c. Penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan

dan hubungan masyarakat;

d. Penyelenggaraan ketatalaksanaan, kearsipan, dan perpustakaan;

e. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kerja;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat BAPPEDA dipimpin oleh Sekretaris BAPPEDA yang

membawahi Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi, Sub Bagian

Umum dan Kepegawaian, dan Sub Bagian Keuangan. Adapaun tugas

masing-masing Sub Bagian yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kerja subbagian

2. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data untuk

penyususnan program;

3. Melaksanakan penyusunan program;

4. Melaksanakan analisis, evaluasi serta pengendalian terhadap

pelaksanaan program;

5. Melaksanakan penyusunan laporan pelaksanaan program;

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 38

Page 39: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan

subbagian;melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kerja subbagian;

2. Melaksanakan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan

dan kebersihan di lingkungan kerja;

3. Melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan

sarana prasarana;

4. Melaksanakan pengurusan pengadaan, penyiapanan,

pendistribusian, dan investasi sarana prasarana dinas serta

asset lainnya;

5. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan sarana prasarana

dinas dan asset lainnya;

6. Melaksanakan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat,

dan pendokumentasian;

7. Melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran,

kearsipan dan perpustakaan;

8. Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan

pemeliharaan data kepegawaian;

9. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat

pegawai, gaji berkala, pensiun serta pemberian penghargaan.

10.Melaksanakan penyiapan bahan daftar penilaian pekerjaan,

daftar urut kepangkatan, dan daftar dislokasi pegawai;

11.Melaksanakan penyiapan pegawai yang akan mengikuti

pendidikan dan pelatihan struktural, teknis dan fungsional

serta ujian dinas;

12.Melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai,

tenaga teknis dan fungsional;

c. Subbagian Keuangan mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kerja subbagian;

2. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan pengelolaan

administrasi keuangan;

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 39

Page 40: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

3. Melaksankaan urusan perbendaharaan dan penataan

keuangan;

4. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan

subbagian;

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

2. Bidang Data dan Statistik

Bidang data dan statistic mempunyai tugas pokok merumuskan dan

melaksanakan kebijakan teknis penyusunan data dan statistik

pembangunan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut , Bidang

Data dan statistik mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan perencanaan pelayanan perijinan;

b. Perumusan kebijakan teknis pelayanan perijinan;

c. Pelaksanaan pembinaan, koordinasi, fasilitasi dan

penyelenggaraan pelayanan perijinan;

d. Pengendalian dan evaluiasi penyelenggaraan pelayanan perijinan;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang ekonomi

Bidang ekonomi mempunyai tugas pokok merumuskan dan

melaksanakan kebijakan teknis perencanaan pembangunan

ekonomi. Bidang ini dipimpin oleh Kepala Bidang yang membawahi

Subbidang Produksi dan Subbidang Pengembangan Perekonomian.

4. Bidang sosial dan Budaya

Bidang sosial buidaya mempunyai tugas pokok merumuskan dan

melaksanakan kebijakan teknis perencanaan pembangunan sosial,

budaya dan pemerintyahan.Bidang ini dipimpin oleh Kepala Bidang

yang membawahi sub Bidang Sosial dan Subbidang Budaya.

5. Bidang Prasarana Perkotaan

Bidang Prasarana Perkotaan mempunyai tugas pokok merumuskan

dan melaksanakan kebijakan teknis perencanaan pembangunan

prasarana perkotaan yang meliputi prasarana ekonomi dan social

budaya. Bidang ini dipimpin oleh Kepala Bidang yang membawahi

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 40

Page 41: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

subbidang Produksi Daerah dan Sub Bidang Pengembangan

Perekonomian.

6. Bidang Penelitian dan Pengembangan

Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas pokok

merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis penelitian dan

pengembangan pemerintyahan, ekonomi, sosial, budaya dan

pembangunan prasarana perkotaan. Dalam melaksanakan tugas ini

fungsi dan tugas pokok bidang ini dipimpin oleh seorang Kepala

bidang yang membawahi Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan

Pemerintahan, Sosial dan Budaya dan Sub Bidang Peneliti dan

Pengembangan Ekonomi dan Pembangunan.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan

Kebutuhan.

B. INSTITUSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

Kantor Lingkungan Hidup Kota Pasuruan mempunyai tugas pokok

dan fungsi sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan

Peraturan Walikota Pasuruan Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Tugas

Pokok dan Fungsi Kantor Lingkungan Hidup, adalah sebagai lembaga

yang menangani pengelolaan lingkungan di Kota Pasuruan.

C. INSTITUSI DINAS PEKERJAAN UMUM

Sebagai pengelola kebersihan lingkungan di bidang persampahan

dan masuk dalam Tupoksi Dinas Pekerjaan Umum, Kota Pasuruan

maka lembaga yang berkompeten adalah Lembaga/Unit Pengelola

Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kota Pasuruan sesuai dengan

Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan

tata Kerja Dinas Daerah dan Peraturan Walikota Nomor 39 Tahun

2008 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 41

Page 42: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.9.2 STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi perlu disusun untuk kelancaran pelaksanaan

tugas. Struktur organisasi merupakan pedoman pelaksanaan tugas yang

menggambarkan garis komando dan staf, sekaligus kepada siapa

tanggungjawab harus diberikan. Struktur organisasi menjelaskan dari

mana tugas/perintah diterima, kepada siapa tanggungjawab atas hasil

pelaksanaan tugas diberikan. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan

terjadinya over lapping dalam pelaksanaan tugas.

Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Pasuruan Nomor

188/55/423.034/2010 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Kegiatan

Dan Tim Teknis Kegiatan Penyusunan Percepatan Pembangunan Sanitasi

Permukiman pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Pasuruan Tahun 2010, maka beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) yang terlibat langsung dengan Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi

terdiri dari :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota

Pasuruan

2. Dinas Pekerjaan Umum Kota Pasuruan

3. Dinas Lingkungan Hidup

4. Dinas Kesehatan Kota Pasuruan

Adapun Struktur organisasi masing-masing SKPD terkait,

dijelaskan dalam bagan sebagai berikut :

Bagan 3.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Pasuruan

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 42

KEPALA BADAN

AMINUROKHMAN:

TANGGAL :

KEPALA DINASKELOMPOK

JABATANFUNGSIONAL

SEKRETARIAT

SUBBAGIANUMUM &

KEPEGAWAIAN

SUBBAGIANPERENCANAAN &

EVALUASI

SUBBAGIANKEUANGAN

BIDANG

DATA & STATISTIK

BIDANGPRASARANA PERKOTAAN

BIDANG

SOSIAL BUDAYA

BIDANG

EKONOMI

SUBBIDANGDATA

SUBBIDANGSTATISTIK

SUBBIDANGPRODUKSI DAERAH

SUBBIDANGPENGEMBANGAN PEREKONOMIAN

SUBBIDANGSOSIAL

SUBBIDANGBUDAYA

SUBBIDANGPRASARANA

EKONOMI

SUBBIDANGPRASARANA

SOSIAL BUDAYA

BIDANGPENELITIAN &

PENGEMBANGAN

SUBBIDANGLITBANG PEME-

RINTAHAN & SOSIAL BUDAYA

SUBBIDANGLITBANG EKONOMI & PEMBANGUNAN

Page 43: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Bagan 3.2 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan

Umum Kota Pasuruan

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PEKERJAAN UMUM

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 43

BIDANG

TATA RUANG

KEPALA DINAS

AMINUROKHMAN:

TANGGAL :

KEPALA DINAS

BIDANGPENGAIRAN

KELOMPOKJABATAN

FUNGSIONAL

BIDANG

BINA MARGA

BIDANGCIPTA KARYA

SEKSIPERENCANAAN &

PEMANFAATAN

SEKSIPENGENDALIAN &

PENGAWASAN

SEKRETARIAT

SUBBAGIANUMUM &

KEPEGAWAIAN

SUBBAGIANPERENCANAAN &

EVALUASI

SUBBAGIANKEUANGAN

SEKSIPERMUKIMAN &

PERUMAHAN

SEKSIPENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

SEKSIPEMBANGUNAN

JALAN & JEMBATAN

SEKSIPEMELIHARAAN

JALAN & JEMBATAN

SEKSIPENGELOLAAN

SUMBER DAYA AIR

SEKSIIRIGASI, SUNGAI &

PANTAI

U P T

SUBBAGIAN TATA USAHA

SEKSIPERTAMANAN &

PEMAKAMAN

SEKSIPENERANGAN JALAN

UMUM

Page 44: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Bagan 3.3 Bagan Kantor Lingkungan Hidup Kota Pasuruan

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

Bagan 3.4 Bagan Struktur Orgsnisasi Dinas Kesehatan Kota PasuruanBAGAN STRUKTUR ORGANISASI

DINAS KESEHATAN

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 44

KEPALA KANTOR

AMINUROKHMAN:

TANGGAL :

KEPALA DINAS

SEKSI

ANALISA MENGENAI DAMPAK LAINGKUNGAN

KELOMPOKJABATAN

FUNGSIONAL

SEKSI

PEMANTAUAN & PEMULIHAN

SEKSI

PENGAWASAN & PENGENDALIAN

SUBBAGIAN TATA USAHA

KEPALA DINAS

AMINUROKHMAN:

TANGGAL :

KEPALA DINAS

BIDANG KESEHATAN KELUARGA & PROMOSI

KESEHATAN

BIDANGPENGEMBANGAN

KELOMPOKJABATAN

FUNGSIONAL

BIDANG PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN

PENYAKIT & KESEHA-TAN LINGKUNGAN

BIDANG

PELAYANAN KESEHATAN

SEKSIKESEHATAN KELUARGA

SEKSIG I Z I

SEKSIPROMOSI

KESEHATAN

SEKRETARIAT

SUBBAGIANUMUM &

KEPEGAWAIAN

SUBBAGIANPERENCANAAN &

EVALUASI

SUBBAGIANKEUANGAN

SEKSIPELAYANAN

KESEHATAN DASAR

SEKSIPELAYANAN

KESEHATAN KHUSUS

SEKSIFARMASI, MAKANAN

& MINUMAN

SEKSIPENCEGAHAN

PENYAKIT

SEKSIPEMBERANTASAN

PENYAKIT

SEKSIKESEHATAN

LINGKUNGAN

SEKSIPEMBINAAN SDM

KESEHATAN

SEKSISARANA &

PRASARANA KESEHATAN

SEKSIREGISTRASI & AKREDITASI

U P T

SUBBAGIAN TATA USAHA

Page 45: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 45

Page 46: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.10 TATA RUANG KOTA PASURUAN

2.10.1 2.10.1 TTINJAUAN BERDASARKAINJAUAN BERDASARKAN PEMBANGUNAN JANGKAN PEMBANGUNAN JANGKA

PANJANGPANJANG

2.10.1.1 Tujuan Pembangunan Jangka Panjang2.10.1.1 Tujuan Pembangunan Jangka Panjang

Tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kota Pasuruan adalah

mendukung sepenuhnya upaya mewujudkan bangsa yang maju dan

mandiri, sejahtera lahir dan batin sebagai landasan bagi tahap

pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang

Dasar 1945.

1. Sejalan dengan arah pembangunan Nasional dan pembangunan

daerah Jawa Timur, maka Pembangunan Jangka Panjang Kedua

Daerah Kota Pasuruan diarahkan untuk meningkatkan kualitas

manusia dan kualitas masyarakat agar semakin maju, mandiri dan

sejahtera berdasarkan Pancasila, dengan rasa cinta tanah air yang

melandasi kedasaran kebangsaan, semangat pengabdian dan tekad

untuk membangun dengan lebih memberi peran kepada rakyat untuk

berperan aktif dalam pembangunan dijiwai semangat kekeluargaan.

2. Melalui upaya pembangunan, potensi sumber daya pembangunan

nasional dan daerah diarahkan menjadi kekuatan ekonomi, sosial

budaya, politik dan pertahanan keamanan yang nyata, didukung oleh

sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kemampuan

memanfaatkan, mengembangkan, menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi serta kemampuan manajemen.

3. Pembangunan ekonomi daerah diarahkan pada upaya mendukung

terwujudnya perekonomian nasional yang mandiri dan handal

berdasarkan demokrasi ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran

seluruh rakyat secara selaras, adil dan merata. Dengan demikian

pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan sosial.

4. Pembangunan industri dan pertanian sektor produktif lainnya

ditingkatkan dan diarahkan untuk menghasilkan pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi. Pembangunan industri terus ditingkatkan

dan diarahkan agar sektor industri makin menjadi penggerak utama

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 46

Page 47: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

ekonomi yang efisien, berdaya saing tinggi, mempunyai struktur

yang semakin kukuh dengan pola produksi dan bersumber daya alam

yang melimpah menjadi barang yang bermutu, bernilai tambah yang

tinggi dan padat ketrampilan.Industri kecil harus dikembangkan dan

didorong untuk semakin menjadi kuat. Sektor pertanian terus

ditingkatkan agar mampu menghasilkan pangan dan bahan mentah

yang cukup bagi pemenuhan kebutuhan rakyat, meningkatkan daya

beli rakyat dan mampu melanjutkan proses industrialisasi, serta

makin terkait dan terpadu dengan sektor industri dan jasa menuju

terbentuknya jaringan kegiatan agroindustri dan agribisnis yang

produktif.

5. Jasa, termasuk pelayanan infrastruktur dan jasa keuangan terus

dikembangkan menuju terciptanya jaringan informasi, perhubungan,

perdagangan dan pelayanan keuangan yang handal, efisien, mampu

mendukung industrialisasi dan upaya pemerataan. Perdagangan

harus mampu menunjang peningkatan produksi dan memperlancar

distribusi sehingga mampu mendukung upaya pemerataan.

6. Pendayagunaan sumber daya alam diperuntukkan sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal

dan bertanggung jawab sesuai dengan kemampuan daya dukungnya

dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan

lingkungan hidup bagi pembangunan yang berkelanjutan.

7. Pembangunan ekonomi yang mengelola kekayaan alam Kota

Pasuruan seperti kehutanan dan pertambangan harus senantiasa

memperhatikan bahwa pengolahan sumber daya alam, disamping

untuk memberi kemanfaatan masa kini, juga harus menjamin

kehidupan masa depan dan pembangunan sektor ini dipacu untuk

membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi pengembangan

wilayah, pembangunan daerah dan peningkatan taraf hidup rakyat.

8. Pembangunan baik skala nasional/daerah pada dasarnya

diselenggarakan oleh mesyarakat bersama pemerintah. Dana untuk

pembiayaan daerah terutama digali dari pendapatan asli daerah.

Bantuan dan sumber dan dari pusat masih terus diperlukan dengan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 47

Page 48: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

prinsip tetap meningkatkan kekuatan pembangunan daerah.

9. Pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

rakyat, menggalakkan prakarsa dan peran aktif masyarakat,

meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan

terpadu dalam mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi

dan bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan kesatuan

bangsa.

10.Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat dan

martabat manusia serta kualitas sumber daya manusia dan

memperluas serta meningkatkan pemerataan kesempatan perolehan

pendidikan termasuk di daerah terpencil.

11.Budaya masyarakat daerah sebagai bagian dari budaya bangsa

merupakan perwujudan cipta, rasa dan karsa dan karya bangsa yang

dilandasi nilai luhur bangsa berdasarkan Pancasila bercirikan Bhineka

Tunggal Ika dan berwawasan nusantara, harus diupayakan agar

senantiasa menjiwai perilaku masyarakat dan pelaksanaan

pembangunan, serta membangkitkan sikap kesetiakawanan dan

tanggung jawab sosial, disiplin serta semangat pantang menyerah.

12.Pembangunan kependudukan diarahkan pada peningkatan kualitas

penduduk dan pengendalian laju pertumbuhan penduduk, serta

perwujudan keluarga kecil sejahtera dan bahagia. Upaya penurunan

tingkat pertumbuhan penduduk dan pergeseran yang serasi perlu

dilanjutkan dan lebih ditingkatkan, antara lain melalui transmigrasi

swakarsa.

13.Pembinaan anak, remaja dan pemuda sebagai generasi penerus

diarahkan untuk mengembangkan sikap menjunjung tinggi nilai-nilai

luhur budaya bangsa, sikap keteladanan/disiplin dalam masyarakat,

berbangsa dan bernegara harus dilaksanakan sedini mungkin di

lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.

14.Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan

penting serta akan sangat mempengaruhi perkembangan dalam

masa Pembangunan Jangka Panjang. Penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknologi akan sangat mempengaruhi keberhasilan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 48

Page 49: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

pembangunan dalam membangun masyarakat yang maju dan

mandiri. Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi diarahkan

agar pemanfaatan, pengembangan dan penguasaannya dapat

mempercepat peningkatan kecerdasan/kemampuan bangsa,

mempercepat proses pembaharuan, meningkatkan kualitas,

harkat/martabat bangsa, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.

15.Pembangunan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa diarahkan untuk mampu meningkatkan

kualitas umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa yang penuh dengan keimanan, ketaqwaan dan

kerukunan yang dinamis serta makin meningkatkan peran serta

umat dalam pembangunan.

16.Dalam rangka memantapkan sistem hukum nasional yang bersumber

pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, pembangunan

hukum diarahkan untuk membantu menghasilkan produk hukum

nasional dan produk hukum daerah yang mampu mengatur tugas

umum pemerintah dan penyelenggaraan pembangunan daerah yang

didukung oleh aparatur hukum yang bersih, berwibawa, penuh

pengabdian, sadar dan taat hukum, mempunyai rasa keadilan sesuai

dengan kemanusiaan, serta yang profesional, efisien dan efektif,

dilengkapi saran dan prasarana hukum yang memadai serta

mengembangkan masyarakat yang sadar dan taat hukum.

17.Pembangunan politik diarahkan pada terwujudnya tatanan kehidupan

politik berdasarkan Pancasila makin mampu menjamin berfungsinya

lembaga politik/lembaga kemasyarakatan, mantapnya proses

komunikasi politik, antara sesama suprastruktur politik/antara

sesama suprastruktur dan infrastruktur politik/masyarakat,

mengembangkan suasana/sikap keterbukaan yang bertanggung

jawab.

18.Pembangunan aparatur negara/aparatur Pemda diharapkan

meningkatkan kualitas aparatur, agar lebih memiliki sikap dan

perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung jawab,

disiplin, keadilan dan kewibawaan sehingga dapat memberikan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 49

Page 50: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat sesuai dengan

tuntunan dan aspirasi masyarakat.

Pembangunan pertahanan keamanan negara dan pembangunan

keamanan dan ketertiban masyarakat di daerah diarahkan pada

kemampuan mewujudkan daya tangkal bangsa yang tangguh dalam

sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.

2.10.1.22.10.1.2 Arah Pembangunan Jangka PanjangArah Pembangunan Jangka Panjang

Arah pembangunan jangka panjang Kota Pasuruan, antara lain

sebagai berikut :

1. Menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat

Kota Pasuruan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya

manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin, yang lebih

selaras, adil dan merata.

2. Melanjutkan, meningkatkan, memperdalam, menyempurnakan,

memperluas dan memacu pembangunan daerah di semua aspek

kehidupan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan

sekaligus sebagai pengamalan Pancasila yang didukung dengan

pembangunan ekonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan

bertanggung jawab sesuai dengan keinginan dan tuntutan serfa

permasalahan masyarakat.

3. Mengembangkan dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah

bawahan dan membuka daerah terisolasi/kepulauan, yang diimbangi

dengan peningkatan efektifitas penataan ruang dan pengendalian

pemanfaatan ruang di wilayah Kota Pasuruan.

4. Meletakkan landasan pembangunan yang mantap untuk tahap

pembangunan berikutnya.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 50

Page 51: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.10.22.10.2 TINJAUAN REPELITA KOTA PASURUANTINJAUAN REPELITA KOTA PASURUAN

Dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Ketujuh ini yang

merupakan tindak lanjut dari Rencana Pembangunan Lima Tahun

sebelumnya pada wilayah Kota Pasuruan disebutkan sebagai berikut:

2.10.2.12.10.2.1 Tujuan PembangunanTujuan Pembangunan

a. Menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian masyarakat Kota

Pasuruan dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

b. Melanjutkan, meningkatkan, memperdalam, memperluas,

menyempurnakan dan memacu pembangunan daerah di semua

aspek kehidupan.

c. Mengembangkan dan menyerasikan laju petumbuhan antar wilayah,

antar daerah perkotaan dan daerah perdesaan dengan peningkatan

efektififas penataan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

wilayah.

d. Meningkatkan/mengembangkan kemampuan masyarakat dan

kelembagaan yang ada, agar dapat memberikan peranan dan

partisipasi yang lebih tinggi dalam setiap gerak pembangunan demi

perkembangan dan kemajuan daerah.

e. Meletakkan landasan pembangunan yang mantap pada tahap

berikutnya.

2.10.2.22.10.2.2 Sasaran pembangunanSasaran pembangunan

a. Secara umum sasaran pembangunan di Kota Pasuruan adalah

menumbuhkan sikap kemandirian dalam diri manusia dan

masyarakat melalui peningkatan peran serta, efisiensi dan

produktivitas rakyat dalam rangka meningkatkan taraf hidup,

kecerdasan dan kesejahteraan lahir dan batin,

b. Dalam rangka memeratakan hasil-hasil pembangunan, perlu adanya

pembagian perwilayahan.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 51

Page 52: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.10.32.10.3 TINJAUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHTINJAUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

DAERAH (RPJMD) KOTA PASURUANDAERAH (RPJMD) KOTA PASURUAN 2011-2015 2011-2015

2.10.3.12.10.3.1 Strategi Pembangunan Kota PasuruanStrategi Pembangunan Kota Pasuruan

Strategi dan kebijakan pembangunan dalam 5 tahun ke depan

diarahkan pada pertumbuhan ekonomi dengan fokus industri kecil dan

menengah serta pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, yang pada

hakikatnya mengandung nilai-nilai pembangunan sosio-kultural. Hipotesa

yang berkembang, menjustifikasi bahwa strategi pembangunan dalam

bidang ekonomi yang mengejar pertumbuhan tinggi akan selalu

mengorbankan pemerataan hasil-hasil pembangunan.

Oleh karena itu strategi pertumbuhan dalam RPJMD Kota Pasuruan

berbasis pada industri kecil menengah, perdagangan dan jasa, yang

merupakan bagian terbesar dari mata pencaharian masyarakat melalui

strategi berikut:

1. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

Inti dari strategi ‘redistribution of benefits with growth’ berupa

perubahan pula growth dan distribusi; yang ditujukan untuk

mempercepat pertumbuhan pendapatan golongan miskin. Fokusnya

mengarah pada penyediaan atau penciptaan lapangan pekerjaan

langsung bagi masyarakat sebagai alat untuk mendistribusikan

pertumbuhan dan kesejahteraan.

Harapannya, hasil pertumbuhan ekonomi tidak hanya dinikmati oleh

sekelompok orang atau usaha besar, tetapi justru terdistribusi pada

segmen menengah ke bawah. Strategi pertumbuhan ekonomi yang

diimbangi dengan pemerataan hasil-hasilnya disebut dengan strategi

pertumbuhan ekonomi berkualitas.

Fundamen ekonomi yang bertumpu pada industri kecil dan

menengah, perdagangan serta jasa akan semakin kokoh apabila

didukung dengan investasi yang efisien sehingga mampu

mendukung peningkatan pendapatan per kapita.

Upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas bisa

ditempuh melalui:

a) Revitalisasi peran industri kecil dan menengah,

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 52

Page 53: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

b) Pengembangan sektor perdagangan dan jasa

c) Optimalisasi pengelolaan BUMD dan aset produktif daerah.

Dukungan lain dalam upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas, berkesinambungan serta terwujudnya pemenuhan

hak dasar rakyat adalah pembenahan kebijakan publik dan regulasi.

Peningkatan kapasitas kelembagaan maupun aparatur pemerintah

merupakan upaya penting dalam membangun sebuah birokrasi yang

kondusif bagi pelayanan publik. Hal tersebut dapat dicapai dengan

lebih mengoptimalkan pemberdayaan kelembagaan dan aparatur

pemerintah.

2. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan pemenuhan hak dasar

dalam pembangunan partisipatif

Pemerintah berkewajiban melaksanakan pembangunan demi

terpenuhinya kebutuhan hak dasar, yaitu:

a. pemenuhan hak atas pangan

b. pemenuhan hak atas pelayanan kesehatan

c. pemenuhan hak atas pendidikan

d. pemenuhan hak atas pekerjaan dan usaha

e. pemenuhan hak atas pemukiman yang layak

f. pemenuhan hak atas sumber daya dan lingkungan hidup

g. pemenuhan hak atas rasa aman, dan

h. pemenuhan hak untuk berpartisipasi

dengan memperhatikan keterlibatan masyarakat sebagai bentuk

pemberdayaan masyarakat pada berbagai kegiatan pembangunan

daerah untuk menyeimbangkan antara laju pertumbuhan

pembangunan dan pemerataan pembangunan.

Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pembangunan daerah

tersebut dilakukan mulai dari proses penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, sampai dengan monitoring dan evaluasi hasil-hasil

pembangunan. Untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam

berbagai kegiatan pembangunan dibutuhkan pemahaman dan

kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peran masyarakat bagi

keberhasilan pembangunan daerah.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 53

Page 54: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Sejalan dengan konsep dalam penyusunan indeks pembangunan

manusia, tingkat pemberdayaan masyarakat memiliki korelasi

dengan tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kemapanan

secara ekonomi. Oleh karena itu upaya pemberdayaan masyarakat

harus diiringi dengan penyediaan layanan dan sarana pendidikan

serta kesehatan yang layak, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.

Perbaikan kondisi ekonomi masyarakat juga akan memberikan

peluang yang lebih besar dalam berpartisipasi secara aktif dalam

pelaksanaan pembangunan.

3. Pembangunan Infrastruktur menuju Kota Perdagangan, Industri dan

Jasa

Agar pertumbuhan ekonomi yang diimbangi dengan pemerataan

dapat terwujud, maka perlu ditunjang dengan percapatan

pembangunan infrastruktur, seperti jalan lingkar selatan, jalan

lingkar utara, Pasar Karangketug, Pasar Poncol dan Rest Area

Gadingrejo.

Selain pembangunan infrastruktur ekonomi, diperlukan pula

pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan pemenuhan hak

dasar masyarakat seperti air bersih, sanitasi, kesehatan dan

pendidikan.

Untuk itu strategi pembangunan Kota Pasuruan diarahkan pada (1)

pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung

wilayah; (2) penyempurnaan tata ruang kota yang berwawasan

lingkungan; (3) pengembangan sistem dan jaringan transportasi

darat dan laut; (4) penambahan kapasitas jalan dan jalan raya; (5)

penambahan dan peningkatan sarana prasarana perdagangan; (6)

peningkatan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana

wilayah.

Berdasarkan pola dan kecenderungan perkembangan perubahan

struktur perkotaan yang antara lain dipengaruhi oleh jumlah

penduduk, kelengkapan fasilitas dan perkembangan ekonomi wilayah

Kota Pasuruan, maka struktur perwilayahan Kota Pasuruan dibagi

menjadi empat bagian wilayah kota sebagai berikut:

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 54

Page 55: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

1. Bagian Wilayah Pelabuhan;

2. Bagian Wilayah Perdagangan dan Jasa;

3. Bagian Wilayah Industri;

4. Bagian Wilayah Permukiman.

Berdasarkan RPJMD Kota Pasuruan tahun 2011-2015, strategi

pembangunan Kota Pasuruan adalah sebagai berikut :

a. Strategi 1 : meningkatkan kualitas layanan kesehatan

masyarakat

b. Strategi 2 : meningkatkan partisipasi dan kualitas pendidikan

c. Strategi 3 : percepatan pemerataan dan pertumbuhan

ekonomi yang berkualitas dalam rangka mewujudkan Kota

Pasuruan sebagai kota industri, perdagangan dan jasa

d. Strategi 4 : Meningkatkan kualitas dan mempercapat

pembangunan ekonomi kerakyatan

e. Strategi 5 : Meningkatkan investasi di daerah

f. Strategi 6 : Meningkatkan ketersediaan dan optimasi fungsi

infrastruktur, serta ditunjang dengan pengelolaan tata ruang yang

mampu memelihara kualitas dan fungsi pengelolaan lingkungan

hidup

g. Strategi 7 : meningkatkan tata kelola pemerintahan dan

pelayanan prima kepada masyarakat

h. Strategi 8 : mewujudkan keamanan dan ketertiban mellui

penegakan hukum dan keadilan (justice for all) sserta demokrasi

i. Strategi 9 : meningkatkan kesalehan sosial dan pelestarian

budaya daerah

j. Strategi 10 : menanggulangi kemiskinan dan pemberdayaan PMKS

2.10.3.22.10.3.2 Agenda Pembangunan Kota PasuruanAgenda Pembangunan Kota Pasuruan

Agenda Pembangunan Kota Pasuruan dalam 5 tahun kedepan

menurut RPJMD tahun 2011-2015 diprioritaskan untuk mempermudah

akses masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan dasar dan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 55

Page 56: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

pembangunan infrastruktur utnuk mendukung terwujudnya Kota

Pasuruan sebagai kota perdagangan, industri dan jasa. Untuk

menerapkan strategi pembangunan maka ditetapkan agenda

pembangunan sebagai berikut :

a. meningkatkan aksesbilitas dan kualitas pendidikan sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

b. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui aksesbilitas

dan pelayanan kesehatan yang berkualitas

c. menigkatkan efektifitas pemberdayaan ekonomi, sosial dan

pengembangan budaya

d. meningkatkan percepatan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui penguatan

ekonomi rakyat dan investasi, untukmemperluas lapangan kerja

e. meningkatkan ketersediaan dan optimasi fungsi infrastruktur ,

serta ditunjang dengan pengelolaan tata ruang yang mampu

memeliihara kualitas dan fungsi pengelolaan lingkungan hidup

f. mewujudkan percepatan reformasi birokrasi dan meningkatkan

pelayanan publik

g. meningkatkan kualitas harmonisasi sosial yang didukung dengan

kondisi ketentraman dan ketertiban masyarakat, serta

h. meningkatkan kualitas pengamalan nilai-nilai keagamaan dan

kearifan lokal

Berdasarkan permasalahan pembangunan daerah kota Pasuruan dan

agenda utama pembangunan daerah kota Pasuruan 2011-2015, maka

prioritas pembangunan antara lain :

a. peningkatan pelayanan pendidikan

b. peningkatan pelayanan kesehatan

c. peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat

d. peningkatan kualitas dan peran perempuan serta kesetaraan

gender

e. peningkatan peran pemuda dan olahraga

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 56

Page 57: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

f. pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengagh serta

peningkatan iklim investasi dan usaha

g. perluasan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan

h. pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur

i. pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang

j. reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik

k. peningkatan ketentraman dan ketertiban, serta harmoni sosial

l. peningkatan kesalehan sosial

2.10.42.10.4 SKENARIO PENGEMBANGAN WILAYAH BERDASARKANSKENARIO PENGEMBANGAN WILAYAH BERDASARKAN

RENCANA TATA RUANG (RTRW) KOTA PASURUANRENCANA TATA RUANG (RTRW) KOTA PASURUAN 2011- 2011-

20312031

Beberapa kebijakan regional maupun kebijakan pembangunan

lokal terhadap Kota Pasuruan antara lain sebagai berikut :

2.10.4.12.10.4.1 Fungsi Wilayah dan Perkotaan Kota Pasuruan BerdasarkanFungsi Wilayah dan Perkotaan Kota Pasuruan Berdasarkan

RTRW Provinsi Jawa TimurRTRW Provinsi Jawa Timur

Sesuai yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Timur,

fungsi wilayah dan perkotaan di Kota Pasuruan adalah Kota Pasuruan

selalu memiliki suatu rencana tata ruang yang dapat berfungsi

sebagaimana ditetapkan dalam UU RI No. 24/1992 tentang Penataan

Ruang ( UUPR ) yaitu sebagai pedoman untuk :

1. Perumusan Kebijaksanaan pokok pemanfaatan dan Pengendalian

ruang di wilayah Kota Pasuruan

2. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan

perkembangan antar kawasan wilayah Kota Pasuruan serta

keserasian pembangunan antar sektor

3. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan atau

masyarakat di Kota Pasuruan

4. Penyusunan rencana rinci tata ruang di Kota Pasuruan

5. Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi

kegiatan pembangunan .

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 57

Page 58: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Adapun fungsi dari Rencana struktur ruang kota Pasuruan

berdasarkan RTRW Tahun 2011-2031 adalah sebagai :

1. Arahan pembentuk system pusat kegiatan wilayah kota yang

memberikan layanan bagi wilayah pengaruh di sekitarnya yang

berada dalam wilayah kota; dan

2. System perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang

keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan

yang ada dalam wilayah kota, terutama pusat-pusat kegiatan yang

ada.

Kebijakan Kawasan Lindung

1.Kawasan Pelestarian Alam

Kawasan pelastarian alam terdiri atas beberapa lahan yang harus

dilestarikan sehubungan dengan faktor alam yang tidak mendukung

dan akan mengakibatkan rusaknya salah satu sumber daya alam

tertentu. Kawasan pelestarian alam di Kota Pasuruan berupa garis

sempadan, baik terhadap garis sempadan sungai maupun pada

wilayah yang mempunyai lahan kritis seperti lahan yang tergenang.

2.Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Kawasan cagar budaya adalah kawasan dimana terdapat bangunan

atau bukan bangunan hasil budaya manusia yang mempunyai nilai

tinggi atau terbentuk karena alam. Kawasan cagar budaya ini

berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan kriteria diatas, maka benda cagar budaya di wilayah Kota

Pasuruan akan mencakup kelompok sebagal barikut :

a. Lingkungan Tradisional

b. Bangunan Kuno

c. Monumen Bersejarah

d. Elemen-Elemen Jalan Bersejarah

e. Ruang Terbuka/Taman

f. Tata Nilai Budaya

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 58

Page 59: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

3.Kawasan Perlindungan Bawahannya

Adapun kebijaksanaan pemanfaatan ruang di kawasan ini ditentukan

berdasarkan tujuan pemantapannya, yaitu untuk mencegah terjadinya

bencana dan menjaga kelestarian kawasan. Kebijaksanaan tersebut

meliputi :

1. Pemantapan kawasan perlindungan melalui pengukuhan dan

penataan batas di lapangan untuk memudahkan pengendalian;

2. Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada secara ketat

(penggunaan lahan yang telah berlangsung lama) serta secara

berangsur-angsur dilakukan relokasi keluar kawasan ini dengan

tetap memperhatikan kondisi sosial ekonomi penduduk yang

terkena kebijaksanaan tarsebut;

3. Pencegahan dilakukannya kegiataan budidaya baru, kecuali

kegiatan yang tidak mengganggu fungsi perlindungan;

4.Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat terdiri dari dua klasifikasi, yaitu

sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air.

a. Kawasan Sempadan Sungai

Kawasan sempadan sungai di Kota Pasuruan terdapat di sepanjang

sungai yang mengalir di wilayah Kota Pasuruan. Kebijaksanaan

pemanfaatan ruang diutamakan bagi perlindungan kawasan

sempadan sungai meliputi :

- Pencegahan dilakukannya kegiatan di sepanjang sungai yang

dapat menggangu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan

dasar sungai serta alirannya;

- Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai;

- Pengamanan daerah aliran sungai.

b. Kawasan sekitar mata air

Kebijaksanaan pemanfaatan ruang terutama ditujukan bagi

perlindungan kawasan sekitar mata air meliputi :

- Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya disekitar mata air

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 59

Page 60: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

yang dapat mengganggu fungsi mata air dan penyediaan air

baku;

- Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar mata air.

5. Kawasan Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana di Kota Pasuruan dengan kriteria daerah

yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana

alam. Kawasan rawan bencana ini telah diidentifikasi yaitu kawasan

rawan bencana banjir. Kebijaksanaan pemantapan ruang bagi

kawasan rawan bertujuan untuk melindungi manusia dan

kegiatannya dari bencana. Kebijaksanaan tersebut meliputi :

- Pangendalian kegiatan di sekitar kawasan rawan bencana,

- Rehabilitasi dan konservasi tanah pada kawasan yang rawan

terhadap genangan akibat sering meluapnya air sungai sangat

tinggi;

Kebijakan Kawasan Budidaya

Penggunaan tanah untuk pertanian tanaman pangan di Kota Pasuruan

walaupun selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan rata-rata

sebesar 0,28 % per tahun dari luas lahan yang ada. Untuk Itu perlu

diadakan parencanaan pencegahan turunnya luas lahan tanaman

pangan tarsebut khususnya untuk lahan sawah, minimal sama dengan

luas lahan pada tahun dasar perencenaan.

Kontribusi dari sektor perikanan kolam/empang tersebut cukup baik,

mengingat pengembangan perikanan sangat berkaitan dengan

kebutuhan akan lahan, fungsi lahan dari lahan budidaya perikanan ke

lahan terbangun, perlu diarahkan secara ketat dan terkendali. Kawasan

ini diupayakan untuk tidak diperluas tapi pengembangannya lebih ke

arah mengoptimalkan luas lahan yang ada. Demikian pula pada

pengembangan tersebut agar lebih dijaga fungsi perlindungannya

terhadap keberadaan kawasan budidaya perikanan sebagai daerah

resapan air dan sumber air barsih.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 60

Page 61: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Pengembangan kawasan peternakan di Kota Pasuruan diarahkan pada

areal peternakan, yang telah berkembang saat ini yaitu di kawasan

selatan wilayah Kota Pasuruan. Dalam pengembangannya perlu

diperhatikan beberapa masalah yang berhubungan dengan aspek

lingkungan, karena kawasan ini berbatasan langsung dengan kawasan

pengembangan permukiman. Selain keadaan tersebut hal pokok yang

perlu diperhatikan adalah tersedianya prasarana penunjang kawasan

sehingga proses aktifitas/produksinya dapat lebih dimaksimalkan.

Ruang yang diperuntukkan untuk kawasan permukiman termasuk

didalamnya sarana/prasarana sosial ekonomi, pemerintahan,

perdagangan, dan juga lainnya. Kriteria yang digunakan dalam

penetapan kawasan permukiman parkotaan adalah :

- Dominasi penggunaan lahan adalah permukimaan perkotaan;

- Memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan

kelompok permukiman baru;

- Memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan

fasilitas/prasarana yang dibutuhkan.

- Menghindari sawah irigasi teknis;

Dikaitkan dengan penggunaan lahan eksistingnya, maka areal

pengembangan kota akan mencakup sebagian kawasan pertanian yang

ada (sawah dan kebun campuran).

Perubahan penggunaan lahan menjadi kawasan terbangun (terutama

untuk permukiman) di Kota Pasuruan dilakukan secara bertahap.

Prioritasnya adalah pada lahan dengan produktivitasnya rendah.

Penataan ruang dan pengendalian selanjutnya pada kawasan terbangun

kota perlu dilakukan sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Kota

yang ada. Upaya lain yang perlu dilakukan adalah penyediaan prasarana

dan sarana kota. Program intensifikasi pemukiman perkotaan, dengan

peyelenggaraan "Land Readjustment (penataan ruang permukiman),

peremajaan pemukiman melalui pemugaran pemukiman.

Perumahan Kapling Kecil

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 61

Page 62: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Rumah dengan luas kapling rata-rata 150 m2 dan termasuk kategori

perumahan dengan kepadatan tinggi. Tipe ini diperuntukkan bagi

panduduk berpendapat rendah-sedang. Pada kawasan permukiman yang

diusahakan oleh developer bentuk perumahan ini terkenal dengan nama

RSS (rumah sangat sederhana) sampai RS (rumah sederhana).

Perumahan Kapling Sedang

Rumah dengan luas kapling rata-rata 225 m2 termasuk perumahan

kepadatan sedang yang diperuntukan bagi penduduk dengan tingkat

pendapatan sedang/menengah.

Perumahan Kapling Besar

Rumah dengan luas kapling rata-rata 400 m2 termasuk perumahan

dengan kepadatan rendah. Tipe ini diperuntukan bagi penduduk

berpenghasilan tinggi.

Distribusi perumahan ini berubah sesuai dengan jarak dari pusat

kegiatan kota. Di sekitar kawasan pusat kota perumahan canderung

berkepadatan tinggi, sedangkan semakin ke arah luar kawasan pusat

kota kagiatan kepadatannya cenderung semakin rendah.

Kawasan pangembangan perindustrian di Kota Pasuruan baik berupa

lahan pengembangan kawasan industri. Arahan kagiatan zona industri di

Kota Pasuruan diarahkan pada pengembangan/pembentukan zona

industri serta pengembangan sentra-sentra kegiatan industri kecil pada

setiap wilayah kecamatan di Kota Pasuruan. Delineasi sentra kegiatan

industri di Kota Pasuruan diarahkan pada setiap wilayah kecamatan.

Penyebaran fasilitas perdagangan yang memungkinkan berkembang di

Kota Pasuruan lokasinya dapat berada pada kawasan fungsional pusat

pengembangan atau sub pusat pengembangan dengan skala pelayanan

yang disesuaikan untuk setiap fungsi.

Kegiatan perdagangan skala pelayanan regional hendaknya terletak

pada jaringan jalan yang mempunyai fungsi primer pula atau

mengelompok pada satu lokasi pusat perdagangan grosir, untuk

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 62

Page 63: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

kegiatan perdagangan dalam skala pelayanan sub regional ataupun

dibawahnya pada sisi jaringan jalan sekunder dengan memperhatikan

sempadan dan fungsi pemanfaatan ruang yang ditetapkan pada peta

rencana kawasan budidaya dan non budidaya.

Sedangkan untuk pelayanan lokal yang berada di kawasan permukiman

memperhatikan sempadan bangunan agar tidak mengambil badan jalan

ataupun mengganggu aksesibilitas masyarakat yang dimungkinkan

untuk pelayanan lokal. Pengembangan fasilitas jasa diarahkan pada

kawasan yang mudah diakses oleh masyarakat, pusat kegiatan

perdagangan, kawasan tertentu dan kawasan permukiman.

2.10.4.22.10.4.2 Skenario Pengembangan KotaSkenario Pengembangan Kota

Skenario pengembangan Kota Pasuruan ini perlu memperhatikan

dimensi waktu, kenyataan yang ada sekarang dan dikaitkan dengan

prakiraan masa depan. Oleh karena itu perencanaan harus berorientasi

kepada wawasan kesinambungan dan keberlanjutan yang menjamin

kelestarian kemampuan daya dukung sumberdaya alam yang ada

dengan memperhatikan kepentingan antar generasi. Keserasian dan

keterpaduan sangat penting karena Kota Pasuran dengan hinterlandnya

akan muncul dengan berbagai kepentingan yang berbeda dan kebutuhan

yang menuntut tersedianya sumberdaya yang sama.

Oleh karena itu, sebelum pembuatan strategi pengembangan

perlu ditegaskan fungsi dan peran Kota Pasuruan terhadap

hinterlandnya, dasar perencanaan, tujuan pengembangan dan lain-lain.

Hal ini disebabkan pada kegiatan strategi ini melibatkan lingkup makro

dan mikro wilayah.

2.10.4.32.10.4.3 Rencana Pengembangan Kota Pasuruan Rencana Pengembangan Kota Pasuruan

Struktur ruang wilayah kota Pasuruan disusun untuk dapat

diimplementasikan selama jangka waktu perencanaan, yaitu tahun

2007-2026. Prinsip Wilayah Pembangunan (WP) di Kota Pasuruan

dibatasi oleh batas administrasi Kecamatan. Wilayah Pembangunan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 63

Page 64: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

identik dengan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) dan Wilayah

Pelayanan Pembangunan (WPP) yang dipergunakan di Propinsi lainnya.

Disamping itu penggunaan sistem wilayah pembangunan

dilakukan agar dapat memudahkan dalam alokasi pembangunan

berdasarkan potensi masing-masing wilayah pembangunan di Kota

Pasuruan, sehingga terdapat keterpaduan program sektoral dengan

konsep pengembangan berdasarkan potensi yang ada di Kota Pasuruan

dan permasalahan wilayahnya.

Berdasarkan RTRW Kota Pasuruan Tahun 2011-2031 disebutkan

bahwa Rencana Struktur ruang wilayah diwujudkan berdasarkan arahan

pengembangan system pusat pelayanan kota dan arahan system

jaringan prasarana wilayah kota.

Adapun Rencana Sistem Pelayanan Kota tersebut meliputi :

1. Pusat Pelayanan Kota (PPK)

2. Subpusat Pelayanan Kota (SPK)

3. Pusat Lingkungan(PL)

Rencana Struktur ruang wilayah kota merupakan kerangka tata

ruang wilayah kota yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan

yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh system jaringan

prasarana wilayah terutama jaringan transportasi.

Rencana struktur ruang kota mengakomodasi rencana struktur

ruang wilayah nasional, rencana struktur ruang wilayah provinsi dan

memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kota sekitar yang

berbatasan.

Rencana sistem jaringan sumberdaya air kota menurut RTRW Kota

Pasuruan tahun 2011-2031 meliputi :

a. Pengelolaan DAS dilakukan melalui

peningkatan, pemeliharaan, dan rehabilitasi pada DAS Gembong, DAS

Petung, dan DAS Welang

b. Pengembangan saluran irigasi meliputi :

1. Pengelolaan sarana irigasi sekunder Licin yang melayani

persawahan di Kelurahan Randusari dan Kelurahan Karangketug

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 64

Page 65: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2. Pengelolaan saluran irigasi sekunder Pleret yang melayani

persawahan di Kelurahan Pohjentrek, Kelurahan Bukir dan

Kelurahan Kebonagung

3. Pengelolaan saluran irigasi sekunder Tanjung Akbar yang melayani

Kelurahan Tambakrejo, Kelurahan Sekargadung, Kelurahan

Krempyangan, dan Kelurahan Bugulkidul; dan

4. Mempertahankan lahan beririgasi teknis agar tidak berubah fungsi

di Daerah irigasi Blandongan

c. Pengembangan jaringan air baku untuk air bersih meliputi :

1. Mata air Umbulan dengan kapasitas pengambilan kurang lebih 165

liter/detik; dan

2. Sumur Bor Pleret dengan kapasitas kurang lebih 40 (empat puluh)

liter/detik di Kelurahan Pohjentrrek.

d. Pembatasan pengambilan air tanah diatur lebih lanjut dalam Peraturan

Walikota;

e. Pelayanan dan Pengelolaan air minum kota disediakan oleh PDAM ke

seluruh wilayah kota

f. Rencana sistem pengendalian banjir terdiri atas pengendalian banjir

jangka panjang dan panjang pendek, di kawasan sekitar Sungai

Gembong, Petung dan Welang

1. pengendalian banjir jangka panjang dengan pengerukan dan

normalisasi

Sungai

2. pengendalian banjir jangka pendek dengan pembuatan kolam aerasi

(boezem), pompa air dan sumur resapan;

3. pengendalian banjir dengan pembuatan kolam retensi (boezem)

diarahkan di Kelurahan Kepel, dan Kelurahan Kandangsapi,

Kelurahan Bangilan, Kelurahan Mayangan, Kelurahan Purworejo,

Kelurahan Trajeng.

4. pengendalian banjir dengan pembuatan rumah pompa dan pompa

air di Kelurahan Kandangsapi, Kelurahan Bangilan, Kelurahan

Mayangan. Kelurahan Purworejo, KelurahanNgemplakrejo,

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 65

Page 66: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Kelurahan Trajeng, Kelurahan Petahunan, Kelurahan randusari,

Kelurahan Krampyangan

5. sistem pengendalian banjir dengan menggunakan sumur resapan

lebih lanjut akan diatur dalam Peraturan Walikota

Rencana sistem infrastruktur kota Pasuruan menurut RTRW Kota

Pasuruan Tahun 2011-2031 meliputi :

1. Sistem penyediaan air minum kota;

2. Sistem pengelolaan air limbah kota;

3. Sistem persampahan kota;

4. Sistem drainase kota;

5. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan

pejalan kaki; dan

6. Jalur dan ruang evakuasi bencana

Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum Kota Pasuruan,

meliputi antara lain :

1. Sumber air minum berasal dari sumber mata air Umbulan dan sumur

bor Pohjentrek;

2. Pengembangan jalur perpipaan di Kelurahan Gadingrejo, Kelurahan

Petahunan, Kelurahan Panggungrejo, kelurahan Tapaan, Kelurahan

Tembokrejo, Kelurahan Sekargadung dan Kelurahan Blandongan;

3. Penyediaan air minum diarahkan pada peningkatan pelayanan sampai

akhir tahun rencana kurang lebih 371 liter/detik

Rencana pegembangan sistem pengolahan air limbah Kota Pasuruan

berdasarkan RTRW Kota Pasuruan Thun 2011-2031 meliputi :

1. Penyediaan dan peningkatan prasarana pengelolaan limbah IPAL di

Kelurahan Purutrejo dan Kelurahan Mayangan; dan

2. Pengembangan tangki septik tank komunal di Kelurahan

Punggungrejo, Kelurahan Ngemplakrejo, dan Kelurahan Mayangan.

Rencana pengembangan sistem persampahan kota meliputi :

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 66

Page 67: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

1. Pengelolaan Tempat Penampungan Sampah (TPS) meliputi : TPS

Sebani, TPS Kebonagung, TPS Pohjentrek, TPS Bakalan, TPS

Kandangsapi, TPS Kepel, TPS Tapaan, TPS Mandaran, TPS

Panggungrejo, TPS Ngemplak, dan TPS Karanganyar

2. Peningkatan kualitas Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPA) di

Kelurahan Blandongan; dan

3. Pengelolaan sampah pada TPA dengan konsep mengurangi, mendaur

ulang, dan menggunakan kembali atau disebut konsep 4R(reduce,

recycle, reuse, and recovery) dengan sistem sanitary landfill

Rencana pengembangan drainase kota Kota Pasuruan meliputi :

1. Peningkatan fungsi pelayanan drainase prinmer pada Sungaiu

Gembong, Sungai Petung dan Sungai Welang dengan normalisasi dan

penguatan tanggul;

2. Peningkatan fungsi pelayanan sistem drainase sekunder pada jalan

arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, dan kolektor sekunder

untuk memperlancar aliran ke arah utara

3. Peningkatan fungsi Peningkatan fungsi pelayanan sistem drainase

tersier dari perumahan ke saluran sekunder

4. Pengintegrasian sistem drainase dengan daerah resapan di seluruh

wilayah kota;

5. Penurunan volume sampah dan limbah yang dibuang ke sistem

drainase melalui pengolahan setempat ( 4R); dan

6. Penurunan tingkat sedimentasi pada sistem drainase melalui

normalisasi sungai, reboisasi di sempadan sungai dan pengerukan

sungai yang berkelanjutan.

2.10.4.42.10.4.4 Strategi Penetapan Sektor-Sektor Pembangunan Strategi Penetapan Sektor-Sektor Pembangunan

Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pasuruan tahun 2011-

2031 Strategi Penataan Ruang Kota sebagai maksud mewujudkan

kebijakan penataan ruang wilayah adalah sebagai berikut :

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 67

Page 68: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

1. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan sistem

pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki dalam mendukung

peran industri, perdagangan dan jasa, meliputi :

a. Mengembangkan kawasan pusat pelayanan, subpusat pelayanan,

dan pusat lingkungan kota yang saling terintegrasi dan

melengkapi;

b. Menetapkan pusat pelayanan kota sebagai pusat perdagangan

jasa dan pusat perkantoran dengan kegiatan skala regional; dan

c. Membagi wilayah kota menjadi 4 (empat) subpusat pelayanan

kota

2. Strategi untuk melaksanakan pengembangan dan peningkatan

pelayanan prasarana wilayah dalam mendukung perekonomian kota

secara terpadu dan berkelanjutan meliputi :

a. Meningkatkan aksesibilitas kota terhadap wilayah sekitarnya;

b. Mendukung fungsi jalan arteri primer dengan melalui

pengembangan arteri sekunder, kolektor primer dan kolektor

sekunder;

c. Mengembangkan terminal;

d. Menetapkan sepanjang jaringan jalan rel kereta api sebagai ruang

terbuka hijau;

e. Mendukung peran pelabuhan sebagai salah satu prasarana

transportasi dan infrastruktur pendorong pengembangan

perekonomian;

f. Mengembangkan distribusi jaringan energi dan pelayanan ke

seluruh wilayah kota;

g. Meningkatkan jangkauan pelayanan telekomunikasi ke seluruh

wilayah kota untuk mendukung pengembangan perdagangan dan

jasa;

h. Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan prasarana sumber

daya air ke seluruh wilayah kota ;

i. Meningkakan penyediaan dan persebaran infrastruktur perkotaan

ke seluruh wilayah kota;

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 68

Page 69: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

j. Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana jalan pejalan kaki

pada kawasan fungsional kota termasuk penyediaan jalur pejalan

kaki bagi penyandang cacat;

k. Meningkatkan penyediaan jalur evakuasi bencana pada lokasi

permukiman padat, kawasan perdagangan, dan kawasan industri

serta menyediakan ruang dan gedung-gedung pemerintahan

sebagai titik pengumpulan pengungsi;

l. Mengendalikan perkembangan kawasan di daerah hulu kota;

m. Meningkatkan sistem pengolahan persampahan yang ramah

lingkungan;

n. Mengembangkan sistem prasarana drainase terpadu; dan

o. Pembatasan dan pelarangan alih fungsi jalur pejalan kaki untuk

pusat kota.

3. Strategi untuk melaksanakan pelestarian kawasan lindung bagi

peningkatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, serta

menunjang perkembangan pariwisata, meliputi :

a. Melestarikan, memantapkan fungsi, dan nilai manfaat kawasan

hutan kota;

b. Mempertahankan dan meningkatkan fungsikawasan perlindungan

bawahan yaitu dengan menetapkan sumur resapan sebagai

bagian dari perijinan dalam pembangunan kawasan terutama di

kawasan permukiman;

c. Melindungi dan melestarikan kawasan lindung setempat;

d. Mempertahankan dan meningkatkan luasan penyediaan ruang

terbuka hijau

4. Startegi untuk melaksanakan pemantapan peran kawasan industri,

perdagangan dan jasa dengan tetap menghargai kearifan lokal dan

menjaga kelestarian lingkungan, meliputi :

a. Mengembangkan perumahan vertikal pada perumahan dengan

kepadatan tinggi serta rehabilitasi dan revitalisasi pemukiman

kumuh yang tersebar di seluruh kota;

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 69

Page 70: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

b. Menata dan mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa

secara merata di seluruh wilayah kota sesuai dengan fungsi

pelayanan kawasan;

c. Mengembangkan potensi industri rumahtangga dan industri kecil

dalam rangka meningkatkan perekonomian mamsyarakat;

d. Mendorong peran pariwisata kota menjadi salah satu tujuan wisata

di Jawa Timur;

e. Meningkatkan fungsi ruang terbuka non hijau untuk kegiatan

masyarakat;

f. Menata dan mengendalikan sektor informal untuk menjaga

estetika wajah kota;

g. Mengembangkan jalur evakuasi bencana dan titik pengumpulan

pengungsi serta menetapkan langkah-langkah pencegahan

terhadap bencana banjir;

h. Mengembangkan dan menetapkan kawasan perikanan

yangberkelanjutan;

i. Menetapkan dan meningkatkan kawasan yang beririgasi teknis

dan lahan pertanian berkelanjutan;

5. Strategi untuk melaksanakan penataan pada kawasan yang

ditetapkan sebagai kawasan strategis untuk peningkatan taraf hidup

masyarakat dari segi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup,

meliputi ;

a. Menetapkan kawasan pusat kota sebagai kawasan bisnis dengan

kegiatan utama perdagangan jasa berskala regional;

b. Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang

kegiatan di kawasan sytrategis kota; dan

c. Menata kawasan utara sebagai kawasan strategis terpadu yang

dikembangkan dalam rangka mendorong kegiatan ekonomi,

mendorong masuknya investasi sekaligus sebagai perlindungan

terhadap lingkungan hidup di sepanjang pantau utara dengan

menerapkan konsep pengembangan kawasan yang menghadap ke

pantai/sungai;

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 70

Page 71: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

6. Strategi peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan

negara meliputi :

g. Mendukung penetapan kawasan Strategis Nasional dengan fungsi

khusus Pertahanan dan Keamanan

h. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya

tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan

negara sebagai zona penyangga; dan

i. Memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.

2.10.4.52.10.4.5 Struktur Pusat PelayananStruktur Pusat Pelayanan

Struktur ruang wilayah merupakan langkah awal untuk mengatur

suatu wilayah, karena rencana penggunaan lahan, rencana

pengembangan jaringan jalan dan jaringan utilitas dipengaruhi oleh

struktur tata ruang yang terbentuk atau yang akan dibentuk. Rencana

struktur tata ruang wilayah, pada dasarnya merupakan integrasi dari

sistem jaringan jalan, serta sistem pusat-pusat kegiatan fungsional

wilayah. Sistem jaringan jalan pada dasarnya adalah untuk

menghubungkan setiap pusat-pusat kegiatan fungsional wilayah dan

sekaligus memberi bentuk pada perkembangan fisik wilayah.

Hierarki pusat pelayanan yang ada di wilayah Kota Pasuruan,

adalah sebagai berikut :

1. Hierarki I Kota Pasuruan adalah Kecamatan Purworejo, yang

merupakan pusat Wilayah Pembangunan I. Adapun wilayah

kelurahan yang termasuk dalam wilayah pembangunan ini adalah

Kelurahan Purworejo, Kelurahan Pohjentrek, Kelurahan Pekuncen dan

Kelurahan Petamanan. Fungsi pengembangan utama sebagai

pemerintahan, perkotaan, pendidikan, perikanan dan jasa.

2. Hierarki II Kota Pasuruan adalah kota-kota lainnya yang menjadi pusat

Wilayah Pembangunan Kota Pasuruan , yaitu:

a. Kecamatan Gadingrejo, yang merupakan pusat Wilayah

Pembangunan II. Wilayah Kelurahan yang termasuk dalam

wilayah pengembangan ini adalah Karangketug, Kelurahan Bukir

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 71

Page 72: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

dan Kelurahan Gadingrejo. Fungsi pengembangan utama sebagai

kawasan industri..

b. Kecamatan Bugul Kidul, merupakan pusat Wilayah Pembangunan

III. Wilayah kecamatan yang termasuk dalam wilayah

pengembangan ini adalah Kelurahan Mandaran, Kelurahan

Mayangan dan Kelurahan Panggungrejo. Fungsi pengembangan

utama sebagai pusat pengembangan daerah perikanan .

2.10.4.62.10.4.6 Rencana Struktur WilayahRencana Struktur Wilayah

Dalam kaitannya dengan arah pembangunan jangka panjang Kota

Pasuruan, Kebijaksanaan tata ruang merupakan bagian integrasi dari

kebijaksanaan umum dan sektoral yang telah ditetapkan. Sesuai dengan

pola dasar pembangunan, adanya kebijaksanaan tata ruang

dimaksudkan untuk menjamin laju perkembangan dan pertumbuhan

daerah, serta memelihara keseimbangan dan kesinambungan

pelaksanaannya secara menyeluruh, terarah dan terpadu.

Dalam kerangka ini, untuk penyebarluasan kegiatan

pembangunan diseluruh wilayah Kota Pasuruan, perlu adanya penentuan

sub satuan wilayah pembangunan (SSWP). Kebijaksanaan tata ruang

Kota Pasuruan yang tertuang dalam bentuk perwilayahan pembangunan

bertujuan:

a. Mengusahakan pemerataan pembangunan yang serasi didalam dan

antar wilayah serta sub wilayah pembangunan, agar perbedaan

pembangunan antar wilayah (yang maju dan terbelakang) dapat

diperkecil.

b. Mengusahakan dan mengarahkan kegiatan pembangunan wilayah

sesuai dengan potensi, kondisi, serta fungsi yang terdapat di setiap

wilayah dan sub wilayah pembangunan,

c. Mengembangkan hubungan ekonomi antar wilayah dan sub wilayah

pembangunan secara saling menguntungkan demi terjalinnya

interaksi yang harmonis dalam kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan

polkam, sehingga terwujudnya ekonomi daerah yang kuat dan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 72

Page 73: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

mampu menunjang serta memperkokoh perkembangan regional dan

nasional.

d. Mempertajam prioritas pembangunan pada daerah rawan, daerah

terbelakang dan daerah pantai melalui program khusus dengan tetap

memperhatikan sepenuhnya upaya penyelamatan sumber daya alam

dan lingkungan hidup.

Kebijaksanaan tata ruang melalui perwilayahan pembangunan ini

dilakukan dengan memperhatikan:

1. Hambatan antara daerah pusat dan daerah belakang

2. Homogenitas atau kesamaan karakteristik wilayah.

3. Kesamaan lingkungan yang membutuhkan penanganan lingkungan

dalam bentuk terpadu.

Sesuai dengan RTRW Kota Pasuruan Tahun 2011-2031 telah

ditetapkan rencana sistem pusat pelayanan kota, sebagaimana

ditetapkan bahwa :

1.Pusat Pelayanan Kota (PPK) adalah

Kelurahan Kebonsari yang melayani Karanganyar, Kelurahan

Kebonsari, Kelurahan Bangilan, Kelurahan Purworejo, Kelurahan

Pekuncen, Kelurahan Petaman dan Kelurahan Kandangsapi, dengan

kegiatan utama sebagai berikut :

b. Pusat perdagangan jasa

c. Pusat perkantoran

d. Pusat budaya berupa bangunan kuno dan pusat kajian islam

2. Subpusat Pelayanan Kota (SPK) adalah :

a. SPK Utara adalah Kelurahan Trajeng yang melayani

Kelurahan Tambaan, Mandaranrejo, Panggungrejo, Bugul lor,

Tapaan dan Ngemplakrejo, dengan kegiatan utama meliputi :

1. Pengembangan pelabuhan barang dan ikan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 73

Page 74: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2. Pengembangan pariwisata berupa wisata bakau dan wisata

modern dilengkapi tempat peristirahatan yang mengakomodir

sektor informal (PK5); dan

3. Pengembangan industri rumahtangga pengolahan ikan

b. SPK Barat adalah Kelurahan Karangketug yang melayani

Kelurahan Gadingrejo, Karangketug, Randusari, Petahunan, Sebani,

Gentong, Krapyakrejo dan Bukir, dengan kegiatan utama meliputi :

1. pengembangan kawasan pelayanan umum terpadu;dan

2. pengembangan industri kecil dan induatri rumahtangga

c. SPK Timur berada di Kelurahan Blandongan yang

melayani Kelurahan Kepel, Bugulkidul, Krampyangan, Bakalan dan

Blandongan dengan kegiatan utama sebagai berikut :

1. Pengembangan kawasan pendidikan terpadu,

2. pengembangan industri kecil,

3. Pengembangan tempat peristirahatan sebagai pendukung

kegiatan wisata;dan

4. Pengembangan perdagangan jasa berupa pasar

d. SPK bagian Selatan berada di Kelurahan Purutrejo yang

melayani Kelurahan Sekargadung, Kebongung, Pohjentrek,

Purutrejo, Wirogunan dan Tambakrejo dengan keiatan utama

sebagai berikut :

1. Pengembangan kawasan perkantoran pemerintah;

2. Pengembangan arena olahraga;dan

3. Pengembangan sektor informal (PK5)

3. Pusat Lingkungan wilayah Kota Pasuruan yang melayani Unit

Lingkungan (UL) meliputi :

a. UL A – 1 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Tambaan;

b. UL A – 2 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Mandaranrejo;

c. UL A – 3 dengan pusat pelayanan di Keluran Bugullor;

d. UL B – 1 dengan pusat pelayanan di Keluran Gadingrejo;

e. UL B – 2 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Bukir;

f. UL B – 3 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Petahunan;

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 74

Page 75: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

g. UL C – 1 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Kepel;

h. UL C – 2 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Bugulkid;ul

i. UL C – 3 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Bakalan;

j. UL D – 1 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Pohjentrek; dan

k. UL D – 2 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Tembokrejo.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 75

Page 76: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 76

5

Page 77: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.10.4.72.10.4.7 Sistem Pusat PelayananSistem Pusat Pelayanan

Menurut skala pelayanan sistem kota di wilayah Kota Pasuruan

dapat dibedakan sebagai :

1. Pusat regional, dengan skala pelayanan kota dan/atau di

sekitarnya.

2. Pusat sub-regional, dangan skala pelayanan sebagian

wilayah atau baberapa kecamatan di sekitarnya.

3. Pusat lokal, dengan skala pelayanan hanya di wilayah

kelurahan sendiri. Kota-kota ini adalah yang tidak termasuk pusat

regional dan pusat sub-regional.

Pusat-pusat kegiatan di Kota Pasuruan saat ini terdapat pada

bebarapa kutub wilayah dan dapat dipilah menurut sektor kegiatan yang

diunggulkan seperti :

Pusat kegiatan pemarintahan skala Kota terdapat di Kecamatan

Purworejo, karena di wilayah Kecamatan Purwarejo saat ini

terkonsentrasi sarana dan prasarana pemerintahan tingkat kota,

sedangkan dominasi kegiatannya terkonsentrasi pada kegiatan pusat

kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan perdagangan dan jasa, pusat

kegiatan sosial berupa dominasi ketersediaan sarana dan prasarana

sosial.

Pusat kegiatan pemarintahan skala sub regional terdapat pada 2

wilayah yang sekaligus saat ini dikembangkan sebagai wilayah pusat

pengembangan BWK yang terletak di Kecamatan Purworejo. Dominasi

kegiatannya ditujukan untuk pelayanan tingkat kecamatan serta

kecamatan lainnya yang menjadi wilayah belakang dengan ciri dan

kondisi fisik wilayah serta potensi pengembangan yang hampfir

serupa.

Pusat kegiatan industri yang dialokasikan pada kawasan barat serta

keberadaan pabrik-pabrik di wilayah Kecamatan Gadingrejo.

Pusat-pusat kegiatan di atas secara umum akan mendukung

keseluruhan wilayah Kota Pasuruan sesuai dengan karakteristik

potensi dan kendala yang ada pada setiap wilayah pangembangan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 77

Page 78: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

kawasan.

2.10.4.82.10.4.8 Arahan Penggunaan LahanArahan Penggunaan Lahan

1. Kecamatan Gedingrejo

Rencana Pemanfaatan lahan untuk Kecamatan Gadingrejo diatur

menurut jenis penggunaannya sebagai berikut :

a. Kawasan permukiman

Kecamatan Gadingrejo mempunyal luas 1.635,26 Ha yang terdiri

dari daerah terbangun seluas 370,73 Ha dan daerah yang belum

terbangun seluas 682,53 Ha (64,80% dari luas wilayah). Hal ini

menunjukkan bahwa Gadingrejo masih mempunyai daya dukung

tanah yang cukup tinggi untuk Pengembangan lirngkungan

Perumahan/Pemukiman di masa-masa yang akan datang.

Dengan adanya bentuk permukiman yang masih terpencar

tersebut dapat diketahui bahwa permukiman tersebut berpotensi

menjadi embrio pertumbuhan pemukiman kota, tetapi dilain pihak

tingkat aksebilitas atau jangkauan pelayanan di kawasan tersebut

semakin rendah bila tidak dibangun atau peningkatan prasarana

jalan yang ada. Apabila perkembangan kota berbentuk linier (pita)

dibiarkan, maka tingkat efesiensi kepadatan lalu lintas pada jalur

regional sehingga timbul kemacetan bahkan rawan kecelakaan

lalu lintas.

Untuk mengurangi terjadinya perkembangan yang linier tersebut,

antara lain dengan menstimulir pada daerah yang kosong atau

pemukiman yang terpancar dengan dibangunnya fasilitas

pelayanan yang bersifat lokal dan adanya upaya

pembangunan/penataan jalan untuk meningkatkan aksebilitas

penduduk.

Rencana pengembangan kawasan permukiman terdiri dari :

1. Dengan adanya peningkatan jalan ke arah Desa Bukir (Jalan

Kebun Mangga) dan jalan ke arah Desa Sebani (Jalan Timor

Timur dan Jalan Ganting) dan dibangun kelengkapan fasilitas,

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 78

Page 79: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

maka daerah terbangun (perumahan) akan cenderung ke areh

tersebut Disamping itu di daerah tersebut juga berkembang

kerajinan rumah tangga berupa meubel/perabot rumah tangga,

yang sebagian besar Iokasinya menyatu dengan

perumahan/pamukiman penduduk. Dengan demikian kawasan

perumahan/pemukiman diarahkan ke daerah tersebut namun

tidak menutup kemungkinan pengembangan di daerah lain

sepanjang tidak menstimulir terjadinya perkembangan secara

Iinier mengikuti jalan utama dan tidak mengganggu

keseimbangan ekologis.

2. Pengaturan pengkaplingan tanah untuk perumahan dan

fasilitas pendukungnya, pendekatanrya dapat dilakukan

melalui konsep Guided land Development (GLD). GLD suatu

sistem pengembangan kota secara besar-besaran dengan

sasaraan penduduk berpenghasilan rendah dan menengah.

Untuk mencapai kondisi lingkungan pemukiman yang relatif

teratur dan efesien dalam penggunaan tanahnya serta

tersedianya sarana dan prasarana, maka pelaksanaannya

secara bertahap oleh Pemerintah, Swasta dengan daya dukung

swadaya masyarakat. Di dalam pembangunan kawasan

perumahan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

:

- Penampilan struktur diusahakan tidak mengganggu segai

kegiatan/aktivitas di dalam ruang/bangunan ;

- Sirkulasi udara harus cukup leluasa.

- Menciptakan suatu bentuk/ karakter sesuai dengan

bangunan dan fungsinya

- Menciptakan suasana yang dapat membangkitkan

semangat kerja, bermain dan lain-lain, baik di dalarn atau di

luar ruangan;

- Tidak membosankan pemandangan si penghuni maupun

masyarakat yang melihatnya

- Pengaruh sinar matahari dan arah angin harus diperhatikan;

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 79

Page 80: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

- Arah aliran saluran pembuangan, air hujan, saluran

pematusan;

- Adanya penghijauan sekitar lingkungan perumahan yang

berfungsi sebagai normalisasi zat asam (H+) dan sebagai

peneduh kemudahan dalam mendapat air bersih maupun

utilitas kota lainnya;

3. Sistem peresapan lingkungan bangunan, dimana air buangan

dapat dengan cepat meresap, sehingga tidak menimbulkan

genangan atau banjir disekitar parumahan. Kepadatan

bangunan diatur menurut jenis penggunaan bangunan.

Kepadatan bagi bangunan perumahan disarankan dalam

satuan lingkungan tidak lebih dari 50 unit rumah/hektar di

daerah lingkungan pusat pemukiman, terutama bagi daerah

pinggiran kota, bagi lingkungan pusat pemukiman seperti pusat

lingkungan perumahan di ibu kota Kecamatan, dengan

klasifikasi kepadatan tinggi > 50 unit rumah/Ha, kepadatan

sedang (25 - 50 unit,rumah/ Ha) dan kepadatan rendah (< 25

unit rumah/ Ha) `

Pengaturan luas perpetakan untuk bangunan perumahan diatur

sebagaimana pengaturan kepadatan bangunan adalah sebagai

berikut :

- Perkiraan untuk pengaturan kepadatan lebih dari 50 unit/

Ha (netto) atau kepadatan tinggi, luas tanah 200 m, luas

bangunan maksimum 80 m2.

- Perkiraan untuk pengaturan kepadatan antara 25 - 50 unit/

Ha atau kepadatan sedang, dengan luas tanah antara 200 -

325 m2 luas bangunan yang disarankan antara 80 - 150 m2.

Perkiraan untuk pengaturan kepadatan kurang dari 25 unit/

Ha atau kepadatan rendah. luas tanah lebih dari 400 m2 dan

luas bangunan disarankan tidak lebih dari 200 m2.

b. Kawasan pemerintahan dan bangunan umum

Kawasan pemerintahan/perkantoran di Kota Gadingrejo dapat

dicerminkan dengan adanya dominasi gedung-gedung

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 80

Page 81: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

pemerintahan/perkantoran swasta yang berlokasi di pusat kota

(BWK 8) dan lainnya menyebar di tiap-tiap kelurahan/desa yang

pelayanannya bersifat lokal. Rencana kawasan

pemerintahan/perkantoran swasta masih tetap di BWK B (Jalan

Raya Gadingrejo) dan diarahkan sekitar Kantor Kecamatan

Gadingrejo dan ke arah Desa Karangketug (tingkat pelayanan

berskala lokal).

c. Kawasan perdagangan dan Jasa

Dengan melihat fakta kawasan perencana di Kecamatan

Gadingrejo cenderung bersifat linier mengikuti jalur regional

Surabaya-Pasuruan dan perkembangannya ke arah Kota Kodya

Pasuruan.

Untuk itu sub sektor perdagangan dan jasa dalam pengembangan

di masa yang datang diarahkan bagian Barat kota, agar adanya

pengurangan beban kepadatan di pusat kota. Disamping itu dalam

penempatan kegiatan tersebut hendaknya dibedakan antara

pertokoan, pasar, kegiatan jasa, grosir, eceran, dan sebagainya,

agar ada penegasan fungsi dan kagiatan tidak terlalu campur

baur. Dalam parencanaan di masa yang akan datang hendaknya

diperhatikan pola-pola perkembangan perdagangan/jasa dengan

segala kauntungan dan kerugian masing-masing pola tersebut.

d. Kawasan lndustri dan pergudangan

Kegiatan sektor industri di Kecamatan Gadingrejo pada umumnya

adalah industri sedang kecil dan kerajinan rumah tangga,

terutama kerajinan rumah tangga penyebarannya menyatu

dengan lingkungan perumahan. Untuk kegiatan sektor industri

tersebut penyebarannya secara linier sepanjang jalan raya

Gadingrejo. Sedangkan untuk kerajinan rumah tangga ukir-ukiran

kayu (meubel/perabot rumah tangga) lokasinya sebagian besar

terpusat di Desa Bukir.

Rencana kawasan industri diarahkan di sekitar BWK C2 den

pergudangan dekat dengan daerah pantai Selat Madura (BWK C1).

Sedangkan untuk kerajinan rumah tangga, pengembangan di

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 81

Page 82: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

masa yang akan datang hendaknya di bangun Lingkungan Industri

Kecil (LIK) pada lokasi yang khusus, sebagaimana yang telah

dirintis di Desa Bukir untuk pengerajin kayu/ukir-ukiran pembuatan

meubel/perabot rumah tangga. Dengan sistem tersebut

diharapkan dapat mendorong (menstimulir) pengrajin daerah lain

untuk meningkatkan kualitas den kuantitas, disamping dapat

menyerap tenaga kerja dan meningkatkan perekonamian daerah

setempat.

2. Kecamatan Purworejo

Arahan pemanfaatan lahan untuk Kecamatan Purworejo diatur

menurut jenis penggunaannya sebagai berikut :

a. Kawasan Permukiman

Pada Kecamatan Purworejo klasifikasi permukiman menurut

kepadatan dibagi menjadi :

- Permukiman kepadatan tinggi akan diarahkan pada areal yang

dekat dengan kegiatan perdagangan dan jasa, yaitu di sepanjang

Jalan Jawa dan sekitarnya, di sebelah utara Jalan Wironini, dan di

bagian dalam dari blok pemerintahan di sekitar Jalan Hayam

Wuruk dan Jalan Panglima Sudirman.

- Permukiman kepadatan sedang akan dikembangkan pada areal

di bagian tengah wilayah Kecamatan Purworejo yaitu pada areal

belum terbangun di sekitar Kelurahan Kebon Agung. Purworejo

dan Purutrejo.

- Permukiman kepadatan rendah akan dikembangkan pada areal

di bagian selatan wilayah Kecamatan Purworejo yang saat ini

merupakan areal permukiman pinggiran kota yang bersifat

menyebar.

Kepadatan bangunan diatur menurut jenis penggunaan bangunan.

Kepadatan bangunan non perumahan disarankan dalam satuan

lingkungan tidak lebih dari 50 unit rumah/Ha di daerah lingkungan

permukiman, terutama bagi daerah pinggiran kota. Bagi

lingkungan pusat permukiman seperti pusat lingkungan

perumahan di ibu kota kecamatan dengan klasifikasi kepadatan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 82

Page 83: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

tinggi (> 50 unit rumah/ Ha), kepadatan sedang (25 - 50 unit

rumah/Ha) dan kepadatan rendah (< 25 unit rumah/ Ha).

Pangaturan luas perpetakan untuk bangunan perumahan adalah :

- Perkiraan untuk pengaturan kepadatan lebih dari 50 unit/Ha atau

kepadatan tinggi, luas tanah 200 m2 luas bangunan maksimum

120 m2.

- Perkiraan untuk pengaturan kepadatan bangunan antara 25 - 50

unit/Ha atau kepadatan sedang, dengan luas tanah antara 200 -

325 m2, luas bangunan yang disarankan antara 80 - I50 m2.

- Perkiraan untuk pengaturan kepadatan bangunan kurang dari 25

unit/Ha atau kepadatan rendah, luas tanah lebih dari 400 m2 dan

luas bangunan disarankan tidak lebih dari 200 m2.

b. Kawasan Pemerintahan dan Bangunan Umum

Kawasan pemerintahan/perkantoran di Kecamatan Purworejo

dicerminkan dengan adanya dominasi gadung

pemerintahan/perkantoran swasta yang memusat di pusat kota

dan lainnya menyebar di tiap kelurahan/ desa yang skala

pelayanannya bersifat lokal.

- Kegiatan pemerintahan dan perkantoran tingkat kabupaten akan

tetap dipertahankan pada lokasi di sebelah utara, timur, dan

selatan alun-alun sehingga pertokoan di sebelah selatan alun-

alun kemungkinan tidak dapat dipertahankan lagi.

- Kegiatan pemerintahan dan perkantoran tingkat kota

dikembangkan di sepanjang Jalan Panglima Sudirman bagian

utara mulai dari simpang empat dengan Jalan Hayam Wuruk

sampai ke persimpangan dengan Jalan Wironini. Kegiatan

pemerintahan juga diperluas ke arah timur dan menempati lahan

di sebelah selatan Jalan Hayam Wuruk

c. Kawasan Pardagangan dan Jasa

Pada Kecamatan Purworeja menunjukkan kegiatan perdagangan

dan jasa cenderung bersifat linier mengikuti jalur regional Malang -

Pasuruan, Probolinggo - Pasuruan.

- Kegiatan perdagangan dan jasa lokal direncanakan diletakkan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 83

Page 84: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

pada lahan di sebelah selatan keglatan perdagangan dan jasa

regional, yaitu di sekitar Jalan Jawa bagian utara, Jalan Belitung,

Jalan Sumatera, Jalan Ksatia, Jalan Diponegoro, Jalan WR.

Supratman, Jalan Wirogunan, Jalan Mawar, Jalan Melati, Jalan

Hayam Wuruk, Jalan Gajah Mada, dan Jalan Nusantara.

- Fasilitas perdagangan lingkup sub kota yang direncanakan untuk

melayani kebutuhan sehari-hari penduduk Kota Pasuruan bagian

selatan direncanakan dikembangkan pada lahan di sepanjang

Panglima Sudirman bagian selatan serta sebagian diperluas

sampai ke Jalan Suropati. Pada pengembangan kegiatan

perdagangan bersifat linier.

d. Kawasan Industri dan Pergudangan

Kegiatan industri di Kota Pasuruan merupakan sentra kegiatan

yang mempunyai aspek pengembangan baik, yaitu usaha

pembuatan meubel. Kegiatan industri dan pergudangan

diperkirakan kebutuhan lahannya mencapai 95 Ha pada tahun

2012 arahan kegiatan/ zone industri di Kota Pasuruan diarahkan

pada pengembangan pembentukan zona industri serta

pengembangan sentra - sentra kegiatan industri kecil di wilayah

Kota Pasuruan bagian barat. Fasilitas pergudangan yang

dimaksudkan untuk menunjang pengembangan pelabuhan

Pasuruan diletakkan pada lahan di tepi barat kali gembong mulai

dari areal di sebelah utara jalan kereta api sampai ke Jalan

Hangtuah sebagai batas sebelah utara dari fasilitas pergudangan.

e. Kawasan Ruang Terbuka, Olah Raga dan Jalur Hijau

Alun-alun Kota Pasuruan tetap dipertahankan sebagai paru - paru

kota dan sebagai salah satu elemen lingkungan yang merupakan

ciri khas Kota Pasuruan. Areal di sepanjang Kali Gembong dan kali

lain di sebelah barat wilayah Kecamatan Purworejo hendaknya

dijadikan ruang terbuka hijau dengan lebar minimal 25 meter dari

tepi kali.

f. Kawasan Fasilitas Pelayanan

- Fasilitas umum yang terdiri atas fasilitas pendidikan fasilitas

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 84

Page 85: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

kesehatan, fasilitas peribadatan, dan fasilitas pelayanan umum

lainnya diarahkan untuk diletakkan pada areal di sepanjang

jalan - jalan utama Kecamatan Purworejo, yaltu di sepanjang

Jalan Panglima Sudirman, Jalan Wahidin selatan, den Jalan Raya

Pohjentrek. Dengan demikian bangunan fesiliitas pendidikan

pada Jalan Panglima Sudirman, bangunan fasilitas kasehatan

termasuk rumah sakit di Jalan Wahidin Selatan akan tetap

dipertahankan lokasinya.

- Fasilitas pelabuhan diletakkan pada lahan yang telah

ditetapkan menurut evaluasi Rencana Umum Tata Ruang Kota

Pasuruan, yaitu pada areal di tepi kali Gembong mulai dari

persimpangan Jalan Hangtuah sampai ke arah muara Kali

Gembong.

- Areal partambakan pada saat ini tetap dipertahankan karena

sektor perikanan direncanakan akan mendukung

pengembangan agro industri yang berbasis pada sektor

perikanan di Kota Pasuruan. Areal peruntukan pertambakan ini

adalah lahan disebelah utara Jalan Hangtuah sampai batas

pantai utara.

- Fasilitas peribadatan di sebelah Barat alun - alun yang berupa

Masjid Agung tetap dipertahankan lokasinya karena merupakan

salah satu elemen lingkungan yang terkait dengan keberadaan

alun - alun.

- Bangunan instansi penelitian tanaman mangga di sepanjang

Jalan Kabun Mangga (Jalan Gatot Subroto) beserta kebun

percobaannya akan tetap dipertahankan pada lakasi yang ada

sekerang.

- Areal pertanian di bagian selatan Kecamatan Purworejo dan

termasuk dalam wilayah Desa Pohjentrek masih dapat

dipertahankan dan sekaligus merupakan areal cadangan

perkembangan Kota Pasuruan.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 85

Page 86: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

2.10.4.92.10.4.9 Rencana Intensitas PembangunanRencana Intensitas Pembangunan

□ Koefisien Dasar Bangunan

Penataan koefisien dasar bangunan pada wilayah perencanaan

hendaknya memenuhi kriteria berikut :

- Untuk bangunan umum, perkantoran, pemerintahan, dan

perdagangan, koefisien dasar bangunan sebaiknya lebih kecil dari

56% dan angka ini dikaitkan dengan luas persil yang cukup besar

sehingga arus kaluar masuk persil dan kebutuhan parkir pada tiap

persil tidak akan mengganggu ruas jalan

- Untuk bangunan umum lain yang skala pelayanannya lokal dan

terletak ditengah-tengah persil perumahan, koefisien dasar

bangunan dapat diatur sampai maksimal 70% namun tetap

dengan konsep penyediaan ruang yang cukup lapang untuk parkir

dan sirkulasi keluar masuk persil

- Koefisien dasar bangunan untuk rumah kecil sebaiknya tidak

melebihi 60%. untuk bangunan rumah sedang tidak melebihi 50%

dan untuk bangunan rumah besar tidak melebihi 40%

□ Koefisien Lantai Bangunan

Penataan koefisien lantai bangunan pada wilayah perencanaan

secara konseptual sebaiknya dapat memenuhi kriteria-kriteria

sebagai berikut : .

- Untuk bangunan umum, perkantoran, pemerintahan, dan

perdagangan koefisien lantai bangunan sebaiknya lebih dari 2 kali

koefisien dasar bangunan untuk lebih menonjolkan aspek

monumental dan fungsinya sebagai pusat distrik dan pusat urban

- Pada lokasi pusat distrik dan pusat urban, kemungkinan koafisien

lantai bangunannya dapat lebih besar lagi sehingga lokasi pusat

distrik dan pusat urban dapat lebih cepat teridentifikasi

- Untuk bangunan umum lain yang skate pelayanannya lokal dan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 86

Page 87: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

terletak di tengah-tangah persil perumahan, koefisien lantai

bangunan dapat diatur sampai maksimal 2 kali koefisien dasar

bangunan

- Koefisien lantai bangunan untuk tiap jenis rumah sebaiknya tidak

melebihi angka 2 kali angka koefisien dasar bangunan

□ Pengendalian Persil

Luas persil pada wilayah perencanaan perlu dikendalikan agar

hierarki pelayanan tetap terjaga serta efisiensi pemanfaatan lahan.

Pola pengendalian luas persil sebagai berikut :

- Persil-persil pada jalur utama sebaiknya memiliki ukuran minimal

1.000 m2 sehingga kebutuhan akan parkir dan sirkulasi keluar

masuk persil masih dapat tercukupi dengan penataan koefisien

dasar bangunan dan koefisien lantai bangunan yang diatur

sebelumnya

- Dengan demikian maka fasilitas pendidikan skala lingkungan yang

ada di sepanjang jalan utama tersebut kemungkiran dapat

direlokasi ke lingkungan permukiman di bagien dalam

- Persil-persil untuk fasilitas umum di dalam kawasan permukiman

sebaiknya memiliki ukuran minimal 1.000 m2 untuk memberi

keleluasaan bagi kebutuhan parkir dan sirkulasi

- Persil-persil perumahan dapat diatur luasnya dengan memberikan

ketentuan berjenjang, yaitu sekitar 50-150 m2 untuk rumah tipe

kecil, 150-250 m2 untuk rumah tipe sedang, dan di atas 250 m2

untuk rumah besar.

2.10.4.102.10.4.10 Strategi, Struktur Tata RuangStrategi, Struktur Tata Ruang

□ Strategi Pemanfaatan Kawasan Lindung

Strategi yang ditempuh dalam pemantapan kawasan lindung di Kota

Pasuruan adalah :

1. Pemantapan kawasan lindung sesuai dengan fungsi masing-masing,

yaitu untuk melindungi kawasan bawahnya ( fungsi hidro-orologis ),

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 87

Page 88: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

melindungi kawasan setempat, memberi perlindungan terhadap

keanekaragaman flora/fauna beserta ekosistemnya, dan melindungi

kawasan yang rawan terhadap bencana.

2. Pengecualian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung dalam batas-

batas fungsi lindung yang ditetapkan, dengan berdasarkan atas

kriteria yang ditetapkan KEPPRES No. 32/1990.

□ Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya

Strategi pengembangan kawasan budidaya ditetapkan berdasarkan

arahan pengembangan kawasan budidaya menyangkut aspek-aspek :

1. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya ( produksi dan

permukiman ) secara optimal sesuai dengan kemampuan daya

dukung lingkungan ;

2. Pengendalian dan pengaturan pemanfaatan ruang pada kawasan

budidaya untuk menghindari konflik kepentingan antar sektor

kegiatan.

□ Strategi Pengembangan Sistem Pusat-Pusat Permukiman

Strategi pengembangan sistem pusat-pusat permukiman adalah:

1. Pengembangan sistem pusat-pusat permukiman yang hierarkis dan

seimbang dengan restrukturisasi sistem pusat-pusat permukiman.

2. Pengembangan sistem pusat-pusat permukiman diintegerasikan juga

dengan rencana sistem jaringan jalan dan rencana pemanfaatan

lahan serta mampu memberikan pelayanan sosial ekonomi penduduk

maupun untuk mendukung kawasan produksi.

Pusat-pusat permukiman yang ada pada Kota Pasuruan pada tahun

2026 mencakup Kecamatan Purworejo, Kecamatan Bugul Kidul,

Kecamatan Gadingrejo

□ Strategi Pengembangan Prasarana Wilayah

Strategi Pengembangan Sistem Transportasi di Kota Pasuruan adalah

sebagai berikut:

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 88

Page 89: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

1. Peningkatan kelas jalan dari kolektor menjadi arteri di sebelah Utara

Kota , yaitu pada ruas jalan yang menghubungkan Kota Pasuruan

menuju kemudian Kota Surabaya .

2. Peningkatan kelas jalan dari jalan lokal menjadi jalan kolektor primer

adalah ruas Jalan Kebon agung dan Gadingrejo.

3. Peningkatan jalan menjadi kolektor sekunder yaitu ruas jalan yang

menghubungkan Jalan Tapaan dan Jalan Menuju Wilayah Timur

4. Pengembangan sistem transportasi dilakukan untuk meningkatkan

aksesibilitas wilayah kabupaten, baik dalam konteks eksternal

maupun intra wilayah.

5. Pengembangan sistem jaringan jalan dilakukan untuk membentuk

sistem jaringan jalan yang hierarkis, dengan fungsi jaringan jalan

arteri primer, kolektor primer, kolektor sekunder maupun lokal.

□ Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kota

Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kota Pasuruan adalah

sebagai berikut:

1. Pengembangan kawasan yang memiliki potensi dan peluang

pengembangan terutama pada koridor jalan lintas utama untuk lebih

meningkatkan dan memantapkan pengembangan kawasan tersebut

melalui pengembangan sektor dan komoditi unggulan daerah.

2. Pengembangan kawasan yang tingkat perkembangannya saat ini

relatif lebih rendah (kawasan bagian Timur dan Selatan) namun

memiliki potensi pengembangan sektor unggulan, dengan suntikan

investasi pembangunan jaringan jalan maupun prasarana wilayah

lainnya serta didukung oleh peningkatan pusat-pusat pelayanan.

□ Strategi Penataan Kawasan Perkotaan

Penataan kawasan perkotaan dilakukan sesuai dengan fungsi dan

peran masing-masing yakni sebagai pusat kegiatan ekonomi wilayah,

pusat pengolahan dan distribusi hasil pertanian, perdagangan/industri,

jasa, pemerintahan, pendidikan, kesehatan, serta transportasi,

pergudangan dan sebagainya.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 89

Page 90: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

□ Strategi Penataan Tata Guna Tanah, Tata Guna Air, Tata Guna

Udara dan Tata Guna Sumberdaya Alam Lainnya

Arahan tata guna tanah dilakukan melalui upaya perlindungan tanah

dan perlindungan/pengawetan keseimbangannya terhadap kelestarian

lingkungan hidup. Penatagunaan tanah ini dilakukan melalui pengaturan

peruntukan dan penggunaan tanah yang memperhatikan daya dukung

dan daya tampung lingkungan hidup.

Arahan penataan tata guna air dilakukan melalui upaya kelestarian

sumberdaya air. Diantara kegiatan yang harus dilakukan adalah:

pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan industri, kegiatan

domestik, kegiatan pertanian, kegiatan peternakan, dan kegiatan

perikanan budidaya. Juga penyediaan dan pengaturan air untuk

menunjang pertanian baik air permukaan dan atau air tanah. Selain itu

dilakukan pemeliharaan ketersediaan kuantitas dan kualitas air yang

berkelanjutan, melalui pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air

dan daerah tangkapan air, pengisian air pada sumber air, pengendalian

pengolahan tanah di daerah hulu, pengaturan daerah sempadan sumber

air, rehabilitasi hutan dan lahan dan atau pelestarian hutan lindung,

kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam.

Arahan penatagunaan udara dilakukan melalui pengaturan

penggunaan ruang udara untuk kepentingan saluran tegangan listrik,

jalur penerbangan, keperluan militer, pengaturan frekuensi radio dan

jalur transmisi lainnya.

2.10.52.10.5 SKENARIOSKENARIO PENGEMBANGAN WILAYAH BERDASARKAN REVISI PENGEMBANGAN WILAYAH BERDASARKAN REVISI

RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KOTA PASURUANTRK) KOTA PASURUAN

2.10.5.12.10.5.1 Skenario Rencana Struktur KotaSkenario Rencana Struktur Kota

Dalam kaitannya dengan arah pembangunan jangka panjang Kota

Pasuruan, Kebijaksanaan tata ruang merupakan bagian integrasi dari

kebijaksanaan umum dan sektoral yang telah ditetapkan.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 90

Page 91: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Sesuai dengan pola dasar pembangunan, adanya kebijaksanaan

tata ruang dimaksudkan untuk menjamin laju perkembangan dan

pertumbuhan daerah, serta memelihara keseimbangan dan

kesinambungan pelaksanaannya secara menyeluruh, terarah dan

terpadu. Dalam kerangka ini, untuk penyebarluasan kegiatan

pembangunan diseluruh wilayah Kota Pasuruan, perlu adanya penentuan

Bagian Wilayah Kota (BWK). Kebijaksanaan tata ruang Kota Pasuruan

yang tertuang dalam bentuk pembagian Bagian Wilayah Kota bertujuan:

a. Mengusahakan pemerataan pembangunan yang serasi di dalam dan

antar wilayah serta sub wilayah, agar perbedaan pembangunan dapat

diperkecil.

b. Mengusahakan dan mengarahkan kegiatan pembangunan wilayah

sesuai potensi, kondisi, serta fungsi yang terdapat di setiap wilayah

dan sub bagian wilayah kota,

c. Mengembangkan hubungan ekonomi antar wilayah kota dan sub

bagian wilayah kota secara saling menguntungkan demi terjalinnya

interaksi yang harmonis dalam kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan

polkam, sehingga terwujudnya ekonomi daerah, yang kuat dan

mampu menunjang/memperkokoh perkembangan regional.

d. Mempertajam prioritas pembangunan pada daerah rawan, daerah

terbelakang melalui program khusus dengan tetap memperhatikan

sepenuhnya upaya penyelamatan sumber daya alam dan lingkungan

hidup.

Kebijaksanaan tata ruang melalui perwilayahan pembangunan ini

dilakukan dengan memperhatikan :

a. hambatan antara daerah pusat dan daerah belakang

b. homogenitas atau kesamaan karakteristik wilayah

c. kesamaan lingkungan yang membutuhkan penanganan lingkungan

dalam bentuk terpadu.

Sesuai dengan potensi dan kondisi fisik alami daerah lingkungan

yang ada serta prioritas wilayah, maka Kota Pasuruan dalam kerangka

pembangunan jangka panjang terbagi menjadi 3 Bagian Wilayah Kota

(BWK) yaitu :

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 91

Page 92: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

a. BWK pusat kota pada wilayah Kecamatan Purworejo dengan ditunjang

oleh 5 unit lingkungan.

b. BWK bagian barat pada wilayah Kecamatan Gadingrejo dengan

ditunjang oleh 15 unit lingkungan.

c. BWK bagian timurpada wilayah Kecamatan Bugul Kidul dengan

ditunjang oleh 15 unit lingkungan.

Dewasa ini sejalan dengan perkembangan kegiatan ekonomi

masyarakat perlu kiranya pengembangan pola pembangunan dengan

juga berpedoman pada pola koridor ekonomi yang saat ini telah

terbentuk sehingga kegiatan menerus yang diakibatkan adanya pola

jaringan distribusi barang akan memberikan kontribusi yang lebih bagi

pengembangan wilayah Kota Pasuruan.

2.10.5.22.10.5.2 Aspek TransportasiAspek Transportasi

Pengembangan sistem transportasi didasarkan pada sistem

transportasi yang berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial

budaya, politik dan pertahanan keamanan diarahkan pada terwujudnya

sistem transportasi yang mantap, berkemampuan tinggi dan

diselenggarakan secara terpadu, tertib dan lancar, aman, nyaman dan

efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika

pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa,

mendukung pola distribusi, serta mendukung pengembangan wilayah

dan peningkatan hubungan yang lebih memantapkan perkembangan

kehidupan bermasyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan

prasarana jalan di Kota Pasuruan sebagai berikut:

Potensi Sumber Daya, ditentukan adanya dukungan sumber dana,

tenaga trampil, bahan yang tersedia, peralatan serta sistem

manajemen yang memadai. Mengingat sumber daya yang tersedia

terbatas maka dituntut mempertajam skala prioritas.

Potensi Pertumbuhan Prasarana Jalan, diupayakan dengan

pertumbuhan prasarana jalan sejalan dengan keadaan potensi

pertumbuhan produksi pangan, pembentukan pusat-pusat industri,

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 92

Page 93: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

program peningkatan pariwisata, rencana sistem transportasi

nasional, program sistem pertanahan nasional, dan program

perwujudan struktur pengembangan nasional.

Tingkat Kebutuhan Prasarana Jalan, dalam memenuhi hal tersebut di

atas diperlukan hal-hal sebagai berikut: peningkatan peranan jaringan

jalan dalam kesatuan jaringan yang terpadu dengan jaringan jalan

yang lain dalam pengembangan wilayah terutama kaitannya dengan

jalur arteri primer, peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan

jaringan, pemantapan struktur peranan jaringan jalan dengan

mengurangi pembauran fungsi sejauh mungkin, peningkatan

pemanfaatan jalan seoptimal mungkin, peningkatan kontribusi

masyarakat dalam usaha pembinaan jaringan jalan, peningkatan

pengaturan, pembinaan dalam segala tugas pembangunan jalan.

Keadaan Infrastruktur dan kelembagaan yang berkaitan dengan

sektor prasarana jalan adalah: kemampuan dana pemerintah daerah

yang terbatas, kemampuan manajemen proyek dan manajemen

konstruksi yang sangat terbatas dan perlu mendapatkan peningkatan

dan penyempurnaan, kemampuan manajeman jasa konstruksi di

daerah yang masih terbatas termasuk peralatannya, keterbatasan

tenaga terlatih dan tenaga ahli, konstruksi jalan yang secara terus

menerus memerlukan pemeliharaan baik secara rutin maupun

berskala. lalu-lintas yang lancar sepanjang waktu.

Permasalahan Transportasi Regional

Sebagai wilayah yang mempunyai batas geografis yang berada di

bagian selatan wilayah Kabupaten Pasuruan selain itu wilayah Kota

Pasuruan dilalui oleh jaringan jalan arteri primer (Surabaya-Banyuwangi).

akan menguntungkan dalam aspek aksesibilitas, selain itu dilewati oleh

jalur kereta api yang melintasi wilayah Kota Pasuruan. Walaupun

demikian sebagian besar angkutan barang dan penumpang di Kota

Pasuruan didominasi oIeh perjalanan darat, hal ini karena perjalanan

kereta api lebih banyak langsung ke arah Surabaya ataupun ke arah

Banyuwangi. Dari hasil tinjauan lapangan dan data-data sekunder yang

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 93

Page 94: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

diperoleh, terlihat bahwa prasarana transportasi (jalan) di Kota Pasuruan

masih pertu ditingkatkan dibandingkan kebutuhan yang ada dan bagi

pengembangan wilayah-wilayah secara keseluruhan, khususnya di

bagian selatan, barat dan timur wilayah Kota. Akibatnya, hanya bagian-

bagian tertentu dari wilayah Kota Pasuruan yang mampu berkembang

pesat dan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, di lain wilayah

masih ditemui daerah dengan tingkat pemenuhan prasarana tersebut

yang masih perlu ditingkatkan. Ditinjau dari keberadaan prasarana jalan

pada wilayah kecamatan saat ini masih dijumpai kawasan yang belum

terlayani prasarana jaringan jalan. Transportasi internal dilayani

angkutan umum, berupa angkutan kota maupun angkutan pedesaan.

Jaringan jalan yang menghubungkan kota kecamatan dengan kota

Kota sudah berupa jalan aspal dengan kondisi baik, sedangkan jalan-

jalan desa masih berupa jalan perkerasan/batu sampai jalan tanah.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan transportasi

darat di Kota Pasuruan adalah :

a Keterbatasan anggaran pembangunan jalan. Untuk itu, kebijaksanaan

yang ditempuh Pemda adalah hanya meningkatkan kualitas jalan-

jalan yang sudah ada. Pembangunan jalan-jalan baru belum dapat

dilakukan.

b Tingkat permintaan yang masih sangat rendah di wilayah-wilayah

timur wilayah perencanaan, sehingga peningkatan jalan lama dan

pembangunan jalan baru dengan investasi yang besar belum

menguntungkan.

c Tidak meratanya permukiman yang ada di Kota Pasuruan. Hal ini

berkaitan dengan pola tata guna tanah di Kota Pasuruan yaitu

sebagian besar berorientasi pada kegiatan di pusat kota serta

kawasan pelabuhan di bagian Utara wilayah Kota Pasuruan.

Untuk jangka menengah (10 tahun), diperlukan peningkatan

pelayanan jaringan jaIan tersebut, misalnya dengan meningkatkan serta

merehabilitasi jaringan jalan yang sudah ada. Sedangkan untuk jangka

panjang (20 tahun) dengan semakin terbatasnya lahan maka kondisi

jaringan jalan tersebut lebih ditingkatkan dalam hal kelas jalannya.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 94

Page 95: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Kebutuhan Pengembangan Transportasi

a Dalam rangka pengembangan sektor transportasi jangka panjang,

agar dapat meningkatkan pelayanan jasa transportasi sampai ke

pelosok-pelosok dan orientasi keluar daerah Kota Pasuruan, hal-hal

yang perlu mendapat perhatian adalah :

b Perlu pengembangan ROW jalan pada jalur akses regional terutama

pada kawasan selatan, sedangkan pada jalur arteri primer saat ini

sudah mencukupi dilihat dari ROW juga telah dibantu dengan adanya

jaringan jalan Toll. Perlu perluasan jaringan jalan, yang diharapkan

dapat menembus daerah yang masih belum berkembang sehingga

semua daerah di Kota Pasuruan dapat terjangkau kecuali untuk

wilayah tertentu yang merupakan: kawasan perlindungan,

pembangunan jalan di wilayah-wilayah tersebut terbatas pada

keperluan pelestarian dan perlindungan alam secara terbatas

(kawasan sekitar pantai).

c Pengembangan transportasi jalan raya diarahkan pada pembangunan

pembagian :

Jalan arteri

Jalan korektor primer

Jalan lintas cepat pada jalur-jalur padat

d Perlu pengerasan jalan-jalan desa, yang akan memperlancar

pemasaran hasil-hasil pertanian dan untuk angkutan penumpang.

e Perlu adanya pengendalian pemanfaatan jalan terutama Jalan Kelas III

oleh angkutan berat dengan cara pengaturan beban/tonase.

f Perlu dikembangkan sub terminal.

g Pemeliharaan dan pembangunan jembatan-jembatan di lokasi

tertentu.

h Perlu adanya pengembangan terminal barang bagi angkutan barang

menuju Kota Pasuruan dari arah Barat dan Timur juga pada kawasan

selatan serta pada kawasan sekitar pelabuhan.

i Perlu dikembangkannya jalan lingkar sebagai jalan alternatif di bagian

selatan dan timur serta barat wilayah.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 95

Page 96: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 96

Page 97: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

Peta 2.6 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi

Kota Pasuruan

2.10.5.32.10.5.3 Hierarki Fungsi KotaHierarki Fungsi Kota

Hierarki fungsional kota dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu :

Status administrasi

Ukuran jumlah penduduk

Kelengkapan fungsi pelayanan perkotaan.

Ketiga aspek tersebut pada dasarnya berkaitan satu sama lain dan

menunjukkan sejauhmana hierarki kota dalam lingkup wilayah atau

sistem kotanya. Kota-kota menurut status ini hanya menunjukkan

tempat kedudukan administrasi pemerintahan pada tingkat Kota dan

kecamatan yang ada dibawahnya.

Hierarki kota yang lebih dapat diandalkan adalah dengan melihat

kelengkapan fungsi pelayanan yang ada pada tiap kota tersebut. Makin

tinggi kelengkapan fungsi pelayanan yang dimiliki, dapat menunjukkan

tingkat hierarki pelayanan yang makin tinggi. Untuk menganalisis

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 97

6

Page 98: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

hierarki fungsional kota-kota di Kota Pasuruan, status administrasi

ukuran jumlah penduduk akan dijadikan acuan sebelum menganalisis

kelengkapan fungsi pelayanannya.

Sebelumnya, perlu ditentukan batasan atau pengertian fungsi

kota. Kota secara umum dapat disimpulkan mempunyai tiga fungsi

utama, yaitu sebagai:

1. Pusat kegiatan yang membentuk wilayah pelayanan tertentu (lokal

atau lebih luas)

2. Simpul jasa perhubungan/komunikasi yang meliputi kegiatan

pengumpulan, pemasaran maupun produksi barang-barang.

3. Tempat fungsi tertentu yang didasarkan pada suatu jenis kegiatan

yang dominan.

Adanya keterbatasan data fasilitas perkotaan yang ada di tiap

kota, maka analisis yang dilakukan mempergunakan unit pengamatan

pada tingkat kecamatan, hal ini didasarkan pada pertimbangan praktis.

Asumsinya jika suatu kecamatan mempunyai kelengkapan fasilitas yang

besar, maka pemusatan fasilitas tersebut dianggap berada pada ibukota

kecamatan tersebut. Hasil analisis ini dapat dijadikan dasar bagi :

1. Penentuan hierarki/orde kota berdasarkan kelengkapan fungsi

pelayanan kotanya.

2. Penelaahan lebih lanjut dengan mengaitkan jangkauan atau skala

pelayanannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas (regional/ Kota

atau sub-regional/BWK).

3. Penafsiran perlunya peningkatan fungsi pelayanan kota tertentu

untuk 'memperbaiki' hierarki kota yang ada

2.10.5.42.10.5.4 Pengembangan Fungsi KotaPengembangan Fungsi Kota

Pengembangan fungsi Kota Pasuruan pada dasarnya bergantung

pada hierarki kota tersebut, dilihat dari ukuran jumlah penduduknya

(hierarki penduduk), maupun hierarki fungsionalnya. Dalam kaitan ini

kota yang dikembangkan secara umum mempunyai fungsi utama

sebagai berikut:

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 98

Page 99: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

sebagai pusat kegiatan yang membentuk suatu wilayah pelayanan

tertentu.

sebagai simpul jasa perhubungan, yang mencakup kegiatan

pengumpulan, produksi maupun pemasaran.

sebagai tempat fungsi tertentu yang didasarkan pada suatu kegiatan

dominan.

Selain itu, pengembangan fungsi kota perlu pula

mempertimbangkan adanya sektor-sektor strategis pada kota dan

wilayah pelayanannya. Sektor-sektor yang dipandang strategis

pengembangannya telah diidentifikasi dan kepentingan penataan

ruangnya telah dirumuskan sub bab terdahulu. Hasil analisis terhadap

kelengkapan fasilitas perkotaan (eksisting) mengindikasikan berbagai

fungsi kota sebagai berikut:

pusat pemasaran dan perdagangan serta jasa

pusat perhubungan dan komunikasi

pusat kegiatan pertanian

pusat kegiatan pariwisata

pusat kegiatan sosial/masyarakat.

Untuk pengembangan kota di Kota Pasuruan pada masa yang akan

datang, maka perlu adanya pengembangan fungsi-fungsi di atas yang

sesuai dengan jumlah penduduk dan wilayah yang dilayani. Disamping

itu perlu juga dipertimbangkan kaitannya dengan peranan kota sebagai

pusat-pusat bagian wilayah kota (seperti dinyatakan dalam Repelitada).

Dalam hal ini kota-kota tersebut perlu dikembangkan agar dapat

mendukung kebijaksanaan pengembangan sektor-sektor yang berada

dalam wilayah pengembangannya.

□ Delineasi Bagian Wilayah Kota dan Unit Ungkungan

Penetapan delineasi bagian wilayah kota di Wilayah pada awalnya

dilakukan dengan berdasarkan pada keadaan wilayah terbangun dan

keberadaan sarana di suatu bagian wilayah. Sejalan dengan

perkembangan saat ini pertimbangan penetapan delineasi bagian

wilayah kota tidak hanya didasarkan pada pertimbangan kawasan

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 99

Page 100: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

terbangun saja akan tetapi harus dipertimbangkan dengan melihat

perkembangan yang terjadi: masalah pengembangan sawah beririgasi

teknis, pergeseran kebijaksanaan tentang penataan ruang serta adanya

paradigma-paradigma baru. Penetapan delineasi bagian wilayah kota

tidak harus berdasarkan batasan administrasi, hal ini agar tidak terjadi

bias dalam penetapan batasan wilayahnya yang disesuaikan dengan

variabel yang telah disebutkan di atas. Dengan melihat keadaan tersebut

maka penetapan delineasi didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:

Ketersediaan lahan pada wilayah kecamatan

Kecenderungan perkembangan wilayah Kecamatan dan orientasi

pergerakan wilayah

Kecenderungan perkembangan kawasan terbangun

Paradigma-paradigma baru yang berkembang saat ini

Pembatasan sawah teknis untuk tidak dikonversikan ke penggunaan

lainnya

Kebijaksanaan-kebijaksanaan lain yang mendasari seperti telah

ditetapkannya peraturan perundang-undangan tentang penataan

ruang wilayah.

□ Aspek Pusat-Pusat Kegiatan & Dominasi Pcmanfaatan Lahan

Pusat-pusat kegiatan dan dominasi kegiatan pada suatu wilayah

ditentukan oleh potensi suatu wilayah dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat pendukungnya, dengan kata lain bahwa

terkonsentrasinya jenis kegiatan tertentu pada suatu wilayah ditentukan

oleh adanya potensi wilayah tersebut dilihat dari beberapa aspek berupa

posisi/lokasi kawasan terhadap wilayah lain yang akan menjadi orientasi

yang lebih luas selain itu ditunjang dengan sudah terdapatnya beberapa

sarana dan prasarana pendukung pada kawasan tersebut. Timbulnya

pusat-pusat kegiatan dan dominasi kegiatan tidak terlepas pula dari

adanya arahan/kebijaksanaan pemerintah terhadap pengembangan

wilayahnya, sehingga alokasi pembangunan sarana dan prasarana

penunjang terkonsentrasi pada kawasan tersebut.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 100

Page 101: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

□ Pola Dan Intensitas Penggunaan Lahan Kota

Intensitas penggunaan lahan dan bangunan di Kota Pasuruan dapat

dikaji dari pendekatan terhadap Koefisien Dasar Bangunan (KDB),

Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Angka Ruang Terbuka (ART) dan Angka

Intensitas Penggunaan Lahan (AIPL). Istilah Koefisien Dasar Bangunan

(KDB) atau Angka Lantai Dasar (ALD) digunakan untuk mengganti istilah

"Building Coverage" (BC) yaitu membandingkan antara luas total lantai

dasar bangunan dan luas lahannya. Angka Lantai Dasar untuk kawasan

terbangun di Kota Pasuruan umumnya berkisar antara 40 - 100 %.

Adanya Angka KDB yang tinggi pada beberapa lokasi seperti di kawasan

sekitar pasar dan kawasan perdagangan, kawasan di sekitar Kantor

Kecamatan dan beberapa lokasi lainnya yang sporadis disebabkan

karena adanya pemukiman dengan pemakaian halaman bersama,

sehingga batas luas lahan yang sebenarnya menjadi tidak jelas.

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) digunakan untuk mengganti istilah

"Floor Area Ratio" (FAR) yaitu angka perbandingan antara jumlah total

luas lantai bangunan terhadap luas lahan. Pada umumnya angka KLB di

Pasuruan sama dengan angka KDB (KLB=KDB) yang menunjukkan

bahwa intensitas penggunaannya relatif masih rendah dan belum

mengarah kepenggunaan lahan secara vertikal meskipun, dan apabila

dilihat di kawasan pusat kota lebih mengarah pada KLB yang lebih besar

dari pada KDB nya, hal ini karena ketersediaan lahan (dataran) sangat

terbatas bahkan pada bagian tertentu di pusat kota terdapat rumah

bertingkat 2. Angka Ruang Terbuka (Open Space Ratio) yaitu

perbandingan antara luas ruang terbuka dengan luas lantai bangunan

yang berdiri di atasnya. Angka ART yang tertinggi umumnya berlokasi

pada kawasan-kawasan yang KDBnya tinggi pula.

Angka Intensitas Penggunaan Lahan (AIPL) merupakan tafsiran lebih

lanjut angka-angka dari faktor-faktor yang disebut terdahulu guna

mengetahui intensitas penggunaan lahan. Untuk Kota Pasuruan angka

AIPL khususnya untuk kawasan pemukiman dan perdagangan berkisar

antara 12-13, sedangkan kawasan lainnya belum berkembang. Pola

Intensitas penggunaan lahan secara umum menunjukkan bahwa kota ini

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 101

Page 102: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

masih belum menunjukkan tingkat perkembangan kekotaan yang

mapan. Intensitas penggunaan lahan yang terdapat pada beberapa

tempat lebih menunjukkan karena faktor-faktor sosial-budaya setempat

yang lebih berorientasi terhadap tempat kerja (perikanan). Kondisi ini

dikuatkan pula dari segi diversifikasi kegiatan kota yang masih belum

berkembang seperti perdagangan dan jasa. Di masa yang akan datang

sejalan dengan peningkatan fungsi Kota Pasuruan meskipun masih

bertumpu pada kegiatan pertanian diharapkan ciri kehidupan kekotaan

akan mulai nampak sebagai 'multiplier effect' terhadap daerah

sekitarnya. Lebih jelasnya KDB, KLB di Kota Pasuruan dapat diiihat pada

Tabel 2.20

Tabel 2.20

Analisa KDB dan KLB Per Jenis Kegiatan Setiap Sub-Sub Wilayah

Kota Pasuruan Tahun 2013

No. BWK KegiatanKDB Maksimum(%)

KLB Maksimum(%)

Tinggi Lantai Keterangan

1 I. 1. Perumahan Pusat Kota Kepadatan Tinggi 80 200 2 dengan syarat,

* Kepadatan Sedang 60 100 1 Kepadatan Rendah 40 80 1

2. Perdagangan dan Jasa Skala Kecamatan/sub

regional 75 200 2 dengan syarat, *

Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100 1

Skala Unit Lingkungan 50 150 13. Perkantoran

Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat

Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1

Skala Unit Lingkungan 50 100 14. Pendidikan

Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat

Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1-2 dengan syarat

Skala Unit Lingkungan 50-60 100 15. Peribadatan

Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat,

* Skala Bagian Wilayah

Kota 60-75 100-200 1

Skala Unit Lingkungan 50-60 100 16. Fasilitas Umum Lainnya

Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat,

* Skala Bagian Wilayah 60-75 100-200 1-2 dengan syarat

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 102

Page 103: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

No. BWK KegiatanKDB Maksimum(%)

KLB Maksimum(%)

Tinggi Lantai Keterangan

Kota Skala Unit Lingkungan 50 100 1

7. Industri 50 50 1 Industri kecil, menengah

8. RTH Sarana Rekreasi Skala

Kota 50 100 - Bangunan/lapangan

Sarana Olahraga Skala Kota 40 100 - Bangunan/

lapangan Skala Bagian Wilayah

Kota 30 - - Berupa taman

Skala Unit Lingkungan 20 40 - Berupa taman2 II 1. Perumahan

Kepadatan Tinggi - - - Kepadatan Sedang 60 100 1 Kepadatan Rendah 40 80 1

2. Perdagangan dan Jasa Skala Kecamatan/sub

regional 80 100-160 1-2 dengan syarat, *

Skala Bagian Wilayah Kota 75 100 1

Skala Unit Lingkungan 50 150 13. Perkantoran

Skala Kecamatan atau lebih - - -

Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1-2 dengan syarat

Skala Unit Lingkungan 50 100 14. Pendidikan

Skala Kecamatan atau lebih - - -

Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1-2 dengan syarat

Skala Unit Lingkungan 50-60 100 15. Peribadatan

Skala Kecamatan atau lebih 60-75 100-200 1-2

Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1

Skala Unit Lingkungan 50-60 100 16. Fasilitas Umum Lainnya

Skala Kecamatan atau lebih - - -

Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1-2 dengan syarat,

* Skala Unit Lingkungan 50 100 1

7. Industri 50 50 18. RTH

Sarana Rekreasi Skala Kota - - -

Sarana Olahraga Skala Kota 40 100 - Bangunan/

lapangan Skala Bagian Wilayah

Kota 30 - - Lapangan

Skala Unit Lingkungan 20 40 - Berupa taman3 III 1. Perumahan

Kepadatan Tinggi 60-75 100-200 1-2 dengan syarat, *

Kepadatan Sedang 60 100 1 Kepadatan Rendah 40 80 1

2. Perdagangan dan Jasa Skala Kecamatan/sub

regional - - -

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 103

Page 104: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

No. BWK KegiatanKDB Maksimum(%)

KLB Maksimum(%)

Tinggi Lantai Keterangan

Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100 1 dengan syarat,

* Skala Unit Lingkungan 50 150 1

3. Perkantoran Skala Kecamatan atau

lebih - - -

Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1 dengan syarat

Skala Unit Lingkungan 50 100 14. Pendidikan

Skala Kecamatan atau lebih 75 100-200 1

Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1-2 dengan syarat

Skala Unit Lingkungan 50-60 100 15. Peribadatan

Skala Kecamatan atau lebih 75 100-200 1

Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100 1

Skala Unit Lingkungan 50-60 100 16. Fasilitas Umum Lainnya

Skala Kecamatan atau lebih - - -

Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1

Skala Unit Lingkungan 50 100 17. Industri 50 50 18. RTH

Sarana Rekreasi Skala Kota - - -

Sarana Olahraga Skala Kota - - - Bangunan/

lapangan Skala Bagian Wilayah

Kota 30 - - Lapangan

Skala Unit Lingkungan 20 40 - Berupa tamanSumber : Revisi RDTRK Kota Pasuruan Tahun 2003-2013Keterangan : * Kecuali yang berbatasan langsung dengan sempadan sungai dengan syarat-syarat Khusus

Pusat-pusat kegiatan di Kota Pasuruan saat ini terdapat pada

beberapa kutub wilayah dan dapat dipilah menurut sektor kegiatan yang

diunggulkan seperti:

Pusat kegiatan pemerintahan skala Kota terdapat di Kecamatan

Purworejo, karena di wilayah Kecamatan Purworejo saat ini

terkonsentrasi sarana dan prasarana pemerintahan tingkat Kota,

sedangkan dominasi kegiatannya terkonsentrasi pada kegiatan pusat

kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan perdagangan dan jasa, pusat

kegiatan sosial berupa domjnasi ketersediaan sarana dan prasarana

sosial.

Pusat kegiatan pemerintahan skala sub regional terdapat pada 2

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 104

Page 105: Bab 02 -Gambaran Umum Pasuruan

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN

BUKU PUTIH SANITASI

wilayah yang sekaligus saat ini dikembangkan sebagai wilayah pusat

pengembangan BWK, dimana dominasi kegiatannya ditujukan untuk

pelayanan tingkat kecamatan serta kecamatan lainnya yang menjadi

wilayah belakang dengan ciri dan kondisi fisik wilayah serta potensi

pengembangan yang hampir serupa.

Pusat kegiatan industri yang dialokasikan pada kawasan barat serta

keberadaan pabrik-pabrik di wilayah Kecamatan Gadingrejo.

Pusat-pusat kegiatan di atas secara umum akan mendukung

keseluruhan wilayah Kota Pasuruan sesuai dengan karakteristik

potensi dan kendala yang ada pada setiap wilayah pengembangan

kawasan.

Apabila dilihat dari setiap penggunaan lahan, dominasi kegiatan

pemukiman masih terkonsentrasi pada lokasi pusat-pusat kegiatan serta

pada sisi jaringan jalan yang mempunyai keuntungan akses dan

pelayanan prasarana lain seperti tersedianya jaringan listrik, pelayanan

air bersih, telekomunikasi dan prasarana pendukung lainnya.

Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 105