bab 02 -gambaran umum pasuruan
TRANSCRIPT
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH
02
Gambaran Umum
Kota Pasuruan
2.1 KONDISI FISIK KOTA PASURUAN
2.1.1. Profil Geografis
Posisi Kota Pasuruan berada diantara garis 112 45’ hingga 112
55’ Bujur Timur dan 7 5’ sampai 7 45’ Lintang Selatan. Posisi Kota
Pasuruan dalam pengembangan wilayah, termasuk strategis mengingat
ia berada di persimpangan yang menghubungkan 3 kota besar, yakni:
Surabaya - Bali dan Bali - Malang.
Wilayah Kota Pasuruan merupakan dataran rendah dengan
ketinggian rata-rata 4 m di atas permukaan laut dengan kondisi
permukaan tanah yang agak miring ke timur dan utara antara 0-3%.
Keberadaan tersebut disamping menguntungkan juga merugikan karena
di musim penghujan rawan banjir terutama di wilayah bagian Utara. Hal
ini disebabkan karena daerah tersebut terdapat bagian yang cekung
sehingga menghambat pembuangan air ke laut.
Kota Pasuruan berbatasan dengan Selat Madura di sebelah Utara,
yang memisahkan wilayah Kota dengan Pulau Madura. Di Sebelah Timur
berbatasan dengan wilayah Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan.
Sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kraton dan di
sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pohjentrek Kabupaten
Pasuruan. Kota Pasuruan merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa
Timur yang memiliki luas wilayah administratif terkecil, yang terbagi atas
3 kecamatan dan 34 kelurahan.
Selayaknya wilayah perkotaan, sebagian besar luas wilayah
digunakan untuk permukiman. Lebih dari 50% luas lahan digunakan
untuk bangunan yaitu 1.909,94 Ha, sedangkan 30,58% luas lahan
digunakan untuk lahan sawah.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 1
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
2.1.2. Profil Topografi
Bentang alam Kota Pasuruan bisa dikatakan relatif datar dengan
kemiringan antara 0 – 1%. Seluruh wilayah kota berada di dataran
rendah khas pesisir utara Jawa dengan ketinggian rata-rata 4 meter
diatas permukaan laut.
2.1.3. Profil Geohidrologis
Kota Pasuruan terbentang diatas dataran tanah aluvial yang
dibentuk dari campuran bahan-bahan endapan bersumber dari daerah
tuf vulkanis intermedier pegunungan Tengger di sebelah selatan, bukit
lipatan dan batuan endapan berkapur Raci di bagian barat dan Grati di
bagian timur.
Jenis tanah aluvial (secara harfiah berarti endapan) ini hanya
mungkin terbentuk di daerah yang sering atau baru saja mengalami
banjir. Tanah jenis ini masih muda riwayat umurnya hingga morfologinya
belum menampakkan lapisan-lapisan memanjang hasil perkembangan
tanah seturut waktu (sering disebut diferensiasi horison). Hal yang khas
pada pembentukan tanah aluvial ialah bagian terbesar bahan kasar
akan diendapkan tidak jauh dari sumbernya, makin jauh dari sumbernya
makin halus butir yang diangkut.
Karena tanah aluvial terbentuk akibat banjir, maka sifat bahan–
bahannya juga tergantung pada kekuatan banjir, asal serta macam
bahan yang diangkut, sehingga menampakkan ciri morfologi berlapis
yang bukan horison karena bukan hasil perkembangan tanah.
Jenis tanah di Kota Pasuruan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
(1) Tanah hidromorfik kelabu, dengan daerah penyebaran terbatas di
sepanjang pesisir pantai, meliputi kurang lebih 15% dari luas areal
kota. Tanah jenis ini terbentuk dari bahan induk campuran endapan
baru dari sungai dan laut. Dalam keadaan basah ia mengembang dan
lengket, sebaliknya ketika kering ia jadi berkerut, bercelah dan keras.
Keasaman tanah netral sampai mendekati basa. Kadar hara N, F, K,
Ca dan Mg cukup tinggi namun kadar Na dan CI juga tinggi. Jadi
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 2
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
sebenarnya ini tidak sesuai untuk lahan pertanian. Tanah ini lebih
sesuai untuk budidaya tambak dan ladang garam.
(2) Tanah alluvial, menyebar di daerah tengah hingga ke selatan kota.
Terbentuk dari bahan endapan yang asalnya di selatan kota. Belum
menampakkan perkembangan penampang, berwarna kelabu tua,
bertekstur liat berdebu sampai liat berat. Dalam keadaan basah
tanah mengembang dan melekat, apabila kering tanah akan berkerut
dan keras. Secara alami tanahnya agak kedap udara dan tata
aerasinya kurang lancar, sehingga drainase pada umumnya
terhambat. Tingkat keasaman tanahnya termasuk netral dengan pH
6.5 – 7.5, kadar hara N rendah, P2CO5 sedang dan K2O tinggi sekali.
Tanah jenis ini sesuai untuk budidaya tanaman dengan catatan perlu
perhatian khusus pada sistem pembuangan airnya.
Kota Pasuruan dilalui beberapa sungai, yaitu di sebelah barat
dilewati Sungai Welang, di tengah kota mengalir Sungai Gembong dan
Sungai Petung mengalir di bagian timur. Ketiga sungainya berfungsi
sebagai drainase alami yang seluruhnya bermuara di utara kota mengalir
bebas menuju lautan Selat Madura. Muara Sungai Gembong punya fungsi
lain yaitu sebagai pelabuhan pelayaran sungai yang hanya dapat
difungsikan ketika air sedang pasang naik.
Sungai-sungai itu memiliki daerah aliran yang sempit sehingga
sering terjadi banjir sebagai akibat luasan penampang sungai yang tak
memadai untuk menampung curah hujan. Tingkat kandungan sedimen
yang terlarut dalam air sungai Gembong dan Welang pada saat banjir
cukup besar.
Bila ditinjau dari potensi sumber air secara umum, di Kota
Pasuruan pada saat ini yang kondisinya tergolong baik terdapat di
wilayah selatan kota, karena pada umumnya bersumber dari mata air.
Sedangkan wilayah kota bagian barat, utara dan tengah pada umumnya
masih terdapat problem kesulitan air.
2.1.4. Profil Klimatologi
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 3
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Iklim di Kota Pasuruan secara umum tidak berbeda dengan iklim
di Indonesia yang mempunyai iklim tropok basah yang dipengaruhi oleh
angin monsoon Barat dan Monsun Timur. Dari Bulan November hingga
Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dengan membawa banyak
uap air yang menyebabkan musim penghujan dimana-mana. Sedangkan
dari bulan Juni hingga Oktober, angin bertiup dari Selatan Tenggara
Kering dengan membawa sedikit uap air yang menyebabkan musim
kemarau dimana-mana.
2.2 PROFIL ADMINISTRATIF
Wilayah administrasinya dibatasi lautan Selat Madura di sisi utara
kota dan Kabupaten Pasuruan mengepung di sisi-sisi yang lain, yaitu
Kecamatan Rejoso di sebelah timur, Kecamatan Pohjentrek di selatan
dan Kecamatan Kraton di barat.
Kota seluas 36,58 Km2 ini dibagi dalam 3 kecamatan dan terbagi
lagi menjadi 34 kelurahan. Perinciannya sebagai berikut :
1) Kecamatan Purworejo seluas 8,39 Km2
2) Kecamatan Gadingrejo dengan luas wilayah 10,53 Km2
3) Kecamatan Bugul Kidul luasnya 17,66 Km2
Nama-nama kelurahan di Kota Pasuruan dirinci pada Tabel 2.1.
Sedangkan peta wilayahnya bisa dilihat pada Gambar 2.1.
Tabel 2.1.
Susunan Nama Kelurahan di Kota Pasuruan
Kec. Purworejo Kec. Gadingrejo Kec. Bugul Kidul
1. Ngemplakrejo
2. Mayangan
3. Bangilan
4. Kebonsari
5. Purworejo
6. Kebonagung
7. Tembokrejo
2. Karanganyar
3. Gadingrejo
4. Trajeng
5. Gentong
6. Tambaan
7. Karangketug
8. Sebani
1. Petamanan
2. Krampyangan
3. Pekuncen
4. Panggungrejo
5. Mandaranrejo
6. Bugul Lor
7. Kandangsapi
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 4
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Kec. Purworejo Kec. Gadingrejo Kec. Bugul Kidul
8. Wirogunan
9. Purutrejo
10. Pohjentrek
9. Petahunan
10. Bukir
11. Randusari
12. Krapyakrejo
8. Bugul Kidul
9. Tapaan
10. Blandongan
11. Kepel
12. Sekargadung
13. Bakalan
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 5
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Peta 2.1. Peta Orientasi Kota Pasuruan Terhadap Provinsi Jawa
Timur
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 6
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Peta 2.2. Peta Administrasi Kota Pasuruan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 7
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Lahan di Kota Pasuruan banyak dimanfaatkan sebagai
permukiman, pertanian, industri, perkantoran, sekolah, pasar dan
pekarangan.
Gambar 2.1. Wilayah permukiman (Sumber : wikimapia.org)
Di wilayah pesisir sebagian lahan digunakan untuk tambak yaitu
di sepanjang pantai bagian timur hingga barat.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 8
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Gambar 2.2. Wilayah pesisir yang dimanfaatkan untuk tambak (Sumber : wikimapia.org)
Bagi lahan yang dimanfaatkan sebagai sawah biasanya telah
berpengairan teknis. Mutu airnya cukup baik mengingat sumbernya
berasal dari daerah vulkanis yang kaya mineral hara. Tanaman utama
adalah padi, yang ditanam pada musim penghujan maupun kemarau.
Untuk menanam palawija pada musim kemarau perlu perlakuan khusus,
sebab keadaan drainase umumnya kurang lancar.
Gambar 2.3. Wilayah yang dimanfaatkan untuk sawah (Sumber : wikimapia.org)
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 9
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Di wilayah Kelurahan Blandongan, terdapat fasilitas Tempat
Pembuangan Akhir Sampah (TPA) seluas ± 2 hektar.
Gambar 2.4. Wilayah TPA Blandongan (Sumber : wikimapia.org)
a. Wilayah Terbangun
Dari total luas wilayah Kota Pasuruan, sekitar 65.85%-nya berupa
wilayah terbangun. Kecamatan Bugul Kidul adalah wilayah terbesar.
Luasnya hampir mencapai separuh luas wilayah kota dengan wilayah
terbangun hampir mendekati 70% dari luas wilayah kecamatannya.
Sedangkan Kecamatan Purworejo adalah kecamatan dengan luas
wilayah terkecil (tidak sampai seperempat luas wilayah kota) namun
wilayah terbangunnya hampir mencapai 70% dari luasnya.
b. Kerapatan Bangunan
Bila dianggap dalam satu keluarga berisi 5 jiwa, maka rumah di
Kecamatan Purworejo sejumlah 1.330 per km2, Kecamatan Gadingrejo
1.046 rumah/km2, sedangkan Kecamatan Bugul Kidul kepadatannya
541 rumah/km2. Jadi Kecamatan Purworejo-lah yang paling padat,
terutama di Kelurahan Karanganyar ( 331 rumah/km2 ). Data lengkap
dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 10
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Tabel 2.2.
Penggunaan Lahan Per Kecamatan/Kelurahan (Ha) Tahun
2009
No. Kec./ Kel. Tanah
SawahTanah Kering
Bangunan
Lainnya Jumlah
I Gadingrejo 446,06 2,30 577,20 27,30 1.052,86
1 Krapyakrejo 128,63 - 45,85 - 174,48
2 Bukir 35,24 - 30,58 - 65,82
3 Sebani 49,50 - 37,46 - 86,96
4 Gentong 24,00 - 45,30 - 69,30
5 Karanganyar 6,00 - 50,20 - 56,20
6 Trajen - - 109,78 3,00 112,78
7 Tambaan - - 33,60 2,20 35,80
8 Gadingrejo 50,10 - 60,60 22,00 132,70
9 Petahunan 62,19 2,30 32,73 - 97,22
10 Randusari 10,80 22,70 0,10 33,60
11 Karangketug 79,60 108,40 - 188,00
II Purworejo 189,15 80,33 522,52 47,09 839,09
1 Pohjentrek 65,00 43,37 62,62 18,80 189,79
2 Wirogunan 30,30 5,00 25,69 - 60,99
3 Tembokrejo 32,40 30,36 37,15 3,29 103,20
4 Purutrejo 8,45 - 106,81 - 115,26
5 Kebonagung 25,00 - 61,12 - 86,12
6 Purworejo 28,00 1,60 74,90 - 104,50
7 Kebonsari - - 79,73 - 79,73
8 Bangilan - - 17,45 - 17,45
9 Mayangan - - 27,55 - 27,55
10 Ngemplakrejo - - 29,50 25,00 54,50
III Bugul Kidul 483,43 48,20 810,23 424,6
01.766,46
1 Sekargadung 75,00 - 75,98 - 150,98
2 Bakalan 115,50 3,20 59,50 - 178,20
3 Krampyangan 35,83 - 16,13 2,58 54,54
4 Blandongan - 20,00 110,00 267,00 397,00
5 Kepel 124,15 25,00 104,46 - 253,61
6 Bugul Kidul 29,21 - 66,19 - 95,40
7 Petamanan 18,75 - 23,45 - 42,20
8 Pekuncen 25,00 - 54,80 - 79,80
9 Kandangsapi - - 46,23 - 46,23
10 Bugullor 20,00 - 76,27 - 96,27
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 11
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
No. Kec./ Kel. Tanah
SawahTanah Kering
Bangunan
Lainnya Jumlah
11 Tapaan 39,99 - 25,07 50,00 115,06
12 Mandaranrejo - - 41,00 17,02 58,02
13 Panggungrejo - - 111,15 88,00 199,15
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 12
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Peta 2.3. Peta Penggunaan Lahan Kota Pasuruan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 13
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
2.3 KONDISI KEPENDUDUKAN
2.3.1 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Umur
Berdasarkan Data dari Balai Pusat Statistik, Kota Pasuruan Dalam
Angka Tahun 2010, Jumlah penduduk Kota Pasuruan di tahun 2009
mencapai 175.932 jiwa. Penduduk perempuan ternyata lebih banyak
disini, yaitu sebesar 50,73% dari total jumlah penduduk kota atau
sebanyak 89.245 jiwa. Sedangkan 49,27% sisanya adalah penduduk laki-
laki yaitu 86.687 jiwa. Data yang lebih lengkap mencakup jumlah
penduduk per kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 14
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kecamatan/Kelurahan
Tahun 2009
No. Kecamatan/Kelurahan Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa)Rasio jenis kelamin
I Gadingrejo 30.326 31.474 61.800 96.35
1 Krapyakrejo 2.140 2.525 4.665 84.75
2 Bukir 2.216 2.784 5.000 79060
3 Sebani 1.665 1.563 3.228 106.53
4 Gentong 2.163 2.164 4327 99.95
5 Karanganyar 4.789 5.201 9.990 92.08
6 Trajeng 3.909 4.057 7.966 96.35
7 Tambaan 1.603 1.562 3.165 102.62
8 Gadingrejo 5.152 4.925 10.077 104.61
9 Petahunan 2.351 2.186 4.537 107.55
10 Randusari 1.218 1.245 2.463 97.83
11 Karangketug 3.120 3.262 6.382 95.65
II Purworejo 29.618 30.357 59.975 97.57
1 Pohjentrek 4.634 4.345 8.979 106.65
2 Wirogunan 1.456 1.465 2.921 99.39
3 Tembokrejo 2.886 3.053 5.939 94.53
4 Purutrejo 2.949 3.054 6.003 96.56
5 Kebonagung 3.289 3.373 6.662 97.51
6 Purworejo 5.051 5.024 10.075 100.54
7 Kebonsari 3.920 4.475 8.395 87.60
8 Bangilan 834 843 1.677 98.93
9 Mayangan 1.281 1.299 2.580 98.61
10 Ngemplakrejo 3.318 3.426 6.744 98.85
III Bugul Kidul 26.743 27.414 54.157 97.55
1 Sekargadung 1.959 2.365 4.324 82.83
2 Bakalan 2.755 2.846 5.601 96.80
3 Krampyangan 1.381 1.438 2.819 96.04
4 Blandongan 1.755 1.797 3.552 97.66
5 Kepel 1.635 1.660 3.295 98.49
6 Bugul Kidul 4.276 4.202 8.478 101.76
7 Petamanan 1.918 1.950 3.868 98.36
8 Pekuncen 1.293 1.345 2.638 96.13
9 Kandangsapi 881 913 1.794 96.50
10 Bugullor 3.617 3.496 7.113 103.46
11 Tapaan 1.382 1.431 2.813 96.58
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 15
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
No. Kecamatan/Kelurahan Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa)Rasio jenis kelamin
12 Mandaranrejo 2.468 2.508 4.976 98.41
13 Panggungrejo 1.423 1.463 4.976 97.27
Jumlah/Total 2009 86.687 89.245 175.932 97.13
2008 84.999 87.893 172.892 96.71
2007 81.870 84.847 166.717 96.49
2006 81.313 84.679 165.992 95.87
2005 80.465 83.838 164.406 95.87
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010, BPS Kota Pasuruan berdasarkan Reristasi Penduduk Akhir Tahun 2009
Kalau dikelompokkan berdasarkan umur datanya sebagai berikut:
Tabel 2.4.
Prosentase Penduduk Menurut Umur Kota Pasuruan Tahun 2009
Kelompok Umur
(1)
Laki-laki (%)
(2)
Perempuan (%)
(3)
0 - 4 54,20 45,80
5 - 9 54,82 45,18
10 - 14 53,68 46,32
15 - 19 53,89 46,11
20 -24 46,47 53,53
25 - 29 52,19 47,81
30 - 34 51,13 48,87
35 - 39 48,60 51,40
40 - 44 53,46 46,54
45 - 49 42,53 57,47
50 - 54 55,68 44,32
55 - 59 39,94 60,06
60 - 64 38,12 61,88
65+ 45,10 54,90
Rata-rata 49,27 50,73
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010
Di mana untuk usia wanita antara 60-64 tahun adalah komposisi yang
paling besar. Untuk jenis kelamin laki-laki komposisi terbesar adalah
golongan usia 50-54 tahun.
2.3.2Laju Pertumbuhan Penduduk
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 16
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Laju pertumbuhan penduduk Kota Pasuruan rata-rata pertahun
mencapai 0,52%. Kecamatan tertinggi laju pertumbuhan penduduknya
adalah Purworejo yang rata-rata laju pertumbuhannya mencapai 0,88%
tiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk Kota Pasuruan dapat dilihat pada
Tabel 2.5.
Tabel 2.5.
Laju Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan di Kota Pasuruan
NoKecamat
an
Tahun Rata-rata2006 2007 2008 2009 2010
1Gadingrejo 57,751 57,756 59,991 61,800 62,401 1.97%
2 Purworejo 58,468 60,159 60,052 59,975 66,647 3.43%
3Bugul Kidul 48,773 48,802 52,849 54,157 57,214 4.12%
Jumlah164,992
166,717
172,892
175,932
186,262 3.09%
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010
2.3.3. Sebaran dan Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kota Pasuruan di tahun 2009 mencapai
4.810 jiwa/Km2. Tertinggi diraih Kecamatan Purworejo yaitu 7,48
jiwa/Km2 , terendah di Kecamatan Bugul Kidul yaitu 3.067 jiwa/Km2. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.6
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 17
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
.
Tabel 2.6.
Kepadatan Penduduk Kota Pasuruan Tahun 2009
No. Kecamatan/Kelurahan Penduduk(jiwa)
Luas Wilayah(Km2)
Kepadatan(Jiwa/Km2)
I Gadingrejo 61.800 10,53 5.868,951 Krapyakrejo 4.665 1,74 2.681,03
2 Bukir 5.000 0,66 7.575,76
3 Sebani 3.228 0,87 3.710,34
4 Gentong 4327 0,69 6.271.01
5 Karanganyar 9.990 0,56 17.839,29
6 Trajen 7.966 1,13 7.049,56
7 Tambaan 3.165 0,36 8.791,17
8 Gadingrejo 10.077 1,33 7.576,69
9 Petahunan 4.537 0,97 4.677,32
10 Randusari 2.463 0,34 7.244,11
11 Karangketug 6.382 1,88 3.394,68
II Purworejo 59.975 8,39 7.148,39
1 Pohjentrek 8.979 1,90 4.725,79
2 Wirogunan 2.921 0,61 4.788,52
3 Tembokrejo 5.939 1,03 911,65
4 Purutrejo 6.003 1,15 5.220
5 Kebonagung 6.662 0,86 7.746,51
6 Purworejo 10.075 1,05 9.595,24
7 Kebonsari 8.395 0,80 10.493,75
8 Bangilan 1.677 0,17 9.864,71
9 Mayangan 2.580 0,28 9.214,29
10 Ngemplakrejo 6.744 0,54 12.488,89
III Bugul Kidul 54.157 17,66 3.066,65
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 18
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
No. Kecamatan/Kelurahan Penduduk(jiwa)
Luas Wilayah(Km2)
Kepadatan(Jiwa/Km2)
1 Sekargadung 4.324 1,51 2.863,58
2 Bakalan 5.601 1,78 3.146,63
3 Krampyangan 2.819 0,55 5.125,45
4 Blandongan 3.552 3,97 894,71
5 Kepel 3.295 2,54 1297,24
6 Bugul Kidul 8.478 0,95 8.924,21
7 Petamanan 3.868 0,42 9.209,52
8 Pekuncen 2.638 0,80 3.297,5
9 Kandangsapi 1.794 0,46 3.900
10 Bugullor 7.113 0,96 7.409,38
11 Tapaan 2.813 1,15 2.446,09
12 Mandaranrejo 4.976 0,58 8.579,31
13 Panggungrejo 4.976 1,99 2.500,50
Jumlah/Total 175.932 36,58 4.809,51Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010
Sedangkan persebaran penduduk Kota Pasuruan terbagi dalam 3
Wilayah Kecamatan, 34 kelurahan yang terbagi lagi dalam satuan
wilayah RT dan RW, sebagai berikut :
Tabel 2.7
Jumlah RT dan RW di Wilayah Kota Pasuruan Tahun 2009
Kecamatan KelurahanJumlah
RW RTI. Gadingrejo 1. Gadingrejo 5 28
2. Tambaan 4 203. Trajeng 11 314. Karanganyar 7 415. Karangketug 6 316. Sebani 6 187. Petahunan 5 248. Bukir 8 269. Randusari 8 2510. Krapyakrejo 6 2311. Gentong 7 23
Jumlah 73 290II. Purworejo 12. Ngemplakrejo 9 37
13. Mayangan 5 1614. Bangilan 4 1515. Kebonsari 12 4416. Purworejo 8 5617. Kebonagung 8 4018. Purutrejo 5 3519. Pohjentrek 5 4320. Wirogunan 7 2321. Tembokrejo 7 38
Jumlah 70 347III. Bugulkidul 22. Panggungrejo 4 9
23. Mandaranrejo 5 2324. Bugullor 8 45
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 19
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
25. Kandangsapi 2 1426. Bugulkidul 6 4427. Pekuncen 3 1228. Petamanan 7 2429. Krampyangan 2 1430. Blandongan 7 2431. Kepel 6 2032. Tapaan 4 1433. Sekargadung 6 2634. Bakalan 9 26
Jumlah 69 290Jumlah seluruhnya 212 932
Sumber : Kota Pasuruan dalam Angka Tahun 2010
Peta 2.4. Peta Sebaran Kepadatan Penduduk kota Pasuruan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 20
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
2.3.4. Jumlah Penduduk Miskin atau Pra Sejahtera
Tabel 2.8Jumlah Keluarga Pra Sejahtera Tahun 2009
no Kecamatan/Kelurahan pra sejahtera keluarga sejahtera jumlah
1 2 3 I II III III+ KK
I Kecamatan Gadingrejo
1 krapyakrejo 121 283 57 634 143 1238
2 bukir 94 140 538 245 16 1033
3 sebani 151 177 194 294 54 870
4 gentong 28 315 413 405 40 1201
5 karanganyar 241 480 705 818 54 2298
6 trajeng 303 387 323 1027 44 2084
7 tambaan 152 394 258 81 7 892
8 gadingrejo 400 526 999 432 31 2388
9 petahunan 27 263 420 456 87 1253
10 randusari 61 124 204 295 1 685
11 karangketug 196 204 239 866 179 1684
Jumlah 1774 3293 4350 5553 656 15626
II Kecamatan Purworejo
1 pohjentrek 266 543 817 419 96 2141
2 wirogunan 68 266 317 168 29 848
3 tembokrejo 133 348 465 524 194 1664
4 purutrejo 119 403 246 560 50 1378
5 kebonagung 290 437 460 1021 173 2381
6 purworejo 545 805 496 962 136 2944
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 21
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
7 kebonsari 620 558 95 888 22 2183
8 bangilan 76 91 114 228 22 531
9 mayangan 128 278 177 996 13 1592
10 ngemplakrejo 114 231 626 423 89 1483
Jumlah 2359 3960 3813 6189 824 17145
III Kecamatan Bugulkidul
1 sekargadung 122 236 126 1025 9 1518
2 bakalan 139 295 538 485 83 1540
3 krampyangan 54 124 247 295 79 799
4 blandongan 118 359 433 231 25 1166
5 kepel 176 251 254 182 8 871
6 bugulkidul 77 356 216 1540 25 2214
7 petamanan 49 162 307 361 82 961
8 pekuncen 18 56 168 352 31 625
9 kandangsapi 19 57 211 178 27 492
10 bugullor 153 446 400 1048 58 2105
11 tapaan 145 259 193 176 12 785
12 mandaranrejo 64 499 452 230 45 1290
13 panggungrejo 83 323 244 164 16 830
jumlah 1217 3423 3789 6267 500 15196
Jumlah Total 2009 5350 10676 11952 18009 1980 47967
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010
Berdasarkan data di atas, diperoleh kesimpulan bahwa penduduk
yang pra-sejahtera masih banyak terdapat di Kecamatan Purworejo,
yaitu sebanyak 18%, dibandingkan dengan kecamatan lainnya, yaitu
Kecamatan Gadingrejo (11%) dan Kecamatan Bugulkidul (8%).
Sedangkan untuk Kelompok Keluarga sejatera Kelas III banyak terdapat
di Kecamatan Bugul Kidul (41%). Secara garis besar persebaran
penduduk di Kota Pasuruan Merata dari sisi penduduk miskinnya di
seluruh kecamatan dan kelurahan.
2.4 PROFIL PENDIDIKAN
Pada tahun ajaran 2009/2010 siswa Taman Kanak-kanak (TK) di
Kota Pasuruan tercatat 5.087 siswa. Dibanding tahun sebelumnya, angka
ini mengalami penurunan sebesar 2,15% dengan rasio murid guru
sebesar 16.41. Di tahun ajaran 2010/2011 kenaikan jumlah murid juga
terjadi pada jenjang SD/MI dan SMU/SMK/MAsedangkan jumlah murid
SMP/MTs sedikit mengalami penurunan.
Di Kota Pasuruan terdapat dua perguruan tinggi , yaitu Universitas
Merdeka (Unmer) dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 22
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
(STKIP). Fakultas ekonomi jurusan manajemen merupakan fakultas
dengan jumlah peminat terbanyak. Sedangkan untuk jurusan baru yaitu
Teknik Informatika pada tahun ajaran ini memiliki jumlah mahasiswa
terendah, hal ini diasumsikan karena jurusan ini baru saja dibuka.
Tabel 2.9
Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Per Kecamatan Tahun 2009
No.Kecamat
an Status
Tingkat Pendidikan
TK SD MI SLTP MTs SMU SMK M Aliyah
1Gadingrej
o
Negeri 0 5301 0 1794 0 2112 0 0
Swasta 1679 1136 145 807 205 110 0 0
2Purworej
o
Negeri 0 5236 0 2413 0 781 0 0
Swasta 2002 1648 826 657 266 188 831 0
3Bugul Kidul
Negeri 116 5276 547 2386 671 0 3073 638
Swasta 1381 625 937 526 460 472 2389 118
Jumlah/Total
Negeri 116 15813 547 6593 671 2893 3073 638
Swasta 5062 3409 1908 1990 931 770 3220 118
Kota Pasuruan2010/20
115178 19222 2455 8583 1602 3663 6293 756
2009/20
105087 19213 2368 8682 1651 3558 6042 735
2008/20
075199 19238 2260 8486 1630 3581 5944 730
2007/20
085087 19213 685 6729 1651 3552 6042 735
sumber : Dinas Pendidikan Kota Pasuruan,2010
2.5 PROFIL KESEHATAN
Profil kesehatan Kota Pasuruan berisi data dan informasi kondisi
status kesehatan, kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan, pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, sumberdaya kesehatan serta anggaran
kesehatan di wilayah kerjanya yang datanya berasal dari Puskesmas,
Rumah Sakit Daerah, Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan, Unit
Perbekalan Kefarmasian, unit lintas Sektor Terkait serta sarana
kesehatan lainnya.
Faktor indicator untuk menentukan derajad kesehatan antara
lain : angka kematian bayi, angka kematian balita,angka kematian ibu,
angka kesakitan. Pada studi Tahun 2010 didapatkan bahwa Kelurahan
Blandongan adalah daerah dengan angka kematian bayi terbesar yaitu 6
kasus. Disusul kemudian kelurahan Gadingrejo 5 kasus kematian bayi.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 23
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Sampai dengan akhir 2010, terdapat sarana pelayanan
kesehatan Pemerintah meliputi 7 puskesmas (seluruhnya non perawatan
dan 1 diantaranya Puskesmas PONED yakni puskesmas Karangketug, 29
Pustu, 11 puskesmas keliling (pusling), 1 unit Perbekalan Kefarmasian
(UPK), 34 pos kesehatan kelurahan dan 266 Posyandu.
Sedagkan sarana kesehatan di Kota Pasuruan milik swasta, yaitu
meliputi 5 unit Rumah Bersalin (RB), 3 Unit Balai Pengobatan (BP)/Klinik,
1 unit klinik rawat inap pelayanan medic dasar, 41 unit praktek dokter
perorangan, 211 unit praktik pengobatan tradisional, 17 unit apotek, 4
unit took obat, 95 unit industry rumah tangga makanan/minuman (PM-
IRT) dan 1 unit industry alat kesehatan.
Seluruh sarana kesehatan yang disebutkan merupakan sarana
pelayanan kesehatan swasta yang berijin. Secara garis besar sarana
pelayanan kesehatan di Kota Pasuruan sudah memadai dan terjangkau
masyarakat.
Tabel 2.10
Jumlah RSU, Puskesmas, Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin per Kecamatan
Kecamatan
RSU PUSKESMAS
Balai Pengobatan
Rumah Bersalin
Indu
kPemban
tuKelilin
g Gadingrejo 0 2 11 2 3 -Purworejo 1 2 8 6 1 3Bugulkidul 0 3 10 3 - 2 Total 1 7 29 11 4 5Sumber ; Dinas Kesehatan Kota Pasuruan,2010
Tabel 2.11
Fasilitas dan Paramedis Menurut Jenisnya
Fasilitas Kesehatan 2006 2007 2008 2009puskesmas 6 6 6 7puskesmas pembantu 22 23 27 29Klinik KB 6 6 6 6Tempat Praktek Dokter 47 94 45 41
apotik 20 18 17 17laboratorium medis 3 3 3 4dokter spesialis - 19 7 16dokter umum 26 24 35 45
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 24
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
dokter gigi 13 12 12 13sarjana farmasi 3 3 4 1penilik kesehatan 6 - 2 6analisis medis dan Anestesi 3 2 9 12ahli gizi 2 10 14 15Asisten Apoteker 3 8 12 13Sanitarian 8 5 10 11fisioterapi - - 1 3bidan - 50 89 89perawat 27 33 120 231perawat gigi 2 3 5 5penata RONTGEN - - 2 2
SUMBER : Dinas Kesehatan Kota Pasuruan,2009
Tabel 2.12
Banyaknya Rumah Sakit dan Puskesmas Berdasarkan Kapasitas Tempat Tidur
Kecamatan Rumah Sakit PuskesmasBanyakn
yaTempat Tidur
Banyaknya
Tempat Tidur
Gadingrejo - - 2 8
Purworejo 1 216 2 -
Bugulkidul - - 3 7
jumlah/total 1 216 7 15
sumber ; Dinas Kesehatan Kota Pasuruan,2009
Dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kota Pasuruan tiap tahunnya
menunjukkan peningkatan kinerjanya di bidang kesehatan dengan
meningkatnya jumlah tenaga medis secara umum. Hal ini diharapkan
akan menunjang pula terhadap peningkatan angka kesehatan di Kota
Pasuruan.
2.6 PROFIL SOSIAL DAN BUDAYA
Kondisi kesejahteraan masyarakat di Kota Pasuruan berdasarkan
konsep kinerja pembangunan Negara dunia ketiga pada tataran yang
paling mendasar adalah merujuk pada indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang mencakup tiga indikator kinerja, yaitu angka harapan hidup,
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 25
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
pencapaian pendidikan dan paritas daya beli (Human Development
Report, UNDP, 1990).
IPM Kota Pasuruan secara umum masih rendah (di bawah IPM rata-
rata Jawa Timur). Berturut-turut tahun 1999, 2002 dan 2005, IPM Kota
Pasuruan mencapai 63.6, 67.7 dan 71.4. Sementara IPM Jawa Timur pada
tahun yang sama berturut-turut 61.8, 64.1 dan 68.4
(http://www.datastatistik-indonesia.com/component/option,com_tabel/task,show/
Itemid,182/ ).
Ikatan adat dan budaya setempat masih cukup kuat di setiap
lingkungan kota. Selain itu suasana kehidupan masyarakat dalam kaitan
dengan bidang keagamaan (yang juga terkait moral motivasi dan etos
kerja) juga sangat mendukung.
Penduduk Kota Pasuruan mayoritas beragama Islam yaitu
sebanyak 166.679 jiwa tercatat pada tahun 2009.Urutan Kedua adalah
pemeluk agama Protestan sebanyak 5131, dan antara katholik, Hindu
dan Budha hampir sama banyak pemeluknya.
Tabel 2.13
Banyaknya Penduduk Menurut Agama dan Kecamatan/Kelurahan Tahun 2009
Kecamatan/Kelurahan Islam Protestan Katholik Budha Hindu
I. Kecamatan Gadingrejo 59527 777 742 291 413
krapyakrejo 4688 4 - - -
bukir 5003 - 2 - -
sebani 3026 13 5 -
gentong 3929 315 75 35 42
karanganyar 9151 12 350 25 125
trajeng 8189 108 - - 8
tambaan 3141 5 - - 16
gadingrejo 9273 204 201 212 190
petahunan 4404 85 43 4 13
randusari 2489 - 3 - -
karangketug 6234 31 63 15 19
II. Kecamatan Purworejo 54727 3629 648 528 992
pohjentrek 6558 94 - - 8
wirogunan 6557 - 4 - -
tembokrejo 5156 46 47 - 4
purutrejo 4288 19 - 6 9
kebonagung 6877 50 40 4 4
purworejo 9517 718 74 69 23
kebonsari 6109 1576 464 424 819
bangilan 1362 1120 12 25 112
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 26
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Kecamatan/Kelurahan Islam Protestan Katholik Budha Hindu
mayangan 2377 6 7 - 13
ngemplakrejo 5926 - - - -
III. Kecamatan Bugulkidul 52,425 725 304 240 205
sekargadung 4,103 24 - 2 -
bakalan 3,887 25 - 7 -
krampyangan 2,661 12 11 - 9
blandongan 3,288 11 - - -
kepel 3,135 9 - - 6
bugulkidul 7,892 193 28 23 16
petamanan 3,869 46 31 32 30
pekuncen 2,446 82 54 45 39
kandangsapi 2,865 113 42 4 54
bugullor 6,524 168 126 127 48
tapaan 2,625 18 - - 3
mandaranrejo 5,067 24 12 - -
panggungrejo 4,063 - - - -
Total 166,679 5,131 1,694 1,059 1,610
Sumber : Departemen Agama Kota Pasuruan,2009
Tabel 2.14
Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan/Krelurahan Kota Pasuruan
Kecamatan/Kelurahan
Masjid
Langgar
Gereja Pura
Vihara
Protestan
Katholik
I. Kecamatan Gadingrejo 25 235 2 0 0 1
krapyakrejo 2 30 - - - -
bukir 4 17 - - - -
sebani 2 24 - - - -
gentong 2 18 - - - -
karanganyar 2 25 1 - - -
trajeng 2 26 1 - - 1
tambaan 1 12 - - - -
gadingrejo 3 29 - - - -
petahunan 2 18 - - - -
randusari 1 12 - - - -
karangketug 4 24 - - - -II. Kecamatan
Purworejo 30 245 2 0 0 0
pohjentrek 4 32 - - -
wirogunan 2 15 - - -
tembokrejo 4 24 - -
purutrejo 3 18 - -
kebonagung 5 26 - -
purworejo 5 44 - -
kebonsari 3 36 1 - -
bangilan - 20 1 - -
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 27
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Kecamatan/Kelurahan
Masjid
Langgar
Gereja Pura
Vihara
Protestan
Katholik
mayangan 1 13 - -
ngemplakrejo 3 17 -III. Kecamatan
Bugulkidul 34 245 2 4 0 0
sekargadung 4 18 - -
bakalan 4 25 - -
krampyangan 3 8 - -
blandongan 3 30 - -
kepel 2 25 - -
bugulkidul 3 26 - -
petamanan 2 19 - -
pekuncen 1 16 - -
kandangsapi 1 14 1 2 - -
bugullor 6 29 1 2 - -
tapaan 3 16 - -
mandaranrejo 1 10 - -
panggungrejo 1 9 - -
Jumlah Total 89 725 6 4 0 1sumber : Departemen Agama Kota Pasuruan, 2010
2.7 PROFIL EKONOMI
Pada tahun 2009, jumlah pencari kerja di Kota Pasuruan
mengalami penurunan sebesar 0,15% atau sebesar 3.246 orang
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Diasumsikan karena jumlah
pencari kerja sudah menempati jumlah lapangan kerja yang bisa
disediakan. Perkembangan ketenagakerjaan menurut jenis kelamin
tahun 2008-2009 dapat dilihat pada Tabel 2.15
Tabel. 2.15
Perkembangan Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-
2009
No.
Uraian2008 2009
L PJumla
hL P
Jumlah
1 Pencari Kerja5536
5141 10677
4995
5639 10634
2 Penempatan 215 204 419 186 378 564
3Penghapusan Pencari Kerja
1442 611 2053
1135 651 1786
4 Belum ditempatkan3879
4326 8205
3674
4607 8281
5 Permintaan lowongan 387 316 703 964 103 1996
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 28
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
26 Dipenuhi 209 202 411 186 378 5647 Penghapusan lowongan 178 104 282 783 654 1437
8 Sisa lowongan 0 0
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010
Dari jumlah penduduk Kota Pasuruan tahun 2009 sebesar 166.537
jiwa, didominasi penduduk yang menggantungkan hidupnya pada usaha
perdagangan dan rumah makan, dari tahun 2005-2007 yang mengalami
peningkatan mencapai 28,79% atau sebesar 47.946 jiwa, kemudian
disusul dengan usaha jasa kemasyarakatan yang mencapai 26,35%.
Prosentase penduduk berumur 15 tahun keatas menurut lapangan
pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 2.16
Tabel 2.16
Prosentase Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan ( 2008-2010)
No.
Lapangan Pekerjaanjumlah
2008
2009
2010
1 Pertanian, Kehutanan, Perikanan 0 2 200
2 Pertambangan dan Penggalian 0 0 03 Industri Pengolahan 50 310 0
4 Listrik, Gas dan Air Minum 0 1 0
5 Konstruksi dan Bangunan 0 50 0
6 Perdagangan dan Rumah Makan 72 1.378
88
7Angkutan, Pergudangan & Komunikasi 1 107 200
8 Keuangan dan Asuransi 217 82 200
9 Jasa Kemasyarakatan 271 71 700
Jumlah/total261
6400
7339
5Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010
Pertumbuhan ekonomi dihasilkan dari kontribusi 9 sektor ekonomi.
Di antara kesembilan sektor tersebut, terdapat beberapa sektor yang
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 29
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
memiliki kontribusi dominan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Identifikasi atas sektor-sektor dominan akan menghasilkan petunjuk
mengenai struktur perekonomian suatu daerah. Sektor-sektor dominan
dalam perekonomian umumnya memiliki forward linkages dan backward
linkages yang cukup panjang, sehingga mampu mendorong ataupun
menarik sektor lain untuk tumbuh. Oleh karena itu sektor-sektor ini
seringkali disebut sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah.
Data pada Tabel 2.17 menjelaskan kontribusi sektoral terhadap
pembentukan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tahun 2008–2009.
Tabel 2.17.
Peranan PDRB ADHB Sektoral Kota Pasuruan Tahun 2008-2009
No. SektorTahun
2008 2009
1
2
Sektor Primer:
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
43,157
1,431
44,033
1,448
1
2
3
Sektor Sekunder:
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Konstruksi
174,501
26,460
71,905
178,096
27,527
76,184
1
2
3
4
Sektor Tersier:
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan Jasa–jasa
356,873
131,666
83,041
117,788
371,204
144,775
89,500
124,680
Jumlah 1,006,82
4
1,057,44
6
Sumber : BPS Kota Pasuruan , Pasuruan Dalam Angka 2010
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 30
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Tabel 2.18
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) Tahun
2008-2009
No Sektor 2008 2009 Sektor Primer: 1 Pertanian
88,904.00 95,168.00
2 Pertambangan dan Penggalian
2,065.00
2,122.00
Sektor Sekunder: 1 Industri Pengolahan
373,499.00 411,420.00
2 Listrik, Gas dan Air Bersih
50,271.00
54,840.00
3 Konstruksi 166,120.00
187,417.00
Sektor Tersier: 1 Perdagangan, Hotel dan
Restoran 759,245.00
832,775.00
2 Pengangkutan dan komunikasi
259,693.00
294,460.00
3 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
167,507.00
191,920.00
4 Jasa–jasa 101,153.00
115,608.00
Jumlah 1,968,457.00
2,185,730.00
Sumber : BPS Kota Pasuruan , Pasuruan Dalam Angka 2010
Dari data Tabel 2.18 diatas dapat dilihat bahwa sector tersier
memberikan kontribusi terbesar pada PDRB ADHB tahun 2008-2009,
yaitu pada produk perdagangan dan komunikasi. Berpijak pada data-data
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa struktur ekonomi Kota
Pasuruan bertipe ekonomi sekunder-tersier. Artinya, sektor-sektor yang
dominan dalam perekonomian Kota Pasuruan adalah sektor perdagangan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 31
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
(38%), sektor industri pengolahan (18,80%), dan sektor jasa angkutan
dan komunikasi (13.5%).
Diagram 2.1 Struktur Perekonomian Kota Pasuruan Tahun 2009
Struktur ekonomi sekunder-tersier memiliki keunggulan dalam
penciptaan nilai tambah, sebab aktivitas-aktivitas ekonomi tidak
dilakukan dengan mengambil langsung dari alam dan menjualnya dalam
bentuk bahan mentah. Artinya ada rantai nilai produksi yang panjang
untuk mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi/ jadi.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 32
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Namun untuk itu diperlukan infrastruktur pendukung yang memadai
untuk menunjang aktivitas ekonomi dalam setiap mata rantai produksi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan representasi naik-turunnya nilai
produksi suatu daerah yang diukur dengan PDRB. Namun nilai tersebut
bisa mengalami bias akibat kenaikan harga semu. Artinya pertumbuhan
ekonomi bukan berasal dari kenaikan produktivitas, namun lebih
disebabkan karena kenaikan harga. Inflasi merupakan faktor penyebab
kenaikan harga barang secara umum.
Oleh karena itu angka inflasi menjadi indikator penting dalam
mengkaji pertumbuhan ekonomi daerah. Angka inflasi yang disusun
berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) per sektor ekonomi akan
membantu pemerintah dalam membuat keputusan di bidang ekonomi.
Angka IHK menginformasikan barang/jasa di sektor manakah yang
memiliki andil besar dalam membentuk inflasi di suatu daerah.
Berdasarkan informasi tersebut, pemerintah kota menyusun berbagai
program/kegiatan untuk mengendalikan inflasi.
Pendapatan per kapita (PKP) merupakan hasil bagi antara nilai
PDRB dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama. PKP merupakan
indikator kesejahteraan masyarakat secara individual. Walaupun harus
disadari bahwa pemerataan pendapatan yang kurang baik dan tingkat
inflasi yang tinggi, berpotensi menimbulkan bias pada informasi yang
terkandung dalam PKP. Untuk itu, perhitungan pendapatan per kapita
cenderung mengikutkan faktor inflasi guna mengetahui kemampuan
daya beli masyarakat yang mendekati kebenaran.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 33
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
2.8 VISI DAN MISI KOTA PASURUAN
2.8.12.8.1 VisiVisi
Visi merupakan cara pandang sekaligus kondisi akhir yang ingin
diwujudkan dalam kurun waktu tertentu melalui pemberdayaan seluruh
potensi dan peluang yang dimiliki. Dalam kurun waktu 2006-2010
Walikota Pasuruan mencanangkan visi sebagai berikut:
“Terwujudnya Kota Pasuruan sebagai kota perdagangan, industri
dan jasa yang berlandaskan pada masyarakat yang beriman,
bertaqwa, berilmu, berbudi luhur dan sejahtera lahir batin
didukung dengan suasana dan kondisi yang damai, demokratis,
sadar hukum dan lingkungan, memiliki etos kerja yang tinggi
serta berdisiplin”.
Visi dimaksud akan diterjemahkan oleh setiap setiap satuan kerja
di lingkup kerja Pemerintah Kota Pasuruan (Bagian, Badan, Dinas dan
Kantor) dalam merumuskan visinya masing-masing. Sehingga
diharapkan akan timbul keharmonisan yang terbentuk melalui
kesepahaman visi di antara satuan kerja dalam mewujudkan Kota
Pasuruan sebagai kota industri, perdagangan dan jasa (RPJMD Kota
Pasuruan Tahun 2006-2010).
Oleh karena itu visi kota Pasuruan kemudian disempurnakan lagi
menurut RPJMD tahun 2011-2013 adalah
“Terwujudnya Kota Pasuruan sebagai Kota Industri,
Perdagangan dan Jasa yang dilandasi Iman dan Taqwa menuju
Masyarakat Sejahtera”.
Memperhatikan substansi yang terkandung dalam visi Kota Pasuruan
2006-2025, maka pada tahap jangka menengah kedua perlu dirumuskan
misi yang mengarah pada pencapaian kondisi sebagaimana
dipersyaratkan yakni :
a. Meningkatkan cakupan pelayanan dan kualitas kesehatan
masyarakat
b. Meningkatkan partisipasi dan kualitas pendidikan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 34
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
c. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat secara
layak
d. Menciptakan kesempatan kerja dan iklim usaha yang kondusif
e. Menyediakan infrastruktur kota, sarana dan prasarana dasar serta
tat ruang/lingkungan yang nyaman
f. Mewujudkan pelayanan publik dantata pemerintahan yang baik
g. Meningkatkan kualitas iman dan taqwa
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 35
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
2.8.22.8.2 MisiMisi
Upaya mewujudkan Kota Pasuruan sebagai kota industri,
perdagangan dan jasa sebagaimana yang terdapat dalam visi Kota
Pasuruan Tahun 2006-2010 harus ditunjang dengan rumusan misi yang
berperan sebagai grand objectives dalam rangka mewujudkan visi. Misi
merupakan pengejawantahan yang bersifat strategis dari visi yang ingin
diwujudkan.
Sebagai bagian dari upaya merealisasikan visi Kota Pasuruan,
maka misi Kota Pasuruan dirumuskan sebagai berikut (RPJMD Kota
Pasuruan Tahun 2006-2010):
1. mewujudkan pemberdayaan dan meningkatkan kualitas dan
meningkatkan kualitas aparatur pemerintah yang bertanggungjawab
serta berfungsi melayani masyarakat, pofesional, berdaya guna,
transparan, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta
menjamin terwujudnya kondisi aman, tertib dan tenteram.
2. mewujudkan dan melaksanakan otonomi daerah yang dilandasi oleh
pembangunan Kota Pasuruan dengan memperhatikan potensi dan
sumber daya alam, serta aparatur pemerintah yang bersih dan
bertanggung jawab (clean government and good governance).
3. mewujudkan kehidupan sosial budaya yang bertumpu pada
pengamalan ajaran agama, penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kepribadian, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia
(HAM) dan tegaknya supremasi hukum.
4. meningkatkan peran serta masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi
Kota Pasuruan, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi,
melalui pengembangan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu
pada mekanisme pasar yang berkeadilan dan berbasis pada
sumberdaya manusia yang produktif, mandiri, maju, memiliki etos
kerja, berdaya saing dan berwawasan lingkungan.
5. Mewujudkan pengelolaan potensi dan pelaksanaan pembangunan
yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan dalam rangka
peningkatan ekonomi masyarakat dand aerah.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 36
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
6. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan hasil-hasil
pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat yang ditandai oleh
meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan tercukupinya
kebutuhan dasar masyarakat lapisan bawah.
7. Mewujudkan masyarakat Kota Pasuruan sebagai manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mantapnya
persaudaraan umat beragama yang berwawasan luas, luwes, terbuka,
beraklak, toleran, rukun dan damai dalam nuansa kebhinekaan dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.9INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMDA
2.9.1 INSTITUSI
A. BAPPEDA KOTA PASURUAN
Berdasarkan Peraturan Walikota Pasuruan No. 44 Tahun 2008
tentang Tugas Pokok Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Pasuruan adalah membantu Kepala Daerah dalam merumuskan dan
melaksanakan kebijakan daerah bidang perencanaan pembangunan
daerah.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Walikota Pasuruan No. 44 Tahun 2008, maka fungsi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pasuruan adalah untuk :
a. Menyusun perencanaan pembangunan daerah
b. Merumuskan kebijakan teknis perencanaan dan kerjasama
pembangunan daerah;
c. Mengkoordinasikan kerjasama pembangunan daerah;
d. Melaksanakan pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan
perencanaan pembangunan ekonomi, perencanaan pembangunan
prasarana perkotaan, perencanaan pembangunan sosial budaya
serta penelitian, pengembangan, data dan statistik;
e. Melaksanakan kegiatan penatausahaan Badan Perencanaan
Pembagunan Daerah;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 37
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Guna kelancaran dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi, maka
diperlukan pembagian tugas dalam pelaksanaan pekerjaan yang
sekaligus harus ditunjang dengan pelimpahan wewenang. Sehubungan
dengan pembagian tugas, maka pembidangan Kota Bappeda Kota
Pasuruan terbagi dalam kelompok sebagai berikut:
1. Sekretariat
Memiliki tugas pokok untuk mengkoordinasikan penyusunan program
dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu serta tugas
pelayanan administrasi. Untuk melaksanakan tugas tersebut.
Sekretariat mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan;
b. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi kepegawaian;
c. Penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan
dan hubungan masyarakat;
d. Penyelenggaraan ketatalaksanaan, kearsipan, dan perpustakaan;
e. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kerja;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat BAPPEDA dipimpin oleh Sekretaris BAPPEDA yang
membawahi Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi, Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian, dan Sub Bagian Keuangan. Adapaun tugas
masing-masing Sub Bagian yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas :
1. Menyusun rencana kerja subbagian
2. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data untuk
penyususnan program;
3. Melaksanakan penyusunan program;
4. Melaksanakan analisis, evaluasi serta pengendalian terhadap
pelaksanaan program;
5. Melaksanakan penyusunan laporan pelaksanaan program;
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 38
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan
subbagian;melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :
1. Menyusun rencana kerja subbagian;
2. Melaksanakan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan
dan kebersihan di lingkungan kerja;
3. Melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan
sarana prasarana;
4. Melaksanakan pengurusan pengadaan, penyiapanan,
pendistribusian, dan investasi sarana prasarana dinas serta
asset lainnya;
5. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan sarana prasarana
dinas dan asset lainnya;
6. Melaksanakan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat,
dan pendokumentasian;
7. Melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran,
kearsipan dan perpustakaan;
8. Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan
pemeliharaan data kepegawaian;
9. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat
pegawai, gaji berkala, pensiun serta pemberian penghargaan.
10.Melaksanakan penyiapan bahan daftar penilaian pekerjaan,
daftar urut kepangkatan, dan daftar dislokasi pegawai;
11.Melaksanakan penyiapan pegawai yang akan mengikuti
pendidikan dan pelatihan struktural, teknis dan fungsional
serta ujian dinas;
12.Melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai,
tenaga teknis dan fungsional;
c. Subbagian Keuangan mempunyai tugas :
1. Menyusun rencana kerja subbagian;
2. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan pengelolaan
administrasi keuangan;
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 39
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
3. Melaksankaan urusan perbendaharaan dan penataan
keuangan;
4. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan
subbagian;
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2. Bidang Data dan Statistik
Bidang data dan statistic mempunyai tugas pokok merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis penyusunan data dan statistik
pembangunan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut , Bidang
Data dan statistik mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan perencanaan pelayanan perijinan;
b. Perumusan kebijakan teknis pelayanan perijinan;
c. Pelaksanaan pembinaan, koordinasi, fasilitasi dan
penyelenggaraan pelayanan perijinan;
d. Pengendalian dan evaluiasi penyelenggaraan pelayanan perijinan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3. Bidang ekonomi
Bidang ekonomi mempunyai tugas pokok merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis perencanaan pembangunan
ekonomi. Bidang ini dipimpin oleh Kepala Bidang yang membawahi
Subbidang Produksi dan Subbidang Pengembangan Perekonomian.
4. Bidang sosial dan Budaya
Bidang sosial buidaya mempunyai tugas pokok merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis perencanaan pembangunan sosial,
budaya dan pemerintyahan.Bidang ini dipimpin oleh Kepala Bidang
yang membawahi sub Bidang Sosial dan Subbidang Budaya.
5. Bidang Prasarana Perkotaan
Bidang Prasarana Perkotaan mempunyai tugas pokok merumuskan
dan melaksanakan kebijakan teknis perencanaan pembangunan
prasarana perkotaan yang meliputi prasarana ekonomi dan social
budaya. Bidang ini dipimpin oleh Kepala Bidang yang membawahi
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 40
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
subbidang Produksi Daerah dan Sub Bidang Pengembangan
Perekonomian.
6. Bidang Penelitian dan Pengembangan
Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas pokok
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis penelitian dan
pengembangan pemerintyahan, ekonomi, sosial, budaya dan
pembangunan prasarana perkotaan. Dalam melaksanakan tugas ini
fungsi dan tugas pokok bidang ini dipimpin oleh seorang Kepala
bidang yang membawahi Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan
Pemerintahan, Sosial dan Budaya dan Sub Bidang Peneliti dan
Pengembangan Ekonomi dan Pembangunan.
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan
Kebutuhan.
B. INSTITUSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP
Kantor Lingkungan Hidup Kota Pasuruan mempunyai tugas pokok
dan fungsi sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan
Peraturan Walikota Pasuruan Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Kantor Lingkungan Hidup, adalah sebagai lembaga
yang menangani pengelolaan lingkungan di Kota Pasuruan.
C. INSTITUSI DINAS PEKERJAAN UMUM
Sebagai pengelola kebersihan lingkungan di bidang persampahan
dan masuk dalam Tupoksi Dinas Pekerjaan Umum, Kota Pasuruan
maka lembaga yang berkompeten adalah Lembaga/Unit Pengelola
Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kota Pasuruan sesuai dengan
Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan
tata Kerja Dinas Daerah dan Peraturan Walikota Nomor 39 Tahun
2008 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 41
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
2.9.2 STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi perlu disusun untuk kelancaran pelaksanaan
tugas. Struktur organisasi merupakan pedoman pelaksanaan tugas yang
menggambarkan garis komando dan staf, sekaligus kepada siapa
tanggungjawab harus diberikan. Struktur organisasi menjelaskan dari
mana tugas/perintah diterima, kepada siapa tanggungjawab atas hasil
pelaksanaan tugas diberikan. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan
terjadinya over lapping dalam pelaksanaan tugas.
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Pasuruan Nomor
188/55/423.034/2010 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Kegiatan
Dan Tim Teknis Kegiatan Penyusunan Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Pasuruan Tahun 2010, maka beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang terlibat langsung dengan Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi
terdiri dari :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota
Pasuruan
2. Dinas Pekerjaan Umum Kota Pasuruan
3. Dinas Lingkungan Hidup
4. Dinas Kesehatan Kota Pasuruan
Adapun Struktur organisasi masing-masing SKPD terkait,
dijelaskan dalam bagan sebagai berikut :
Bagan 3.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Pasuruan
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 42
KEPALA BADAN
AMINUROKHMAN:
TANGGAL :
KEPALA DINASKELOMPOK
JABATANFUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUBBAGIANUMUM &
KEPEGAWAIAN
SUBBAGIANPERENCANAAN &
EVALUASI
SUBBAGIANKEUANGAN
BIDANG
DATA & STATISTIK
BIDANGPRASARANA PERKOTAAN
BIDANG
SOSIAL BUDAYA
BIDANG
EKONOMI
SUBBIDANGDATA
SUBBIDANGSTATISTIK
SUBBIDANGPRODUKSI DAERAH
SUBBIDANGPENGEMBANGAN PEREKONOMIAN
SUBBIDANGSOSIAL
SUBBIDANGBUDAYA
SUBBIDANGPRASARANA
EKONOMI
SUBBIDANGPRASARANA
SOSIAL BUDAYA
BIDANGPENELITIAN &
PENGEMBANGAN
SUBBIDANGLITBANG PEME-
RINTAHAN & SOSIAL BUDAYA
SUBBIDANGLITBANG EKONOMI & PEMBANGUNAN
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Bagan 3.2 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan
Umum Kota Pasuruan
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PEKERJAAN UMUM
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 43
BIDANG
TATA RUANG
KEPALA DINAS
AMINUROKHMAN:
TANGGAL :
KEPALA DINAS
BIDANGPENGAIRAN
KELOMPOKJABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG
BINA MARGA
BIDANGCIPTA KARYA
SEKSIPERENCANAAN &
PEMANFAATAN
SEKSIPENGENDALIAN &
PENGAWASAN
SEKRETARIAT
SUBBAGIANUMUM &
KEPEGAWAIAN
SUBBAGIANPERENCANAAN &
EVALUASI
SUBBAGIANKEUANGAN
SEKSIPERMUKIMAN &
PERUMAHAN
SEKSIPENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
SEKSIPEMBANGUNAN
JALAN & JEMBATAN
SEKSIPEMELIHARAAN
JALAN & JEMBATAN
SEKSIPENGELOLAAN
SUMBER DAYA AIR
SEKSIIRIGASI, SUNGAI &
PANTAI
U P T
SUBBAGIAN TATA USAHA
SEKSIPERTAMANAN &
PEMAKAMAN
SEKSIPENERANGAN JALAN
UMUM
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Bagan 3.3 Bagan Kantor Lingkungan Hidup Kota Pasuruan
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR LINGKUNGAN HIDUP
Bagan 3.4 Bagan Struktur Orgsnisasi Dinas Kesehatan Kota PasuruanBAGAN STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KESEHATAN
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 44
KEPALA KANTOR
AMINUROKHMAN:
TANGGAL :
KEPALA DINAS
SEKSI
ANALISA MENGENAI DAMPAK LAINGKUNGAN
KELOMPOKJABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI
PEMANTAUAN & PEMULIHAN
SEKSI
PENGAWASAN & PENGENDALIAN
SUBBAGIAN TATA USAHA
KEPALA DINAS
AMINUROKHMAN:
TANGGAL :
KEPALA DINAS
BIDANG KESEHATAN KELUARGA & PROMOSI
KESEHATAN
BIDANGPENGEMBANGAN
KELOMPOKJABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN
PENYAKIT & KESEHA-TAN LINGKUNGAN
BIDANG
PELAYANAN KESEHATAN
SEKSIKESEHATAN KELUARGA
SEKSIG I Z I
SEKSIPROMOSI
KESEHATAN
SEKRETARIAT
SUBBAGIANUMUM &
KEPEGAWAIAN
SUBBAGIANPERENCANAAN &
EVALUASI
SUBBAGIANKEUANGAN
SEKSIPELAYANAN
KESEHATAN DASAR
SEKSIPELAYANAN
KESEHATAN KHUSUS
SEKSIFARMASI, MAKANAN
& MINUMAN
SEKSIPENCEGAHAN
PENYAKIT
SEKSIPEMBERANTASAN
PENYAKIT
SEKSIKESEHATAN
LINGKUNGAN
SEKSIPEMBINAAN SDM
KESEHATAN
SEKSISARANA &
PRASARANA KESEHATAN
SEKSIREGISTRASI & AKREDITASI
U P T
SUBBAGIAN TATA USAHA
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 45
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
2.10 TATA RUANG KOTA PASURUAN
2.10.1 2.10.1 TTINJAUAN BERDASARKAINJAUAN BERDASARKAN PEMBANGUNAN JANGKAN PEMBANGUNAN JANGKA
PANJANGPANJANG
2.10.1.1 Tujuan Pembangunan Jangka Panjang2.10.1.1 Tujuan Pembangunan Jangka Panjang
Tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kota Pasuruan adalah
mendukung sepenuhnya upaya mewujudkan bangsa yang maju dan
mandiri, sejahtera lahir dan batin sebagai landasan bagi tahap
pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945.
1. Sejalan dengan arah pembangunan Nasional dan pembangunan
daerah Jawa Timur, maka Pembangunan Jangka Panjang Kedua
Daerah Kota Pasuruan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia dan kualitas masyarakat agar semakin maju, mandiri dan
sejahtera berdasarkan Pancasila, dengan rasa cinta tanah air yang
melandasi kedasaran kebangsaan, semangat pengabdian dan tekad
untuk membangun dengan lebih memberi peran kepada rakyat untuk
berperan aktif dalam pembangunan dijiwai semangat kekeluargaan.
2. Melalui upaya pembangunan, potensi sumber daya pembangunan
nasional dan daerah diarahkan menjadi kekuatan ekonomi, sosial
budaya, politik dan pertahanan keamanan yang nyata, didukung oleh
sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kemampuan
memanfaatkan, mengembangkan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kemampuan manajemen.
3. Pembangunan ekonomi daerah diarahkan pada upaya mendukung
terwujudnya perekonomian nasional yang mandiri dan handal
berdasarkan demokrasi ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran
seluruh rakyat secara selaras, adil dan merata. Dengan demikian
pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan sosial.
4. Pembangunan industri dan pertanian sektor produktif lainnya
ditingkatkan dan diarahkan untuk menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi. Pembangunan industri terus ditingkatkan
dan diarahkan agar sektor industri makin menjadi penggerak utama
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 46
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
ekonomi yang efisien, berdaya saing tinggi, mempunyai struktur
yang semakin kukuh dengan pola produksi dan bersumber daya alam
yang melimpah menjadi barang yang bermutu, bernilai tambah yang
tinggi dan padat ketrampilan.Industri kecil harus dikembangkan dan
didorong untuk semakin menjadi kuat. Sektor pertanian terus
ditingkatkan agar mampu menghasilkan pangan dan bahan mentah
yang cukup bagi pemenuhan kebutuhan rakyat, meningkatkan daya
beli rakyat dan mampu melanjutkan proses industrialisasi, serta
makin terkait dan terpadu dengan sektor industri dan jasa menuju
terbentuknya jaringan kegiatan agroindustri dan agribisnis yang
produktif.
5. Jasa, termasuk pelayanan infrastruktur dan jasa keuangan terus
dikembangkan menuju terciptanya jaringan informasi, perhubungan,
perdagangan dan pelayanan keuangan yang handal, efisien, mampu
mendukung industrialisasi dan upaya pemerataan. Perdagangan
harus mampu menunjang peningkatan produksi dan memperlancar
distribusi sehingga mampu mendukung upaya pemerataan.
6. Pendayagunaan sumber daya alam diperuntukkan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal
dan bertanggung jawab sesuai dengan kemampuan daya dukungnya
dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan
lingkungan hidup bagi pembangunan yang berkelanjutan.
7. Pembangunan ekonomi yang mengelola kekayaan alam Kota
Pasuruan seperti kehutanan dan pertambangan harus senantiasa
memperhatikan bahwa pengolahan sumber daya alam, disamping
untuk memberi kemanfaatan masa kini, juga harus menjamin
kehidupan masa depan dan pembangunan sektor ini dipacu untuk
membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi pengembangan
wilayah, pembangunan daerah dan peningkatan taraf hidup rakyat.
8. Pembangunan baik skala nasional/daerah pada dasarnya
diselenggarakan oleh mesyarakat bersama pemerintah. Dana untuk
pembiayaan daerah terutama digali dari pendapatan asli daerah.
Bantuan dan sumber dan dari pusat masih terus diperlukan dengan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 47
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
prinsip tetap meningkatkan kekuatan pembangunan daerah.
9. Pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
rakyat, menggalakkan prakarsa dan peran aktif masyarakat,
meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan
terpadu dalam mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi
dan bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa.
10.Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia serta kualitas sumber daya manusia dan
memperluas serta meningkatkan pemerataan kesempatan perolehan
pendidikan termasuk di daerah terpencil.
11.Budaya masyarakat daerah sebagai bagian dari budaya bangsa
merupakan perwujudan cipta, rasa dan karsa dan karya bangsa yang
dilandasi nilai luhur bangsa berdasarkan Pancasila bercirikan Bhineka
Tunggal Ika dan berwawasan nusantara, harus diupayakan agar
senantiasa menjiwai perilaku masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan, serta membangkitkan sikap kesetiakawanan dan
tanggung jawab sosial, disiplin serta semangat pantang menyerah.
12.Pembangunan kependudukan diarahkan pada peningkatan kualitas
penduduk dan pengendalian laju pertumbuhan penduduk, serta
perwujudan keluarga kecil sejahtera dan bahagia. Upaya penurunan
tingkat pertumbuhan penduduk dan pergeseran yang serasi perlu
dilanjutkan dan lebih ditingkatkan, antara lain melalui transmigrasi
swakarsa.
13.Pembinaan anak, remaja dan pemuda sebagai generasi penerus
diarahkan untuk mengembangkan sikap menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur budaya bangsa, sikap keteladanan/disiplin dalam masyarakat,
berbangsa dan bernegara harus dilaksanakan sedini mungkin di
lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
14.Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan
penting serta akan sangat mempengaruhi perkembangan dalam
masa Pembangunan Jangka Panjang. Penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi akan sangat mempengaruhi keberhasilan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 48
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
pembangunan dalam membangun masyarakat yang maju dan
mandiri. Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi diarahkan
agar pemanfaatan, pengembangan dan penguasaannya dapat
mempercepat peningkatan kecerdasan/kemampuan bangsa,
mempercepat proses pembaharuan, meningkatkan kualitas,
harkat/martabat bangsa, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.
15.Pembangunan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa diarahkan untuk mampu meningkatkan
kualitas umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa yang penuh dengan keimanan, ketaqwaan dan
kerukunan yang dinamis serta makin meningkatkan peran serta
umat dalam pembangunan.
16.Dalam rangka memantapkan sistem hukum nasional yang bersumber
pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, pembangunan
hukum diarahkan untuk membantu menghasilkan produk hukum
nasional dan produk hukum daerah yang mampu mengatur tugas
umum pemerintah dan penyelenggaraan pembangunan daerah yang
didukung oleh aparatur hukum yang bersih, berwibawa, penuh
pengabdian, sadar dan taat hukum, mempunyai rasa keadilan sesuai
dengan kemanusiaan, serta yang profesional, efisien dan efektif,
dilengkapi saran dan prasarana hukum yang memadai serta
mengembangkan masyarakat yang sadar dan taat hukum.
17.Pembangunan politik diarahkan pada terwujudnya tatanan kehidupan
politik berdasarkan Pancasila makin mampu menjamin berfungsinya
lembaga politik/lembaga kemasyarakatan, mantapnya proses
komunikasi politik, antara sesama suprastruktur politik/antara
sesama suprastruktur dan infrastruktur politik/masyarakat,
mengembangkan suasana/sikap keterbukaan yang bertanggung
jawab.
18.Pembangunan aparatur negara/aparatur Pemda diharapkan
meningkatkan kualitas aparatur, agar lebih memiliki sikap dan
perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung jawab,
disiplin, keadilan dan kewibawaan sehingga dapat memberikan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 49
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat sesuai dengan
tuntunan dan aspirasi masyarakat.
Pembangunan pertahanan keamanan negara dan pembangunan
keamanan dan ketertiban masyarakat di daerah diarahkan pada
kemampuan mewujudkan daya tangkal bangsa yang tangguh dalam
sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.
2.10.1.22.10.1.2 Arah Pembangunan Jangka PanjangArah Pembangunan Jangka Panjang
Arah pembangunan jangka panjang Kota Pasuruan, antara lain
sebagai berikut :
1. Menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat
Kota Pasuruan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin, yang lebih
selaras, adil dan merata.
2. Melanjutkan, meningkatkan, memperdalam, menyempurnakan,
memperluas dan memacu pembangunan daerah di semua aspek
kehidupan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan
sekaligus sebagai pengamalan Pancasila yang didukung dengan
pembangunan ekonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan
bertanggung jawab sesuai dengan keinginan dan tuntutan serfa
permasalahan masyarakat.
3. Mengembangkan dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah
bawahan dan membuka daerah terisolasi/kepulauan, yang diimbangi
dengan peningkatan efektifitas penataan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang di wilayah Kota Pasuruan.
4. Meletakkan landasan pembangunan yang mantap untuk tahap
pembangunan berikutnya.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 50
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
2.10.22.10.2 TINJAUAN REPELITA KOTA PASURUANTINJAUAN REPELITA KOTA PASURUAN
Dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Ketujuh ini yang
merupakan tindak lanjut dari Rencana Pembangunan Lima Tahun
sebelumnya pada wilayah Kota Pasuruan disebutkan sebagai berikut:
2.10.2.12.10.2.1 Tujuan PembangunanTujuan Pembangunan
a. Menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian masyarakat Kota
Pasuruan dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
b. Melanjutkan, meningkatkan, memperdalam, memperluas,
menyempurnakan dan memacu pembangunan daerah di semua
aspek kehidupan.
c. Mengembangkan dan menyerasikan laju petumbuhan antar wilayah,
antar daerah perkotaan dan daerah perdesaan dengan peningkatan
efektififas penataan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah.
d. Meningkatkan/mengembangkan kemampuan masyarakat dan
kelembagaan yang ada, agar dapat memberikan peranan dan
partisipasi yang lebih tinggi dalam setiap gerak pembangunan demi
perkembangan dan kemajuan daerah.
e. Meletakkan landasan pembangunan yang mantap pada tahap
berikutnya.
2.10.2.22.10.2.2 Sasaran pembangunanSasaran pembangunan
a. Secara umum sasaran pembangunan di Kota Pasuruan adalah
menumbuhkan sikap kemandirian dalam diri manusia dan
masyarakat melalui peningkatan peran serta, efisiensi dan
produktivitas rakyat dalam rangka meningkatkan taraf hidup,
kecerdasan dan kesejahteraan lahir dan batin,
b. Dalam rangka memeratakan hasil-hasil pembangunan, perlu adanya
pembagian perwilayahan.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 51
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
2.10.32.10.3 TINJAUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHTINJAUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD) KOTA PASURUANDAERAH (RPJMD) KOTA PASURUAN 2011-2015 2011-2015
2.10.3.12.10.3.1 Strategi Pembangunan Kota PasuruanStrategi Pembangunan Kota Pasuruan
Strategi dan kebijakan pembangunan dalam 5 tahun ke depan
diarahkan pada pertumbuhan ekonomi dengan fokus industri kecil dan
menengah serta pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, yang pada
hakikatnya mengandung nilai-nilai pembangunan sosio-kultural. Hipotesa
yang berkembang, menjustifikasi bahwa strategi pembangunan dalam
bidang ekonomi yang mengejar pertumbuhan tinggi akan selalu
mengorbankan pemerataan hasil-hasil pembangunan.
Oleh karena itu strategi pertumbuhan dalam RPJMD Kota Pasuruan
berbasis pada industri kecil menengah, perdagangan dan jasa, yang
merupakan bagian terbesar dari mata pencaharian masyarakat melalui
strategi berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
Inti dari strategi ‘redistribution of benefits with growth’ berupa
perubahan pula growth dan distribusi; yang ditujukan untuk
mempercepat pertumbuhan pendapatan golongan miskin. Fokusnya
mengarah pada penyediaan atau penciptaan lapangan pekerjaan
langsung bagi masyarakat sebagai alat untuk mendistribusikan
pertumbuhan dan kesejahteraan.
Harapannya, hasil pertumbuhan ekonomi tidak hanya dinikmati oleh
sekelompok orang atau usaha besar, tetapi justru terdistribusi pada
segmen menengah ke bawah. Strategi pertumbuhan ekonomi yang
diimbangi dengan pemerataan hasil-hasilnya disebut dengan strategi
pertumbuhan ekonomi berkualitas.
Fundamen ekonomi yang bertumpu pada industri kecil dan
menengah, perdagangan serta jasa akan semakin kokoh apabila
didukung dengan investasi yang efisien sehingga mampu
mendukung peningkatan pendapatan per kapita.
Upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas bisa
ditempuh melalui:
a) Revitalisasi peran industri kecil dan menengah,
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 52
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
b) Pengembangan sektor perdagangan dan jasa
c) Optimalisasi pengelolaan BUMD dan aset produktif daerah.
Dukungan lain dalam upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas, berkesinambungan serta terwujudnya pemenuhan
hak dasar rakyat adalah pembenahan kebijakan publik dan regulasi.
Peningkatan kapasitas kelembagaan maupun aparatur pemerintah
merupakan upaya penting dalam membangun sebuah birokrasi yang
kondusif bagi pelayanan publik. Hal tersebut dapat dicapai dengan
lebih mengoptimalkan pemberdayaan kelembagaan dan aparatur
pemerintah.
2. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan pemenuhan hak dasar
dalam pembangunan partisipatif
Pemerintah berkewajiban melaksanakan pembangunan demi
terpenuhinya kebutuhan hak dasar, yaitu:
a. pemenuhan hak atas pangan
b. pemenuhan hak atas pelayanan kesehatan
c. pemenuhan hak atas pendidikan
d. pemenuhan hak atas pekerjaan dan usaha
e. pemenuhan hak atas pemukiman yang layak
f. pemenuhan hak atas sumber daya dan lingkungan hidup
g. pemenuhan hak atas rasa aman, dan
h. pemenuhan hak untuk berpartisipasi
dengan memperhatikan keterlibatan masyarakat sebagai bentuk
pemberdayaan masyarakat pada berbagai kegiatan pembangunan
daerah untuk menyeimbangkan antara laju pertumbuhan
pembangunan dan pemerataan pembangunan.
Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pembangunan daerah
tersebut dilakukan mulai dari proses penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, sampai dengan monitoring dan evaluasi hasil-hasil
pembangunan. Untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam
berbagai kegiatan pembangunan dibutuhkan pemahaman dan
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peran masyarakat bagi
keberhasilan pembangunan daerah.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 53
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Sejalan dengan konsep dalam penyusunan indeks pembangunan
manusia, tingkat pemberdayaan masyarakat memiliki korelasi
dengan tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kemapanan
secara ekonomi. Oleh karena itu upaya pemberdayaan masyarakat
harus diiringi dengan penyediaan layanan dan sarana pendidikan
serta kesehatan yang layak, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.
Perbaikan kondisi ekonomi masyarakat juga akan memberikan
peluang yang lebih besar dalam berpartisipasi secara aktif dalam
pelaksanaan pembangunan.
3. Pembangunan Infrastruktur menuju Kota Perdagangan, Industri dan
Jasa
Agar pertumbuhan ekonomi yang diimbangi dengan pemerataan
dapat terwujud, maka perlu ditunjang dengan percapatan
pembangunan infrastruktur, seperti jalan lingkar selatan, jalan
lingkar utara, Pasar Karangketug, Pasar Poncol dan Rest Area
Gadingrejo.
Selain pembangunan infrastruktur ekonomi, diperlukan pula
pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan pemenuhan hak
dasar masyarakat seperti air bersih, sanitasi, kesehatan dan
pendidikan.
Untuk itu strategi pembangunan Kota Pasuruan diarahkan pada (1)
pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung
wilayah; (2) penyempurnaan tata ruang kota yang berwawasan
lingkungan; (3) pengembangan sistem dan jaringan transportasi
darat dan laut; (4) penambahan kapasitas jalan dan jalan raya; (5)
penambahan dan peningkatan sarana prasarana perdagangan; (6)
peningkatan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana
wilayah.
Berdasarkan pola dan kecenderungan perkembangan perubahan
struktur perkotaan yang antara lain dipengaruhi oleh jumlah
penduduk, kelengkapan fasilitas dan perkembangan ekonomi wilayah
Kota Pasuruan, maka struktur perwilayahan Kota Pasuruan dibagi
menjadi empat bagian wilayah kota sebagai berikut:
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 54
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
1. Bagian Wilayah Pelabuhan;
2. Bagian Wilayah Perdagangan dan Jasa;
3. Bagian Wilayah Industri;
4. Bagian Wilayah Permukiman.
Berdasarkan RPJMD Kota Pasuruan tahun 2011-2015, strategi
pembangunan Kota Pasuruan adalah sebagai berikut :
a. Strategi 1 : meningkatkan kualitas layanan kesehatan
masyarakat
b. Strategi 2 : meningkatkan partisipasi dan kualitas pendidikan
c. Strategi 3 : percepatan pemerataan dan pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas dalam rangka mewujudkan Kota
Pasuruan sebagai kota industri, perdagangan dan jasa
d. Strategi 4 : Meningkatkan kualitas dan mempercapat
pembangunan ekonomi kerakyatan
e. Strategi 5 : Meningkatkan investasi di daerah
f. Strategi 6 : Meningkatkan ketersediaan dan optimasi fungsi
infrastruktur, serta ditunjang dengan pengelolaan tata ruang yang
mampu memelihara kualitas dan fungsi pengelolaan lingkungan
hidup
g. Strategi 7 : meningkatkan tata kelola pemerintahan dan
pelayanan prima kepada masyarakat
h. Strategi 8 : mewujudkan keamanan dan ketertiban mellui
penegakan hukum dan keadilan (justice for all) sserta demokrasi
i. Strategi 9 : meningkatkan kesalehan sosial dan pelestarian
budaya daerah
j. Strategi 10 : menanggulangi kemiskinan dan pemberdayaan PMKS
2.10.3.22.10.3.2 Agenda Pembangunan Kota PasuruanAgenda Pembangunan Kota Pasuruan
Agenda Pembangunan Kota Pasuruan dalam 5 tahun kedepan
menurut RPJMD tahun 2011-2015 diprioritaskan untuk mempermudah
akses masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan dasar dan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 55
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
pembangunan infrastruktur utnuk mendukung terwujudnya Kota
Pasuruan sebagai kota perdagangan, industri dan jasa. Untuk
menerapkan strategi pembangunan maka ditetapkan agenda
pembangunan sebagai berikut :
a. meningkatkan aksesbilitas dan kualitas pendidikan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
b. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui aksesbilitas
dan pelayanan kesehatan yang berkualitas
c. menigkatkan efektifitas pemberdayaan ekonomi, sosial dan
pengembangan budaya
d. meningkatkan percepatan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui penguatan
ekonomi rakyat dan investasi, untukmemperluas lapangan kerja
e. meningkatkan ketersediaan dan optimasi fungsi infrastruktur ,
serta ditunjang dengan pengelolaan tata ruang yang mampu
memeliihara kualitas dan fungsi pengelolaan lingkungan hidup
f. mewujudkan percepatan reformasi birokrasi dan meningkatkan
pelayanan publik
g. meningkatkan kualitas harmonisasi sosial yang didukung dengan
kondisi ketentraman dan ketertiban masyarakat, serta
h. meningkatkan kualitas pengamalan nilai-nilai keagamaan dan
kearifan lokal
Berdasarkan permasalahan pembangunan daerah kota Pasuruan dan
agenda utama pembangunan daerah kota Pasuruan 2011-2015, maka
prioritas pembangunan antara lain :
a. peningkatan pelayanan pendidikan
b. peningkatan pelayanan kesehatan
c. peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat
d. peningkatan kualitas dan peran perempuan serta kesetaraan
gender
e. peningkatan peran pemuda dan olahraga
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 56
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
f. pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengagh serta
peningkatan iklim investasi dan usaha
g. perluasan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan
h. pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur
i. pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang
j. reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik
k. peningkatan ketentraman dan ketertiban, serta harmoni sosial
l. peningkatan kesalehan sosial
2.10.42.10.4 SKENARIO PENGEMBANGAN WILAYAH BERDASARKANSKENARIO PENGEMBANGAN WILAYAH BERDASARKAN
RENCANA TATA RUANG (RTRW) KOTA PASURUANRENCANA TATA RUANG (RTRW) KOTA PASURUAN 2011- 2011-
20312031
Beberapa kebijakan regional maupun kebijakan pembangunan
lokal terhadap Kota Pasuruan antara lain sebagai berikut :
2.10.4.12.10.4.1 Fungsi Wilayah dan Perkotaan Kota Pasuruan BerdasarkanFungsi Wilayah dan Perkotaan Kota Pasuruan Berdasarkan
RTRW Provinsi Jawa TimurRTRW Provinsi Jawa Timur
Sesuai yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Timur,
fungsi wilayah dan perkotaan di Kota Pasuruan adalah Kota Pasuruan
selalu memiliki suatu rencana tata ruang yang dapat berfungsi
sebagaimana ditetapkan dalam UU RI No. 24/1992 tentang Penataan
Ruang ( UUPR ) yaitu sebagai pedoman untuk :
1. Perumusan Kebijaksanaan pokok pemanfaatan dan Pengendalian
ruang di wilayah Kota Pasuruan
2. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan
perkembangan antar kawasan wilayah Kota Pasuruan serta
keserasian pembangunan antar sektor
3. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan atau
masyarakat di Kota Pasuruan
4. Penyusunan rencana rinci tata ruang di Kota Pasuruan
5. Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi
kegiatan pembangunan .
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 57
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Adapun fungsi dari Rencana struktur ruang kota Pasuruan
berdasarkan RTRW Tahun 2011-2031 adalah sebagai :
1. Arahan pembentuk system pusat kegiatan wilayah kota yang
memberikan layanan bagi wilayah pengaruh di sekitarnya yang
berada dalam wilayah kota; dan
2. System perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang
keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan
yang ada dalam wilayah kota, terutama pusat-pusat kegiatan yang
ada.
Kebijakan Kawasan Lindung
1.Kawasan Pelestarian Alam
Kawasan pelastarian alam terdiri atas beberapa lahan yang harus
dilestarikan sehubungan dengan faktor alam yang tidak mendukung
dan akan mengakibatkan rusaknya salah satu sumber daya alam
tertentu. Kawasan pelestarian alam di Kota Pasuruan berupa garis
sempadan, baik terhadap garis sempadan sungai maupun pada
wilayah yang mempunyai lahan kritis seperti lahan yang tergenang.
2.Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
Kawasan cagar budaya adalah kawasan dimana terdapat bangunan
atau bukan bangunan hasil budaya manusia yang mempunyai nilai
tinggi atau terbentuk karena alam. Kawasan cagar budaya ini
berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan kriteria diatas, maka benda cagar budaya di wilayah Kota
Pasuruan akan mencakup kelompok sebagal barikut :
a. Lingkungan Tradisional
b. Bangunan Kuno
c. Monumen Bersejarah
d. Elemen-Elemen Jalan Bersejarah
e. Ruang Terbuka/Taman
f. Tata Nilai Budaya
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 58
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
3.Kawasan Perlindungan Bawahannya
Adapun kebijaksanaan pemanfaatan ruang di kawasan ini ditentukan
berdasarkan tujuan pemantapannya, yaitu untuk mencegah terjadinya
bencana dan menjaga kelestarian kawasan. Kebijaksanaan tersebut
meliputi :
1. Pemantapan kawasan perlindungan melalui pengukuhan dan
penataan batas di lapangan untuk memudahkan pengendalian;
2. Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada secara ketat
(penggunaan lahan yang telah berlangsung lama) serta secara
berangsur-angsur dilakukan relokasi keluar kawasan ini dengan
tetap memperhatikan kondisi sosial ekonomi penduduk yang
terkena kebijaksanaan tarsebut;
3. Pencegahan dilakukannya kegiataan budidaya baru, kecuali
kegiatan yang tidak mengganggu fungsi perlindungan;
4.Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat terdiri dari dua klasifikasi, yaitu
sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air.
a. Kawasan Sempadan Sungai
Kawasan sempadan sungai di Kota Pasuruan terdapat di sepanjang
sungai yang mengalir di wilayah Kota Pasuruan. Kebijaksanaan
pemanfaatan ruang diutamakan bagi perlindungan kawasan
sempadan sungai meliputi :
- Pencegahan dilakukannya kegiatan di sepanjang sungai yang
dapat menggangu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan
dasar sungai serta alirannya;
- Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai;
- Pengamanan daerah aliran sungai.
b. Kawasan sekitar mata air
Kebijaksanaan pemanfaatan ruang terutama ditujukan bagi
perlindungan kawasan sekitar mata air meliputi :
- Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya disekitar mata air
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 59
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
yang dapat mengganggu fungsi mata air dan penyediaan air
baku;
- Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar mata air.
5. Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana di Kota Pasuruan dengan kriteria daerah
yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana
alam. Kawasan rawan bencana ini telah diidentifikasi yaitu kawasan
rawan bencana banjir. Kebijaksanaan pemantapan ruang bagi
kawasan rawan bertujuan untuk melindungi manusia dan
kegiatannya dari bencana. Kebijaksanaan tersebut meliputi :
- Pangendalian kegiatan di sekitar kawasan rawan bencana,
- Rehabilitasi dan konservasi tanah pada kawasan yang rawan
terhadap genangan akibat sering meluapnya air sungai sangat
tinggi;
Kebijakan Kawasan Budidaya
Penggunaan tanah untuk pertanian tanaman pangan di Kota Pasuruan
walaupun selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan rata-rata
sebesar 0,28 % per tahun dari luas lahan yang ada. Untuk Itu perlu
diadakan parencanaan pencegahan turunnya luas lahan tanaman
pangan tarsebut khususnya untuk lahan sawah, minimal sama dengan
luas lahan pada tahun dasar perencenaan.
Kontribusi dari sektor perikanan kolam/empang tersebut cukup baik,
mengingat pengembangan perikanan sangat berkaitan dengan
kebutuhan akan lahan, fungsi lahan dari lahan budidaya perikanan ke
lahan terbangun, perlu diarahkan secara ketat dan terkendali. Kawasan
ini diupayakan untuk tidak diperluas tapi pengembangannya lebih ke
arah mengoptimalkan luas lahan yang ada. Demikian pula pada
pengembangan tersebut agar lebih dijaga fungsi perlindungannya
terhadap keberadaan kawasan budidaya perikanan sebagai daerah
resapan air dan sumber air barsih.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 60
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Pengembangan kawasan peternakan di Kota Pasuruan diarahkan pada
areal peternakan, yang telah berkembang saat ini yaitu di kawasan
selatan wilayah Kota Pasuruan. Dalam pengembangannya perlu
diperhatikan beberapa masalah yang berhubungan dengan aspek
lingkungan, karena kawasan ini berbatasan langsung dengan kawasan
pengembangan permukiman. Selain keadaan tersebut hal pokok yang
perlu diperhatikan adalah tersedianya prasarana penunjang kawasan
sehingga proses aktifitas/produksinya dapat lebih dimaksimalkan.
Ruang yang diperuntukkan untuk kawasan permukiman termasuk
didalamnya sarana/prasarana sosial ekonomi, pemerintahan,
perdagangan, dan juga lainnya. Kriteria yang digunakan dalam
penetapan kawasan permukiman parkotaan adalah :
- Dominasi penggunaan lahan adalah permukimaan perkotaan;
- Memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan
kelompok permukiman baru;
- Memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan
fasilitas/prasarana yang dibutuhkan.
- Menghindari sawah irigasi teknis;
Dikaitkan dengan penggunaan lahan eksistingnya, maka areal
pengembangan kota akan mencakup sebagian kawasan pertanian yang
ada (sawah dan kebun campuran).
Perubahan penggunaan lahan menjadi kawasan terbangun (terutama
untuk permukiman) di Kota Pasuruan dilakukan secara bertahap.
Prioritasnya adalah pada lahan dengan produktivitasnya rendah.
Penataan ruang dan pengendalian selanjutnya pada kawasan terbangun
kota perlu dilakukan sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Kota
yang ada. Upaya lain yang perlu dilakukan adalah penyediaan prasarana
dan sarana kota. Program intensifikasi pemukiman perkotaan, dengan
peyelenggaraan "Land Readjustment (penataan ruang permukiman),
peremajaan pemukiman melalui pemugaran pemukiman.
Perumahan Kapling Kecil
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 61
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Rumah dengan luas kapling rata-rata 150 m2 dan termasuk kategori
perumahan dengan kepadatan tinggi. Tipe ini diperuntukkan bagi
panduduk berpendapat rendah-sedang. Pada kawasan permukiman yang
diusahakan oleh developer bentuk perumahan ini terkenal dengan nama
RSS (rumah sangat sederhana) sampai RS (rumah sederhana).
Perumahan Kapling Sedang
Rumah dengan luas kapling rata-rata 225 m2 termasuk perumahan
kepadatan sedang yang diperuntukan bagi penduduk dengan tingkat
pendapatan sedang/menengah.
Perumahan Kapling Besar
Rumah dengan luas kapling rata-rata 400 m2 termasuk perumahan
dengan kepadatan rendah. Tipe ini diperuntukan bagi penduduk
berpenghasilan tinggi.
Distribusi perumahan ini berubah sesuai dengan jarak dari pusat
kegiatan kota. Di sekitar kawasan pusat kota perumahan canderung
berkepadatan tinggi, sedangkan semakin ke arah luar kawasan pusat
kota kagiatan kepadatannya cenderung semakin rendah.
Kawasan pangembangan perindustrian di Kota Pasuruan baik berupa
lahan pengembangan kawasan industri. Arahan kagiatan zona industri di
Kota Pasuruan diarahkan pada pengembangan/pembentukan zona
industri serta pengembangan sentra-sentra kegiatan industri kecil pada
setiap wilayah kecamatan di Kota Pasuruan. Delineasi sentra kegiatan
industri di Kota Pasuruan diarahkan pada setiap wilayah kecamatan.
Penyebaran fasilitas perdagangan yang memungkinkan berkembang di
Kota Pasuruan lokasinya dapat berada pada kawasan fungsional pusat
pengembangan atau sub pusat pengembangan dengan skala pelayanan
yang disesuaikan untuk setiap fungsi.
Kegiatan perdagangan skala pelayanan regional hendaknya terletak
pada jaringan jalan yang mempunyai fungsi primer pula atau
mengelompok pada satu lokasi pusat perdagangan grosir, untuk
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 62
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
kegiatan perdagangan dalam skala pelayanan sub regional ataupun
dibawahnya pada sisi jaringan jalan sekunder dengan memperhatikan
sempadan dan fungsi pemanfaatan ruang yang ditetapkan pada peta
rencana kawasan budidaya dan non budidaya.
Sedangkan untuk pelayanan lokal yang berada di kawasan permukiman
memperhatikan sempadan bangunan agar tidak mengambil badan jalan
ataupun mengganggu aksesibilitas masyarakat yang dimungkinkan
untuk pelayanan lokal. Pengembangan fasilitas jasa diarahkan pada
kawasan yang mudah diakses oleh masyarakat, pusat kegiatan
perdagangan, kawasan tertentu dan kawasan permukiman.
2.10.4.22.10.4.2 Skenario Pengembangan KotaSkenario Pengembangan Kota
Skenario pengembangan Kota Pasuruan ini perlu memperhatikan
dimensi waktu, kenyataan yang ada sekarang dan dikaitkan dengan
prakiraan masa depan. Oleh karena itu perencanaan harus berorientasi
kepada wawasan kesinambungan dan keberlanjutan yang menjamin
kelestarian kemampuan daya dukung sumberdaya alam yang ada
dengan memperhatikan kepentingan antar generasi. Keserasian dan
keterpaduan sangat penting karena Kota Pasuran dengan hinterlandnya
akan muncul dengan berbagai kepentingan yang berbeda dan kebutuhan
yang menuntut tersedianya sumberdaya yang sama.
Oleh karena itu, sebelum pembuatan strategi pengembangan
perlu ditegaskan fungsi dan peran Kota Pasuruan terhadap
hinterlandnya, dasar perencanaan, tujuan pengembangan dan lain-lain.
Hal ini disebabkan pada kegiatan strategi ini melibatkan lingkup makro
dan mikro wilayah.
2.10.4.32.10.4.3 Rencana Pengembangan Kota Pasuruan Rencana Pengembangan Kota Pasuruan
Struktur ruang wilayah kota Pasuruan disusun untuk dapat
diimplementasikan selama jangka waktu perencanaan, yaitu tahun
2007-2026. Prinsip Wilayah Pembangunan (WP) di Kota Pasuruan
dibatasi oleh batas administrasi Kecamatan. Wilayah Pembangunan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 63
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
identik dengan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) dan Wilayah
Pelayanan Pembangunan (WPP) yang dipergunakan di Propinsi lainnya.
Disamping itu penggunaan sistem wilayah pembangunan
dilakukan agar dapat memudahkan dalam alokasi pembangunan
berdasarkan potensi masing-masing wilayah pembangunan di Kota
Pasuruan, sehingga terdapat keterpaduan program sektoral dengan
konsep pengembangan berdasarkan potensi yang ada di Kota Pasuruan
dan permasalahan wilayahnya.
Berdasarkan RTRW Kota Pasuruan Tahun 2011-2031 disebutkan
bahwa Rencana Struktur ruang wilayah diwujudkan berdasarkan arahan
pengembangan system pusat pelayanan kota dan arahan system
jaringan prasarana wilayah kota.
Adapun Rencana Sistem Pelayanan Kota tersebut meliputi :
1. Pusat Pelayanan Kota (PPK)
2. Subpusat Pelayanan Kota (SPK)
3. Pusat Lingkungan(PL)
Rencana Struktur ruang wilayah kota merupakan kerangka tata
ruang wilayah kota yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan
yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh system jaringan
prasarana wilayah terutama jaringan transportasi.
Rencana struktur ruang kota mengakomodasi rencana struktur
ruang wilayah nasional, rencana struktur ruang wilayah provinsi dan
memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kota sekitar yang
berbatasan.
Rencana sistem jaringan sumberdaya air kota menurut RTRW Kota
Pasuruan tahun 2011-2031 meliputi :
a. Pengelolaan DAS dilakukan melalui
peningkatan, pemeliharaan, dan rehabilitasi pada DAS Gembong, DAS
Petung, dan DAS Welang
b. Pengembangan saluran irigasi meliputi :
1. Pengelolaan sarana irigasi sekunder Licin yang melayani
persawahan di Kelurahan Randusari dan Kelurahan Karangketug
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 64
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
2. Pengelolaan saluran irigasi sekunder Pleret yang melayani
persawahan di Kelurahan Pohjentrek, Kelurahan Bukir dan
Kelurahan Kebonagung
3. Pengelolaan saluran irigasi sekunder Tanjung Akbar yang melayani
Kelurahan Tambakrejo, Kelurahan Sekargadung, Kelurahan
Krempyangan, dan Kelurahan Bugulkidul; dan
4. Mempertahankan lahan beririgasi teknis agar tidak berubah fungsi
di Daerah irigasi Blandongan
c. Pengembangan jaringan air baku untuk air bersih meliputi :
1. Mata air Umbulan dengan kapasitas pengambilan kurang lebih 165
liter/detik; dan
2. Sumur Bor Pleret dengan kapasitas kurang lebih 40 (empat puluh)
liter/detik di Kelurahan Pohjentrrek.
d. Pembatasan pengambilan air tanah diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Walikota;
e. Pelayanan dan Pengelolaan air minum kota disediakan oleh PDAM ke
seluruh wilayah kota
f. Rencana sistem pengendalian banjir terdiri atas pengendalian banjir
jangka panjang dan panjang pendek, di kawasan sekitar Sungai
Gembong, Petung dan Welang
1. pengendalian banjir jangka panjang dengan pengerukan dan
normalisasi
Sungai
2. pengendalian banjir jangka pendek dengan pembuatan kolam aerasi
(boezem), pompa air dan sumur resapan;
3. pengendalian banjir dengan pembuatan kolam retensi (boezem)
diarahkan di Kelurahan Kepel, dan Kelurahan Kandangsapi,
Kelurahan Bangilan, Kelurahan Mayangan, Kelurahan Purworejo,
Kelurahan Trajeng.
4. pengendalian banjir dengan pembuatan rumah pompa dan pompa
air di Kelurahan Kandangsapi, Kelurahan Bangilan, Kelurahan
Mayangan. Kelurahan Purworejo, KelurahanNgemplakrejo,
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 65
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Kelurahan Trajeng, Kelurahan Petahunan, Kelurahan randusari,
Kelurahan Krampyangan
5. sistem pengendalian banjir dengan menggunakan sumur resapan
lebih lanjut akan diatur dalam Peraturan Walikota
Rencana sistem infrastruktur kota Pasuruan menurut RTRW Kota
Pasuruan Tahun 2011-2031 meliputi :
1. Sistem penyediaan air minum kota;
2. Sistem pengelolaan air limbah kota;
3. Sistem persampahan kota;
4. Sistem drainase kota;
5. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan
pejalan kaki; dan
6. Jalur dan ruang evakuasi bencana
Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum Kota Pasuruan,
meliputi antara lain :
1. Sumber air minum berasal dari sumber mata air Umbulan dan sumur
bor Pohjentrek;
2. Pengembangan jalur perpipaan di Kelurahan Gadingrejo, Kelurahan
Petahunan, Kelurahan Panggungrejo, kelurahan Tapaan, Kelurahan
Tembokrejo, Kelurahan Sekargadung dan Kelurahan Blandongan;
3. Penyediaan air minum diarahkan pada peningkatan pelayanan sampai
akhir tahun rencana kurang lebih 371 liter/detik
Rencana pegembangan sistem pengolahan air limbah Kota Pasuruan
berdasarkan RTRW Kota Pasuruan Thun 2011-2031 meliputi :
1. Penyediaan dan peningkatan prasarana pengelolaan limbah IPAL di
Kelurahan Purutrejo dan Kelurahan Mayangan; dan
2. Pengembangan tangki septik tank komunal di Kelurahan
Punggungrejo, Kelurahan Ngemplakrejo, dan Kelurahan Mayangan.
Rencana pengembangan sistem persampahan kota meliputi :
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 66
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
1. Pengelolaan Tempat Penampungan Sampah (TPS) meliputi : TPS
Sebani, TPS Kebonagung, TPS Pohjentrek, TPS Bakalan, TPS
Kandangsapi, TPS Kepel, TPS Tapaan, TPS Mandaran, TPS
Panggungrejo, TPS Ngemplak, dan TPS Karanganyar
2. Peningkatan kualitas Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPA) di
Kelurahan Blandongan; dan
3. Pengelolaan sampah pada TPA dengan konsep mengurangi, mendaur
ulang, dan menggunakan kembali atau disebut konsep 4R(reduce,
recycle, reuse, and recovery) dengan sistem sanitary landfill
Rencana pengembangan drainase kota Kota Pasuruan meliputi :
1. Peningkatan fungsi pelayanan drainase prinmer pada Sungaiu
Gembong, Sungai Petung dan Sungai Welang dengan normalisasi dan
penguatan tanggul;
2. Peningkatan fungsi pelayanan sistem drainase sekunder pada jalan
arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, dan kolektor sekunder
untuk memperlancar aliran ke arah utara
3. Peningkatan fungsi Peningkatan fungsi pelayanan sistem drainase
tersier dari perumahan ke saluran sekunder
4. Pengintegrasian sistem drainase dengan daerah resapan di seluruh
wilayah kota;
5. Penurunan volume sampah dan limbah yang dibuang ke sistem
drainase melalui pengolahan setempat ( 4R); dan
6. Penurunan tingkat sedimentasi pada sistem drainase melalui
normalisasi sungai, reboisasi di sempadan sungai dan pengerukan
sungai yang berkelanjutan.
2.10.4.42.10.4.4 Strategi Penetapan Sektor-Sektor Pembangunan Strategi Penetapan Sektor-Sektor Pembangunan
Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pasuruan tahun 2011-
2031 Strategi Penataan Ruang Kota sebagai maksud mewujudkan
kebijakan penataan ruang wilayah adalah sebagai berikut :
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 67
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
1. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pengembangan sistem
pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki dalam mendukung
peran industri, perdagangan dan jasa, meliputi :
a. Mengembangkan kawasan pusat pelayanan, subpusat pelayanan,
dan pusat lingkungan kota yang saling terintegrasi dan
melengkapi;
b. Menetapkan pusat pelayanan kota sebagai pusat perdagangan
jasa dan pusat perkantoran dengan kegiatan skala regional; dan
c. Membagi wilayah kota menjadi 4 (empat) subpusat pelayanan
kota
2. Strategi untuk melaksanakan pengembangan dan peningkatan
pelayanan prasarana wilayah dalam mendukung perekonomian kota
secara terpadu dan berkelanjutan meliputi :
a. Meningkatkan aksesibilitas kota terhadap wilayah sekitarnya;
b. Mendukung fungsi jalan arteri primer dengan melalui
pengembangan arteri sekunder, kolektor primer dan kolektor
sekunder;
c. Mengembangkan terminal;
d. Menetapkan sepanjang jaringan jalan rel kereta api sebagai ruang
terbuka hijau;
e. Mendukung peran pelabuhan sebagai salah satu prasarana
transportasi dan infrastruktur pendorong pengembangan
perekonomian;
f. Mengembangkan distribusi jaringan energi dan pelayanan ke
seluruh wilayah kota;
g. Meningkatkan jangkauan pelayanan telekomunikasi ke seluruh
wilayah kota untuk mendukung pengembangan perdagangan dan
jasa;
h. Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan prasarana sumber
daya air ke seluruh wilayah kota ;
i. Meningkakan penyediaan dan persebaran infrastruktur perkotaan
ke seluruh wilayah kota;
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 68
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
j. Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana jalan pejalan kaki
pada kawasan fungsional kota termasuk penyediaan jalur pejalan
kaki bagi penyandang cacat;
k. Meningkatkan penyediaan jalur evakuasi bencana pada lokasi
permukiman padat, kawasan perdagangan, dan kawasan industri
serta menyediakan ruang dan gedung-gedung pemerintahan
sebagai titik pengumpulan pengungsi;
l. Mengendalikan perkembangan kawasan di daerah hulu kota;
m. Meningkatkan sistem pengolahan persampahan yang ramah
lingkungan;
n. Mengembangkan sistem prasarana drainase terpadu; dan
o. Pembatasan dan pelarangan alih fungsi jalur pejalan kaki untuk
pusat kota.
3. Strategi untuk melaksanakan pelestarian kawasan lindung bagi
peningkatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, serta
menunjang perkembangan pariwisata, meliputi :
a. Melestarikan, memantapkan fungsi, dan nilai manfaat kawasan
hutan kota;
b. Mempertahankan dan meningkatkan fungsikawasan perlindungan
bawahan yaitu dengan menetapkan sumur resapan sebagai
bagian dari perijinan dalam pembangunan kawasan terutama di
kawasan permukiman;
c. Melindungi dan melestarikan kawasan lindung setempat;
d. Mempertahankan dan meningkatkan luasan penyediaan ruang
terbuka hijau
4. Startegi untuk melaksanakan pemantapan peran kawasan industri,
perdagangan dan jasa dengan tetap menghargai kearifan lokal dan
menjaga kelestarian lingkungan, meliputi :
a. Mengembangkan perumahan vertikal pada perumahan dengan
kepadatan tinggi serta rehabilitasi dan revitalisasi pemukiman
kumuh yang tersebar di seluruh kota;
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 69
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
b. Menata dan mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa
secara merata di seluruh wilayah kota sesuai dengan fungsi
pelayanan kawasan;
c. Mengembangkan potensi industri rumahtangga dan industri kecil
dalam rangka meningkatkan perekonomian mamsyarakat;
d. Mendorong peran pariwisata kota menjadi salah satu tujuan wisata
di Jawa Timur;
e. Meningkatkan fungsi ruang terbuka non hijau untuk kegiatan
masyarakat;
f. Menata dan mengendalikan sektor informal untuk menjaga
estetika wajah kota;
g. Mengembangkan jalur evakuasi bencana dan titik pengumpulan
pengungsi serta menetapkan langkah-langkah pencegahan
terhadap bencana banjir;
h. Mengembangkan dan menetapkan kawasan perikanan
yangberkelanjutan;
i. Menetapkan dan meningkatkan kawasan yang beririgasi teknis
dan lahan pertanian berkelanjutan;
5. Strategi untuk melaksanakan penataan pada kawasan yang
ditetapkan sebagai kawasan strategis untuk peningkatan taraf hidup
masyarakat dari segi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup,
meliputi ;
a. Menetapkan kawasan pusat kota sebagai kawasan bisnis dengan
kegiatan utama perdagangan jasa berskala regional;
b. Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang
kegiatan di kawasan sytrategis kota; dan
c. Menata kawasan utara sebagai kawasan strategis terpadu yang
dikembangkan dalam rangka mendorong kegiatan ekonomi,
mendorong masuknya investasi sekaligus sebagai perlindungan
terhadap lingkungan hidup di sepanjang pantau utara dengan
menerapkan konsep pengembangan kawasan yang menghadap ke
pantai/sungai;
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 70
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
6. Strategi peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan
negara meliputi :
g. Mendukung penetapan kawasan Strategis Nasional dengan fungsi
khusus Pertahanan dan Keamanan
h. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya
tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan
negara sebagai zona penyangga; dan
i. Memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.
2.10.4.52.10.4.5 Struktur Pusat PelayananStruktur Pusat Pelayanan
Struktur ruang wilayah merupakan langkah awal untuk mengatur
suatu wilayah, karena rencana penggunaan lahan, rencana
pengembangan jaringan jalan dan jaringan utilitas dipengaruhi oleh
struktur tata ruang yang terbentuk atau yang akan dibentuk. Rencana
struktur tata ruang wilayah, pada dasarnya merupakan integrasi dari
sistem jaringan jalan, serta sistem pusat-pusat kegiatan fungsional
wilayah. Sistem jaringan jalan pada dasarnya adalah untuk
menghubungkan setiap pusat-pusat kegiatan fungsional wilayah dan
sekaligus memberi bentuk pada perkembangan fisik wilayah.
Hierarki pusat pelayanan yang ada di wilayah Kota Pasuruan,
adalah sebagai berikut :
1. Hierarki I Kota Pasuruan adalah Kecamatan Purworejo, yang
merupakan pusat Wilayah Pembangunan I. Adapun wilayah
kelurahan yang termasuk dalam wilayah pembangunan ini adalah
Kelurahan Purworejo, Kelurahan Pohjentrek, Kelurahan Pekuncen dan
Kelurahan Petamanan. Fungsi pengembangan utama sebagai
pemerintahan, perkotaan, pendidikan, perikanan dan jasa.
2. Hierarki II Kota Pasuruan adalah kota-kota lainnya yang menjadi pusat
Wilayah Pembangunan Kota Pasuruan , yaitu:
a. Kecamatan Gadingrejo, yang merupakan pusat Wilayah
Pembangunan II. Wilayah Kelurahan yang termasuk dalam
wilayah pengembangan ini adalah Karangketug, Kelurahan Bukir
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 71
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
dan Kelurahan Gadingrejo. Fungsi pengembangan utama sebagai
kawasan industri..
b. Kecamatan Bugul Kidul, merupakan pusat Wilayah Pembangunan
III. Wilayah kecamatan yang termasuk dalam wilayah
pengembangan ini adalah Kelurahan Mandaran, Kelurahan
Mayangan dan Kelurahan Panggungrejo. Fungsi pengembangan
utama sebagai pusat pengembangan daerah perikanan .
2.10.4.62.10.4.6 Rencana Struktur WilayahRencana Struktur Wilayah
Dalam kaitannya dengan arah pembangunan jangka panjang Kota
Pasuruan, Kebijaksanaan tata ruang merupakan bagian integrasi dari
kebijaksanaan umum dan sektoral yang telah ditetapkan. Sesuai dengan
pola dasar pembangunan, adanya kebijaksanaan tata ruang
dimaksudkan untuk menjamin laju perkembangan dan pertumbuhan
daerah, serta memelihara keseimbangan dan kesinambungan
pelaksanaannya secara menyeluruh, terarah dan terpadu.
Dalam kerangka ini, untuk penyebarluasan kegiatan
pembangunan diseluruh wilayah Kota Pasuruan, perlu adanya penentuan
sub satuan wilayah pembangunan (SSWP). Kebijaksanaan tata ruang
Kota Pasuruan yang tertuang dalam bentuk perwilayahan pembangunan
bertujuan:
a. Mengusahakan pemerataan pembangunan yang serasi didalam dan
antar wilayah serta sub wilayah pembangunan, agar perbedaan
pembangunan antar wilayah (yang maju dan terbelakang) dapat
diperkecil.
b. Mengusahakan dan mengarahkan kegiatan pembangunan wilayah
sesuai dengan potensi, kondisi, serta fungsi yang terdapat di setiap
wilayah dan sub wilayah pembangunan,
c. Mengembangkan hubungan ekonomi antar wilayah dan sub wilayah
pembangunan secara saling menguntungkan demi terjalinnya
interaksi yang harmonis dalam kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan
polkam, sehingga terwujudnya ekonomi daerah yang kuat dan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 72
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
mampu menunjang serta memperkokoh perkembangan regional dan
nasional.
d. Mempertajam prioritas pembangunan pada daerah rawan, daerah
terbelakang dan daerah pantai melalui program khusus dengan tetap
memperhatikan sepenuhnya upaya penyelamatan sumber daya alam
dan lingkungan hidup.
Kebijaksanaan tata ruang melalui perwilayahan pembangunan ini
dilakukan dengan memperhatikan:
1. Hambatan antara daerah pusat dan daerah belakang
2. Homogenitas atau kesamaan karakteristik wilayah.
3. Kesamaan lingkungan yang membutuhkan penanganan lingkungan
dalam bentuk terpadu.
Sesuai dengan RTRW Kota Pasuruan Tahun 2011-2031 telah
ditetapkan rencana sistem pusat pelayanan kota, sebagaimana
ditetapkan bahwa :
1.Pusat Pelayanan Kota (PPK) adalah
Kelurahan Kebonsari yang melayani Karanganyar, Kelurahan
Kebonsari, Kelurahan Bangilan, Kelurahan Purworejo, Kelurahan
Pekuncen, Kelurahan Petaman dan Kelurahan Kandangsapi, dengan
kegiatan utama sebagai berikut :
b. Pusat perdagangan jasa
c. Pusat perkantoran
d. Pusat budaya berupa bangunan kuno dan pusat kajian islam
2. Subpusat Pelayanan Kota (SPK) adalah :
a. SPK Utara adalah Kelurahan Trajeng yang melayani
Kelurahan Tambaan, Mandaranrejo, Panggungrejo, Bugul lor,
Tapaan dan Ngemplakrejo, dengan kegiatan utama meliputi :
1. Pengembangan pelabuhan barang dan ikan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 73
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
2. Pengembangan pariwisata berupa wisata bakau dan wisata
modern dilengkapi tempat peristirahatan yang mengakomodir
sektor informal (PK5); dan
3. Pengembangan industri rumahtangga pengolahan ikan
b. SPK Barat adalah Kelurahan Karangketug yang melayani
Kelurahan Gadingrejo, Karangketug, Randusari, Petahunan, Sebani,
Gentong, Krapyakrejo dan Bukir, dengan kegiatan utama meliputi :
1. pengembangan kawasan pelayanan umum terpadu;dan
2. pengembangan industri kecil dan induatri rumahtangga
c. SPK Timur berada di Kelurahan Blandongan yang
melayani Kelurahan Kepel, Bugulkidul, Krampyangan, Bakalan dan
Blandongan dengan kegiatan utama sebagai berikut :
1. Pengembangan kawasan pendidikan terpadu,
2. pengembangan industri kecil,
3. Pengembangan tempat peristirahatan sebagai pendukung
kegiatan wisata;dan
4. Pengembangan perdagangan jasa berupa pasar
d. SPK bagian Selatan berada di Kelurahan Purutrejo yang
melayani Kelurahan Sekargadung, Kebongung, Pohjentrek,
Purutrejo, Wirogunan dan Tambakrejo dengan keiatan utama
sebagai berikut :
1. Pengembangan kawasan perkantoran pemerintah;
2. Pengembangan arena olahraga;dan
3. Pengembangan sektor informal (PK5)
3. Pusat Lingkungan wilayah Kota Pasuruan yang melayani Unit
Lingkungan (UL) meliputi :
a. UL A – 1 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Tambaan;
b. UL A – 2 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Mandaranrejo;
c. UL A – 3 dengan pusat pelayanan di Keluran Bugullor;
d. UL B – 1 dengan pusat pelayanan di Keluran Gadingrejo;
e. UL B – 2 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Bukir;
f. UL B – 3 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Petahunan;
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 74
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
g. UL C – 1 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Kepel;
h. UL C – 2 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Bugulkid;ul
i. UL C – 3 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Bakalan;
j. UL D – 1 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Pohjentrek; dan
k. UL D – 2 dengan pusat pelayanan di Kelurahan Tembokrejo.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 75
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 76
5
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
2.10.4.72.10.4.7 Sistem Pusat PelayananSistem Pusat Pelayanan
Menurut skala pelayanan sistem kota di wilayah Kota Pasuruan
dapat dibedakan sebagai :
1. Pusat regional, dengan skala pelayanan kota dan/atau di
sekitarnya.
2. Pusat sub-regional, dangan skala pelayanan sebagian
wilayah atau baberapa kecamatan di sekitarnya.
3. Pusat lokal, dengan skala pelayanan hanya di wilayah
kelurahan sendiri. Kota-kota ini adalah yang tidak termasuk pusat
regional dan pusat sub-regional.
Pusat-pusat kegiatan di Kota Pasuruan saat ini terdapat pada
bebarapa kutub wilayah dan dapat dipilah menurut sektor kegiatan yang
diunggulkan seperti :
Pusat kegiatan pemarintahan skala Kota terdapat di Kecamatan
Purworejo, karena di wilayah Kecamatan Purwarejo saat ini
terkonsentrasi sarana dan prasarana pemerintahan tingkat kota,
sedangkan dominasi kegiatannya terkonsentrasi pada kegiatan pusat
kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan perdagangan dan jasa, pusat
kegiatan sosial berupa dominasi ketersediaan sarana dan prasarana
sosial.
Pusat kegiatan pemarintahan skala sub regional terdapat pada 2
wilayah yang sekaligus saat ini dikembangkan sebagai wilayah pusat
pengembangan BWK yang terletak di Kecamatan Purworejo. Dominasi
kegiatannya ditujukan untuk pelayanan tingkat kecamatan serta
kecamatan lainnya yang menjadi wilayah belakang dengan ciri dan
kondisi fisik wilayah serta potensi pengembangan yang hampfir
serupa.
Pusat kegiatan industri yang dialokasikan pada kawasan barat serta
keberadaan pabrik-pabrik di wilayah Kecamatan Gadingrejo.
Pusat-pusat kegiatan di atas secara umum akan mendukung
keseluruhan wilayah Kota Pasuruan sesuai dengan karakteristik
potensi dan kendala yang ada pada setiap wilayah pangembangan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 77
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
kawasan.
2.10.4.82.10.4.8 Arahan Penggunaan LahanArahan Penggunaan Lahan
1. Kecamatan Gedingrejo
Rencana Pemanfaatan lahan untuk Kecamatan Gadingrejo diatur
menurut jenis penggunaannya sebagai berikut :
a. Kawasan permukiman
Kecamatan Gadingrejo mempunyal luas 1.635,26 Ha yang terdiri
dari daerah terbangun seluas 370,73 Ha dan daerah yang belum
terbangun seluas 682,53 Ha (64,80% dari luas wilayah). Hal ini
menunjukkan bahwa Gadingrejo masih mempunyai daya dukung
tanah yang cukup tinggi untuk Pengembangan lirngkungan
Perumahan/Pemukiman di masa-masa yang akan datang.
Dengan adanya bentuk permukiman yang masih terpencar
tersebut dapat diketahui bahwa permukiman tersebut berpotensi
menjadi embrio pertumbuhan pemukiman kota, tetapi dilain pihak
tingkat aksebilitas atau jangkauan pelayanan di kawasan tersebut
semakin rendah bila tidak dibangun atau peningkatan prasarana
jalan yang ada. Apabila perkembangan kota berbentuk linier (pita)
dibiarkan, maka tingkat efesiensi kepadatan lalu lintas pada jalur
regional sehingga timbul kemacetan bahkan rawan kecelakaan
lalu lintas.
Untuk mengurangi terjadinya perkembangan yang linier tersebut,
antara lain dengan menstimulir pada daerah yang kosong atau
pemukiman yang terpancar dengan dibangunnya fasilitas
pelayanan yang bersifat lokal dan adanya upaya
pembangunan/penataan jalan untuk meningkatkan aksebilitas
penduduk.
Rencana pengembangan kawasan permukiman terdiri dari :
1. Dengan adanya peningkatan jalan ke arah Desa Bukir (Jalan
Kebun Mangga) dan jalan ke arah Desa Sebani (Jalan Timor
Timur dan Jalan Ganting) dan dibangun kelengkapan fasilitas,
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 78
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
maka daerah terbangun (perumahan) akan cenderung ke areh
tersebut Disamping itu di daerah tersebut juga berkembang
kerajinan rumah tangga berupa meubel/perabot rumah tangga,
yang sebagian besar Iokasinya menyatu dengan
perumahan/pamukiman penduduk. Dengan demikian kawasan
perumahan/pemukiman diarahkan ke daerah tersebut namun
tidak menutup kemungkinan pengembangan di daerah lain
sepanjang tidak menstimulir terjadinya perkembangan secara
Iinier mengikuti jalan utama dan tidak mengganggu
keseimbangan ekologis.
2. Pengaturan pengkaplingan tanah untuk perumahan dan
fasilitas pendukungnya, pendekatanrya dapat dilakukan
melalui konsep Guided land Development (GLD). GLD suatu
sistem pengembangan kota secara besar-besaran dengan
sasaraan penduduk berpenghasilan rendah dan menengah.
Untuk mencapai kondisi lingkungan pemukiman yang relatif
teratur dan efesien dalam penggunaan tanahnya serta
tersedianya sarana dan prasarana, maka pelaksanaannya
secara bertahap oleh Pemerintah, Swasta dengan daya dukung
swadaya masyarakat. Di dalam pembangunan kawasan
perumahan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
:
- Penampilan struktur diusahakan tidak mengganggu segai
kegiatan/aktivitas di dalam ruang/bangunan ;
- Sirkulasi udara harus cukup leluasa.
- Menciptakan suatu bentuk/ karakter sesuai dengan
bangunan dan fungsinya
- Menciptakan suasana yang dapat membangkitkan
semangat kerja, bermain dan lain-lain, baik di dalarn atau di
luar ruangan;
- Tidak membosankan pemandangan si penghuni maupun
masyarakat yang melihatnya
- Pengaruh sinar matahari dan arah angin harus diperhatikan;
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 79
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
- Arah aliran saluran pembuangan, air hujan, saluran
pematusan;
- Adanya penghijauan sekitar lingkungan perumahan yang
berfungsi sebagai normalisasi zat asam (H+) dan sebagai
peneduh kemudahan dalam mendapat air bersih maupun
utilitas kota lainnya;
3. Sistem peresapan lingkungan bangunan, dimana air buangan
dapat dengan cepat meresap, sehingga tidak menimbulkan
genangan atau banjir disekitar parumahan. Kepadatan
bangunan diatur menurut jenis penggunaan bangunan.
Kepadatan bagi bangunan perumahan disarankan dalam
satuan lingkungan tidak lebih dari 50 unit rumah/hektar di
daerah lingkungan pusat pemukiman, terutama bagi daerah
pinggiran kota, bagi lingkungan pusat pemukiman seperti pusat
lingkungan perumahan di ibu kota Kecamatan, dengan
klasifikasi kepadatan tinggi > 50 unit rumah/Ha, kepadatan
sedang (25 - 50 unit,rumah/ Ha) dan kepadatan rendah (< 25
unit rumah/ Ha) `
Pengaturan luas perpetakan untuk bangunan perumahan diatur
sebagaimana pengaturan kepadatan bangunan adalah sebagai
berikut :
- Perkiraan untuk pengaturan kepadatan lebih dari 50 unit/
Ha (netto) atau kepadatan tinggi, luas tanah 200 m, luas
bangunan maksimum 80 m2.
- Perkiraan untuk pengaturan kepadatan antara 25 - 50 unit/
Ha atau kepadatan sedang, dengan luas tanah antara 200 -
325 m2 luas bangunan yang disarankan antara 80 - 150 m2.
Perkiraan untuk pengaturan kepadatan kurang dari 25 unit/
Ha atau kepadatan rendah. luas tanah lebih dari 400 m2 dan
luas bangunan disarankan tidak lebih dari 200 m2.
b. Kawasan pemerintahan dan bangunan umum
Kawasan pemerintahan/perkantoran di Kota Gadingrejo dapat
dicerminkan dengan adanya dominasi gedung-gedung
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 80
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
pemerintahan/perkantoran swasta yang berlokasi di pusat kota
(BWK 8) dan lainnya menyebar di tiap-tiap kelurahan/desa yang
pelayanannya bersifat lokal. Rencana kawasan
pemerintahan/perkantoran swasta masih tetap di BWK B (Jalan
Raya Gadingrejo) dan diarahkan sekitar Kantor Kecamatan
Gadingrejo dan ke arah Desa Karangketug (tingkat pelayanan
berskala lokal).
c. Kawasan perdagangan dan Jasa
Dengan melihat fakta kawasan perencana di Kecamatan
Gadingrejo cenderung bersifat linier mengikuti jalur regional
Surabaya-Pasuruan dan perkembangannya ke arah Kota Kodya
Pasuruan.
Untuk itu sub sektor perdagangan dan jasa dalam pengembangan
di masa yang datang diarahkan bagian Barat kota, agar adanya
pengurangan beban kepadatan di pusat kota. Disamping itu dalam
penempatan kegiatan tersebut hendaknya dibedakan antara
pertokoan, pasar, kegiatan jasa, grosir, eceran, dan sebagainya,
agar ada penegasan fungsi dan kagiatan tidak terlalu campur
baur. Dalam parencanaan di masa yang akan datang hendaknya
diperhatikan pola-pola perkembangan perdagangan/jasa dengan
segala kauntungan dan kerugian masing-masing pola tersebut.
d. Kawasan lndustri dan pergudangan
Kegiatan sektor industri di Kecamatan Gadingrejo pada umumnya
adalah industri sedang kecil dan kerajinan rumah tangga,
terutama kerajinan rumah tangga penyebarannya menyatu
dengan lingkungan perumahan. Untuk kegiatan sektor industri
tersebut penyebarannya secara linier sepanjang jalan raya
Gadingrejo. Sedangkan untuk kerajinan rumah tangga ukir-ukiran
kayu (meubel/perabot rumah tangga) lokasinya sebagian besar
terpusat di Desa Bukir.
Rencana kawasan industri diarahkan di sekitar BWK C2 den
pergudangan dekat dengan daerah pantai Selat Madura (BWK C1).
Sedangkan untuk kerajinan rumah tangga, pengembangan di
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 81
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
masa yang akan datang hendaknya di bangun Lingkungan Industri
Kecil (LIK) pada lokasi yang khusus, sebagaimana yang telah
dirintis di Desa Bukir untuk pengerajin kayu/ukir-ukiran pembuatan
meubel/perabot rumah tangga. Dengan sistem tersebut
diharapkan dapat mendorong (menstimulir) pengrajin daerah lain
untuk meningkatkan kualitas den kuantitas, disamping dapat
menyerap tenaga kerja dan meningkatkan perekonamian daerah
setempat.
2. Kecamatan Purworejo
Arahan pemanfaatan lahan untuk Kecamatan Purworejo diatur
menurut jenis penggunaannya sebagai berikut :
a. Kawasan Permukiman
Pada Kecamatan Purworejo klasifikasi permukiman menurut
kepadatan dibagi menjadi :
- Permukiman kepadatan tinggi akan diarahkan pada areal yang
dekat dengan kegiatan perdagangan dan jasa, yaitu di sepanjang
Jalan Jawa dan sekitarnya, di sebelah utara Jalan Wironini, dan di
bagian dalam dari blok pemerintahan di sekitar Jalan Hayam
Wuruk dan Jalan Panglima Sudirman.
- Permukiman kepadatan sedang akan dikembangkan pada areal
di bagian tengah wilayah Kecamatan Purworejo yaitu pada areal
belum terbangun di sekitar Kelurahan Kebon Agung. Purworejo
dan Purutrejo.
- Permukiman kepadatan rendah akan dikembangkan pada areal
di bagian selatan wilayah Kecamatan Purworejo yang saat ini
merupakan areal permukiman pinggiran kota yang bersifat
menyebar.
Kepadatan bangunan diatur menurut jenis penggunaan bangunan.
Kepadatan bangunan non perumahan disarankan dalam satuan
lingkungan tidak lebih dari 50 unit rumah/Ha di daerah lingkungan
permukiman, terutama bagi daerah pinggiran kota. Bagi
lingkungan pusat permukiman seperti pusat lingkungan
perumahan di ibu kota kecamatan dengan klasifikasi kepadatan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 82
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
tinggi (> 50 unit rumah/ Ha), kepadatan sedang (25 - 50 unit
rumah/Ha) dan kepadatan rendah (< 25 unit rumah/ Ha).
Pangaturan luas perpetakan untuk bangunan perumahan adalah :
- Perkiraan untuk pengaturan kepadatan lebih dari 50 unit/Ha atau
kepadatan tinggi, luas tanah 200 m2 luas bangunan maksimum
120 m2.
- Perkiraan untuk pengaturan kepadatan bangunan antara 25 - 50
unit/Ha atau kepadatan sedang, dengan luas tanah antara 200 -
325 m2, luas bangunan yang disarankan antara 80 - I50 m2.
- Perkiraan untuk pengaturan kepadatan bangunan kurang dari 25
unit/Ha atau kepadatan rendah, luas tanah lebih dari 400 m2 dan
luas bangunan disarankan tidak lebih dari 200 m2.
b. Kawasan Pemerintahan dan Bangunan Umum
Kawasan pemerintahan/perkantoran di Kecamatan Purworejo
dicerminkan dengan adanya dominasi gadung
pemerintahan/perkantoran swasta yang memusat di pusat kota
dan lainnya menyebar di tiap kelurahan/ desa yang skala
pelayanannya bersifat lokal.
- Kegiatan pemerintahan dan perkantoran tingkat kabupaten akan
tetap dipertahankan pada lokasi di sebelah utara, timur, dan
selatan alun-alun sehingga pertokoan di sebelah selatan alun-
alun kemungkinan tidak dapat dipertahankan lagi.
- Kegiatan pemerintahan dan perkantoran tingkat kota
dikembangkan di sepanjang Jalan Panglima Sudirman bagian
utara mulai dari simpang empat dengan Jalan Hayam Wuruk
sampai ke persimpangan dengan Jalan Wironini. Kegiatan
pemerintahan juga diperluas ke arah timur dan menempati lahan
di sebelah selatan Jalan Hayam Wuruk
c. Kawasan Pardagangan dan Jasa
Pada Kecamatan Purworeja menunjukkan kegiatan perdagangan
dan jasa cenderung bersifat linier mengikuti jalur regional Malang -
Pasuruan, Probolinggo - Pasuruan.
- Kegiatan perdagangan dan jasa lokal direncanakan diletakkan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 83
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
pada lahan di sebelah selatan keglatan perdagangan dan jasa
regional, yaitu di sekitar Jalan Jawa bagian utara, Jalan Belitung,
Jalan Sumatera, Jalan Ksatia, Jalan Diponegoro, Jalan WR.
Supratman, Jalan Wirogunan, Jalan Mawar, Jalan Melati, Jalan
Hayam Wuruk, Jalan Gajah Mada, dan Jalan Nusantara.
- Fasilitas perdagangan lingkup sub kota yang direncanakan untuk
melayani kebutuhan sehari-hari penduduk Kota Pasuruan bagian
selatan direncanakan dikembangkan pada lahan di sepanjang
Panglima Sudirman bagian selatan serta sebagian diperluas
sampai ke Jalan Suropati. Pada pengembangan kegiatan
perdagangan bersifat linier.
d. Kawasan Industri dan Pergudangan
Kegiatan industri di Kota Pasuruan merupakan sentra kegiatan
yang mempunyai aspek pengembangan baik, yaitu usaha
pembuatan meubel. Kegiatan industri dan pergudangan
diperkirakan kebutuhan lahannya mencapai 95 Ha pada tahun
2012 arahan kegiatan/ zone industri di Kota Pasuruan diarahkan
pada pengembangan pembentukan zona industri serta
pengembangan sentra - sentra kegiatan industri kecil di wilayah
Kota Pasuruan bagian barat. Fasilitas pergudangan yang
dimaksudkan untuk menunjang pengembangan pelabuhan
Pasuruan diletakkan pada lahan di tepi barat kali gembong mulai
dari areal di sebelah utara jalan kereta api sampai ke Jalan
Hangtuah sebagai batas sebelah utara dari fasilitas pergudangan.
e. Kawasan Ruang Terbuka, Olah Raga dan Jalur Hijau
Alun-alun Kota Pasuruan tetap dipertahankan sebagai paru - paru
kota dan sebagai salah satu elemen lingkungan yang merupakan
ciri khas Kota Pasuruan. Areal di sepanjang Kali Gembong dan kali
lain di sebelah barat wilayah Kecamatan Purworejo hendaknya
dijadikan ruang terbuka hijau dengan lebar minimal 25 meter dari
tepi kali.
f. Kawasan Fasilitas Pelayanan
- Fasilitas umum yang terdiri atas fasilitas pendidikan fasilitas
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 84
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
kesehatan, fasilitas peribadatan, dan fasilitas pelayanan umum
lainnya diarahkan untuk diletakkan pada areal di sepanjang
jalan - jalan utama Kecamatan Purworejo, yaltu di sepanjang
Jalan Panglima Sudirman, Jalan Wahidin selatan, den Jalan Raya
Pohjentrek. Dengan demikian bangunan fesiliitas pendidikan
pada Jalan Panglima Sudirman, bangunan fasilitas kasehatan
termasuk rumah sakit di Jalan Wahidin Selatan akan tetap
dipertahankan lokasinya.
- Fasilitas pelabuhan diletakkan pada lahan yang telah
ditetapkan menurut evaluasi Rencana Umum Tata Ruang Kota
Pasuruan, yaitu pada areal di tepi kali Gembong mulai dari
persimpangan Jalan Hangtuah sampai ke arah muara Kali
Gembong.
- Areal partambakan pada saat ini tetap dipertahankan karena
sektor perikanan direncanakan akan mendukung
pengembangan agro industri yang berbasis pada sektor
perikanan di Kota Pasuruan. Areal peruntukan pertambakan ini
adalah lahan disebelah utara Jalan Hangtuah sampai batas
pantai utara.
- Fasilitas peribadatan di sebelah Barat alun - alun yang berupa
Masjid Agung tetap dipertahankan lokasinya karena merupakan
salah satu elemen lingkungan yang terkait dengan keberadaan
alun - alun.
- Bangunan instansi penelitian tanaman mangga di sepanjang
Jalan Kabun Mangga (Jalan Gatot Subroto) beserta kebun
percobaannya akan tetap dipertahankan pada lakasi yang ada
sekerang.
- Areal pertanian di bagian selatan Kecamatan Purworejo dan
termasuk dalam wilayah Desa Pohjentrek masih dapat
dipertahankan dan sekaligus merupakan areal cadangan
perkembangan Kota Pasuruan.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 85
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
2.10.4.92.10.4.9 Rencana Intensitas PembangunanRencana Intensitas Pembangunan
□ Koefisien Dasar Bangunan
Penataan koefisien dasar bangunan pada wilayah perencanaan
hendaknya memenuhi kriteria berikut :
- Untuk bangunan umum, perkantoran, pemerintahan, dan
perdagangan, koefisien dasar bangunan sebaiknya lebih kecil dari
56% dan angka ini dikaitkan dengan luas persil yang cukup besar
sehingga arus kaluar masuk persil dan kebutuhan parkir pada tiap
persil tidak akan mengganggu ruas jalan
- Untuk bangunan umum lain yang skala pelayanannya lokal dan
terletak ditengah-tengah persil perumahan, koefisien dasar
bangunan dapat diatur sampai maksimal 70% namun tetap
dengan konsep penyediaan ruang yang cukup lapang untuk parkir
dan sirkulasi keluar masuk persil
- Koefisien dasar bangunan untuk rumah kecil sebaiknya tidak
melebihi 60%. untuk bangunan rumah sedang tidak melebihi 50%
dan untuk bangunan rumah besar tidak melebihi 40%
□ Koefisien Lantai Bangunan
Penataan koefisien lantai bangunan pada wilayah perencanaan
secara konseptual sebaiknya dapat memenuhi kriteria-kriteria
sebagai berikut : .
- Untuk bangunan umum, perkantoran, pemerintahan, dan
perdagangan koefisien lantai bangunan sebaiknya lebih dari 2 kali
koefisien dasar bangunan untuk lebih menonjolkan aspek
monumental dan fungsinya sebagai pusat distrik dan pusat urban
- Pada lokasi pusat distrik dan pusat urban, kemungkinan koafisien
lantai bangunannya dapat lebih besar lagi sehingga lokasi pusat
distrik dan pusat urban dapat lebih cepat teridentifikasi
- Untuk bangunan umum lain yang skate pelayanannya lokal dan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 86
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
terletak di tengah-tangah persil perumahan, koefisien lantai
bangunan dapat diatur sampai maksimal 2 kali koefisien dasar
bangunan
- Koefisien lantai bangunan untuk tiap jenis rumah sebaiknya tidak
melebihi angka 2 kali angka koefisien dasar bangunan
□ Pengendalian Persil
Luas persil pada wilayah perencanaan perlu dikendalikan agar
hierarki pelayanan tetap terjaga serta efisiensi pemanfaatan lahan.
Pola pengendalian luas persil sebagai berikut :
- Persil-persil pada jalur utama sebaiknya memiliki ukuran minimal
1.000 m2 sehingga kebutuhan akan parkir dan sirkulasi keluar
masuk persil masih dapat tercukupi dengan penataan koefisien
dasar bangunan dan koefisien lantai bangunan yang diatur
sebelumnya
- Dengan demikian maka fasilitas pendidikan skala lingkungan yang
ada di sepanjang jalan utama tersebut kemungkiran dapat
direlokasi ke lingkungan permukiman di bagien dalam
- Persil-persil untuk fasilitas umum di dalam kawasan permukiman
sebaiknya memiliki ukuran minimal 1.000 m2 untuk memberi
keleluasaan bagi kebutuhan parkir dan sirkulasi
- Persil-persil perumahan dapat diatur luasnya dengan memberikan
ketentuan berjenjang, yaitu sekitar 50-150 m2 untuk rumah tipe
kecil, 150-250 m2 untuk rumah tipe sedang, dan di atas 250 m2
untuk rumah besar.
2.10.4.102.10.4.10 Strategi, Struktur Tata RuangStrategi, Struktur Tata Ruang
□ Strategi Pemanfaatan Kawasan Lindung
Strategi yang ditempuh dalam pemantapan kawasan lindung di Kota
Pasuruan adalah :
1. Pemantapan kawasan lindung sesuai dengan fungsi masing-masing,
yaitu untuk melindungi kawasan bawahnya ( fungsi hidro-orologis ),
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 87
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
melindungi kawasan setempat, memberi perlindungan terhadap
keanekaragaman flora/fauna beserta ekosistemnya, dan melindungi
kawasan yang rawan terhadap bencana.
2. Pengecualian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung dalam batas-
batas fungsi lindung yang ditetapkan, dengan berdasarkan atas
kriteria yang ditetapkan KEPPRES No. 32/1990.
□ Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya
Strategi pengembangan kawasan budidaya ditetapkan berdasarkan
arahan pengembangan kawasan budidaya menyangkut aspek-aspek :
1. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya ( produksi dan
permukiman ) secara optimal sesuai dengan kemampuan daya
dukung lingkungan ;
2. Pengendalian dan pengaturan pemanfaatan ruang pada kawasan
budidaya untuk menghindari konflik kepentingan antar sektor
kegiatan.
□ Strategi Pengembangan Sistem Pusat-Pusat Permukiman
Strategi pengembangan sistem pusat-pusat permukiman adalah:
1. Pengembangan sistem pusat-pusat permukiman yang hierarkis dan
seimbang dengan restrukturisasi sistem pusat-pusat permukiman.
2. Pengembangan sistem pusat-pusat permukiman diintegerasikan juga
dengan rencana sistem jaringan jalan dan rencana pemanfaatan
lahan serta mampu memberikan pelayanan sosial ekonomi penduduk
maupun untuk mendukung kawasan produksi.
Pusat-pusat permukiman yang ada pada Kota Pasuruan pada tahun
2026 mencakup Kecamatan Purworejo, Kecamatan Bugul Kidul,
Kecamatan Gadingrejo
□ Strategi Pengembangan Prasarana Wilayah
Strategi Pengembangan Sistem Transportasi di Kota Pasuruan adalah
sebagai berikut:
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 88
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
1. Peningkatan kelas jalan dari kolektor menjadi arteri di sebelah Utara
Kota , yaitu pada ruas jalan yang menghubungkan Kota Pasuruan
menuju kemudian Kota Surabaya .
2. Peningkatan kelas jalan dari jalan lokal menjadi jalan kolektor primer
adalah ruas Jalan Kebon agung dan Gadingrejo.
3. Peningkatan jalan menjadi kolektor sekunder yaitu ruas jalan yang
menghubungkan Jalan Tapaan dan Jalan Menuju Wilayah Timur
4. Pengembangan sistem transportasi dilakukan untuk meningkatkan
aksesibilitas wilayah kabupaten, baik dalam konteks eksternal
maupun intra wilayah.
5. Pengembangan sistem jaringan jalan dilakukan untuk membentuk
sistem jaringan jalan yang hierarkis, dengan fungsi jaringan jalan
arteri primer, kolektor primer, kolektor sekunder maupun lokal.
□ Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kota
Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kota Pasuruan adalah
sebagai berikut:
1. Pengembangan kawasan yang memiliki potensi dan peluang
pengembangan terutama pada koridor jalan lintas utama untuk lebih
meningkatkan dan memantapkan pengembangan kawasan tersebut
melalui pengembangan sektor dan komoditi unggulan daerah.
2. Pengembangan kawasan yang tingkat perkembangannya saat ini
relatif lebih rendah (kawasan bagian Timur dan Selatan) namun
memiliki potensi pengembangan sektor unggulan, dengan suntikan
investasi pembangunan jaringan jalan maupun prasarana wilayah
lainnya serta didukung oleh peningkatan pusat-pusat pelayanan.
□ Strategi Penataan Kawasan Perkotaan
Penataan kawasan perkotaan dilakukan sesuai dengan fungsi dan
peran masing-masing yakni sebagai pusat kegiatan ekonomi wilayah,
pusat pengolahan dan distribusi hasil pertanian, perdagangan/industri,
jasa, pemerintahan, pendidikan, kesehatan, serta transportasi,
pergudangan dan sebagainya.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 89
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
□ Strategi Penataan Tata Guna Tanah, Tata Guna Air, Tata Guna
Udara dan Tata Guna Sumberdaya Alam Lainnya
Arahan tata guna tanah dilakukan melalui upaya perlindungan tanah
dan perlindungan/pengawetan keseimbangannya terhadap kelestarian
lingkungan hidup. Penatagunaan tanah ini dilakukan melalui pengaturan
peruntukan dan penggunaan tanah yang memperhatikan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup.
Arahan penataan tata guna air dilakukan melalui upaya kelestarian
sumberdaya air. Diantara kegiatan yang harus dilakukan adalah:
pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan industri, kegiatan
domestik, kegiatan pertanian, kegiatan peternakan, dan kegiatan
perikanan budidaya. Juga penyediaan dan pengaturan air untuk
menunjang pertanian baik air permukaan dan atau air tanah. Selain itu
dilakukan pemeliharaan ketersediaan kuantitas dan kualitas air yang
berkelanjutan, melalui pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air
dan daerah tangkapan air, pengisian air pada sumber air, pengendalian
pengolahan tanah di daerah hulu, pengaturan daerah sempadan sumber
air, rehabilitasi hutan dan lahan dan atau pelestarian hutan lindung,
kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam.
Arahan penatagunaan udara dilakukan melalui pengaturan
penggunaan ruang udara untuk kepentingan saluran tegangan listrik,
jalur penerbangan, keperluan militer, pengaturan frekuensi radio dan
jalur transmisi lainnya.
2.10.52.10.5 SKENARIOSKENARIO PENGEMBANGAN WILAYAH BERDASARKAN REVISI PENGEMBANGAN WILAYAH BERDASARKAN REVISI
RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KOTA PASURUANTRK) KOTA PASURUAN
2.10.5.12.10.5.1 Skenario Rencana Struktur KotaSkenario Rencana Struktur Kota
Dalam kaitannya dengan arah pembangunan jangka panjang Kota
Pasuruan, Kebijaksanaan tata ruang merupakan bagian integrasi dari
kebijaksanaan umum dan sektoral yang telah ditetapkan.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 90
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Sesuai dengan pola dasar pembangunan, adanya kebijaksanaan
tata ruang dimaksudkan untuk menjamin laju perkembangan dan
pertumbuhan daerah, serta memelihara keseimbangan dan
kesinambungan pelaksanaannya secara menyeluruh, terarah dan
terpadu. Dalam kerangka ini, untuk penyebarluasan kegiatan
pembangunan diseluruh wilayah Kota Pasuruan, perlu adanya penentuan
Bagian Wilayah Kota (BWK). Kebijaksanaan tata ruang Kota Pasuruan
yang tertuang dalam bentuk pembagian Bagian Wilayah Kota bertujuan:
a. Mengusahakan pemerataan pembangunan yang serasi di dalam dan
antar wilayah serta sub wilayah, agar perbedaan pembangunan dapat
diperkecil.
b. Mengusahakan dan mengarahkan kegiatan pembangunan wilayah
sesuai potensi, kondisi, serta fungsi yang terdapat di setiap wilayah
dan sub bagian wilayah kota,
c. Mengembangkan hubungan ekonomi antar wilayah kota dan sub
bagian wilayah kota secara saling menguntungkan demi terjalinnya
interaksi yang harmonis dalam kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan
polkam, sehingga terwujudnya ekonomi daerah, yang kuat dan
mampu menunjang/memperkokoh perkembangan regional.
d. Mempertajam prioritas pembangunan pada daerah rawan, daerah
terbelakang melalui program khusus dengan tetap memperhatikan
sepenuhnya upaya penyelamatan sumber daya alam dan lingkungan
hidup.
Kebijaksanaan tata ruang melalui perwilayahan pembangunan ini
dilakukan dengan memperhatikan :
a. hambatan antara daerah pusat dan daerah belakang
b. homogenitas atau kesamaan karakteristik wilayah
c. kesamaan lingkungan yang membutuhkan penanganan lingkungan
dalam bentuk terpadu.
Sesuai dengan potensi dan kondisi fisik alami daerah lingkungan
yang ada serta prioritas wilayah, maka Kota Pasuruan dalam kerangka
pembangunan jangka panjang terbagi menjadi 3 Bagian Wilayah Kota
(BWK) yaitu :
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 91
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
a. BWK pusat kota pada wilayah Kecamatan Purworejo dengan ditunjang
oleh 5 unit lingkungan.
b. BWK bagian barat pada wilayah Kecamatan Gadingrejo dengan
ditunjang oleh 15 unit lingkungan.
c. BWK bagian timurpada wilayah Kecamatan Bugul Kidul dengan
ditunjang oleh 15 unit lingkungan.
Dewasa ini sejalan dengan perkembangan kegiatan ekonomi
masyarakat perlu kiranya pengembangan pola pembangunan dengan
juga berpedoman pada pola koridor ekonomi yang saat ini telah
terbentuk sehingga kegiatan menerus yang diakibatkan adanya pola
jaringan distribusi barang akan memberikan kontribusi yang lebih bagi
pengembangan wilayah Kota Pasuruan.
2.10.5.22.10.5.2 Aspek TransportasiAspek Transportasi
Pengembangan sistem transportasi didasarkan pada sistem
transportasi yang berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial
budaya, politik dan pertahanan keamanan diarahkan pada terwujudnya
sistem transportasi yang mantap, berkemampuan tinggi dan
diselenggarakan secara terpadu, tertib dan lancar, aman, nyaman dan
efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika
pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa,
mendukung pola distribusi, serta mendukung pengembangan wilayah
dan peningkatan hubungan yang lebih memantapkan perkembangan
kehidupan bermasyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan
prasarana jalan di Kota Pasuruan sebagai berikut:
Potensi Sumber Daya, ditentukan adanya dukungan sumber dana,
tenaga trampil, bahan yang tersedia, peralatan serta sistem
manajemen yang memadai. Mengingat sumber daya yang tersedia
terbatas maka dituntut mempertajam skala prioritas.
Potensi Pertumbuhan Prasarana Jalan, diupayakan dengan
pertumbuhan prasarana jalan sejalan dengan keadaan potensi
pertumbuhan produksi pangan, pembentukan pusat-pusat industri,
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 92
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
program peningkatan pariwisata, rencana sistem transportasi
nasional, program sistem pertanahan nasional, dan program
perwujudan struktur pengembangan nasional.
Tingkat Kebutuhan Prasarana Jalan, dalam memenuhi hal tersebut di
atas diperlukan hal-hal sebagai berikut: peningkatan peranan jaringan
jalan dalam kesatuan jaringan yang terpadu dengan jaringan jalan
yang lain dalam pengembangan wilayah terutama kaitannya dengan
jalur arteri primer, peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan
jaringan, pemantapan struktur peranan jaringan jalan dengan
mengurangi pembauran fungsi sejauh mungkin, peningkatan
pemanfaatan jalan seoptimal mungkin, peningkatan kontribusi
masyarakat dalam usaha pembinaan jaringan jalan, peningkatan
pengaturan, pembinaan dalam segala tugas pembangunan jalan.
Keadaan Infrastruktur dan kelembagaan yang berkaitan dengan
sektor prasarana jalan adalah: kemampuan dana pemerintah daerah
yang terbatas, kemampuan manajemen proyek dan manajemen
konstruksi yang sangat terbatas dan perlu mendapatkan peningkatan
dan penyempurnaan, kemampuan manajeman jasa konstruksi di
daerah yang masih terbatas termasuk peralatannya, keterbatasan
tenaga terlatih dan tenaga ahli, konstruksi jalan yang secara terus
menerus memerlukan pemeliharaan baik secara rutin maupun
berskala. lalu-lintas yang lancar sepanjang waktu.
Permasalahan Transportasi Regional
Sebagai wilayah yang mempunyai batas geografis yang berada di
bagian selatan wilayah Kabupaten Pasuruan selain itu wilayah Kota
Pasuruan dilalui oleh jaringan jalan arteri primer (Surabaya-Banyuwangi).
akan menguntungkan dalam aspek aksesibilitas, selain itu dilewati oleh
jalur kereta api yang melintasi wilayah Kota Pasuruan. Walaupun
demikian sebagian besar angkutan barang dan penumpang di Kota
Pasuruan didominasi oIeh perjalanan darat, hal ini karena perjalanan
kereta api lebih banyak langsung ke arah Surabaya ataupun ke arah
Banyuwangi. Dari hasil tinjauan lapangan dan data-data sekunder yang
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 93
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
diperoleh, terlihat bahwa prasarana transportasi (jalan) di Kota Pasuruan
masih pertu ditingkatkan dibandingkan kebutuhan yang ada dan bagi
pengembangan wilayah-wilayah secara keseluruhan, khususnya di
bagian selatan, barat dan timur wilayah Kota. Akibatnya, hanya bagian-
bagian tertentu dari wilayah Kota Pasuruan yang mampu berkembang
pesat dan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, di lain wilayah
masih ditemui daerah dengan tingkat pemenuhan prasarana tersebut
yang masih perlu ditingkatkan. Ditinjau dari keberadaan prasarana jalan
pada wilayah kecamatan saat ini masih dijumpai kawasan yang belum
terlayani prasarana jaringan jalan. Transportasi internal dilayani
angkutan umum, berupa angkutan kota maupun angkutan pedesaan.
Jaringan jalan yang menghubungkan kota kecamatan dengan kota
Kota sudah berupa jalan aspal dengan kondisi baik, sedangkan jalan-
jalan desa masih berupa jalan perkerasan/batu sampai jalan tanah.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan transportasi
darat di Kota Pasuruan adalah :
a Keterbatasan anggaran pembangunan jalan. Untuk itu, kebijaksanaan
yang ditempuh Pemda adalah hanya meningkatkan kualitas jalan-
jalan yang sudah ada. Pembangunan jalan-jalan baru belum dapat
dilakukan.
b Tingkat permintaan yang masih sangat rendah di wilayah-wilayah
timur wilayah perencanaan, sehingga peningkatan jalan lama dan
pembangunan jalan baru dengan investasi yang besar belum
menguntungkan.
c Tidak meratanya permukiman yang ada di Kota Pasuruan. Hal ini
berkaitan dengan pola tata guna tanah di Kota Pasuruan yaitu
sebagian besar berorientasi pada kegiatan di pusat kota serta
kawasan pelabuhan di bagian Utara wilayah Kota Pasuruan.
Untuk jangka menengah (10 tahun), diperlukan peningkatan
pelayanan jaringan jaIan tersebut, misalnya dengan meningkatkan serta
merehabilitasi jaringan jalan yang sudah ada. Sedangkan untuk jangka
panjang (20 tahun) dengan semakin terbatasnya lahan maka kondisi
jaringan jalan tersebut lebih ditingkatkan dalam hal kelas jalannya.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 94
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Kebutuhan Pengembangan Transportasi
a Dalam rangka pengembangan sektor transportasi jangka panjang,
agar dapat meningkatkan pelayanan jasa transportasi sampai ke
pelosok-pelosok dan orientasi keluar daerah Kota Pasuruan, hal-hal
yang perlu mendapat perhatian adalah :
b Perlu pengembangan ROW jalan pada jalur akses regional terutama
pada kawasan selatan, sedangkan pada jalur arteri primer saat ini
sudah mencukupi dilihat dari ROW juga telah dibantu dengan adanya
jaringan jalan Toll. Perlu perluasan jaringan jalan, yang diharapkan
dapat menembus daerah yang masih belum berkembang sehingga
semua daerah di Kota Pasuruan dapat terjangkau kecuali untuk
wilayah tertentu yang merupakan: kawasan perlindungan,
pembangunan jalan di wilayah-wilayah tersebut terbatas pada
keperluan pelestarian dan perlindungan alam secara terbatas
(kawasan sekitar pantai).
c Pengembangan transportasi jalan raya diarahkan pada pembangunan
pembagian :
Jalan arteri
Jalan korektor primer
Jalan lintas cepat pada jalur-jalur padat
d Perlu pengerasan jalan-jalan desa, yang akan memperlancar
pemasaran hasil-hasil pertanian dan untuk angkutan penumpang.
e Perlu adanya pengendalian pemanfaatan jalan terutama Jalan Kelas III
oleh angkutan berat dengan cara pengaturan beban/tonase.
f Perlu dikembangkan sub terminal.
g Pemeliharaan dan pembangunan jembatan-jembatan di lokasi
tertentu.
h Perlu adanya pengembangan terminal barang bagi angkutan barang
menuju Kota Pasuruan dari arah Barat dan Timur juga pada kawasan
selatan serta pada kawasan sekitar pelabuhan.
i Perlu dikembangkannya jalan lingkar sebagai jalan alternatif di bagian
selatan dan timur serta barat wilayah.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 95
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 96
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
Peta 2.6 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi
Kota Pasuruan
2.10.5.32.10.5.3 Hierarki Fungsi KotaHierarki Fungsi Kota
Hierarki fungsional kota dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu :
Status administrasi
Ukuran jumlah penduduk
Kelengkapan fungsi pelayanan perkotaan.
Ketiga aspek tersebut pada dasarnya berkaitan satu sama lain dan
menunjukkan sejauhmana hierarki kota dalam lingkup wilayah atau
sistem kotanya. Kota-kota menurut status ini hanya menunjukkan
tempat kedudukan administrasi pemerintahan pada tingkat Kota dan
kecamatan yang ada dibawahnya.
Hierarki kota yang lebih dapat diandalkan adalah dengan melihat
kelengkapan fungsi pelayanan yang ada pada tiap kota tersebut. Makin
tinggi kelengkapan fungsi pelayanan yang dimiliki, dapat menunjukkan
tingkat hierarki pelayanan yang makin tinggi. Untuk menganalisis
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 97
6
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
hierarki fungsional kota-kota di Kota Pasuruan, status administrasi
ukuran jumlah penduduk akan dijadikan acuan sebelum menganalisis
kelengkapan fungsi pelayanannya.
Sebelumnya, perlu ditentukan batasan atau pengertian fungsi
kota. Kota secara umum dapat disimpulkan mempunyai tiga fungsi
utama, yaitu sebagai:
1. Pusat kegiatan yang membentuk wilayah pelayanan tertentu (lokal
atau lebih luas)
2. Simpul jasa perhubungan/komunikasi yang meliputi kegiatan
pengumpulan, pemasaran maupun produksi barang-barang.
3. Tempat fungsi tertentu yang didasarkan pada suatu jenis kegiatan
yang dominan.
Adanya keterbatasan data fasilitas perkotaan yang ada di tiap
kota, maka analisis yang dilakukan mempergunakan unit pengamatan
pada tingkat kecamatan, hal ini didasarkan pada pertimbangan praktis.
Asumsinya jika suatu kecamatan mempunyai kelengkapan fasilitas yang
besar, maka pemusatan fasilitas tersebut dianggap berada pada ibukota
kecamatan tersebut. Hasil analisis ini dapat dijadikan dasar bagi :
1. Penentuan hierarki/orde kota berdasarkan kelengkapan fungsi
pelayanan kotanya.
2. Penelaahan lebih lanjut dengan mengaitkan jangkauan atau skala
pelayanannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas (regional/ Kota
atau sub-regional/BWK).
3. Penafsiran perlunya peningkatan fungsi pelayanan kota tertentu
untuk 'memperbaiki' hierarki kota yang ada
2.10.5.42.10.5.4 Pengembangan Fungsi KotaPengembangan Fungsi Kota
Pengembangan fungsi Kota Pasuruan pada dasarnya bergantung
pada hierarki kota tersebut, dilihat dari ukuran jumlah penduduknya
(hierarki penduduk), maupun hierarki fungsionalnya. Dalam kaitan ini
kota yang dikembangkan secara umum mempunyai fungsi utama
sebagai berikut:
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 98
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
sebagai pusat kegiatan yang membentuk suatu wilayah pelayanan
tertentu.
sebagai simpul jasa perhubungan, yang mencakup kegiatan
pengumpulan, produksi maupun pemasaran.
sebagai tempat fungsi tertentu yang didasarkan pada suatu kegiatan
dominan.
Selain itu, pengembangan fungsi kota perlu pula
mempertimbangkan adanya sektor-sektor strategis pada kota dan
wilayah pelayanannya. Sektor-sektor yang dipandang strategis
pengembangannya telah diidentifikasi dan kepentingan penataan
ruangnya telah dirumuskan sub bab terdahulu. Hasil analisis terhadap
kelengkapan fasilitas perkotaan (eksisting) mengindikasikan berbagai
fungsi kota sebagai berikut:
pusat pemasaran dan perdagangan serta jasa
pusat perhubungan dan komunikasi
pusat kegiatan pertanian
pusat kegiatan pariwisata
pusat kegiatan sosial/masyarakat.
Untuk pengembangan kota di Kota Pasuruan pada masa yang akan
datang, maka perlu adanya pengembangan fungsi-fungsi di atas yang
sesuai dengan jumlah penduduk dan wilayah yang dilayani. Disamping
itu perlu juga dipertimbangkan kaitannya dengan peranan kota sebagai
pusat-pusat bagian wilayah kota (seperti dinyatakan dalam Repelitada).
Dalam hal ini kota-kota tersebut perlu dikembangkan agar dapat
mendukung kebijaksanaan pengembangan sektor-sektor yang berada
dalam wilayah pengembangannya.
□ Delineasi Bagian Wilayah Kota dan Unit Ungkungan
Penetapan delineasi bagian wilayah kota di Wilayah pada awalnya
dilakukan dengan berdasarkan pada keadaan wilayah terbangun dan
keberadaan sarana di suatu bagian wilayah. Sejalan dengan
perkembangan saat ini pertimbangan penetapan delineasi bagian
wilayah kota tidak hanya didasarkan pada pertimbangan kawasan
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 99
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
terbangun saja akan tetapi harus dipertimbangkan dengan melihat
perkembangan yang terjadi: masalah pengembangan sawah beririgasi
teknis, pergeseran kebijaksanaan tentang penataan ruang serta adanya
paradigma-paradigma baru. Penetapan delineasi bagian wilayah kota
tidak harus berdasarkan batasan administrasi, hal ini agar tidak terjadi
bias dalam penetapan batasan wilayahnya yang disesuaikan dengan
variabel yang telah disebutkan di atas. Dengan melihat keadaan tersebut
maka penetapan delineasi didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
Ketersediaan lahan pada wilayah kecamatan
Kecenderungan perkembangan wilayah Kecamatan dan orientasi
pergerakan wilayah
Kecenderungan perkembangan kawasan terbangun
Paradigma-paradigma baru yang berkembang saat ini
Pembatasan sawah teknis untuk tidak dikonversikan ke penggunaan
lainnya
Kebijaksanaan-kebijaksanaan lain yang mendasari seperti telah
ditetapkannya peraturan perundang-undangan tentang penataan
ruang wilayah.
□ Aspek Pusat-Pusat Kegiatan & Dominasi Pcmanfaatan Lahan
Pusat-pusat kegiatan dan dominasi kegiatan pada suatu wilayah
ditentukan oleh potensi suatu wilayah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat pendukungnya, dengan kata lain bahwa
terkonsentrasinya jenis kegiatan tertentu pada suatu wilayah ditentukan
oleh adanya potensi wilayah tersebut dilihat dari beberapa aspek berupa
posisi/lokasi kawasan terhadap wilayah lain yang akan menjadi orientasi
yang lebih luas selain itu ditunjang dengan sudah terdapatnya beberapa
sarana dan prasarana pendukung pada kawasan tersebut. Timbulnya
pusat-pusat kegiatan dan dominasi kegiatan tidak terlepas pula dari
adanya arahan/kebijaksanaan pemerintah terhadap pengembangan
wilayahnya, sehingga alokasi pembangunan sarana dan prasarana
penunjang terkonsentrasi pada kawasan tersebut.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 100
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
□ Pola Dan Intensitas Penggunaan Lahan Kota
Intensitas penggunaan lahan dan bangunan di Kota Pasuruan dapat
dikaji dari pendekatan terhadap Koefisien Dasar Bangunan (KDB),
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Angka Ruang Terbuka (ART) dan Angka
Intensitas Penggunaan Lahan (AIPL). Istilah Koefisien Dasar Bangunan
(KDB) atau Angka Lantai Dasar (ALD) digunakan untuk mengganti istilah
"Building Coverage" (BC) yaitu membandingkan antara luas total lantai
dasar bangunan dan luas lahannya. Angka Lantai Dasar untuk kawasan
terbangun di Kota Pasuruan umumnya berkisar antara 40 - 100 %.
Adanya Angka KDB yang tinggi pada beberapa lokasi seperti di kawasan
sekitar pasar dan kawasan perdagangan, kawasan di sekitar Kantor
Kecamatan dan beberapa lokasi lainnya yang sporadis disebabkan
karena adanya pemukiman dengan pemakaian halaman bersama,
sehingga batas luas lahan yang sebenarnya menjadi tidak jelas.
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) digunakan untuk mengganti istilah
"Floor Area Ratio" (FAR) yaitu angka perbandingan antara jumlah total
luas lantai bangunan terhadap luas lahan. Pada umumnya angka KLB di
Pasuruan sama dengan angka KDB (KLB=KDB) yang menunjukkan
bahwa intensitas penggunaannya relatif masih rendah dan belum
mengarah kepenggunaan lahan secara vertikal meskipun, dan apabila
dilihat di kawasan pusat kota lebih mengarah pada KLB yang lebih besar
dari pada KDB nya, hal ini karena ketersediaan lahan (dataran) sangat
terbatas bahkan pada bagian tertentu di pusat kota terdapat rumah
bertingkat 2. Angka Ruang Terbuka (Open Space Ratio) yaitu
perbandingan antara luas ruang terbuka dengan luas lantai bangunan
yang berdiri di atasnya. Angka ART yang tertinggi umumnya berlokasi
pada kawasan-kawasan yang KDBnya tinggi pula.
Angka Intensitas Penggunaan Lahan (AIPL) merupakan tafsiran lebih
lanjut angka-angka dari faktor-faktor yang disebut terdahulu guna
mengetahui intensitas penggunaan lahan. Untuk Kota Pasuruan angka
AIPL khususnya untuk kawasan pemukiman dan perdagangan berkisar
antara 12-13, sedangkan kawasan lainnya belum berkembang. Pola
Intensitas penggunaan lahan secara umum menunjukkan bahwa kota ini
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 101
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
masih belum menunjukkan tingkat perkembangan kekotaan yang
mapan. Intensitas penggunaan lahan yang terdapat pada beberapa
tempat lebih menunjukkan karena faktor-faktor sosial-budaya setempat
yang lebih berorientasi terhadap tempat kerja (perikanan). Kondisi ini
dikuatkan pula dari segi diversifikasi kegiatan kota yang masih belum
berkembang seperti perdagangan dan jasa. Di masa yang akan datang
sejalan dengan peningkatan fungsi Kota Pasuruan meskipun masih
bertumpu pada kegiatan pertanian diharapkan ciri kehidupan kekotaan
akan mulai nampak sebagai 'multiplier effect' terhadap daerah
sekitarnya. Lebih jelasnya KDB, KLB di Kota Pasuruan dapat diiihat pada
Tabel 2.20
Tabel 2.20
Analisa KDB dan KLB Per Jenis Kegiatan Setiap Sub-Sub Wilayah
Kota Pasuruan Tahun 2013
No. BWK KegiatanKDB Maksimum(%)
KLB Maksimum(%)
Tinggi Lantai Keterangan
1 I. 1. Perumahan Pusat Kota Kepadatan Tinggi 80 200 2 dengan syarat,
* Kepadatan Sedang 60 100 1 Kepadatan Rendah 40 80 1
2. Perdagangan dan Jasa Skala Kecamatan/sub
regional 75 200 2 dengan syarat, *
Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100 1
Skala Unit Lingkungan 50 150 13. Perkantoran
Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat
Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1
Skala Unit Lingkungan 50 100 14. Pendidikan
Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat
Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1-2 dengan syarat
Skala Unit Lingkungan 50-60 100 15. Peribadatan
Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat,
* Skala Bagian Wilayah
Kota 60-75 100-200 1
Skala Unit Lingkungan 50-60 100 16. Fasilitas Umum Lainnya
Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat,
* Skala Bagian Wilayah 60-75 100-200 1-2 dengan syarat
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 102
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
No. BWK KegiatanKDB Maksimum(%)
KLB Maksimum(%)
Tinggi Lantai Keterangan
Kota Skala Unit Lingkungan 50 100 1
7. Industri 50 50 1 Industri kecil, menengah
8. RTH Sarana Rekreasi Skala
Kota 50 100 - Bangunan/lapangan
Sarana Olahraga Skala Kota 40 100 - Bangunan/
lapangan Skala Bagian Wilayah
Kota 30 - - Berupa taman
Skala Unit Lingkungan 20 40 - Berupa taman2 II 1. Perumahan
Kepadatan Tinggi - - - Kepadatan Sedang 60 100 1 Kepadatan Rendah 40 80 1
2. Perdagangan dan Jasa Skala Kecamatan/sub
regional 80 100-160 1-2 dengan syarat, *
Skala Bagian Wilayah Kota 75 100 1
Skala Unit Lingkungan 50 150 13. Perkantoran
Skala Kecamatan atau lebih - - -
Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1-2 dengan syarat
Skala Unit Lingkungan 50 100 14. Pendidikan
Skala Kecamatan atau lebih - - -
Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1-2 dengan syarat
Skala Unit Lingkungan 50-60 100 15. Peribadatan
Skala Kecamatan atau lebih 60-75 100-200 1-2
Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1
Skala Unit Lingkungan 50-60 100 16. Fasilitas Umum Lainnya
Skala Kecamatan atau lebih - - -
Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1-2 dengan syarat,
* Skala Unit Lingkungan 50 100 1
7. Industri 50 50 18. RTH
Sarana Rekreasi Skala Kota - - -
Sarana Olahraga Skala Kota 40 100 - Bangunan/
lapangan Skala Bagian Wilayah
Kota 30 - - Lapangan
Skala Unit Lingkungan 20 40 - Berupa taman3 III 1. Perumahan
Kepadatan Tinggi 60-75 100-200 1-2 dengan syarat, *
Kepadatan Sedang 60 100 1 Kepadatan Rendah 40 80 1
2. Perdagangan dan Jasa Skala Kecamatan/sub
regional - - -
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 103
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
No. BWK KegiatanKDB Maksimum(%)
KLB Maksimum(%)
Tinggi Lantai Keterangan
Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100 1 dengan syarat,
* Skala Unit Lingkungan 50 150 1
3. Perkantoran Skala Kecamatan atau
lebih - - -
Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1 dengan syarat
Skala Unit Lingkungan 50 100 14. Pendidikan
Skala Kecamatan atau lebih 75 100-200 1
Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1-2 dengan syarat
Skala Unit Lingkungan 50-60 100 15. Peribadatan
Skala Kecamatan atau lebih 75 100-200 1
Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100 1
Skala Unit Lingkungan 50-60 100 16. Fasilitas Umum Lainnya
Skala Kecamatan atau lebih - - -
Skala Bagian Wilayah Kota 60-75 100-200 1
Skala Unit Lingkungan 50 100 17. Industri 50 50 18. RTH
Sarana Rekreasi Skala Kota - - -
Sarana Olahraga Skala Kota - - - Bangunan/
lapangan Skala Bagian Wilayah
Kota 30 - - Lapangan
Skala Unit Lingkungan 20 40 - Berupa tamanSumber : Revisi RDTRK Kota Pasuruan Tahun 2003-2013Keterangan : * Kecuali yang berbatasan langsung dengan sempadan sungai dengan syarat-syarat Khusus
Pusat-pusat kegiatan di Kota Pasuruan saat ini terdapat pada
beberapa kutub wilayah dan dapat dipilah menurut sektor kegiatan yang
diunggulkan seperti:
Pusat kegiatan pemerintahan skala Kota terdapat di Kecamatan
Purworejo, karena di wilayah Kecamatan Purworejo saat ini
terkonsentrasi sarana dan prasarana pemerintahan tingkat Kota,
sedangkan dominasi kegiatannya terkonsentrasi pada kegiatan pusat
kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan perdagangan dan jasa, pusat
kegiatan sosial berupa domjnasi ketersediaan sarana dan prasarana
sosial.
Pusat kegiatan pemerintahan skala sub regional terdapat pada 2
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 104
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KOTA PASURUAN
BUKU PUTIH SANITASI
wilayah yang sekaligus saat ini dikembangkan sebagai wilayah pusat
pengembangan BWK, dimana dominasi kegiatannya ditujukan untuk
pelayanan tingkat kecamatan serta kecamatan lainnya yang menjadi
wilayah belakang dengan ciri dan kondisi fisik wilayah serta potensi
pengembangan yang hampir serupa.
Pusat kegiatan industri yang dialokasikan pada kawasan barat serta
keberadaan pabrik-pabrik di wilayah Kecamatan Gadingrejo.
Pusat-pusat kegiatan di atas secara umum akan mendukung
keseluruhan wilayah Kota Pasuruan sesuai dengan karakteristik
potensi dan kendala yang ada pada setiap wilayah pengembangan
kawasan.
Apabila dilihat dari setiap penggunaan lahan, dominasi kegiatan
pemukiman masih terkonsentrasi pada lokasi pusat-pusat kegiatan serta
pada sisi jaringan jalan yang mempunyai keuntungan akses dan
pelayanan prasarana lain seperti tersedianya jaringan listrik, pelayanan
air bersih, telekomunikasi dan prasarana pendukung lainnya.
Disusun Oleh : Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kota PasuruanPage II - 105