b a b iii metode penelitian a. lokasi dan subjek...
TRANSCRIPT
27 Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B A B III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan lokasi penelitian adalah BKB Silih
Asih yang letaknya di Kampung Babakan Garut Desa Kertajaya Kecamatan
Ciranjang karena tempat penelitian dengan lokasi penelitian tidak terlalu jauh.
Penelitian ini dilakukan pada para orang tuadankader BKB.
Subjek penelitian adalah fokus atau sasaran penelitian. Dalam penulis
karya tulis ini yang menjadi fokus penelitian adalahBKB Silih Asih, dengan
judul penelitian yaitu “Upaya BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan
Pengasuhan Orangtua di Kampung Babakan Garut Desa Kertajaya Kecamatan
Ciranjang Kabupaten Cianjur”.
Sedangkan subjek penelitian ini adalah individu, benda atau organisme,
yang dijadikan sebagai sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan
data penelitian.Dalam penelitian kualitatif, istilah subjek penelitian yaitu
pelaku yang memahami objek penelitian. Jadiyang dimaksudkan disini adalah
orang yang memberi informasi tentang data yang dibutuhkan oleh peneliti,
berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Pada penelitian ini yang
menjadi subyeknya adalah parakaderdanpeserta BKB SilihAsih di Kampung
Babakan Garut Desa Kertajaya. Peneliti menentukan subjek penelitian pada
penelitian ini yaitu sebanyak lima orang, yang terdiri dari dua orang kader inti
BKB Silih Asih bernama Ibu Nining Rohaeni dan IbuYuliYuniati , lalusatu
orang pengelolabernamaBapakCucu Santana. S.Pd.I, dandua orang peserta atau
anggota BKB Silih Asih bernama Ibu Rita Rokoyah dan Ibu Nina Rosiana,
lima orang tersebut sebagai sumber data dalam penelitian ini.
Dipilih lima orang tersebut karena memenuhi kreteria sebagai berikut :
1. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan BKB Silih Asih yang tangah diteliti
2. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk diminta informasi.
28
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut
Arikonto (2000:309) Metode deskriptif merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai setatus gejala yang
ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Pada penulisan skripsi ini yang dimaksudkan metode deskriptif ini penulis
hanya mendeskripsikan atau menggambarkan, penulisanyapun diarahkan pada
pengumpulan dan penyusunan data mengenai perencanaan program BKB Silih
Asih dan hasil dari pelaksanaan program BKB Silih Asih dalam meningkatkan
kemampuan pengasuhan orangtua.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
kualitatif yang perhatiannya lebih ditunjukan pada pembentukan teori
berdasarkan konsep-konsep yang timbul dari data empiris. Selain itu digunakan
pendekatan kualitatif karena untuk melibatkan penulis dalam kehidupan subjek
yang diteliti, dalam hal ini penulis terlibat langsung kelapangan dengan
mengumpulkan data yang relevan dan sesuai dengan focus masalah yang
diteliti.Dengan mengungkapkan perencanaan dan strategi program yang dibuat
oleh kader dalam upaya meningkatkan kemampuan pengasuhan orangtua, dan
hasil dari pelaksanaan program BKB Silih Asih dalam meningkatkan
kemampuan pengasuhan orangtua.
C. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif,
yaitu penelitian dengancara memandang objek kajian sebagai suatu sistem,
artinya objek kajian dilihat sebagai satuan terdiri dari unsur yang saling terkait
dan mendiskripsikan fenomena-fenomena yang ada ( Arikunto, 1993:209).
Fokus dalam pengasuhan anak oleh orang tua dorongan cinta kasih
keluarga, atau motivasi para orang tua dalam mengasuh anaknya dan tanggung
jawab orang tua terhadap pendidikan anak. Oleh karena itu pendekatan yang
dianggap cocok dalam penelitian ini pendekatan kualitatif yang menghasilkan
data diskriftif.
29
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian deskriptif memungkinkan pencarian fakta dan interpretasi
yang tepat, memungkinkan mengkaji masalah-masalah normatif sekaligus
membuat perbandigan antar fenomena.
Dengan metode deskriptif kualitatif ini akan diperoleh pemahaman dari
penafsiran serta realistis dan mendalam mengenai makna dari kenyataandan
fakta yang ada. Karena permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak
berkenan dengan angka-angka, tapi mendeskripsikan, menguraikan dan
menggambarkan tentang pola upaya BKB dalam meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua. Pola kemampuan pengasuhan orang tua melalui
pengalaman sehari-hari dalam lingkungan keluarga maupun dalam BKB Silih
Asih. Selain itu peneliti juga menguraikan daerah yang diteliti dimana meliputi
keadaan fisik, pendidikan, pencaharian.
Lebih lanjut peneliti mengadakan pendekatan secara kekeluargaan
sehingga mereka akan lebih terbuka dalam memyampaikan penjelasan atau
keterangan yang diajukan .
D. Sumber Data Penelitian
Dalam pengumpulandata ini, penulis mengambil dari dua sumber data
yang terdiri dari :
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumbernya. Dalam hal ini data
berupa informasi langsung dari para orang tua dan para kader BKB .
2. Data sekunder yaitu data yang digunakan untuk membantu menyelesaikan
data primer dari arsip atau dokumen atau buku-buku yang berkaitan denga
penelitian yang meliputi monografi BKB Silih Asih di Kampung Babakan
Garut Desa KertaJaya Kecamatan Ciranjnag.
E. Tehnik Pengumpulan Data
1. Tehnik Observasi.
Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera( Arikunto, 1996,:145). Tehnik
merupakan pengamatan atau mendengarkan perilaku individu dalam situasi
30
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau selang waktu tanpa manipulasi atau mengontrol, dimana perliku subjek
itu ditampilkan dalam tehnik observasi yang tidak mengabaikan
kemungkinan menggunakan sumber-sumber non manusia seperti dokumen
dan catatan-catatan observasi.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
langsung, yaitu peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan pada objek
peneliti ditempat peneitian dilakukan. Pada dasarnya tehnik ini dilakukan
sebagai upaya koreksi terhadap data primer dan skunder yang diperole
perihal derajat kesahihan.
Untuk tehnik observasi ini penelitin dilakukan bulan maret 2013 yaitu
degan survey awal tempat penelitian, sekaligus meminta ksedian para orang
tua sebagai subjek dari penelitian. Tehnik observasi juga dilakukan peneliti
saat wawancara dengan kader BKB Silih Asih.
Tehnik observasi ini dilakukan atas dasar pertimbangan sebagai
berikut : a) Dapat terhindar dari data semu, b) Dapat diperoleh dari
pengelaman secara langsung, c) Memberi kemungkinan bagi peneliti
mengamati secara langsung, d) Peneliti dapat memahami berbagai
permasalahan yang terjadi dilapangan.
Mode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data-data penelitian
yang berkaitan dengan pola pengasuhan anak, dorongan cinta kasih
keluarga, atau motivasi para orang tua dalam mengasuh anaknya dan
tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak.
2. Tehnik Wawancara
Wawancara adalah suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1993:126).
Tehnik wawancara adalah pengumpulan data yang utama dalam peelitian
ini, karena informasi yang diperoleh dapat lebih mendalam sebab peneliti
mempunyai peluang lebih luas untuk mengembangkan lebih jauh informasi
yang diperoleh dari para kader maupun orang tua dan karena melalui tehnik
wawancara ini peneliti mempunyai peluang untuk dapat memehami pola
pengasuhan orang tua pada BKB Silih Asih.
31
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada prinsipnya pertanyaan disusun fokus penelitian dan
permasalahan dalam penelitian ini, baru kemudian dilakukan wawancara.
Adapun kegiatan wawancara dan jawaban langsung ditulis dalam catatan
lapangan. Adapun peneliti menggunakan wawancara yaitu untuk
mendapatkan jawaban yang valid dari terwawancara maka peneliti harus
bertatap muka dan bertanya langsung dengan terwawancara.
Wawancara digunakan dengan menggunakan wawancara terstuktur
denga harapan mampu mengarahkan kepada kejujuran sikap dan pemikiran
subjek peneliti ketika memberikan informasi agar informasi yang diberka
sesuai dengan fokus penelitian.
Hasil Wawancara Perencanaan kegiatan yang disusun oleh kader dalam meningkatkan
pengasuhan orangtua di BKB Silih Asih
Kode : HWP
No Pertanyaan Kode Jawaban
1
Apakah ada kebijakan yang
dijadikan rujukan dalam
perencanaan program BKB
Silih Asih?
P
Iya ada kebijakan dari pemerintah
yang diawali dari program
P2WKSS
K1
Ada dari Kecamatan diawali dari
program P2WKSS yang
disosialisasikam dari awal tahun
2011 agar pendidikan anak sejalan
antara sekolah dan dirumah
K2
Iya ada kebijakan dari kecamatan
dan kabupaten, yang bertujuan
agar pengasuhan dan pendidikan
antara disekolah dan dirumah
sama dan bersinergi
2
Apakah dalam pelaksanaan
program BKB Silih Asih
sebelumnya dilakukan
identifikasi kebutuhan?
P
Iya Identifikasi dilakukan oleh
tutor, setelah itu didiskusikan
dengan pengelola.
K1 Ya dilakukan identifikasi
kebutuhan dilihat dari kebutuhan
para orangtua dan masukan dari
32
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kader untuk pemberian materi
program BKB Silih asih
K2
Iya ada kita melakukan
identifikasi kebutuhan orangtua
lewat buku komunikasi, disitu
orangtua menceritakan kegiatan
anak-anaknya dirumah, dan kita
rumuskan untuk menjadi materi
yang akan diberikan pada
orangtua agar sesuai dengan
kebutuhan orangtua.
3
Apakah anda ikut terlibat
dalam identifikasi kebutuhan
program BKB Silih asih?
P
Tidak, kita hanya memantau,
identifikasi dilakukan oleh para
kader
K1
iya dilakukan identifikasi
kebutuhan sebelum melaksanakan
program dan identifikasi tersebut
dilakukan oleh kader dengan cara
mengundang calon peserta semua
lalu kami melakukan wawancara,
setelah kader mengidentifikasi
barulah didiskusikan dengan
pengelola.
K2
Iya kerena yang melakukan
identifikasi adalah kader, caranya
mengumpulkan calon peserta lalu
dilakukan wawancara.
4
Apakah proses pelaksanaan
program BKB Silih Asih ini
dilaksanakan atas dasar
kebutuhan orangtua?
P Iya atas dasar kebutuhan orangtua
K1 Iya
K2 Iya
PP1 Iya atas dasar kebutuhan orangtua
PP2 Iya sesuai dengan kebutuhan yang
kami butuhkan
5 Apakah peserta BKB Silih
Asih dilibatkan dalam
P Tidak
K1 Tidak
33
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perencanaan program BKB ? K2 Tidak
6 Apakah anda dilibatkan dalam
perencanaan program BKB?
PP1 Tidak dilibatkan
PP2 Tidak dilibatkan
7
Bagaimana anda merumuskan
tujuan program BKB Silih
Asih?
P
Perumusan tujuan ini kita lakukan
dengan mendiskusikan hasil
identifikasi dengan para kader
disesuaikan dengan tujuan dari
program BKB
K1
Mendiskusikan hasil identifikasi
yang didapat dengan pengelola
dan kader
K2
Kita merumuskan tujuan program
BKB pertama dilihat dari harsil
identifikasi kebutuhan setelah itu
dirumuskan dengan tujuan awal.
8
Apakah ibu mengetahui
tujuan diadakannya program
BKB Silih Asih ?
PP1
Iya saya mengetahui tujuan
diadakannya program BKB yaitu
untuk menyamakan pendidikan
dan pengasuhan yang diberikan di
sekolah dan dirumahdan untuk
memberikan pengetahuan kepada
para orangtua mengenai
pengasuhan perkembangan anak
dll.
PP2
Iya saya mengetahui, pertama
untuk memberitahukan kepada
para orangtua tentang pengajaran
dan pengasuhan yang diberikan
kader BKB Silih Asih dan untuk
pengetahuan orangtua tentang
mengasuh dan mendidik anak
dirumah.
9
Bagaimana pembagian waktu
pada proses pelaksanaan
program BKB Silih asih?
P
Pembagian waktu telah disusun
pada saat perencanaan program
workshop itu kita laksanakan pada
hari sabtu, untuk pemeriksaan
kesehatan dua minggu sekali
setiap hari senin, orangtua masuk
34
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sentra 2 kali persemester.
K1
Workshop pada hari sabtu, 3 jam
dalam setiap pertemuan dari jam
8.00-10.00 WIB, orangtua masuk
sentra 2 kali persemester.
K2 Workshop 3 jam setiap pertemuan
dilaksanakan setiap hari sabtu.
1
0
Pada hari apa saja program
BKB Silih Asih
dilaksanakan?
PP1
Workshop 2-3 jam setiap
pertemuan sebulan sekali dijadwal
setiap hari sabtu, udah dijadwal
oleh Kader BKB Silih Asih.
PP2
Workshop dari jam 08.00 sampai
jam 11.00. WIB, pemeriksaan 2
minggu sekali harinya
disesuaikan.
1
1
Apa anda selalu hadir pada
pelaksanaan program BKB?
PP1
Iya saya selalu mengusahakan
hadir karena program tersebut
penting.
PP2 Iya saya selalu hadir walaupun
jadwal jualan.
1
2
Dimanakah tempat kegiatan
BKB ini berlangsung?
P
Di posyandu anggur Rw 05, tapi
untuk kegiatan di luar disesuaikan
dengan tema.
K1
Untuk pelaksanan program BKB
Silih Asih dilaksanakan bangunan
posyandu anggur RW 5.
K2
Menggunakan bangunan posyandu
RW 5 dan untuk kegiatan luar
disesuaikan dengan tema.
PP1 Di Posyandu Anggur
PP2 Di posyandu Anggur
35
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
3
Apakah tempat tersebut sudah
layak dijadikan tempat
pelaksanaan program BKB?
PP1
Iya sudah layak karena pada
pelaksanaan kita menggunakan
kursi tempatnya juga lumayan
besar jadi tidak pengap.
PP2 Iya sudah layak menurut saya
1
4
Bagaimana pembiayaan pada
kegiatan program BKB Silih
Asih?
P
Pembiayaan diseduaikan dengan
yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan program BKB itu
sendiri.
K1 Pembiayaan dilihat dari kebutuhan
program BKB.
K2 Dilihat dari apa yang dibutuhkan
dari pelaksanaan program
1
5
Berasal darimana dana untuk
program BKB
K1 Biaya program BKB Silih Asih,
orangtua tidak dilibatkan.
K2
Dalam pembiayaan orangtua tidak
dilibatkan karena program BKB
itu termasuk pasilitas dari
Puskesmas.
1
6
Apakah ibu dilibatkan dalam
pembiayaan program BKB?
PP1 Tidak dilibatkan, program BKB
gratis
PP2 Tidak dilibatkan
3. Tehnik Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud untuk melengkapi data dari wawancara
dan observasi. Tehnik dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data
yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dalam penelitian
ini dari dokumentasi ini dimaksudkan untuk melenkapi data dari hasil
observasi dan wawancara. Pertimbangan peneliti menggunakan tehnik
dokumentasi karena dokumentasi merupakan sumber data yang stabil. Data
dari dokumentasi memeiliki tingkat kepercayaan yang tinggi akan
36
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kebenaran atau keabsahan data dan dokumentasi juga sebagai sumber data
yang kaya untuk memperjelas identitas subjek penelitian sehingga dapat
mempercepat proses penelitian.
Dalam penelitian ini dokumen diperoleh dari kantor KepalaDesa
Kertajaya berupa gambaran umum BKB Silih Asih, dan untuk mempertajam
validitas laporan akan ditambahkan foto-foto yang berkaitan dengan
pelitian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen peneliti adalah : angket, ceklis
(check-list), atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan .
(Arikunto, 1998:151)
Dengan demikian maka dapat dikatakan menurut pendapat Arikunto
“Penelitian di dalam menerapkan metode penelitian menggunakan instrumen
atau alat, agar data yang diperoleh lebih baik”.
Keberhasilan atau bermutu tidaknya suatu penelitian ditentukan oleh data
yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti dan pengujian
hipotesis dapat diperoleh melalui instrumen. Oleh karena itu, alat pengambilan
data harus dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris yang
sebagaiman adanya. Instrumen merupakan bagian yang paling penting karena
berfungsi sebagai alat atau sarana untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Sebelum melakukan proses pengambilan data penelitian, maka perlu
dibuatkan instrument penelitian untuk mengukur variabel upaya BKB dalam
meningkatkan kemampuan pengasuhan orang tua. Semua lnstrumen dirakit
berdasarkan pada kisi-kisi yang meliputi dimensi, dan indikator.
a) Penyusunan Kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi penelitian disusun secara systematis sesuai
dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan, yang selanjutnya di
37
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
klasifikasikan berdasarkan indicator untuk memudahkan dalam pembuatan
alat pengumpul data yang akan digunakan dan dari indicator ini dijabarkan
menjadi butir-butir pertanyaan atu pernyataan.
Untuk memudahkan penyusunan instrument maka dibuat dalam
bentuk matriks yang didalamnya berisi pertanyaan penelitian ,aspek
penelitian, indicator, sumber data dan alat pengumpul data.
Tabel 3.1.
Penyusunan Kisi-kisiPenelitian
Judul PertanyaanPenelitian AspekPenelitian Indikator Sumber
Data
Upaya kader
BKB Dalam
Meningkatkan
Kemampuan
Pengasuhan
Orangtua
1.Bagaiman perencanaan kegiatan
yang disusun oleh kader BKB
Silih Asih dalam
Meningkatkan pengasuhan
orangtua?
1.1Perencanaan
program BKB SilihAsih
1.1.1 Kebijakan
1.1.2Identifikasi
kebutuhan
1.1.3 Perumusan tujuan
1.1.4 Waktu dan tempat
Kader
2. Bagaimanastrategi yang
dilakukan oleh kader BKB
Silih Asih dalam
meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua?
2.1 Strategi
pelaksanaan program
BKB SilihAsih
2.1.1 Kegiatanyang
dilaksanakan
2.1.2 Peserta
2.1.3 Tujuan
2.1.4Pemateri
2.1.5 Materi
2.1.6 Metode
2.1.7 Media
2.1.8 Evaluasi
Kader
3.Bagaimanastrategi yang
dilakukankader BKB dalam
menghadapi kendala-kendala
untuk meningkatkan
kemampuan pengasuhan
orang tua?
3.1 Strategi kendala
yang
dilakukankader
BKB SilihAsih
3.1.1 Materi
3.1.2 Metode
3.1.3 Media
3.1.4 Evaluasi
Kader
4. Bagaimana kemampuan
kemampuan yang dimiliki para orang
tuasetelahmentua seteah mengikuti kegiatan
yanglehkader yang dilakukan oleh kader BKB?
4.1
HasilkegiatanBKB
SilihAsihdalamme
ningkatkanpengas
uhan orangtua.
4.1.1 Pengetahuan
4.1.2 Sikap
pengasuhanorangtua
4.1.3
Komunikasipengasuhan
orangtua
- Kader
-Peserta
38
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. PenyusunanPedomanWawancara
Sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu menyusun
pedoman wawancara dimana didalamnya beisi daftar pertanyaan yang akan
diajukan pada subjek penelitian. Pedoman wawancara ini dimaksudkan
untuk memudahkan pelaksanaan wawancara yang didalamnya terdapat
aspek –aspek yang ditanyakan yaitu perencanaan program, strategi
program, strategi mengatasi masalah dan hasil pelaksanaan program.
c. Penyusunan Pedoman Observasi
Dalampenelitian ini sebelum dilakukan observasi, peneliti terlebih dahulu
menyusun pedoman observasi, yang didalamnya berisi aspek-aspek yang
akan diobservasi. Adapun aspek yang akan di observasi yaitu mengenai
hasil dari pelaksanaan program BKB Silih Asih. Hasil Observasi Terhadap
Hasil Program Parenting Dalam meningkatkan Pola asuh yang kratif bagi
orang tua
Observasi
ke
Aspek yang di
observasi Deskripsi
1
Sikap pola asuh
yang kratif
orang tua di
rumah
Padahasil observasi sekitar jam 11.00 PP1
baru datang menjemput anak kedua PP1
sekolah , PP1 langsung menyuruh anaknya
untuk mengganti baju, sesudah berganti
baju (ss) makan,(ss) makan di suapi oleh
PP1 setelah itu tidak lama anak pertama PP1
NN dating dari pulang sekolah PP1
mengarahkan NN untuk memberikan salam
kepada peneliti ,PP1 menyuruh untuk
berganti baju terlebih dahulu sebelum NN
bermain
Komunikasi
pola asuh yang
kreatif
Pp1 mendengarkan ketika anaknya NN
bercerita, PP1 memperhatikan NN pada saat
bercerita ,sesekali menanggapi cerita sang
anak dengan memberikan pertanyaan dari
PP1. Sehingga komunikasi PP1 dengan
anak menjadi dua arah PP1 tidak hanya
39
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadi pendengar saja
Menciptakan
suasana pola
asuh kreatif
Tidak ada tempat bermain khusus di rumah
PP1 ,terlihat anak PP1 bermain NN di ruang
mana saja NN meminta izin kepada PP1
untuk bermain dengan temannya di luar
rumah, PP1 mengizinkan NN untuk bermain
SS bermain di ruang keluarga bermain
barby sendiri, PP1 sedang di kamar
memberikan nasi kepada anak ketiganya.
2
Sikap pola asuh
yang kratif
orang tua di
rumah
PP1 sedang memasak di dapur SS tiba-tiba
datang menemui PP1 , SS membantu PP1
mengaduk-ngaduk telur , anak pertama PP1
yang bermain mobil-mobilan bersama
teman-temannya di ruang tv (ruang
keluarga)PP1 tidak menemaninya karena
PP1 sedang masak denga nanak yang kedua
.ketika memasuki pukul 16:00 PP1
menyuruh anak-anaknya untuk mandi anak
pertama PP1 masih terlihat asyik bermain
mobil tamiya bersama teman-temannya
,PP1 mendekati sang anak dan berkata
kepada anaknya dan teman-temannya ayo
semuannya pada mandi dulu , namun anak
PP1 berusaha menolak dan mengundur
waktu untuk mandi dan PP1 memberikan
pilihan kepada anak agar anak mau mandi ,
dengan memberikan pilihan kepada anaknya
mau mandi dulu setelah itu boleh main lagi
nantinya .sang anak pun memilih untuk
mandi setelah itu ia dapat main lagi
Komunikasi
pola asuh yang
kreatif
PP1 ketika berbicara dengan anakannya
selalu memperhatikan wajah sang anak dan
mendengarkan anak dengan seksama ,PP1
selalu memberikan kesempatan kepada
anak-anaknya untuk berbicara apa yang
ingin ia bicarakan PP1 menjadi pendengar
yang baik
40
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menciptakan
pola asuh yang
kratif
Anak pertama dan kedua PP1 sedang
bermain bersama di ruang keluarga
sedangkan PP1 belum datang dari took ,
tidak lama PP1 datanganak-anaknya pun
langsung berlari dan memberikan salam
kepada PP1
Observasiterhadaphasil program parenting dalammeningklatakanpolaasuh yang
kreatifbagi orang tua
Observ
asike
Aspek yang di
beriobservasi
Deskripsi
1 Sikap pola asuh
yang kreatif
oranng tua di
rumah
Berdasarkan hasil observasi pada keluarga PP2
pada waktu yang akan datang setelah pulang
sekolah PP2 langsung mengajarkan anaknya
untuk mengganti bajunya setelah ganti baju sang
anak baru di perbolehkan bermain.
Pp2 memberikan contoh langsung dalam
menanamkan nilai yang positif untuk sang anak,
seperti PP2 selalu membiasakan anak-ananya
untuk membereskan mainan seteleah selesai
bermain agar dalam diri anak tertanam sifat
yang bertanggungjawab .
Komunikasi pola
asuh yang kreatif
Peneliti bersama PP2 menunggu YY pulang dari
kober Bunda ganesa selama di jalan PP1
mendengarkan Yy menceeritakan kegiatan yang
sudah dia lakukan, PP2 mendengarkan dengan
baik dan memberikan respon yang positif
kepada anak dengan memberikan pujian ketika
anak menceritakan dia melakukan hal yang baik.
Menciptakan
suasana pola asuh
yang kratif
PP2 mnyediakan tempat khusus bermain untuk
anak-anaknya PP2 menyediakan beraneka
ragam mainan untuk anak ada matras puzzle
,ada ring bola basket mobil-mobilan boneka dll ,
PP2 membebaskan anak-anaknya untuk bermain
di dalama rumah.anak pertama PP2 mengajak
41
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PP2 dan adiknya untuk bermain peran sekolah
YY berperan menjadi guru PP2 dan XX menjadi
muridnya
2 Sikap pola asuh
yang kreatif orang
tua di ruamh
Anak pertama PP2 memlihatkan hasil gambar ke
orang tuannya , PP2 awalnya tampak bingung
melihat hasil gambar anaknnya , PP2
mennyakan kepada anak ketika sedang
menjelaskan PP2 mengerti dan memberikan
pujian “ anak mamah pinter bisa gambar planet
bagus sekali” sambil mencium keniung sang
anak
Komunikasipolaa
suh yang kreatif
PP2 selalu mendengarkan anaknya bercerita, dan
merespon ketikaanknnya bercerita dan suka
membuat humor yang kreatif .
Menciptakan
suasana pola asuh
yang kreatif
Berdaasarkan hasil observasi PP2 menemni
anaknnya bermain dan mengajakannya untuk
membuat mainan dari origami terlihat anak
begitu semangat ketika sedang membuat mainan
dari origami .ketika pukul 13.30 PP2
mengajakan aknnya untuk tidur siang namun
anak-anak PP2 masih ingin bermain dan mereka
mengambil puzzle dan memasangnya ,akhirnya
PP2 mengajak anaknya untuk memasang puzzle
sambil tiduran agar sianak menjadi ngantuk dan
mau diajak untuk tidur siang . cara itu pun
berhasil membuat anak menjadi ngantuk.
G. Tehnik Analisis Data
Proses analisis data bukan hanya merupakan tindak lanjut logis dari
pengumpulan data tetapi juga merupakan proses yang tidak terpisahkan
dengan pengumpulan data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu informasi kunci hasil dari wawancara ,
dari pengamatan dilapangan atau observasi dan hasil studi dokumentasi
(Moleong, 2002:29).
42
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data
kualitatif model interaktif yang merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan
terus menerus. Menurut Miles (1992: 16-20) analisis model interaktif yang
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secar bersamaan yaitu sebagai
berikut:
Gambar 3.1 Proses Analisis Data
1. Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dengan data ini yaitu
mengenai upaya BKB dalam meningkatkan Kemampuan pengasuhan orang
tua. Data tersebut diambil dari para kader dan orang tua. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi
dilakukan pada saat proses wawancara.
2. Langkah kedua adalah reduksi data, pada tahap ini peneliti memusatkan
perhatian pada catatan lapangan yang terkumpul selanjutnya data yang
terpilih disederhakan dengan mengklasifikasikan data atas dasar tema-tema,
memadukan data yang tersebar, menelusuri tema untuk merekomendasikan
data tambahankemudian peneliti melakukan abstraksi pasal tersebut
menjadi uraian singkat atau ringkasan.
3. Langkah ketiga adalah penyajian data, pada tahap ini peneliti melakukan
penyajian informasi dari para kader dan orang tua melalui bentuk teks
Penyajian Data Pengumpulan Data
Reduksi Data Simpulan / Verifikasi
43
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
naratif agar diperoleh penyajian data yang lengkap dari hasil pengumpulan
data yang dilakukan. Dalam hal ini peneliti membuat teks naratih mengenai
informasi yang diberikan kepada para kader dan orang tua.
4. Langkah ke empat adalah tahapan kesimpulan, pada taap ini peneliti
melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul dari data yang
diperoleh dari informasi. Kesimpulan ini dibuat berdasarkan pada
pemahaman terhadap data yang disajikan dan dibuat dalam pernyataan
singkat dan mudah dipahami dengan menguji pada pokok permasalahan
yang diteliti.
Dalam penelitian ini empat tahapan tersebut berlangsung secara
simultan, oleh karena itu tehnik bongkar pasang hasil penelitian ini terpaksa
dilakukan jika ditemukan fakta atau pemahaman baru yang lebih akurat. Data
yang dipandang tidak memiliki relevansi dengan maksud penelitian akan
dikesampingkankan.
H. DefinisiOperasional
1. Upaya
Upaya adalah usaha atau ikhtiar yang dilakukan oleh setiap orang,
pada penelitian ini dilakukan oleh kader BKB Silih Asih dalam
mengarahkan segala kemampuan yang dimilikinya dan menggali potensi
yang ada .Aspek yang terdapat didalamnya adalah :
1) meningkatkan pengetahuan orangtua tentang pola asuh,
2) Meningkatkan pemahaman orangtua mengenai polaasuh yang tepat,
3) Meningkatkan pemahaman orang tua tentang manfaat polaasuh.
2. Polaasuh
Pola asuh adalah cara merawat, mendidik dan mengasuh anak yang
sistemik dengan membuat kombinasi-kombinasi baru dalam pengasuhan
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dialami sehingga tercipta
teknik-teknik kreatip dalam pengasuhan. Pengasuhan merupakan perlakuan
orang tua dalam interaksi dan mendidik yang di lakukan orang tua untuk
44
Imas Suryatini, 2013 Upaya Kader BKB Dalam Meningkatkan Kemampuan Pengasuhan Orangtua Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menunjukan kekuasaan dan cara orang tua memperhatikan keinginan anak.
Kekuasaan atau cara yang digunakan orang tua cenderung mengarah pada
pengasuhan anak yang diterapkan.
3. BinaKeluargaBalita( BKB )
Bina Keluarga Balita adalah suatu program yang memiliki tujuan
yang mulia yaitu meningkatkan peran orangtua (ayah dan ibu) serta anggota
keluarga lainnya dalam pembinaan tumbuh kembang anak balita sesuai
dengan usia dan tahap perkembangan yang harus dimiliki baik dalam aspek
fisik, kecerdasan, emosional, maupun sosial agar dapat tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang maju mandiri dan berkualitas (Sumber:
Buku BKB-BKKBN; hal.1).