available online jurnal kesehatan

5
JURNAL KESEHATAN VOLUME 12 NOMOR 2 (2021) 274 - 278 Available online at : http://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/ Jurnal Kesehatan | ISSN (Print) 2085-7098 | ISSN (Online) 2657-1366 | DOI: http://dx.doi.org/10.35730/jk.v12i2.503 Jurnal Kesehatan is licensed under CC BY-SA 4.0 © Jurnal Kesehatan Artikel Penelitian CITRA TUBUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU PENGIDOLAAN POP KOREA PADA REMAJA Fitri Kamila Rahmadini 1 , Widyatuti 2 1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2 Departemen Keperawatan Komunitas, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK Received: March 31, 2021 Revised: April 20, 2021 Accpeted: July 30, 2021 Available online: July 31, 2021 Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perilaku pengidolaan pop Korea dengan citra tubuh (body image) pada remaja. Sampel sebanyak 109 responden remaja putra dan putri antara usia 15-17 tahun yang merupakan siswa SMA Negeri di Kecamatan Sukmajaya Depok. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan 18,35 remaja memiliki tingkat perilaku pengidolaan rendah, 70,65% memiliki tingkat perilaku pengidolaan sedang, dan 11% memiliki tingkat perilaku pengidolaan tinggi. Sedangkan untuk citra tubuh 56,88% remaja memiliki citra tubuh negatif dan 43,12% sisanya memiliki citra tubuh yang positif. Kesimpulan penelitian ini dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara perilaku pengidolaan dan citra tubuh dengan nilai p= 0,166 (p>0,05). Peneliti menyarankan untuk ditingatkannya konseling remaja terutama terkait penerimaan terhadap diri dan bagaimana membentuk citra tubuh yang positif. This study aims to examine the relationship between Korean pop idolization behavior and body image in adolescents. The sample consisted of 109 male and female adolescent respondents between the ages of 15-17 years who were state high school students in Sukmajaya District, Depok. The results showed that 18.35 adolescents had a low level of idolizing behavior, 70.65% had a moderate level of idolizing behavior, and 11% had a high level of idolizing behavior. Meanwhile, for body image 56.88% of adolescents have a negative body image and the remaining 43.12% have a positive body image. The conclusion of this study from the results of bivariate analysis showed that there was no significant positive relationship between idolizing behavior and body image with p value = 0.166 (p>0.05). Researchers suggest to increase adolescent counseling, especially related to self-acceptance and how to form a positive body image. KATA KUNCI Citra Tubuh; Idola; Remaja KORESPONDENSI Widyatuti E-mail: [email protected] PENDAHULUAN Karakteristik fisik seperti tinggi dan berat badan serta atribut yang melekat pada tubuh adalah sesuatu yang mudah ditangkap oleh mata dan sebagai ciri dari seseorang. Melalui pengalaman peneliti sendiri dan hasil observasi di suatu kelompok remaja, tampilan fisik sering kali menjadi bahan pembicaraan sebagai isu yang menjadi perhatian terutama di kalangan remaja perempuan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bornioli et al. (2019) menunjukan bahwa sebagian remaja merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya. Sejumlah 30% remaja laki-laki berkeinginan untuk menaikkan berat badan, sedangkan 50% remaja perempuan berkeinginan menurunkan berat badan. Remaja saat ini menghubungkan persepsi tubuh yang diharapkannya dengan figur atau seseorang yang diidolakannya (Mustikaningrum, 2013). Remaja yang dalam tahap perkembangannya yaitu mencari identitas diri, menjadikan idola yang di gemarinya sebagai figur yang ingin ditiru. Dengan mengidolakan seseorang, biasanya terjadi proses modelling atau meniru tokoh idola dalam perilaku remaja sehari-hari. Survey yang dilakukan oleh Chia et al. (2009) pada 621 remaja berusia 11-18 tahun di Singapura menunjukan terdapat kaitan antara perilaku remaja dalam mengidolakan tokoh yang di gemarinya dengan perkembangan remaja. Remaja cenderung akan mengadopsi perilaku tokoh idoalnya baik itu cara berpakaian, pembelian produk, dan bahkan perilaku kesehatan. Indonesia sendiri, seperti di kebanyakan negara, idola remaja yang paling banyak di gemari adalah penyanyi populer dan bintang film. Salah satu idola populer yang saat ini sedang sangat di gandrungi remaja adalah idola pop Korea. Idola pop Korea dikenal juga dengan istilah idola K-pop atau kependekan dari Korean Pop adalah budaya populer asal Korea Selatan (Sihombing,

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Available online Jurnal Kesehatan

JURNAL KESEHATAN – VOLUME 12 NOMOR 2 (2021) 274 - 278

Available online at : http://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/

Jurnal Kesehatan

| ISSN (Print) 2085-7098 | ISSN (Online) 2657-1366 |

DOI: http://dx.doi.org/10.35730/jk.v12i2.503 Jurnal Kesehatan is licensed under CC BY-SA 4.0

© Jurnal Kesehatan

Artikel Penelitian

CITRA TUBUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU PENGIDOLAAN POP KOREA PADA REMAJA Fitri Kamila Rahmadini 1, Widyatuti 2 1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2 Departemen Keperawatan Komunitas, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

INFORMASI ARTIKEL A B S T R A K

Received: March 31, 2021 Revised: April 20, 2021 Accpeted: July 30, 2021 Available online: July 31, 2021

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perilaku pengidolaan pop Korea dengan citra tubuh (body image) pada remaja. Sampel sebanyak 109 responden remaja putra dan putri antara usia 15-17 tahun yang merupakan siswa SMA Negeri di Kecamatan Sukmajaya Depok. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan 18,35 remaja memiliki tingkat perilaku pengidolaan rendah, 70,65% memiliki tingkat perilaku pengidolaan sedang, dan 11% memiliki tingkat perilaku pengidolaan tinggi. Sedangkan untuk citra tubuh 56,88% remaja memiliki citra tubuh negatif dan 43,12% sisanya memiliki citra tubuh yang positif. Kesimpulan penelitian ini dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara perilaku pengidolaan dan citra tubuh dengan nilai p= 0,166 (p>0,05). Peneliti menyarankan untuk ditingatkannya konseling remaja terutama terkait penerimaan terhadap diri dan bagaimana membentuk citra tubuh yang positif. This study aims to examine the relationship between Korean pop idolization behavior and body image in adolescents. The sample consisted of 109 male and female adolescent respondents between the ages of 15-17 years who were state high school students in Sukmajaya District, Depok. The results showed that 18.35 adolescents had a low level of idolizing behavior, 70.65% had a moderate level of idolizing behavior, and 11% had a high level of idolizing behavior. Meanwhile, for body image 56.88% of adolescents have a negative body image and the remaining 43.12% have a positive body image. The conclusion of this study from the results of bivariate analysis showed that there was no significant positive relationship between idolizing behavior and body image with p value = 0.166 (p>0.05). Researchers suggest to increase adolescent counseling, especially related to self-acceptance and how to form a positive body image.

KATA KUNCI Citra Tubuh; Idola; Remaja KORESPONDENSI Widyatuti

E-mail: [email protected]

PENDAHULUAN Karakteristik fisik seperti tinggi dan berat badan serta

atribut yang melekat pada tubuh adalah sesuatu yang mudah

ditangkap oleh mata dan sebagai ciri dari seseorang. Melalui

pengalaman peneliti sendiri dan hasil observasi di suatu kelompok

remaja, tampilan fisik sering kali menjadi bahan pembicaraan

sebagai isu yang menjadi perhatian terutama di kalangan remaja

perempuan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bornioli et al.

(2019) menunjukan bahwa sebagian remaja merasa tidak puas

dengan bentuk tubuhnya. Sejumlah 30% remaja laki-laki

berkeinginan untuk menaikkan berat badan, sedangkan 50% remaja

perempuan berkeinginan menurunkan berat badan.

Remaja saat ini menghubungkan persepsi tubuh yang

diharapkannya dengan figur atau seseorang yang diidolakannya

(Mustikaningrum, 2013). Remaja yang dalam tahap

perkembangannya yaitu mencari identitas diri, menjadikan idola

yang di gemarinya sebagai figur yang ingin ditiru. Dengan

mengidolakan seseorang, biasanya terjadi proses modelling atau

meniru tokoh idola dalam perilaku remaja sehari-hari. Survey yang

dilakukan oleh Chia et al. (2009) pada 621 remaja berusia 11-18

tahun di Singapura menunjukan terdapat kaitan antara perilaku

remaja dalam mengidolakan tokoh yang di gemarinya dengan

perkembangan remaja. Remaja cenderung akan mengadopsi

perilaku tokoh idoalnya baik itu cara berpakaian, pembelian

produk, dan bahkan perilaku kesehatan.

Indonesia sendiri, seperti di kebanyakan negara, idola

remaja yang paling banyak di gemari adalah penyanyi populer dan

bintang film. Salah satu idola populer yang saat ini sedang sangat

di gandrungi remaja adalah idola pop Korea. Idola pop Korea

dikenal juga dengan istilah idola K-pop atau kependekan dari

Korean Pop adalah budaya populer asal Korea Selatan (Sihombing,

Page 2: Available online Jurnal Kesehatan

WIDYATUTI, W, ET AL/ JURNAL KESEHATAN - VOLUME 12 NOMOR 2 (2021) 274 - 278

DOI: http://dx.doi.org/10.35730/jk.v12i2.503 Widyatuti, W, Et Al 275

2013). Bentuk penyajian budaya populer Korea ini amat beragam

mulai dari drama, musik, fesyen, film, makanan, sampai kecantikan

(Kim, 2015). K-pop juga terkenal dengan grup penyanyi laki-laki

dan perempuan yang berpenampilan menarik (Dwiputeri et al,

2015).

Menurut Valge et al. (2019), idola pop Korea perempuan

memiliki karakteristik penampilan tertentu, yaitu kulit yang sangat

putih dan bentuk tubuh yang sangat langsing. Hal tersebut didukung

oleh pernyataan Gan (2012) bahwa idola pop Korea memiliki

karakteristik penampilan tertentu, yaitu hidung mancung, ukuran

wajah kecil, dan pipi tirus. Idola pop Korea perempuan memiliki

beberapa bagian tubuh dengan karakteristik yang dianggap

sempurna dan diinginkan oleh penggemar. Karakteristik bagian

tubuh tersebut adalah kaki (paha sampai telapak kaki) panjang

dengan proporsi ukuran yang sempurna, perut dengan otot yang

menyerupai angka sebelas, lengan kurus, dan lebar pinggang yang

kecil (Hoi, 2013; Kim, 2012).

Remaja penggemar idola pop Korea dapat menjadikan

tubuh idola pop Korea perempuan sebagai standar yang ingin

diikuti. Peneliti sebelumnya juga telah melakukan studi

pendahuluan dengan mewawancarai 4 remaja putri dan 1 remaja

putra di SMA Negeri 3 Depok pada bulan Januari 2020 mengenai

gambaran citra tubuh remaja penggemar idola pop Korea. Peneliti

memberikan pertanyaan tentang alasan mereka mengagumi idola

pop Korea dan pengaruhnya terhadap gambaran citra diri remaja.

Sebagian remaja mengatakan bahwa idola pop Korea memiliki

penampilan yang sangat menarik dan ingin mengubah gambaran

dirinya menjadi seperti idola pop Korea. Empat remaja putri

tersebut juga menyatakan memiliki niat untuk melakukan diet demi

mengubah penampilannya tersebut.

Citra tubuh adalah evaluasi seseorang terhadap ukuran,

berat, atau aspek lain dari tubuh yang menetukan penampilan fisik.

Citra tubuh tidak terlepas dari aspek kepuasan terhadap diri sendiri

atau yang dikenal dengan istilah body satisfaction (Thompson et al,

1999). Pada usia remaja, penilaian dan kepuasan akan tubuh

menjadi isu penting karena pada masa ini remaja banyak

mengalami perubahan baik dari segi fisik seperti berkembangnya

karakteristik seksual primer dan sekunder dan bertambahnya tinggi

serta berat badan (Potts et al, 2012). Perubahan ini menyebabkan

remaja cenderung lebih memperhatikan tubuh mereka dibanding

aspek lain dalam diri mereka.

Ketidakpuasan akan tubuh sebagai bentuk dari citra tubuh

yang negatif, dapat mengarahkan remaja pada gangguan mental

yang signifikan seperti perasaan malu, depresi, bahkan harga diri

rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Choi et al. (2016) pada 1002

remaja di Amerika dan 3993 remaja di Korea Selatan mengenai

hubungan antara kepuasan tubuh dengan aspek psikologis remaja

menunjukan bahwa terdapat kaitan antara ketidakpuasan tubuh

dengan depresi, dan harga diri merupakan perantara antara kedua

hubungan tersebut. Dampak yang lebih serius dari ketidakpuasan

tubuh pada remaja ini adalah terdapatnya hubungan antara perilaku

bunuh diri dengan citra tubuh yang negatif (Crow et al, 2008).

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan

pengidolaan dengan kepuasan citra tubuh pada remaja di SMA

Negeri di Kecamatan Sukmajaya Depok. Penelitian ini diharapkan

menjadi perhatian bagi petugas kesehatan maupun guru sekolah

bahwa pembentukan citra tubuh yang positif pada remaja sangatlah

penting.

METODE Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain

penelitian cross sectional pada 109 siswa di SMA Negeri di

Kecamatan Sukmajaya Depok dan menggunakan analisa data

univariat dan bivariat. Analisa bivariat menggunakan uji chi square

untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara pengidolaan dan

citra tubuh. Etika penelitian yang diterapkan yaitu menghormati

harkat dan martabat responden, menghormati privasi dan

kerahasiaan responden penelitian, bersikap adil dan terbuka kepada

responden, serta memperhitungkan manfaat dan kerugian yang bisa

ditimbulkan kepada responden.

Pengumpulan data menggunakan instrumen yaitu Celebrity

Attitude scale untuk mengukur tingkat pengidolaan serta Multiple

Body-Self Related Questionaire untuk mengindentifikasi citra

tubuh. Data akan diolah dengan langkah editing, coding,

processing, cleaning, dan tabulating. Kemudian, data dianalisis

dengan analisa univariat dengan uji mean, median, SD, frekuensi,

dan presentase dan analisa bivariat menggunakan uji chi square.

HASIL DAN PEMBAHASAN Mayoritas responden dalam penelitian ini adalah

perempuan yaitu sebanyak 91 (83,48%) dan responden laki-laki

sebanyak 18 (16,52%). Rata-rata usia responden adalah 16,45

tahun, dengan usia terendah 15 tahun dan tertinggi 18 tahun.

Pada tabel 1 ditampilkan gambaran IMT pada Siswa SMA Negeri

di Kecamatan Sukmajaya Depok Tahun 2020.

Tabel 1: Distribusi IMT (n=109)

Indeks Massa Tubuh Jumlah Presentase

Underweight 35 32,11% Normal 70 64,22%

Overweight 4 3,67% Total 109 100%

Page 3: Available online Jurnal Kesehatan

WIDYATUTI, W, ET AL/ JURNAL KESEHATAN - VOLUME 12 NOMOR 2 (2021) 274 - 278

Widyatuti, W, Et Al DOI: http://dx.doi.org/10.35730/jk.v12i2.503 276

Hasil analisa menunjukan bahwa jumlah responden yang

memiliki IMT normal sebanyak 70 responden (64,22%).

Responden dengan IMT underweight sebanyak 35 responden

(32,11%). Sedangkan responden yang memiliki IMT overweight

sebanyak 4 responden (3,67%).

Pada tabel 2 ditampilkan distribusi tingkat pengidolaan

pada Siswa SMA Negeri di Kecamatan Sukmajaya Depok Tahun

2020:

Tabel 2: Distribusi Tingkat Pengidolaan (n =109)

Pengidolaan Jumlah Presentase Rendah 20 18,35 % Sedang 77 70,65 % Tinggi 12 11 % Total 109 100 %

Hasil penelitian menunjukan perbedaan yang cukup besar

antara ketiga kategori pengidolaan. Jumlah responden dengan

tingkat pengidolaan rendah sebanyak 20 orang (18,35%),

responden dengan tingkat pengidolaan sedang sebanyak 77 orang

(70,65%) dan merupakan jumlah terbesar, dan tingkat pengidolaan

tinggi sebanyak 12 orang (11%) dari total 109 responden.

Pada tabel 3 ditampilkan distribusi tingkat pengidolaan

pada Siswa SMA Negeri di Kecamatan Sukmajaya Depok Tahun

2020

Tabel 3: Distribusi Citra Tubuh

Citra Tubuh Jumlah Presentase Negatif 62 56,88 % Positif 47 43,12 % Total 109 100 %

Hasil penelitian menunjukan perbedaan yang cukup besar

antara distribusi citra tubuh negatif dan citra tubuh positif pada

responden. Jumlah responden yang memiliki citra tubuh negatif

lebih banyak yaitu sebanyak 62 orang (56,88%). Sedangkan

responden dengan citra tubuh positif sebanyak 47 orang (43,12%).

Kemudian, dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan

pengidolaan dengan citra tubuh pada Siswa SMA Negeri di

Kecamatan Sukmajaya Depok Tahun 2020 sebagai berikut

Tabel 4: Analisis Hubungan Pengidolaan dengan Citra Tubuh pada Remaja (n=109)

Perilaku pengidolaan

Citra Tubuh Total OR (95% CI)

P Value Negatif Positif N % n % n %

Rendah 36 33% 21 19,3 57 52,3% 1,714 0,166 Tinggi 26 23,85% 26 23,85% 52 47,7%

Total 62 56,85% 47 43,15% 109 100%

Hasil uji statistic didapatkan nilai p=0,166 (P>a), maka dapat

disimpulkan bahwa Ho diterima sehingga tidak terdapat hubungan

positif yang signifikan antara perilaku pengidolaan dan citra tubuh

pada siswa SMA Negeri di Kecamatan Sukmajaya Depok.

PEMBAHASAN Pengidolaan

Hasil analisa univariat pada variabel pengidolaan yang

telah ditampilkan pada bab sebelumnya menampilkan distribusi

responden berdasarkan tingkat pengidolaan. Hasil analisis

menunjukan terdapatnya perbedaan yang cukup signifikan antara

responden dengan tingkat pengidolaan rendah (18,35%), tingkat

pengidolaan sedang (70,65%), dan tingkat pengidolaan tinggi

(11%). Sebagian besar responden penelitian, yaitu 77 orang dari

total 109 responden memiliki tingkat pengidolaan sedang. Ketika

intensitas keterlibatan dengan idola meningkat, remaja sebagai

penggemar mengembangkan hubungan yang lebih intim dengan

idolanya. Kekagumana yang kuat ini sering disebut sebagai aspirasi

remaja untuk berpikir atau bahkan berperilaku seperti idolanya

(Chia et al, 2009). Pernyataan ini juga didukung dari temuan pada

analisis peryataan pada instrumen penelitian ini terkait intensitas

responden dalam mengakses berita idola pop Korea favoritnya,

dimana 75% responden sangat sering mengikuti berita terkait idola

pop Korea favorit, dan 83,4% sangat sering menonton drama, atau

mendengarkan lagu dari idola pop Korea favoritnya.

Berbeda dengan Chia et al (2009) yang menyatakan bahwa

intensitas keterlibatan remaja dengan selebriti secara positif terkait

dengan tingkat nilai materialistis remaja, hasil analisis penelitan ini

menunjukan bahwa 64 dari 109 (58,75%) responden

mengisyaratkan bahwa tidak akan menghabiskan atau

membelanjakan uangnya untuk barang-barang yang berkaitan

dengan idola pop Korea favoritnya, baik barang sejenis yang di

gunakan, barang yang di iklankan, atau merchandise idola Korea

favoritnya.

Citra Tubuh

Hasil analisa univariat pada variabel citra tubuh

menunjukan perbedaan yang cukup besar antara resoponden yang

Page 4: Available online Jurnal Kesehatan

WIDYATUTI, W, ET AL/ JURNAL KESEHATAN - VOLUME 12 NOMOR 2 (2021) 274 - 278

DOI: http://dx.doi.org/10.35730/jk.v12i2.503 Widyatuti, W, Et Al 277

memiliki citra tubuh positif dan responden yang memiliki citra

tubuh negatif, yaitu sebesar 13,76%. Sebanyak 62 responden

(56,88%) memiliki citra tubuh negatif, sedangkan sebanyak 47

responden (43,12%) memiliki citra tubuh postif. Rentang usia

responden 15-17 tahun berada pada tahap remaja tengah dimana

hasil penelitian ini sesuai dengan teori Batubara (2010) yang

menyatakan bahwa pada periode tersebut remaja sedang sangat

memperhatikan penampilannya.

Berbeda dengan Santrock (2016) yang menyatakan bahwa

remaja laki-laki cenderung memiliki citra tubuh yang lebih positif

dibanding remaja perempuan, hasil analisis penelitian menunjukan

bahwa 10 dari 18 (55,56%) responden laki-laki memiliki

ketidakpuasan akan tubuhnya atau memiliki citra tubuh negatif.

Sedangkan untuk responden perempuan pernyataan tersebut sesuai

dimana hasil penelitian menunjukan 52 dari 91 (57,14%) responden

perempuan memiliki citra tubuh negatif. Hasil tersebut

membuktikan bahwa remaja perempuan merupakan kelompok

yang rentan mengalami ketidakpuasan tubuh, yang mana menurut

Santrock (2016) hal tersebut dikarenakan selama masa pubertas,

perempuan mengalami lonjakan lemak yang drastis yang

dampaknya dapat mengarahkan pada citra tubuh yang negatif.

Sebagai indikator ukuran tubuh, hasil analisa indeks masa

tubuh (IMT) pada responden menunjukan bahwa sebagian besar

responden memiliki IMT normal yaitu sebanyak 70 responden

(64,22%). Sebanyak 35 responden (32,11%) memiliki IMT

dibawah normal (underweight), sedangkan hanya 4 responden

(3,67%) yang memiliki IMT diatas normal (overweight).

Berdasarkan data ini diketahui bahwa mayoritas responden

memiliki IMT normal, namun lebih dari setengah jumlah responden

memiliki citra tubuh negatif. Hal tersebut mengindikasikan bahwa

citra tubuh negatif tidak hanya dapat dimiliki oleh responden

dengan IMT overweight atau underweight, tetapi juga dapat

dimiliki oleh responden dengan IMT normal.

Hubungan Pengidolaan dengan Kepuasan Citra Tubuh

Fryling et al. (2011) menyatakan bahwa ketika terdapat

model atau dapat dikatakan ‘idola’ dalam lingkungan remaja, akan

terjadi proses belajar dari remaja melalui cara memperhatikan

sosok yang di idolakannya. Gambaran wanita yang kurus dan pria

yang berotot di media massa seperti idola pop Korea dapat

memberikan dampak bagi citra tubuh seseorang berupa

menurunnya kepuasan serta persepsi tubuh baik skala kecil, sedang,

maupun besar. Terlebih remaja yang dalam tahap

perkembangannya sedang mencari identitas diri dapat menjadikan

idola pop Korea sebagai figur yang ingin ditirunya. Proses ini

dikenal juga dengan istilah identifikasi, yaitu proses meniru idola

sebagai cara untuk mempertahankan hubungan penggemar dengan

idolanya (Chia et al, 2009).

Hasil analisa bivariat antara perilaku pengidolaan dengan

citra tubuh pada penelitian yang dilakukan dengan menggunakan

uji chi-square menunjukkan nilai p (p value) sebesar 0,166 dan

penelitian ini menggunakan nilai α 0,05. Nilai P yang didapat lebih

besar daripada nilai α penelitian, sehingga didapatkan keputusan

bahwa Ho diterima. Dengan kata lain, hasil penelitian

membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan antara perilaku

pengidolaan dengan citra tubuh. Temuan pada penelitian ini

berbeda dengan hasil yang ditemukan Chia et al. (2009) pada

remaja di Singapura yang menyatakan bahwa intensitas keterlibatan

remaja dengan selebriti secara positif terkait dengan kepercayaan

diri dan kepuasan citra tubuh pada remaja. Hasil yang berbeda ini

kemungkinan disebabkan oleh perbedaan kondisi psikologis

individu dan lingkungan antara remaja di Singapura dan remaja di

Depok.

SIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat

hubungan antara pengidolaan dan citra tubuh (body image) pada

remaja. Dengan p value 0,166 > 0,05. Pemberian konseling serta

pendidikan kesehatan pada remaja terutama terkait penerimaan

terhadap diri sendiri perlu untuk lebih ditingkatkan. Pengetahuan

mengenai pembentukan citra tubuh mulai dari faktor sampai

dampaknya dapat lebih memberi pemahaman pada remaja

mengenai pentingnya memiliki citra tubuh yang positif dan

bagaimana cara membentuk citra tubuh yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bornioli, A., H. L.-S., Smith, A., Slater, A., & Bray, I. (2019). Adolescent body dissatisfaction and disordered eating: Predictors of later risky health behaviours. Social Science & Medicine 112458.

2. Burrowes, N. (2013). Body image – a rapid evidence assessment of the literature. UK: UK Government Equalities Office.

3. Chia, S. C., & Ling-Poo, Y. (2009). Media, celebrities, and fans: An examination of adolescents media usage involvement with entertaiment celebrities . J&M Quarterly, 86 (1), 23-44.

4. Choi, E., & Choi, I. (2016). The associations between body dissatisfaction, body figure, self-esteem, and depressed mood in adolescents in the United States and Korea: A moderated mediation analysis. Journal of Adolescence, vol. 53, Dec, 249-259.

5. Crow, S., Eisenberg, M. E., Story, M., & Neumark-Sztainer, D. (2008). Suicidal behavior in adolescents: Relationship to weight status, weight control behaviors, and body dissatisfaction. International Journal of Eating Disorders, 41 (1), 82-87.

Page 5: Available online Jurnal Kesehatan

WIDYATUTI, W, ET AL/ JURNAL KESEHATAN - VOLUME 12 NOMOR 2 (2021) 274 - 278

Widyatuti, W, Et Al DOI: http://dx.doi.org/10.35730/jk.v12i2.503 278

6. Dwiputeri, L., & Maulina, V. V. (2015). Kontribusi body comparison dengan artis K-pop perempuan terhadap body dissatisfaction (Studi pada remaja perempuan Indonesia fans K-pop). Jurnal Perkotaan Desember Vol. 6-7 No. 1-2, 58-76.

7. Kim, B. (2015). Past, present and future of hallyu (Korean wave). American International Journal of Contemporary Research, 5 (5), 154-160.

8. Mustikaningrum, D. H. (2013). Gambaran citra tubuh pada remaja yang mengidolakan tokoh idola di SMAN 1 Depok. Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan.

9. Santrock, J. W. (2016). Adolescence (16th ed.). New York: McGraw-Hill Education.

10. Sihombing, L. H. (2013). Pengaruh kpop bagi penggemarnya: Analisis kajian blok. Tesis. Depok : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.

11. Valge, C., & Hinsberg, M. (2019, Oktober 2). The capitalist control of K-Pop: The idol as a product. Diambil kembali dari RKK ICDS: https://icds.ee/the-capitalist-control-of-k-pop-the-idol-as-a-product/