autofagi dr internet

2
FUNGSI AUTOFAGI Autofagi berasal dari bahasa Yunani; auto, self, dan phagy, eating. Dalam biologi sel, autofagi atau autophagocytosis, merupakan proses katabolis menyangkut penurunan komponen sel itu sendiri melalui mesin lysosomal. Proses tersebut memiliki aturan yang ketat yang memainkan peran normal dalam pertumbuhan sel, perkembangan, dan homeostasis, yang membantu menjaga keseimbangan antara sintesis, penurunan dan pendaurulangan berikutnya pada produk sel. Proses tersebut merupakan mekanisme utama dimana sel yang menderita realokasi nutrient dari proses yang tidak penting menuju proses yang lebih penting. Autofagi merupakan aktivitas seluler yang kontinyu, dimana protein dan organel secara tetap didegradasi dan diresistensis (turned over). Struktur yang terbentuk nampaknya mempunyai waktu paruh yang tertentu. Sebagai contoh, asam amino mulai merubah strukturnya (racemize) tidak ada pilihan bagi struktur yang telah atau rusak, dengan vakuola autophagik, melingkupi sintesisi yang terakhir, tampak organel atau makromolekul yang normal seperti komponen yang tua. Hal ini menunjukkan bahwa molekul akan diresikling sebelum menjadi tidak berfungsi. Varietas pada keberadaan proses autophagic, semua mengalami penurunan komponen intrasel yang sama melalui lisosom. Mekanisme yang paling dikenal pada autofagi menyangkut pembentukan membran di sekitar daerah yang dituju oleh sel, memisahkan kandungan dari sisa sitoplasma. Gelembung yang dihasilkan kemudian mengalami fusi dengan lisosom dan kemudian menurunkan kandungannya. Hal tersebut pertama kali dipaparkan pada tahun 1960, namun banyak pertanyaan mengenai proses dan mekanisme aktual yang terlibat masih tetap diuraikan. Peranannya dalam penyakit tidak benar-benar dikategorisasikan; hal itu dapat membantu untuk menghentikan perkembangan beberapa penyakit dan memainkan peran protektif terhadap infeksi oleh pathogen intrasel; namun, pada beberapa situasi, hal itu sebenarnya berperan untuk perkembangan penyakit. Autofagi dapat dipisah secara luas menjadi tiga jenis: macroautofagi, microautofagi dan chaperone-mediated autofagi. Macroautofagi menyangkut pembentukan membran berbentuk de- novo yang mengikat dirinya sendiri untuk menelan komponen sitosolik (protein dan atau seluruh organel), yang menurun setelah terjadinya fusi tersebut dengan lisosom, sedangkan microautofagi merupakan invaginasi langsung pada bahan ke dalam lisosom. Perbandingan macroautofagi dan microautofagi Jenis spesifik autofagi termasuk: Chaperone-mediated autofagi, kondisi yang digunakan untuk menggambarkan penurunan protein sitosolik tertentu yang ditandai dengan rangkaian peptide spesifik. Molekul Chaperone mengikat dan mengangkut protein menuju lisosom melalui kompleks reseptor. Pexophagy, pemilihan autofagi untuk penurunan peroksisom, yang dapat dipisahkan menjadi macropexophagy dan micropexophagy. Mitophagy, pemilihan autofagi untuk penurunan mitokondria, yang dapat dipisahkan pada macromitophagy dan micromitophagy. Xenophagy, pemilihan autofagi untuk penurunan bakteri dan virus intrasel. Kekurangan nutrien Dalam kondisi kekurangan nutrien, meningkatnya level autofagi mengarah pada menurunnya komponen non-vital dan melepaskan nutrien, memastikan bahwa proses vital dapat

Upload: nur-darda-hajatulail

Post on 28-Jan-2016

232 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jj

TRANSCRIPT

Page 1: Autofagi Dr Internet

FUNGSI AUTOFAGIAutofagi berasal dari bahasa Yunani; auto, self, dan phagy, eating. Dalam biologi sel, autofagi atau autophagocytosis, merupakan proses katabolis menyangkut penurunan komponen sel itu sendiri melalui mesin lysosomal. Proses tersebut memiliki aturan yang ketat yang memainkan peran normal dalam pertumbuhan sel, perkembangan, dan homeostasis, yang membantu menjaga keseimbangan antara sintesis, penurunan dan pendaurulangan berikutnya pada produk sel. Proses tersebut merupakan mekanisme utama dimana sel yang menderita realokasi nutrient dari proses yang tidak penting menuju proses yang lebih penting.Autofagi merupakan aktivitas seluler yang kontinyu, dimana protein dan organel secara tetap didegradasi dan diresistensis (turned over). Struktur yang terbentuk nampaknya mempunyai waktu paruh yang tertentu. Sebagai contoh, asam amino mulai merubah strukturnya (racemize) tidak ada pilihan bagi struktur yang telah atau rusak, dengan vakuola autophagik, melingkupi sintesisi yang terakhir, tampak organel atau makromolekul yang normal seperti komponen yang tua. Hal ini menunjukkan bahwa molekul akan diresikling sebelum menjadi tidak berfungsi.Varietas pada keberadaan proses autophagic, semua mengalami penurunan komponen intrasel yang sama melalui lisosom. Mekanisme yang paling dikenal pada autofagi menyangkut pembentukan membran di sekitar daerah yang dituju oleh sel, memisahkan kandungan dari sisa sitoplasma. Gelembung yang dihasilkan kemudian mengalami fusi dengan lisosom dan kemudian menurunkan kandungannya.Hal tersebut pertama kali dipaparkan pada tahun 1960, namun banyak pertanyaan mengenai proses dan mekanisme aktual yang terlibat masih tetap diuraikan. Peranannya dalam penyakit tidak benar-benar dikategorisasikan; hal itu dapat membantu untuk menghentikan perkembangan beberapa penyakit dan memainkan peran protektif terhadap infeksi oleh pathogen intrasel; namun, pada beberapa situasi, hal itu sebenarnya berperan untuk perkembangan penyakit.Autofagi dapat dipisah secara luas menjadi tiga jenis: macroautofagi, microautofagi dan chaperone-mediated autofagi. Macroautofagi menyangkut pembentukan membran berbentuk de-novo yang mengikat dirinya sendiri untuk menelan komponen sitosolik (protein dan atau seluruh organel), yang menurun setelah terjadinya fusi tersebut dengan lisosom, sedangkan microautofagi merupakan invaginasi langsung pada bahan ke dalam lisosom.

Perbandingan macroautofagi dan microautofagiJenis spesifik autofagi termasuk:Chaperone-mediated autofagi, kondisi yang digunakan untuk menggambarkan penurunan protein sitosolik tertentu yang ditandai dengan rangkaian peptide spesifik. Molekul Chaperone mengikat dan mengangkut protein menuju lisosom melalui kompleks reseptor.Pexophagy, pemilihan autofagi untuk penurunan peroksisom, yang dapat dipisahkan menjadi macropexophagy dan micropexophagy.Mitophagy, pemilihan autofagi untuk penurunan mitokondria, yang dapat dipisahkan pada macromitophagy dan micromitophagy.Xenophagy, pemilihan autofagi untuk penurunan bakteri dan virus intrasel.

Kekurangan nutrien Dalam kondisi kekurangan nutrien, meningkatnya level autofagi mengarah pada menurunnya komponen non-vital dan melepaskan nutrien, memastikan bahwa proses vital dapat berlanjut. Sel ragi bermutasi yang memiliki kapabilitas autophagic yang berkurang secara cepat mematikan dalam kondisi kekurangan nutrien. Gen yang dikenal sebagai Atg7 telah dimasukkan pada nutrien yang mengalami autofagi, saat tikus percobaan menunjukkan bahwa autofagi menginduksi kekurangan tersebut merusak pada tikus yang kekurangan Atg7.

InfeksiAutofagi memainkan peran dalam merusak beberapa bakteri termasuk sel. Patogen intrasel seperti Mycobacterium tuberculosis tahan di dalam sel dan menahan aksi normal yang dilakukan oleh sel untuk

Page 2: Autofagi Dr Internet

mengeluarkan dirinya sendiri dari sel. Rangsangan autofagi dalam sel yang terinfeksi mengatasi hambatan dan membantu untuk mengeluarkan sel patogen.

Kematian sel yang terprogram Hal tersebut telah diajukan bahwa autofagi menimbulkan kerusakan menyeluruh pada sel yang merupakan salah satu dari beberapa jenis kematian sel yang terprogram; namun, tidak ada kesimpulan yang membuktikan keberadaan proses tersebut. Meskipun demikian, observasi tentang sel yang memiliki gambaran autophagic pada bagian yang mengalami kematian sel yang terprogram mengarah pada timbulnya tahap kematian sel autophagic (yang juga dikenal sebagai kematian sel sitoplasma atau kematian sel tipe II). Penelitian tentang metamorfosis serangga telah menunjukkan sel yang mengalami bentuk kematian sel yang terprogram yang muncul secara nyata dari bentuk lain, hal ini telah diajukan sebagai contoh kematian sel autophagic.Hal tersebut tidak diketahui apakah aktivitas autophagic pada sel mati sebenarnya menyebabkan kematian atau apakah hal tersebut hanya terjadi sebagai proses yang mengiringinya. Pada banyak penyakit neurologis, dalam jalur kematian sel neuronal tertentu dan setelah cedera neuronal, terdapat peningkatan jumlah autophagosome. Hubungan kausatif antara autofagi dan kematian sel tidak ditampilkan. Hal tersebut tidak jelas apakah peningkatan dalam autophagosome menunjukkan peningkatan pada aktivitas autophagic atau penurunan fusi autophagosome-lisosom. Baru-baru ini, hal tersebut telah diperdebatkan tentang autofagi yang mungkin sebenarnya menjadi mekanisme ketahanan sel.