australia papua nugini

20
GEOGRAFI DAN MANAJEMEN ENERGI DI AUSTRALIA DAN PAPUA NUGINI Disusun oleh: Dea Amelia 361003/C Jauhari Wicaksono 361007/C M. Syaiful Arifin 361012/C TEKNOLOGI GAS III

Upload: dea-amelia

Post on 02-Jul-2015

272 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Australia Papua Nugini

GEOGRAFI DAN

MANAJEMEN ENERGI

DI AUSTRALIA

DAN

PAPUA NUGINI

Disusun oleh:

Dea Amelia 361003/C

Jauhari Wicaksono 361007/C

M. Syaiful Arifin 361012/C

TEKNOLOGI GAS III

PTK AKAMIGAS - STEM

Page 2: Australia Papua Nugini

GEOGRAFI DAN MANAJEMEN ENERGI

DI AUSTRALIA DAN PAPUA NUGINI

nergi mempunyai peran yang sangat vital terhadap segala aktivitas

industri di muka bumi ini. Berbagai kegiatan tanpa adanya energi

sebagai penggerak maka kegiatan tersebut tidak akan jalan. Energi

tersebut dapat berupa energi terbarukan dan tidak terbarukan. Energi

terbarukan dapat berupa energi panas bumi, sinar matahari, tenaga angin,

biomassa, gelombang laut, air, bahan bakar bio cair (solid biomas dan

biogas). Sedangkan energi tidak terbarukan merupakan energi yang sudah

sangat umum kita ketahui dan jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu

merupakan energi bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil ini antara lain minyak

bumi, gas alam, dan batu bara.

E

Pembahasan ini akan ditekankan pada energi pada bahan bakar fosil

yang meliputi energi minyak bumi, batu bara, dan gas alam terutama pada

negara Australia dan Papua New Guinea.

AUSTRALIA

Australia adalah negara sekaligus benua yang terletak di Oceania di

antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Negara Persemakmuran ini

mempunyai luas wilayah 7.741.220 km2 dengan populasi 21.766.711 jiwa

(perkiraan Juli 2011) yang didominasi etnis kulit putih.

Australia memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti batu

bara, bijih besi, tembaga, bauksit, seng, intan, emas, perak, gas alam,

minyak bumi, dan uranium, yang menjadi komoditas ekspor, serta sumber

daya alam terbarukan.

Page 3: Australia Papua Nugini

Australia mempunyai

cadangan minyak, gas alam, dan

batu bara yang cukup besar.

Australia tergabung dalam

Organization for Economic

Cooperation and Development

(OECD) yang mengekspor sekitar

dua pertiga dari total produksi

energi. Australia adalah negara

eksportir batubara terbesar dunia

dan negara keempat terbesar

yang mengekspor LNG pada tahun

2009 setelah Qatar, Malaysia, dan Indonesia. Prospek Australia untuk

memperluas ekspor energi di masa depan sangat menjanjikan mengingat

permintaan energi di sektor Asia baik dari batubara maupun LNG meningkat

seiring dengan meningkatnya cadangan gas alam Australia yang telah

terbukti. Australia juga mengekspor minyak mentah dan produk minyak

olahan. Ekspor hidrokarbon menyumbang 19 persen dari pendapatan ekspor

negara pada tahun 2009. Kondisi politik Australia yang stabil, cadangan

hidrokarbon yang besar, dan kedekatan dengan pasar Asia menjadikan

Australia menarik banyak investor asing untuk menanamkan modalnya bagi

industri energi di Australia.

MINYAK BUMI

Menurut Oil and Gas Journal (OGJ), Australia mempunyai 3,3 miliar

barel cadangan minyak pada 1 Januari 2010. Angka ini dua kali lipat lebih

besar daripada estimasi OGJ pada tahun 2009 yang hanya 1,5 miliar barel.

Peningkatan dalam estimasi cadangan ini dikarenakan adanya cadangan

Page 4: Australia Papua Nugini

minyak tambahan, terutama gas alam cair, yang ditemukan pada

pengeboran yang berlangsung pada cekungan atau lapangan yang telah

memproduksi minyak dan gas alam. Cadangan ini sebagian besar tersebar di

lepas pantai Western Australia, Victoria, dan Northern Territory.

Produksi dan Konsumsi

Pada tahun 2009, total produksi minyak Australia berada pada angka

589.200 barel per hari (bbl/d), dimana 81% nya (476 bbl/d) adalah minyak

mentah. Produksi minyak tertinggi tercatat pada tahun 2000 yaitu 828 bbl/d

dan terus menurun. Menurut Australian Petroleum Production and

Exploration Association (APPEA), penurunan yang berkelanjutan pada

produksi minyak ini diharapkan akan berakhir pada tahun 2020.

Batas eksplorasi miyak Australia dalam beberapa tahun terakhir ini

telah bergerak menuju daerah laut dalam pada laut Timor, meskipun

Carnavon Basin (cekungan) yang terletak di lepas pantai Australia Barat

tetap merupakan daerah dengan pekerjaan pengeboran minyak tersibuk.

Setelah lonjakan aktivitas pada dekade terakhir ini, beberapa penemuan

besar sekarang sedang dalam proses untuk dikomersialkan.

Salah satu produksi terbesar berasal dari The Pyreness dan Van Gogh

yang berlokasi di lepas pantai Western Australia. The Pyrenees mempunyai

kapasitas produksi sebesar 96.000 bbl/d sedangkan kapasitas produksi Van

Gogh sebesar 150.000 bbl/d.

Konsumsi minyak bumi Australia pada tahun 2009 adalah sebesar

946.300 bbl/d. Angka ini lebih besar dari jumlah produksinya, sehingga

kekurangan ini diatasi dengan mengimpor minyak bumi.

Page 5: Australia Papua Nugini

Jaringan Perpipaan

Australia menpunyai jaringan perpipaan untuk minyak dan gas yang

berkembang dengan baik. Operator terbesarnya adalah Australian Pipeline

Trust yang mengoperasikan 6200 mil jaringan pipa. Epic Energy sebagai

terbesar kedua dengan panjang jaringan 2500 mil. Santos mengoperasikan

dua jaringan pipa domestik utama yang mengalirkan minyak mentah dan

produk minyak, meliputi jalur pipa dari Jackson ke Brisbane yang terbentang

sepanjang 500 mil, dan dari Mereenie ke Alice Springs yang mencakup 167

mil. Perusahaan lainnya adalah Esso Australia Ltd. yang mengoperasikan

jaringan pipa sepanjang 115 mil dari Longford sampai Long Island Point.

Ekspor dan Impor

Pada tahun 2009, estimasi EIA (US Energy Information and

Administration) menyebutkan bahwa Australia mengimpor minyak sekitar

360.000 bbl/day. Angka ini mendekati 40% dari konsumsi dalam negeri yang

sebesar 946.000 bbl/d. Tingginya proporsi impor ini dikarenakan oleh

mayoritas lokasi produksi minyak Australia berada di lepas pantai barat laut.

Lokasi ini lebih dekat dengan kilang Asia daripada kilang dalam negeri

Australia, yang terletak di pantai timur. Sebaliknya, sebagian besar kilang

Australia terletak dekat dengan pasar utama atau konsumen domestic yang

berada di pantai timur. 

Australia mengimpor minyak mentah dan kondensat terutama dari

Asia Tenggara. Viet Nam saat ini merupakan sumber terbesar, sedangkan

Australia paling banyak mengimpor produk olahan minyak dari Singapura.

Page 6: Australia Papua Nugini

Menurut perkiraan EIA, pada tahun 2008 Australia mengekspor

249.000 bbl/d minyak mentah, yaitu sekitar 42% dari total produksi minyak.

Negara tujuan ekspor adalah Asia, terutama Korea Selatan, Singapura, dan

Taiwan. Sedangkan untuk produk petroleum, Australia mengekspor 62.800

bbl/d, sekitar 11% dari total produksi minyak. Pasar terbesarnya adalah

Selandia Baru dan Singapura.

Refinery

OGJ mencatat pada bulan Januari 2010, Australia memiliki tujuh buah

kilang besar, dengan kapasitas sebesar 725.000 bbl/d, naik dari 696.000

bbl/d pada tahun 2008. Bahan baku minyak mentah untuk kilang ini

terutama berasal dari minyak yang diproduksi di Selat Bass lepas pantai

Australia tenggara serta impor minyak mentah terutama dari Asia Tenggara.

GAS ALAM

Berdasarkan sumber dari OGJ, Australia mempunyai 110 triliun kaki

kubik (Tcf) cadangan gas alam yang telah terbukti per Januari 2010. Angka

ini tiga kali lebih besar dari perkiraan tahun 2009 yaitu 30 Tcf. Kenaikan ini

sebagian besar merupakan hasil dari meningkatnya eksplorasi dan

pengembangan sumber gas baik secara konvensional maupun

tidak. Dilaporkan bahwa cadangan gas konvensional, yaitu lapisan batubara

dan gas shale, telah menjadi komponen cadangan gas yang besar karena

kemajuan teknologi. Australia merupakan negara terbesar kedua belas di

dunia yang memiliki cadangan gas alam pada Januari 2010.

Produksi dan Konsumsi

Produksi gas alam Australia mencapai 1,5 Tcf pada tahun 2009 dan

terus berada pada tren yang meningkat, sedangkan konsumsi gas alam pada

Page 7: Australia Papua Nugini

tahun 2009 adalah sebesar 22,3 miliar m3. Queensland dan New South Wales

adalah sumber utama dari gas batubara (Coal Seam Bed atau CSG), yang

mencapai 13% dari produksi gas pada tahun 2009. Untuk produksi gas alam

sebagian besar terletak di cekungan Carnavon di lepas pantai utara Australia

Barat. Sebagian besar produksi gas alam Australia dikonversikan ke LNG

untuk keperluan ekspor dan konsumsi dalam negeri. Sejumlah projek besar

LNG baru sedang dalam pembangunan seiring dengan perkembangan pasar

LNG di Asia.

Yang termasuk dalam Proyek LNG konvensional baru antara lain

adalah :

1. Proyek Pluto, terletak dekat Karratha lepas pantai Barat Australia. Proyek

ini sedang dalam pembangunan. Woodside Energy memiliki modal sebanyak

90% yang didukung dengan kontrak selama 15 tahun oleh Kansai Electric

dan Tokyo Gas yang memiliki modal sebesar 5%. Proyek ini mencakup

sebuah platform lepas pantai yang menghubungkan 5 sumur bawah laut dan

jaringan perpipaan sepanjang 112 mil menuju fasilitas LNG di darat yang

berada pada Semenanjung Burrup. Diharapkan pada bulan Maret 2011 plant

ini sudah mulai beroperasi dengan kapasitas baru diperkirakan 200 BCF of

LNG/tahun.

Page 8: Australia Papua Nugini

2. Proyek Gorgon, dipimpin oleh Chevron dengan kepemilikan saham

sebesar 50%, bersama dengan Shell dan ExxonMobil masing-masing

memiliki saham 25%. Saat ini proyek ini juga dalam tahap pembangunan.

Lapangan gas Gorgon yang terletak sekitar 80-124 mil dari lepas pantai

barat laut, diyakini mengandung 40 TCF gas alam dan merupakan lapangan

gas alam terbesar yang berada di Australia. Proyek ini meliputi

pengembangan lapangan gas Gorgon dengan jaringan pipa bawah laut

menuju Pulau Barrow dimana pulau ini memiliki fasilitas untuk pemrosesan

gas dengan kapasitas produksi 700 BCF/tahun dimana pada awalnya terdiri

dari tiga bagian utama, 234 BCF/tahun kapal LNG, fasilitas pengiriman untuk

menyalurkan produk ke pasar internasional, serta manajemen gas rumah

kaca melalui injeksi karbon dioksida menuju formasi yang dalam dibawah

Pulau Barrow.

3. Proyek Icthys, masih dalam tahap perencanaan. Dipimpin oleh Japan’s

INPEX dengan kepemilikan modal sebesar 74% dan Total dengan 26%

kepemilikan saham. Terletak di lepas pantai disebelah barat laut pantai

Browse Basin. Diharapkan nantinya akan menghasilkan LNG, LPG, dan

condensat untuk diekspor ke Jepang dan daerah lainnya melalui jaringan

perpipaan bawah laut sepanjang 528 mil yang menghubungkan

field/lapangan ke terminal LNG baru yang dibangun di dekat Darwin. Ketika

proyek mulai beropeasi pada tahun 2016, produksi diharapkan paling tidak

377 BCF/ tahun. 

4. Proyek Wheatstone, masih dalam tahap perencanaan. Dipimpin oleh

Chevron dengan kepemilikan modal sebesar 75% dan Apache sebesar 25%

serta didukung oleh kontrak LNG dengan Tepco dan Kogas. Ketika proyek

telah selesai dirancang, dilaporkan bahwa kapasitas LNG ekspor yang

direncanakan akan 1.177 BCF/tahun dan akan direncanakan pula sebagian

kecil untuk konsumsi dalam negeri.

Page 9: Australia Papua Nugini

Unconventional proyek

produksi LNG yang baru

masih dalam tahap

perencanaan, meliputi: 

1. Proyek Gladstone, yang

akan menjadi CSG yang

pertama di dunia untuk

operasi LNG. Proyek ini

terletak di daratan

Queensland, yang merupakan

proyek gabungan/patungan antara perusahaan Santos (60%) dan Petronas

(40%), meskipun diskusi dengan Shell untuk mengambil saham ekuitas

sepertiga dilaporkan masih tetap berlangsung.  LNG Gladstone memiliki

rencana untuk membangun dua plant dengan kapasitas 175 BCF untuk

masing-masingnya.

2. Proyek Arrow, yang masih dalam tahap perencanaan, juga terletak di

Queensland. Proyek ini merencanakan pembangunan sampai dengan empat

plant pengolahan LNG, masing-masing dengan kapasitas 195 BCF/ tahun.

Ekspor LNG 

Karena jarak antara Australia dan pasar-pasar ekspor gas alam

utamanya di Asia terbilang sangat jauh, maka tidak ekonomis jika ekspor

menggunakan jalur perpipaan. Oleh karena itu, semua ekspor gas alam

dalam bentuk LNG. Selama dekade terakhir, ekspor LNG Australia telah

meningkat sebesar 48% dan diharapkan terus meningkat. Menurut Cedigaz,

pada tahun 2009, Australia mengekspor 856 BCF LNG, naik dari 755 BCF

yang telah dilaporkan oleh EIA pada tahun 2008. Jepang merupakan tujuan

utama, selain China, Korea Selatan, India, dan Taiwan

Page 10: Australia Papua Nugini

Australia saat ini memiliki dua perusahaan pengekspor LNG. Yang

terbesar adalah North West Shelf Venture (NWSV), yang merupakan sebuah

konsorsiun enam perusahaan energi (Woodside, Shell, BP, Chevron, Jepang

Australia LNG, dan BHP Billiton), yang mengoperasikan lima kapal LNG

dengan total kapasitas 761 BCF/tahun. Sebagian besar LNG yang dihasilkan

oleh NWSV diekspor ke Jepang dengan kontrak jangka panjang. Berikutnya

adalah Darwin LNG, sebuah konsorsium dari ConocoPhillips, Santos, Eni, SPA,

dan INPEX. Darwin LNG memiliki satu kapal produksi dengan kapasitas 140

BCF/tahun dan ekspor LNG atas kontrak Tokyo Gas Corp dan Tokyo Electric.

Darwin LNG terletak di pantai utara Australia dan suplai gas alam berasal

dari lapangan gas di Laut Timor. Meskipun demikian, karena fasilitas LNG

baru akan mulai dengan Pluto proyek, maka ekspor LNG Australia

diproyeksikan akan semakin berkembang.

BATUBARA

Pada awal tahun 2009, Australia memiliki 76 billion short tons (BST)

cadangan batu bara. Australia adalah penghasil batu bara terbesar keempat

di dunia setelah China, Amerika Serikat, dan India, dan Australia juga

merupakan pengekspor terbesar batu bara. Australia memiliki 107 tambang

batu bara swasta di seluruh negeri. Sekitar 74% produksi batu bara berasal

dari operasi tambang terbuka, dan sisanya berasal dari tambang bawah

tanah. Perusahaan Internasional seperti BHP Billiton, Anglo American

(Inggris), Rio Tinto (Australia-Inggris), dan Xstrata (Swiss) memainkan peran

penting dalam industri batu bara di Australia.

Produksi dan Konsumsi

Page 11: Australia Papua Nugini

Pada tahun 2009, Australia memproduksi 450 million short tons

(MMST) batu bara dengan jumlah konsumsi sebesar sekitar 125 MMST.

Selama dua puluh tahun terakhir, produksi batu bara di Australia tumbuh

sebesar 34%, dengan tetap berlangsungnya proyek-pyoyek baru setiap

tahunnya. Negara bagian Queensland dan New South Wales memiliki 97%

dari produksi batu bara hitam di Australia. Produksi batu bara hitam telah

meningkat dengan rata-rata kenaikan sebesar 3,2%/tahun antara tahun

fiskal 2003-2004 dan 2008-2009. Dengan penambahan kapasitas baru, maka

diharapkan produksi batu bara akan terus meningkat dalam jangka waktu

menengah. Australia juga memiliki batu bara coklat pada daerah Australia

Barat, Victoria, dan Tasmania dimana batu bara ini digunakan untuk

pembangkit listrik domestik.

Ekspor

Australia mengekspor sekitar 66% batu bara pada tahun 2009, atau

sekitar 300 MMST, dan merupakan 28% ekspor batu bara di dunia.

Berdasarkan Australian Coal Association, Jepang merupakan tujuan ekspor

batu bara Australia dengan nilai diatas 40% dari seluruh ekspor batu bara

terhitung pada tahun fiskal 2008-2009. Pangsa pasar lain yang juga penting

adalah Korea Selatan dengan 15%, Taiwan 10%, serta India dan China

Page 12: Australia Papua Nugini

masing-masing 9,5%. Sedangkan sekitar 8% dari ekspor batu bara Australia

dikirim ke benua Eropa.

Industri ekspor batu bara difasilitasi dengan sembilan terminal batu

bara yang terletak di Queensland dan New South Wales. Pada bulan Juni

2009, terminal-terminal ini menangani batu bara dengan kapasitas 364 kubic

feet/tahun. Beberapa proyek pelabuhan baru sedang dalam tahap

pembangunan dan diperkirakan akan menambah sekitar 130 MST untuk

kapasitas ekspor batu bara tiap tahunnya pada tahun 2014.

PAPUA NUGINI

Papua Nugini adalah negara yang terletak di kawasan Oceania yang

masih satu pulau dengan Propinsi Papua. Secara astronomis, Papua Nugini

terletak pada 9.30o Lintang Selatan dan 147.10o Bujur Timur. Secara

geografis, Papua Nugini berbatasan dengan Indonesia di sebelah barat.

Sebelah utara dan timur berbatasan dengan Samudra Pasific, serta sebelah

selatan berbatasan dengan Australia.

Negara berpenduduk 6,1 juta orang

(perkiraan Juli 2011) ini merupakan salah

satu negara terbesar di kawasan Oceania,

dimana penduduknya terdiri dari

bermacam-macam suku dan komunitas dan

termasuk salah satu negara dengan tingkat

heterogenitas penduduk terbanyak di dunia.

Negara yang dipimpin oleh perdana

menteri ini pada awalnya merupakan

Page 13: Australia Papua Nugini

negara jajahan 2 negara. Sebelah utara dikuasai oleh Jerman dan sebelah

selatan menjadi wilayah Inggris. Kemudian pada tahun 1902, Papua Nugini

menjadi persemakmuran Australia sampai diberi kemerdekaan oleh Australia

pada 16 September 1975.

Papua Nugini memiliki sumber daya alam yang cukup besar. Namun

masih belum dieksploitasi secara maksimal. Dari total populasi penduduk, 85

% diantaranya bekerja pada bidang agricultur, sedangkan sisanya bekerja

pada sektor-sektor informal serta sedikit pada bidang pertambangan

maupun perminyakan. Sektor pertambangan yang menjadi tulang punggung

perekonomian negara tersebut adalah tembaga, emas dan minyak, dimana

nilainya menyumbang 2/3 total nilai ekspor negara tersebut.

Cadangan Energi & Penggunaannnya

Papua Nugini memiliki cadangan sumber daya alam yang cukup besar

untuk ukuran negara yang cukup kecil. Cadangan gas yang dimiliki

diperkirakan mencapai 227 bcf , namun dari nilai tersebut baru diproduksi

sekitar 5 bcf -menduduki peringkat 75 dunia dalam produksi gas- dan

semuanya digunakan untuk konsumsi domestik. Tingkat konsumsi gas Papua

Nugini menduduki peringkat 100 dunia.

Sedangkan untuk produksi minyak, pada tahun 2009 Papua Nugini

memproduksi sebanyak 35,05 ribu barel per hari dimana 30 ribu diantaranya

untuk konsumsi dalam negeri. Sedangkan sisanya untuk kepentingan

ekspor.Dalam rangking negara penghasil minyak, Papua Nugini menduduki

peringkat 66 dunia, sedangkan untuk peringkat konsumsi minyak pada

rangking 105 dunia.

Beberapa lapangan minyak yang masih produktif antara lain adalah

lapangan Moran, Gobe dan Kutubu. Sedangkan Hides gas field memproduksi

gas.

Page 14: Australia Papua Nugini

Sebagian besar dari energi yang dihasilkan, digunakan untuk

kepentingan domestik dimana sebagian besar digunakan untuk bahan bakar.

Mahalnya biaya pembangunan infrastruktur sedikit banyak turut berperan

dalam kurang berkembangnya explorasi maupun exploitasi sumber daya

alam di bidang pertambangan dan perminyakan tersebut. Lebih khusus lagi

dibidang exploitasi gas alam. Dengan belum adanya LNG plant, maka

produksi gas alam hanya digunakan untuk konsumsi domestik tanpa ada

yang diekspor.

Kebijakan Bidang Energi

Dari data yang dirilis oleh BP, produksi crude oil Papua Nugini dalam

kurun waktu 2003-2010 mengalami penurunan produksi. Hal ini dikarenakan

karena buruknya tingkat explorasi khususnya explorasi pengeboran. Untuk

menanggulangi hal tersebut, pemerintah setempat membuat kebijakan

untuk menurunkan tingkat pajak menjadi hanya 30 % dari yang sebelumnya

mencapai 50%. Diharapkan dengan lebih rendahnya tingkat pajak yang

dibebankan kepada perusahaan explorasi, semakin banyak perusahaan yang

berminat untuk melakukan explorasi dan exploitasi di negara tersebut.

Pada tahun 2008, sebuah konsorsium perusahaan Amerika-Australia

meneken kontrak kontrak kerja sama senilai US 10 milyar dengan

pemerintah Papua Nugini untuk membangun LNG Plant. Konsorsium yang

dipimpin oleh ExxonMobil ini akan memproses gas dari sumur gas di

lapangan Juha, Hides serta beberapa lapangan di sekitarnya. Proyek yang

diperkirakan akan memulai pengiriman LNG pada tahun 2014 tersebut

diproyeksikan mampu untuk mengekspor LNG sebanyak 6 MTPA.

Konsorsium yang dipimpin oleh ExxonMobil ini adalah gabungan dari

beberapa perusahaan transnasional seperti Santos, AGL, Oil Search, Nippon

Oil, eda Oil, dengan pembagian saham adalah ExxonMobil sebesar 41,5% ,

Page 15: Australia Papua Nugini

Oil Search 34%, Santos 17,7 % , AGL 3%, Nippon Oil 1,8 % dan Eda Oil 0,2 %.

Sedangkan pemerintah setempat memegang 1,2 % kepemilikan.

LNG plant yang akan dibangun, direncanakan akan dibangun di dekat

Port Moresby (ibukota negara). Sedangkan jalur pengiriman dari sumur di

Juha-Hides ke Port Moresby akan dilewatkan pipa yang sebagian diantaranya

melewati laut. Gambar rencana pembangunan LNG plant tersebut dapat

dilihat pada gambar berikut.

Gambar Rencana Pembangunan LNG Plant

Pemerintah PNG diperkirakan akan mendapatkan arus kas bersih

sebesar $ 31.700.000.000 selama 30 tahun. Kesepakatan ini adalah salah

satu dari sejumlah proyek baru diluncurkan di Papua Nugini. Negara Pasifik

tersebut telah menjadi sebuah negara yang semakin menarik untuk

Page 16: Australia Papua Nugini

pertambangan minyak transnasional dan perusahaan yang ingin

mengeksploitasi cadangan emas, tembaga, minyak, gas alam dan sumber

daya lainnya mengingat cadangan sumber daya alamnya yang cukup besar

namun belum diolah secara maksimal. Disisi lain, pemerintah setempat juga

sedang gencar-gencarnya dalam menarik investor untuk berinvestasi di

negara tersebut.

HAL YANG BISA DIPELAJARI INDONESIA

Semakin banyaknya permintaan akan energi di dunia, maka negara-

negara yang memiliki cadangan energi cukup besar khususnya gas

berlomba-lomba untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi cadangan

energi yang dimiliki. Namun, modal yang diperlukan untuk membangun

sebuah fasilitas maupun untuk membayai kegiatan tersebut cukup besar.

Untuk itu, diperlukan peran investor untuk ikut serta dalam kegiatan

tersebut. Menjadi tugas pemerintahlah untuk menarik para investor agar

mau berinvestasi di Indonesia khususnya untuk explorasi maupun exploitasi

gas alam yang cadangannnya cukup besar di Indonesia. Pemerintah juga

wajib untuk membuat sebuah regulasi yang bisa mengakomodir kepentingan

tersebut tanpa merugikan pihak Indonesia.

Pembuatan LNG plant dan LNG receiving terminal, dapat menjadi salah

satu alternatif untuk mengatasi kekurangan pasokan dalam neger.

Mengingat kebutuhan terbesar akan penggunaan gas adalah di daerah Jawa

sedangkan lokasi cadangan gas yang cukup besar ada di daerah Kalimantan,

Papua, Sulawesi maupun Natuna.