aumen

18
COVER

Upload: listiyanuraini

Post on 17-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Audit Manajemen

TRANSCRIPT

COVER

Yogyakarta, 00 Mei 2015

No: 000/KAP/IV/2009Lampiran: 3 eksemplarPerihal: Laporan Hasil Audit Manajemen

KepadaYth, Direktur Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT PROGO MAKMURDi YogyakartaKami telah melakukan audit atas Pengelolaan Operasi pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT PROGO MAKMUR untuk periode tahun 2015/2016. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang pengelolaan operasi yang dimiliki (terjadi pada) BMT. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai efisiensi, kepatuhan terhadap kebijakan yang berlaku dan efektivitas. Pengelolaan operasi yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan atas kelemahan pelayanan yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di masa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien, patuh dan lebih efektif dalam mencapai tujuannya.Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :BAB I: Informasi Latar BelakangBAB II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan AuditBAB III: RekomendasiBAB IV: Ruang Lingkup AuditDalam melaksanakan audit kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerja sama dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik ini.Kantor Akuntan PublikXXXBAB IINFORMASI LATAR BELAKANG

BAB IIKesimpulan AuditBerdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :Kondisi :1. Prosedur pemberian kredit BMT Progo Makmur kepada nasabah memiliki banyak kekurangan.diantaranya :i. Prosedur administrasi dan pemberian kredit BMT Progo Makmur kepada nasabah tidak terdokumentasi dengan baik.ii. BMT Progo Makmur belum melaksanakan kebijakan penilaian kualitas kredit yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. iii. Pemberian kredit yang dilakukan BMT Progo Makmur kepada nasabah belum dilakukan secara obyektif.2. BMT Progo Makmur tidak memiliki prosedur penanganan kredit bermasalah yang mencakup penyelamatan kredit dan penyelesaian kredit.3. BMT Progo Makmur tidak memiliki prosedur yang mengatur masalah agunan yang diserahkan oleh nasabah.4. Proses persetujuan kredit yang dilaksanakan oleh perusahaan tidak sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan Bank Indonesia.5. BMT Progo Makmur kurang memperhatikan masalah mengenai perlengkapan permohonan kredit kepada nasabah.6. BMT Progo Makmur tidak memiliki struktur organisasi tentang pembagian tugas dan wewenang yang terorganisir dengan baik atau tidak jelas.7. BMT Progo Makmur tidak memiliki kebijakan mengenai aturan dokumen perjanjian yang harus diarsipkan dan tidak memiliki dokumentasi mengenai penghapusan penagihan.Kriteria :1. Perusahaan harus memiliki prosedur pemberian kredit yang terdokumentasi dengan baik untuk menghindari terjadinya kredit bermasalah dan perusahaan harus memiliki kebijakan penilaian kualitas kredit sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.2. Prosedur pemberian kredit harus berdasarkan penilaian secara menyeluruh, memperhatikan kelengkapan permohonan kredit dan harus jujur, obyektif, cermat, dan seksama serta terlepas dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan kreditur. 3. Perusahaan harus memiliki prosedur baku yang mengatur tentang masalah agunan yang diserahkan oleh nasabah dan tatacara pengambilan AYDA (agunan yang diambil alih).4. Pembagian tugas dan wewenang perusahaan harus dibuat dengan jelas dan terstruktur secara detail sehingga dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. 5. Perusahaan harus memiliki kerangkapan dokumen perjanjian pemberian kredit. Setidaknya surat perjanjian kredit harus dibuat rangkap dua yang disimpan oleh perusahaan dan nasabah.Penyebab :1. BMT Progo Makmur masih dalam proses berkembang dan kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh BMT Progo Makmur serta struktur organisasi yang tidak jelas dalam pembagian tugas dan wewenang.2. Tidak adanya prosedur baku secara tertulis yang dimiliki BMT Progo Makmur yang mengatur masalah agunan dikarenakan selama ini BMT Progo Makmur belum menemui masalah agunan dengan nasabah.3. Manajer dan jajarannya kurang menyadari pentingnya memiliki kriteria kredit yang perlu dihindari untuk mencegah terjadinya masalah pemberian kredit dan pandangan manajer yang menganggap musyawarah sebagai tahapan terbaik dalam persetujuan kredit. Akibat :1. Prosedur administrasi dan pemberian kredit belum diketahui dan dipahami oleh seluruh pegawai dan nasabah BMT dikarenakan kurangnya kesadaran untuk melakukan dokumentasi.2. Nasabah menjadi kurang bertanggungjawab untuk melakukan pelunasan kredit dikarenakan perusahaan BMT tidak memiliki prosedur masalah agunan. 3. Peluang untuk tidak kembalinya uang pinjaman lebih besar dikarenakan BMT tidak memiliki kriteria kredit yang perlu dihindari atau tidak perlu dihindari dan belum diterapkannya kebijakan penilaian kualitas kredit. 4. Kinerja pegawai menjadi kurang maksimal dikarenakan struktur organisasi yang tidak disusun secara jelas kurangnya SDM dan banyak pegawai yang memiliki jabatan rangkap. 5. BMT terlalu besar memberikan dana pinjaman kepada nasabah dikarenakan adanya intervensi dari anggota dan masih belum obyektif dalam memberikan pinjaman.

Pejabat yang bertanggung jawab :XXXX

DAFTAR RINGKASAN TEMUAN AUDITNOKONDISIKRITERIAPENYEBABAKIBAT

1Prosedur administrasi dan pemberian kredit tidak terdokumentasi dengan baik dan perusahaan tidak sepenuhnya melakukan prosedur yang ada.Perusahaan memiliki prosedur administrasi dan pemberian kredit yang terdokumentasi dengan baik dan perusahaan melaksanakan prosedur tersebut sesuai dengan .Perusahaan masih dalam proses berkembang dan kurangnya SDM.Prosedur belum diketahui dan dipahami oleh seluruh pegawai.

2Perusahaan tidak memiliki prosedur yang mengatur masalah agunan yang diserahkan oleh nasabah.Perusahaan memiliki prosedur yang mengatur masalah agunan yang diserahkan oleh nasabah.Belum adanya prosedur baku untuk masalah agunan karena selama ini belum ada permasalahan terkait agunan.Penilaian agunan akan lebih sulit dilakukan karena tidak ada prosedur yang mengatur masalah agunan.

3Perusahaan tidak memiliki kriteria kredit yang perlu dihindari atau tidak perlu dihindari.

Perusahaan memiliki kriteria kredit yang perlu dihindari atau tidak perlu dihindari.

Belum adanya kesadaran manajer dan jajarannya akan pentingnya kriteria kredit yang perlu dihindari.Berpotensi terjadinya kredit yang diberikan kepada nasabah tidak benar-benar kembali.

4Kebijakan penilaian kualitas kredit belum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Kebijakan penilaian kualitas kredit sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Tidak adanya pihak yang mengawasi BMT dari segi kebijakan kredit, baik dari BI maupun dari koperasi.Tingkat kolektibilitas nasabah diragukan karena penilaian kualitas kredit BMT tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan BI.

5Tahapan proses persetujuan kredit tidak sesuai dengan kriteria Bank Indonesia. Persetujuan kredit dilakukan melalui musyawarah pengelola.prosedur pemberian kredit memiliki prosedur dokumentasi dan administrasi pemberian kredit.Manajer menganggap musyawarah sebagai tahapan terbaik yang mampu dilakukan pihak BMT saat ini, juga belum adanya pegawai yang mempunyai wewenang khusus persetujuan kredit.Terlalu mudah memberikan persetujuan kredit, karena tidak ada aturan yang jelas tentang standar kelayakan permintaan kredit yang diajukan.

6BMT Progo Makmur tidak memiliki Pejabat penanggung jawab pemutus kredit.Seharusnya BMT Progo Makmur memiliki Pejabat penanggung jawab pemutus kreditKurangnya SDM.Kurangnya keyakinan bahwa kredit yang akan diberikan dapat dilunasi kembali pada waktunya karena pemutus kredit bertanggung jawab terhadap hal ini.

7Persetujuan kredit belum didasarkan pada penilaian secara menyeluruh.Persetujuan kredit didasarkan pada penilaian secara menyeluruh.Sering adanya intervensi dari anggota.Terjadi kesalahan penilaian terhadap kemampuan nasabah untuk melakukan pembayaran pinjaman kredit sehingga tidak dapat meminimalisasi resiko kerugian cadangan piutang tak tertagih.

8Pengajuan kredit masih belum objektif. Pemberian kredit didasarkan pada penilaian yang jujur, obyektif, cermat dan seksama serta terlepas dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan pemohon kredit.Proses pencairan dana masih terdapat intervensi dari anggota.Penyalahgunaan kredit oleh nasabah.

9BMT tidak terlalu mempermasalahkan perlengkapan permohonan kredit. Dalam memproses persetujuan kredit, BMT selalu memperhatikan aspek kelengkapan permohonan kredit.BMT menerapkan strategi pemberian kredit yang memudahkan mitra agar dapat bersaing dengan LKB dan LKBB lain.Banyaknya nasabah yang melakukan pengajuan kredit kepada BMT karena lebih mudah persyaratan pengajuan kredit.

10Perjanjian kredit hanya rangkap satu yang disimpan oleh BMT.Perjanjian kredit rangkap dua yang disimpan oleh BMT dan nasabah yang bersangkutan.Adanya ketakutan BMT, mitra mencari celah dalam perjanjian sehingga merugikan BMT.Nasabah melupakan atau mengabaikan perjanjian kredit yang telah disetujui oleh kedua belah pihak karena nasabah tidak memiliki dokumen perjanjian kredit.

11Tidak terdapat pemisahan tugas yang jelas antara dewan komisaris, Direksi, perangkat kredit dan komite kreditTerdapat pemisahan tugas yang jelas antara dewan komisaris, Direksi, perangkat kredit dan komite kredit.Belum adanya struktur organisasi yang baku.Dewan komisaris, direksi perangkat kredit dan komite kredit tidak memiliki tanggung jawab terhadap tugas dan wewenang yang diberikan karena kurang jelasnya pembagian tugas dan wewenang.

12BMT tidak mempunyai kebijakan yang mengatur dokumen perjanjian harus di arsip atau di simpan.BMT mempunyai kebijakan dokumentasi dan administrasi kreditBelum adanya kesadaran manajer dan pegawai administrasi akan pentingnya kebijakan dokumentasi.Mudah hilangnya dokumen perjanjian.

13BMT tidak melakukan kodifikasi dokumen. BMT melakukan kodifikasi dokumen sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.Karena dokumen yang dibutuhkan untuk persetujuan kredit tidak banyak dan masih seperlunya saja.Sulit menemukan dokumen penting dan buruknya proses dokumentasi.

14Pengawasan yang dilakukan oleh BMT belum dilakukan secara berjenjang oleh penanggung jawab serta menggunakan data yang ada di sistem.Prosedur pengawasan kredit yang dilakukan secara berjenjang tidak hanya oleh salah satu pegawai.Sedikitnya jumlah SDM sehingga manajer berasumsi pengawasan berjenjang belum perlu dilakukan.Nasabah tidak memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengembalian kredit karena tidak adanya pengawasan dari BMT.

15BMT tidak memiliki suatu kebijakan evaluasi kredit jadi tidak terdapat kegitan evaluasi.Perusahaan memiliki prosedur dan kebijakan tentang kredit serta dievaluasi apakah kebijakan dan prosedur tersebut telah dilakukanBelum adanya kesadaran manajer dan anggota BMT terkait standar kegiatan evaluasi.Tidak mengetahui apakah tujuan perusahaan telah dicapai atau belum.

16BMT tidak memiliki prosedur kebijakan untuk mendeteksi dan penanganan kredit bermasalah.Perusahaan memiliki suatu prosedur/kebijakan untuk mendeteksi kredit bermasalah sehingga mencegah kerugian yang akan diterima. Selain itu harusnya juga memiliki prosedur untuk menangani kredit bermasalah tersebut.Pihak BMT belum merasa perlu adanya prosedur kebijakan tersebut karena pendekatan penagihan lebih secara personal dan menjaga komunikasi.BMT dinilai sebagai lembaga pemberian kredit yang kurang sehat.

17BMT tidak memiliki prosedur baku tata cara pengambilalihan AYDA tetapi BMT mempunyai suatu kebijakan apakah agunan tersebut akan di ambil alih atau tidak jika terjadi kredit macet.BMT mempunyai prosedur baku tatacara pengambilan AYDA (agunan yang diambil alih)Belum adanya prosedur yang baku dan BMT selama berdiri belum pernah melakukan pengambilalihan.Status dan kondisi agunan tidak diperhatikan oleh BMT karena tidak memiliki kebijakan yang mengatur agunan.

18BMT tidak melakukan dokumentasi hapus buku dan atau hapus tagih.BMT seharusnya melakukan dokumentasi hapus buku dan atau hapus tagih.BMT memiliki prinsip selama agunan masih ditangan BMT maka nasabah pasti akan melunasi hutangnya.

BAB IIIREKOMENDASI

BAB IVRuang Lingkup Audit

Sesuai dengan tugas yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah Pengelolaan Operasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT PROGO MAKMUR untuk periode tahun 2015/2016. Audit kami mencakup penilaian atas xxxxxxx