audit pra proklamasi-orde lama

Upload: clarapatricia2

Post on 10-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

oooo

TRANSCRIPT

MASA PRA-PROKLAMASI KEMERDEKAAN RISaat negara Belanda menjajah wilayah Indonesia yang pada waktu itu dikenal sebagai Nederlands Indie, di negara kita tidak ada akuntan Indonesia. Berbeda sekali dengan penjajah Inggris yang mewariskan insfrastruktur di bidang hukum dan akuntansi termasuk pendidikan dalam kedua bidang tersebut. Pada Masa penjajahan Belanda terdapat kantor akuntan yang bernama (Accountants-Kantoor C.Hegie). Dan dalam buku tahunan yang sama terdapat iklan kantor pembukuan / administrasi swasta (Particuliere Boekhoudingdienst). Perbedaan utama antara kantor akuntan dan kantor administrasi adalah pada jasa audit yang hanya boleh diberikan oleh kantor akuntan. Istilah akuntan pada waktu itu adalah controle, sedangkan auditing, disebut controle leer. Di luar jasa-jasa audit, jasa yang diberikan kantor akuntan sama dengan yang diberikan kantor administrasi, misalnya jasa perpajakan (belasting), jasa kepabeanan (boomzaken, inklaring, uitklaring), penyusunan sistem akuntansi (organisatie administratie), dan konsultasi (yang disebut konsultasi ekonomi perusahaan atau bedrijfseconomie). Kantor administrasi juga memberikan jasa penagihan (incasso).Karena kemiripan prakter, setelah kemerdekaan RI, beberapa praktisi kantor administrasi memberikan kesan atau bahkan dengan sengaja (menurut Prof. R. Soemardjo Tjitrosidojo) menyebut praktek mereka sebagai praktik akuntan. Dan hal inilah yang melatarbelakangi keluarnya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954tentang pemakaian gelar akuntan. Undang-Undang ini ingin melindungi pemakaian gelar akuntan dari penyalahgunaan semacam itu. ORDE LAMASaat Doekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, jumlah akuntan Indinesia tidak lebih dari jari pada satu tangan. Dan tidak ada satupun kantor akuntan yang dimiliki atau dipimpin bangsa Indonesia. Ini semua disebabkan karena minimnya perhatian dari pemerintah terhadap Akuntansi mengingat Indonesia saat itu ditimpa segudang masalah politik- ekonomi pasca menyatakan dirinya merdeka. Presiden Ir. Soekarno yang anti-kapitalis membuat pelaku bisnis hengkang dari Indonesia yang juga berdampak ikut hengkangnya para profesional akuntansi asing.Puncak masalahnya adalah saat Indonesia mengalami inflasi 650% menjelang akhir masa pimpinan Presiden Ir. Soekarno yang juga adalah sang proklamator RI. Tidak adanya investasi/ pendanaan yang masuk ditambah dengan minimnya tenaga ahli dalam akuntansi membuat Indonesia lamban dalam hal membangun ekonominya. Catatan sejarah yang penting dalam era pemerintahan Ir. Soekarno adalah perubahan dalam bidang pendidikan akuntansi. Apa yang dikenal pada waktu itu sbagai boekhouding (ada yang menerjemahkan sebagai tata buku, ilmu tata buku, atau pembukuan), diganti dengan accounting (istilah yang lazim dalam buku teks Amerika) atau accountancy (istilah yang lazim dalam buku teks Inggris). Karena itu ada dua istilah yang dikenal, yakni akunting (dari Accounting) dan akuntansi (dari Accountancy). Juga persyaratan menjadi akuntan yang semula harus menyelesaikan program doktorandus ekonomi perusahaan, kemudian mengambil beberapa mata kuliah tambahan (seperti controle leer atau auditing, organisative administratie atau accounting system, dan belasting atau ilmu/hukum perpajakan).