audit kas
DESCRIPTION
audit bab 9 Soekrisno AgoesTRANSCRIPT
![Page 1: audit kas](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081122/55cf9833550346d0339633fd/html5/thumbnails/1.jpg)
AUDIT KAS
TUJUAN AUDIT KAS
Menurut Sukrisno Agoes (2009), audit atas kas dan setara kas dilakukan untuk meyakinkan
bahwa :
1. Posisi kas dan setara kas pada tanggal neraca benar-benar ada dan merupakan milik
perusahaan (existence and ownership).
2. Semua transaksi kas dan setara kas telah dicatat dengan lengkap dan merupakan
transaksi yang sah (completeness)
3. Kas di bank seperti yang dinyatakan dalam rekonsiliasi telah dijumlahkan dengan benar
dan sesuai dengan buku besar (mathematical accuracy)
4. Kas di bank seperti dinyatakan dalam rekonsiliasi adalah absah dan benar (validity and
valuation)
5. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dicatat dalam periode yang tepat (cut-off).
6. Kas dan setara kas telah diungkapkan dengan benar (disclosure).
PROSEDUR AUDIT KAS
Pertimbangan Perencanaan Audit
- Materialitas
Bagi kebanyakan entitas, bagian dari aktiva lancar atau total aktiva pada suatu titik
waktu yang disajikan oleh saldo kas adalah sangat kecil, dan seringkali tidak
material. Akan tetapi, jika dikaitkan dengan transaksi dalam lima siklus transaksi
yang mempengaruhi kas, jumlah kas yang mengalir melalui akun-akun selama suatu
periode waktu benar-benar dapat sangat material.
- Risiko Inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat risiko inheren yang
signifikan untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian
serta kelengkapan. Selain itu, sifat saldo kas juga membuatnya mudah dicuri.
- Risiko Prosedur Analitis
Saldo kas dipengaruhi secara signifikan oleh keputusan dan strategi operasi,
investasi, serta pembiayaan manajemen. Akibatnya, dalam beberapa audit atas
saldo ini mungkin tidak diharapkan untuk memperlihatkan hubungan yang stabil
![Page 2: audit kas](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081122/55cf9833550346d0339633fd/html5/thumbnails/2.jpg)
atau dapat diprediksi dengan data keuangan atau operasi masa berjalan atau
historis.
- Risiko Pengendalian
Penerimaan dan pengeluaran kas seringkali merupakan transaksi rutin yang dapat
dikendalikan oleh sistem pengendalian internal yang baik, sehingga dapat
memungkinkan auditor untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang
rendah. Karena rawannya saldo kas atas pencurian, maka banyak auditor akan
mengevaluasi secara cermat pengendalian internal atas kas.
Pengujian Substantif Atas Saldo Kas
Dalam bagian ini dan subbagian berikut, istilah saldo kas hanya mengacu pada kas
yang ditahan dan di bank, tidak termasuk kas kecil dan dana impres lainnya.
- Menentukan Risiko Deteksi
Risiko inheren biasanya tinggi karena kerawanan kas terhadap penyalahgunaan.
Model risiko audit atau matriks risiko kemudian dapat digunakan untuk menentukan
tingkat risiko deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi saldo kas.
- Merancang Pengujian Substantif
Suatu daftar pengujian substantif yang mungkin dilaksanakan untuk mencapai tujuan
audit spesifik atas saldo kas disusun menurut kerangka kerja umum untuk
mengembangkan program audit bagi pengujian substantif. Bebrapa dari pengujian
dapat berlaku untuk lebih dari satu tujuan audit, dan setiap tujuan didukung oleh
berbagai pengujian yang mungkin. Dan juga, tidak semua pengujian dapat
dilaksanakan dalam setiap audit.
Prosedur Audit Awal
- Prosedur audit kas
1. Siapkan skedul utama dari kas dan setara kas
2. Lakukan perhitungan kas (cash count) secara mendadak dan serentak untuk
semua jenis kas yang ada di perusahaan serta dibuatkan berita acara
pemeriksaan.
3. Yakinkan bahwa buku kas telah ditutup per tanggal pemeriksaan dan semua
bukti pengeluaran dan penerimaan telah dibukukan.
4. Bandingkan saldo kas menurut perhitungan kas dengan saldo buku kas.
![Page 3: audit kas](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081122/55cf9833550346d0339633fd/html5/thumbnails/3.jpg)
5. Apabila perhitungan kas dilakukan sesudah tanggal neraca, lakukan prosedur
penarikan mundur (trace back) ke tanggal neraca dan bila dilakukan sebelum
tanggal neraca lakukan penarikan maju (trace forward) ke tanggal neraca.
6. Bandingkan saldo buku besar dengan saldo perhitungan kas setelah prosedur
penarikan per tanggal neraca.
7. Periksa penjumlahan (footing/cross footing) lembaran-lembaran buku kas,
perhatikan pemindahan saldo pada lembaran tersebut ke lembaran berikutnya.
8. Jika kas kecil menggunakan sistem dana tetap (Imprest fund), teliti apakah sudah
ada petanggungjawaban dari dana tetap sebelum diadakan pengisian kembali.
9. Pastikan bila ada kas yang dalam mata uang asing telah dikonversikan ke dalam
kurs yang benar per tanggal neraca.
10. Buat daftar koreksi yang diperlukan
11. Buat kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan kas yang perlu diketahui oleh
para partner serta saran perbaikan kepada pihak manajemen yang juga
merupakan salah satu penilaian terhadap mutu audit.
- Prosedur audit bank
1. Lakukan prosedur konfirmasi untuk semua akun bank, baik yang masih aktif
maupun yang sudah tidak aktif.
2. Minta dari klien hasil rekonsiliasi bank dan periksa kebenaran rekonsiliasi
tersebut (meliputi pencocokan saldo R/K dengan saldo buku besar bank,
pemeriksaan cek/giro yang masih beredar (outstanding check) dan setoran
dalam perjalanan (deposit in transit) ).
3. Yakinkan bahwa saldo bank dalam mata uang asing telah dikonversikan ke
dalam kurs yang benar per tanggal neraca.
4. Yakinkan bahwa setiap pembukuan dan penutupan rekening bank mendapat
persetujuan dari pejabat yang berwenang. Mintalan informasi mengapa perlu
dibuka rekening baru maupun alas an dari penutupan rekening.
5. Yakinkan bahwa tidak ada lapping/window dressing dengan memeriksa bukti-
bukti penerimaan dan pengeluaran akhir tanggal neraca.
6. Untuk rekening yang sudah tidak aktif, mintalah penjelasan dari klien dan
sarankan untuk ditutup saja
7. Yakinkan bahwa semua rekening di bank atas nama perusahaan, bukan
perorangan.
![Page 4: audit kas](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081122/55cf9833550346d0339633fd/html5/thumbnails/4.jpg)
8. Perhatikan apakah ada kelebihan saldo di bank yang tidak digunakan dalam
waktu singkat dan sarankan untuk didepositokan untuk mendapat tingkat bunga
yang lebih tinggi.
9. Periksa pendebitan dan pengkeditan yang ada dalam jurnal dan dibukukan
kedalam buku besar.
10. Catat hal-hal yang perlu diberikan saran kepada manajemen dalam surat
manajemen (Management Letter).
11. Buat kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan bank yang perlu diketahui
oleh partner.
- Prosedur audit investasi jangka pendek
1. Siapkan skedul utama investasi jangka pendek
2. Lakukan konfirmasi atas investasi yang dipegang oleh pihak lain, apabila
digunakan sebagai jaminan oleh pihak bank atau dikuasai oleh pihak
broker/pialang.
3. Mintalah catatan kurs harga pasar pada tanggal neraca untuk saham dan
bandingkan dengan harga belinya.
4. Periksa transaksi mutasi penambahan dan pengurangan dengan melihat bukti
pembelian dan penjualan serta apakah telah mendapat persetujuan dari pejabat
yang berwenang.
5. Lakukan verifikasi atas dividen tunai/saham dan penerimaan bunga deposito.
6. Lakukan pengecekan pencatatan investasi apakah sudah sesuai dengan
ketentuan standar akuntansi berlaku umum.
7. Perhatikan klasifikasi dari setara kas bahwa investasi tersebut segera akan jatuh
tempo dalam tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya termasuk
sebagai kelompok kas dan setara kas dan tidak digunakan sebagai jaminan ( jika
lebih dari tiga bulan termasuk investasi jangka pendek ).
Prosedur Analitik
Pada tahap awal pengujian substantif terhadap kas, pengujian analitik dimaksudkan
untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang
yang memerlukan audit lebih intensif. Rasio yang telah dihitung tersebut kemudian
dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio indusri,
atau ratio yang dianggarkan. Di samping itu, auditor perlu membandingkan akun Kas yang
![Page 5: audit kas](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081122/55cf9833550346d0339633fd/html5/thumbnails/5.jpg)
tercantum di neraca dengan saldo kas pada akhir tahun yang lalu. Perbandingan ini
membantu auditor untuk mengungkapkan:Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa,
Perubahan akuntansi, Perubahan usaha, Fluktuasi acak, atau Salah saji
Pengujian Terhadap Transaksi Rinci
Verifikasi Pisah Batas (Cutoff)
Membuat rekonsiliasi saldo kas menurut cutoff bank statement dengan saldo kas
menurut catatan klien : Mengusut setoran dalam perjalanan (deposit in transit)
pada tanggal neraca ke dalam cutoff bank statement, Memeriksa tanggal yang
tercantum dalam cek yang beredar pada tanggal neraca, dan Memeriksa adanya
cek kosong yang tercantum di dalam cutoff bank statement.
Periksa semua cek di dalam cutoff bank statement mengenai kemungkinan
hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal neraca
Membuat daftar transfer bank dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca
untuk menemukan kemungkinan terjadinya check kitting
Membuat dan melakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank empat kolom
Memeriksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping penerimaan
dan pengeluaran kas
- Menghitung kas yang ada di tangan klien
Penghitungan kas harus dilakukan oleh auditor di muka pejabat yang bertanggung
jawab atas penyimpanan kas. Hasil penghitungan kas harus dicatat di dalam Berita
Acara Penghitungan Kas yang harus segera ditandatangani oleh pejabat yang
bertanggungjawab atas penyimpanan kas. Unsur-unsur yang tidak dimasukkan
dalam unsur kas pada saat penghitungan kas adalah cek mundur, perangko dan
materai, dan kas bon.
Rekonsiliasi catatan kas klien dengan rekening Koran bank yang bersangkutan
Melakukan konfirmasi saldo kas di bank
Memeriksa cek yang beredar pada tanggal neraca ke dalam rekening koran bank
verifikasi penyajian kas di dalam neraca
Memeriksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan
terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank
Melakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas
klien.
![Page 6: audit kas](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081122/55cf9833550346d0339633fd/html5/thumbnails/6.jpg)
Pengujian Untuk Mendeteksi Lapping
Lapping adalah suatu penyimpangan yang disebabkan oleh misapropiasi secara
sengaja atas penerimaan kas. Lapping dapat melibatkan penggelapan penerimaan kas
secara sementara atau permanen untuk kepentingan pribadi dari seseorang yang
melakukan tindakan yang bukan wewenangnya. Kondisi yang kondusif untuk lapping
tersedia pabila seseorang yang menangani penerimaan kas juga memegang buku besar
piutang usaha. Auditor harus menilai kemungkinan lapping guna mendapatkan pemahaman
tentang pembagian tugas seperti penerimaan dan pencatatan penagihan dari pelanggan.
Pengujian untuk mendeteksi lapping hanya dapat dilaksanakan apabila risiko
pengendalian untuk transaksi penerimaan kas adalah sedang atau tinggi. Ada tiga prosedur
yang dapat mendeteksi lapping, yaitu:
- Mengkonfirmasi piutang usaha
Pengujian ini akan menjadi lebih efektif jika dilaksanakan secara mendadak pada
tanggal interim.
- Melakukan perhitungan kas secara mendadak
Perhitungan kas akan mencakup uang logam atau koin, uang kertas, dan cek
pelanggan yang ada di tangan. Auditor harus mengawasi setoran dari dana-dana
tersebut. Rincian setoran pada slip setoran duplikat harus dibandingkan dengan
ayat jurnal penerimaan kas dan posting kea kun pelanggan.
- Membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip setoran
harian yang berkaitan
Prosedur ini mengungkapkan perbedaan rincian seperti dua contoh diatas. Apabila
pembagian tugas yang tepat dalam penanganan penerimaan pos sudah ditetapkan,
beberapa auditor lebih memilih untuk menggunakan daftar pendahuluan dari
prosedur ini. Tanggal penagihan aktual kemudian dibandingkan dengan tanggal
posting penagihan itu ke buku besar piutang usaha.
KEWAJARAN KAS
Akun kas dapat dikatakan wajar apabila setelah auditor menjalankan seluruh
prosedur audit dan kemudian hasil audit kas ≥ tingkat materialitas yang ditetapkan auditor.