audit committee charter - ptpn 2ptpn2.com/wp-content/uploads/2020/06/8.-piagam...bab 2 struktur dan...
TRANSCRIPT
Audit Committee Charter
PT PERKEBUNAN NUSANTARA II
Piagam Komite Audit2019
PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Audit 2019
Sinergi– Integritas - Profesional
2
DAFTAR ISI
PESAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 STRUKTUR DAN URAIAN TUGAS
A. Struktur Organisasi
B. Persyaratan Anggota dan Kode Etik
C. Uraian Tugas, Wewenang dan Kewajiban Komite Audit
D. Rencana Kerja Tahunan
BAB 3 HUBUNGAN TUGAS DENGAN BERBAGAI PIHAK
A. Hubungan tugas dengan Dewan Komisaris
B. Hubungan Tugas dengan Direksi dan Bagian/Unit Usaha di
Perusahaan
C. Hubungan Tugas dengan Auditor Internal dan Eksternal
BAB 4 PENUTUP
1
2
3
5
5
5
6
8
11
11
12
13
15
PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Audit 2019
Sinergi– Integritas - Profesional
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Dewan
Komisaris adalah salah satu Organ Perusahaan yang bertugas sebagai pengawas dan
pemberi nasihat atas pengurusan Perusahaan yang dijalankan oleh Direksi. Pengawasan
dan pemberian nasihat tersebut dilaksanakan Dewan Komisaris antara lain terkait dengan
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
(RKAP) tahunan, tindak lanjut Perusahaan atas Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), pelaksanaan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta rencana pengembangan Perusahaan. Mengingat tugas dan
tanggungjawabnya yang cukup strategis tersebut, apalagi pada Perusahaan yang
operasionalnya cukup kompleks, Dewan Komisaris dapat dibantu oleh organ pendukung
agar fungsi pengawasan yang menjadi tanggungjawabnya tersebut dapat terlaksana
dengan efektif dan efisien sesuai amanat peraturan perundang-undangan.
Untuk menjadi salah satu pedoman bagi pelaksanaan tugas Dewan Komisaris, Menteri
Badan Usaha Milik Negara melalui peraturan Nomor PER-01/MBU/2011 tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan
Usaha Milik Negara dan Nomor PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan
Komisaris, telah mengatur bagaimana fungsi Dewan Komisaris dijalankan dengan
mengacu kepada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Dalam Peraturan
Menteri BUMN tersebut juga diatur tentang Organ Pendukung yang wajib dimiliki oleh
Dewan Komisaris yaitu Komite Audit yang tugas-tugasnya secara umum dipaparkan dalam
Peraturan Menteri BUMN tersebut. Dewan Komisaris juga dapat membentuk komite lain
yang nama dan tugasnya disesuaikan dengan kebutuhan Dewan Komisaris, dalam hal di
PT Perkebunan Nusantara II, Dewan Komisaris membentuk Komite Manajemen Risiko.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-12/MBU/2012, Komite Audit
merupakan organ pendukung Dewan Dewan Komisaris yang bekerja secara kolektif,
mandiri, dan bertanggungjawab langsung kepada Dewan Komisaris. Perannya adalah
membantu dan memperkuat Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan atas
pelaporan keuangan, sistem pengendalian internal, serta ketaatan Perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan.
Dalam bidang pelaporan keuangan, Komite Audit bertugas untuk memastikan laporan
keuangan telah disajikan dengan memenuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan
muatannya telah sesuai dengan ketentuan yang mengatur tentang pelaporan perusahaan.
Untuk bidang pengendalian internal, Komite Audit berrtugas untuk menilai efektivitas sistem
PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Audit 2019
Sinergi– Integritas - Profesional
4
pengendalian internal yang diterapkan Perusahaan meliputi evaluasi atas pelaksanaan
serta hasil audit internal dan eksternal. Sedangkan dalam bidang ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan, Komite Audit bertugas untuk mengevaluasi aksi-aksi
korporasi apakah telah dilaksanakan Perusahaan dengan berpedoman pada peraturan dan
perundang-undangan, demikian juga dengan ketaatan Perusahaan terhadap perjanjian
dengan pihak ke-tiga.
Dari tugasnya tersebut, dapat dipahami bahwa keberadaan Komite Audit bukan untuk
mengambil alih fungsi pelaporan keuangan yang dijalankan Perusahaan, tetapi untuk
memastikan bahwa pelaporan keuangan telah dilaksanakan dengan berpedoman pada
ketentuan yang berlaku; bukan pula untuk mengambil alih fungsi auditor atau
mempengaruhi hasil pekerjaan auditor, tetapi untuk mengevaluasi efektifitas sistem
pengendalian internal yang dijalankan Perusahaan; selain juga melaksanakan tugas lain
berdasarkan penugasan dari Dewan Komisaris.
Guna memenuhi amanat yang termuat dalam Peraturan-peraturan Menteri BUMN tersebut
di atas serta untuk menjadi panduan bagi Komite Audit, manajemen Perusahaan, dan
pihak-pihak lainnya yang berkepentingan, Dewan Komisaris dan Direksi menyusun suatu
pedoman bagi Komite Audit. Pedoman ini disebut Piagam Komite Audit (Committee Audit
Charter).
Piagam Komite Audit merupakan implementasi dari regulasi yang terkait dengan Komite
Audit serta pedoman rinci yang mendeskripsikan Komite Audit, meliputi struktur organisasi;
uraian tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang melekat pada Organ Pendukung
Dewan Komisaris ini; serta mengatur interaksi Komite Audit dengan mitra kerjanya dari
unsur manajemen Perusahaan maupun dengan pihak lainnya. Dengan piagam ini, Komite
Audit dan mitra kerjanya diharapkan dapat membangun interaksi yang baik agar Komite
Audit dapat bekerja untuk merealisasikan fungi sesuai tujuan pembentukannya.
Piagam ini disahkan dan ditandatangani bersama-sama oleh Dewan Komisaris dan Direksi
sebagai salah satu bentuk dukungan Direksi terhadap penerapan fungsi Dewan Komisaris
dan pelaksanaan tugas Komite Audit. Dengan demikian, fungsi Dewan Komisaris sebagai
pengawas dan pemberi nasihat atas pengelolaan Perusahaan yang dijalankan oleh Direksi
dapat terlaksana dengan baik dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan.
PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Audit 2019
Sinergi– Integritas - Profesional
5
BAB 2
STRUKTUR DAN URAIAN TUGAS
A. STRUKTUR ORGANISASI
Komite Audit adalah organ pendukung yang dibentuk Dewan Komisaris yang
organisasinya terdiri dari Ketua dan Anggota. Ketua diangkat dari Komisaris Independen
atau Komisaris yang dapat bertindak secara independen, sedangkan Anggota berasal
dari Komisaris lainnya atau dari luar Perusahaan jika Dewan Komisaris memandang perlu.
Anggota Komite Audit maksimal sebanyak 2 orang yang memiliki keilmuan dengan latar
belakang di bidang manajemen akuntansi dan atau keuangan serta harus memahami
manajemen bisnis Perseroan. Dengan tidak mengurangi kewenangan Dewan Komisaris
untuk memberhentikannya sewaktu-waktu, seorang Anggota diangkat untuk masa tugas
maksimal selama 3 tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa tugas berikutnya
maksimal 2 tahun.
B. PERSYARATAN ANGGOTA DAN KODE ETIK
a. Untuk menjadi Anggota Komite Audit, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) memiliki integritas yang baik dan pengetahuan serta pengalaman kerja yang
cukup di bidang pengawasan/audit;
2) memiliki keilmuan dengan latar belakang di bidang manajemen akuntansi dan
atau keuangan serta harus memahami manajemen bisnis Perusahaan;
3) tidak memiliki kepentingan/keterkaitan pribadi yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan terhadap Perusahaan; termasuk namun tidak terbatas pada:
memiliki kaitan keluarga sedarah sampai derajat ke-tiga dengan Dewan
Komisaris dan Direksi baik garis lurus maupun garis ke samping;
4) mampu berkomunikasi secara efektif;
5) dapat menyediakan waktu yang cukup untuk menjalankan tugasnya;
6) bukan karyawan Perseroan dan bukan pelanggan atau pemasok Perusahaan;
7) bukan berasal dari institusi yang memberikan jasa kepada Perusahaan;
b. Dalam melaksanakan tugasnya, seluruh personalia Komite Audit harus memiliki
sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi kode etik sebagai berikut:
1) jujur, objektif, independen, dan dapat dipercaya;
2) setia pada Perusahaan dan tidak terlibat dalam perbuatan melawan hukum;
3) profesional, bertanggungjawab, dan mengutamakan kepentingan Perusahaan;
4) menghindari hal-hal yang bertentangan dengan tujuan organisasi atau yang
dapat mempengaruhi objektifitas;
PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Audit 2019
Sinergi– Integritas - Profesional
6
5) tidak menggunakan data/informasi milik Perusahaan untuk hal-hal yang
bertentangan dengan kepentingan Perusahaan;
6) memastikan validitas dan kompetensi atas data yang dijadikan bahan penilaian
sehingga melahirkan rekomendasi yang kompeten dan dapat
dipertanggungjawabkan;
C. URAIAN TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN KOMITE AUDIT
Komite Audit bekerja secara kolektif, membantu Dewan Komisaris dengan mandiri dalam
pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporannya kepada Dewan Komisaris. Secara garis
besar, tugas Komite Audit dibagi ke dalam 3 bidang yaitu: bidang pelaporan keuangan,
bidang pengendalian internal, dan bidang kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan.
Rincian tugas Komite Audit pada ketiga bidang tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bidang Pelaporan Keuangan
Tugas Komite Audit dalam bidang ini adalah menilai laporan keuangan apakah telah
memenuhi standar akuntansi yang berlaku dan muatannya telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Tugas Komite Audit dalam bidang Pelaporan Keuangan
adalah sebagai berikut:
1) memastikan kualitas pelaporan, penerapan standar akuntansi, serta risiko yang
melekat pada Laporan Manajemen periodik;
2) menilai konsistensi Laporan Manajemen priodik (laporan bulanan, triwulanan
dan laporan lainnya) dengan ketentuan yang berlaku;
3) menilai pos-pos laporan keuangan pada Laporan Manajemen periodik
khususnya transaksi yang kompleks dan tidak lazim termasuk validitas yang
mendasarinya;
4) menilai kecukupan pengungkapan informasi apakah telah memenuhi prinsip-
prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance);
5) mengidentifikasi hal–hal yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris dan
tugas lain yang terkait dengan bidang pelaporan keuangan.
b. Bidang Pengendalian Internal
Tugas Komite Audit dalam bidang ini adalah memastikan efektivitas sistem
pengendalian internal yang diterapkan Perusahaan.
1) menilai efektivitas sistem pengendalian internal, antara lain meliputi:
a) menilai kecukupan sistem pengendalian internal;
b) menilai kecukupan Pedoman Internal Audit (Internal Audit Charter) yang
diajukan Direksi;
PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Audit 2019
Sinergi– Integritas - Profesional
7
c) menilai dan memastikan kecukupan Program Kerja Pengawasan Tahunan
(PKPT) Bagian Satuan Pengawasan Intern (Bagian SPI);
d) menilai dan memantau pelaksanaan kegiatan dan hasil audit yang
dilaksanakan oleh Bagian SPI;
e) mendiskusikan dengan pihak manajemen Perseroan dan Bagian SPI
tentang upaya-upaya yang dilaksanakan untuk menindaklanjuti temuan dan
rekomendasi Bagian SPI dan auditor eksternal termasuk mengenai
kecukupan Internal Control perusahaan;
f) memberikan masukan kepada Dewan Komisaris tentang kesulitan yang
dihadapi Bagian SPI dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
2) menilai kecukupan prosedur evaluasi terhadap informasi yang dikeluarkan
Perseroan;
3) menilai sistem pengendalian atas teknologi informasi yang digunakan
Perseroan;
4) menilai pedoman pengadaan barang/jasa dan penerapannya;
5) mengidentifikasi hal–hal yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris dan
tugas lain yang terkait dengan bidang pengendalian internal.
c. Bidang ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dan perjanjian dengan
pihak ke-tiga.
Tugas Komite Audit dalam bidang ini adalah menilai kesesuaian pelaksanaan
pengelolaan Perusahaan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik
yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun regulasi yang diterbitkan oleh Perusahaan
dan perjanjian dengan pihak ke-tiga.
Tugas Komite Audit dalam bidang ini adalah:
1) menilai kesesuaian regulasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan peraturan
dan perundang-undangan yang diterbitkan Pemerintah;
2) menilai kesesuaian pelaksanaan operasional Perusahaan dengan peraturan dan
perundang-undangan Pemerintah maupun regulasi Perusahaan;
3) menilai pelaksanaan Perusahaan atas perjanjian dengan pihak ke-tiga;
4) memastikan bahwa Laporan Manajemen periodik dan Laporan Tahunan memuat
hal tentang ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan Pemerintah;
Selain tugas-tugas tersebut, Dewan Komisaris juga dapat memberikan tugas lain kepada
Komite Audit sesuai dengan kebutuhan Dewan Komisaris.
Dalam rangka kepentingan melaksanakan tugas tersebut, Komite Audit memiliki
wewenang untuk mengakses dokumen/data milik Perusahaan namun tetap menjaga
PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Audit 2019
Sinergi– Integritas - Profesional
8
kerahasiaannya dan meminta penjelasan dari manajemen Perusahaan, serta meninjau
unit-unit usaha Perusahaan jika dipandang perlu.
Atas tugas dan wewenang yang diberikan tersebut, Komite Audit memiliki kewajiban
untuk menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris atas pelaksanaan tugas-
tugasnya yang memuat hasil penilaian dan rekomendasi.
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas-tugasnya, Komite Audit dibantu oleh staf dari luar
Perusahaan berdasarkan permintaan Komite Audit kepada Dewan Komisaris serta
diangkat dan diberhentikan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pekerjaan, Komite Audit dapat secara
berkesinambungan untuk meningkatkan kapabilitasnya dengan mengikuti berbagai
kegiatan yang bertujuan untuk peningkatan pengetahuan dan wawasan baik yang
diselenggarakan oleh Perusahaan maupun oleh pihak lain dengan persetujuan Dewan
Komisaris.
D. RENCANA KERJA TAHUNAN
Agar tugasnya dapat terealisasi dengan baik dan sistematis, Komite Audit harus memiliki
rencana kerja tahunan yang disusun bersamaan waktunya dengan penyusunan
Rencana Kerja Dan Anggaran tahunan Dewan Komisaris. Rencana kerja disusun oleh
Komite Audit dengan mengakomodir arahan dan target dari Dewan Komisaris untuk
kemudian Dewan Komisaris mengesahkannya sebagai rencana kerja untuk tahun yang
periodenya sama dengan periode tahun buku Perusahaan.
Rencana Kerja harus memuat Key Performance Indikator (KPI) yaitu pembobotan atas
setiap item rencana kerja. Total bobot KPI adalah 100 yang dialokasikan ke dalam
masing-masing item berdasarkan kebutuhan dan memperhatikan arahan dan target
yang diberikan Dewan Komisaris.
Secara rinci, rencana kerja tahunan tersebut sekurang-kurangnya memuat:
a. Rencana kerja reguler, yaitu:
1) Pelaksanaan tugas-tugas yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan Komite Audit;
(a) Penilaian Laporan Manajemen periodik, antara lain:
(1) Penilaian atas penerapan prinsip-prinsip akuntansi, tingkat risiko yang
melekat, tidak terdapat salah saji yang material;
(2) Penilaian atas pos-pos dalam laporan keuangan yang mengandung
transaksi yang kompleks dan tidak lazim, jurnal penyesuaian yang
material yang tidak dicatat atau hal-hal material dalam laporan
keuangan yang membutuhkan perhatian manajemen Perusahaan;
PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Audit 2019
Sinergi– Integritas - Profesional
9
(3) Penilaian Laporan Manajemen dari aspek akurasinya, kelengkapan,
dan pemenuhan ketentuan yang berlaku tentang Laporan
Manajemen;
(4) Penilaian atas informasi lainnya yang disajikan dalam laporan
tersebut dan memberikan rekomendasi jika dipandang perlu sesuai
kepentingannya;
(5) Memastikan bahwa pembaca laporan keuangan dapat memahami isi
laporan keuangan serta risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan;
(b) Penilaian efektivitas sistem pengendalian internal, antara lain melalui:
(1) Penilaian Internal Audit Charter Program Kerja Pengawasan Tahunan
(PKPT) Bagian SPI;
(2) penilaian atas pelaksanaan audit dan hasil audit yang dilakukan
Bagian SPI dan tindak lanjut manajemen Perusahaan atas
rekomendasi audit tersebut;
(3) memastikan bahwa laporan-laporan yang diterbitkan Bagian SPI telah
memadai;
(4) memastikan bahwa prosedur audit telah dilakukan sesuai program
audit;
(5) memastikan bahwa tidak terdapat pembatasan audit yang dilakukan
Manajemen;
(6) penilaian atas tindak lanjut manajemen Perusahaan atas rekomendasi
Bagian SPI;
(c) Penilaian pelaksanaan audit dan laporan hasil audit KAP, antara lain:
(1) Penilaian atas saran yang diajukan oleh Direksi dan/atau KAP
tentang perubahan prinsip dan praktik akuntansi;
(2) Penilaian hasil audit tentang hal-hal yang berdampak pada laporan
keuangan termasuk jurnal penyesuaian yang diusulkan oleh KAP;
(3) Penilaian atas tindak lanjut manajemen Perseroan atas rekomendasi
KAP;
(d) Penilaian ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan,
regulasi yang diterbitkan Perusahaan, dan perjanjian dengan pihak ke-tiga,
antara lain melalui:
(1) Penilaian atas penerapan peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta perjanjian dengan pihak ke-tiga;
(2) Penilaian sederhana atas penerapan Kode Etik Perilaku (Code of
Conduct) kepada seluruh karyawan, termasuk pemantauan
ketaatannya; penilaian atas ketaatan karyawan pada Kode Etik
Perilaku (Code of Conduct);
PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Audit 2019
Sinergi– Integritas - Profesional
10
(3) Penilaian atas temuan audit khusus Bagian SPI serta temuan auditor
eksternal dan lembaga penyelidik lainnya jika ada kaitan dengan
ketaatan pada peraturan dan perundang-undangan;
(e) Penyampaian laporan-laporan periodik kepada Dewan Komisaris;
2) Pelaksanaan tugas lain yang menjadi tugas reguler berdasarkan penugasan dari
Dewan Komisaris;
3) Rencana penyampaian laporan-laporan reguler kepada Dewan Komsaris,
b. Mencadangkan kegiatan untuk memenuhi penugasan insidental dari Dewan
Komisaris, antara lain:
1) tindakan-tindakan Direksi yang membutuhkan tanggapan atau persetujuan
Dewan Komisaris, ditelaah dari aspek bidang-bidang tugas Komite Audit atau
dari aspek lain;
2) telaah khusus atas adanya dugaan penyimpangan atau pemborosan sumber
daya yang dimiliki Perusahaan;
3) efektivitas dan efisiensi suatu unit usaha Perusahaan;
c. Jadwal pelaksanaan setiap tugas yang dibagi setiap bulan secara proporsional dan
memperhatikan waktu tertentu untuk tugas-tugas yang memiliki tenggat waktu
sehingga rencana kerja tersebut secara jelas menunjukkan rencana kerja pada
setiap bulannya, termasuk rencana jadwal untuk tugas yang bersifat insidental;
d. Jadwal pelaksanaan rapat internal sekurang-kurangnya sekali setiap bulan.
Tugas-tugas yang telah dituangkan dalam rencana kerja tahunan dilaksanakan oleh
Komite Audit dengan berbagai kegiatan, antara lain: rapat internal, rapat dengan
Dewan Komisaris, rapat dengan Bagian SPI, rapat dengan Bagian/Unit Usaha
terkait, rapat dengan KAP, kunjungan kerja ke unit usaha Perusahaan, dan kegiatan
lainnya berdasarkan kepentingan menurut Komite Audit dalam rangka pelaksanaan
tugasnya.
PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Audit 2019
Sinergi– Integritas - Profesional
11
BAB 3
HUBUNGAN TUGAS DENGAN BERBAGAI PIHAK
Guna menjalankan tugasnya, Komite Audit membutuhkan hubungan/interaksi dengan
berbagai pihak yang berkepentingan. Hubungan tersebut perlu diatur agar fungsi Komite
Audit dapat berjalan sesuai tujuan pembentukannya. Hubungan Komite Audit dengan
berbagai pihak tersebut antara lain adalah: dengan Dewan Komisaris, Manajemen
Perusahaan termasuk Direksi, Bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan Bagian terkait
dalam Perusahaan; serta auditor eksternal. Dengan hubungan yang baik tersebut,
Perusahaan mengharapkan hasil pekerjaan yang berkualitas dan handal dalam rangka
meningkatkan pengawasan Dewan Komisaris terhadap pengelolaan Perusahaan.
A. HUBUNGAN TUGAS DENGAN DEWAN KOMISARIS
Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris dan ketuanya adalah salah satu anggota
Dewan Komisaris. Dengan demikian, Komite Audit mempunyai hubungan langsung
dengan Dewan Komisaris. Dalam hubungan tersebut, secara umum, Dewan Komisaris
membutuhkan hasil pekerjaan Komite Audit yang berkualitas dan tepat waktu dalam
rangka menunjang penerapan fungsi pengawasan yang melekat pada Dewan
Komisaris. Untuk itu, Komite Audit perlu senantiasa memperhatikan arahan dan
masukan dari Dewan Komisaris serta secara berkesinambungan meningkatkan
kinerjanya.
Dalam aplikasinya, hubungan Komite Audit dengan Dewan Komisaris dijabarkan antara
lain sebagai berikut:
a. Rencana Kerja Tahunan Komite Audit disusun dengan memperhatikan arahan dan
target yang ditetapkan Dewan Komisaris, untuk kemudian rencana kerja tersebut
disahkan oleh Dewan Komisaris;
b. Dewan Komisaris dapat mengundang Komite Audit, atau sebaliknya, untuk
mengadakan rapat pembahasan suatu hasil pekerjaan Komite Audit jika Dewan
Komisaris, atau Komite Audit, memandang perlu;
c. Dewan Komisaris dapat mengundang Komite Audit untuk hadir dalam Rapat
Internal Dewan Komisaris maupun dalam Rapat Dewan Komisaris Dengan Direksi
atau rapat dengan pihak lain;
d. Komite Audit melaporkan kepada Dewan Komisaris realisasi rencana kerja setiap
triwulan, serta hasil penugasan lainnya;
e. Komite Audit dapat menyampaikan aspirasi terkait hal-hal yang dapat
meningkatkan kinerja Komite Audit dan kinerja Perusahaan;
PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Audit 2019
Sinergi– Integritas - Profesional
12
f. Dewan Komisaris wajib mengevaluasi (assessment) kinerja setiap personal Komite
Audit untuk pertimbangan pemberhentian atau pengangkatan kembali setiap
personal Komite Audit untuk periode berikutnya;
B. HUBUNGAN TUGAS DENGAN DIREKSI DAN BAGIAN/UNIT USAHA DI
PERUSAHAAN
Hubungan Komite Audit dengan Direksi adalah hubungan yang tidak langsung yang
berarti Komite Audit bukan bertanggungjawab dan melaporkan hasil kerjanya kepada
Direksi. Namun demikian, agar fungsi Komite Audit dapat terealisasi dengan optimal,
diperlukan dukungan Direksi, ikutsertanya Direksi menandatangani Piagam Komite
Audit menunjukkan bahwa Direksi mendukung sepenuhnya pelaksanaan tugas Komite
Audit.
Dukungan Direksi terhadap Komite Audit terutama adalah dalam bentuk keleluasaan
bagi Komite Audit untuk mengakses dokumen/data dari Direksi dan jajaran manajemen
Perusahaan yang akan digunakan Komite Audit untuk pelaksanaan tugasnya.
Direksi memberikan akses agar Komite Audit dapat memperoleh data atau laporan
yang diperlukan, antara lain: risalah rapat Direksi; laporan bulanan, interim, tahunan;
laporan hasil audit dari auditor eksternal beserta lampiran dan penjelasannya, laporan
hasil audit Bagian SPI, laporan terkait sistem pengendalian internal, Keputusan/ Surat
Edaran/ Kebijakan Direksi yang diterbitkan, serta dokumen/data lainnya.
Selain itu, hubungan lain antara Komite Audit dengan Direksi adalah keikutsertaan
Komite Audit dalam Rapat Dewan Komisaris Dengan Direksi dalam berbagai agenda,
antara lain: pembahasan laporan keuangan, pembahasan hasil audit, rencana dan
atau/laporan tindak lanjut rekomendasi temuan auditor internal dan eksternal, dan
agenda lain jika Dewan Komisaris memandang perlu. Keikutsertaan Komite audit
dalam Rapat Dewan Komisaris Dengan Direksi harus melalui undangan Dewan
Komisaris atau dapat pula melalui undangan Direksi dengan tembusan kepada Dewan
Komisaris jika Direksi memandang perlu keikutsertaan Komite Audit.
Komite Audit juga meminta dokumen/data dan penjelasan lisan kepada Bagian/Unit
lainnya di Perusahaan termasuk anak perusahaan melalui Surat Dewan Komisaris dan
harus mendapat izin dari Direksi, dengan ketentuan:
a. dokumen/informasi/penjelasan yang diminta adalah dalam rangka pelaksanaan
tugas Komite Audit;
b. permintaan diajukan secara tertulis;
PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Audit 2019
Sinergi– Integritas - Profesional
13
c. dapat meminta dokumen/informasi/penjelasan tambahan jika dokumen/
informasi/penjelasan yang telah diterima dinilai kurang memadai atau kurang
informatif, dengan terlebih dahulu mendapat izin dari Dewan Komisaris.
Penjelasan lisan yang dibutuhkan Komite Audit dapat disampaikan oleh Bagian/Unit
terkait dalam rapat yang diadakan oleh Komite Audit bersama dengan Bagian/Unit
Usaha yang menjadi objek dalam telaah yang sedang dikerjakan Komite Audit. Rapat
seperti ini disebut Rapat Komite Audit Dengan Bagian/Unit Usaha dengan undangan
dari Komite Audit yang ditembuskan kepada Dewan Komisaris dan Direksi dengan
agenda pembahasan dicantumkan dalam undangan tersebut. Undangan rapat dapat
ditandatangani oleh salah satu Anggota Komite Audit dengan tembusan kepada Ketua
Komite Audit. Rapat harus dibuat risalahnya, dan sebagai bahan untuk menyusun hasil
telaah Komite Audit yang disampaikan kepada Dewan Komisaris.
C. HUBUNGAN TUGAS DENGAN AUDITOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
Bagian SPI adalah salah satu bagian organisasi Perusahaan yang berperan sebagai
Auditor internal. Hubungan dengan Bagian SPI dan auditor eksternal terjalin karena
Komite Audit membawa perannya sebagai organ pendukung Dewan Komisaris yang
membantu pelaksanaan fungsi Dewan Komisaris yang terkait dengan pengawasan
atas sistem pengendalian internal.
Dalam hubungan tugas Komite Audit dengan Bagian SPI dan auditor eksternal, dapat
dikatakan bahwa Komite Audit merupakan mitra Bagian SPI dan auditor eksternal
untuk peningkatan sistem pengendalian internal. Dengan demikian, hubungan Komite
Audit dengan Bagian SPI dan auditor eksternal ini harus berjalan dengan sinergi yang
baik dengan saling mendukung satu sama lain. Namun keberadaan Komite Audit
bukan dimaksudkan untuk mengambil alih fungsi Bagian SPI dan auditor eksternal.
1. Hubungan tugas dengan Bagian SPI
Laporan dan informasi yang dapat diperoleh dari Bagian SPI antara lain adalah:
Laporan Hasil Audit (LHA), laporan hasil audit khusus (setelah mendapat
persetujuan Direksi), Laporan Tahunan, Temuan Pengawasan Tahunan (PKPT),
Laporan Monitoring atas rekomendasi hasil audit, dan laporan lainnya. Laporan-
laporan tersebut disampaikan oleh Bagian SPI kepada Dewan Komisaris dan/atau
Komite Audit untuk kemudian dilakukan telaah/review oleh Komite Audit.
Jika dipandang perlu, Komite Audit melalui Dewan Komisaris, dapat meminta
Direksi untuk menugaskan Bagian SPI melakukan audit atas permasalahan
tertentu yang direkomendasikan oleh Komite Audit. Sebaliknya Bagian SPI
mendapat dukungan Komite Audit untuk meningkatkan efektivitas, kualitas, dan
PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Audit 2019
Sinergi– Integritas - Profesional
14
independensinya melalui penilaian Komite Audit terhadap sistem pengendalian
internal, meliputi: Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter), Program Kerja
Pengawasan Tahunan (PKPT), laporan-laporan yang diterbitkan oleh Direksi dan
Bagian SPI terkait penerapan sistem pengendalian internal Perusahaan.
Komite Audit mengadakan rapat dengan Bagian SPI untuk membahas laporan-
laporan dari Bagian SPI meliputi : temuan, rekomendasi, dan tindak
lanjut/monitoring, serta hal-hal lain yang dipandang perlu terkait objek laporan yang
menjadi agenda pembahasan rapat tersebut. Rapat seperti ini disebut Rapat
Komite Audit Dengan Bagian SPI dengan undangan rapat dari Komite Audit yang
ditembuskan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Undangan rapat juga dapat
ditandatangani oleh salah satu Anggota Komite Audit dengan tembusan kepada
Ketua Komite Audit, Dewan Komisaris, dan Direksi. Rapat ini juga dapat diadakan
dengan undangan dari Bagian SPI yang ditembuskan kepada Direksi dan Dewan
Komisaris. Dalam undangan rapat, harus dicantum agenda pembahasan. Rapat
harus dibuat risalahnya sebagai pemenuhan aspek administrasi selain juga
sebagai bahan bagi Komite Audit untuk menyusun telaah.
2. Hubungan tugas dengan auditor eksternal
Komite Audit memiliki tugas yang penting dalam audit ekternal, terutama yang
dilaksanakan oleh KAP; terutama pada penilaian laporan dan memantau tindak
lanjut yang dilaksanakan manajemen Perusahaan atas rekomendasi KAP.
Pemilihan dan penunjukan KAP untuk mengaudit laporan keuangan dilakukan oleh
Holding Perkebunan Nusantara.
Komite Audit meminta memantau kesesuaian program audit yang dibuat oleh KAP
dengan ToR sehingga pelaksanaannya berjalan seperti yang diharapkan. Program
audit tersebut menerangkan sifat/jenis audit, jadwal, sumber daya yang dibutuhkan,
dan ruang lingkup audit dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti risiko
pengendalian internal serta kompleksitas kegiatan yang akan diaudit.
Beberapa hal yang menjadi bahan diskusi/rapat Komite Audit dengan KAP, antara
lain: kendala yang ditemui, kelemahan sistem dan pelaksanaan pengendalian
internal yang dapat mempengaruhi laporan keuangan, adanya perubahan penting
dalam kebijakan akuntansi dan jurnal penyesuaian, ketidaksepakatan auditor
dengan manajemen tentang penerapan prinsip akuntansi dan ruang lingkup audit,
pengungkapan dalam laporan keuangan yang berdampak pada opini,
penyimpangan atas peraturan perundang-undangan yang melibatkan manajemen
atau yang mengakibatkan salah saji material, serta isu-isu lain yang penting
PT Perkebunan Nusantara II Piagam Komite Audit 2019
Sinergi– Integritas - Profesional
15
BAB 4
PENUTUP
Sesuai dengan perkembangan peraturan perundang-undangan, kompleksitas bisnis, isu-
isu ekonomi yang terkait dengan kegiatan bisnis Perusahaan, maka Piagam Komite Audit
(Audit Committee Charter) ini dapat dikaji ulang secara periodik, dievaluasi kecukupannya,
untuk dilakukan penyempurnaan agar Komite Audit memiliki pedoman yang terkini sesuai
perkembangan dan kebutuhan sehingga fungsinya sebagai Organ Pendukung Dewan
Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan dapat berjalan dengan efektif.
Piagam Komite AuditPT Perkebunan Nusantara II
2019