aturan 2006

62
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG DEWAN PENYANTUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN, Menimbang : a. bahwa dalam pengelolaan dan memecahkan permasalahan universitas ke depan yang semakin kompleks diperlukan partisipasi serta peran masyarakat; b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diperlukan dewan penyantun universitas; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu ditetapkan peraturan rektor; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195 tahun 1963 dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153 tahun 1963 jo Skep. Ment. PTIP No 153 Tahun 1963 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 1 Salinan

Upload: kusja-ranadipa

Post on 02-Jul-2015

782 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: ATURAN 2006

PERATURAN REKTOR

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

NOMOR : 01 TAHUN 2006

TENTANG

DEWAN PENYANTUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,

Menimbang : a. bahwa dalam pengelolaan dan memecahkan permasalahan

universitas ke depan yang semakin kompleks diperlukan

partisipasi serta peran masyarakat;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diperlukan dewan

penyantun universitas;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan b perlu ditetapkan peraturan rektor;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara tahun 2003 Nomor

78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang

Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor

115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195 tahun

1963 dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153 tahun

1963 jo Skep. Ment. PTIP No 153 Tahun 1963 tentang

Pendirian Universitas Jenderal Soedirman;

4. Keputusan Presiden No. 170/M Tahun 2005 tanggal 14

Oktober 2005 tentang pengangkatan Rektor Universitas

Jenderal Soedirman masa jabatan 2005 - 2009;

5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 0166/O/1995 tgl.18 Juli 1995 jo. No.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 1

Salinan

Page 2: ATURAN 2006

272/O/1999 tentang Organisasi Tata Kerja Universitas

Jenderal Soedirman;

6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 090/O/2004

tentang Statuta Universitas Jenderal Soedirman;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG DEWAN PENYANTUN

Pasal 1

Dalam peraturan rektor ini yang dimaksudkan dengan :

1. Universitas adalah Universitas Jenderal Soedirman.

2. Rektor adalah Rektor Universitas Jenderal Soedirman.

3. Senat adalah Senat Universitas Jenderal Soedirman.

4. Dewan Penyantun adalah Dewan Penyantun Universitas Jenderal Soedirman.

Pasal 2

(1) Anggota Dewan Penyantun adalah tokoh masyarakat yang mempunyai minat

dan perhatian terhadap universitas.

(2) Anggota Dewan Penyantun diangkat dan diberhentikan oleh rektor atas saran

dan pertimbangan senat.

Pasal 3

(1) Struktur Dewan Penyantun terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan

anggota.

(2) Ketua, sekretaris dan bendahara dipilih oleh dan di antara para anggota.

(3) Dewan Penyantun mempunyai masa kerja 2 (dua) tahun, dan dapat

diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan apabila diperlukan.

Pasal 4

Dewan Penyantun mempunyai tugas :

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 20062

Page 3: ATURAN 2006

a. membantu memecahkan masalah yang dihadapi universitas;

b. membuat laporan tahunan kepada rektor;

Pasal 5

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwokerto

Pada tanggal : 31 Agustus 2006

Rektor,

ttd

Prof. Dr. Ir. Sudjarwo

NIP. 130529551

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 3

Page 4: ATURAN 2006

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 20064

Page 5: ATURAN 2006

PERATURAN REKTOR

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

NOMOR : 02 TAHUN 2006

TENTANG

MAJELIS ETIKA AKADEMIK UNIVERSITAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,

Menimbang : a. bahwa untuk menegakkan disiplin dalam proses

pembelajaran, maka perlu dibentuk Majelis Etika

Akademik Universitas Jenderal Soedirman;

b. bahwa berdasarkan saran dan pertimbangan senat

universitas;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a dan b perlu ditetapkan Peraturan rektor.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

PendidikanNasional (Lembaran Negara tahun 2003

Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang

Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor

115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195

tahun 1963 dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153

tahun 1963 jo Skep. Ment. PTIP No 153 Tahun 1963

tentang Pendirian Universitas Jenderal Soedirman;

4. Keputusan Presiden No. 170/M Tahun 2005 tanggal 14

Oktober 2005 tentang pengangkatan Rektor Universitas

Jenderal Soedirman masa jabatan 2005 - 2009;

5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 0166/O/1995 tgl.18 Juli 1995

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 5

Salinan

Page 6: ATURAN 2006

jo. No. 272/O/1999 tentang Organisasi Tata Kerja

Universitas Jenderal Soedirman;

6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

090/O/2004 tentang Statuta Universitas Jenderal

Soedirman.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG MAJELIS ETIKA AKADEMIK

UNIVERSITAS

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Universitas adalah Universitas Jenderal Soedirman.

2. Rektor adalah Rektor Universitas Jenderal Soedirman.

3. Majelis etika akademik universitas yang selanjutnya disebut majelis adalah

majelis yang diberi tugas untuk menangani, memproses serta memberikan

rekomendasi kepada rektor tentang pelanggaran akademik.

4. Pelanggaran akademik oleh mahasiswa/alaumni adalah pelanggaran yang

dilakukan oleh mahasiswa/alumni sebagaimana tercantum dalam buku pedoman

universitas yang tidak dapat diselesaikan di tingkat fakultas.

5. Pelanggaran akademik oleh dosen adalah pelanggaran yang dilakukan oleh

dosen yang berkaitan dengan pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yang tidak

dapat diseselesaikan di tingkat fakultas.

BAB II

KEANGGOTAN

Pasal 2

(1) Majelis etika akademik dibentuk oleh rektor.

(2) Anggota majelis berjumlah 11 (sebelas) orang.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 20066

Page 7: ATURAN 2006

(3) Majelis beranggotakan unsur pimpinan universitas, dekan, serta pejabat lain

yang ditunjuk rektor.

(4) Rektor karena jabatannya adalah ketua majelis.

(5) Masa kerja majelis adalah 4 (empat) tahun, dan dapat diangkat kembali.

BAB III

TUGAS DAN WEWENANG MAJELIS

Pasal 3

Majelis bertugas untuk memeriksa dan memberi rekomendasi kepada rektor atas

pelanggaran akademik yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen maupun alumni

universitas.

Pasal 4

Dalam menjalankan tugasnya majelis berhak untuk :

a. mengembalikan berkas berita acara pemeriksaan dari fakultas yang belum lengkap;

b. memberikan rekomendasi sanksi apabila pelapor terbukti tidak memberikan

keterangan yang benar;

c. menyatakan hak terlapor gugur apabila terlapor tidak hadir setelah dipanggil secara

patut;

d. memberikan rekomendasi sanksi yang lebih berat apabila terlapor terbukti tidak

memberikan keterangan yang benar.

Pasal 5

Dalam menjalankan tugasnya majelis berkewajiban untuk :

a. menindaklanjuti laporan dari fakultas/program studi tentang adanya pelanggaran

akademik yang dilakukan oleh dosen, mahasiswa, maupun alumni;

b. memanggil pelapor untuk hadir dan memberikan keterangan yang benar di depan

sidang majelis;

c. menilai kebenaran keterangan pelapor;

d. merahasiakan identitas pelapor;

e. memanggil terlapor untuk hadir dan memberikan keterangan yang benar serta

pembelaan diri di depan sidang majelis;

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 7

Page 8: ATURAN 2006

f. menilai kebenaran keterangan serta pembelaan diri terlapor;

g. memberikan rekomendasi kepada rektor tentang sanksi yang akan diberikan kepada

dosen, mahasiswa, dan alumni yang melakukan pelanggaran akademik.

Pasal 6

Dalam menjalankan tugasnya majelis berwenang untuk:

a. memanggil dan memeriksa terlapor, pelapor dan saksi-saksi;

b. meminta dan memeriksa BAP, alat bukti, dan alat bukti tambahan.

Pasal 7

(1) Setelah menerima laporan, majelis wajib melakukan pemeriksaan dan

melaporkan hasil pemeriksaan kepada rektor dalam waktu paling lama 30 hari.

(2) Setelah menerima laporan Majelis, Rektor harus menerbitkan keputusan dalam

waktu paling lama 14 hari kerja.

(3) Keputusan rektor bersifat final.

Pasal 8

(1) Rekomendasi sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan

oleh dosen mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Rekomendasi sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa

mengacu pada buku pedoman universitas.

(3) Rekomendasi sanksi terhadap alumni dapat berupa pencabutan gelar akademik,

profesi, dan vokasi yang tidak sah kepada rektor.

Pasal 9

Rekomendasi yang diberikan oleh Majelis bersifat mengikat.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 20068

Page 9: ATURAN 2006

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10

(1) Dengan berlakunya peraturan rektor ini, maka keputusan rektor yang telah ada

dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam

peraturan ini.

(2) Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur lebih lanjut

dengan peraturan lain.

Pasal 11

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwokerto

Pada tanggal : 31 Agustus 2006

Rektor,

ttd

Prof. Dr. Ir. Sudjarwo

NIP. 130529551

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 9

Page 10: ATURAN 2006

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200610

Page 11: ATURAN 2006

PERATURAN REKTOR

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

NOMOR : 07 TAHUN 2006

TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK

PROGRAM MAGISTER UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,

Menimbang : a.

b

.

c

bahwa untuk ketertiban, kelancaran dan kepastian serta

penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan Program

Magister Universitas Jenderal Soedirman maka perlu

ditetapkan peraturan.

bahwa sehubungan dengan huruf a tersebut di atas perlu

dibuat pedoman umum dan akademik Program Magister

Universitas Jenderal Soedirman.

bahwa sehubungan dengan huruf a dan b tersebut di atas

perlu ditetapkan peraturan rektor.

Mengingat : 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,

tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara

tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4301);

2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005,

tentang Guru dan Dosen;

3 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999, tentang

Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor

115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);

4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005

Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496);

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 11

Salinan

Page 12: ATURAN 2006

5 Keputusan Presiden RI Nomor 195 Th 1963 jo. Surat

Kept.Menteri PTIP Nomor 153 Th.1963 tentang Pendirian

Universitas Jenderal Soedirman

6 Keputusan Presiden RI Nomor 170/M Tahun 2005 tgl.14

Oktober 2005, tentang Pengangkatan Rektor Universitas

Jenderal Soedirman;

7

8

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 0166/O/1995 tgl.18 Juli 1995 jo. No.

272/O/1999 tentang Organisasi Tata Kerja Universitas

Jenderal Soedirman;

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 090/2004

tgl. 29 Juli 2004, tentang Statuta Universitas Jenderal

Soedirman;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN

AKADEMIK PROGRAM MAGISTER UNIVERSITAS JENDERAL

SOEDIRMAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Sistem kredit adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan

menggunakan satuan kredit semester untuk menyatakan beban studi mahasiswa,

beban kerja staf pengajar dan beban penyelenggaraan program lembaga

pendidikan.

2. Satuan kredit semester yang selanjutnya disebut SKS adalah satuan kredit yang

dipakai untuk menyatakan jumlah kredit dari satu mata kuliah dalam satu

semester.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200612

Page 13: ATURAN 2006

3. Semester adalah kurun waktu kegiatan yang terdiri atas 16 sampai 18 minggu

kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya berikut kegiatan iringannya, termasuk dua

sampai empat minggu kegiatan penilaian.

4. Dosen adalah tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi tertentu yang khusus

diangkat pada Program Magister Universitas Jenderal Soedirman, untuk

melaksanakan tridharma perguruan tinggi.

5. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Program Magister

Universitas Jenderal Soedirman.

6. Masa studi adalah lama waktu yang ditempuh oleh mahasiswa untuk

menyelesaikan program magister.

7. Konsentrasi adalah bidang kekhususan sebuah keilmuan dari program studi.

8. Matrikulasi adalah kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan untuk

mempersiapkan, dan memberikan pengetahuan dasar bagi mahasiswa baru

program magister.

9. Kartu rencana studi yang selanjutnya disebut KRS adalah formulir rencana mata

kuliah yang akan diambil mahasiswa dalam suatu semester tertentu.

10. Kartu hasil studi yang selanjutnya diesbut KHS adalah kumpulan nilai yang

diperoleh oleh seorang mahasiswa dalam satu semester tertentu.

11. Ujian tertulis adalah evaluasi atas kemampuan mahasiswa terhadap penguasaan

materi suatu mata kuliah tertentu yang dilakukan secara tertulis.

12. Ujian lisan adalah evaluasi atas kemampuan mahasiswa terhadap penguasaan

materi suatu mata kuliah tertentu yang dilakukan secara lisan.

13. Ujian perbaikan adalah evaluasi yang dimaksudkan untuk perbaikan nilai.

14. Tugas terstruktur adalah tugas yang diberikan oleh seorang dosen dalam satu mata

kuliah tertentu, sebagai salah satu komponen penilaian atas kemampuan

mahasiswa.

15. Seminar usul penelitian adalah kegiatan penyampaian rencana penelitian untuk

penyusunan tesis.

16. Penelitian adalah kegiatan telaah ilmiah taat kaidah dalam upaya menemukan

kebenaran dan/atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi

dan/atau seni.

17. Tesis adalah karya tulis akademik hasil penelitian mendalam yang dilakukan secara

mandiri dan berisi sumbangan baru atas perkembangan ilmu pengetahuan atau

menemukan jawaban baru bagi masalah-masalah yang sementara telah mapan

atau megajukan pertanyaan-pertanyaan baru terhadap hal yang dipandang mapan

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 13

Page 14: ATURAN 2006

di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni yang dilakukan oleh calon

magister di bawah pengawasan para pembimbingnya.

18. Pembimbing tesis adalah orang atau sekelompok orang yang memiliki kualifikasi

dan kewenangan tertentu untuk melakukan pembimbingan tesis.

19. Tim penguji adalah sekelompok orang yang memiliki kualifikasi keilmuan dan

kewenangan tertentu untuk melakukan uji kemampuan mahasiswa.

20. Ujian tesis adalah evaluasi atas kemampuan mahasiswa terhadap penguasaan tesis

yang telah disusunnya yang dilakukan oleh tim penguji.

21. Transkrip akademik adalah kumpulan nilai dari mata kuliah yang telah diambil

oleh mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran di program magister.

22. Indeks prestasi (IP) adalah rata-rata nilai yang dicapai untuk semua mata kuliah

dengan memperhitungkan jumlah kredit masing-masing mata kuliah dalam satu

semeter.

23. Indeks prestasi kumulatif (IPK) adalah rata-rata nilai yang dicapai untuk semua

mata kuliah dengan memperhitungkan jumlah kredit masing-masing mata kuliah

yang telah ditempuh di Program Magister.

24. Yudisium adalah kegiatan pemberian gelar kepada seorang mahasiswa yang telah

memenuhi persyaratan untuk dinyatakan lulus oleh direktur program.

25. Gelar adalah sebutan akademik atau profesi yang diberikan kepada lulusan

perguruan tinggi dan dicantumkan dalam ijazah.

26. Pembimbing akademik adalah dosen yang diberi tugas membantu mahasiswa

dalam menyusun rencana dan proses studi.

BAB IIPENERIMAAN MAHASISWA BARU

Pasal 2

(1) Pendaftaran mahasiswa baru program magister dilakukan dengan mengajukan

lamaran disertai dokumen berikut :

a. lamaran tertulis untuk menjadi calon mahasiswa baru dengan menyebutkan

program studi yang diminati;

b. mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan dengan dilampiri:

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200614

Page 15: ATURAN 2006

1. fotokopi Ijazah dan transkrip yang telah dilegalisasi oleh pejabat yang

berwenang perguruan tinggi asal atau oleh Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi;

2. surat keterangan kesehatan dari dokter yang telah mendapatkan izin dari

departemen kesehatan;

3. daftar riwayat hidup;

4. surat rekomendasi dari dua orang yang dapat dimintai keterangan

tentang kelayakan akademik pelamar;

5. surat izin/persetujuan dari atasan pelamar (bagi yang sudah bekerja);

6. surat jaminan biaya pendidikan dan biaya hidup dari penyandang dana

di atas meterai Rp 6.000,00 (enam ribu rupiah);

7. bukti pembayaran pendaftaran ke rekening Rektor;

8. foto berwarna dengan latar belakang merah ukuran 4x6 Cm;

(2) dokumen dimaksud pada ayat (1) diajukan dalam rangkap 2 (dua).

(3) formulir yang sudah diisi dan dilengkapi dengan persyaratan dikirimkan

langsung atau melalui pos ke alamat direktur Program Pascasarjana Universitas

Jenderal Soedirman.

Pasal 3

Setiap calon mahasiswa baru harus memiliki ijazah sarjana atau ijazah dari pendidikan

yang sederajat dan berasal dari program studi yang memiliki izin dari Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi.

Pasal 4

(1) Seleksi calon mahasiswa baru didasarkan atas kriteria sebagai berikut:

a. kelengkapan administrasi;

b. indeks prestasi kumulatif (IPK);

c. kemampuan lain yang menunjang;

d. hasil tes tertulis dan/atau wawancara.

(2) Tes tertulis dan/atau wawancara dilakukan di program studi dengan melibatkan

komisi program studi.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 15

Page 16: ATURAN 2006

(3) Penentuan akhir seleksi penerimaan mahasiswa baru dilakukan melalui rapat yang

terdiri dari rektor, direktur program pascasarjana, sisten direktur, ketua komisi

program studi dan ketua program studi.

(4) Hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru pascasarjana ditetapkan oleh rektor.

BAB III KEGIATAN AKADEMIK

Pasal 5

(1) Selama masa studi setiap mahasiswa diwajibkan membayar biaya pendidikan.

(2) Apabila waktu penyelesaian studi melebihi empat semester, mahasiswa diwajibkan

membayar biaya pendidikan yang diatur dengan ketentuan tersendiri.

(3) Biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk biaya

penelitian.

Pasal 6

(1) Kegiatan matrikulasi diselenggarakan setelah calon mahasiswa yang dinyatakan

diterimamenjadi mahasiswa.

(2) Penyelenggaraan matrikulasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan program studi

dan diatur dengan keputusan direktur program pascasarjana atas usulan ketua

program studi.

(3) Jumlah dan jenis mata kuliah disesuaikan dengan kebutuhan program studi.

(4) Besarnya biaya matrikulasi ditetapkan oleh program pascasarjana (atas usulan

ketua program studi) dan ditanggung oleh mahasiswa.

Pasal 7

Untuk memperoleh gelar magister mahasiswa diwajibkan menempuh minimal 36 SKS

dan maksimal 50 SKS.

Pasal 8

(1) Masa studi untuk mendapat gelar magister adalah tidak lebih dari 6 (enam)

semester sejak terdaftar sebagai mahasiswa.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200616

Page 17: ATURAN 2006

(2) Apabila masa studi tersebut pada ayat (1) terlampaui mahasiswa dapat mengajukan

perpanjangan masa studi paling lama 2 (dua) semester.

(3) Ketentuan mengenai tata cara dan prosedur pegajuan perpanjangan masa studi;

diatur tersendiri melalui surat keputusan rektor.

(4) Apabila setelah diperpanjang selama dua semester mahasiswa belum dapat

menyelesaikan studinya maka mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan putus

studi.

(5) Putus studi ditetapkan dengan keputusan rektor atas usulan direktur pascasarjana.

Pasal 9

Ketentuan mengenai tata cara dan prosedur perpanjangan masa studi ditetapkan dengan

keputusan rektor.

Pasal 10

(1) Pada awal semester setiap mahasiswa wajib mengisi KRS.

(2) KRS harus mendapat persetujuan dari pembimbing akademik.

(3) Dengan persetujuan pembimbing akademik, mahasiswa dapat melakukan

perubahan KRS.

(4) Perubahan KRS dilaksanakan paling lambat 2 (dua) minggu setelah perkuliahan

berlangsung.

Pasal 11

(1) Kegiatan perkuliahan dilakukan dengan tatap muka langsung di dalam suatu

ruangan atau di tempat lain yang memenuhi syarat untuk proses pembelajaran.

(2) Lama perkuliahan ditentukan oleh besaran SKS mata kuliah yang bersangkutan.

(3) Jumlah tatap muka untuk satu mata kuliah dalam satu semester minimal 4 kali dan

maksimal 16 kali termasuk kegiatan penilaian.

(4) Setiap mata kuliah harus memiliki garis-garis besar program pembelajaran (GBPP)

dan satuan acara perkuliahan (SAP).

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 17

Page 18: ATURAN 2006

Pasal 12

(1) Dosen yang berhak mengajar pada program magister adalah dosen yang telah lulus

pendidikan doktor dan memiliki kualifikasi keilmuan yang sesuai dengan mata

kuliah yang diajarkan.

(2) Pengecualian atas ketentuan dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan

rektor;

(3) Pengangkatan dosen program magister ditetapkan dengan keputusan direktur

program pascasarjana.

Pasal 13

(1) Setiap mata kuliah yang diajarkan wajib dilakukan evaluasi keberhasilan.

(2) Evaluasi keberhasilan dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui ujian

tertulis/lisan, praktikum, tugas terstruktur atau bentuk lain yang dapat mengukur

tingkat kemampuan mahasiswa.

(3) Evaluasi keberhasilan minimal dilakukan 1 (satu) kali dalam satu semester untuk

setiap mata kuliah.

Pasal 14

(1) Evaluasi keberhasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) wajib

diikuti setiap mahasiswa.

(2) Mahasiswa yang tidak mengikuti evaluasi keberhasilan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dapat diberi kesempatan untuk mengikuti ujian susulan.

(3) Evaluasi keberhasilan susulan dapat diselenggarakan paling lama satu bulan

setelah selesainya ujian semester yang pelaksanaannya diatur oleh ketua

program studi.

Pasal 15

(1) Mahasiswa yang akan memperbaiki nilai mata kuliah tertentu dilakukan dengan

cara mengulang pada semester berikutnya.

(2) Mahasiswa yang mengulang suatu mata kuliah, nilai yang digunakan adalah nilai

tertinggi.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200618

Page 19: ATURAN 2006

Pasal 16

Penilaian untuk setiap mata kuliah menggunakan huruf mutu sebagai berikut:

Nilai Nilai Angka Bobot

A ≥ 80 setara dengan 4,0

AB 75 s.d 79,9 setara dengan 3,5

B 70 s.d 74,9 setara dengan 3,0

BC 65 s.d 69,9 setara dengan 2,5

C 60 s.d 64,9 setara dengan 2,0

CD 55 s.d 59,9 setara dengan 1,5

D 50 s.d 54,99 setara dengan 1,0

E < 50 setara dengan 0

Pasal 17

Setiap akhir semester mahasiswa berhak mendapatkan kartu hasil studi (KHS) yang

diterbitkan oleh program pascasarjana.

Pasal 18

Evaluasi terhadap kemajuan mahasiswa dilakukan melalui dua mekanisme yaitu:

a. evaluasi keberhasilan akhir semester; dan,

b. evaluasi keberhasilan akhir studi.

Pasal 19

(1) Evaluasi keberhasilan akhir semester dilakukan dengan menghitung indeks

prestasi (IP) pada semester yang bersangkutan dan indeks prestasi kumulatif

(IPK) yang diperoleh sampai akhir semester tersebut.

(2) Evaluasi keberhasilan akhir studi dilakukan bagi mahasiswa yang telah

menyelesaikan keseluruhan beban SKS yang diberlakukan di program studi.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 19

Page 20: ATURAN 2006

Pasal 20

(1) Mahasiswa diberi peringatan tertulis apabila pada akhir semester pertama

memiliki IP < 2,75.

(2) Mahasiswa dinyatakan putus studi apabila pada akhir semester kedua memiliki

IPK < 2,75.

(3) IPK tersebut pada ayat (1) dihitung dari nilai terbaik minimal sembilan SKS.

Pasal 21

Mahasiswa dinyatakan telah menyelesaikan pendidikan program magister apabila

memenuhi persyaratan :

a. telah lulus ujian tesis.

b. memiliki IPK minimal 2,75, tanpa nilai D dan/atau E.

BAB IV

PENYUSUNAN TESIS

Bagian Pertama

Umum

Pasal 22

Pada tahap akhir masa studi setiap mahasiswa diwajibkan untuk menulis tesis.

Bagian Kedua

Usul Penelitian dan Seminar Usul Penelitian

Pasal 23

(1) Sebelum melakukan penulisan tesis sebagaimana dimaksud dalam pasal 22

mahasiwa diwajibkan menyusun usul penelitian tesis.

(2) Syarat dan tata cara untuk dapat mengajukan permohonan melakukan usul

penelitian tesis ditetapkan oleh program studi.

(3) Format usul penelitian tesis ditetapkan oleh program pascasarjana.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200620

Page 21: ATURAN 2006

Pasal 24

Setiap usul penelitian tesis harus disetujui dan ditandatangani pembimbing dan

diketahui oleh ketua program studi.

Pasal 25

(1) Penelitian tesis dapat dilakukan apabila mahasiswa sudah melaksanakan seminar

usul penelitian.

(2) Seminar usul penelitian dilakukan apabila usul penelitian sudah disetujui

pembimbing.

Pasal 26

Mahasiswa dapat melakukan seminar usul penelitian setelah mengikuti kegiatan

seminar minimal 5 (lima) kali dan menyelesaikan seluruh kewajiban administrasi.

Pasal 27

Mekanisme pelaksanaan dan penilaian seminar usul penelitian diatur oleh program

studi.

Bagian Ketiga

Pembimbing Tesis

Pasal 28

(1) Mahasiswa dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan tesis dibimbing

sekurang-kurangnya oleh 2 (dua) orang pembimbing.

(2) Pembimbing tesis adalah dosen dan/atau praktisi yang lulus pendidikan doktor dan

memiliki kualifikasi kepakaran sesuai dengan substansi tesis.

(3) Pengecualian atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan

dengan keputusan rektor.

(4) Pembimbing tesis ditetapkan dengan keputusan direktur program pascasarjana.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 21

Page 22: ATURAN 2006

Pasal 29

(1) Mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan untuk menyusun usul penelitian

dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan pembimbing.

(2) Pengajuan permohonan pembimbing ditujukan kepada ketua program studi dengan

dilampiri tema dan/atau kerangka penelitian.

(3) Ketua program studi setelah mendapat permohonan dari mahasiswa menunjuk

pembimbing dengan terlebih dahulu mendengarkan pertimbangan dan/atau

usulan komisi program studi.

(4) Pembimbing tesis yang telah ditunjuk ditetapkan dengan keputusan direktur

program pascasarjana.

Pasal 30

(1) Pembimbing tesis dapat diganti apabila dipandang tidak dapat menjalankan tugas

sebagai pembimbing karena alasan kesibukan, kesehatan, meninggal dunia,

mengundurkan diri atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

(2) Pergantian pembimbing ditetapkan oleh direktur program pascasarjana, atas usulan

ketua program studi setelah meminta pertimbangan komisi program studi.

Pasal 31

Pembimbing tesis bertugas:

a. membimbing mahasiswa dalam menyusun usul penelitian sampai dengan

penulisan tesis secara teratur dan bersinambung;

b. melakukan verifikasi dan evaluasi kemajuan mahasiswa bimbingannya secara

periodik.

Bagian Keempat

Penulisan Tesis

Pasal 32

Format penulisan tesis sesuai dengan tatacara penulisan di dalam buku panduan

penulisan tesis.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200622

Page 23: ATURAN 2006

Pasal 33

Tesis yang telah disetujui oleh pembimbing dan penguji dan telah ditandatangani ketua

program studi harus diserahkan ke program magister paling lambat 7 (tujuh) hari

sebelum pelaksanaan wisuda.

BAB VI

UJIAN TESIS

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 34

(1) Setelah memenuhi persyaratan dan mendapat persetujuan pembimbing,

mahasiswa dapat mengajukan permohonan ujian tesis.

(2) Permohonan ujian tesis diajukan kepada direktur program pascasarjana melalui

ketua program studi.

Pasal 35

(1) Untuk menempuh ujian tesis semua mata kuliah yang diambil harus sudah

ditempuh dengan IPK minimal 2,75 tanpa nilai D dan/atau E.

(2) Pendaftaran untuk menempuh ujian tesis dilakukan di program studi, selambat-

lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum ujian dilaksanakan.

(3) Persyaratan yang disertakan dalam ujian tesis adalah nilai TOEFL-Like ≥ 450

serta persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh program pascasarjana.

Pasal 36

Penyelenggaraan ujian tesis diatur program studi dengan memperhatikan kesediaan

pembimbing dan penguji.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 23

Page 24: ATURAN 2006

Bagian Kedua

Penguji dan Pelaksanaan Ujian Tesis

Pasal 37

(1) Tim penguji tesis terdiri atas pembimbing dan nonpembimbing.

(2) Jumlah penguji tesis nonpembimbing paling sedikit dua orang.

Pasal 38

(1) Penunjukan penguji tesis nonpembimbing ditentukan oleh ketua program studi

dengan memperhatikan pertimbangan dan/atau usulan komisi program studi.

(2) Tim penguji tesis ditetapkan dengan keputusan direktur program pascasarjana.

Pasal 39

(1) Ujian tesis dipimpin oleh ketua program studi atas nama direktur program

pascasarjana.

(2) Ketua program studi dapat mendelegasikan kewenangannya kepada pembimbing

pertama apabila berhalangan hadir dalam ujian tesis.

Pasal 40

(1) Ujian tesis minimal dihadiri oleh empat orang anggota tim penguji dan

pembimbing pertama harus hadir;

(2) Pelaksanaan ujian tesis diatur oleh program studi.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200624

Page 25: ATURAN 2006

Bagian Ketiga

PenilaianPasal 41

(1) Penilaian ujian tesis mencakup aspek:

a. isi dan bobot tesis;

b. penyajian isi tesis secara lisan;

c. kemampuan menjawab pertanyaan;

(2) Penilaian isi tesis mencakup aspek:

a. keaslian/orisinalitas isi tesis yang dikemukakan;

b. bobot permasalahan yang diajukan;

c. kerangka pemikiran/teori;

d. metode penelitian;

e. cara penyajian hasil penarikan kesimpulan dan penyusunan saran;

f. keterkaitan tesis dengan bidang kajian/konsentrasi yang diambil mahasiswa;

g. sumbangan terhadap ilmu pengetahuan dan/atau kemaslahatan manusia.

(3) Setiap aspek memiliki bobot, jumlah bobot 100 persen, dan setiap bobot

penilaian ditentukan oleh program studi.

Pasal 42

(1) Penilaian tesis dinyatakan dalam bentuk angka dengan kisaran 1 sampai dengan

100.

(2) Hasil akhir nilai ujian tesis merupakan rataan dari nilai keseluruhan penguji yang

kemudian dikonversikan ke dalam bentuk huruf.

(3) Konversi nilai akhir ujian tesis sebagai berikut:

Nilai Nilai Angka Bobot

A ≥ 80 setara dengan 4,0

AB 75 s.d 79,9 setara dengan 3,5

B 70 s.d 74,9 setara dengan 3,0

BC 65 s.d 69,9 setara dengan 2,5

C 60 s.d 64,9 setara dengan 2,0

CD 55 s.d 59,9 setara dengan 1,5

D 50 s.d 54,99 setara dengan 1,0

E < 50 setara dengan 0

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 25

Page 26: ATURAN 2006

(4) Berdasarkan nilai yang diperoleh mahasiswa dapat dinyatakan lulus atau tidak

lulus ujian tesis.

(5) Ujian tesis dinyatakan lulus jika mendapatkan nilai minimal C.

Pasal 43

(1) Mahasiswa yang dinyatakan lulus ujian tesis dengan perbaikan, maka mahasiswa

wajib memperbaiki tesis sesuai rekomendasi tim penguji.

(2) Perbaikan tesis dianggap selesai apabila telah disetujui dan ditandatangani oleh

seluruh tim penguji.

(3) Jangka waktu untuk memperbaiki tesis paling lama 60 (enam puluh) hari sejak

ujian dilaksanakan.

(4) Apabila dalan jangka waktu yang ditetapkan, yang bersangkutan tidak mampu

memperbaiki tesis maka harus dilakukan ujian ulang tesis, dengan biaya

ditanggung oleh mahasiswa.

Pasal 44

(1) Mahasiswa yang mendapat nilai C berhak untuk mengajukan ujian perbaikan.

(2) Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus harus mengulang tesis.

(3) Waktu ujian perbaikan atau ujian ulang tesis ditentukan oleh keputusan tim

penguji dengan mempertimbangkan kesiapan mahasiswa dan paling cepat 14

(empat belas ) hari setelah ujian sebelumnya.

(4) Prosedur ujian perbaikan dan ujian ulang tesis dilakukan dengan mengajukan

permohonan kepada direktur program pascasarjana melalui ketua program studi.

(5) Biaya untuk ujian perbaikan dan ujian ulang tesis dibebankan kepada

mahasiswa, dan besarnya ditentukan oleh program studi.

Bagian Keempat

Pengesahan Tesis

Pasal 45

(1) Tesis yang telah disetujui tim penguji, ditandatangani dan disahkan oleh ketua

program studi dan direktur program pascasarjana.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200626

Page 27: ATURAN 2006

(2) Jumlah eksemplar tesis yang diserahkan ke program pascasarjana sebanyak dua

eksemplar dengan tanda tangan asli.

BAB V

YUDISIUM

Pasal 46

(1) Yudisium dilaksanakan bagi mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam ujian

tesis.

(2) Pernyataan yudisium dilakukan oleh direktur program pascasarjana.

(3) Apabila direktur program pascasarjana berhalangan hadir, pernyataan yudisium

dapat dilakukan oleh asisten direktur bidang akademik atau ketua program studi.

(4) Yudisium dapat dilaksanakan secara perseorangan atau kelompok.

(5) Yudisium dapat dilaksanakan bersamaan dengan akhir ujian tesis atau pada

waktu yang lain.

(6) Pelaksanaan yudisium disertai dengan berita acara yang ditanda tangani oleh

direktur program pascasarjana atau yang mewakili.

Pasal 47

(1) Gelar magister diberikan kepada mahasiswa yang dinyatakan lulus dalam

yudisium.

(2) Sebutan gelar magister sesuai dengan bidang ilmu berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(3) Gelar magister yang telah diperoleh dapat dicabut apabila di kemudian hari yang

bersangkutan diketahui memperoleh gelar tersebut dengan cara yang tidak sah.

BAB VIPREDIKAT KELULUSAN

Pasal 48

(1) Predikat kelulusan terdiri dari 3 tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan,

dan dengan pujian yang dinyatakan dalam transkrip akademik.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 27

Page 28: ATURAN 2006

(2) Predikat kelulusan untuk program magister adalah:

a. IPK 2,75 – 3,40 : memuaskan;

b. IPK 3,41 – 3,70 : sangat memuaskan;

c. IPK 3,71 – 4,00 : dengan pujian.

(3) Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan dengan memperhatikan masa studi

paling lama 5 (lima) semester.

BAB VII WISUDA

Pasal 49

(1) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus berhak mengikuti wisuda.

(2) Syarat untuk mengikuti wisuda adalah:

a. dinyatakan lulus dalam yudisium yang dibuktikan dengan salinan berita

acara;

b. menyerahkan bukti penyerahan tesis kepada program pascasarjana, program

studi, pembimbing dan perpustakaan;

c. menyerahkan surat bebas dari segala tanggungan administrasi di program

pascasarjana dan program studi;

d. menyerahkan bukti bebas peminjaman pustaka baik di perpustakaan tingkat

program studi, fakultas maupun universitas.

Pasal 50

(1) Pendaftaran wisuda di bagian administrasi akademik program pascasarjana,

paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pelaksanaan wisuda.

(2) Wisuda program magister ditetapkan oleh rektor.

BAB VIII

IJAZAH DAN TRANSKRIP AKADEMIK

Pasal 51

Setiap mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam yudisium berhak memperoleh

ijazah.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200628

Page 29: ATURAN 2006

Pasal 52

(1) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus berhak memperoleh transkrip akademik

yang berisi kumpulan nilai mata kuliah yang telah ditempuh.

(2) Transkrip akademik dikeluarkan oleh program pascasarjana.

(3) Legalisasi fotokopi transkrip akademik, ditandatangani oleh asisten direktur

bidang akademik.

Pasal 53

(1) Semua kegiatan administratif dikoordinasi oleh bagian administrasi program

pascasarjana.

(2) Sekretariat pada masing-masing program studi dalam hal tertentu, bertugas

memfasilitasi pelayanan administrasi baik bidang akademik maupun umum.

BAB IXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 54

Semua ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan program pascasarjana

sebelum berlakunya peraturan ini tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan

peraturan ini.

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Pasal 55

Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan ditentukan kemudian oleh program

pascasarjana.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 29

Page 30: ATURAN 2006

Pasal 56

(1) Dengan berlakunya peraturan ini maka keputusan direktur program pascasarjana

Nomor Kep. 005/J23.20/PP/2002, tanggal 8 April 2002 tentang pedoman umum

dan akademik program pascasarjana dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(2) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwokerto

Pada tanggal : 31 Agustus 2006

Rektor,

ttd

Prof. Dr. Ir. Sudjarwo

NIP. 130529551

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200630

Page 31: ATURAN 2006

PERATURAN REKTOR

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

NOMOR : 10 TAHUN 2006

TENTANG

ATRIBUT KEMAHASISWAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,

Menimbang : a. bahwa untuk ketertiban, keseragaman dan kerapian dalam

penggunaan atribut terkait dengan kegiatan kemahasiswaan maka

perlu diatur atribut kemahasiswaan Universitas Jenderal

Soedirman;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

perlu ditetapkan peraturan rektor;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara tahun 2003 Nomor 78,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang

Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 115,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195 tahun 1963

dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153 tahun 1963 jo Skep.

Ment. PTIP No 153 Tahun 1963 tentang Pendirian Universitas

Jenderal Soedirman;

4. Keputusan Presiden No. 170/M Tahun 2005 tanggal 14 Oktober

2005 tentang pengangkatan Rektor Universitas Jenderal

Soedirman masa jabatan 2005 - 2009;

5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 0166/O/1995 tgl.18 Juli 1995 jo. No.

272/O/1999 tentang Organisasi Tata Kerja Universitas Jenderal

Soedirman;

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 31

Salinan

Page 32: ATURAN 2006

6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 090/O/2004

tentang Statuta Universitas Jenderal Soedirman;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG ATRIBUT

KEMAHASISWAAN

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Universitas adalah Universitas Jenderal Soedirman.

2. Rektor adalah Rektor Universitas Jenderal Soedirman.

3. Fakultas adalah fakultas di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman.

4. Dekan adalah dekan fakultas di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman.

5. Atribut adalah perlengkapan, benda yang khusus berhubungan dengan pangkat,

kedudukan, atau lambang.

6. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Universitas Jenderal

Soedirman.

7. Organisasi kemahasiswaan adalah organisasi yang ada di tingkat

universitas/fakultas sebagai wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke

arah perluasan wawasan dan peningkatan intelektualitas serta integritas

kepribadian sesuai dengan tujuan universitas.

Pasal 2

(1) Atribut kemahasiswaan berbentuk :

a. jas/jaket/pakaian seragam;

b. topi/ikat kepala;

c. syal;

d. bendera;

e. badge/pin.

(2) Atribut kemahasiswaan dirancang dengan berpedoman pada lambang

Universitas Jenderal Soedirman sebagaimana termuat di dalam statuta

universitas.

(3) Atribut kemahasiswaan hanya boleh dikenakan oleh mahasiswa yang menjadi

anggota organisasi kemahasiswaan.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200632

Page 33: ATURAN 2006

(4) Atribut kemahasiswaan hanya boleh dikenakan pada:

a. upacara resmi di tingkat universitas/fakultas;

b. kegiatan resmi di tingkat universitas/ fakultas;

c. rapat-rapat organisasi kemahasiswaan;

d. kunjungan resmi ke luar universitas.

Pasal 3

Mahasiswa/organisasi kemahasiswaan dilarang untuk:

a. menggunakan atribut kemahasiswaan selain yang ditentukan sebagaimana

dimaksud pada Pasal 2 ayat (4);

b. menyalahgunakan atribut kemahasiswaan untuk kepentingan pribadi/organisasi

sehingga merugikan fakultas/universitas;

c. menggunakan atribut kemahasiswaan tersebut dalam kegiatan yang bertentangan

dengan norma hukum;

d. menggunakan atribut kemahasiswaan tersebut dalam kegiatan yang tidak terpuji.

Pasal 4

(1) Rektor/dekan berwenang untuk melarang

penggunaan atribut kemahasiswaan oleh mahasiswa/organisasi kemahasiswaan

yang bertentangan dengan peraturan ini.

(2) Rektor/dekan dapat memberikan sanksi apabila

terjadi penyalahgunaan penggunaan atribut kemahasiswaan.

(3) Jenis dan mekanisme penjatuhan sanksi mengacu

pada peraturan yang berlaku.

Pasal 5

Peraturan rektor ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwokerto

Pada tanggal : 31 Agustus 2006

Rektor,

ttd

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 33

Page 34: ATURAN 2006

Prof. Dr. Ir. SudjarwoNIP. 130529551

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200634

Page 35: ATURAN 2006

PERATURAN REKTORUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

NOMOR : 11 TAHUN 2006

TENTANG

BUSANA AKADEMIK UNIVERSITAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,

Menimbang : a.

b.

c.

bahwa untuk menegakkan disiplin dalam berbusana,

maka perlu ditetapkan busana akademik Universitas

Jenderal Soedirman;

bahwa berdasarkan saran dan pertimbangan Senat

Universitas Jenderal Soedirman;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan b perlu ditetapkan peraturan rektor;

Mengingat : 1.

2.

3.

4.

5.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003

Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Th. 1999 tentang

Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor

115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195 Th.

1963 dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153 Th. 1963

tentang Pendirian Universitas Jenderal Soedirman;

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 170/M

Tahun 2005 tanggal 14 Oktober 2005 tentang

Pengangkatan Rektor Universitas Jenderal Soedirman

masa jabatan 2005 – 2009;

Keputusan Mendikbud Nomor 0602a/U/1984 tentang

Pedoman Tata-upacara Akademik dan Tata-busana

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 35

Salinan

Page 36: ATURAN 2006

6.

7.

Akademik Perguruan Tinggi di Lingkungan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia;

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

0166 /O/1995 jo Nomor 272/0/1999 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Universitas Jenderal Soedirman;

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

090/0/2004 tanggal 29 Juli 2004 tentang Statuta Unsoed.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG BUSANA AKADEMIK

UNIVERSITAS

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Busana akademik adalah pakaian berupa toga beserta kelengkapannya yang

dikenakan oleh sivitas akademika Universitas Jenderal Soedirman.

2. Toga dan kelengkapannya adalah seperti tersebut dalam Surat Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0602a/U/1984.

3. Upacara akademik adalah upacara yang diselenggarakan oleh universitas dalam

rangka dies natalis, pengukuhan guru besar, pemberian gelar doktor kehormatan,

atau wisuda.

Pasal 2

Busana akademik dikenakan pada saat upacara akademik oleh:

a. senat universitas;

b. guru besar yang akan dikukuhkan;

c. guru besar tamu;

d. penerima gelar doktor kehormatan;

e. wisudawan;

f. petugas pedel.

Pasal 3

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200636

Page 37: ATURAN 2006

Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan ini, diatur lebih lanjut dengan

keputusan rektor.

Pasal 4

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Purwokerto

Pada tanggal : 31 Agustus 2006

Rektor,

ttd

Prof. Dr. Ir. SudjarwoNIP. 130529551

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 37

Page 38: ATURAN 2006

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200638

Page 39: ATURAN 2006

PERATURAN REKTOR

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

NOMOR : 14 TAHUN 2006

TENTANG

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin pengkomersialan yang efektif dan

efisien hak kepemilikan temuan, inovasi maupun berbagai

hasil penelitian, di lingkungan Universitas Jenderal

Soedirman perlu diberikan dasar hukum;

b. bahwa berdasarkan saran dan pertimbangan Senat

Universitas Jenderal Soedirman;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan b perlu ditetapkan peraturan rektor;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 tahun 2000 tentang Rahasia

Dagang (Lembaran Negara tahun 2003 Nomor 78,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2000 tentang

Desain Industri (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 115,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);

3. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem PendidikanNasional (Lembaran Negara tahun 2003

Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999

tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999

Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

195 tahun 1963 dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 39

Salinan

Page 40: ATURAN 2006

tahun 1963 jo Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 153

Tahun 1963 tentang Pendirian Universitas Jenderal

Soedirman;

6. Keputusan Presiden Nomor 170/M Tahun 2005

tanggal 14 Oktober 2005 tentang Pengangkatan Rektor

Universitas Jenderal Soedirman masa jabatan 2005 - 2009;

7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

090/O/2004 tentang Statuta Universitas Jenderal

Soedirman;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG HAK KEKAYAAN

INTELEKTUAL (HKI)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Rektor ini yang dimaksud dengan :

1. Hak Kekayaan Intelektual, yang selanjutnya disebut dengan HKI, adalah hak

yang melekat pada individu atau lembaga dalam kaitannya dengan temuan,

inovasi, dan berbagai hasil penelitian, yang menjamin pengkomersialan yang

efektif dan efisien, demi pembangunan negara dan bangsa, yang memperoleh

perlindungan secara hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

2. Hak cipta adalah hak yang diberikan kepada pencipta atau seseorang atas karya

sastra dan artistiknya.

3. Karya sastra yang dilindungi hak cipta mencakup novel, puisi, sandiwara, karya

referensi, koran, program komputer, database, film, komposisi musik, dan

koreografi.

4. Karya artistik yang dilindungi hak cipta meliputi lukisan, gambar, foto, patung,

karya arsitektur, iklan, peta, dan gambar teknik.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200640

Page 41: ATURAN 2006

5. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan atas suatu temuan, yang dapat berupa

produk atau proses baru, yang dapat digunakan untuk atau dalam melakukan

sesuatu, atau yang menawarkan pemecahan teknik baru atas suatu masalah.

6. Desain industri adalah penampilan estetis atau ornamental atas suatu benda, yang

dapat berujud tiga atau dua dimensi, dan dapat diwujudkan dalam berbagai

produl industri dan kerajinan tangan;

7. Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, susunan warna,

atau kombinasi dari unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan

dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

8. Utility model adalah temuan yang tidak memenuhi persyaratan untuk diberi

paten tetapi memiliki kegunaan dalam industri.

9. Rahasia dagang adalah segala sesuatu yang mencakup data rahasia, informasi,

atau kompilasi informasi yang digunakan dalam penelitian, bisnis, perdagangan,

atau industri.

10. Varietas baru tanaman adalah varietas yang dihasilkan melalui pemuliaan

tanaman dan merupakan hal baru, berbeda, seragam, stabil, dan memiliki

denominasi yang sesuai.

11. Laba kotor adalah dana yang diperoleh dari pengkomersialan teknologi yang

dicakup dalam perjanjian lisensi, dan mencakup biaya lisensi, biaya untuk

mengatasi berbagai kejadian penting, royalti tahunan minimum, royalti tetap atau

berjalan, peralatan atau pembayaran kembali atas segala pengeluaran dalam

pemrosesan paten dan biaya lainnya.

12. Penghasilan bersih adalah laba kotor yang dikurangi dengan berbagai

pengeluaran yang telah dilakukan oleh universitas yang diperlukan dalam

pemrosesan perjanjian.

13. Perjanjian keikutsertaan yaitu perjanjian yang diakui dan diterima oleh semua

pihak yang kaitannya dengan hak yang terkait dengan kekayaan intelektual.

14. Perjanjian jasa yaitu perjanjian kontrak antara universitas dan perusahaan yang

keduanya setuju untuk melakukan tugas tertentu, seperti melakukan evaluasi,

pengujian lapangan, atau percobaan klinik, sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan perusahaan atau universitas dalam rangka mencapai hasil atau data

tertentu seperti yang diharapkan oleh perusahaan.

15. Perjanjian transfer material adalah perjanjian yang mengatur pemindahan atau

pengalihan kepemilikan bahan, syarat tentang penggunaan bahan, hak publikasi,

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 41

Page 42: ATURAN 2006

pembagian tanggung jawab atas timbulnya kemungkinan yang berbahaya, dan

kepemilikan temuan baru yang dihasilkan dari penggunaan bahan tersebut.

16. Perjanjian kerahasiaan adalah perjanjian antarpihak terkait untuk tidak membuka

informasi atau data perusahaan kecuali secara jelas atau tertulis diizinkan oleh

perusahaan tersebut.

17. Hak milik yang nyata merupakan hak yang berkaitan dengan perwujudan fisik

terlepas dari kemungkinannya untuk dilindungi oleh paten atau hak cipta.

18. Kontrak merupakan suatu perjanjian yang saling mengikat secara hukum antara

dua pihak atau lebih.

BAB II

LINGKUP HKI

Pasal 2

Ruang lingkup kekayaan intelektual (KI) di universitas adalah paten atau temuan utility

model, desain industri, hak cipta atas karya sastra, musik, perangkat lunak atau lainnya,

indikasi geografis, merek dagang dan jasa, varietas baru tanaman, dan rahasia dagang.

BAB III

TATA CARA PENGURUSAN HKI

Pasal 3

Macam, syarat, tata cara pengurusan, dan sanksinya ditetapkan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku tentang hak cipta, rahasia dagang, desain industri,

desain tata letak sirkuit terpadu, merek dan perlindungan varietas baru tanaman.

Pasal 4

Jika universitas memutuskan tidak meneruskan pematenan temuan terkait tepat pada

waktunya, maka universitas dapat mengalihkan kembali kepemilikan atas invensi

terkait kepada inventor atas permohonan inventor.

BAB II

KEPEMILIKAN HKI

Pasal 5

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200642

Page 43: ATURAN 2006

(1). Kepemilikan HKI terkait dengan penggunaan sumber daya universitas ditetapkan

oleh rektor.

(2). Sumber daya universitas meliputi semua sumber daya manusia dan fisik selain

perhitungan gaji, asuransi, atau dana pensiun untuk inventor.

(3). Universitas berhak meminta semua dokumen pendukung temuan seorang stafnya

apabila dipandang temuan tersebut menimbulkan keraguan atau konflik

kepentingan.

Pasal 6

Kepemilikan kekayaan intelektual diberikan kepada perorangan atau lembaga yang

berhak dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Pasal 7

(1) Universitas merupakan pemilik kekayaan intelektual yang dibuat,

didesain, dihasilkan atau diciptakan oleh pegawai atau staf, mahasiswa, peneliti

tamu, dan lainnya yang terkait.

(2) Paten atau temuan yang dihasilkan oleh seseorang di luar waktu kerjanya dan

tanpa menggunakan sumber daya universitas tempat bekerjanya merupakan

milik inventor yang bersangkutan.

Pasal 8

Mahasiswa merupakan pemilik kekayaan intelektual atas karya yang dibuat, dihasilkan,

atau diciptakannya, kecuali:

a. mahasiswa tersebut telah menerima bantuan dana dari universitas dalam bentuk

bonus, gaji, jaminan, atau bantuan dana penelitian;

b. mahasiswa tersebut telah menggunakan sumber daya universitas untuk

penelitiannya;

c. penelitian mahasiswa tersebut didanai oleh hibah atau didukung oleh perjanjian

penelitian, atau perjanjian lainnya yang membatasi kepemilikan kekayaan

intelektual oleh mahasiswa.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 43

Page 44: ATURAN 2006

BAB III

PENGUNGKAPAN HKI

Pasal 9

(1) Pengungkapan temuan merupakan pertanggungjawaban secara formal atas

temuan yang dihasilkan secara rahasia oleh penemu kepada pemberi kerja, yang

didasarkan atas semua dokumen terkait.

(2) Pengungkapan merupakan syarat pertama atas dihasilkannya temuan dan

dilakukan oleh universitas.

(3) Pengungkapan kekayaan intelektual di universitas dibantu oleh unit atau bagian

yang menangani alih teknologi atau manajemen teknologi.

Pasal 10

(1) Pengungkapan dini yang dilakukan penemu sebelum waktunya, seperti publikasi

ilmiah, dapat mengakibatkan gugurnya perlindungan paten.

(2) Pengungkapan kekayaan intelektual merupakan hal yang perlu dijaga

kerahasiaannya oleh universitas yang bersangkutan, yang dituangkan dalam

bentuk kesepakatan tertulis dari pihak terkait.

Pasal 11

Kewajiban penemu saat dan setelah pengungkapan temuannya adalah:

a. harus secepatnya mengungkapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan temuan

dan atau hasil penelitian lainnya kepada universitas;

b. harus membantu sepenuhnya dalam atau selama pengalihan teknologi dalam

rangka melindungi dan memanfaatkan kekayaan intelektual tersebut;

c. harus menyimpan atau menjaga dengan baik semua catatan dan dokumen penting

yang diperlukan;

d. harus mematuhi semua komitmen yang telah disepakati dalam perjanjian dan

ketentuan hukum lain dalam kaitannya dengan penelitian yang didukung oleh dana

dari pihak swasta;

e. harus sesegera mungkin mengungkapkan berbagai kemungkinan konflik

kepentingan yang dapat timbul kepada universitas;

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200644

Page 45: ATURAN 2006

f. dapat menelaah dengan seksama potensi pemasaran atas temuannya dalam

kaitannya dengan pematenan;

g. harus sesegera mungkin memberitahukan atau melaporkan temuannya kepada

universitas;

h. harus menunda pengungkapannya kepada masyarakat luas sampai pengajuan

pematenan dilakukan.

BAB IV

PERLINDUNGAN DAN PEMASARAN

Pasal 12

Universitas menyediakan bantuan hukum untuk melindungi dan mempertahankan

kepentingan universitas dan para penemu atau pencipta kekayaan intelektual atas klaim

pihak ketiga atau pengguna tanpa izin atau tanpa hak atas kekayaan intelektual terkait

Pasal 13

Pemasaran kekayaan intelektual yang dipatenkan menjadi wewenang komisi alih

teknologi atas persetujuan tertulis dari penemu.

BAB V

PEMBAGIAN HASIL

Pasal 14

(1) Pembagian hasil atas pendapatan bersih pengkomersialan temuan yang telah

dipatenkan diatur: penemu menerima 50% dari pendapatan bersih sebesar

sampai dengan Rp100.000.000,00, 40% dari pendapatan bersih antara

Rp100.000.000,00 sampai Rp500.000.000,00, 30% dari pendapatan bersih

antara Rp500.000.000,00 sampai Rp1.000.000.000,00, dan 20% dari pendapatan

bersih yang lebih besar dari Rp1.000.000.000,00.

(2) Pemanfaatan hasil yang menjadi hak universitas diatur dan ditetapkan

berdasarkan kepentingan pengembangan universitas.

(3) Universitas dapat memiliki bunga atas saham, yang penggunaan pendapatan

tersebut dapat disisihkan untuk dimanfaatkan dalam membiayai pemrosesan

perlindungan kekayaan intelektual terkait.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 45

Page 46: ATURAN 2006

(4) Penemu tidak berhak dalam menentukan pembagian bunga saham.

(5) Konsultasi yang dilakukan oleh staf yang bertindak atas nama universitas diatur

dalam perjanjian atau kontrak dengan para mitra, dengan aturan pembagian hasil

adalah 10% dari nilai kontrak menjadi milik universitas, yang kemudian 2,5%-

nya dibagikan ke tingkat fakultas dan 2,5% lagi ke departemen tempat staf

tersebut bekerja.

(6) Dana penelitian yang diperoleh dari sponsor diatur seperti pada konsultasi.

BAB VI

KOMISI ALIH TEKNOLOGI

Pasal 15

(1) Untuk mengidentifikasi, melindungi dan mengembangkan penjualan temuan

karya cipta rektor membentuk komisi alih teknologi.

(2) Komisi terdiri dari para ilmuwan di bidangnya yang berjumlah ganjil dan

sebanyak-banyaknya 11 orang.

(3) Komisi berhak meminta kepada para peneliti untuk mengungkapkan semua

temuannya yang berpotensi untuk dipatenkan secara keseluruhan atau sebagian.

Pasal 16

(1) Komisi alih teknologi bertugas untuk :

a. memproses dan mengupayakan perlindungan terhadap berbagai perjanjian di

bidang paten dan hak cipta;

b. menetapkan kelayakan temuan atau karya cipta untuk diberi paten dan hak

cipta;

c. menetapkan dokumen pembanding, melakukan penelusuran paten,

melengkapi permohonan paten, dan menjamin diperolehnya perlindungan

hak cipta;

d. mengevaluasi nilai ekonomis temuan;

e. mengupayakan perlindungan paten yang sesuai;

f. menemukan mitra yang sesuai untuk mengembangkan penjualan atau

perdagangannya;

g. merundingkan dan mengelola perjanjian lisensi;

h. menyediakan perangkat dan mekanisme pemecahan masalah dalam hal

terjadi persengketaan kekayaan intelektual antarpihak terkait;

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200646

Page 47: ATURAN 2006

i. memberitahu para peneliti tentang akibat fatal yang timbul atas

dilakukannya pengungkapan dini sebelum permohonan paten atas

temuannya dilakukan.

(2) Dalam menjalankan tugasnya komisi alih teknologi juga berfungsi untuk :

a. mendidik staf akan pentingnya kekayaan intelektual dan nilai nyata hasil

temuannya;

b. menyediakan dukungan seperlunya atau sesuai dengan yang diharapkan;

c. memudahkan pengalihan kekayaan intelektual bagi masyarakat luas;

d. mengembangkan atau menyusun ketentuan yang sesuai kaitannya dengan

pelisensian atau pematenan.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17

Peraturan Rektor ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwokerto

Pada tanggal : 31 Agustus 2006

Rektor,

ttd

Prof. Dr. Ir. Sudjarwo

NIP. 130529551

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 47

Page 48: ATURAN 2006

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200648

Page 49: ATURAN 2006

PERATURAN REKTOR

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

NOMOR : 15 TAHUN 2006

TENTANG

TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN NONAKADEMIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,

Menimbang : a. bahwa untuk ketertiban, kelancaran dan disiplin pemberian

penghargaan non akademik maka perlu diatur tentang tata cara

pemberiannya;

b. bahwa berdasarkan saran dan pertimbangan Senat Universitas;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a dan b perlu menetapkan peraturan rektor;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara tahun 2003 Nomor 78,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang

Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 115,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195 tahun 1963

dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153 tahun 1963 jo Skep.

Ment. PTIP No 153 Tahun 1963 tentang Pendirian Universitas

Jenderal Soedirman;

4. Keputusan Presiden No. 170/M Tahun 2005 tanggal 14 Oktober

2005 tentang pengangkatan Rektor Universitas Jenderal

Soedirman masa jabatan 2005 - 2009;

5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 178/U/2001;

tentang Gelar dan Sebutan Lulusan Perguruan Tinggi;

6. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 0166/O/1995 tgl.18 Juli 1995 jo. No.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 49

Salinan

Page 50: ATURAN 2006

272/O/1999 tentang Organisasi Tata Kerja Universitas Jenderal

Soedirman;

7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 090/O/2004

tentang Statuta Universitas Jenderal Soedirman;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG TATA CARA PEMBERIAN

PENGHARGAAN NONAKADEMIK

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Universitas adalah Universitas Jenderal Soedirman.

2. Nonakademik adalah sesuatu yang secara formal tidak terkait dengan kegiatan

tridharma perguruan tinggi yang diselenggarakan di Universitas Jenderal

Soedirman.

3. Penghargaan nonakademik adalah perbuatan menghormati seseorang, kelompok

orang atau lembaga karena jasa dan pengabdiannya dalam bidang kemasyarakatan.

4. Majelis adalah Majelis Penilai Kelayakan penerima penghargaan

BAB II

TUJUAN DAN PENERIMA PENGHARGAAN

Pasal 2

Pemberian penghargaan nonakademik bertujuan adalah untuk meningkatkan motivasi

seseorang atau sekelompok orang atau lembaga untuk lebih berperan serta dalam

pembangunan kemasyarakatan.

Pasal 3

Yang berhak mendapatkan penghargaan nonakademik adalah orang perorang,

kelompok orang atau lembaga karena jasa dan pengabdiannya dalam bidang

kemasyarakatan.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200650

Page 51: ATURAN 2006

Pasal 4

Orang perorang, kelompok orang atau lembaga yang diusulkan untuk mendapatkan

penghargaan nonakademik wajib memberikan informasi mengenai hasil karyanya

sebelum penghargaan diberikan.

BAB III

PEMBERIAN DAN PENCABUTAN PENGHARGAAN

Pasal 5

(1) Usul pemberian penghargaan non akademik ditujukan kepada senat universitas.

(2) Usul tersebut pada ayat (1) dapat dilakukan oleh :

a. pimpinan universitas/fakultas; atau,

b. 4 (empat) orang anggota senat universitas dari komisi yang berbeda.

Pasal 6

(1) Senat universitas setelah menerima usulan segera membentuk majelis.

(2) Majelis diangkat berdasarkan surat keputusan rektor.

(3) Majelis beranggotakan 5 (lima) orang.

(4) Tugas utama majelis adalah menampung, mempelajari, dan menilai kelayakan

usulan pemberian penghargaan.

(5) Dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan setelah menerima usulan majelis harus

memberikan rekomendasi kepada rektor.

Pasal 7

(1) Setelah menerima hasil rekomendasi kelayakan dari majelis rektor mengajukan

permohonan persetujuan kepada senat universitas.

(2) Permohonan dimaksud pada ayat (1) disertai dengan pertimbangan lengkap atas

karya atau jasa calon penerima penghargaan.

(3) Setelah memperoleh persetujuan dari senat, rektor menetapkan pemberian

penghargaan yang dituangkan dalam bentuk keputusan rektor.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 51

Page 52: ATURAN 2006

Pasal 8

Penghargaan nonakademik diserahkan oleh rektor dalam upacara dies natalis

Universitas Jenderal Soedirman atau pada hari lain yang dipandang penting oleh rektor.

Pasal 9

Penghargaan nonakademik yang diberikan dapat dicabut apabila yang bersangkutan:

a. menyalahgunakan penghargaan untuk tujuan kepentingan pribadi;

b. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan tujuan pemberian penghargaan

nonakademik.

BAB IV

BENTUK PENGHARGAAN

Pasal 8Penghargaan diberikan dalam bentuk:

a. medali;

b. piagam;

c. uang.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11

Peraturan rektor ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwokerto

Pada tanggal : 31 Agustus 2006

Rektor,

ttd

Prof. Dr. Ir. Sudjarwo

NIP. 130529551

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200652