atifa darwis

Upload: nini-fajriani

Post on 11-Jul-2015

1.418 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Angka kematian maternal dan perinatal merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan. Sampai sekarang angka kematian maternal dan perinatal di Indonesia masih cukup tinggi (Supriatmaja dan Suwardewa, 2005). Jumlah kematian ibu maternal yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Sulawesi Selatan pada tahun 2006 sebanyak 133 orang atau 101,56 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2007 sebanyak 143 kematian atau 92,89 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk tahun 2008 jumlah kematian ibu maternal mengalami penurunan menjadi 121 orang atau 85,17 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2009 menurun lagi menjadi 118 orang atau 78,84 per 100.000 KH. Kematian ibu maternal tersebut terdiri dari kematian ibu hamil (19%), kematian ibu bersalin (46%), dan kematian ibu nifas (35%) (Sudarianto, 2010). Salah satu sebab tingginya kematian maternal dan perinatal di Indonesia dan negara-negara sedang berkembang lainnya adalah akibat partus lama. Ada tiga faktor penyebab persalinan memanjang atau partus lama yaitu : tenaga, jalan lahir dan janin. Sampai saat ini yang dapat dimanipulasi/ dikendalikan adalah masalah tenaga atau power, yaitu ditingkatkan dengan senam hamil (Supriatmaja & Suwardewa, 2005).

1

Banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yaitu dengan cara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Senam hamil adalah salah satu upaya promotif dan preventif untuk mengurangi AKI dan AKB. Senam hamil merupakan suatu program latihan bagi ibu hamil sehat untuk mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses persalinan, serta mempersiapkan kondisi psikis ibu terutama menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi persalinan. Senam hamil memberi manfaat terhadap komponen biomotorik otot yang dilatih, dan juga dapat meningkatkan daya tahan kardiorespirasi dengan meningkatkan konsumsi oksigen. (Supriatmaja & Suwardewa, 2005) Pada prinsipnya senam hamil adalah exercise therapy atau terapi latihan yang merupakan bagian dari ilmu fisioterapi yang dilaksanakan dibagian obstetric pada ibu hamil oleh seorang fisioterapis. Fisioterapi sangat berperan dalam mempersiapkan proses kelahiran ibu hamil dikarenakan perubahan fisik dan perubahan psikis yang dialaminya. Bentuk intervensi fisioterapi berupa senam hamil yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot. Peningkatan kekuatan ini khususnya penting untuk otot perut dan otot extensor panggul untuk menjaga kemiringan pelvis selama kehamilan, otot dasar panggul menahan penambahan berat isi perut dan panggul selama kehamilan serta otot perut dan diafragma untuk peningkatan usaha pengeluaran selama kelahiran (Sri Isnin Kadarti, 2009). Varney (1997) dan Hanton (2001) menjelaskan bahwa senam hamil akan memberikan suatu produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih baik,

2

dibandingkan pada ibu-ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil. Kegunaan senam hamil dilaporkan akan mengurangi terjadinya berat badan bayi lahir rendah, adanya penurunan kelainan denyut jantung, tali pusat dan mekonium, penurunan penggunaan tenaga, berkurangnya rasa sakit, mengurangi terjadinya persalinan prematur, mengurangi insiden operasi sectio caesar, serta memperbaiki skor apgar dan psikomotor janin. Senam hamil juga dapat mengurangi risiko stress dan nyeri pada saat melahirkan. Selain itu inti dari senam hamil sendiri adalah melatih pernafasan menjelang persalinan. Sehingga pada saat menjelang kelahiran bayi, ibu bisa rileks dan menguasai keadaan (Locana Roosytasari; 2009). Pada tahun 1989 yang dimuat dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology menunjukkan bahwa ibu-ibu yang melakukan kegiatan senam cukup sering dan teratur selama masa tiga bulan (trimester) terkahir mengalami persalinan yang tidak begitu terasa sakit dibandingkan dengan persalinan para ibu yang tidak melakukan kegiatan senam. Pada tahun 1993, American Health memuat laporan tentang hasil penelitian selama 2 tahun di New York yang menunjukkan bahwa wanita hamil yang melakukan senam selama 30 menit, 5 hari dalam sepekan, melahirkan bayi yang lebih besar dan lebih sehat (Siti Aisyah, 2008). Dari data pra survey tentang kegiatan ibu hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) St.Khadijah I Makassar, kegiatan senam hamil baru dimulai pada awal tahun 1995. Adapun data tentang jumlah ibu hamil yang tidak mengikuti dan yang mengikuti kegiatan senam hamil di RSIA St.Khadijah I Makassar yang

3

penulis dapat dari buku catatan kegiatan ibu hamil di RSIA St.Khadijah I Makassar adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Jumlah ibu hamil yang mengikuti dan tidak mengikuti kegiatan senam hamil di RSIA St.Khadijah I Makassar pada bulan Januari Desember tahun 2010. Jumlah kunjungan ibu hamil 39 60 47 67 68 65 37 33 56 47 44 64 627 Jumlah yang mengikuti dan tidak mengikuti senam hamil Mengikuti Tidak 39 1 2 3 60 47 67 68 64 37 33 56 47 42 64 624

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Bulan/Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah

Sumber: RSIA ST.Khadijah I Makassar tahun 2010

4

Tabel 2. Jumlah ibu hamil yang mengikuti dan tidak mengikuti kegiatan senam hamil di RSIA ST.Khadijah I Makassar pada bulan Januari Agustus tahun 2011. Jumlah kunjungan ibu hamil 65 53 86 46 53 54 40 38 Jumlah yang mengikuti dan tidak mengikuti senam hamil Mengikuti Tidak 65 4 3 1 4 49 83 45 53 54 40 34

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Bulan/Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

Jumlah

426

12

413

Sumber: RSIA ST.Khadijah I Makassar tahun 2011 Dari uraian di atas maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul Faktor-Faktor Penyebab Ibu Hamil tidak Melakukan Senam Hamil di RSIA ST.Khadijah I Makassar.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Faktor-Faktor Penyebab Ibu Hamil Tidak Melakukan Senam Hamil di RSIA St.Khadijah I Makassar?.

5

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk memperoleh gambaran faktor-faktor yang menyebabkan ibu hamil tidak melakukan senam hamil di RSIA St. Khadijah I Makassar. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui gambaran faktor pengetahuan ibu hamil tentang tidak dilakukannya senam hamil di RSIA St. Khadijah I Makassar. b. Untuk mengetahui gambaran faktor pendidikan ibu hamil tentang tidak dilakukannya senam hamil di RSIA St. Khadijah I Makassar. c. Untuk mengetahui gambaran faktor sosial ekonomi ibu hamil tentang tidak dilakukannya senam hamil di RSIA St. Khadijah I Makassar. d. Untuk mengetahui gambaran faktor sosial budaya ibu hamil tentang tidak dilakukannya senam hamil di RSIA St. Khadijah I Makassar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ibu hamil Manfaat penelitian bagi ibu hamil, yaitu untuk memberikan informasi tentang pentingnya senam hamil. 2. Bagi RSIA St.Khadijah I Makassar Sebagai bahan evaluasi bagi RSIA St. Khadijah I Makassar dalam rangka meningkatkan pelayanan antenatal care kepada ibu hamil khususnya senam hamil.

6

3. Bagi pihak institusi pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan masukan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di masa mendatang khususnya pelayanan fisioterapi untuk senam hamil pada ibu hamil. 4. Bagi peneliti lainnya Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang senam hamil. 5. Bagi peneliti a. Membantu memberikan masukan tentang faktor-faktor penyebab ibu hamil tidak melakukan senam hamil di RSIA St.Khadijah I Makassar. b. Merupakan pengalaman yang berharga dalam memperluas wawasan dan pengetahuan tentang senam hamil serta pengembangan diri melalui penelitian lapangan.

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua adalah 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga adalah 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40) (Adriaansz, 2008). Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan bila lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur (Mansjoer, 2001).

B. Konsep Senam hamil 1. Sejarah singkat senam hamil Suatu evolusi ke arah penanggulangan aspek-aspek fisik dari persalinan dan pemeliharaan pre-postnatal yang bertujuan melindungi ibu dan anak telah dirintis sejak 300 tahun yang lalu.Pada permulaan abad ke-20 tercapailah suatu kemajuan yang memberikan kesempatan kepada wanita untuk memperoleh

8

persalinan yang fisiologis dengan memberikan bimbingan baik fisik maupun psikis. Yang menjadi pelopor prenatal care ini adalah Europa. Buku pertama mengenai prenatal care ini adalah Birth of Mankid yang diterbitkan oleh Thomas Tasynald pada tahun 1540.Selanjutnya Thomas Bull (tahun 1837) menulis buku tentang Kesehatan Wanita Hamil yang membahas pemeliharaan buah dada, senam hamil, defekasi dan sebagainya.Di Amerika pun terjadi evolusi dalam bidang prenatal care ini. Seorang Physiotherapist berkebangsaan Inggris menulis buku A Way To Natural Childbirth yang mempopulerkan senam hamil. Akhirnya Read yang terkenal dengan lingkaran setannya yaitu Ear tensionPain syndrome, telah mempopulerkan senam hamil ini dalamnya teorinya Natural Childbirth (Anonim, 2009) Di Indonesia pun pre postnatal care ini berkembang.Masyarakat mulai menginsyafi pentingnya senam hamil dalam perawatan prenatal ini. Banyak rumah sakit bersalin yang telah memasukkan latihan senam hamil ini ke dalam kegiatan bagian Obstetri.Pada tahun 1972 R.S Hasan Sadikin Bandung mulai meningkatkan pelayanannya dalam bidang Obstetri dengan memberikan latihan senam kepada pasien-pasiennya dan pasien lainnya yang dikrim dari luar rumah sakit tersebut. Latihan senam hamil ini telah disusun secara metodis dan disesuaikan dengan tujuan prenatal care dan kepentingan wanita hamil. (Anonim, 2009)

9

2. Defenisi Senam Hamil a. Senam Hamil Menurut Sitorus (2001) senam hamil merupakan senam yang diberikan kepada ibu hamil bila masa kehamilannya diatas 22 minggu sampai saat akan melahirkan. Dengan tujuan untuk mempersiapkan fisik danmental ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan, dengan harapan proses persalinan yang dihadapi dapat berjalan dengan aman dan lancar. Senam hamil harus secara rutin dilakukan 2 kali dalam satu minggu (Remelda, 2008) b. Senam Hamil menurut Kushartanti (2004) senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Oleh karena itu, senam hamil memiliki prinsip-prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Latihan-latihan pada senam hamil dirancang khusus untuk menyehatkan dan membugarkan ibu hamil, mengurangi keluhan yang timbul selama kehamilan, serta mempersiapkan fisik dan psikis ibu dalam menghadapi persalinan.

3. Tujuan Senam Hamil (Poppy Anggraeni, 2010). Secara umum, tujuan utama persiapan fisik dari senam hamil sebagai berikut: a. Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki dan pemeliharaan fungsi kaki sehingga dapat menahan berat badan yang semakin meningkat, rasa nyeri, telapak kaki yang menjadi ceper varises, bengkak, dan lain-lain. b. Melatih dan menguasai teknik pernafasan yang berperan penting selama kehamilan dan proses persalinan. Dengan demikian, proses relaksasi dapat

10

berlangsung lebih cepat dan kebutuhan zat asam (oksigen) tubuh dapat terpenuhi. c. Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan dengan proses persalinan d. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot-otot dasar panggul, dan otot-otot paha bagian dalam. Dengan demikian proses kontraksi dan relaksasi yang berhubungan dengan persalinan dapat dikuasai. e. Memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna dengan memberikan latihanlatihan kontraksi dan relaksasi. Relaksasi yang sempurna diperlukan selama kehamilan, pada proses persalinan, mengatasi stress, rasa sakit dari his, dan sebagainya. f. Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan. Dengan demikian, ibu hamil dapat mengatasi keluhan-keluhan yang timbul akibat terjadinya perubahan bentuk tubuh (misalnya sakit pinggang, sakit punggung, dan kejang). Selain tujuan persiapan fisik, senam hamil memiliki tujuan untuk mempersiapkan mental ibu hamil, yaitu tercapainya ketenangan rohani dan terbentuknya rasa percaya diri. Menurut pakar kebugaran Kenneth Gooper (dalam hanton, 2001) tujuan senam hamil bagi wanita pada umumnya adalah : a. b. Memperbaiki Cardiovaskuler (kesehatan jantung dan kelancaran aliran darah) Mengurangi berat badan

11

c. d.

Membangun dan membentuk tubuh Menikmati kesenangan Sedangkan menurut pakar senam hamil HolStein (dalam Hanton, 2001)

mengatakan wanita hamil melakukan senam hamil dengan tujuan : a. b. c. d. e. Menjaga kekuatan otot Memperbaiki atau menjaga kesehatan cardiovaskuler Memperbaiki kelenturan Memperbaiki postur tubuh Menikmati kesenangan Pada tahun 1985, American College of ObStetricians and gynecolologiSts (ACOG) menyatakan bahwa tujuan senam selama dan setelah masa kehamilan adalah untuk menjaga kebugaran puncak secara konsiSten dengan keselamatan maksimal (Hanton, 2001)

4. Manfaat Senam Hamil (Poppy Anggraeni, 2010) Secara umum, manfaat Senam Hamil antara lain sebagai berikut: a. Dapat membantu dalam metabolisme tubuh selama kehamilan, membantu fungsi jantung sehingga para ibu hamil akan merasa lebih sehat dan tidak merasa sesak nafas. b. c. d. Membantu mengendorkan ketegangan dan perasaan cemas. Mencegah terjadinya kelainan telak. Membimbing wanita menuju persalinan yang fisiologis.

12

Balbara HolStein, dalam bukunya Shaping Up for a Healthy Pregnancy, menyebutkan manfaat senam hamil sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. Memperbaiki sirkulasi Meningkatkan keseimbangan otot-otot Mengurangi bengkak-bengkak Mengurangi resiko gangguan gaStrointernal termasuk sembelit Mengurangi kejang kaki Menguatkan otot perut Mempercepat penyembuhan setelah kehamilan

5. Persyaratan untuk Melakukan Senam hamil (Hazel Rafif, 2011) Syarat-syarat mengikuti senam hamil sebelum mengikuti senam hamil, antara lain: a. Telah melakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan. b. c. d. e. kehamilan berusia minimal 5 bulan. Latihan harus dilakukan secara teratur dalam suasana yang tenang. Berpakaian cukup longgar Menggunakan kasur atau matras (jangan di lantai). Larangan atau kontra indikasi mengikuti senam hamil Senam hamil seharusnya dapat diikuti oleh semua wanita hamil yang tanpa komplikasi atau kelainan, adapun wanita hamil yang tidak bolehmelakukan senam hamil apabila ibu tersebut mengalami:

13

a.

Seorang ibu hamil tidak mutlak dilarang mengikuri senam hamil apabila pada masa kehamilan terdapat kondisi seperti berikut: 1) Penyakit jantung 2) Penyakit paru 3) Servix inkompeten (servix membuka) 4) Kehamilan kembar 5) Riwayat perdarahan pada trimester II dan I 6) Kelainan letak ari-ari seprti plasenta previa 7) Preklamsi maupun hipertensi(Riwayat keguguruan)

b.

Seorang wanita relatif tidak boleh mengikuti senam hamil apabila: 1) Ibu hamil menderita anemia berat. 2) Riwayat diabetes mellitus 3) Kegemukan yang sangat hebat (obesitis) 4) Badan ibu terlalu kurus (BMI di bawah 12) 5) Penyakit-penyalit dengan riwayat operasi tulang. 6) Perokok berat

6. Gerakan Senam Hamil (Poppy Anggraeni, 2010) a. Gerakan Permulaan Kegiatan senam diawali dengan pemanasan. Tujuannya agar peredaran darah di tubuh meningkat dan oksigen yang dibawa ke otot-otot dan jaringan tubuh bertambah. Selain itu, juga untuk menjaga kemungkinan terjadinya kejang atau luka akibat gerakan-gerakan senam selanjutnya.

14

b. Latihan-latihan Umum Senam Hamil 1. Latihan Otot Kaki a. Duduklah dengan posisi kedua lutut diluruskan, tubuh bersandar pada kedua lengan yang diletakkan di belakang pantat. b. Tegakkan kedua telapak kaki dengan lutut menekan kasur. Kemudian tundukkan kedua telapak kaki bersama jari-jarinya. Ulangi beberapa kali. c. Hadapkan kedua telapak kaki satu sama lain dengan lutut tetap menghadap ke atas, kembalikan ke posisi semula. Ulangi terus sebanyak beberapa kali. d. Kedua telapak kaki digerakkan turun ke arah bawah, lalu gerakkan membuka kea rah samping, tegakkan, kembali dan seterusnya. e. Kedua telapak kaki buka dari atas ke samping turunkan, hadapkan, kembali ke posisi semula, dan seterusnya. Kegunaan : memperlancar sirkulasi darah di kaki dan mencegah pembengkakan pada pergelangan kaki. 2. Latihan Pernafasan Latihan ini pada dasarnya melatih teknik pernafasan perut (diafragma) dan pernafasan dada. Sesuai dengan kebutuhannya untuk mengatasi nyeri selama persalinan, maka kedua teknik pernafasan di atas dapat digabung maupun dimodifikasi. Gerakannya antara lain : a. Pernafasan Perut 1) Tidurlah terlentang dengan satu bantal, kedua lutut dibengkokkan dan dibuka kurang lebih 20 cm.

15

2) Letakkan kedua telapak tangan di atas perut di sekitar pusat sebagai perangsang. Keluarkan napas dari mulut (tiup) sambil tangan menekan perut ke dalam. 3) Tarik napas dari hidung dengan mulut tertutup, perut mengembang mendorong kedua tangan ke atas. Perhatikan bahwa gerakan pernafasan dilakukan dengan perut (jadi dada tidak ikut kembang kempis) Kegunaan : melemaskan dinding perut agar mudah diperiksa oleh dokter atau bidan. b. Pernafasan Iga 1) Tidur terlentang (seperti dada pernapasan perut), letakkan kedua telapak tangan dalam posisi mengepal di iga sebagai perangsang. 2) Bernapaslah seperti pada pernapasan perut, dengan pengecualian tangan menekan iga ke dalam dan iga mengembang mendorong kedua tangan kea rah samping luar. Kegunaan : mendapatkan oksigen sebanyak mungkin. c. Pernapasan dada 1) Tidur terlentang (seperti pada pernapasan perut), letakkan kedua telapak tangan di dada bagian atas. 2) Keluarkan napas dari mulut (tiup) dengan tangan menekan dada ke arah dalam. 3) Tarik napas dari mulut dengan mulut terbuka, dada mengembang mendorong kedua tangan ke atas. Kegunaan : Mengurangi rasa sakit saat bersalin.

16

d. Pernafasan Dada Dalam Dengan sikap berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping badan dan relaks, letakkan tangan di atas dada. Tarik napas dalam melalui hidung dengan mengembangkan dada sehingga tangan kanan terangkat. Tahan satu sampai dua detik, dan hembuskan nafas lewat celah bibir sehingga tangan kanan turun mengikuti surutnya badan. Frekuensi yang dianjurkan 8 kali per menit. Teknik pernafasan ini menggantikan pernafasan perut apabila nyeri his kala I sudah cukup. e. Pernafasan Dada Cepat Dengan sikap berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping badan dan relaks tarik nafas cepat melalui hidung dan hembuskan cepat melalui mulut, mulailah dengan frekuensi 30 kali per menit yang makin lama makin dipercepat hingga 60 kali per menit, perlambat lagi sedikit demi sedikit hingga kembali menjadi 30 kali per menit. f. Pernafasan kombinasi perut dan dada Dengan sikap berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping dada dan relaks, katubkan kedua tangan pada batas antara dada dan perut. Lakukan pernafasan perut selama 30 detik. Teknik pernafasan ini digunakan untuk mengatasi his pertengahan kala I. g. Pernafasan kombinasi perut, dada dalam, dan dada cepat. Dengan sikap berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping dada dan relaks. Lakukan pernafasan perut selama 15 detik, lanjutkan dengan pernafasan dada dalam 15 detik, kemudian pernafasan

17

dada cepat yang makin lama makin dipercepat untuk kemudian diperlambat dan dilanjutkan pernafasan dada dalam dan diakhiri pernafasan perut. Teknik pernafasan ini digunakan untuk mengatasi keinginan mengejan yang belum boleh dilakukan (Kushartanti, 2004). Kegunaan : iStirahat atau menghilangkan lelah sesudah mengejan. Juga dilakukan saat ibu sudah merasa ingin mengejan sementara pembukaan belum lengkap, supaya jalan lahir tidak bengkak atau sobek. h. Pernafasan panting (pendek-pendek dan cepat) Pernafasan ini menyerupai pernafasan dada, hanya saja irama pernafasan lebih cepat dengan gerakan nafas dihentikan separuhnya (bernapas tidak terlalu dalam, pendek-pendek saja). Semua gerakan latihan pernafasan di atas sebaiknya dilakukan enam kali sehari, di pagi hari sesudah bangun tidur dan malam hari sebelum tidur. 3. Latihan Penguluran Dan Perlemasan Otot Pinggang, Perut Paha Gerakan I Ibu terlentang dengan lutut kiri ditekuk dan tungkai kanan lurus, tangan di samping badan. Gerakkan tungkai secara rata dengan alas tidur, ke arah pantat (sehingga tungkai seperti pendek) dan ke arah mata kaki (sehingga tungkai seperti panjang) dalam hitungan 8 x 8 hitungan. Lakukan hal yang sama pada tungkai kiri dengan menekuk lutut kanan.

18

Gerakan 2 Ibu terlentang lutut kanan ditekuk dan tungkai kiri lurus serta tangan di samping badan. Dengan menjinjitkan telapak kaki kanan, gerakkan lutut kea rah kaki (sehingga paha seperti memanjang) kemudian tapakkan lahi kaki kanan dan lutut tetap lurus. Dalam hitungan 1-2. Ulangi sampai 8x8 hitungan. Gerakan 3 Ibu terlentang dengan kedua lutut ditekuk dan kedua lengan membuka di samping badan (seperti sayap pesawat terbang) kemudian gulingkan kedua lutut ke kanan dengan menjaga badan tetap pada posisinya, kemudian gulingkan ke kiri dalam hitungan 1-2. Ulangi sampai 8x8 hitungan. Gerakan 4 Ibu duduk dengan tangan bertelekan di belakang badan, kedua tungkai lurus terbuka selebar bahu. Gerakkan pergelangan kaki ke depan dank e belakang bergantian, dalam hitungan 1-2. Ulangi sampai 8x8 hitungan. Gerakan 5 Posisi ibu seperti di atas hanya gerakan pergelangan kaki ke samping luar dan ke dalam. Dalam hitungan 1-2. Ulangi sampai 8x8 hitungan. 4. Latihan Sendi Bahu dan Payudara Ibu duduk bersila, kedua tangan memegang bahu sisi yang sama. Gerakkan bahu memutar ke arah dalam dengan mempertemukan kedua siku ke depan dada dan dengan menekankan lengan atas ke payudara dan bahu diputar dengan putaran penuh (sampai ketiak terbuka) : satu kali putaran penuh dalam

19

satu hitungan. Ulangi sampai 8x8 hitungan. Kemudian lakukan hal yang sama dengan memutar bahu kea rah luar. 5. Latihan Koreksi Sikap Latihan ini bertujuan untuk mengurangi beban pinggang selama ibu mengandung. Ibu berdiri dengan kedua kaki lurus namun rileks. Agar posisi ibu tidak terlalu tegak maka aturlah agar dada dan perut agak terdorong ke belakang dan pantat agak terdorong ke depan. Pertahankanlah posisi ini semampu mungkin setiap saat. 6. Latihan Rileksasi Umum Gerakan-gerakan ini dilakukan saat ibu beriStirahat agar tercapai rileksasi bagi otot-otot perut dan tungkai yang merupakan otot-otot yang sangat berperan selama ibu mengandung. Gerakan gerakan di bawah ini bisa menjadi pilihan ibu di saat beriStirahat. Gerakan I Tidur terlentang kepala disangga bantal, dan kedua tungkai disangga guling hamper ke arah pantat. Gerakan 2 Tidur miring kepala disangga bantal, tungkai yang sisi atas disangga bantal (baik tertumpang di atas tungkai sebelah bawah maupun bertumpu pada alas tidur). Bila perut sudah cukup besar pada sisi antara perut dan alas tidur diganjal bantal tipis atau selimut yang terlipat. yang harus disangga

20

Gerakan 3 Posisi duduk pada kursi yang ada sandaran punggungnya namun muka menghadap kea rah sandaran kursi. Kedua tungkai ada di samping-samping kursi, kedua lengan terlipat di atas puncak sandaran kursi untuk tempat menyandarkan kepala. 7. Latihan Otot Panggul a. Tidur terlentang. Kedua lutut dibengkokkan b. Letakkan kedua tangan di samping badan. Tundukkan kepala dan kerutkan pantat ke dalam hingga terangkat dari kasur. c. Kempeskan perut hingga punggung menekan kasur. Rasakan tonjolan tulang bergerak ke belakang. d. Lemaskan kembali dan rasakan tonjolan tulang bergerak kembali ke depan. Ulangi gerakan ini 15-30 kali sehari. Kegunaan : mengembalikan posisi panggul yang berat ke depan, mengurangi dan mencegah pegal-pegal, sakit pinggang dan punggung serta nyeri di lipat paha. 8. Latihan Otot Betis a. Berdiri sambil berpegangan pada benda yang berat dan mantap. b. Posisikan ibu jari dan jari-jari lain menhadap ke atas. c. Regangkan kaki sedikit dengan badan lurus dan pandangan lurus ke depan. d. Tundukkan kepala seraya berjongkok perlahan sampai ke bawah tanpa mengangkat tumit dari lantai. Setelah jongkok, lemaskan bahu.

21

Kempeskan perut, kemudian perlahan kembalilah berdiri tegak, lepaskan kerutan. Lakukan enam kali dalm sehari. Kegunaan : mencegah kejang di betis 9. Latihan Otot Pantat a. Tidur terlentang tanpa bantal, kedua lutut dibengkokkan dan agak diregangkan. b. Dekatkan tumit ke pantat dengan kedua tangan di samping badan. c. Kerutkan pantat ke dalam sehingga lepas dari kasur, angkat panggul ke atas sejauh mungkin. d. Turunkan perlahan (pantat masih berkerut), lepaskan kerutan, dsb. Ulangi enam kali sehari. Kegunaan : mencegah timbulnya wasir saat mengejan 10. Latihan Anti Sungsang a. Ambil posisi merangkak, kedua lengan sejajar bahu, kedua lutut sejajar panggul dan agak diregangkan. b. Kepala di antara kedua tangan, torehkan ke kiri atau ke kanan. c. Letakkan siku di atas kasur, geser siku sejauh mungkin ke kiri dan ke kanan hingga dada menyentuh kasur. Lakukan sehari 2 kali selama 1520 menit. Selain itu ada beberapa gerakan senam hamil yang cukup ringan untuk dilaksanakan di rumah setiap harinya yaitu : a. Posisi berdiri dan tangan di pinggang, gerakkan leher ke kanan dan kiri untuk meregangkan otot leher.

22

b. Latihan dasar kaki dengan menggerakkan telapak kaki ke depan dan ke belakang guna membantu sirkulasi vena dan mencegah pembengkakan di kaki. c. Tidur terlentang dengan satu kaki lurus dan satu kaki ditekuk kemudian dorong kembali ke depan. Lakukan bergantian dengan kaki lainnya. Gunanya untuk latihan dasar panggul. d. Berbaring dengan posisi miring. Angkatlah kaki perlahan-lahan lalu turunkan. Lakukan bergantian dengan kaki satunya. Gunanya untuk menguatkan otot paha. e. Berbaring telentang, kedua lutut dipegang dengan tangan, kemudian tarik nafas dan berlatih mengejan. f. Sikap merangkak, letakkan kepala di antara kedua tangan, lalu menoleh ke samping. Selanjutnya turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur. Bertahanlah pada posisi ini selama 1 menit. g. Suami bisa diminta untuk membantu memijat daerah pinggang, punggung, dan bahu untuk melepaskan ketegangan dan memulihkan nyeri otot. 11. Pemanasan dan Pendinginan Gerakan pada pemanasan ini dimaksudkan untuk mengantarkan semua otot dan jantung-paru dalam melayani gerakan senam selanjutnya. a. Ambil nafas Dengan jalan ditempat ambil nafas dari hidung dan keluarkan lewat mulut. Saat ambil nafas, tangan diangkat ke atas.

23

b. Regang leher Dengan tetap jalan di tempat, pegang perut dengan kedua tangan, tunduk tegakkan kepala, patahkan ke kanan dan ke kiri serta tengok kanan kiri. c. Putar bahu ke belakang Dengan posisi kangkang, dan lutut sedikit ditekuk, bahu diputar ke belakang bergantian kanan kiri, untuk selanjutnya bersama-sama keduanya. d. Regang otot samping Dengan panggul ke kanan dan ke kiri, regang otot samping sambil menarik satu tangan bergantian. Pada saat peregangan dipertahankan beberapa detik. e. Regang lengan, punggung dan pinggang Dengan posisi membungkuk kita lempar tarik lengan ke depan dan selanjutnya ke bawah untuk meregang pinggang. f. Regang kencang panggul Dengan satu kaki jinjit miring bergantian, rasakan peregangan panggul dan tarik dubur maupun perut bagian bawah ke dalam. g. Ayun tungkai ke depan Ayunkan tungkai ke depan disertai ayunan lengan.

24

12. Latihan Kebugaran Latihan ini bertujuan untuk memperbaiki kerja jantung, pembuluh darah dan paru dalam mengedarkan makanan dan oksigen ke seluruh tubuh. Prinsip gerakan dalam latihan ini adalah menggerakkan seluruh otot, terutama otot besar yang ada di kaki, punggung dan lengan, sehingga jantung terpacu berdenyut lebih cepat dan keras, frekuensi pernafasan meningkat dan tubuh mengeluarkan keringat, gerakkan dasar : jalan di tempat atau melangkah kaki ke depan, belakang dan samping dengan berbagai variasi gerakan tangan dan badan. Target : frekuensi denyut jantung 110-125 kali/menit Gerakan pada fase ini antara lain : 1. Langkah depan, lengan depan atas Dengan posisi berdiri tungkai kanan melangkah maju satu kali diikuti tungkai kiri merapat. Bersamaan dengan itu dorong kedua lengan lurus ke depan setinggi bahu, selanjutnya lakukan langkah mundur satu kali bersamaan dengan gerakan kedua lengan atas. 2. Langkah depan, lengan bawah samping Gerakan tungkai seperti latihan pertama, hanya kedua tangan diayun ke bawah pada saat langkah mundur kedua tangan dibuka ke samping. 3. Langkah samping, ayun lengan depan Gerakan tungkai melangkah ke kanan satu kali, dengan tungkai kiri merapat, bersamaan dengan itu kedua lengan diangkat lurus ke depan

25

setinggi bahu dan diturunkan kembali, dilanjutkan gerakan dengan arah sebaliknya. 4. Langkah samping, ayun lengan samping Langkah sama dengan langkah tiga, namun kedua lengan diayunkan ke samping kemudian diturunkan. 5. Langkah ke belakang, lengan depan atas Gerakan sama dengan latihan pertama, hanya variasi langkah tungkai ke belakang. 6. Langkah belakang, lengan bawah samping Gerakan sama dengan latihan dua, hanya variasi langkah ke belakang. 7. Langkah samping, tangan atas Langkahkan kaki ke kanan, dan ikuti dengan kaki kiri. Langkah ke kiri kembali ke posisi semula. Sambil melangkah, naikkan kedua lengan ke atas dan ke bawah. 8. Langkah samping , tangan bawah Langkahkan kaki seperti pada latihan tujuh, namun lengan bawah diayun kebelakang-depan dengan posisi lengan atas ke belakang. 9. Langkah depan tegak anjur Langkahkan tungkai kanan ke depan, dan ikuti dengan langkah tungkai kiri posisi membuka (tegak-anjur). Ulangi langkah maju sekali lagi, dan teruskan dengan langkah mundur ke posisi semula. Lakukan gerakan lengan seperti memompa, baik pada saat maju maupun

26

mundur. Teruskan dengan mengangkat kaki ke atas bergantian kanan dan kiri. 10. Langkah samping, putar lengan Lakukan gerakan dua langkah ke kanan dan ke kiri dengan satu lengan diputar bergantian. Kombinasikan dengan gerakan memutar kedua lengan dan membuka lengan pada posisi tekuk siku. Variasikan pula dengan gerakan kaki jinjit. 13. Latihan Penguatan dan Peregangan Dalam latihan ini semua otot terutama yang berperan dalam persalinan dikuatkan dan diregang. Otot lain yang berperan dalam perbaikan poStur tubuh ibu hamil juga dilatih dalam latihan ini. Otot perut dan otot dasar panggul menjadi sasaran utama, ditambah dengan otot leher, lengan atau tubuh bagian atas, punggung, dan kaki atau tubuh bagian bawah. Latihan ini dilakukan pada posisi berdiri, duduk, merangkak, ataupun tidur. Gerakannya antara lain : a. Penguatan otot leher Satu tangan menyangga kepala, yang lain berkacak pinggang. Dorongkan kepala ke tangan dan dorongkan tangan ke kepala. Lakukan bergantian dengan sisi yang lain. b. Penguatan otot bahu

27

Tekuk satu tangan di atas bahu, dengan tangan lain lurus ke samping, lakukan gerakan ngeper baik pada tangan maupun kaki. Lakukan bergantian antara tangan kanan dan kiri. c. Penguatan otot lengan depan Tekuk kedua lengan di depan badan bersama-sama, sambil angkat dan tekuk kaki bergantian ke atas. d. Penguatan otot Kaitkan kedua lengan lurus dibelakang badan, gerakkan naik turun dengan posisi kaki berdiri tegak. e. Penguatan otot perut Dengan posisi kaki kangkang dan lutut sedikit ditekuk, gerakkan satu tangan lurus dan atas sampai ke depan badan bersamaan dengan mengkontraksikan otot perut maupun otot dasar panggul. f. Penguatan otot kaki Ambil posisi duduk dengan kedua tanagn menyangga di belakang badan,luruskan kaki ke depan ke belakang bergantian dan teruskanla dengan kedua kaki bersama-sama. Variasikan gerakan ini dengan gerakan kaki ke samping maupun memutar. g. Penguatan otot samping panggul Dengan posisi duduk seperti latihan enam, tarik satu tungkai menyilang tungkai yang lain, tarik kembali sehingga lurus dan ulangi gerakan ini beberapa kali, bergantian kanan dan kiri.

28

h. Penguatan otot dasar panggul Dengan posisi duduk bersila, tekan lutut dengan kedua tangan, bungkukkan badan. i. Penguatan otot lengan Dengan posisi merangkak, julurkan satu lengan ke depan setinggi bahu. Lakukan gerakan ini bergantian kanan dan kiri. j. Penguatan otot punggung Dengan posisi merangkak naik turunkan punggung secara perlahan dan berulang kali. k. Penguatan otot panggul Dengan posisi merangkak, goyangkan panggul ke kanan dan ke kiri dengan gerakan negeper. Ulangi gerakan ini beberapa kali. l. Penguatan otot lengan Dengan posisi merangkak ayunkan badan ke depan dan ke belakang, kemudian tahan pada posisi panggul di atas tumit beberapa saat. Ulangi gerakan ini beberapa kali. m. Penguatan otot belikat Dengan posisi tidur terlentang kaitkan kedua tangan di belakang kepala. Tekan kedua lengan ke lantai tahan beberapa detik, kemudian kendorkan. Ulangi gerakan ini beberapa kali.

29

n. Penguatan otot tubuh bagian atas Dengan posisi tidur terlentang dan kedua lutut ditekuk angkat panggul sampai badan lurus membentuk segitiga antara kedua tungkai bawah dengan lantai. o. Penguatan otot perut bagian atas Dengan posisi tidur terlentang tarik kedua kaki mendekati perut angkat kepala dan tahan beberapa saat untuk kemudian dikendorkan kembali. Pada saat mengangkat kepala nafas harus ditahan. p. Penguatan otot panggul dan perut bagian bawah Dengan posisi tidur terlentang tekuk kedua lutut dan kemudian gerakkan kedua lutut bersama-sama ke arah lantai, kembali ke posisi semula dan gerakkan kedua lutut ke arah yang lain. Ulangi gerakan ini beberapa kali. 14. Latihan Relaksasi Sasarn utama dari latihan ini adalah relaksasi seluruh tubuh terutama otot dasar panggul. Relaksasi ini sangat bermanfaat untuk menghadapi kontraksi rahim kala I maupun kala II. Di samping itu relaksasi juga dapat mengurangi stress ibu saat kehamilan berlangsung. Relaksasi ini dapat dilakukan setiap saat. Gerakan relaksasi ini antara lain : a. Relaksasi otot muka Kerutkan otot muka, tahan 1 1 sampai 2 detik, kemudian lepaskan sehingga betul-betul terasa relaksasi. Ulangi latihan ini beberapa kali. Posisi tidur terlentang, lutut ditekuk.

30

b. Relaksasi lengan tangan Dengan posisi tidur terlentang angkat lengan bawah 90 derajat dari lantai. Genggam tangan dan kerutkan lengan kuat-kuat pertahankan 12 detik, dan lepaskan kembali. Ulangi beberapa kali. c. Relaksasi otot perut dan dasar panggul Dengan posisi terlentang atau miring, kerutkan otot perut, tahan 1-2 detik, lalu lepaskan. Ulangi beberapa kali, tarik juga dan perut bawah ke dalam. d. Relaksasi kaki dan tungkai Dengan posisi tidur terlentang atau miring luruskan ujung kaki menghadap ke bawah tahan beberapa detik kemudian lepaskan. e. Relaksasi seluruh tubuh Dengan posisi tidur terlentang atau miring, kongtraksikan seluruh otot dan ambil nafas teratur, relaks. Bayangkan sesuatu yang mnyenangkan dan nikmatilah relaksnya tubuh. 15. Melatih Otot Betis Gerakan berdiri sambil berpegangan pada benda yang berat dan mantap. Posisikan ibu jari dan jari-jari lain menghadap ke atas. Regangkan kaki sedikit dengan badan lurus dan pandangan lurus ke depan. Tundukkan kepala seraya berjongkok perlahan sampai ke bawah tanpa mengangkat tumit dari lantai. Setelah jongkok, lemaskan bahu. Kempeskan perut, kemudian perlahan kembalilah berdiri tegak, lepaskan kerutan. Lakukan enam kali dalam sehari.

31

Kegunaan : mencegah kejang di betis. 16. Melatih Otot Pantat Gerakan, tidur terlentang tanpa bantal, kedua lutu dibengkokkan dan agak diregangkan. Dekatkan tumit ke pantat dengan kedua tangan di samping badan. Kerutkan pantat ke dalam sehingga lepas dari kasur, angkat panggul ke atas sejauh mungkin. Kemudian, turunkan perlahan (pantat masih berkerut), lepaskan kerutan , dsb. Ulangi enam kali sehari. Kegunaan : mencegah timbulnya wasir saat mengejan 17. Latihan Anti Sungsang Gerakan : ambil posisi merangkak, kedua lengan sejajar bahu, kedua lutut sejajar penggul dan agak diregangkan. Kepala di antara kedua tangan, tolehkan ke kiri atau ke kanan. Letakkan siku di atas kasur, geser siku sejauh mungkin ke kiri dan ke kanan hingga dada menyentuh kasur. Lakukan sehari 2 kali selama 15-20 menit/kali. Kegunaan : mempertahankan dan memperbaiki posisi janin agar bagian kepala tetap di bawah. c. Latihan Khusus Usia Kehamilan 22-30 Minggu 1. Latihan Umum Diulang 2. Latihan Latihan Untuk Penguatan Perlemasan Otot Tungkai Pinggang Dan Perut. Gerakan 1 Posisi ibu merangkak, lengan dan tungkai atas tegak lurus dengan lantai. Cembungkan punggung bawah sambil menundukkan kepala, kemudian

32

cekungkan punggung bawah sambil menengadahkan kepala dengan hitungan 1-2 ulangi sampai 8x8 hitungan. Gerakan 2 Posisi ibu merangkak, lengan dan tungkai atas tegak lurus dengan lantai. Angkat lengan kiri, kemudian belokkan tubuh ke kanan dan kembali lagi ke posisi semula. Hitungan 1-2. Angkat lengan kanan, kemudian belokkan tubuh ke kiri dan kembali lagi ke posisi semula. Hitungan 3-4. Ulangi sampai 8x8 hitungan. Gerakan 3 Posisi ibu berdiri atau duduk (di kursi atau di tempat tidur), kedua tangan di pinggang, angkat lengan kiri ke atas, belokkan badan ke kanan, kembali lagi ke posisi semula. Hitungan 1-2. Angkat lengan kanan ke atas dan belokkan badan ke kiri. Hitungan 3-4. Ulangi sampai 8x 8 hitungan. a. Latihan Otot Pinggang (Pelvic Tilting Laterally) Posisi ibu berdiri lengan lurus di samping badan dan tangan membuka ke samping. Gerakan panggul kanan ke atas dengan tungkai tetap lurus sehingga telapak kaki kanan lebih tinggi dari telapak kaki kiri, kemudian kembalikan ke posisi semula. Hitungan 1-2. Lakukan gerakan yang sama untuk panggul kiri, dengan hitungan 3-4. Ulangi sampai 8x8 hitungan. b. Latihan otot perut, otot dasar panggul, otot punggung dan penguluran otot paha bagian dalam serta peningkatan gerakan sendi pangkal paha (pelvic rocking forward and backward).

33

Ibu berdiri tungkai dibuka selebar bahu dan lutut sedikit ditekuk. Letakkan tangan memegang tulang panggul (SIAS) dengan jari-jari di sisi depan dan ibu jari di sisi belakang. Gerakkan panggul ke depan dan ke belakang dan ulangi sampai 8x8 hitungan. e. Latihan Rotasi Tubuh Ibu berdiri dan tungkai dibuka selebar bahu, tangan di pinggang. Putar badan ke kanan dan pandangan tetap lurus ke depan serta tungkai tetap lurus, kembali ke posisi semula dengan hitungan 1-2. Lakukan gerakan yang sama kea rah kiri dengan hitungan 3-4, ulangi sampai 8x8 hitungan. f. Latihan Pernafasan Gerakan 1 Latihan pernafasan pada saat latihan umum diulang. Gerakan 2 (painting quick breathing) Tiupkan nafas dengan cepat dan keras lewat mulut kemudian tarik nafas dalam lewat hidung dengan mulut terkatup, hitungan 1-2. Ulangi sampai 8x8 hitungan. d. Latihan Khusus Usia Kehamilan 30-36 Minggu 1. Latihan umum diulang 2. Gerakan pada usia 22-30 minggu diulang sampai 4x8 hitungan. 3. Mengatasi keluhan nyeri punggung bawah dan bengkak kedua tungkai.

34

e. Latihan Khusus Usia Kehamilan 36-40 Minggu 1. Duduk bersila kedua tumit bertemu sedekat mungkin dengan selangkangan. Dengan bantuan berat badan tekan kedua lutut dengan telapak tangan 4x8 hitungan. 2. Berpegangan pada sesuatu yang berat (meja, dll) kemudian berjongkok sampai ke tumit tanpa mengangkat tumit kemudian kembali ke posisi berdiri, lakukan 4x8 hitungan. 3. Latihan nafas saat mulai terjadi pembukaan jalan lahir (mulas-mulas) diulangi lagi (panting quick breathing) 4x8 hitungan. 4. Latihan meneran atau mengejan (valsava) a. Ibu tidur telentang dengan bantal agar tinggi. Sebelum melakukan gerakan mengejan tarik nafas dulu, ditahan di daerah dada, diikuti lutut ditekuk dibuka ke samping dan kedua tangan memegang pergelangan kaki, angkat kepala dengan mendorong kepala ke arah jalan lahir. Gerakan ini dipertahankan sampau tidak kuat lagi. Kemudian nafas dikeluarkan lewat mulut secara tiba-tiba. 5. MengMassage payudara 1x sehari 6. kurangi nyeri punggung bawah dengan kompres hangat.

35

C. Faktor-faktor Penyebab Ibu Hamil tidak Melakukan Senam Hamil 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan/kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut Lawrence Green (1980), pengetahuan dan sikap seseorang terhadap kesehatan merupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2005). Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan orang yang mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut : 1) Kesadaran (Awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap obyek (Stimulus). 2) Merasa tertarik (Interest) terhadap Stimulus atau obyek tertentu. Disini sikap subyek sudah mulai timbul. 3) Menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik dan tidaknya terhadap Stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah tidak baik lagi.

36

4) Trial, dimana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Stimulus. 5) Adopsi(adoption), dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap Stimulus.

b. Tingkatan Pengetahuan (Notoatmodjo, 2005) Notoadmojo menyatakan bahwa pengetahuan memiliki enam tingkatan, yaitu: 1) Tahu ( know ) Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali ( recall ) suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebut, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan. 2) Memahami ( comperehension ) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh menyimpulkan, meramalkan terhadap obyek yang dipelajari.

37

3) Aplikasi ( application ) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip. 4) Analisis ( analysis ) Analisis adalah Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama yang lain. Kemampuan analisa dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5) Sintesis ( syntesis ) Sintesis menunjukkan kepada suatu kelompok untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyelesaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi ( evaluation ) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk justifikasi penilaian terjadap suatu materi atau obyek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada (Mirawati, 2010)

38

Sehubungan dengan

penjelasan mengenai pengetahuan tersebut maka

pengetahuan ibu terhadap senam hamil sangatlah penting. Karena mengetahui dan memahami manfaat senam hamil serta pelaksanaannya, sangatlah mempengaruhi ibu hamil untuk melakukan senam hamil, sebaliknya dengan tidak mengetahui dan memahami senam hamil maka dapat mempengaruhi ibu hamil untuk tidak melakukan senam hamil. Pengukuran Tingkat Pembelajaran Menurut Notoadmodjo (2003:122) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin kita ketahui atau pengukuran dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.

2. Pendidikan Pengertian pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dilalui seseorang. Tingkat pendidikan seseorang akan dapat memberikan pengaruh terhadap pemahaman tentang sebuah pengalaman dan rangsang media yang diberikan melalui belajar dan media lainnya. Pengetahuan atau pendidikan tentang kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka menengah (Notoatmodjo, S.2005 ). Tingkat pendidikan berhubungan dengan kemampuan menerima informasi kesehatan dari media massa dan petugas kesehatan. Banyak kasus kesakitan dan kematian masyarakat diakibatkan rendahnya tingkat pendidikan penduduk. Suatu

39

laporan dari negara bagian Kerala di India Utara menyatakan bahwa status kesehatan disana sangat baik, jauh diatas rata-rata status kesehatan nasional. Setelah ditelusuri ternyata tingkat pendidikan kaum wanitanya sangat diatas kaum pria (Imanda Amalia, 2009). Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap dan menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada umumnya mempunyai wawasan luas sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi berorientasi pada tindakan preventif, mengetahui lebih banyak tentang masalah kesehatan dan memiliki status kesehatan yang lebih baik. Pada perempuan, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin rendah angka kematian bayi dan kematian ibu (Imanda Amalia, 2009). Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap menuju perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat memperoleh dan mencerna informasi untuk kemudian menentukan pilihan dalam pelayanan kesehatan dan menerapkan hidup sehat. Tingkat pendidikan, khususnya tingkat pendidikan wanita mempengaruhi derajat kesehatan (Imanda Amalia, 2009). Pendidikan dapat meningkatkan kematangan intelektual seseorang. tinggi

Kematangan intelektual ini berpengaruh pada wawasan, cara berfikir, baik dalam

40

cara pengambilan keputusan maupun dalam pembuatan kebijakan. Semakin tinggi pendidikan formal, akan semakin baik pengetahuan tentang kesehatan (Imanda Amalia, 2009).

3. Sosial Ekonomi Sosial ekonomi adalah penghasilan keluarga dalam satu bulan yang didapat dari bekerja dalam bentuk nominal dan dikelompokkan dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Kemiskinan merupakan bagian dari status sosial ekonomi yang dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Sumber daya (resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat (Notoatmodjo, 2005). Seorang ibu hamil akan melakukan perawatan antenatal care seperti mengikuti senam hamil apabila mempunyai uang cukup untuk mengikuti kegiatan tersebut. Menurut Grossman dalam Murti (2005) terdapat perbedaan antara upah minimum dengan pendapatan, jika pendapatan adalah uang yang diterima tanpa bekerja, permintaan untuk modal kesehatan mungkin lebih kecil karena pendapatan tidak secara langsung mengurangi status kesehatan. Pendapatan yang diterima tidak secara langsung berhubungan dalam memberi keuntungan atau kerugian atau memberi manfaat kesehatan. Akibatnya, tingkat optimalisasi dalam permintaan kesehatan untuk setiap individu menurun dan penurunan dalam permintaan perawatan kesehatan.

41

Menurut Faturrahman dan Mollo (1995) tingkat pendapatan berkaitan dengan kemiskinan yang akan berpengaruh pada status kesehatan masyarakat. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi antara lain adalah jenis pekerjaan, pendidikan formal kepala keluarga, jumlah anggota keluarga dan lain-lain (Imanda Amalia, 2009).

4. Sosial budaya Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan. Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Istilah ini meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu. Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari dan yang dimiliki bersama oleh para warga dari suatu kelompok masyarakat (Leonard Siregar, 2002). Sosial budaya (culture) setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku seseorang. Faktor sosial budaya merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya perilaku seseorang. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku tiaptiap etnis di Indonesia yang berbeda-beda, karena memang masing-masing etnis mempunyai budaya yang berbeda yang khas (Notoatmdjo, 2005). Unsur-unsur kebudayaan adalah meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan serta kebiasaan yang dilakukan

42

olehh masyarakat-masyarakat, yang merupakan hasil budi atau akal manusia. (Minda, 2010). Menurut G.M Foster, (1973), aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan seseorang antara lain adalah : 1) tradisi, 2) sikap fatalism, 3) nilai, 4) ethnocentrism, 5) unsur budaya (Notoatmodjo, 2005). a. Pengaruh Tradisi terhadap Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan Ada beberapa tradisi di dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat. Misalnya berbagai larangan terhadap ibu hamil. Seperti ibu hamil dilarang bekerja dan berolahraga. b. Pengaruh Sikap Fatalistis terhadap Perilaku dan Status Kesehatan Hal lain adalah sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan. Beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok yang beragama islam percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk menjaga kesehatannya. Seperti contoh pada ibu hamil tidak melakukan atau mengikuti perawatan antennal care seperti senam hamil dengan alasan sakit atau mati adalah takdir Tuhan. c. Pengaruh Sikap Ethnocentris terhadap Perilaku Kesehatan Sikap ethnocentris adalah sikap yang memandang kebudayaannya sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain. Seperti contohnya seorang ibu hamil yang menganggap bahwa perawatan antennal care seperti senam hamil adalah kebudayaan baru yang belum bisa diadopsi dalam kebudayaan mereka. d. Pengaruh Nilai terhadap Perilaku Kesehatan

43

Nilai yang berlaku di dalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan. Nilai-nilai tersebut, ada yang menunjang dan ada yang merugikan kesehatan. Beberapa nilai yang merugikan kesehatan misalnya seorang ibu

hamil tidak boleh keluar rumah, padahal seorang ibu hamil harus banyak jalan. e. Pengaruh Unsur Budaya yang Dipelajari pada Tingkat Awal dari Proses Sosialisasi terhadap Perilaku Kesehatan Pada tingkat awal proses sosialisasi, seseorang anak diajarkan antara lain bagaimana cara makan, bahan makanan apa yang dimakan, cara buang air kecil dan besar, dan lain-lain. Kebiasaan tersebut dilakukan terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa, dan bahkan menjadi tua. Kebiasaan tersebut sangat mempengaruhi perilaku kesehatan dan sulit untuk diubah. Seperti halnya dengan ibu hamil yang sebelumnya tidak pernah berolahraga maka setelah hamil akan sulit untuk melakukan olahraga seperti mengikuti senam hamil (Notoatmodjo, 2005) Tantangan berat yang masih dirasakan dalam pembangunan kesehatan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi serta penyebaran penduduk yang tidak merata di seluruh wilayah. Selain masalah tersebut, masalah lain yang perlu diperhatikan yaitu berkaitan dengan sosial budaya masyarakat, misalnya tingkat pengetahuan yang belum memadai terutama pada golongan wanita, kebiasaan negatif yang berlaku di masyarakat, adat istiadat, perilaku, dan kurangnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan (Minda, 2010).

44

Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan aspek sosial budaya yaitu masalah Kesehatan Ibu dan Anak Berdasarkan survei rumah tangga (SKRT) pada tahun 1986, angka kematian ibu maternal berkisar 450 per 100.000 kelahiran hidup atau lebih dari 20.000 kematian pertahunnya (Minda, 2010). Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator kesehatan ibu yang meliputi ibu dalam masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Angka tersebut dikatakan tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN (Minda, 2010). Masih tingginya angka kematian dan kesuburan di Indonesia berkaitan erat dengan faktor sosial budaya masyarakat, tingkat kepercayaan masyarakat tergadap pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang masih rendah dan jauhnya lokasi tempat pelayanan kesehatan dari rumah-rumah. Penduduk kebiasaan-kebiasaan dan adat istiadat dan perilaku masyarakat yang kurang menunjang dan lain sebagainya. Rendahnya tingkat pendidikan dan buta huruf pada wanita menyebabkan ibu-ibu tidak mengetahui tentang perawatan semasa hamil, kelahiran, perawatan bayi dan semasa nifas, tidak mengetahui kapan ia harus datang ke pelayanan kesehatan, kontrol ulang, dan sebagainya. Kebiasaan-kebiasaan adat istiadat dan perilaku masyarakat sering kali merupakan penghalang atau penghambat terciptanya pola hidup sehat di masyarakat. Perilaku, kebiasaan, dan adat istiadat yang merugikan seperti misalnya:

45

a. Ibu hamil dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan akan sulit melahirkan, b. Ibu hamil dilarang berolahraga c. Ibu menyusui dilarang makan makanan yang manis, misalnya: ikan, telur, d. Ibu habis melahirkan dilarang tidur siang, e. Bayi berusia 1 minggu sudah boleh diberikan nasi atau pisang agar mekoniumnya cepat keluar, f. Ibu post partum harus tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk karena takut darah kotor naik ke mata, g. Ibu yang mengalami kesulitan dalam melahirkan, rambutnya harus diuraikan dan persalinan yang dilakukan di lantai, diharapkan ibu dapat dengan mudah melahirkan. h. Bayi baru lahir yang sedang tidur harus ditemani dengan benda-benda tajam. Tingkat kepercayaan masyarakat kepada terhadap petugas kesehatan, dibeberapa wilayah masih rendah. Mereka masih percaya kepada dukun karena kharismatik dukun tersebut yang sedemikian tinggi, sehingga ia lebih senang berobat dan meminta tolong kepada ibu dukun. Petugas kesehatan pemerintah dianggap sebagai orang baru yang tidak mengenal masyarakat di wilayahnya dan tidak mempunyia kharismatik (Minda, 2010).

46

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Asumsi Kerangka Konsep Senam hamil merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan atau antenatal care yang bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat diimanfaatkan secara optimal dalam persalinan normal. Namun perilaku kesehatan masyarakat sendiri yang dapat menentukan keberhasilan dari antenatal care ini. Pengetahuan dan pendekatan yang cukup sehingga ibu dapat mengambil suatu sikap dan keputusan serta bertanggung jawab terhadap kesehatannya, makin tinggi pendidikan seseorang makin banyak informasi yang dapat diterima sebaliknya pendidikan yang kurang menjadi kurang atau minim informasi. Saat ini pengetahuan ibu hamil mengenai senam hamil masih terkendala oleh beberapa hal diantaranya pendidikan, sosial ekonomi dan sosial budaya. Penelitian ini akan menggambarkan mengenai faktor-faktor penyebab ibu hamil tidak melakukan senam hamil.

47

B. Kerangka Konsep

Variable independent

Variable dependent

1. 2. 3. 4.

Pengetahuan Pendidikan Sosial ekonomi Sosial budaya

Melakukan Senam hamil Senam hamil

Tidak melakukan Senam hamil

Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti

48

BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo,2005). Dalam penelitian ini menggunakan desain cross sectional, yaitu

menganalisa ciri populasi pada suatu waktu tertentu artinya setiap subyek penelitian diobservasi sekali saja terhadap status karakter variabel subyek pada saat pemeriksaan.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di RSIA ST. Khadijah 1 Makassar. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan berlangsung bulan Oktober 2011

C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung di RSIA St. Khadijah I Makassar bulan Oktober 2011.

49

2. Sampel 1. Teknik Pengambilan Sampel Sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi disebut sampel penelitian (Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 79). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah porpusive sampling. Dimana pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Soekidjo Notoatmodjo, 2005). 2. Kriteria Sampel a. Kriteria Inklusi: 1) Ibu hamil dengan usia kehamilan > 22 minggu yang tidak melakukan senam hamil. 2) Bersedia menjadi responden b. Kriteria eksklusi: 1) Ibu hamil dengan usia kehamilan > 22 minggu yang melakukan senam hamil 2) Responden tidak bersedia untuk diteliti.

50

D. Alur Penelitian

Memilih masalah

Studi pendahuluan

Merumuskan masalah

Memilih pendekatan

Menentukan sumber data

Menentukan dan menyusun instrumen

Perizinan penelitian

Menentukan populasi

Menetapkan sampel

Mengumpulkan data

Pengolahan Analisis Data

Menyusun Laporan

E. Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel a. Variabel Independent : Pengetahuan, Pendidikan, Sosial ekonomi, dan Sosial Budaya b. Variabel dependent : Senam Hamil

51

2. Defenisi Operasional Variabel Tabel 1. Defenisi Operasional No1.

VariablePengetahuan

Defenisi OperasionalSegala sesuatu yang diketahui responden mengenai senam hamil yang meliputi : tujuan, manfaat, tata cara & persyaratan. Tingkat pendidikan formal terakhir yang dicapai responden Jumlah pendapatan yang diperoleh keluarga dalam satu bulan guna mencukupi kebutuhan sehari-hari sesuai dengan UMR yang ditetapkan oleh DPD 2011. Seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan cara berlaku atau kebiasaan yang dianut oleh responden.

Cara UkurAngket

Alat ukurKuesioner

Hasil ukur Kriteria NilaiBaik Cukup Kurang Tidak baik 76-100% 56-75% 40-55%