atceh orloog (1873-1904)

11
Atceh Orloog (1873- 1904)

Upload: jela

Post on 23-Feb-2016

83 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Atceh Orloog (1873-1904). Treaty. Perjanjian London 1824 Aceh kerajaan yang berdaulat Perjanjian Siak 1858 Belanda membuat perjanjian dgn Siak , menyerahkan Deli, Asahan dan Langkat Konfrontasi perdagangan antara Aceh - Belanda Traktat Sumatera 1871 Inggris dan Belanda. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Atceh Orloog  (1873-1904)

Atceh Orloog (1873-1904)

Page 2: Atceh Orloog  (1873-1904)

Treaty

• Perjanjian London 1824– Aceh kerajaan yang berdaulat

• Perjanjian Siak 1858– Belanda membuat perjanjian dgn Siak,

menyerahkan Deli, Asahan dan Langkat– Konfrontasi perdagangan antara Aceh - Belanda

• Traktat Sumatera 1871– Inggris dan Belanda

Page 3: Atceh Orloog  (1873-1904)

Arti Penting Aceh

• Politik Liberalisme• Perdagangan Bebas• 3 G vs Neokolonialisme dan Imperialisme

• Dibukanya Ters. Suez• Aceh sebagai bandar perdagangan Asia

Tenggara

Page 4: Atceh Orloog  (1873-1904)

Latar Belakang

• Traktat Sumatera (1871)• Aceh menjalin hubungan dgn Italia, AS,

Utsmani

• Keterangan Sultan Machmud Syah dgn F. Nicolas Nieuwenhuijzen

• Deklarasi Perang

Page 5: Atceh Orloog  (1873-1904)

PROCLAMATIEDe Gouverneur-General van Nederlandsch-Indie,

Opperbevelhebber der land en zeemagt van Zijne Majesteit den Koning der Nederlanden beooten de Kaap de Goede Hoop.

Brenght ter kennisse van een iegelijk wien zulks mogtaaugaan dat. Naar aanleiding van den toestand van oorlog, waarin ,dat. Naar aanleiding van den toestand van oorlog, waarin het Gouvernement van Nederlandsch-Indie met het rijk van Atjeh verkeert. Dehavens en landingsplaatsen, kusten. Rivieren baaijen en kreeken van genoemd rijk en zijne onderhoorigheden worden verklaard te zijn in staat van blockade, met at de gevolgen daaraan verbonden. en dat met de nitvoering van dezen maatregel is belast de Kommandant der in de weteran van Atjeh gestationeerde Zeemagt.

Geedan te Buitenzorg, den 4 Junij 1873LOUDEN.

Page 6: Atceh Orloog  (1873-1904)

ProklamasiGubernur-Jenderal Hindia Belanda, Panglima

Tertinggi tanah dan angkatan laut dari Mulia Raja Belanda beooten Tanjung Harapan.

Brenght terhadap pengetahuan setiap orang yang ini mogtaaugaan itu. Setelah keadaan perang, yang, itu. Setelah keadaan perang, dimana Pemerintah Hindia Belanda dengan kerajaan kondisi Aceh. Dehavens dan pendaratan, pantai. Baaij sungai dan anak sungai kerajaan kata dan dependensi nya dinyatakan berada dalam keadaan blokade, makan dengan konsekuensi yang terkait. dicapai dan bahwa muatan ukuran ini adalah Komandan dari weteran dari angkatan laut yang berbasis di Aceh. Geedan di Buitenzorg, pada 4 Juni 1873

Page 7: Atceh Orloog  (1873-1904)

Periode• Perang Aceh 1 (1873-1874)– Kohler dgn 3000 serdadu– Pengetahuan tentang Aceh – G jo)– Masjid Raya

• Perang Aceh 2 (1874-1880)– Jan Van Switzen (Surat dri Gub – Pensiun)

• 8.500 prajurit, 4.500 pembantu dan kuli, dan belakangan ditambahkan 1.500 pasukan.

– Batavia – Perayaan – Aceh milik Hindia Belanda– Pemerintahan Sipil

Page 8: Atceh Orloog  (1873-1904)

Periode

• Perang Aceh 3 (1881-1896)• Perang keempat (1896-1910)– Marsose (Kristofell)

• Strat Perang 1 2 = Frontal• 3 4 = Gerilya

• Perang Gentle????

Page 9: Atceh Orloog  (1873-1904)

Siasat• Van Swieten• Kapten Borel – [ertahanan 16 Benteng• Jendral Karel van der Heijden, alias Kareltje

Eénoog (Karel Bermata Satu) – Hukuman sbg Pelajaran

• Islam sbg Corak dan Landasan kehidupan Aceh• Snouck Hurgonje• Van Heutsz– Marsose cristofell– Coloni Macan

• Van Daalen (pembantaian Gayo dan Alas)

Page 10: Atceh Orloog  (1873-1904)

Kontra Belanda

Multatuli yang sudah kita kenal, yang tanpa basa-basi menulis sebuah surat 'kepada Raja' sebagai berikut, ”Gubernur Jendral Anda (James Loudon-Red) saat ini berada pada posisi untuk memaksakan kehendaknya dengan mengumandangkan perang pada Sultan Aceh, dengan alasan yang dibuat-buat, seolah-olah sebagai suatu tindakan yang wajar dilakukan, dengan tuntutan agar Sultan Aceh menyerahkan kedaulatannya. Hal ini sama sekali tidak terhormat, tidak bermartabat, tidak dapat dipahami.”

Page 11: Atceh Orloog  (1873-1904)

Parlemen Belanda• Victor de Stuers (Pemerintah menyebutnya ekskursi,

tetapi saya menyebutnya sejarah pembunuhan’)

• Maka dalam sekejap berubahlah gambaran tentang negara Belanda yang beradab yang bukan melancarkan perang melainkan pasifikasi dan mengembalikan ketenangan serta menegakkan peraturan, menjadi negara Belanda yang berkhianat, tidak dapat dipercaya, terbius oleh opium dan seks. Tiba-tiba orang-orang Belanda bukan pahlawan lagi melainkan para pembunuh massal.