asuhan keperawatan tiroid

50
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM ENDOKRIN DENGAN GANGGUAN HIPOTIROID DAN HIPERTIROID OLEH : 1. Andy takdir 2. Asri Tuhuri 3. Muh. Hasyim S 4. Faisal 5. Rindi Antika Semester VI, Tingkat III PROGRAM STUDY STRATA SATU (S1) KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAYA MAKASSAR 2012 Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 1

Upload: andhy-takdir-mierhink

Post on 24-Jul-2015

1.059 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: asuhan keperawatan  tiroid

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM ENDOKRIN DENGAN

GANGGUAN HIPOTIROID DAN HIPERTIROID

OLEH :

1. Andy takdir

2. Asri Tuhuri

3. Muh. Hasyim S

4. Faisal

5. Rindi Antika

Semester VI, Tingkat III

PROGRAM STUDY STRATA SATU (S1) KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAYA

MAKASSAR

2012

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 1

Page 2: asuhan keperawatan  tiroid

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat Rahmat

dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan “Asuhan Keperawatan Pada Sistem Endokrin

Dengan Gangguan Hipotiroid Dan Hipertiroid”.

Asuhan keperawatan ini kami buat dengan bekerja sama dengan rekan satu

kelompok demi terselesaikannya askep ini dengan waktu yang ditentukan. Sumber-sumber

dalam penyusunan askep ini kami ambil dari referensi-referensi dari buku-buku dan dari

situs internet yang menyangkut bahan materi askep ini. Makalah ini sebagai bahan diskusi

dalam mata kuliah KMB III yang pada semester ini kami pelajari.

Makalah ini masih jauh dari yang di harapkan, Oleh karenanya kami mengharapkan

saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini. Karena sesungguhnya kesempurnaan

hanya milik sang pencipta. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Makassar, Mei 2012

Kelompok III

BAB I

PENDAHULUAN

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 2

Page 3: asuhan keperawatan  tiroid

A. LATAR BELAKANG

Kelenjar tiroid yang terletak tepat di bawah laring sebelah kanan dan kiri depan trakea, mensekresi tiroksin (T4), triiodotironi (T3), yang mempunyai efek nyata pada kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga menyekresikalsitonin; suatu hormon yang penting untuk metabolisme kalsium. Tidak adanya sekresi tiroid sama sekali biasanya menyebabkan laju metabolisme turun sekitar 40% di bawah normal dan sekresi tiroksin yang berlebihan sekali dapat menyebabkan laju metabolisme basal meningkat setinggi 60 sampai 100 persen di atas normal. Sekresi tiroid terutama di atur oleh hormon perangsang tiroid yang di sekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.

Hormon yang paling banyak di sekresi oleh kelenjar tiroid adalah hormon tiroksin. Akan tetapi, juga di sekresi triiodo tironin dalam jumlah sedang. Fungsi kedua hormon ini secara kualitatif sama, tetapi berbeda dalam kecepatan dan intensitas kerja. Triiodo tironin kira-kira empat kali kekuatan tiroksin, tetapi terdapat jauh lebih sedikit dalam darah dan menetap jauh lebih singkat. Untuk membentuk tiroksin dalam jumlah normal, di butuhkan makan kira-kira 50 mg yodium setiap tahun, atau kira-kira 1 mg per minggu. Untuk mencagah defisiensi yodium, garam meja yang biasa di iodisasi dengan satu bagian natrium iodida untuk setiap 100.000 bagian natrium klorida

Hipertiroid dalam hal prevalensi merupakan penyakit endokrin yang menempati urutan kedua setelah Diabetes Mellitus, yang merupakan kesatuan penyakit dengan batasan yang jelas, dan penyakit Graves menjadi penyebab utamanya. (Brunner dan Suddarth, 2002)

Kelainan hipertiroid sangat menonjol pada wanita, hipertiroid menyerang wanita lima kali lebih sering dibandingkan laki laki. Insidensinya akan memuncak dalam dekade usia ketiga serta keempat. (Schimke, 1992)

Penyakit hipertiroid adalah penyakit akibat gangguan produksi hormon, pada penyakit ini perlu asuhan keperawatan pada hipertiroidisme atau askep hipertiroid yang komprehensif karena disamping faktor efek penyakit itu sendiri biasanya terdapat pula kondisi stress psikologi. Jumlah penderita hipertiroid terus meningkat. Hipertiroid merupakan penyakit hormon yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia  setelah diabetes. Posisi ini serupa dengan kasus di dunia. (Schimke, 1992)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep medis dari penyakit hipertiroidisme?

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 3

Page 4: asuhan keperawatan  tiroid

2. Bagaimana konsep medis dari penyakit hipotiroidisme?3. Bagaimana konsep keperawatan dari penyakit hipertiroidisme?4. Bagaimana konsep keperawatan dari penyakit hipotiroidisme?

C. TUJUAN PENULISAN1. Tujuan Umum

- Sebagai bahan diskusi mata kuliah ajar KMB III pada semester VI ini- Agar para mahasiswa kesehatan mengerti dan memahami konsep medis dan

konsep keperawatan dari penyakit hipertiroidisme dan hipotiroidisme2. Tujuan Khusus

- Sebagai penambah wawasan bagi kami sebagai mahasiswa keperawatan dalam memahami dan mengerti konsep medis dan konsep keperawatan dari penyakit hipertiroidisme dan hipotiroidisme

BAB II

KONSEP MEDIS

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 4

Page 5: asuhan keperawatan  tiroid

A. HIPOTIROID

1. Definisi

Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya

hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan di ikuti oleh gejala-gejala

kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada di

dibawah nilai optimal (brunner & suddarth).

Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit disebabkan oleh kurang

penghasilan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.

Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tirod kurang aktif dan

menghasilkan terlalu sedikit hormone tiroid. Hipotiroid yang sangat berat

disebut miksedema. Hipotiroidism terjadi akibat penurunan kadar hormon

tiroid dalam darah.

2. Klasifikasi

Lebih dari 95% penderita hipotiroidisme mengalami hipotiroidisme primer

atau tiroidal yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila

disfungsi tiroid di sebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus atau

keduanya maka di sebut hipotiroidisme sentral (hipotiroidisme sekunder) atau

pituitaria. Jika sepenuhnya di sebabkan oleh hipofisis di sebut hipotiroidisme tersier.

Klasifikasi penyakit hipotiroidisme, yaitu :

NO  Jenis Organ Keterangan

1. Hipotiroidisme Primer Kelenjar

Tiroid

Paling sering terjadi

di mana meliputi

penyakit hashimoto

tiroiditis (sejenis

penyakit autoimun)

dan terapi radioiodine

(RAI) uintuk merawat

penyakit

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 5

Page 6: asuhan keperawatan  tiroid

hipotirodisme.

2. Hipotiroiditisme

Sekunder

Kelenjar

Hipofisis

Terjadi jika kelenjar

hipofisis tidak

menghasilkan cukup

hormon perangsang

tiroid (TSH) untuk

merangsang kelenjar

tiroid untuk

menghasilkan jumlah

tiroksin yang cukup.

Biasanya terjadi

apabila terdapat

tumor di kelenjar

hipofisis,

radiasi/pembedahan

yang menyebabkan

kelenjar tiroid tidak

dapat lagi

menghasilkan

hormon yang cukup.

3. Hipotiroidisme Tersier Hipotalamus Terjadi jika

hipotalamus gagal

menghasilkan TRH

yang cukup, biasanya

di sebut juga

hypothalamic-

pituitary-axis

hypothyroidism.

3. Etiologi

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 6

Page 7: asuhan keperawatan  tiroid

Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau

hipotalamus. Apabila di sebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT

yang rendah akan di sertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak

adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus.

Apabila hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang

rendah di sebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi

karena. tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT.

Hipotiroidisme yang di sebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan

rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.

Penyebab yang paling sering yang di temukan pada orang dewasa adalah

tiroiditis otoimun (tiroditis Hashimoto), dimana system imun menyerang kelenjar

tiroid (Tonner  & Schlechte, 1993). Gejala hipotiroidisme di ikuti oleh gejala

hipotiroidisme dan miksedema.

Hipotiroidisme juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat

hipotiroidisme yang menjalani terapi radioiodium, pembedahan atau preparat anti

tiroid. Kejadian ini paling sering dijumpai pada wanita lanjut usia. Terapi radiasi

untuk penanganan kanker kepala dan leher kini semakin sering menjadi penyebab

hipotiroidisme pada laki-laki. Karena itu, pemeriksaan fungsi tiroid di anjurkan bagi

semua pasien yang menjalani terapi tersebut.

Penyakit Hipotiroidisme :

1) Penyakit Hashimoto atau yang juga di sebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat

adanya otoantibodi yang merusak jaringan kelenjar tiroid. Hal ini

menyebabkan penurunan HT yang di sertai peningkatan kadar TSH dan

TRH akibat umpan balik negatif yang minimal. Penyebab tiroiditis otoimun

tidak di ketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan genetik untuk

mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling sering di temukan adalah

tiroiditis Hashimoto. Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali

membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat

rusaknya daerah kelenjar yang masih berfungsi.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 7

Page 8: asuhan keperawatan  tiroid

2) Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme.

Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan

hipotiroidisme.

3) Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam

makanan. Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensi iodiurn

terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik

dalarn usaha untuk menyerap sernua iodium yang tersisa dalam. darah.

Kadar HT yang rendah akan di sertai kadar TSH dan TRH yang tinggi

karena minimnya umpan balik. Kekurangan yodium jangka panjang dalam

makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif

(hipotiroidisme goitrosa).

4) Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari

hipotiroidisme di negara terbelakang.

5) Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu menyebabkan hipotiroidisme.

Namun, terapi untuk kanker yang jarang di jumpai ini antara lain adalah

tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif

untuk mengbancurkan jaringan tiroid.

Semua pengobatan ini dapat menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan

ke radiasi, terutama masa anak-anak adalah penyebab kanker tiroid.

Defisiensi iodium juga dapat meningkatkan risiko pembentukan kanker

tiroid karena hal tersebut merangsang proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.

4. Patofisiologi

Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau

gangguan pada respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid

diatur sebagai berikut :

1) Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang

merangsang hipofisis anterior.

2) Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone =

TSH) yang merangsang kelenjar tiroid.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 8

Page 9: asuhan keperawatan  tiroid

3) Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan

Tetraiodothyronin = T4 = Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan

yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf,

metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja

daripada hormon-hormon lain.

Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,

atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka

kadar HT yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH

karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan

hipotalamus.

Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT

yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus

tinggi karena. tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT.

Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan

rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.

5. Manifestasi Klinis

Hipotiroidisme di tandai dengan gejala-gejala sebagai berikut :

1) Nafsu makan berkurang.

2) Sembelit.

3) Pertumbuhan tulang dan gigi yang lambat.

4) Suara serak.

5) Berbicara lambat.

6) Kelopak mata turun.

7) Wajah bengkak.

8) Rambut tipis, kering dan kasar.

9) Kulit kering, kasar, bersisik dan menebal.

10) Denyut nadi lambat.

11) Gerakan tubuh lamban.

12) Lemah.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 9

Page 10: asuhan keperawatan  tiroid

13) Pusing.

14) Capek.

15) Pucat.

16) Sakit pada sendi atau otot.

17) Tidak tahan terhadap dingin.

18) Depresi.

19) Penurunan fungsi indera pengecapan dan penciuman.

20) Alis mata rontok.

21) Keringat berkurang.

Gejala dini hipotiroidisme tidak spesifik, namun kelelahan yang ekstrim

menyulitkan penderitanya untuk melaksanankan pekerjaan sehari-hari secara

penuh atau ikut serta dalam aktivitas yang lazim di lakukannya. Laporan tentang

adanya kerontokkan rambut, kuku yang rapuh serta kulit yang kering sering di

temukan, dan keluhan rasa baal serta parasetsia pada jari-jari tangan dapat

terjadi. Kadang-kadang suara menjadi kasar, dan pasien mungkin mengeluhkan

suara yang parau. Gangguan haid seperti menorhagia atau amenore akan terjadi

di samping hilangnya libido. Hipotiroidisme menyerang wanita lima kali lebih

sering di bandingkan laki-laki dan paling sering terjadi pada usia 30-60 tahun.

Hipotiroidisme berat mengakibatkan suhu tubuh dan frekuensi nadi subnormal.

Pasien biasanya mulai mengalami kenaikan berat badan yang bahkan terjadi

tanpa peningkatan asupan makanan, meskipun penderita hipotiroid yang berat

dapat terlihat kakeksia. Kulit menjadi tebal karena penumpukkan

mukopolisakarida dalam jaringan subkutan. Rambut menipis dan rontik, wajah

tampak tanpa ekspresi dan mirip topeng. Pasien sering mengeluhkan rasa dingin

meskipun dalam lingkungan yang hangat.

Pada mulanya, pasian mungkin akan mudah tersinggung dan mengeluh

merasa lemah, namun dengan dengan berlanjutnya kondisi tersebut, respon

emosional di atas akan berkurang. Proses mental menjadi tumpul dan pasien

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 10

Page 11: asuhan keperawatan  tiroid

tampak apatis. Bicara menjadi lambat, lidah membesar, dan ukuran tangan serta

kaki bertambah. Pasien sering mengeluh konstipasi serta ketulian dapat terjadi.

Pada hipotiroidisme lanjut akan menyebabkan demensia di sertai perubahan

kognitif dan kepribadian yang khas. Respirasi yang tidak memadai dan apnu

saat tidur dapat terjadi pada hipotiroidisme yang berat. Efusi pleura, efusi

perikardial dan kelemahan otot pernapasan dapat terjadi.

Hipotiroidisme berat akan di sertai dengan kenaikkan kadar kolesterol

serum, aterosklerosis, penyakit jantung koroner dan fungsi ventrikel kiri yang

jelek. Pasien hipotiroidime lanjut akan mengalalami hipotermia dan kepekkan

abnormal terhadap preparaf sedatif, opioid serta anestesi, oleh sebab itu semua

obat ini hanya di berikan pada kondisi tertentu.

Pasien dengan hipotiroidisme yang belum teridentifikasi dan sedang

menjalani pembedahan akan menghadapi risiko yang lebih tinggi untuk

mengalami hipotensi intraoperatif, gagal jantung kongestif pascaoperatif dan

perubahan status mental.

Koma miksedema menggambarkan stadium hipotiridisme yang paling

ekstrim dan berat, di mana pasien mengalami hipotermia dan tidak sadarkan

diri. Koma miksedema dapat terjadi sesudah peningkatan letargi yang berlanjut

menjadi stupor dan kemudian koma. Hipotiroidisme yang tidak terdiagnosa

dapat di picu oleh infeksi atau penyakit sistemik lainnya atau oleh penggunaan

preparat sedative atau analgetik opioid. Dorongan respiratorik pasien akan

terdepresi sehingga timbul hipoventilasi alveoler, retensi CO2 progresif,

keadaan narkosis dan koma. Semua gejala ini, di sertai dengan kolaps

kardiovaskuler dan syok memerlukan terapi yang agresif dan intensif jika kita

ingin pasien tetap hidup. Meskipun demikian, dengan terapi yang intensif

sekalipun, angka mortalitasnya tetap tinggi.

6. Gambaran Klinis

1) Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 11

Page 12: asuhan keperawatan  tiroid

2) Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung

miksedema) dan penurunan curah jantung.

3) Pembengkakan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan

kaki.

4) Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan

nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cerna.

5) Konstipasi.

6) Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi.

7) Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan

rapuh.

7. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH

akan dapat mendiagnosis kondisi dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf

pusat atau kelenjar tiroid. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi tiroid

biasanya menunjukkan kadar T4 yang rendah dan kadar TSH yang tinggi.

Pemeriksaan fisik menunjukkan tertundanya pengenduran otot selama

pemeriksaan reflex. Penderita tampak pucat, kulitnya kuning, pinggiran alis

matanya rontok, rambut tipis dan rapuh, ekspresi wajahnya kasar, kuku rapuh,

lengan dan tungkainya membengkak serta fungsi mentalnya berkurang. Tanda-tanda

vital menunjukkan perlambatan denyut jantung, tekanan darah rendah dan suhu

tubuh rendah. Pemeriksaan ronsen dada bisa menunjukkan adanya pembesaran

jantung.

8. Komplikasi

Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh

eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa

menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga

koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 12

Page 13: asuhan keperawatan  tiroid

gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa

diberikan secara intravena.

9. Penatalaksanaan

Tujuan primer penatalalaksanaan hipotiroidisme ialah memulihkan

metabolisme pasien kembali kepada keadaan metabolic normal, dengan cara

mengganti hormone yang hilang.Livotiroksin sintetik (Synthroid atau levothroid)

merupakan preparat terpilih untuk pengobatan hipotiroidisme dan supresi penyakit

goiter nontoksik.Dosis terapi penggantian hormonal berdasarkan pada konsentrasi

TSH  dalam serum pasien.Preparat tiroid yang dikeringkan jarang digunakan karena

sering menyebabkan kenaikan sementara konsentrasi T3 dan kadang-kadang disertai

dengan gejala hipertiroidisme.

Hal-hal yang bisa dilakukan pada pasien dengan hipotiroid antara lain:

pemeliharaan fungsi vital

gas darah arteri

pemberian cairan dilakukan dengan hati-hati karena bahaya

intoksikasi air.

infus larutan glukosa pekat

terapi kortikosteroid

B. HIPERTIROID

1. DefenisiHipertiroid dikenal juga sebagai tirotoksitosis, yang dapat di definisikan

sebagai respons jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang

berlebihan. (Sylvia A. Price, 2006)

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 13

Page 14: asuhan keperawatan  tiroid

Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan

akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000

hal 708)

Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh

metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk yang umum dari masalah ini

adalah penyakit graves, sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma, tumor

kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat, tiroditis subkutan dan

berbagai bentuk kanker tiroid. (Arief mansjoer, 1999).

Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular

toksik, yaitu :

1. Penyakit Graves

Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu

defek genatik dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis

antibody terhadap antigen tiroid (Dorland, 2005).

Penyakit Graves merupakan penyebab tersering hipertiroidisme. Pada

penyakit ini ditandai oleh adanya proses autoimun disertai hyperplasia

(pembesaran kelenjar akibat peningkatan jumlah sel) kelenjar tiroid secara difus.

2. Penyakit Goiter Nodular Toksik

Peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan

hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama

periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas

atau kehamilan (Elizabeth J. Corwin, 2009). Price A, Sylvia, 1995 hal. 1074)

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 14

Page 15: asuhan keperawatan  tiroid

2. Etiologi

1) Penyakit Graves diketahui sebagai penyebab umum dari hipertiroid.

Pengeluaran hormone tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi akibat

stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh immunoglobulin dalam darah. Stimulator

tiroid kerja-panjang (LATS; Long-acting thyroid stimulator) ditemukan dalam

serum dengan konsentrasi yang bermakna pada banyak penderita penyakit ini

dan mungkin berhubungan dengan defek pada sistem kekebalan tubuh.

2) Functioning adenoma (“hot nodule”) dan Toxic Multinodular Goiter (TMNG)

3) Pemasukkan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid

4) Pengeluaran yang abnormal dari TSH

5) Tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid)

6) Pemasukkan yodium yang berlebihan

( Brunner dan Suddarth, 2002 )

Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan.

3. Manifestasi Klinis- Apatis.

- Mudah lelah.

- Kelemahan otot.

- Mual.

- Muntah.

- Gemetaran.

- Kulit lembab.

- Berat badan turun.

- Takikardi.

- Mata melotot (eksoftalmos), kedipan mata berkurang.

(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 1319 dan Price A, Sylvia, 1995, hal. 1076)

- Penderita sering secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel), iritabel

dan terus merasa khawatir dan klien tidak dapat duduk diam, kegelisahan.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 15

Page 16: asuhan keperawatan  tiroid

- Palpitasi, dan denyut nadi yang abnormal cepat yang ditemukan pada saat

istirahat dan beraktivitas; yang diakibatkan peningkatan dari serum T3 dan T4

yang merangsang epinefrin dan mengakibatkan kinerja jantung meningkat

hingga mengakibatkan HR meningkat. Peningkatan denyut nadi berkisar secara

konstan antara 90 dan 160 kali per menit, tekanan darah sistolik akan

meningkat.

- Tidak tahan panas dan berkeringat secara tidak lazim, banyak diakibatkan

karena peningkatan metabolisme tubuh yang meningkat maka akan

menghasilkan panas yang tinggi dari dalam tubuh sehingga apabila terkena

matahari lebih, klien tidak akan tahan akan panas.

- Kulit penderita akan sering kemerahan (flusing) dengan warna ikan salmon yang

khas dan cenderung terasa hangat, lunak dan basah.

- Adanya Tremor

- Eksoftalmus yang diakibatkan dari penyakit graves, dimana penyakit ini otot-

otot yang menggerakkan mata tidak mampu berfungsi sebagaimana mesti,

sehingga sulit atau tidak mungkin menggerakkan mata secara normal atau sulit

mengkordinir gerakan mata akibatnya terjadi pandangan ganda, kelopak mata

tidak dapat menutup secara sempurna sehingga menghasilkan ekspresi wajah

seperti wajah terkejut.

- Peningkatan selera makan namun mengalami penurunan berat badan yang

progresif dan mudah lelah.

- Pada usia lanjut maka akan mempengaruhi kesehatan jantung.

(Brunner dan Suddarth, 2002)

4. Gejala Klinis

Pemeriksaan Tanda – tanda klinisUmum BB turun, keletihan, apatis, berkeringat, tidak

tahan panas. Emosi : gelisah, iritabilitas, gugup, emosi labil, perilaku mania dan perhatian menyempit

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 16

Page 17: asuhan keperawatan  tiroid

Kardiovaskuler palpitasi, sesak nafas, angina, gagal jantung, sinus takikardi, disritmia, fibrilasi atrium, nadi kolaps.

Neuromuskuler gugup, agitasi, tremor, korea atetosis, psikosis, kelemahan otot, miopati proksimal, paralisis periodik, miastenia gravis.

Gastrointestinal BB turun, nafsu makan meningkat, diare, steatore, muntah

Reproduksi oligomenore, amenore, libido meningkat, infertilitas

Kulit pruritus, eritema Palmaris, miksedemia pretibial, rambut tipis

Struma difus dengan atau tanpa bising, nodosa

Mata periorbital puffiness, lakrimasi meningkat dan grittiness of eyes, kemosis ( odema konjungtiva), proptosis, ulserasi kornea, oftalmoplegia, diplopia, edema papil, penglihatan kabur.

5. Patofisiologi Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika.

Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai

tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-

lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat

beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel

meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali

lebih besar dari pada normal.

Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu

yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi

immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang

berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 17

Page 18: asuhan keperawatan  tiroid

TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil

akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi

TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek

perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda

dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon

tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh

kelenjar hipofisis anterior.

Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon

hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori

kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka

hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat

peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses

metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami

kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot

sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang

halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar

tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan

salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksofthalmos yang terjadi

merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital

dan otot-otot  ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

(Price A, Sylvia, 1995, hal. 1078)

6. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan yaitu :

1) Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter

noduler, menurun pada tiroiditis.

2) T3 dan T4 serum : meningkat.

3) T3 dan T4 bebas serum : meningkat.

4) TSH : tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon).

5) Tiroglobulin : meningkat.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 18

Page 19: asuhan keperawatan  tiroid

6) Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai

meningkat setelah pemberian TRH.

7) Ambilan tiroid 131 : meningkat Ikatan protein sodium : meningkat.

8) Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal).

9) Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal).

10) Pemerksaan fungsi hepar : abnormal.

11) Elektrolit : hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi terapi cairan,

hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI.

12) Katekolamin serum : menurun

13) kreatinin urin : meningkat

14) EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali

(Doenges. E, Marilynn, 2000 hal. 711)

7. Komplikasi

Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis

tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada

pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid,

atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya

adalah pelepasan Tiroid Hormon dalam jumlah yang sangat besar yang

menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermi, dan apabila tidak

diobati dapat menyebabkan kematian.

Komplikasi lainnya adalah penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati Graves,

dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan

obat antitiroid.

Hipertiroid yang terjadi pada anak-anak juga dapat menyebabkan gangguan

pertumbuhan.

8. Penatalaksanaan

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 19

Page 20: asuhan keperawatan  tiroid

Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon

tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak

jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

1) Obat-obatan anti tiroid (OAT)

Obat antitiroid dianjurkan sebagai terapi awal untuk toksikosis pada semua

pasien dengan grave disease serta digunakan selama 1-2 tahun dan kemudian

dikurangi secara perlahan-lahan. Indikasi pemberian OAT adalah :

- Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau mendapatkan

remisi yang menetap, pada pasien – pasien muda dengan struma ringan

sampai sedang dan tirotoksikosis.

- Sebagai obat untuk kontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan,

atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.

- Sebagai persiapan untuk tiroidektomi.

- Untuk pengobatan pada pasien hamil.

- Pasien dengan krisis tiroid.

Adapun obat-obat yang temasuk obat antitiroid adalah Propiltiourasil,

Methimazole, Karbimazol.

a. Propiltiourasil (PTU)

Mekanisme Obat : menghambat sintesis hormon tiroid dengan

menghambat oksidasi dari iodin dan menghambat sintesis tiroksin dan

triodothyronin. (Lacy, et al, 2006)

b. Methimazole

c. Karbimazole

d. Tiamazole

2) Pengobatan dengan Yodium Radioaktif

Dianjurkan sebagai terapi definitif pada pasien usia lanjut. Indikasi :

- Pasien umur 35 tahun atau lebih

- Hipertiroidisme yang kambuh sesudah pemberian dioperasi

- Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 20

Page 21: asuhan keperawatan  tiroid

- Adenoma toksik, goiter multinodular toksik

- Pembedahan Tiroidektomi

3) Tiroidektomi subtotal efektif untuk terapi hipertiroidisme tetapi disertai dengan

beberapa komplikasi potensial, termasuk cedera pada nervus laringeus rekurens

dan hipoparatiroidisme.

o Indikasi :

- Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons

terhadap obat antitiroid.

- Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat

antitiroid dosis besar

- Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima

yodium radioaktif

- Adenoma toksik atau struma multinodular toksik

- Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau

lebih nodul

4) Obat-obatan lain

- Antagonis adrenergik-beta

Digunakan untuk mengendalikan tanda-tanda dan gejala

hipermetabolik (takikardi, tremor, palpitasi). Antagonis-beta yang paling

sering digunakan adalah propranolol, yang biasanya diberikan secara oral

dengan dosis 80-180 mg per hari dalam 3-4 dosis terbagi.

5) Non-Farmakologi

- Diet yang diberikan harus tinggi kalori 2600-3000 kalori perhari.

- Konsumsi protein yang tinggi yaitu 100-125 gr (2,5 gr/kgBB) per hari

seperti susu dan telur.

- Olahraga secara teratur.

- Mengurangi rokok, alcohol dan kafein yang dapat meningkatkan

metabolisme.

(Brunner dan Suddarth, 2002)

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 21

Page 22: asuhan keperawatan  tiroid

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. HIPOTIROID

Contoh Kasus : Seorang wanita, usia 28 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm, Riwayat

penyakit: dua tahun yang lalu pasien pernah melakukan pengobatan di Puskesmas

dengan keluhan ada benjolan di leher depan dan nyeri tekan, pasien juga merasakan

dada sering berdebar-debar dan badannya tetap kurus.

Hasil pemeriksaan fisik jantungnyaa membesar, nadi <60 kali/menit, matanya

exofthalmus, benjolan di leher, dan rasa nyeri. Pemeriksaan laboratorium TSH

<0,004µIU/ml, FT4 20µg/dl, FT3 15pg/dl . Kemudian oleh dokter disarankan untuk

melakukan pemeriksaan iodium radioaktif dan fineddle aspiration biopsy (FNAB).

1. Pengkajian

Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh

karena itu lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali

sebanyak mungkin informasi antara lain:

a. Identitas pasien :

- Nama : Ny. Mona

- Umur : 28 tahun

- Jenis kelamin : Perempuan

- Pekerjaan : Pegawai swasta

- Berat badan : 40 kg

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 22

Page 23: asuhan keperawatan  tiroid

- Tinggi badan : 160 cm

b. Keluhan utama :

- Sesak nafas

- Sulit menelan

- Pembengkakan  dan rasa nyeri pada leher

- Pasien nampak gelisah

- Pasien tidak nafsu makan

- Rasa capek/lelah

- Pasien intoleran terhadap dingin

- Sembelit

c. Riwayat kesehatan  :

- Pernah melakukan pengobatan 2 tahun lalu dengan keluhan terdapat

benjolan di leher depan dan nyeri saat ditekan.

d. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:

1. Pola makan

- Mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan nafsu

makan menurun

2. Pola tidur

- Pasien sering tidur larut malam

3. Pola aktivitas

- Pasien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering mengeluh kelelahan

e. Pemeriksaan fisik mencakup :

1. Sistem intergument, seperti : kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan

menebal,pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar,

rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.

2. Sistem pulmonary, seperti : hipoventilasi, pleural efusi, dispenia

3. Sistem kardiovaskular, seperti : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung,

toleransi terhadap aktifitas menurun, hipotensi.

4. Metabolik, seperti : penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh,

intoleransi terhadap dingin.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 23

Page 24: asuhan keperawatan  tiroid

5. Sistem musculoskeletal, seperti : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot

yang melambat.

6. Sistem neurologi, seperti : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat

dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang

pendengaran, penurunan refleks tendom.

7. Gastrointestinal, seperti : anoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi,

distensi abdomen.

8. Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik

diri/kurang percaya diri, dan bahkan maniak.

f. Pemeriksaan Penunjang :

1. Pemeriksaan kadar T3 dan T4 pada pasien yaitu : Kadar T3 15pg/dl, dan

kadar T4 20µg/dl.

2. Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi

peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat

menurun atau normal) : Kadar TSH pada pasien tersebut yaitu

<0,005µIU/ml,

3. Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi

yang tepat tentang ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul

g. Analisis Data :

1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi

impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati

- Data yang didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan

terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang

pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendom.

2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai

akibat bradikardi, hipotensi.

- Data yang didapat : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung dan

hipotensi.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan  penurunan

kebutuhan metabolisme, dan napsu makan yang  menurun.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 24

Page 25: asuhan keperawatan  tiroid

- Data yang didapat : anoreksia, obtipasi, distensi abdomen, hemoglobin

menurun, dingin, pucat, kering, bersisik dan menebal, pertumbuhan kuku

buruk, serta kuku menebal.

4. Pola nafas tidak efektif berdasarkan  penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi

paru yang menurun, dispnea.

- Data yang didapat : hipoventilasi, dispenia, efusi pleural

2. Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi

impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati.

2) Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai

akibat bradikardi, dan hipoventilasi.

3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan

kebutuhan metabolisme: napsu makan menurun.

4) Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses

kognitif.

5) Perubahan suhu tubuh.

6) Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal

7) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi

8) Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan

perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan.

3. Intervensi

1) Dx 1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan

transmisi impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati.

- Tujuan : agar pasien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan

tidak terjadi trauma/cedera pada mata.

- Intervensi :

1. Anjurkan pada pasian bila tidur dengan posisi elevasi kepala.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 25

Page 26: asuhan keperawatan  tiroid

2. Basahi mata dengan borwater steril.

3. Jika ada photophobia, anjurkan pasien menggunakan kacamata rayben

4. Jika pasien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan

plester non alergi.

5. Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang

berat, biasanya dokter memberikan obat-obat untuk mengurangi edema

seperti steroid dan diuretik.

2) Dx 2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup

sebagai akibat bradikardi, hipoventilasi.

- Tujuan : agar fungsi kardiovaskuler tetap optimal yang ditandai dengan

tekanan darah, dan irama jantung dalam batas normal.

- Intervensi :

1. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk

mengindikasi kemungkinan terjadinya gangguan hemodinamik

jantung seperti hipotensi, penurunan pengeluaran urine dan

perubahan status mental.

2. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat segera bila pasien

mengalami nyeri dada, karena pada pasien dengan hipotiroid kronik

dapat berkembang arteiosklerosis arteri koronaria.

3. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejalah-

gejalah.

Obat yang sering digunakan adalah levotyroxine sodium.

Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispenia. Pada dosis

awal pemberian obat biasanya dokter memberikan dosis minimal,

yang kemudian ditingkatkan secara bertahap setiap 2 – 3 minggu

sampai ditemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.

4. Ajarkan kepada pasien dan keluarga cara penggunaan obat serta

tanda-tanda yang harus diwaspadai bila terjadi hipertiroid akibat

penggunaan obat yang berlebihan.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 26

Page 27: asuhan keperawatan  tiroid

3) Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan

kebutuhan metabolisme dan napsu makan menurun.

- Tujuan : agar nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan

bertambah,tekstur kulit baik.

- Intervensi :

1. Dorong peningkatan asupan cairan

2. Berikan makanan yang kaya akan serat

3. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak

mengandung air.

4. Pantau fungsi usus

5. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas

toleransi latihan.

6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila

diperlukan

4) Dx 4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses

kognitif.

- Tujuan : agar pasien dapat beristirahat.

- Intervensi :

1. Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan

latihan yang dapat ditolerir.

2. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam

keadaan lelah.

3. Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak

menimbulkan stress.

4. Pantau respon pasien terhadap peningkatan aktivitas.

5) Dx 5. Penurunan Suhu Tubuh.

- Tujuan : Pemeliharaan suhu tubuh normal.

- Intervensi :

1. Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimut.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 27

Page 28: asuhan keperawatan  tiroid

2. Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar (misalnya,

bantal pemanas, selimut listrik atau penghangat).

3. Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai

dasar suhu normal pasien.

4. Lindungi terhadap hawa dingin dan hembusan angin.

6) Dx 6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal.

- Tujuan : Pemulihan fungsi usus yang normal.

- Intervensi :

1. Dorong peningkatan asupan cairan.

2. Berikan makanan yang kaya akan serat.

3. Ajarkan kepada pasien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak

mengandung air.

4. Pantau fungsi usus

5. Dorong pasien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas

toleransi latihan.

6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pencahar dan enema bila

diperlukan.

7) Dx 7. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.

- Tujuan : Perbaikan status respirasi dan pemeliharaan pola napas yang

normal.

- Intervensi :

1. Pantau frekuensi; kedalaman, pola pernapasan; oksimetri denyut nadi

dan gas darah arterial.

2. Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk.

3. Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati.

4. Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan

dukungan ventilasi jika diperlukan.

8) Dx 8. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan

perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan.

- Tujuan : Perbaikan proses berpikir

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 28

Page 29: asuhan keperawatan  tiroid

- Intervensi :

1. Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian

disekitar dirinya.

2. Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktifitas

3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi

kognitif dan mental merupakan akibat dan proses penyakit

B. HIPERTIROID

1. Pengkajian

a. Aktivitas / istirahat

Gejala     : insomnia, sensitivitas meningkat,otot lemah,gangguan koordinasi,

Kelelahan berat.

Tanda     : atropi otot

b. Sirkulasi

Gejala     : palpitasi, nyeri dada (angina)

Tanda     : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan

tekanan darah, takikardia, sirkulasi kolaps, syok.

c. Eliminasi

Gejala     : urin dalam jumlah banyak, diare.

d. Intregitas Ego

Gejala     : mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik.

Tanda     : emosi labil, depresi.

e. Makanan / Cairan

Gejala     : kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,

makan banyak, kehausan, mual, dan muntah

Tanda     : pembesaran tiroid, edema non – fitting 

f. Pernapasan

Tanda     : frekuensi pernapasan meningkat, takipnea, dispnea

g. Seksualitas

Tanda  : penurunan libido,hipomenorea,amenore, dan impotent

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 29

Page 30: asuhan keperawatan  tiroid

2. Diagnosa Keperawatan

1) Resiko terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan

beban kerja jantung

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

nutrisi yang tidak adekuat.

3) Perubahan suhu tubuh hipertemi berhubungan dengan status hipermetabolik

sekunder terhadap hiperaktivitas kelenjar tiroid.

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan sekunder akibat laju

metabolic.

3. Intervensi

1) Diagnosa  I        : Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan

peningkatan beban kerja jantung

Tujuan               : Klien dapat mempertahankan curah jantung yang adekuat

KH                   : Tidak terjadi penurunan curah jantung/ curah jantung adekuat.

Intervensi          :

- Kaji tanda-tanda vital

- Kaji intake – output cairan dan membrane mukosa kering

- Kaji pengisian kapiler

- Timbang berat badan setiap hari

- Anjurkan untuk tirah baring

- Batasi aktivitas yang tidak perlu

2) Diagnosa II       : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi yang tidak adekuat

Tujuan             : Klien dapat mempertahankan intake nutrisi yang adekuat sesuai

diet makanan

KH                  : - Berat badan stabil

- Tidak adanya tanda-tanda malnutrisi

Intervensi        :

- Kaji bising usus

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 30

Page 31: asuhan keperawatan  tiroid

- Kaji pola nutrisi

- Kaji adanya anoreksia, mual,muntah

- Berikan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna

- Hindari makanan yang dapat meningkatan peristaltic usus

- Timbang berat badan setiap hari

3) Diagnosa III      : Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan status

hipermetabolik sekunder terhadap hiperaktifitas kelenjar tiroid

Tujuan             : Klien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal

(36-37  C)

KH                  : Penurunan suhu tubuh sampai batas normal (36- 37  C)

Intervensi        :

- Kaji tanda-tanda vital

- Pantau suhu tubuh setiap 2-4 jam

- Anjurkan klien untuk banyak minum

- Anjurkan untuk mengenakan pakaian yang longgar dan tipis

- Berikan kompres air biasa

- Kolaborasi mengenai pemberian terapi

4) Diagnosa IV      : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan sekunder

akibat hipermetabolik

Tujuan             : Klien dapat melakukan aktifitas sesuai kebutuhan secara

mandiri

KH                  : Klien berpartisipasi dalam melakukan perawatan secara mandiri

Intervensi        :

- Kaji tanda-tanda vital saat istirahat maupun saat beraktivitas

- Kaji adanya sianosis, pucat, takipnea, dispnea

- Anjurkan untuk meningkatkan istirahat

- Batasi aktifitas klien

- Berikan lingkungan/ suasana yang tenang

- Anjurkan untuk melakukan aktifitas pengganti yang tidak melelahkan,

seperti membaca, menonton tv atau mendengarkan radio.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 31

Page 32: asuhan keperawatan  tiroid

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya

hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan di ikuti oleh gejala-gejala kegagalan

tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada di dibawah nilai

optimal (brunner & suddarth).

Hipertiroid dikenal juga sebagai tirotoksitosis, yang dapat di definisikan

sebagai respons jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang

berlebihan. (Sylvia A. Price, 2006)

B. SARAN

Dari penyakit ini,dapat dihindarkan dengan cara tidak stress,tidak merokok,tidak

mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak mengkonsumsi yodium secara

berlebihan karena dapat terjadi radiasi pada leher dan organism-organisme dapat

menyebabkan infeksi karena ada virus.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 32

Page 33: asuhan keperawatan  tiroid

DAFTAR PUSTAKA

http://silviahidayantiaskep.blogspot.com/2012/01/askep-hipotiroid.html

http://nu2in.blogspot.com/2012/05/askep-hipertiroid.html

http://frieyans.wordpress.com/2012/02/13/askep-hipertiroid/

http://wayanpuja.wordpress.com/2011/05/17/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-hipertiroid/

http://amrilaril.blogspot.com/2010/12/askep-hipotiroidisme.html

http://malakastellorios.blogspot.com/2011/11/askep-hipotiroidisme.html

http://hariskumpulanaskep.blogspot.com/2011/09/askep-hipertiroidisme.html

 

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 33