asuhan keperawatan - pk
DESCRIPTION
kloTRANSCRIPT
Asuhan Keperawatan
Klien Perilaku Kekerasan
I. Proses
terjadinya masalah1. Pengertian.
Perilaku kekerasaan adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
perilaku yang dapat meambahayakan secara fisik baik pada diri sendiri maupun
orang lain ( Townsend, 1998 )
Marah merupakan perasan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap
kecemasan / kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman
(Stuart dan Sundeen, 1995)
Kegagalan yang menimbulkan frustrasi dapat menimbulkan respons pasif dan
melarikan diri atau respons melawan dan menantang. Respons ini merupakan
respons maladaptif yaitu :
1) Agresif :
~ Memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut, mendekati orang lain
dengan ancaman, memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai
~ Umumnya klien masih dapat mengontrol perilaku untuk tidak melukai
orang lain
2) Kekerasan :
~ Sering juga disebut gaduh – gelisah atau amuk
~ Perilaku kekerasan ditandai daengan menyentuh orang lain secara
menakutkan, memberi kata-kata ancaman melukai disertai melukai pada
tingkat ringan, dan yang paling berat adalah melukai / merusak seacara
serius.
~ Klien tidak mampu mengendalikan diri
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan By. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Husada Jombang – 2008
1
2. Rentang Respon
RENTANG RESPONS MARAH
Respons ResponsAdaptif Maladaptif
Asertif Frustrasi Pasif Agresif Kekerasan
3. Penyebab
1). Faktor Predisposisi
a. Psikologis
~ Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak,
dihina, dianiaya, atau saksi penganiayaan
~ Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustrasi yang kemuadian
dapat menimbulkan agresif atau amuk
b. Perilaku
~ Reinforcement yang diterima mendapatkan dukungan pada saat
melakukan kekerasan
~ Sering mengobservasi kekerasan dirumah / di luar rumah
c. Sosial budaya
~ Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif – agresif) dan
kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan
menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima (permisive)
d. Bioneurologis
~ Banyak pendapat bahwa kerusakan kerusakan sistem limbik, lobus
frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter turut
berperan dalam terjadinya peilaku kekerasan
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan By. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Husada Jombang – 2008
2
2). Faktor Presipitasi
a. Dapat bersumber dari klien, limgkungan atau interaksi
dengan orang lain
b. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik)
c. Keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri kurang
d. Situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang
mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai
e. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula
memicu perilaku kekerasan
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan By. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Husada Jombang – 2008
3
Konsep Marah
Ancaman / Kebutuhan
Stress
Cemas
Marah
Merasa kuat Mengungkapkan secara verbal Merasa tidak kuat
Menantang Menjaga keutuhan orang lain melarikan diri
Masalah tidak selesai Lega Ingin marah
Marah Berkepanjangan Ketegangan menurun Tidak terungkap
Rasa marah teratasi
Muncul rasa bermusuhan
Rasa bemusuhan menahun
Marah pada diri sendiri marah pada orang lain / lingkungan
Depresi psikosomatik agresif / kekerasan
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan By. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Husada Jombang – 2008
4
4. Tanda dan gejala
1. Emosi
~ Tidak adequat
~ Measa tidak aman
~ Rasa terganggu
~ Marah (dendam)
~ Jengkel
~ Merusak / memukul
2. Fisik
~ Muka merah
~ Pandangan mata tajam
~ Tangan mengepal
~ Nafas pendek
~ Berkeringat
~ Sakit fisik
~ Tekanan darah meningkat
3. Intelektual
~ Mendominasi pembicaraan / bicara keras
~ Berdebat, rewel
~ Meremehkan orang lain
~ Mempertahankan pendapat
~ Memaksakan kehendak
4. Spiritual
~ Merasa kuasa
~ Keraguan
~ Tidak bermoral
~ Kreativitas terhambat / terhalang
5. Sosial
~ Menarik diri
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan By. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Husada Jombang – 2008
5
~ Pengasingan
~ Penolakan
~ Kekerasan
~ Ejekan
~ Kurang percaya diri
5. Akibat
Risiko Mencederai diri sendiri
Risiko Mencederai orang lain
Risiko Mencederai lingkungan
III. A. POHON MASALAH
Akibat -------------------------
Masalah utama ----------------
Penyebab ----------------------
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Risiko mencederai diri sendiri / orang lain / lingkungan
DS : - Keluarga mengatakan, klien dirumah mengamuk, marah-marah
DO : - Mengancam orang tuanya dan tetangganya
- Memukul orang tuanya
- Marah-marah pada orang tuanya
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan By. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Husada Jombang – 2008
6
Risiko mencederai diri sendiri / lingkungan / orang lain
Perilaku kekerasan
Gangguan Konsep diri :Harga diri rendah
- Merusak alat-alat rumah tangga
2. Perilaku kekerasan
DS : - Klien menyatakan ingin memukul
DO : - Marah-marah pada orang tuanya
- Pandangan mata tajam
- Muka merah
- Bicara keras
- Berdebat
- Memaksakan kehendak
3. Gangguan konsep diri
DS : - Klien mengatakan merasa dihina
DO: - Menarik diri
- Kurang percaya diri
- Keraguan
- Merasa diasingkan
- Ada penolakan dari masyarakat karena klien sering merah-marah
dan merusak
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko mencederai diri sendiri / orang lain / lingkungan b.d. perilaku
kekerasan
2. Perilaku kekerasan b.d. harga diri rendah
V. RENCANA KEPERAWATAN
Dx. 1. Resiko mencederai diri sendiri/orang lain/lingkungan b.d. perilaku
kekerasan
a. Tujuan Umum :
Klien tidak mencederai diri sendiri / orang lain / lingkungan.
b. Tujuan Khusus.
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan By. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Husada Jombang – 2008
7
1.1. Bina hubungan saling percaya.
a. Beri salam / panggil nama klien
b. Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
c. Jelaskan maksud dan tujuan intraksi.
d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
e. Beri rasa aman dan sikap empati
f. Lakukan kontak singkat tapi sering
2. Klien dapat mengidentifikasikan penyebab perilaku
kekerasan.
2.1 Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
2.2 Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel / kesal.
3. Klien dapat mengidentifikasikan tanda-tanda perilaku kekerasan.
3.1 Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel
/ kesal.
3.2 Observasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien.
3.3 Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel / kesal yang dialami klien.
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekeraan yang biasa dilakukan.
4.1 Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekeraan yang biasa
dilakukan klien.
4.2 Bantu klien untuk bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasaan
yang biasa dilakukan.
4.3 Bicarakan dengan klien, apakah dengan cara yang klien dilakukan
masalahnya selesai.
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
5.1 Bicarakan akibat / kerugian dari cara yang dilakukan klien.
5.2 Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan klien.
5.3 Tanyakan pada klien “Apakah ia ingin mempelajari cara baru yang
sehat.”
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan By. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Husada Jombang – 2008
8
6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap
marah.
6.1 Tanyakan pada klien Apakah ia ingin mempelajari cara baru yang
sehat.
6.2 Berikan pujian jika klien mengetahui cara lain yang sehat.
6.3 Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat :
a. Secara fisik.
Tarik napas dalam, jika sedang kesal / tersinggung / jengkel atau
memukul bantal / kasur, atau olah raga, atau pekerjaan yang
memerlukan tenaga
b. Secara verbal.
Katakan bahwa anda sedang kesal/ tersinggung / jengkel (contoh :
“Saya kesal anda berkata seperti itu, saya marah karena mama tidak
memenuhi keinginginan saya”)
c. Secara sosial.
Lakukan dalam terapi aktivitas kelompok cara-cara marah yang
sehat, latihan asertif, latihan manajemen perilaku kekerasan
d. Secara spiritual.
Anjurkan klien sembahyang, berdo’a, ibadah lain ; meminta pada
Tuhan untuk diberi kesabaran, maengadu pada Tuhan tentang
kekerasan / kejengkelan.
7. Klien dapat mendemontrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan.
7.1 Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien
7.2 Bantu klien mengidentivikasi manfaat cara yang telah dipilih
7.3 Bantu klien menstimulasikan cara tersebut (role play)
7.4 Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasikan cara
tersebut.
7.5 Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang dipelajari saat jengkel
atau marah
7.6 Susun jadual melakukan cara yang telah dipelajari.
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan By. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Husada Jombang – 2008
9
8. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program pengobatan).
8.1. Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien.
8.2. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat
tanpa ijin dokter.
8.3. Jelaskan prinsip lima benar: benar klien, dosis, waktu, obat dan
caranya.
8.4. Jelaskan manfaat minum obat dan efek samping obat
8.5. Anjurkan klien meminta sendiri obatnya dan minum obat tepat waktu
8.6. Anjurkan klien melapor pada perawat / dokter jika merasakan efek yang
tidak menyenangkan.
8.7. Beri pujian jika klien minum obat dengan benar.
9. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan.
9.1 Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien dari sikap yang
telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini.
9.2 Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien.
9.3 Jelaskan cara-cara merawat klien :
Terkait dengan cara mengontrol perilaku kekerasan yang konstruktif
Sikap tenang, bicara jelas, tidak terburu-buru
Membantu klien mengenal penyebab marah
9.4 Bantu keluarga mendemontrasikan cara merawat klien di rumah.
9.5 Bantu keluarga mengungkapkan perasaan setelah melakukan
demontrasi.
10. Klien mendapat perlindungan dari lingkungan untuk mengontrol perilaku
kekerasan.
10.1 Bicara tenang, gerakan tidak terburu-buru, nada suara rendah,
tunjukkan kepedulian, jangan menentang klien.
10.2 Lindungi agar klien tidak mencederai diri atau orang lain / lingkungan
10.3 Jika tidak bisa diatasi lakukan pembatasan gerak / pengekangan (lihat
pedoman pengekangan pada klien)
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan By. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Husada Jombang – 2008
10
VI Evaluasi
1. Pada klien
a. Klien mampu menggunakan cara yang sehat jika sedang marah atau kesal
baik secara fisik, verbal, social dan spiritual.
b. Klien tidak malakukan tindakan kekerasan
c. Klien mampu menggunakan obat dengan benar
d. Klien mampu melakukan kegiatan sehari hari
2. Pada Keluarga
a. Keluarga mampu merawat klien
b. Keluarga mengetahui kegiatan yang perlu dilakukan klien di rumah
c. Keluarga mengetahui cara memberikan obat yang benar dan waktu follow
up.
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan By. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Husada Jombang – 2008
11