asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan …elib.stikesmuhgombong.ac.id/205/1/risa ristiyanasari nim....

36
i ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA BAYI NY. S DI RUANG PERISTI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan Disusun oleh : Risa Ristiyanasari A01301809 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2016

Upload: trinhnhu

Post on 02-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

PADA BAYI NY. S DI RUANG PERISTI RSUD DR. SOEDIRMAN

KEBUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif

Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Disusun oleh :

Risa Ristiyanasari

A01301809

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2016

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Laporan Hasil Ujian Komprehensif telah Diterima dan Disetujui oleh

Pembimbing Ujian Akhir Diploma III Keperawatan STIKES Muhammadiyah

Gombong pada:

Hari/ Tanggal :

Tempat :

Pembimbing

(Barkah Waladani, S.Kep., Ns)

iii

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

PADA BAYI NY. S DI RUANG PERISTI RSUD DR. SOEDIRMAN

KEBUMEN

yang dipersiapkan dan disusun oleh

Risa Ristiyanasari

A01301809

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : 9 Agustus 2016

Susunan Dewan Penguji

1. Bambang Utoyo, S.Kep.Ns, M.Kep (............................................)

2. Ike Mardiati Agustin M.Kep.,Sp.Kep.J (............................................)

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Muhammadiyah Gombong

(Sawiji, S.Kep. Ns, M.Sc)

iv

Program Studi DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

KTI, Juli 2016

Risa Ristiyanasari, Barkah Waladani

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

PADA BAYI NY. S DI RUANG PERISTI RSUD DR. SOEDIRMAN

KEBUMEN

Latar Belakang: Infeksi pada neonatus merupakan salah satu penyebab tertinggi

terhadap terjadinya morbiditas dan mortalitas. Pertumbuhan dan perkembangan bayi

sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh. Untuk bayi prematur

kesulitan dihubungkan dengan belum adanya reflek menghisap sehingga mengalami

kesulitan untuk menyusu.

Tujuan Penulisan: Tujuan penulisan ini, melakukan asuhan keperawatan

pemenuhan kebutuhan nutrisi

Hasil: Masalah keperawatan yang muncul yaitu ketidakefektifan pola makan bayi

berhubungan dengan reflek hisap kurang, hipotermi berhubungan dengan faktor

resiko, resiko infeksi berhubungan dengan imaturitas system imun.

Tindakan: Penulis melakukan tindakan pemberian nutrisi melalui dot.

Evaluasi: Hasil evaluasi selama 3 hari menunjukkan ketidakefektifan pola makan

bayi berhubungan dengan reflek hisap kurang teratasi sebagian, bayi mulai

memiliki reflek menghisap. Pemberian perlakuan inisiasi menyusu dini dapat

mengatasi kebutuhan nutrisi pada bayi.

Kata Kunci: nutrisi, asuhan keperawatan

v

DIPLOMA III OF NURSING PROGRAM

MUHAMMADIYAH HEALT SCIENTCE INSTITUTE OF GOMBONG

Nursing Care Report, July 2016

Risa Ristiyanasari, Barkah Waladani

ABSTRACT

NURSING CARE OF FULFILLING NUTRITION NEED TO THE

INFANT NY. S IN THE PERISTI ROOM DR. SUDIRMAN

KEBUMEN HOSPITAL

Background: Infections in neonates is one of the highest causes of morbidity and

mortality. Infant growth and development are largely determined by the amount of

milk obtained. For premature infants the difficulties associated with the lack of

sucking reflex so difficult to feed.

Purpose: The purpose of this writing, performing nursing care meeting nutritional

needs

Results: Problems that arise are ineffective nursing infant feeding patterns

associated with less suction reflexes, hypothermia associated with risk factors, the

risk of infection associated with the immaturity of the immune system.

Action: Author act of nutrition through the baby pacifier.

Evaluation: Evaluation results for 3 days showed the ineffectiveness of infant

feeding patterns associated with less suction reflexes partially resolved, the baby

began to have a sucking reflex.

Keywords: nutrition, nursing care

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan

judul “Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi Ny. S di

Ruang Peristi RSUD DR. Soedirman Kebumen”. Sholawat serta salam tetap

tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis

mendapat kemudahan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. M. Madkhan Anis, S.Kep, Ns, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah

Gombong.

2. Sawiji, S.Kep. Ns, M.Sc, selaku Ketua Prodi D III Keperawatan STIKES

Muhammadiyah Gombong.

3. Barkah Waladani, S.Kep., Ns selaku pembimbing yang telah berkenan

memberikan bimbingan dan pengarahan.

4. Sri Abdi Lestari, selaku pengawas ujian di RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

5. Segenap staf dan dosen STIKES Muhammadiyah Gombong.

6. Orangtua dan kakakku yang telah memberikan semangat dan dukungan baik

moril, materiil serta sarana dan prasarana kepada penulis.

7. Ayu, Popy, Waslin, Sofi, Rifki, Riky, Rizwan, Wahid, dan teman seperjuangan

lainnya yang telah memberikan semangat.

8. Blorong Nurse (Ika Heni Lina Cindi Dan Mila) yg selalu memberikan motivasi

dan semangat.

9. Willy Sukma Ginaris, yang tidak pernah bosan mendengarkan keluh kesah

selama mengerjakan tugas karya ilmiah ini.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan

mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada

gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata

semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Gombong, Juli 2016

Penulis

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN KTI AKHIR ........................................................ iii

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

ABSTRACT ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Tujuan Penulisan ........................................................................ 5

C. Manfaat Penulisan ...................................................................... 6

BAB II KONSEP DASAR ............................................................................. 7

A. Kebutuhan Nutrisi ...................................................................... 7

B. Pemberian Nutrisi ........................................................................ 12

BAB III RESUME KEPERAWATAN ........................................................... 15

A. Pengkajian .................................................................................. 15

B. Analisa Data ............................................................................... 16

C. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi ........................................ 16

BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................. 21

A. Diagnosa I .................................................................................... 21

B. Diagnosa II................................................................................... 22

C. Diagnosa III ................................................................................. 23

D Implementasi ............................................................................... 24

E Analisis Tindakan ....................................................................... 30

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 32

A. Kesimpulan ................................................................................. 32

B. Saran ........................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi menurut WHO (World Health Organization)

adalah kesehatan secara fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada

semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

reproduksi, bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit atau kecacatan.

Masalah ini mencakup area yang luas diantaranya morbiditas dan mortalitas

ibu hamil dan melahirkan, bayi dan anak-anak. Strategi intervensi nasional

untuk menanggulangi masalah kesehatan reproduksi di Indonesia salah satunya

adalah peningkatan kesejahteraan ibu dan bayi (Harahap, 2013). Kesehatan

dan kelangsungan hidup bayi hendaknya mendapat perhatian karena angka

kematian bayi baru lahir (neonatal) merupakan salah satu indikator untuk

mengetahui derajat kesehatan masyarakat suatu negara (Sarimarvar, 2013).

Di tingkat ASEAN, angka kematian bayi di Indonesia 35 per 1000

kelahiran hidup yaitu hampir 5 kali lipat dibandingkan dengan angka

kernatian bayi Malaysia, hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan Thailand

dan 1,3 kali dibandingkan dengan Philipina. Menurut Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2012, pada skala nasional juga masih

terjadi Kesenjangan angka kematian bayi antar propinsi dengan variasi sangat

besar yaitu tertinggi di propinsi Nusa Tenggara Barat mencapai 103 per

1000 kelahiran hidup dan terendah di propinsi D.I Yogyakarta mencapai 23

per 1000 kelahiran hidup (Depkes, 2014).

Infeksi pada neonatus merupakan salah satu penyebab tertinggi

terhadap teriadinya morbiditas dan mortalitas selama periode ini. Lebih

kurang 2% janin dapat terinfeksi in utero (Infeksi janin dan neonatus) dan

10% bayi baru lahir terinfeksi selama persalinan atau dalam bulan pertarna

kehidupan (Rachma, 2010). Infeksi pada Bayi Baru Lahir (BBL) sering

sekali menjalar ke infeksi umum sehingga gejala umum tidak menonjol lagi.

Beberapa tanda BBL tersebut di atas adalah malas minum, gelisah atau

1

2

mungkin tampak letargi, frekuensi pernafasan meningkat, berat badan tiba-

tiba menurun, muntah dan diare (Prawirohadjo, 2012)

Ibu hamil yang menderita KEK (Kurang Energi Kronis) dan Anemia

mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III

kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka

mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR,

kematian saat persalinan, pendarahan, paska persalinan yang sulit karena lemah

dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Bayi yang dilahirkan dengan BBLR

umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga

dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan

dapat mengganggu kelangsungan hidupnya (Garna, 2013)

Menurut WHO (World Health Organization) (2010), kematian pada

neonatus 42% disebabkan oleh penyakit infeksi neonatus diantaranya: sepsis,

pneumonia, tetanus, ikterik dan diare (Mesina, 2011). Infeksi neonatus sering

dijumpai sebagai gangguan neonatus dimana di Indonesia merupakan masalah

yang gawat. Infeksi neonatus adalah penyakit pada bayi baru lahir dengan umur

kurang dari 1 bulan, bayi-bayi yang terkena infeksi menunjukkan gejala dengan

kriteria-kriteria diagnosis. Infeksi neonatus merupakan penyebab utama

morbiditas dan mortalitas pada bayi-bayi baru lahir. Di Jawa Tengah penyakit

penyebab kematian neonatal kelompok umur 0-28 hari tertinggi adalah infeksi

sebesar 57.1% (termasuk tetanus, sepsis, infeksi tali pusat, pneumonia, diare),

kemudian (14.3%) feeding problem (Aminullah, 2010).

Beberapa pustaka menyebutkan bahwa maturitas, berat badan bayi lahir

dan jenis kelamin neonatus merupakan faktor resiko infeksi pada neonatus.

Insidensi infeksi pada bayi prematur lebih beresiko tinggi menyebabkan

kematian disebabkan imunitas bayi prematur umumnya lebih rendah dari pada

bayi aterm. Proporsi infeksi pada bayi laki-laki adalah 61.4% sedangkan bayi

perempuan adalah 38.6% (Sitompul, 2010). Dalam penelitian Stoll, dari 7.861

bayi dengan berat badan lahir rendah (berat lahir <1500 gr), 1.9% bayi terbukti

mengalami infeksi dalam 72 jam pertama kehidupannya, meskipun hampir 50%

3

bayi di kelompok ini dianggap memiliki infeksi klinis dan diobati dengan

antibiotik selama lebih dari lima hari, 26% dari bayi tersebut meninggal.

Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang

pesat, sehingga kerap diistilahkan dengan periode emas sekaligus periode kritis.

Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak

memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal (Depkes,

2006).

Berdasarkan RISKESDAS 2010, status gizi pada anak berdasarkan

indikator TB/U dengan prevalensi kependekkan secara nasional sebesar

35,6% yang terdiri dari 18,5% sangat pendek dan 17,1% pendek. Sedangakan

status gizi anak berdasarkan indikator BB/U secara nasional prevalensi berat

kurang adalah 17,9% yang terdiri dari 4,9% gizi buruk dan 13,0 gizi kurang.

Bila dibandingkan dengan pencapaian MDG tahun 2015 yaitu 15,5% maka

prevalensi berat kurang secara nasional harus diturunkan minimal sebesar

2,4% dalam periode 2011-2015. Berdasarkan RISKESDAS 2010, status gizi

pada anak di provinsi Jawa Tengah berdasarkan indikator BB/TB dengan

prevalensi sangat kurus secara nasional masih cukup tinggi yaitu 6,0%.

Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for

Infant and Young Child Feeding, WHO/ UNICEF merekomendasikan empat hal

penting yang harus dilakukan yaitu pertama memberikan air susu ibu kepada

bayi segera dalam waktu 30 menit setelah lahir, kedua memberikan hanya air

susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi

berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)

sejak bayi berusia 6-24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai

anak berusia 24 bulan atau lebih. Rekomendasi tersebut menekankan secara

sosial budaya MP-ASI hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan

mudah diperoleh di daerah setempat (Depkes, 2006).

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh

jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat-zat gizi lainnya yang

terkandung dalam ASI tersebut. Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang

sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan bayi

4

mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan

dan perkembangan bayi, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat

kurang nutrisi dalam tubuh. Selain itu nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang

dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat

pembangun dan pengatur dalam tubuh (Hidayat, 2009). Kemampuan bayi untuk

menyusu bergantung pada kematangan fungsi refleks hisap dan menelan. Untuk

bayi prematur kesulitan dihubungkan dengan belum adanya reflek menghisap

sehingga mengalami kesulitan untuk menyusu. Pemberian minum dengan

menggunakan cangkir merupakan metode alternatif pemberian minum bayi

prematur (Primadi, 2010).

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan

kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia

untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan

menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya

serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2011). Nutrisi yang baik

selama masa bayi akan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang pesat

selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu didukung dengan

adanya kesempatan untuk berinteraksi sosial, psikologis dan bahkan pendidikan

antara orangtua dan bayinya (Perry et al, 2010).

Balita merupakan salah satu kelompok rawan nutrisi yang perlu

mendapatkan perhatian khusus, kekurangan nutrisi akan menyebabkan

hilangnya masa hidup sehat pada balita. Dampak yang lebih serius dari

kekurangan zat gizi adalah terjadinya gizi buruk yang mengakibatkan

tingginya angka kesakitan dan kematian (Depkes RI, 2008).

Proses bayi menyusu dalam waktu satu jam pertama setelah kelahiran

dikenal dengan istilah menyusu dini (Eman, 2008). Menyusu dini dilakukan

dengan dua teknik, inisiasi menyusu dini dan tidak inisiasi menyusu dini. Kedua

teknik ini dilakukan pada bayi yang lahir dengan persalinan normal dan

persalinan abnormal asalkan bayi dan ibu dalam kondisi sehat. Inisiasi menyusu

dini mempunyai arti penting dalam merangsang produksi ASI dan memperkuat

refleks menghisap bayi. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam

5

beberapa jam pertama setelah lahir dan meningkatkan lamanya bayi disusui.

Oleh karena itu, inisiasi menyusui dini akan lebih bermanfaat untuk

keberlanjutan pemberian ASI dibandingkan tidak inisiasi menyusui dini (Roesli,

2008).

Tahun 2003 Nagasaki University Graduate School of Biomedical Sciences

di Jepang meneliti tentang inisiasi menyusui dalam waktu 120 menit setelah

kelahiran terkait dengan empat bulan menyusui dikalangan wanita Jepang.

Kuesioner diberikan kepada 391 responden. Responden merupakan ibu-ibu yang

menyusui bayi sampai empat bulan. Hasil penelitian ini ada hubungan menyusu

dini dengan menyusui penuh selama empat bulan. Menurut Roesli (2008), ada

hubungan antara saat kontak ibu-bayi pertama kali terhadap lama menyusui.

Bayi yang diberikesempatan menyusu dini dengan meletakkan bayi dengan

kontak kulit ke kulit setidaknya satu jam, hasilnya dua kali lebih lama disusui.

Pada usia enam bulan dan setahun, bayi yang diberi kesempatan untuk menyusui

dini, hasilnya59% dan 38% yang masih disusui. Bayi yang tidak diberi

kesempatan menyusui dini tinggal 29% dan 8% yang masih disusui diusia yang

sama. Penelitian lainnya dikutip dari Fika dan Syafiq, Jurnal Kedokteran

Trisakti, 2003 bahwa penelitian di Jakarta-Indonesia menunjukkan bayi yang

diberi kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya delapan kalilebih berhasil

pemberian ASI eksklusif

Ny. S melakukan persalinan dengan indikasi fetal compromise di RSUD

dr. Soedirman Kebumen, bayi Ny. S dengan reflek menghisap lemah.

Berdasarkan latar belakang diatas didasari penulis untuk memfokuskan masalah

pada pemenuhan kebutuhan nutrisi, sehingga karya tulis ilmiah ini diberi judul

“Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi Ny. S di Ruang

Peristi RSUD dr. Soedirman Kebumen.

6

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk

menguraikan hasil asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada

bayi Ny. S di Ruang Peristi RSUD dr. Soedirman Kebumen.

2. Tujuan Khusus

a. Memaparkan hasil pengkajian pada klien dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi

b. Memaparkan hasil analisa data dan keperawatan pada klien dengan

pemenuhan kebutuhan nutrisi

c. Memaparkan hasil diagnosa pada klien dengan pemenuhan kebutuhan

nutrisi

d. Memaparkan intervensi yang dilakukan pada klien dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi

e. Memaparkan implementasi yang dilakukan pada klien dengan

pemenuhan kebutuhan nutrisi

f. Memaparkan intervensi yang dilakukan pada klien dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi

g. Memaparkan hasil inovasi tindakan pada klien dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi

C. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah:

1. Manfaat Keilmuan

Hasil Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan berguna untuk

mengembangkan dan menambah pengetahuan yang telah ada mengenai

asuhan keperawatan pada klien pemenuhan kebutuhan nutrisi.

2. Manfaat Aplikatif

Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai tambahan

referensi karya tulis bagi pihak rumah sakit tentang asuhan keperawatan

khususnya pada klien dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi (2007). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: EGC

Hidayat A., A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep

dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Aminullah, A. (2010). Diagnosa Dan Tatalaksana Sepsis Pada Bayi Baru Lahir.

Naskah Lengkap Simposium Nasional Pediatri. Balikpapan: IDAI

Behrman, Nelson, Kliegman. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Volume 3.

Jakarta: EGC.

Bonny Danuatmaja, Mila Meiliasari (2013). 40 Hari Pasca Persalinan. Edisi 1.

Jakarta: Puspa Swara

Chamber, H.F., (2006). General Principles Of Antimicrobial Therapy, dalam:

Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics Ed.

11. McGraw-Hill Companies.

John Wiley & Sons (2011). Early skin-to skin contact for mothers and their

healthy newborn infants. The Cochrane Collaboration.

Depkes. (2014). Hak-Hak Anak Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Depkes RI. (2006). Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Metode

Kanguru. Jakarta:Health Technology Assessment Indonesia. Depkes RI.

Dinata, A., (2008). Sanitasi Menyehatkan rumah Sakit. Jakarta: Puspa Swara

Dowling, D.A., & Thanattherakul, W. (2011). Nipple confusion, alternative

feeding methods, and breast-fedding supplementation: State of the

science. Newborn and Infant Nursing Reviews, 1, 217-223

Garna H. (2013). Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak edisi 3.

Bandung : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD

Harahap, Juliandi. (2013). Kesehatan Reproduksi. Mendan: Universitas Sumatera

Utara.

Helen, Varney. (2007). Buku ajar asuhan kebidanan, Edisi keempat. Jakarta: EGC

Hidayat,A.Aziz.(2009). Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba

Medika.

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2015). NANDA International Nursing

Diagnoses: Definitions & Classification, 2015–2017. 10 nd ed. Oxford:

Wiley Blackwell.

Karyuni, Eko & Meilya, Eny. (2007). Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru

Lahir Panduan untuk Dokter, Perawat dan Bidan. Jakarta: EGC.

Kosim, S. (2008). Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan, dan Perawat di

Rumah Sakit. Jakarta: IDAI.

Lubis, B. (2007). Pencegahan Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir. Yogyakarta:

Fitramaya.

Maryunani, Anik & Nurhayati. (2009). Asuhan Kegawatan Dan Penyulit Pada

Neonatus. Jakarta: Trans Info Medika.

Mesiana M. (2011). Perbandingan Nilai Apgar Pada Persalinan Normal Dan

Persalinan Dengan Teknik Sectio Caesarea. Medan : FK USU.

Perry, et al. (2010). Maternal child nursing care. ( 4thed). Elsevier. Mosby

Prawihardjo, Sarwono. (2012). Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Prajoga, K. (2008). Faktor Resiko Ibu Hamil dan Berat Badan Lahir : Studi

Kohort for Health Research and Development. Ministry of Health.

Primadi A. (2010). Pemberian ASI pada Bayi Lahir Kurang Bulan. Dalam:

Suradi R., Hegar B., Partiwi I.G.A.N., Marzuki A.N.S., Ananta Y eds.

Indonesia Menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI

Pudjiadi, S. (2011). Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi Keempat. Jakarta: Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Potter dan Perry. (2010). Fundamental keperawatan buku 3, Edisi 7. Jakarta :

Salemba Medika

Rachma. (2010). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC

Rasyid, R., & Suheimi, K. (2010) Prevalensi Infeksi Nasokomial Pada Pasien

Post Sectio Sesaria Pada Bagian Kebidanan & Penyakit Kandungan

RSUP DR. M. Djamil Padang. Majalah Kedokteran Andalas

Sitompul AT. (2010). Karakteristik Penderita Sepsis Neonatorum yang Dirawat

Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan. Medan : Bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat FKM USU

Sarimawar, Djaja, & Soeharsono Soemantri. (2013). Penyebab Kematian Bayi

Baru Lahir (Neonatal) dan Sistem Pelayanan Kesehatan yang Berkaitan

di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 31, No.3 : 155-165

Supartini, Y. (2014). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

Soetjiningsih. (2010). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran. EGC

Surasmi, A. Handayani, S. & Kusuma (2006). Perawatan Bayi Resiko Tinggi.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Tarwoto & Wartonah. (2011). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Wilkinson, J.M., & Ahern N.R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan

Diagnosa NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC Edisi kesembilan.

Jakarta: EGC.

Wong, D. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Ed. 6. Jakarta : EGC.

Lampiran