asuhan keperawatan pasien dengan cholecystitis
DESCRIPTION
Asuhan keperawatan pasien dengan cholecystitisTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CHOLECYSTITIS
1. Definisi
Cholechystitis adalah peradangan kandung empedu yang biasanya disebabkan
oleh sumbatan pada duktus sistikus ( Don gladden, 2009 )
Cholecystitis adalah peradangan pada kandung empedu yang biasanya
disebabkan oleh batu empedu yang menyumbat saluran kistik ( Eldon.A.Shaffer,
2007 )
2. Epidemiologi
90% kasus cholecystitis disebabkan oleh batu empedu disebut calculous cholecystitis
dan 10% kasus karena sebab lain ( acalculous cholecystitis ) seperti operasi besar,
trauma berat, sepsis, puasa dalam waktu lama, penggunaan total parenteral nutrisi
dalam waktu lama, penyakit lain seperti penyakit sel sabit; infeksi Salmonella; diabetes
melitus, dan sitomegalovirus, kriptosporidiosis, atau microsporidiosis infeksi pada
pasien dengan AIDS. Faktor risiko utama untuk kolesistitis, memiliki peningkatan
prevalensi di kalangan orang-orang keturunan Skandinavia, Pima Indian, dan populasi
Hispanik, sedangkan risiko terendah berada di sub-Sahara Afrika dan Asia. Calculous
cholecystitis lebih sering terjadi pada wanitan sedangkan acalculous cholecystitis sering
terjadi pada pria usia lanjut.
3. Manifestasi klinik
Nyeri sedang sampai berat di epigastrium yang kemudian terlokalisasi di perut
kuadran kanan atas, nyeri dapat menjalar ke bahu kanan atau tulang belikat.
Demam, suhu cenderung naik diatas 38⁰C dan dapat disertai dengan menggigil.
Mual, muntah, diaphoresis, jaundice.
4. Pemeriksaan fisik
Palpasi : - Teraba masa ( kandung empedu di kuadran kanan atas )
Murphy sign : palpasi didaerah subcostal kanan saat pasien nafas dalam, respon
dikatakan positif ketika pasien mengatakan nyeri saat dilakukan palpasi dan
menimbulkan henti inspirasi.
5. Pemeriksaan diagnostic
USG : mendeteksi adanya batu kandung empedu, adanya cairan dan penebalan
dinding kandung empedu.
Cholescintigraphy, tes pencitraan lain, ini berguna bila kolesistitis akut sulit untuk
didiagnosis. Untuk tes ini, suatu zat radioaktif (radionuklida) disuntikkan intravena.
Sebuah kamera gamma mendeteksi radioaktivitas yang dilepaskan, dan komputer
digunakan untuk menghasilkan gambar.
CT Scan : digunakan untuk mendeteksi dilatasi duktus dan afdanya tumor, abces,
perforasi kandung empedu dan komplikasi lain dari penyakit kandung empedu
Oral cholecystogram : menilai fungsi kandung empedu dan memperlihatkan ukurannya.
Darah lengkap : untuk menilai adanya infeksi atau kehilangnan darah
Tes bilirubin ( serum dan urine ) dan urobilinogen ( urine dan faeces ) : biasanya bilirubin
meningkat pada plasma dan urine.
Enzyme hati : abnormal pada cholecystitis kronis
Prothombin time : clothing time memanjang
ECG : menyingkirkan dugaan penyakit jantung
6. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan obstruksi atau proses inflamasi
b. Volume cairan (resiko tinggi terhadap) berhubungan dengan muntah, distensi dan
hipermotilitas gaster, gangguan proses pembekuan
c. Resiko tinggi perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan
gangguan pencernaan lemak, mual muntah, dispepsia, nyeri
d. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosa, pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi
7. Intervensi keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan obstruksi atau proses inflamasi
Tujuan : Pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang yang ditandai dengan
penurunan skala nyeri dan pasien tampak rilek.
Intervensi Rasional
Kaji rasa nyeri atau adanya rasa tidak
nyaman. Tentukan skala nyeri dengan
skala 0 tidak nyeri dan 10 nyeri berat
Pengkajian ini akan membantu
mengukur ketidaknyamanan secara
lebih obyektif
Berikan posisi low fowler Posisi ini akan menurunkan tekanan
pada abdomen yang akan
meningkatkan rasa nyaman
Ajarkan pasien tentang pembatasan
diit untuk meningkatkan rasa nyaman
Pembatasan diit akan mencegah rasa
mual dan spasme
Berikan therapy pengikatan garam
empedu ( cholestyramine )
Cholestyramine dan kolestipol akan
berikatan dengan garam empedu di
usus halus untuk memfasilitasi
ekrkresinya dan bisa mengurangi rasa
gatal akibat jaundice
Berikan therapy analgesic Diberikan tergantung tingkat rasa nyeri.
Berikan antiemetic Anti emetic diberikan untuk
mengontrol rasa mual dan muntah
b. Volume cairan (resiko tinggi terhadap) berhubungan dengan muntah, distensi dan hipermotilitas gaster, gangguan proses pembekuan
Tujuan : Menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat
Intervensi Rasional
Pertahankan intake dan output cairan Mempertahankan volume sirkulasiAwasi tanda rangsangan muntah
Muntah berkepanjangan, aspirasi gaster dan pembatasan pemasukan oral menimbulkan defisit natrium, kalium dan klorida
Anjurkan cukup minum (1 botol aqua 1500 ml/hr)
Mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh
Kolaborasi :
- Pemberian antiemetik
- Pemberian cairan IV
- Pemasangan NGT
Mengurangi rasa mual,
Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
c. Resiko tinggi perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan gangguan pencernaan lemak, mual muntah, dispepsia, nyeri
Tujuan : Menunjukkan kestabilan BB
Intervensi Rasional
Kaji perkiraan kebutuhan kalori tubuh mengidentifikasi jumlah intake kalori yang diperlukan tiap hari
Timbang BB sesuai indikasi mengawali keseimbangan diet
Diskusi menu yang disukai dan ditoleransi
meningkatkan toleransi intake makanan
Anjurkan gosok gigi sebelum atau sesudah makan
menjaga kebersihan mulut agar tidak bau dan meningkatkan nafsu makan
Konsultasi pada ahli gizi untuk menetapkan diit yang tepat
berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi individual melalui rute yang paling tepat
Anjurkan mengurangi makan na berlemak dan menghasilkan gas
pembatasan lemak menurunkan rangsangan pada kandung empedu dan nyeri
Berikan diit rendah lemak mencegah mual dan spasme
Kaji distensi abdomen, berhati-hati, menolak gerak
menunjukkan ketidaknyamanan berhubungan dengan gangguan pencernaan, nyeri gas
Ambulasi dan tingkatkan aktivitas sesuai toleransi
membantu dalam mengeluarkan flatus, penurunan distensi abdomen
Kolaborasi :
- nutrisi total
- garam empedu
Untuk memnuhi kebutuhan nutrisi
Untuk mengurangi resiko infeksi kandung empedu lebih jauh
d. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosa, pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi
Tujuan : menyatakan pemahaman klien
Intervensi Rasional
Kaji informasi yang pernah didapat mengkaji tingkat pemahaman klien
Beri penjelasn tentang penyakit, prognosa, dan tindakan diagnostik
memungkinkan terjadinya partisipasi aktif
Beritahukan diit yang tepat, teknik relaksasi, untuk persiapan operasi
Agar pasien lebih tenang
Anjurkan untuk menghindari makanan atau minuman tinggi lemak
mencegah / membatasi terulangnya serangan kandung empedu
Diskusikan program penurunan berat badan
kegemukan adalah faktor resiko terjadinya colesistitis
Kaji ulang program obat, kemungkinan efek samping
batu empedu sering berulang, perlu terapi jangka panjang
8. Daftar pustaka
- Pamela.L Swearingen, 2008, all in one care planning resource, second edition,
Mosby, St Louis.
- Lewis Sharon Mantik, 2000, medical surgical nursing, fifth edition, Mosby, St
Louis
- Eldon A Shaffer, 2007, cholecystitis,
http://www.merck.com/mmhe/sec10/ch140/ch140c.html, diakses tanggal 1
Maret 2010
- Don gladden, 2009, http://www. Emedicine , diakses tanggal 1 Maret 2010
- Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta : EGC.
- Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula, Edisi I. Jakarta : EGC.