asuhan keperawatan pada ibu kala iv
TRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengkajian
Menurut Bobak (2004), pengkajian pada ibu kala IV, antara lain sebagai berikut.
a. Pemeriksaan fisik
Selama jam pertama dalam ruang pemulihan, perlu dilakukan pemeriksaan fisik
dengan sering. Semua faktor, kecuali suhu tubuh, diperiksa setiap 15 menit selama
satu jam. Jika normal, pemeriksaan diulang dua kali lagi dengan selang waktu 30
menit.
b. Perdarahan
c. Keadaan hipertensi
d. Infeksi
e. Gangguan endokrin
f. Gangguan psikososial
Pengkajian menurut Doenges pada ibu kala IV, adalah :
a. Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau keletihan / kelelahan, mengantuk
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena hipersensitivitas vagal
TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia /
anastesia, atau meningkat pada respon terhadap pemeriksaan oksitosin atau
hipertensi karena kehamilan
Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas bawah), atau
dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau mungkin umum (tanda
hipertensi pada kehamilan)
Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 – 500 ml untuk
kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk kelahiran sesaria
c. Integritas Ego
Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal : eksitasi atau
perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak berminat (kelelahan), atau
kecewa
Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk perilaku
intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat mengekspresikan rasa takut
mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada neonatal.
d. Eliminasi
Hemoroid sering ada dan menonjol
Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau kateter urinarius
mungkin dipasang
Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat aliran
urinarius dan atau cairan IV diberikan selama persalinan dan kelahiran.
e. Makanan / Cairan
Dapat mengeluh haus, lapar, mual
f. Neurosensori
Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya dan menetapnya hipertensi,
khususnya pada pasien dengan diabetes mellitus, remaja, atau pasien primipara)
g. Nyeri / Ketidaknyamanan
Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya setelah nyeri,
trauma jaringan / perbaikan episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan
dingin / otot tremor dengan “menggigil”
h. Keamanan
Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
Perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat
i. Seksualitas
Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi umbilikus
Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap dengan hanya
beberapa bekuan kecil
Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
Payudara lunak dengan puting tegang
j. Penyuluhan / Pembelajaran
Catat obat-obatan yang diberikan, termasuk waktu dan jumlah
k. Pemeriksaan Diagnostik
Hemoglobin / Hematokrit (Hb/Ht), jumlah darah lengkap, urinalisis. Pemeriksaan
lain mungkin dilakukan sesuai indikasi dari temuan fisik.
1.2 Diagnosa Keperawatan
Menurut Bobak (2004), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
kala IV, anatara laian sebagai berikut.
1. Nyeri akut berhubungan dengan involusi uteri, episiotomi.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan partus memanjang.
3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya
intake selama persalinan.
4. Berduka berhubungan dengan persalinan tidak sesuai dengan yang diinginkan,
jenis kelamin, anak tidak sesuai dengan keinginan.
5. Risiko tinggi infeksi : vagina, perineum berhubungan dengan invasi bakteri
sekunder terhadap trauma selama persalinan, episiotomi.
6. Risiko tinggi defisit cairan berhubungan dengan perdarahan uteri.
7. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan bertambahnya anggota keluarga
baru.
8. Menyusui bayi yang tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengalaman.
1.3 Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan luka akibat proses kelahiran bayi involusi
uteri, episiotomi.
Tujuan dan
Kriteria HasilIntervensi Rasional
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan
selama......x24
jam diharapkan
pasien
mengungkapkan
nyerinya telah
berkurang dengan
kriteria hasil :
1. Kaji sifat dan derajat
ketidaknyamanan, jenis
melahirkan, sifat kejadian
intrapartal, lama persalinan,
dan pemberian anastesia atau
analgesia.
2. Berikan informasi yang tepat
tentang perawatan rutin
selama periode pascapartum.
1. Membantu
mengidentifikasi faktor-
faktor yang memperberat
ketidaknyamanan nyeri.
2. Informasi dapat
mengurangi ansietas
berkenaan rasa takut
tentang ketidaktahuan,
a. Menunjukkan
ekspresi wajah
rileks.
b. Pasien
merasakan
nyeri
berkurang
pada skala
nyeri (0-2)
3. Inspeksi perbaikan episiotomi
atau laserasi. Evaluasi
penyatuan perbaikan luka,
perhatikan adanya edema,
hemoroid
4. Anjurkan penggunaan teknik
pernafasan / relaksasi.
5. Berikan lingkungan yang
tenang, anjurkan pasien istirat.
6. Kolaborasi : pemberian
analgesik sesuai kebutuhan
yang dapat memperberat
persepsi nyeri.
3. Trauma dan edema
meningkatkan derajat
ketidaknyamanan dan
dapat menyebabkan
stress pada garis jahitan.
4. Meningkatkan rasa
kontrol dan dapat
menurunkan beratnya
ketidaknyamanan
berkenaan dengan
afterpain (kontraksi) dan
masase fundus.
5. Persalinan dan kelahiran
merupakan proses yang
melelahkan. Dengan
ketenangan dan istirahat
dapat mencegah
kelelahan yang tidak
perlu.
6. Analgesik bekerja pada
pusat otak, yaitu dengan
menghambat
prostaglandin yang
merangsang timbulnya
nyeri.
c. Perubahan proses k
c.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri terus menerus
Tujuan dan Kriteria
hasil
Intervensi Rasional
Setelah diberika asuhan
keperawatan
selama......x24 jam
diharapkan pasien dapat
Klien akan
mengungkapkan pola
istirahat tidur yang
terpenuhi dengan
kriteria hasil :
a. klien dapat tidur
dengan nyenyak.
b. klien tidak mudah
terbangun.
c. konjungtiva tidak
anemis.
1. Kaji pola tidur klien.
2. Beri kegiatan yang
dapat merangsang
tidur.
3. Ciptakan lingkungan
yang tenang dan
nyaman
1. Mengetahui kebiasaan
tidur klien sebagai
pedoman untuk intervensi
selanjutnya.
2. Dengan kegiatan
tersebut dapat tidur dengan
nyenyak.
3. Lingkungan yang
tenaga dan nyaman
memberikan kemudahan
pada klien untuk tidur dan
istirahat.
3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya
intake selama persalinan.
Tujuan dan
Kriteria HasilIntervensi Rasional
Setelah diberikan 1. Tentukan kebutuhan 1. Pemenuhan kebutuhan
asuhan
keperawatan
selama......x24
jam diharapkan
kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi
dengan kriteria
hasil :
a. Me
ngetahui
pentingnya
asupan nutrisi
yang adekuat.
b. Pe
menuhan
kebutuhan
nutrisi pasien
terpenuhi.
kalori harian yang adekuat.
Konsultasi dengan ahli gizi.
2. Jelaskan pentingnya
nutrisi yang adekuat.
3. Beri makan porsi kecil
namun sering, rendah lemak,
dan makan lebih sering.
tubuh yang cukup dapat
menyesuaikan dengan
kebutuhan metabolisme
tubuh.
2. Memahami pemenuhan
nutrisi yang adekuat.
3. Mengurangi perasaan
tegang dalam lambung
dan mencegah muntah.
4. Berduka berhubungan dengan persalinan tidak sesuai dengan yang diinginkan, jenis
kelamin, anak tidak sesuai dengan keinginan.
Tujuan dan
Kriteria HasilIntervensi Rasional
Setelah diberika
asuhan
keperawatan
selama......x24
jam diharapkan
pasien dapat
meminimalkan
rasa berduka
dengan kriteria
hasil :
1. Tentukan pada tahap berduka
mana pasian terfiksasi.
Identifikasi perilaku-
perilaku yang berhubungan
dengan tahap ini.
2. Kembangkan hubungan
saling percaya dengan
pasien. Perlihatkan empati
dan perhatian. Jujur dan
1. Pengkajian data dasar
yang akurat adalah
penting untuk
perencanaan keperawatan
yang efektif bagi pasien
yang berduka.
2. Rasa percaya merupakan
dasar unutk suatu
kebutuhan yang
a. Menyatakan
menerima
kenyataan
yang terjadi.
tepati semua janji.
3. Perlihatkan sikap
menerima dan membolehkan
pasien untuk
mengekspresikan
perasaannya secara terbuka.
4. Dorong pasien untuk
mengekspresikan rasa marah.
Jangan menjadi defensif jika
permulaan ekspresi
kemarahan dipindahkan
kepada perawat atau terapis.
Bantu pasien untuk
mengeksplorasikan perasaan
marah sehingga pasien dapat
mengungkapkan secara
langsung kepada objek atau
orang/pribadi yang dimaksud.
5. Bantu pasien untuk
mengeluarkan kemarahan
yang terpendam dengan
berpartisipasi dalam aktivitas-
aktivitas motorik kasar (mis,
joging, bola voli,dll).
6. Ajarkan tentang tahap-
tahap berduka yang normal
dan perilaku yang
berhubungan dengan setiap
tahap. Bantu pasien untuk
mengerti bahwa perasaan
terapeutik.
3. Sikap menerima
menunjukkan kepada
pasien bahwa anda yakin
bahwa ia merupakan
seseorang pribadi yang
bermakna. Rasa percaya
meningkat.
4. Pengungkapan secara
verbal perasaan dalam
suatu lingkungan yang
tidak mengancam dapat
membantu pasien sampai
kepada hubungan dengan
persoalan-persoalan yang
belum terpecahkan.
5. Latihan fisik memberikan
suatu metode yang aman
dan efektif untuk
mengeluarkan kemarahan
yang terpendam.
6. Pengetahuan tentang
perasaan-perasaan yang
wajar yang berhubungan
dengan berduka yang
normal dapat menolong
mengurangi beberapa
seperti rasa bersalah dan
marah terhadap konsep
kehilangan adalah perasaan
yang wajar dan dapat diterima
selama proses berduka.
7. Dorong pasien untuk
meninjau hubungan dengan
konsep kehilangan. Dengan
dukungan dan sensitivitas,
menunjukkan realita situasi
dalam area-area dimana
kesalahan presentasi
diekspresikan.
8. Komunikasikan kepada
pasien bahwa menangis
merupakan hal yang dapat
diterima. Menggunakan
sentuhan merupakan hal yang
terapeutik dan tepat untuk
kebanyakan pasien. Bantu
pasien dalam memecahkan
masalahnya sebagai usaha
untuk menentukan metoda-
metoda koping yang lebih
adaptif terhadap pengalaman
kehilangan. Berikan umpan
balik positif untuk identifikasi
strategi dan membuat
keputusan.
perasaan bersalah
menyebabkan timbulnya
respon-respon ini.
7. Pasien harus
menghentikan persepsi
idealisnya dan mampu
menerima baik aspek
positif maupun negatif
dari konsep kehilangan
sebelum proses berduka
selesai seluruhnya
8. Umpan balik positif
meningkatkan harga diri
dan mendorong
pengulangan perilaku
yang diharapkan.
5. Risiko tinggi infeksi : vagina, perineum berhubungan dengan invasi bakteri sekunder
terhadap trauma selama persalinan, episiotomi.
Tujuan dan Kriteria
HasilIntervensi Rasional
Setelah diberika asuhan
keperawatan
selama......x24 jam
diharapkan Infeksi tidak
terjadi dengan kriteria
hasil :
a. Tidak
tampak tanda-tanda
infeksi
1. Pantau suhu dan nadi
dengan rutin ; catat
tanda-tanda menggigil,
anoreksia atau malaise.
dalam 24 jam pertama
menandakan infeksi
2. Kaji lokasi dan
kontraktilitas uterus ;
perhatikan perubahan
involusional atau adanya
nyeri tekan uterus
eksterm.
3. Catat jumlah dan bau
rabas lakhial atau
perubahan pada
kehilangan normal dan
rubra menjadi serosa.
1. peningkatan suhu tubuh
> 37,8oC menandakan
proses inflamasi.
2. fundus yang pada
awalnya 2 cm dibawah
umbilicus meningkat 1
-2 cm/hari. Kegagalan
miometrium untuk
involusi pada
kecepatan ini, atau
terjadinya nyeri tekan
eksterm, menandakan
kemungkinan
tertahannya jaringan
plasenta atau
imflamasi.
3. lokhea secara normal
mempunyai bau
amis/daging, namun
pada endometritis,
rabas mungkin purulen
dan bau busuk,
mungkin gagal untuk
menunjukkan kemajuan
normal dari rubra
4. Anjurkan perawatan
perineal dan mandi setiap
hari dan ganti pembalut
perineal sedikitnya setiap
2 jam dari depan ke
belakang.
5. Anjurkan dan
gunakan teknik mencuci
tangan cermat dan
pembuangan pembalut
yang kotor.
menjadi serosa sampai
alba.
4. pembersihan sering
dari depan ke belakang
(simfisis pubis kearah
anal) membantu
mencegah kontaminasi
rectal memasuki
vaginan atau uretra.
5. membantu
mencegah atau
menghalangi
penyebaran infeksi.
6. Risiko tinggi defisit cairan berhubungan dengan perdarahan uteri.
Tujuan dan Kriteria
HasilIntervensi Rasional
Setelah diberika asuhan
keperawatan
selama......x24 jam
diharapkan tidak terjadi
kekurangan volume
cairan dengan kriteria
hasil :
b. Menunjukan tanda
– tanda vital stabil
dalam batas normal
c. Mendemonstrasikan
kontraksiuterus
yang kuat pada
1. Tempatkan klien
pada posisi rekumben
2. Kaji hal yang
memperberat kejadian
intrapartum
1. Mengoptimalkan aliran
darah serebral, dan
memudahkan
pemantauan fundus dan
aliran vaginal
2. Pada banyak kasus,
persalinan yang
dirangsang oksitosin
memerlukan
peningkatan jumlah
oksitosin pada periode
pascapartum untuk
mempertahanakan
umbilicus, aliran
lokhea sedang dan
tidak ada bekuan.
d. Menunjukan
perbaikan
episiotomi atau
insisi sesaria
merapat dan balutan
bedah kering dan
utuh
3. Catat lokasi dan
konsistensi fundus setiap
15 menit
4. Dengan perlahan
masase fundus bila
lunak
5. Kaji kandung kemih
kontraktilitas miometri
3. Aktivitas miometri
uterus
menimbulkan
hemostasis dengan
menekan pembuluh
darah endometrial.
Perubahan posisi dapat
menandakan kandung
kemih penuh,
tertahannya bekuan
darah, atau relaksasi
uterus
4. Masase fundus
merangsang kontraksi
uterus dan mengontrol
perdarahan.
5. Kandung kemih penuh
mengubah posisi
fundus dan
mengganggu
kontraktilitas uterus.
7. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan bertambahnya anggota keluarga
baru.
Tujuan dan
Kriteria HasilIntervensi Rasional
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan
selama......x24
1. Anjurkan klien untuk
menggendong, menyentuh
dan memeriksa bayi.
1. Kontak fisik yang dekat
dan segera setelah
kelahiran memudahkan
proses ikatan dan
jam diharapkan
pasien dapat
menerima peran
yang baru dengan
kriteria hasil :
a. Me
nyatakan siap
menerima
peran baru
dalam
keluarga.
2. Anjurkan ayah untuk
menyentuh dan menggendong
bayi dan membantu dalam
perawatan bayi sesuai kondisi.
3. Observasi dan catat interaksi
bayi – keluarga.
4. Terima keluarga dan sibling
dengan senang hati.
5. Anjurkan dan Bantu
pemberian ASI.
menggunakan
kesempatan penerimaan
bayi dalam periode awal
reaktivitas, yang
bertepatan dengan masa
meningkatnya kesadaran
2. Membantu memfasilitasi
dapat mempererat ikatan/
kedekatan diantara bayi
dan ayah.
3. Pada kontak pertama
dengan bayi
memanifestasikan pola
progresif dari perilaku
4. Meningkatkan unit
keluarga baru, bahkan
sekalipunsudah
diinginkan dan
diantisipasi, menciptakan
periode desekuilibrium
sementara, memerlukan
penggabungan anak baru
ke dalam keluarga yang
ada .
5. Kontak awal mempunyai
efek positif pada durasi
pemberian ASI
8. Menyusui bayi yang tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengalaman.
Tujuan dan
Kriteria HasilIntervensi Rasional
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan
selama......x24
jam diharapkan
pasien dapat
Menyusu efektif
dengan kriteria
hasil :
a. Mendemon-
strasikan cara
menyusu yang
benar.
b. Menyatakan
siap untuk
menyusui.
1. Kaji pengetahuan dan
pengalamam klien tentang
menyusui sebelumnya.
2. Berikan informasi, verbal dan
tertulis, mengenal fisiologi
dan keuntungan menyusui,
perawatan putting dan
payudara, kebutuhan diet
khusus, dan factor-faktor yang
memudahkan atau
mengganggu keberhasilan
menyusui.
3. Demonstrasikan dan tinjau
ulang teknik-teknik menyusui
4. Kaji putting klien ; anjurkan
klien melihat putting setiap
habis menyusui
5. Anjurkan klien untuk
mengeringkan putting dengan
udara selama 20 – 30 menit,
instruksikan klien
menghindari penggunaan
sabun atau penggunaan
bantalan bra berlapis elastic
dan mengganti pembalut bila
1. Membantu dalam
mengidentifikasi
kebutuhan saat ini dan
mengembangkan rencana
perawatan.
2. membantu menjamin
kandungan susu adekuat,
mencegah putting pecah
dan luka, memberikan
kenyamanan dan
membuat peran ibu
menyusui.
3. posisi yang tepat
biasanya mencegah luka
putting tanpa
memperhatikan lamanya
menyusui.
4. identifikasi dan intervensi
dini dapat mencegah /
membatasi terjadinya
luka atau pecah putting,
yang dapat merusak
proses menyusui
5. pemajanan pada udara
atau panas membantu
mengencangkan putting,
sedangkan sabun dapat
menyebabkan kering.
bosan atau lembab.
6. Anjurkan penggunaan
kompres es sebelum menyusui
dan taruhan putting dengan
memutar diantara ibu jari dan
jari tengah dan menggunakan
teknik hoffman
6. latihan dan kompres es
membantu membuat
putting lebih ereksi,
teknik hoffman
melepaskan perlengketan
yang menyebabkan
inverse putting.
1.4 Evaluasi Keperawatan
a. Pasien merasakan nyeri berkurang pada skala nyeri (0-2), Menunjukkan
ekspresi wajah rileks.
b. Pasien dapat tidur dengan nyenyak, klien tidak mudah terbangun, konjungtiva
tidak anemis.
c. Pasien mengetahui pentingnya asupan nutrisi yang adekuat, Pemenuhan
kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
d. Pasien menyatakan menerima kenyataan yang terjadi.
e. Tidak tampak tanda-tanda infeksi.
f. Menunjukan tanda – tanda vital stabil dalam batas normal, mendemonstrasikan
kontraksiuterus yang kuat pada umbilicus, aliran lokhea sedang dan tidak ada
bekuan, menunjukan perbaikan episiotomi atau insisi sesaria merapat dan
balutan bedah kering dan utuh.
g. Menyatakan siap menerima peran baru dalam keluarga.
h. Mendemonstrasikan cara menyusu yang benar, menyatakan siap untuk
menyusui.
Daftar Pustaka
Bobak. 2004. “Buku Ajar Keperawatan Maternitas”. Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E. 2001. “Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman Perencanaan
dan Dokumentasi Perawatan Klien, Ed.2.” Jakarta : EGC