asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

15
Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan tersebut. Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal. Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok siswa di sekolah. Dalam meningkatkan

Upload: heri-damanik

Post on 06-Jul-2015

4.029 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus

Lansia

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak

berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik

secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem. Komunitas adalah sekelompok

manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada

diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting

untuk menunjang kehidupan sehari-hari.

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan

dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah

kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi

– segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan tersebut.

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi

satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO).

Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan

dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok

sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang

merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan

sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna

meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,

pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang

mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan

kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan

masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat.

Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak

membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan

melibatkan masyarakat. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan

kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan

antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta

mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa

mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan

kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan

manusia secara optimal.

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga,

dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi

dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok siswa di sekolah. Dalam meningkatkan

Page 2: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

derajat kesehatan komunitas pelajar intervensi dibuat untuk seluruh pelajar dan lingkungan

sekolah sehingga diharapkan suatu hasil yang berarti untuk civitas akademika sendiri.

Professional kesehatan lebih banyak meluangkan waktu dengan lansia dalam perawatan

kesehatan, karena itu mereka harus berfokus untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan

khususnya. Lansia memerlukan bantuan yang lebih besar dalam identifikasi, definisi, dan

resolusi masalah yang mempengaruhi mereka. Insiden masalah kesehatan kronis yang lebih

besar, kemajuan teknologi dan masalah ekonomi, social, dan kesehatan kontemporer masa kini

mendorong professional perawatan kesehatan berfokus pada peningkatan harapan dan kualitas

hidup.

Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang kompleks terhadap

kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH mengindikasikan peningkatan taraf

kesehatan warga negara. Namun di sisi lain menimbulkan masalah masalah karena dengan

meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang

ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan pelayanan

dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena pada usia lanjut individu akan

mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi

kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan lansia

menjadi lebih rentan menderita gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak

semua perubahan struktur dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk

lansia mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya sama

sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85% dari

kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu masalah kesehatan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari lansia?

2. Perubahan apa saja yang terjadi pada lansia?

3. Permasalahan apa yang timbul pada lansia?

4. Bagaimana peran perawat terhadap lansia?

C. TUJUAN

a) Tujuan umum

Agar mahasiswa /mahasiswi keperawatan Universitas Jenderal Soedirman memperoleh

informasi dan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Khusus

Lansia.

b) Tujuan khusus

1) Mampu menjelaskan konsep teori tentang kelompok khusus lansia.

2) Mampu melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus lansia dengan masalah yang ada.

3) Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas kelompok khusus lansia.

4) Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus

lansia.

5) Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan komunitas pada kelompok

khusus lansia.

6) Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus

lansia yang bermasalah.

Page 3: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

D. Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Lansia dan Masyarakat Umum

Memberikan gambaran kesehatan guna meningkatkan status kesehatan lansia di komunitas.

2. Mahasiswa / Penyusun

Menambah pengetahuan dan mampu membuat serta memberikan asuhan keperawatan lansia

sehingga nantinya diharapkan mampu mengembangkan asuhan keperawatan terhadap lansia

dimasa mendatang.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan 75 tahun.

Jumlah kelompok usia ini meningkat drastic dan ahli demografi memperhitungkan peningkatan

populasi lansia sehat terus menigkat sampai abad selanjutnya (Potter & Perry, 2005).

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan

batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga

aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. Secara

biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus

menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap

serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan

dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia

lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan

bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai

beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban

keluarga dan masyarakat (Ismayadi, 2004).

Menurut Constantinidies menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara

perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan

mempertahankan fungsi formalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan

memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut organisasi dunia (WHO) lanjut usia meliputi usia

pertengahan (middleage) adalah kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut (elderly) adalah

kelompok usia 60-74 tahun, Usia lanjut (old) adalah kelompok usia 75-90 tahun, dan usia sangat

tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun.

Asuhan keperawatan lansia mengahadapi tantangan khusus karena perbedaan fisiologis,

kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia bervariasi pada tingkat kemampuan fungsional.

Mayoritas merupakan anggota komunitas yang aktif, terlibat, dan produktif. Hanya sedikit yang

telah kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri, bingung atau merusak diri, dan tidak

mampu mebuat keputusan yang berkaitan dengan kebutuhan mereka.

a) Kebutuhan Hidup Orang Lanjut Usia

Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup

yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup orang lanjut usia antara lain kebutuhan

akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan

Page 4: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

kondisi rumah yang tentram dan aman, kebutuhan-kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan

semua orang dalam segala usia, sehingga mereka mempunyai banyak teman yang dapat diajak

berkomunikasi, membagi pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik.

Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri. Kebutuhan tersebut sejalan

dengan pendapat Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia meliputi (1) Kebutuhan fisik

(physiological needs) adalah kebutuhan fisik atau biologis seperti pangan, sandang, papan, seks

dan sebagainya. (2) Kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan akan rasa keamanan

dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti kebutuhan akan jaminan hari tua,

kebebasan, kemandirian dan sebagainya (3) Kebutuhan sosial (social needs)adalah kebutuhan

untuk bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui paguyuban, organisasi

profesi, kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya (4) Kebutuhan harga diri (esteem

needs) adalah kebutuhan akan harga diri untuk diakui akan keberadaannya, dan (5) Kebutuhan

aktualisasi diri (self actualization needs) adalah kebutuhan untuk mengungkapkan kemampuan

fisik, rohani maupun daya pikir berdasar pengalamannya masing-masing, bersemangat untuk

hidup, dan berperan dalam kehidupan. Sejak awal kehidupan sampai berusia lanjut setiap orang

memiliki kebutuhan psikologis dasar (Setiati,2000). Kebutuhan tersebut diantaranya orang lanjut

usia membutuhkan rasa nyaman bagi dirinya sendiri, serta rasa nyaman terhadap lingkungan

yang ada. Tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut tergantung pada diri orang lanjut usia,

keluarga dan lingkungannya . Jika kebutuhankebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan timbul

masalah-masalah dalam kehidupan orang lanjut usia yang akan menurunkan kemandiriannya

(Ismayadi, 2004).

b) Teori – teori Proses Menua

Sebenarnya secara individual

1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda

2. Masing – masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda

3. Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua

Ada beberapa teori tentang proses penuaan, antara lain:

1. Teori Genetic Clock

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu . Setiap spesies

mempunyai di dalam nukleinya suatu jam genetik yang telah di putar menurut suatu replikasi

tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar..

Jadi menurut konsep ini jika jam ini berhenti, kita akan mati meskipun tanpa disertai kecelakaan

lingkungan atau penyakit terminal. Konsep “ genetic clock” didukung oleh kenyatan bahwa ini

cara menerangkan mengapa pada beberapa spesies terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang

nyata.

2. Teori Mutasi Genetik (somatic mutatie theori )

Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul – molekul

DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.

3. Teori “ pemakaian dan rusak “

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan se –sel tubuh lelah terbakar.

4. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut “ teori akumulasi dari produk

sisa”.

5. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.

Page 5: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

6. Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi.

7. Reaksi dari kekebaian sendiri ( auto immunne theori)

Didalam metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu

yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga tubuh menjadi lemah dan sakit.

8. “ Teori imonologi saw virus”

Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh

dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

9. Teori stres menua akibat terjadi hilangnya sel – sel yang bisa digunakan tubuh. Regenerasi

jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres

menyebabkan sel –sel tubuh lelah terpakai.

10. Teori radikal bebas

Radikal bebas dapat dibentuk dialam bebas, tidak stabil radikal bebas ( kelompok atom )

mengakibatkan oksidasi oksigen bahan – bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal

ini menyebabkan sel –sel tidak dapat regenerasi.

11. Teori rantai silang

Sel – sel yang tua dan usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya

jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.

12. Theori program

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah yang membelah setelah sel- sel mati.

c) Perubahan – perubahan yang terjadi pada Lanjut Usia

Perubahan – perubahan fisik

1. Sel

a. Lebih sedikit jumlahnya

b. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan kurangnya cairan intramuskuler

c. Menurunnya porposi protein di otak, otot,ginjal, darah dan hati

d. Terganggunya mekanisme perbaikan sel

e. Otak menjadi atropis beratnya berkurang 5-10%

2. Sistem pernafasan

a. Cepat menurunnya persarafan

b. Lambannya dalam respon dan waktu untuk bereaksi khususnya dengan stres.

c. Mengecilnya saraf panca indra: berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya

saraf penciuman dan rasa,. Lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan

terhadap dingin.

d. Kurangnya sensitif pada sentuhan

3. Sistem Pendengaran

a. Prebiakusis ( gangguan dalam pendengaran ), hilangnya kemampuan atau daya pendengaran

pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi dan atau nada – nada tinggi, suara yang tidak jelas,

sulit mengerti kata, 50% terjadi pada usia diatas 65 tahun.

b. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis

c. Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkanya kreatin

d. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres

4. Sistem penglihatan

a. Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar

Page 6: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

b. Kornea lebih berbentuk sferis atau bola, lensa lebih suram atau kekeruhan pada lensa menjadi

katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan

c. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih

lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap

d. Hilangnya daya akomodasi, menurunya lapang pandang, menurunnya membedakan warna biru

atau hijau.

5. Sistem kardiovaskuler

a. Elastisitas dinding vaskuler menurun,katup jantung menebal dan menjadi kaku.

b. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun,

menyebabkan kontraksi dan volumenya.

c. Kehilangan elestisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk

oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk, atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan

tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak).

d. Tekanan darah meningkat diakibatkan meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer, sistolik

normal kurang lebih 170 mmHg, diastolik normal kurang lebih 90 mmHg

6. Sistem pengaturan temperatur tubuh

Pada pengaturan tuhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai termostat, yaitu menetapkan suhu

teratur, kemunduran terjadi akibat berbagai faktor yang mempengaruhinya yang sering ditemui

antara lain:

a. Temperatur tubuh menurun atau hipotermi secara fisiologis kurang lebih 35 derajat celcius ini

akibat metabolisme menurun.

b. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas banyak sehingga terjadi

rendahnya aktifitas otot.

7. Sistem Respirasi

a. Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktifitas silia

b. Paru – paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat,

kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman bernafas menurun.

c. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang

d. Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, karbodioksida pada arteri tidak berganti

e. Kemampuan untuk batuk berkurang

f. Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan

pertambahan usia.

8. Sistem gastrointestinal

a. Kehilangan gigi penyebab utama adanya periondontal disease

b. Indra pengecap menurun dan esofagus melebar

c. Lambung : rasa lapar menurun asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun

d. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi

e. Liver : makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah

f. Menciutnya ovari dan uterus

g. Atropi payudara

h. Pada laki – laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan

secara berangsur – angsur.

i. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun

j. Selaut lendir menurun

9. Sistem Genitourinaria

Page 7: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

Ginjal: mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50% fungsi

tubulus berkurang.

a. Vesika urinaria : otot – otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai 200ml, atau dapat

menyebabkan buang air kecil meningkat, vasikaurinaria susah dikosongkan sehingga

mengakibatkan meningkatnya retensi urin.

b. Pembesaran prostat kurang lebih 75 % dialami oleh pria diatas 65 % tahun

c. Atrofi vulva

10. Sistem Endokrin

a. Produksi dari hampir semua hormon menurun.

b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

c. Pitutari: pertumbuhan hormon ada terapi lebih rendah dan hanya didalam pembuluh

darah,berkurangnya produksi dari ACT,TSH,FSH dan LH.

d. Menurunnya aktifitas tiroid menurunnya BMR dan daya pertukaran zat

e. Menurunnya produksi aldosteron

f. Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen dan testosteron

11. Sistem kulit

a. Kulit keriput atau mengkerut

b. Permukaan kulit kasar dan bersisik

c. Menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun.

d. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.

e. Rambut dan hidung dan telinga menebal.

f. Berkurangnya elastisitas kulit akibat dari menurunnya cairan dan vaskularitas

g. Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara

berlebihan, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.

h. Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.

12. Sistem muskoloskeletal

a. Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh

b. Kiposis, pinggang lutut dan jari –jari pergelangan terbatas geraknya.

c. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek.

d. Persendian membesar dan kaku

e. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis

f. Atropi serabut otot, sehingga gerak menjadi lambat, otot kram dan tremor.

B. Tugas Perkembangan Lansia

Peck mengonseptualisasikan tiga tugas yang berisi pengaruh dari hasil konflik antara

perbedaan integritas dan keputusasaan.

Perbedaan ego versus preokupasi peran kerja. Tugas ini membutuhkan pergeseran sistem nilai

seseorang, yang memungkinkan lansia untuk mengevaluasi ulang mendefinisikan kembali

pekerjaan mereka. Penilaian ulang ini mengrahkan lansia untuk mengganti peran yang sudah

hilang dengan peran dan aktivitas baru. Selanjutnya, lansia mampu menemukan cara-cara baru

memandang diri mereka sendiri sebagai orangtua dan okupasi.

Body transcendence versus preokupasi tubuh. Sebagian besar lansia mengalami beberapa

penurunan fisik.Untuk beberapa orang, kesenangan dan kenyamanan berarti kesejahteraan fisik.

Page 8: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

Orang-orang tersebut mungkin mengalami kesulitan terbesar dalam mengabaiakan status fisik

mereka. Orang lain memiliki kemampuan untuk terlibat dalam kesenangan psikologi dan

aktivitas sosial sekalipun mereka mengalami perubahan dan ketidaknyamanan fisik. Peck

mengemukakan bahwa dalam sistem nilai mereka, ”sumber-sumber kesenangan sosial dan

mental dan rasa menghormati diri sendiri mengabaikan kenyamanan fisik semata.”

Transendensi ego versus preokupasi ego. Peck mengemukakan bahwa cara paling konstruktif

untuk hidup di tahun-tahun terakhir dapat didefinisikan dengan : ”hidup secara dermawan dan

tidak egois yang merupakan prospek dari kematian personal-the night of the ego, yang bisa

disebut-paras dan perasaan kurang penting dibanding pengetahuan yang telah diperoleh

seseorang untuk masa depan yang lebih luas dan lebih panjang daripada yang dapat dicakup oleh

ego seseorang.” manusia menyelesaikan hal ini melalui warisan mereka, anak-anak mereka,

kontribusi mereka pada masyarakat, dan persahabatan mereka. Mereka ”ingin membuat hidup

lebih aman, lebih bermakna, atau lebih bahagia bagi orang-orang yang meneruskan hidup setelah

kematian.” Untuk mengklarifikasi, ”individu yang panjang umur cenderung lebih khawatir

tentang apa yang mereka lakukan daripada tentang siapa mereka sebenarnya, mereka hidup di

luar diri mereka sendiri daripada kepribadian mereka sendiri secara egosentris.

(Stanley & Beare, 2006).

C. Permasalahan yang timbul Pada Lansia

Berikut ini kita bicarakan masalah kesehatan lansia.

1. Permasalah Umum

a. Bersarnya jumlah penduduk lansia dan tingginya prosentase kenaikan lansia memerlukan

upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pembinaan kesehatan bagi lanjut usia. Jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2000 akan meningkat menjadi 209.535.49. jiwa dan jumlah

lansianya 15.262.199., berarti 7.28% (Anwar,1994 ). Menurut Kinsilla dan Taeuber ( 1993)

peningkatan penduduk lansia dalam waktu 1990-2000 sebesar 41% dan merupakan yang

tertinggi didunia ( Darmojo, 1999:1).

b. Jumlah lansia miskin makin banyak

c. Nilai perkerabatan melemah, tatanan masyarakat makin individualistik

d. Rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga profesional yang melayani lansia

e. Terbatasnya sarana dan fasilitas pelayanan bagi lansia

f. Adanya dampak pembangunan yang merugikan seperti urbanisasi dan popuilasi pada kehidupan

dan penghidupan lansia.

2. Permasalahan Khusus

a. Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia

Perubahan normal ( alami ) tidak dihindari cepat dan lambatnya perubahan dipengaruhi oleh

faktor kejiwaan, sosial, ekonomi dan medik. Perubahan akan terlihat pada jaringan organ tubuh

seperti: kulit menjadi kering dan keriput, rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun

sebagian dan menyeluruh, pendengaran juga berkurang, daya penciuman berkurang,tinggi badan

menyusut karena proses ostoporosis yang berakibat badan bungkuk, tulang keropos masanya

berkurang, kekuatan berkurang dan mudah patah, elastisitas jaringan paru berkurang, nafas

menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ di dalam perut, dinding pembuluh darah

menebal dan terjadi peningkatan tekanan darah, otot bekerja tidak efisien, terjadi penurunan

fungsi organ reproduksi terutama ditemukan pada wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi

lambat terutama pada pria dan sexsualitas tidak selalu menurun

Page 9: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

b. Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia

Perubahan fisik pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan melalui nasehat atau tindakan

medik. Perubahan yang terjadi misalnya: katarak, kelainan sendi, kelainan prostat dan

inkotenensia

Page 10: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

D. Sikap perawat terhadap lansia

Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan

pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang

lanjut usia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat

gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut

usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut

independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.

Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan,

malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy

usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan

dan menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya

menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi , penelitian dan administrasi.

Penting bagi perawat untuk mengkaji sikapnya pada penuaan karena sikap tersebut

mempengaruhi asuhan keperawatan. Untuk memberi asuhan yang efektif, perawat harus

menciptakan sikap positif terhadap lansia. Sikap negatif dapat mengakibatkan penurunan rasa

nyaman, adekuat, dan kesejahteraan klien. Lebih jauh lagi, sikap tersebut dapat menyebabkan

penurunan kualitas asuhan. Klien dalam fasilitas perawatan jangka panjang memberi tantangan

khusus bagi perawat. Klien ini sering kali memandang diri sendiri sebagai pecundang, dan

mungkin masyarakat juga memandang mereka seperti itu. Perawat dapat meningkatkan

kemandirian dan harga diri klien yang merasa bahwa hidup tidak lagi berharga.

Perawat harus menjelaskan sikap pribadi dan nilai tentang lansia untuk memberikan

perawatan paling efektif. Usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan lembaga pekerjaan seorang

perawat mempengaruhi stereotip. Pengalaman pribadi dengan lansia sebagai anggota keluarga

dapat juga mempengaruhi sikap. Karena lansia menjadi lebih lazim dalam pelayanan kesehatan,

maka penting sekali bagi perawat untuk mengembangkan pendekatan asuhan yang positif bagi

klien lansia.

Pendekatan perawatan lanjut usia

a. Pendekatan fisik

Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :

- Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain.

- Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami kelumpuhan atau sakit.

b. Pendekatan psikis

Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien

lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang

asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.

c. Pendekatan sosial

Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan dalam pendekatan

sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut usia untuk

menciptakan sosialisasi mereka.

Page 11: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

BAB III

PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian multidimensional meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi tubuh, dan

situasi social. Pengkajian yang difokuskan pada pengkajian unutk etiologi fisiologis, psikologis,

dan lingkungan dari kondisi gangguan mental pada lanjut usia yag dirawat (Kushariyadi, 2010).

Menurut Anderson E dan McFarlene, dalam model asuhan keperawatan pengkajian secara

umum meliputi inti komunitas yaitu penduduk serta delapan subsistem yang mempengaruhinya.

Inti komunitas, perlu dikaji tentang pendidikan, pekerjaan, agama, keyakinan/nilai yang dianut

serta data-data tentang subsistem sebagai berikut :.

1. Data inti

a. Demografi, Karekteristik Umur Dan Sex, Vital Statistik

Data demograf kelompok atau komunitas yang terdiri : jumlah penduduk lansia dalam

wilayah, umur, pendidikan, jenis kelamin, vital stastistik, pekerjaan, agama, nilai – nilai,

keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas yang dapat dicontohkan sebagai

berikut :

Jumlah penduduk : 987 jiwa

a) Laki – laki : 523 jiwa

b) Perempuan : 464 jiwa

Pendidikan penduduk : Para penduduk mayoritas berpendidikan hingga lulus SLTA dan beberapa diantaranya

perguruan tinggi.

Suku Bangsa : Suku Jawa

Status perkawinan : Menikah dan kebanyakan penduduk di komunitas tersebut adalah janda (lansia) karena

kebanyakan pasangannya meninggal.

Nilai dan kepercayaan : Nilai dan norma para masyarakat masih mengenal nilai kesopanan, gotong royong dan

kerukunan antar warganya. Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan-kegiatan kemasyarakatan

yang masih terus berjalan. Seperti: kerja bakti, arisan, dan takziyah.

Agama : Mayoritas beragama Islam dan beberapa diantaranya beragama nasrani

2. Data subsistem

a. Lingkungan fisik

1) Kualitas udara

Keadaan udara di daerah tempat tinggal lansia beriklim sejuk atau panas, apakah terdapat polusi

udara yang dapat mengganggu pernafasan warga atau tidak.

2) Kualitas air

Sumber air yang digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keadaan saluran air

disekitar rumah.

3) Tingkat kebisingannya

Adanya sumber suara / bising yang dapat mengganggu keadaan lansia, contohnya seperti pabrik.

4) Jarak antar rumah/ kepadatan

Jarak antar rumah satu dengan yang lainnya, apakah saling berdempetan.

b. Pendidikan

Page 12: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

Riwayat pendidikan, pendidikan terakhir dan juga apakah ada sarana pendidikan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan pengetahuan warga.

c. Keamanan dan transportasi

Keadaan penjagaan lingkungan sekitar seperti adanya siskamling, satpam atau polisi. Apakah

dari keamaan tersebut menimbulkan stress atau tidak. Sarana transportasi yang digunakan warga

untuk mobilisasi sehari menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi.

d. Politik dan pemerintahan

Kebijakan yang ada didaerah tersebut apakah cukup menunjang sehingga memudahkan

komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.

e. Pelayanan social dan kesehatan

Tersedianya tempat pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan) untuk

melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi

serta karakteristik pemakaian fasilitas pelayanan kesehatan.

f. Komunikasi

Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk saling

berkomunikasi antar warga atau untuk mendapatkan informasi dari luar misalnya televisi, radio,

koran, atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.

g. Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan, masih bekerja atau tidak, bagaimana

dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

h. Rekreasi

Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh komunitas.

Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress.

B.Analisis data

a. Diagnosa keperawatan

Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa

keperawatan komunitas yang terdiri dari :

Masalah (Problem)

Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.

Penyebab (Etiologi)

Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, lingkungan fisik dan

biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku dengan lingkungan.

Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)

Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk timbulnya

masalah.

No. Data Problem Etiologi

1 Ds:

- Kader posyandu

mengatakan 35% lansia

menderita diabetes

namun jarang

memeriksakan

Diabetes pada lansia Kebiasaan hidup lansia yang tidak

terkontrol

Page 13: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

kondisinya.

Do:

- Lansia menkonsumsi

makanan dengan tidak

terkontrol dan hanya

berada di rumah setiap

harinya

2 DS: Bidan desa

mengatakan lansia

banyak yang menderita

hipertensi dan lansia

malas mengikuti

posyandu lansia yang

diselengarakan setiap

bulannya.

Hipertensi Ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti

posyandu lansia

3. Ds:

- Banyak warga yang

mengeluh gatal-gatal

pada tubuhnya.

Do:

- Tubuh terlihat bintik-

bintik merah.

Resiko kerusakan

integritas kulit

Perubahan status kesehatan

Diagnosa :

1. Diabetes berhubungan dengan kebiasaan hidup lansia yang tidak terkontrol.

2. Hipertensi berhubungan dengan ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia.

3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan status kesehatan.

b. Kriteria Penapisan

Dx. Kep Kriteria penapisan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Dx. 1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 42

Dx. 2 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 40

Dx.3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 39

Keterangan :

1. Sesuai degan peran perawat komunitas.

2. Jumlah yang beresiko

3. Besarnya resiko

4. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

5. Minat masyarakat

6. Kemungkinan untuk diatasi

7. Sesuai program pemerintah

8. Sumber daya tempat

Page 14: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

9. Sumber daya waktu

10. Sumber daya dana

11. Sumber daya peralatan

12. Sumber daya manusia

Skor :

1 = sangat rendah

2 = rendah

3 = cukup

4 = tinggi

5 = sangat tinggi

Jumlah skor 121

c. Rencana Tindakan

Diagnosa Tujuan jangka pendek Tujuan jangka panjang

Diabetes berhubungan

dengankebiasaan hidup

lansia yang tidak

terkontrol ditandai

dengan 35 % lansia

menderita diabetes

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 4

minggu, komunitas

diharapkan:

1. Lansia mampu

mengontrol asupan

makanan sehari harinya

dan dapat melakukan

sedikit aktivitas.

2. Lansia rutin setiap

bulannya menghadiri

kegiatan posyandu lansia

yang diadakan.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 8 minggu,

komunitas diharapkan

angka diabetes (kadar

glukosa) pada lansia

dapat menurun

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.

Basford, Lynn. & Slevin, Oliver. (2006). Teori & Praktik Keperawatan Pendekatan Integral pada Asuhan Pasien.

Jakarta : EGC

Ismayadi. (2004). Asuhan Keperawatan Dengan Reumatik (Artritis Treumatoid) Pada Lansia. Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Kushariyadi. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Lanjut Usia dengan Demensia pada Home

Care. UniversitaMuhammadiyah Malang

Kushariyadi. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika

Page 15: Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia

Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta: EGC

Potter, Patricia. A. & Anne Griffin Perry.(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.

Jakarta: EGC

Riyadi. Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan Masyarakat, retieved may 12nd

Stanlet, Mickey. & Beare, Patricia Gauntlett. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta : EGC