asuhan keperawatan angina pektoris

12
 1 ANGINA PEKTORIS 1. Pengertian Angina Pektoris  Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996). 2. Etiologi 1. Ateriosklerosis atau ateroma (penebalan arteri koroner menjadi kaku da n keras) 2. Spasme arteri koroner 3. Anemia berat 4. Artritis 5. Aorta Insufisiensi Faktor-faktor Resiko 1. Dapat Diubah (dimodifikasi)  a. Diet (hiperlipidemia)  b. Rokok c. Hipertensi d. Stress e. Obesitas f. Kurang aktifitas g. Diabetes Mellitus h. Pemakaian kontrasepsi oral 2. Tidak dapat diubah a. Usia  b. Jenis Kelamin c. Ras d. Herediter e. Kepribadian tipe A

Upload: desti-ismarozi

Post on 15-Jul-2015

148 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/13/2018 Asuhan Keperawatan Angina Pektoris - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-angina-pektoris-55a753e0299c6 1/12

 

1

ANGINA PEKTORIS

1.  Pengertian Angina Pektoris 

Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit

dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan

sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr.

H.M. Sjaifoellah Noer, 1996).

2.  Etiologi

1.  Ateriosklerosis atau ateroma (penebalan arteri koroner menjadi kaku dan keras)

2.  Spasme arteri koroner 

3.  Anemia berat

4.  Artritis

5.  Aorta Insufisiensi

Faktor-faktor Resiko

1. Dapat Diubah (dimodifikasi) 

a. Diet (hiperlipidemia)

 b. Rokok 

c. Hipertensi

d. Stress

e. Obesitas

f. Kurang aktifitas

g. Diabetes Mellitus

h. Pemakaian kontrasepsi oral

2. Tidak dapat diubah a. Usia

 b. Jenis Kelamin

c. Ras

d. Herediter 

e. Kepribadian tipe A

5/13/2018 Asuhan Keperawatan Angina Pektoris - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-angina-pektoris-55a753e0299c6 2/12

 

Faktor-faktor Pencetus Serangan

Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain :

1.  Emosi

2. Stress

3. Kerja fisik terlalu berat

4. Hawa terlalu panas dan lembab

5. Terlalu kenyang

6. Banyak merokok 

3. Patofisiologi Angina Pektoris

Aterosklerosis, hipertensi, diabetes mellitus, perokok  

Peningkatan Plag di coroner 

Penurunan suplai O2 ke miocard

Metabolism anaerob

Penumpukan asam laktat

 Nyeri dada, diaphoresis (keringat dingin), mual, peningkatan jantung, perubahan EKG

Iskemik 

5/13/2018 Asuhan Keperawatan Angina Pektoris - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-angina-pektoris-55a753e0299c6 3/12

 

4.  Manifestasi Klinis 

a)  Penderita mengeluh nyeri dada yang beragam bentuk dan lokasinya.

 b)   Nyeri berawal sebagai rasa terhimpit, rasa terjepit atau rasa terbakar yang menyebar ke

lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke pundak, bahu dan leher kiri, bahkan

dapat sampai ke kelingking kiri.

c)  Perasaan ini dapat pula menyebar ke pinggang, tenggorokan rahang gigi dan ada juga

yang sampaikan ke lengan kanan.

d)  Rasa tidak enak dapat juga dirasakan di ulu hati, tetapi jarang terasa di daerah apeks

kordis.

e)  Rasa nyeri dapat disertai beberapa atau salah satu gejala berikut ini : berkeringat dingin,

mual dan muntah, rasa lemas, berdebar dan rasa akan pingsan (fainting).f)  Biasanya angina timbul saat melakukan kegiatan fisik (angina stabil).

g)  Serangan ini akan hilang bila penderita menghentikan kegiatan fisik tersebut dan

 beristirahat.

h)   Nyeri angina sifatnya konstan. Bila terjadi perubahan misalnya lama serangan bertambah,

nyeri lebih hebat, ambang timbulnya serangan menurun atau serangan datang saat bangun

tidur, maka gangguan ini perlu diwaspadai. Perubahan ini mungkin merupakan tanda

 prainfark (angina tidak stabil).

5.  Klasifikasi Angina Pektoris 

1. STABLE ANGINA PECTORIS  

Disebabkan karena kebutuhan metabolik otot jantung dan energi yang tidak dapat

dipenuhi karena terdapat stenosis yang menetap pada arteri koroner yang disebabkan oleh

 proses aterosklerosis. Keluhan nyeri dada akan timbul bila melakukan suatu pekerjaan.

Berdasarkan tingkat penyebabnya, maka dapat dibagi menjadi:1. Selalu timbul sesudah kegiatan berat

2. Timbul sesudah melakukan kegiatan sedang ( jalan cepat 1/2 km)

3. Timbul sesudah melakukan kegiatan ringan (jalan 100 m)

4. Jika melakukan aktivitas yang ringan (jalan biasa)

Diagnosa Stable Angina Pectoris:

5/13/2018 Asuhan Keperawatan Angina Pektoris - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-angina-pektoris-55a753e0299c6 4/12

 

1.  Pemeriksaan EKG

2.  Uji latihan fisik (Exercise stress testing dengan atau tanpa pemeriksaan Radionuclide)

3.  Angiografi koroner 

Terapi Stable Angina Pectoris :

1.  Menghilangkan faktor pemberat

2.  Mengurangi faktor resiko

3.  Penghambat Beta

4.  Antagonis Kalsium

2. UNSTABLE ANGINA PECTORIS  

Disebabkan primer oleh kontraksi otot poles pembuluh koroner sehinggga

mengakibatkan iskeia miokard. Patogenesis spasme tersebut hingga kini belum dapat

diketahui, kemungkinan tonus alphaadrenergik yang berlebihan. Manifase pembuluh

koroner yang paling sering adalah variant (prinzmental).

Angina jenis ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1.  Angina yang baru terjadi (dalam 1 bulan)

2.  Crescendo Angina (meningkatnya frekuensi atau keparahan dalam beberapa hari atau

minggu)

3. 

Insufisiensi koroner akut (nyeri angina yang menetap pada saat istirahat tanpa adanyainfark miokardium)

Terapi Unstable Angina Pectoris :

1.   Nitrogliserin subligual dosis tinggi

2.  Untuk frokfikasis dapat dipakai pasta nitroglisrerin, nitrat dosis tinggi ataupun

antagonis kalsium

3.  Bila bersama dengan aterosklerosis, maka diberikan kombinasi nitrat, antagonos

kalsium, dan penghambat beta

3. ANGINA VARIANT (PRINZMENTAL) 

Disebabkan oleh vasospasma . Vasospasma merupakan kekejangan yang

disebabkan oleh penyempitan arteri koronari dan berkurangnya aliran darah ke jantung.

Angina jenis ini jarang terjadi.

5/13/2018 Asuhan Keperawatan Angina Pektoris - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-angina-pektoris-55a753e0299c6 5/12

 

Variant angina atau Prinzmetal¶s angina pertama kali dikemukakan pada tahun

1959 digambarkan sebagai suatu sindroma nyeri dada sebagai akibat iskemia miokard

yang hampir selalu terjadi saat istirahat. Hampir tidak pernah dipresipitasi oleh stress /

emosi dan pada pemeriksaan EKG didapatkan adanya elevasi segmen ST.

Mekanisme iskemia pada   Prinzmetal¶s angina terukti disebabkan karena

terjadinya spasme arteri koroner. Kejadiannya tidak didahului oelh meningkatnya

kebutuhan oksigen miokard. Hal ini dapat terjadi pada arteri koroner yang mengalami

stenosis ataupun normal. Proses spasme biasanya bersifat lokal hanya melibatkan satu

arteri koroner dan sering terjadi pada daerah arteri koroner yang mengalami stenosis.

6.  Komplikasi 

1.  Infarkmiokard

2.  Aritmia

3.  Sudden death

7.  Pemeriksaan Diagnostik  

Terdapat beberapa test untuk membantu menegakan diagnosis diantaranya, meliputi:

1. EKG (electrocardiogram). 

Test ini mengukur kecepatan dan keteraturan denyutan jantung. Beberapa orangdengan angina memiliki gambaran EKG normal.

2. Stress Test. 

Beberapa masalah jantung lebih mudah didiagnosa ketika jantung sedang bekerja lebih

keras dan berdenyut lebih cepat dari pada saat mereka sedang istirahat. Selama stress test,

latihan yang dilakukan (bisa diberikan obat terlebih dahulu jika tidak mampu melakukan

latihan) akan membuat jantung bekerja lebih keras dan berdebyut lebih cepat, saat inilah test

  jantung dilakukan selama latihan test stress, tekanan darah dan bacaan EKG dimonitor secara kontinyu ketika berlari atau berjalan di atas treadmill atau pedal sepeda. Test jantung

lain, seperti nuclear heart scanning atau ekokardiorafi dapat dilakukan secara bersamaan.

Hal in akan dilakukan jika informasi yang dibutuhkan bukan sekedar test stress saja.

Jika tidak mampu melakukan latihan, obat tertentu dapat disuntikan melalui IV line ke

dalam aliran darah untuk membuat jantung bekerja lebih keras dan lebih cepat sebagaimana

5/13/2018 Asuhan Keperawatan Angina Pektoris - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-angina-pektoris-55a753e0299c6 6/12

 

  jika pasien melakukan latihan diatas treadmill atau sepeda. Nuclear heart scanning atau

echocardiography biasanya dilakukan saat itu.

3. Nuclear Heart Scan. 

Test ini memberikan gambaran mengenai darah yang melalui ruang-ruuang jantung dan

arteri dan memperlihatkan tingkat aliran darah yang menuju otot jantung. Sejumlah

kecil penanda radioactive disuntikan ke aliran darah melalui vena, biasanya dilengan. Semua

kamera khusus ditempatkan didepan dada untuk memperlihatkan dimana zat penanda akan

  bercahaya pada otot jantung yang sehat, sedangkan pada otot yang rusak termasuk arteri yang

terbendung ia tidak akan bercahaya.

Terdapat berbedaan jenis nuclear heart scans, kebanyakan scan memiliki dua fase:

  pengambilan gambar jantung pada saat istirahat dan ketika berdenyut lebih cepat (strest

test), meskipun terkadang hanya dilakukan saat istirahat saja. Banyak permasalahan

  jantung terlihat lebih jelas saat jantung sedang bekerja dibandingkan saat istirahat. Dengan

membandingkan hasil nuclear heart scan saat jantung stirahat dan bekerja maka dapat

ditentukan apakah jantung sehat atau tidak.

4. Chest x ray. 

Test ini merupakan pengambilan gambar organ dan struktur di didalam dada.

Meliputi jantung, paru-paru, dan pembuluh darah.

5. Echocardiogram. 

Test ini menggunakan gelombang suara yang membentuk moving picture jantung.

Echocardiogram menyediakan informasi mengenai ukuran dan bentuk jantung dan seberapa

  baik fungsi ruang dan katup jantung. Test ini juga dapat mengidentifikasi daerah jantung

dengan aliran darah buruk, daerah jantung yang tidak berkontraksi secara normal, dan cedera

otot jantung sebelumnya yang disebabkan buruknya aliran darah ke daerah tersebut.

Terdapat beberapa jenis echocardiograms, termasuk diantaranya stress echocardiogram.

Selama test ini echocardiogram dilakukan sebelum dan setelah jantung dipaksa bekerja

  baik dengan latihan atau dengan melalui obat yang disuntikan. Stress echocardiogram

 biasanya dilakukan untuk mengetahui jika terdapat penurunan aliran darah pada jantung.

6. Cardiac Catheterization. 

Kateter dimasukan melalui arteri illiaca atau brachialis menuju arteri koroner.

5/13/2018 Asuhan Keperawatan Angina Pektoris - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-angina-pektoris-55a753e0299c6 7/12

 

Prosedur ini dapat menentukan tekanan dan aliran darah di dalam rang jantung,

mengumpulkan sample darah jantung, dan memeriksa arteri jantng dengan sinar x.

7. Coronary Angiography.

Test ini dilakukan selama kateterisasi jantung. Larutan yang bisa terlihat dengan sinar x di

injeksikan melalui kateter kedalamarteri koroner. Dengan begitu dapat terlihat aliran darah

yang melalui jantung termasuk lokasi bendungan. 

8.  Penatalaksanaan Medis 

Pada waktu mendapat serangan Angina obat yang paling baik adalah preparat

nitrogliserin atau derivatnya yang diberikan secara sublingual. Dosis nitrogliserin

 bervariasi dari 0,5 ± 1.Untuk mencegah timbulnya serangan angina dapat dipakai beberapa preparat

yaitu : 1 gr actiry nitrase, seperti issosorbiddinitrat atau nitrogliserin dalam bentuk 

salep atau refard/sustained.

5/13/2018 Asuhan Keperawatan Angina Pektoris - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-angina-pektoris-55a753e0299c6 8/12

 

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan

Unstable Angina Pectoris

1. Pengkajian 

a. Aktivitas/latihanGejala : pola hidup monoton, kelemahan, kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah

latihan nyeri dada bila kerja, menjadi terbangun bila nyeri dada,

Tanda : dispnea saat kerja

  b. Sirkulasi

Gejala : riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan,

Tanda: takikardia, disritmia, tekanan darah meningkat, normal, atau menurun. Bunyi

  jantung mungkin normal, s4 lambat atau murmur sistolik transien lambat (disfungsi otot

 papilaris) mungkin ada nyeri

c. Makanan/cairan 

Gejala : mual. Nyeri ulu hati /epigastrium saat makan diet tinggi kolesterol/lemak, garam,

kafein, minuman keras

Tanda : ikat pingggang sesak, distensi gaster 

d. Integritas Ego

Gejala : stressor kerja, keluarga dan lain-lain

Tanda : ketakutan, mudah marah

e. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu, dan

ekstermitas atas (lebih pada kiri dari pada kanan) kualitas : ringan, sampai sedang, te

kanan berat, tertekan, terjepit, terbakar, durasinya biasa kurang dari 15 menit , factor  pencetus nyeri sehubungan dengan kerja fisik atau emosi besar seperti marah atau hasrat

seksual, olahraga, atau mungkin tak dapat diperkirakan saat istirahat, factor penghilang :

nyeri mungkin responsive terhadap mekanisme penghilang tertentu (contoh istirahat, obat

antiangina), nyeri dada baru atau terus menerus yang telah berubah frekuensi, durasinya,

karakter, atau dapat diperkirakan (contoh, tidak stabil, bervariasi, prinzmetal)

5/13/2018 Asuhan Keperawatan Angina Pektoris - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-angina-pektoris-55a753e0299c6 9/12

 

Tanda : wajah berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum, memijit

tangan kiri tegangan otot, gelisah, respons otomatis contoh takikardia, perubahan tekanan

darah

f. Pernapasan

Gejala dispnea saat kerja, riwayat merokok 

Tanda : meningkat pada frekuensi /irama dan gangguan kedalaman 

g. Penyuluhan/ pembelajaran 

Gejala : riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes, penggunaan

/kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang di jual bebas, penggunaan

alcohol taratur, obat narkotik contoh kokain, amfetamin.

Pertimbangan rencana pemulangan : perubahan pada penggunaan / terapi obat, bantuan/

 pemeliharaan tugas dengan perawat di rumah. Perubahan pada susunan fisik rumah.

2  . Diagnosa Keperawatan 

a. Nyeri akut b.d perilaku distraksi ( menangis, gelisah, merintih, mondar-mandir)

  b. Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik (iskemia miokard transien

/memanjang, efek obat), gangguan pada sistem konduksi

c. Ansietas b.d respon patofisiologis

d. Kurang pengetahuan kebutuha pengobatan b.d kurang terpajannya informasi

5/13/2018 Asuhan Keperawatan Angina Pektoris - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-angina-pektoris-55a753e0299c6 10/12

 

10

3  . Intervensi Keperawatan Dan Rasional  

 Diagnosa I : Nyeri akut b.d perilaku distraksi ( menangis, gelisah, merintih, mondar-

mandir)

a. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat jika terjadi nyeri dada

Rasional : nyeri dan penurunan curah jantung dapat merangsang sistem saraf simpatis

 b. Kaji dan catat respon klien

Rasional : memberikan informasi tentang kemajuan penyakit

c. Observasi (dispnea, mual/muntah, pusing)

Rasional : penurunan curah jantung merangsang sistem syaraf simpatis

d. Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek. 

Rasional: memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan napas pendek 

 berulang.

e. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

Rasional: meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard

f. Pantau perubahan EKG

Rasional: iskemia selama serangan angina dapat menyebabkan depresi segmen ST

atau peninggian dan inverse gelombang T.

 Diagnosa II : Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik (iskemia miokard 

transien/memanjang, efek obat), gangguan pada sistem konduksi

a. Pantau tanda-tanda vital (TTV)

Rasional: takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia dan dapat

menurunnya curah jantung. Perubahan juga dapat terjadi pada tekanan darah karena

respon jantung.

  b. Kaji tanda-tanda gejala GJK 

Rasional: meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard memperbaiki

kontraktibilitas, menurunkan iskemia dan kadar asam laktat.

5/13/2018 Asuhan Keperawatan Angina Pektoris - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-angina-pektoris-55a753e0299c6 11/12

 

11

c. Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman pada posisi akut.

Rasional: menurunkan konsumsi oksigen/ kebutuhan menurunkan kerja miokard dan

resiko kompensasi.

d. Diskusikan tujuan dan siapkan untuk menekankan test dan kateterisasi jantung bila

diindikasikan.

Rasional: test stress memberikan informasi tentang ventrikel sehat/kuat, yang berguna

 pada penentuan tingkat aktivitas yang tepat.

e. Siapkan untuk intervensi pembedahan (PTCA, pergantian katup, CABG) sesuai

indikasi.

Rasional: PTCA menjadi prosedur umum pada 15 tahun terakhir untuk meningkatkan

aliran darah koroner dengan kompresi lesi aterosklerosis dan dilatasi lumen pembuluh

 pada daerah arteri koroner tersumbat, CABG dianjurkan bila konfirmasi test iskemia

miokard sebagai akibat penyakit arteri koroner terutama kiri atau penyakit pembuluh

tiga simptomatik.

 Diagnosa III : Ansietas b.d respon patofisiologis

a. Jelaskan tujuan test dan prosedur. Contoh test stress.

Rasional: menurunkan cemas dan takut terhadap diagnose dan prognosis.

 b. Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya.

Rasional: menyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah.

c. Berikan sedative, transquilizer sesuai indikasi.

Rasional: mungkin diperlukan untuk membantu pasien rileks sampai secara fisik 

mampu untuk membuat strategi koping adekuat.

 Diagnosa IV : Kurang pengetahuan kebutuha pengobatan b.d kurang terpajannya

informasi

a. Kaji ulang patofisiologi kondisi, tekankan perlunya mencegah serangan angina.

Rasional: pasien dengan angina membutuhkan belajar mengapa hal itu terjadi dan

apakah butuh dikontrol.

5/13/2018 Asuhan Keperawatan Angina Pektoris - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-angina-pektoris-55a753e0299c6 12/12

 

12 

  b. Bantu pasien atau orang terdekat untuk mengidentifikasi sumber fisik dan stress

emosi. Diskusikan cara yang dapat mereka hindari.

Rasional: langkah penting pembatasan / mencegah serangan angina. 

4 .   Implementasi 

Lakukan tindakan sesuai dengan apa yang harus anda lakukan pada saat itu. Dan

catat apa pun yang telah anda lakukan pada pasien.

5  .   E valuasi 

Evalusi tindakan yang telah diberikan. Jika keadaan pasien mulai membaik,

hentikan tindakan. Sebaliknya, jika keadaan pasien memburuk, intervensi harus

mengalami perubahan.