aspek sosial budaya dan gizi
DESCRIPTION
Telaah JurnalTRANSCRIPT
![Page 1: Aspek Sosial Budaya dan Gizi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/5452b4e1b1af9f2f0c8b47c7/html5/thumbnails/1.jpg)
Mata Kuliah : Aspek Sosial Budaya Pangan dan Gizi
Dosen Pengasuh : Prof. Dr. Asiah Hamzah, MA
Adverse social, nutrition and health conditions in rural districts of the Kwazulu-Natal and Eastern Cape provinces, South Africa
Schoeman S, Faber M, Adams V, Smuts C, Ford Ngomane N, Laubscher J, Dhansay M
S Afr J Clin Nutr 2010,23(3):140-147
Oleh :
NURJAYA (P1803209001)
SATRIANI (P1803209511)
PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2010
![Page 2: Aspek Sosial Budaya dan Gizi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/5452b4e1b1af9f2f0c8b47c7/html5/thumbnails/2.jpg)
KRONOLOGIS
Republik Afrika Selatan atau Uni Afrika Selatan adalah sebuah negara di Afrika bagian selatan dengan
ibukota Cape Town.
1.
Peta Afrika Selatan yang terdiri dari Sembilan propinsi yaitu:
1. Eastern Cape; 2. Free State; 3. Gauteng; 4. Kwazulu-Natal; 5. Limpopo; 6. Mpumalanga; 7.
North west; 8. Northern Cape; 9. Western Cape
Pada masa dahulu, pemerintahan negara ini dikecam karena politik apartheidnya tetapi
sekarang Afrika selatan adalah sebuah negara demokratis dengan penduduk kulit putih terbesar di benua Afrika.
Akibat dasar apartheid yang berlaku di negara ini selama lebih dari empat dasawarsa, kemiskinan dikalangan
penduduk kulit hitam merupakan masalah paling utama pemerintahan baru Afrika Selatan. Pada akhir tahun
1980-an dianggarkan 16 juta penduduknya hidup dibawah garis kemiskinan dan 2,3 juta orang beresiko
kekurangan gizi dan kekurangan pangan.(Wikipedia Afrika Selatan, Id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatan )
Dilihat dari keadaan ekonominya, Afrika Selatan merupakan negara yang
tergolong berpendapatan sedang, namun outcome kesehatan negara tersebut dilaporkan sangat buruk dibanding
negara-negara yang berpendapatan lebih rendah. (Schoeman S, et.al. : Adverse social, nutrition and health
conditions in rural district of the Kwazulu-Natal and Eastern Cape provinces, South Africa.S Afr J Clin
Nutr2010; 23(3): 140-147 at http://www.sajcn.co.za/../373 )
Di Afrika Selatan, kaum wanita dan anak-anak di pedesaan merasakan
dampak yang sangat buruk dalam hal kehidupan sosial, aspek gizi dan status kesehatan. Hal ini dikaitkan
dengan adanya diskriminasi rasial dan gender, pekerja yang berpindah-pindah, rusaknya suatu kehidupan
keluarga , pendapatan yang rendah, serta kekerasan yang berasal dari masa pemerintahan di masa yang lampau.
(Schoeman S, et.al. : Adverse social, nutrition and health conditions in rural district of the Kwazulu-Natal and
Eastern Cape provinces, South Africa.S Afr J Clin Nutr2010; 23(3): 140-147 at http://www.sajcn.co.za/../373)
Terdapat pula perbedaan dalam hal penyakit dan angka kematian antar
ras yang merefleksikan perbedaan-perbedaan rasial dalam hal mengakses kondisi “Basic Household Living”
(Kehidupan rumah tangga dasar) dan determinan-determinan kesehatan lainnya. (Schoeman S, et.al. : Adverse
![Page 3: Aspek Sosial Budaya dan Gizi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/5452b4e1b1af9f2f0c8b47c7/html5/thumbnails/3.jpg)
social, nutrition and health conditions in rural district of the Kwazulu-Natal and Eastern Cape provinces, South
Africa.S Afr J Clin Nutr2010; 23(3): 140-147 at http://www.sajcn.co.za/../373)
Antara tahun 2005 – 2007 propinsi Eastern Cape dan Kwazulu
Natal merupakan propinsi dengan tingkat kemiskinan yang paling tinggi dan angka kematian bayi yang tinggi
pula, jumlah bayi yang lahir yang ditanagani oleh fasilitas medis paling rendah dan akses untuk memperoleh air
minum pada jarak 200 meter menempati urutan paling rendah kedua. (The Presidency Republic of South Africa,
2008 at http://www.thelancetglobalhealthnetwork.com/wp-content/uploads/2008/04/publichealth.pdf )
Sejak MDGs diperkenalkan pada thn 1990, Afsel adalah salah satu dari 12 negara di dunia yang
angka kematian bayinya meningkat sedang angka kematian ibu tidak berubah. Penyakit-penyakit infeksi,
termasuk HIV/AIDS menyebabkan kematian pada bayi dan ibu, malnutrisi masih tetap tinggi, sedang defisiensi
vitamin A sub klinik pada anak balita dan wanita masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat.
(Bradshaw, et.al, Use of mortality audit data for decision making to save the lives of mothers, babies and
children in South Africa. Lancet 2008; 371 : 1294 – 3 at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18406864 ).
I. S T R U K T U R
Propinsi Eastern Cape dan Kwazulu-Natal merupakan propinsi dengan tingkat kemiskinan yang paling
tinggi (pendapatan < R250/bulan) dan AKB yang tinggi pula, jumlah bayi lahir yang ditangani oleh fasilitas medis
sangat rendah, banyak anak yang ditinggal mati oleh ibu mereka karena infeksi HIV/AIDS, keadaan sanitasi dan
higienes juga sangat rendah, penyediaan sumber air terbesar berasal dari sungai/dam, sumber energi utama untuk
memasak berasal dari kayu, dengan sistem pembakaran terbuka baik di dalam dan di luar rumah, pembakaran
terbuka yang dilakukan dalam rumah meningkatkan resiko inhalasi asap dalam ruangan, infeksi saluran pernafasan,
resiko terjadinya kebakaran dan terpapar dengan panas. Sedang pendapatan rata-rata masyarakat berasal dari
bantuan sosial untuk anak (child grant) dan dari dana pensiun, persentase anak-anak yang menderita penyakit-
penyakit saluran pernafasan, diare dan gejala-gejala dasar infeksi (contoh, demam dan kurang nafsu makan)
bukanlah hal yang mengejutkan. Diare, merupakan salah satu penyakit yang berkontribusi terhadap kematian bayi.
(Schoeman S, et.al. : Adverse social, nutrition and health conditions in rural district of the Kwazulu-Natal and
Eastern Cape provinces, South Africa.S Afr J Clin Nutr2010; 23(3): 140-147 at http://www.sajcn.co.za/../373 )
II. SUPRASTRUKTUR
A. PENGETAHUAN
Keterbatasan ekonomi menyebabkan masyarakat EC dan KZN rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang
rendah sehingga akses untuk memperoleh pengetahuan tentang gizi dan kesehatan juga rendah. Hal ini
didukung oleh infrastruktur yang tidak memadai.
B. KEPERCAYAAN
● Masyarakat kulit hitam memiliki kepercayaan yang berlandaskan kepada dewa-dewa yang perkasa dan
maskulin, semangat nenek moyang dan kuasa-kuasa gaib. Poligami juga dibenarkan dan lobolo (mas kawin)
biasanya akan dibayar (Wikipedia Afrika Selatan, Id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatan)
![Page 4: Aspek Sosial Budaya dan Gizi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/5452b4e1b1af9f2f0c8b47c7/html5/thumbnails/4.jpg)
● Oleh karena itu tidak mengherankan apabila pada masyarakat EC dan KZN masih mengandalkan peran
praktisi adat sebagai komponen potensial dalam pelayanan kesehatan,terutama dalam proses persalinan.
Sekitar 39% ibu-ibu yang melakukan persalinan di rumah.
C. KEBIASAAN
● Menyediakan air di rumah merupakan
tanggungjawab wanita dan anak-anak. Air yang
diperoleh di sungai memberikan beban ekstra bagi
mereka sehingga mengganggu perawatan untuk
mereka yang memiliki balita. ● Pergaulan bebas dikalangan masyarakat Afrika Selatan dan penindasan
budaya kaum kulit hitam sewaktu era apartheid menyebabkan tingginya prevalensi penderita HIV/AIDS di
negara ini. Diperkirakan 4,79 juta penduduknya dijangkiti AIDS dan pemerintahan Afrikayang baru terpaksa
mengeluarkan berjuta-juta Rand untuk menangani masalah ini.(Wikipedia Afrika Selatan,
Id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatan ). Disamping itu kekerasan seksual juga sangat tinggi terjadi di Afrika
Selatan. Pemerkosaan adalah ungkapan kaum pria dalam menegaskan seksualitas mereka Hal ini dapat
dihubungkan dengan tradisi masyarakat kulit hitam yang berlandaskan kepercayaan kepada dewa-dewa yang
perkasa serta maskulin. ● Untuk pemenuhan pangan rumah tangga dalam
jangka jangka pendek, masyarakat di pedesaan EC dan KZN mengandalkan bantuan sosial dari pemerintah
dan dari hasil penjualan sayur-sayuran di kebun sendiri (Social grants and vegetable gardens provide highly
needed short-term relief)
III. INFRASTRUKTUR
A. EKONOMI
● Pergolakan politik di Afrika Selatan memberikan dampak buruk bagi perekomomian negara ini.
Kemiskinan merupakan masalah yang harus ditangani pemerintah, dan hal ini menjadi pemicu rendahnya
kualitas sumber daya manusia di Afrika Selatan (Wikipedia Afrika Selatan,
Id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatan).
● Kemiskinan berkorelasi dengan rendahnya pendidikan sekaligus rendahnya skill menyebabkan tingkat
penggangguran juga tinggi, sementara itu rata-rata jumlah anggota keluarga dalam satu Rumah Tangga adalah
Inilah pekerjaan kami sehari-hari…..!!!!
![Page 5: Aspek Sosial Budaya dan Gizi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/5452b4e1b1af9f2f0c8b47c7/html5/thumbnails/5.jpg)
8 org dan anggota keluarga yang memperoleh gaji, kemungkinan hanya satu orang dalam satu rumah tangga.
Income masyarakat rata-rata diperoleh dari bantuan sosial untuk anak (child grant) dan dari uang pensiun.
(Schoeman S, et.al. : Adverse social, nutrition and health conditions in rural district of the Kwazulu-Natal and
Eastern Cape provinces, South Africa.S Afr J Clin Nutr2010; 23(3): 140-147 at http://www.sajcn.co.za/../373)
● Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jean K.Boek mengenai “Dietary Intake and Social
Characteristics”, terdapat 8 karakteristik sosial yang berbeda-beda dalam membandingkan food intake suatu
keluarga, salah satunya adalah jumlah anggota keluarga (size household). Pada keluarga yang miskin,
pemenuhan kebutuhan pangan yang lebih bervariasi dan bergizi menjadi terbatas dengan jumlah anggota
keluarga yang besar. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi status gizi anak-anak yang tinggal dalam
rumah tersebut. (Jean K. Boek: Dietary Intake and Social Characteristics. AJCN at
http://www.ajcn.org/cgi/reprint/4/3/239.pdf )
B. TEKNOLOGI
Rendahnya skill development dan job creation menyebabkan masyarakat tidak mampu mengakses
teknologi komunikasi yang memadai, dalam hal memasak, masih banyak yg mengandalkan perapian
dengan kayu dalam rumah dan hal ini dapat merupakan hazard utama bagi kesehatan.
C. EKOLOGI
Propinsi EC dan KZN adalah propinsi dengan akses transportasi yang sulit, sumber air terbesar diperoleh
sungai dan dam. Daerah pertambangan adalah tempat yang paling banyak ditemukan di Afrika Selatan
sejak kedatangan Inggris di negata tersebut.
REALITAS SUBYEKTIF
Politik apartheid yang memerintah di Afrika Selatan selama lebih dari empat dasawarsa melahirkan
diskriminasi ras dan gender dan merupakan fenomena yang sangat kental di beberapa negara di Afrika.Akibatnya
kemiskinan dikalangan penduduk kulit hitam adalah permasalahan pokok bagi pemerintahan baru di Afrika Selatan.
Kemiskinan berkaitan dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, tingkat pendapatan yang rendah,
Teknologi pengolahan pangan yang paling sederhana ........(menggunakan kayu)
![Page 6: Aspek Sosial Budaya dan Gizi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/5452b4e1b1af9f2f0c8b47c7/html5/thumbnails/6.jpg)
sarana sanitasi yang tidak memadai, akses pelayanan kesehatan yang rendah, Outcomenya adalah tingkat gizi dan
kesehatan yang rendah pula.
REALITAS OBYEKTIF
Pada generasi selanjutnya , diskriminasi ras dan gender terus tumbuh dan mengakar, apalagi didukung
oleh sistem pemerintahan yang tidak kondusif. Keadaan ini menyebabkan minimnya sumber daya manusia yang
memadai sehingga pada akhirnya outcome kesehatan di negara tersebut tetap rendah.
SOGO
Beberapa nilai-nilai SOGO yang diterapkan oleh masyarakat EC dan KZN :
● Penyediaan air di rumah adalah tanggung jawab wanita dan anak-anak
● Menerima bantuan social (social grant) adalah sesuatu yang perlu
● Mengutamakan tradisi-tradisi adat dalam pemecahan masalah kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
1. Wikipedia. Afrika Selatan. Id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatan
2. Schoeman S, et.al. Adverse social, nutrition and health conditions in rural district of the Kwazulu-Natal and
Eastern Cape provinces, South Africa.S Afr J Clin Nutr2010; 23(3): 140-147 at http://www.sajcn.co.za/../373
3. The Presidency Republic of South Africa, 2008 http://us cdn.creamermedia.co.za /assets/articles/attachment
s/20875_orc.pdf
4. Bradshaw, et.al, Use of mortality audit data for decision making to save the lives of mothers, babies and
children in South Africa. Lancet 2008; 371 : 1294 – 3 at http://www.thelancetglobalhealthnetwork.com/wp-
content/uploads/2008/04/publichealth.pdf
5. Jean K. Boek: Dietary Intake and Social Characteristics. AJCN 1956; 4 (3): 239 at
http://www.ajcn.org/cgi/reprint/4/3/239.pdf