aspek manusia dalam kajian dan praktek akuntansi

12
Tugas Kelompok III. Behavioral Accounting Manajemen ASPEK MANUSIA DALAM KAJIAN DAN PRAKTEK AKUNTANSI (TINJAUAN TEORI COGNITIVE DAN CONTINGENCY). Kelompok III Andi Faisal : P3400214020 Alimuddin Masuleng MEGISTER SAINS AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015

Upload: ghaliyah

Post on 02-Feb-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Aspek Manusia Dalam Kajian Dan Praktek Akuntansi

Tugas Kelompok III.

Behavioral Accounting Manajemen

ASPEK MANUSIA DALAM KAJIAN DAN PRAKTEK AKUNTANSI

(TINJAUAN TEORI COGNITIVE DAN CONTINGENCY).

Kelompok III

Andi Faisal : P3400214020

Alimuddin

Masuleng

MEGISTER SAINS AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2015

Page 2: Aspek Manusia Dalam Kajian Dan Praktek Akuntansi

A. Latar Belakang

Manusia merupakan elemen utama dalam suatu struktur baik organisasi maupun struktur

masyarakat. Olehnya, itu roda organiasi hanya dapat berputar apabila didalamnya terdapat proses

pengorganisasian manusia. dengan kata lain, manusialah yang menggerakkan suatu struktur

organisasi. Setiap saat manusia melahirkan suatu keputusan – keputusan penting yang

mempengaruhi kehidupan sehari – harinya. Dalam kontks entitas bisnis, keputusan manusia

menentukan jatuh bangunnya suatu entitas bisnis.

Akuntansi sesungguhnya berbicara soal pertimbangan dan pengambilan keputusan dari

dari individu seperti investor, manajer, dna auditor (bonner, 2008 dalam I Wayan Suartana,

2010). Sebagai contoh, investor mempertimbangkan untuk membeli saham, dan manajer

mempertimbangkan metode akuntansi untuk transaksi tertentu. Dengan kata lain, pertimbangan

dan pengambilan keputusan menjadi isu penting bagi praktisi dan peneliti akuntansi. Setiap

orang pasti membuat keputusan, baik keputusan penting maupun tidak.

Pengambilan keputusan yang tidak penting adalah pengambilan keputusan ringan yang

tidak memiliki efek atau akibat yang besar. Seperti memutuskan memakai baju apa ke kekampus

juga merupakan suatu keputusan namun tidak berimplikasi sesuatu yang besar. Sebaliknya,

seorang manager yang memutuskan membuka suatu kantor cabang di daerah tertentu merupakan

suatu keputusan yang memiliki resiko dan implikasi yang besar.

Oleh karena itu, setiap keputusan yang diambil harus didasarkan pada suatu aspek

rasionalitas. Semakin besar resiko yang dihasilkan oleh suatu keputusan tertentu, maka

pertimbangan rasionalitasnya harus semakin tinggi. Menurut Darmawan (2003) dalam I Wayan

Suartana (2010) model pengambilan keputusan dikembangkan atas dasar asumsi bahwa

keputusan didasarkan atas rasionalitas. Model rasionalitas memandang pengambil keputusan

sebagai manusia rasional, dimana mereka selalu konsisten dalam membuat pilihan

pemaksimuman nilai di dalam lingkup keterbatasan – keterbatasan tertentu. Model rasional

didasarkan pada sekumpula asumsi yang menguraikan bagaimana keputusan seharusnya diambil

dibandingkan dengan menguraikan bagaimana suatu keputusan dibuat.

Namun pertanyaan utama adalah bagaimana manusia menggunakan rasionalitasnya

dalam mengambil suatu keputusan. Bagaimanapun juga manusia memerlukan sesuatu yang dapat

Page 3: Aspek Manusia Dalam Kajian Dan Praktek Akuntansi

menguatkan kapasitas rasionya untuk membuat keputusan. Informasi adalah medium utama bagi

seseorang untuk menentukan suatu keputusan. Misalnya, seseorang menggunakan baju batik

pada hari jumat didasarkan kepada informasi bahwa hari jumat merupakan hari batik nasional.

Akunatansi sendiri merupakan suatu system yang menghasilkan informasi keuangan dan

nonkeuangan bagi penggunanya. Informasi akuntansi dalam entitas bisnis merupakan sumber

daya utama yang memberikan input kepada penentu kebijakan untuk mengeluarkan suatu

keputusan penting. Keputusan yang dikelurkan oleh penentu kebijakan tersebut adalah keputusan

yang memliki akibat yang besar. oleh karena itu, validitas dan keandalan informasi akuntansi dan

kemampuan rasional penentu keputusan akan sangat menentukan apakah keputusan yang diambil

tepat sasaran.

Dari penjelasan diatas keandalan informasi dan rasionalitas adalah elemen fital dalam

membuat suatu keputusan. Namun, bagaimana suatu informasi dinilai rasional oleh seseorang

adalah pertanyaan yang akan dibahas dalam makalah ini. Bagaimanapun, kemampuan kognitife

manusia dalam mengolah suatu informasi sangat berbeda antara satu dengan yang lain.

Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan kondisi dan situasi dimana seseorang hidup. Oleh

karena itu, bagaimana suatu informasi dapat diolah menjadi suatu keputusan sangat tergantung

pada aspek kognitife (persepsi yang dipengaruhi oleh lingkungan) seseorang tersebut.

Kondisi ketidakpastian yang dialami oleh suatu entitas bisnis merupakan tantangan utama

bagi pengambil keputusan untuk menentuka suatu keputusan yang tepat sasaran. Entitas

senantiasa dihadapkan pada kondisi perubahan situasional, tekhnologi, gaya hidup dan lain –

lain.

Untuk itu, keandalan suatu informasi (dalam hal ini informasi akuntansi) sangat

menentukan. Selain itu, kemampuan seseorang menyerap informasi tersebut adalah factor lain

yang harus dikaji lebih mendalam, apakah informasi yang diperoleh dapat langsung diserap atau

tidak. ?

Page 4: Aspek Manusia Dalam Kajian Dan Praktek Akuntansi

B. Kajian Teoritis

1. Teori Skema

What happens when people make decisions about an accounting phenomenon,

amid the pressures, constraints, dangers, and opportunities of today’s business

environment?

Demikian pertanyaan yang dikeluarkan oleh Ahmad Bulkoi ketika mengawali

pembahasan di bab 5 bukunya yang berjudul “Behavioral Accounting Management”. Dari

pertanyaan tersebut Ahmad Bolkoi ingin menegaskan bahwa proses akhir dari suatu siklus

akuntansi bukanlah ketika akuntansi mampu membuat suatu laporan keuangan entitas.

Namun, proses akhir dari akuntansi adalah ketika laporan keuangan entitas tersebut mampu

menghasilkan suatu keputusan yang terkait dengan fenomena akuntansi dan lingkungan

bisnis itu sendiri.

Sebagaimana yang diketahui fenomena akuntansi banyak dipengaruhi oleh tindakan

opportunistic untuk kepentingan kelompok tertentu. Namun, fenomena akuntansi tidak

hanya melulu berkaitan dengan tindakan opportunistic namun terkadang juga merupakan

tindakan realitas untuk kepentingan perusahaan itu sendiri. Misalnya penggunaan akuntansi

kreatif untuk menaikkan laba dapat ditinjau dari sudut pandang opportunistic jika tindakan

tersebut digunakan untuk kepentingan kelompok tertentu, namun dapat diliat sebagai

tindakan realistis jika dimaksudkan untuk kepentingan entitas secara keseluruhan.

Pada dasarnya, setiap keputusan yang diambil oleh penentu kebijakan/pembuat

keputusan merupakan produk dari aspek kognitife manusia yang sangat dipengaruhi oleh

factor situasional. Yang mencakup didalamnya informasi tentang akuntasi yang secara umum

dikumpulkan melalui suatu skema tertentu dan disimpan dalam memori untuk kemudian

diingat kembali apabila dibutuhkan.

Penjelasan diatas mengantar kita untuk memahami pentingnya Teori Skema. Yaitu

suatu teori yang mengatakan suatu asosiasi gagasan/persepsi yang dapat muncul kembali

apabila pada saat seseorang membaca atau melihat peristowa tertentu (Lilis Sulistianingsih).

Artinya, informasi akuntansi yang disajikan oleh pembuat keputusan hanya akan berfungsi

apabila si pembuat keputusan memiliki seperengkat informasi tentang fenomena akuntansi

sebelumnya.

Page 5: Aspek Manusia Dalam Kajian Dan Praktek Akuntansi

Hal ini didukung oleh asusmi yang menagatakan bahwa Ada asumsi dengan teori

skema bahwa teks yang kita baca atau kita dengar itu tidaklah dengan sendirinya

menyampaikan makna kepada kita. Teks hanya memberikan petunjuk kepada pembaca atau

pendengar untuk menyusun pengertian/pemahaman berdasarkan penetahuan yang telah

dimilki sebelumnya. Dengan bantuan skema yang ada, seseorang akan berupaya memahami

teks yang dibacanya atau didengarkannya.

Teori schemata sendiri pertama kali popular dalam kajian psikologi oleh F.C barlet

yang memberikan defenisi skema sebagai “an active organization of past reactions, or past

experiences, which must always be supposed to be operating in any well-adapted organic

response”. Dengan kata lain, schemata adalah pengetahuan tak sadar (unconscious

Knowledge) yang bersumber dari pengalaman masa lalu.

Skema merupakan aspek yang menghubungan atau memberikan suatu gagasan dan

menyediakan suatu mekanisme yang mempertemukan antara pengetahuan lama dengan

pengetahuan baru dalam persepsi, bahasa, dan pemikiran. Ketiga element tersebut (persepsi,

bahasa, pemikiran) merupakan tiga serangkai yang menentukan tindakan seseorang dan

setiap keputusan yang diambilnya.

Persepsi adalah bagaimana orang – orang melihat atau mengintepretasikan peristiwa,

objek, serta manusia. orang – orang bertindak atas dasar persepsi mereka dengan

mengabaikan apakah persepsi itu mencerminkan kenyataan yang sebenarnya.

Persepsi memberikan makna pada stimuli (sensor stimuli). Persepsi juga merupakan

pengalaman tentang objek atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan. Meskipun demikian, karena persepsi tentang objek atau

peristiwa tersebut bergantung pada suatu kerangka ruang dan waktu, maka persepsi akan

bersifat sangat subjekti dan situasional.

Penjelasan teori schemata menekankan kepada penggunaan aspek cognitivsm dalam

kajian dan praktek akuntansi. Hal tersebut Nampak dari kajian yang dilakukan terhadap

keputusan professional akuntan public terkait suatu fenomena akuntansi. Keputusan –

keputusan akuntan professional tersebut dapat dikategorikan dalam lima proses. Yaitu :

a. Pengetahuan tentang fenomena akuntansi dikumpulkan melalui pengalaman

b. Stimulus

c. Lingkungan

Page 6: Aspek Manusia Dalam Kajian Dan Praktek Akuntansi

d. Proses pengambilan keputusan

e. Keputusan

2. Teori utilitas dalam Pengambilan keputusan.

Pada dasarnya antara teori schemata dengan teori utilitas adalah dua hal yang saling

berkaitan. Skema menyediakan informasi yang bersumber dari pengalaman dan pengetahuan

sebelumnya adapun utilitas adalah aspek rasionalitas manusia. kedua elemen tersebut adalah

2 pedang yang melahirkan suatu keputusan. Contoh sederhana. Misalkan seorang mahasiswa

merencakan untuk pergi kekampus. Dari pengalaman masa lalunya, jika dia berangkat jam 7,

maka jalanan akan macet (skema) dan jika macet dia bisa jadi terlambat masuk kelas

(rasionalitas). Dengan kedua aspek tersebut, maka dia memutuskan untuk berangkat ke

kampus lebih awal.

Dalam teori ekonomi, konsep utilitas pertama kali di perkenalkan oleh seorang filsuf

yang bernama John Struat Mill. Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif

yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan

(utility), biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi

penderitaan. "Utilitarianisme" berasal dari kata lain utilis, yang berarti berguna, bermanfaat,

berfaedah, atau menguntungkan.

Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik

adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk

adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya

perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau

tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.

Menurut kaum utilitarianisme, tujuan perbuatan sekurang-kurangnya menghindari

atau mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan yang dilakukan, baik bagi diri

sendiri ataupun orang lain. Adapun maksimalnya adalah dengan memperbesar kegunaan,

manfaat, dan keuntungan yang dihasilkan oleh perbuatan yang akan dilakukan. Perbuatan

harus diusahakan agar mendatangkan kebahagiaan daripada penderitaan, manfaat daripada

kesia-siaan, keuntungan daripada kerugian, bagi sebagian besar orang. Dengan demikian,

perbuatan manusia baik secara etis dan membawa dampak sebaik-baiknya bagi diri sendiri

dan orang lain.

Page 7: Aspek Manusia Dalam Kajian Dan Praktek Akuntansi

Dari penjelasan tersebut, kita dapat memahami konsep dasar dari ulitirianisme yaitu

keuntungan. Sehingga, apa yang dianggap rasional apabila memberikan keuntungan secara

personal dan apa yang dianggap tidak rasional adalah yang memberikan suatu kerugian.

Dalam akuntansi, suatu keputusan hanya dapat dikatakan rasional apabila keputusan tersebut

menciptakan suatu keuntungan bagi entitas bisnis.

Berkaitan dengan pengambilan keputusan. Rasional utility diharapkan didasarkan

pada enam prinsip dasar dalam tingkah laku memilihi. Yaitu :

1. Ada urutan alternative. Pertama – tama, para pengambil keputusan rasional harus

membandingkan setiap dua alternative dan memilih salah satu altiernatife dan

mengabaikan hal lain. Prinsip ini menyatakan bahwa dalam menentukan pilihan A

atau B, cara – cara penyajian pilihan A dan B tersebut tidak mempengaruhi keputusan

yang diambil.

2. Dominasi/kekuasaan. Diantara beberapa pilihan, seseorang pengambil keputusan

akan mempertimbangkan pilihan mana yang lebih mendominasi atau menghasilkan

lebih baik diantara pilihan – pilihan tersebu. Jika ada dua kondisi, dilihat dari aspek

manapun sama, namun, satu kondisi lebih baik jika dipilih, maka secara rasional

orang akan mengambil kondisi tersebut.

3. Cancelattion. Pemilihan diantara dua alternatife harus mempertimbangkan hasil yang

paling mennguntungkan.

4. Transitivitas. Pertimbangan keputusan harus dibuat berdasarkan kesukaan. Misalnya

seseorang yang memilih pasangan seorang serjana kehutanan, didisarkan kepada dia

lebih menyukai petualangan ketimbang kehidupan yang monoton.

5. Kontiniutas. Hasil yang ciapai dari suatu keputusan harus berkelanjutan.

6. Invariance. Prinsip invariance menetapkan bahwa pembuat keputusan seharusnya

tidak dipengaruhi oleh cara alternatife penyajian. Pembuat keputusan harus lebih

mempertimbangkan subbstansi.

Namun, asumsi diatas hanya dapat berlaku jika pengambil keputusan memiliki

informasi secara utuh mengenai fenomena yang ada. Akan tetapi, informasi terhadap

suatu fenomena tertetu lebih sering tidak lengkap atau tidak pasti. Seorang pengambil

keputusan apabila dihadapkan pada situasi akhir yang tidak pasti akan menggunakan

Page 8: Aspek Manusia Dalam Kajian Dan Praktek Akuntansi

mekanisme psikologis untuk membantu mereka dalam mengambil suatu keputusan.

Mekanisme psikologis yang terpenting adalah bagaimana cara orang menggunakan

informasi yang rumit, kompleks, acak dan tidak dikenali menjadi suatu rumusan yang

memungkinkan mereka mengambil suatu keputusan.

Dari kedua teori yang dikemukakan diatas, dapat dilihat bahwa pada dasarnya pengambil

keputusan dalam suatu entitas bisnis sangat dipengaruhi oleh dua hal yaitu, aspek kognitife

dimana seorang pengambil keputusan akan mendasarkan keputusannya pada pengalaman masa

lalu. Serta aspek kontigensi yaitu kondisi ketidakpastian lingkungan menyebabkan seorang

pengambil keputusan akan menggunakan rasionalitasnya yang lagi – lagi dipengaruhi oleh

pertimbangan pengalaman masa lalu dalam mengambil suatu keputusan.

C. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu

Saat ini, wacana mengenai apek keprilakuan secara khsusu aspek kogntitfe dalam

akuntansi merupakan wacana yang telah diteliti oleh beberapa peneliti, diantaranya :

1. Muji merani dan Beti Lestirioni. Kedua orang tersebut meneliti tentang factor

keprilakuan organiasi terhadap kegunaan system akuntansi keuangan daerah dengan

menggunakan konflik kognit sebagai variable intervening. Dalam penelitian tersebut,

peneliti menjelaskan bahwa Konflik kognitif dapat bermanfaat untuk memecahkan

masalah dan mendorong kea arah perbaikan pengambilan keputusan. Manfaat yang

diperoleh dari konflik kognitif berasal dari potensinya untuk menyediakan kesempatan

untuk interaksi dengan dialegctical style, berdebat, mempertahankan argument yang

memiliki melawan argument lain dalam organisasi.

2. Febrianty yang meneliti tentang perkembangan model moral kognotife dan relevansinya

dalam riset – riset akuntansi. Dengan menggunakan teori moral Jean Piaget (1896-1980)

seorang psikolog Swiss: dikenal dgn teori perkembangan intelektual yang menyeluruh

yang mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi dan psikologis. Piaget

menerangkan inteligensi itu sendiri sebagai adaptasi biologi terhadap lingkungan.

Contohnya manusia tidak mempunyai mantel berbulu lembut untuk melindunginya dari

dingin; manusia tidak mempunyai kecepatan untuk lari dari hewan pemangsa; manusia

Page 9: Aspek Manusia Dalam Kajian Dan Praktek Akuntansi

juga tidak mempunyai keahlian dalam memanjat pohon. Tetapi manusia memiliki

kepandaian untuk memproduksi pakaian dan kendaraan untuk transportasi.

Penelitian yang dilakukan oleh muji murani memberikan pemahaman bahwa adanya

konflik kognitife yaitu suatu kondisi adanya pertentangan informasi yang didapatkan oleh

seseorang sangat bermanfaat untuk menguji suatu informasi dan menguji apakah keputusan yang

akan diambilnya merupakan suatu keputusan terbaik.

Adapun penelitian febrianty, pada dasarnya menjelaskan (berdasarkan teori pieget)

bahwa kemajuan peradaban manusia saat ini tidak lain adalah berkat adanya aspek kognitife

yang dimiliki oleh manusia. yaitu, kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang dapat

memajukan hidupnya. Atas dasar pemikiran tersebutlah, sesorang memutuskan untuk membuat

sesuatu. Ini adalah dasar lahirnya penemuan – penemuan besar yang sangat mempengaruhi

kehidupan ummat manusia, seperti penemuan mesin, penemuan sarana komunikasi dan terkahir

penemuan tekhnilogi informasi.

D. Sudut pandang manusia dalam kajian dan prakek akuntansi.

Dari penjelasan diatas, kita dapat membangun hipotesis bahwa pada dasarnya fenomena

akuntansi yang terjadi atas dasar keputusan terhadap suatu fenomena tertentu merupakan

penggunaan aspek kognitif pengambil keputusan tersebut atas situasi ketidak pastian yang

dialaminya.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa lingkungan bisnis dimana akuntansi itu berada

merupakan lingkungan yang penuh dengan iklim kompetitife dan perubahan yang sangat radikal.

Informasi yang beredar harus memiliki aspek kebaruan sehingga dapat diandalkan, karena

informasi yang lewat sehari saja dapat membuat pengambil keputusan salah dalam mengambil

keputusan.

Fenomena tersebut menuntut para penentu kebijakan membuka diri selebar – lebarnya terhadap

informasi, khususnya informasi akuntansi dan bagaimana informasi akuntansi itu dapat

digunakan. Dengan informasi – informasi tersebut, maka pengambil kebijakan dapat

merumuskan suatu keputusan tepat sasaran.

Page 10: Aspek Manusia Dalam Kajian Dan Praktek Akuntansi

Namun, yang perlu digaris bawahi adalah informasi – informasi yang beredar tidak sepenuhnya

bebas nilai. Informasi sangat dintentukan oleh seperangkat kepentingan yang mendasari

informasi tersebut. Salah satu adalah penggunaan manajemen laba. Umumnya, manager yang

melihat adanya ketidakpastian ekonomi di periode mendatang akan menggunakan informasi

manajemen laba untuk kepentingan dirinya maupun kepentingan entitas bisnisnya.

Disini peran aspek kognitife dan informas sangat menentukan, maka tidak salah jika pieget

menempelkan aspek moral dalam unsure kognite manusia. menurutnya, aspek kognite manusia

seperti pisau yang dapat digunakan untuk kepentingan konstruktif maupun destruktife.

Pernyataan Piget tersebut dapat dilihat dari fenomena – fenomena akuntansi yang terjadi saat ini.

Kasus perselingkuhan antara KAP Arthur Anderson dengan Enron Ltd, diawal decade lalu

merupakan tamparan keras bagi para praktisi akuntan.

Tidak hanya diluar negeri, di dalam negeripun kasus – kasus penyimpangan akuntansi marak

terjadi. Diantarnya laporan keuangan PT. Bank Lippo yang menyesatkan, laporan keuangan PT.

Lapindo Brantas yang merugikan Negara. Dan berbagai kasus – kasus penyimpangan akuntansi

lainnya.

Jika mengkaji lebih dalam dan mencari factor yang menyebabkan hal tersebut, maka salah satu

jawabannya adalah pada aspek kognitif manusia. selama ini, akuntansi diliat hanya sebagai suatu

instrument yang melayani kepentingan pemilik modal (capitalist). akuntansi tidak ada bedanya

dengan budak yang tidak peduli dengan apapun kelakuan tuannya yang penting dia memberikan

pelayanan terbaik. Akibatnya, akuntansi yang hanya dilihat sebagai suatu instrument kemudian

digunakan untuk kepentingan kelompok tertentu, meskipun hal tersebut merugikan banyak

pihak.

Oleh karena itu, akuntansi saat ini harus ambil bagian dalam proses penyadaran dan perbaikan

dunia bisnis yang sangat kapitalis. Akuntansi harus juga berpihak pada kepentingan kelas

pekerja, kepentingan masyarakat umum dan kepentingan Negara. Proses tersbeut dapat ditempuh

dengan penguatan aspek etika dan moral dalam kajian akuntansi itu sendiri. Sebagaimana yang

telah dijelaskan dalam tinjauan teoritis diatas, bahwa setiap keputusan yang dikeluarkan oleh

seseorang sangat ditentukan oleh skema pengetahuan yang ada dalam dirinya. Jika akuntansi

senantias mengajarkan efisensi, maksimalisasi profit, efektifitas tanpa dibarangi dengan konsep

etika dan moral. Maka informasi akuntansi hanya akan mengorbankan kelas pekerja untuk

memuaskan hasrat kelas pemilik modal.

Page 11: Aspek Manusia Dalam Kajian Dan Praktek Akuntansi

E. Kesimpulan

Dari penjelasan makalah diatas, kesimpulan yang dapat ditarik adalah :

1. Proses pengambilan keputusan oleh para penentu keputusan sangat tergantung pada

informasi yang didapatkan terkait suatu fenomena.

2. informasi tersebut tidak hanya informasi yang baru didaptkan, namun juga informasi

yang telah lebih dulu didapatkan.

3. Proses pengambilan keputusan yang mengambil informasi sebelumnya dan menyocokkan

dengan infirmasi baru disebut dengan teori skema.

4. Dalam menentukan suatu keputusan, seseorang sangat dipengarhu oleh aspek

rasionalitasnya.

5. Rasionalitas dalam mengambil keputusan didasarkan kepada kondisi ketidakpastian yang

dialami oleh penentu keputusan.

6. Rasionalitas dapat didefenisikan sebagai keuntungan. Yaitu suatu pilihan akan diambil

jika pilihan tersebut lebih menguntukan dibandingkan dengan pilihan yang lain.

7. Dari hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa aspek kognitife merupakan elemen

kunci yang mendorong seseorang untuk melakukan perubahan danpenyesuaian terhadap

lingkungannya.

8. Aspek etika dan moral dalam akuntansi harus mendapatkan perhatian serius.

Page 12: Aspek Manusia Dalam Kajian Dan Praktek Akuntansi

DAFTAR REFRENSI

Belkaoui, A.R. 2002. Behavioral Manajemen Accounting. Quarom Books. London.

Febrianty. 2011. Perkembangan Model Kognitive Dan Relevansinya Dalam Riset – Riset

Akuntansi. Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (Jenius). Vol.1 No. 1.

Ikhsan. A dkk. 2005. Akuntansi Keprilakuan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Meji. M. 2011. Faktor Keprilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan System Akuntansi Keuangan

Daerah Dengan Konflik Kognitif Dan Konflik Afektif Sebagai Intervening.

Jurnal Fokus Ekonomi. Vol 10. No 3.

Suartana. I.W. 2010. Akuntansi Keprilakuan. Penerbit Asdi. Denpasar Bali.