askep sirosis hepatis baru

Upload: deairenapusparini

Post on 02-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    1/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.Latar Belakang

    Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. di dalam hati terjadi

    proses-proses penting bagi kehidupan kita. yaitu proses penyimpanan energi,

    pengaturan metabolisme kolesterol, dan peneralan racun/obat yang masuk dalam

    tubuh kita. sehingga dapat kita bayangkan akibat yang akan timbul apabila terjadi

    kerusakan pada hati.

    Sirosis hepatis adalah suatu penyakit di mana sirkulasi mikro, anatomi

    pembuluh darah besar dan seluruh system arsitekture hati mengalami perubahanmenjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat ( firosis ) di sekitar

    paremkin hati yang mengalami regenerasi. sirosis didefinisikan sebagai proses difus

    yang di karakteristikan oleh fibrosis

    dan perubahan strukture hepar normal menjadi penuh nodule yang tidak normal.

    Peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel

    menyebabkan banyaknya terbentuk jaringan ikat dan regenerasi noduler dengan

    berbagai ukuran yang di bentuk oleh sel paremkim hati yang masih sehat.

    akibatnya bentuk hati yang normal akan berubahdisertai terjadinya penekanan pada

    pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena pota yang akhirnya menyebakan

    hipertensi portal.

    Penyebab sirosis hati beragam. selain disebabkan oleh virus hepatitis B

    ataupun C, bisa juga di akibatkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, bergai

    macam penyakit metabolik, adanya ganguan imunologis, dan sebagainya.

    Di negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ke tiga pada

    pasien yang berusia 4546 tahun ( setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker ). di

    seluruh dunia sirosis menempati urutan ketujuh penyebab kematian, 25.000 orang

    meninggal setiap tahun akibat penyakit in. sirosis hati merupakan penyakit hati yang

    sering di temukan dalam ruangan perawatan bagian penyakit dalam.

    di indonesia sirosis hati lebih sering di jumpai pada lakilaki dari pada perempuan.

    dengan perbandingan 24 : 1.

    Peran dan fungsi perawat adalah memberi penyuluhan kesehatan agar

    mayakakat dapat mewaspadai bahaya penyakit sirosis hepatis . Sedangkan peran

    perawat dalam merawat pasien dengan penyakit sirosis hepatis adalah mencakup

    perbaikan masukan nutrisi klien, membantu klien mendapatkan citra diri yang positif

    dan pemahaman dengan penyakit dan pengobatanya.

  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    2/16

  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    3/16

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    2.1 DEFINISI

    Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya

    pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses

    peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha

    regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi

    mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul

    tersebut (Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2001).

    2.2Anatomi Fisiologi

    A.

    Anatomi Hati

    Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh manusia. Hati terletak di

    belakang tulang-tulang iga (kosta) dalam rongga abdomen daerah kanan atas. Hati

    memiliki berat sekitar 1500 gram, dan dibagi menjadi empat lobus. Setiap lobus hati

    terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang ke dalam lobus itu

    sendiri dan membagi massa hati menjadi unit-unit yang lebih kecil, yang

    disebut lobulus. Permukaan atas terletak bersentuhan di bawah diafragma, permukaan

    bawah terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara eratoleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh peritoneum kecuali di daerah

    posterior-superior yang berdekatan dengan v.cava inferior dan mengadakan kontak

    langsung dengan diafragma. Bagian yang tidak diliputi oleh peritoneum disebut bare

  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    4/16

    area.Terdapat refleksi peritoneum dari dinding abdomen anterior, diafragma dan

    organ-organ abdomen ke hepar berupa ligamen.

    B. Macam-macam ligamennya:

    1. Ligamentum falciformis: Menghubungkan hepar ke dinding ant. abd

    dan terletak di antara umbilicus dan diafragma.

    2. Ligamentum teres hepatis = round ligament: Merupakan bagian bawah

    lig. falciformis; merupakan sisa-sisa peninggalan v.umbilicalis yg telah

    menetap.

    3. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis:

    Merupakan bagian dari omentum minus yg terbentang dari curvatura minor

    lambung dan duodenum sblh prox ke hepar. Di dalam ligamentum ini terdapat

    Aa.hepatica, v.porta dan duct.choledocus communis. Ligamen

    hepatoduodenale turut membentuk tepi anterior dari Foramen Wislow.

    4. Ligamentum Coronaria Anterior kika dan Lig coronaria posterior ki-

    ka: Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke hepar.

    5.

    Ligamentum triangularis ki-ka: Merupakan fusi dari ligamentum

    coronaria anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.

    Secara anatomis,organ hepar terletak di hipochondrium kanan dan

    epigastrium, dan melebar ke hipokondrium kiri. Hepar dikelilingi oleh cavum toraks

    dan bahkan pada orang normal tidak dapat dipalpasi (bila teraba berarti ada

    pembesaran hepar).

    Secara mikroskopis, hepar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dariserabut kolagen dan jaringan elastis yg disebut Kapsul Glisson.

    Gambar Anatomi Fisiologi Sirosis Hepatis

    Fisiologi Hati

    Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi

    tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20-25% oksigen darah. Ada beberapa fungsi

    hati yaitu:

    1.

    Sebagai metabolisme karbohidrat

    Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling

    berkaitan satu sama lain. Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus

    halus menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun

  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    5/16

    di dalam hati kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses

    pemecahan glikogen menjadi glukosa disebut glikoneogenesis. Karena proses-proses

    ini, hati merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati mengubah

    glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa.

    Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan, yaitu: menghasilkan energi,

    biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan membentuk/biosintesis

    senyawa 3 karbon (3C), yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus

    krebs).

    2. Sebagai metabolisme lemak

    Hati tidak hanya membentuk/mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan

    katabolisis asam lemak. Asam lemak dapat dipecah menjadi beberapa komponen:

    1. Senyawa 4 karbon keton bodies.

    2. Senyawa 2 karbon active acetate(dipecah menjadi asam lemak

    dan gliserol).

    3. Pembentukan cholesterol.

    4.

    Pembentukan dan pemecahan fosfolipid.

    Hati merupakan pembentukan utama sintesis, esterifikasi, dan ekskresi

    kolesterol di mana serum cholesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid.

    3. Sebagai metabolisme protein

    Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. Dengan proses

    deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. Dengan

    proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen.

    Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan -globulin

    dan organ utama bagi produksi ur ea. Urea merupakanend product metabolisme

    protein. -globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum

    tulang. -globulin hanya dibentuk di dalam hati. Albumin mengandung 584 asam

    amino dengan BM 66.000.

    4. Sehubungan dengan pembekuan darah

    Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan

    dengan koagulasi darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII,

    IX, X. Faktor ekstrinsiakan beraksi jika benda asing mengenai pembuluh darah dan

  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    6/16

    factor instrinsik akan beraksi jika berhubungan dengan katup jantungvitamin K

    dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.

    5. Sebagai metabolisme vitamin

    Semua vitamin disimpan di dalam hati, khususnya vitamin A, D, E, dan K.

    6. Sebagai detoksikasi

    Hati adalah pusat detoksikasi tubuh. Proses detoksikasi terjadi pada proses

    oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi, dan konjugasi terhadap berbagai macam

    bahan seperti zat racun danobat over dosis.

    7.

    Sebagai fagositosis dan imunitas

    Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen, dan berbagai bahan

    melalui proses fagositosis. Selain itu, sel kupfer juga ikut memproduksi -globulin

    sebagai imun l ivers mechanism.

    8. Sebagai hemodinamik

    Hati merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.Hati

    menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal 1500 cc/menit

    atau 1000-1800 cc/menit. Darah yang mengalir di dalam arteri hepatica 25% dan di

    dalam vena porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar

    dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persyarafan, dan hormonal. Aliran ini

    berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, dan shock.

    2.3Klasifikasi

    Ada tiga tipe sirosis atau pembentukan parut dalam hati, yaitu:

    1. Sirosis portal Laennec(alkoholik, nutrisional), dimana jaringan parut

    secara khas mengelilingi daerah portal. Sirosis ini paling sering disebabkan

    oleh alkoholisme kronis dan merupakan tipe sirosis yang paling sering

    ditemukan di negara Barat.

    2. Sirosis poscanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar

    sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.

    3. Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati di

    sekitar saluran empedu. Tipe ini biasanya terjadi akibat obstruksi bilier yang

    kronis dan infeksi (kolangitis), insidensnya lebih rendah dari pada insidens

    sirosis Laennec dan sirosis poscanekrotik.

  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    7/16

    2.4Etiologi

    Sirosis terjadi di hati sebagai respon terhadap cedera sel berulang dan reaksi

    peradangan yang di timbulkan. Penyebab sirosis antara lain adalah infeksi misalnya

    hepatitis dan obstruksi saluran empedu yang menyebabkan penimbunan empedu di

    kanalikulus dan ruptur kanalikulus, atau cedera hepatosit akibat toksin.

    Penyebab lain dari sirosis hepatis, yaitu:

    1. Alkohol, suatu penyebab yang paling umum dari sirosis, terutama di

    daerah Barat. Perkembangan sirosi tergantung pada jumlah dan keteraturan

    mengonsumsi alkohol. Mengonsumsi alkohol pada tingkat-tingkat yang tinggi

    dan kronis dapat melukai sel-sel hati.Alkohol menyebabkan suatu jajaran dari

    penyakit-penyakit hati, yaitu darihati berlemak yang sederhana dan tidak

    rumit (steatosis), ke hati berlemak yang lebih serius dengan

    peradangan(steatohepatiti s atau alcoholi c hepatitis), ke

    sirosis. Sirosis kriptogenik, disebabkan oleh(penyebab-penyebab yang tidak

    teridentifikasi, misalnya untuk pencangkokan hati). Sirosis kriptogenik

    dapat menyebabkan kerusakan hati yang progresif dan menjurus pada sirosis,

    dandapat pula menjurus pada kanker hati.

    2. Kelainan-kelainan genetik yang diturunkan/diwariskanberakibat

    pada akumulasi unsur-unsur beracun dalam hati yang menjurus pada

    kerusakan jaringan dan sirosis. Contohnyaakumulasi besi yang

    abnormal (hemochromatosis)atau tembaga (penyaki t Wil son). Pada

    hemochromatosis, pasien mewarisi suatu kecenderungan untuk menyerap

    suatu jumlah besi yang berlebihan dari makanan.

    3. Primary Biliary Cirrhosis (PBC)adalah suatu penyakit hati yang

    disebabkan oleh suatu kelainan dari sistem imun yang

    ditemukan pada sebagian besar wanita. Kelainan imunitas pada PBC

    menyebabkan peradangan dan kerusakan yang kronis dari pembuluh-

    pembuluh kecil empedu dalam hati. Pembuluh-pembuluh empedu adalah

    jalan-jalan dalam hati yang dilalui empedu menuju ke usus. Empedu adalah

    suatu cairan yang dihasilkan oleh hati yang mengandung unsur-unsur yang

    diperlukan untuk pencernaan dan penyerapan lemak dalam usus serta produk-

    produk sisa, seperti pigmen bilirubin (bilirubin dihasilkan dengan

    mengurai/memecah hemoglobin dari sel-sel darah merah yang tua).

    http://www.totalkesehatananda.com/fattyliver1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/fattyliver1.html
  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    8/16

    4. Primary Sclerosing Cholangitis (PSC)adalah suatu penyakit yang

    tidak umum yang seringkali ditemukan pada pasien denganradang usus besar.

    Pada PSC, pembuluh-pembuluh empedu yang besar diluar hati menjadi

    meradang, menyempit, dan terhalangi. Rintangan pada aliran empedu

    menjurus pada infeksi-infeksi pembuluh-pembuluh empedu dan jaundice

    (kulit yang menguning) dan akhirnya menyebabkan sirosis.

    5. Hepatitis Autoimun adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh

    suatu kelainan sistem imun yang ditemukan lebih umum pada wanita.

    Aktivitas imun yang abnormal pada hepatitis autoimun menyebabkan

    peradangan dan penghancuran sel-sel hati (hepatocytes)yang progresif dan

    akhirnya menjurus pada sirosis.

    6. Bayi-bayi dapat dilahirkan tanpa pembuluh-pembuluh empedu

    (biliary atresia)kekurangan enzim-enzim vital untuk mengontrol gula-gula

    yang menjurus pada akumulasi gula-gula dan sirosis. Pada kejadian-kejadian

    yang jarang, ketidakhadiran dari suatu enzim spesifik dapat menyebabkan

    sirosis dan luka parut pada paru (kekurangan alpha 1 antitrypsin).

    7.

    Penyebab-penyebab sirosis yang lebih tidak umumtermasukreaksi-reaksi yang tidak umum pada beberapa obat-obatan dan paparan yang

    lama pada racun-racun, dan juga gagal jantung kronis (cardiac cir rhosis).

    Pada bagian-bagian tertentu dari dunia (terutama Afrika bagian utara), infeksi

    hati dengan suatu parasit (schistosomiasis) adalah penyebab yang paling

    umum dari penyakit hati dan sirosis.

    2.5 Patofisiologi

    Minuman yang mengandung alkohol dianggap sebagai factor utama terjadinya sirosis

    hepatis. Selain pada peminum alkohol, penurunan asupan protein juga dapat

    menimbulkan kerusakan pada hati, Namun demikian, sirosis juga pernah terjadi pada

    individu yang tidak memiliki kebiasan minum dan pada individu yang dietnya normal

    tapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi.

    Faktor lain diantaranya termasuk pajanan dengan zat kimia tertentu (karbon

    tetraklorida, naftalen, terklorinasi, arsen atau fosfor) atau infeksi skistosomiastis dua

    kali lebih banyak daripada wanita dan mayoritas pasien sirosis berusia 4060 tahun.

    Sirosis laennec merupakan penyakit yang ditandai oleh nekrosis yang melibatkan sel-

    sel hati dan kadang-kadang berulang selama perjalanan penyakit sel-sel hati yang

    dihancurkan itu secara berangsur-angsur digantikan oleh jaringan parut yang

    http://www.totalkesehatananda.com/colitis1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/colitis1.html
  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    9/16

    melampaui jumlah jaringan hati yang masih berfungsi. Pulau-pulau jaringan normal

    yang masih tersisa dan jaringan hati hasil regenerasi dapat menonjal dari bagian-

    bagian yang berkonstriksi sehingga hati yang sirotik memperlihatkan gambaran mirip

    paku sol sepatu berkepala besar (hobnail appearance) yang khas.

    2.6Tanda dan Gejala

    Penyakit sirosis hepatis mempunyai gejala seperti ikterus dan febris yang intermiten.

    Adanya pembesaran pada hati. Pada awal perjalanan sirosis hepatis ini, hati

    cenderung membesar dan sel-selnya dipenuhi oleh lemak. Hati tersebut menjadi keras

    dan memiliki tepi tajam yang dapat diketahui melalui palpasi. Nyeri abdomen dapat

    terjadi sebagai akibat dari pembesaran hati yang cepat dan baru saja terjadi sehingga

    mengakibatkan regangan pada selubung fibrosa hati (kapsula Glissoni). Pada

    perjalanan penyakit yang lebih lanjut, ukuran hati akan berkurang setelah jaringan

    parut menyebabkan pengerutan jaringan hati. Apabila dapat dipalpasi, permukaan hati

    akan teraba benjol-benjol (noduler). Obstruksi Portal dan Asites. Semua darah dari

    organ-organ digestif praktis akan berkumpul dalam vena portal dan dibawa ke hati.

    Karena hati yang sirotik tidak memungkinkan pelintasan darah yang bebas, maka

    aliran darah tersebut akan kembali ke dalam limpa dan traktus gastrointestinal dengan

    konsekuensi bahwa organ-organ ini menjadi tempat kongesti pasif yang kronis;

    dengan kata lain, kedua organ tersebut akan dipenuhi oleh darah dan dengan

    demikian tidak dapat bekerja dengan baik. Pasien dengan keadaan semacam ini

    cenderung menderita dispepsia kronis atau diare. Berat badan pasien secara

    berangsur-angsur mengalami penurunan.

    Cairan yang kaya protein dan menumpuk di rongga peritoneal akan menyebabkan

    asites. Hal ini ditunjukkan melalui perfusi akan adanya shifting dullness atau

    gelombang cairan. Splenomegali juga terjadi. Jaring-jaring telangiektasis, atau

    dilatasi arteri superfisial menyebabkan jaring berwarna biru kemerahan, yang sering

    dapat dilihat melalui inspeksi terhadap wajah dan keseluruhan tubuh. Varises

    Gastrointestinal. Obstruksi aliran darah lewat hati yang terjadi akibat perubahan

    fibrofik juga mengakibatkan pembentukan pembuluh darah kolateral sistem

    gastrointestinal dan pemintasan (shunting) darah dari pernbuluh portal ke dalam

    pernbuluh darah dengan tekanan yang lebih rendah. Sebagai akibatnya, penderita

    sirosis sering memperlihatkan distensi pembuluh darah abdomen yang mencolok serta

    terlihat pada inspeksi abdomen (kaput medusae), dan distensi pembuluh darah di

    seluruh traktus gastrointestinal. Esofagus, lambung dan rektum bagian bawah

    merupakan daerah yang sering mengalami pembentukan pembuluh darah kolateral.

  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    10/16

    Karena fungsinya bukan untuk menanggung volume darah dan tekanan yang tinggi

    akibat sirosis, maka pembuluh darah ini dapat mengalami ruptur dan menimbulkan

    perdarahan. Karena itu, pengkajian harus mencakup observasi untuk mengetahui

    perdarahan yang nyata dan tersembunyi dari traktus gastrointestinal. Edema. Gejala

    lanjut lainnya pada sirosis hepatis ditimbulkan oleh gagal hati yang kronis.

    Konsentrasi albumin plasma menurun sehingga menjadi predisposisi untuk terjadinya

    edema. Produksi aldosteron yang berlebihan akan menyebabkan retensi natrium serta

    air dan ekskresi kalium.

    2.7Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan Laboratorium

    1. Pada Darah dijumpai HB rendah, anemia normokrom normositer,

    hipokrom mikrositer / hipokrom makrositer, anemia dapat dari akibat

    hipersplemisme dengan leukopenia dan trombositopenia, kolesterol darah

    yang selalu rendah mempunyai prognosis yang kurang baik.

    2. Kenaikan kadar enzim transaminase - SGOT, SGPT bukan merupakan

    petunjuk berat ringannya kerusakan parenkim hati, kenaikan kadar ini

    timbul dalam serum akibat kebocoran dari sel yang rusak, pemeriksaan

    bilirubin, transaminase dan gamma GT tidak meningkat pada sirosis

    inaktif.

    3. Albumin akan merendah karena kemampuan sel hati yang berkurang, dan

    juga globulin yang naik merupakan cerminan daya tahan sel hati yang

    kurang dan menghadapi stress.

    4. Pemeriksaan CHE (kolinesterase). Ini penting karena bila kadar CHE

    turun, kemampuan sel hati turun, tapi bila CHE normal / tambah turun

    akan menunjukan prognasis jelek.

    5. Kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretic dan pembatasan

    garam dalam diet, bila ensefalopati, kadar Na turun dari 4 meg/L

    menunjukan kemungkinan telah terjadi sindrom hepatorenal.

  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    11/16

    6. Pemanjangan masa protrombin merupakan petunjuk adanya penurunan

    fungsi hati. Pemberian vit K baik untuk menilai kemungkinan perdarahan

    baik dari varises esophagus, gusi maupun epistaksis.

    7. Peningggian kadar gula darah. Hati tidak mampu membentuk glikogen,

    bila terus meninggi prognosis jelek.

    8. Pemeriksaan marker serologi seperti virus, HbsAg/HbsAb, HbcAg/

    HbcAb, HBV DNA, HCV RNA., untuk menentukan etiologi sirosis hati

    dan pemeriksaan AFP (alfa feto protein) penting dalam menentukan

    apakah telah terjadi transpormasi kearah keganasan.

    2.8Penatalaksanaan

    Penatalaksaan pasien sirosis biasanya didasarkan pada gejala yang ada. Sebagai

    contoh, antasid diberikan untuk mengurangi distress lambung dan meminimalkan

    kemungkinan perdarahan gastrointestinal. Vitamin dan suplemen nutrisi akanmeningkatkan proses kesembuhan pada sel-sel hati yang rusak dan memperbaiki

    status gizi pasien. Pemberian preparat diuretik yang mempertahankan kalium

    (spironolakton) mungkin diperlukan untuk mengurangi asites dan meminimalkan

    perubahan cairan serta elektrolit yang umum terjadi pada penggunaan jenis diuretik

    lainnya.

    Penatalaksaan lainnya pada sirosis hepatis, yaitu:

    1.

    Istirahat yang cukup sampai terdapat perbaikan ikterus, asites, dan

    demam.

    2.

    Makanan tinggi kalori dan protein.

    3. Mengatasi infeksi dengan antibiotik.

    4. Memperbaiki keadaan gizi.

    5.

    Roboransia. Vitamin B Kompleks yang cukup. Dilarang makan-makanan yang mengandung alkohol.

    Penatalaksanaan pada asites dan edema, yaitu:

    1. Istirahat dan diet rendah garam.

  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    12/16

    2. Bila istirahat dan diet rendah garam tidak dapat diatasi, diberikan

    pengobatan diuretik berupa spironolakton 50-100 mg/hari (awal) dan dapat

    ditingkatkan sampai 300 mg/hari bila setelah 3-4 hari tidak terdapat

    perubahan.

    3. Bila terjadi asites refrakter (asites yang tidak dapat dikendalikan

    dengan terapi medikamentosa yang intensif) lakukan terapi parasentesis.

    4.

    Pengendalian cairan asites. Diharapkan terjadi penurunan berat badan

    1kg/2 hari atau keseimbangan cairan negative 600-800 ml/hari. Hati-hati bila

    cairan terlalu banyak dikeluarkan dalam satu saat, dapat mencetus

    ensefalopati hepatik.

    A. Tes Faal Hati

    Karena faal hati dalam tubuh mempunyai multifungsi maka tes faal hatipun

    beraneka ragam sesuai dengan apa yang hendak kita nilai.

    Untuk fungsi sintesis seperti protein, zat pembekuan darah dan lemak biasanya

    diperiksa albumin, masa protrombin dan cholesterol. Fungsi ekskresi/transportasi,

    diperiksa bilirubin, alkali fosfatase. -GT. Kerusakan sel hati atau jaringan hati,diperiksa SGOT(AST), SGPT(ALT). Adanya pertumbuhan sel hati yang muda

    (karsinoma sel hati), alfa feto protein. Kontak dengan virus hepatitis B yaitu;

    HBsAg, AntiHBs, HBeAg, anti HBe, Anti HBc, HBVDNA, dan virus hepatitis C

    yaitu; anti HCV, HCV RNA, genotype HCV.

    B. Pengobatan

    a)

    Sirosis hepatis

    Pengobatan untuk sirosis hepatis, yaitu:

    1. Simtomatis

    2. Supportif, yaitu:

    a. Istirahat yang cukup.

    b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang, misalnya:

    cukup kalori,protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin.

    c.

    Pengobatan berdasarkan etiologi, misalnya pada sirosis hati

    akibat infeksi virus C dapat dicoba dengan interferon. Sekarang

    telah dikembangkan perubahan strategi terapi untukpasien

  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    13/16

    dengan hepatitis C kronis yang belum pernah

    mendapatkan pengobatan IFN (intraferon), seperti:

    d. kombinasi IFN (intraferon) dengan ribavirin.

    e.

    terapi induksi IFN (intraferon).

    f. terapi dosis IFN tiap hari

    Terapi kombinasi

    IFN (intraferon) dan RIB (Ribavirin) terdiri dari

    IFN(intraferon) 3 juta unit 3 x seminggu dan

    RIB (ribavirin) 1000-2000 mg perhari tergantung berat

    badan(1000mg untuk berat badan kurang dari 75kg)

    yang diberikan untukjangka waktu 24-48 minggu.

    Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan

    dengan dosis yang lebih tinggi dari 3 juta unit setiap

    hari untuk 2-4 minggu yang dilanjutkan dengan 3 juta

    unit 3 x seminggu selama 48 minggudengan atau tanpa

    kombinasiRIB

    Terapi dosis interferon setiap hari. Dasar pemberian

    IFN dengan dosis 3 juta atau 5 juta unit tiap hari

    sampai HCV-RNA negatif di serum dan jaringan hati.

    g. Pengobatan yang spesifik dari sirosishati akan diberikan jika

    telah terjadi komplikasi seperti:

    1. Asites.

    2. Spontaneous bacterial peritonitis.

    3. Hepatorenal syndrome.

    4. Ensefalophaty hepatic

    2.10

    Asuhan Keperawatan

    Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah:

    1) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia.

    2) Intolerans aktifitas b/d kelemahan otot.

    3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d asites

    4) Gangguan perfusi jaringan b/d hematemesis dan melena.

    5) Cemas b/d hematemesis dan melena.

    6)

    Gangguan pola nafas b/d asites.

    7) Kerusakan mobilitas fisik b/d efek kekakuan otot.

    b. Rencana Tindakan

  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    14/16

    1) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia.

    Tujuan:kebutuhan nutrisi terpenuhi.

    Kriteria hasil:menunjukkan peningkatan nafsu makan.

    Rencana tindakan:

    Intervensi Rasional

    1.Diskusikan tentang pentingnya

    nutrisi bagi klien.

    2.Anjurkan makan sedikit tapi

    sering.

    3.Batasi cairan 1 jam sebelum dan

    sesudah makan.

    4.Pertahankan kebersihan mulut.

    5.Batasi makanan dan cairan yang

    tinggi lemak.

    6.pantau intake sesuai dengan diet

    yang telah disediakan.

    Nutrisi yang baik dapat

    mempercepat proses

    penyembuhan.

    Peningkatan tekanan intra

    abdominal akibat asites

    menekan saluran GI danmenurunkan kapasitasnya.

    Cairan dapat menurunkan

    nafsu makan dan masukan.

    Akumulasi partikel makanan di

    mulut dapat menambah bau

    dan rasa tak sedap yang

    menurunkan nafsu makan.

    Kerusakan aliran empedu

    mengakibatkan malabsorbsi

    lemak.

    Untuk mencukupi nutrisi

    intake harus adekuat.

    2) Intolerans aktifitas b/d kelemahan otot.

    Tujuan:Klien dapat beraktifitas sesuai dengan batas toleransi.

    Kriteria hasil:menunjukkan peningkatan dalam beraktifitas.

    Rencana tindakan:

    Intervensi Rasional

    1.Kaji kesiapan untuk

    meningkatkan aktifitas contoh:

    apakah tekanan darah stabil,

    Stabilitas fisiologis penting

    untuk menunjukkan tingkat

    aktifitas individu.

  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    15/16

    perhatian terhadap aktifitas dan

    perawatan diri.

    2.jelaskan pola peningkatan

    bertahap dari aktifitas contoh:

    posisi duduk di tempat tidur,

    bangun dari tempat tidur, belajar

    berdiri dst.

    3.Berikan bantuan sesuai dengan

    kebutuhan (makan, minum,

    mandi, berpakaian dan

    eleminasi).

    Kemajuan aktifitas bertahap

    mencegah peningkatan tiba-

    tiba pada kerja jantung.

    Teknik penghematan energi

    menurunkan penggunaan

    energi.

  • 8/10/2019 Askep Sirosis Hepatis Baru

    16/16