askep keluarga tb revisi

43
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit TB Paru merupakan penyakit menular dan kronis (menahun) yang telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan ditakuti. Penyakit TB disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch. Kuman ini sangat kecil dan bersifat tahan terhadap larutan asam sehingga mendapat julukan Basil Tahan Asam (BTA). Kuman ini dapat ditemukan dalam dahak atau sputum orang yang sedang menderita TB. Sebagian besar kuman ini menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Kuman ini timbul disebabkan karena lingkungan yang kotor dan lembab, ekonomi yang rendah dan dari keluarga yang mengidap penyakit TB Paru. Pada lingkungan yang kotor dan lembab kuman TB dapat bertahan hidup beberapa jam, kuman ini masuk kedalam tubuh dan tertidur lama selama beberapa tahun. Dan saat imunitas orang yang diserang rendah, maka orang tersebut akan menjadi sakit (Misnadiarly, 2006) Salah satu penyebab kuman ini timbul karena keadaan ekonomi yang rendah pada keluarga sehingga akan mempengaruhi keadaan gizi, adanya defisiensi gizi menyebabkan daya tahan tubuh yang lemah sehingga 1

Upload: cucu-malihah

Post on 20-Apr-2017

240 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Keluarga TB Revisi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit TB Paru merupakan penyakit menular dan kronis (menahun) yang

telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan ditakuti. Penyakit TB disebabkan

oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini pertama kali ditemukan

oleh Robert Koch. Kuman ini sangat kecil dan bersifat tahan terhadap larutan

asam sehingga mendapat julukan Basil Tahan Asam (BTA). Kuman ini dapat

ditemukan dalam dahak atau sputum orang yang sedang menderita TB.

Sebagian besar kuman ini menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang

organ tubuh lainnya. Kuman ini timbul disebabkan karena lingkungan yang

kotor dan lembab, ekonomi yang rendah dan dari keluarga yang mengidap

penyakit TB Paru. Pada lingkungan yang kotor dan lembab kuman TB dapat

bertahan hidup beberapa jam, kuman ini masuk kedalam tubuh dan tertidur

lama selama beberapa tahun. Dan saat imunitas orang yang diserang rendah,

maka orang tersebut akan menjadi sakit (Misnadiarly, 2006)

Salah satu penyebab kuman ini timbul karena keadaan ekonomi yang rendah

pada keluarga sehingga akan mempengaruhi keadaan gizi, adanya defisiensi

gizi menyebabkan daya tahan tubuh yang lemah sehingga memudahkan

kuman Mycobacterium tuberculosis berkembang biak dengan cepat. Cara

penularan TB Paru terjadi pada waktu penderita itu batuk dan bersin, penderita

menyebarkan kuman keudara dalam bentuk percikan dahak (droplet). Droplet

yang mengandung kuman dapat bertahan diudara dan bila droplet tersebut

terhirup kedalam saluran pernapasan akan beresiko menginfeksi orang

tersebut.

Penyakit TB dapat dihindari dengan cara menutup mulut saat batuk dan bersin,

tidak meludah disembarang tempat, tidak merokok dan minum-minuman

beralkohol, berolah raga teratur, menjaga agar tempat tinggal / rumah tidak

gelap, lembab dan ventilasi udara harus cukup baik, sinar matahari bisa masuk

ke dalam ruangan karena kuman TB dapat mati karena cahaya matahari.

Dengan demikian infeksi atau kuman yang masuk ke dalam tubuh lewat

1

Page 2: Askep Keluarga TB Revisi

pernapasan dapat dicegah dan dikurangi jumlahnya. Disamping itu daya tahan

tubuh harus dijaga dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi baik serta

mendapatkan vaksinasi BCG.

Berdasarkan data tersebut, masih banyaknya ditemukan kasus TB Paru. Jika

hal tersebut tidak ditanggulangi maka akan timbul berbagai macam komplikasi

yaitu: pasien tidak sembuh, kekambuhan, penyebaran kuman dalam bentuk

percikan dahak (droplet) yang disebabkan karena pasien tidak rajin minum

obat dan tidak menjaga kebersihan lingkungan hal tersebut didukung oleh

faktor kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang cara penularan

penyakit TB Paru. Namun bagaimana pun tuhan tidak akan menurunkan suatu

penyakit tanpa menurunkan pula obatnya. TB dapat disembuhkan dengan

minum obat anti TB dengan betul yaitu teratur sesuai petunjuk dokter atau

petugas kesehatan lainnya.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Untuk mendapatkan gambaran umum tentang asuhan keperawatan keluarga

dengan TB Paru.

1.2.2 Tujuan khusus

1.2.2.1 Dapat melakukan pengkajian keperawatan keluarga dengan

TB Paru.

1.2.2.2 Dapat merencanakan tindakan keperawatan keluarga

dengan TB Paru.

1.2.2.3 Dapat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga

dengan TB Paru.

1.2.2.4 Dapat melakukan evaluasi keperawatan keluarga dengan

TB Paru.

2

Page 3: Askep Keluarga TB Revisi

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Keluarga

2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan

kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri

mereka sebagai bagian dari keluarga. Friedman (1998, dalam

Suprajitno, 2004).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu

tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan

Depkes RI (1998 dalam Effendy, 1998).

Sayekti (1994 dalam Suprajitno 2004) berpendapat bahwa keluarga

adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara

orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang

laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau

tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah

rumah tangga.

2.1.2 Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1998, dalam Suprajitno, 2004), mengemukakan

ada 5 fungsi keluarga yaitu:

2.1.2.1 Fungsi Afektif

Yaitu berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga,

pelindung dan dukungan psikososial bagi para anggotanya.

Keluarga melakukan tugas-tugas yang menunjang pertumbuhan

dan perkembangan yang sehat bagi anggotanya dengan

memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggotanya.

3

Page 4: Askep Keluarga TB Revisi

2.1.2.2 Fungsi Sosialisasi

Yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu melaksanakan sosialisasi dimana anggota keluarga

belajar disiplin, norma budaya prilaku melalui interaksi dalam

keluarga selanjutnya individu mampu berperan dalam

masyarakat.

2.1.2.3 Fungsi reproduksi

Yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan

menambah sumber daya manusia.

2.1.2.4 Fungsi Ekonomi

Yaitu fungsi memenuhi kebutuhan keluarga seperti : makan,

pakaian, perumahan dan lain-lain.

2.1.2.5 Fungsi Perawatan Keluarga

Yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan

asuhan kesehatan/perawatan, kemampuan keluarga melakukan

asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan

mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.

2.1.3 Tipe Keluarga

Tipe-tipe keluarga secara umum dikemukakan untuk mempermudah

tentang pemahaman keluarga. Adapun tipe-tipe keluarga menurut

Suprajitno (2004) antara lain:

2.1.3.1 Keluarga inti (konjungal)

Yaitu keluarga yang menikah sebagai orangtua atau pemberian

nafkah, keluarga ini terdiri dari suami, istri dan anak mereka

anak kandung, anak adopsi atau keduanya.

2.1.3.2 Keluarga orentasi (keluarga asal)

Yaitu untuk keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.

2.1.3.3 Keluarga besar

Yaitu keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh

darah), yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi

yaitu salah satu teman keluarga ini. Berikut ini termasuk sanak

keluarga: kakek, nenek, tante, paman dan sepupu.

4

Page 5: Askep Keluarga TB Revisi

2.1.4 Bentuk Keluarga

Ada enam tipe atau bentuk keluarga menurut Effendy (1998)

2.1.4.1 Keluarga inti (Nuclear Family)

Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

2.1.4.2 Keluarga besar (Exstende Family)

Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya,

nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan

sebagainya.

2.1.4.3 Keluarga berantai (Serial family)

Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah

lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

2.1.4.4 Keluarga duda/janda (single family)

Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

2.1.4.5 Keluarga berkomposisi (composite)

Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup

secara bersama.

2.1.4.6 Keluarga kabitas (cababitation)

Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi

membentuk suatu keluarga

2.1.5 Tingkat Perkembangan Keluarga

Seperti individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan

perkembangan yang berturut-turut keluarga sebagai sebuah unit juga

mengalami tahap-tahap perkembangan yang berturut-turut.

Adapun delapan tahap siklus kehidupan keluarga menurut Friedman

(1998) antara lain:

2.1.5.1 Tahap I : keluarga pemula (juga menunjuk pasangan menikah

atau tahap pernikahan)

Tugasnya adalah :

2.1.5.1.1 Membangun perkawinan yang saling memuaskan

2.1.5.1.2 Menghubungkan jaringan persaudaraan secara

harmonis

2.1.5.1.3 Keluarga berencana (keputusan tentang

kedudukan sebagai orang tua)

5

Page 6: Askep Keluarga TB Revisi

2.1.5.2 Tahap II : keluarga yang sedang mengasuh anak (anak tertua

adalah bayi sampai umur 30 tahun)

Tugasnya adalah :

2.1.5.2.1 Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit

yang mantap

2.1.5.2.2 Rekonsiliasi tugas untuk perkembangan yang

bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga

2.1.5.2.3 Mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan

2.1.5.2.4 Memperluas persahabatan dengan keluarga besar

dengan menambahkan peran-peran orang tua dan

kakek dan nenek.

2.1.5.3 Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua

berumur 2 hingga 6 bulan)

Tugasnya adalah :

2.1.5.3.1 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti :

rumah, ruang bermain, privasi, keamanan.

2.1.5.3.2 Mensosialisasikan anak.

2.1.5.3.3 Mengintegrasikan anak yang sementara tetap

memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain.

2.1.5.3.4 Mempertahankan hubungan yang sehat dalam

(hubungan perkawinan dan hubungan orang tua

dan anak) dan diluar keluarga (keluarga besar

dan komunitas).

2.1.5.4 Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua

berumur hingga 13 tahun)

Tugasnya adalah :

2.1.5.4.1 Mensosialisasikan anak-anak termasuk

meningkatkan prestasi sekolah dan

mengembangkan hubungan dengan teman sebaya

yang sehat.

2.1.5.4.2 Mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan.

6

Page 7: Askep Keluarga TB Revisi

2.1.5.4.3 Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota

keluarga.

2.1.5.5 Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur

13 hingga 20 tahun)

Tugasnya :

2.1.5.5.1 Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung

jawab ketika remaja menjadi dewasa dan

semakin mandiri.

2.1.5.5.2 Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.

2.1.5.5.3 Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua

dan anak-anak.

2.1.5.6 Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda

(mencakup anak pertama sampai terakhir yang meninggalkan

rumah)

Tugasnya :

2.1.5.6.1 Memperluas siklus keluarga dengan

memasukkan anggota keluarga baru yang

didapatkan melalui perkawinan anak-anak.

2.1.5.6.2 Melanjutkan untuk memperbaharui dan

menyesuaikan kembali hubungan perkawinan.

2.1.5.6.3 Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan

dan suami maupun istri.

2.1.5.7 Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan,

pensiunan)

Tugasnya :

2.1.5.7.1 Menyelidiki lingkungan yang meningkatkan

kesehatan

2.1.5.7.2 Mempertahankan hubungan-hubungan yang

memuaskan dan penuh arti dengan para orang

tua, lansia dan anak-anak.

2.1.5.8 Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiunan dan lansia

Tugasnya :

2.1.5.8.1 Mempertahankan pengaturan hidup yang

memuaskan

7

Page 8: Askep Keluarga TB Revisi

2.1.5.8.2 Menyesuaikan terhadap pendapatan yang

menurun

2.1.5.8.3 Mempertahankan hubungan perkawinan

2.1.5.8.4 Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

2.1.5.8.5 Mempertahankan ikatan keluarga antara generasi

2.1.5.8.6 Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka.

2.1.6 Lima Tugas Keluarga dan Bidang Kesehatan

Seperti dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai

tugas dibidang kesehatan menurut Suprajitno (2004) yang perlu

dipahami dan dilakukan meliputi :

2.1.6.1 Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh

diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan

berarti, orang tua perlu mengenal kesehatan.

2.1.6.2 Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga yang utama

untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan

keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang

mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan

tindakan keluarga.

2.1.6.3 Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau

di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan

melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.

2.1.6.4 Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga.

2.1.6.5 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi

keluarga.

8

Page 9: Askep Keluarga TB Revisi

2.2 Konsep Dasar TBC

2.2.1 Pengertian

2.2.1.1 Penyakit TB Paru adalah penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang

menyerang paru-paru dan dapat juga mengenai organ tubuh

lainnya (Depkes RI , 2002)

2.2.1.2 TB Paru adalah suatu penyakit menular kronis yang disebabkan

oleh kuman Mycobakterium tuberculosis yang menyerang paru-

paru dan organ lain ditandai dengan batuk-batuk lebih dari tiga

minggu, batuk darah, demam nyeri dada dan sesak nafas bila

penyakit sudah lanjut. (Suyono. S, 2001, hal 820).

2.2.1.3 TB Paru adalah penyakit infeksi kronis (menahun) yang

disebabkan oleh kuman Mycobakterium tuberculosis, dan

biasanya terdapat pada paru-paru,tetapi mungkin juga pada

organ tubuh lainnya. (Misnadiarly , 2006)

2.2.1.4 Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman

Mycobakterium tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai

hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru

yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. (Mansjoer. A,

2000)

2.2.2 Etiologi

Kuman Mycobacterium Tuberkulosa yang berbentuk batang,

mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan

(Basil Tahan Asam). Tempat masuk kuman Mycobacterium

Tuberkulosa adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan luka

terbuka pada kulit. Saluran pernafasan merupakan tempat infeksi

pertama penderita Tuberculosis.

2.2.3 Manifestasi Klinis

Keluhan yang dirasakan pasien Tuberculosis dapat bermacam-macam

atau bahkan tanpa ada keluhan sama sekali dalam pemeriksaan

kesehatan.

9

Page 10: Askep Keluarga TB Revisi

Penderita Tuberculosis akan mengalami berbagai gangguan kesehatan,

seperti batuk berdahak kronis, subfebris, berkeringat tanpa sebab di

malam hari, sesak napas, nyeri dada, dan anorexia. Semuanya itu dapat

menurunkan produktivitas penderita bahkan kematian.

2.2.3.1 Gejala Umum :

Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih.

Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini

diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar.

Sifat batuk dimulai dengan batuk kering kemudian setelah

timbul peradangan menjadi produktif.

2.2.3.2 Gejala lain yang sering dijumpai :

2.2.3.2.1 Dahak bercampur darah / Hemaptoe.

Hal ini terjadi karena terdapat pembuluh darah yang

pecah, kebanyakan batuk darah pada penderita

Tuberculosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga

terjadi pada ulkus dinding bronkus.

2.2.3.2.2 Sesak nafas

Sesak terjadi karena infiltrasi sudah meliputi

setengah bagian dari paru-paru

2.2.3.2.3 Nyeri dada.

Nyeri dada terjadi bila infiltrat radang sudah sampai

ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi

gesekan pleura sewaktu pasien menarik dan

melepaskan nafasnya.

2.2.3.2.4 Anorexia

Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan

menurun, rasa kurang enak badan (malaise),

berkeringat malam dan demam. Keringat malam

disebabkan oleh irama temperatur sirkadian norman

yang berlebihan.

10

Page 11: Askep Keluarga TB Revisi

2.2.4 Patofisiologi

Inhalasi Droplet

Masuk ke saluran pernafasan

Dibersihkan oleh makrofag silia dan lendirnya

Partikel mati / keluar bersama secret Menginfeksi alveolusOleh reflek batuk (lobus atas atau lobus bawah)

Jaringan yang tinggi kandungan O2

Basil tuberkel membangkitkan reaksi peradangan

Leukosit memfagisitosit tapi tidak membunuh mikroorganisme tersebut

Respon imunologis dengan membuat dinding di sekeliling bakteri

Terjadi jaringan parut / fibrosa

Terjadi jaringan parut / fibrosa

Sistem imunologis yang baik Sistem imunonologis yang kurang baik

Bakteri dorman Bakteri berkembang biak

Bakteri semakin banyak

Terjadi Tuberculosis

2.2.5 Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Depkes RI (2002) ada tiga jenis pemeriksaan untuk TB paru

yaitu:

2.2.5.1 Pemeriksaan sputum BTA

Diagnosa TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan

ditemukan BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis.

Hasil pemeriksaan dirinya akan positif apabila sedikitnya 2 dan

11

Page 12: Askep Keluarga TB Revisi

3 sputum SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu) BTA positif.

Pemeriksaan sputum juga dapat memberikan evaluasi terhadap

pengobatan yang sudah diberikan.

2.2.5.2 Rontgen

Foto rontgen dada dapat menunjang menegakkan diagnosa

TB. Paling mungkin bila ditemukan infiltrat dengan

pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar paratrakeal

2.2.5.3 Tes Montoux / Tuberculin

Tes ini sering digunakan untuk membantu menegakkan

diagnosa TB paru anak-anak. Biasanya dipakai montoux tes

dengan menyuntikkan 0,1 cc tuberkulin secara intrakutan.

Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan.

2.2.6 Penatalaksanaan Medis

Tujuan pengobatan Tuberculosis ialah memusnahkan basil tuberkulosis

dengan cepat dan mencegah kambuh

Obat yang digunakan untuk Tuberculosis digolongkan atas dua

kelompok yaitu :

2.2.6.1 Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol,

Streptomisin, Pirazinamid.

Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang

masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat

disembuhkan dengan obat-obat ini.

2.2.6.2 Obat sekunder : Exionamid, Paraminosalisilat, Sikloserin,

Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.

2.2.7 Komplikasi

Pada anak dengan tuberculosis biasanya sering terjadi komplikasi.

Menurut Wallgren, ada 3 komplikasi dasar Tuberculosis paru pada

anak, yaitu penyebaran limfohematogen, Tuberculosis endobronkial,

dan Tuberculosis paru kronik.

12

Page 13: Askep Keluarga TB Revisi

Sebanyak 0,5-3% penyebaran limfohematogen akan menjadi

Tuberculosis milier atau meningitis Tuberculosis, hal ini biasanya

terjadi 3-6 bulan setelah infeksi primer.

Tuberkulosis endobronkial (lesi segmental yang timbul akibat

pembesaran kelenjar regional) dapat terjadi dalam waktu yang lebih

lama (3-9 bulan). Terjadinya Tuberculosis paru kronik sangat

bervariasi, Tuberculosis paru kronik biasanya terjadi akibat reaktivasi

kuman di dalam lesi yang tidak mengalami resolusi sempurna.

Reaktivasi ini jarang terjadi pada anak, tetapi sering pada remaja dan

dewasa muda.

Tuberkulosis ekstrapulmonal dapat terjadi pada 25-30% anak yang

terinfeksi Tuberculosis. Tuberculosis tulang dan sendi terjadi pada 5-

10% anak yang terinfeksi, dan paling banyak terjadi dalam 1 tahun

tetapi dapat juga 2-3 tahun kemudian. Tuberculosis ginjal biasanya

terjadi 5-25 tahun setelah infeksi primer.

13

Page 14: Askep Keluarga TB Revisi

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

3.1 Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk

mengukur keadaan klien (keluarga) yang memakai patokan norma-norma

kesehatan pribadi maupun sosial serta integritas dan kesanggupan untuk

mengatasi masalah.

3.1.1 Pengumpulan data

Pengkajian data yang dikumpulkan (Friedman, 1998) adalah

3.1.1.1 Data umum

3.1.1.1.1 Identitas kepala keluarga

3.1.1.1.2 Komposisi kelaurga

3.1.1.1.3 Genogram

3.1.1.1.4 Tipe keluarga

3.1.1.1.5 Latar belakang keluarga (etnis)

3.1.1.1.6 Agama

3.1.1.1.7 Status Sosial Ekonomi

3.1.1.1.8 Aktivitas rekreasi keluarga

3.1.1.2 Tahap dan riwayat perkembangan keluarga

3.1.1.2.1 Tahap perkembangan keluarga saat ini

3.1.1.2.2 Tahap perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi

3.1.1.2.3 Riwayat keluarga sebelumnya

3.1.1.3 Data lingkungan

3.1.1.3.1 Karakteristik rumah

3.1.1.3.2 Karakteristik lingkungan komunitas

3.1.1.3.3 Mobilitas geografis keluarga

3.1.1.3.4 Perkumpulan keluarga dan interaksi sosial

keluarga

3.1.1.3.5 Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga

14

Page 15: Askep Keluarga TB Revisi

3.1.1.4 Struktur keluarga

3.1.1.4.1 Pola komunikasi

3.1.1.4.2 Struktur kekuasaan

3.1.1.4.3 Struktur peran

3.1.1.4.4 Nilai dan normal keluarga

3.1.1.5 Pemeriksaan fisik

Yaitu pemeriksaan yang menggunakan pendekatan ”Head to

toe” .

3.1.1.6 Koping keluarga

3.1.1.6.1 Stressor jangka pendek dan jangka panjang

3.1.1.6.2 Kemampuan keluarga untuk berespon terhadap

situasi atau stressor

3.1.1.6.3 Penggunaan strategi koping

3.1.1.6.4 Strategi adaptasi disfungsional

3.1.2 Analisa data

Dalam menganalisa ada tiga norma yang perlu diperhatikan dalam

melihat perkembangan keluarga antara lain :

3.1.2.1 Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga

3.1.2.2 Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan

3.1.2.3 Karakter keluarga

3.1.3 Rumusan Masalah

Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah

keperawatan keluarga, perumusan masalah kesehatan dan keperawatan

yang diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang

didasarkan pada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat

dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan

tentang masalah keperawatan keluarga (Effendy, 1998).

3.1.4 Skoring

Dalam penyusunan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga harus didasarkan pada beberapa kriteria yaitu :

3.1.4.1 Sifat masalah yang dikelompokkan menjadi aktual, resiko dan

potencial

15

Page 16: Askep Keluarga TB Revisi

3.1.4.2 Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan

kebersihan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah

bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.

3.1.4.3 Potensial masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya

masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah

melalui tindakan keperawatan atau kesehatan.

3.1.4.4 Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai

masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi

melalui intervensi keperawatan atau kesehatan.

Menentukan prioritas diangnosa keperawatan keluarga, perlu disusun

skala prioritas dengan teknik skoring sebagai berikut :

Tabel : Skoring Masalah Keperawatan

No Kriteria Nilai Bobot

1 Sifat masalahSkala :a. Aktual b. Resikoc. Potensial

321

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubahSkala :a. Dengan mudahb. Hanya sebagianc. Tidak dapat

210

2

3 Potensial masalah untuk dicegahSkala :a. Tinggib. Cukupc. Rendah

321

1

4 Menonjolnya masalahSkala :a. Masalah berat harus segera ditanganib. Masalah yang tidak perlu segera ditanganic. Masalah tidak dirasakan

21

0

1

TOTAL 5

(Suprajitno, 2004)

16

Page 17: Askep Keluarga TB Revisi

Berdasarkan kriteria di atas, maka dapat diprioritaskan suatu masalah.

Masing-masing masalah keperawatan diskoring terlebih dahulu.

Kemudian dari hasil skoring tersebut dijumlahkan nilainya. Adapun

rumus untuk mendapatkan nilai skoring tersebut adalah :

3.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul menurut NANDA (Carpenito

L.J. 2001) adalah :

3.2.1 Manajemen kesehatan yang dapat diubah

3.2.2 Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

3.2.3 Kurang pengetahuan

3.2.4 Konflik keputusan

3.2.5 Berduka disfungsional

3.2.6 Konflik peran orang tua

3.2.7 Isolasi sosial

3.2.8 Perubahan dalam proses keluarga

3.2.9 Potensial perubahan dalam menjadi orang tua

3.2.10 Perubahan penampilan peran

3.2.11 Potensial terhadap kekerasan

3.2.12 Potensial terhadap pertumbuhan koping keluarga

3.2.13 Penatalaksanaan program terapeutik tak efektif

3.2.14 Perilaku mencari hidup sehat

3.2.15 Berduka diantisipasi

3.3 Perencanaan

Tahap setelah kita melakukan pengkajian adalah perencanaan keperawatan

sebagai pedoman untuk memberikan tindakan perawatan pada seseorang

berdasarkan diagnosa perawatan yang muncul.

Rencana perawatan yang dapat diberikan untuk  mengatasi masalah TB paru

adalah sebagai berikut:

17

Skor X Bobo Nilai Tertinggi

Page 18: Askep Keluarga TB Revisi

No Diagnosa Tujuan Evaluasi IntervensiKriteria Standar

1 Resiko penularan ditandai dengan ketidakmampuan keluarga dalam menjaga lingkungan

TUM :Setelah diberikan askep selama 4 hari diharapkan keluarga dapat mengerti tentang penularan penyakit TB paru dan tidak terjadi penularan lebih lanjut

TUK :1. Setelah diberikan perawatan

selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mengenal penularan TB paru

Verbal Keluarga dapat menyebutkan 3cara dari 5 penularan TB paru

Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang cara penularan TB Paru

- Diskusikan dengan keluarga tentang cara penularan TB paru

- Anjurkan keluarga untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih

- Memotivasi keluarga untuk menghindari hal-hal yang dapat menularkan TB Paru

2. Setelah diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan mengenai pengobatan pada klien

Verbal - Keluarga mengerti tentang pemberian obat secara teratur

- Pemberian lama pengobatan selama 6 - 8 bulan

- Keluarga mampu memotivasi klien untuk berobat

- Diskusikan dengan keluarga manfaat pengobatan secara teratur

- Beri pujian tentang keputusan yang diambil- Motivasi keluarga untuk selalu

mengingatkan klien minum obat

18

Page 19: Askep Keluarga TB Revisi

No Diagnosa Tujuan Evaluasi IntervensiKriteria Standar

secara teratur3. Setelah diberikan perawatan

selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit

Psikomotor - Keluarga mampu merawat klien.

- Dapat menghindari hal-hal yang dapat menularkan penyakit TB paru

- Diskusikan dengan keluarga cara penularan TB Paru

- Ajarkan keluarga merawat diri dan klien- Jelaskan pada keluarga cara menghindari

hal-hal yang dapat menularkan TB paru

4. Setelah diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan rumah

Psikomotor - Keluarga selalu membersihkan rumah, menata barang-barangnya dan membedakan peralatan untuk makan

- Sinar matahari dapat menyinari seluruh ruangan

- Anjurkan keluarga agar selalu menjaga kebersihan rumah, manata barang-barang dan membedakan peralatan untuk makan

- Motivasi keluarga untuk memelihara lingkungan rumah agar tetap bersih dan membuka jendela setiap hari agar sinar matahari menyinari seluruh kamar

5. Setelah diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

Psikomotor - Keluarga dapat memanfatkan fasilitas kesehatan yang ada

- Keluarga dapat mengajak

- Diskusikan dengan keluarga tentang pentingnya fasilitas kesehatan dalam perawatan kesehatan keluarga

- Motivasi keluarga untuk mengajak anggota keluarga yang sakit berobat ke puskesmas

19

Page 20: Askep Keluarga TB Revisi

No Diagnosa Tujuan Evaluasi IntervensiKriteria Standar

anggota keluarga yang sakit untuk berobat

2 Penatalaksanaan pemeliharaan rumah tak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan dalam usaha mengatasi masalah kesehatan ditandai dengan kondisi rumah kurang rapi dan bersih

Tupan :Setelah diberikan askep selama 4 hari diharapkan keluarga mampu menata atau mempertahankan lingkungan rumah yang efektif

Tupen :1. Setelah diberikan perawatan

selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mengenal lingkungan yang sehat

Verbal - Keluarga mengerti tentang pengertian rumah sehat

- Syarat rumah sehat

- Manfaat rumah sehat

- Akibat bila lingkungan rumah yang tidak sehat

- Diskusikan dengan keluarga manfaat lingkungan yang sehat

- Jelaskan pada keluarga tentang pengertian, syarat rumah sehat dan akibat bila lingkungan tidak sehat

- Motivasi keluarga untuk menjaga lingkungan yang sehat

2. Setelah diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan untuk menata rumah

Psikomotor - Keluarga termotivasi untuk menata lingkungan rumah sehat bagi keluarga

- Diskusikan dengan keluarga untuk mempertahankan lingkungan yang sehat

- Motivasi keluarga untuk tetap menjaga lingkungan yang sehat

- Beri pujian terhadap keputusan yang

20

Page 21: Askep Keluarga TB Revisi

No Diagnosa Tujuan Evaluasi IntervensiKriteria Standar

sehat bagi keluarga diambil oleh keluarga3. Setelah diberikan perawatan

selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu menata dan memelihara lingkungan rumah

Psikomotor - Keluarga menata perabotan agar rapi dan bersih

- Keluarga menyapu di dalam dan di luar rumah setiap hari

- Diskusikan dengan keluarga tentang akibat dari lingkungan yang kotor

- Berikan dorongan pada keluarga untuk membersihkan lingkungan rumah

- Anjurkan keluarga untuk menyapu di dalam dan di luar kamar setiap hari

4. Setelah diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan rumah untuk meningkatkan kesehatan keluarga

Psikomotor - Keluarga dapat membuat kamar tidak lembab dan pengap

- Sinar matahari dapat masuk keseluruh ruangan

- Jendela terbuka setiap hari

- Peralatan tertata rapi

- Bantal dan kasur dijemur minimal 2 kali seminggu

- Memotivasi keluarga agar mampu memodifikasi lingkungan rumah agar tampak bersih dan rapi

- Anjurkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara membersihkan lingkungan, barang-barang tertata rapi dan menjemur bantal, kasur minimal 2 kali seminggu

5. Setelah diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit

Psikomotor - Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

- Diskusikan untuk menentukan fasilitas kesehatan yang tepat untuk dipilih

- Anjurkan keluarga untuk memanfaatkan

21

Page 22: Askep Keluarga TB Revisi

No Diagnosa Tujuan Evaluasi IntervensiKriteria Standar

diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terkait dengan kesehatan lingkungan

yang ada sesuai dengan kebutuhan

fasilitas kesehatan yang ada- Motivasi keluarga untuk memeriksakan

anggota keluarganya yang sakit kepelayanan kesehatan terdekat

3 Potensial penatalaksanaan terapeutik yang efektif berhubungan dengan keadekuatan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan klien mengatakan rajin kontrol kepuskesmas

Tupan :Setelah diberikan askep selama 4 hari diharapkan keluarga mampu melaksanakan program pengobatan keluarga yang efektif

Tupen :1. Setelah diberikan perawatan

selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mengenal penyakit TB paru tersebut

Verbal Keluarga mengerti tentang penyakit TB paru

- Keluarga mengerti tentang penyebab, tanda dan gejala TB paru, cara penularan TB paru, cara pencegahan dan pengobatan TB paru, cara minum obat yang benar

Dan akibat bila tidak minum obat

Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit TB paru

- Jelaskan pada keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara pencegahan dan pengobatan TB paru

- Diskusikan dengan keluarga tentang akibat bila tidak minum obat

22

Page 23: Askep Keluarga TB Revisi

No Diagnosa Tujuan Evaluasi IntervensiKriteria Standar

2. Setelah diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan dalam pengobatan yang sedang dijalani oleh Klien

Verbal - Keluarga mengerti tentang akibat bila putus obat dan bila minum obat tidak teratur

- Keluarga termotivasi dalam perawatan klien

- Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat minum obat secara teratur dan akibat bila putus obat

- Motivasi keluarga untuk menjaga dan mengawasi klien saat minum obat

3. Setelah diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita TB paru

Psikomotor - Keluarga mengerti tentang manfaat minum obat secara teratur

- Keluarga mengambil obat di puskesmas bila obat klien habis

- Motivasi klien untuk tetap minum obat secara teratur

- Anjurkan keluarga untuk mengambil obat bila obat klien sudah habis

4. Setelah diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mempertahankan suasana rumah yang sehat bagi anggota keluarga yang sakit

Psikomotor - Keluarga membuka Jendela setiap hari, kamar tidak lembab dan pengap, barang-barang tertata rapi, membuang ludah pada tempat pembuangan ludah yang sudah diisi larutan desinfektan,

- Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat mempertahankan lingkungan rumah yang sehat bagi anggota keluarga yang sakit

- Anjurkan keluarga membuka jendela setiap hari, membuang ludah pada tempat pembuangan ludah yang sudah diisi larutan desinfektan

- Motivasi keluarga untuk menata rumah yang sehat agar sinar matahari dapat masuk ke seluruh ruangan sehingga kamar tidak

23

Page 24: Askep Keluarga TB Revisi

No Diagnosa Tujuan Evaluasi IntervensiKriteria Standar

halaman rumah tidak becek

lembab dan pengap

Setelah diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu memanfaatkan sumber dan fasilitas kesehatan yang ada

Psikomotor - Keluarga mengajak klien kontrol dan melanjutkan pengobatan apabila obat habis

- Motivasi klien agar kontrol ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan

- Anjurkan keluarga untuk selalu mengontrol obat klien

24

Page 25: Askep Keluarga TB Revisi

3.4 Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan keperawataan terhadap keluarga didasarkan pada

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga

adalah sumber daya keluarga, tingkat pendidikan keluarga dan sarana

prasarana yang ada pada keluarga.

3.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi

merupakan upaya untuk menentukan apakah seluruh proses sudah berjalan

dengan baik atau belum. Apabila hasil tidak mencapai tujuan maka

pelaksanaan tindakan diulang kembali dengan melakukan berbagai perbaikan.

Sebagai suatu proses evaluasi ada empat dimensi yaitu :

3.5.1 Dimensi keberhasilan, yaitu evaluasi dipusatkan untuk mencapai tujuan

tindakan keperawatan.

3.5.2 Dimensi ketepatgunaan: yaitu evaluasi yang dikaitkan sumber daya

3.5.3 Dimensi kecocokan, yaitu evaluasi yang berkaitan dengan kecocokan

kemampuan dalam pelaksanan tindakan keperawatan

3.5.4 Dimensi kecukupan, yaitu evaluasi yang berkaitan dengan kecukupan

perlengkapan dari tindakan yang telah dilaksanakan (Effendy, 1998)

25

Page 26: Askep Keluarga TB Revisi

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium

tuberculosis yang dapat menyerang semua golongan usia, terutama pada

seseorang yang daya tahan tubuh rendah karena malnutrisi, tinggal di

lingkungan yang padat serta sirkulasi udara yang tidak baik. 

Karena penyakit ini adalah penyakit menular maka peran perawat ditekankan

pada pemberian penyuluhan tentang pencegahan seperti: makan bergizi,

istirahat teratur, olah raga serta memperhatikan ventilasi terhadap luas

bangunan, sedangkan untuk anak-anak dapat dilakukan pencegahan dengan

imunisasi BCG.

Selain itu penyakit ini memerlukan waktu yang lama dalam pengobatannya.

Sehingga kepatuhan dan kesabaran tinggi dari pasien untuk menjalankan terapi

sampai selesai sangatlah penting. Oleh karena itu perawat harus berperan

sebagai motivator bagi pasien.

Bagi pasien sendiri perlu dimotivasi untuk menjalankan terapi secara teratur

dan merubah gaya hidup yang lebih sehat.

26

Page 27: Askep Keluarga TB Revisi

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M. (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Mansjoer, A.(2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Ausculapius.

27

Page 28: Askep Keluarga TB Revisi

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DEWASADENGAN MASALAH PRIORITAS

DI INDONESIA

Oleh :

CUCU MALIHAH (12121022)OHUDUAN REZILOB T. (SISKA JULIANSIH (

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BOROBUDUR2014

28

Page 29: Askep Keluarga TB Revisi

29