askep hordeolum 3
TRANSCRIPT
HORDEOLUM
1. DEFINISI
Hordeolum adalah infeksi akut kelenjar di palpebra. Hordeolum berisi material
purulent yang menyebabkan nyeri tajam yang menjadi tumpul. Biasanya hordeolum
menyerang hanya satu mata pada satu waktu dan visus tidak terpengaruh oleh
hordeolum. Hordeolum sering disertai Blefaritis, konjungtivitis yang menahun, anemia,
kemunduran keadaan umum, dan aknevulgaris. Dapat terjadi pada semua umur,
terutama anak-anak dan dewasa muda. Kebanyakan penyebab infeksi ini adalah
staphylococcus(biasanya staphylococcus aureus) atau streptococcus. (Istiqomah, 2005)
Tanda dan gejala utama meliputi sakit, merah, bengkak, dan terdapat tonjolan
pada palpebral. Intensitas sakit mencerminkan hebatnya pembengkakan palpebral.
(Istiqomah, 2005)
Menurut Indriana N. Istiqomah (2005) Hordeolum dibagi menjadi dua jenis, yaitu
Hordeolum Eksternum dan Internum.
a. Hordeolum Eksternum
Adalah infeksi yang terjadi dekat kelenjar Zeizz dan Moll, tempat
keluarnya bulu mata(pada batas palpebral dan bulu mata). Area infeksi brbatas
tegas, merah, bengkak dan nyeri tekan pada permukaan kulit daerah batas.
Ukuran lebih kecil dan lebih superfisial dari pada hordeolum internum. Lesi ikut
bergerak saat kulit bergerak. Jika mengalamu supurasi dapat pecah sendiri
kearah kulit.
b. Hordeolum Internum
Adalah infeksi pada kelenjar Meibom Sebasea. Area kecil seperti manik
dan edematous terdapat pada konjungtiva palpebra, pada perbatasan palpeba,
dan bulu mata. Lesi tidak ikut bergerak saat kulit bergerak. Dapat memecah
kearah kulit atau permukaan konjungtiva. Namun, karena letaknya dala tarsus,
jarang mengalami pecah sendiri
2. PENYEBAB
Hordeolum adalah infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata
yang disebabkan oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokus).
Hordeolum sama dengan jerawat pada kulit. Hordeolum kadang timbul bersamaan
dengan atau sesudah blefaritis. Hordeolum bisa timbul secara berulang.
3. PATOFISIOLOGI
4. MANIFESTASI KLINIK
a. Subjektif : yang dirasakan antara lain adanya rasa mengganjal pada mata, nyeri bila
ditekan, dan nyeri bertambah bila menunduk.
b. Objektif : tampak suatu benjolan pada kelopak mata atas atau bawah, dan
kemerahan.
(Tamsuri, 2011)
5. PENATALAKSANAAN
a) Kompres hangat lembab 3 kali selama 10-15 menit. Apabila Hordeolum
telah membentuk abses dan pecah, kompres dan drainase mungkin
diperlukan. Jika tidak membaik dalam 2x24 jam, perlu dilakukan insisi
dan drainase. (tamsuri, 2011)
b) Penggunaan salep mata topical, antibiotic seperti neomycin, polymixin
B, gentamycin, dan juga antibiotic sistemik bila perlu, misalnya ampicillin
4x250 mg per oral. (tamsuri, 2011
c) Intervensi bedah
Insisi hordeolum dilakukan jika keadaan tidak membaik dalam 48 jam.
Pada hordeolum internum, insisi dilakukan secara vertical pada
permukaan konjungtiva untuk menghindari terpotongnya kelenjar
Meibom yang lain, sedangkan pada hordeolum eksternum dibuat
sayatan horizontal pada kulit sesuai dengan lipatan kulit untuk
mengurangi luka parut sehingga tetap secara kosmetik
Tindakan pra-insisi:
Buat klien nyaman
Jika klien gelisah berikan penyuluhan kesehatan (HE)
dan perawat berada disamping klien
Tindakan pasca-insisi:
Tutup mata dengan bebat tekan
Beritahu keluarga cara membuka bebat
Observasi kurang lebih setengah jam sebelum pulang
Tutup mata dan bebat dibiarkan ditempatnya kira-kira 4
jam, kemudian dibuka secara hati –hati dan mata
dikompres dengan normal saline hangat secara hati-
hati.
Mata mungkin tampak memar sehingga anjurkan klien
untuk menggunakan kaca mata hitam
Perbaikan hygiene dapat mencegah terjadinya infeksi
kembali
6. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Fokus Pengkajian
Umur: hordeolum dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak-
anak dan dewasa muda
Klien mengeluh nyeri, merah dan bengkak pada palpebra. Klien kadang
menyembunyikan penyakitnya karena malu terhadap perubahan yang
terjadi pada matanya.
Pada pemeriksaan, terdapat tonjolan pada palpebral yang ikut bergerak
dengan pergerakan kulit pada hordeolum ekstermum dan tidak ikut
bergerak dengan pergerakan kulit pada hordeoulum internum.
b. Diagnosa yang mungkin muncul dan Intervensi keperawatan.
NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
1 Gangguan rasa nyaman
nyeri b.d
pembengkakan
palpebra akibat proses
peradangan yang
ditandai dengan klien
mengeluh nyeri pada
tepi kelopak mata, tepi
kelopak mata merah,
1. Ajarkan pada klien
cara melakukan
kompres hangat pada
tepi palpebra. Dan
beritahu klien agar
mengompres tepi
palpebra selama 20
menit, 3-4 kali sehari.
2. Pada klien wanita,
1. Mempercepat
supurasi sehingga
material purulent
dapat keluar dan
nyeri reda
2. Mengurangi iritasi
bengkak dan terdapat
tonjolan.
beritahu agar tidak
memakai tata rias
(khususnya tata rias
mata) untuk
sementara.
3. Kolaborasi :
a) Antibiotika salep
setiap 3 jam
setelah pemberian
kompres hangat
b) Antibiotika sistemik
yang diindikasikan
jika terjadi selulitis
c) insisi
3. Mengeluarkan
(drainase) material
purulent.
2 Gangguan konsep diri
(citra tubuh) yang
berhubungan dengan
perubahan bentuk
kelopak mata yang
mempengaruhi
penampilan klien
1. Beritahu klien bahwa
penyakitnya dapat
disembuhkan.
2. Anjurkan klien untuk
melaksanakan anjuran
yang telah diberikan
(kompres hangat dan
penggunaan
antibiotika) secara
teratur.
3. Beritahu klien bahwa
salep mata dapat
membuat pandangan
kabur.
4. Beritahu klien, jangan
pernah menekan
pembengkakan.
5. Beritahu klien untuk
meningkatkan status
1. Mengurangi
kecemasan
2. Mengurangi
keparahan dan
mempercepat
kesembuhan
3. Mengurangi
kecemasan klien
4. Dapat
menyebarkan
infeksi.
5. Buruknya status
kesehatan
kesehatan merupakan
predisposisi
berulangnya
hordeolum
Tamsuri, Anas. 2011. Keperawatan Medikan Bedak : Klien Gangguan Mata dan
Pengelihatan. Jakarta : EGC.
Istiqomah, Indriana N. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Jakarta : EGC.