askep ca colon
DESCRIPTION
Sistem pencernaanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lebih dari dari 95% ca kolorektal adalah adenokarsinoma. Kanker ini berasal dari sel
glandula yang terdapat di lapisan dinding kolon dan rektum. ca kolorektal di dunia
menempati urutan nomor 3 dalam frekuensinya dan merupakan penyebab kematian nomor 4
dari kematian karena kanker di dunia. WHO mengestimasikan terjadi 945.000 kasus baru
setiap tahun dengan 492.000 kematian.
Ca kolorektal ini lebih sering terjadi di negara maju dibandingkan dengan negara
berkembang. Di negara maju merupakan penyebab tersering kedua dari seluruh tumor
dengan insiden pada semua usia adalah 5%, walaupun sekarang insiden dan mortalitasnya
sudah berkurang. Insidensinya relatif tinggi pada negara yang intake daging tinggi seperti
Kanada dan Australia sedangkan negara di Mediterania lebih rendah insidensinya karena
lebih banyak mengkonsumsi buah, sayuran, dan ikan.
Ca kolorektal menempati urutan ke-5 kanker terbanyak di Amerika Utara bahkan di
seluruh dunia menempati urutan ke-6 dari keganasan yang paling dominan di dunia.
Berdasarkan survei WHO, di USA, ca kolorektal merupakan penyebab kematian kedua
terbesar akibat kanker. Pada tahun 2002 ditemukan 139.534 orang dewasa yang didiagnosa
menderita kanker usus besar, sebanyak 56.603 di antaranya meninggal dunia.
Survival di seluruh dunia sangat bervariasi tergantung dari fasilitas dan obat-obatan
yang tersedia. Ketahanan hidup sampai 5 tahun (5 years survival rates) di USA lebih dari
60% tetapi kurang dari 40% di negara berkembang.
Begitu juga insiden di negara-negara Asia yang kecenderungannya juga meningkat.
Insiden paling tinggi di Jepang dan Korea dibandingkan negara-negara Asia lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa defenisi Ca colon ?
2. Apa klasifikasi Ca Colon ?
3. Apa penyebab ca colon ?
4. Apa patofisiologi ca colon
5. Apa tanda dan gejala ca colon ?
6. Apa komplikasi ca colon ?
7. Apa Penatalaksanaan pengobatan ca colon ?
1
8. Apa pemeriksaan diagnostic untuk ca colon ?
9. Apa asuhan keperawatan untuk ca colon ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui defenisi Ca colon
2. Mengetahui klasifikasi Ca Colon
3. Mengetahui penyebab ca colon
4. Mengetahui patofisiologi ca colon
5. Mengetahui tanda dan gejala ca colon
6. Mengetahui komplikasi ca colon
7. Mengetahui Penatalaksanaan pengobatan ca colon
8. Mengetahui pemeriksaan diagnostic untuk ca colon
9. Mengetahui asuhan keperawatan untuk ca colon
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Ca Colon
Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering
ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid.
Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada
kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi kanker kolon berdasarkan metastasis menurut modifikasi DUKES
adalah sebagai berikut (FKUI, 2001 : 209) :
1. KELAS A : kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
2. KELAS B : penetrasi melalui dinding usus
B1 : kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
3. KELAS C : invasi ke dalam sistem limfe yang mengalir regional
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu
sampai empat buah.
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5 buah.
4. KELAS D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan
penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi
2.3 Etiologi
Terdapat empat etiologi utama kanker (Davey, 2006 : 334) yaitu:
1. Diet :
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-
buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
2. Kelainan kolon
a) Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
3
b) Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi
karsinoma.
c) Kondisi ulserative Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko
terkena karsinoma kolon.
3. Genetik:
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai
frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang orang tuanya sehat
(FKUI, 2001 :207).
Faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon :
a) Usia lebih dari 40 tahun
b) Darah dalam feses
c) Riwayat polip rektal atau polip kolon
d) Adanya polip adematosa atau adenoma villus
e) Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
f) Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
g) Diit tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.
Makanan-makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang
menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran
pada perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang
tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan
bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng
dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan
karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi
waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung
sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day
Adventists ).
2.4 Patofisiologi Ca Kolon
Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini
tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak
membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode. Tumor mungkin menyebar
dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.
4
Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas
kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem
sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar
melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju
liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat
metastase yang lain termasuk :
a) Kelenjar Adrenalin
b) Ginjal
c) Kulit
d) Otak
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem
sirkulasi, tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan
tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari
tumor pecah menuju ke rongga peritonial.
Patofisiologi 2
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan
faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang
rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan
makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul
dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip
jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal
dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh
ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip
cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid
yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.
Tumor dapat menyebar melalui :
1) Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih
(vesika urinaria).
2) Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan
mesokolon.
5
3) Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah
balik ke sistem portal.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:
a) Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus
besar (lapisan mukosa).
b) Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan
mukosa.
c) Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak
terdapat di sekitar usus.
d) Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau
bahkan ke organ-organ lain.
2.5 Manifestasi Klinik
1. Kanker kolon kanan
a) Isi kolon berupa cairan
b) Obstruksi
c) Anemia
d) Mucus jarang terlihat
e) Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada
stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan
kadang – kadang pada epigastrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum
a) Menderung menyebabkan perubahan defekasi
b) Diare
c) Nyeri kejang
d) Kembung
e) Sering timbul gangguan obstruksi
f) Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita
g) Mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses.
h) Anemia
i) Keinginan defekasi atau sering berkemih
j) Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak
lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah (Gale,
2000).
6
Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum
keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu
barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran
yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya
makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi
tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).
a. Gejala lokalnya adalah
1) Perubahan kebiasaan buang air
a) Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)
b) Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa keluar)
dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas
dari kanker kolorektal
c) Perubahan wujud fisik kotoran/feses :
Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang
air besar
Feses bercampur lender
Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya
perdarahan di saluran pencernaan bagian atas
2) Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat
sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
3) Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita.
4) Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh
mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul
darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau,
muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan
semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya.
b. Gejala umumnya adalah :
1) Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di
semua jenis keganasan)
2) Hilangnya nafsu makan
3) Anemia, pasien tampak pucat
4) Sering merasa lelah
7
5) Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang
c. Gejala penyebarannya adalah :
Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :
Penderita tampak kuning
Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter
Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan peningkatan
kekentalan darah akibat penyebaran kanker.
2.6 Komplikasi
8
Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
1) Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.
2) Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.
3) Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang
menyebabkan hemorragi.
4) Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
5) Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok
2.7 Penatalaksaan
1. Penatalaksanaan Medis
a) Pengobatan.
Bila sudah pasti ditemukan karsinoma kolorektal, maka kemungkinan pengobatannya
adalah:
a. Pembedahan Reseksi.
Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi dan biasanya diambil
sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal adalah 5 cm di sebelah distal dan proksimal dari
tempat kanker. Untuk kanker di sekum dan kolon asendens biasanya dilakukan
hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo-transversal. Untuk kanker di kolon
transversal dan di pleksura lienalis, dilakukan kolektomi subtotal dan dibuat anastomosis
ileosigmoidektomi. Pada kanker di kolon desendens dan sigmoid dilakukan hemikolektomi
kiri dan dibuat anastomosis kolorektal transversal. Untuk kanker di rektosigmoid dan rektum
atas dilakukan rektosigmoidektomi dan dibuat anastomosis. Desenden kolorektal. Pada
kanker di rektum bawah dilakukan proktokolektomi dan dibuat anastomosis kolorektal.
b. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat
bersifat sementara atau permanen.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2) Meningkatkan kenyamanan.
3) Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
9
4) Mencegah komplikasi.
5) Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
3. Penatalaksanaan Diet
1) Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan
kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama
mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
2) Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari).
3) Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama
yang terdapat pada daging hewan.
4) Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat
memicu sel karsinogen / sel kanker.
5) Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
6) Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
Prognosis pasien yang terkena kanker kolon lebih baik bila lesi masih terbatas pada
mukosa dan submukosa pada saat operasi; dan jauh lebih buruk bila telah terjadi penyebaran
di luar usus (metastasis) ke kelenjar limfe, hepar. paru, dan organ-organ lain.
2.8 Pemeriksaan penunjang
1. Endoskopi.
Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada endoskopi,
dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.
2. Radiologi.
Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto dada dan foto
kolon (barium enema).
Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi
pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi
dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dan
colonoscopy.
10
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit.
Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah
metastasis.
Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada
paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat
terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau suatu striktura.
3.Ultrasonografi (USG).
Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis kanker kelenjar getah
bening di abdomen dan di hati.
4. Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa tempat
untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran histopatologi
karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan differensiasi sel.
5.Laboratorium.
Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun demikian setiap
pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. (FKUI, 2001 : 210)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
11
3.1 Pengkajian Keperawatan
3.1.1 Identitas Pasien
Nama,Umur, Jenis Kelamin,Alamat, Pendidikan,No register,Agama,Tanggal
masuk, Tanggal pengkajian,Diagnosa medis,dan Penanggung jawab.
3.1.2 Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang :
Klien mengatakan diare, Nyeri kejang, Kembung, mual dan muntah,rasa nyeri saat buang
aur besar,hilangnya nafsu makan,sering merasa lelah ,adanya benjolan pada perut, sering
berkemih, feses berdarah.
b. Riwayat Kesehatan dahulu
Usia lebih dari 40 tahun, kebiasaan merokok,Riwayat polip rektal atau polip kolon,Adanya polip adematosa atau adenoma villus, Riwayat penyakit usus inflamasi kronis, Diit tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.
c. Riwayat Kesehatan keluarga
Adanya keluarga yang pernah mengalami ca colon
3.1.3 Pemeriksaan Fisik
a. Aktifitas atau istirahat
pasien dengan Ca Colon biasanya merasakan tidak nyaman pada abdomen
dengan keluhan nyeri ,perut kembung, sehingga perlu dilakukan pengkajian
terhadap pola istirahat dan tidur
b. Sirkulasi
Palpasi : nyeri dada pada pergerakan kerja.
c. Eliminasi
Adanya perubahan fungsi Colon akan mempengarui perubahan pada defekasi
pada pasien, konstipasi dan diare terjadi bergantian.Mengkaji bagaimana
frekuensi ,komposisi,jumlah,warna, dan cara pengeluarannya.
Pada pasien dengan Ca colon dapat dilakukan pemeriksaanfisik denag
observasi adanya distensi abdomen ,massa akibat timbunan feces.
Masa tumor di abdomen, pembersarn hepar akibat metastas, asites ,
pembesaaran kelenjer inguinal, pembesaran kelenjer aksila dan supra
klafikula.
d. Makanan dan cairan
12
Ada keluhan anoreksia, mual, perasaan penuh atau begah, muntah,nyeri
uluhati sehingga menyebabkan berat badan menurun,perubahan pada
kelembaban atau turgor kulit dan adema.
e. Neurosensori
Pusing: sinkope, karena pasien kurang beraktifitas,banyak tidur sehingga
sirkulasi darah keotak tidak lancar.
f. Nyeri
Nyeri bagian abdomen dan hati dengan derajat bervariasi dari ringa sampai
nyeri berat.
g. Keamanan
Demam, ruang kulit,ulserasi
h. Interaksi sosial
Ketidak adekuatan dan kelemahan,gelisah
3.1.4 Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
Nilai Hb dan Ematokcrit biasa turun dengan indikasi anemia. Hasil tes gualac
positif untuk accult blood pada feses memperkuat pendarahan pada GI Tract.
Pasien hrus menghindari daging makanan yang mengandung peroksidase
(tanman lonak dan gula bit) aspirin dan vitamin c untuk 48 jam sebelum
duberiakn feces spesimen.
Dua contoh sampel feses yang terpisah dites selama tiga hari berturut turt,
hasil yang yang negatif sama sekali tidak menyampingkan kemungkinan
menderita Ca colon
b. Pemeriksaan radiografi
Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan
tumor dan meindifitikasikan letak nya. Tes ini mungkin menggambarkan
adanya kebuntuan pada isi perut ,dimana terjadi pengurangan ukuran tumor
pada lumen,. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi degan tes ini.
Enema barium secara umum dilakukan setelah sigmoidiscopy dan
colonoscopy.
Computer Termografi (CT) menbantu memperjelas ada nya massa dan luas
dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menumukan tepat
yang jauh yang sudah metastasis.
13
3.1.5 Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Ds :
1. Klien megatakan
cemas dengan
penyakit nya
Do :
1. Pasien kelihatan
gelisah
2. Wajah tegang
3. Berkeringat
4. Suara bergetar
5. Peningkatan
tekanan darah
6. Ketakutan
Kanker Ansietas
Ds :
1. klien mengatakan
nyeri pada abdomen
2. klien mengatakan
nyeri pada ulu hati
3. klien mengatakan
nyeri dada
Do:
1. pasien meringis
2. pasien
memegang are
yang sakit
3. susah tidur
4. perubahan
Metastase tumor Nyeri akut
14
tekanan darah
5. sikap
melindungi area
nyeri
Ds :
1. klien mengatakan
diare
2. klien mengatakan
sering berkemih
Do :
1. feces klien cair
2. penurunan berat
badan
3. penurunan turgor
kulit
4. kulit klien kering
Output yang berlebih Kekurangan volume cairan
Ds :
1. Klien mengatakan
nafsu makan
menurun
2. Klien mengatakan
mual dan muntah
3. Klien mengatakan
lesu dan merasa lelah
4. Klien mengatakan
pusing
5. Klien mengatakan
perasaan penuh pada
perut.
Do :
Mual dan mutah Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
15
1. Berat badan menurun
2. Pasien terlihat lemah
3. Membran mukosa
pucat
4. Makanan tidak
dihabiskan
5. Turgor kulit jelek
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas atau ketakutan berhubungan dengan krisis situasi atau kanker
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.
3.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
Kriteria Hasil Aktivitas NIC
Ansietas atau
ketakutan
berhubungan dengan
krisis situasi atau
kanker
1. Klien mampu
meidentifikasi dan
mengungkapkan gejala
cemas
2. Mengidentifikasi,meng
ungkapkan dan
menunjukkan teknik
untuk mengontrol
cemas.
3. TTV dalam batas
normal
4. Postor tubuh, ekpresi
wajah,bahasa tubuh dan
tingkat aktifitas
menunjukkan
berkurangnya
Anxiety Reduction (penurunan
kecemasan)
1. Pahami prespektif pasien
terhadap situasi stress.
2. Identifikasi tingkat kecemasan
pasien.
3. Tingkatkan rasa tenang dan
lingkungan yang tenang
4. Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan dan
ketakutan
5. Pertahankan kontak sering
dengan pasien.
16
kecemasan.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi
1. Mengungkapkan nyeri
berulang secara
bertahap
2. Mampu mengenal
nyeri (skala,
itensitas,frekuensi,dan
tanda nyeri)
3. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
dengan menggunakan
manajemen nyeri
Pain management
1. Tentukan riwayat nyeri
(lokasi
nyeri,frekuensi,durasi, dan
intensitas,
2. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
3. Dorong keterampilan
management nyeri misalnya
teknik ralaksasi nafas dalam.
4. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
5. Tingkatkan istirahat
6. Monitor TTV pasien
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.
1. Adanya peningkatan
berat badan
2. Tidak ada tanda tanda
malnutrisi
3. Menunjujkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
penelan
Nutrition management
1. Pantau masukan setiap hari.
2. Timbang BB setiap hari atau
sesuai indikasi.
3. Dorong pasien untuk makan
diet tinggi kalorri dan kaya
nutrient dengan masukan
cairan adekuat.
4. Ciptakan suasana makan yang
menyenangkan.
5. Identifikasi klien yang
mengalami mual dan muntah
yang diantisipasi.
6. Dorong pasien untuk makan
dengan porsi kecil tetapi
sering.
17
BAB IV
PENUTUP
4. 1. Kesimpulan
Kanker colon adalah suatu kanker yang berada di colon. Kanker colon merupakan penyakit penyebab kedua kematian di AS setelah kanker paru-paru (ACS 1998).
18
Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker colon
Penyebab dari kanker colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu perdaran pada usus besar atau aliran depan feses yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society (The National Cancer Institute).
4.2. Kritik dan SaranDalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurang dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat positif dan membangun untuk dijadikan perbaikan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddarth,2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, ahli bahasa : Waluyo Agung, Yasmi Asih, Juli,kuncara, I.made Karyasa, EGC, Jakarta.
19
Doenges,ME, Moorhouse, MF, Geissler, A.C, 1993, Asuhan Keperawatan untuk pencernaan dan pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3, Alih bahasa ; Kariasa, I.M, Sumarwati, N.M,EGC,Jakarta
Sjamsuhidayat & wong,2005,buku ajari ilmu bedah, EGC,Jakarta,
NANDA dan NIC NOC
20