asas2 manajemen

48
BAB I MANAJEMEN 1. Pendahulun Setelah mengetahui garis besar arti dan aspek administrasi, sekarang kita masuk pada pembahasan masalah manajemen. Manajemen itu sangat penting, apa lagi dimasa lalu bangsa kita selalu mengabaikan asas-asas manajemen yang tepat, sehingga pelaksanaan setiap kegiatan usaha sering mengalami kegagalan ataupun kandas ditengah jalan. Berpedoman pada apa yang disebut diatas, maka menjadi kewajiban kita sekarang untuk lebih meningkatkan efekivitas dan efisiensi kerja dengan berpegang kepada asas – asas manajemen. Pada waktu sekarang ini bangsa Indonesia sedang giat - giatnya melaksanakan pembangunan dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya untuk menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera, baik materi maupun spiritual berdasarkan pancasila serta mendapatkan ridho Tuhan Yang Maha Esa. Harus disadari bahwa suatu manajemen yang tangguh serta berdaya guna dan berhasil guna (efesien dan efektif) sangat diperlukan dalam mencapai sasaran dan tujuan pembangunan yang sedang dilaksanakan. Betapa pentingnya peranan manajemen dalam pembangunan akan jelas terlihat apabila diingat bahwa salah satu jurang pemisah antara negara yang sudah maju dengan negara yang sedang berkembang terdapat dalam bidang manajemen. Pada pokoknya peningkatan daya guna dan hasil guna itulah yang menjadi peranan penerapan manajemen dalam pembangunan demi mempercepat pencapaian tujuan pembangunan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada garis besarnya yang menjadi sasaran manajemen dalam pembangunan adalah semua segi pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut, mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan 1

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 23-Jun-2015

871 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asas2 manajemen

BAB I

MANAJEMEN

1. Pendahulun

Setelah mengetahui garis besar arti dan aspek administrasi, sekarang kita

masuk pada pembahasan masalah manajemen. Manajemen itu sangat penting,

apa lagi dimasa lalu bangsa kita selalu mengabaikan asas-asas manajemen yang

tepat, sehingga pelaksanaan setiap kegiatan usaha sering mengalami kegagalan

ataupun kandas ditengah jalan.

Berpedoman pada apa yang disebut diatas, maka menjadi kewajiban kita

sekarang untuk lebih meningkatkan efekivitas dan efisiensi kerja dengan

berpegang kepada asas – asas manajemen.

Pada waktu sekarang ini bangsa Indonesia sedang giat - giatnya

melaksanakan pembangunan dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya untuk

menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera, baik materi maupun spiritual

berdasarkan pancasila serta mendapatkan ridho Tuhan Yang Maha Esa.

Harus disadari bahwa suatu manajemen yang tangguh serta berdaya guna dan

berhasil guna (efesien dan efektif) sangat diperlukan dalam mencapai sasaran dan

tujuan pembangunan yang sedang dilaksanakan.

Betapa pentingnya peranan manajemen dalam pembangunan akan jelas terlihat

apabila diingat bahwa salah satu jurang pemisah antara negara yang sudah maju

dengan negara yang sedang berkembang terdapat dalam bidang manajemen.

Pada pokoknya peningkatan daya guna dan hasil guna itulah yang menjadi

peranan penerapan manajemen dalam pembangunan demi mempercepat

pencapaian tujuan pembangunan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada garis

besarnya yang menjadi sasaran manajemen dalam pembangunan adalah semua

segi pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut, mulai dari proses

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan serta penilaian

daripada hasil-hasil Pembangunan yang telah dicapai.

2. Pentingnya Manajemen

Manajemem merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan

perusahaan/organisasi, karyawan dan masyarakat. Dengan manajemen, daya

guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen akan ditingkatkan.

Adapun unsur-unsur manajemen itu terdiri dari : Man, money, methode, machines,

materials, dan market, disingkat 6 M.

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Timbul

pertanyaan tentang : apa yang diatur, apa tujuannya diatur,mengapa harus diatur,

siapa yang mengatur, dan bagaimana mengaturnya?

1. Yang diatur adalah semua unsur manajemen, yakni 6 M.

1

Page 2: Asas2 manajemen

2. Tujuannya diatur adalah agar 6 M lebih berdaya guna dan berhasil guna

dalam mewujudkan tujuan.

3. Harus diatur, yaitu supaya 6 M itu bermanfaat secara optimal, terkoordinasi

dan terintegrasi dengan baik dalam menunjang terwujudnya tujuan organisasi.

4. Yang Mengatur adalah pimpinan dengan kepemimpinannya yaitu pimpinan

puncak, manajer madya, dan supervise.

5. Mengaturnya adalah dengan melakukan kegiatan urutan - urutan fungsi

manajemen tersebut.

Jadi Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur pemanfaatan sumber

daya manusia dan sumber-sumber daya lainya secara efektif dan efisian untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

3. Arti dan Istilah Manajemen

- Arti Manajemen

Perkataan management bukanlah perkataan Indonesia, melainkan berasal

dari bahasa asing, yakni bahasa Italia. Dasar kata management berasal dari kata

“manage” sedangkan kata manage dalam buku Webster’s New Colegiate

Dictionary berasal dari bahasa Itali “maneggio” yang berasal dari bahasa Latin “

maneggiare” dari kata “manus” yang berarti “hand” artinya tangan.

Jadi secara etimologi manajemen dapat diartikan :

(a)   Dalam bahasa Perancis berarti house – keeping = Rumah Tangga.

(b) To train a horse = melatih kuda dalam menghentakan-hentakkan  kakinya.

(c)    To direct and control = memimpin dan mengawasi.

Pengertian management tersebut dapat dijelaskan sebagai tindakan atau

seni pengurusan, mengatur, pengarahan dan pengawasan (the act or art of

managing ; conduct, direction and control).

- Istilah Manajemen di Indonesia

Hingga kini belum ada keseragaman dalam menterjemahkan istilah

management ke dalam bahasa Indonesia. Masih terdapat beraneka terjemahan,

seperti:

(a) Kepemimpinan adalah istilah untuk mangement yang sering digunakan

oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).

(b) Universitas Indonesia menterjemahkannya dengan Ketatalaksanaan;

(c) Pengurusan adalah Istilah management yang sering digunakan oleh

Universitas Gajah Mada Jogyakarta;

(d) Pembinaan adalah terjemahan yang digunakan dalam lingkungan

Angkatan Darat;

(e) Manajemen adalah istilah untuk management yang dipakai oleh Balai

Pembinaan Administrasi Universitas Gajah Mada Jogyakarta;

2

Page 3: Asas2 manajemen

(f) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan seringkali menggunakan kata

pengelolaan terhadap kata management;

(g) Sedangkan tetap “Management” dianjurkan oleh Komisi Istilah Bahasa.

4. Dasar- Dasar Manajemen

Dasar – dasar manajemen adalah sebagai berikut :

1. Adanya kerjasama diantara sekelompok orang dalam ikatan formal.

2. Adanya tujuan bersama serta kepentingan yang sama yang akan

dicapai.

3. Adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab yang teratur.

4. Adanya hubungan formal dan ikatan tata tertib yang baik.

5. Adanya sekelompok orang dan pekerjaan yang akan dikerjakan.

6. Adanya human organization.

5. Batasan Manajemen.

Mengenai batasan manajemen ini juga masih beraneka ragam. Masing –

masing ahli ataupun tokoh manajemen mengemukakan defenisinya. Namun pada

dasarnya prinsip, maksud dan tujuannya tidak berbeda. Untuk memberikan latar

belakang pengetahuan mengenai batasan manajemen tersebut, sebagai bahan

perbandingan dibawah ini diberikan beberapa pendapat tokoh / ahli manajemen

baik dalam maupun luar negeri.

Batasan manajemen yang diutarakan oleh beberapa sarjana Indonesia :

- Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo, merumuskan bahwa manajemen adalah

menyelenggarakan sesuatu dengan menggerakan orang-orang, uang, mesin-

mesin dan alat-alat sesuai dengan kebutuhan.

- Menurut Dr. Sondang P. Siagian, MPA; Manajemen adalah kemampuan atau

keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan

melalui kegiatan-kegiatan orang lain.

- Menurut Drs. Karnadi Wargasasmita, Manajemen yaitu mengatur, mengurus,

memimpin, mengawasi pekerjaan-pekerjaan ke arah tujuan usaha.

- Drs. The Liang Gie, memberi batasan bahwa Manajemen ialah proses yang

menggerakkan tindakan-tindakan dalam usaha kerjasama manusia, sehingga

tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai.

Beberapa defenisi manajemen yang dikemukakan oleh sarjana-sarjana

Barat, antara lain adalah sebagai berikut :

- Dalam Webster’s Dictionary dikatakan bahwa Manajemen adalah tindakan

mengendalikan, kecakapan dalam menjuruskan adminitrasi. (Management is

the act of managing, skill in directing administration).

3

Page 4: Asas2 manajemen

- Harold Koontz dan Cyril O’Donnell mengatakan bahwa Manajemen adalah

penyelesaian pekerjaan melalui kegiatan-kegiatan dari pada orang lain.

(Management is getting things done trough the effort of other people).

- Menurut John D. Millet, Manajemen adalah proses pembimbingan dan

penyediaan fasilitas-fasilitas kerja terhadap orang-orang yang tergabung dalam

suatu organisasi resmi untuk mencapai sesuatu tujuan.

(Management is the process of directing and facilitating the work of people

organized in formal groups to achieve a desired goal).

- George R.Terry, mengatakan : Manajemen adalah pencapaian tujuan yang

ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang

lain.    (Management is the accomplishing of a predetermined objective trough

the effort of other people).

Dapat ditarik beberapa kesimpulan bilamana batasan-batasan manajemen

sebagaimana tersebut diatas dibandingkan satu sama lainnya, yaiu:

(1) Manajemen itu dipergunakan terhadap usaha-usaha kelompok dan bukan

terhadap individu (perseorangan) tertentu.

(2) Tujuan merupakan sasaran manajemen. Manajemen berhubungan dengan

penentuan dan pencapaian dari pada tujuan-tujuan.

Hal ini berarti bahwa manajemen adalah persoalan mencapai tujuan-tujuan

dengan suatu kelompok orang.

(3) Dalam mencapai tujuan maka selalu terdapat adanya penyatuan pikiran,

perasaan, dan kemauan, tenaga, bahan - bahan, alat-alat serta penggunaan

waktu serta ruangan.

(4) Manajemen suatu hal yang ada karena dapat dipelajari. Pengetahuan

mengenai manajemen dapat dicapai serta kepandaian dalam

menggunakannya dapat dipupuk dan ditingkatkan kemampuannya.

(5) Manajemen itu berwujud, tidak nyata, hanya dapat dilihat hasil - hasilnya

berupa: keteraturan, pegawai - pegawai yang berpengtahuan serta mengerti

akan tugasnya masing-masing, moral yang tinggi dan hasil pekerjaan yan

sangat memuaskan.

(6) Manajemen adalah suatu alat mencapai tujuan dan manajemen bukan suatu

tujuan.

(7) Karena manajemen itu berurusan dengan penentuan dan pencapaian tujuan

baik bersama - sama maupun melalui kegiatan orang lain; maka manajemen

itu terdapat hampir dalam segala bidang kegiatan manusia, seperti halnya di

dalam kegiatan rumah tangga, sekolah, kantor pemerintah ataupun swasta,

perkumpulan pelajar ataupun mahasiswa, rumah sakit, perusahaan, bank,

koperasi, perkumpulan olah raga, kegiatan kesenian, hotel, kegiatan-kegiatan

kenegaraan, kemiliteran dan sebagainya.

4

Page 5: Asas2 manajemen

(8) Manajamen merupakan suatu pengertian yang umum yang tersusun daripada

fungsi - fungsi tertentu yang merupakan suatu kegiatan yang universal;

maksudnya meskipun manajemen itu diterapkan pada bidang-bidang yang

berlainan, misalnya pada bidang manajemen kepegawaian, manajemen

keuangan, manajemen pemasaran, manajemen pembukuan, manajemen

perkantoran, manajemen pendidikan, manajemen permodalan, manajemen

pengangkutan dan sebagainya namun pngertian, asas prinsip - prinsip serta

fungsinya adalah sama.

BAB II

SEJARAH DAN PELOPOR MANAJEMEN

1. Selayang pandang perkembangan manajemen.

Apabila membicarakan perkembangan manajemen, pada dasarnya

membicarakan dua hal, yaitu pertama, manajemen dalam praktek atau

manajemen sebagai seni, dan kedua, manajemen sebagai ilmu pengetahuan.

Manajemen sebagai seni atau manajemen dalam praktek sesungguhnya

telah ada sejak sekurang - kurangnya dua orang manusia sudah bekerja sama

untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. Boleh dikatakan bahwa manajemen

dalam praktek timbul bersama dengan tumbuhnya dan bekembangnya peradaban

manusia. Akan tetapi manajemen sebagai ilmu pengetahuan baru dikenal pada

akhir abad yang lalu.

A. Perkembangan Manajemen dalam Praktek.

Perkembangan manajemen dalam praktek atau perkembangan

manajemen sebagai seni dapat digolongkan atas beberapa periode.

Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut :

1). Fase Prasejarah (--- 1 M) :

Peninggalan – peninggalan sejarah telah membuktikan bahwa pada

periode prasejarah manajemen telah berkembang meskipun dalam bentuk yang

sangat sederhana sekali sesuai dengan perkembangan peradaban dan kebutuhan

masyarakat primitif yang sangat sederhana pula penghidupannya pada waktu itu.

Masyarakat Mesopotamia dahulunya pada dasarnya telah menjalankan

sebagian daripada prinsip - prinsip manajemen sebagaimana yang dikenal

sekarang ini; terutama ini dalam bidang - bidang pemerintahan, perdagangan,

komunikasi serta pengangkutan.

Manajemen pada zaman Babilonia telah pula dipraktekkan dalam bidang -

bidang seperti: pemerintahan, perdagangan, perhubungan, pengangkutan,

ekonomi dan keuangan dengan tujuan tentulah untuk memperlancar jalannya

kemajuan dan perkembangan masyarakat.

5

Page 6: Asas2 manajemen

Sejarah telah pula menunjukan bahwa pada zaman Mesir Kuno sudah

dikembangkan manajemen agak lebih maju, terutama dalam bidang

pemerintahan, militer, perpajakan, perhubungan dan pertanian. Kerjasama

manusia pada abad itu dapat dilihat dari pada peninggalan-peninggalan sejarah,

seperti misalnya Pyramide dan Spinx.

Sejarah telah menunjukan pula bahwa Romawi Kuno sudah berhasil

menerintah daerah yang sangat luas yang meliputi hampir sebagian dunia yang

sudah mereka ketahui pada waktu itu. Tugas-tugas pemerintahannya sudah dibagi

atas departemen - departemen yang dinamai “magistrates” yang dipimpin oleh

seorang magistrator. Pada Zaman Romawi Kuno tersebut sudah berkembang

dengan pesat manajemen militer, perpajakan perhubungan dan sebagainya sesuai

dengan perkembangan kerajaan Romawi Kuno yang merupakan suatu imperium

yang wilayah kekuasaannya sangat luas.

Pengembangan konsep demokrasi di negara Junani Kuno serta

keberhasilannya didalam menciptakan parlemen pertama di dunia, yang dikenal

dengan sebutan “ Dewan Orang-orang Tua yang Bijaksana”; serta pengaturan

pertahanan dan keamanan oleh Dewan Militer adalah suatu pertanda bahwa di

sana telah berkembang pula asas - asas manajemen secara baik.

Dari keterangan - keterangan tersebut di atas, dapatlah diketahui bahwa pada fase

prasejarah sungguhpun masih sangat sederhana manajemen telah berkembang

dengan pesat.

2. Fase Sejarah (1-1886 M.)

Pada periode ini manajemen terus berkembang dengan pesat, terutama di

kala timbulnya gereja Roma Katolik yang telah pula membela pengaruh yang tidak

kecil terhadap perkembangan manajemen.

Pesatnya agama Romawi Katolik tersebut berkembang bukan saja karena

ajaran-ajarannya suci, tetapi juga dikarenakan organisasinya yang sangat rapi,

terutama dibidang sistematisasi dari pada struktur organisasi.

Di Eropa timbul pula tiga kelompok sarjana yang terdapat di tiga negara

yang berbeda - beda pada waktu yang bersamaan yang secara kebetulan ahli

tersebut adalah :

a) Kaum Kameralis, yang terdapat di Jerman dan Austria.

b) Kaum Merkantili, di Inggris dan

c) Kaum Fisiokrat, di Perancis

Ketiga kelompok ahli tersebut di atas adalah pelopor - pelopor manajemen

ilmiah, karena inti dari pada teori-teori mereka ialah bahwa perekonomian

daripada suatu negara hanya akan bisa kuat apabila kegiatan - kegiatan

administrasi dan manajemen dilaksanakan dengan sebaik - baiknya. Salah

6

Page 7: Asas2 manajemen

seorang daripada kelompok ahli itu ialah George Von Zinko yang selama hidupnya

telah menghasilkan 537 karya ilmiah, 175 di antaranya membahas tentang

administrasi/manajemen pertanian.

Perkembangan manajemen pada fase sejarah ini telah didorong pula

timbulnya Revolusi Industri I di Inggris yang membawa akibat - akibat yang sangat

luas dibidang manajemen. Terjadinya perubahan radikal dalam praktek

manajemen serta terjadi pula perubahan besar-besaran terhadap produksi,

pekerjaan, peningkatan pemasaran, dibidang kepegawaian, timbulnya serikat-

serikat buruh dan sebagainya.

Sehubungan dengan ini perlu diingat peranan yang sangat besar dari

Charless Babbage, seorang sarjana dan professor mate-matika, yang pada abad

ke – 18 telah menekankan pentingnya efisiensi dalam usaha mencapai tujuan.

Hampir satu abad kemudian lahirlah “Gerakan Manajemen Ilmiah” yang

dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika Serikat.

Gerakan Manajemen Ilmiah yang dimulai pada tahun 1886 itu menandai dua hal,

yaitu :

(a) berakhirnya status manajemen sebagai seni semata - mata dan

lahirnya manajemen ilmiah.

(b) berakhirnya fase sejarah dalam perkembangan manajemen dan

timbulnya fase modern, di mulai tahun 1886 dan masih berlangsung

terus hingga sekarang.

2. Fase Modern (1886 – sekarang).

Periode ini ditandai dengan lahirnya Gerakan Manajemen Ilmiah pada

tahun 1886 yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika Serikat,

sebagai seorang sarjana teknik mulai mengadakan penyelidikan - penyelidikan

dalam rangka usaha mempertinggi efisiensi perusahaan dan meningkatkan

produktivitas para pekerja. Ia melakukan suatu study yang disebut dengan istilah “

Time and motion study”, untuk mempelajari penggunaan waktu oleh kaum buruh

serta gerak-gerak mereka dalam melakukan pekerjaan F.W. Taylor terutama

memusatkan penyelidikannya kepada kaum buruh dan manajemen tingkat

bawah.

Sementara itu di Perancis seorang ahli fikir dan ahli pertambangan yang

bernama Henry Fayol telah mencari sebab - musabab dari kegagalan

perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dalam penyelidikannya Henry Fayol lebih

menyoroti golongan pimpinan tingkat atas dari suatu organisasi perusahaan.

Hasil pemikiran kedua tokoh ilmu ilmiah yang kemudian merupakan dasar

utama daripada perkembangan dan pembangunan manajemen sebagai ilmu

pengetahuan (manajemen ilmiah).

7

Page 8: Asas2 manajemen

B. Perkembangan Manajemen sebagai Ilmu Pengetahuan

Sesuatu ilmu pengetahuan lahir karena masyarakat menghendakinya.

Dalam masyarakat terasa adanya kebutuhan akan ilmu pengetahuan itu; sebab

perkembangan suatu ilmu pengetahuan sangat dipengaruhi oleh dinamika

masyarakat dan kebutuhan nyata yang terasa timbul di dalam masyarakat.

Demikianlah halnya ilmu manajemen.

Ilmu manajemen merupakan salah satu cabang daripada ilmu - ilmu sosial

lainnya, ia termasuk ke dalam kelompok “applied science“ karena kemanfaatannya

hanya ada apabila prinsip - prinsip, rumus - rumus dan dalil -dalilnya diterapkan

untuk meningkatkan peri hidup dan kehidupan umat manusia.

Sejak tahun 1886 dikenalkan apa yang dinamakan ilmu manajemen yang

memiliki prinsip-prinsip, dalil - dalil, sistematika, metode analisa serta rumus -

rumusnya sendiri.

Perkembangan ilmu manajemen itu dapat digolongkan atas empat tahap, yaitu :

(1) Tahap Survival (1886 – 1930)

Tahun 1886 adalah tahun lahirnya manajemen, yang ditandai dengan

Gerakan Manajemen Ilmiah yang dipelopori oleh F.W. Taylor. Dan dalam

jangka waktu yang cukup lama para ahli memperjuangkan untuk diakuinya

Manajemen sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan.

(2) Tahap Konsolidasi dan Penyempurnaan (1930-1945)

Dalam tahap ini prinsip-prinsip, rumus-rumus, sistematika, metode analisa

serta dalil-dalil daripada ilmu manajemen lebih disempurnakan, sehingga

kebenarannya tidak dapat dibantah lagi.

(3) Tahap Human Relation ( 1945-1959)

Setelah ilmu manajemen diakui dan diterima sebagai cabang ilmu

pengetahuan, perhatian para ahli mulai beralih kepada faktor-faktor manusia

serta hubungannya berikut segala masalahnya demi terselanggaranya

kegiatan yang harus dilaksanakan dalam suasana kemanusiaan.

(4) Tahap Behaviouralisme (1959 – sekarang).

Pada tahap ini perhatian terutama dipusatkan terhadap pentingnya peranan

manusia kerja dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

Penyelidikan-penyelidikan terhadap manusia kerja ini berhubungan dengan

manusia sebagai makhluk hidup yang mempunyai martabat, kepribadian,

tujuan cita-cita serta keinginan-keinginannya dan tingkah laku serta tindak

tanduknya dalam kehidupan bersama, bekerja bersama, mencapai tujuan

yang telah ditetapkan bersama.

8

Page 9: Asas2 manajemen

C. Perkembangan Manajemen di Indonesia

Tidak banyak yang dapat diketahui tentang perkembangan manajemen di

Indonesia. Hingga kini kelangkaan buku - buku yang membicarakan masalah-

masalah manajemen, apalagi tentang sejarahnya. Walau demkian, dibawah ini

akan dicoba menjelaskan secara ringkas mengenai perkembangan manajemen di

Indonesia.

(a) Masa Pra Sejarah.

Menurut penyelidikan ahli - ahli sejarah, manusia tertua di Indonesia telah

berusia + 32.000 yang kerangkanya ditemukan di Trinil yang dikenal dengan

nama Pithecantropus Eractus. Pada zaman Qwarter ini belum ada kelihatan gejala

kehidupan bersama, bermasyarakat. Barulah pada zaman batu tua nenek moyang

bangsa indonesia mulai muncul dengan kehidupan bermasyarakat dalam bentuk

yang sangat sederhana, hidup mengembara kelompok demi kelompok, tinggalnya

berpindah-pindah dari satu guha ke guha lain, dari satu daratan kedaratan yang

lain. Hidup masih sangat bergatung kepada kemurahan alam. Makanya masih

dari mengumpulkan hasil alam sekitarnya. Alat perkakas yang pergunakan masih

sangat kasar pembuatannya. Pada zaman ini sudah timbul gejala manajemen

dalam praktek kerja sehari-hari dalam bentuk yang sangat sederhana sekali

sesuai pula dengan perkembangan kebudayaan primitif mereka.

Pada zaman batu, manusia purba Indonesia sudah mulai hidup menetap

dan berproduksi, meskipun sebahagian besar masih meneruskan hidupnya secara

mengembara berkelompok menyusuri alam yang masih ganas untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya dari kemurahan hasil alam. Pada zaman ini pulalah telah

timbul lebih mantap gejala hidup bermasyarakat. Telah berlangsung sistem kerja

sama dalam mencapai tujuan dan kepentingan bersama, sekalipun berupa bentuk

organisasi secara resmi.

Gejala hidup bersama, bermasyarakat semakin nyata terutama pada akhir

zaman batu (neolithicum). Manusia hidup berkelompok pada tempat-tempat

tertentu. Hidup menetap dan berkelompok ini dirasakan perlunya kerjasama yang

lebih mantap dan erat. Maka disusunlah organisasi masyarakat yang bertujuan

bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu. Mulailah diadakan sistem pertanian

yang dikerjakan secara bersama-sama (gotong royong) diantara anggota-anggota

masyarakat kelompok tersebut.

Kemudian disusun pulalah organisasi pemerintahan (kampung),

pembagian kerja, koordinasi dan pengawasan-pengawasan.

Manusia secara bersama-sama menghasilkan bentuk – bentuk kerja sama, yang

menghasilkan kebudayaan batu besar, sebagaimana peninggalan yang terdapat di

Pasemah adalah hasil kerja sama manusia Indonesia di zaman Mengalithicum.

9

Page 10: Asas2 manajemen

Jadi manajemen sebagai seni atau manajemen dalam praktek dalam bentuk yang

sangat sederhana sudah ditetapkan dalam kehidupan sehar-hari oleh nenek

moyang bangsa indonesia pada masa pra sejarah.

(b) Masa Hindu

Zaman sejarah Indonesia dimulai dengan datangnya kebudayaan Hindu

yang kemudian bermunculan kerajaan-kerajaan pada zaman ini, maka muncul

pulalah gejala manajemen dan penetapannya sehari-hari dalam pengelolaan

kerajaan-kerajaan tersebut. Dalam kegiatan kerajaan sehari - hari sudah ada

pembagian kerja yang tuntas antara Pemerintah atau Raja dengan yang diperintah

atau rakyat.

Telah pula ada penentuan tujuan yang akan dicapai berikut perencanaan

bagaimana tujuan itu harus dihasilkan, membagi - bagi tugas dan tanggung jawab

terutama antara raja dengan para patihnya dan sebagainya, usaha untuk

menggerakkan kerja agar tujuan dapat diperoleh, pembagian perintah,

penempatan orang - orang yang ahli dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan

tugas serta kewajiban serta mengadakan pengawasan supaya hasil - hasil

pelaksanaan kerja sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

Jadi dapat dikatakan bahwa pada zaman Hindu dengan bermunculan

berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus kerajaan diseluruh nusantara sudah ada

penerapan manajemen, sekalipun masih belum sempurna benar seperti sekarang

ini. Manajemen dalam praktek sungguh - sungguh sudah diterapkan pada zaman

Hindu di Indonesia. Hal ini terutama dapat dilihat dari bukti-bukti peninggalan

sejarah. Tak dapat dilupakan hasil-hasil yang telah dicapai dengan baik oleh

kerajaan-kerajaan seperti : Kutai, Tarumanegara, Pajajaran, Mataram (Hindu),

Kediri, Sriwijaya, dan Majapahit serta berpuluh-puluh kerajaan besar dan kecil

lainnya yang telah mewarnai sejarah Nusantara.

(c). Masa Islam

Dengan masuknya kebudayaan Islam serta tumbuhnya kerajaan-kerajaan

Islam pada abad ke dua belas, maka penerapan manajemn di Indonesia tambah

sempurna. Hampir dalam segala bidang kegiatan seperti dalam bidang

pemerintahan, perekonomian, kemasyarakatan, pendidikan, kelaskaran, pertanian

dan sebagainya menjadi lebih sempurna, telah mulai mempergunakan ilmu

pengetahuan. Kegiatan – kegiatan raja - raja Islam dalam mengatur

pemerintahannya dan dalam mengorganisasi rakyatnya dalam peperangan untuk

melawan penjajah Belanda. Sebenarnya pada waktu itu telah menggunakan

manajemen dengan lebih sempurna bila dibandingkan dengan perepannya pada

masa prasejarah dan masa Hindu. Patih Unus dengan armadanya, Cut Nyak Din

dengan bala tentaranya, Malahayati dengan armada lautnya yang perkasa

menyerang Johor. Fatahillah (Falatehan) dengan laskarnya menyerang Batavia

10

Page 11: Asas2 manajemen

serta ratusan pemimpin - pemimpin yang telah dapat mengorganisasi dan

menggerakkan rakyat untuk mencapai tujuannya yaitu mengusir Penjajah

Belanda melawan kenistaan dan penderitaan serta penindasan adalah suatu bukti

bahwa manajemen telah dipraktekan dengan baik sekali di masa Islam.

Tidak dapat dilupakan keunggulan Diponegoro, Teungku Cik Di Tiro, Imam

Bonjol, Aru Palaka, Untung Suropati, Trunojoyo, Antasari, Hidayatullah dan Ribuan

pemimpin dan pahlawan lainnya yang sedikit banyak mereka telah menggunakan

prinsip-prinsip manajemen dalam mengorganisir kegiatan - kegiatan rakyat.

(d) Masa Penjajahan Belanda dan Jepang

Kalau pada prasejarah dan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu serta

masa Islam, kepemimpinan dalam penerapan manajemen dalam segala bidang

kegiatan di tangan bangsa Indonesia, maka pada masa penjajahan Belanda dan

Jepang, kekuasaan dan kepemimpinan ditangan penjajah. Bangsa Indonesia

dijadikan hanya sebagai pelaksana-pelaksana tingkat menengah saja.

Pemakaian Ilmu dan teknologi di Indonesia pada dasarnya dimulai dengan

kedatangan bangsa Eropa yang memang mereka telah memiliki pengetahuan

lebih maju daripada bangsa Indonesia. Oleh karena itu pulalah maka mereka

dengan mudah menguasai Nusantara. Pada masa penjajahan Belanda penerapan

manajemen baik sebagai seni maupaun sebagai ilmu (science) jauh lebih baik dan

sempurna bila dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.

Pada zaman VOC, Tanam Paksa, zaman Politik Ethies dan zaman

pemerintahan Belanda penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam setiap

kegiatan kerja secara praktis, dan Ilmu pengetahuan lebih menonjol. Memang

tidak dapat disangkal bahwa belanda datang ke Negara Indonesia tidak saja

dalam usaha berdagang, menjajah, menyebarkan agama dan kebudayaan tetapi

juga berusaha mengolah dan memeras seluruh hasil alam untuk dipergunakan

bagi sebesar-besar kesejahteraan bangsanya. Untuk itu maka didatangkanlah ke

Indonesia tenaga - tenaga ahli dalam segala bidang ilmu pengetahuan termasuk

juga tenaga ahli dibidang manajemen.

Pada masa Jepang perkembangan manajemen di Indonesia tidak

menggembirakan. Hal ini disebabkan karena pemerintahan Jepang di Indonesia

lebih memusatkan perhatiannya dalam bidang kemiliteran sehubungan dengan

kesiap siagaannya untuk berjaga – jaga menghadapi serangan Sekutu.

Manajemen Militer lebih menonjol kegiatannya pada waktu itu, sedangkan

dibidang-bidang lainnya hanya meneruskan apa yang telah dibina oleh pemerintah

penjajah sebelumnya.

(e) Masa Kemerdekaan Indonesia.

Setelah bangsa Indonesia berhasil dan memproklamasikan

kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 barulah bangsa Indonesia mulai

11

Page 12: Asas2 manajemen

memegang Pemerintahan sendiri. Betapa pentingnya ilmu pengetahuan

manajemen dalam kegiatan sehari-hari dalam usaha peningkatan taraf hidup

bangsa semakin terasa manfaatnya terutama dalam pelaksanaan pembangunan

sekarang ini.

Meskipun dikatakan bahwa perkembangan Ilmu Manajemen di Indonesia

masih sangat muda, namun melihat perkembangannya akhir-akhir ini ada tendensi

yang sangat menggembirakan, terbukti dengan diajarkannya manajemen di

sekolah-sekolah, termasuk Sekolah Menengah Ekonomi tingkat Atas (SMEA),

perguruan tinggi, kursus-kursus dan latihan-latihan manajemen yang

diselenggarakan oleh Pemerintah maupun swasta. Adanya lembaga-lembaga

manajemen hampir diseluruh perguruan tinggi dan departemen sangat

menggembirakan, ini berarti sudah ada suatu maksud baik untuk menyiapkan

tenaga - tenaga ahli di bidang manajemen yang akan menerima warisan dan

meneruskan kegiatan pembangunan negara di kelak kemudian hari.

Dari uraian diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa manajemen dalam

praktek sudah ada sejak manusia bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan

yang diinginkan. Dan adanya pengakuan manajemen sebagai ilmu pengetahuan

sekarang ini adalah berkat ketekunan, penyelidikan dan pemikiran para ahli sejak

dahulu hingga sekarang.

Ahli-ahli itu dapat sebut sebagai pelopor - pelopor ataupun pionir-pionir

manajemen, merekalah yang telah merintis jalan dan meletakkan dasar - dasar

ilmu pengetahuan manajemen.

(f) Pelopor-pelopor Manajemen

Yang dibicarakan disini adalah tokoh-tokoh ataupun pionir-pionir

manajemen berdasarkan ilmu pengetahuan. Tidak sedikit para sarjana dan para

ahli yang banyak menyumbangkan tenaga dan pkirannya ke arah perkembangkan

ilmu pengetahuan manajemen. Di antara mereka itu adalah :

(1)  Charles Babbage, (2) John Robert Beishline, (3) Williem R. Spriegel, (4)

Frederick Winslow Taylor, (5) Henry Fayol, (6) Richard H. Lanburgh, (7)

Robert Owen, (8) Henry Metcalfe, (9) Henry Robinson Towne (10) Mary

Parker Follet, (11) Benyamin Seebohm Rowntree, (12) George Elton Mayo,

(13) Alfred Carrad, dan beberapa sarjana-sarjana manajemen lainnya.

Di antara pelopor – pelopor manajemen tersebut yang sangat besar andilnya

adalah :

1)  CHARLES BABBAGE (1792-1871)

a. Berkebangsaan Inggris.

b. Mahaguru Cambridge University Inggris (1828 -1839)

c. Perintis jalan bagi lahirnya manajemen berdasarkan ilmu ¾ abad

sebelum Taylor. Hasil penyelidikannya sangat membantu dan

12

Page 13: Asas2 manajemen

mempengaruhi pada konsep-konsep dan praktek-praktek manajemen

Ilmiah.

d. Observasinya tentang methode dan menekankan pentingnya efisiensi

kerja para pekerja dan perlunya ditentukan jumlah biaya yang pasti

setiap proses dalam produksi sesuatu jenis barang.

e. Dalam setiap kegiatan kerja perlu mempergunakan time study

(penelaahan tentang waktu).

f. Anjurannya ialah supaya terjadi pertukaran pengalaman-pengalaman

antara para manajer dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen.

g. Perlu diadakan pembagian kerja (division of labour) yang baik antara

manajer dan pekerja (woekers) dan antara sesamanya.

h. Salah satunya yang terkenal adalah:

(On the Economy of Machinary and Manufactures).

2) FREDERICK WINSLOW TAYLOR (Amerika Serikat, 1856-1951)

a. Pendidikannya : ahli mesin dan bekerja pada perusahaan baja

MIDVALE STEEL COMPANY di Philadelphia tahun 1873 dan pada

tahun 1884 menjadi Insinyur (Ir) mesin.

b. Mencurahkan waktunya untuk menyelidiki pembuatan barang-barang

pada perusahaan tersebut dengan menggunakan stop watch tape

(ukuran perhitungan) tindakan daripada pekerja-pekerja pada waktu

mengolah bahan - bahan dan bekerjanya mesin - mesin. Terutama

mengadakan penyelidikan pada pekerja bawahan (pegawai dan metode

kerja).

c. Metodenya dinamai orang : Time and motion study (penelaahan metode

pengerjaan), work measurement (penilaian kerja) dan system planning

(perencanaan sistem).

Kesimpulan :

Pemborosan-pemorosan waktu, penggunaan tenaga kerja dan bahan-

bahan atau materi, disebabkan karena pengawasan kerja tidak efektif.

d. Pokok –pokok pikirannya ialah :

- Kerugian-kerugian besar akan diderita kalau tidak ada efisiensi dalam

kegiatan kerja sehari-hari.

- In-efisiensi dapat dihilangkan dengan menggunakan manajemen

yang sitematis, bukan dengan jalan mencari orang yang luar biasa.

- Manajemen yang baik ialah yang menggunakan ilmu pengetahuan

yang benar, mempunyai asas-asas, aturan-aturan dan hukum-hukum

sebagai dasar.

13

Page 14: Asas2 manajemen

- Prinsip dasar daripada manajemen ilmiah dapat digunakan dalam

berbagai macam ragam kegiatan manusia yang membutuhkan kerja

sama.

- Kalau prinip-pinsip manajemen ilmiah digunakan dengan sebaik-

baiknya, maka hasilnya akan sangat memuaskan, yaitu kemakmuran

daripada pengusaha dan karyawan.

e. Ajaran Taylor terkenal dengan nama “Taylor System” (Ban berjalan),

tetapi Tailor menamakannya “Piece Rate System” (Ban berjalan).

Ajaran ini sejak dari tahun 1945 hingga sekarang banyak dipelajari

orang.

f. F.W. Taylor dikenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah atau Manajemen

Keilmuan. (Scientific management).

g. Dalam pembagian kerja diciptakannya Organisasi fungsional.

h. Tugas-tugas seorang manajer, menurutnya ialah :

- Manajer (pimpinan) adalah pelayan bagi bawahannya;

- Menggantikan metode-metode lama metode ilmiah;

- Menetapkan setiap unsur pekerjaan dan tugas orang-orang;

- Mengadakan latihan-latihan ilmiah dan memilih tenaga kerja yang

baik dan bermutu (qualifide);

- Mewujudkan kerjasama yang sebaik - baiknya antara pimpinan

(manajer) dan pegawai atas dasar metode ilmiah;

- Mengusahakan adanya pembagian wewenang dan pertanggungan

jawab yang adil antara manajer dan pegawai;

- Mengharuskan setiap petugas menerapkan hasil-hasil ilmu

pengetahuan dalam kegiatan kerjanya.

i. Buku atau karyanya yang terkenal antara lain ialah :

(1) Principles of Scintific Manajement, (2) Shop Management, dan (3)

A Piece Rate System.

3). HENRY FAYOL (1841 – 1925)

a. Berkebangsaan Perancis

b. Tahun 1860 dapat menyelesaikan studynya dengan      memperoleh

gelar Insinyur (Ir) pertambangan.

c. Bekerja dan akhirnya memimpin perusahaan pertambangan      dan

baja “ Societe de Commentry Fourchambault”.

d.  Mengadakan penyelidikan-penyelidikan terutama       perhatiannya

pada tingkat atas, yaitu pimpinan atau manajer.

e. Penemu type organisasi lini atau jalur (line organization).

f. Bukunya yang terkenal ialah :

14

Page 15: Asas2 manajemen

Administration Industrielle et Generale = General and Industrial

Management.

g. Ia digelari sebagai Bapak Ilmu Administrasi

h. Beberapa penemuannya di bidang manajemen ialah pembagian kerja

dalam suatu kegiatan perusahaan, kualitas yang harus dipunyai oleh

seorang manajer atau pegawai yang bermutu 14 prinsip - prinsip

umum manajemen dan fungsi - fungsi manajemen.

BAB III

PRINSIP-PRINSIP DAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

A. Prinsip-prinsip umum manajemen :

Suatu prinsip dapat dirumuskan sebagai suatu kenyataan fundamental

atau suatu kebenaran yang pokok, suatu kebenaran umum yang merupakan suatu

pedoman terhadap pemikiran atau tindakan. Oleh sebab itu dengan menggunakan

prinsip - pinsip manajemen, seseorang manajer dapat menghindarkan kesalahan-

kesalahan yang pokok dalam pekerjaannya.

Dengan mempertinggi kepercayaan pada diri sendiri dapat secara beralasan

meramalkan hasil daripada usaha-usaha yang dilaksanakannya.

Prinsip Manajemen adalah dasar tapi bukan suatu hal yang mutlak. Dalam

penerapan manajemen, prinsip itu adalah luwes (flexible) dan dapat disesuaikan

dengan berbagai keperluan dan keadaan yang berubah-ubah. Oleh sebab itu

prinsip manajemen hanya mengemukakan garis-garis besarnya saja.

Prinsip-prinsip manajemen dikemukakan oleh Henry Fayol adalah

merupakan suatu pedoman dasar untuk diterapkan terhadap manajemen dalam

segala bentuk dan bukan dalam suatu manajemen khusus.

Empat belas prinsip-prinsip umum manajemen itu, adalah :

(1) Pembagian kerja (division of work) karena adanya spesialisasi dalam

kegiatan-kegiatan maka perlulah diadakan pembagian kerja yang teratur.

(2) Kekuasaan dan tanggung jawab ( autority and responsibility); disebabkan

adanya pembagian kerja dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut dapat

diselesaikan dengan sebaik-baiknya, diperlukan adanya wewenang

(kekuasaan) untuk bertindak dengan diharuskan pula mempertanggung

jawabkan segala kerja/tugas yang telah dilakukannya kepada pemberi

kekuasaan.

(3) Disiplin (discipline); ini berarti bahwa respek-respek terhadap

perjanjian- perjanjian yang menghendaki adanya kepatuhan terhadap

perintah maupun  peraturan – peraturan dalam pelaksanaannya, energi dan

hormat.

15

Page 16: Asas2 manajemen

(4) Kesatuan perintah (unity of command); demi kelancaran dalam tugas-tugas,

pegawai/anggota jangan menerima tugas atau perintah maupun insruksi dari

pelbagai pihak, sehingga jadi simpang siur, dan sehingga hal ini

membingungkan pegawai.

(5) Kesatuan pengarahan (unity of direction); bahwa setiap golongan kegiatan

yang bertujuan sama harus dikoordinasikan.

(6) Mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan umum ( sub

ordination of induvidual interest to general interest); agar setiap usaha

berjalan sesuai dengan dengan rencana, maka setiap pegawai / anggota

harus menyampingkan kepentingan pribadinya dan mengutamakan

kepentingan bersama, kepentingan seluruh pegawai.

(7) Penggajian pegawai (remuneration of personal); pembayaran gaji atau upah

para pegawai haruslah adil dan memberi kepuasan sebanyak mungkin

kepadanya dan juga majikannya.

(8) Pemusatan (centralisation); agar tugas dapat dilaksanakan dengan tidak

terjadi simpang siur tanggung jawabnya, dirasa perlu adanya sentralisasi

kekuasaan dengan tidak menjurus kepada otokrasi maupun diktator dalam

kepemimpinan.

(9) Jenjang bertangga (schalar chain); perlu adanya suatu garis vertikal

sebagai schalar chain, rantai bertangga dari tugas dan tanggung jawab  dari

yang tertinggi menurun sampai pada yang terendah.

(10) Ketertiban (orde); harus disusun sedemikian rupa, hal - hal dan orang-orang

suatu tempat untuk setiap orang dan hal; dan setiap hal dan orang pada

tempatnya. Dalam hal ini harus dipatuhi dan ditaati prinsip-prinsip

pembagian kerja, kesatuan komando, kesatuan jurusan, penggajian

pegawai, kekuasaan dan tanggung jawab, disiplin kerja. Pendek kata harus

betul – betul diperhatikan pelaksanaan prinsip-prinsip management agar

kegiatan-kegiatan dapat dijuruskan kepada pencapaian tujuan.

(11) Keadilan (equity); dalam memperlakukan pegawai/bawahan harus adil dan

bijaksana; jangan ada yang diistimewakan. Hargailah pegawai itu sesuai

dengan prestasi kerja yang dicapainya.

(12) Stabilitasi kondisi pegawai (stability of tenure of personnel); Agar

management dapat efektif dan efisien maka haruslah selalu diusahakan

kestabilan kerja dan kondisi pegawai yang memuaskan dalam

melaksanakan tugas-tugasnya. Perubahan dan penggatian kerja yang sering

diadakan menyebabkan keterlambatan dalam pencapaian tujuan.

(13) Prakarsa (initiative); pengembangan prakarsa atau nisiatif sangat

diutamakan agar senantiasa adanya ide – ide dan cara-cara kerja baru,

sehingga tidak membosankan. Dalam hal ini alangkah baiknya apabila tiap

16

Page 17: Asas2 manajemen

pemimpin menghargai prakarsa yang dikemukakan oleh

bawahannya/pegawainya. Inisiatif ini akan menimbulkan pikiran-pikiran baru

dalam melaksanakan rencana baru.

(14) Semangat kesatuan (esprit de corps); Jiwa bersatu dan ber setia kawan

dalam sesuatu kegiatan kerja kelompok sangat diperlukan. Diutamakan

adanya team work dan keinginan bersama untuk mencapai tujuan dengan

melaksanakan kegiatan kerja sebaik-baiknya, kompak dan seia sekata dan

bersatu pendapat serta kegiatan selaras.

B. Fungsi-fungsi Manajemen.

Fungsi – Fungsi Manajemen yang dikemukakan para penulis tidak sama,

tergantung pada sudut pandang dan pendekatan mereka masing-masing. Untuk

bahan perbandingan dikemukakan pembagian fungsi-fungsi manajemen pada

tabel berikut :

Fungsi - Fungsi Manajemen :

G.R. TERRY JOHN F.MEE LOUIS

A.ALLEN

MC. NAMARA

1. Planning

2. Organizing

3. Actuating

4. Controling

Planning

Organizng

Motivaing

Controling

Leading

Planning

Organizing

Controling

Planning

Programming

Budgeting

System

HENRY FAYOL HAROLD KOONZ

& CYRYL O’DONNEL

DR. SONDANG

P. SIAGIAN

PROF DR.OEY

LIANG LEE

1. Planning

2. Organizing

3. Commanding

4. Coordinating

5. Controling

Planning

Organizing

Staffing

Directing

Controling

Planning

Organizing

Motivating

Controlimg

Evaluaiting

Perencanaan

Pengoranisasian

Pengarahan

Pengkoodinasian

Pengontrolan

W.H.NEWMAN LUTHER GULLICK LYNDALL

F.URWICK

JOHN D.MILLET

1. Planning

2. Organizing

3. Assembling

Resource

(pertemuan)

4. Directing

5. Controling

Planning

Organizing

Staffing

Directing

Coordinating

Reporting

Budgeting

Forecasting

(ramalan)

Planning

Organizing

Commanding

Coordinating

Controling

Directing

Fasiliating

Fungsi-fungsi ini pada dasarnya harus dilaksanakan oleh setiap manajer secara

berurutan supaya proses manajemen itu diterapkan secara baik.

17

Page 18: Asas2 manajemen

Dalam proses pelaksanaannya manajemen mempunyai tugas-tugas dan

kegiatan-kegiatan tertentu yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas ini dinamai

fungsi-fungsi manajemen. Henry Fayol telah mengemukakan lima fungsi

manajemen yang mutlak harus dijalankan oleh manajemen. Kegagalan untuk

menjalankan akan mengakibatkan tidak dapat tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Fungsi – fungsi manajemen itu ialah :

(a) Perencanaan (Planning = Prevoir), artinya mempelajari dan meramalkan

masa depan serta menyusun program-program kegiatan mengenai segala

sesuatu yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang

diinginkan.

(b) Pengorganisasian (Organizing = Organizer), maksudnya membuat wadah,

mengatur hubungan - hubungan, membagi wewenang serta tanggung jawab

diantara kelompok orang yang akan mewujudkan rencana yang telah disusun

sebelumnya.

(c) Pemberian komando/perintah (Commanding = Commandier) adalah suatu

usaha membuat orang-orang lain melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas

dan wewenang yang telah dilimpahkan kepadaya. Pemberian komando

adalah segala usaha yang dijalankan agar setiap anggota kelompok

menjalankan fungsinya masing-masing dengan penuh keikhlasan dan

kesadaran.

(d) Pengkoordinasian (Coordinating = Coordonner), artinya menyatukan kembali,

menyelaraskan seluruh kegiatan sedemikian rupa sehingga harmonis dan

selaras dalam tindakan-tindakannya yang mengakibatkan tujuan lebih cepat

dicapai.

(e) Pengawasan (Controlling = Controller), artinya adalah kegiatan mengawasi

dan memberi bimbingan agar segala kegiatan yang dilakukan berjalan sesuai

dengan perencanaan serta peraturan dan prosedur yang telah dibuat

sebelumnya, sehingga tujuan betul-betul tercapai secara efektif dan efisien

dengan tidak menyalahi apa yang telah ditetapkan semula. Mungkin juga

rencana kurang sesuai dengan keadaan sehingga perlu penyesuaian.

C. Pentingnya Kemampuan Manajemen

Betapa pentingnya kecakapan dan kemampuan manajemen dalam

pencapaian tujuan yang telah ditentukan dalam usaha kerjasama tak dapat

dipungkiri lagi. Di negara-negara maju manajemen tidak merupakan persoalan lagi

karena sudah demikian majunya sehingga manajemen sudah dijadikan profesi

tersendiri.

18

Page 19: Asas2 manajemen

Di negara Indonesia manajemen profesional masih sangat langkah sekali

serta ilmu pengetahuan manajemen yang diajarkan disekolah-sekolah maupun

perguruan tinggi masih belum terlalu dikembangkan.

Kecakapan manajemen merupakan suatu keahlian yang demikian

pentingnya untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan-kegiatan manusia,

disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

1) Tidak suatu usahapun yang dapat bertahan lama serta mencapai

sasarannya, apabila tidak mempergunakan praktek manajemen yang

efektif, sebab terwujudnya tujuan-tujuan ekonomi sosial dan politik tertentu

sangat tergantung dari pada kemampuan para manajer.

2) Manajemen itu memberikan efektivitas kepada usaha-usaha manusia,

karena manajemen membantu mencapai perlengkapan-perlengkapan,

pabrik-pabrik, kantor-kantor, hasil-hasil, produk-produk, jasa-jasa dan

relasi - relasi antar manusia lebih baik.

3) Manajemen senantiasa memperhatikan penggunaan daya imajinasi serta

ramalan-ramalan dan pandangan-pandangan lebih jauh ke muka, untuk

mengadakan perbaikan dan penyempurnaan.

4) Manajemen memberi kesempatan-kesempatan yang banyak sekali.

Manajemen memberikan masa depan yang sangat cerah bagi mereka

untuk memperoleh kecakapan dan kemampuan yang lebih tinggi serta

mempunyai kualitas dan meyakinkan untuk dapat memanajemen sesuatu

kegiatan secara sempurna.

5) Keahlian menggunakan ilmu manajemen dengan disertai ahlak mulia dapat

membuat efektif kegiatan - kegiatan kelompok. Manajemen dapat

digunakan untuk pencapain tujuan yang bersifat membangun dan untuk

perbaikan keadaan serta memberikan pekerjaan dan membantu

kesejahteraan rohaniah dan jasmaniah manusia.

6) Manajemen diciptakan untuk memperbaiki keadaan manusia. Melalui

manajemen penyediaan barang dan jasa yang dikehendaki oleh

masyarakat dengan harga yang pantas, memberikan pengerjaan dan

membantu kepada kesejahteraan badaniah dan perbaikan nilai-nilai.

7) Dengan menerapkan manajemen dalam kegiatan usaha, maka akan

diperoleh hasil-hasil berupa :

a. keteraturan dan ketertiban secara keseluruhan.

b. pegawai-pegawai yang mengetahui dan paham akan tugas serta

kewajibannya masing-maing sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawabnya.

c. semangat kerja yang tinggi serta hasil yang layak.

d. mismanagement (salah urus) dapat dielakan.

19

Page 20: Asas2 manajemen

D. Wewenang dan tanggung Jawab.

Dasar daripada adanya manajemen adalah adanya wewenang atau

kekuasaan sertanya tanggung jawab. Kekuasaan dan tanggung jawab adalah dua

hal yang sangat penting dalam kegiatan manajemen. Wewenang atau kekuasaan

adalah hal yang sangat diperlukan guna dapat menjalankan tugas dan kewajiban

yang dipikulkan kepada seseorang. Dan setiap wewenang harus disertai

pertanggung jawaban. Tidak ada wewenang tanpa tanggung jawab dan tidak ada

tanggung jawab sebelum adanya wewenang. Kekuasaan atau wewenang harus

seimbang dengan tanggung jawab, tidak boleh wewenang terlalu besar daripada

tanggung jawabnya. Janganlah pula hendaknya tanggung jawab lebih besar

daripada kekuasaan atau wewenang.

a. Wewenang atau kekuasaan (authority);

Kekuasaan, kewibawaan atau wewenang adalah kekuasaan untuk

memerintah orang lain untuk bertindak atau tidak bertindak. Kekuasaan atau

otoritas yaitu hak atau kekuasaan untuk bertindak, untuk memerintah ataupun

untuk memaksa orang lain berbuat melakukan sesuatu kewajiban yang dipikulkan

kepadanya.

Kekuasaan merupakan kekuatan untuk dapat memaksa orang – orang lain

untuk melakukan tindakan-tindakan yang dianggap tepat untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh pemegang kekuasaan. Kewenangan

dapat juga diartikan sebagai kekuatan untuk mengambil keputusan dan

mengusahakan serta memelihara agar keputusan tersebut dapat dilaksanakan

sebagaimana mestinya.

Hingga kini istilah yang sering dipakai sebagaimana terjemahan dari kata

authority masih bermacam-macam, yang menterjemahkannya dengan wewenang,

ada pula mengistilahkannya dengan kata kekuasaan, ada pula dengan sebutan

kewibawaan ataupun otoritas.

Meskipun berbeda-beda istilah pada prinsipnya maksud dan tujuannya

adalah sama dan sepaham.

Wewenang atau kekuasaan adalah merupakan kunci utama bagi pekerjaan

manajemen. Tanpa wewenang seseorang (terutama pimpinan/manajer) tidak

dapat memerintah orang lain untuk melaksanakan sesuatu kewajiban ataupun

pekerjaan yang telah ditentukannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah

diperiksanya. Dapatlah dikatakan bahwa kekuasaan (authority) menjadi dasar

daripada manajemen.

b. Sumber-sumber wewenang

Adapun sumber dari hak untuk bertindak itu dapatlah dibedakan atas :

(a) Sumber resmi (formal atau legal) adalah kekuasaan yang timbul karena

adanya undang-undang, peraturan-peraturan hukum yang berlaku.

20

Page 21: Asas2 manajemen

Kewenangan atau kewibawaan yang berdasarkan sumber resmi ini dapat

dibedakan antara lain atas :

- Penyerahan oleh yang berhak, yang mempunyai hak milik atau mempunyai

wewenang.

- Pelimpahan oleh yang berhak, oleh yang diharuskan menjalankan

wewenang kepada orang lain secara pelimpahan atau pendelegasian

kekuasaan.

- Perampasan atau pengambilan alihan secara paksa, kekuasaan yang

timbul akibat daripada merampas secara paksa, merebut, menduduki,

ataupun kekuasaan yang direbut dengan jalan perjuangan.

- Pernyataan, kekuasaan yang timbul dikarenakan pernyataan kepada

umum, dunia dan sebagainya.

(b) Sumber tradisi / adat / kebiasaan adalah kekuasaan, kewibawaan,

wewenang yang bersumber dari pada adat, istilah adat atau kebiasaan yang

sudah turun temurun, sudah berurat, berakar dalam kehidupan masyarakat.

(c) Sumber kharismatis / penerimaan adalah bahwa kekuasaan atau

kewibawaan, wewenang itu timbul berdasarkan pengakuan kewibawaan

atau pengakuan ataupun penerimaan oleh bawahan ataupun masyarakat

akan wewenang yang pada seseorang pemimpin. Wewenang baru ada

kalau seseorang itu dipilih diangkat ataupun diakui kekuasaannya oleh

anggota kelompok yang bersangkutan.

c.      Tanggung jawab (responsibility)

Sudah dimaklumi bahwa kekuasaan atau wewenang saja tanpa disertai

tanggung jawab akan mudah timbul penyelewengan dan untuk membatasi

wewenang dan kekuasaan yang ada pada manajemen dimintailah adanya

tanggung jawab.

Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Kekuasaan tidak boleh

melebihi tugas kewajiban dan tugas kewajiban haruslah disertai wewenang cukup.

Kekuasaan, wewenang dan tugas serta kewajiban adalah datangnya dari pihak

atasan kepada pihak pelaksana atau bawahan. Dan sebaliknya tanggung jawab

adalah merupakan kewajiban dan keharusan dari bawahan kepada atasan atau

pimpinan. Tanggung jawab adalah merupakan suatu keharusan daripada seorang

bawahan yang diberikan sesuatu tugas untuk melaksanakan pekerjaan tersebut

dengan sempurna.

Tanggung jawab adalah kewajiban untuk melaksanakan wewenang serta

mempertanggung jawabkan kepada pihak lain. Pertanggung jawaban tidak dapat

disampaikan kepada diri sendiri. Pertanggung jawaban memuat hukuman atau

sanksi-sanksi apa bila terjadi penyelewengan atau pelanggarannya. Pertanggung

21

Page 22: Asas2 manajemen

jawaban harus disampaikan kepada pihak lain, yaitu pihak yang memberikan

wewenang atau tugas.

Perlu diingat, bahwa kekuasaan itu atau wewenang serta tugas dapat

dilimpahkan, didelegasikan, diberikan ataupun disuruh orang lain ataupun

bawahan menjalankannya, namun tanggung jawab seseorang tidak dapat

didelegasikan ataupun dilimpahkan kepada pihak lain; melekat pada wewenang.

Tanggung jawab adalah keharusan untuk melaksanakan sesuatu, dia tetap berada

pada orang yang menyerahkan atau yang mendelegasikan.

Tanggung jawab itu terdiri atas dua tahap, yakni: pertama, adalah

kewajiban untuk menyelesaikan sesuatu tugas sehingga tercapai hasil-hasil

tertentu; Kedua, mempertanggungjawabkan kepada atasan atau kepada orang

yang mendelegasikan wewenang mengenai hasil yang telah dapat dicapainya.

Jenis-jenis pertanggung jawaban

Sehubungan dengan kepada siapa tanggung jawab itu harus disampaikan atau

dipertanggung jawabkan maka dapat dibedakan atas:

(1) Tanggung jawab ketuhanan, yaitu bahwa kekuasaan atau wewenang serta

segala hasil yang dapat dicapai adalah atas rakhmat dan karunia daripada

Tuhan Yang Maha Esa, maka sudah seharusnyalah seseorang itu

bertanggungjawab kepada-NYA.

Ketidakberesan tugasnya walaupun tidak diketahui oleh seorang manusiapun

namun Tuhan Maha Mengetahui akan segala perbuatan dan tindak tanduk

hamba-NYA.

Sanksi daripada kelalaian maupun penyelewengannya adalah azab dan dosa,

siksaan Tuhan, laknatullah, kesengsaraan hidup di dunia dan di hari akhir.

Hukuman sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

(2) Tanggung jawab institusional (kelembagaan), yaitu tanggung jawab kepada

pihak yang memberi wewenang pihak atasan sesuai dengan hierarki

organisasi, tempat seseorang bekerja. Sanksinya adalah hukuman jabatan

(diskor, dikeluarkan, diberhentikan dengan hormat atau dipecat dengan tidak

hormat).

(3) Tanggung jawab revolusi adalah tanggung jawab kepada perjuangan, kepada

pembaharuan. Apabila tidak dapat melaksanakannya, sanksinya disingkirkan

dari arena perjuangan, digilas roda revolusi.

Revolusi Indonesia sekarang ini adalah membangun manusia seutuhnya

melalui tahap-tahap pembangunan nasional yang telah ditetapkan oleh

DPR/MPR untuk mencapai masyarakat adil makmur material dan spiritual

yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.

(4) Tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab kepada seluruh dan segenap

anggota masyarakat, tanggung jawab bersama dalam kehidupan

22

Page 23: Asas2 manajemen

bermasyarakat dan bernegara. Tanggung jawab sosial ini dapat dibedakan

sebagai berikut :

- Tanggung jawab Masyarakat Umum adalah tanggung jawab kepada

segenap anggota masyarakat, semua pihak yang ada sangkut pautnya

dengan hidup dan kehidupan seseorang.

Sanksi adalah nama baik seseorang dapat rusak ataupun tidak dipandang

lagi.

- Tanggung jawab Partai politik, adalah tanggung jawab seseorang anggota

partai kepada ideologi partai yang dipilihnya sebagai basis perjuangan dan

penyalurannya kehendaknya. Sanksinya adalah dipecat, dikeluarkan dari

partainya atau direcall apabila tidak mau memperjuangkan ataupun

mempertahankan cita-cita partainya dalam sesuatu badan

musyawarah/perwakilan.

- Tanggung Jawab Organisasi massa atau golongan karya, adalah tanggung

jawab seseorang kepada organisasi ataupun organisasi profesi yang

dimasukinya, untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan peraturan -

peraturan sebagaimana yang sudah ditentukan di dalam AD dan ART

organisasi tersebut. Sanksinya adalah dikeluarkan, dipecat ataupun direcall

apabila tidak mempertahankan atau memperjuangkan tujuan yang ingin

dicapai oleh organisasi massa atau karya itu.

- Tanggung jawab keluarga, adalah tanggung jawab seseorang untuk

senantiasa menjaga nama baik keluarganya dimanapun dia bekerja/berada

dengan tingkah lakunya yang terpuji.

Nama baik keluarga, famili ataupun orang tua harus dijaga, jangan sampai

rusak oleh tingkah laku anggota keluarga yang tidak terpuji.

Sanksinya adalah dia akan menyesal, dikutuk oleh segenap anggota

keluarga, disumpahi, tidak diakui lagi sebagai anggota keluarga; akhirnya

menderita lahir batin.

(5) Tanggung jawab hati nurani, adalah rasa tanggung jawab kepada diri sendiri.

Sesuatu tugas yang dipikul adalah atas kesediaan, maka akan dilaksanakan

dengan sebaik mungkin. Sesuatu tugas dikerjakan bukanlah karena ingin

dipuji, takut kepada atasan ataupun hanya untuk mengambil muka, tetapi

tugas dikerjakan adalah dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab

pribadi. Kalau sekiranya terjadi sesuatu yang tidak beres akibatnya adalah

akan menimpa diri sendiri. Sanksinya bila tidak dikerjakan dengan sebaik-

baiknya, ataupun kalau diselewengkan adalah rasa menyesal, malu dan

gelisa, dikejar-kejar kesalahan dan kemungkinan akibat daripada frustasi itu

akan menyebabkan sakit jiwa/gila karena diburu rasa berdosa

23

Page 24: Asas2 manajemen

BAB IV

UNSUR-UNSUR DAN PENGGOLONGAN MANAJEMEN

A. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN

Manajemen pada pokoknya adalah merupakan proses kegiatan yang

harus dilakukan dengan menggunakan cara-cara pemikiran yang ilmiah

maupun praktis untuk mencapai tujuan yang sudah tetapkan dengan melalui

kerjasama orang-orang lain dengan menggunkan sumber-sumber yang tersedia

dengan cara setepat-tepatnya. Manajemen dapat juga diartikan sebagai suatu

proses pemberian pimpinan dan bimbingan serta fasilitas-fasilitas dalam suatu

kegiatan kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Maka dalam kegiatan tersebut sangat diperlukan fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana, alat-alat kerja yang disebutkan juga sumber-sumber atau

unsur-unsur manajemen (resource, elements, tools). Sarana-sarana atau

unsur-unsur itu lebih dikenal dengan istilah “ Enam M di dalam manajemen “

(The Six M’s in management).

Unsur atau element dapat diartikan sebagai bagian-bagian yang

terpenting yang mutlak harus disediakan pada suatu kegiatan. Unsur adalah

bahagian terpenting, tidak boleh tidak harus selalu ada. Ke enam unsur

tersebut adalah mutlak diperlukan dalam manajemen, baik didalam rangka

proses pencapaian tujuan secara keseluruhan maupun dalam rangka proses

pencapaian tujuan dari masing-masing pelaksanaan daripada fungsi

manajemen. Unsur – unsur tersebut harus terdapat pada setiap manajemen,

dalam bentuk manajemen yang bagaimanapun juga. Unsur-unsur ataupun

elemen-elemen manajemen itu adalah :

Tenaga kerja (Man), Uang (money), Mesin-mesin (Machines), Cara kerja

(Methods), Bahan perlengkapan (Matrials), dan Pasar (Market).

a. Man ( = Manusia, orang, tenaga kerja).

Dalam kegiatan management faktor manusia adalah yang paling

menentukan. Manusia membuat tujuan dan dia pulalah yang melakukan proses

kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya itu.

Tanpa manusia tidak akan ada proses kerja. Titik pusat (Central point)

daripada manajement adalah manusia. Tiap kegiatan yang dilakukan sangat

bergantung kepada siapa yang melakukannya. Manusia merupakan pusat

kegiatan yang :

- Melahirkan Management

- Menggunakan Management, dan

- Melaksanakan management.

b. Money (= keuangan, pembiayaan)

24

Page 25: Asas2 manajemen

Dalam dunia modern uang merupakan faktor yang penting sekali sebagai

alat tukar dan alat pengukur nilai sesuatu usaha.

Perusahaan yang besar diukur pula dari jumlah uang yang berputar pada

perusahaan itu. Uang diperlukan pada setiap kegiatan manusia untuk mencapai

tujuannya. Uang merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan

disamping faktor manausia dan faktor-faktor lainnya.

Walaupun uang adalah suatu benda mati sedangkan manusia itu adalah

mahluk yang dilengkapi akal, tetapi pengaruh uang itu terhadapnya sangat

besar.

c. Machines (= mesin - mesin).

Dalam perusahaan maupun kegiatan pemerintahan, peranan mesin-

mesin sebagai alat pembantu kerja sangat menentukan.

Kegunaan daripada mesin-mesin yang membawa kemudahan dalam

melaksanakan pekerjaan, sehingga memberikan juga keuntungan-keuntungan

yang banyak tehadap tenaga kerja. Hanya perlu diingat mesin penggunaannya

sangat tergantung kepada manusia, bukan manusia yang diperbudak oleh

mesin.

Mesin diperbuat untuk mempermudah tercapainya tujuan hidup manusia.

d. Methods (= metode, cara-cara kerja).

Cara untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya sangat menentukan hasil-hasil kerja

seseorang. Jadi tercapai atau tidaknya tujuan itu sangat tegantung kepada cara

melaksanakannya.

Metode-metode itu diperlukan dalam setiap kegiatan management.

Dengan cara kerja yang baik akan memperlancar dan mempermudah jalannya

pekerjaan.

e. Materials (= bahan-bahan, perlengkapan).

Manusia tanpa material atau bahan-bahan tidak akan dapat mencapai

tujuan yang dikehendakinya. Faktor - faktor material dalam manajement tidak

dapat diabaikan sama sekali. Bahkan secara bersama-sama untuk mengurus

material.

Manusia dan material atau perlengkapan-perlengkapannya tidak dapat

dipisahkan.

f. Market (= Pasar).

Pasar sangat penting untuk memasarkan barang-barang hasil produksi

sesuatu kegiatan usaha adalah sangat penting sekali dikuasai, demi

kelangsungan proses kegiatan sesuatu badan usaha atau industri. Proses

produksi sesuatu barang akan terhenti apabila barang-barang hasil produksi itu

tidak dapat dipasarkan atau dijual di pasaran. Oleh karena itu penguasaan

25

Page 26: Asas2 manajemen

pasar untuk menyebarluaskan hasil – hasil produksi agar sampai kepada

konsumen, merupakan hal yang menentukan dalam kegiatan manajemen.

1. Pembagian kegiatan Perusahaan :

Semua kegiatan yang berlangsung dalam perusahaan dapat dibagi dalam

enam golongan :

a. Kegiatan teknis (produksi, manufaktur, perobahan)

b. Kegiatan komersial (pembelian, penjualan, pertukaran)

c. Kegiatan Keuangan (pencarian, penggunaan dan pengendalian)

d. Kegiatan pengamanan (perlindungan terhadap kekayaan dan manusia)

e. Kegiatan akuntansi (pembukuan, statistik, balans)

f. Kegiatan manajerial (perencanaan, organisasi, komando, koordinasi dan

pengawasan).

2. Kualitas Manajer dan Pegawai

Untuk dapat melaksanakan setiap golongan kegiatan sebagaimana

tersebut diatas diperlukan tenaga-tenaga yang memimpin dan melaksanakan

kegiatan-kegiatan supaya tujuan betul-betul dapat dicapai secara efektif dan

efisien (berdaya guna dan berhasil guna). Kualitas – kualitas yang diperlukan

itu dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Kualitas fisik (kesehatan, kesegaran, ketangkasan)

b. Kualitas mental (kecerdasan, kecakapan untuk belajar dan memahami,

kesegaran dan keluwesan mental, sikap rohaniah yang terpuji, kemampuan

untuk menilai).

c. Kualitas moral (akhlak mulia, kejujuran, bertanggung jawab, keteguhan

pendidirian, penuh inisiatif, kesetiaan dan bijaksana, penuh semangat dan

berkepribadian).

d. Kualitas pendidikan (mempunyai pengetahuan umum yang luas atau

generalis, ahli, trampil, mempunyai keahlian khusus yang dapat diandalkan.

e. Kualitas pengalaman (mempunyai pengalaman yang baik terutama di bidang

tehnis, komersial, keuangan, akuntansi dan manajemen).

B. PENGGOLONGAN MANAJEMEN

Manajemen dapat digolongkan ataupun dibagi-bagi atas jenis-jenis, dibedakan

atas beberapa macam sebagai berikut : menurut tingkatannya, menurut materi

yang dibahas, menurut tipe atau sistem pelaksanaannya, menurut ruang

lingkup pembahasanya dan menurut filsafatnya (filisofisnya).

a. Menurut tingkatan (hierarchie) :

1. Manajemen puncak (top management),

2. Manajemen madia (middle management),

3. Manajemen rendah / bawah (lower management).

Bagannya :

26

Page 27: Asas2 manajemen

tm--------------------- -------- manajemen puncak (top management)

(kepala jawatan / kantor).

mm -------------- ---- manajemen media (middle management)

(kepala bagian).

Im------------ -------manajemen rendah (lower management)

(kepala seksi).

Gambar 1.

Apabila dilihat pembagian kerja, yaitu antara kerja pikir, dan kerja fisik maka

terlihatlah bahwa :

Top management lebih banyak mempergunakan kerja pikir dari pada kerja fisik

dalam segala kegiatan kerjanya.

Middle management dalam tugas kegiatannya sehari-hari antara kegiatan pikir dan

kegiatan fisik hampir sepadan : kedua-duanya dilaksanakan hampir serentak dan

bersama-sama.

Lower management dalam kegiatan tugasnya sehari-hari lebih banyak

mempergunakan kerja fisik dari pada kerja pikir.

Contoh perhatikan gambar berikut :

ms

Keterangan : - tm

tm – ms > ts

mm – ms= ts - mm

lm – ms < ts

- lm

Gmb. 2 ts

Perhatian :

Tm = top manajemen

Mm = middle manajemen

Lm = low manajemen

Kpk = kerja pikir

Kps = kerja fisik

27

Page 28: Asas2 manajemen

Ts = tecknical skilled

Ms = managerial skilled

b. Menurut Ruang lingkupnya

Dilihat dari segi luas atau ruang lingkup, luas daerah pembahasannya,

maka manajemen dapat dibedakan atas :

1. Macro management (General management), adalah manajemen yang

bersifat umum, prinsip-prinspnya dapat diterapkan pada setiap bidang

manajement khusus.

2. Micro manajement (Spesial management). Manajemen yang bersifat khusus

ini adalah manajement yang membahas hanya satu bidang tertentu saja.

Manajement ini hanya membicarakan suatu masalah secara lebih mendetail

dan terperinci.

c. Menurut Filosofisnya

Dilihat dari segi penempatan orang-orang pada posisi/strategi yang penting dalam

sesuatu kegiatan manajemen, dan dapat dibedakan atas :

1. Patrimonial management, yang menetapkan kedudukan yang strategis dan

penting dalam manajemen (organisasi) diberikan kepada orang-orang yang

berdasarkan hubungan keluarga (famili).

2. Political management, bahwa kedudukan strategis dan penting diberikan

kepada orang-orang yang berdasarkan partai politik / golongan.

3. Profesional management, bahwa kedudukan trategis dan penting dalam

organisasi (management) diberikan kepada orang-orang yang berdasarkan

kecakapan keahlian, jasa dan kariernya.

d. Menurut macam materi yang dibahas

Ditinjau dari sudut pandang dari materi yang dibahas maka manajemen ini dapat

dikenal berbagai macam manajemen khusus, antara lain adalah :

- Manajemen kepegawaian (personal management)

- Manajemen produksi (Production management)

- Manajemen Industri (Industrial management)

- Manajemen Keuangan (Financial management)

- Manajemen Perkantoran (Office management)

- Manajemen Pengangkutan (Transportation/Traffic

management)

- Manajemen pemasaran (Marketing management)

- Manajemen pembukuan (Accounting management)

- Manajemen pendidikan (Education Management)

- Manajemen penjualan (Sales management).

28

Page 29: Asas2 manajemen

Dan masih banyak manajemen khusus/spesialis lainnya, mengingat dalam abad -

abad mutakhir ini manajamen sangat pesat perkembangannya.

e. Menurut sistem/cara pelaksanaannya.

Apabila ditinjau dari pelaksanaannya dan sistem penerapannya dalam kegiatan,

maka macam-macam manajemen dapat dikenal :

1. Manajemen ilmiah (Scientific/saien’tifik management) adalah manajemen yang

mempergunakan ilmu pengetahuan serta metode – metode ilmiah didalam

menghadapi masalah-masalah, kasus-kasus dan tindakan-tindakan yang perlu

diputuskan segera.

2. Manajemen tradisional; adalah management yang dapat dijalankan

berdasarkan tradisi-tradisi, kebiasaan-kebiasaan dan cara kerja serta berpikir

senantiasa menggunakan dan mengikuti cara-cara lama yang sudah beratus-

ratus tahun lama, sehingga tidak menimbulkan kreasi-kreasi baru dan

melemahkan daya pikir.

3. Manajemen Bapak adalah management yang dapat berjalan karena ketaatan

bawahan terhadap atasannya sebagai seorang bapak. Apa yang dikatakan oleh

atasannya dianggapnya perintah seorang Bapak, yang benar dan mesti turut

dan dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

4. Manajemen Sistematis adalah management yang menunujukkan bahwa segala

sesuatu sudah diatur dan persiapkan sedemikian secara sistematis secara

tertib, rapi dan teratur. Sebelum kegiatan dilaksanakan segala sesuatu sudah

dipersiapkan dan perhitungkan sematang mungkin.

5. Manajemen Demokraktis adalah suatu management yang dalam

pelaksanaannya senantiasa menitik beratkan pada hikmah kebijaksanaan

dalam permusyawaratan; dimana para pelaksana/karyawan ikut memberikan

saran dan pendapat serta buah pikirannya dalam mengambil sesuatu

keputusan. Keputusan diambil atas dasar hasil musyawarah. Dalam

management ini kelihatan adanya perpaduan peranan atasan/pimpinan dengan

peranan orang-orang yang dipimpin (bawahan/karyawan/ pegawai).

6. Manajemen terbuka. (Open management) adalah bahwa dalam management

ini para karyawan/bawahan selalu diberi kesempatan untuk mengetahui dan

mengajukan sasaran, pendapat, idee dan usul-usul dalam kegiatan

pengambilan keputusan yang akan dilaksanakan; namun demikian keputusan

terakhir senantiasa tetap ditangan pimpinan. Dalam management ini akan nyata

adanya pengawasan bersama, partisipasi bersama dan adanya rasa tanggung

jawab bersama pula.

7. Manajemen tertutup. Dalam management jenis ini tidak kelihatan adanya

pengawasan bersama, partisipasi bersama. Segala rahasia hanya dipegang

oleh beberapa orang saja yang diberi wewenang untuk itu. Management ini

29

Page 30: Asas2 manajemen

biasa dipergunakan oleh badan-badan securyti, ABRI dan aparat-aparat

keamanan.

8. Manajemen diktator/otokrasi. Manajemen ini dinamai juga manajemen paksa.

Dalam hal ini pemimpin atasan menentukan sendiri segala keputusan-

keputusan, dia bertindak sendiri, dia mendominasi kelompok yang dipimpinnya.

Dalam manajemen ini kelihatan bahwa pemimpin/atasan main paksa dan

perintah saja, tidak menghargai bawahannya.

9. Manajemen liberal, dalam manajemen ini pemimpin/atasan menyerahkan

segala sesuatu kepada orang-orang yang dipimpinnya untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan. Dalam hal ini pemimpin /atasan didominir oleh bawahan

pegawainnya; disini pemimpin hanya sebagai tukang cap saja, dia laksana

lambang belaka.

C. MASALAH-MASALAH DALAM PENERAPAN MANAJEMEN

Penerapan manajemen yang efektif harus menghadapi masalah khusus

sehari-hari. Problema-problema spesifik ini menghendaki perhatian yang sungguh-

sungguh dari segenap manajer.

Masalah-masalah itu adalah sebagai berikut :

1. Data pembukuan :

Data-data sebagai alat untuk memberikan keterangan-keterangan yang simpel,

cepat, singkat dan efisien, dengan demikian lebih cepat diketahui masalah-

masalah yang sedang dihadapi oleh sesuatu kegiatan kerja bersama usaha

bersama untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.

2. Biaya-biaya :

Bagaimana keadaan biaya-biaya yang dikeluarkan? Apakah biaya-biaya

tersebut dapat ditetapkan lebih rendah atau tidak.

Pembuatan rencana anggaran belanja, agar penggunaan keuangan lebih kena

pada sasarannya.

3. Pembuatan keputusan

Setiap keputusan yang akan diambil haruslah dipikirkan lebih mendalam sebab

dan akibatnya, baik untuk keperluan intern, begitu pula yang berhubungan

dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan pihak luar.

Perlu sekali dilatih tentang teknik-teknik dan keahlian dalam menentukan serta

memilih alternatif-alternatif diantara beraneka macam alternatif yang dihadapi.

4. Permodalan :

Darimana sumber-sumber modal dapat digali. Pinjaman jangka panjang atau

pinjaman jangkagunakan modal yang ada. Perlukah dipikirkan penambahan

modal? Bagaimana? Darimana?.

30

Page 31: Asas2 manajemen

Juga pembuatan perencanaan kebutuhan-kebutuhan modal dimasa yang akan

datang sehubungan dengan perkembangan kegiatan serta kemajuan tekhnologi

dan sosial.

5. Melatih pegawai :

Bagaimana caranya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap

pegawai? Masalah-masalah peremajaan pegawai, promosi, kesejahteraan,

memenuhi kebutuhan pegawai dan sebagaimana yang ada sangkut paut

dengan hal-hal kepegawaian perlu dipikirkan agar produktifitas kerja meningkat

dari waktu ke waktu.

6. Catatan-catatan inventaris dan kekayaan :

Perbaikan-perbaikan inventaris serta fasilitas-fasilitas kerja perlu mendapat

perhatian yang sungguh-sungguh.

Modernisasi sarana serta seluruh perlengkapan sejalan dengan penemuan-

penemuan baru dibidang teknologi abad akhir ini hendaknya dipikirkan juga.

7. Pasar-pasar :

Mengadakan informasi pasar. Memperluas areal pemasaran. Mengadakan

usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan yang diinginkan oleh konsumen. Mencari

kesempatan – kesempatan penjualan secara besar-besaran. Mengadakan

pameran dan segala kegiatan yang memungkinkan penguasaan pasar lebih

efektif.

8. Penambahan anggota :

Mengadakan pendekatan untuk mendapatkan anggota-anggota baru yang lebih

bermutu dan kompotents. Menentukan syarat-syarat keanggotaan manajemen.

Mengadakan kampanye pemilihan manajer baru/pimpinan baru. Mengadakan

seleksi-seleksi yang dibutuhkan dalam rangka peningkatan kualitas anggota,

baik dibidang pengetahuan, keterampilan, kecerdasan, sikap serta moral dan

loyalitas yang dibarengi dedikasi yang diharapkan.

9. Semangat kerja :

Memikirkan cara-cara yang sesuai untuk meningkatkan semangat kerja setiap

anggota kelompok. Perbaikan-perbaikan apa yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan semangatnya yang tinggi. Menentukan apa yang dipikirkan oleh

para pegawai mengenai kegiatan-kegiatan bersama itu.

10. Cara pembuatan daftar pembayaran :

Tata cara kerja yang harus disederhanakan. Pengurangan biaya-biaya yang

tidak perlu. Efisiensi dan efektifitas mengenai pelaksanaan pekerjaan sehari-

hari perlu dipikirkan dari sekarang juga.

11. Lokasi perusahaan atau pabrik :

Sebelum ditentukan tempat dilakukan sesuatu kegiatan hendaklah diadakan

penyelidikan dahulu, apakah lokasi tersebut sesuai dengan kegiatan yang

31

Page 32: Asas2 manajemen

akan dilakukan? Sistem kerja juga jangan diabaikan; sentralisasi atau

desentralisasi atau sistem otonom yang akan dipakai. Membangun tempat

sendirikah atau menyewa saja? Dan jangan lupa memperhitungkan segala

biaya-biaya pemeliharaan yang diperlukan.

12. Perencanaan produksi :

Perencanaan bentuk dan model-model mutakhir diperlukan sekali.

Pemeliharaan daripada persediaan bahan-bahan baku, barang-barang jadi

juga perlu diadakan persediaan seperlunya demi bonafiditas perusahaan.

Penambahan mesin-mesin baru serta pemeliharaan mesin-mesin lama serta

pendayagunaan sarana-sarana dan fasilitas yang ada perlu juga disesuaikan

dengan arah daripada perkembangan ekonomi masa kini.

13. Penentuan harga :

Menentukan harga produksi sendiri haruslah disesuaikan dengan mutu serta

harga pokok dan kualitas.

Bagaimana menetapkan harga yang tepat dan sesuai.

14. Pengawasan kualitas :

Menjamin mutu yang sudah standard dan berusaha menstandarkan hasil

produksi lainnya yang mutunya masih belum mendapat pujian daripada pihak

pembeli. Pengujian-pengujian laboratorium perlu ditingkatkan agar mutu tetap

terjamin dan terpelihara selalu.

15. Pencarian calon pegawai dan seleksi :

Mengusahakan pegawai dari sumber-sumber yang bermutu, dari lembaga –

lembaga pendidikan menengah atau tinggi misalnya. Dicari calon-calon

tenaga kerja yang baik, berpendidikan cukup, ahli, trampil dan mempunyai

mental serta moral yang terpuji, sehat dan perpengalaman baik.

16. Efektivitas penjualan :

Mengusahakan segala sarana dan kegiatan untuk peningkatan promosi.

Mempekerjakan tenaga-tenaga penjual yang berpengalaman serta

mempunyai relasi yang luas. Membuat laporan-laporan hasil penjualan.

Pendeknya mengadakan segala kegiatan yang efektif dalam rangka

peningkatan penjualan.

17. Statistik :

Data-data kegiatan usaha hendaklah disusun dalam bentuk statistik untuk

mudah diketahui perkembangan daripada kegiatan usaha tersebut.

Perlu diusahakan kelengkapan-kelengkapan, keterangan-keterangan dengan

mengadakan pengumpulan dan penganalisaan yang lebih baik. Kelengkapan

data penting bagi sesuatu usaha.

32

Page 33: Asas2 manajemen

18. Administrasi upah :

Peningkatan penerimaan penghasilan pegawai perlu dipikirkan. Jadi sistem

harus disesuaikan dengan pendidikan, pengalaman, jabatan dan prestasi

seseorang pegawai.

Perbaikan daripada rencana yang sudah ada. Perlu juga dipikirkan sistem dan

prosedur di waktu yang akan datang.

19. Laporan – laporan :

Saat laporan itu disampaikan susunan dan sistem serta teknis penulisan, cara

penyampaian dan penggunaan sebagai bahan informasi berikut sistem

filingnya.

20. Usaha-usaha untuk menghindari pemborosan :

Diadakan sistem dan prosedur-prosedur untuk dapat menghindari atau

mengurangi pemborosan. Pegawai-pegawai disadarkan akibat daripada

adanya pemborosan. Efektivitas pengawasan untuk mengurangi pemborosan.

Sekali-sekali diadakan kampanye - kampanye yang berhemat.

D. BEBERAPA KESALAHAN DALAM PENERAPAN MANAJEMEN

Tidak sedikit kesalahan yang diperbuat sehingga menyebabkan gagalnya

kegiatan usaha ataupun perusahaan. Kesalahan-kesalahan penerapan

manajemen sehingga menyebabkan kegagalan itu antara lain adalah

sebagaimana yang tercantum dibawah ini :

1. Terlalu cepat tergoda dengan keuntungan-keuntungan sebagaimana yang

diperoleh orang lain. Oleh karena itu menceburkan diri dalam suatu usaha

yang besar serta banyak dan kompleks dengan tidak mengadakan percobaan

secara sederhana dan kecil-kecilan terlebih dahulu.

2. Sering meremehkan kegiatan dari pihak saingan, terutama apabila saingan itu

adalah orang/pengusaha asing.

3. Memulai usaha dengan modal yang terlalu kecil, kadang-kadang tidak

bermodal pula. Terkadang sering mengambil pinjaman dengan suku bunga

yang sangat tinggi, sehingga sukar untuk membayar bunga dan

mengembalikan pinjaman.

4. Memulai usaha dengan modal dan kegiatan yang terlalu besar tidak dimulai

dengan usaha – usaha sederhana serta berhati-hati, sehingga didapat

pengalaman-pengalaman yang berarti untuk dapat berusaha secara mantap

dan teratur.

5. Menentukan harga sesuatu hasil produksi terlalu tinggi ataupun terlalu rendah.

6. Hidup terlalu mewah pada usaha baru saja dimulai dan belum memberi

keuntungan. Hidup terlalu bersifat konsumtif bukan bermental produktif.

33

Page 34: Asas2 manajemen

7. Terlalu meremehkan waktu. Berusaha secara santai. Lebih banyak bermain-

main dari pada bekerja giat dan bersungguh-sungguh.

8. Bekerja tanpa rencana dan anggaran. Meminjam uang terlalu mudah secara

koneksi dan korupsi, sehingga penggunaannya tidak terkendalikan.

9. Berusaha untuk melaksanakan usaha sebanyak - banyaknya dengan modal

dan pengalaman yang sangat kurang.

10. Membeli terlalu banyak secara kredit, sehingga timbul kesulitan dalam

menjual serta mengembalikan pinjaman.

11. Terlalu mudah dan leluasa memberikan pinjaman ataupun kredit kepada para

langganan dengan tanpa memperhitungkan bagaimana cara menagihnya.

12. Mengadakan perluasan (ekspansi) terlalu cepat tanpa perhitungan yang

rasional.

13. Tidak efektif dalam mengadakan catatan-catatan yang tepat dan lengkap

tanpa disadari mendapat kesulitan yang tak dapat diselesaikan.

14. Tidak pernah berusaha membentuk cadangan-cadangan, baik cadangan

modal, barang dan sebagainya yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya

serta bonafiditas usaha.

15. Kebiasaan-kebiasaan hidup boros terbawa-bawa ke dalam kegiatan usaha.

Pepatah “ Hemat pangkal kaya” tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya.

16. Kadang-kadang bekerja dalam perusahaan sendiri itu secara sembrono dan

sembarangan saja demikian juga dalam menggunakan keuangannya tanpa

perhitungan yang layak.

17. Terlampau banyak mempergunakan anggota-anggota keluarga, famili serta

saudara sebagai pegawai, sehingga sukar untuk mengadakan pengawasan

dan mendapat kesulitan dalam menentukan jumlah gaji atau upah. Kadang-

kadang saudara atau famili yang dipekerjakan pada perusahaan tanpa

memperhitungkan kecakapan dan keahlian yang dipunyainya.

18. Sering menunggak pajak, sehingga mengakibatkan perusahaan itu ditutup

atau disita untuk milik negara.

34