asas penylenggaraan pemerintahan daerah

18
ASAS PENYLENGGARAAN ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH DESENTRALISASI, DESENTRALISASI, DEKONSENTRASI DAN TUGAS DEKONSENTRASI DAN TUGAS PERBANTUAN PERBANTUAN

Upload: gali

Post on 13-Jan-2016

80 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH. DESENTRALISASI, DEKONSENTRASI DAN TUGAS PERBANTUAN. SEJARAH DESENTRALISASI. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

ASAS ASAS PENYLENGGARAAN PENYLENGGARAAN

PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN DAERAHDAERAH

DESENTRALISASI, DESENTRALISASI, DEKONSENTRASI DAN TUGAS DEKONSENTRASI DAN TUGAS

PERBANTUANPERBANTUAN

Page 2: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

SEJARAH DESENTRALISASISEJARAH DESENTRALISASI

DDesentralisasi, terutama desentralisasi esentralisasi, terutama desentralisasi politikpolitik telah telah menjadi tren globalmenjadi tren global.. Menurut Catatan Manor (1998) Menurut Catatan Manor (1998) negara-negara-negara demokrasi, besar atau kecil, negara demokrasi, besar atau kecil, kaya atau miskin, telah melakukan kaya atau miskin, telah melakukan devolusi politik, desentralisasi fiskal, devolusi politik, desentralisasi fiskal, dan dan desentralisasi desentralisasi administratif ke administratif ke daerah-daerahdaerah-daerah

di Indonesia konsep desentralisasidi Indonesia konsep desentralisasi sebenarnya bukanlah hal baru. sebenarnya bukanlah hal baru. Ekspedisi Harian Kompas 2009 Ekspedisi Harian Kompas 2009 menemukan bahwa desentralisasi, yang menemukan bahwa desentralisasi, yang dalam hal ini dalam hal ini swatantraswatantra – telah – telah dipraktikkan di beberapa tempat di dipraktikkan di beberapa tempat di Indonesia jauh sebelum negeri ini Indonesia jauh sebelum negeri ini merdeka. Artinya, negeri ini memiliki merdeka. Artinya, negeri ini memiliki pengalaman historis dalam pengalaman historis dalam berdesentralisasi. berdesentralisasi.

Page 3: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Rezim orba denganRezim orba dengan Undang-undang Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tidak Nomor 5 Tahun 1974 tidak “memperkenankan” adanya “memperkenankan” adanya pemerintahan daerah, tetapi pemerintahan daerah, tetapi pemerintahan “di” daerah. pemerintahan “di” daerah.

Kata “di” dapat ditafsirkan Kata “di” dapat ditafsirkan sebgai sebgai praktek praktek hegemonik-eksploitatif pusat hegemonik-eksploitatif pusat terhadap daerah. Untuk memperhalus terhadap daerah. Untuk memperhalus hegemoni itu, pemerintah pusat hegemoni itu, pemerintah pusat mengkampanyekan mengkampanyekan citra: Pusat adalah citra: Pusat adalah pusatnya Daerah; Daerah adalah pusatnya Daerah; Daerah adalah daerahnya Pusat. daerahnya Pusat.

Page 4: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

““Politik desentralisasi dan otoda“ rezim Politik desentralisasi dan otoda“ rezim orbaorba telah membuat pemerintah daerah telah membuat pemerintah daerah sangat tergantung kepada pemerintah sangat tergantung kepada pemerintah pusat; sebuah kondisi yang paradoks pusat; sebuah kondisi yang paradoks dengan makna konsep otonomi daerah.dengan makna konsep otonomi daerah.

Selain ketergantungan, banyak daerah, Selain ketergantungan, banyak daerah, khususnya “pemilik” sumberdaya alam, khususnya “pemilik” sumberdaya alam, seperti hutan dan tambang, tidak puas seperti hutan dan tambang, tidak puas terhadap pusat,terhadap pusat, akibat ketimpangan akibat ketimpangan pembagian keuangan antara pusat dan pembagian keuangan antara pusat dan daerahdaerah..

Gerakan reformasi membantu bangsa Gerakan reformasi membantu bangsa ini untuk memahami konsep ini untuk memahami konsep desentralisasi dengan lebih sehatdesentralisasi dengan lebih sehat dan dan adil, meski terus berusaha adil, meski terus berusaha menyempurnakan konsep yang ideal menyempurnakan konsep yang ideal dalam pola hubungan antara pusat dan dalam pola hubungan antara pusat dan daerahdaerah

Page 5: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Pada masa penerapan Pada masa penerapan UU No. 5/1974UU No. 5/1974 (UU pokok-pokok pemerintahan)(UU pokok-pokok pemerintahan) dinamika hubungan pusat-daerah dinamika hubungan pusat-daerah didominasi oleh dinamika sentrdidominasi oleh dinamika sentriipetalpetal (kekuasaan terpusat)(kekuasaan terpusat)

Eforia reformasi melahirkanEforia reformasi melahirkan UU No. UU No. 22/199922/1999. UU ini. UU ini bergerak ke pendulum bergerak ke pendulum yang sangat ekstrim. Tata-kelola yang sangat ekstrim. Tata-kelola pemerintahan daerah di negeri ini pemerintahan daerah di negeri ini mengalami lompatan kuantum dari mengalami lompatan kuantum dari yang serba-sentralistik menuju ke yang yang serba-sentralistik menuju ke yang serba-desentralistikserba-desentralistik (sentrifugal) (sentrifugal)

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 mencoba merevisi mencoba merevisi (membagi secara (membagi secara proporsional) dlm pola hub. Pusat dan proporsional) dlm pola hub. Pusat dan daerah.daerah.

Page 6: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PENGERTIAN DESENTRALISASIPENGERTIAN DESENTRALISASI

Desentralisasi menurut UU No. 32 Desentralisasi menurut UU No. 32 tahun 2004 adalah penyerahan tahun 2004 adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Bird dan Vallaicort (2000) ada Menurut Bird dan Vallaicort (2000) ada 3 variasai desentralisasi dalam 3 variasai desentralisasi dalam kaitannya dengan derajat kemandirian kaitannya dengan derajat kemandirian pengambilan keputusan keputusan pengambilan keputusan keputusan yang di lakukan daerahyang di lakukan daerah

Pertama, desentralisasi berarti Pertama, desentralisasi berarti pelepasan tanggungjawab yang berada pelepasan tanggungjawab yang berada dalam lingkungan pemerintah pusat ke dalam lingkungan pemerintah pusat ke instansi vertikal di daerahinstansi vertikal di daerah

Page 7: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Kedua, delegasi berhubungan dengan Kedua, delegasi berhubungan dengan suatu situasi, yaitu daerah bertindak suatu situasi, yaitu daerah bertindak sebagai wakil pemerintah untuk sebagai wakil pemerintah untuk mlaksanakan fungsi2 tertentu atas mlaksanakan fungsi2 tertentu atas nama pemerintah.nama pemerintah.

Ketiga, Devolusi (pelimpahan) Ketiga, Devolusi (pelimpahan) berhubungan dg suatu situasi yang berhubungan dg suatu situasi yang bukan saja implementasi tetapi juga bukan saja implementasi tetapi juga kewenangan untuk memutuskan apa kewenangan untuk memutuskan apa yang perlu dikerjakan di daerah. yang perlu dikerjakan di daerah.

Page 8: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

14 alasan perlunya desentralisasi 14 alasan perlunya desentralisasi pemerintahan dalam sebuah Negara pemerintahan dalam sebuah Negara

(Rondineli dan Cheema)(Rondineli dan Cheema)

1.1. Alat utk mengatasi hambatan bawaan Alat utk mengatasi hambatan bawaan akibat perencanaan nasional yg akibat perencanaan nasional yg terpusat.terpusat.

2.2. Memotong rantai panjang prosedur Memotong rantai panjang prosedur birokrasi.birokrasi.

3.3. Meningkatkan kepekaan para pejabat Meningkatkan kepekaan para pejabat ttg masalah dan kebutuhan ttg masalah dan kebutuhan masyarakat daerah.masyarakat daerah.

4.4. Memberi peluang lebih baik pada Memberi peluang lebih baik pada Pemerintah Pusat utk melakukan Pemerintah Pusat utk melakukan campur tangan politik dan administrasi.campur tangan politik dan administrasi.

5.5. Memberi peluang lebih besar kpd Memberi peluang lebih besar kpd perwakilan kelompok politik, agama, perwakilan kelompok politik, agama, etnik, dll dalam membuat keputusan etnik, dll dalam membuat keputusan utk pembangunan.utk pembangunan.

Page 9: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

6.6. Meningkatkan kemampuan Pemda dan Meningkatkan kemampuan Pemda dan Lembaga Swasta Daerah.Lembaga Swasta Daerah.

7.7. Efisiensi pemerintahan, krn tugas rutin Efisiensi pemerintahan, krn tugas rutin dilaksanakan oleh aparat di lapangan.dilaksanakan oleh aparat di lapangan.

8.8. Koordinasi lintas departemen menjadi Koordinasi lintas departemen menjadi efektif.efektif.

9.9. Partisipasi masyarakat dapat Partisipasi masyarakat dapat dilembagakan secara efektif.dilembagakan secara efektif.

10.10. Melibatkan elit lokal.Melibatkan elit lokal.

11.11. Administrasi menjadi lebih luwes, Administrasi menjadi lebih luwes, inovatif, dan kreatif.inovatif, dan kreatif.

12.12. Penempatan pelayanan dan fasilitas ke Penempatan pelayanan dan fasilitas ke dalam komunitas lebih efektif.dalam komunitas lebih efektif.

13.13. Meningkatkan stabilitas politik dan Meningkatkan stabilitas politik dan persatuan nasional.persatuan nasional.

14.14. Efisiensi manajemen barang dan jasa Efisiensi manajemen barang dan jasa publik. publik.

Page 10: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Desentralisasi dan Desentralisasi dan Otonomi DaerahOtonomi Daerah

Isu otonomi daerah tidak bisa Isu otonomi daerah tidak bisa di pisahkan dari konsep di pisahkan dari konsep desentralisasidesentralisasi

Otonomi daerah lahir dari Otonomi daerah lahir dari kebijakan, implementasi dan kebijakan, implementasi dan komitmen komitmen mendesentralisasikan mendesentralisasikan kebijakan pusat kepada kebijakan pusat kepada daerahdaerah

Page 11: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

IPLEMENTASI DESENTRALISASI IPLEMENTASI DESENTRALISASI DALAM PENYELENGGARAAN OTODA DALAM PENYELENGGARAAN OTODA

DI INDONESIADI INDONESIA

Implementasi Asas Desentralisasi dalam Implementasi Asas Desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan penyelenggaraan pemerintahan dan pola hubungan antara pusat dan daerah pola hubungan antara pusat dan daerah sejatinya sudah berlangsung sejak lamasejatinya sudah berlangsung sejak lama

Penyelenggaraan otonomi daerah Penyelenggaraan otonomi daerah sebagai bukti penerapan asas sebagai bukti penerapan asas desentralisasi di Indonesia sudah ada desentralisasi di Indonesia sudah ada sejak tahun 1957.sejak tahun 1957.

Beberapa sistem yang sudah diterpkan Beberapa sistem yang sudah diterpkan dapat diiraikan sebagai berikut :dapat diiraikan sebagai berikut :

Page 12: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

I. Model Tiga tingkat dg otonomi luas I. Model Tiga tingkat dg otonomi luas pada unit dasar.pada unit dasar.

– UU No 22 Th 1948, UU No 1 Th 1957, UU No 22 Th 1948, UU No 1 Th 1957, dan UU No 18 Th 1965.dan UU No 18 Th 1965.

– Pemda terdiri 3 tingkat : Pemda Tk I, Pemda terdiri 3 tingkat : Pemda Tk I, Pemda Tk II, dan Pemda Tk III.Pemda Tk II, dan Pemda Tk III.

Page 13: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

II. II. Model Dua Tingkat dg otonomi Model Dua Tingkat dg otonomi sangat terbatas.sangat terbatas.

– UU No 5 Th 1974.UU No 5 Th 1974.– Dati I (otonom) sekaligus Dati I (otonom) sekaligus

wilayah Provinsi (wilayah wilayah Provinsi (wilayah administrasi) dan Dati II administrasi) dan Dati II sekaligus wilayah kaupaten/kota sekaligus wilayah kaupaten/kota (wilayah administrasi)(wilayah administrasi)

– Asas dekonsentrasi dan Asas dekonsentrasi dan desentralisasi pada semua desentralisasi pada semua tingkattingkat

Page 14: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

III. Model Semi Dua Tingkat dg Otonomi III. Model Semi Dua Tingkat dg Otonomi luas pada unit dasarluas pada unit dasar

– UU No 22 Th 1999 jo UU 32 Th UU No 22 Th 1999 jo UU 32 Th 2004.2004.

– Pemda terbagi atas Provinsi dan Pemda terbagi atas Provinsi dan Kabupaten/Kota.Kabupaten/Kota.

– Provinsi menganut asas Provinsi menganut asas Dekonsentrasi dan Dekonsentrasi dan Desentralisasi terbatas.Desentralisasi terbatas.

– Kabupaten/Kota menganut asas Kabupaten/Kota menganut asas desentralisasi.desentralisasi.

– Provinsi merupakan wilayah Provinsi merupakan wilayah administrasi sekaligus daerah administrasi sekaligus daerah otonom (terbatas).otonom (terbatas).

– Kabupaten/Kota merupakan Kabupaten/Kota merupakan daerah otonom penuh (luas). daerah otonom penuh (luas).

Page 15: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

KESIMPULAN PELAKSANAAN KESIMPULAN PELAKSANAAN DESENTRALISASI INDONESIADESENTRALISASI INDONESIA

Dalam era reformasi kebijakan Dalam era reformasi kebijakan desentralisasi lebih berpihak pada desentralisasi lebih berpihak pada kemandirian daerah dalam kemandirian daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan, atau penyelenggaraan pemerintahan, atau penyelenggaraan pemerintahan penyelenggaraan pemerintahan cenderung bersifat desentralis. Hal ini cenderung bersifat desentralis. Hal ini ditandai dengan berlakunya UU Nomor ditandai dengan berlakunya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi menjadi Daerah yang kemudian direvisi menjadi UU Nomor 32 tahun 2004. UU Nomor 32 tahun 2004.

Kebijakan ini tentunya sejalan dengan Kebijakan ini tentunya sejalan dengan semangat reformasi, meskipun semangat reformasi, meskipun demikian dalam implementasinya demikian dalam implementasinya ternyata belum benar-benar dapat ternyata belum benar-benar dapat mewujudkan otonomi daerah. mewujudkan otonomi daerah.

Page 16: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Sebagian besar urusan pemerintahan Sebagian besar urusan pemerintahan telah diserahkan kepada daerah disertai telah diserahkan kepada daerah disertai dengan dukungan fiskalnya, tetapi dengan dukungan fiskalnya, tetapi pengelolaannya belum berdampak pengelolaannya belum berdampak signifikan terhadap peningkatan signifikan terhadap peningkatan kualitas pelayanan dan kesejahteraan kualitas pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. masyarakat.

Hal ini diantaranya terlihat dari: Hal ini diantaranya terlihat dari: fenomena tingginya fenomena tingginya political cost political cost yang yang harus dikeluarkan untuk membiayai harus dikeluarkan untuk membiayai proses demokrasi di daerah, sementara proses demokrasi di daerah, sementara di lain pihak terdapat fenomena masih di lain pihak terdapat fenomena masih rendahnya tingkat pendidikan pada rendahnya tingkat pendidikan pada sebagian besar lapisan masyarakat, sebagian besar lapisan masyarakat, tingginya angka kemiskinan di daerah-tingginya angka kemiskinan di daerah-daerah, masih rendahnya indeks daerah, masih rendahnya indeks pembangunan manusia, dan pembangunan manusia, dan terbatasnya penyediaan sarana dan terbatasnya penyediaan sarana dan prasarana pembangunan di berbagai prasarana pembangunan di berbagai daerah.daerah.

Page 17: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Sumber tulisan :Sumber tulisan :

1.1. UU No. 32 Tahun 2004 tentang UU No. 32 Tahun 2004 tentang PemdaPemda

2.2. UU No. 12 Tahun 2008 tentang UU No. 12 Tahun 2008 tentang perubahan ke-2 pemdaperubahan ke-2 pemda

3.3. Crook, R.C. dan J. Manor. 1998. Crook, R.C. dan J. Manor. 1998. Democracy and Decentralization in Democracy and Decentralization in South-East Asia and West Africa: South-East Asia and West Africa: Participation, Accountability, and Participation, Accountability, and Performance. Cambridge University Performance. Cambridge University Press, Cambridge.Press, Cambridge.

4.4. Sadu Wasistiono,2003. Kapita Sadu Wasistiono,2003. Kapita Selecta MANAJEMEN Selecta MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH, PEMERINTAHAN DAERAH, Fokusmedia BandungFokusmedia Bandung

Page 18: ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Tugas mandiriTugas mandiri

1. Baca :Peraturan Pemerintah RI Nomor 1. Baca :Peraturan Pemerintah RI Nomor 79 Tahun 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Pemerintahan Daerah Daerah

2. Cari dari berbagai sumber (UU,PP dan 2. Cari dari berbagai sumber (UU,PP dan literature) tentang konsep, prinsip, dan literature) tentang konsep, prinsip, dan contoh implementasi pelaksanaan asas contoh implementasi pelaksanaan asas dekonsentrasi dan tugas perbantuan dekonsentrasi dan tugas perbantuan dalam sistem penyelenggaraan dalam sistem penyelenggaraan pemerinthan di indonesiapemerinthan di indonesia– Nim genap membahas tema dekonsentrasiNim genap membahas tema dekonsentrasi– Nim ganjil mengerjakan tema tugas Nim ganjil mengerjakan tema tugas

perbantuanperbantuan– Tugas harus selesai pling lambat hari rabu Tugas harus selesai pling lambat hari rabu

jam 09.00jam 09.00– Hasil di jadikan satu folder oleh PKHasil di jadikan satu folder oleh PK