asas asas pengelolaan sumber daya alam

8
Sumber daya alam merupakan karunia dan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia sebagai kekayaan yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu sumber daya alam wajib dikelola secara bijaksana agar dapat dimanfaatkan secara berdaya guna, berhasil guna dan berkelanjutan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat, baik generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Ketersediaan sumber daya alam baik hayati maupun nonhayati sangat terbatas, oleh karena itu pemanfaatannya baik sebagai modal alam (stock resources) maupun komoditas (product) harus dilakukan secara bijaksana sesuai dengan karakteristiknya. Sumber daya alam adalah kesatuan tanah, air, dan ruang udara, termasuk kekayaan alam yang ada di atas dan di dalamnya yang merupakan hasil proses alamiah baik hayati maupun nonhayati, terbarukan dan tidak terbarukan, sebagai fungsi kehidupan yang meliputi fungsi ekonomi,sosial, dan lingkungan ; Adapun asas-asas yang mencakup secara jelas mengenai sumber daya alam dalam hal pengelolaan yaitu: 1. Asas tanggung jawab negara Asas tanggung jawab negara merupakan perwujudan dari prinsip negara sebagai organisasi kekuasaan (politik), berkewajiban melindungi warga negara atau penduduknya, teritorial dan semua kekayaan alam serta harta benda dari negara dan penduduknya. Asas ini relevan dengan pendapat pakar politik negara Adolf Markel yang mengatakan bahwa segala yang berbau kepentingan umum harus 1

Upload: muhammad-nur-udpa

Post on 19-Jun-2015

4.867 views

Category:

Documents


93 download

DESCRIPTION

asas-asas yang mencakup secara jelas mengenai sumber daya alam dalam hal pengelolaan yaitu 1. Asas tanggung jawab negara , 2. Asas manfaat, 3. Asas keadilan, 4. Asas keseimbangan, 5. Asas berkelanjutan

TRANSCRIPT

Page 1: Asas Asas Pengelolaan Sumber Daya Alam

Sumber daya alam merupakan karunia dan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang

dianugerahkan kepada bangsa Indonesia sebagai kekayaan yang tak ternilai harganya. Oleh

karena itu sumber daya alam wajib dikelola secara bijaksana agar dapat dimanfaatkan secara

berdaya guna, berhasil guna dan berkelanjutan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat, baik

generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Ketersediaan sumber daya alam baik

hayati maupun nonhayati sangat terbatas, oleh karena itu pemanfaatannya baik sebagai modal

alam (stock resources) maupun komoditas (product) harus dilakukan secara bijaksana sesuai

dengan karakteristiknya. Sumber daya alam adalah kesatuan tanah, air, dan ruang udara,

termasuk kekayaan alam yang ada di atas dan di dalamnya yang merupakan hasil proses alamiah

baik hayati maupun nonhayati, terbarukan dan tidak terbarukan, sebagai fungsi kehidupan yang

meliputi fungsi ekonomi,sosial, dan lingkungan ;

Adapun asas-asas yang mencakup secara jelas mengenai sumber daya alam dalam hal

pengelolaan yaitu:

1. Asas tanggung jawab negara

Asas tanggung jawab negara merupakan perwujudan dari prinsip negara sebagai organisasi

kekuasaan (politik), berkewajiban melindungi warga negara atau penduduknya, teritorial dan

semua kekayaan alam serta harta benda dari negara dan penduduknya. Asas ini relevan dengan

pendapat pakar politik negara Adolf Markel yang mengatakan bahwa segala yang berbau

kepentingan umum harus dilindungi dan dijamin secara hukum oleh negara. Dewasa ini hampir

tidak ada suatu kekuasaan yang tidak diikuti oleh tanggung jawab dan kewajiban. Sebab bila

tidak, hal demikian mengarah kepada Negara totaliter. Dengan demikian kekuasaan akan diikuti

kemudian, baik dengan kewajiban maupun tanggung jawab, karena keduanya memiliki

hubungan konsekuensi. Dalam sistem pengelolaan lingkungan, negara memiliki kekuasaan atas

semua sumber daya alam, dengan kata lain negara melalui pemerintah berwenang mengatur,

mengendalikan, dan mengembangkan segala hal yang berkenaan dengan pengelolaan

lingkungan. Berangkat dari amanat konstitusi tersebut, telah terbit berbagai undang-undang yang

mengatur tentang pengelolaan sumber daya alam, diantaranya yaitu Undang-Undang Nomor 5

tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997

tentang pengelolaan lingkungan hidup, Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang pemerintahan

1

Page 2: Asas Asas Pengelolaan Sumber Daya Alam

daerah, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, dan masih banyak lagi

aturan yang mengatur lebih terperinci mengenai pengelolaan sumber daya alam.

Sampai saat sekarang pengaturan tentang bagaimana pengelolaan sumber daya alam di Indonesia

sudah dilakukan sejak berdirinya Negara Republik Indonesia. Selain pasal 33 UUD 1945 yang

merupakan ketentuan pokok juga kita mempunyai seperangkat Undang-Undang yang mengatur

tentang hal tersebut Undang-Undang No. 5 tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok Agraria,

Undang-Undang No. 5 tahun 1967 tentang ketentuan pokok Kehutanan, kemudian dicabut dan

digantikan dengan Undang-undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan. Undang-Undang no.

11 Tahun 1967 tentang ketentuan pokok Pertambangan yang direncanakan akan diganti dalam

waktu yang segera, Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan, berikut seperangkat

ketentuan pelaksanaannya disamping peraturan Perundangundangan lingkungan yang telah kita

sebutkan diatas. Selain itu ditemukan pada seperangkat ketetapan MPR yang mengatur tentang

hal ini seperti TAP MPR No. IX/MPR/2001 tentang pembaharuan Agraria dan Pengelolaan

sumber daya alam.

Kekuasaan yang maha luas yang dimiliki oleh negara terhadap bumi, air, udara, dan segala

sesuatu yang terkandung di atasnya sesuai asas konstitusional, tentu pula mereflesikan adanya

tanggung jawab yang sangat besar pula, yang dimaksud dalam hal ini bukan berarti milik negara

melainkan untuk mengatur keadilan, keberlanjutan, dan fungsi sosial sumber daya alam untuk

sebesar-besarnya kesejahteraan rakyatt. Penguasaan negara juga dimaksudkan untuk

menghilangkan pemusatan penguasaan oleh seseorang atau sekelompok orang atas sumber daya

alam, yang dapat mengancam tercapainya kesejahteraan rakyatt dan hilangnya fungsi sumber

daya alam.

2. Asas manfaat

Asas manfaat, mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.

Asas manfaat ini diartikan sebagai sebuah upaya sadar dan terencana, yang memadukan

lingkungan hidup termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin

kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi kini serta generasi mendatang. Asas ini

bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang merata berdasarkan prinsip

2

Page 3: Asas Asas Pengelolaan Sumber Daya Alam

kebersamaan dan keseimbangan untuk mencegah terjadinya kesenjangan ekonomi, konflik

sosial, dan budaya.

Namun, dalam kemanfaatan dalam arti ekonomi dan politik berlum terlalu membawa

kemanfaatan bagi masyarakat khususnya masyarakat adat. Hal tersebut dibuktikan dengan

beberapa kebijakan ekonomi, khususnya dalam alokasi dan pengelolaan sumberdaya alam, yang

hanya memihak kepentingan modal ini nyata-nyata telah berdampak sangat luas terhadap

kerusakan alam dan kehancuran ekologis. Korban pertama dan yang utama dari kehancuran ini

adalah masyarakat adat yang hidup di dalam dan sekitar hutan, di atas berbagai jenis mineral

bahan tambang, mendiami pesisir dan mencari penghidupan di laut. Kebijakan sektoral yang

ekstraktif (kuras cepat sebanyak-banyaknya, jual murah secepatnya) tidak memberi kesempatan

bagi kearifan adat untuk mengelola sumberdaya alam secara berkelanjutan, sebagaimana yang

telah dipraktekkan selama ratusan atau bahkan ribuan tahun. Pengetahuan dan kearifan lokal

dalam mengelola alam sudah tidak mendapat tempat yang layak dalam usaha produksi, atau

bahkan dalam kurikulum pendidikan formal. Dunia farmakologi tidak mencoba mengangkat

kearifan masyarakat adat di bidang tumbuhan obat sebagai bagian utama bidang perhatiannya.

Ramuan tradisional, jamu dan sejenisnya dianggap sekunder atau malah diremehkan. Padahal

telah terbukti ketika sistem pengobatan modern gagal memenuhi kebutuhan pelayanan

kesehatan, jamu dan teknik-teknik pengobatan tradisional lainnya lalu menjadi alternatif yang

dapat diandalkan.

Selain mengambil alih secara langsung sumberdaya ekonomi primer berupa tanah dan

sumberdaya alam di dalamnya, pemerintah melalui berbagai kebijakan perdagangan hasil bumi

secara sistematis mengendalikan kegiatan ekonomi masyarakat adat. Pemberian monopoli

kepada asosiasi atau perusahaan tertentu dalam perdagangan komoditas yang diproduksi

masyarakat adat, seperti rotan dan sarang burung walet, telah menempatkan pemerintah sebagai

"pelayan" bagi para pemilik modal untuk merampas pendapatan yang sudah semestinya

diperoleh masyarakat adat.

Di bidang politik, bila dibandingkan dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya sebagai

unsur pembentuk Bangsa Indonesia, masyarakat adat menghadapi situasi yang lebih sulit lagi.

Kondisi ini bermuara pada politik penghancuran sistem pemerintahan adat yang dilakukan secara

sistematis dan terus menerus sepanjang pemerintahan rejim Orde Baru. Upaya penghancuran ini

3

Page 4: Asas Asas Pengelolaan Sumber Daya Alam

secara gamblang bisa dilihat dari pemaksaan konsep desa yang seragam di seluruh Indonesia

sebagaimana diatur dalam UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa. Sistem desa,

dengan segala perangkatnya seperti LKMD dan RK/RT, secara "konstitusional" menusuk

"jantung" masyarakat adat, yaitu berupa penghancuran atas sistem pemerintahan adat. Akibatnya

kemampuan (enerji dan modal sosial) masyarakat adat untuk mengurus dan mengatur dirinya

sendiri secara mandiri menjadi punah. Mekanisme pengambilan keputusan yang ada di antara

institusi-institusi adat digusur secara paksa sehingga yang tersisa ditangan para pemimpin adat

hanya peran dalam upacara seremonial semata-mata. Peran pinggiran ini, di hampir seluruh

pelosok nusantara, masih harus di atur, dan dikendalikan oleh Bupati dan Camat dengan

menerbitkan Surak Keputusan (SK). Kehancuran sistem-sistem adat ini menjadi lebih diperparah

lagi dengan kebijakan militerisasi kehidupan pedesaan lewat konsep pembinaan teritorial TNI

dengan masuknya Bintara Pembina Desa (BABINSA) sebagai salah satu unsur kepemimpinan

desa. Dengan kebijakan-kebijakan ini bisa dikategorikan bahwa negara telah melakukan

pelanggaran hak-hak sipil dan politik masyarakat adat selama lebih dari 20 tahun, termasuk hak

asal-usul dan hak-hak tradisional yang dilindungi oleh UUD 1945.

Dengan warisan rejim lama yang demikian maka dalam upaya melakukan revitalisasi nilai-nilai

lokal ini yang harus dilakukan adalah memulihkan kerusakan pranata-pranata sosial masyarakat

adat yang sedemikian parah, sebagai akibat dari sistem desa Orde Baru (UU No. 5 Tahun 1979).

Upaya-upaya pemulihan (recovery) terhadap pranata (kelembagaan) adat/lokal merupakan

tantangan terbesar yang harus menjadi prioritas utama bagi semua pihak yang berpihak pada

kearifan tradisional, baik di kalangan pemerintah maupun dalam elemen-elemen gerakan

masyarakat sosial, khususnya gerakan masyarakat adat di Indonesia.

3. Asas keadilan

Prinsip keadilan meliputi aspek-aspek kesejahteraan rakyat, pemerataan, pengakuan kepemilikan

masyarakat adat, pluralisme hukum, dan perusak membayar. Asas keadilan ini bertujuan untuk

perwujudan penyelenggaraan pengelolaan sumber daya alam yang menjamin keadilan antar dan

intra generasi. Asas ini bertujuan untuk mewujudkan perlindungan hukum bagi masyarakat adat

dan masyarakat lainnya dalam pengelolaan sumber daya alam.

4

Page 5: Asas Asas Pengelolaan Sumber Daya Alam

4. Asas keseimbangan

Pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan

seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan

kesejahteraan manusia. Pengertian pelestarian mengandung makna tercapainya kemampuan

lingkungan yang serasi dan seimbang dan peningkatan kemampuan tersebut. Hanya dalam

lingkungan yang serasi dan seimbang dapat dicapai kehidupan yang optimal.

5. Asas berkelanjutan

Asas berkelanjutan mengandung makna setiap orang memikul kewajibannya dan tanggung jawab

terhadap generasi mendatang, dan terhadap sesamanya dalam satu generasi, untuk terlaksananya

kewajiban dan tanggung jawab tersebut, maka kemampuan lingkungan hidup, harus dilestarikan.

Terlestarikannya kemampuan lingkungan hidup menjadi tumpuannya dalam meningkatkan

pembangunan.Asas berkelanjutan (sustainable principle) diadopsi dari prinsip ekologi

pembangunan berkelanjutan (environmental sustainable development) yang dihasilkan oleh KTT

Rio. Prinsip keberlanjutan meliputi aspek-aspek kelestarian, kehatihatian, perlindungan optimal

keanekaragaman hayati, keseimbangan, dan keterpaduan. Asas ini betujuan untuk mewujudkan

kelestarian fungsi sumber daya alam yang berkelanjutan.

Konsideran UU No. 23 Tahun 1997 antara lain menjelaskan tentang mengapa kita harus

melaksanakan ‘Pembangunan Berkelanjutan Yang Berwawasan Lingkungan Hidup” seperti pada

pertimbangan huruf b, bahwa dalam rangka mendaya-gunakan sumberdaya alam untuk

memajukan kesejahteraan umum seperti diamanatkan dalam UUD 1945 dan untuk mencapai

kebahagiaan hidup berdasarkan Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh

dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan.

5